BAB II – PROFIL KOTA DUMAI - DOCRPIJM 1509240869Bab II Profil Kota Dumai
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
BAB II – PROFIL KOTA DUMAI
2.1.
Wilayah Administrasi
Kota Dumai termasuk salah satu kota yang ada di Provinsi Riau dan dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1999 tanggal 20 April 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten/Kota Baru di Provinsi Riau sebagai pengejawantahan UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pada awal terbentuknya Kota
Dumai meliputi 3 (tiga) Kecamatan, yaitu Kecamatan Dumai Barat, Kecamatan Dumai Timur
dan Kecamatan Bukit Kapur.
Dalam perkembangannya, Kota Dumai berkembang menjadi 5 (lima) Kecamatan sesuai
dengan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 18 Tahun 2001 tentang pembentukan Kecamatan
Sungai Sembilan dan Kecamatan Medang Kampai. Selanjutnya pada tahun 2009, Kota Dumai
kembali mengalami pemekaran menjadi 7 (tujuh) Kecamatan, melalui Peraturan Daerah Nomor
8 Tahun 2009 tentang pembentukan Kecamatan Dumai Kota dan Dumai Selatan.
ditetapkannya Undang-Undang tersebut adalah 8.198,26 km², yaitu pengurangan dari
15.854,29 km² dengan 7.656,03 km².
Kota Dumai dengan 204.674 (dua ratus empat ribu enam ratus tujuh puluh empat)
hektar, wilayah perairan seluas 71.393 (tujuh puluh satu ribu tiga ratus sembilan puluh tiga)
hektar, terletak pada posisi antara 101º 0’ 38” - 101º 43’ 33” Bujur Timur, 01º 26’ 50” - 02º 15’
40” Lintang Utaradan secara administratif berbatasan dengan :
Sebelah Utara
: Selat Rupat, Pulau Rupat
Sebelah Timur
: Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis
Sebelah Selatan
: Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kab.
Bengkalis
Sebelah Barat
: Kecamatan Tanah Putih dan Kecamatan Bangko, Kab.
Rokan Hilir
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 1
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Dumai
Sumber : Draft RTRW Kota Dumai 2012 – 2032
Lingkup wilayah Kota Dumai, daerah dengan batas berdasarkan aspek administratif
mencakup wilayah daratan seluas kurang lebih 204.674 (dua ratus empat ribu enam ratus
tujuh puluh empat) hektar, wilayah perairan seluas 71.393 (tujuh puluh satu ribu tiga ratus
sembilan puluh tiga) hektar dan wilayah udara, serta wilayah dalam bumi. Seiring
perkembangannya Kota Dumai saat ini memiliki 7 (tujuh) Kecamatan dan 33 (tiga puluh tiga)
Kelurahan yaitu:
a. Kecamatan Dumai Kota, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Dumai Kota
Kelurahan Sukajadi
Kelurahan Bintan
Kelurahan Rimba Sekampung
Kelurahan Laksamana
b. Kecamatan Medang Kampai, yang terdiri dari 4 (empat) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Pelintung
Kelurahan Guntung
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 2
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kelurahan Teluk Makmur
Kelurahan Mundam
c. Kecamatan Dumai Timur, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Tanjung Palas
Kelurahan Jaya Mukti
Kelurahan Bukit Batrem
Kelurahan Teluk Binjai
Kelurahan Buluh Kasap
d. Kecamatan Dumai Barat, yang terdiri dari 4 (empat) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Simpang Tetap Darul Ihsan
Kelurahan Pangkalan Sesai
Kelurahan Purnama
Kelurahan Bagan Keladi
e. Kecamatan Dumai Selatan, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Bumi Ayu
Kelurahan Bukit Datuk
Kelurahan Bukit Timah
Kelurahan Ratu Sima
Kelurahan Mekar Sari
f. Kecamatan Bukit Kapur, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Bagan Besar
Kelurahan Kayu Kapur
Kelurahan Bukit Nenas
Kelurahan Kampung Baru
Kelurahan Gurun Panjang
g. Kecamatan Sungai Sembilan, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Bangsal Aceh
Kelurahan Lubuk Gaung
Kelurahan Tanjung Penyembal
Kelurahan Basilam Baru
Kelurahan Batu Teritip
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 3
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
2.2.
Potensi Wilayah Kota Dumai
2.2.1. Ekonomi Unggulan
A. Pertanian
Pembangunan ekonomi sektor pertanian di Kota Dumai adalah untuk meningkatkan
produksi pertanian dan bertujuan meningkatkan pendapatan petani yang sebagian besar berada
di daerah pedesaan. Data statistik pertanian yang disajikan pada pembahasan ini dibagi menjadi
4 (empat) sub sektor yaitu pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan.
Tanaman Pangan meliputi luas panen dan produksi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran
dan buah-buahan untuk tahun 2015 yang diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan Kota Dumai.
Sub sektor tanaman pangan terdiri dari tanaman padi (padi sawah dan padi ladang),
jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Selama periode 2015 luas
panen tanaman padi ladang mengalami sedikit penurunan sebesar 7,38 persen yaitu dari 1.774
hektar menjadi 1.643 hektar
Untuk memenuhi kebutuhan akan pangan Kota Dumai juga memproduksi sendiri
komoditas yang berupa tanaman pangan yaitu berupa padi sawah, padi ladang, jagung, ketela
pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau. Padi ladang merupakan
komoditas yang paling banyak diproduksi pada tahun 2010 yaitu 5.507,5 Ton. Ketela pohon
merupakan komoditi kedua terbanyak di produksi di Kota Dumai yaitu sebanyak 3.610 Ton.
B.
Perkebunan
Kota Dumai, meskipun sudah beranjak menjadi kota Metropolitan, tetapi sektor
pertanian, khususnya usaha perkebunan menunjukkan potensi yang besar. Hal ini diantaranya
terindikasi dari pemanfaatan lahan untuk perkebunan yang mengalami penambahan luasan
budidayanya yang cukup pesat. Pada tahun 2008, luas perkebunan secara keseluruhan
mencapai 31.982 Ha, dan pada tahun 2009 luas perkebunan secara keseluruhan mencapai
35.300 Ha, Sedangkan pada tahun 2010 luas perkebunan secara keseluruhan mencapai 37.258
Ha. Tanaman yang ditanam berupa karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, pinang, dan kakao yang
tersebar di kecamatan: Sungai Sembilan, Bukit Kapur, Medang Kampai, Dumai Barat, dan
Dumai Timur.
Tanaman perkebunan yang merupakan tanaman perdagangan yang cukup potensial di
daerah ini ialah kelapa sawit, karet dan kelapa. Data luas dan produksi tanaman perkebunan
tahun 2015 yang dikumpulkan dari Dinas Perkebunan menunjukkan adanya perubahan luas
areal tanaman pada komoditi kelapa sawit dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Luas areal
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 4
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
perkebunan kelapa sawit 37.521 hektar, kelapa 1.638 hektar, karet 2.416 hektar dengan
produksi tanaman kelapa sawit 80.387,64 ton, kelapa 876,28 ton, karet 1.691,64 ton.
C. Perikanan
Usaha perikanan di Kota Dumai terdiri dari usaha perikanan air laut, usaha perikanan
air tawar dan perikanan tambak. Kondisi pembudidayaan perikanan air laut di wilayah Kota
Dumai dapat dikatakan telah terlaksana dengan baik jika dibandingkan pembudidayaan ikan
air tawar dan tambak. Hal ini ditunjukkan oleh adanya kenaikan produksi ikan laut dari tahun
2009 sampai tahun 2010. Pada tahun 2009, produksi perikanan air laut di Kota Dumai
berjumlah sebesar 653 ton. Sedangkan hasil produksi pada tahun 2010 sebesar 878,9 ton atau
sebesar 2%.
Namun untuk produksi perikanan tambak pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010
mengalami penurunan, dengan hasil produksi 6,9 ton pada tahun 2009 dan mengalami
penurunan hasil produksi pada tahun 2010 menjadi 1,27 ton atau penurunan sebanyak 81,59%.
Sedangkan hasil produksi untuk perikanan kolam pada tahun 2010 juga mengalami
penurunan yang cukup pesat yaitu pada tahun 2009 sebanyak 124,7 ton dan pada tahun 2010
sebanyak 51,83 ton, atau mengalami penurunan produksi sebesar 58,44%.
D. Peternakan
Potensi Kota Dumai di bidang peternakan relatif kecil bila dibandingkan dengan daerahdaerah lain di provinsi Riau. Peternakan biasanya dilakukan oleh masyarakat tempatan dalam
skala terakhir. Data terakhir dari Badan Pusat Statistik Kota Dumai mengatakan bahwa populasi
ternak yang ada terdiri dari sapi 3.327 ekor, kerbau 47 ekor, kambing 14.464 ekor, dan babi
50 ekor. Selain itu juga di Kota Dumai terdapat peternakan jenis unggas dengsan populasi ternak
yang terdiri dari broilers 208.261 ekor, ayam kampung 28.982 ekor dan itik 4.186 ekor.
2.3.
Demografi dan Urbanisasi
A.
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk dalam suatu wilayah merupakan potensi sumberdaya manusia (SDM)
yang dibutuhkan dalam proses pembangunan, disamping juga sebagai penerima manfaat
pembangunan. Dalam konteks pengembangan wilayah, penduduk sebagai potensi sumberdaya
manusia berperan untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di wilayahnya
secara bijaksana dan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dapat memberikan
keuntungan ekonomis yakni biaya tenaga kerja yang relatif murah dan terjaminnya persediaan
tenaga kerja. Sementara itu sebagai penerima manfaat pembangunan, berarti semua upaya yang
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 5
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
dilakukan oleh pembangunan sasarannya adalan peningkatan kesejahteraan dan kualitas
penduduk. Jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban pembangunan jika tidak disertai
oleh peningkatan derajat kualitas penduduk yang memadai.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu
pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Indikator tingkat pertumbuhan
penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk sehingga akan diketahui pula
kebutuhan dasar penduduk. Jumlah penduduk di Kota Dumai secara umum mengalami
pertambahan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk ini dapat dilihat dari laju
pertumbuhan penduduk setiap tahunnya.
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk
Tahun
Jenis Kelamin
Rasio Jenis
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah
Kelamin
2010
131.235
123.861
255.096
105.95
2011
133.645
126.268
259.913
105.84
2012
137.715
130.307
268.022
105.69
2013
140.776
133.313
274.089
105.60
2014
143.900
136.209
280.109
105.65
2015
146.792
139.175
285.967
105.47
Sumber : Dumai Dalam Angka 2016
Laju pertumbuhan penduduk Kota Dumai menunjukkan peningkatan selama tahun 2010
sampai dengan 2015. Dalam kurun waktu tersebut yang terbagi dalam beberapa periode laju
pertumbuhan penduduk mengalami fluktuasi. Jumlah penduduk Kota Dumai menurut hasil
sensus penduduk tahun 2010 (SP 2010) sebanyak 253,803 jiwa dengan luas wilayah sebanyak
1,727.38 km². Kepadatan penduduk di Kota Dumai tahun 2010 sebanyak 147 jiwa per km².
Jumlah penduduk laki-laki 131,465 jiwa dan 122,338 jiwa penduduk perempuan.
Jumlah penduduk Kota Dumai pada tahun 2015 sebanyak 285,967 jiwa. Jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 146,792 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 139,175 jiwa,
dengan kepadatan penduduk sebanyak 165 jiwa per km². Sementara itu jumlah rumah tangga
mengalami pertumbuhan sebesar 2.091 persen dari tahun 2014. Kecamatan dengan penduduk
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 6
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
terbanyak adalah Dumai Timur dengan jumlah penduduk 61.685 jiwa, sedangkan kecamatan
dengan penduduk terendah adalah Medang Kampai dengan jumlah penduduk 11.470 jiwa.
Jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kecamatan Dumai Timur dan jumlah
penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Medang Kampai. Pertumbuhan penduduk
tertinggi terjadi di Kecamatan sungai sembilan. Berikut ini laju pertumbuhan penduduk Kota
Dumai selama tahun 2010 sampai dengan 2015
Tabel 2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Dumai
Jumlah Penduduk (jiwa)
No
Pertumbuhan
Kecamatan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
(%)
1.
Bukit Kapur
37,953
39.424
42,082
45,933
42,399
43,403
13.102
2.
Medang Kampai
10,188
10.583
10.983
11,253
11,240
11,470
11.946
3.
Sungai Sembilan
27,465
28.529
29,920
32,065
30,475
31,158
12.650
4.
Dumai Barat
89,968
93.447
38,871
38,068
39,688
40,572
12.600
5.
Dumai Timur
87,604
90.993
58,793
50,429
50,593
61,685
11.939
6.
Dumai Kota
-
-
42,122
60,482
60,450
46,063
10.902
7.
Dumai Selatan
-
-
48,752
41,815
45,264
51,616
11.861
253,178
262.976
271.523
280.045
280.109
285,967
12.102
Kota Dumai
Sumber: Kota Dumai dalam AngkaTahun 2016
Kependudukan merupakan salah satu elemen dasar yang berkaitan dengan wilayah.
Perkiraan mengenai kependudukan menurut berbagai karakteristik jumlah dan komposisi
penduduk pada suatu wilayah merupakan input dari pembangunan yang sangat penting bagi
rencana-rencana seperti permintaan akan barang atau jasa pelayanan serta kebutuhan akan
lahan di masa yang akan datang. Secara empiris, penduduk akan banyak dijumpai pada daerahdaerah yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi, tersedianya sarana dan prasarana sosial,
transportasi yang memadai, serta kondisi sosial ekonomi yang lebih baik.
Kepadatan dan sebaran penduduk yang tinggi di Kecamatan Dumai Timur disebabkan
oleh besarnya jumlah penduduk dan luas wilayahnya didominasi oleh guna lahan terbangun
sehingga terjadi pemusatan pemukiman dan kegiatan perkotaan lainnya di kecamatan ini,
disamping Kecamatan Dumai Barat. Kegiatan perdagangan, jasa dan pelabuhan laut Dumai
(pelabuhan ekspor dan penumpang yang cukup ramai) yang terfokus pada dua wilayah
Kecamatan yaitu Dumai Barat dan Dumai Timur, memberikan andil yang cukup besar terhadap
konsentrasi penduduk Kota Dumai.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 7
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Sampai dengan tahun 2014, jumlah penduduk di Kota Dumai mencapai 280.109 jiwa,
dengan jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Dumai kota. Jika dilihat dari tingkat
kepadatan penduduknya, maka kepadatan penduduk paling tinggi ada di Kecamatan Dumai
Kota yaitu 4.650 jiwa/km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling
rendah ada di Kecamatan Medang Kampai dan Sungai Sembilan. Kedua kecamatan tersebut
merupakan pemekaran dari Kecamatan Bukit Kapur pada tahun 2001. Berikut ini adalah tabel
dan grafik yang menunjukkan tingkat kepadatan penduduk di Kota Dumai.
Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk Kota Dumai Tahun 2010-2015
No
Kecamatan
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
Luas Wilayah
(km2)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1
Bukit Kapur
200,00
190
197
210
210
212
217
2
Medang Kampai
373,00
27
28
29
29
30
31
3
Sungai Sembilan
975,38
28
29
31
31
31
32
4
Dumai Barat
44,98
750
779
864
864
882
902
5
Dumai Timur
47,52
1.485
1.542
1.237
1.237
1,065
1298
6
Dumai Kota
13,00
-
-
3.240
3.240
4,650
3543
7
Dumai Selatan
73,50
-
-
663
663
616
702
147
152
157
157
162
165
Kota Dumai
Sumber: Kota Dumai dalam Angka 2016
Kependudukan merupakan salah satu elemen dasar yang berkaitan dengan wilayah.
Perkiraan mengenai kependudukan menurut berbagai karakteristik jumlah dan komposisi
penduduk pada suatu wilayah merupakan input dari pembangunan yang sangat penting bagi
rencana-rencana seperti permintaan akan barang atau jasa pelayanan serta kebutuhan akan
lahan di masa yang akan datang. Secara empiris, penduduk akan banyak dijumpai pada daerahdaerah yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi, tersedianya sarana dan prasarana sosial,
transportasi yang memadai, serta kondisi sosial ekonomi yang lebih baik.
Kepadatan dan sebaran penduduk yang tinggi di Kecamatan Dumai Timur disebabkan
oleh besarnya jumlah penduduk dan luas wilayahnya didominasi oleh guna lahan terbangun
sehingga terjadi pemusatan pemukiman dan kegiatan perkotaan lainnya di kecamatan ini,
disamping Kecamatan Dumai Barat. Kegiatan perdagangan, jasa dan pelabuhan laut Dumai
(pelabuhan ekspor dan penumpang yang cukup ramai) yang terfokus pada dua wilayah
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 8
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kecamatan yaitu Dumai Barat dan Dumai Timur, memberikan andil yang cukup besar terhadap
konsentrasi penduduk Kota Dumai.
Sampai dengan tahun 2014, jumlah penduduk di Kota Dumai mencapai 280.109 jiwa,
dengan jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Dumai kota. Jika dilihat dari tingkat
kepadatan penduduknya, maka kepadatan penduduk paling tinggi ada di Kecamatan Dumai
Kota yaitu 4.650 jiwa/km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling
rendah ada di Kecamatan Medang Kampai dan Sungai Sembilan. Kedua kecamatan tersebut
merupakan pemekaran dari Kecamatan Bukit Kapur pada tahun 2001. Berikut ini adalah tabel
dan grafik yang menunjukkan tingkat kepadatan penduduk di Kota Dumai.
Tabel 2.4. Kepadatan Penduduk Kota Dumai Tahun 2010-2015
No
Kecamatan
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
Luas Wilayah
(km2)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1
Bukit Kapur
200,00
190
197
210
210
212
217
2
Medang Kampai
373,00
27
28
29
29
30
31
3
Sungai Sembilan
975,38
28
29
31
31
31
32
4
Dumai Barat
44,98
750
779
864
864
882
902
5
Dumai Timur
47,52
1.485
1.542
1.237
1.237
1,065
1298
6
Dumai Kota
13,00
-
-
3.240
3.240
4,650
3543
7
Dumai Selatan
73,50
-
-
663
663
616
702
147
152
157
157
162
165
Kota Dumai
Sumber: Kota Dumai dalam
Angka 2016
Data proyeksi penduduk merupakan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihitung
berdasarkan data sensus penduduk. Data Proyeksi penduduk ini dikeluarkan oleh BPS pada
tahun 2013 dengan memanfaatkan data tren pertumbuhan penduduk masing-masing
kabupaten/kota sejak tahun 2000. Metode estimasi menggunakan metode geometrik .
Tabel 2.5. Proyeksi Penduduk Tahun 2015-2019
Tahun
Kab/Kota
Dumai
2016
2017
2018
2019
2020
292.098
298.360
304.756
311.290
317.963
Sumber : Proyeksi Penduduk Berdasarkan Dumai Dalam Angka 2016
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 9
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Berdasarkan tabel 2.5 di atas dapat dilihat bahwa rasio pertumbuhan penduduk Kota
Dumai sangat kecil yaitu sebesar 2,14% per tahun.
B.
Struktur Penduduk
1.
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan (sex
ratio) di Kota Dumai pada tahun 2003 sebesar 112,83, artinya setiap 100 penduduk perempuan
di Kota Dumai terdapat 112 penduduk laki-laki. Seluruh Kecamatan di Kota Dumai memiliki sex
ratio> 100, artinya seluruh kecamatan di Kota Dumai jumlah penduduk laki-lakinya lebih
banyak daripada perempuan.
Tabel 2.6. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Dumai Tahun 2003-2015
PENDUDUK
Population
TAHUN
Year
SEX
LAKI-LAKI +
RATIO
Sex Ratio
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
Male
Female
Male +
Female
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2003
106.696
94.567
201.263
112,83
2004
111.851
99.133
210.984
112,83
2005
112.924
106.427
219.351
106,10
2006
112.958
112.291
225.249
100,59
2007
115.902
115.219
231.121
100,59
2008
121.739
118.814
240.553
102,46
2009
129.992
120.375
250.367
107,99
2010
130.910
122.268
253.178
107,07
2011
136.216
126.760
262.976
107,46
2012
140.643
130.879
271.522
107,46
2013
145.084
134.983
280.067
107,48
2014
143.900
136.209
280.109
106
2015
146.792
139.175
285.967
105,47
Sumber: Kota Dumai dalam Angka Tahun 2016
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 10
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
2.
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk menurut umur dapat menggambarkan distribusi penduduk sesuai
kelompok umur. Komposisi penduduk menurut kelompok umur seperti yang terlihat pada
gambar 2.1.2.4di bawah ini yang menunjukkan bahwa Kota Dumai dikategorikan sebagai
penduduk muda. Hal tersebut dikarenakan oleh presentase penduduk muda terhadap total
penduduk masih cukup besar.
Penduduk usia produktif yang banyak merupakan potensi sumberdaya manusia suatu
wilayah. Jika dilihat secara demografis struktur penduduk Kota Dumai memiliki potensi untuk
pengembangan wilayah. Pada tahun 2014 sebanyak 68,48% penduduk termasuk dalam
kategori penduduk usia produktif (usia 15-65 tahun), sedangkan 31,53% sisanya merupakan
penduduk usia tidak produktif. Hal ini berarti angka beban tanggungan penduduk Kota Dumai
sebesar 46,03 artinya tiap 100 orang penduduk produktif harus menanggung 46 orang
penduduk tidak produktif. Semakin besar proporsi penduduk usia tidak produktif, maka
semakin besar beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif.
65+
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
Perempuan
30-34
Laki-Laki
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
20,000
15,000
10,000
5,000
0
5,000
10,000
15,000
20,000
Gambar 2.2. Piramida Penduduk Kota Dumai Tahun 2015
Sumber: Kota Dumai dalam Angka Tahun 2016;
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 11
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Komposisi penduduk menurut kelompok umur memperlihatkan bahwa penduduk usia
produktif lebih banyak menanggung anak-anak yang belum aktif secara ekonomi. Apabila
dicermati lebih lanjut, 11,79% penduduk Kota Dumai merupakan balita dan 10,16% merupakan
penduduk usia 5-9 tahun. Kondisi ini menuntut perhatian Pemerintah Kota dalam penanganan
penduduk balita dan usia 5-9 tahun terutama dari segi kesehatan dan asupan gizi serta
pelayanan pendidikan dasar.
C.
Kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Dumai
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran pencapaian suatu daerah atau
negara dalam tiga dimensi pembangunan manusia yaitu peluang hidup, pengetahuan, dan
standar hidup layak. Dalam pembangunan suatu daerah, IPM dapat menentukan peringkat atau
level pembangunan suatu wilayah.
Sejak tahun 2014 penghitungan IPM menggunakan metodologi baru dengan perubahan
pada beberapa indikatornya. Angka harapan hidup mencerminkan derajat kesehatan suatu
masyarakat. Angka ini didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang ditempuh
seseorang sejak lahir. Angka harapan lama sekolah digunakan untuk dapat mengetahui kondisi
pembangunan sitem pendidikan di berbagai jenjang. Rata rata lama sekolah didefinisikan
sebagai banyaknya tahun yang digunakan oleh penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani
pendidikan formal. Pengeluaran perkapita disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per
kapita dan paritas daya beli. Keempat indikator IPM tersebut di Kota Dumai cenderung
meningkat selama tahun 2010-2015.
Selama empat tahun terakhir, IPM Kota Dumai senantiasa meningkat. IPM Kota Dumai
sejak tahun 2011-2015 berturut-turut adalah sebesar 70,43 ; 71,07 ; 71,59 ; 71,86 ; 72,20. Dari
besaran tersebut disimpulkan bahwa kondisi capaian pembangunan manusia Dumai berada
pada kategori tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakat Kota Dumai lebih baik dari aspek
kesehatan, pendidikan maupun kondisi ekonominya. Perkembangan IPM Kota Dumai tersebut
menunjukkan peningkatan selama kurun waktu tahun 2011 sampai 2014.
Tabel 2.7. Perbandingan Kondisi IPM Kota Dumai dengan Skala Provinsi dan Nasional Tahun 20102015
Cakupan
Wilayah
Kota Dumai
Bab II - Profil Kota Dumai
2010
2011
2012
2013
2014
2015
69,55
70,43
71,07
71,59
71,86
72,20
II - 12
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Cakupan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Provinsi Riau
68,65
68,90
69,15
69,91
70,33
70,84
Nasional
66,53
67,09
67,70
68,31
68,90
69,55
Wilayah
Sumber: BPS, 2016
73.00
72.20
72.00
71.59
71.86
71.07
71.00
70.84
70.43
70.33
70.00
69.91
IPM Kota Dumai
69.55
69.55
69.15
69.00
68.90
IPM Nasional
68.31
68.65
68.00
IPM Prov Riau
68.9
67.7
67.09
67.00
66.53
66.00
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 2.3. Grafik Perbandingan IPM Kota Dumai, Provinsi Riau, Nasional Tahun 2010-2015
Angka IPM yang cukup tinggi tidak sepenuhnya merekfleksikan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Kesejahteraan penduduk dapat dicapai jika pemerataan hasil pembangunan telah
terealisasi. Kondisi IPM Kota Dumai jika dibandingkan dengan kabupaten/kota sekitarnya,
masih berada dibawah IPM Kota Pekanbaru, namun jika dibandingkan dengan Kabupaten di
Provinsi Riau, maka IPM Kota Dumai adalah nomor dua setelah Kota Pekanbaru.
Tabel 2.8. Kondisi IPM Kota Dumai dan Kabupaten Sekitarnya di Provinsi Riau Tahun 2010-2015
Provinsi/ Kabupaten
IPM
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kuantan Singingi
65,07
65,72
66,31
66,65
67,47
68,32
Indragiri Hulu
65,10
65,93
66,50
66,68
67,11
68,00
Indragiri Hilir
61,98
62,82
63,04
63,44
63,80
64,80
Pelalawan
65,95
66,58
67,25
68,29
68,67
69,82
Siak
69,78
70,20
70,45
70,84
71,45
72,17
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 13
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Provinsi/ Kabupaten
IPM
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kampar
68,62
69,64
70,08
70,46
70,72
71,28
Rokan Hulu
63,59
64,20
64,99
66,07
67,02
67,29
Bengkalis
69,29
69,72
70,26
70,60
70,84
71,29
Rokan Hilir
64,13
64,76
65,09
65,46
66,22
66,81
Kepulauan Meranti
-
60,38
61,49
62,53
62,91
63,25
Kota Pekan Baru
77,34
77,71
77,94
78,16
78,42
79,32
Kota Dumai
69,55
70,43
71,07
71,59
71,86
72,20
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016
2.4.
Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi Kota Dumai
Kondisi ekonomi daerah dapat dilihat melalui perkembangan PDRB. Selama tahun
2010-2014, PDRB Kota Dumai terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2014, PDRB Kota
Dumaidengan migas ADHK adalah sebesar 20 triliun rupiah, sedangkan PDRB ADHB adalah
sebesar 23 triliun rupiah (tabel 2.8 dan tabel 2.9). Peningkatan PDRB ini menunjukkan adanya
kegiatan ekonomi masyarakat yang terus berkembang di Kota Dumai.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 14
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021
Tabel 2.9. PDRB Kota Dumai 2010-2014 Dasar Harga Konstan 2010
No
Kategori
A.
Pertanian, kehutanan, dan perikanan
B.
Pertambangan & penggalian
C.
Industri pengolahan
D.
PDRB ADHK 2010 (juta)
2010
2011
2012
2013
2014
1.110.864,10
1.132.320,30
1.131.619,70
1.119.819,80
1.138.121,40
85.132,60
85.549,70
86.416,20
86.479,50
87.258,60
9.227.341,40
9.771.772,20
10.035.476,90
10.409.620,80
11.178.854,30
Pengadaan listrik dan gas.
9.076,80
9.861,80
10.521,20
10.629,00
11.620,60
E.
Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang
3.273,60
3.313,20
3.341,90
3.363,40
3.399,00
F.
Bangunan
2.064.270,00
2.041.231,40
2.117.406,70
2.181.412,10
2.011.314,50
G.
Perdagangan besar dan eceran, reparasimobil dan sepeda motor
3.392.881,80
3.543.891,10
3.652.938,20
3.723.616,90
3.856.270,30
H.
Transportasi dan pergudangan
429.143,10
453.613,60
503.239,10
542.461,40
601.001,20
I.
Penyediaan akomodasi dan makan minum
99.042,50
107.986,80
123.319,20
154.478,80
178.744,70
J.
Informasi dan komunikasi
127.002,10
144.674,60
170.547,10
206.134,10
229.294,90
K.
Jasa keuangan dan asuransi
322.902,30
292.164,60
397.959,40
473.575,10
285.819,70
L.
Real estate
78.110,00
81.753,50
83.055,80
86.988,10
90.248,60
710,20
772,40
831,70
883,50
958,60
389.026,10
402.020,00
412.484,00
419.717,30
421.465,80
M, N
Jasa perusahaan
O.
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosialwajib
P.
Jasa pendidikan
67.853,70
74.949,80
78.210,70
82.520,20
89.917,60
Q.
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
23.592,90
24.430,20
26.531,20
28.650,40
29.384,70
Jasa lainnya
65.249,40
71.957,60
75.946,70
83.596,50
92.630,50
17.495.472,60
18.242.262,80
18.909.845,70
19.613.946,90
20.306.305,00
R, S, T,
U
PDRB
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 15
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021
Tabel 2.10. PDRB Kota Dumai 2010-2014 atasdasar harga berlaku
No
Sektor/Sub sektor
A.
Pertanian, kehutanan, dan perikanan
B.
Pertambangan & penggalian
C.
Industri pengolahan
D.
NILAI PDRB (JUTA RUPIAH)
2010
2011
2012
2013
2014
1.110.864,10
1.195.515,00
1.247.513,80
1.290.663,20
1.437.574,70
85.132,60
87.981,00
90.719,40
93.219,00
108.904,90
9.227.341,40
9.468.326,00
9.345.365,10
10.927.090,80
12.409.075,40
Pengadaan listrik dan gas.
9.076,80
8.604,20
7.674,20
6.369,00
13.192,60
E.
Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang
3.273,60
3.374,30
3.520,40
3.454,50
3.653,90
F.
Bangunan
2.064.270,00
2.230.760,60
2.337.085,10
2.476.624,70
2.512.176,40
G.
Perdagangan besar dan eceran, reparasimobil dan sepeda motor
3.392.881,80
3.681.731,10
3.861.649,40
4.014.813,20
4.689.145,70
H.
Transportasi dan pergudangan
429.143,10
477.523,60
551.241,30
615.012,00
727.106,60
I.
Penyediaan akomodasi dan makan minum
99.042,50
113.141,90
126.321,90
149.081,90
207.381,60
J.
Informasi dan komunikasi
127.002,10
145.290,00
173.009,50
198.535,20
234.989,00
K.
Jasa keuangan dan asuransi
322.902,30
308.613,80
462.454,80
578.397,50
366.931,60
L.
Real estate
78.110,00
87.925,60
92.715,10
100.011,60
113.119,60
M, N
Jasa perusahaan
710,20
808,60
965,10
1.070,50
1.223,70
O.
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosialwajib
389.026,10
407.170,50
453.573,60
474.552,00
494.473,40
P.
Jasa pendidikan
67.853,70
84.449,20
89.696,00
96.837,50
122.921,40
Q.
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
23.592,90
25.735,60
29.852,50
33.349,60
37.775,20
Jasa lainnya
65.249,40
79.469,70
83.006,20
94.672,30
115.702,10
17.495.472,60
18.406.420,70
18.956.363,40
21.153.754,50
23.595.347,80
R, S, T,
U
PDRB
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 16
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Berdasarkan tabel 2.10 yang menggambarkan koondisi PDRB atas dasar harga berlaku,
maka dapat ditentukan Struktur ekonomi kota Dumai selama kurun waktu tahun 2010-2014
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.11. Kontribusi Sektoral PDRB 2010-2014
No
Sektor/Sub sektor
KONTRIBUSI SEKTORAL (%)
Pergeseran
2010
2011
2012
2013
2014
(%)
A.
Pertanian, kehutanan, dan perikanan
6,35
6,50
6,58
6,10
6,09
-0,26
B.
Pertambangan & penggalian
0,49
0,48
0,48
0,44
0,46
-0,03
C.
Industri pengolahan
52,74
51,44
49,30
51,66
52,59
-0,15
D.
Pengadaan listrik dan gas.
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,00
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,00
11,80
12,12
12,33
11,71
10,65
-1,15
19,39
20,00
20,37
18,98
19,87
0,48
2,45
2,59
2,91
2,91
3,08
0,63
0,57
0,61
0,67
0,70
0,88
0,31
E.
F.
G.
H.
I.
Pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan daur ulang
Bangunan
Perdagangan besar dan eceran,
reparasimobil dan sepeda motor
Transportasi dan pergudangan
Penyediaan akomodasi dan makan
minum
J.
Informasi dan komunikasi
0,73
0,79
0,91
0,94
1,00
0,27
K.
Jasa keuangan dan asuransi
1,85
1,68
2,44
2,73
1,56
-0,29
L.
Real estate
0,45
0,48
0,49
0,47
0,48
0,03
Jasa perusahaan
0,00
0,00
0,01
0,01
0,01
0,00
2,22
2,21
2,39
2,24
2,10
-0,13
M, N
O.
Administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosialwajib
P.
Jasa pendidikan
0,39
0,46
0,47
0,46
0,52
0,13
Q.
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
0,13
0,14
0,16
0,16
0,16
0,03
Jasa lainnya
0,37
0,43
0,44
0,45
0,49
0,12
100
100
100
100
100
0,0
R, S, T, U
Total
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
Besaran PDRB Kota Dumai terus meningkat dari tahun ke tahun, namun begitu
pertumbuhan ekonomi kotadumai selalu befluktuasi selama lima tahun terakhir, tabel berikut
menyajikan pertumbuhan ekonomi kota Dumai tahun 2010-2014 atas dasar harga konstan 2010.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 17
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Tabel 2.12. Pertumbuhan PDRB Kota Dumai Atas Dasar Harga Konstan 2010
No
Kategori
Pertumbuhan(%)
2010
2011
2012
2013
2014
A.
Pertanian, kehutanan, dan perikanan
2,64
1,93
(0,06)
(1,04)
1,63
B.
Pertambangan & penggalian
2,82
0,49
1,01
0,07
0,90
C.
Industri pengolahan
2,89
5,90
2,70
3,73
7,39
D.
Pengadaan listrik dan gas.
-
8,65
6,69
1,02
9,33
1,70
1,21
0,87
0,64
1,06
9,46
(1,12)
3,73
3,02
(7,80)
6,75
4,45
3,08
1,93
3,56
5,82
5,70
10,94
7,79
10,79
3,03
9,03
14,20
25,27
15,71
E.
F.
G.
H.
I.
Pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan daur ulang
Bangunan
Perdagangan besar dan eceran,
reparasimobil dan sepeda motor
Transportasi dan pergudangan
Penyediaan akomodasi dan makan
minum
J.
Informasi dan komunikasi
-
13,92
17,88
20,87
11,24
K.
Jasa keuangan dan asuransi
-
(9,52)
36,21
19,00
(39,65)
L.
Real estate
5,55
4,66
1,59
4,73
3,75
Jasa perusahaan
8,73
8,76
7,68
6,23
8,50
-
3,34
2,60
1,75
0,42
M, N
O.
Administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosialwajib
P.
Jasa pendidikan
2,41
10,46
4,35
5,51
8,96
Q.
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
3,93
3,55
8,60
7,99
2,56
-
10,28
5,54
10,07
10,81
4,52
4,27
3,66
3,72
3,53
R, S, T,
U
Jasa lainnya
Pertumbuhan ekonomi
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 18
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Pertumbuhan Ekonomi
5.00
4.52
4.50
4.27
3.66
4.00
3.72
3.53
3.50
3.00
2.50
Pertumbuhan Ekonomi
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 2.4. Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Dumai Tahun 2010-2014
Laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 kota
Dumai selama kurun waktu 2010-2014 cenderung melambat. Pada Tahun 2010 pertumbuhan
ekonomi Dumai adalah sebesar 4,52%, tahun 2011 melambat menjadi 4,27% dan tahun 2012
menjadi 3,66%. Pada Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi membaikmenjadi 3,72% namun
pada tahun 2014 kembali melambat menjadi 3,53%. Hal ini perlu menjadi perhatian
dalampengambilan strategi dan kebijkan terkait perkembangan ekonomi kota Dumai
kedepannya.
2.4.2. Pendapatan Perkapita dan Proporsi Penduduk Miskin
A.
Pendapatan Perkapita
Pengembangan ekonomi regional tidak hanya ditujukan untuk peningkatan kemajuan
ekonomi tetapi juga untuk peningkatan kemakmuran penduduknya. Selama kurun waktu 20102014 peningkatan kemajuan ekonomi Kota Dumai telah meningkatkan pendapatan
penduduknya. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan per kapita. Dengan laju
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 sebesar 3,53% menghasilkan pendapatan perkapita
sebesar 84,23 juta Rupiah. Sedangkan pada tahun 2010-2013 berturut-turut adalah 69,103 juta,
69,992 juta, 68,815 juta dan 75,541 juta.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 19
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Tabel 2.13. Pendapatan Perkapita Kota Dumai Tahun 2010 - 2014
Uraian
PDRB Perkapita
2010
2011
2012
2013
2014
69.103.447,38
69.992.777,67
69.815.202,45
75.541.838,82
84.236.307,29
4,52
4,27
3,66
3,72
3,53
Pertumbuhan Ekonomi
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Dumai, 2015
PDRB Perkapita
90,200,000.00
80,200,000.00
70,200,000.00
60,200,000.00
50,200,000.00
PDRB Perkapita
40,200,000.00
30,200,000.00
20,200,000.00
10,200,000.00
200,000.00
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 2.5. Perkembangan Tingkat Pendapatan Perkapita Kota Dumai Tahun 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Dumai, 2015
Pada tabel 2.12. di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan
antara pendapatan perkapita pada tahun 2010-2014, jika diambil selisih antara tahun 2010 dan
tahun 2014, maka kenaikan Pendapatan perkapita masyarakat kota Dumai berdasarkan PDRB
tahun 2010-2014 adalah sebesar15,132 juta Rupiah.
B.
Kemiskinan
Peningkatan kesejahteraan penduduk yang diukur dari peningkatan PDRB per kapita
belum tentu dinikmati oleh semua penduduk di Kota Dumai. Hal ini ditandai dengan masih
adanya masalah kemiskinan. Tingkat kemiskinan mencerminkan adanya penduduk yang belum
mampu memenuhi kebutuhan hidup minimal. Keterbatasan peluang kesempatan kerja karena
keterbatasan sumberdaya modal dan kualitas SDM akan menghambat penduduk untuk
mendapatkan penghasilan yang layak untuk mencukupi kebutuhan hidup minimal. Indikator
kemiskinan umumnya menggunakan kriteria garis kemiskinan (poverty line) untuk mengukur
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 20
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
kemiskinan absolut. Kemiskinan absolut adalah ukuran angka atau hitungan per kepala
(headcount) tentang seberapa banyak orang yang penghasilannya berada dibawah garis
kemiskinan absolut. Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulan Kemiskinan
(TNP2K), tingkat kemiskinan di Kota Dumai tahun 2010-2014cenderung menurun.Pada Tahun
2009 persentase penduduk miskin kota Dumai adalah 6,08 persen dengan jumlah penduduk
miskin lebih kurang 15.700 jiwa dengan garis kemiskinan sebesar Rp.261.859,00/kapita/bulan.
Pada tahun 2014, persentase kemiskinan kota Dumai turun menjadi 4,83% dengan jumlah
penduduk
miskin
lebih
kurang
13.600
jiwadengan
garis
kemiskinan
sebesar
Rp
341.525,00/kapita/bulan.Dta tersebut sampai saat ini masih ada sekita 13.600 orang penduduk
kota yang hidup dengan pendapatan di bawah angka tersebut. Adapun rincian Data dapat
dilihat pada tabel 2.13. di bawah ini:
Tabel 2.14. Penduduk Miskin di Kota Dumai Tahun 2009-2014
Uraian
Jumlah penduduk
miskin (000)
2009
2010
2011
2012
2013
2014
15,70
16,50
13.97
14.30
13.70
13.60
6,08
6,45
5.27
5.23
4.98
4.83
261.859,00
287.975,00
298.127,00
311.891,00
328.158,00
341.525,00
Persentase
penduduk miskin
Garis kemiskinan
(Rp/kapita/bln)
Sumber: TNP2K, 2016
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 21
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
12.00
10.01
10.00
8.05
9.45
8.00
6.00
6.08
7.99
8.42
8.17
6.45
Tingkat Kemiskinan
Riau
5.23
5.27
4.00
4.83
Tingkat Kemiskinan
Kota Dumai
4.98
2.00
0.00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 2.6. Persentase Tingkat Kemiskinan Kota Dumai dan Provinsi Riau Tahun 2010-2014
Sumber : TNP2K, 2016
Menurut Muta’ali (2015) data garis kemiskinan sangat bermanfaat untuk mengukur
beberapa indikator kemiskinan yaitu indeks kedalam kemiskinan (Poverty Gap Index) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index). Indeks Kedalaman Kemiskinan
merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin
terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks kedalam kemiskinan maka semakin jauh
rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan.
Tabel 2.15. Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kota Dumai Tahun 2009-2014
Uraian
Indeks Kedalaman
Kemiskinan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
0,69
1,07
0,57
0,99
0,78
0,38
Sumber: TNP2K, 2016
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 22
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Indeks Kedalaman Kemiskinan
1.2
1.07
1
0.99
0.8
0.78
0.69
0.6
Indeks Kedalaman
Kemiskinan
0.57
0.4
0.38
0.2
0
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 2.7. Indeks kedalaman Kemiskinan Kota Dumai Tahun 2009-2014
Sumber: TNP2K Kota Dumai
Dari data diatas dapat dilihat bahwa Indeks kedalaman kemiskinan kota Dumai
cenderung berfluktuatif, pada tahun 2009, indeks kedalaman kemiskinan kota Dumai adalah
sebesar 0,69 sedangkan pada tahun 2014 turun menjadi 0,38
Indeks Keparahan kemiskinan (Poverty Severity Index) memberikan gambaran mengenai
penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi
nilai indeks, maka semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
Tabel 2.16. Indeks Keparahan Kemiskinan di Kota Dumai Tahun 2009-2014
Uraian
Indeks Keparahan
Kemiskinan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
0,15
0,26
0,13
0,29
0,17
0,06
Sumber: TNP2K, 2016
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 23
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Indeks Keparahan Kemiskinan
0.35
0.3
0.29
0.26
0.25
0.2
Indeks Keparahan
Kemiskinan
0.17
0.15
0.15
0.13
0.1
0.05
0.06
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 2.8. Indeks keparahan Kemiskinan Kota Dumai Tahun 2009-2014
Sumber: TNP2K
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Indeks keparahan kemiskinan kota Dumai
cenderung berfluktuatif, pada tahun 2009, indeks keparahan kemiskinan kota Dumai adalah
sebesar 0,15 sedangkan pada tahun 2014 turun menjadi adalah 0,06.
2.4.3. Kondisi Lingkungan Strategis
A.
Kondisi Topografi
Secara topografi, Kota Dumai berada pada lahan bergambut dengan kedalaman 0-0,5m
dan ketinggian rata-rata berkisar 1,3 – 6,3 meter di atas permukaan laut. Kota Dumai termasuk
ke dalam kategori daerah yang datar dengan kemiringan lereng 0 – < 3 %, di mana sebelah
utara Kota Dumai umumnya merupakan dataran yang landai dan ke selatan semakin
bergelombang. Kota Dumai berada di tepi pantai selatan Selat Rupat dengan kondisi topografi
yang relatif datar, khususnya di Kecamatan Dumai Barat dan Timur, sedangkan kecamatan
lainnya yaitu Bukit Kapur, Medang Kampai dan Sungai Sembilan, kondisi topografinya sedikit
bergelombang. Jika dilihat dari ketinggiannya, daerah yang datar dengan kemiringan lereng 02% terdapat sekitar 41.032 Ha (64,90%); daerah yang landai sampai berombak memiliki
kemiringan lereng 2-15% seluas 15.642 Ha (24,71%), daerah bergelombang dengan kemiringan
lereng berkisar antara 15-40% seluas 364 Ha (0,58%) dan daerah berbukit memiliki kemiringan
lereng >40% sekitar 6.200 Ha (9,81%) yang terletak di bagian Selatan Kota Dumai yaitu
Kelurahan Bukit Timah dan Bukit Datuk di Kecamatan Dumai Barat, Kelurahan Bukit Batrem di
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 24
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kecamatan Dumai Timur, Kelurahan Bukit Nenas, Bukit Kayu Kapur di Kecamatan Bukit Kapur.
Dari kondisi topografinya, diperkirakan Kota Dumai dapat digunakan untuk pembangunan kota
namun perkembangannya masih dibatasi oleh kendala-kendala pemanfaatan lahan. Selain untuk
kawasan pembangunan kota, Kota Dumai juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi
kegiatan pertanian.
B.
Kondisi Geologi
Kota Dumai terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan sebagian dataran tinggi
sebelah selatan. Umumnya struktur tanah terdiri dari tanah Podsolik merah kuning dari batuan
endapan dan Alluvial serta tanah Organosol dan Gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau
tanah basah. Secara geologi pada medan dataran disusun oleh batuan sedimen berumur muda
(Kuarter) berupa alluvium (Qp) dengan bahan penyusun lempung, pasir, kerikil, sisa tumbuhan
(gambut), dan rawa gambut, sedangkan pada daerah perbukitannya disusun oleh batuan
sedimen berumur tua (Tersier) dengan bahan penyusun batu lumpur kelabu berkarbon
terbioturbasikan, batu pasir halus, umumnya kehalusan rendah sampai sangat rendah.
Kemampuan lahan di Wilayah Kota Dumai secara umum sangat baik. Terdapat dua
kelompok atau golongan tanah, yaitu Typic Tropaquepts atau Fluvisol Gleik dan Hydric
Trophemis atau Humic Histosol.Pembentukan kedua jenis tanah ini tidak lepas dari adanya
bentukan lapisan tanah gambut, yang secara historis menjadi lapisan tanah dominan di seluruh
wilayah Kota Dumai ini. Dilihat secara topografi, Kota Dumai berada pada lahan bergambut
dengan kedalaman 0 – 0,5 m dan ketinggian rata-ratanya berkisar 2 meter di atas permukaan
laut.Kota Dumai terletak di lahan bergambut dengan kedalaman 0 - 3 m, dengan ketinggian
rata-rata adalah 2 meter di atas permukaan laut. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam
pengaliran air buangan kota agak sulit, dan pada tempat-tempat tertentu sering terjadi banjir
terutama pada air laut sedang pasang.
Mengingat bahwa tanah gambut di wilayah kota Dumai ini rata-rata memiliki
kedalaman: 0,5m, yang berarti tidak terlalu dalam, dan merujuk bahwa pada lapisan di bawah
gambut ini adalah tanah dasar yang memiliki daya dukung yang cukup baik, maka dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi/geoteknik yang sudah maju, kendala struktur tanah di
kota Dumai ini tidaklah menjadi permasalahan penting dalam upaya membangun infrastruktur
perkotaan. Persoalan penting yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam upaya
mengembangkan berbagai infrastruktur perkotaan, khususnya di bagian wilayah kota Dumai
Lama (Dumai Barat dan Dumai Timur) ini adalah elevasi wilayahnya yang rata-rata hanya
berkisar 2 meter di atas permukaan laut. Terkait dengan pembangunan sistem drainase kota dan
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 25
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
karakteristik pasang surut laut yang sangat berpengaruh terhadap muka air sungai, maka
diperlukan berbagai upaya, khususnya dengan dukungan teknologi dan manajemen sumber
daya kawasan yang memadai. Untuk pengembangan kota, karakteristik kondisi lahan yang
demikian berkemampuan rendah untuk mendukung pembangunan infrastruktur perkotaan yang
berdimensi dan berskala besar. Hal ini berarti bahwa untuk membangun infrastruktur dimaksud,
akan memerlukan teknologi yang lebih maju dan biaya yang lebih besar, namun dengan
kemajuan teknologi infrastruktur yang telah berkembang pesat saat ini, maka kendala
kemampuan lahan tersebut bukan lagi menjadi kendala penting.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 26
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021
Gambar 2.9. Peta Geologi Kota Dumai
Sumber : Draft RTRW Kota Dumai 2012 - 2032
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 27
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
C.
Kondisi Klimatologi
Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut yaitu iklim tropis basah dengan curah
hujan tahunan berkisar antara 1828 - 2473 mm per tahun dan rata-rata curah hujan bulanan
254,8 mm per bulan, panjang hari hujan rata-rata 280 hh/tahun. Berdasarkan klasifikasi tipe
curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson (1951) yang didasarkan atas keadaan banyaknya
bulan basah (>100 mm/bulan) dan bulan kering (< 60 mm/bulan), tipe curah hujan di wilayah
Dumai digolongkan kedalam tipe curah B (basah), yaitu memiliki 8 bulan basah dan 2 bulan
kering. Kota Dumai mempunyai iklim tropis dengan kelembaban udara rata-rata 84,74 %, ratarata suhu adalah 280C (suhu maksimum 340C dan suhu minimum 21,50C), rata-rata bulanan
penyinaran matahari 44,4 %. Terdapat dua musim yaitu musim kemarau antara bulan Maret
s/d Agustus dan musim hujan bulan September s/d Februari dengan suhu udara rata-rata 240 –
330C (Draft RTRW Kota Dumai Tahun 2014-2034).
1)
Suhu Harian
Keadaan suhu kota Dumai yang diukur selama periode 2014, dengan rata-rata sebesar
28,25 derajat celcius, yang secara detail ditunjukkan pada Tabel 2.3. suhu pada siang hari
berkisar antara 33,60-37,00. Suhu pada malam hari berkisar antara 20,40-29,00. Suhu
maksimum terjadi pada bulan juni yaitu 37,00. Suhu minimum sebesar 20,00yang terjadi pada
bulan mei dan juni. Kondisi ini menggambarkan telah terjadi perubahan cuaca ekstrim sebagai
dampak dari pemanasan global.
Gambar 2.10. Keadaan Suhu (˚C) Kota Dumai Tahun 2014
Sumber : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJM Kota Dumai 2016 - 2021
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 28
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Jumlah hari hujan, curah hujan dan suhu berkorelasi positif dengan tingkat kelembaban.
Selama periode 2014, kelembaban udara di Kota Dumai berkisar antara 52,2 persen – 99,3
persen.
Gambar 2.11. Kelembapan Udara (Persen) Kota Dumai Tahun 2104
Sumber : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJM Kota Dumai 2016 - 2021
2)
Curah Hujan
Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut. Musim hujan jatuh pada bulan
September hingga bulan Februari dan periode kemarau dimulai pada bulan Maret hingga bulan
Agustus dengan iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh sifat iklim laut dengan curah hujan
berkisar antara 1.500 mm sampai dengan 2.600 mm selama 75 sampai dengan 130 hari hujan
per tahun.Tercatat pada tahun 2014, curah hujan di Kota Dumai sebanyak 2.584 mm dengan
hari hujan sebanyak 168 hari.
Kondisi ini didukung pula oleh suhu rata-rata 260C-320C dengan kelembaban antara 8284 %.Tercatat pada tahun 2014, suhu rata-rata Kota Dumai adalah 28,30C dengan kelembaban
udara rata-rata pada tahun 2014 adalah 75,8%. Jumlah hari hujan tertinggi di kota dumai terjadi
pada tahun 2014 dengan total 168,0.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 29
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Gambar 2.12. Jumlah Hari Hujan Kota Dumai Tahun 2013 – 2014
Sumber : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJM Kota Dumai 2016 - 2021
Tabel 2.17. Banyaknya Curah Hujan di Kota Dumai Selama Tahun 2009-2013
Bulan
2009
Curah Hujan (mm)
2010
2011
2012
2013
Januari
tad
144,0
182,3
130,0
130,0
Februari
tad
58,0
29,3
132,0
132,0
Maret
tad
329,0
45,0
198,0
198,0
April
147,0
207,0
403,4
261,0
261,0
Mei
53,0
330,0
23,3
157,0
157,0
Juni
116,0
331,0
77,4
49,0
49,0
Juli
116,0
425,0
162,1
203,0
203,0
Agustus
148,0
188,0
167,1
499,0
499,0
September
279,0
tad
356,3
153,0
153,0
Oktober
244,0
tad
260,8
121,0
121,0
Nopember
217,0
tad
311,3
313,0
313,0
Desember
195,0
tad
230,8
368,0
368,0
1.515,0
2.012,0
2.249,1
2.584,0
2.584,0
Sumber: Kota Dumai dalam Angka tahun 2009-2013
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 30
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Berdasarkan klasifikasi tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson (1951) yang
didasarkan atas keadaan banyaknya bulan basah (>100 mm/bulan) dan bulan kering (< 60
mm/bulan), tipe curah hujan di wilayah Dumai
Tahun 2017 - 2021
BAB II – PROFIL KOTA DUMAI
2.1.
Wilayah Administrasi
Kota Dumai termasuk salah satu kota yang ada di Provinsi Riau dan dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1999 tanggal 20 April 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten/Kota Baru di Provinsi Riau sebagai pengejawantahan UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pada awal terbentuknya Kota
Dumai meliputi 3 (tiga) Kecamatan, yaitu Kecamatan Dumai Barat, Kecamatan Dumai Timur
dan Kecamatan Bukit Kapur.
Dalam perkembangannya, Kota Dumai berkembang menjadi 5 (lima) Kecamatan sesuai
dengan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 18 Tahun 2001 tentang pembentukan Kecamatan
Sungai Sembilan dan Kecamatan Medang Kampai. Selanjutnya pada tahun 2009, Kota Dumai
kembali mengalami pemekaran menjadi 7 (tujuh) Kecamatan, melalui Peraturan Daerah Nomor
8 Tahun 2009 tentang pembentukan Kecamatan Dumai Kota dan Dumai Selatan.
ditetapkannya Undang-Undang tersebut adalah 8.198,26 km², yaitu pengurangan dari
15.854,29 km² dengan 7.656,03 km².
Kota Dumai dengan 204.674 (dua ratus empat ribu enam ratus tujuh puluh empat)
hektar, wilayah perairan seluas 71.393 (tujuh puluh satu ribu tiga ratus sembilan puluh tiga)
hektar, terletak pada posisi antara 101º 0’ 38” - 101º 43’ 33” Bujur Timur, 01º 26’ 50” - 02º 15’
40” Lintang Utaradan secara administratif berbatasan dengan :
Sebelah Utara
: Selat Rupat, Pulau Rupat
Sebelah Timur
: Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis
Sebelah Selatan
: Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kab.
Bengkalis
Sebelah Barat
: Kecamatan Tanah Putih dan Kecamatan Bangko, Kab.
Rokan Hilir
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 1
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Dumai
Sumber : Draft RTRW Kota Dumai 2012 – 2032
Lingkup wilayah Kota Dumai, daerah dengan batas berdasarkan aspek administratif
mencakup wilayah daratan seluas kurang lebih 204.674 (dua ratus empat ribu enam ratus
tujuh puluh empat) hektar, wilayah perairan seluas 71.393 (tujuh puluh satu ribu tiga ratus
sembilan puluh tiga) hektar dan wilayah udara, serta wilayah dalam bumi. Seiring
perkembangannya Kota Dumai saat ini memiliki 7 (tujuh) Kecamatan dan 33 (tiga puluh tiga)
Kelurahan yaitu:
a. Kecamatan Dumai Kota, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Dumai Kota
Kelurahan Sukajadi
Kelurahan Bintan
Kelurahan Rimba Sekampung
Kelurahan Laksamana
b. Kecamatan Medang Kampai, yang terdiri dari 4 (empat) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Pelintung
Kelurahan Guntung
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 2
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kelurahan Teluk Makmur
Kelurahan Mundam
c. Kecamatan Dumai Timur, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Tanjung Palas
Kelurahan Jaya Mukti
Kelurahan Bukit Batrem
Kelurahan Teluk Binjai
Kelurahan Buluh Kasap
d. Kecamatan Dumai Barat, yang terdiri dari 4 (empat) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Simpang Tetap Darul Ihsan
Kelurahan Pangkalan Sesai
Kelurahan Purnama
Kelurahan Bagan Keladi
e. Kecamatan Dumai Selatan, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Bumi Ayu
Kelurahan Bukit Datuk
Kelurahan Bukit Timah
Kelurahan Ratu Sima
Kelurahan Mekar Sari
f. Kecamatan Bukit Kapur, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Bagan Besar
Kelurahan Kayu Kapur
Kelurahan Bukit Nenas
Kelurahan Kampung Baru
Kelurahan Gurun Panjang
g. Kecamatan Sungai Sembilan, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu:
Kelurahan Bangsal Aceh
Kelurahan Lubuk Gaung
Kelurahan Tanjung Penyembal
Kelurahan Basilam Baru
Kelurahan Batu Teritip
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 3
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
2.2.
Potensi Wilayah Kota Dumai
2.2.1. Ekonomi Unggulan
A. Pertanian
Pembangunan ekonomi sektor pertanian di Kota Dumai adalah untuk meningkatkan
produksi pertanian dan bertujuan meningkatkan pendapatan petani yang sebagian besar berada
di daerah pedesaan. Data statistik pertanian yang disajikan pada pembahasan ini dibagi menjadi
4 (empat) sub sektor yaitu pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan.
Tanaman Pangan meliputi luas panen dan produksi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran
dan buah-buahan untuk tahun 2015 yang diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan Kota Dumai.
Sub sektor tanaman pangan terdiri dari tanaman padi (padi sawah dan padi ladang),
jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Selama periode 2015 luas
panen tanaman padi ladang mengalami sedikit penurunan sebesar 7,38 persen yaitu dari 1.774
hektar menjadi 1.643 hektar
Untuk memenuhi kebutuhan akan pangan Kota Dumai juga memproduksi sendiri
komoditas yang berupa tanaman pangan yaitu berupa padi sawah, padi ladang, jagung, ketela
pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau. Padi ladang merupakan
komoditas yang paling banyak diproduksi pada tahun 2010 yaitu 5.507,5 Ton. Ketela pohon
merupakan komoditi kedua terbanyak di produksi di Kota Dumai yaitu sebanyak 3.610 Ton.
B.
Perkebunan
Kota Dumai, meskipun sudah beranjak menjadi kota Metropolitan, tetapi sektor
pertanian, khususnya usaha perkebunan menunjukkan potensi yang besar. Hal ini diantaranya
terindikasi dari pemanfaatan lahan untuk perkebunan yang mengalami penambahan luasan
budidayanya yang cukup pesat. Pada tahun 2008, luas perkebunan secara keseluruhan
mencapai 31.982 Ha, dan pada tahun 2009 luas perkebunan secara keseluruhan mencapai
35.300 Ha, Sedangkan pada tahun 2010 luas perkebunan secara keseluruhan mencapai 37.258
Ha. Tanaman yang ditanam berupa karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, pinang, dan kakao yang
tersebar di kecamatan: Sungai Sembilan, Bukit Kapur, Medang Kampai, Dumai Barat, dan
Dumai Timur.
Tanaman perkebunan yang merupakan tanaman perdagangan yang cukup potensial di
daerah ini ialah kelapa sawit, karet dan kelapa. Data luas dan produksi tanaman perkebunan
tahun 2015 yang dikumpulkan dari Dinas Perkebunan menunjukkan adanya perubahan luas
areal tanaman pada komoditi kelapa sawit dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Luas areal
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 4
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
perkebunan kelapa sawit 37.521 hektar, kelapa 1.638 hektar, karet 2.416 hektar dengan
produksi tanaman kelapa sawit 80.387,64 ton, kelapa 876,28 ton, karet 1.691,64 ton.
C. Perikanan
Usaha perikanan di Kota Dumai terdiri dari usaha perikanan air laut, usaha perikanan
air tawar dan perikanan tambak. Kondisi pembudidayaan perikanan air laut di wilayah Kota
Dumai dapat dikatakan telah terlaksana dengan baik jika dibandingkan pembudidayaan ikan
air tawar dan tambak. Hal ini ditunjukkan oleh adanya kenaikan produksi ikan laut dari tahun
2009 sampai tahun 2010. Pada tahun 2009, produksi perikanan air laut di Kota Dumai
berjumlah sebesar 653 ton. Sedangkan hasil produksi pada tahun 2010 sebesar 878,9 ton atau
sebesar 2%.
Namun untuk produksi perikanan tambak pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010
mengalami penurunan, dengan hasil produksi 6,9 ton pada tahun 2009 dan mengalami
penurunan hasil produksi pada tahun 2010 menjadi 1,27 ton atau penurunan sebanyak 81,59%.
Sedangkan hasil produksi untuk perikanan kolam pada tahun 2010 juga mengalami
penurunan yang cukup pesat yaitu pada tahun 2009 sebanyak 124,7 ton dan pada tahun 2010
sebanyak 51,83 ton, atau mengalami penurunan produksi sebesar 58,44%.
D. Peternakan
Potensi Kota Dumai di bidang peternakan relatif kecil bila dibandingkan dengan daerahdaerah lain di provinsi Riau. Peternakan biasanya dilakukan oleh masyarakat tempatan dalam
skala terakhir. Data terakhir dari Badan Pusat Statistik Kota Dumai mengatakan bahwa populasi
ternak yang ada terdiri dari sapi 3.327 ekor, kerbau 47 ekor, kambing 14.464 ekor, dan babi
50 ekor. Selain itu juga di Kota Dumai terdapat peternakan jenis unggas dengsan populasi ternak
yang terdiri dari broilers 208.261 ekor, ayam kampung 28.982 ekor dan itik 4.186 ekor.
2.3.
Demografi dan Urbanisasi
A.
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk dalam suatu wilayah merupakan potensi sumberdaya manusia (SDM)
yang dibutuhkan dalam proses pembangunan, disamping juga sebagai penerima manfaat
pembangunan. Dalam konteks pengembangan wilayah, penduduk sebagai potensi sumberdaya
manusia berperan untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di wilayahnya
secara bijaksana dan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dapat memberikan
keuntungan ekonomis yakni biaya tenaga kerja yang relatif murah dan terjaminnya persediaan
tenaga kerja. Sementara itu sebagai penerima manfaat pembangunan, berarti semua upaya yang
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 5
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
dilakukan oleh pembangunan sasarannya adalan peningkatan kesejahteraan dan kualitas
penduduk. Jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban pembangunan jika tidak disertai
oleh peningkatan derajat kualitas penduduk yang memadai.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu
pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Indikator tingkat pertumbuhan
penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk sehingga akan diketahui pula
kebutuhan dasar penduduk. Jumlah penduduk di Kota Dumai secara umum mengalami
pertambahan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk ini dapat dilihat dari laju
pertumbuhan penduduk setiap tahunnya.
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk
Tahun
Jenis Kelamin
Rasio Jenis
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah
Kelamin
2010
131.235
123.861
255.096
105.95
2011
133.645
126.268
259.913
105.84
2012
137.715
130.307
268.022
105.69
2013
140.776
133.313
274.089
105.60
2014
143.900
136.209
280.109
105.65
2015
146.792
139.175
285.967
105.47
Sumber : Dumai Dalam Angka 2016
Laju pertumbuhan penduduk Kota Dumai menunjukkan peningkatan selama tahun 2010
sampai dengan 2015. Dalam kurun waktu tersebut yang terbagi dalam beberapa periode laju
pertumbuhan penduduk mengalami fluktuasi. Jumlah penduduk Kota Dumai menurut hasil
sensus penduduk tahun 2010 (SP 2010) sebanyak 253,803 jiwa dengan luas wilayah sebanyak
1,727.38 km². Kepadatan penduduk di Kota Dumai tahun 2010 sebanyak 147 jiwa per km².
Jumlah penduduk laki-laki 131,465 jiwa dan 122,338 jiwa penduduk perempuan.
Jumlah penduduk Kota Dumai pada tahun 2015 sebanyak 285,967 jiwa. Jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 146,792 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 139,175 jiwa,
dengan kepadatan penduduk sebanyak 165 jiwa per km². Sementara itu jumlah rumah tangga
mengalami pertumbuhan sebesar 2.091 persen dari tahun 2014. Kecamatan dengan penduduk
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 6
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
terbanyak adalah Dumai Timur dengan jumlah penduduk 61.685 jiwa, sedangkan kecamatan
dengan penduduk terendah adalah Medang Kampai dengan jumlah penduduk 11.470 jiwa.
Jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kecamatan Dumai Timur dan jumlah
penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Medang Kampai. Pertumbuhan penduduk
tertinggi terjadi di Kecamatan sungai sembilan. Berikut ini laju pertumbuhan penduduk Kota
Dumai selama tahun 2010 sampai dengan 2015
Tabel 2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Dumai
Jumlah Penduduk (jiwa)
No
Pertumbuhan
Kecamatan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
(%)
1.
Bukit Kapur
37,953
39.424
42,082
45,933
42,399
43,403
13.102
2.
Medang Kampai
10,188
10.583
10.983
11,253
11,240
11,470
11.946
3.
Sungai Sembilan
27,465
28.529
29,920
32,065
30,475
31,158
12.650
4.
Dumai Barat
89,968
93.447
38,871
38,068
39,688
40,572
12.600
5.
Dumai Timur
87,604
90.993
58,793
50,429
50,593
61,685
11.939
6.
Dumai Kota
-
-
42,122
60,482
60,450
46,063
10.902
7.
Dumai Selatan
-
-
48,752
41,815
45,264
51,616
11.861
253,178
262.976
271.523
280.045
280.109
285,967
12.102
Kota Dumai
Sumber: Kota Dumai dalam AngkaTahun 2016
Kependudukan merupakan salah satu elemen dasar yang berkaitan dengan wilayah.
Perkiraan mengenai kependudukan menurut berbagai karakteristik jumlah dan komposisi
penduduk pada suatu wilayah merupakan input dari pembangunan yang sangat penting bagi
rencana-rencana seperti permintaan akan barang atau jasa pelayanan serta kebutuhan akan
lahan di masa yang akan datang. Secara empiris, penduduk akan banyak dijumpai pada daerahdaerah yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi, tersedianya sarana dan prasarana sosial,
transportasi yang memadai, serta kondisi sosial ekonomi yang lebih baik.
Kepadatan dan sebaran penduduk yang tinggi di Kecamatan Dumai Timur disebabkan
oleh besarnya jumlah penduduk dan luas wilayahnya didominasi oleh guna lahan terbangun
sehingga terjadi pemusatan pemukiman dan kegiatan perkotaan lainnya di kecamatan ini,
disamping Kecamatan Dumai Barat. Kegiatan perdagangan, jasa dan pelabuhan laut Dumai
(pelabuhan ekspor dan penumpang yang cukup ramai) yang terfokus pada dua wilayah
Kecamatan yaitu Dumai Barat dan Dumai Timur, memberikan andil yang cukup besar terhadap
konsentrasi penduduk Kota Dumai.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 7
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Sampai dengan tahun 2014, jumlah penduduk di Kota Dumai mencapai 280.109 jiwa,
dengan jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Dumai kota. Jika dilihat dari tingkat
kepadatan penduduknya, maka kepadatan penduduk paling tinggi ada di Kecamatan Dumai
Kota yaitu 4.650 jiwa/km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling
rendah ada di Kecamatan Medang Kampai dan Sungai Sembilan. Kedua kecamatan tersebut
merupakan pemekaran dari Kecamatan Bukit Kapur pada tahun 2001. Berikut ini adalah tabel
dan grafik yang menunjukkan tingkat kepadatan penduduk di Kota Dumai.
Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk Kota Dumai Tahun 2010-2015
No
Kecamatan
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
Luas Wilayah
(km2)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1
Bukit Kapur
200,00
190
197
210
210
212
217
2
Medang Kampai
373,00
27
28
29
29
30
31
3
Sungai Sembilan
975,38
28
29
31
31
31
32
4
Dumai Barat
44,98
750
779
864
864
882
902
5
Dumai Timur
47,52
1.485
1.542
1.237
1.237
1,065
1298
6
Dumai Kota
13,00
-
-
3.240
3.240
4,650
3543
7
Dumai Selatan
73,50
-
-
663
663
616
702
147
152
157
157
162
165
Kota Dumai
Sumber: Kota Dumai dalam Angka 2016
Kependudukan merupakan salah satu elemen dasar yang berkaitan dengan wilayah.
Perkiraan mengenai kependudukan menurut berbagai karakteristik jumlah dan komposisi
penduduk pada suatu wilayah merupakan input dari pembangunan yang sangat penting bagi
rencana-rencana seperti permintaan akan barang atau jasa pelayanan serta kebutuhan akan
lahan di masa yang akan datang. Secara empiris, penduduk akan banyak dijumpai pada daerahdaerah yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi, tersedianya sarana dan prasarana sosial,
transportasi yang memadai, serta kondisi sosial ekonomi yang lebih baik.
Kepadatan dan sebaran penduduk yang tinggi di Kecamatan Dumai Timur disebabkan
oleh besarnya jumlah penduduk dan luas wilayahnya didominasi oleh guna lahan terbangun
sehingga terjadi pemusatan pemukiman dan kegiatan perkotaan lainnya di kecamatan ini,
disamping Kecamatan Dumai Barat. Kegiatan perdagangan, jasa dan pelabuhan laut Dumai
(pelabuhan ekspor dan penumpang yang cukup ramai) yang terfokus pada dua wilayah
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 8
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kecamatan yaitu Dumai Barat dan Dumai Timur, memberikan andil yang cukup besar terhadap
konsentrasi penduduk Kota Dumai.
Sampai dengan tahun 2014, jumlah penduduk di Kota Dumai mencapai 280.109 jiwa,
dengan jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Dumai kota. Jika dilihat dari tingkat
kepadatan penduduknya, maka kepadatan penduduk paling tinggi ada di Kecamatan Dumai
Kota yaitu 4.650 jiwa/km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling
rendah ada di Kecamatan Medang Kampai dan Sungai Sembilan. Kedua kecamatan tersebut
merupakan pemekaran dari Kecamatan Bukit Kapur pada tahun 2001. Berikut ini adalah tabel
dan grafik yang menunjukkan tingkat kepadatan penduduk di Kota Dumai.
Tabel 2.4. Kepadatan Penduduk Kota Dumai Tahun 2010-2015
No
Kecamatan
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
Luas Wilayah
(km2)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1
Bukit Kapur
200,00
190
197
210
210
212
217
2
Medang Kampai
373,00
27
28
29
29
30
31
3
Sungai Sembilan
975,38
28
29
31
31
31
32
4
Dumai Barat
44,98
750
779
864
864
882
902
5
Dumai Timur
47,52
1.485
1.542
1.237
1.237
1,065
1298
6
Dumai Kota
13,00
-
-
3.240
3.240
4,650
3543
7
Dumai Selatan
73,50
-
-
663
663
616
702
147
152
157
157
162
165
Kota Dumai
Sumber: Kota Dumai dalam
Angka 2016
Data proyeksi penduduk merupakan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihitung
berdasarkan data sensus penduduk. Data Proyeksi penduduk ini dikeluarkan oleh BPS pada
tahun 2013 dengan memanfaatkan data tren pertumbuhan penduduk masing-masing
kabupaten/kota sejak tahun 2000. Metode estimasi menggunakan metode geometrik .
Tabel 2.5. Proyeksi Penduduk Tahun 2015-2019
Tahun
Kab/Kota
Dumai
2016
2017
2018
2019
2020
292.098
298.360
304.756
311.290
317.963
Sumber : Proyeksi Penduduk Berdasarkan Dumai Dalam Angka 2016
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 9
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Berdasarkan tabel 2.5 di atas dapat dilihat bahwa rasio pertumbuhan penduduk Kota
Dumai sangat kecil yaitu sebesar 2,14% per tahun.
B.
Struktur Penduduk
1.
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan (sex
ratio) di Kota Dumai pada tahun 2003 sebesar 112,83, artinya setiap 100 penduduk perempuan
di Kota Dumai terdapat 112 penduduk laki-laki. Seluruh Kecamatan di Kota Dumai memiliki sex
ratio> 100, artinya seluruh kecamatan di Kota Dumai jumlah penduduk laki-lakinya lebih
banyak daripada perempuan.
Tabel 2.6. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Dumai Tahun 2003-2015
PENDUDUK
Population
TAHUN
Year
SEX
LAKI-LAKI +
RATIO
Sex Ratio
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
Male
Female
Male +
Female
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2003
106.696
94.567
201.263
112,83
2004
111.851
99.133
210.984
112,83
2005
112.924
106.427
219.351
106,10
2006
112.958
112.291
225.249
100,59
2007
115.902
115.219
231.121
100,59
2008
121.739
118.814
240.553
102,46
2009
129.992
120.375
250.367
107,99
2010
130.910
122.268
253.178
107,07
2011
136.216
126.760
262.976
107,46
2012
140.643
130.879
271.522
107,46
2013
145.084
134.983
280.067
107,48
2014
143.900
136.209
280.109
106
2015
146.792
139.175
285.967
105,47
Sumber: Kota Dumai dalam Angka Tahun 2016
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 10
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
2.
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk menurut umur dapat menggambarkan distribusi penduduk sesuai
kelompok umur. Komposisi penduduk menurut kelompok umur seperti yang terlihat pada
gambar 2.1.2.4di bawah ini yang menunjukkan bahwa Kota Dumai dikategorikan sebagai
penduduk muda. Hal tersebut dikarenakan oleh presentase penduduk muda terhadap total
penduduk masih cukup besar.
Penduduk usia produktif yang banyak merupakan potensi sumberdaya manusia suatu
wilayah. Jika dilihat secara demografis struktur penduduk Kota Dumai memiliki potensi untuk
pengembangan wilayah. Pada tahun 2014 sebanyak 68,48% penduduk termasuk dalam
kategori penduduk usia produktif (usia 15-65 tahun), sedangkan 31,53% sisanya merupakan
penduduk usia tidak produktif. Hal ini berarti angka beban tanggungan penduduk Kota Dumai
sebesar 46,03 artinya tiap 100 orang penduduk produktif harus menanggung 46 orang
penduduk tidak produktif. Semakin besar proporsi penduduk usia tidak produktif, maka
semakin besar beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif.
65+
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
Perempuan
30-34
Laki-Laki
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
20,000
15,000
10,000
5,000
0
5,000
10,000
15,000
20,000
Gambar 2.2. Piramida Penduduk Kota Dumai Tahun 2015
Sumber: Kota Dumai dalam Angka Tahun 2016;
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 11
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Komposisi penduduk menurut kelompok umur memperlihatkan bahwa penduduk usia
produktif lebih banyak menanggung anak-anak yang belum aktif secara ekonomi. Apabila
dicermati lebih lanjut, 11,79% penduduk Kota Dumai merupakan balita dan 10,16% merupakan
penduduk usia 5-9 tahun. Kondisi ini menuntut perhatian Pemerintah Kota dalam penanganan
penduduk balita dan usia 5-9 tahun terutama dari segi kesehatan dan asupan gizi serta
pelayanan pendidikan dasar.
C.
Kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Dumai
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran pencapaian suatu daerah atau
negara dalam tiga dimensi pembangunan manusia yaitu peluang hidup, pengetahuan, dan
standar hidup layak. Dalam pembangunan suatu daerah, IPM dapat menentukan peringkat atau
level pembangunan suatu wilayah.
Sejak tahun 2014 penghitungan IPM menggunakan metodologi baru dengan perubahan
pada beberapa indikatornya. Angka harapan hidup mencerminkan derajat kesehatan suatu
masyarakat. Angka ini didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang ditempuh
seseorang sejak lahir. Angka harapan lama sekolah digunakan untuk dapat mengetahui kondisi
pembangunan sitem pendidikan di berbagai jenjang. Rata rata lama sekolah didefinisikan
sebagai banyaknya tahun yang digunakan oleh penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani
pendidikan formal. Pengeluaran perkapita disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per
kapita dan paritas daya beli. Keempat indikator IPM tersebut di Kota Dumai cenderung
meningkat selama tahun 2010-2015.
Selama empat tahun terakhir, IPM Kota Dumai senantiasa meningkat. IPM Kota Dumai
sejak tahun 2011-2015 berturut-turut adalah sebesar 70,43 ; 71,07 ; 71,59 ; 71,86 ; 72,20. Dari
besaran tersebut disimpulkan bahwa kondisi capaian pembangunan manusia Dumai berada
pada kategori tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakat Kota Dumai lebih baik dari aspek
kesehatan, pendidikan maupun kondisi ekonominya. Perkembangan IPM Kota Dumai tersebut
menunjukkan peningkatan selama kurun waktu tahun 2011 sampai 2014.
Tabel 2.7. Perbandingan Kondisi IPM Kota Dumai dengan Skala Provinsi dan Nasional Tahun 20102015
Cakupan
Wilayah
Kota Dumai
Bab II - Profil Kota Dumai
2010
2011
2012
2013
2014
2015
69,55
70,43
71,07
71,59
71,86
72,20
II - 12
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Cakupan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Provinsi Riau
68,65
68,90
69,15
69,91
70,33
70,84
Nasional
66,53
67,09
67,70
68,31
68,90
69,55
Wilayah
Sumber: BPS, 2016
73.00
72.20
72.00
71.59
71.86
71.07
71.00
70.84
70.43
70.33
70.00
69.91
IPM Kota Dumai
69.55
69.55
69.15
69.00
68.90
IPM Nasional
68.31
68.65
68.00
IPM Prov Riau
68.9
67.7
67.09
67.00
66.53
66.00
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 2.3. Grafik Perbandingan IPM Kota Dumai, Provinsi Riau, Nasional Tahun 2010-2015
Angka IPM yang cukup tinggi tidak sepenuhnya merekfleksikan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Kesejahteraan penduduk dapat dicapai jika pemerataan hasil pembangunan telah
terealisasi. Kondisi IPM Kota Dumai jika dibandingkan dengan kabupaten/kota sekitarnya,
masih berada dibawah IPM Kota Pekanbaru, namun jika dibandingkan dengan Kabupaten di
Provinsi Riau, maka IPM Kota Dumai adalah nomor dua setelah Kota Pekanbaru.
Tabel 2.8. Kondisi IPM Kota Dumai dan Kabupaten Sekitarnya di Provinsi Riau Tahun 2010-2015
Provinsi/ Kabupaten
IPM
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kuantan Singingi
65,07
65,72
66,31
66,65
67,47
68,32
Indragiri Hulu
65,10
65,93
66,50
66,68
67,11
68,00
Indragiri Hilir
61,98
62,82
63,04
63,44
63,80
64,80
Pelalawan
65,95
66,58
67,25
68,29
68,67
69,82
Siak
69,78
70,20
70,45
70,84
71,45
72,17
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 13
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Provinsi/ Kabupaten
IPM
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kampar
68,62
69,64
70,08
70,46
70,72
71,28
Rokan Hulu
63,59
64,20
64,99
66,07
67,02
67,29
Bengkalis
69,29
69,72
70,26
70,60
70,84
71,29
Rokan Hilir
64,13
64,76
65,09
65,46
66,22
66,81
Kepulauan Meranti
-
60,38
61,49
62,53
62,91
63,25
Kota Pekan Baru
77,34
77,71
77,94
78,16
78,42
79,32
Kota Dumai
69,55
70,43
71,07
71,59
71,86
72,20
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016
2.4.
Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi Kota Dumai
Kondisi ekonomi daerah dapat dilihat melalui perkembangan PDRB. Selama tahun
2010-2014, PDRB Kota Dumai terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2014, PDRB Kota
Dumaidengan migas ADHK adalah sebesar 20 triliun rupiah, sedangkan PDRB ADHB adalah
sebesar 23 triliun rupiah (tabel 2.8 dan tabel 2.9). Peningkatan PDRB ini menunjukkan adanya
kegiatan ekonomi masyarakat yang terus berkembang di Kota Dumai.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 14
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021
Tabel 2.9. PDRB Kota Dumai 2010-2014 Dasar Harga Konstan 2010
No
Kategori
A.
Pertanian, kehutanan, dan perikanan
B.
Pertambangan & penggalian
C.
Industri pengolahan
D.
PDRB ADHK 2010 (juta)
2010
2011
2012
2013
2014
1.110.864,10
1.132.320,30
1.131.619,70
1.119.819,80
1.138.121,40
85.132,60
85.549,70
86.416,20
86.479,50
87.258,60
9.227.341,40
9.771.772,20
10.035.476,90
10.409.620,80
11.178.854,30
Pengadaan listrik dan gas.
9.076,80
9.861,80
10.521,20
10.629,00
11.620,60
E.
Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang
3.273,60
3.313,20
3.341,90
3.363,40
3.399,00
F.
Bangunan
2.064.270,00
2.041.231,40
2.117.406,70
2.181.412,10
2.011.314,50
G.
Perdagangan besar dan eceran, reparasimobil dan sepeda motor
3.392.881,80
3.543.891,10
3.652.938,20
3.723.616,90
3.856.270,30
H.
Transportasi dan pergudangan
429.143,10
453.613,60
503.239,10
542.461,40
601.001,20
I.
Penyediaan akomodasi dan makan minum
99.042,50
107.986,80
123.319,20
154.478,80
178.744,70
J.
Informasi dan komunikasi
127.002,10
144.674,60
170.547,10
206.134,10
229.294,90
K.
Jasa keuangan dan asuransi
322.902,30
292.164,60
397.959,40
473.575,10
285.819,70
L.
Real estate
78.110,00
81.753,50
83.055,80
86.988,10
90.248,60
710,20
772,40
831,70
883,50
958,60
389.026,10
402.020,00
412.484,00
419.717,30
421.465,80
M, N
Jasa perusahaan
O.
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosialwajib
P.
Jasa pendidikan
67.853,70
74.949,80
78.210,70
82.520,20
89.917,60
Q.
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
23.592,90
24.430,20
26.531,20
28.650,40
29.384,70
Jasa lainnya
65.249,40
71.957,60
75.946,70
83.596,50
92.630,50
17.495.472,60
18.242.262,80
18.909.845,70
19.613.946,90
20.306.305,00
R, S, T,
U
PDRB
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 15
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021
Tabel 2.10. PDRB Kota Dumai 2010-2014 atasdasar harga berlaku
No
Sektor/Sub sektor
A.
Pertanian, kehutanan, dan perikanan
B.
Pertambangan & penggalian
C.
Industri pengolahan
D.
NILAI PDRB (JUTA RUPIAH)
2010
2011
2012
2013
2014
1.110.864,10
1.195.515,00
1.247.513,80
1.290.663,20
1.437.574,70
85.132,60
87.981,00
90.719,40
93.219,00
108.904,90
9.227.341,40
9.468.326,00
9.345.365,10
10.927.090,80
12.409.075,40
Pengadaan listrik dan gas.
9.076,80
8.604,20
7.674,20
6.369,00
13.192,60
E.
Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang
3.273,60
3.374,30
3.520,40
3.454,50
3.653,90
F.
Bangunan
2.064.270,00
2.230.760,60
2.337.085,10
2.476.624,70
2.512.176,40
G.
Perdagangan besar dan eceran, reparasimobil dan sepeda motor
3.392.881,80
3.681.731,10
3.861.649,40
4.014.813,20
4.689.145,70
H.
Transportasi dan pergudangan
429.143,10
477.523,60
551.241,30
615.012,00
727.106,60
I.
Penyediaan akomodasi dan makan minum
99.042,50
113.141,90
126.321,90
149.081,90
207.381,60
J.
Informasi dan komunikasi
127.002,10
145.290,00
173.009,50
198.535,20
234.989,00
K.
Jasa keuangan dan asuransi
322.902,30
308.613,80
462.454,80
578.397,50
366.931,60
L.
Real estate
78.110,00
87.925,60
92.715,10
100.011,60
113.119,60
M, N
Jasa perusahaan
710,20
808,60
965,10
1.070,50
1.223,70
O.
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosialwajib
389.026,10
407.170,50
453.573,60
474.552,00
494.473,40
P.
Jasa pendidikan
67.853,70
84.449,20
89.696,00
96.837,50
122.921,40
Q.
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
23.592,90
25.735,60
29.852,50
33.349,60
37.775,20
Jasa lainnya
65.249,40
79.469,70
83.006,20
94.672,30
115.702,10
17.495.472,60
18.406.420,70
18.956.363,40
21.153.754,50
23.595.347,80
R, S, T,
U
PDRB
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 16
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Berdasarkan tabel 2.10 yang menggambarkan koondisi PDRB atas dasar harga berlaku,
maka dapat ditentukan Struktur ekonomi kota Dumai selama kurun waktu tahun 2010-2014
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.11. Kontribusi Sektoral PDRB 2010-2014
No
Sektor/Sub sektor
KONTRIBUSI SEKTORAL (%)
Pergeseran
2010
2011
2012
2013
2014
(%)
A.
Pertanian, kehutanan, dan perikanan
6,35
6,50
6,58
6,10
6,09
-0,26
B.
Pertambangan & penggalian
0,49
0,48
0,48
0,44
0,46
-0,03
C.
Industri pengolahan
52,74
51,44
49,30
51,66
52,59
-0,15
D.
Pengadaan listrik dan gas.
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,00
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,00
11,80
12,12
12,33
11,71
10,65
-1,15
19,39
20,00
20,37
18,98
19,87
0,48
2,45
2,59
2,91
2,91
3,08
0,63
0,57
0,61
0,67
0,70
0,88
0,31
E.
F.
G.
H.
I.
Pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan daur ulang
Bangunan
Perdagangan besar dan eceran,
reparasimobil dan sepeda motor
Transportasi dan pergudangan
Penyediaan akomodasi dan makan
minum
J.
Informasi dan komunikasi
0,73
0,79
0,91
0,94
1,00
0,27
K.
Jasa keuangan dan asuransi
1,85
1,68
2,44
2,73
1,56
-0,29
L.
Real estate
0,45
0,48
0,49
0,47
0,48
0,03
Jasa perusahaan
0,00
0,00
0,01
0,01
0,01
0,00
2,22
2,21
2,39
2,24
2,10
-0,13
M, N
O.
Administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosialwajib
P.
Jasa pendidikan
0,39
0,46
0,47
0,46
0,52
0,13
Q.
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
0,13
0,14
0,16
0,16
0,16
0,03
Jasa lainnya
0,37
0,43
0,44
0,45
0,49
0,12
100
100
100
100
100
0,0
R, S, T, U
Total
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
Besaran PDRB Kota Dumai terus meningkat dari tahun ke tahun, namun begitu
pertumbuhan ekonomi kotadumai selalu befluktuasi selama lima tahun terakhir, tabel berikut
menyajikan pertumbuhan ekonomi kota Dumai tahun 2010-2014 atas dasar harga konstan 2010.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 17
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Tabel 2.12. Pertumbuhan PDRB Kota Dumai Atas Dasar Harga Konstan 2010
No
Kategori
Pertumbuhan(%)
2010
2011
2012
2013
2014
A.
Pertanian, kehutanan, dan perikanan
2,64
1,93
(0,06)
(1,04)
1,63
B.
Pertambangan & penggalian
2,82
0,49
1,01
0,07
0,90
C.
Industri pengolahan
2,89
5,90
2,70
3,73
7,39
D.
Pengadaan listrik dan gas.
-
8,65
6,69
1,02
9,33
1,70
1,21
0,87
0,64
1,06
9,46
(1,12)
3,73
3,02
(7,80)
6,75
4,45
3,08
1,93
3,56
5,82
5,70
10,94
7,79
10,79
3,03
9,03
14,20
25,27
15,71
E.
F.
G.
H.
I.
Pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan daur ulang
Bangunan
Perdagangan besar dan eceran,
reparasimobil dan sepeda motor
Transportasi dan pergudangan
Penyediaan akomodasi dan makan
minum
J.
Informasi dan komunikasi
-
13,92
17,88
20,87
11,24
K.
Jasa keuangan dan asuransi
-
(9,52)
36,21
19,00
(39,65)
L.
Real estate
5,55
4,66
1,59
4,73
3,75
Jasa perusahaan
8,73
8,76
7,68
6,23
8,50
-
3,34
2,60
1,75
0,42
M, N
O.
Administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosialwajib
P.
Jasa pendidikan
2,41
10,46
4,35
5,51
8,96
Q.
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
3,93
3,55
8,60
7,99
2,56
-
10,28
5,54
10,07
10,81
4,52
4,27
3,66
3,72
3,53
R, S, T,
U
Jasa lainnya
Pertumbuhan ekonomi
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 18
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Pertumbuhan Ekonomi
5.00
4.52
4.50
4.27
3.66
4.00
3.72
3.53
3.50
3.00
2.50
Pertumbuhan Ekonomi
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 2.4. Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Dumai Tahun 2010-2014
Laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 kota
Dumai selama kurun waktu 2010-2014 cenderung melambat. Pada Tahun 2010 pertumbuhan
ekonomi Dumai adalah sebesar 4,52%, tahun 2011 melambat menjadi 4,27% dan tahun 2012
menjadi 3,66%. Pada Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi membaikmenjadi 3,72% namun
pada tahun 2014 kembali melambat menjadi 3,53%. Hal ini perlu menjadi perhatian
dalampengambilan strategi dan kebijkan terkait perkembangan ekonomi kota Dumai
kedepannya.
2.4.2. Pendapatan Perkapita dan Proporsi Penduduk Miskin
A.
Pendapatan Perkapita
Pengembangan ekonomi regional tidak hanya ditujukan untuk peningkatan kemajuan
ekonomi tetapi juga untuk peningkatan kemakmuran penduduknya. Selama kurun waktu 20102014 peningkatan kemajuan ekonomi Kota Dumai telah meningkatkan pendapatan
penduduknya. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan per kapita. Dengan laju
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 sebesar 3,53% menghasilkan pendapatan perkapita
sebesar 84,23 juta Rupiah. Sedangkan pada tahun 2010-2013 berturut-turut adalah 69,103 juta,
69,992 juta, 68,815 juta dan 75,541 juta.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 19
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Tabel 2.13. Pendapatan Perkapita Kota Dumai Tahun 2010 - 2014
Uraian
PDRB Perkapita
2010
2011
2012
2013
2014
69.103.447,38
69.992.777,67
69.815.202,45
75.541.838,82
84.236.307,29
4,52
4,27
3,66
3,72
3,53
Pertumbuhan Ekonomi
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Dumai, 2015
PDRB Perkapita
90,200,000.00
80,200,000.00
70,200,000.00
60,200,000.00
50,200,000.00
PDRB Perkapita
40,200,000.00
30,200,000.00
20,200,000.00
10,200,000.00
200,000.00
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 2.5. Perkembangan Tingkat Pendapatan Perkapita Kota Dumai Tahun 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Dumai, 2015
Pada tabel 2.12. di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan
antara pendapatan perkapita pada tahun 2010-2014, jika diambil selisih antara tahun 2010 dan
tahun 2014, maka kenaikan Pendapatan perkapita masyarakat kota Dumai berdasarkan PDRB
tahun 2010-2014 adalah sebesar15,132 juta Rupiah.
B.
Kemiskinan
Peningkatan kesejahteraan penduduk yang diukur dari peningkatan PDRB per kapita
belum tentu dinikmati oleh semua penduduk di Kota Dumai. Hal ini ditandai dengan masih
adanya masalah kemiskinan. Tingkat kemiskinan mencerminkan adanya penduduk yang belum
mampu memenuhi kebutuhan hidup minimal. Keterbatasan peluang kesempatan kerja karena
keterbatasan sumberdaya modal dan kualitas SDM akan menghambat penduduk untuk
mendapatkan penghasilan yang layak untuk mencukupi kebutuhan hidup minimal. Indikator
kemiskinan umumnya menggunakan kriteria garis kemiskinan (poverty line) untuk mengukur
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 20
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
kemiskinan absolut. Kemiskinan absolut adalah ukuran angka atau hitungan per kepala
(headcount) tentang seberapa banyak orang yang penghasilannya berada dibawah garis
kemiskinan absolut. Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulan Kemiskinan
(TNP2K), tingkat kemiskinan di Kota Dumai tahun 2010-2014cenderung menurun.Pada Tahun
2009 persentase penduduk miskin kota Dumai adalah 6,08 persen dengan jumlah penduduk
miskin lebih kurang 15.700 jiwa dengan garis kemiskinan sebesar Rp.261.859,00/kapita/bulan.
Pada tahun 2014, persentase kemiskinan kota Dumai turun menjadi 4,83% dengan jumlah
penduduk
miskin
lebih
kurang
13.600
jiwadengan
garis
kemiskinan
sebesar
Rp
341.525,00/kapita/bulan.Dta tersebut sampai saat ini masih ada sekita 13.600 orang penduduk
kota yang hidup dengan pendapatan di bawah angka tersebut. Adapun rincian Data dapat
dilihat pada tabel 2.13. di bawah ini:
Tabel 2.14. Penduduk Miskin di Kota Dumai Tahun 2009-2014
Uraian
Jumlah penduduk
miskin (000)
2009
2010
2011
2012
2013
2014
15,70
16,50
13.97
14.30
13.70
13.60
6,08
6,45
5.27
5.23
4.98
4.83
261.859,00
287.975,00
298.127,00
311.891,00
328.158,00
341.525,00
Persentase
penduduk miskin
Garis kemiskinan
(Rp/kapita/bln)
Sumber: TNP2K, 2016
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 21
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
12.00
10.01
10.00
8.05
9.45
8.00
6.00
6.08
7.99
8.42
8.17
6.45
Tingkat Kemiskinan
Riau
5.23
5.27
4.00
4.83
Tingkat Kemiskinan
Kota Dumai
4.98
2.00
0.00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 2.6. Persentase Tingkat Kemiskinan Kota Dumai dan Provinsi Riau Tahun 2010-2014
Sumber : TNP2K, 2016
Menurut Muta’ali (2015) data garis kemiskinan sangat bermanfaat untuk mengukur
beberapa indikator kemiskinan yaitu indeks kedalam kemiskinan (Poverty Gap Index) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index). Indeks Kedalaman Kemiskinan
merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin
terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks kedalam kemiskinan maka semakin jauh
rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan.
Tabel 2.15. Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kota Dumai Tahun 2009-2014
Uraian
Indeks Kedalaman
Kemiskinan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
0,69
1,07
0,57
0,99
0,78
0,38
Sumber: TNP2K, 2016
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 22
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Indeks Kedalaman Kemiskinan
1.2
1.07
1
0.99
0.8
0.78
0.69
0.6
Indeks Kedalaman
Kemiskinan
0.57
0.4
0.38
0.2
0
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 2.7. Indeks kedalaman Kemiskinan Kota Dumai Tahun 2009-2014
Sumber: TNP2K Kota Dumai
Dari data diatas dapat dilihat bahwa Indeks kedalaman kemiskinan kota Dumai
cenderung berfluktuatif, pada tahun 2009, indeks kedalaman kemiskinan kota Dumai adalah
sebesar 0,69 sedangkan pada tahun 2014 turun menjadi 0,38
Indeks Keparahan kemiskinan (Poverty Severity Index) memberikan gambaran mengenai
penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi
nilai indeks, maka semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
Tabel 2.16. Indeks Keparahan Kemiskinan di Kota Dumai Tahun 2009-2014
Uraian
Indeks Keparahan
Kemiskinan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
0,15
0,26
0,13
0,29
0,17
0,06
Sumber: TNP2K, 2016
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 23
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Indeks Keparahan Kemiskinan
0.35
0.3
0.29
0.26
0.25
0.2
Indeks Keparahan
Kemiskinan
0.17
0.15
0.15
0.13
0.1
0.05
0.06
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 2.8. Indeks keparahan Kemiskinan Kota Dumai Tahun 2009-2014
Sumber: TNP2K
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Indeks keparahan kemiskinan kota Dumai
cenderung berfluktuatif, pada tahun 2009, indeks keparahan kemiskinan kota Dumai adalah
sebesar 0,15 sedangkan pada tahun 2014 turun menjadi adalah 0,06.
2.4.3. Kondisi Lingkungan Strategis
A.
Kondisi Topografi
Secara topografi, Kota Dumai berada pada lahan bergambut dengan kedalaman 0-0,5m
dan ketinggian rata-rata berkisar 1,3 – 6,3 meter di atas permukaan laut. Kota Dumai termasuk
ke dalam kategori daerah yang datar dengan kemiringan lereng 0 – < 3 %, di mana sebelah
utara Kota Dumai umumnya merupakan dataran yang landai dan ke selatan semakin
bergelombang. Kota Dumai berada di tepi pantai selatan Selat Rupat dengan kondisi topografi
yang relatif datar, khususnya di Kecamatan Dumai Barat dan Timur, sedangkan kecamatan
lainnya yaitu Bukit Kapur, Medang Kampai dan Sungai Sembilan, kondisi topografinya sedikit
bergelombang. Jika dilihat dari ketinggiannya, daerah yang datar dengan kemiringan lereng 02% terdapat sekitar 41.032 Ha (64,90%); daerah yang landai sampai berombak memiliki
kemiringan lereng 2-15% seluas 15.642 Ha (24,71%), daerah bergelombang dengan kemiringan
lereng berkisar antara 15-40% seluas 364 Ha (0,58%) dan daerah berbukit memiliki kemiringan
lereng >40% sekitar 6.200 Ha (9,81%) yang terletak di bagian Selatan Kota Dumai yaitu
Kelurahan Bukit Timah dan Bukit Datuk di Kecamatan Dumai Barat, Kelurahan Bukit Batrem di
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 24
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kecamatan Dumai Timur, Kelurahan Bukit Nenas, Bukit Kayu Kapur di Kecamatan Bukit Kapur.
Dari kondisi topografinya, diperkirakan Kota Dumai dapat digunakan untuk pembangunan kota
namun perkembangannya masih dibatasi oleh kendala-kendala pemanfaatan lahan. Selain untuk
kawasan pembangunan kota, Kota Dumai juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi
kegiatan pertanian.
B.
Kondisi Geologi
Kota Dumai terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan sebagian dataran tinggi
sebelah selatan. Umumnya struktur tanah terdiri dari tanah Podsolik merah kuning dari batuan
endapan dan Alluvial serta tanah Organosol dan Gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau
tanah basah. Secara geologi pada medan dataran disusun oleh batuan sedimen berumur muda
(Kuarter) berupa alluvium (Qp) dengan bahan penyusun lempung, pasir, kerikil, sisa tumbuhan
(gambut), dan rawa gambut, sedangkan pada daerah perbukitannya disusun oleh batuan
sedimen berumur tua (Tersier) dengan bahan penyusun batu lumpur kelabu berkarbon
terbioturbasikan, batu pasir halus, umumnya kehalusan rendah sampai sangat rendah.
Kemampuan lahan di Wilayah Kota Dumai secara umum sangat baik. Terdapat dua
kelompok atau golongan tanah, yaitu Typic Tropaquepts atau Fluvisol Gleik dan Hydric
Trophemis atau Humic Histosol.Pembentukan kedua jenis tanah ini tidak lepas dari adanya
bentukan lapisan tanah gambut, yang secara historis menjadi lapisan tanah dominan di seluruh
wilayah Kota Dumai ini. Dilihat secara topografi, Kota Dumai berada pada lahan bergambut
dengan kedalaman 0 – 0,5 m dan ketinggian rata-ratanya berkisar 2 meter di atas permukaan
laut.Kota Dumai terletak di lahan bergambut dengan kedalaman 0 - 3 m, dengan ketinggian
rata-rata adalah 2 meter di atas permukaan laut. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam
pengaliran air buangan kota agak sulit, dan pada tempat-tempat tertentu sering terjadi banjir
terutama pada air laut sedang pasang.
Mengingat bahwa tanah gambut di wilayah kota Dumai ini rata-rata memiliki
kedalaman: 0,5m, yang berarti tidak terlalu dalam, dan merujuk bahwa pada lapisan di bawah
gambut ini adalah tanah dasar yang memiliki daya dukung yang cukup baik, maka dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi/geoteknik yang sudah maju, kendala struktur tanah di
kota Dumai ini tidaklah menjadi permasalahan penting dalam upaya membangun infrastruktur
perkotaan. Persoalan penting yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam upaya
mengembangkan berbagai infrastruktur perkotaan, khususnya di bagian wilayah kota Dumai
Lama (Dumai Barat dan Dumai Timur) ini adalah elevasi wilayahnya yang rata-rata hanya
berkisar 2 meter di atas permukaan laut. Terkait dengan pembangunan sistem drainase kota dan
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 25
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
karakteristik pasang surut laut yang sangat berpengaruh terhadap muka air sungai, maka
diperlukan berbagai upaya, khususnya dengan dukungan teknologi dan manajemen sumber
daya kawasan yang memadai. Untuk pengembangan kota, karakteristik kondisi lahan yang
demikian berkemampuan rendah untuk mendukung pembangunan infrastruktur perkotaan yang
berdimensi dan berskala besar. Hal ini berarti bahwa untuk membangun infrastruktur dimaksud,
akan memerlukan teknologi yang lebih maju dan biaya yang lebih besar, namun dengan
kemajuan teknologi infrastruktur yang telah berkembang pesat saat ini, maka kendala
kemampuan lahan tersebut bukan lagi menjadi kendala penting.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 26
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021
Gambar 2.9. Peta Geologi Kota Dumai
Sumber : Draft RTRW Kota Dumai 2012 - 2032
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 27
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
C.
Kondisi Klimatologi
Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut yaitu iklim tropis basah dengan curah
hujan tahunan berkisar antara 1828 - 2473 mm per tahun dan rata-rata curah hujan bulanan
254,8 mm per bulan, panjang hari hujan rata-rata 280 hh/tahun. Berdasarkan klasifikasi tipe
curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson (1951) yang didasarkan atas keadaan banyaknya
bulan basah (>100 mm/bulan) dan bulan kering (< 60 mm/bulan), tipe curah hujan di wilayah
Dumai digolongkan kedalam tipe curah B (basah), yaitu memiliki 8 bulan basah dan 2 bulan
kering. Kota Dumai mempunyai iklim tropis dengan kelembaban udara rata-rata 84,74 %, ratarata suhu adalah 280C (suhu maksimum 340C dan suhu minimum 21,50C), rata-rata bulanan
penyinaran matahari 44,4 %. Terdapat dua musim yaitu musim kemarau antara bulan Maret
s/d Agustus dan musim hujan bulan September s/d Februari dengan suhu udara rata-rata 240 –
330C (Draft RTRW Kota Dumai Tahun 2014-2034).
1)
Suhu Harian
Keadaan suhu kota Dumai yang diukur selama periode 2014, dengan rata-rata sebesar
28,25 derajat celcius, yang secara detail ditunjukkan pada Tabel 2.3. suhu pada siang hari
berkisar antara 33,60-37,00. Suhu pada malam hari berkisar antara 20,40-29,00. Suhu
maksimum terjadi pada bulan juni yaitu 37,00. Suhu minimum sebesar 20,00yang terjadi pada
bulan mei dan juni. Kondisi ini menggambarkan telah terjadi perubahan cuaca ekstrim sebagai
dampak dari pemanasan global.
Gambar 2.10. Keadaan Suhu (˚C) Kota Dumai Tahun 2014
Sumber : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJM Kota Dumai 2016 - 2021
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 28
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Jumlah hari hujan, curah hujan dan suhu berkorelasi positif dengan tingkat kelembaban.
Selama periode 2014, kelembaban udara di Kota Dumai berkisar antara 52,2 persen – 99,3
persen.
Gambar 2.11. Kelembapan Udara (Persen) Kota Dumai Tahun 2104
Sumber : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJM Kota Dumai 2016 - 2021
2)
Curah Hujan
Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut. Musim hujan jatuh pada bulan
September hingga bulan Februari dan periode kemarau dimulai pada bulan Maret hingga bulan
Agustus dengan iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh sifat iklim laut dengan curah hujan
berkisar antara 1.500 mm sampai dengan 2.600 mm selama 75 sampai dengan 130 hari hujan
per tahun.Tercatat pada tahun 2014, curah hujan di Kota Dumai sebanyak 2.584 mm dengan
hari hujan sebanyak 168 hari.
Kondisi ini didukung pula oleh suhu rata-rata 260C-320C dengan kelembaban antara 8284 %.Tercatat pada tahun 2014, suhu rata-rata Kota Dumai adalah 28,30C dengan kelembaban
udara rata-rata pada tahun 2014 adalah 75,8%. Jumlah hari hujan tertinggi di kota dumai terjadi
pada tahun 2014 dengan total 168,0.
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 29
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Gambar 2.12. Jumlah Hari Hujan Kota Dumai Tahun 2013 – 2014
Sumber : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJM Kota Dumai 2016 - 2021
Tabel 2.17. Banyaknya Curah Hujan di Kota Dumai Selama Tahun 2009-2013
Bulan
2009
Curah Hujan (mm)
2010
2011
2012
2013
Januari
tad
144,0
182,3
130,0
130,0
Februari
tad
58,0
29,3
132,0
132,0
Maret
tad
329,0
45,0
198,0
198,0
April
147,0
207,0
403,4
261,0
261,0
Mei
53,0
330,0
23,3
157,0
157,0
Juni
116,0
331,0
77,4
49,0
49,0
Juli
116,0
425,0
162,1
203,0
203,0
Agustus
148,0
188,0
167,1
499,0
499,0
September
279,0
tad
356,3
153,0
153,0
Oktober
244,0
tad
260,8
121,0
121,0
Nopember
217,0
tad
311,3
313,0
313,0
Desember
195,0
tad
230,8
368,0
368,0
1.515,0
2.012,0
2.249,1
2.584,0
2.584,0
Sumber: Kota Dumai dalam Angka tahun 2009-2013
Bab II - Profil Kota Dumai
II - 30
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Berdasarkan klasifikasi tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson (1951) yang
didasarkan atas keadaan banyaknya bulan basah (>100 mm/bulan) dan bulan kering (< 60
mm/bulan), tipe curah hujan di wilayah Dumai