BAB V. - DOCRPIJM 1504184685Bab 5. KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KAB.

  KETERPADUAN STRATEGI BAB V. PENGEMBANGAN KABUPATEN B B a a b b

4 Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah

  4

  kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Pada prinsipnya perencanaan ini merupakan kegiatan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia pada ruang yang bersangkutan dengan sifat yang dinamis. Namun demikian, penyesuaian dengan dinamika perubahan pemanfaatan ruang tidak selalu mengarah pada maksimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang ada, oleh karena kebutuhan ruang sejalan dengan perkembangan kegiatan budidaya akan selalu meningkat, sedang keberadaan dan ketersediaan ruang bersifat terbatas.

  Dalam menyeimbangkan kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply) lahan agar mendekati kondisi optimal, pendekatan yang dilakukan dalam perencanaan pemanfaatan ruang adalah pendekatan komprehensif yang memadukan pendekatan sektoral dan pendekatan ruang. Dalam hal ini perencanaan ruang merupakan upaya untuk memadukan dan menyerasikan kegiatan antar sektor agar dapat saling menunjang serta untuk mengatasi konflik berbagai kepentingan dalam pemanfaatan ruang.

  Pola pemanfaatan dan arah pengembangan ruang Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan arahan bagi penggunaan ruang di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan yang didasari pada prinsip pemanfaatan sumberdaya alam berasaskan kelestarian lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Arahan ini diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan dan perkembangan antar bagian wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan yang lebih berimbang secara proporsional, tanpa mengganggu kelestarian lingkungannya. Prinsip dasar perencanaan pemanfaatan ruang adalah penetapan kawasan lindung dan kawasan budi daya sebagaimana ditetapkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2007.

  Rencana pola ruang Kabupaten Humbang Hasundutan mengacu kepada usulan peninjauan kembali kawasan hutan dan register dengan mendudukkan rencana pola ruang pada penunjukan kawasan hutan (SK.44/Menhut-II/2005).

  Sesuai dengan Inpres Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menekankan tentang penerapan Holding Zone dalam upaya percepatan penyelesaian penyusunan Peraturan Daerah tentang RTRW, gambaran proyeksi tumpang tindih (overlay) peruntukan kawasan hutan antara Kawasan Hutan berdasarkan SK.44/Menhut-II/2005 dengan Usulan Peninjauan Kembali serta Hasil Rekomendasi Revisi SK.44/Menhut-II/2005 oleh Tim Terpadu dapat dilihat pada Gambar 4.1.

5.1. KAWASAN LINDUNG

  Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan ini diperinci kedalam beberapa jenis sesuai dengan fungsinya yang terdiri dari :

5.1.1. Kawasan Hutan Lindung

  Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Humbang Hasundutan tentang Peta Kawasan Hutan sesuai Peta Register dan Inlivjing di Humbang Hasundutan, direncanakan pola ruang sesuai dengan usulan peninjauan kembali yakni dengan luas kawasan hutan kurang lebih 86.695,43 Ha yang didalamnya termasuk hutan register seluas 76.000 Ha dengan distribusi fungsi kawasan yakni Hutan Lindung seluas 37.683,20 Ha, Hutan Produksi Tetap seluas 40.512,24 Ha, Hutan Produksi Terbatas seluas 8.414,05 dan Hutan Suaka Alam seluas 85,94 Ha.

  Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Humbang Hasundutan seluas 37.683,20 Ha atau ±15% dari luas kabupaten tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan. Komposisi peruntukan kawasan hutan dalam rencana penyusunan pola ruang dijelaskan pada Tabel 5.1 dan sebaran lokasi kawasan hutan di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada Gambar 5.2.

  

Tabel 5.1.

Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Humbang Hasundutan

Luas

  No Fungsi Hutan % Luas HA Kabupaten

  1. Hutan Lindung (HL) 37.683,20 15,06

  2. Hutan Produksi (HP) 40.512,25 16,19

  3. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 8.414,04 3,36

  4. Hutan Suaka Alam (HSA) 85,94 0,03

  34,64 JUMLAH 86.695,43 Sumber: Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Humbang Hasundutan, 2011

  5.1.2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Bawahannya.

  Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya terutama berkaitan dengan fungsi hidrologis untuk pencegahan banjir, menahan erosi dan sedimentasi, serta mempertahankan fungsi peresapan bagi air tanah. Kawasan ini berada pada ketinggian 1.000 meter d.p.l. dengan kelerengan lebih dari 40%, bercurah hujan tinggi, dan mampu meresap air ke dalam tanah. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya adalah mencakup kawasan hutan lindung, kawasan bergambut dan kawasan resapan air.

  Berdasarkan analisa kelerengan dan topografi sebaran wilayah yang termasuk kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yakni: Kecamatan Paranginan, Lintongnihuta, Baktiraja, Pollung, Sijamapolang, Onanganjang, Pakkat dan Parlilitan.

  5.1.3. Kawasan Perlindungan Setempat

  Kawasan perlindungan setempat yang berfungsi melestarikan fungsi badan perairan dan kerusakan oleh kegiatan budidaya. Termasuk sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan terbuka hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota.

  Dalam kawasan ini termasuk sempadan pantai pada sepanjang pinggiran pantai Danau Toba di Kecamatan Baktiraja, sempadan sungai pada seluruh sungai yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan. Sesuai dengan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN dijelaskan pada pasal 52 bahwa ketentuan sempadan danau dan sungai dapat diuraikan sebagai berikut :

  1) Kriteria Sempadan Danau atau Waduk antara lain:

  a. Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi atau a. Daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk

  2) Kriteria Sempadan Sungai antara lain:

  a. Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar.

  b. Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul diluar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai.

  c. Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai.

  Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diuraikan bahwa kawasan perlindungan setempat pada Kabupaten Humbang Hasundutan antara lain: a. Kawasan sempadan sungai meliputi Sungai Aek Sulpi, Sungai Aek Silang, Sungai Aek Sirahar, dan Sungai Aek Situmohap.

  b. Kawasan sempadan danau yaitu di sepanjang pinggiran Danau Toba di Kecamatan Baktiraja.

  c. Kawasan sekitar mata air dan embung meliputi: 1) Mata air dan embung Tambok Teni Hoda, Tambok Silaga, Tambok Siogung – ogung, dan

  Sosorniapoan yang berada di Desa Lobu Tolong Kecamatan Paranginan; 2) Mata air dan embung Tambok Tinombuk dan Tambok Barangan, berada di Desa

  Sipituhuta Kecamatan Pollung; 3) Mata air dan embung Tambok Simarigung berada di Desa Hutajulu Kecamatan Pollung; 4) Mata air dan embung Tambok Pandiangan berada di Desa Hutapaung Kecamatan

  Pollung; 5) Mata air dan embung Tambok Haumarimba berada di Desa Sipituhuta Kecamatan

  Pollung; 6) Mata air dan embung Tambok Tolong berada di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung; 7) Mata air dan embung Tambo IonNabolon berada di Desa Pearaja Kecamatan

  Doloksanggul; 8) Mata air dan embung Tambok Hutagurgur dan Tambok Punjung berada di Desa

  Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul; 9) Mata air dan embung Tambok Sangge – sangge berada di Desa Sihite I kecamatan

  Doloksanggul; 10)Mata air dan embung Tambok Panahatan berada di Desa Sileang Kecamatan

  Doloksanggul; 11) Mata air dan embung Tambok Sigarua berada di Desa Parbotihan Kecamatan

  Sijamapolang; 12) Mata air dan embung Tambok Nagodang berada di Desa Parbotihan Kecamatan Onan

  Ganjang; dan 13) Mata air dan embung Simarumbak – umbak berada di Desa Sitio II Kecamatan Lintongnihuta.

  5.1.4. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

  Kawasan ini berfungsi sebagai suaka alam dan margasatwa untuk melindungi keanekaragaman hayati, ekosistem, dan keunikan alam. Berdasarkan Peta Register dan Inlivjing di Humbang Hasundutan sebagaimana disebutkan diatas ditetapkan Hutan Suaka Alam di Kabupaten Humbang Hasundutan seluas 85,94 Ha yang berada di Kecamatan Paranginan.

  5.1.5. Kawasan Rawan Bencana Alam

  Kawasan rawan bencana, yaitu wilayah yang sesuai dengan kondisi geografisnya sangat rentan mengalami bencana alam geologi seperti gerakan tanah, longsoran, runtuhan, banjir, dan lain-lain. Areal yang termasuk dalam kawasan ini adalah lahan-lahan terjal sekeliling Danau Toba (Kecamatan Baktiraja) bukit-bukit terjal di kecamatan Onan Ganjang, Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang serta daerah Doloksanggul yang dilalui jalur patahan Semangko dan Renun.

  Berdasarkan analisa kelerengan dan kondisi geologi dapat dijelaskan zonasi tingkat kerentanan bencana longsor dan bencana gempa bumi di Kabupaten Humbang Hasundutan seperti pada Tabel 5.2 dan Tabel 5.3 dan untuk sebaran lokasi bencana dapat dilihat pada Gambar 5.3 dan 5.4.

Tabel 5.2 Tingkat Kerentanan Bencana Alam Longsor

  

Di Kabupaten Humbang Hasundutan

No. Wilayah Tingkat Kerentanan Keterangan

  1. Kecamatan Doloksanggul Sedang dan Rendah Dominan Rendah

  2. Kecamatan Baktiraja Rendah, Sedang dan Tinggi Dominan Tinggi

  3. Kecamatan Lintongnihuta Rendah, Sedang dan Tinggi Dominan Rendah

  4. Kecamatan Paranginan Rendah, Sedang dan Tinggi Dominan Sedang

  5. Kecamatan Pollung Rendah, Sedang dan Tinggi Dominan Rendah

  6. Kecamatan Parlilitan Rendah, Sedang dan Tinggi Dominan Tinggi

  7. Kecamatan Tarabintang Sedang dan Tinggi Dominan Tinggi

  8. Kecamatan Pakkat Sedang dan Tinggi Dominan Tinggi

  9. Kecamatan Onanganjang Rendah, Sedang dan Tinggi Dominan Tinggi

  10. Kecamatan Sijamapolang Rendah, Sedang dan Tinggi Dominan Sedang Sumber: Hasil Analisa

Tabel 5.3 Tingkat Kerentanan Bencana Alam Gempa Bumi (Tektonik)

  

Di Kabupaten Humbang Hasundutan

No. Wilayah Skala Intensitas (MMI) Keterangan

  1. Kecamatan Doloksanggul V-VI , VI-VII & VII-VIII Dominan VI-VII

  2. Kecamatan Baktiraja V-VI & VI-VII Dominan VI-VII

  3. Kecamatan Lintongnihuta

  VI-VII & VII-VIII Dominan VI-VII

  4. Kecamatan Paranginan V-VI & VI-VII Dominan V-VI

  5. Kecamatan Pollung V-VI & VI-VII Dominan V-VI

  6. Kecamatan Parlilitan

  1V-V & V-VI Dominan V-VI

  7. Kecamatan Tarabintang

  1V-V & V-VI Dominan 1V-V

  8. Kecamatan Pakkat

  1V-V & V-VI Dominan 1V-V

  9. Kecamatan Onanganjang V-VI & VI-VII Dominan V-VI

  10. Kecamatan Sijamapolang V-VI , VI-VII & VII-VIII Dominan VI-VII Sumber: Hasil Analisa,

  Laporan Akhir Bab - V - 6

Gambar 5.1 Peta Kawasan Holding Zone

  Laporan Akhir Bab - V - 7

Gambar 5.2 Peta Kawasan Hutan Lindung

  Laporan Akhir Bab - V - 8

Gambar 5.3 Peta Potensi Rawan Bencana Longsor

5.4 Peta Potensi Rawan Bencana Gempa Bumi

  Laporan Akhir Bab - V - 9

5.2. KAWASAN BUDI DAYA

  Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan ini diperinci kedalam beberapa jenis sesuai dengan fungsinya yang terdiri dari : 1). Kawasan peruntukan Hutan Produksi, 2). Kawasan Hutan Rakyat, 3). Kawasan Peruntukan Pertanian, 4). Perkebunan, 5). Peternakan, 6). Kawasan Peruntukan Perikanan, 7). Kawasan Pertambangan dan Sumber Energi, 8). Kawasan Peruntukan Industri, 9). Kawasan Peruntukan Pariwisata, 10). Kawasan Peruntukan Permukiman, 11). Kawasan Agropolitan, dan Kawasan Peruntukan Umum dan Sosial lainnya.

  5.2.1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

  Kawasan peruntukan Hutan Produksi juga mengacu kepada Peta Register dan Inlivjing di Humbang Hasundutan. Dalam Peta Register dan Inlivjing ditentukan Hutan Produksi di Kabupaten Humbang seluas : 48.926,29 Ha yang terdiri dari Hutan Produksi Tetap (HP) seluas 40.512,24 Ha terdapat di Kecamatan Pollung, Kecamatan Parlilitan, Kecamatan Lintongnihuta, Kecamatan Doloksanggul dan Kecamatan Sijamapolang.

  Sedangkan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 8.414,05 Ha terdapat di Kecamatan Pakkat, Kecamatan Parlilitan dan Kecamatan Tarabintang. Sebaran lokasi hutan produksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2.

  5.2.2. Kawasan Hutan Rakyat

  Kawasan hutan rakyat yaitu wilayah dimana sesuai dengan kondisi geografis, geologis/struktur tanah dan dilihat dari sisi ekonomi lebih baik diusahai dengan menanami tanaman hutan dengan kepemilikan berada pada masyarakat atau orang per orang.

  5.2.3. Kawasan Peruntukan Pertanian

  Pertanian tanaman pangan terdiri dari tanaman pangan lahan basah dan pertanian tanaman pangan lahan kering dengan jenis tanaman padi sawah dan padi ladang, palawija, dan buah-buahan. Sesuai dengan kebijakan pemanfaatan ruang, maka kegiatan pertanian tetap diarahkan sebagai basis perekonomian sesuai dengan ketersediaan sumberdaya dan diandalkan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian daerah.

5.2.3.1. Pertanian Lahan Basah

  Dengan melihat bahwa makanan pokok adalah nasi, sedangkan sumber utama padi adalah pertanian lahan basah, maka dalam rangka mempertahankan swasembada serta menjaga stabilitas pangan, lokasi pertanian lahan basah yang tersebar di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 14.151 hektar tetap dipertahankan dan untuk beberapa lokasi dilakukan pengembangan pada lahan yang sesuai dan belum dimanfaatkan untuk kegiatan lain sehingga luas rencana peruntukan kawasan pertanian lahan basah dalam rencana pola ruang kawasan budidaya direncanakan seluas 20.557,20 Ha.

  Lokasi pertanian lahan basah ini terletak pada daerah irigasi yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan sebagaimana pada Tabel 5.4.

  24 Tali Bonbon Sosor Gonting 100.000

  18 Janji Silaga-laga Janji 393.000

  19 Aek Sibundong Parik Sinomba 1,102.000

  20 Tambok Tobing Parsambilan Hutaraja 200.000

  21 Burburan Simangaronsang 100.000

  22 Dolok Sait Dolok Sait 62.000

  23 Sihomur-Homur Hutaraja 58.000

  25 Tambok Panaharan Bangkitan Sosor Gonting 65.000

  16 Sampean Sampean 150.000

  26 Sihora-hora Sileang 100.000

  27 Bangkitan Sileang Sileang 120.000

  II Kec. Lintongnihuta 2,959.500

  28 Tomburan Gambut Tapian Nauli 146.000

  29 Siarsam-arsam Dolok Margu 68.000

  30 Sipagabu Siponjot 175.000

  17 Hutagurgur Hutagurgur 281.000

  15 Pea Raja Sihite Sihite 150.000

Tabel 5.4 Daftar Daerah Irigasi Kabupaten Humbang Hasundutan

  5 Pea Lumban Purba 185.000

  No Nomor Jaringan Daerah Irigasi Nama Desa Luas Potensial Irigasi (Ha)

  I Kec. Doloksanggul 5,052.500

  1 Sianak-anak Saitnihuta 190.000

  2 Roba Saitnihuta 175.000

  3 Aek Tobing Saitnihuta 118.000

  4 Sosor Sibaso Lumban Purba 75.000

  6 Rura Pea Bolak Saitnihuta 129.000

  14 Matiti Sosor Tambok Matiti 175.000

  7 Aek Lung I Aek Lung 165.000

  8 Aek Lung II Sosor Tolong 173.000

  9 Tambok Lalo Purba Manalu 81.500

  10 Pakkat Toruan Pakkat Toruan 165.000

  11 Situmandi Purba Dolok 150.000

  12 Tambok Sangge-sangge Sihite 130.000

  13 Huta Bagasan Huta Bagasan 260.000

  31 Sigarang-garang Hutasoit 147.000

  No Nomor Jaringan Daerah Irigasi Nama Desa Luas Potensial Irigasi (Ha)

  62 Tinombuk Sipituhuta 300.000

  55 Simangira I Simamora 95.000

  56 Simangira II Marbun Simamora 150.000

  57 Siboltak Langit Marbun 500.000

  58 Tipang Habinsaran 350.000

  V Kec. Pollung 5,223.000

  59 Hauma Bondar Aek Nauli 350.000

  60 Tambok Simunjal Hutapaung 31.000

  61 Tambok Tolong Pandumaan 85.000

  63 Aek Silang Pancur Batu 1,127.000

  53 Siunong-unong Siunong-unong 180.000

  64 Sosor Napa Pancur Batu 250.000

  65 Hutajulu Hutajulu 102.000

  66 Parmiahan Hutapaung Hutapaung 1,000.000

  67 Aek Paung Hutapaung 178.000

  68 Siria-ria Ria-ria 650.000

  69 Aek Rugi-rugi Parsingguran I 700.000

  70 Aek Sihatunggal Parsingguran I 450.000

  VI Kec. Sijamapolang 906.000

  71 Siburak Dolok Siborboron 56.000

  54 Gonting Julu Sigaol Siunong-unong Julu 58.000

  IV Kec. Baktiraja 1,333.000

  32 Silaban Hutasoit Silaban Hutasoit 127.000

  42 Sitapean Siabal-abal Sihar Julu 132.000

  33 Lobutua Lobutua 250.000

  34 Siponjot Siponjot 110.000

  35 Hatopan Sibuntuon 23.500

  36 Sigalapang Pulo-pulo Suhar Julu 90.000

  37 Sitapongan Sosor Dolok Naga Saribu I,II 200.000

  38 Pancur Leang Tapian Nauli 170.000

  39 Tambok Dolok Pea Simataniari Tapian Nauli 180.000

  40 Tamburan Sibual Hutasoit 50.000

  41 Peasanggul Dolok Margu 110.000

  43 Tambok Kongsi Torop Nagasaribu IV 114.000

  52 Parboli-bolian Siboru Torop 100.000

  44 Nababan Dolok Pargodungan Nagasaribu IV 210.000

  45 Lumban Sapa Nagasaribu I 115.000

  46 Sitapongan Nagasaribu I 300.000

  47 Aek Sigeaon Nagasaribu I 67.000

  48 Sitapean Sitolu Bahal Aek Mardugu Sitolu Bahal 175.000

  III Kec. Paranginan 583.000

  49 Lumbang Barat Lumbang Barat 165.000

  50 Dolok Nauli Lobu Tolong 88.000

  51 Aek Sitapean Sosorniapoan Lumbang Barat/Lobu Tolong 230.000

  72 Saba Sibatu-batu Bonan Dolok II 140.000

  No Nomor Jaringan Daerah Irigasi Nama Desa Luas Potensial Irigasi (Ha)

  I Kec. Pakkat 3,447.000

  IX Kec. Tarabintang 1,041.500

  103 Aek Sopang Aek Sopang 180.000 104 Sigalapang Rura Tanjung 125.000 105 Sihorbo Rura Tanjung 80.000 106 Parmonangan Parmonangan 80.000 107 Bulu Sona Siambaton 45.000

  99 Sabarimba Napa Saringar Pakkat Hauagong 70.000 100 Pakkat Pakkat Hauagong 100.000 101 Soripada Tukka Tukka Dolok/Ambobi 52.000 102 Hutaginjang Tukka Dolok 75.000

  98 Sinamo Lbn Tonga- tonga/Laba 1,000.000

  97 Saba Temba Purba Bersatu 191.000

  96 Purba Baringin Purba Baringin 159.000

  95 Batu Gaja Purba Sianjur 191.000

  94 Sijarango II Sijarango II 90.000

  93 Sijarango Sirahar Sijarango I 150.000

  92 Banuarea Dolok Pinapan Banuarea 155.000

  91 Manalu Manulu 160.000

  90 Karya Karya 204.500

  89 Sipagabu Sipagabu 350.000

  88 Aek Raja Uram Pulo Godang 159.500

  VII

  73 Bonan Dolok Tambok Sigarua Bonan Dolok I 200.000

  79 Napa Parnapa, Sibuluan 112.000

  74 Hasang Bonan Dolok Bonan Dolok I 150.000

  75 Sibuntuon Sibuntuon 110.000

  76 Maranti Sibuntuon 116.000

  77 Lobu Tinombang Simarigung 34.000

  78 Bondar Godang Sanggaran 100.000

  VII Kec. Onanganjang 885.000

  80 Aek Sipoti Sampe Tua 120.000

  87 Siparbue Batu Nagodang Atas 27.000

  81 Batu Nagodang Siatas Batu Nagodang 100.000

  82 Tambok Nagodang Parbotihan 117.000

  83 Sabar Pilar Siantarasa Onan Ganjang 85.000

  84 Tambok Sipan Sihikkit 86.000

  85 Tambok Tobing Huta Julu 120.000

  86 Napa Janji Simarsik Janji Nagodang 118.000

  108 Uruk Sihombu Sihombu 150.000 109 Aek Pinim Buluampa Sihombu 150000 110 Aek Sosopan Sitonong Sihombu 70.000 111 Simatongtong Sihombu 70.000 112 Sibongkare Sibongkare 50.000 113 Siantar Sibongkare 50.000

  No Nomor Jaringan Daerah Irigasi Nama Desa Luas Potensial Irigasi (Ha)

  114 Gaman Sihas Toruan 40.000 115 Tarabintang Tarabintang 160.000 116 Lae Maletuk Sibongor Tarabintang 100.000 117 Lae Kapur Tarabintang 70.000 118 Sindabar Sihas Toruan 150.000 119 Lae Maga Sitanduk 175.000

  120 Lae Maga Anggocci Sitanduk 123.500 121 Sitanduk Sitanduk 143.000 122 Lae Rotan Simbara 50.000

  X Kec. Parlilitan 4,488.600

  123 Aek Solling Hutanapa Pusuk I 50.000 124 Aek Buatonq Pusuk I 50.000 125 Janji Pusuk Pusuk I 100.000 126 Sampe Huta Pusuk I 50.000 127 Aek Arung Sabaruma Baringin 156.000 128 Sibira-bira Baringin 101.500

  129 Sihabong-habong Sihotang Hasugian Dolok II 100.000 130 Sitio-tio Simataniari 100.000

  131 Hutasaba Sihotang Hasugian Tonga 80.000 132 Hutajahe Sihotang Hasugian Tonga 21.100 133 Sitinjo Sihotang Hasugian Tonga 125.000 134 Napagoring Sionom Hudon Tonga 40.000

  135 Sikual-kual Silali Bulu Gading Sihotang Hasugian Tonga 600.000 136 Lae Reden Sionom Hudon Tonga 65.000

  137 Sampuran Sipitu Sihotang Hasugian Tonga 40.000 138 Aek Situa-tua Pusuk I 40.000

  139 Lae Ardan Sionom Hudon Toruan 105.000 140 Lae Sipinggih Sionom Hudon Julu 75.000

  141 Namo Pali Sionom Hudon Tonga 60.000 142 Namo Takal Sionom Hudon Tonga 67.000 143 Tarpangulu Balang Sionom Hudon Utara 52.000 144 Aek Sibul-bulon Sibulbulon 80.000 145 Aek Rimo Kayu Sionom Hudon Utara 18.500 146 Lae Angkole Sibulbulon 62.000 147 Uruk Sakkalan Uruk Tolong Sionom Hudon Utara 500.000 148 Ambalo Sibulbulon 160.000 149 Siduan Bilik

  Sionom Hudon Timur

  II 300.000 150 Aek Marbatang Sionom Hudon Timur 116.000

  Luas Nomor No Daerah Irigasi Nama Desa Potensial Jaringan Irigasi (Ha)

  I Sionom Hudon Timur 151 Hutagodung I 600.000 152 Sisolpa Simonggo Sihas Habinsaran 600.000

  153 Aek Sipang Pusuk I 24.500

  J u m l a h 25,919.100

  Sumber: Dinas Praswil Kabupaten Humbang Hasundutan, 2010

5.2.3.2. Pertanian Lahan Kering

  Pertanian lahan kering, di Kabupaten Humbang Hasundutan, pada umumnya adalah pertanian dengan tanaman palawija dan hortikultura seperti jagung, padi gogo, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan lain-lain. Tanaman ini pada umumnya cocok pada areal yang relatif datar atau ditanam secara bergantian dengan padi di areal sawah. Lahan untuk pertanian lahan kering tersebar di semua kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan pada kemiringan lahan yang sesuai yaitu dengan kemiringan yang relatif landai ataupun datar.

  Rencana peruntukan lahan untuk kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten Humbang Hasundutan seluas 85.394,84 Ha. Lahan potensial yang menjadi prioritas pengembangan komoditas unggulan adalah seluas 42.521 Ha. Adapun jenis tanaman yang dapat ditanam dalam pertanian lahan kering antara lain : jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar luas serta beberapa jenis tanaman holtikultura lainnya. Lokasi dan luasan areal pertanian tanaman kering dapat dihat pada Tabel5.5.

  Tabel 5.5

Luas Lahan Potensial Pengembangan Komoditas Unggulan

di Kabupaten Humbang Hasundutan

  Nama Kelas Kemiringan dan Luasan (Ha) Total No Kecamatan A B C D E F (Ha)

  1 - Pakkat 6.693 - 335 1.759 9.148 361

  2.378 - Onan Ganjang 512 - 3.421 531

  • 2

  3

  • Sijamapolang 283 1.653 1.052 3.791 - 803

  4 Lintong Nihuta

  • 1.578

  2.264 - - 405 281

  5 Paranginan

  • 952 - - -

  1.252 402

  6 Dolok Sanggul 3.462 811 137 4.410 - -

  • 7 Pollung
  • 1.587 1.042 - 5.896 -

  3.267

  8 Parlilitan 107 2.532 4.742 - 720 8.101

  9 Tarabintang 2.952 - 1.021 265 4.238

  • 10 Bakti Raja -
  • Jumlah 7.969 5.645 16.613 9.515 2.881 42.521

  Rekomendasi TPLB,TPLK TPLK,TT TPLK, TT T.T T. T komoditas

  Sumber : Analisis Tahun 2009 Keterangan: TPLB = Tanaman Pangan Lahan Basah (Padi Sawah)

  TPLK = Tanaman Pangan Lahan Kering (jagung, padi gogo, palawija, hortikultura) T.T = Tanaman Tahunan (kopi, karet, kemenyan, sawit, cengkeh,kulit manis)

5.2.4. Kawasan Peruntukan Perkebunan

  Berdasarkan ketinggian tempat, temperatur, curah hujan, maka wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan terbagi atas dua zona wilayah yaitu: 1) Zona I, yang mempunyai ketinggian 700~2.500 mdpl. yang meliputi Kecamatan

  Paranginan, Bakti Raja, Lintong Nihuta, Dolok Sanggul, Pollung, Onan Ganjang, Sijamapolang, Pakkat sebagian dan Parlilitan sebagian, pada wilayah ini komoditas

  tanaman perkebunan yang diunggulkan yaitu tanaman kopi, kemenyan, cengkeh, dan kemiri. 2) Zona II, dengan ketinggian dibawah 700 mdpl, yang meliputi wilayah Kecamatan

  Tarabintang, Kecamatan Pakkat, Parlilitan, dan Onan Ganjang sebagian. Pada zona II komoditas karet, kakao dan sawit merupakan tanaman unggulan.

  Selain tanaman perkebunan yang telah disebutkan diatas masih banyak jenis tanaman perkebunan lain yang potensial dikembangkan di wilayah ini dengan spesifikasi iklim yang sesuai, seperti tanaman jeruk, alpukat, durian, petai, dan lain-lain. Khusus tanaman kopi, dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa kopi yang berasal dari Kecamatan Lintong Nihuta merupakan sentra komoditi andalan dari Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal ini sejalan dengan hasil sosialisasi dari Kementrian Perindustrian bahwa kopi yang diberi hak indikasi geografis dapat dijadikan komoditi andalan daerah dan keluar dari Kabupaten Humbang Hasundutan sudah siap konsumsi. Gambaran Kawasan Peruntukkan Pertanian & Perkebunan Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada Gambar 5.5.

  Laporan Akhir Bab - V - 17

Gambar 5.5 Kawasan Peruntukkan Pertanian & Perkebunan Kabupaten Humbang Hasundutan

  5.2.5. Kawasan Peruntukan Peternakan

  Untuk mata pencaharian masyarakat ataupun untuk peningkatan pendapatan keluarga, maka di daerah Humbang Hasundutan juga cocok dikembangkan berbagai jenis peternakan sesuai dengan kondisi dan iiklim dan topografi wilayahnya. Adapun lokasi rencana pengembangan dan jenis ternak yang akan dipelihara adalah sebagai berikut :

  1. Kecamatan Pakkat, Onan Ganjang, Sijamapolang dan Bakti Raja sebagai sentra peternakan sapi.

  2. Kecamatan Onan Ganjang, Paranginan, Dolok Sanggul, Pollung dan Bakti Raja sebagai sentra peternakan kerbau.

  3. Kecamatan Sijamapolang dan Dolok Sanggul sebagai sentra peternakan kuda.

  4. Kecamatan Pakkat dan Tarabintang sebagai sentra peternakan kambing.

  5. Kecamatan Sijamapolang, Peranginan, Dolok Sanggul, Pollung, dan Tarabintang Potensi sebagai sentra peternakan babi.

  6. Kecamatan Onan Ganjang, Sijamapolang, Lintong Nihuta, Dolok Sanggul, Parlilitan, dan Tarabintang sebagai sentra peternakan ayam buras.

  7. Kecamatan Pakkat, Pollung, Parlilitan, dan Bakti Raja sebagai sentra peternakan itik.

  5.2.6. Kawasan Peruntukan Perikanan

  Karena Kabupaten Humbang Hasundutan tidak memiliki laut, maka usaha perikanan yang ada hanyalah perikanan darat (ikan air tawar). Berdasarkan karakteristik daerahnya maka di Kabupaten ini ada 3 (tiga) media pengembangan perikanan yaitu : Kolam, danau dan sungai. Pengusahaan perikanan ini oleh penduduk dapat berupa mata pencaharian utama ataupun sebagai tambahan penghasilan rumah tangga. Masing-masing lokasi pengusahaan perikanan tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Kecamatan Pakkat, Onan ganjang, Paranginan, Dolok Sanggul, dan Pollung sebagai sentra perikanan air tawar.

  2. Kecamatan Lintong Nihuta, Paranginan, Parlilitan, Tarabintang, dan Baktiraja sebagai sentra perikanan mina padi.

  3. Kecamatan Bakti Raja sebagai sentra perikanan keramba jaring apung.

  4. Kecamatan Parlilitan khususnya desa Pusuk I sebagai sentra pembenihan ikan.

  5. Seluruh aliran sungai sebagai tempat pengusahaan ikan air tawar

5.2.7 Kawasan Peruntukan Pertambangan dan Sumber Energi

  Sebahagian besar potensi bahan tambang di Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan jenis tambang batuan geologi yang dapat berpotensi untuk pemasok bahan baku industri pengolahan bahan bangunan (batako, pozolan/semen, calcium carbonate (cat), kalsit, trass dan sebagainya. Namun pemanfaatan bahan tambang tersebut masih sangat terbatas. Disamping itu terdapat juga potensi biji emas yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi industri kerajinan (logam) walaupun tingkat kuantitas dan kualitas dari biji emas tersebut belum diketahui secara pasti.

  Secara spasial, potensi jenis bahan tambang yang terdapat di Kabupaten Humbang Hasundutan antara lain pozolan di Kecamatan Lintong Nihuta, Dolok Sanggul, batako trass di Kecamatan Lintong Nihuta dan Kecamatan Dolok Sanggul, batu gamping, kalsit dan trass di Kecamatan Dolok Sanggul, guano di Kecamatan Pakkat dan Parlilitan, batu koalin di Kecamatan Onan Ganjang, serta gambut di Kecamatan Lintong Nihuta dan Kota Doloksanggul yaitu di Aek Nauli lebih kurang seluas 370 Ha yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar/sumber energi alternatif dan bahan bakar lokal masyarakat.

  Penyebaran daerah pertambangan mineral di Kabupaten Humbang Hasundutan meliputi: calcium carbonat berada di Desa Nagasaribu Kecamatan Lintong Nihuta, Desa Pakkat Kecamatan Dolok Sanggul, pozolan berada di Desa Nagasaribu Kecamatan Lintong Nihuta, batako trass berada di Desa Nagasaribu Kecamatan Lintong Nihuta, Desa Pakkat Kecamatan Dolok Sanggul, batu gamping berada di Kecamatan Dolok Sanggul, kalsit berada di Kecamatan Lintong Nihuta dan Kecamatan Dolok Sanggul, gambut berada di Kecamatan Dolok Sanggul; trass berada di Kecamatan Dolok Sanggul, guano berada di Kecamatan Pakkat dan Parlilitan, batu kapur berada di Kecamatan Onan Ganjang; biji emas berada di Desa Cegarigi dan Dolok Pinapan Kecamatan Tarabintang, timah hitam berada di Kecamatan Tarabintang, tembaga berada di Desa Dolok Pinapan Kecamatan Tarabintang, dan bahan campuran keramik berada di Kecamatan Sijamapolang.

  Berdasarkan Peta Geologi Bersistem Indonesia Lembar Sidikalang 0518-0618, 2011, untuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan ditentukan zonasi Wilayah Pertambangan (WP) dalam lima jenis. Lokasi Wilayah Pertambangan dan indikasi jenis bahan tambag dimaksud dijelaskan pada Tabel 5.6 dan 5.7.

Tabel 5.6 Wilayah Pertambangan di Kabupaten Humbang Hasundutan

  Lokasi No Wilayah Pertambangan (WP) Kecamatan

  Doloksanggul, Parlilitan, Tarabintang,

  1 WUP Logam Pakkat, Onanganjang, Sijamapolang, Baktiraja Doloksanggul, Sijamapolang,

  2 WUP Bukan Logam dan Batuan Paranginan, Lintongnihutan, Baktiraja, Parlilitan, Pollung, Onanganjang Sijamapolang, Onanganjang,

  3 WUP Radioaktif Tarabintang

  4 WPR Galian C Kabupaten Humbang Hasundutan

  5 Rawa Gambut/konservasi Lintongnihuta, Doloksanggul, Pollung Sumber: Peta Geologi Bersistem Lembar Sidikalang 0518-0618, 2011

Tabel 5.7 Jenis dan Lokasi Bahan Tambang di Kabupaten Humbang Hasundutan

  Jenis Bahan Lokasi No Kegunaan Deposit Tambang Kecamatan

  Pozolan/ Lintong Nihuta (Ds. Belum

  1 Semen Lempung Nagasaribu) diteliti Lintong Nihuta (Ds.

  Batako trass/ Belum

  2 Nagasaribu) Batu bata, batako Tufa Toba diteliti

  Dolok Sanggul (Ds. Pakkat) 260 juta

  3 Batu gamping Dolok Sanggul Semen, dll ton Pupuk, pakan

  Batu kapur Belum

  4 Onan Ganjang ternak, kapur (Koalin) diteliti olahan

  Tarabintang (Ds. Cegarigi dan Penelitian

  5 Biji emas Perhiasan

  Dolok Pinapan) umum Belum

  6 Timah Hitam Tarabintang Bahan industri diteliti Bahan campuran

  Belum

  7 Sijamapolang Campuran keramik keramik, & Granit diteliti

  Sumber: Kantor Pertambangan dan Energi Kabupaten Humbang Hasundutan, 2011

  Sebagai sumber energi, Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki sumber air terjun yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Lokasi air terjun yang potensial untuk PLTA dapat dilihat pada tabel 4.8. dan gambaran wilayah potensi pertambangan Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada Gambar 5.6. Sedangkan untuk sebaran rencana sumber pembangkit energi listrik tenaga air dapat dilihat pada Gambar 5.7.

  

Tabel 5.8.

Potensi Air Terjun Sebagai Sumber PLTA di Kabupaten Humbang Hasundutan

No Nama air Terjun Lokasi

  13. Sipang(Aek Sisira) Pusuk II, Parlilitan

  Sibuntuon, Sijamapolang 23. Sibundong III (PLN BM 2), Aek Sibundong

  Sibundong II (PLN BM 1), Aek Sibundong

  21. Parpahuan(Aek Silang) Hutaraja, Dolok Sanggul 22.

  20. Manongatao(Aek Silang) Hutaraja, Dolok Sanggul

  19. Janji di Binanga(Binanga Janji Desa Marbun, Bakti Raja

  18. Sipultak Hoda(Aek silintong Gota) Desa Tipang, Bakti Raja

  17. Nadumangor(Aek Pungga sosor) Sibuluan,Onan Ganjang

  16. Oppu Lagang(Aek Pungga sosor) Sihikkit, Onan Ganjang

  15. Raja Panopa(Aek Pungga sosor) Sihikkit, Onan Ganjang

  14. Oppu Sarme(Aek Pungga sosor) Sihikkit, Onan Ganjang

  12. Simolap(Aek Baringin) Baringin, Parlilitan

  1. Sipulak (Aek Sirahar) Pakkat Hauagong, Pakkat

  11. Sitanduk (Aek Simonggo Tarabintang

  10. Sibabo(Aek Simonggo) Sionom Hudon Selatan, Parlilitan

  9. Simursa II (Aek Simursa) Sibokkare, Tarabintang

  8. Sumursa I (Aek Simursa) Gaman, Tarabintang

  7. Sibokkik (Aek rambe) Sihombu, Tarabintang

  6. Namosorangan(Aek Sisira Rura Tanjung,Pakkat

  5. Simardame (Aek Sisira) Rura Tanjung,Pakkat

  4. Tahurjati (Aek Sopang) Rura Aek Sopang,Pakkat

  3. Pollung (Aek Sibuluan) Purba Baringin,Pakkat

  2. Peadungdung(Aek Sirahar) Pakkat Hauagong,Pakkat

  Sibuntuon, Sijamapolang Sumber: Dinas Pertambangan Kabupaten Humbang Hasundutan, 2011

  Laporan Akhir Bab - V - 22

Gambar 5.6 Peta Kawasan Daerah Potensi Pertambangan Kabupaten Humbang Hasundutan

  Laporan Akhir Bab - V - 23

Gambar 5.7 Peta Letak Air Terjun dan Sebaran Rencana Pembangkit Energi Listrik Tenaga Air

  5.2.8. Kawasan Peruntukan Industri

  Pengolahan bahan kimia dan bahan bangunan

  5.2.9. Kawasan Peruntukan Pariwisata

  Sumber: Hasil Analisa, 2009

  Seluruh kecamatan

   Industri kerajinan seperti anyaman rotan, purun, bambu, ijuk dan sebagainya).

   Industri kerajinan perhiasan

  Pengolahan bahan baku biji emas menjadi kerajinan emas dan bentuk kerajinan lainnya

  4 

   Pakkat, Onang Ganjang, Lintong Nihuta, Dolok Sanggul, Pollung, Parliltan, Bakti Raja

   Industri bahan-bahan tambang untuk bahan baku bangunan (batako, cat dan sebagainya) dan logam.

   Industri pengolahan bahan dari kemenyan

  3 

  Melihat potensi dan kondisi Kabupaten Humbang Hasundutan, maka industri yang dapat berkembang di daerah ini adalah industri yang terkait dengan pertanian seperti pengolahan hasil pertanian dan pembuatan alat-alat pertanian, industri kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan bahan bangunan, industri yang ada kaitannya dengan bahan tambang seperti bahan baku emas dan lain-lain serta industri yang menghasilkan bahan kebutuhan sehari-hari. Mengingat kemajuan daerah masih dalam tahap pembangunan awal, maka industri yang dikembangkan adalah industri kecil, industri kerajinan dan industri rumah tangga. Adapun rencana peruntukan lokasi industri dapat dilihat pada tabel 5.9 di bawah ini.

   Seluruh Kecamatan

   Industri - pengembangan kain tradisonal (kain adat

  Pengolahan untuk kebutuhan sandang dan kulit

  2 

   Lintong Nihuta, Pakkat, Onang Ganjang, Paranginan, Dolok Sanggul, Pollung, Parlliltan dan Bakti Raja

   Industri bahan baku makanan dan minuman (pengolahan kopi bubuk dan pengupasan, pembuatan tahu, tempe, kerupuk ubi dan pembuatan gula tebu)

  Pengolahan hasil-hasil pertanian

  1 

  

di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Penyerapan Tenaga Kerja

No Kelompok Potensi Industri Pengolahan Lokasi

Tabel 5.9 Kawasan Peruntukan Unit Industri Pengolahan

  Potensi kepariwisataan yang dimiliki Kabupaten Humbang Hasundutan adalah keindahan dan daya tarik panorama alam seperti kawasan Danau Toba serta budaya dan sejarah seperti pusat Kerajaan Batak (Istana Sisingamangaraja). Oleh karena itu bidang kepariwisataan yang dapat berkembang adalah wisata alam, wisata budaya dan wisata sejarah. Dalam upaya pengembangan kepariwisataan di daerah ini, maka perlu mengembangkan objek-objek wisata yang ada.

  Sesuai Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Danau Toba ditetapkan Kecamatan Baktiraja sebagai daerah tujuan wisata bertaraf internasional berlatar sejarah dan budaya.

  Selanjutnya merekomendasikan bahwa zona wisata yang potensial di Kawasan Danau Toba pada Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan terdapat di Kawasan Strategis skala Kabupaten yakni Zona wisata Dolok Sanggul– Lintong Nihuta – Bakkara (Doliba ). Demikian juga dalam RTRW Provinsi Sumatera Utara ditetapkan bahwa Kawasan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis bidang Pariwisata.

  Mengingat kawasan Danau Toba merupakan objek wisata yang menarik di daerah ini, dan untuk mendukung serta memanfaatkan peluang yang ada sebagaimana pada RTR Kawasan Strategis Danau Toba dan RTRW Provinsi Sumatera Utara tersebut, maka Kabupaten Humbang Hasundutan akan mengembangkan beberapa objek wisata di sekitarnya.

  Selain itu karena kabupaten ini memiliki keindahan dan daya tarik alam yang cukup bagus di berbagai lokasi yang potensial sebagai objek wisata, maka lokasi-lokasi tersebut juga perlu dikembangkan yang diintegrasikan dengan lokasi-lokasi lain sebagai objek wisata, baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata sejarah.

  Lokasi-lokasi objek wisata yang akan dikembangkan di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah sebagaimana pada tabel 5.10.

Tabel 5.10 Potensi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Humbang Hasundutan

  27 Batu Sigunja Ulok Parlilitan Batu panjang bentuk ular

  21 Sampuran Sipang Pakkat Air terjun

  22 Sampuran Tahur Jati Pakkat Air terjun

  23 Sampuran Ponok Pakkat Pemandangan alam

  24 Pohan Rambe Pakkat Legenda

  25 Benteng Pertahanan Parliitan Benteng pusaka

  26 Makam Prajurit Tarabintang Makam

  28 Sampuran Simolap Tarabintang Air terjun

  19 Dolok Aek Nabara Pakkat Pemandangan alam

  29 Sampuran Sibato Parlilitan Pemandangan alam

  30 Sampuran Pollung Pakkat Air terjun

  31 Sampuran Oppu Lagam Onan Ganjang Pemandangan alam

  32 Sosor Tambok Dolok Sanggul Pemandangan alam/air

  33 Sibaragak Lintong Nihuta Pemandangan alam

  Sumber: Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan, 2011

  Kebutuhan pengembangan perumahan didasarkan kepada backlog kebutuhan rumah, pertumbuhan kebutuhan dari pertambahan penduduk, peningkatan kualitas permukiman yang meliputi perbaikan perumahan yang bertempat tinggal di bantaran sungai dan permukiman kumuh. Total kebutuhan rumah selama periode perencanaan baik untuk perkotaan maupun perdesaan antara lain untuk Permukiman perkotaan seluas kurang lebih 715 hektar yang berada di seluruh kecamatan dan permukiman

  20 Sampuran Sipulak Pakkat Air terjun

  18 Goa Sibagae (Gua Berliku-liku) Pakkat Goa

  No Nama Obyek Lokasi Daya Tarik Kecamatan

  8 Aek Sipangolu Bakti Raja Air Terjun

  1 Sipinsur Paranginan Wisata alam

  2 Batu hundul-hundul Bakti Raja Budaya

  3 Dolok Margu Lintong Nihuta Pemandangan alam

  4 Tao Silaban Silosung Lintong Nihuta Danau

  5 Tao Sipinggan Lintong Nihuta Danau

  6 Sionom Hudon Parlilitan Lokasi Perjuangan

  7 Hariara Tungkot Bakti Raja Budaya

  9 Istana Sisingamangaraja Bakti Raja Istana Raja

  17 Dolok Pinapan Pakkat Pemandangan alam

  10 Tombak Sulu-sulu Bakti Raja Tempat Semedi Raja

  11 Goa Partapaan Boru Pasaribu Bakti Raja Goa

  12 Aek Silang Dolok Sanggul Sungai

  13 Aek Sitio-tio Bakti Raja Mata air

  14 Batu Kubur-kubur Pollung Makam kuno

  15 Tempayan Batu Pollung Batu kubur

  16 Kubur Batu Pakkat Makam

5.2.10. Kawasan Peruntukan Permukiman

  perdesaan seluas kurang lebih 2.978 hektar yang berada di seluruh kecamatan. Mengenai gambaran penyebaran perkembangan permukiman di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada tabel 5.11.

  Lokasi penyebaran perumahan tetap berada pada kondisi eksisting waktu perencanaan yaitu tersebar pada ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan untuk perumahan perkotaan dan selebihnya tetap sebagai perdesaan. Upaya pembangunan permukiman adalah dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan meningkatkan sarana prasarana permukiman tersebut.

Tabel 5.11 Proyeksi Kebutuhan Rumah Kabupaten Humbang Hasundutan

  

Tahun 2011-2031

Jumlah Rumah Tangga (Unit) No Kecamatan Perdesaan Perkotaan Total

  1 Pakkat 4.267 831 5098

  2 Onan Ganjang 1.821 330 2151

  3 Sijamapolang 1.089 1089

  4 Lintong Nihuta 4.829 332 5161

  5 Paranginan 2.514 2514

  6 Dolok Sanggul 5.906 1.242 7148

  7 Parlilitan 4.348 4348

  8 Pollung 3.017 3017

  9 Bakti Raja 2.028 2028

  10 Tarabintang 1.599 1599

  Total Unit Rumah 31.418 2.735 34.153 Total Luasan (Ha) 2.978 715 3.693 Sumber: Hasil Analisis, 2011

  5.2.11. Kawasan Agropolitan

  Sesuai RTRW Propinsi Sumatera Utara bahwa kawasan Dataran Tinggi Toba ditetapkan sebagai kawasan agropolitan. Penetapan kawasan ini bertujuan dalam rangka membangun kawasan dengan berbasis pada sektor pertanian. Kabupaten Humbang Hasundutan termasuk dalam kawasan ini yang meliputi 5 (lima) kecamatan yaitu : Doloksanggul, Baktiraja, Lintong Nihuta, Paranginan, dan Pollung.

  5.2.12. Kawasan Peruntukan lainnya.

  Kawasan peruntukan lainnya di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah kawasan yang diperuntukkan secara khusus berupa kawasan pertahanan dan keamanan Negara meliputi :

  1. Komando Distrik Militer (Kodim) yang berada di Kecamatan Dolok Sanggul

  2. Komando Rayon Militer (Koramil) berada di Kecamatan-kecamatan di Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan

  3. Kepolisian Resort Humbang Hasundutan yang berada di Kecamatan Lintongnihuta.

  4. Kepolisian Sektor (Polsek) berada di Kecamatan-kecamatan di Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan.

  Selanjutnya Gambaran Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada Gambar 5.8.

  Laporan Akhir Bab - V - 29

Gambar 5.8 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan

  5.3 Rencana Struktur Ruang Terkait Bidang Cipta Karya

5.3.1 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Air Minum

  Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana air minum diarahkan pada: