PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA
ATAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA
BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :
Yuli Prastiwi
NIM. 101134197

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA
ATAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA
BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :
Yuli Prastiwi
NIM. 101134197

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA
2014
i

\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA

ATAS PENGGUNAAhI ALAT PERAGA MATEMATIKA
BERBASIS METODE MONTESSORI

NIM.

101134197

9 {L"*.,l 9f:,,$
gr
r-


Telah disetuiui oleh:

...

Et

e,m"ft
Uffi"F
?n

tY

$

lP

14 Juni2014

Pembimbing


II

I

4\NTanggal, 14 Juru20l4

Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd.

11

,]

f

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISIryA


ATAS PENGGUNAAI{ ALAT PERAGA MATEMATIKA
BERBASIS METODE MONTESSORI

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Y

pada tanggal 16

Juri2014

Kehra
Sekretaris

Anggota

I

Anggota


II

Anggota

III

: Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi.,

M.A.

Yogyakarta, 16 Juni 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Sanata Dharma
Iat-

6.1r-

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur atas berkat dan rahmat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah, skripsi ini kupersembahkan kepada:



Bapak Sukirno dan Ibu Purwaningsih, kedua orang tuaku
yang telah mencurahkan seluruh kemampuannya dan tiada
henti mendoakanku.



Mas Hendra, pendamping hidupku yang hampir setiap waktu
menyemangatiku dan memberikan dukungan baik secara
moril maupun materiil.




Teman-temanku seperjuangan yang telah bahu membahu
untuk mencapai kesuksesan bersama.



Mas, mbak, adik, bapak mertua, ibu mertua, teteh, aa, bulik,
om, simbah, dan seluruh saudara yang telah mendukungku
selama ini.



Almamater Universitas Sanata Dharma tempatku
mengenyam ilmu pendidikan.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu
kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri”
(Q.S. Ar-Ra’d:11)

“Bukan karena mudah maka aku yakin bisa, tetapi aku
yakin bisa maka semua menjadi mudah”
(Anonim)

“Education is the most powerful weapon which you can use
to change the world”
(Nelson Mandela)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.

Yogyakarta, 16 Juni 2014
Peneliti,

Yuli Prastiwi

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Demi

Nama


: Yuli Prastiwi

Nomor Mahasiswa

: 101134197

pengembangan

ilmu

pengetahuan,

saya

memberikan

kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN
ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 16 Juni 2014
Yang menyatakan

Yuli Prastiwi

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN
ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI
Yuli Prastiwi
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prestasi belajar matematika
siswa. Bukti bahwa tingkat prestasi belajar matematika masih rendah adalah data
hasil studi TIMSS dan PISA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori. Jenis penelitian ini adalah quasi-experimental dengan desain
non-equivalent control group design. Populasi dan sampel pada penelitian ini
adalah siswa kelas II SDN Percobaan 3 Pakem Yogyakarta, siswa kelas IIA
sebagai sampel eksperimen dan siswa kelas IIB sebagai sampel kontrol. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dan observasi dengan
instrumen penelitian berupa 15 soal uraian serta lembar observasi. Prosedur
analisis data pada penelitian ini terdiri dari menentukan hipotesis, mengorganisasi
data, menentukan taraf signifikansi, menguji skor pre-test, menguji prasyarat
analisis, menguji hipotesis, menguji besar pengaruh, dan menguji signifikansi
selisih. Teknik analisis data menggunakan independent t-test dan paired t-test
dengan bantuan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan prestasi belajar siswa atas
penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa secara umum kelompok eksperimen (M = 51,48; SE =
0,96) memiliki rata-rata skor post-test yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol (M = 48,80; SE = 0,81). Perbedaan tersebut signifikan t(48) = 2,125, p < 0,05. Kriteria besarnya pengaruh termasuk dalam small effect size
sebesar 8,6%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan prestasi belajar
siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.
Kata kunci: alat peraga matematika, metode Montessori, prestasi belajar, papan
pembagian bilangan dua angka

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE DIFFERENCE OF STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT OF
THE USING MONTESSORI METHOD-BASED MATH VISUAL AID
Yuli Prastiwi
Sanata Dharma University
2014
The background of this research was the low level of learning math
achievement. The evidence is the result from TIMSS and PISA study. The
objective of this research is to find the difference of students learning achievement
of the using Montessori method-based math visual aid. This research is quasiexperimental type with non-equivalent control group design. Population and
sample of the research were students of SDN Percobaan 3 Pakem in the second
grade. The experiment group was class IIA and the control group was IIB. Data
collection technique were using documentation and observation with 15 essay
questions and observation sheet as the instruments. The procedure of data analysis
in this study consists of determining the hypothesis, managing the data,
determining significance level, testing pre-test score, testing the analysis terms,
testing the hypothesis, testing the effect size, and testing the difference
significantly. Data analysis technique uses independent t-test and paired t-test.
The process supported by the Statistical Product and Service Solutions (SPSS).
The result of this research shows that student learning achievement has
difference by using Montessori method-based math visual aid. The result shows
that on average experiment group (M = 51,48; SE = 0,96) has higher mean score
of post-test than the control group (M = 48,80; SE = 0,81). This difference was
significant t(48) = -2,125, p < 0,05 and has small effect size that is 8,6%. The
conclusion of this research is that student learning achievement has difference by
using of Montessori method-based math visual aid.
Keywords: math visual aid, Montessori method, student achievement, division
two-numbers board

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PERBEDAAN
PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA
MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI” ditulis sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan,
bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap
hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1.

Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.

2.

G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., Wakil Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus
pembimbing I yang telah sangat membantu dalam proses pembuatan karya
ilmiah ini dengan sepenuh hati.

4.

Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd., Dosen pembimbing II yang telah
memberikan saran yang membangun dalam pembuatan karya ilmiah ini.

5.

Dra. Sudaryatun, M. Pd., Kepala Sekolah SD Negeri Percobaan 3 Pakem
yang telah memberikan dukungan serta izin kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian di SD Negeri Percobaan 3 Pakem.

6.

Listyorini Hadiyanti, S.Sos., Guru kelas IIA SD Negeri Percobaan 3 Pakem
yang telah bekerjasama serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai
guru mitra dalam penelitian ini.

7.

Iwan Yuni Isetyawati, A.Ma., guru kelas IIB SD Negeri Percobaan 3 Pakem
yang telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di
kelas IIB.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8.

Siswa kelas IIA dan IIB SD Negeri Percobaan 3 Pakem, yang bersedia
bekerjasama dalam penelitian ini.

9.

Bapak Sukirno, Ibu Purwaningsih, Mas Hendra, dan segenap keluarga yang
selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan, dan bimbingan kepada
peneliti.

10.

Teman-teman penelitian kolaboratif eksperimen Montessori (Putri, Bherta,
Adit, Deta, Ifa, Ulfah, Wulan) dan teman-teman sensus Montessori (Afi,
Okta, Koko, Bayu, Maya, Tina, Melisa, Wina) yang selalu berbagi
pengetahuan, semangat, dan saling bahu membahu demi terselesainya karya
ilmiah ini.

11.

Teman-teman PPL SD Negeri Percobaan 3 Pakem 2014, yang memberikan
bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

12.

Teman-teman PGSD Universitas Sanata Dharma kelas B angkatan 2010
yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

13.

Sekretariat PGSD yang selalu membantu dalam hal administrasi dan segala
keperluan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat
berguna untuk karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
pembaca.

Yogyakarta, 16 Juni 2014
Peneliti,

Yuli Prastiwi

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
MOTTO ...................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... vii
ABSTRAK................................................................................................... viii
ABSTRACT.................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 6
C. Batasan Masalah................................................................................ 7
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian............................................................................. 8
G. Definisi Operasional .......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka................................................................................... 10
1. Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar ................................... 10
2. Metode Montessori ....................................................................... 14
3. Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori ................... 18
4. Pembelajaran Matematika ............................................................. 23
5. Materi Operasi Pembagian Bilangan Dua Angka ........................... 25
6. Prestasi Belajar ............................................................................. 26
B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 32
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 38
D. Hipotesis ........................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 40
B. Desain Penelitian ............................................................................... 41
C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 42
D. Variabel Penelitian dan Data Penelitian ............................................. 44
E. Populasi dan Sampel ......................................................................... 45
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 46

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G.
H.
I.
J.

Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 48
Teknik Pengujian Instrumen .............................................................. 51
Prosedur Analisis Data ...................................................................... 66
Jadwal penelitian ............................................................................... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian ........................................................................... 85
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 88
C. Pembahasan ...................................................................................... 113
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 117
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 118
C. Saran ................................................................................................. 118
DAFTAR REFERENSI .............................................................................. 119
LAMPIRAN ................................................................................................ 122

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Tabel 3.11
Tabel 3.12
Tabel 3.13
Tabel 3.14
Tabel 3.15
Tabel 3.16
Tabel 3.17
Tabel 3.18
Tabel 4.2
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14

Empat Tahap Perkembangan Kognitif Jean Piaget .................... 11
Waktu Pengambilan Data.......................................................... 42
Kisi-Kisi Soal Pre-test dan Post-test ......................................... 49
Lembar Observasi Proses Pembelajaran di Kelas ...................... 50
Kriteria Hasil Validasi .............................................................. 53
Rangkuman Penilaian Silabus ................................................... 54
Rangkuman Penilaian RPP ....................................................... 54
Rangkuman Penilaian Instrumen Tes Pestasi............................. 55
Rangkuman Hasil Validasi Muka untuk Instrumen
Pembelajaran ............................................................................ 56
Rangkuman Hasil Validasi Muka untuk Instrumen
Penelitian .................................................................................. 58
Kisi-kisi Instrumen Tes Prestasi untuk Uji Validitas Konstruk .. 59
Perbandingan r hitung dengan r tabel ........................................ 61
Rangkuman Hasil Uji Validitas ................................................. 62
Hasil Perhitungan Reliabilitas ................................................... 64
Kualifikasi Koefisien Reliabilitas .............................................. 64
Kriteria Indeks Kesukaran......................................................... 65
Rangkuman Perhitungan Indeks Kesukaran Aitem .................... 66
Kategori Effect Size .................................................................. 80
Jadwal Penelitian ...................................................................... 83
Kegiatan Pembelajaran Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen.............................................................. 86
Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 88
Perbandingan Skor Hasil Pre-test dan Post-test......................... 89
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test
Kelompok Kontrol .................................................................... 93
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test
Kelompok Eksperimen.............................................................. 95
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pre-test ..................... 97
Hasil Perhitungan Uji Independent t-test Skor Pre-test.............. 99
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test
Kelompok Kontrol .................................................................... 100
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test
Kelompok Eksperimen.............................................................. 102
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Post-test ................... 105
Hasil Perhitungan Uji Independent t-test Skor Post-test ............ 107
Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................... 110
Uji Signifikansi Selisih Rata-rata Skor Pre-test
dan Post-test Kelompok Kontrol ............................................... 111
Uji Signifikansi Selisih Rata-rata Skor Pre-test
dan Post-test Kelompok Eksperimen ......................................... 113

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Papan Pembagian Bilangan Dua Angka .................................. 22
Gambar 2.2 Literature Map ....................................................................... 37
Gambar 3.1 Desain Penelitian .................................................................... 41
Gambar 3.2 Rumus Korelasi Product Moment ........................................... 60
Gambar 3.3 Rumus Cronbach’s Alpha....................................................... 63
Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran ....................................................... 65
Gambar 3.5 Rumus Kolmogorov-Sminov ................................................... 70
Gambar 3.6 Rumus Lavene’s test ............................................................... 72
Gambar 3.7 Rumus Independent t-test ....................................................... 79
Gambar 3.8 Rumus Effect Size ................................................................... 80
Gambar 3.9 Rumus Koefisien Determinasi ................................................ 81
Gambar 3.10 Rumus Paired t-test ................................................................ 81
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Skor Pre-test dan Post-test Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen ........................................ 90
Gambar 4.2 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pre-test
Kelompok Kontrol.................................................................. 94
Gambar 4.3 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pre-test
Kelompok Eksperimen ........................................................... 96
Gambar 4.4 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Post-test
Kelompok Kontrol.................................................................. 102
Gambar 4.5 Histogram (kiri) dan PP Plot (kanan) Skor Post-test
Kelompok Eksperimen ........................................................... 103

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian ...................................................................... 122
Lampiran 2 Contoh Perangkat Pembelajaran Sebelum Uji Instrumen ........ 126
Lampiran 3 Contoh Komentar Validitas Isi Perangkat Pembelajaran ......... 146
Lampiran 4 Hasil Validasi Muka Instrumen pembelajaran ......................... 150
Lampiran 5 Contoh Perangkat Pembelajaran Sesudah Uji Instrumen ......... 152
Lampiran 6 Contoh Instrumen Penelitian Sebelum Uji Instrumen .............. 200
Lampiran 7 Contoh Komentar Validitas Isi Instrumen Penelitian............... 211
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Muka Instrumen Penelitian ....................... 215
Lampiran 9 Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas Konstruk ................. 220
Lampiran 10 Contoh Pekerjaan Siswa Hasil Validitas Konstruk .................. 226
Lampiran 11 Tabulasi Data Mentah Hasil Validitas Konstruk ..................... 232
Lampiran 12 Hasil Analisis Uji Instrumen Penelitian .................................. 234
Lampiran 13 Contoh Pekerjaan Siswa Pre-test dan Post-test ....................... 241
Lampiran 14 Tabulasi Data Mentah Skor Pre-test ....................................... 282
Lampiran 15 Tabulasi Data Mentah Skor Post-test ...................................... 285
Lampiran 16 Hasil Analisis Skor Pre-test (SPSS) ........................................ 288
Lampiran 17 Hasil Analisis Skor Post-test (SPSS) ....................................... 296
Lampiran 18 Hasil Statistik Deskripsi Data Penelitian (SPSS) ..................... 305
Lampiran 19 Hasil Uji Signifikansi Selisih Rata-rata (SPSS) ....................... 307
Lampiran 20 Hasil Observasi Pembelajaran ................................................ 310
Lampiran 21 Foto-foto Penelitian................................................................ 319

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
definisi operasional.

A.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk memajukan

negara dan mengejar ketertinggalan dari negara lain (Ali, 2009: ix). Pendidikan
adalah sarana utama bagi suatu negara untuk meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM) dalam mengikuti perkembangan dunia (Hadiyanto, 2004: 26).
Nelson Mandela mengungkapkan, “Education is the most powerful weapon which
you can use to change the world”. Kalimat tersebut bermakna bahwa pendidikan
adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia.
Pendapat para ahli yang telah diungkapkan tersebut dapat dipahami bahwa
pendidikan merupakan faktor penting untuk keberlangsungan suatu negara.
Pendidikan bisa didapatkan secara formal maupun non-formal. Pendidikan
formal didapatkan siswa melalui pembelajaran di sekolah, mulai dari jenjang
pendidikan dasar hingga jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan dasar yang
dimaksud adalah pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) (Usman, 2011: 143). Pendidikan SD memiliki
kurikulum yang memuat delapan mata pelajaran (BSNP, 2007: 8). Delapan mata

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

pelajaran tersebut antara lain Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
Pendidikan Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran penting di SD.
Pembelajaran matematika dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir kritis, kreatif, dan mandiri (Depdiknas, 2007). Matematika termasuk
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Susanto (2013:
183) mengatakan bahwa matematika merupakan satu syarat cukup untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya karena melalui matematika siswa
bisa belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif. Kemampuan-kemampuan
yang dihasilkan bila siswa belajar matematika tentunya akan sangat membantu
untuk lebih siap menghadapi era globalisasi di masa yang akan datang.
Indonesia terus berusaha mewujudkan pendidikan matematika yang lebih
baik. Usaha-usaha tersebut sebaiknya harus terus dioptimalkan sebab mutu
pendidikan matematika di Indonesia masih sangat rendah. Data hasil survei
TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan
bahwa Indonesia berada di urutan ke-38 dari 42 negara dengan skor 386. Skor
tersebut jauh di bawah rata-rata negara yang ikut dalam survei yakni 500 (HSRC
team, 2011). TIMMS ini merupakan studi penelitian pendidikan untuk pencapaian
siswa pada bidang matematika dan ilmu alam.
Hasil studi lain yang lebih memprihatinkan adalah dari PISA (Programme
for International Student Assessment). Penilaian PISA menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemampuan matematika siswa Indonesia menduduki peringkat dua terbawah
yakni peringkat 64 dari 65 negara dengan skor 375 (OECD, 2013). Peringkat
Indonesia pada tahun 2013 tersebut turun dari peringkat tahun 2009 dimana
Indonesia menduduki peringkat 57 dengan skor 371 (OECD, 2009). Perolehan
skor Indonesia memang meningkat 4 poin tetapi peringkat Indonesia turun cukup
drastis bahkan mendekati peringkat paling bawah. Hasil survei yang telah
dijelaskan dapat memberikan gambaran bahwa pendidikan matematika di
Indonesia masih membutuhkan banyak perbaikan.
Perbaikan sangatlah penting mengingat matematika merupakan salah satu
mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa (Depdiknas, 2007). Teori
konstruktivisme menyebutkan bahwa belajar perlu disituasikan dalam latar yang
nyata (Yulaelawati, 2004: 54). Usia siswa SD yang berkisar antara 7-8 tahun
hingga 12-13 tahun pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami
matematika yang bersifat abstrak (Susanto, 2010: 183-184). Pernyataan tersebut
sejalan dengan teori kognitif Piaget dimana usia siswa sekolah dasar berada pada
tahap operasional kongkret. Tahap operasional konkret ditandai dengan adanya
sistem operasi berdasarkan objek yang nyata atau konkret (Suparno, 2001: 70).
Belajar dalam situasi yang nyata akan sangat membantu siswa SD dalam
memahami pembelajaran yang bersifat abstrak.
Yulaelawati (2004: 115) mengungkapkan bahwa adanya penyajian contohcontoh konkret yang divisualisasikan secara menarik dapat membantu peserta
didik memahami konsep matematika khususnya yang

bersifat abstrak.

Pembelajaran matematika yang bersifat abstrak memerlukan alat bantu berupa alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

peraga yang dapat memperjelas apa yang disampaikan guru sehingga lebih cepat
dipahami oleh siswa (Heruman, 2008: 1).
Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang alat peraga
pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan
serta mengusahakan alat peraga itu dengan baik (Usman, 2011: 11). Guru sebagai
pendamping siswa belajar di sekolah memiliki peranan penting dalam mengelola
pembelajaran matematika di kelas. Susanto (2013: 188) menegaskan bahwa
proses pembelajaran matematika sendiri bukan sekedar transfer ilmu dari guru ke
siswa, melainkan suatu proses kegiatan, yaitu terjadi interaksi antara guru dengan
siswa serta antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan lingkungan.
Kemampuan guru dalam menguasai metode dan pemilihan alat peraga dapat
mempengaruhi kualitas interaksi dalam proses pembelajaran.
Interaksi antara siswa dengan lingkungan dapat dikembangkan dengan
menghadirkan sarana belajar yang berupa alat peraga. Alat peraga merupakan
bagian dari media pembelajaran yang memperlancar proses pembelajaran (Anitah,
2010: 83). Usman (2011: 31) menjelaskan bahwa alat peraga adalah alat yang
digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran
yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada
siswa. Beberapa manfaat alat peraga berdasarkan Encyclopedia of Educational
Research (dalam Susanto, 2013: 46-47) antara lain: (a) meletakkan dasar yang
konkret; (b) memperbesar perhatian; (c) membuat pelajaran lebih mantap; (d)
memberikan pengalaman nyata; (e) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
kontinu; dan (f) membantu perkembangan bahasa. Penggunaan alat peraga dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

pembelajaran tentunya akan sangat membantu siswa untuk lebih memahami
konsep abstrak matematika. Pemilihan alat peraga disesuaikan dengan materi
yang akan diajarkan.
Ada banyak alat peraga yang dapat digunakan guru dalam membantu proses
pembelajaran di dalam kelas. Salah satu diantaranya adalah alat peraga berbasis
metode Montessori yang diciptakan dan dikembangkan berdasarkan pedagogi
eksperimental oleh Maria Montessori (1870-1952). Alat peraga Montessori
memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction (memiliki pengendali
kesalahan), dan auto-education (mampu digunakan secara otodidak) (Montessori,
2002: 170-176). Penemuan alat peraga Montessori didasarkan pada hasil
eksperimen. Tujuan dari penggunaan alat peraga Montessori adalah untuk
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan matematika yang meliputi
pemahaman perintah, urutan, abstraksi, dan kemampuan untuk mengonstruksi
konsep-konsep baru sebagai pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran.
Materi pembelajaran matematika Montessori sendiri tidak didesain untuk
“mengajarkan matematika” tetapi untuk membantu perkembangan konsep
matematika anak (Lillard, 1980: 137). Desain pembelajaran yang berupa
penanaman konsep tersebut memungkinkan anak untuk memanipilasi dan
mengulang penggunaan material sampai mereka dapat membuat konsep abstrak
berdasarkan hasil kerja sendiri. Pemikiran Montessori ini bisa diterapkan dalam
pembelajaran matematika di sekolah dasar. Materi di sekolah dasar dapat
disesuaikan dengan material-material yang ada di kelas Montessori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Uraian penting tentang rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika serta pentingnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran
matematika menjadi fokus permasalahan pada penelitian ini. Peneliti ingin
melakukan penelitian yang berupaya mengungkapkan perbedaan prestasi belajar
siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.
Peneliti mencoba mencari jawaban atas hal tersebut dengan menulis penelitian
yang berjudul, “Perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga
matematika berbasis metode Montessori”.

B.

Identifikasi Masalah
Matematika merupakan satu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang berikutnya. Matematika membantu siswa untuk bisa belajar bernalar
secara kritis, kreatif, dan aktif. Kemampuan-kemampuan yang dihasilkan bila
siswa belajar matematika tentunya akan sangat membantu untuk lebih siap
menghadapi era globalisasi. Sulitnya memahami konsep matematika yang abstrak
menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika.
Guru harus mampu memanfaatkan alat peraga dalam proses pembelajaran
secara maksimal. Alat peraga Montessori merupakan alat bantu yang memiliki
karakteristik yang dapat membantu siswa dalam menjembatani pola pikir
matematika siswa dari yang bersifat abstrak ke yang bersifat konkret. Siswa yang
menggunakan alat peraga matematika berbasis metode Montessori dan yang tidak
menggunakan alat peraga Montessori dapat terlihat pada prestasi belajarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C.

7

Batasan Masalah
Fokus penelitian akan terarah apabila peneliti mampu membatasi

permasalahan yang akan diteliti. Penelitian ini terbatas untuk meneliti perbedaan
prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode
Montessori yakni papan pembagian bilangan dua angka. Alat peraga tersebut
sesuai untuk siswa kelas II sekolah dasar pada materi mata pelajaran matematika
tentang pembagian bilangan sampai dua angka. Standar Kompetensi (SK) yang
akan dicapai yaitu 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua
angka, sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yaitu 3.2. Melakukan pembagian
bilangan dua angka. Peneliti memilih materi ini sebab karakteristik alat peraga
papan pembagian bilangan dua angka sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai.

D.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan

prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode
Montessori?”

E.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar

siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F.

8

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak, manfaat

tersebut antara lain:
1.

Bagi siswa
Siswa menerima pengalaman baru dan terbantu dalam belajar matematika

sehingga mengatasi kesulitan belajarnya.
2.

Bagi guru
Guru memiliki alternatif baru untuk memilih alat peraga yang dapat

digunakan dalam pembelajaran matematika.
3.

Bagi sekolah
Sekolah terinspirasi untuk mengembangkan alat peraga dalam pembelajaran

matematika selanjutnya.
4.

Bagi peneliti
Penilitian ini dapat menambah pengalaman dalam pembelajaran matematika

dan menjadi modal untuk terjun ke dunia pendidikan di kemudian hari.

G.

Definisi Opersional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah:

1.

Metode adalah cara yang digunakan guru untuk membelajarkan siswa di
dalam kelas demi tercapainya tujuan pembelajaran.

2.

Metode Montessori adalah langkah-langkah pembelajaran yang berdasar
pada sisi filosofis batiniah anak dan hakikat anak yang melewati periode
sensitif menggunakan kemampuan inderawi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.

9

Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memeragakan konsep yang
akan dipelajari dalam proses belajar.

4.

Prestasi adalah pencapaian berupa hasil yang memuaskan yang dapat berupa
nilai berdasarkan patokan tertentu.

5.

Belajar adalah perubahan tingkah laku setelah adanya pengalaman.

6.

Prestasi belajar adalah pencapaian memuaskan yang dihasilkan dari
perubahan tingkah laku setelah adanya pengalaman.

7.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran inti yang berisi simbol-simbol
sebagai perwujudan suatu konsep.

8.

Siswa sekolah dasar adalah subjek yang mengalami proses belajar yang
sedang berada di jenjang sekolah dasar.

9.

Pre-test adalah kegiatan yang dilakukan pada awal pembelajaran untuk
mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa.

10.

Post-test adalah kegiatan yang dilakukan di akhir pembelajaran untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah menerima pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Bab II membahas empat bagian utama yaitu kajian pustaka, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian teori akan membahas
beberapa topik yang sesuai dengan judul penelitian. Penelitian yang relevan berisi
tentang penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini, baik jurnal maupun skripsi. Kerangka berpikir berisi tentang
rumusan konsep yang didapat dari berbagai tinjauan teori. Bagian terakhir yaitu
hipotesis penelitian, berisi dugaan sementara yang terjadi pada penelitian.

A.

Kajian Pustaka
Topik yang akan dibahas pada kajian literatur ini antara lain tahap

perkembangan anak sekolah dasar, metode Montessori, alat peraga matematika
berbasis metode Montessori, pembelajaran matematika, materi operasi pembagian
bilangan dua angka, dan teori tentang prestasi belajar.
1.

Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Selama manusia hidup pasti akan melalui tahap-tahap tertentu dalam

pertumbuhan dan perkembangannya. Manusia membutuhkan proses untuk
berkembang sehingga semua keterampilan tidak mereka dapatkan secara instan.
Tahap perkembangan manusia secara umum akan melewati masa bayi, anak-anak,
remaja, dewasa, dan lansia. Topik yang akan dibahas pada bagian ini adalah

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

perkembangan anak pada usia sekolah dasar. Teori yang akan diuraikan adalah
dari dua ahli yaitu menurut Jean Piaget dan Maria Montessori.
a.

Tahap Perkembangan Anak
Jean Piaget (1896-1980) mengungkapkan tentang teori perkembangan

kognitif. Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif manusia ke
dalam 4 tahap (Suparno, 2001: 24). Tahap perkembangan kognitif secara garis
besar dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1.
Tabel Empat Tahap Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Suparno, 2001: 25)
Tahap
Umur
Ciri pokok perkembangan
Sensorimotor
0-2 tahun
 Berdasarkan tindakan
 Langkah demi langkah
Praoperasi
2-7 tahun
 Penggunaan simbol/ bahasa tanda
 Konsep intuitif
Operasi konkret 8-11 tahun
 Pakai aturan jelas/ logis
 Reversibel dan kekekalan
Operasi formal
11 tahun ke atas
 Hipotetis
 Abstrak
 Deduktif dan Induktif
 Logis dan Probabilitas

Tahap yang pertama adalah tahap sensorimotor yang berkisar antara usia 0-2
tahun. Tahap ini anak melakukan tindakan berdasarkan inderawinya untuk
berinteraksi dengan lingkungan. Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah
meraba, mendengar, mencium, melihat, dan lain-lain. Tahap yang kedua adalah
tahap praoperasi yang berkisar antara umur 2-7 tahun. Tahap ini adalah jembatan
antara tahap sensorimotor dengan tahap operasi konkret (Suparno, 2001: 67).
Anak pada tahap ini memunculkan penggunaan bahasa simbolis yang berupa
gambaran dan ucapan. Perkembangan intelegensi anak sudah semakin maju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

namun bahasa yang digunakan masih bersifat egosentris. Tahap perkembangan
kognitif yang ketiga adalah tahap operasi konkret yang berkisar antara 8-11 tahun.
Anak pada tahap ini sudah memiliki pemikiran yang logis namun masih terbatas
pada benda-benda yang konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada
barang-barang yang konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotetis (Suparno,
2001: 70). Tahap yang keempat adalah tahap operasi formal yang berkisar pada
umur 11 tahun ke atas. Usia ini sudah memungkinkan seseorang untuk memiliki
pemikiran deduktif, induktif, dan abstraktif.
Teori perkembangan anak yang selanjutnya adalah teori perkembangan anak
menurut Maria Montessori (1870-1952). Teori perkembangan anak menurut
Montessori ini sedikit berbeda dengan teori Piaget. Jenjang pendidikan pada
umumnya berdasar pada asumsi bahwa manusia melalui perkembangan yang
linear, namun menurut Montessori perkembangan manusia memiliki keteraturan
tersendiri pada tiap tahapnya. Pekembangan anak yang dikemukakan oleh
Montessori dibagi menjadi tiga tahap yaitu 0-6 tahun, 6-12 tahun, dan 12-18 tahun
(Montessori, 2008 : xii). Setiap fase perkembangan menunjukkan bahwa pada
setiap fase akan muncul atau terlahir kembali ke fase perkembangan berikutnya
dan akan mencapai puncak dan mengalami penurunan kembali. Lillard (1996: 7)
menyebutkan, “It emphasizes the uniformity and regularity of human development
in this regard”, yang dalam hal ini menekankan keseragaman dan keteraturan
pada perkembangan manusia.
Tahap perkembangan anak menurut Montessori yang pertama adalah antara
usia 0-6 tahun. Tahap ini mengharuskan anak untuk bisa mengolah ego dan sikap-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

sikapnya karena tahap ini adalah masa awal periode sensitifnya. Anak juga mulai
belajar tentang kehidupan sosial, lingkungan alam, mulai berkonsentrasi pada
sesuatu yang spesifik, serta menggunakan inderanya untuk melihat, meraba,
mendengar, mengecap dan membau. Tahap yang kedua adalah antara rentang usia
6-12 tahun. Tahap ini mengharuskan anak untuk belajar dari sifat-sifat yang
konkret sehingga selepas tahap ini sudah bisa berpikir untuk hal-hal yang abstrak.
Lillard (1996: 45) mengatakan, “Montessori called this stage of the child’s
formation the Intellectual Period”. Periode intelektual ini juga beriringan dengan
berkembangnya imajinasi, rasa berkelompok, pertumbuhan fisik, serta mental dan
moralnya. Tahap yang ketiga yaitu antara usia 12-18 tahun dimana pada tahap ini
merupakan masa perkembangan anak yang terakhir. Pertumbuhan dan perubahan
fisik tubuh serta kedewasaan terjadi sampai usia 18 tahun. Seseorang setelah
melalui usia 18 tahun dapat disebut manusia dewasa sepenuhnya dan sudah
berkembang sepenuhnya sehingga sudah tidak ada lagi perubahan yang nyata.
b.

Tahap Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Usia anak sekolah dasar berkisar antara berkisar antara 7-8 tahun hingga 12-

13 tahun (Susanto, 2010: 183). Usia 7 tahun sampai 13 tahun termasuk dalam
tahap operasional konkret menurut Piaget dan termasuk dalam tahap kedua
menurut Montessori. Piaget memaparkan bahwa anak usia sekolah dasar memiliki
pemikiran operasional konkret karena sudah mampu melakukan aktivitas mental
mengenai hubungan-hubungan logis dari berbagai konsep yang difokuskan pada
objek ataupun peristiwa konkret (Desmita, 2007: 156). Tahap kedua dalam
perkembangan menurut Montessori mengharuskan anak untuk belajar dari sifat-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

sifat yang konkret sehingga selepas tahap ini sudah bisa berpikir untuk hal-hal
yang abstrak (Lillard, 1996: 45). Kesamaan yang ada dalam kedua tahap dari
masing-masing ahli adalah anak pada usia sekolah dasar (usia 7-13 tahun) mulai
mampu berpikir logis, mencari penjelasan, dan pengetahuan dari pengalamanpengalaman konkret yang dialaminya.
2.

Metode Montessori
Bagian ini akan mengkaji teori tentang sejarah metode Montessori dan

karakteristik metode Montessori, namun terlebih dahulu akan dibahas pengertian
metode.
a.

Pengertian Metode
Metode diartikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan

suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan (KBBI, 2008). Metode dalam pembelajaran merupakan cara yang
digunakan guru untuk membelajarkan siswa di dalam kelas demi tercapainya
tujuan pembelajaran. Susanto (2013: 43-44) menjelaskan bahwa metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas
pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya. Metode
diperlukan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode dapat
memudahkan siswa menerima dan memahami materi pelajaran yang diberikan
oleh guru.
Metode hendaknya memiliki prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar
yaitu: (a) berpusat pada siswa (student centered); (b) belajar dengan melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

(learning by doing); (c) mengembangkan kemampuan sosial; (d) mengembangkan
keingintahuan dan imajinasi;

dan (e)

mengembangkan kreativitas dan

keterampilan memecahkan masalah (Madjid dalam Susanto, 2013: 44). Metode
harus dipilih oleh guru dengan disesuaikan karakter kelasnya. Pemilihan metode
yang tepat akan memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada
siswa. Metode sangat penting demi tercapainya tujuan pembelajaran.
b.

Sejarah Metode Montessori
Maria Montessori adalah seorang wanita yang lahir di Chiaravalle, Italia,

pada tanggal 31 Agustus 1870 (Lillard, 1996: 4). Metode Montessori
dikembangkan oleh Maria Montessori. Metode Montessori adalah sebuah metode
pedagogi eksperimental. Montessori mengembangkan selama 2 tahun di Casa dei
Bambini (Rumah Anak-anak) dan menerapkannya untuk anak-anak usia 3 sampai
6 tahun. Montessori mengembangkan metode ini karena menganggap penerapan
ilmu-ilmu ilmiah modern dalam pendidikan hanya membelenggu perkembangan
jiwa anak.
Metode eksperimental berdasar pada pengamatan langsung atas aktivitas
spontan anak yang merdeka dalam berekspresi. Pendidikan seharusnya
berkonsentrasi pada kekuatan dari dalam kejiwaan anak sebagai titik pijak seluruh
praksis pendidikan. Rekonstruksi metode pendidikan mendapatkan basis yang
hidup dan dinamis, bukan mekanis dan statis. Ilmu pengetahuan ilmiah
semestinya digunakan untuk mengerti kejiwaan anak.
Montessori

mendapatkan

inspirasi

untuk

mengembangkan

metode

pendidikannya dari temuan-temuan yang dilakukan oleh Edward Séguin (1812-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

1881) dan Jean Marc Gaspard Itard (1775-1838). Mereka berhasil mendidik anakanak yang memiliki keterbelakangan mental maupun yang memiliki cacat indera
semi permanen. Montessori mengungkapkan ada dua aspek yang perlu dipikirkan.
Kedua aspek tersebut adalah aspek guru dan murid yang mana tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain (Montessori, 2002: 33).
Pembaruan sekolah semestinya bersamaan dengan persiapan guru. Guru
semestinya diberi kemungkinan untuk membuat pengamatan dan eksperimen di
sekolah. Guru merupakan pengamat yang mesti terbiasa dengan metode
eksperimental. Masing-masing murid sebagai individu mesti diberi ruang
kemerdekaan untuk beraktivitas secara spontan, sehingga mereka dapat
mengekspresikan diri sesuai dengan alam kejiwaan dan kemampuan masingmasing.
Montessori

menjelaskan

bahwa

metodenya

adalah

metode

yang

mengembangkan kebebasan berkarakter dengan cara yang mengagumkan dan luar
biasa (Montessori, 2002: 33). Anak belajar dengan terstruktur, berfokus pada
suatu proyek tertentu, dan memiliki kebebasan untuk memilih kapan dan hal apa
saja yang ingin mereka pelajari (Lillard, 2005: 328). Penerapan metode
Montessori juga berkaitan dengan alat peraga. Alat peraga yang menjadi salah
satu ciri pembelajaran Montessori dirancang dan dibuat sendiri oleh Montessori
sesuai dengan pengamatannya dan mengacu pada hasil penemuan Itard dan
Seguin (Magini, 2013: 46-50). Bantuan alat peraga yang dibuat secara eksplisit
juga dapat memberikan makna bagi anak-anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c.

17

Karakteristik Metode Montessori
Lillard (2005: 29) mengungkapkan ada 8 prinsip yang menjadi karakteristik

dalam pembelajaran menggunakan metode Montessori. Pertama, gerak (motorik)
dan kognitif berhubungan sangat erat, gerak dapat berpengaruh pada proses
berpikir dan belajar. Konsep pertama ini menjadi alasan alat peraga Montessori
berdasarkan pada gerak motorik anak. Semua alat dapat dieksplorasi siswa
menggunakan inderanya. Kedua, belajar menjadi baik akan terdukung bila
seseorang memiliki kontrol indera dalam kehidupan. Panca indera manusia sangat
penting sebab dengan indera tersebut manusia akan menerima informasi baru.
Ketiga, anak akan dapat belajar lebih baik jika mereka tertarik dengan apa yang
sedang mereka pelajari. Keempat, pemberian penghargaan ekstrinsik untuk
sebuah kegiatan, seperti uang untuk membaca atau nilai tinggi untuk sebuah tes,
merupakan motivasi yang berdampak negatif untuk mendorong aktivitas tersebut.
Karakteristik ini menjadi alasan di kelas-kelas Montessori tidak pernah dijumpai
reward dan punishment. Jika mereka tidak berhasil, penghargaan tersebut
nantinya akan berupa kebalikannya yakni kekecewaan. Kelima, pengacakan
secara kolaboratif dapat membuat keadaan sangat kondusif untuk belajar.
Keenam, situasi belajar dalam konteks bermakna akan lebih mendalam dan lebih
kaya daripada belajar dalam konteks abstrak. Ketujuh, bentuk interaksi khusus
orang dewasa akan terasosiasi oleh anak dan dapat dilihat pada out-put anak.
Kedelapan, lingkungan sangat bermanfaat bagi anak. Lingkungan yang telah
dikondisikan sedemikian rupa akan mendorong anak untuk belajar dengan
mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Karakteristik yang telah dikemukaan dapat menjadi gambaran kelas
Montessori. Delapan prinsip yang telah dikemukakan menyinggung alat peraga
dan lingkungan. Alat peraga atau yang biasa disebut material dalam kelas
Montessori menjadi salah satu karakteristik pembelajaran Montessori. Alat peraga
diproduksi sendiri oleh Montessori dengan berdasar pada penemuan Itard dan
Seguin (Hainstock, 1997: 13). Lillard (2005: 128) juga mengungkapkan bahwa
metode pembelajaran Montessori didasari pada keinginan siswa sehingga
Montessori ingin memberikan peluang kebebasan belajar bagi siswa. Adanya
kesempatan bagi siswa untuk belajar mandiri melalui penggunaan alat peraga
menjadi

karakteristik

pembelajaran

Montessori.

Guru

berperan

sebagai

pendamping maupun fasilitator belajar.
3.

Alat Peraga Matematika Berbasi