DOCRPIJM 1502076820BAB III KAB KARANGASEM 2014

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA

3.1 Arahan RTRW Nasional (PP No 26 Tahun 2008)

  27 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk: a.

  Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b.

  Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional, c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional, d.

  Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, e.

  Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g.

  Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut: a.

  Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kriteria: i. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,

  28 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019 ii.

  Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga, iii.

  c) peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau

  b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan

  a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,

  Pertahanan dan keamanan,

  Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: i.

  Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau iv.

  Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga, ii.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan iii.

  Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria: i.

  c.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau iii.

  Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN, ii.

  Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kriteria: i.

  b.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

  d) kawasan industri sistem pertahanan, atau e) merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019 ii.

  Pertumbuhan ekonomi,

  a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,

  c) memiliki potensi ekspor, d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,

  g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan petahanan energi nasional, atau

  h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. iii.

  Sosial dan budaya

  a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,

  b) merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati diri bangsa, c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan, d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional, e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. iv.

  Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  a) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir c) memiliki sumber daya alam strategis nasional d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. v.

  Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  a) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, b) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang c) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,

  29

  30 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  d) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,

  e) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro f) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup g) rawan bencana alam nasional h) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap i) kelangsungan kehidupan.

3.2. Arahan RTRW Pulau

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah: a.

  Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

  b.

  Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

  c.

  Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll. tinjauan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Pulau Jawa-Bali antara lain :

  Kebijakan Penataan Ruang Pulau Jawa-Bali a.

  Kebijakan untuk mewujudkan lumbung pangan utama nasional meliputi: 1) pemertahanan lahan pertanian untuk tanaman pangan, termasuk lahan pertanian pangan berkelanjutan;

  2) pengembangan dan pemertahanan jaringan prasarana sumber daya air untuk meningkatkan luasan lahan pertanian untuk tanaman pangan; dan

  3) pengembangan sentra pertanian tanaman pangan melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

  31 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019 b.

  Kebijakan untuk mewujudkan kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi bencana sebagaimana meliputi: 1) pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional yang menjalar (urban sprawl); dan

  2) pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional di kawasan rawan bencana.

  c.

  Kebijakan untuk mewujudkan pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan meliputi: 1) rehabilitasi dan peningkatan fungsi kawasan industri untuk meningkatkan daya saing kawasan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

  2) pengembangan kawasan untuk kegiatan industri kreatif yang berdaya saing dan ramah lingkungan di kawasan perkotaan nasional; dan

  3) peningkatan keterkaitan ekonomi antarpusat industri.

  d.

  Kebijakan untuk mewujudkan pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara berkelanjutan meliputi: 1) pengembangan sentra pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara terkendali dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup; dan

  2) pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan e. Kebijakan untuk mewujudkan pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan

  1) pengembangan sentra perikanan dengan memperhatikan potensi lestari yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahandan industri jasa hasil perikanan;

  2) peningkatan sentra perkebunan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan; dan

  3) pengembangan potensi kehutanan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan.

  f.

  Kebijakan untuk mewujudkan pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f dilakukan dengan peningkatan fungsi dan pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

  g.

  Kebijakan untuk mewujudkan pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition/MICE), meliputi:

  1) rehabilitasi dan pengembangan kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran;

  2) pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; dan

  3) pengembangan keterpaduan antarpusat pariwisata yang berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran.

  h.

  Kebijakan untuk mewujudkan Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang dengan memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan kawasan rawan bencana meliputi:

  1) percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan serta keterkaitan Pulau Jawa bagian selatan dengan Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bagian utara;

  2) percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara serta 3) pengembangan sentra produksi di luar kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara; dan

  4) pemertahanan eksistensi 6 (enam) pulau kecil terluar di PulauJawa bagian selatan sebagai titik-titik garis pangkal kepulauan Indonesia untuk penegasan wilayah kedaulatan negara. i.

  Kebijakan untuk mewujudkan kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai untuk pembangunan meliputi: 1) peningkatan luasan kawasan berfungsi lindung paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Pulau Jawa-Bali sesuai dengan kondisi ekosistemnya; dan

  2) pengembangan kawasan lindung dan kawasan budi daya untuk meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

  32

  33 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019 j.

  Kebijakan untuk mewujudkan jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan daya saing meliputi: 1) pengembangan dan pemantapan jaringan transportasi yang terpadu untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah dan efisiensi ekonomi; dan

  2) pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulaupulau kecil.

  Strategi Penataan Ruang Pulau Jawa-Bali a.

  Strategi untuk pemertahanan lahan pertanian untuk tanaman pangan, termasuk lahan pertanian pangan berkelanjutan meliputi: 1) mempertahankan luas lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan mengendalikan kegiatan budi daya lainnya;

  2) mengendalikan alih fungsi peruntukan lahan pertanian untuk tanaman pangan; dan

  3) mengendalikan perkembangan fisik kawasan perkotaan nasional untuk menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan.

  b.

  Strategi untuk pengembangan dan pemertahanan jaringan prasarana sumber daya air untuk meningkatkan luasan lahan pertanian tanaman pangan meliputi: 1) mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya untuk mempertahankan daya tampung air yang menjamin penyediaan air baku bagi kegiatan pertanian tanaman pangan; dan

  2) memelihara dan meningkatkan jaringan irigasi teknis pada daerah irigasi (DI) c.

  Strategi untuk pengembangan sentra pertanian tanaman pangan melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional meliputi:

  1) mengembangkan sentra pertanian tanaman pangan untuk ketahanan pangan nasional;

  2) mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan; dan

  3) mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusatpenelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan.

  d.

  Strategi untuk pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional yang menjalar (urban sprawl) meliputi:

  34 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  Strategi untuk rehabilitasi dan peningkatan fungsi kawasan industri untuk meningkatkan daya saing kawasan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup meliputi:

  Strategi untuk peningkatan keterkaitan ekonomi antarpusat industri dilakukan dengan memantapkan jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api nasional, pelabuhan, dan/atau bandar udara. i.

  h.

  2) mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan industri kreatif.

  Strategi untuk pengembangan kawasan untuk kegiatan industri kreatif yang berdaya saing dan ramah lingkungan di kawasan perkotaan nasional meliputi: 1) mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat kegiatan industri kreatif; dan

  2) meningkatkan penataan lokasi kegiatan industri di dalam kawasan industri; dan 3) mengembangkan dan/atau meningkatkan kegiatan industri yang benilai tambah g.

  1) mengembangkan dan/atau meningkatkan kualitas prasarana dan sarana penunjang kegiatan industri;

  f.

  1) mengendalikan perkembangan kawasan permukiman, perdagangan, jasa, dan/atau industri di kawasan perkotaan nasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; dan

  4) membangun sarana pemantauan bencana.

  3) mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan yang berfungsi sebagai lokasi dan jalur evakuasi bencana; dan

  2) mengendalikan perkembangan kawasan budi daya terbangun di kawasan perkotaan nasional yang berpotensi terjadinya bencana;

  Strategi untuk pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional di kawasan rawan bencana meliputi: 1) menetapkan zona-zona rawan bencana beserta ketentuan mengenai standar bangunan gedung yang sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana di kawasan perkotaan nasional;

  e.

  2) mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan nasional yang berdekatan dengan kawasan lindung.

  Strategi untuk pengembangan sentra pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara terkendali dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup meliputi:

  35 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  1) mengembangkan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi yang ramah lingkungan dan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;

  2) mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi yang berpotensi merusak fungsi kawasan lindung dan mengubah bentang alam; dan

  3) mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi pada kawasan peruntukan permukiman. j.

  Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan meliputi:

  1) mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan pertambangan minyak dan gas bumi melalui peningkatan fungsi industri pengolahan hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu; dan

  2) memantapkan aksesibilitas antara kawasan perkotaan nasional dan sentra pertambangan. k.

  Strategi untuk pengembangan sentra perikanan dengan memperhatikan potensi lestari yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan meliputi:

  1) mengembangkan sentra perikanan tangkap dan perikanan budi daya yang ramah lingkungan; merehabilitasi kawasan peruntukan perikanan budi daya untuk menjaga ekosistem sekitarnya;

  3) mengembangkan kawasan minapolitan berbasis masyarakat; dan 4) mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan. l.

  Strategi untuk peningkatan sentra perkebunan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan meliputi:

  1) mengembangkan sentra perkebunan berbasis bisnis yang didukung prasarana dan sarana dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

  2) merehabilitasi kawasan peruntukan pertanian untuk kegiatan perkebunan yang terdegradasi; dan

  36 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  3) mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan. m.

  Strategi untuk pengembangan potensi kehutanan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan meliputi:

  1) merehabilitasi kawasan peruntukan hutan yang terdegradasi; 2) mengembangkan sentra kehutanan pada kawasan andalan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; dan

  3) mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan. n.

  Strategi untuk peningkatan fungsi dan pengembangan kawasan perkotaan sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup meliputi:

  1) mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional; dan

  2) mengembangkan dan memantapkan prasarana dan sarana untuk meningkatkan keterkaitan antarpusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. o.

  Strategi untuk rehabilitasi dan pengembangan kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, 1) merehabilitasi kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta mengembangkan penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; dan

  2) mengembangkan dan memantapkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran. p.

  Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran meliputi:

  1) mengembangkan pusat jasa dan promosi pariwisata di kawasan perkotaan nasional; dan

  37 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  2) memantapkan akses prasarana dan sarana untuk meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan nasional dan kawasankawasan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran. q.

  Strategi untuk pengembangan keterpaduan antarpusat pariwisata yang berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran dilakukan dengan meningkatkan keterkaitan antar PKN di Pulau Jawa-Bali sebagai pusat pariwisata dalam kesatuan tujuan pariwisata. r.

  Strategi untuk peningkatan luasan kawasan berfungsi lindung paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Pulau Jawa-Bali sesuai dengan kondisi ekosistemnya meliputi:

  1) mempertahankan luasan kawasan berfungsi lindung dan merehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi;

  2) mengendalikan kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu kawasan berfungsi lindung;

  3) mengendalikan dan merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) kritis; 4) mengendalikan dan merehabilitasi kawasan lindung di bagian hulu Wilayah Sungai

  (WS), kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, dan kawasan konservasi; dan 5) mengendalikan perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan. s.

  Strategi untuk pengembangan kawasan lindung dan kawasan budi daya untuk meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup meliputi: mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budi daya dengan menggunakan teknologi lingkungan;

  2) mengembangkan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budi daya melalui kerja sama antardaerah untuk kelestarian pemanfaatan sumber daya alam; dan

  3) mengembangkan kawasan perkotaan nasional dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim limbah. t.

  Strategi untuk percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan serta keterkaitan Pulau Jawa bagian selatan dengan Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bagian utara meliputi:

  1) mengembangkan sentra produksi untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;

  2) mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sektor unggulan; dan

  38 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  3) meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan antar kawasanandalan di Pulau Jawa bagian selatan, serta antara kawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan dan kawasan perkotaan nasional di Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bagian utara. u.

  Strategi untuk percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara serta keterkaitan Pulau Bali bagian utara dengan Pulau Bali bagian selatan meliputi:

  1) mengembangkan sentra produksi untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;

  2) mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sektor unggulan; dan 3) meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara dengan kawasan perkotaan di Pulau Bali bagian selatan. v.

  Strategi untuk pengembangan sentra produksi di luar kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara meliputi: 1) amengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sentra produksi; dan 2) meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan sentra produksi di luar kawasan andalan dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara. w.

  Strategi untuk pemertahanan eksistensi 6 (enam) pulau kecil terluar yang meliputi Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan di Pulau Jawa bagian selatan sebagai titik-titik garis pangkal kepulauan Indonesia untuk penegasan wilayah kedaulatan negara meliputi: mengembangkan prasarana pengamanan pantai di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau

  Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan; 2) membangun dan memelihara mercusuar sebagai penanda dannavigasi pelayaran di

  Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan; dan

  3) menyediakan dan meningkatkan prasarana dan sarana untuk pemenuhan kebutuhan air baku di Pulau Nusa Kambangan. x.

  Strategi untuk pengembangan dan pemantapan jaringan transportasi yang terpadu untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah dan efisiensi ekonomi meliputi: 1) mengembangkan dan/atau memantapkan akses prasarana dan sarana transportasi darat, laut, dan/atau udara yang menghubungkan antarkawasan perkotaan nasional dan memantapkan koridor ekonomi Pulau Jawa-Bali;

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  2) memantapkan akses prasarana dan sarana transportasi darat yang meliputi jaringan jalan, jaringan jalur kereta api, serta jaringan transportasi penyeberangan yang menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan sentra produksi, pelabuhan, dan/atau bandar udara; dan

  3) mengembangkan jaringan transportasi dengan memperhatikan fungsi kawasan pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana, dan/atau penerapan prasarana dan sarana yang ramah lingkungan. y.

  Strategi untuk pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil dilakukan dengan mengembangkan jaringan transportasi yang menghubungkan perkotaan nasional dengan kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil.

3.3. Arahan RTRW Provinsi

  Tujuan umum penataan ruang provinsi Bali adalah mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah yang berkualitas, sesuai dengan daya dukung ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali, dan berkelanjutan, sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang daerah dan nasional. Kebijakan penataan ruang mencakup kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.

  a.

  Kebijakan struktur Ruang adalah : 1) pengembangan sistem pelayanan pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang proporsional, merata dan hierarkhis;

  2) pengembangan sistem perdesaan yang terintegrasi dengan sistem perkotaan; dan 3) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana wilayah meliputi sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama, energi, telekomunikasi, prasarana lingkungan serta sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi.

  b.

  Strategi untuk mewujudkan kebijakan pertama adalah : 1) menterpadukan sistem wilayah pelayanan perkotaan di wilayah provinsi yang terintegrasi dengan sistem perkotaan nasional berdasarkan fungsi dan besaran jumlah penduduk;

  2) mengembangkan 4 (empat) sistem perkotaan yang mendukung pengembangan wilayah, yang merata dan berhierarki, mencakup:

  39

  40 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  c.

  2) meningkatkan kualitas dan keterpaduan sistem jaringan jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota dan penyeberangan;

  Strategi untuk mewujudkan kebijakan ketiga adalah : 1) meningkatkan kualitas sistem jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut dan udara;

  d.

  2) mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan terpadu antar desa dan kawasan agropolitan yang terintegrasi dengan sistem perkotaan.

  rural linkage ); dan

  Strategi untuk mewujudkan kebijakan kedua adalah : 1) meningkatkan keterkaitan sistem perkotaan dengan kawasan perdesaan (urban-

  7) mengembangkan dan memelihara keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya.

  a) sistem perkotaan Bali Utara dengan pusat pelayanan kawasan perkotaan Singaraja yang berfungsi sebagai PKW;

  6) mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya; dan

  5) meningkatkan akses antar pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah;

  4) menetapkan kawasan-kawasan perkotaan yang berfungsi PKL dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah;

  d) sistem perkotaan Bali Barat dengan pusat pelayanan kawasan perkotaan Negara yang berfungsi sebagai PKW. 3) mengendalikan perkembangan Kawasan Metropolitan Sarbagita yang telah ditetapkan sebagai (KSN) sekaligus PKN, kawasan-kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai PKW dan kawasan perkotaan lainnya;

  c) sistem perkotaan Bali Selatan dengan pusat pelayanan Kawasan Perkotaan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan (Sarbagita) yang berfungsi sebagai PKN; dan

  b) sistem perkotaan Bali Timur dengan pusat pelayanan Kawasan Perkotaan Semarapura yang berfungsi sebagai PKW;

  3) mendorong pengembangan jaringan jalan nasional lintas Bali Utara;

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  4) membangun jaringan jalan baru untuk memperlancar arus lalu lintas dan membuka daerah-daerah terisolir dan terpencil;

  5) memantapkan tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran; 6) memantapkan tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan; 7) meningkatkan keterpaduan perlindungan, pemeliharaan, penyediaan sumber daya air dan distribusi pemanfaatannya secara merata sesuai kebutuhan melalui koordinasi antar sektor maupun antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;

  8) meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik; dan

  9) memantapkan pemerataan sistem jaringan telekomunikasi ke seluruh wilayah kabupaten/kota.

  3.4. Arahan TRT Kawasan Strategis Nasional

  Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu: pertahanan dan keamanan b. pertumbuhan ekonomi c. sosial dan budaya d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

  3.5. Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya Lainnya

3.5.1. Arahan KEK ( UU No. 29 Tahun 2009)

  UU No. 29 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang

  41 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Di samping zona ekonomi, KEK juga dilengkapi zona fasilitas pendukung dan perumahan bagi Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini diharapkan dapat mendukung infrastruktur permukiman pada kawasan tersebut sehingga menunjang kegiatan ekonomi di KEK.

  Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di Indonesia, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada. Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain : a. asesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung; adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan; c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya d. unggulan; e. mempunyai batas yang jelas.

3.5.4. Direktif Presiden (Perpres no 3 Tahun 2010)

  Dalam Inpres No. 3 Tahun 2010, Presiden RI mengarahkan seluruh Kementerian, Gubernur, Walikota/Bupati, untuk menjalankan program pembangunan berkeadilan yang meliputi Program pro rakyat, Keadilan untuk semua, dan Program

  42 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  Pencapaian MDGs. Ditjen Cipta Karya memiliki peranan penting dalam pelaksanaan Program Pro Rakyat terutama program air bersih untuk rakyat dan program peningkatak\n kehidupan masyarakat perkotaan. Sedangkan dalam pencapaian MDGs, Ditjen Cipta Karya berperan dalam peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang layak serta pengurangan permukiman kumuh.

  Dalam rangka pelaksanaan program-program Pro rakyat, Keadilan untuk semua dan pencapaiaan tujuan pembangunan melenium menitik beratkan pada :

  1. Untuk Program Pro rakyat, memfokuskan pada : a.

  Program penanganan kemiskinan berbasis keluarga; b.

  Program penanganan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat; c. Program penanganan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil.

  2. Untuk Program Keadilan untuk semua, menfokuskan pada : a.

  Program keadilan bagi anak; b.

  Program keadilan bagi perempuan; c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan; d.

  Program keadilan si bidang bantuan hokum e. Program keadilan dibidang reformasi hokum dan peradilan; f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan.

  3. Untuk Program pencapaiaan tujuan pembangunan millennium, menfokuskan pada: a.

  Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan.

  b.

  Program pencapaiaan pendidikan dasar untuk semua c. Program pencapaiaan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Program penurunan angka kematian anak e. Program kesehatan ibu f. Program pengendaliaan HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lain.

  g.

  Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup h. Program pendukung percepatan pencapaiaan tujuan pembngunan millennium.

  43