Pengaruh pemberian angkak terhadap kenaikan jumlah trombosit tikus jantan - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK TERHADAP KENAIKAN JUMLAH

TROMBOSIT TIKUS JANTAN

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh:

  Christianus Heru Setiawan NIM : 078114088

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK TERHADAP KENAIKAN JUMLAH

TROMBOSIT TIKUS JANTAN

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh:

  Christianus Heru Setiawan NIM : 078114088

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011 ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Persetujuan Pembimbing

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK TERHADAP KENAIKAN JUMLAH

TROMBOSIT TIKUS JANTAN

  Skripsi yang diajukan oleh: Christianus Heru Setiawan

  NIM : 078114088 telah disetujui oleh: Pembimbing

  Tanggal :

  21 Juli 2011 iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Pengesahan Skripsi Berjudul

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK TERHADAP KENAIKAN JUMLAH

TROMBOSIT TIKUS JANTAN

  Oleh : Christianus Heru Setiawan

  NIM : 078114088 Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

  Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal: 21 Juli 2011

  Mengetahui Fakultas Farmasi

  Universitas Sanata Dharma Dekan Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.

  Panitia Penguji : Tanda Tangan 1. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt.

  ……………… 2. dr. Fenty M.Kes., Sp.PK

  ……………… 3. Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. ……………… iv

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN Apa yang kita lakukan sekarang adalah cerminan hari esok Percayalah Tuhan memberikan yang terbaik buat kita Kupersembahkan skripsi ini hanya untuk-Mu.. Tuhanku Yesus Kristus v

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Christianus Heru Setiawan Nomor Mahasiswa : 078114088

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK TERHADAP KENAIKAN JUMLAH

TROMBOSIT TIKUS JANTAN

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 21 Juli 2011 Yang menyatakan, Christianus Heru Setiawan vi

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.

  Yogyakarta, 21 Juli 2011 Penulis Christianus Heru Setiawan vii

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

  Puji Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

  

“Pengaruh Pemberian Angkak terhadap Kenaikan Jumlah Trombosit Tikus

Jantan” dengan baik.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi.

  Sepanjang proses perkuliahan, penelitian hingga penyusunan skripsi, Penulis telah menerima banyak dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang sangat baik dan luar biasa dalam hidup Penulis.

  2. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah memberikan waktu, bimbingan, pengarahan, masukan kepada Penulis dalam penyusunan skripsi. 3. dr. Fenty M.Kes., Sp.PK, selaku Dosen Penguji skripsi yang telah memberikan masukan dan perhatian kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

  4. Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji skripsi yang telah memberikan masukan dan saran yang berguna kepada penulis.

  5. Papa, Mama, Mba Lina dan Dek Bili yang selalu berdoa, memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi, inspirasi serta semangat kepada Penulis.

  6. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mengajar dan membimbing Penulis selama perkuliahan.

  8. Teman-teman FKK B 2007 atas kebersamaan yang tidak terlupakan.

  9. Teman-teman 2007 atas kebersamaannya yang menyenangkan.

  10. Teman-teman kontrakan yang selalu ceria.

  11. Rido Prayogie yang mengajarkan statistik.

  12. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, Mas Sigit, serta laboran-laboran yang lain yang telah membantu Penulis selama penelitian.

  13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini.

  Penulis menyadari bahwa laporan akhir skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak. Penulis berharap semoga laporan akhir skripsi ini dapat berguna bagi seluruh pihak, terutama dalam bidang farmasi.

  Yogyakarta, 21 Juli 2011 Penulis

  ix

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi PRAKATA ................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

  INTISARI .................................................................................................... xiv

  

ABSTRACT ................................................................................................... xv

BAB I. PENGANTAR .............................................................................

  1 A. Latar Belakang .......................................................................

  1 1. Perumusan masalah .........................................................

  6 2. Keaslian penelitian ..........................................................

  7 3. Manfaat penelitian ...........................................................

  7 B. Tujuan Penelitian ...................................................................

  8 A. Darah .....................................................................................

  9 B. Angkak ..................................................................................

  14

  x

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Kloramfenikol ........................................................................

  18 D. Landasan Teori ......................................................................

  20 E. Hipotesis ................................................................................

  21 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................

  22 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................

  22 B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .......................

  22 1. Variabel utama .................................................................

  22 2. Variabel pengacau terkendali ..........................................

  22 3. Variabel pengacau tak terkendali ....................................

  23 4. Definisi operasional .........................................................

  23 C. Bahan Penelitian ....................................................................

  24 D. Alat atau Instrumen Penelitian ..............................................

  25 E. Tata Cara Penelitian ..............................................................

  25 1. Determinasi angkak .........................................................

  25 2. Pembuatan rebusan angkak .............................................

  26 3. Penetapan dosis angkak ...................................................

  26 4. Pembuatan suspending agent CMC-Na 1% ....................

  26 5. Perhitungan keseragaman bobot kapsul kloramfenikol ...

  27 6. Pembuatan suspensi kloramfenikol konsentrasi 6 % .......

  27 7. Uji pendahuluan ...............................................................

  27 9. Pengambilan darah ...........................................................

  29 10. Penetapan jumlah trombosit ............................................

  29

  xi

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI F. Analisis Hasil .........................................................................

  29 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................

  30 A. Hasil Determinasi Angkak ....................................................

  30 B. Uji Pendahuluan ....................................................................

  34 1. Penentuan dosis induksi trombosit kloramfenikol ..........

  34 2. Penentuan dosis angkak ...................................................

  38 C. Pengaruh angkak terhadap jumlah trombosit tikus terinduksi kloramfenikol ........................................................................

  39 1. Kontrol negatif CMC Na 1% dan aquadest .....................

  40

  2. Kontrol positif kloramfenikol dosis 0,72 g/KgBB dan aquadest ...........................................................................

  40

  3. Pengaruh angkak dosis 2; 1; dan 0,5 g/KgBB pada tikus jantan terinduksi kloramfenikol .......................................

  41 D. Rangkuman Pembahasan .......................................................

  46 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................

  48 A. Kesimpulan ............................................................................

  48 B. Saran ......................................................................................

  48 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

  49 LAMPIRAN .................................................................................................

  52 BIOGRAFI PENULIS .................................................................................

  61

  xii

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Jumlah rata-rata trombosit pada orientasi perlakuan kontrol hari ke-0 dan hari ke-7 .......................................................................

  35 Tabel I. Jumlah rata-rata trombosit pada orientasi perlakuan kontrol hari ke-7 dan hari ke-12 .....................................................................

  35 Tabel III. Hasil uji t-berpasangan pada orientasi perlakuan kontrol negatif CMC Na 1% dan aquadest ..................................................

  37 Tabel IV. Hasil uji t-berpasangan pada orientasi perlakuan kontrol positif Kloramfenikol 0,72 g/KgBB dan aquadest .........................

  37 Tabel V. Jumlah trombosit dan hasil tes statistik tiap kelompok uji pada hari ke-0 dan hari ke-12 .........................................................

  39 Tabel VI. Jumlah trombosit, % kenaikan, dan hasil tes statistik tiap pemberian angkak hari ke-0 dan hari ke-12 .....................................

  41 Tabel VII. Hasil uji statistik jumlah trombosit sebelum perlakuan pada kontrol negatif dibandingkan kontrol positif, perlakuan I, perlakuan II, dan perlakuan III ......................................................

  43 Tabel VIII. Hasil uji statistik jumlah trombosit akhir perlakuan pada kontrol negatif dibandingkan kontrol positif, perlakuan I, perlakuan II, dan perlakuan III ...........................................................................

  44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  xiii

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Angka insiden DBD per 100.000 penduduk di Indonesia tahun 1968-2009 ............................................................................

  2 Gambar 2. Struktur kimia dari pigmen Monascus ...........................................

  16 Gambar 3. Struktur kloramfenikol ..................................................................

  18 Gambar 4. Beras (kiri) dan angkak (kanan) ....................................................

  31 Gambar 5. Beras (kiri) dan angkak (kanan) ....................................................

  31 Gambar 6. Gambaran mikroskopis serbuk beras (kiri) dan serbuk angkak (kanan) dengan perbesaran 10 × 10 ..................................

  32 Gambar 7. Gambar mikroskopis serbuk beras ................................................

  33 Gambar 8. Gambar mikroskopis serbuk beras (kiri) dan serbuk angkak (kanan) yang telah ditetesi iodine dengan perbesaran 10 × 10 .....

  33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

INTISARI

  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang air rebusan angkak untuk menaikkan jumlah trombosit sehingga dapat digunakan sebagai suplemen untuk pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).

  Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, dan berat + 150-250 gram. Tikus dibagi secara acak ke dalam lima kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol negatif) diberi CMC Na 1% 0,72 g/KgBB selama 7 hari dilanjutkan dengan pemberian aquadest 2,5 mL selama 5 hari. Kelompok II (kontrol positif) diberi kloramfenikol 0,72 g/KgBB selama 7 hari dilanjutkan dengan pemberian aquadest 2,5 mL selama 5 hari. Kelompok III- V (perlakuan) diberi kloramfenikol 0,72 g/KgBB selama 7 hari dilanjutkan dengan pemberian air rebusan angkak dosis 2 g/KgBB; 1g/KgBB; dan 0,5 g/KgBB secara oral selama 5 hari berturut-turut. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-0 dan hari ke-12, darah diambil dari sinus orbitalis mata untuk ditetapkan jumlah trombositnya. Data jumlah trombosit yang didapat dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk untuk melihat distribusi datanya. Jika data terdistribusi normal maka dilanjutkan analisis dengan analisis uji t berpasangan, jika data tidak terdistrubusi normal maka dilanjutkan dengan analisis uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan jumlah trombosit berdasarkan perlakuan dan lama waktu uji.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa air rebusan angkak memiliki efek untuk menaikkan jumlah trombosit pada tikus jantan terinduksi kloramfenikol pada dosis 2 g/KgBB; 1 g/KgBB; dan 0,5 g/KgBB dengan memberikan % kenaikan trombosit berturut-turut sebesar 18,78%; 14,02%; dan 5,45%.

  Kata kunci: angkak, trombosit, kloramfenikol xv

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

  The research has purpose to get information about the effect of water- boiled red yeast rice for raising the platelet levels so that it can be used as a supplement for patients of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).

  The research was pure experimental with direct sampling design. The research used Wistar male rats, age 2-3 months, and weight + 150-250 grams. Rats randomly divided into five treatment groups. First group (negative control) given CMC Na 1% 0.72 g/KgBW for 7 days followed by 2.5 mL of distilled water for 5 days. Second group (positive control) given chloramphenicol 0.72 g/KgBW for 7 days followed by distilled water for 5 days. Fourth-fifth group (treatment) given chloramphenicol dose 0.72 g/KgBW for 7 days followed by water-boiled red yeast rice dose 2 g/KgBW; 1g/KgBB; and 0.5 g/KgBW orally for 5 days. Blood sampling taken on day 0 and day 12, blood taken from the sinus orbitalis eyes for measuring levels of platelet count. Platelet concentration data that got were analyzed by Shapiro-Wilk test to see the distribution of data. If data are normally distributed then continue the analysis with paired-samples t test analysis, if data is not normal distributed then followed by Wilcoxon test analysis to know the difference levels of platelets experiment by treatment and duration of the test.

  The results of this research showed that water-boiled red yeast rice has effect to increase platelet levels in male rats induced by chloramphenicol at a dose of 2 g/KgBW; 1 g/KgBW; and 0.5 g/KgBW and gived platelet levels increasing effect at rate of 18.78%, 14.02%, and 5.45%.

  Keywords: red yeast rice, platelets, chloramphenicol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang

  ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut (Kristina, Isminah, dan Wulandari, 2004).

  Sejak ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, angka kejadian penyakit DBD meningkat dan menyebar ke seluruh daerah kabupaten di wilayah Republik Indonesia termasuk kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Timor Timur; pada pengamatan selama kurun waktu 20-25 tahun sejak awal ditemukan kasus DBD, angka kejadian luar biasa penyakit DBD diestimasikan setiap 5 tahun dengan angka kematian tertinggi, pada tahun 1968 awal ditemukan kasus DBD dan angka kejadian penyakit DBD tertinggi pada tahun 1988; angka kematian kasus DBD masih tinggi, terutama penderita DBD yang datang terlambat dengan derajat IV; vector penyakit DBD nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus masih banyak dijumpai di wilayah mobilitas penduduk yang cepat memudahkan penyebaran sumber penularan dari satu kota ke kota lainnya (Soegijanto, 2006). Kejadian luar biasa yang terbesar

  2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  terjadi pada tahun 1998 dilaporkan dari 16 provinsi dengan rata-rata kejadian 35,19 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 2,0%. Pada tahun 1999 rata- rata kejadian menurun tajam sebesar 10,17 namun untuk tahun berikutnya yaitu tahun 2000, 2001, 2002, dan 2003 rata kejadian meningkat menjadi 15,99; 21,66; 19,24; dan 23,87 (Direktur Jendral PPM PL, 2004). Pada tahun 2008, kasus DBD di Indonesia tercatat sebanyak 135.871 kasus. Di provinsi Jawa Barat tercatat sebanyak 23.248 kasus selama tahun 2008. (Hairani, 2009).

  Gambar 1. Angka insiden DBD per 100.000 penduduk di Indonesia tahun 1968-2009 (Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010)

  Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan : demam tinggi

  o o

  yang mendadak selama 2-7 hari (38

  C- 40

  C), manifestasi pendarahan, uji tourniquet positif, hepatomegali (pembesaran hati), syok, tekanan nadi menurun

  3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah, trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit sampai

  3

  100.000 /mm , hemokonsentrasi, meningkatnya nilai hematokrit, gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala, pendarahan pada hidung dan gusi, dan rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah (Kristina, dkk., 2004).

  Perjalanan penyakit ini sering menimbulkan gejala-gejala tidak terduga. Hilangnya demam bukan berarti penyakit ini sembuh, tetapi masih perlu mendapat perhatian yang intensif, bahkan jika penderita tampak membaik sekalipun. Pada hari ketiga sampai kelima merupakan periode kritis karena walaupun secara kasat mata sudah tampak membaik, tetapi kemungkinan memburuk dapat terjadi secara tiba-tiba dan penderita jatuh dalam kondisi syok. Masa inkubasi dimulai sejak nyamuk menggigit sampai menimbulkan gejala, lebih kurang 13-15 hari. Setelah virus masuk ke dalam tubuh, hal pertama yang terjadi adalah viremia (darah mengandung virus) yang menyebabkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit, serta dapat juga terjadi pembesaran hati dan limpa. Keadaan viremia juga menyebabkan terjadinya kebocoran plasma (plasma keluar dari pembuluh darah). Dengan demikian, komponen darah trombosit) yang menyebabkan mudah terjadi pendarahan dalam tubuh. Dari uraian tersebut diketahui bahwa terdapat tiga fase dalam perjalanan penyakit DBD

  4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (Demam Berdarah Dengue), yaitu fase demam (berlangsung antara 2-7 hari), fase kritis (berlangsung antara 24-48 jam), dan fase penyembuhan (berlangsung antara 2-7 hari) (Hastuti, 2008).

  Salah satu tanda klinis yang harus diperhatikan adalah trombositopenia. Trombositopenia merupakan penurunan jumlah trombosit sampai di bawah

  3

  100.000 per mm biasanya ditemukan pada hari ketiga dan kedelapan, sering sebelum atau bersamaam dengan perubahan hematokrit. Peningkatan kadar hematokrit, yang menunjukkan rembesan plasma, selalu terjadi, bahkan pada kasus non-syok, tetapi lebih menonjol pada kasus syok. Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit 20% atau lebih dianggap menjadi bukti definitif adanya peningkatan permeabiltas vaskular dan rembesan plasma (Anonim,1998).

  Virus dengue menekan sumsum tulang untuk memproduksi trombosit. Namun, hanya jumlah trombosit yang mencapai titik terendah, yang ditekan hanya sumsum yang memproduksi trombosit. Virus dengue dapat menstimulasi sel endothelial untuk berinteraksi dengan trombosit. Fenomena interaksi trombosit dengan sel vaskular endothelium dapat berkontribusi untuk trombositopenia, dengan cara trombin terlibat saat terjadi kerusakan endothelial dan pembentukan formasi thrombin trombosit pada sel endothelial setelah adanya gangguan pada aliran darah dan akibat virus dengue (Krishnamurti, C., Peat, R., A., Cutting, M., A., and Rothwell, S., W., 2002). jaringan hemopoetik, dan berfungsi utama dalam proses pembekuan darah. Jumlah normalnya sekitar 200.000 sampai 400.000 per microliter darah (Sutedjo,

  5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2008). Trombosit membentuk garis pertahanan utama terhdap perdarahan dari lubang- lubang kecil pada pembuluh darah kecil. Fungsi “bekuan hemostatik” memerlukan jumlah trombosit yang memadai dan fungsi trombosit yang normal.

  Trombosit yang dibuat dalam sumsum tulang normalnya beredar selama kurang lebih 10 hari sebelum keluar dari sirkulasi. (Waterbury, 2001). Sehingga kekurangan jumlah trombosit yang disebut trombositopenia dapat menyebabkan pendarahan. (Kumar, Abbas, Fausto, dan Aster, 2010).

  Seperti halnya virus lain (misalnya influenza, campak) sebagian besar penderita sembuh dengan sendirinya, diobati maupun tidak diobati oleh karena pernyakit virus bersifat self-limiting disease. Jadi, penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus mempunyai keunikan yaitu datang mendadak, penyakit berjalan terus walaupun diobati, dan akhirnya sembuh dengan sendirinya tergantung pada ketahanan tubuh orang yang terkena. Sebenarnya yang diobati adalah gejala yang timbul sebagai akibat virus yang berakhir timbul gejala demam, syok, maupun perdarahan (Misnadiarly, 2009).

  Sampai saat ini antivirus untuk penyakit Demam Bedarah Dengue (DBD) belum ada. Tindakan pengobatan yang dilakukan hanya berdasarkan gejala yang timbul. Pemberian angkak sebagai suplemen diluar pengobatan dokter dipercaya oleh (wawancara pribadi, 2010) masyarakat Pontianak dapat menaikkan jumlah trombosit bagi pasien demam berdarah.

  

Monascus purpureus . Angkak digunakan untuk membuat arak, sebagai pengawet

  untuk memberi warna dan rasa pada ikan dan daging, dan sebagai bahan

  6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kesehatan (Heber, Yip, Ashley, Elashoff, dan Go, 1999). Di Pontianak angkak digunakan sebagai bumbu masak dan pemberi warna merah pada makanan. Pada penelitian Gunawan (2007) pemberian infus angkak dengan dosis 1,3 g/KgBB dan isolat metabolit kuning angkak dengan dosis 6,6 mg/KgBB mampu menaikkan jumlah trombosit secara signifikan (P < 0,05) terhadap kelompok kontrol pada mencit. Pada penelitian Marisa (2008) pemberian angkak dengan dosis 0,25 µg/g BB setelah induksi kloramfenikol dosis 500 mg/KgBB tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan (P > 0,05). Angkak tidak berpengaruh terhadap jumlah trombosit bila diberikan pada grup placebo, maupun grup yang diberikan kloramfenikol secara bersamaan maupun tidak bersamaan dengan pemberian angkak.

  Dari penelitian ini diharapkan diketahui apakah angkak dapat meningkatkan jumlah trombosit pada tikus jantan. Diharapkan juga dapat digunakan angkak sebagai suplemen untuk meningkatkan trombosit penderita demam berdarah dengue.

1. Perumusan masalah

  Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah air rebusan angkak dapat mempengaruhi jumlah trombosit terhadap tikus jantan yang terinduksi kloramfenikol?

  7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Keaslian penelitian

  Sejauh pengamatan penulis, penelitian tentang pengaruh pemberian angkak terhadap kenaikan jumlah trombosit tikus jantan belum pernah dilakukan sebelumnya.

  Beberapa penelitian terkait pemberian angkak untuk meningkatkan jumlah trombosit yang telah dilakukan, seperti : “Penentuan Kadar Trombosit Darah Mencit Jantan Galur Swiss Webster pada Pemberian Infus Beras Angkak dan Isolat Metabolit Kuning Monascus purpureus Menggunakan Hematology Analyzer

  ” (Gunawan, 2007)

  “Pengaruh Angkak terhadap Jumlah Trombosit Menggunakan Hewan Model dan Penjajakan Aplikasi Angkak”

  (Marisa, 2008)

  3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan ilmu pengetahuan baik kefarmasian ataupun di bidang obat herbal.

  b. Manfaat praktis suplemen untuk meningkatkan jumlah trombosit khususnya untuk pasien DBD.

  8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Untuk mengetahui pengaruh air rebusan angkak dalam meningkatkan jumlah trombosit tikus jantan yang terinduksi kloramfenikol.

  .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu cairan koloid cair yang

  mengandung elektrolit. Darah berperan sebagai medium pertukaran antara sel dalam tubuh dan lingkungan luar, serta memiliki sifat protektif terhadap organisme patogen. Komponen cair darah yang disebut plasma terdiri dari 91 sampai 92% air yang berperan sebagai medium transpor, dan 8 sampai 9% zat padat. Zat padat tersebut antara lain protein-protein seperti albumin, globulin, faktor-faktor pembekuan, dan enzim; unsur organik seperti zat nitrogen nonprotein (urea, asam urat, xantin, kreatinin, asam amino), lemak netral, fosfolipid, kolesterol, dan glukosa, dan unsur anorganik (natrium, klorida, bikarbonat, kalsium, kalium, magnesium, fosfor, besi, dan iodium). Unsur sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), beberapa jenis sel darah putih (leukosit), dan fragmen sel yang disebut trombosit. Eritrosit berfungsi sebagai transport atau pertukaran oksigen (O

  2 ) dan karbondioksida (CO 2 ), leukosit

  berfungsi untuk mengatasi infeksi, dan trombosit untuk hemostatis. Sel-sel ini mempunyai umur terbatas, sehingga diperlukan pembentukan optimal yang konstan untuk mempertahankan jumlah yang diperlukan untuk memenuhi dari pematangan sel darah), terjadi dalam sumsum tulang tengkorak, vertebrata,

  10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pelvis, sternum, iga-iga, dan epifisis proksimal tulang-tulang panjang (Price dan Wilson, 2002).

  Sel stem primitif yang umum dalam sumsum memiliki kemampuan untuk bereplikasi, berproliferasi, dan berdiferensiasi sendiri menjadi sel progenitor yang semakin terspesialisasi, setelah mengalami banyak pembelahan sel dalam sumsum, membentuk sel matur (sel darah merah, granulosit, monosit, trombosit, dan limfosit) darah perifer. Sel darah merah mengandung hemoglobin (Hb) yang dapat membawa oksigen (O

  2 ) dan karbondioksida (CO 2 ). Produksi sel darah

  merah dikontrol oleh eritropoietin. Eritropoietin dihasilkan dalam kompleks peritubulur ginjal (90%), hati, dan organ lain. Eritropoietin menstimulasi progenitor berbagai lineage dan progenitor sel darah merah, serta pronormoblas dan eritoblas dini untuk berproliferasi, berdiferensiasi, dan menghasilkan hemoglobin. Sel darah merah yang sedang berkembang dalam sumsum (eritoblas) memiliki nucleus (inti); inti memadat seiring maturasi. Retikulosit adalah sel darah merah mudah tidak berinti yang mempertahankan RNA. Sel darah merah matur tidak memiliki inti, ribosom, atau mitokondria. Sel ini bertahan hidup selama sekitar 120 hari dan dibuang oleh makrofag system retikuloendotelial (Mehta dan Hoffbrand, 2006).

  Fungsi primer sel darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi. Sel ini bekerja sama dengan erat bersama protein respons imun, immunoglobulin, dan sel ini mengingesti dan menghancurkan patogen dan debris sel. Neutrofil merupakan leukosit darah perifer yang paling banyak. Sel ini memiliki masa

  11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  hidup singkat, sekitar 10 jam dalam sirkulasi. Sekitar 50% neutrofil dalam darah perifer menempel pada dinding pembuluh darah. Neutrofil memasuki jaringan dengan cara bermigrasi. Eosinofil memiliki kinetika produksi, diferensiasi, dan sirkulasi yang serupa dengan kinetika pada neutrofil. Sel ini sangat penting dalam respon terhadap penyakit parasitic dan penyakit alergi. Basofil sangat terkait dengan sel mast. Keduanya berasal dari precursor granulosit dalam sumsum tulang. Sel-sel ini merupakan leukosit darah perifer yang paling sedikit. Sel-sel ini berperan penting dalam reaksi hipersensitivitas segera. Sel mast juga berperan penting dalam pertahanan melawan allergen dan patogen parasitik. Monosit bersirkulasi selama 20-40 hari, kemudian masuk ke dalam jaringan sebagai makrofag. Di tempat ini monosit matang dan menjalankan fungsi utamanya yaitu fagositosis dan pembunuhan. Dalam jaringan, monosit bertahan hidup selama beberapa hari, mungkin beberapa bulan. Sel ini memiliki morfologi berubah-ubah dalam darah perifer, tetapi berinti satu (mononuclear) (Mehta dan Hoffbrand, 2006).

  Trombosit/platelet adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan berfungsi utama dalam proses pembekuan darah.

  Jumlah normalnya sekitar 200.000 sampai 400.000 per microliter darah (Sutedjo, 2008).

  Produksi trombosit diregulasi oleh trombopoietin. Dimana trombopoietin bersama cytokine lainnya bekerja untuk perkembangan megakaryocyte menjadi trombosit. Beberapa jaringan dan organ diketahui memiliki RNA messenger

  12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  trombopoietin seperti di hati, ginjal, otot halus, dan sumsum tulang. Trombosit memiliki peran penting sebagai regulator konsentrasi trombopoietin. Trombosit dewasa dapat menghilangkan trombopoetin, trombopoetin meningkat jika jumlah trombosit turun (Kaushansky, 1998).

  Trombosit membentuk garis pertahanan utama terhdap perdarahan dari lubang- lubang kecil pada pembuluh darah kecil. Fungsi “bekuan hemostatik” memerlukan jumlah trombosit yang memadai dan fungsi trombosit yang normal.

  Trombosit yang dibuat dalam sumsum tulang normalnya beredar selama kurang lebih 10 hari sebelum keluar dari sirkulasi. Jumlah trombosit normal, dengan penghitung otomatis, berkisar antara 150.000 sampai 350.00 per µL. Normalnya trombosit hidup selama sekitar 10 hari begitu dilepaskan ke sirkulasi. Kira-kira 30% trombosit yang beredar dihancurkan setiap saat di dalam limpa (Waterbury, 2001).

  Kelebihan jumlah trombosit disebut trombositosis. Penyebab trombositosis ada dua yaitu (1) kelainan-kelainan mieloproliferatif : polisitemia vera, trombositemia primer, metaplasia myeloid agnogenik, dan leukemia granulositik kronik; (2) trombositosis sekunder : peradangan, keganasan, penyakit Hodgkin, perdarahan akut, pasaca splenektomi, rebound dari trombositopenia berat, dan defisiensi besi yang parah. Kelainan-kelainan mieloproliferatif kronis seringkali disertai jumlah trombosit lebih dari 1.000.000 per µL (Waterbury, 2001). atau gangguan sumsum tulang (myeloproliferative). Adanya trombopoetin yang tinggi dalam plasma dapat memicu trombositosis (trombositosis sekunder).

  13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Inflamasi akut dan penyakit neoplastic dapat menaikkan jumlah interleukin-6 yang bertanggung jawab dalam menaikkan jumlah trombopoetin lewat RNA

  

messenger di hati. Adanya gangguan pada regulasi reseptor c-Mpl, dimana cacat

  klonal dalam mengekspresikan trombosit dan megakariosit dari c-Mpl akan menyebabkan gangguan pengikatan trombopoetin yang mengakibatkan pelepasan trombopoetin dalam plasma. Pada gangguan myeloproliferative, menyebabkan berkurangnya kemampuan megakariosit dalam mengikat trombopoetin karena berkurangnya jumlah dan fungsi dari reseptor trombopoetin (Schafer, 2004).

  Kekurangan jumlah trombosit yang disebut trombositopenia dapat menyebabkan pendarahan. Bagaimanapun pendarahan spontan tidak akan terjadi

  3

  sampai penurunan trombosit sekitar 20.000-50.000 per mikroliter (mm ) darah (Kumar dkk, 2010).

  Mekanisme-mekanisme dasar terjadinya trombositopenia yaitu : (1) memendeknya masa hidup trombosit : hipersplenisme, TTP/sindrom, sepsis, dan trombositopenia imun; (2) penurunan produksi trombosit : mieloptisis, kelainan- kelainan sumsum tulang primer, infeksi, dan obat-obat (depresi sumsum tulang); dan (3) produksi yang tidak efektif : proses-proses megaloblastik. Kelainan- kelainan fungsi trombosit disebabkan : a. Obat-obatan. Beberapa obat-obatan dapat mengganggu fungsi dari trombosit tersebut. Aspirin mengganggu fungsi trombosit dengan

  2 Beberapa penisilin dapat menyebabkan perdarahan klinis yang disertai pemanjangan waktu perdarahan.

  14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Uremia. Pemanjangan waktu perdarahan yang berhubungan dengan disfungsi trombosit dapat terlihat pada uremia berat (pasien dialisis), mungkin akibat dari sisa produk metabolik.

  c. Operasi jalan pintas kardiopulmoner. Pemanjangan waktu perdarahan yang jelas dapat terjadi selama operasi jalan pintas kardiopulmoner sebagai akibat sekunder aktivitas trombosit terinduksi oksigenator.

  d. Lain-lain. Disfungsi trombosit terlihat pada beberapa penderita dengan penyakit hati yang parah (mungkin karena tingginya kadar hasil degradasi fibrinogen/fibrin, penderita multiple myeloma dan disproteinemia lainnya (protein mengganggu fungsi trombosit) dan beberapa penderita leukemia (fungsi trombosit abnormal). Penderita dengan kelainan mieloproliferatif

  kronis dan peningkatan jumlah trombosit juga memiliki fungsi trombosit abnormal (Waterbury, 2001).

  Jumlah trombosit normal untuk tikus berkisar antara 500.000 sampai 1.000.000 dengan jumlah rata-rata sekitar 850.000 (Schalm, 1965).

B. Angkak

  Angkak (red yeast rice) adalah produk fermentasi beras oleh ragi

Monascus purpureus . Penggunaan angkak di China pertama kali dinasti Tang.

  Angkak digunakan untuk membuat arak, sebagai pengawet untuk memberi warna dan rinci tentang pembuatannya ditemukan dalam farmakope Cina kuno, Ben Cao

  

Gang Mu-Dan Shi Bu Yi, diterbitkan sela Dinasti Ming (1368-1644). Dalam

  15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  penjelasan buku tersebut angkak berguna untuk meningkatkan system pencernaan dan revitalisasi darah (Heber, Yip, Ashley, Elashoff, dan Go, 1999).

  Monascus spp. masuk ke dalam grup Ascomycetes dan family dari Monascaceae. Genus Monascus dapat dibagi menjadi 4 spesies: M. pilosus, M.

purpureus, M. ruber and M. froridanus, yang mana dihitung dari mayoritas strain

  yang diisolasi dari makanan oriental tradisional. Nama umum dari produk fungal ini antara lain : red yeast rice, red rice, angkak, red leaven, benikoji (Jepang),

  

hung-chu, hong qu, zhitai (China), rotschimmelreis (Eropa), red mould (USA)

(Pattanagul, Pinthong, Phianmongkhol, and Leksawasdi, 2007).

  Selama proses fermentasi, Monascus spp. mengubah amilum menjadi beberapa metabolit. Monascus menghasilkan sekurang-kurangnya 6 jenis pigmen yang dapat dikategorikan menjadi 3 grup berdasarkan warnanya : pigmen kuning, yaitu monascin (C

21 H

  26 O 5 ) dan ankaflavin (C

  23 H

  30 O 5 ); pigmen oranye, yaitu

  monascorubrin (C

23 H

  26 O 5 ) dan rubropunctatin (C

  21 H

  22 O 5 ); dan pigmen merah,

  yaitu monascorubramine (C

23 H

  27 NO 4 ) dan rubropuntamine (C

  21 H

  23 NO 4 ) (Pattanagul dkk, 2007).

  16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Gambar 2. Struktur kimia dari pigmen Monascus, (a) pigmen kuning, (b) pigmen oranye, (c) pigmen merah (Pattnagul, 2007)

  Beberapa metabolit Monascus telah diteliti untuk memastikan efek farmakologinya. Monakolin K, disebut juga sebagai mevinolin adalah metabolit yang dapat menurunkan kolesterol. Bekerja dengan cara menghambat enzim 3- hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A reductase (HMG Co-A) yang mana enzim ini berfungsi sebagai pengkatalis laju dari biosintesis kolesterol. Produksi angkak dapat menghasilkan citrinin, mycotoxin yang dikenali sebagai monascidin, yang mana dapat merusak ginjal dan hati. Di Jepang, konsentrasi maksimum citrinin tidak boleh lebih dari 200 ng/g (Pattanagul dkk, 2007).

  17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Angkak adalah makanan dan obat Cina yang hasil fermentasi beras dengan kapang Monascus purpureus, yang mana telah didokumentasikan dalam Farmakope Cina kuno Ben Cao Gang Mu-Dan Shi Bu Yi selama Dinasti Ming (1368

  • –1644). Ekstrak angkak mengandung amilum, sterol, isoflavon, asam lemak tidak jenuh dan senyawa lainnya. Angkak juga mengandung monacolin, monacolin adalah senyawa lovastatin yang umumnya diresepkan untuk menurunkan kolesterol darah (Liu, Zhang, Shi, Grimsgaard, Alraek, and Fonnebo, 2006).

  Lovastatin merupakan inhibitor kompetitif dari enzim yang mengontrol biosintesis kolesterol. Lovastatin pada dosis 20-40 mg mengurangi jumlah kolesterol dan Low Density Lipoprotein (LDL) darah secara signifikan (Hong, Seeram, Zhang, and Heber, 2008).

  Dosis komersial angkak pada manusia adalah 17 mg/Kg BB per hari, pada penelitian Danuri (2009), dosis terendah yang dicobakan adalah 145 kali dosis pada manusia. Hasil penelitian pemberian angkak selama 10 hari menunjukkan tidak ditemukan adanya kematian hewan coba selama perlakuan, sehingga angkak dikategorikan sebagai senyawa non toksik. Selama perlakuan, bobot badan tikus tidak mengalami kenaikan. Peningkatan aktivitas enzim Analisis Enzim Alanin Amino Transferase (ALAT), Aspartat Amino Transferase (ASAT), dan kada urea darah berbanding lurus dengan dosis. Perbedaan antar dosis tersebut menunjukkan histopatologis akibat pemberian angkak pada organ hati dan ginjal menunjukkan terdapatnya lesi ringan yang tingkat keparahannya sebanding dengan dosis dan

  18

Dokumen yang terkait

Efek pemberian ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap jumlah sel fibroblas gingiva pada tikus wistar jantan dengan periodontitis

1 5 8

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar.

0 2 88

Pengaruh pemberian madu hutan terhadap proliferasi limfosit pada hewan uji tikus jantan galur wistar.

0 0 8

Pengaruh diet tinggi fruktosa terhadap jumlah makrofag dan kadar TNF-Α pada tikus wistar jantan - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 13

Pengaruh diet tinggi fruktosa terhadap jumlah makrofag dan kadar TNF-Α pada tikus wistar jantan - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 20

Pengaruh pemberian beta karoten terhadap daya antiinflamasi natrium diklofenak pada mencit putih jantan - USD Repository

0 0 87

Pengaruh pemberian air barkarbonasi terhadap profil farmakokinetika parasetamol pada tikus putih jantan - USD Repository

0 1 195

Pengaruh pemberian akut jus wortel (Daucus carota L.) pada tikus jantan Wistar : kajian terhadap organ ginjal dan kadar kreatinin serum - USD Repository

0 0 134

Pengaruh pemberian akut jus wortel (Daucus carota L.) pada tikus jantan Wistar : kajian terhadap organ hati dan aktivitas alanin aminotransferase - USD Repository

0 0 133

Pengaruh pemberian ekstrak etanolik daun mimba [Azadirachta indica A.Juss] terhadap peningkatan kadar antibodi darah pada tikus putih jantan galur wistar - USD Repository

0 0 70