DOCRPIJM 1504307752BAB V KAB KARANGASEM 2014

  Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN KARANGASEM

5.1. ARAHAN RENCANATATA RUANG KABUPATEN KARANGASEM

  Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten/kota berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Sebagai acuan dalam penataan ruang, pemerintah kabupaten/kota menyusun RTRW Kabupaten/Kota untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota maupun dengan wilayah sekitarnya. RTRW Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai:

  a. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) b. acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten/kota;

  c. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota; d. acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten/kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang;

  f. dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah

  Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan g. acuan dalam administrasi pertanahan

  RTRW Kabupaten Karangasem merupakan acuan spasial dalam pembangunan kabupaten RPIJM sesuai kedudukannya perlu mengacu pada RTRW yang telah disusun.

5.1.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah 1. Tujuan Penataan Ruang

  Berdasarkan arahan RTRW Kabupaten Karangasem memiliki tujuan penataan ruang adalah “ Terwujudnya Wilayah Karangasem yang aman, nyaman, produkktif dan berkelanjutan melalui pengembangan agribisnis dan pariwisata yang berwawasan lingkungan dalam pemanfaatan ruang dengan menerapkan aspek mitigasi bencana

  ”. Kata kunci dalam tujuan diatas yang berkaitan dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan adalah ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Untuk mewujudkan ruang seperti yang diuraikan dalam kata kunci diatas dibutuhkan ruang wilayah untuk permukiman yang berwawasan lingkungan dan menerapkan aspek mitigasi bencana karena kondisi fisik wilayah kabupaten Karangasem. Selain itu, dibutuhkannya dukungan penyediaan permukiman dan infrastruktur untuk pengembangan kegiatan pada sector agribisnis dan pariwisata agar sector unggulan tersebut dapat berkembang secara optimal.

2. Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten Karangasem

  Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang di wilayah Kabupaten Karangasem sehingga ditetapkan beberapa Kebijakan tata ruang wilayah Kabupaten Karangasem secara makro adalah sebagai berikut :

  a) Karakteristik geografis Kabupaten Karangasem sebagai wilayah yang berada pada jalur lintasan transportasi darat dan laut memberikan pengaruh sebagai berikut :

  I. Jalan arteri primer Gilimanuk

  • – Padangbai merupakan penghubung antara wilayah Kabupaten Karangasem dengan wilayah lain diluar Pulau Bali terutama provinsi-provinsi lain di bagian timur Pulau Bali. Hal ini memberikan keuntungan komparatif terhadap wilayah sekitar Padangbai karena menjadi
Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  pintu gerbang selatan Kabupaten Karangasem sekaligus pintu gerbang laut selatan untuk Pulau Bali.

  II. Adanya rencana pengembangan Pelabuhan Amed sebagai pelabuhan penyeberangan Bali

  • – Lombok menjadi salah satu keuntungan lain yang diperoleh Kabupaten Karangasem karena keberadaan pelabuhan ini menjadi pintu gerbang utara bagi kabupaten ini ke wilayah lain diluar Pulau Bali.

  III. Rencana pengembangan Pelabuhan Amed akan menjadikan ruas jalan Gilimanuk – Amed menjadi salah satu penghubung yang dapat menjadi mendorong pertumbuhan daerah-daerah di bagian utara Kabupaten Karangasem.

  b) Keberadaan pintu gerbang laut eksisting (Padang Bai) dan rencana (Amed) dapat meningkatkan keterkaitan ekonomi antar wilayah Kabupaten Karangasem dengan kabupaten atau bahkan provinsi lainnya.

  c) Jalan arteri Gilimanuk

  • – Padangbai, jalan kolektor Amlapura – Selat – Rendang – Klungkung, dan jalan ”penghubung” Ban – Menanga - Bangli – Klungkung menjadikan sirkulasi transportasi yang sangat lancar ke arah Kota Semarapura yang ditetapkan sebagai pusat wilayah pembangunan Bali Timur (WPBT). Hal ini menjadi salah satu potensi untuk lebih mengoptimalkan kedudukan Kabupaten Karangasem sebagai sentra produksi pertanian maupun sektor lainnya.

  Sedangkan untuk kebijakan tata ruang wilayah Kabupaten Karangasem secara mikro yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur adalah : a) Penetapan pusat-pusat kegiatan dengan pendekatan pengembangan wilayah dan dukungan prasarana wilayah guna mengatasi dan mengurangi ketimpangan pertumbuhan antar wilayah, dengan strategi yaitu :

   meningkatkan fungsi dan pelayanan jalan yang menghubungkan wilayah utara dan wilayah selatan Karangasem;  mempertegas dan menetapkan pusat-pusat permukiman yang memenuhi kriteria sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan memperhatikan fungsi utamanya;  meningkatkan keterkaitan antar kota, baik secara fungsional dengan pengembangan fungsi pelayanan kota yang terintegrasi satu sama lain maupun secara spasial dengan meningkatkan aksesbilitasnya terutama melalui pengembangan prasarana perhubungan; Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

   mengembangkan pelabuhan pariwisata di Tanah Ampo untuk mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten;  mengembangkan kegiatan yang disesuaikan dengan potensi yang ada untuk meningkatkan perekonomian desa;  pengembangan PPL dengan memperhatikan karakter desa-desa sekitar yang cenderung menyatu dengan desa pusatnya;  melestarikan Ruang Terbuka Hijau di kawasan perbatasan antar desa dengan konsep karang bengang;  meningkatkan pelayanan listrik terutama pada daerah-daerah yang baru berkembang;  mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan bagi cadangan pasokan listrik seperti energi tenaga surya, pembakaran sampah, energi air, dan uap; dan  menyiapkan ruang untuk rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Kecamatan Kubu.

  b) Pengembangan kawasan budidaya dengan pendekatan budaya lokal serta mitigasi bencana, dengan strategi; kawasan budidaya yang diarahkan untuk

   mengembangkan mengakomodasikan kegiatan produksi (pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan), permukiman, kegiatan pertambangan, pariwisata, industri, serta hankam;  mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya untuk mencegah konflik antar kegiatan/sektor;  mengembangkan permukiman eksisting untuk menghindari pola perkembangan linier, serta diarahkan mengikuti pola klaster;  mengembangkan kawasan permukiman baru diarahkan di semua kecamatan, disesuaikan dengan daya dukung lahan masing-masing kecamatan, khusus untuk permukiman di sekitar wilayah pegunungan dan perbukitan (wilayah dengan kemiringan lebih dari 30%) hanya untuk pengembangan permukiman eksisting dan pertumbuhan alami, dengan batas ketinggian sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu 15 m;  memanfaatkan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya masing-masing; Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

   mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi lindung yang telah ditetapkan dengan kriteria kawasan lindung;  menerapkan konsep karang bengang yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau, terutama yang melalui jalur pariwisata dengan tujuan menjaga kualitas ruang dan estetika lingkungan;  menerapkan mitigasi bencana untuk mendeliniasi kawasan rawan bencana alam dalam rangka menentukan arahan pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut; dan  mengembangkan permukiman untuk menghindari alih fungsi lahan sawah.

  c) Pemerataan pembangunan wilayah utara, selatan, dan barat karangasem yang yang melestarikan lingkungan hidup, budaya dan pariwisata yang berkelanjutan, dengan strategi :

   mengembangkan wilayah utara yang mempunyai keunggulan komparatif terkait dengan ketersediaan potensi mineral bukan logam dan batuan, potensi untuk pengembangan kegiatan pertanian lahan kering, kepariwisataan yang cukup spesifik, adanya rencana pengembangan Pelabuhan Amed dan rencana pengembangan listrik tenaga batu bara dikembangkan sebagai pendorong pemerataan pembangunan;  mengembangkan wilayah selatan mempunyai keunggulan komparatif terutama dari kelengkapan sarana dan prasarana pariwisata dan kegiatan perkotaan, dikembangkan sebagai pusat pelayanan pariwisata dan pengembangan industri kepariwisataan yang dapat mendorong pertumbuhan sektor kepariwisataan secara keseluruhan di Kabupaten Karangasem;  mengembangkan wilayah barat mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif, terkait dengan ketersediaan air, potensi pertanian yang telah berkembang, kepariwisataan yang telah berkembang dan aksesibilitasnya yang relatif dekat dengan pusat Wilayah Pengembangan Bali Timur (WPBT), dikembangkan sebagai pusat pendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem secara keseluruhan;  memantapkan kawasan-kawasan pariwisata yang telah ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi Bali; Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

   mengembangkan kawasan strategis Kabupaten Karangasem harus dapat melestarikan budaya masyarakat yang telah berkembang dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara keseluruhan.

  d) Penataan wilayah pesisir untuk mewujudkan keselarasan dan kesinambungan antara pemanfaatan ruang daratan dan pemanfaatan ruang kawasan pesisir, dengan strategi :

   mewujudkan kesinambungan pemanfaatan ruang antara kawasan pesisir dan daratan;  mengembangkan wilayah pesisir sesuai dengan karakteristik wilayah pesisir;  mengendalikan pembangunan di wilayah pesisir untuk menjaga kelestarian ekosistem alamiah pesisir;  meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka menjaga dan melestarikan ekosistem wilayah pesisir; dan  mengembalikan kondisi rona lingkungan wilayah pesisir yang rusak agar fungsi ekologisnya dapat berjalan secara optimal.

  e) Penerapan kearifan lokal dalam pengendalian pemanfaatan ruang, dengan strategi :  menentukan arahan pengaturan pada masing-masing zona pemanfaatan ruang;  menentukan ketentuan tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya;  mengembangkan sistem perizinan dalam pemanfaatan ruang;  mengembangkan sistem insentif dan disinsentif yang merupakan acuan untuk pengembangan perangkat atau upaya memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang;  mengarahkan sanksi yang merupakan acuan dalam tindakan penertiban atas pelanggaran terhadap penataan ruang;  menyelaraskan tata ruang dengan sistem dan kelembagaan masyarakat setempat sehingga rencana tata ruang wilayah kabupaten dapat diimplementasikan sesuai dengan ruang (desa), waktu (kala), dan keadaan setempat (patra); Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

   memberdayakan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang menunjang keajegan Bali dan kesejahteraan masyarakat Karangasem; dan  pengembangan struktur tata ruang yang menampilkan identitas budaya Bali.

5.1.2. Rencana Struktur Ruang (sistem jaringan prasarana bidang Cipta Karya)

  Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten karangasem memuat rencana pusat-pusat kegiatan, rencana system jaringan prasarana utama dan prasarana lainnya. Sistem perkotaan yang ditetapkan dalam RTRW berdasarkan administrasi di Kabupaten Karangasem yaitu :

  a) Kawasan Perkotaan Amlapura yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal

  (PKL). Kawasan perkotaan Amlapura sesuai dengan arahan dalam RTRWP Bali, terdiri dari : Kelurahan Padangkerta, Kelurahan Karangasem, Kelurahan Subagan dan Desa Bungaya Kangin. Sedangkan wilayah hinterlandnya, meliputi : Desa Bungaya, Desa Bugbug, Desa Pertima, Desa Tumbu, Desa Bukit, Desa Tegallinggah.

  b) Kawasan perkotaan di Kabupaten Karangasem yang berfungsi untuk melayani

  skala kecamatan atau beberapa desa atau berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri atas :

  • Kawasan Perkotaan Rendang dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Rendang meliputi wilayah administrasi Desa Rendang dan Desa Menanga sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya yaitu Desa Pempatan dan Desa Besakih;
  • Kawasan Perkotaan Sidemen dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Sidemen meliputi wilayah administrasi Desa Sidemen dan Desa Telaga Tawang sebagai pusat perkotaan dengan hinterlandnya adalah Desa Sinduwati;
  • Kawasan Perkotaan Selat dan Duda dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Selat meliputi wilayah administrasi Desa Selat dan Desa Duda sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Amerta Bhuana;
  • Kawasan Perkotaan Manggis dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Manggis meliputi wilayah administrasi Desa Ulakan sebagai pusat perkotaan;
Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  • Kawasan Perkotaan Bebandem dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Bebandem meliputi wilayah administrasi Desa Bebandem sebgai pusat perkotaan;
  • Kawasan Perkotaan Abang dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Abang meliputi wilayah administrasi Desa Abang sebagai pusat perkotaan dengan wilayah hinterlandnya adalah Desa Pidpid, Desa Kesimpar, Desa Nawa Kerti, Desa Ababi;
  • Kawasan Perkotaan Kubu dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Kubu meliputi wilayah administrasi Desa Kubu sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Baturinggit;
  • Kawasan Perkotaan Tianyar meliputi wilayah administrasi Desa Tianyar sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Tianyar Barat, Desa Tianyar Tengah;
  • Kawasan Perkotaan Padangbai meliputi wilayah administrasi Desa Padangbai;

  c) Selain kawasan perkotaan tersebut terdapat kawasan perdesaan yang memiliki

  ciri perkotaan sehingga kawasan ini dalam RTRW Kabupaten diarahkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Promosi, terdiri atas :

  • Kawasan Perkotaan Culik meliputi wilayah administrasi Desa Culik sebagai pusat perkotaan dengan hinterlandnya meliputi Desa Purwakerthi, Desa Labasari;
  • Kawasan Perkotaan Ban meliputi wilayah administrasi Desa Ban sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Sukadana;
  • Kawasan Perkotaan Seraya meliputi wilayah administrasi Desa Seraya sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Seraya Barat, Desa Seraya Timur;

  Rencana pengembangan sistem hirarki pusat-pusat permukiman diseluruh wilayah Kabupaten Karangasem yang penjabarannya, sebagai berikut :

  a) Amlapura merupakan pusat permukiman Hirarki I yang berfungsi sebagai pusat kegiatan lokal (PKL) skala kabupaten sekaligus merupakan pusat pemerintahan kabupaten;

  Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  b) PPK Kubu sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan dan pelayanan sosial skala kecamatan dan pusat pelayanan wilayah utara Karangasem;

  c) PPK Ulakan sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan serta pusat pelayanan wilayah Manggis;

  d) PPK Rendang sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan serta pusat pelayanan wilayah Rendang;

  e) PPK Selat

  • – Duda sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan, pusat pelayanan wilayah Selat, dan simpul kegiatan ekonomi untuk wilayah selatan Karangasem;

  f) PPK Sidemen sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan serta pusat pelayanan wilayah Sidemen;

  g) PPK Bebandem sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, serta pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan;

  h) PPK Abang sebagai pusat permukiman Hirarki II yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala kecamatan, pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan sosial skala kecamatan; i) PPK Ban sebagai pusat permukiman Hirarki III yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi untuk wilayah pelayanan Ban dan pusat kegiatan transportasi antar wilayah; j) PPK Culik sebagai pusat permukiman Hirarki III yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi untuk wilayah pelayanan Culik; k) PPK Tianyar sebagai pusat permukiman Hirarki III yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi dan sosial untuk wilayah pelayanan Tianyar; l) PPK Seraya sebagai pusat permukiman Hirarki III yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi dan sosial untuk wilayah pelayanan Kota Seraya;

  Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  m) PPK Padangbai sebagai pusat permukiman Hirarki III yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pariwisata dan pelabuhan penyebrangan regional;

  Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Karangasem

  Sistem jaringan parasarana wilayah Kabupaten Karangasem yang meliputi sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya. Untuk rencana sistem transportasi di Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut:  Sistem Jaringan Jalan

  a) Jalur Arteri Primer: menghubungkan antar ibukota Provinsi dalam wilayah kesatuan Negara Republik Indonesia. 1) Kusamba

  • – Padangbai; 2) Padangbai – Amlapura;

  3) Amlapura – Abang; Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  4) Abang - Kubu 5) Kubu – Singaraja.

  b) Jalur Arteri Sekunder: menghubungkan antar dua pusat pertumbuhan utama di wilayah Karangasem, dimana untuk Karangasem adalah menghubungkan wilayah utara Karangasem dan wilayah selatan Karangasem. Jalur arteri sekunder ini adalah :

  1) Amlapura

  • – Seraya – Bunutan – Amed – Culik (Jalan Lingkar Seraya) 2) Pempatan – Ban – Tianyar; 3) Pertima – Bungaya – Ababi – Pidpid – Culik – Tulamben (Jalan Lingkar Dalam/Inner Ring Road);

  4) Bugbug

  • – Bungaya – Ababi – Pidpid – Culik – Tulamben (Jalan Lingkar Luar/Outer Ring Road) ;

  5) Pertigaan Manggis – Putung – Pesangkan.

  c) Jalur Kolektor Primer : menghubungkan antar kota kabupaten dalam satu Provinsi atau antar kota kabupaten dengan kota kabupaten. Jalur kolektor primer yang melewati Kabupaten Karangasem adalah :

  1) Amlapura

  • – Selat – Rendang – Semarapura; 2) Selat – Sidemen – Semarapura; 3) Rendang – Pempatan – Bangli.

  4) Muncan

  • – Tangkup - Semarapura

  d) Jalur Kolektor sekunder : menghubungkan antar kecamatan dalam wilayah kabupaten Karangasem meliputi ruas jalan

  • – Sangkan Gunung – Sidemen; 2) Pesangkan – Pertigaan Padangbai;

  3) Bebandem – Budakeling – Ababi; 4) Amlapura

  • – Seraya – Culik; 5) Jalan akses ke Terminal Subagan.

  e) Sebaran ruas jalan pada sistem jaringan jalan kolektor sekunder secara lebih rinci tercantum dalam Tabel Lampiran, dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

  f) Jalur lokal : menghubungkan antar pusat permukiman dalam wilayah Kabupaten Karangasem. Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  Rencana pengembangan sistem jaringan air minum di Kabupaten Karangasem secara umum direncanakan dalam tiga tahap pengembangan yaitu:

  • Jangka Pendek Sesuai dengan tingkat permasalahan yang ada maka untuk skenario pengembangan air bersih jangka pendek diprioritaskan untuk mengatasi permasalahan masih adanya kawasan yang rawan terhadap bencana kekeringan di Kabupaten Karangasem. Untuk rencana pengembangan jangka pendek ini adalah:

   memanfaatkan sumber mata air Telaga Waja untuk didistribusikan ke Kecamatan Kubu, Kecamatan Abang, Kecamatan Karangasem, Kecamatan Manggis, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Selat, dan Kecamatan Bebandem;

   Meningkatkan sarana air bersih dari jumlah dan sistem distribusinya, dengan pengembangannya adalah sebagai berikut:

  a. Sistem perpipaan pada daerah yang memiliki sumber cukup besar, elevasi tidak jauh dari pelayanan, perumahan/permukiman yang padat, daerah pelayanan tidak bergelombang. Daerah-daerah yang memiliki sumber cukup besar sebagian besar adalah di bagian selatan Kabupaten Karangasem dan hanya sedikit yang termasuk bagian utara Kabupaten Karangasem. Adapun desa-desa yang dapat dikembangkan sistem perpipaan ini meliputi: Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat, Kecamatan Bebandem, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Manggis dan sebagian Kecamatan Karangasem (Kawasan perkotaan Amlapura, Desa Bugbug, Pertima, Tumbu, Bukit, dan Tegalinggah) dan sebagian Kecamatan Abang (Desa Abang, Ababi, Tista, Pidpid, Kesimpar, Nawakerti, Tri Buana, Tiyingtali, Kerta Mandala, Culik, Labasari, Purwakerthi dan Bunutan).

  b. Untuk daerah-daerah yang memiliki perumahan/permukiman tersebar, terisolir, sangat jauh dari sumber dan sangat kritis sehingga rawan terjadi kekeringan antara lain adalah seluruh desa di Kecamatan Kubu, Desa Datah di Kecamatan Abang dan Desa Seraya, Seraya Barat dan Seraya Timur di Kecamatan Karangasem dikembangkan sistem truk tangki dan pengembangan air bawah tanah melalui: pengembangan mata air pompa (MAP), sumur pompa tangan (SPT) dan pembangunan penampungan air hujan (PAH). Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  c. Untuk memenuhi kebutuhan domestik pariwisata pada kawasan-kawasan yang rawan bencana kekeringan dapat dilakukan dengan pengembangan potensi air tanah. Pengembangan potensi air tanah ini dilakukan secara terpadu. Untuk itu diperlukan studi kelayakan dan daya dukung air tanah sehingga dapat ditentukan titik-titik pengeboran air tanah.

  • Jangka Menengah Program jangka menengah ini dimaksudkan untuk dapat menunjang peningkatan perekonomian masyarakat. Sesuai dengan arahan pengembangan pusat-pusat kegiatan perekonomian di Kabupaten Karangasem maka untuk skenario pengembangan air bersih dalam jangka menengah adalah sebagai berikut:

   Pengembangan air bersih dengan melakukan transfer air dari daerah yang surplus air. Transfer air ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan air dari sungai Telaga Waja di bagian selatan Kabupaten Karangasem dan di distribusikan ke ke Kecamatan Kubu, Kecamatan Abang, Kecamatan Karangasem, Kecamatan Manggis, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Selat, dan Kecamatan Bebandem;  Mendukung kegiatan transfer air dengan mengembangkan sistem distribusi hingga mencapai seluruh dusun/banjar di Kabupaten Karangasem.

  • Jangka Panjang Skenario pengembangan air bersih dalam jangka panjang ini adalah peningkatan kualitas air bersih dengan standar air minum untuk seluruh wilayah di Kabupaten Karangasem.

  Rencana pengelolaan air limbah, adalah sebagai berikut :

  a) Penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan air limbah dengan peran aktif masyarakat dan swasta, sehingga air limbah yang dihasilkan dapat dikelola secara mandiri tanpa mencemari lingkungan. Sistem pemilahan teknologi pengelolaan dan pengolahan berdasarkan dengan karakteristik, komposisi air limbah, kuantitas air limbah dan kondisi dari lingkungan sekitarnya; b) Pengembangan instalasi pengolahan kecil/terbatas/tertentu pada sumber- sumber limbah terutama yang berada di sekitar kawasan pariwisata. Untuk mengurangi jumlah limbah yang harus dibuang ke laut; Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  c) Penanganan air limbah pada daerah-daerah prioritas seperti :  Pencemaran air sungai di sungai Tukad Nyuling;  Pencemaran air limbah di Pantai Candidasa (Pelabuhan Padangbai,

  Labuhan Amuk dan Pelabuhan Wisata Tanah Ampo) dan Pantai Tulamben (rencana Pelabuhan Amed). Pengelolaan sampah di Kabupaten Karangasem lebih diarahkan kepada:

  • – a) Mewujudkan hirarki proses/prasarana pengelolaan sampah dari rumah tangga kolektif
  • – kawasan – terpusat;

  b) Penerapan teknologi/sistem pemilahan sampah, dengan cara :  Sistem pemilahan teknologi pengelolaan dan pengolahan sesuai dengan karakteristik sampah di wilayah pelayanan sebelum sampah diangkut ke TPA;  Penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan sampah dengan sasaran meminimalkan sampah masuk ke TPA;  Pengembangan sistem terpusat pada daerah perkotaan tingkat kepadatan tinggi dan pengembangan sistem individual atau pengelolaan setempat pada daerah terpencil tingkat kepadatan rendah.

   Penerapan pengurangan sampah, yang bertujuan untuk mengurangi kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah sembarangan dan mendorong mereka memakai bahan yang bisa didaur ulang untuk mengurangi timbunan sampahnya.

  c) TPA yang digunakan untuk melayani Kabupaten Karangasem adalah TPA regional yang dikembangkan di Kabupaten Bangli.

5.1.3. Rencana Pola Ruang Wilayah

  Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Karangasem memuat rencana kawasan lindung dan rencana kawasan budidaya.

  a) Rencana kawasan lindung, terdiri atas :  Kawasan hutan lindung  Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya  Kawasan perlindungan setempat  Kawasn pelestarian alam dan cagar budaya  Kawasan rawan bencana alam  Kawasan lindung geologi  Kawasan lindung lainnya. Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  b) Rencana kawasan budidaya, terdiri atas :  Kawasan peruntukan hutan produksi;  Kawasan peruntukan pertanian;  Kawasan peruntukan perikanan;  Kawasan peruntukan pertambangan;  Kawasan peruntukan industri;  Kawasan peruntukan pariwisata;  Kawasan peruntukan permukiman;  Kawasan peruntukan lainnya Kawasan peruntukan permukiman merupakan bagian dari kawasan budidaya dimana berdasarkan RTRW Kabupaten Karangasem, Kawasan peruntukan permukiman meliputi kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan permukiman penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan. Kawasan permukiman dialokasikan menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Karangasem yaitu pada lahan yang sesuai dengan kriteria fisik kawasan permukiman, meliputi : kemiringan lereng, ketersediaan dan mutu sumber air bersih, bebas dari potensi banjir/genangan. Luas kawasan permukiman pada tahun 2026 berdasarkan hasil proyeksi adalah 4.370 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai pemanfaatan permukiman di Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada Peta Pola Ruang kabupaten karangasem. Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 5.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Karangasem Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

5.1.4. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Karangsem

  Kawasan strategis yang ada di kabupaten Karangasem adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan social budaya, sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dan kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan. Kawasan Strategis berdasarkan kepentingan social budaya adalah Kawasan Suci Besakih karena merupakan salah satu warisan budaya dunia yang terdapat di Kabupaten Karangasem; desa-desa tradisional.

  Kawasan strategis berdasarkan kepentingan ekonomi antara lain adalah :  Kawasan perkotaan amlapura  Kawasan ibu kota kecamatan  Kawasan pariwisata ( candidasa, Ujung, Tulamben)  Kawasan Sidemen  Kawasan Telaga Waja  Kawasan putung  Kawasan ban  Kawasan agropolitan sibetan Berdasarkan kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah : kawasan strategis Gunung Agung

5.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARANGASEM 2010 – 2015

  Visi yang hendak dicapai dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karangasem adalah

  ”Mewujudkan Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma Periode ll”. Makna dari Visi tersebut adalah seperti diuraikan dibawah ini.

  Jagadhita artinya kondisi masyarakat yang berada pada keadaan ekonomi yang

  sejahtera dengan ukuran menurut terminologi ilmiah, yang selama ini dijadikan indikator oleh pemerintah.

  Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019 Ya Ca Iti Dharma artinya bahwa dasar filosofi yang dijadikan kerangka di dalam

  Berdasarkan misi diatas, misi yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur adalah misi Ke-2 yaitu peningkatan dan penyelarasan pembangunan.

  Penataan Ruang

  Arah kebijakan pembangunan untuk pelaksanaan Misi Peningkatan dan Penyelenggaran Pembangunan yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur adalah :

  4. Meningkatkan akses pemanfaatan teknologi informasi secara luas jangkauannya dan bertahap.

  3. Meningkatkan kelestarian lingkungan fisik dan non fisik.

  2. Meningkatkan peranan kelembagaan masyarakat secara terukur dan bertanggung jawab.

  Sehingga strategi yang ditempuh untuk melaksanakan misi yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur adalah:

  3. Misi Ketiga : Penyelenggaraan Tugas Fungsi Sosial Kemasyarakatan

  berinteraksi sosial adalah nilai-nilai kebenaran universal yang menurut terminologi agama dan hukum positif.

  2. Misi Kedua : Peningkatan dan Penyelarasan Pembangunan

  1. Misi Pertama : Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintah Bebas KKN

  Misi Kabupaten Karangasem dalam pencapaian Visi Karangasem 2010-2015 ditetapkan dalam 3 Misi yaitu:

  2. Nilai-nilai kebenaran terminologi agama yang dijadikan acuan secara khusus adalah Agama Hindu dengan nafas budaya Bali dan Undang-Undang Negara.

  1. Batasan sejahtera yaitu adanya penurunan secara signifikan terhadap angka kemiskinan secara bertahap dan komprehensif.

  mengalami proses waktu atau periodeisasi, untuk itu guna melanjutkan visi yang terdahulu perlu berkelanjutan sehingga tujuan menjadi optimal. Batasan-batasan:

  Periode ll artinya bahwa dalam pelaksanaan pembangunan tidak bisa instan selalu

1. Peningkatan Investasi Berwawasan Lingkungan a.

  Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

   Melakukan pengendalian dengan Pengeluaran ijin secara komprehensif melalui KUPT serta mendapat rekomendasi/advice planning dari Bappeda/Badan Koordinasi Penataan Ruang (BKPRD).

   Peningkatan anggaran unit tertentu khususnya dalam pengendalian perijinan dan lingkungan.

   Kerjasama pihak swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas  Meningkatkan peranan lembaga yang terkait lingkungan.

   Mendorong peranan aktif Lembaga Adat dalam pengawasan investor untuk berinvestasi berwawasan lingkungan.

   Sosialisasi rencana tata ruang yang intens dan berkesinambungan.

   Pemanfaatan sosialisasi rencana tata ruang dan profil investasi melalui multi media.

   Penggalakan sosialisasi masalah lingkungan kepada masyarakat dan lembaga

  adat dengan mengangkat kearifan lokal (local genious) di masing-masing desa/wilayah kecamatan.

   Pengimplementasian Kerjasama Pihak Swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas secara lebih terpadu dan pro aktif dari SKPD terkait.

  b.

  Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

   Peningkatan monitoring dan evaluasi guna mendapatkan mekanisme yang

  tepat dalam memberdayakan masyarakat sehingga memiliki pemahaman yang sama dalam membuka peluang investasi yang berwawasan lingkungan.

   Meningkatkan prasarana dan sarana, pendayagunaan teknologi tepat guna serta

   Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat.

   Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat.

  c.

  Kebudayaan

   Peningkatan Pemberdayaan Desa Pekraman sehingga memiliki pemahaman yang sama dalam membuka peluang investasi yang berwawasan lingkungan.

   Meningkatkan peranan lembaga adat dalam melaksanakan pengawasan terhadap investor untuk berinvestasi yang berwawasan lingkungan. Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019 2.

   Pemberdayaan Masyarakat Bertanggung Jawab

a. Perencanaan  Meningkatkan pemantauan terhadap keberlanjutan pelaksanaan program CBD.

  b. Kebudayaan

   Peningkatan peranan kelembagaan/Desa Pekraman, lembaga subak serta organisasi kemasyarakatan lainnya.

   Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemampuan bersaing lebih tinggi.

  3. Peningkatan dan Penyelarasan Pembangunan di Segala Bidang

  a. Perencanaan

   Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 2 dalam bidang administrasi pembangunan.

   Peningkatan fungsi tim koordinasi penanggulangan kemiskinan dan penanganan investasi.

  4. Menjaga Kelestarian Lingkungan Fisik dan Non Fisik

  a. Pekerjaan Umum

   Program terpadu penanganan lingkungan yaitu perbaikan pantai melaui program Revertment pantai secara berkelanjutan.

   Penanganan program pasca bencana alam.

   Mengembangkan prasarana dan sarana air baku dan irigasi yang memadai, untuk meningkatkan pelayanan air minum dan irigasi yang berkeadilan sesuai dengan kebutuhan.

   Program non fisik pada aspek program sosial budaya.

   Perencanaan program CSR (Care Social Responsibility).

  c. Lingkungan Hidup

   Pemberian prioritas penanganan lingkungan oleh masyarakat dan lembaga swadaya lingkungan.

   Program terpadu di dalam menangani permasalahan lingkungan.

   Pengelolaan RTH perkotaan dan perdesaan.

   Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan.

  Berdasarkan visi, misi, strategi dan kebijakan yang diuraikan dalam pembangunan jangka menengah diatas, secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, selain itu juga Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  ada yang secara eksplisit tidak terlihat keterkaitannya dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur di kabupaten karangasem.

  Sedangkan untuk program yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Karangasem, beberapa program yang memiliki keterkaitan dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan adalah :

  1. Pengembangan lingkungan sehat

  2. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan saran dan prasarana puskesmas dan jaringannya

  3. Pembangunan jaringan prasarana jalan dan Jembatan

  4. Pembangunan saluran drainase/ gorong-gorong

  5. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

  6. Pembangunan sistem informasi/ data base jalan dan jembatan

  7. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, dan jaringan pengairan lainnya

  8. Penyediaan dan pengolahan air baku

  9. Pengembangan, pengelolaan dan konsevasi sungai dan sumber daya air lainnya

  10. Pengembangan knerja pengelolaan air minum dan air limbah

  11. Pengendalian banjir

  12. Pengembangan Perumahan dan permukiman, Lingkungan sehat perumahan

  13. Pemberdayaan komunitas perumahan

  14. Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

  15. Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

  16. Pengendalian pemanfaatan ruang

  18. Pengembangan data/informasi

  19. Perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam dan lingkungan hidup

  20. Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

  21. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ)

  22. Peningkatan pelayanan angkutan

  23. Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

  24. Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

  25. Pengelolaan ruang terbuka hijau

  26. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

  27. Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

  Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  Penyusunan RPJMD dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

  Penyusunan RPIJM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPIJM seperti visi, misi serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah.

5.3. ARAHAN PERDA BANGUNAN GEDUNG

  Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) adalah dokumen perencanaan perkotaan jangka panjang di tingkat kabupaten/kota yang digunakan sebagai acuan bagi pengelolaan perkotaan. KSPD ini merupakan penjabaran dari Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) dan memiliki fungsi sebagai:

  a. Memberikan acuan bagi pembangunan kota dan kawasan perkotaan;

  c. Menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait pembangunan perkotaan; dan d. Menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan SKPD terkait dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait pembangunan perkotaan. Kebijakan dan strategi pengembangan kota yang telah dirumuskan dalam KSPD perlu dikutip dan dijadikan acuan dalam penyusunan RPIJM sehingga infrastruktur permukiman dapat bersinergi untuk menunjang pertumbuhan kota.

  Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

5.4. ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI-SPAM)

  Berdasarkan rencana induk sistem pelayan air minum diketahui bahwa Rencana pengembangan Sistem penyediaan air baku air minum untuk SPAM Kabupaten Karangasem dan sekitarnya dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Peningkatan SPAM PDAM Kota Amlapura (Pemanfaatan MA.Tauka) Sistem penyediaan air baku pada SPAM PDAM Kota Amlapura yang mampu diproduksi saat ini sebesar 118.0 Liter/dt yang bersumber dari sistem penyediaan air baku Mata air (MA) Tauka, MA. Ababi, MA. Ujung, MA. Tirta Gangga, SB.Perasi dan SB Temega. Dalam pemenuhan air baku air minum sesuai tahun rencana proyeksi diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

  • pengambilan Mata air Tirta Gangga, MA. Ababi, MA. Ujung tetap dipertahankan dengan pengambilan keseluruhan saat ini sebesar 76 liter/dt.
  • Pemanfaatan sumur bor (SB) Perasi dan Temage sebesar 12 liter/dt tetap sebagai suplesi untuk daerah perkotaan.
  • Pengambilan Mata air Tauka saat ini sebesar 30 liter/dt dan perlu dilakukan penambahan kapasitas produksi sebesar 30 liter/dt dengan memperbesar tampungan di reservoar distribusi. Penambahan kapasitas produksi air baku untuk memenuhi kebutuhan air sesuai hasil proyeksi tahun 2023. Penambahan kapasitas air baku melalui pengembangan dan pemanfaatan MA. Tauka.

  Pengembangan pemanfaatan Mata Air Tauka diperuntukkan sebagai suplesi pada Tumbu.Rencana daerah pelayanan pada masing-masing sistem reservoar distribusi (RD) adalah sebagai berikut .

   Daerah pelayanan RD Juwuk Manis meliputi ; Kelurahan Karangasem.  Daerah Pelayanan RD Sudi meliputi : Subagan.  Daerah pelayanan RD Perasi Tumbu : Tumbu, sebagian Desa Bugbug dan Pertima.

  Sistem jaringan distribusi utama (JDU) pengaliran memaksimalkan sistem gravitasi. Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 5.3. Daerah Pelayanan Pada Masing-Masing Reservoar Distribusi

  Pelayanan air minum unit SPAM Kota Amlapura yang dilakukan oleh PDAM untuk wilayah pelayanan Desa Seraya dan Seraya Timur belum dilakukan optimal karena keterbatasan kapasitas produksi air baku. Untuk meningkatkan kapasitas produksi untuk pelayanan Desa Seraya, Seraya Timur dan sebagian Desa Bunutan dilakukan dengan pengambilan Mata Air Yeh Hee. Kapasitas sumber Mata Air Yeh Hee berdasarkan pengukuran sebesar 330 liter/detik sedangkan pemanfaatan air eksisting saat ini digunakan sebagai penyediaan air baku air irigasi untuk luasan D.I 50 Ha, air baku air minum sebesar 20 liter/dt dan untuk permandian. Melihat potensi mata air Yeh Hee sebesar 330 liter/dt dan rencana pengembangan pemanfaatan air untuk pelayanan Desa Seraya, Seraya Timur dan sebagian Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  Bunutan masih bisa dilakukan. Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan air baku air minum untuk pelayanan ke 3 (tiga) Desa dibutuhkan air baku sebesar 45 liter/dt. Konsep pengaliran dari sumber Mata Air Yeh Hee ke reservoar distribusi (RD) secara gravitasi dan memaksimalkan volume tampungan reservoar sehingga kontinuitas aliran ke daerah pelayanan dapat terjamin. Pengaliran dari reservoar distribusi ke daerah pelayanan memaksimalkan pengaliran secara gravitasi dan posisi daerah pelayanan dekat pantai mempunyai sisa tekanan yang cukup besar sehingga sangat dibutuhkan bak pelepas tekan. Jalur pipa menuju Desa Seraya Timur relatip bergelombang dan posisi pada lembah terdapat sisa tekanan yang besar.

  Satgas Randal Kab. Karangasem V- 135

  Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

Gambar 5.4. Rencana Pemanfaatan Mata Air Yeh Hee Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

  3. Peningkatan SPAM Unit PDAM Karangasem Rencana pengembangan dan peningkatan daerah pelayanan pada unit PDAM Kabupaten Karangasem dapat dilakukan sebagai berikut :

  a. Pengembangan dan pemanfaatan sumber mata air Pengembangan dan peningkatan SPAM unit Rendang dapat dilakukan dengan pengembangan dan pemanfaatan sumber mata air Grubug. Untuk meningkatkan kapasitas produksi sumber pada sistem perlu dilakukan pembangunan fisik pengembangan dan pemanfaatan sumber Mata Air Grubug sesuai DED yang telah disusun.

  b. Pengembangan dan pemanfaatan air baku sumur bor Pengembangan dan pemanfaatan air baku dari sumur bor dapat dilakukan pada unit SPAM Kubu dan unit SPAM Manggis. Pemanfaatan sumur bor pada sistem ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik mengingat sistem saat ini sudah berumur dan perlu dilakukan evaluasi.

  c. Pembelian air curah air baku Telagawaja Untuk meningkatkan kapasitas produksi pada unit SPAM Bebandem dan unit SPAM Abang dapat dilakukan dengan pembelian air curah air baku Telagawaja.

  Peningkatan kapasitas produksi pada unit SPAM Bebandem dapat dilakukan pembelian air curah air baku Telagawaja melalui RD Budakeling, sedangkan pada unit SPAM Abang melalui RD Abang.

  4. Pengembangan dan Pemanfaatan Air baku Air Minum Telagawaja Sistem Penyediaan Air Baku Telagawaja dibangun untuk menyediakan kekurangan suplai air bersih masyarakat di wilayah Kabupaten Karangasem baik di perkotaan maupun di pedesaan. Secara garis besar data teknis Sistem Penyediaan Air Baku Telagawaja adalah sebagai berikut :

   Proyeksi kebutuhan air bersih hingga tahun 2020 sebesar 650,379 lt/dt, debit pelayanan eksisting sebesar 262,959 lt/dt. Kekurangan air sampai dengan tahun 2020 sebesar 387,424 lt/dt

   Sumber air baku adalah 4 (empat) buah Mata Air (M.A. Surya, M.A Bangol, M.A. Isah dan M.A. Celuk) dengan total debit sebesar 706.48 lt/dt, dan debit pengambilan sebesar 460 lt/dt.

  Satgas Randal Kab. Karangasem V- 136 Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2015 - 2019

   Daerah layanan meliputi 7 (tujuh) kecamatan meliputi Kecamatan Selat, Sidemen, Manggis, Bebandem, Karangasem, Abang dan Kubu