DOCRPIJM 9ee9b96b67 BAB IIBAB 2. PROFIL WILAYAH KAB. BANGKEP

  BAB II PROFIL KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

  5 Tinangkung Utara 136,65 41,16 195,38 58,84

  12 Buko Selatan 187,32 14,96 1.064,70 85,04 Banggai Kepulauan 2.488,79 27,17 6.671,32 72,83

  11 Buko 184,84 14,96 1.050,60 85,04

  10 Bulagi Utara 318,00 47,59 350,21 52,41

  9 Bulagi Selatan 319,00 47,58 351,45 52,42

  8 Bulagi 275,66 47,59 303,58 52,41

  7 Peling Tengah 140,00 25,76 403,49 74,24

  6 Liang 176,19 25,76 507,78 74,24

  4 Tinangkung Selatan 187,89 42,79 251,23 57,21

  2.1 Gambaran Umum Kabupaten Banggai Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan yang terletak di perairan sebelah timur

  3 Tinangkung 312,60 41,16 446,96 58,84

  2 Totikum Selatan 95,19 12,55 663,09 87,45

  1 Totikum 155,45 12,55 1.082,85 87,45

  No Kecamatan Luas Wilayah (km 2 ) Darat % Laut %

  Kabupaten Banggai Kepulauan, 2014

  Tabel 2.1. Luas Wilayah Per Kecamatan

  Peling dan Pulau Bakalan, dan tidak berpenghuni 233 pulau.Kabupaten Banggai Kepulauan terbagi dalam 12 Kecamatan, dengan ibukota Kabupaten di Kota Salakan, tepatnya di Pulau Peling. Untuk jelasnya mengenai kondisi administrasi di Kabupaten Banggai Kepulauan, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Sulawesi Tengah ini merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Banggai pada tahun 1999 berdasarkan UU No. 51/1999 . Selanjutnya pada tahun 2013 di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan kembali terjadi pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) yaitu Kabupaten Banggai Laut sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2013. Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki luas wilayah daratan 2.488,79km 2 dan luas wilayah lautnya ± 6.671,32 km 2 dan terdiri atas 235 gugusan pulau-pulau, pulau berpenghuni sebanyak 2 pulau yaitu Pulau

  Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai Kepulauan (2015)

  Secara geografis, Kabupaten Banggai Kepulauan terletak diantara antara 1° 06’' 30" Lintang Selatan sampai dengan 1° 35' 58" Lintang Selatan dan 122° 37' 6,3" Bujur Timur sampai dengan 123° 40' 1,9" Bujur Timur di Jazirah Timur Laut Pulau Sulawesi, dengan batasan sebagai berikut :

  • . Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banggai,
  • . Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banggai Laut,
  • . Sebelah Timur berbatasan Laut Maluku,
  • . Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Peleng Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1 batas administrasi Kabupaten Banggai Kepulauan .

  2.2 Kependudukan

  2.2.1 Jumlah Dan Perkembangan Penduduk Berdasarkan perkembangan penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan dari tahun 2011 hingga 2014, jumlah penduduknya mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah penduduk tahun 2011 penduduknya berjumlah 174.800 jiwa dan pada tahun 2012 meningkat hingga berjumlah176.869 jiwa, Perkembangan yang tinggi ini diperkirakan karena disebabkan perkembangan penduduk alamiah.

  Jika dilihat dari tingkat perkembangan penduduk dari tahun 2011 hingga 2014, Jumlah penduduk begitu besar dan terus bertambah setiap tahun. Sebagian besar penduduk masih terpusat di Kecamatan Tinangkung. Data tahun 2014 menunjukkan sekitar 12,67% penduduk tinggal di Kecamatan Tinangkung. Dimana luas Kecamatan Tinangkung sekitar 12,56% dari seluruh wilayah daratan Kabupaten Banggai Kepulauan.

  Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2011 hingga 2014 dapat dilihat pada Tabel I.2 .

  Tabel 1.2. Jumlah dan Perkembangan Penduduk

  Kabupaten Banggai Kepulauan, 2011 - 2014 Kecamatan Tahun

  2011

  2

  2

  2

  1

  1

  1

  2

  3

  4

  • Labobo 5,375 5,397
  • Bokan Kepulauan 11,814 11,971 Bangkurung 8,331 - 8,419
  • Banggai 20,663 21,115
  • Banggai Utara 6.117 6,190
  • Banggai Tengah 6.554 6,680
Banggai Selatan 4.958 5,057 - Totikum 9.981 10,053 10,121 10,188 Totikum Selatan 8.146 8,216 8,282 8,348 Tinangkung 13.633 13,916 14,181 14, 444 Tinangkung Selatan 7.365 7,470 7,567 7 ,663 Tinangkung Utara 7.843 7,955 8,060 8, 164 Liang 8.851 8,905 8,954 9, 003 Peling Tengah 9.414 9,525 9,628 9 ,731 Bulagi 9.626 9,689 9,750 9, 807 Bulagi Selatan 9.764 9,793 9,821 9, 850 Bulagi Utara 8.983 9,043 9,098 9 ,155 Buko 9.461 9,529 9,593 9 ,656 Buko Selatan 7.921 7,946 7,970 7 ,994 Jumlah Penduduk 174,800 176,869 113,025 114 ,003

Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai Kepulauan (2015)

  Dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan, Kecamatan Totikum Selatan mempunyai tingkat kepadatan tertinggi yaitu sebesar 88 jiwa/Km², sedangkan Kecamatan Bulagi Utara mempunyai tingkat kepadatan terendah yaitu 29 jiwa/Km².

  Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kepadatan penduduk di Kabupaten Banggai

Kepulauan dapat dilihat pada Tabel 2.3

  Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

  Di Kabupaten Banggai Kepulauan, 2014 No. Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan 2 2

  (Km ) (Jiwa) (Jiwa/Km )

  1 Totikum 155,45 10,188

  66

  2 Totikum Selatan 95,19 8,348

  88

  3 Tinangkung 312,60 14, 444

  46

  4 Tinangkung Selatan 187,89 7 ,663

  41

  5 Tinangkung Utara 136,65 8, 164

  60

  6 Liang 176,19 9, 003

  51

  7 Peling Tengah 140,00 9 ,731

  70

  8 Bulagi 275,66 9, 807

  36

  9 Bulagi Selatan 319,00 9, 850

  31

  10 Bulagi Utara 318,00 9 ,155

  29

  11 Buko 184,84 9 ,656

  52

  12 Buko Selatan 187,32 7 ,994

  43 Banggai Kepulauan 2.488,79 114 ,003

  46 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai Kepulauan (2015)

  1.3.2.2 Proyeksi Penduduk Dari perkembangan penduduk diatas maka dapat diambil asumsi proyeksi penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan di masa yang akan datang. Berdasarkan data tersebut maka jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan yang dapat diketahui pada tahun 2035 adalah sebesar 155.979 jiwa dengan asumsi pertumbuhan per-tahunnya sebesar 0.87%.

  Untuk lebih jelas proyeksi penduduk tahun 2015 - 2035 di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel I.4. Berdasarkan perhitungan hasil proyeksi penduduk serta perkiraan kondisi kepadatan penduduk pada tahun 2035, maka dapat diketahui pola penyebaran dan kepadatan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun 2035. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kepadatan penduduk dan pola penyebarannya di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel I.5.

  Tabel I.4 Proyeksi Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan

  Tahun 2015– 2035 o Kecamatan Tahun Proyeksi 013 014 015 016 017 018 023 035 Totikum

  0.121 1.192 1.341 1.492 1.644 1.799 2.605 4.385 Totikum

  Selatan .282 .826 .930 .036 .143 .251 .814 1.059 Tinangkung

  4.181 3.608 3.694 3.883 4.075 4.271 5.303 7.659 Tinangkung

  Selatan .567 .653 .765 .880 .996 .114 .735 0.145 Tinangkung

  Utara .060 .828 .887 .929 .932 .036 .589 .851 Liang

  .954 .647 .757 .869 .982 0.096 0.690 1.998 Peling Tengah .628 .568 .677 .788 .900 0.013 0.602 1.898 Bulagi

  .750 .505 .690 .880 0.073 0.269 1.312 3.727 Bulagi

  Selatan .821 .966 0.100 0.236 0.374 0.514 1.243 2.855 Bulagi Utara

  .098 .175 0.354 0.537 0.723 0.913 1.920 4.251

  1 Buko .593 0.101 0.324 0.551 0.784 1.021 2.290 5.283

  2 Buko Selatan .970 .505 .693 .884 .080 .280 0.348 2.868

  Banggai Kepulauan 13.025 15.574 18.212 19.965 21.706 23.577 33.451 55.979

Sumber : RTRW Kab. Banggai Kepulauan

  Tabel I.5 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2015 - 2035

  Kec am ata n

  Kepadatan (Jiwa/km2) Tot 155,45

  65

  66

  72

  73

  74

  75

  81

  92 iku m Tot 95,19

  87

  88

  93

  94

  96 97 103 116 iku m Sel ata n Tin 312,60 45

  46

  43

  44

  45

  45

  48

  56 an gk un g Tin 187,89

  40

  41

  41

  41

  42

  43

  46

  53 an gk un g Sel ata n Tin 136,65

  59

  60

  57

  58

  58

  59

  62

  72 an gk un g Ut ara Lia 176,19

  51

  51

  55

  56

  56

  57

  60

  68 ng Peli 140,00 69

  70

  69

  69

  70

  71

  75

  84 ng Te ng ah Bul 275,66 35

  36

  35

  35

  36

  37

  41

  49 agi Bul 319,00 31

  31

  31

  32

  32

  32

  35

  40 agi Sel ata n Bul 318,00 29

  29

  32

  33

  33

  34

  37

  44 agi Ut ara Bu 184,84

  52

  52

  55

  57

  58

  59

  66

  82 ko Bu 187,32

  43

  43

  46

  47

  48

  49

  55

  68 ko Sel ata n Banggai 2.488,7

  45

  46

  47

  48

  48

  49

  53

  62 Kepulau

  6 an Sumber:Hasil Analisis

  Berdasarkan data yang ditampilkan di atas tampak bahwa pola penyebaran dan kepadatan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan apabila diperkirakan hingga akhir tahun perencanaan adalah sebagai berikut: 1.

  Tahun 2013, rata-rata kepadatan mencapai 45 jiwa/Km² dengan angka kepadatan tertinggi yaitu mencapai 87 jiwa/Km² berada di Kecamatan Totikum Selatan dan untuk kepadatan terendah yaitu mencapai 29 jiwa/Km² berada di Kecamatan Bulagi Utara.

  2. Tahun 2018, rata-rata kepadatan mencapai 49 jiwa/Km² dengan angka kepadatan tertinggi yaitu mencapai 97 jiwa/Km² berada di Kecamatan Totikum Selatan dan untuk kepadatan terendah yaitu mencapai 32 jiwa/Km² berada di Kecamatan Bulagi Selatan.

  3. Tahun 2035, rata-rata kepadatan mencapai 62 jiwa/Km² dengan angka kepadatan tertinggi tetap berada di Kecamatan Totikum Selatan yaitu mencapai 116 jiwa/Km² dan untuk kepadatan terendah berada di Kecamatan Bulagi Selatan yaitu mencapai 40 jiwa/Km².

  1.3.2.3. Persentase Penduduk Menurut Agama Penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan mayoritas beragama Islam dengan persentase58,83 % , sedangkan agama yang lain adalah Kristen 36,46 % dan Katolik 4,68

  %. Jumlah penduduk agama terbesar tersebar di wilayah Kecamatan Tinangkung dan Bulagi Selatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.6 berikut ini. Tabel I.6 PersentasePemeluk Agama Menurut Kecamatan Di Kabupaten Banggai Kepulauan, 2015

  No Agama Agama

  Islam Kristen Katolik Hindu Budha

  11 Buko 2,81 6,50 0,16 0,01 0,00

  2.90

  1 Tidak/Belum Pernah 3,247

  (Orang) %

  Kabupaten Banggai Kepulauan 2014 No Tingkat Pendidikan Jumlah

  Tabel 2.7 Tingkat Pendidikan Penduduk

  56.252 orang, SLTP 23.363 orang, SMU 6.443 orang, Akademi / Diploma 956 orang dan Universitas 2.358 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.7 .

  1.3.2.4.Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan menurut data tahun 2006 adalah tidak / belum pernah sekolah 3.247 orang, tidak tamat SD 18.938 orang, SD

  12 Buko Selatan 4,51 3,19 0,13 0,00 0,00 Banggai Kepulauan 58,83 36,46 4,68 0,02 0,00

  10 Bulagi Utara 0,23 5,69 0,05 0,01 0,00

  1 Totikum 5,78 0,21 0,56 0,00 0,00

  9 Bulagi Selatan 1,31 8,07 0,30 0,00 0,00

  8 Bulagi 3,31 5,63 0,07 0,00 0,00

  7 Peling Tengah 6,51 2,23 0,00 0,00 0,00

  6 Liang 6,18 1,86 0,24 0,00 0,00

  5 Tinangkung Utara 6,59 0,43 0,32 0,00 0,00

  4 Tinangkung Selatan 5,80 0,88 0,42 0,00 0,00

  3 Tinangkung 10,79 1,37 0,28 0,00 0,00

  2 Totikum Selatan 5,01 0,41 2,14 0,00 0,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai Kepulauan (2015)

  Sekolah

  5.69

  Penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari beragam suku dan agama. Suku-suku yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan antara lain:

  Kristen, budaya masyarakat masih berkaitan dengan unsur keagamaan, dan peranan Tuan Guru/Kyai dan Pendeta merupakan figur/tokoh yang masih sangat dihormati masyarakat.

  A. Sistem Kepemimpinan Dalam Masyarakat Penduduk mayoritas di Kabupaten Banggai Kepulauan memeluk agama Islam dan

  1.3.2.5. Karakteristik Sosial Budaya Masyarakat Masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan adalah masyarakat yang masih menghargai budaya dan tata nilai leluhur yang dikembangkan secara turun-temurun. Hal ini tercermin dari berbagai perilaku komunal yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar yakni 24,56% sedangkan SLTP sebesar 9,28%.

  16.47 Jumlah 113,025 100

  7 Universitas 18,452

  23.09

  6 Akademi/Diploma 25,870

  4,280

  2 Tidak/Belum tamat SD

  5 Sekolah Menengah Umum (SMU)

  9.28

  4 SLTP 7,581

  24.56

  3 Sekolah Dasar (SD) 17,104

  0.45

  2,720

  3 Taman Kanak-kanak (TK)

  17.56

  19,673

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai Kepulauan (2015)

   Suku Banggai, Saluan dan Balantak merupakan suku asli yang terdapat hampir diseluruh wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan.

   Suku Bajo, keunikan suku ini berdiam dipinggir laut atau rumah panggung Suku Bajo merupakan suku yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

   Suku Bugis, Buton Muna dan Gorontalo merupakan suku pendatang yang sudah menetap sehingga membaur menjadi bagian dari suku asli.

  B.Sistem Kemasyarakatan Struktur dan sistem budaya yang berkembang pada dasarnya sudah mulai longgar, artinya budaya dan kebiasaan yang ada cenderung dapat menerima budaya dan kebiasaan pendatang yang baru dari luar. Hal ini terlihat dari masyarakat yang bisa menerima budaya dari luar. Perhelatan perkawinan pun cenderung pragmatis dan ritualnya disesuaikan dengan sistem kepercayaan dan agama yang dianut.

  Kebiasaan pada kehidupan guyub dan gotong royong untuk suatu kegiatan masih dipertahankan. Hal ini tercermin dari motto dan slogan masyarakat Banggai yaitu “monsuani tano” atau mencintai untuk pembangunaan daerahnya sendiri.

  Upacara adat yang biasa dilakukan di Kabupaten Banggai Kepulauan adalah upacara adat Banggai Sea-Sea di Lumbi-Lumbia dan pemukiman suku Bajo diatas air laut.

  C.

   Kesenian Rakyat

  Jenis kesenian rakyat yang banyak digemari di Kabupaten Banggai Kepulauan dan berkembang hingga saat ini antara lain:

  1. Festival Budaya Banggai;ditampilkan berbagai atraksi seni dan budaya yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan.

  2. Seba Lembaga Adat Banggai ; dirumuskannya keputusan-keputusan adat Banggai.

  3. Menanam ubi Banggai (Bapidok); dilakukan pada saat menanam ubi Banggai disertai dengan adat istiadat setempat.

  D.

   Tata Budaya Dan Sistem Upacara Masyarakat

  Dalam aktivitasnya, masyarakat masih melakukan berbagai aktifitas dan tata upacara yang dilakukan. Adapun tata upacara yang masih dipertahankan di Banggai Kepulauan pada umumnya adalah Upacara adat Banggai Etnis Sea-sea di Lumbi-lumbia dan Osan.

  1.3.3 Potensi Bencana Alam Geologi Kabupaten Banggai Kepulauan terletak di sepanjang zona tumbukan antara lempeng mikro kontinen Banggai – Sula dengan jalan ofiolit Sulawesi Timur. Tumbukan antara lempeng tersebut merupakan fenomena tektonik yang dicirikan dengan pergerakan sistem sesar sorong yang bergerak kearah barat dan bersifat mendatar.

  Distribusi pusat gempa dangkal dan gempa sedang terkonsentrasi disekitar utara Pulau Peleng, yang lainnya terdapat disebelah selatan dan kepulauan Taliabu. Pusat gempa dengan kedalaman 26 Km dibawah permukaan laut yang terletak di Pulau Peleng yang menyebabkan tsunami dengan ketinggian gelombang 10 sampai 15 meter yang mengakibatkan rusaknya rumah-rumah penduduk pada sekitar pesisir Pulau Peleng. Kondisi ini dikarenakan letak diantara sesar Sorong Utara dan sesar Sorong Selatan, maka kawasan pesisir Kabupaten Banggai Kepulauan sangat rawan terjadi gelombang tsunami.

  1.3.4 Potensi Sumber Daya Alam

  1.3.4.1. Sumber Daya Lahan Apabila di lihat dari potensi sumber daya lahan, Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki wilayah potensi (wilayah yang sesuai dan cocok untuk dikembangkan untuk berbagai kegiatan wilayah) sebesar 27.18%, wilayah kendala 46,29% (wilayahdengan kisaran lerengnya 15 – 40%, sesuai untuk pengembangan kegiatan-kegiatan tertentu seperti rekreasi umum dan bangunan terhitung yang dapat dikembangkan dengan bantuan teknologi atau persyaratan teknis) dan wilayah limitasi (wilayahdengan kisaran lerengnya > 40%, wilayah yang tidak berpotensi untuk pengembangan kegiatan budidaya) sebesar 26,53%.

  Secara fisik, wilayah ini memiliki bentang fisik yang cukup bervariasi. Mulai dari daerah pegunungan, daerah lembah, daerah dataran, dan daerah pesisir pantai serta laut. Keberagaman bentang fisik ini merupakan potensi sumber daya alam yang besar, karena berbagai kandungan materi alam pada kawasan ini yang menjadikan daerah ini subur. Selain itu keberagaman bentang fisik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obyek dan daya tarik wisata. Kondisi fisik lainnya yang secara potensi mendukung Kabupaten

  1.3.4.2. Sumber Daya Air Di Kabupaten Banggai mempunyai banyak sungai, danau dan mata air yang menyebar. Keberadaan air permukaan dan sungai tidak hanya berfungsi sebagai sumber air minum, tapi juga dimanfaatkan sebagai sumber bagi kegiatan budidaya pertanian sedangkan pemanfaatan air permukaan dan sungai untuk bidang perikanan belum tercapai optimal.

  Wilayah yang daerahnya pulau membutuhkan air bersih diperoleh dengan memanfaatkan fluktuasi air tanah dangkal yang sangat dipengaruhi oleh air hujan. Air tanah tersimpan dalam aquifer berupa rekahan atau cela batuan padu dan didapatkan pada kedudukan yang dangkal.Sumber daya air di Kabupaten Banggai Kepulauan berupa air tanah seperti sumur gali yang berada di daerah pantai dan dataran rendah dengan ketinggian 0 – 15 meter diatas permukaan laut, ketinggian muka air tanah dangkal berkisar 0,5 - 1,0 meter dari permukaan air tanah. Serta banyak mata air yang menyebar di berbagai kecamatan

  Melihat kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sumberdaya air di Kabupaten Banggai Kepulauan masih berpotensi, oleh sebab itu perlu adanya perlindungan dan pelestarian pada sumber-sumber tersebut dengan menetapkan wilayah perlindungan sesuai dengan peraturan.

  1.3.4.3. Sumber Daya Hutan Hutan produksi pada Kabupaten Banggai Kepulauan dibagi menjadi tiga yang pertama hutan produksi tetap sebesar 33.650 Ha, yang kedua hutan produksi terbatas sebesar 39.614 Ha dan yang terakhir adalah hutan produksi konversi 17.503 Ha. Kegiatan pemanfaatan hutan produksi berkurang karena penurunan produksi hutan sehingga banyak lahan yang dialih fungsikan untuk kegiatan perkebunan dan pertanian.

  1.3.5.1 Sektor Pertanian Sektor pertanian secara umum meliputi kegiatan pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Untuk saat ini sektor pertanian merupakan potensi utama di Kabupaten Banggai Kepulauan terutama kegiatan pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki luas lahan persawahan yang telah terolah 596 Ha dengan produksi rata-rata 3,37 ton perhektar. Selain itu, produksi yang paling menonjol adalah kelapa dalam. Produksi kelapa dalam mencapai 2.252 ton dari total lahan 27.070 Ha. Bangkep juga merupakan salah satu daerah penghasil jambu mente di Sulawesi Tengah. Luas lahan perkebunan jambu mente mencapai 10.825 Ha dengan jumlah produksi 2.061 ton. Selain ketiga komoditi tersebut bangkep juga menghasilkan kopi, cengkih, vanili, kakao, kemiri, lada dan pala. Komoditi lainnya adalah pisang dengan produksi 1.230 ton yang diekspor dan diantarpulaukan, durian 314 ton pertahun, mangga 362,5 ton dan nangka 693 ton pertahun.

  1.3.5.2 Sektor Perikanan Selain potensi pertanian tanaman dan perkebunan, terdapat potensi lain yang cukup besar dimiliki oleh Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu diantaranya adalah sumber daya kelautan dan perikanan. Seperti diketahui sebelumnya, wilayah perairan laut Kabupaten 2 Banggai Kepulauan dengan luas + 18,828,10 km , adalah merupakan bagian dari kawasan

  Selat Peleng. Laut di Kabupaten Banggai Kepulauan ini sebagian besar wilayah ini masih bebas dari berbagai dampak pencemaran lingkungan, selain itu kawasan ini memiliki kekayaan keanekaragaman jenis ikan yang cukup besar dibandingkan kawasan lain di Indonesia. Perikanan dan kelautan sebagai komoditi primadona, menghasilkan produksi bernilai ekspor rumput laut 11.350 ton, ikan suntung 125 ton, kerapu hidup 95,5 ton, lobster hidup 52,25 ton dan cakalang 976 ton.

  Dari sektor ini, Kabupaten Banggai Kepulauan terkenal karena memiliki jenis ikan endemik yang keberadaanya hanya di perairan Kabupaten Banggai Kepulauan, yakni Banggai Cardinal Fish (BCF). Tak kalah menarik dari sektor kelautan adalah budidaya kerang mutiara.

  Budidaya kerang mutiara di Kabupaten Banggai Kepulauan selain dilakukan pengusaha, juga dilakukan kebanyakan masyarakat pesisir. Budidaya kerang mutiara yang telah dilaksanakan sejak tahun 1998 ini, sekarang terus berkembang dan mampu memproduksi mutiara kualitas ekspor pada tahun 2009 mencapai 6.375 butir dengan nilai jual Rp. 3,67 miliar. Produksi komoditi ini dimungkinkan terus berkembang, karena potensi wilayah yang sangat luas dan cocok untuk budidaya kerang mutiara.

  1.3.5.3 Sektor Industri Pada dasarnya kegiatan industri merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengelolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi. Semua aktivitas yang berkaitan dengan proses tersebut sesungguhnya merupakan aktivitas industri. Sehingga apabila kita cermati kegiatan industri ini akan dapat berhubungan dengan berbagai sektor kegiatan lainnya. Sebagai contoh apabila terdapat kegiatan industri yang mengolah tanaman hasil perkebunan seperti kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit, tentunya aktivitas tersebut dapat disebut industri pengelolahan tanaman perkebunan.

  Berdasarkan hal tersebut maka sebenarnya banyak sekali potensi kegiatan industri pengelolahan yang dapat didirikan di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan, mengingat pula cukup besarnya potensi hasil perkebunan, pertanian dan perikanan di wilayah ini yang menanti untuk diolah menjadi bentuk hasil, produksi lain yang lebih berkembang.

  1.3.5.4 Sektor Pariwisata Wilayah Kabupaten Banggai kepulauan adalah wilayah yang berdasarkan keadaan topografinya terdiri dari daratan, pantai dan hamparan pegunungan yang luas, keadaan alam ini tentunya memiliki kekayaan alam yang menarik dan mempesona sehingga dibeberapa tempat ditemui obyek wisata yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat atau pemerintah setempat.

  Wisata Kabupaten Banggai Kepulauan didominasi sumberdaya wisata bahari dan daya tarik kepulauan. Sebenarnya disamping keindahan wilayah pesisir dan keunikan panorama bawah laut, Kabupaten Banggai Kepulauan juga menyimpan potensi wisata alam cukup menarik dan budaya warisan kerajaan pada masa lampau. Wisatawan bisa menyaksikan kehidupan sosial budaya masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan. Potensi wisata bahari di Bangkep diantaranya Pulau Tikus, Pulau Lasampung Delepo, Kembongan yang dikelililngi pasir putih asri alami dan terumbu karang indah. Pasir putih di Kabupaten Banggai Kepulauan menawarkan keindahan tersendiri bagi wisatawan, karena kondisinya yang masih alami dan belum tercemar. Jejeran pulau-pulau kecil dengan keanekaragaman terumbu karang dan ikan hias, makin memanjakan wisatawan yang suka menyelam. Sementara di sebagian besar wilayah laut Banggai Kepulauan ditemukan Ikan Cardinal (BCF)yang merupakan biota khas dan unik yang keberadaanya hanya ada di Kabupaten Banggai Kepulauan.

  Wisata alam yang tidak kalah menarik dari wisata bahari adalah Air Terjun Tembang, Air Terjun Lelengan dan Danau Tendetung. Panorama danau ini sangat indah dan dapat ditempuh dengan berkuda. Air Terjun lainnya yang juga indah adalah Air Terjun Kambani di Kecamatan Buko, lingkungan air terjun ini dikelilingi pepohonon dan bebatuan yang masih asli alami. Selain objek wisata Air Terjun di wilayah Banggai Kepulauan terdapat pula Objek Wisata Goa Pentu, Goa yang berada di Kecamatan Liang ini menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Banggai Kepulauan.

  Beberapa potensi dan daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan saat ini berupa air terjun, wisata alam, pantai, gua, pulau dan sebagainya merupakan potensi yang hingga saat ini belum dimanfaatkan dengan optimal. Untuk itu tentunya potensi ini perlu dioptimalkan pemanfaatannya terutama untuk meningkatkan perekonomian wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan.

  Kependudukan atau komposisi penduduk merupakan faktor utama dalam setiap perencanaan, karena dalam pengembangan baik perubahan jumlah maupun tingkah laku penduduk merupakan bagian pokok dari perencanaan wilayah. Beberapa hal yang menunjukkan potensi kependudukan di wilayah ini adalah tingkat usia produktif yang cukup tinggi yaitu sebesar 87.647 jiwa atau mencapai 58,81% dari jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini merupakan potensi bagi pelaksanaan pembangunan Kabupaten Banggai Kepulauan, karena sebagai wilayah yang berkembang tentunya wilayah ini membutuhkan banyak tenaga kerja yang diperoleh dari penduduk usia produktif. Sedangkan potensi lainnya yaitu penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, maksudnya adalah penduduk yang sempat menamatkan pendidikan formal yaitu sebanyak 13.633 jiwa atau sebesar 11,8% dari jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini dapat menunjukkan tingkat kualitas sumber daya manusia di wilayah ini. Dengan semakin besarnya penduduk yang menyelesaikan pendidikan formalnya maka wilayah ini memiliki kesempatan untuk berkembang lebih cepat.