BAB VI - DOCRPIJM f3645f8857 BAB VIBAB 6 PBL PERMUKIMAM

BAB VI

Penanganan perumahan dan permukiman, pada hakekatnya llebih
mendasarkan pada pengembangan kawasan permukiman, baik di kawasan
perkotaan maupun pedesaan. Elemen penanganannya lebih menekankan
pada upaya mewujudkan kawasan perumahan dan permukiman yang layak
huni ( livable ), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan.
Unsur-unsur

yang harus disediakan

di kawasan

permukiman,

pada

hakekatnya menekankan pada upaya penyediaan utulitas yang layak bagi
penghuninya. Karena itu merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan
manusia.
Penyediaan utilitas pada kawasan perumahan dan permukiman, tidak

dapat serta merta menjadi tugas dan tanggungjawab masyarakat. Akan tetapi
sebagai akibat fasilitas umum dalam skala besar, maka tindakan pemerintah
menjadi penting untuk dilakukan, terutama dalam penyediaan berbagai jenis
prasarana dan sarana dasar perumahan dan permukiman. Dalam upaya
mewujudkan permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya dan
berkeadilan sosial, perlu direncanakan dengan baik agar tercipta keadanaan
yang aman, nyaman, damai dan sejahtera.
6.1. Gambaran Umum Penataan Bangunan Lingkungan
Dalam upaya menyediakan kawasan perumakan dan permukiman
yang layak huni ( livable ) aman, nyaman, damai dan sejahtera perlu
dilakukan penataan pada pengembangan secara dini, agar bagunggan
yang ada dapat memenuhi standart yang diharapkan. Melalui penataan

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

129
dan

pengembangan


bangunan

diharapkan

mampu

menjadikan

penghuninya betah bertempat tinggal dan hidup di kawasan permukiman
tersebut. Tujuan dari penataan dan pengembangan ini pada dasarnya
diarahkan untuk :
 Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman ( sarana dan
prasarana dasar permukiman ).
 Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat,
aman, serasi dan teratur.
 Mengarahkan pertumbuhan wilayah.
 Menunjang kegiatan ekonomi

melalui kegiatan pengembangan


permukiman.
Berdasarrkan tujuan tersebut diatas, tidak lain merupakan upaya
untuk memecahkan berbagai permasalahan kawasan perumahan dan
permukiman yang terjadi. Bahkan lebih jauh lagi, langkah-lankah yang
akan ditempuh merupakan upaya memecahkan tantangan yang dihadapi
dalam penataan kawasan perumahan dan permukiman maupun
kawasan secara luas lainnya, yaitu :
 Mewujudkan amanat UUBG & PPBG: Semua Bangunan Gedung
harus laik fungsi pada tahun 2010.
 Mencapai program MDGs: 50% kabupaten/kota di Indonesia bebas
kumuh pada tahun 2015.
 Terpenuhinya kebutuhan dasar permukiman
 Tersedianya perumahan tipe RSH, dan RUSUNAWA
 Terarahnya pertumbuhan wilayah.
 Terdorongnya kegiatan ekonomi melalui pembangunan kawasan
perumahan dan permukiman.
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, perlu diambil grandstrategy
yang mampu mendorong terbangunnya perumahan dan permukiman
serta kawasan lainnya yang selaras, serasi dan seimbang dengan daya
dukung lahan yang ada. Adapun grandstrategy yang diambil antara lain :


RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

130
 Grand Strategy 1 :
Menyelenggarakan penataan bangunan gedung agar tertib,
fungsional, andal dan efisien
Tujuan :
Terwujudnya bangunan gedung yang fungsional dan memenuhi
persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan,
serta serasi dan selaras dengan lingkungannya.
Sasaran
1)

Tersusunnya Perda Bangunan gedung

2)

Terwujudnya bangunan gedung untuk umum yang laik fungsi


3)

Terselenggaranya

pengawasan

penyelenggaraan

bangunan

gedung yang efektif dengan melakukan pemantauan dan evaluasi
penerapan peraturan bangunan gedung
4)

Terlaksananya penyediaan aksesibilitas bangunan gedung umum

5)

Terlaksananya pendataan bangunan gedung


6)

Terwujudnya Pusat Informasi Arsitektur dan Bangunan Gedung

7)

Tercapainya standar mutu pelayanan rumah negara sesuai ISO
9000

8)

Terlaksananya Sosialisasi, Fasilitasi, Pelatihan, Bantuan Teknis dan
Wasdal kegiatan penataan bangunan dan lingkungan

9)

Terbentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan di
tingkat propinsi/kabupaten/kota yang didukung oleh SDM dan
prasarana dan sarana kerja pendukungnya;


10) Terwujudnya tertib pengelolaan aset negara berupa tanah dan
bangunan gedung
11) Terlaksananya Rencana Induk Kebakaran
 Grand Strategy 2 : Menyelenggarakan penataan lingkungan
permukiman agar produktif dan berjati diri
Tujuan :
Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan lingkungan yang
sehat, aman, serasi, teratur, produktif dan berkelanjutan.

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

131
Sasaran :
1) Terwujudnya perbaikan lingkungan permukiman kumuh
2) Terlaksananya

revitalisasi

kawasan


permukiman

tradisional

bersejarah
3) Terlaksananya pengelolaan RTH
4) Pemberdayaan komunitas
 Grand Strategy 3 : Menyelenggarakan penataan dan revitalisasi
kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah
fisik, sosial dan ekonomi
Tujuan :
Terwujudnya

revitalisasi kawasan

dan bangunan

agar dapat

memberikan nilai tambah bagi kualitas fisik, sosial dan ekonomi

masyarakat yang menjadi menjadi penunjang bagi tercapainya
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
Sasaran :
1)

Terlaksananya revitalisasi kawasan strategis

2)

Terlaksananya

pemberdayaan

bagi

masyarakat

untuk

menyelenggarakan revitalisasi kawasan

 Grand Strategy 4 : Menyelenggarakan Penataan Bangunan dan
Lingkungan Untuk mewujudkan Arsitektur Perkotaan, dan
pelestarian Arsitektur Bangunan Gedung Yang Dilindungi dan
Dilestarikan untuk Menunjang Kearifan Budaya Lokal
Tujuan :
Terwujudnya bangunan gedung yang memiliki kualitas fungsional,
visual dan kualitas lingkungan yang seimbang, serasi, dan selaras,
dengan memunculkan ciri arsitektur kota yang berwawasan budaya
lokal yang menjadi teladan bagi lingkungannya, serta yang dapat
secara arif mengakomodasikan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Sasaran :
1) Terlaksananya

penataan

bangunan

dan

lingkungan


serta

pelestarian bangunan bersejarah yang mendukung terwujudnya
kualitas arsitektur perkotaan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

132
 Grand Strategy 5 : Mengembangkan Teknologi dan Rekayasa
Arsitektur Bangunan Gedung untuk menunjang Pembangunan
Regional/Internasional yang berkelanjutan.
Tujuan :
Terwujudnya perencanaan fisik bangunan dan lingkungan yang
mengedepankan teknologi dan rekayasa arsitektur yang memenuhi
standar Internasional untuk menarik masuknya investasi di bidang
bangunan gedung dan lingkungan secara Internasional
Sasaran :
1) Terlaksananya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan
dengan teknologi danrekayasa arsitektur pada 5 lokasi melalui
kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten pada tahun 2012.
Ruang lingkup tata bangunan gedung dan lingkungan adalah
merumuskan dan melaksanakan kebijakan, pembinaan, dan standarisasi
teknis bangunan gedung termasuk pengelolaan gedung dan rumah
negara, serta penataan kawasan/lingkungan. Pengertian penataan
bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan
sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama
untuk mewujudkan lingkungan binaan baik di perkotaan maupun di
perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
6.2. Penataan Bangunan
6.2.1. Permasalahan Penataan Bangunan
Dalam melaksanaan kegiatan penataan bangunan, juga dhadapkan
pada berbagai permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut
pada dasarnya menjadikan spirit untuk dipecahkan agar tercipta
kawasan perumahan, permukiman dan kawasan lainnya yang memenuhi
standar kelayakan yang diharapkan. Permasalahan yang dihadapi
tersebut antara lain ::
1) Kurang

ditegakkannya

aturan

keselamatan,

keamanan

dan

kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah
rawan bencana.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

133
2) Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi
dan kurang mendapat perhatian.
3) Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di
daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.
4) Lemahnya pengaturan penyelenggaraan BG di daerah;
5) Adanya kelembagaan BG yang belum efektif dan efisien;
6) Belum optimalnya peran penyedia jasa konstruksi dalam penerapan
profesionalisme;
7) Masih rendahnya apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan
BG.
Pelaksanaan penataan pun tidak hanya menyangkut bangunan,
akan tetapi juga menyangkut gedung dan rumah negara. Keberadaan
gedung dan rumah negara, mempunyai arti penting dalam pelestarian
kawasan, khususnya menyangkut cagar budaya. Nilai historis suatu
gedung dan rumah negara, terletak pada nilai sejarahnya. Karena itu
dalam pelaksanaan penataan juga mengalami berbagai permasalahan,
antara lain :
1) Banyaknya bangunan gedung negara yang belum memenuhi
persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang
tertib dan efisien
3) Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan
baik.
Demikian pula penanganan pada lingkunggan, juga memiliki
permasalahan tersendiri. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan
lingkungan yang bersih, indah dan nyaman, perlu dilakukan penataan
pada kawasan-kawasan permukiman yang tidak memiliki standart
kualitas lingkungan yang memadai. Gambaran ini dicerminkan oleh
permasalahan yang terjadi, yaitu :
1) Masih adanya permukiman kumuh
2) Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan
bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.
3) Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi
ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

134
4) Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah
raga, dll. kurang diperhatikan hampir di semua kota terutama kota
metro dan besar.
Hal yang lebih penting lagi, adalah penanganan terhadap
masyarakat itu sendiri. Permasalahan yang timbul biasanya berkaitan
dengan pemberdayaan masyarakat. Ketidak berdayaan masyarakat
sangat menjadi kendala yang sering dihadapi dalam penataan kawasan
perumahan dan permukiman. Permasalahan tersebut antara lain :
1) Jumlah penduduk miskin di perkotaan masih cukup banyak.
2) Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk peningkatan peran
masyarakat.
3) Belum

dilibatkannya

masyarakat

secara

aktif

dalam

proses

perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan diwilayahnya.
Demikian pula dalam penataan kawasan, juga sering menjadi
permasalahan crusial yang terus dihadapi. Pemberian izin lokasi, Kuasa
Pertambangan, dan berbagai izin lainnya, sampai saat ini masih belum
terakomodasi dan terlayani dengan baik. Hal ini sebagai akibat terjadinya
permasalahan yang timbul dari belum mantapnya dalam penataan ruang.
Permasalahan tersebut adalah :
1) Belum adanya rencana penataan penggunaan ruang yang tepat dan
ditetapkan secara hukum.
2) Tidak tepatnya alokasi penggunaan dalam penataan ruang.
3) Lambatnya penyelesaian proses penataan ruang akibat terbatasnya
pendanaan di daerah.
6.2.2. Landasan hukum
Dalam menjalankan kegiatan penataan kawasan, perumahan dan
permukiman tidak terlepas dari peraturan perundang-undangan yang
melingkupinya. Landasan Hukum Dalam pelaksanaan program Penataan
kawasan, perumahan dan Lingkungan ini meliputi :
1)

Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

2)

Undang-Undang No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

135
3)

Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman

4)

Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya

5)

Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

6)

Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan

Undang-Undang

No.

28

Tahun

2002

tentang

Bangunan Gedung
7)

Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2005 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara

8)

Pedoman Teknis dan SNI di bidang penataan bangunan dan
lingkungan

6.3. Pencapaian Penataan Kawasan, Bangunan dan Lingkungan
Di Kabupaten Merangin program Penataan kawasan, bangunan dan
lingkungan sampai saat ini belum banyak dilaksanakan. Program yang
telah dilaksanakan meliputi :
1) Sebagian kecil penataan ruang.
2) Sudah adanya mekanisme perijinan dalam pembangunan bangunan
gedung.
3) Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
4) Sudah adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat, terutama pada
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
6.3.1. Kebijakan, Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten
Merangin
Kebijakan dalam Penataan Kawasan, Bangunan dan Lingkungan di
Kabupaten Merangin masih terbatas pada perijinan pembangunan.
Sedangkan kebijakan lainnya masih terkait dengan kegiatan yang
lainnya, seperti penataan kawasan-kawasan khusus (agropolitan, KTM)
dan pemberdayaan masyarakat perkotaan dlam kegiatan peningkatan
kualitas permukiman dan perumahan. Sesuai dengan target dan
sasaran nasional, maka perlu dilakukan kebijakan yang lebih spesifik
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

136
dalam bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan sesuai amanat
UUBG dan undang-Undang penataan Ruang. Selain itu juga perlu
dibuat program yang mengarah ke sasaran-sasaran tersebut.
6.4. Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
6.4.1. Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan
Lingkungan di Kabupaten Merangin
Kabupaten Merangin merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Jambi. Dalam perkembangan sistem kota-kota di Propinsi Jambi,
Kabupaten Merangin ditetapkan sebagai kota dengan Hirarki II dengan
skala pelayanan sub regional.
Tabel 4.1. Hirarki Kota-kota Di Provinsi Jambi
No

Hirarki

1.
2.

Hirarki I
Hirarki II

3.

Hirarki III

Skala
Pelayanan
Regional
sub-sub
regional
lokal

Kota
Kota Jambi
Kota Sarolangun, Muara Bulian, Muara Sabak, Muara
Bungo, kuala Tungkal, Sungai Penuh, Muara Tebo dan
Sengeti.
Kota Rantau Panjang, Sungai Manau, Tabir Selatan, Muara
Jernih, Ngaol, Perenak, Muara Siau, Jangkat, Rantau Suli,
Pamenang, Pinang Merah, Tambang Mas dan Sungai
Bulian.

Sumber : RTRW Kabupaten Merangin

Secara

administrarif

Kabupaten

Merangin

terdiri

dari

24

Kecamatan. Berdasarkan hirarki kota-kota, terbagi atas 4 tingkatan
pelayanan kota yang berbeda-beda. Berikut hirarki kota-kota di
Kabupaten Merangin :
Orde 1

: Kecamatan Bangko

Orde 2

: Kecamatan Tabir ( Rantau Panjang ) dan Pamenang

Orde 3

: Kecamatan Sungai Manau, Muara Siau, Muara jernih, Tabir
Ulu, dan Tabir Selatan

Orde 4

: Kecamatan Sungai Bulian, Tanjung Ilir, Perentak, Tambang
Mas, Pinang Merah, Jangkat, Dusun Tuo, dan Rantau Suli.

Dari hirarki dan fungsi Kota-kota tersebut pada dasarnya
mempunyai wilayah

pelayanan di daerah belakangnya. Wilayah

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

137
pelayanan yang menyertai masing-masing orde tersebut

dapat

digambarkan sebagai berikut

Tabel 6.2. Hirarkhi dan Potensi Kota di Kabupaten Merangin
Kota
Bangko

Orde
I





Rantau
Panjang

II

Pamenang

Tabir Selatan

III

III









Wilayah Pelayanan
Kecamatan Bangko
Sebagian desa-desa di
Kecamatan Nalo tantan
Sebagian desa-desa di
Kecamatan
batang
Mesumai dan Bangko
Barat
Kecamatan Tabir
Sebagian desa-desa di
Kecamtan tabir ilir

Kecamatan Pamenang,
pamenang Barat, Renah
pamenang,
dan
sebagaian
Pamenang
selatan
Kecamatan tabir Timur
Sebagian desa-desa di
margo Tabir, Tabir Lintas
















Muara
maderas

IV



Kecamtan jangkat
Sungai Tenang

dan





Muara Siau

III






Muara Jernih

IV




Kecamatan Muara Siau
Kecamatan
lembah
masurai
Sebagian desa-desa di
Pamenang Selatan
Kecamtan
Tiang
Pumpung
Kecamatan Tabir Ulu
Kecamatan Tabir Barat









Fungsi Kota
Pusat Pemerintahan Kabupaten
Pusat Pelayanan Ekonomi dan
Sosial skala regional
Simpul Transportasi
Pengembangan Industri kecil
hasil pengolahan pertanian
Permukiman Perkotaan
Pusat Pelayanan Ekonomi Dan
Sosial Skala Sub Regional
Simpul Transportasi
Permukiman Semi Perkotaan
(Semi Urban)
Pusat Pelayanan Ekonomi Dan
Sosial Skala Lokal.
Pengembangan
Industri
pengolahan hasil pertanian
Permukiman Semi Perkotaan
(Semi Urban)
Pusat Pelayanan Ekonomi Dan
Sosial Skala Lokal.
Pengembangan
Industri
pengolahan hasil pertanian
Permukiman Semi Perkotaan
(Semi Urban)
Pusat Pelayanan Ekonomi Dan
Sosial Skala Sub Regional
Pengembangan
Industri
pengolahan hasil pertanian
Permukiman Semi Perkotaan
(Semi Urban)
Pusat Pelayanan Ekonomi Dan
Sosial Skala sub regional
Pengembangan
Industri
pengolahan hasil pertanian
Permukiman Perdesaan (Rural)
Pelayanan Transportasi
Pusat Pelayanan Ekonomi Dan
Sosial Skala sub regional
Pengembangan
Industri
pengolahan hasil pertanian
Permukiman Perdesaan (Rural)

Sumber : RTRW Kabupaten Merangin

Bangunan di Kabupaten Merangin sebagian besar masih
menglompok di kota-kota besar yang menjadi ibukota kecamatan. Dari
bangunan-bangunan tersebut penggunaan yang besar adalah untuk
permukiman penduduk, sisanya baru ntuk bangunan lainnya seperti
perkantoran, fasilitas umum, industri dan penggunaan lainnya. Sistem
Permukiman di Kabupaten Merangin terbentuk secara alami, dimana
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

138
permukiman/kampung tempat masyarakat tinggal terdapat di pusat-pusat
kecamatan yang saling berkumpul membentuk sebuah kelompok
permukiman. Selain itu permukiman di Kabupaten Merangin terbentuk
mengikuti jaringan jalan yang ada secara linier. Penggunaan lahan
permukiman di Kabupaten Merangin adalah sebesar 4.235 Ha atau
sekitar 0,79 % dari total lahan di Kabupaten Merangin. Sebagian besar
penggunaan lahan untuk permukiman berada di kawasan kota seperti di
Kecamatan Bangko dan Kecamatan tabir serta Kecamatan Pamenang.
6.4.2. Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Penyelenggaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
yang ada masih bersifat pembangunan sesuai perencanaan yang
sudah disusun. Pembangunan gedung biasanya dilakukan oleh Bidang
Cipta Karya terutama untuk gedung pemerintah dan fasilitas umum.
Untuk

bangunan-bangunan

umum

baik

yang

dibangun

oleh

pemerintah maupun oleh pihak lain (masyarakat, swasta) belum ada
pendataan kelayakan dna keandalan bangunan sesuai dengan apa
yang diminta oleh Undang-undang Bangunan Gedung. Penyediaan
fasilitas keselamatan bangunan seperti hidran kebakaran, akses jalan
dan lain-lainnya belum pernah diteliti apakah sudah sesuai dengan
standar teknis ataukah belum. Perlu adanya penilaian dna identifikasi
keandalan

bangunan

terutama

pada

bangunan

umum

agar

keselematan dan kenyamanan pengguna bisa terjamin.
Untuk bangunan-bangunan negara, sampai saat ini belum ada
pendataan secara khusus, terutama menyangkuta kalayakan dan
keandalan bangunannya. Pembangunan bangunan negara sampai
saat ini perencanaan dan pelaksanaanny maish ditanganioleh Bidang
Cipta

Karya

pada

Dinas

PU

Kabupaten

Merangin.

Kawasan

permukiman tradisional juga merupakan salah satu kawasan yang akan
menjadi sasaran dalam penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten
Merangin ada beberapa kawasan yang bisa dikategorikan dalam kawasan
permukiman tradisional, antara lain di Rumah Tuo di Kecamatan Tabir,
Rumah adat di Desa Sungai Manau Kecamatan Sungai Manau, Rumah
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

139
Tuo Muara Maderas Kecamatan Jangkat, Rumah Tuo di Muara Siau
Kecamatan Muara Siau, Rumah Tuo di Pamenang Kecamatan Pamenang
dan Rumah Tuo di Pulau rengas Kecamatan Bangko Barat. Pada
kawasan-kawasan

permukiman

tradisional

tersebut

belum

pernah

dilakukan program penataan maupun revitalisasi.
6.5. Permasalahan yang Dihadapi
6.5.1. Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Sasaran Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk Kabupaten
Merangin, khususnya Sasaran Penataan Bangunan adalah sebagai
berikut :
1) Tersusunnya Perda Bangunan gedung
2) Terwujudnya bangunan gedung untuk umum yang laik fungsi
3) Terselenggaranya pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung
yang efektif dengan melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan
peraturan bangunan gedung
4) Terlaksananya penyediaan aksesibilitas bangunan gedung umum
5) Terlaksananya pendataan bangunan gedung
6) Terwujudnya Pusat Informasi Arsitektur dan Bangunan Gedung
7) Tercapainya standar mutu pelayanan rumah negara sesuai ISO 9000
8) Terlaksananya Sosialisasi, Fasilitasi, Pelatihan, Bantuan Teknis dan
Wasdal kegiatan penataan bangunan dan lingkungan
9) Terbentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan di
tingkat propinsi/kabupaten/kota yang didukung oleh SDM dan
prasarana dan sarana kerja pendukungnya;
10) Terwujudnya tertib pengelolaan aset negara berupa tanah dan
bangunan gedung
11) Terlaksananya Rencana Induk Kebakaran
Sedangkan Sasaran yang dilakukan dalam revitalisasai Kawasan
dan Bangunan adalah sebagai berikut :
1) Terwujudnya perbaikan lingkungan permukiman kumuh
2) Terlaksananya

revitalisasi

kawasan

bersejarah
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

permukiman

tradisional

140
3) Terlaksananya pengelolaan RTH
4) Terlaksananya revitalisasi kawasan strategis
5) Terlaksananya

pemberdayaan

bagi

masyarakat

untuk

menyelenggarakan revitalisasi kawasan
Demikian pula dalam upaya Pelestarian Bangunan

dan

Lingkungan juga mempunyai sasaran yang diharapkan, antara lain :
1) Terlaksananya penataan bangunan dan lingkungan serta pelestarian
bangunan

bersejarah

yang

mendukung

terwujudnya

kualitas

arsitektur perkotaan
Sedangkan untuk Pengembangan Teknologi dan Rekayasa
Arsitektur Bangunan Gedung, diambil sasaran pergram :
1) Terlaksananya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan
dengan teknologi danrekayasa arsitektur melalui kerjasama dengan
pihak-pihak yang kompeten.
Demikian pula dalam penataan kawasan, juga harus mempunyai
sasaran crusial yang terus dicapai. Pemberian izin lokasi, Kuasa
Pertambangan, dan berbagai izin lainnya, sampai ke depan harus
mampu

diakomodasikan dan terlayani dengan baik. Hal ini sebagai

akibat terjadinya permasalahan yang timbul dari belum mantapnya dalam
penataan ruang. Oleh karena itu, sasaran yang diambil antara lain :
1) Tersedianya rencana penataan penggunaan ruang yang tepat dan
ditetapkan secara hukum.
2) terwujudnya alokasi penggunaan dalam penataan ruang yang tepat
lokasi, tepat kemampuan dan tepat produksi.
3) Terciptanya percepatan dalam penyelesaian penataan ruang daerah.
6.6. Rumusan Masalah
Berdasarkan

kondisi

tersebut

maka

permasalahan

Penataan

Bangunan dan Lingkungan yang ada di Kabupaten Merangin meliputi :
1) Belum adanya implementasi aturan keselamatan, keamanan dan
kenyamanan Bangunan Gedung, dan masih bangunan gedung
negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

141
dan kenyamanan
2) Prasarana dan sarana hidran kebakaran masih kurang mendapat
perhatian.
3) Masih belum optimalnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan
Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan
perijinan.
4) Lemahnya pengaturan penyelenggaraan BG di daerah;
5) Kelembagaan Bangunan Gedung yang belum efektif dan efisien;
6) Belum optimalnya peran penyedia jasa konstruksi dalam penerapan
profesionalisme;
7) Masih rendahnya apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan
Bangunan Gedung.
8) Belum ada pendataan Bangunan Gedung dan Rumah Negara.
9) Masih adanya permukiman kumuh
10) Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan
bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.
11) Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi
ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.
12) Masih kurangnya sarana lingkungan hijau/open space atau public
space, sarana olah raga, dll.
13) Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk peningkatan peran
masyarakat.
6.6. Analisis Permasalahan dan Rekomendasi
6.6.1. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Berdasarkan

Undang-undang

Bangunan

Gedung

Pasal

3,

pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk mewujudkan bangunan
gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang
serasi

dan

selaras

dengan

lingkungannya;

mewujudkan

tertib

penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan teknis
bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan;

serta

mewujudkan

kepastian

penyelenggaraan bangunan gedung.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

hukum

dalam

142
Dalam pasal Pasal 7 UUBG disebutkan bahwa persyaratan
bangunan gedung meliputi :
(1) Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif
dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
(2) Persyaratan administratif bangunan gedung sebagaimana dimaksud
alam ayat (1) meliputi persyaratan status hak atas tanah, status
kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan bangunan.
(3) Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan
keandalan angunan gedung.
(4) Penggunaan ruang di atas dan/atau di bawah tanah dan/atau air
untuk bangunan gedung harus memiliki izin penggunaan sesuai
ketentuan yang berlaku.
(5) Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat,
bangunan gedung semi permanen, bangunan gedung darurat, dan
bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sesuai kondisi sosial dan
budaya setempat.
Sedangkan pada pasal Pasal 8 disebutkan :
(1) Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif
yang meliputi:
a. status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah,
b. status kepemilikan bangunan gedung, dan
c. izin mendirikan bangunan gedung, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2)

Setiap orang atau badan hukum dapat memiliki bangunan gedung
atau bagian bangunan gedung.

(3) Pemerintah Daerah wajib mendata bangunan gedung untuk
keperluan tertib pembangunan dan pemanfaatan.
(4) Ketentuan

mengenai

izin

mendirikan

bangunan gedung,

kepemilikan, dan pendataan bangunan gedung sebagaimana

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

143
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
Berdasarkan beberapa persyaratan dan peraturan di dalam UUBG
tersebut maka diperlukan adanya pengaturan dan pedoman dalam
Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Merangin. Mengingat
beberapa kegiatan yang sampai saat ini belum dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Merangin berkaitan dengan pelaksanaan UUBG
tersebut.
6.8. Rekomendasi
Berdasarkan kondisi yang ada serta permasalahan yang ada di
Kabupaten

Merangin

berkaitan

dengan

Penataan

Bangunan

dan

Lingkungan serta dikaitkan dengan peraturan yang harus dipenuhi
berkaitan dengan pelaksanaan UUBG maka perlu usulan beberapa
kegiatan yang berkaitan dengan :


Penataan Bangunan Gedung



Pendataan Bangunan Gedung dan Rumah Negara



Penataan Lingkungan



Pemberdayaan Masyarakat

6.9. Program yang Diusulkan
6.9.1. Usulan dan Prioritas Program
Berdasarkan hasil analisa terhadap permasalahan yang dihadapi
tersebut di atas, maka untuk memecahkannya diperlukan kegiatan
secara bertahap dan berkesinambungan. Program dan kegiatan prioritas
yang diusulkan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bangunan Gedung, usulan

program

dan kegiatan prioritas yang

akan ditangani adalah sebagai berikut :
1) Penguatan

kelembagaan

pengawasan

konstruksi

keselamatan bangunan gedung.


Diseminasi produk pengaturan bangunan gedung

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

dan

144


Peningkatan pemantapan kelembagaan BG



Pengembangan sistim informasi BG dan arsitektur



Pelatihan-pelatihan teknis

2) Dukungan prasarana dan sarana Pusat Informasi Pengembangan
Permukiman dan Bangunan (PIP2B).
3) Percontohan aksesibilitas bangunan gedung
4) Penyusunan rencana teknis perencanaan bangunan.


Penyusunan Rencana Induk Kebakaran (RIK)



Penusunan RTBL



Penyusunan KASIBA/LISIBA



Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung



Pendataan Bangunan Gedung

b. Gedung & Rumah Negara. Usulan program dan kegiatan prioritas
yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1)

Rehabilitasi bangunan gedung negara

2)

Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara

3)

Pembinaan teknis pembangunan gedung negara

c. Penataan Lingkungan, program dan kegiatan prioritas yang
diusulkan antara lain :
1)

Dukungan prasarana dan sarana untuk peningkatan kualitas
lingkungan permukiman kumuh dan nelayan.

2)

Dukungan prasarana dan sarana untuk peningkatan kualitas
lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah.

3)

Dukungan prasarana dan sarana untuk revitalisasi kawasan
strategis.

4)

Penyusunan rencana teknis lingkungan, menyangkut :


Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL)



Bantek Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

145
d. Pemberdayaan Masyarakat Di Perkotaan, program dan kegiatan
prioritas

yang

akan

ditangani

secara

bertahap

dan

berkesinambungan antara lain :

e.

1)

Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (Paket)

2)

Replikasi

3)

Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (Blm) - Pnpm

Penataan kawasan,

program dan kegiatan prioritas yang akan

ditangani secara bertahap dan berkesinambungan mencakup :
1)

Penyusunan RTRW

2)

Penyusunan Rencana tata Ruang Strategis

3)

Penyusunan rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan.

4)

Penyusunan kawasan unggulan daerah

6.10. Usulan dan Prioritas Proyek Penataan Bangunan Gedung dan
Lingkungan
Dari usulan-usulan sebagaimana tertuang di atas, maka perlu
dilakukan penajaman. Langkah ini dilakukan dalam rangka lebih
memantapkan terhadap usulan yang menjadi prioritas penanganan.
Usulan dan prioritas penanganan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Program Penataan Bangunan Gedung, usulan dan prioritas
program yang dilakukan antara lain :
1)

Penguatan Kelembagaan Pengawasan Konstruksi

Dan

Keselamatan Bangunan Gedung, mencakup kegiatan :


Diseminasi produk pengaturan bangunan gedung



Peningkatan pemantapan kelembagaan BG



Pelatihan-pelatihan teknis



Fasilitasi dan Bantuan teknis penyusunan ranperda



Menyusun dan menyempurnakan perda bangunan gedung



Menetapkan Ranperda menjadi Perda Bangunan Gedung



Melakukan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam
memenuhi ketentuan bangunan gedung

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

146
2)

Dukungan

Prasarana

Pengembangan

Dan

Permukiman

Sarana Pusat Informasi
Dan

Bangunan

(PIP2B),

dengan usulan program prioritas menyangkut :


Bantuan teknis percontohan pendataan bangunan gedung
dalam

rangka

mendukung

tertib

pembangunan

dan

pemanfaatan bangunan gedung di Merangin dna Singkut.


Bantuan teknis pembentukan sistem informasi bangunan
gedung



Mempersiapkan kelembagaan yang menangani pendataan



Menyusun dan menyempurnakan program computer untuk
system informasi bangunan gedung



Melakukan pendataan bangunan gedung



Melakukan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam
pendataan bangunan gedung

3)

Percontohan Aksesibilitas Bangunan Gedung, dengan
kegiatan meliputi :


Bantuan Teknis percontohan aksesibilitas di Kota Bangko
dan Rantau Panjang



Kegiatan

pengendalian

pengawasan

pemenuhan

persyaratan bangunan
4)

Program Penataan Gedung & Rumah Negara Program
Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara dan Penyusunan
Rencana Teknis,

dengan rencana program dan kegiatan

antara lain :


Rencana Induk Kebakaran (RIK),



Penyusunan RTBL,



Penyusunan KASIBA/LISIBA



Bantuan teknis penyusunan RIK dalam mendukung skenario
pengembangan sistem pencegahan dan penanggulangan
kebakaran di Kota Merangin dan Singkut.



Membuat perda tentang pengamanan kebakaran



Memberikan bimbingan, penyuluhan dan pelatihan

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

147
b. Program Penataan Lingkungan , usulan dan prioritas program
yang dilakukan antara lain :
1) Dukungan Prasarana Dan Sarana Untuk Peningkatan Kualitas
Lingkungan Permukiman Kumuh, menyangkut kegiatan :
• Penyediaan PSD di Kawasan Kumuh Perkotaan di Kota bangko,
Rantau Panjang, pamenang, Pamenang Barat, Sungai Manau,
Jangkat,

Hitam Ulu, Perentak, Muara maderas dan Muara

Jernih.
• Peningkatan kualitas PSD di Kota bangko, Rantau Panjang,
pamenang, Pamenang Barat, Sungai Manau, Jangkat, Hitam
Ulu, Perentak, Muara maderas dan Muara Jernih.
• Rencana Tindak (CAP) Pemberdayaan Masyarakat, Rencana
Investasi Fisik, DED, Rencana Pembiayaan
2) Dukungan Prasarana Dan Sarana Untuk Peningkatan Kualitas
Lingkungan Permukiman Tradisional Dan Bersejarah, usulan
dan prioritas program yang dilakukan antara lain :
• Rencana tindak dalam Rencana Jangka Menengah Revitalisasi
Bangunan dan Lingkungan Tradisional di Tabir, bangko, Pulau
rengas, Sungai manau, pamenang, Muara maderas dan
Bangko.
• Detail Architectural and Engineering Design (DAED) dalam
rangka Revitalisasi Bangunan dan Lingkungan Tradisional
tersebut.
• Pembangunan fisik kawasan dalam rangka Revitalisasi
Bangunan dan Lingkungan Tradisional.
3) Dukungan Prasarana Dan Sarana Untuk Revitalisasi Kawasan
Strategis, usulan dan prioritas program yang dilakukan antara
lain :

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

148
• Rencana tindak dalam Rencana Jangka Menengah Revitalisasi
Kawasan Strategis di Kawasan pusat perdagangan Kota Bangko
dan Ranau Panjang serta Pamenang.
• Detail Architectural and Engineering Design (DAED)
• Pembangunan fisik kawasan
4) Penyusunan Rencana Teknis - Penyusunan Rencana Tata
Bangunan Dan Lingkungan (RTBL), usulan

dan

prioritas

program yang dilakukan antara lain :
• Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
6 lokasi di kabupaten Merangin
• Pembangunan Fisik Kawasan yang sudah disusun RTBL nya
5) Penyusunan Rencana Teknis - Ruang Terbuka Hijau (RTH),
usulan dan prioritas program yang dilakukan antara lain :


Perencanaan RTH pada kota ibukota kecamatan.



Bantek Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)



Pengesahan Produk rancang bangun Ruang Terbuka Hijau
(RTH)

c. Pemberdayaan Masyarakat Di Perkotaan
Dalam upaya meningkatkan kualitas permukiman, harus adanya
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan permukiman perkotaan.
Prioritas program dan kegiatan partisipasi ini antara lain dilakukan
melalui :
1) Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (Paket), usulan dan
prioritas kegiatan yang dilakukan antara lain :


Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka penanggulangan
kemiskinan



Bantuan pemugaran rumah tidak layak huni 700 unit rumah tiap
tahun



Bantuan peningkatan dan pembangunan PSD



Bantuan usaha kecil dan pelatihan ketrampilan

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

149
2) Replikasi Pemberdayaan Masyarakat, usulan dan prioritas
kegiatan yang dilakukan antara lain :


Pemberdayaan masyarakat



Penyusunan Community Action Plan

3) Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) – PNPM,
usulan dan prioritas kegiatan yang dilakukan antara lain :

6.6.



Pendataan Masyarakat Penerima Manfaat



Penyusunan Community Action Plan



Fasilitasi penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat

Pembiayaan Program dan Kegiatan
Dalam upaya mendukung pelaksanaan program dan kegiatan,
harus didukung oleh pendanaan yang memadai. Adapun struktur
pembiayaan

program

dan

kegiatan

penataan

bangunan

akan

dikelompokkan berdasarkan sifat kegiatannya sebagai berikut :
a. Kegiatan Pelatihan, Diseminasi, Sosialisasi dan Peningkatan
Kelembagaan (Capacity Building), usulan dan prioritas kegiatan
yang dilakukan antara lain :


Diseminasi produk pengaturan bangunan gedung



Peningkatan pemantapan kelembagaan BG



Pelatihan-pelatihan teknis



Melakukan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam
memenuhi ketentuan bangunan gedung



Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pendataan
bangunan gedung



Memberikan bimbingan, penyuluhan dan pelatihan



Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka penanggulangan
kemiskinan

Untuk kelompok kegiatan tersebut struktur pembiayaannya meliputi :
1)

Administrasi proyek:

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

150


gaji, upah



bahan dan atk



perlengkapan kantor



perjalanan dinas



operasional kantor

2)

Penyuluhan

3)

Pelatihan

4)

Sosialisasi

5)

Pemberdayaan Masyarakat

b. Kegiatan Fasilitasi dan Penyusunan Kelembagaan, usulan dan
prioritas kegiatan yang dilakukan antara lain :


Fasilitasi dan Bantuan teknis penyusunan raperda



Mempersiapkan kelembagaan yang menangani pendataan



Fasilitasi penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat

Untuk kelompok kegiatan tersebut struktur pembiayaannya meliputi :
1) Administrasi proyek:
• gaji, upah
• bahan dan atk
• perlengkapan kantor
• perjalanan dinas
• operasional kantor
2) Penyiapan kelembagaan
3) Penyusunan Raperda
4) Penyiapan Peraturan, standar dan pedoman
c. Kegiatan Penyusunan Raperda, usulan dan prioritas kegiatan
yang dilakukan antara lain :


Menyusun dan menyempurnakan perda bangunan gedung



Menetapkan Ranperda menjadi Perda Bangunan Gedung



Membuat perda tentang pengamanan kebakaran



Pengesahan Produk rancang bangun Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Untuk kelompok kegiatan tersebut struktur pembiayaannya meliputi :
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

151
1) Administrasi proyek:
2) inventarisasi perda tentang bangunan
3) Inventarisasi sistem pengelolaan pembangunan
d. Kegiatan Bantuan Teknis, Penyusunan Perencanaan dan
Community Action Plan, usulan

dan

prioritas kegiatan yang

dilakukan antara lain :


Bantuan teknis percontohan pendataan bangunan gedung



Bantuan teknis pembentukan sistem informasi bangunan gedung



Penyusunan program computer untuk system informasi bangunan
gedung



Pendataan bangunan gedung



Bantuan Teknis percontohan aksesibilitas di Kota Merangin dan
Singkut



Kegiatan pengendalian pengawasan pemenuhan persyaratan
bangunan



Bantuan teknis penyusunan RIK di Kota Merangin dan Singkut



Rencana Tindak (CAP) Pemberdayaan Masyarakat, Rencana
Investasi Fisik, DED,



Rencana tindak dalam Rencana Jangka Menengah Revitalisasi
Bangunan dan Lingkungan Tradisional di di Dusun Lubuk
Kecamatan Bangko,

Rantau Panjang, Pulau rengas, Sungai

Manau, Perentak, Pamenang, Muara Maderas, Muara Siau dan
Dusun Tuo.


Detail Architectural and Engineering Design (DAED) dalam rangka
Revitalisasi Bangunan dan Lingkungan Tradisional tersebut.



Rencana tindak dalam Rencana Jangka Menengah Revitalisasi
Kawasan Strategis



Detail Architectural and Engineering Design (DAED)



Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 6
lokasi di Kota Merangin dan 1 lokasi masing-masing di ibukota
Kecamatan



Perencanaan RTH pada kota ibukota kecamatan.

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

152


Bantek Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)



Pendataan Masyarakat Penerima Manfaat

Untuk kelompok kegiatan tersebut struktur pembiayaannya meliputi :
1) Administrasi proyek:
2) Survei dan Pengelolaan data:
3) Studi dan penelitian:
4) Studi pedoman pelaksanaan keselamatan bangunan
5) Studi pedoman pelaksanaan tertib pembangunan
6) Perencanaan, pengawasan dan pengendalian:
7) Perancangan fisik lingkungan dan bangunan
8) Pengawasan/pengendalian pembangunan gedung negara dan
non negara
e. Kegiatan Pembangunan Fisik Kawasan, usulan dan prioritas
kegiatan yang dilakukan antara lain :


Penyediaan PSD di Kawasan Kumuh Perkotaan di Kota Merangin



Peningkatan kualitas PSD di Kota Merangin, Singkut, Pauh dan
Mandiangin



Pembangunan fisik kawasan dalam rangka Revitalisasi Bangunan
dan Lingkungan Tradisional.



Pembangunan fisik kawasan Strategis



Pembangunan Fisik Kawasan yang sudah disusun RTBL nya

Untuk kelompok kegiatan tersebut struktur pembiayaannya meliputi :
1) Administrasi proyek:
2) Pertanahan:

penyediaan

tanah

untuk

bangunan

darurat,

penyediaan tanah untuk prasarana fisik lingkungan
3) Pembangunan:
4) Prasarana fisik lingkungan
5) Prasarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
6) Perbaikan:
7) Rehabilitasi bangunan fasilitas fisik lingkungan
8) Rehabilitasi prasarana pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

153
9) Operasi dan pemeliharaan:
10) Prasarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
f. Kegiatan Penyaluran Bantuan, usulan dan prioritas kegiatan
yang dilakukan antara lain :


Bantuan pemugaran rumah tidak layak huni 700 unit rumah tiap
tahun



Bantuan peningkatan dan pembangunan PSD



Bantuan usaha kecil dan pelatihan ketrampilan

Untuk kelompok kegiatan tersebut struktur pembiayaannya meliputi :
1) Administrasi proyek:
• gaji, upah
• bahan dan atk
• perlengkapan kantor
• perjalanan dinas
• operasional kantor
6.12. Rencana Pengembangan Permukiman
Pengembangan

Permukiman

pada

Bidang

Cipta

Karya

Departemen Pekerjaan Umum Kabupaten Merangin memiliki program
dan kegiatan yang bertujuan mengembangkan wilayah perkotaan dan
perdesaan. Pada wilayah perdesaan arah pengembangan dijabarkan
menurut program dan kegiatan yang menjadi tanggung

jawab

pemerintah wilayah diantaranya yaitu:
a. Program Pengembangan Perumahan
Dalam upaya menyediakan perumahan yang layak huni, aman,
nyaman, adil dan berkesejahteraan, diperlukan adanya dukungan
terhadap berbagai penyediaan prasarana dan sarana perumahan.
Penyediaan yang diperlukan antara lain :
1) Penydiaan PSD bagi Kawasan RSH
a. Target:
o Perumahan

yang

diperuntukan

bagi

masyarakat

berpenghasilan rendah, khususnya PNS/TNI/Polri.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

154
o Sesuai dengan RUTR dan Renstra Pemerintah Daerah.
o Dibangun sesuai PP 80 tahun 1999 tentang Kasiba dan
Lisiba BS
o Dukungan

PSD

dalam

pembangunan

RSH

bagi

PNS,TNI/Polri, Pekerja masyarakat berpenghasilan rendah
o Diprioritaskan pada kawasan-kawasan skala besar dan
yang dapat segera mendorong perkembangan wilayah
o Sudah mendatangani MoU antara Pemerintah Daerah
dengan Bapertarum, khususnya yang sudah ada progres
pembangunan rumah ± 60%.
b. Penanganan :
o Identifikasi

lokasi-lokasi

pengembangan

kawasan

permukiman baru (Kasiba/Lisiba BS), diprioritaskan bagi
kawasan

yang

mewujudkan

keberpihakan

pada

masyarakat berpenghasilan rendah termasuk PNS, TNI
dan POLRI.
o Bantuan fisik berupa jalan akses dan jalan poros yang
menghubungkan kawasan baru
c. Kontribusi Pemerintah Daerah:
o Menyediakan dana pendamping
o Daftar lokasi yang disahkan oleh Bupati
o Review minimal setahun sekali
2) Penyediaan PS dalam rangka penanganan bencana
a. Target:
o Lokasi pada daerah bencana yang mengalami kerusakan
prasarana dan sarana dasar permukimannya.
o Sudah ada laporan dari Pemerintah Daerah atau media
massa mengenai kejadian bencana, jenis kerusakan
prasarana dan sarana dasar permukiman serta jumlah
korban yang ditimbulkan

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

155

b. Penanganan:
o Mengembalikan kondisi prasarana dan sarana dasar
permukiman untuk bisa memberikan fungsi pelayanannya
seperti sebelum terjadi bencana
o Bantuan fisik berupa penyediaan prasarana dan sarana
dasar permukiman untuk mengembalikan kondisi yang
rusak akibat bencana.
c. Kontribusi Pemerintah Daerah:
o Menyediakan dana pendamping
o Daftar lokasi yang disahkan oleh Bupati
o Review minimal setahun sekali

a. Program Pengendalian Kota-kota Besar dan Metropolitan
Dalam upaya mewujudkan kawasan perkotaan yang layak huni,
maka perlu dilakukan pengendalian agar tetap seimbang denggan
daya dukung lahannya. Upaya memaksimalkan fungsi ruang ini
dilakukan melalui :
1) Pengembangan Fungsi Kawasan
a. Target:
o Lingkungan permukiman perkotaan yang tidak teratur
sehingga menurunkan kualitas lingkungan permukiman
perkotaan.
o Lingkungan
(distribusi

permukiman
pergerakan)

sebagai
tidak

trip

distributions

accessible

terhadap

infrastruktur utama perkotan.
o Pengembangan
terkendali

kawasan

sehingga

permukiman

berdampak

pada

yang

lingkungan

perkotaan.
o Penanganan permukiman kumuh yang tidak efektif.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

tidak

156
b. Penanganan:
o Pengembangan Program dan Kebijakan Pengendalian
Kota besar dan Metropolitan
o Perencanaan

Penanganan

Kawasan

Permukiman

Perkotaan
o Penanganan Kawasan Permukiman Perkotaan Melalui
Peremajaan Kawasan Perkotaan
c. Kontribusi Pemerintah Daerah:
o Menyediakan dana pendamping
o Daftar lokasi yang disahkan oleh Bupati
o Review minimal setahun sekali
b. Pemberdayaan Komunitas Perumahan
Dalam upaya mewujudkan kawasan perumahan yang sesuai standart
yang diinginkan, maka perlu adanya pemberdayaan pada kawasan
perumahan tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :
1) Penyediaan PS permukiman di pulau kecil dan terpencil
a. Target:
o Kawasan yang secara fisik terisolasi,

kesulitan dalam

akses menuju kawasan lainnya.
o Sebagian besar penduduknya adalah tertinggal baik dalam
hal sosial budaya maupun ekonomi.
o Kondisi pelayanan kepada masyarakat masih sangat
terbatas

(belum

banyak

tersentuh

oleh

program

pemerintah/non pemerintah)
b. Penanganan:
o Bantuan teknis berupa:
▪ Pedoman Pengembangan PS di Pulau Kecil dan
Terpencil
▪ Identifikasi lokasi kawasan tertinggal dan pulau-pulau
kecil yang ada dalam pemerintah kota/kabupaten sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan.
▪ Penyusunan PJM berbasis pada upaya penanggulangan
kemiskinan

dan

meningkatkan

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

kwalitas

hidup

dan

157
penghidupan
bertumpu

masyarakat

pada

yang

kebutuhan

riil

tinggal
dengan

didalamnya,
melibatkan

masyarakat
o Bantuan fisik berupa bantuan prasarana dan sarana dalam
rangka pengembangan kawasan sesuai dengan apa yang
tertera dalam perencanaan program/PJM dan Rencana
Tindak
c. Kontribusi Pemerintah Daerah:
o Menyediakan dana pendamping
2) PS Kawasan Eks Transmigrasi
a. Target:
o Lokasi sasaran pada kawasan eks Transmigrai dalam
upaya mengembangkan Kota Terpadu Mandiri (KTM) dan
Daftar lokasi yang disahkan oleh Bupati
o Review minimal setahun sekali
o Pengembangan meningkatkan PS di kawasan transmigrasi
yang telah berumur di atas 5 th (UPT Bina)
b. Penanganan:
o Bantuan

teknis

berupa

identifikasi

kawasan

eks

transmigrasi dan identifikasi kebutuhan prasarana dan
sarana dasar permukiman di kawasan eks transmigrasi.
o Bantuan fisik berupa penyediaan prasarana dan sarana
dasar

permukiman,

dilaksanakan

dalam

rangka

mendukung program Dep. Transmigrasi
3) Pengembangan PS Kawasan Agropolitan
a. Target:
o Kawasan pertanian yang terdiri dari kota pertanian dan
desa



desasentra

produksi

pertanian

dan

desa

penyanggah yang ada sekitarnya, yang memiliki fasilitas
untuk berkembangnya pertanian industri.
b. Penanganan:

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

158
o Pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang
pembangunan kawasan Agropolitan
c. Kontribusi Pemerintah Daerah
o Menyediakan dana pendamping
o Daftar lokasi yang disahkan oleh Bupati
o Review minimal setahun sekali
4) Program Peningkatan PS Perdesaan
Dalam

upaya

meningkatkan

kondisi

perekonomian

dan

kesejahteraan masyarakat pedesaan, juga harus didukung oleh
penyediaan Prasarana dan sarana yang memadai. Untuk itu pada
kawasan diperlukan :
1) Peningkatan infrastruktur skala kawasan (eks. Dpp/ktp2d)
a. Target:
o Lokasi sasaran adalah Kelurahan/Desa dengan jumlah
penduduk miskin lebih dari 35%
o Kawasan-kawasan

diperdesaan

yang

potensial

berkembang, dan punya nilai lebih dari kawasan lainnya
o Mempunyai Desa Pusat dan desa-desa hinterland yang
punya kaitan erat terutama di bidang ekonomi, (hinterland
sebagai pemasok, desa pusat sebagai pengumpul atau
pusat pelayanan )
o Kecamatan urban/perkotaan yang jumlah kelurahan lebih
besar dari Desa sesuai data PODES/BPS.
o Kecamatan yang diusulkan bukan merupakan sasaran
Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
o Kondisi fisik lingkungan yang memungkinkan ; tidak
rawan bencana, strategis
o Kondisi sosial dan budaya masyarakat yang kondusif.
o Sesuai dengan RUTR dan Renstra Kabupaten.
b. Penanganan:
o Bantuan Teknis berupa:
o Identifikasi lokasi KTP2D (DPP beserta desa-desa
hinterlandnya).
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

159
o Perkuatan kelembagaan masyarakat di tingkat lokal
untuk dapat menyusun perencanaan pengembangan
kawasan perdesaan secara mandiri
o Penyusunan PJM yang berbasis pada pengembangan
potensi ekonomi lokal, bertumpu pada kebutuhan
nyata dengan melibatkan masyarakat.
o Bantuan Fisik berupa bantuan PS kawasan sesuai
dengan apa yang tertera dalam matriks program pada
PJM. Diutamakan pada akses dari DPP ke desa-desa
hinterland, dan akses pada kawasan lain.
o Peningkatan PS desa pusat pertumbuhan diarahkan pada
Penyediaan PSD Perdesaan yang dapat menstimulasi
”Kegiatan Ekonomi Perdesaan”.
c. Kontribusi Pemerintah Daerah:
 Menyediakan dana pendamping.
 Mencantumkan rencana penanganan KTP2D pada
Renstrada
 Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
 Review minimal setahun sekali
11.13. Profil Pembangunan Permukiman
Sistem Permukiman di Kabupaten Merangin terbentuk secara
alami, dimana permukiman/kampung tempat masyarakat tinggal
terdapat di pusat-pusat kecamatan yang saling berkumpul membentuk
sebuah kelompok permukiman. Selain itu permukiman di Kabupaten
Merangin terbentuk mengikuti jaringan jalan yang ada secara linier.
Mata Pencaharian penduduk Kabupaten Merangin yang kebanyakan
adalah petani menyebabkan permukiman terbentuk secara menyebar
sesuai dengan petak-petak lahan yang diusahakan.
Jumlah penduduk di Kabupaten Merangin tahun 2007 sebanyak
299.468 jiwa (Merangin Dalam Angka 2007), dimana kecamatan yang
memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah kecamatan Pamenang
dengan penduduk 82.768 Jiwa dengan tingkat kepadatan 68 jiwa/km2,
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

160
kemudian diikuti oleh kecamatan Bangko sebanyak 72.349 jiwa dengan
tingkat kepadatan penduduknya sebesar 92 jiwa/km2. Sedangkan
kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah kecamatan Sungai
tenang dengan 12.761 jiwa, dimana tingkat kepadatan penduduknya
hanya 16 jiwa/km2.
Penggunaan

lahan

permukiman

di

Kabupaten

Merangin

merupakan penggunaan lahan yang memiliki luasan paling kecil yaitu
hanya sebesar 2.976 Ha atau sekitar 0,39 % dari total lahan di
Kabupaten Merangin. Berbeda dengan data yang diperoleh dari dinas
pertanian

dimana

jumlah

lahan

yang

diperuntu