DOCRPIJM 1504702891BAB IV KAB. KARANGASEM 2014

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

BAB IV PROFIL KABUPATEN KARANGASEM

  4.1. GAMBARAN GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH

  A. Geografis Karangasem merupakan kabupaten yang terletak di ujung paling timur Pulau Bali.

  Secara astronomis, kabupaten ini berada pada posisi 8

  00

  41 ’00 – 8 ’37,8 Lintang Selatan dan 115

  54 35’9,8 – 115 ’8,9 Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis layaknya wilayah lain di Provinsi Bali. Adapun batas wilayah Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut :  Sebelah utara berbatasan dengan laut Bali;  Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia;  Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Klungkung, Bangli, dan Buleleng;  Sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok.

  B. Administrasi

  Luas Wilayah Kabupaten Karangasem terdiri dari 8 Kecamatan, 75 desa, 3 kelurahan, dengan luas 839,54 km² atau 83.954 Ha. Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Karangasem meliputi: Kecamatan Rendang, Sidemen, Manggis, Karangasem, Abang, Bebandem, Selat, dan Kubu dengan sebaran kawasan perdesaan/kelurahan sebagai berikut:

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  1. Kecamatan Rendang, meliputi: Desa Rendang, Pempatan, Besakih, Pesaban, Nongan dan Menanga.

  2. Kecamatan Sidemen, meliputi: Desa Sidemen, Talibeng, Tangkup, Wismakerta, Sangkan Gunung, Telaga Tawang, Tri Eka Buana, Kerta Bhuana, Sinduwati, Lokasari.

  3. Kecamatan Manggis, meliputi: Desa Ulakan, Manggis, Selumbung, Ngis, Nyuhtebel, Pesedahan, Gegelang, Sengkidu, Tenganan, Antiga, Antiga Kelod, Padangbai.

  4. Kecamatan Karangasem, meliputi: Desa Bugbug, Tumbu, Seraya, Seraya Timur, Seraya Barat, Pertima, Kelurahan Subagan, Kelurahan Padangkerta, Kelurahan Karangasem, Tegalinggah, Bukit.

  5. Kecamatan Abang, meliputi: Desa Abang, Ababi, Tista, Tribuana, Culik, Datah, Tiyingtali, Bunutan, Purwakerthi, Kertamandala, Labasari, Nawakerti, Pidpid, Kesimpar.

  6. Kecamatan Bebandem, meliputi: Desa Bebandem, Bungaya, Budakeling, Jungutan, Sibetan, Macang, Bungaya Kangin, Bhuana Giri.

  7. Kecamatan Selat, meliputi: Desa Selat, Amerta Bhuana, Duda, Muncan, Sebudi, Duda Timur, Duda Utara, Peringsari.

  8. Kecamatan Kubu, meliputi: Desa Kubu, Tianyar, Dukuh, Ban, Tianyar Barat, Tianyar Tengah, Tulamben, Baturinggit, Sukadana.

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  KAB. BULEL ENG KAB. TABANAN KAB. BANGL I KAB. KARANGASEM KAB. GIANYAR KAB. KLUNGKUNG KAB. BADUNG KODYA DENPASAR Kec. Melaya Kec. Nega ra Kec. Mendoyo Kec. Pekutatan Kec. Pupua n Kec. Penebel Kec. Selemadeg Kec. Keram bitan Kec. Ta banan Kec. Kediri Kec. Marga Kec. Mengw i Kec. Abiansemal Kec. Petang Kec. Baturiti Dps. Barat Dps. Timur Dps. Selatan Kec. Kuta Kec. Sukawati Kec. Bla hbatuh Kec. Ubu d Kec. Gia nyar Kec. Payangan Kec. Te gala lang

Kec.

Tembuku Kec. Tampaksiring Kec. Susut

Kec. Bangli

Kec. Klungkung

Kec.

Banjaran gka n Kec. Daw an Kec. Sid emen Kec. Selat Kec. Rend ang Kec. Manggis Kec. Bebande m Kec. Karan gasem Kec. Aba ng Kec. Kubu

Kec. Kintamani

Kec. Te jakula Kec. Kubutamb ahan Kec. Sawan Kec. Sukasa da Kec. Bulele ng Kec. Banjar Kec. Busungbiu Kec. Sukasa da Kec. Seririt Kec. Gerokgak Kec. Nusa Penida S A M U D R A I N D O N E S I A L A U T B A L I

Gambar 4.1. Orientasi Kabupaten Karangasem dari Pulau Bali

KAB. JEMBRANA

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 4.2. Peta Administrasi Kabupaten Karangasem RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  4.2. GAMBARAN DEMOGRAFI

A. Jumlah Penduduk

  Berdasarkan data Hasil Registrasi Penduduk Desa/Kelurahan 2013, jumlah penduduk di kabupaten Karangasem sebanyak 471.820 jiwa dengan komposisi 236.530 jiwa penduduk laki-laki (50,13persen) dan 235.290 penduduk perempuan (49,87 persen). Jumlah ini meningkat 3,20 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 457.204 jiwa.. Sesuai Tabel 4.1.

  07. Selat

  Sumber : Registrasi Penduduk Desa/Kelurahan Akhir Tahun 2012

  100,00 100,00 100,00 100,00

  545 534 522 516

  839,54 839,54 839,54 839,54

  457.204 448.537 438.475 432.791

  Jumlah / Total 471.820 839,54 562 100,00 2012 2011 2010 2009

  7,63 10,45 20,96 17,10 10,76 9,11 15,63

  623 535 314 8,36

  234,72 360 1.024 706 1.049 602

  35,15 69,83 94,23 134,05 81,51 80,35

  08. Kubu 39.464 35.980 49.302 98.882 80.694 50.771 42.983 73.744 109,70

  06. Bebandem

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk, Luas Daerah, dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Karangasem

  Penduduk memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Melalui berbagai aspek seperti besarnya jumlah penduduk, penyebaran geografis, kepadatan penduduk, komposisi dalam usia serta jenis kelamin, pendidikan dan kesehatan, serta tingkat pertumbuhannya, maka jelaslah bahwa penduduk dapat mempengaruhi pembangunan khususnya pertumbuhan ekonomi.

  04. Karangasem

  03. Manggis

  02. Sidemen

  01. Rendang

  Percentage of Population (1) (2) (3) (4) (5)

  Terhadap Penduduk Kabupaten

  Density % Penduduk Kecamatan

  (Km 2 ) Kepadatan Penduduk per Km 2 Population

  Luas Daerah Area

  Jumlah Penduduk Population

  Kecamatan District

  05. Abang

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  06. Bebandem

  Laki-laki Male

  Perempuan Female

  Jumlah Total

  (1) (2) (3) (4) (5)

  01. Rendang

  02. Sidemen

  03. Manggis

  04. Karangasem

  05. Abang

  07. Selat

  Rumah- tangga Household

  08. Kubu 9.972 9.796 13.048

  26.998 22.706 14.015 11.524 19.527 19.630

  17.886 24.647 49.497 40.993 25.659 21.157 37.061 19.834

  18.094 24.655 49.385 39.701 25.112 21.826 36.683 39.464

  35.980 49.302 98.882 80.694 50.771 42.983 73.744

  Jumlah / Total 121.586 236.530 235.290 471.820 2012 2011 2010 2009 2008 121.538

  120.522 117.615 114.986 106.710

  229.206 225.386 219.591 216.401 215.283 227.998

  223.151 218.884 216.390 214.968

  457.204 448.537 438.475 432.791 430.251

  Penduduk Population

  Kecamatan District

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten

  05. Abang*

  Karangasem

  Kecamatan District

  Laki-laki Male

  Perempuan Female

  Jumlah Total

  (1) (2) (3) (4)

  01. Rendang

  02. Sidemen

  03. Manggis

  04. Karangasem

  06. Bebandem

  Kabupaten Karangasem

  07. Selat

  08. Kubu** 19.630 17.886 24.647 49.497 40.993 25.659 21.157 37.061 19.834

  18.094 24.655 49.385 39.701 25.112 21.826 36.683 39.464

  35.980 49.302 98.882 80.694 50.771 42.983 73.744

  

Jumlah / Total 236.530 235.290 471.820

2012 2011 2010 2009 2008 229.206

  225.386 219.591 216.401 215.283

  227.998 223.151 218.884 216.390 214.968 457.204

  448.537 438.475 432.791 430.251

  Sumber : Registrasi Penduduk Desa/Kelurahan Akhir Tahun 2012

Tabel 4.3. Banyak Rumah tangga dan Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di

  Sumber : Registrasi Penduduk Desa/Kelurahan Akhir Tahun 2012

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

B. Jumlah Penduduk Miskin

  Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karangasem dari tahun 2004 sampai dengan 2012 secara umum mengalami penurunan pada tahun 2004 persentase penduduk miskin 6,51% sedang pada tahun 2012 sebanyak 5,63%, sesuai dengan Tabel 4.3.

Tabel 4.4. Jumlah dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Karangasem

  Tahun Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)

  Persentase Penduduk Miskin (%) 2004 25.900 6,51

  2005 30.300 7,67 2006 35.800 9,42 2007 34.100 8,95 2008 29.500 7,67 2009 24.700 6,37 2010 31.598 7,95 2011 26.126 6,43 2012 22.940 5,63 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

C. Laju Pertumbuhan Penduduk

  Dilihat dari persebarannya, maka tampak bahwa sebagian besar penduduk bermukim di wilayah Karangasem bagian utara, yaitu Kecamatan Kubu dan Abang. Sedangkan untuk wilayah selatan, penduduk terkonsentrasi di Kecamatan Karangasem dimana terdapat ibukota kabupaten yang sekaligus merupakan pusat pemerintahan dan ekonomi.

2 Dengan luas wilayah 839,54 km , kepadatan di Kabupaten Karangasem mencapai

  2

  545 jiwa/km . Dibandingkan kecamatan lainnya, Karangasem merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar mencapai 88.019 jiwa atau sekitar 19,25 persen. Meskipun memiliki jumlah penduduk terbesar, namun kepadatan penduduknya masih

  2 lebih rendah dibandingkan Kecamatan Sidemen yang mencapai 1.014 jiwa/km .

  Sedangkan secara laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000-2010 adalah 0,96, sesuai Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten

  Karangasem

  Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan District

  2000 2010 2000-2010 (1) (2) (3) (4)

  01. Rendang 30.809 36.931 1,84

  02. Sidemen 28.523 31.617 1,06

  03. Manggis 40.756 44.041 0,78

  04. Karangasem 71.387 82.606 1,48

  05. Abang 57.776 60.965 0,54

  06. Bebandem 43.292 45.160 0,43

  07. Selat 34.995 38.114 0,86

  08. Kubu 52.948 57.053 0,76 Jumlah / Total 360.486 396.487 0,96

  Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem (Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2000 dan 2010)

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

D. Persebaran Penduduk

  Persebaran Penduduk di Kabupaten Karangasem cendrung pada kawasan perkotaan baik Kota Amlapura maupun Kota Kecamatan. Sedangkan persebaran penduduk perdesaan cendrung menyebar.

Gambar 4.4. Peta Persebaran Permukiman di Kabupaten Karangasem RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  Ditinjau dari umur dan jenis kelaminnya maka tampak bahwa kategori penduduk muda usia 0-9 tahun didominasi oleh laki-laki. Sebaliknya, untuk kategori penduduk tua usia 55 tahun ke atas didominasi oleh perempuan. Sedangkan pada kategori umur lainnya, proporsi laki-laki dan perempuan relatif tidak jauh berbeda.

  Dari seluruh penduduk usia 15 tahun ke atas, sebanyak 83,29 persen di antaranya termasuk dalam angkatan kerja dengan rincian 82,17 persen-nya sudah bekerja dan 1,12 persen sisanya masih mencari pekerjaan. Dari mereka yang sudah bekerja ini, sebagian besarnya (47,24 persen) bekerja di salah satu sektor primer.

  Jika dibandingkan tahun sebelumnya, maka tampak bahwa jumlah penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) mengalami peningkatan sebesar 1 persen. Peningkatan yang lebih besar, yakni sebesar 10,48 persen terjadi pada kategori mereka yang bekerja. Sebaliknya kategori lainnya seperti mereka yang mencari pekerjaan, sekolah, mengurus rumah tangga, dan kegiatan lainnya mengalami penurunan. Dengan bertambahnya jumlah mereka yang bekerja, diharapkan kesejahteraan masyarakat secara umum juga ikut meningkat.

  Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karangasem, sejalan dengan menurunnya jumlah mereka yang mencari pekerjaan, jumlah pencari tenaga kerja terdaftar juga menunjukkan penurunan sebesar 25,7 persen, yakni dari 1.267 orang di tahun 2011 menjadi 942 orang di tahun 2012.

  Berbeda dengan tahun sebelumnya dimana pencari tenaga kerja terdaftar ini didominasi oleh laki-laki, tahun 2012 ini jumlahnya relatif tidak jauh berbeda. Adapun berdasarkan pendidikannya, sebagian besar dari pencari tenaga kerja terdaftar ini adalah mereka yang bergelar sarjana/lebih tinggi. Hal ini sangat disayangkan karena dengan pendidikan yang cukup tinggi ini seharusnya mereka bisa lebih kreatif untuk membuka usaha yang baru bukan sekedar menggantungkan hidup pada lapangan kerja yang sudah ada.

  4.3. GAMBARAN TOPOGRAFI

  Kabupaten Karangasem mempunyai wilayah yang berbatasan dengan laut sampai ke pegunungan dengan puncaknya Gunung Agung. Dengan demikian maka ketinggian tempatnya bervariasi dari 0 - 3.142 m di atas permukaan laut dan sebagian besar dari RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019 wilayah Karangasem memiliki ketinggian antara 100 - 500 m dpl dan 500 - 1000 m dpl.

  Ini berarti bahwa sebagian wilayahnya merupakan perbukitan sampai pegunungan. Daerah datarannya hanya meliputi 13,4% dari luas wilayah yakni hanya tersebar di daerah pantai yang merupakan lokasi wilayah perencanaan.

  Secara umum letak ketinggian Kabupaten Karangsem adalah seperti yang disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Luas Wilayah Karangasem Menurut Ketinggian

  Dirinci Per Kecamatan, Tahun 2009 Ketinggian / Altitude (m)

  Jumlah Kecamatan

  Total

  50 100-500 > 500

  • – 50 –100
    • 01. Rendang

  1.216 9.754 10.970 -

  02. Sidemen 60 3.135 3.515 - 320

  03. Manggis 2.368 1.920 2.439 256 6.983

  04. Karangasem 2.880 2.496 3.279 768 9.423

  05. Abang 1.752 1.344 6.813 3.496 13.405

  06. Bebandem 3.287 - 4.864 8.151 -

  07. Selat - 2.240 5.795 8.035 -

  08. Kubu 4.032 2.048 6.128 11.264 23.472 Karangasem 11.032 7.868 28.537 36.517 83.954

  Sumber: BPN Kabupaten Karangasem Apabila diperhatikan maka ada beberapa kecamatan yang memiliki ketinggian > 100 meter yaitu Kecamatan Rendang, Bebandem dan Selat sedangkan Kecamatan

  Sidemen ketinggiannya > 60 meter. Dengan kondisi seperti ini dapat diperoleh gambaran bahwa keempat kecamatan tersebut tidak memiliki wilayah pesisir atau termasuk daerah pedalaman.

  Dilihat dari kelas kelerengan terlihat bahwa daerah dataran terbesar adalah di Kecamatan Karangasem (3.798 ha) kemudian Kecamatan Abang (3.718 ha) sedangkan daerah sangat curam terluas adalah di Kecamatan Kubu (4.898 ha) kemudian Kecamatan Manggis (2.306 ha). Dengan kondisi ini dapat dinyatakan bahwa daerah terbangun akan lebih banyak terkonsentrasi pada Kecamatan Karangasem sedangkan daerah yang terbesar limitasi pengembangannya adalah di sekitar Kecamatan Kubu maupun Manggis. (lihat Tabel 4.7)

  • – 2
  • – 15
  • – 40
    • 448

  • 2.245 1.728 3.392

  06. Bebandem

  23.472 Karangasem 10.140 12.933 26.994 33.851 83.954

  13.405 8.151 8.035

  10.970 3.515 6.983 9.423

  962 1.907 5.184 3.479 6.627 8.624

  5.056 2.048

  4.352 5.786 1.019 1.856 1.920 3.997 3.264 1.088 8.064

  768 320

  128

  832 640

  1.920 3.868

  08. Kubu

  07. Selat

  05. Abang

  04. Karangasem

  03. Manggis

  02. Sidemen

  01. Rendang

  > 40

  15

  2

  Total

  Kemiringan Lereng / Slope Resambling (%) Jumlah

  Dirinci Per Kecamatan, Tahun 2009 Kecamatan

Tabel 4.7. Luas Wilayah Karangasem Menurut Kelerengan

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  • 2.432

  Sumber: Data Dasar DAS Unda Anyar, 2009 Sedangkan secara khusus, mengenai aktivitas pembangunan dalam hubungannya dengan kemiringan lereng, Mabberry (1972) memberikan arahan seperti pada Tabel dibawah ini. Dilihat dari pembangunan lapangan terbang hanya dapat dilakukan pada kemiringan lereng antara 0 – 3%, sedangkan untuk perumahan kemiringan lereng yang dipersyaratkan lebih kecil dari 15%. Arahan yang dibuat oleh Mabbery ini belum memperhitungkan aspek lainnya, seperti aspek geologi atau geologi teknik. Sesuai Tabel 4.8.

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Tabel 4.8. Pemanfaatan Sudut Lereng Secara Optimum untuk Berbagai

  Keperluan Pembangunan (Mabbery, 1972) SUDUT LERENG (DALAM %)

  AKTIVITAS 30 - 0 - 3 3 - 5 5 - 10 10 - 15 15 - 30 > 70

  70 Rekreasi Umum

  X X

  X X

  X X

  X Struktur Teknis

  X X

  X X

  X X

  X Pemakaian

  X X

  X X Umum Jalan Raya

  X X

  X Saluran Air

  X X Kotor Perumahan

  X X

  X X Rakyat Pusat

  X X Perdagangan Jalan Tol

  X X Lapangan

  X Terbang Operasi Alat

  X X

  X X

  X X

  X Berat Sumber : Inventarisasi Geologi Teknik, Bali

  Sehubungan dengan adanya pemanfaatan sudut lereng secara optimum untuk berbagai keperluan maka tingkat kelerengan lahan di Kabupaten Karangasem dapat diklasifikasikan dengan lebih detail per masing-masing kecamatan sebagai berikut :

  (1). Kemiringan lereng 0 – 8%, merupakan daerah datar (flat to almost flat), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 23.090,00 Ha atau 27,5% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 5.011,00 Ha atau 21,7% dari luas daerah dengan kemiringan 0

  • – 8%. (2). Kemiringan lereng 8
  • – 15%, merupakan daerah agak landai (gentle sloping), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan kecuali Kecamatan Sidemen dengan luas daerah 12,860 Ha atau 15,3% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 5.826 Ha atau 45,3% dari luas daerah dengan kemiringan 8 – 15%.

  (3). Kemiringan lereng 15 - 25%, merupakan daerah agak curam (moderately steep), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 16.682,00 Ha atau 19,9% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  Kecamatan Rendang yaitu seluas 5.634 Ha atau 33,8% dari luas daerah dengan kemiringan 15 - 25%. (4). Kemiringan lereng 25 - 40%, merupakan daerah curam (moderately steep), dengan penyebarannya meliputi semua kecamatan dengan luas daerah 14.794 Ha atau 17,6% dari total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Abang yaitu seluas 3.495 Ha atau 23, 6% dari luas daerah dengan kemiringan 25 - 40%. (5). Kemiringan diatas >40%, merupakan daerah sangat curam semua kecamatan dengan luas daerah 16.258 Ha atau 19,7% total luas wilayah Kabupaten Karangasem. Luasan terbesar adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 4.898 Ha atau 29,6% dari luas daerah dengan kemiringan > 40%. Untuk lebih jelas mengenai kondisi topografi dapat dilihat pada Gambar III-1. RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 4.5. Peta Kondisi Topografi Kabupaten Karangasem RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  4.4. GAMBARAN GEOHIDROLOGI

A. Air Tanah dan Mata Air

a. Air Tanah

  Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Keterdapatan air tanah didasarkan atas jenis, sebaran batuan dan litologi lapisan pembawa air.

  Ketersediaan air tanah sangat tergantung dari keadaan geologinya. Formasi utama yang mengandung akifer adalah batuan vulkanik quarter, disamping juga ketinggian tempatnya. Makin tinggi tempat suatu wilayah umumnya kandungan air tanahnya kecil, karena adanya gravitasi ke daerah bawah. Berdasarkan atas formasi geologinya (vulkanik kwarter atas dengan litologi tufa, breksi, agglomerat, lahar) bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Karangasem merupakan akifer setempat memiliki potensi air yang tinggi khususnya di pesisir pantai. Wilayah Karangasem bagian timur formasi geologinya kwarter bawah dengan litologi batuan gunung api Seraya (Seraya , Seraya Barat, Seraya Timur, Purwakerthi) akifernya jelek sehingga supply airnya tidak potensial. Geologi formasi Ulakan dengan litologi breksi juga akifernya jelek. Kandungan air tanah setempat di Kabupaten Karangasem berdasarkan Peta Hidrologi Pulau Bali adalah sebagai berikut:

  • Setempat kandungan air besar (10 lt/det), lokasinya: pesisir utara Kecamatan Kubu, Kecamatan Karangasem bagian barat, sebagian Kecamatan Abang.
  • Setempat kandungan air sedang (5 lt/det) terdapat di bagian tengah Kecamatan Kubu, daerah pesisir Kecamatan Manggis, sebagian Kecamatan Bebandem dan Selat.
  • Setempat kandungan air sedikit (0,5 lt/det) terdapat di Kecamatan Karangasem bagian timur, bagian utara dan timur Kecamatan Abang.
  • Setempat kandungan air sangat sedikit (0,1 lt/det), umumnya terdapat di wilayah Kecamatan Kubu bagian atas yakni di sekitar kaki Gunung Agung.
  • Setempat kandungan air sangat sedikit sekali (< 0,1 lt/det) terdapat di gugusan perbukitan Kecamatan Manggis dan Sidemen.

  Kemudian berdasarkan data yang tertuang dalam RTRWP Bali tahun 2010, potensi air

  3

  tanah di Kabupaten Karangasem adalah 297,57 juta m . (lihat Gambar III-5)

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  b. Mata Air Dalam keadaan yang memungkinkan, akibat adanya rekahan, celah atau bekerjanya fungsi kaliparitas, maka air tanah akan muncul ke permukaan sebagai mata air. Pada tahun

  2008 tercatat di Kabupaten Karangasem terdapat 80 mata air. Mata air dengan debit terbesar adalah gabungan MA. Surya, Bonggal, Celuk, Isah dan Gambar di Menanga, Kecamatan Rendang yaitu 841 lt/det. Apabila diperhatikan berdasarkan data maka sebagian besar mata air tersebar pada Kecamatan Rendang, Selat, Bebandem, Abang dan Karangasem. Sedangkan di Kecamatan Kubu dan Manggis sangat sedikit.

B. Air Permukaan

  Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, dalam hal ini yaitu air sungai dan air danau alam maupun waduk.

a. Air Sungai

  Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

  Sungai-sungai yang terdapat di Indonesia telah disusun atas unit-unit wilayah yang disebut dengan Satuan Wilayah Sungai (SWS). Di Bali satuan wilayah sungainya diberi nomor 03.01 yang kemudian dirinci menjadi 20 sub-SWS. Kabupaten Karangasem dengan beberapa sungai yang mengalir di atasnya termasuk dalam sub-SWS 03.01.13 sampai dengan 03.01.17.

  Diantara sungai-sungai yang melalui Kabupaten Karangasem maka terdapat dua sungai yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Karangasem. Kedua buah sungai tersebut adalah Tukad Unda dan Tukad Telaga Waja. Selain itu sesuai dengan kontinuitas alirannya, maka sungai yang ada di wilayah ini ada 3 jenis, yaitu:

  1. Mengalir sepanjang tahun (perennial streams) umumnya mengalir ke bagian selatan seperti: Tukad Janga, Tukad Telagawaja, Tukad Mangereng, Tukad Jinah, Tukad Nyuling, Tukad Kekeruk, Tukad Buhu dan lainnya.

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  16,3 5,2

  21

  22

  23

  24

  25

  26

  27 Tukad Bumbung Tukad Deling Tukad Daya Tukad Barak Tukad Dalem Tukad Musu Tukad Galiran Tukad Bakalan Tukad Linggah Tukad Sakta Tukad Penanggungan Tukad Lebah Celagi Tukad Buluh Tukad Maong Tukad Lamben Tukad Wanang Tukad Kelontong Tukad Kates Tukad Base Tukad Katumanak Tukad Ilu Tukad Bunut Tukad Seraya Tukad Nyuling Tukad Luah Tukad Bangka Tukad Bubu

  14,1 6,6

  9

  19

  6 4,6 6,5

  12 7,5

  8 6,8

  10

  6

  8 8,6

  12 6,4 4,5 3,5 3,8 4,9 6,6

  13 15,4

  10

  20

  18

  2. Mengalir hanya pada musim hujan (intermitten streams). Sungai jenis ini banyak terdapat di Desa Seraya, Seraya Barat, Bugbug dan Perasi.

  06

  3. Mengalir hanya pada saat hujan (ephemeral streams) umumnya semua sungai di Kecamatan Kubu, sebagian Kecamatan Abang (Purwakerthi, Labasari) dan sebagian Kecamatan Karangasem (Seraya Timur).

  Mengenai sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Daftar Nama-nama Sungai di Kabupaten Karangasem

  Nomor Nama Sungai Panjang Sungai (Km)

  01

  02

  03

  04

  05

  07

  17

  08

  09

  10

  11

  12

  13

  14

  15

  16

  19 Sumber : Karangasem Dalam Angka 2012 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019 Lanjutan Tabel 4.9.

  Nomor Nama Sungai Panjang Sungai (Km)

  6

  50

  51 Tukad Betel Tukad Kretuk Tukad Selahu Tukad Ngelinti Tukad Deling Tukad Santar Tukad Timbul Tukad Mlaka Tukad Baapi Tukad Sayong Tukad Tungtung Tukad Bulakan Tukad Nanang Tukad Tihis Tukad Buah Tukad Banges Tukad Toyo Tukad Mantri Tukad Jangga Tukad Buatan Tukad Mengereng Tukad Hampo Tukad Prakpak Tukad Telincicing

  11,4

  14

  2

  6 6,6

  4

  5

  48

  5 10,5

  7,2

  5

  10 3,2 3,4 4,9 6,7 7,6 9,9

  6 6,3 5,8 4,5 2,3

  Sumber : Karangasem Dalam Angka 2012

  Namun demikian, pada saat ini terdapat sebuah danau buatan atau waduk muara yang berfungsi sebagai tampungan air untuk diolah dan dimanfaatkan sebagai sumber pasokan air baku pada daerah pelayanannya. Waduk yang dimaksud adalah Embung Seraya yang terdapat di Desa Seraya, Kecamatan Karangasem.

  49

  47

  28

  36

  29

  30

  31

  32

  33

  34

  35

  37

  46

  38

  39

  40

  41

  42

  43

  44

  45

b. Air Danau/ Waduk Di Kabupaten Karangasem tidak terdapat satupun danau alam sebagai sumber air.

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 4.6. Peta Potensi Air Tanah Kabupaten Karangasem RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  4.5. GAMBARAN GEOLOGI

  Secara geologi Kabupaten Karangasem terdiri dari formasi Kuarter, Kuarter Bawah, dan Miosin. Formasi Kuarter meliputi sebagian besar wilayah kabupaten. Formasi Kuarter dengan Litologi Tufa Pasiran dan endapan lahar terdapat di pesisir utara yakni di daerah Tianyar. Litologi berupa lahar, pasir, lapili diarahkan bom, warna coklat tua hingga hitam. Sebarannya di daerah Gunung Agung, Selat, Muncan, sepanjang aliran Tukad Buhu, dan Tukad Bangka. Di Belahan utara mulai dari daerah Gunung Agung, wilayah Kecamatan Kubu, sebagian Kecamatan Abang, daerah aliran sungai Unda. Komposisi lahar terdiri dari batuan beku andesit dan batu apung dengan masa dasar tufa pasiran. Pasir komposisinya terdiri dari faalspar, gelas vulkanik, dan mineral hitam. Lapili dan bom komposisinya terdiri dari batu apung dan lava andesit, umumnya batuan ini belum mengeras dan mudah lepas. Setempat-setempat pada batuan ini terdapat lava dan breksi, kompak dan keras, pada lava sebagian berongga. Formasi Kuarter Bawah terdapat di daerah ujung timur kabupaten yakni Kecamatan Karangasem bagian timur dan Kecamatan Abang bagian utara. Litologinya berupa lava dan breksi Gunung Api Seraya. Lava berwarna abu-abu kehitaman. Breksi berwarna coklat. Formasi Miosin terdapat di perbukitan Kecamatan Manggis dan Selat. Litologinya berupa breksi dan lava merupakan formasi Ulakan. Lava berwarna abu-abu kehitaman dan breksi berwarna coklat kehitaman.

A. Jenis Tanah

  Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Karangasem berupa jenis mediteran, alluvial, latosol, dan regosol. Jenis tanah mediteran merupakan bagian terkecil (147 ha atau 0,2%), sebarannya di bagian pesisir kecamatan Manggis seperti sebagian wilayah Desa Antiga, wilayah Desa Ulakan, wilayah Desa Manggis, wilayah Nyuh Tebel (Kecamatan Karangasem). Jenis tanah alluvial tersebar di Kecamatan Sidemen, Manggis, Karangasem, Bebandem dan Selat. Kemudian latosol (luas 36.325 ha atau 43,3%) di wilayah Kecamatan Karangasem bagian timur (Desa Seraya, Seraya Barat, Seraya Timur), sebagian wilayah Kecamatan Abang seperti Desa Purwakerti, daerah perbukitan Manggis sampai sebagian Kecamatan Selat bagian selatan, dan sebagian Kecamatan Sidemen. Jenis tanah latosol ini umumnya sangat rawan terhadap erosi, lebih-lebih di Kecamatan Karangasem Timur karena tanahnya banyak terdiri dari batu lepas dengan vegetasi yang kurang serta kemiringan yang terjal. Jenis tanah regosol (luas 36.784 ha atau 43,8%) RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  meliputi sebagian terbesar wilayah Kabupaten Karangasem. Sebarannya adalah dari bagian utara sampai bagian tengah. Tanah jenis ini juga rawan erosi khususnya pada daerah dengan kemiringan lahan tinggi. (lihat Tabel 4.9. dan Gambar 4.7.)

Tabel 4.9. Tekstur Tanah di Kabupaten Karangasem

  No SUB DAS

  Kecamatan Luas

  (Ha) Jenis Tanah (Ha)

  KET Mediteran Aluvial Latosol Regosol Ha % Ha % Ha % Ha %

  1 UNDA

  I Rendang 10.970 - - - - 10.970 30,2 - - - Sidemen 3.515 - - 1.384 12,9 2.131 5,9 - - - Manggis 6.983 - - 3.120 29,2 3.583 9,9 280 0,8 - Karang Asem 9.423 147 100,0 5.799 54,2 3.477 9,6 - - - Abang 13.405 - - - - 373 1,0 13.032 35,4 - Bebandem 8.151 - - 105 1,0 8.046 22,2 - - - Selat 8.035 - - 290 2,7 7.745 21,3 - - - Kubu 23.472 - - - - - - 23.472 63,8 -

  Jumlah 83.954 147 100,0 10.698 100,0 36.325 100,0 36.784 100,0 - Persen 100,0 0,2 12,7 43,3 43,8 -

  Sumber: Karangasem Dalam Angka Apabila dilihat berdasarkan data maka tanah di Kabupaten Karangasem didominasi oleh tanah bertekstur kasar dengan luas 48.591,00 ha atau 57,88% dari seluruh luas lahan kemudian diikuti oleh tanah bertekstur halus seluas 24.573 ha atau 29,27%. Dilihat per kecamatan maka untuk tanah bertekstur halur terbesar ada di Kecamatan Manggis (26%), Abang (24,9%) dan Karangasem (23%). Untuk tanah bertekstur sedang hanya tersebar di dua kecamatan yaitu Kecamatan Rendang (38,2%) dan Kubu (61,8%). Sedangkan untuk tanah bertekstur kasar terbesar adalah di Kecamatan Kubu (35,3%).

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 4.7. Peta Jenis Tanah Kabupaten Karangasem RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 4.8. Peta Geologi Kabupaten Karangasem RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

B. KAWASAN RAWAN BENCANA

a. Rawan Bencana Gunung Berapi

  Kabupaten Karangasem merupakan kawasan yang rawan bencana gunung berapi yaitu Gunung Agung. Gunung Agung yang terletak di bagian tengah Kabupaten Karangasem dan meliputi sebagian wilayah Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat, Kecamatan Bebandem, Kecamatan Abang dan Kecamatan Kubu merupakan gunung tertinggi di Pulau Bali dan termasuk gunung berapi. Letusan terakhir Gunung Agung adalah pada tahun 1662.

  Berdasarkan peta kawasan rawan bencana Gunung Api Agung Tahun 1996 maka wilayah yang rawan bencana letusan Gunung Agung atau yang rawan terkena longsoran material dari lereng Gunung Agung adalah semua wilayah kaki Gunung Agung, semua daerah aliran sungai (DAS) yang hulunya di kaki Gunung Agung, semua lembah atau dataran yang pernah dialiri material letusan Gunung Agung. Wilayah Kecamatan Kubu adalah paling luas memiliki wilayah yang sangat rawan terhadap bencana letusan Gunung Agung, serta selalu dilanda dengan intensitas kerusakan yang sangat tinggi setiap kali Gunung Agung meletus. Wilayah lainnya adalah lereng Gunung Agung ke arah Kota Amlapura sampai ke pantai karena aliran material letusan mengikuti daerah aliran Tukad Janga dan anak-anak sungainya, termasuk juga Tukad Buhu.

  Sedangkan berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2006 maka desa-desa di Kabupaten Karangasem yang terkena ancaman gunung meletus adalah: (lihat pula Gambar

  II.7)

  1. Desa Ban, Kecamatan Kubu

  2. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu

  3. Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu

  4. Desa Tulamben, Kecamatan Kubu

  5. Desa Kubu, Kecamatan Kubu

  6. Desa Dukuh, Kecamatan Kubu

  7. Desa Datah, Kecamatan Abang

  8. Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem

  9. Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem

  10. Desa Selat, Kecamatan Selat

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  11. Desa Sebudi, Kecamatan Selat

  12. Desa Besakih, Kecamatan Rendang

  13. Desa Pempatan, Kecamatan Rendang

  b. Rawan Bencana Longsor

  Wilayah rawan bencana alam berupa tanah longsor juga sangat rawan terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan karena kemiringannya yang terjal dan lapisan tanahnya yang peka erosi. Diantaranya yang paling rawan adalah di daerah kaki Gunung Seraya, karena disamping terjal, tanahnya peka erosi, juga karena di daerah ini terdapat banyak kandungan batu-batuan yang mudah lepas.

  Selain akibat struktur batuan yang mudah lepas beberapa daerah perbukitan di Kecamatan Manggis dan Sidemen juga merupakan daerah yang rawan longsor sebab

  o

  selain kondisi perbukitannya yang relatif miring (>45 ) juga dikarenakan pada beberapa perbukitan keberadaan vegetasi sebagai penutup tanah/penyerap air telah hilang. Hal ini menyebabkan pada musim hujan sangat rawan terjadi bencana longsor akibat erosi air hujan tersebut.

  Sedangkan berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2006 maka desa-desa di Kabupaten Karangasem yang rawan terkena ancaman tanah longsor adalah: (lihat pula Gambar 4.7)

  1. Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen

  2. Desa Duda Timur, Kecamatan Selat

  3. Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem

  4. Desa Bunutan, Kecamatan Abang

  c. Rawan Bencana Badai Angin

  Daerah di Kabupaten Karangasem yang rawan terkena bencana badai angin adalah bagian timur laut yaitu sekitar pesisir Kecamatan Abang (Desa Bunutan).

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 4.9. Peta Rawan Bencana Gunung Agung Kabupaten Karangasem d.

  e.

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 4.10. Peta Rawan Longsor Kabupaten Karangasem f.

  g.

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

h. Kegempaan

  Berdasarkan peta zona seismic dari Nayoan (1976), daerah pemetaan termasuk dalam zona gempa 3 dengan percepatan maksimum 0,80

  • – 1,0 g yang setara dengan skala MMI dan merupakan daerah dengan magnitude antara 6 – 6,5 pada skala Richter.

  Menurut Untoro, 1979 (dalam dari Ediwan, A.S, 1991) pada tanggal 27 April 1930 terjadi gempa bumi dengan intensitas V pada skala MMI dengan posisi gempa tidak diketahui dengan pasti. Kerusakan terjadi di Bali selatan dimana pada daerah Benoa tanah terbelah dan terjadi retak - retak.

  Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 14 Juni 1976, didahului oleh foreshocks. Kerusakan terberat terjadi di Kabupaten Jembrana, Tabanan dan Buleleng.

i. Daerah Banjir

  Wilayah yang berpotensi terjadi banjir merupakan daerah dataran rendah, umumnya berdekatan dengan daerah aliran sungai dan rawa. Banjir umumnya terjadi pada waktu musim hujan, dimana intensitas hujan cukup tinggi dan kondisi sungai tidak mampu menampung air yang cukup besar sehingga luapan air sungai menggenang beberapa lahan pertanian dan permukiman.

  Berdasarkan data selama periode tahun 2002

  • – 2006 barulah pada tahun 2006 tercatat adanya bencana alam berupa banjir yaitu di Kecamatan Manggis dengan jumlah korban mencapai 113 orang. Selain itu banjir juga terjadi di Karangasem dan Kubu namun dengan korban masing-masing 2 dan 1 orang.

  j. Korosi Air Tanah

  Masalah korosi air tanah ini dapat terjadi karena adanya beberap unsur kimia yang terkandung dalam air tanah yang bersifat korosif terhadap bangunan. Di daerah dataran aluvial pada beberapa tempat di jumpai air tanahnya asin (payau). Hal ini menujukkan bahwa kandungan CI dalam air tanah tinggi. Djuhadijat A.S, dkk (1984) menyebutkan bahwa kadar ion klorida di daerah Jimbaran pada kedalaman 15 meter mencapai > 1000 mg/lt. Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk suatu perencanaan pondasi, khususnya pondasi sedang hingga dalam yang dapat mencapai air asin perlu memperhatikan faktor korosi. Oleh karena kandungan CI yang tinggi dapat merusak dinding pondasi bangunan beton maupun baja sehingga mengakibatkan gedung atau bangunan rusak.

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019 k. Abrasi

  Abrasi atau kikisan pantai oleh hantaman gelombang laut terdapat disekitar Pantai Labuhan Amuk bagian selatan, pantai Sengkidu dan Candidasa, Ujung dan Jemeluk. Intensitas kerusakan yang paling tinggi adalah di Kawasan Pariwisata Candidasa. Hal ini disebabkan selain karena gelombang laut yang cukup besar juga dikarenakan tingkah laku dalam pengelolaan pantai dan laut. Antara lain: sebelum Candidasa menjadi kawasan pariwisata, daerah ini merupakan penghasil kapur bubuk untuk bahan bangunan yang paling besar di Kabupaten Karangasem. Bahan bakunya adalah karang laut, sehingga karang laut menjadi langka/habis dan tidak ada penahan gelombang. Setelah menjadi kawasan pariwisata pengambilan batu karang dihentikan, tetapi pembangunan sangat mepet ke pantai tanpa memperhatikan sempadan pantai, akibatnya banyak bangunan yang roboh terkena abrasi.

  l. Sedimentasi

  Walaupun tidak ada data yang pasti namun untuk sedimentasi ini dapat ditemukan di beberapa sungai besar terutama di bagian utara yaitu sungai-sungai yang merupakan aliran lahar pada saat terjadinya letusan Gunung Agung.

  Dimana Hampir sebagian besar sungai-sungai tersebut merupakan sungai musiman (ephemeral) dengan material dasar sungai sebagian besar terdiri dari pasir dan kerikil yang berasal dari Gunung Agung. Material pasir dan kerikil yang cukup besar ini, menyebabkan sungai-sungai di kawasan ini berpeluang terjadinya banjir pasir, terutama pada musim hujan. Akibatnya di sekitar muara sungai tersebut banyak ditemukan sedimentasi berupa pasir/material gunung berapi tersebut. Hal ini perlu segera diantisipasi terutama jika dikaitkan dengan keberadaan terumbu karang yang cukup menarik di pesisir utara Kabupaten Karangasem ini.

  m. Kekeringan

  Oleh karena minimnya ketersediaan air di Kabupaten Karangasem maka wilayah ini rawan terhadap bencana kekeringan. Sedangkan berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2009 maka desa-desa di Kabupaten Karangasem yang rawan terkena bencana kekeringan adalah: (lihat pula Gambar II.9)

  1. Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu

  2. Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu

  3. Desa Tianyar, Kecamatan Kubu

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  4. Desa Ban, Kecamatan Kubu

  5. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu

  6. Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu

  7. Desa Kubu, Kecamatan Kubu

  8. Desa Dukuh, Kecamatan Kubu

  9. Desa Datah, Kecamatan Abang

  10. Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem

  11. Desa Seraya, Kecamatan Karangasem

  12. Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem

  n. Kebakaran

  Di Kabupaten Karangasem berdasarkan kondisi yang ada sering mengalami bencana kebakaran berupa kebakaran yang disebabkan kondisi iklim musim kering yang relatif sangat kering. Kebakaran ini terjadi di daerah yang rawan kekeringan serta di sekitar hutan. Berdasarkan data daerah rawan bencana sosial Provinsi Bali yang dikeluarkan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali tahun 2009 maka desa-desa di Kabupaten Karangasem yang rawan terkena bencana kebakaran adalah: (lihat pula Gambar III-10)

  1. Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu

  2. Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu

  3. Desa Tianyar, Kecamatan Kubu

  4. Desa Ban, Kecamatan Kubu

  5. Desa Sukadana, Kecamatan Kubu

  6. Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu

  7. Desa Kubu, Kecamatan Kubu

  8. Desa Dukuh, Kecamatan Kubu

  9. Desa Datah, Kecamatan Abang

  10. Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem

  11. Desa Seraya, Kecamatan Karangasem

  12. Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem Sedangkan untuk daerah yang rawan bencana kebakaran hutan adalah:

  1. Desa Sebudi, Kecamatan Selat

  2. Desa Selat, Kecamatan Selat

  3. Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 4.11. Peta Sebaran Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Karangasem RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 4.12. Peta Sebarak Kawasan Rawan Kebakaran Kabupaten Karangasem RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  4.6. GAMBARAN KLIMATOLOGI

  Selama tahun 2012, curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Januari hingga Maret dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari mencapai 420,4 mm dengan hari hujan sebanyak 25 hari.

  Sedangkan pada bulan September, berdasarkan pengamatan di Stasiun Meteorologi Kahang-Kahang, cuaca berada pada kondisi yang paling kering dibandingkan bulan-bulan lainnya. Di samping tidak pernah turun hujan, kelembapan udara pada bulan ini merupakan yang terendah dengan rata-rata penyinaran matahari yang cukup tinggi. Suhu

  o

  yang cukup tinggi mencapai 28 C juga semakin membuat cuaca di Karangasem semakin panas.