STUDI KORELASI ANTARA RASA PERCAYA DIRI SISWA DENGAN KEBIASAAN MENCONTEK PADA SISWA SMK NEGERl 1 TENGARAN TAHUN AJARAN 2005 2006
STUDI KORELASI ANTARA RASA PERCAYA DIRI SISWA DENGAN KEBIASAAN MENCONTEK PADA SISWA SMK NEGERl 1 TENGARAN TAHUN AJARAN 2005/ 2006 SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.P.dl)
Dalam Ilmu Tarbiyah MUJJADDID KURNIAWAN
NIM: 114 05 030
DEPATEMEN AGAMA RI SEKOLAH T1NGGI AGAMA ISLAM TINGGI NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Station 03 Telp. 0298 323706
Salatiga, 31 Agustus 2006 Drs. Kastolani, M.Ag. Dosen STAIN Salatiga NOT A PKMBIMMNG Lamp. : 3 ( tiga ) Esk Hal : Naskah Skripsi Saudara Mujaddid Kepada
Yth. Kctua STAIN Salatiga l)i Salatiga Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mcngadakan perbaikan. maka bcrsama ini kami
kirimkan naskah saudara/i : Nama : Mujaddid Kurniawan N1M : 114 05 030 Jurusan : Tarbiyah / Pendidikan Agama IslamJudul : STUDI KORELASI ANTARA RASA PERCAYA DIRI SISWA
DENGAN KEBIASAAN MENCONTEK, PADA SISWA SMK NEGERI I TENGARAN TAHUN AJARAN 2005 / 2006
Dengan demikian kami memohon agar skripsi saudara tersebut di atas dapat
dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.Wassalamu'ulaikum Wr. Wb.
DEPA TEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TINGGI NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. 0298 323706
PENGESAHAN Skripsi saudara : MUJADDID KURNIAWAN dengan Nomor Induk Mahasiswa:
114 050 30 yang berjiidul : STl'DI KORELASI ANTARA RASA PERCAYA DIRI S1SWA DENGAN
KEBIASAAN MENCONTEK PADA SISYVA SMK NEGERI
I TENGARAN TAHUN AJARAN 2005 / 2006 Tclah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Ncgcri Salatiga pada hari Rahu tanggal 6 September 2006 yang bertepatan dengan tanggal: 13 Sya’ban 1427 H dan tclah ditcrima sehagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam llmu Syari’ah.
Salatiga. 6 September 2006
13 Sya’ban 1427 H PANITIA UJIAN
M O ttO
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga
m ereka merubah keadaan yang ada pada diri m ereka sendiri”
(Q .S. A r-R a ’d : 11)
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persem bahkan untuk:
> Ayah dan Ibu yang selalu membimbing dan mendoakan
> Adik dan seluruh sahabat > Keluarga besar S M K Negeri 1 TengardhKATA PENGANTAR
Maha suci Allah, segala puji dan syukur bagi-Nya, tiada Tuhan selain Allah. Dialah yang menebar Hikmah benih-benih kehidupan, Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu di jagad raya ini. shalawat serta Salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasullah Muhammad SAW yang telah menjadi teladan yang utama bagi umat manusia yang membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya terang.
Alhamdulillah, dengan segala kemudahan dan petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Bapak Drs. Kastolani, M.Ag, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan bagi penyusunan skripsi ini.
3. Bapak/ Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga.
4. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa restu dan dorongan semangat.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak yang berkompeten agar dikemudian hari penulis dapat memberikan yang terbaik.
Salatiga, 31 Agustus 2006 Penulis
MtrJADDlP KURNIAWAN
D E P A R T E M E N A G A M A R I SEKOLAH TINGGI AGAMA ISIAM TEVGGINEGERI (STABS) S A L A t l G A
Jl. Stadion 03 Telp. 0298 323706
D E K L A R A S I
Bismillah irrah man irrah imDengan penuh kejujuran dan tanggung jawa. Peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran- pikiran orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggu mempertanggungjawakan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 31 Agustus 2006 Peneliti
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Negeri 1 Tengaran Kab. Semarang
a. Data Mengenai Hasil Jawaban Angket Tentang
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................
65 B. Saran-saran.....................................................................
66 Lampiran-lampiran
p e n d a h u L u a n
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Mencontek merupakan suatu hal sudah tidak asing lagi dalam dunia Pelajar. Perbuatan ini telah teradi semacam virus yang terus menerus menjalar dari generasi ke generasi. Meskipun mencontek sudah dipahami perbuatan yang salah, namun selalu digunakan sebagai jalan pintas oleh para siswa yang ingin selalu memperoleh nilai ujian atau ulangan yang baik tanpa harus melalui proses yang cukup panjang dan kerja keras yang membutuhkan keuletan, ketelatenan, serta pengorbanan, yaitu proses belajar untuk menjadi pintar.
Ketidak jujuran yang pada dasarnya juga termasuk dalam perbuatan dosa ini, temyata sudah dianggap lazim atau wajar oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang masih pelajar. Bahkan mereka akan merasa sangat bangga dan hebat apabila mereka berhasil mengelabuhi para guru ketika ulangan atau ujian sehingga mereka dapat mencontek tanpa ketahuan. Hal ini merupakan pekerjaan rumah yang cukup berat bagi para
2 tidak akan dapat dijadikan sebagai tolak ukur batas ketuntasan seorang siswa atau kemampuan seorang siswa untuk menyerap materi yang diajarkan di sekolah.
Disebabkan oleh permasalahan yang selama ini dianggap sepele dan kecil, jika didiamkan terus menerus, maka akan muncul tradisi ketidak jujuran dalam masyarakat. Ketika semua mewajar suatu ketidak jujuran pada akhirnya ini akan menyentuh segala aspek dalam kehidupan.
Pendidikan sepanjang hayat (long life education) sebagai suatu pola pendidikan yang kesinambungan tidak akan berjalan dengan baik.
Pada dasamya ilmu yang kesinamungan tidak akan berjalan dengan baik. Pada dasarnya ilmu yang diajarkan di sekolah selalu berkesinambungan sebagai contoh materi A ketika dipahami baru bisa digunakan untuk mendapatkan materi B. begitu juga dengan materi C, materi ini bisa dipahami jika materi B sudah bisa dipahami. Ketika seorang pelajar sudah terbiasa untuk mencontek, bisa jadi pelajar tersebut belum rhenguasai materi yang diujikan, sehingga materi-materi dasar yang dijadikan pijakan bagi materi-materi selanjutnya belum tentu terserap bagi otak. Jadi dapat disimpulkan pelajar tersebut akan sangat sulit untuk memahami materi pada jenjang berikutnya. Padahal salah satu pilar penopang pendidikan
3 berarti learning to learn, yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan dan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.1 2
Pada akhirnya akan terjadi kekhawatiran akan kualitas sumber daya manusia yang akan membangun negeri ini. hal ini menjadi suatu fenomena yang sebenamya cukup meresahkan, namun sering terabaikan.
Banyak hal yang melatar belakangi kebiasaan menyontek pada para pelajar. Alasan utamana adalah ketidakmampuan dalam menyelesaikan soal ujian atau ulangan karena tidak belajar, atau sudah belajar, tetapi tidak memahami pelajaran yang dipelajarina. Adakalana seorang pelajar yang merupakan remaja awal, mencontek hanya ikut-ikutan agar tidak dikucilkan dan agar tidak mendapatkan angka rendah dibanding temannya dalam ujian/
Akan tetapi dalam dunia remaja yang masih dalam taraf berkembang, adakalanya kepercayaan diri yang dimiliki sangat kurang, sehingga ia sering merasa ragu terhadap kemampuan yang dimilikinya.
Muncul sebuah tanda tanya besar dalam benak penulis, apakah ada keterkaitan antara rasa percaya diri pada siswa dengan kebiasaan mencontek yang dilakukannya.
Untuk mencari kebenaran akan dugaan tersebut, penulis akan
4
B. PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran pada skripsi ini, maka perlu adanya penjelasan dan pembatasan tentang istilah yang digunakan pada judul skripsi ini.
1. Kebiasaan Kebiasaan diartikan sebagai sesuatu yang telah biasa (dilakukan, dan sebagainya)/
2. Mencontek Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, istilah mencontek yang sering juga diseut dengan istilah menjiplak, diartikan membuat sesuatu menurut contoh, meniru (pekerjaan orang), menyalin.1* Jadi mencontek dapat dijelaskan sebagai perbuatan meniru dari pekerjaan orang lain, misalnya mencontek dengan selembar kertas yang sudah ditulis materi- materi ujian.
3. Percaya Diri Percaya diri merupakan hasil penggabungan dari dua suku kata yaitu percaya yang artinya menganggap dengan pasti, yakin, mengakuti,3 5 dan
4 diri yang memiliki makna orag, badan.6 Percaya diri diartikan sebagai rasa percaya atau meyakini kemampuan
5 tidak tergantung pada orang lain. Sehingga kebalikan dari percaya diri adalah kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan sendiri.
C. RtlMtlSAN MASALAH Dalam skripsi ini terhadap beberapa rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Bagaimana kebiasaan mencontek pada siswa SMK Negeri I Tengeran Tahun Ajaran 2005/ 2006.
2. Bagaimana kepercayaan diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006.
3. Bagaimana korelasi antara kebiasaan mencontek dengan rasa percaya diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006.
D. TUJUAN bENELITIAN
Penelitian dalam penulisan skripsi ini memiliki tujuan, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan mencontek pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005 / 2006.
2. Untuk mengetahui bagaimana kepercayaan diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006.
3. Untuk mengetahui bagaimana korelasi antara kebiasaan mencontek
E. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Manfaat yang ingin dari penelitian ini adalah:
1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya memajukan dunia pendidikan.
2. Diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para pelaku dunia pendidikan terutama para guru sebagai ujung tombak pendidikan agar dapat mengarahkan anak didiknya untuk meninggalkan kebiasaan mencontek.
3. Diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para pendidik agar dapat mengarahkan dan membimbing para siswa untuk meningkar rasa percaya diri.
F. HIPOTESA
Hipotesa adalah suatu dengan mungkin benar dan mungkin salah, ia ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-faktanya membenarkannya.'
1. Hipotesa Kerja (Ha) Adanya korelasi (hubungan) antara kebiasaan mencontek dengan rasa percaya diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006.
2. Hipotesa Nol (Ho)
7
G. METODE PENELITIAN
1. Variabel Penelitian Prof. Dr. Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala \ yang bervariasi.6 Variabel disini merupakan obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.8
9 Dalam sebuah penelitian terdapat variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab akibat disebut variabel tidak bebas Independent
Variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas,
variabel tergantung, variabel terikat atau Dependent variabel (Y).10 variabel X atau variabel bebas disini adalah rasa percaya diri pada siswa. Rasa percaya diri ini dapat diketahui dengan beberapa indikator, sebagai berikut:
Berani mengemukakan pendapat atau ide-ide yang dimiliki. Berani untuk berbicara di depan umum. - Senang berinteraksi dengan orang lain.
Mampu untuk menggali potensi diri dan menyadarkannya. Kekurangan yang dimiliki tidak menyebabkan dirinya menjadi - patah semangat atau minder.
8 Sedangkan Yariabel Y atau variabel terikat disini adalah kebiasaan mencontek. Kebiasaan ini merupakan sesuatu yang dilakukan berulang-ulang dan indikator dari kebiasaan mencontek ini adalah prosentase. Mencontek dalam ujian atau ulangan lebih besar jika dibandingkan dengan tidak mencontek. Bahkan lebih mengarah pada setiap ulangan selalu mencontek.
2. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.11 Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.12 1
3 Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh SMK Negeri I Tengaran, yang berjumlah 304 siswa karena tidak memungkinkan untuk adanya penelitian terhadap keseluruhan populasi, maka akan diambil sampel yang akan diteliti dari sebagian populasi.
Dalam pengambilan sampel penelitian akan dilakukan dengan teknik sampel random, atau sampel acak, sampel campur. Teknik sampling ini di dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subyek-subyek I t ''' i di dalatn populasi sehingga semua subyek dianggap sama dan memiliki kesettipatan yang sama imtuk dipilih menjadi sampel.Ij Sampel yang diambil sejumlah 25% dari populasi, jadi jika populasi sejumlah 304 siswa, maka jumlah sampel adalah 25% dari 304 yaitu 76
9
3. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penelitian yang diperlukan, akan digunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: a. Angket
Dalam penelitian ini akan digunakan angket untuk menjadi data yang diperlukan dalam penelitian. Model angket yang akan digunakan adalah angket tertutup yaitu peneliti telah membatasi jawaban. Jawaban telah ditentukan, sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang paling benar.
b. Observasi Untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data berupa observasi. Observasi digunakan dengan cara pengamatan langsung di lapangan untuk
X
melengkapi data yang akan mendukung penelitian ini. observasi ini dapat berupa pengamatan terhadap sejumlah subyek penelitian, dalam hal ini berkaitan dengan kebiasaan mencontek pada saat ulangan dan hal-hal yang berkaitan dengan rasa percaya diri.
c. Dokumentasi Uhtuk melengkapi penelitian dengan data-data tertulis, maka perlu
10
4. Teknik Analisa Data Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu.14 Dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis data dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment. Korelasi product moment digunakan untuk analisis uji hipotesis (hipotesis). Rumus korelasi product moment.15
NHx y-^Lx)^y)
Txv =
VWX**
= Koefisien Korelasi antara x dan y Fxy X = Variabel bebas Y = Variabel terikat N = Banyaknya sampel (jumlah sampel)
Sebagai analisa pendahuluan, digunakan rumus sebagai berikut: 100%
P =— x N
Keterangan: P : Presentase
11
H. SISTElViATifcA EfeNULISAN SKRIPSI
Skripsi ini akan disusun dalam bab, yang akan dirinci sebagai berikut:
BAB IPENDAHULUAN - Bab ini berisikan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotoesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI - Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah kepercayaan diri terutama pada remaja yang merupakan subyek penelitian. Teori-teori tersebut yang selanjutnya menjadi pijakan untuk penelitian lebih lanjut.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN - Bab ini akali memberikan pemaparan tentang data-data hasil penelitian yang berkaitan dengan dokumentasi sekolah, seperti jumlah siswa, jumlah guru dan karyawan, luas wilayah sekolah, bangunan gedung, jadwal pelajaran, sejarah sekolah dan lain sebagainya.
BA IV ANALISIS DATA - Dalam bab ini data-data yang sudah terkumpul diolah dan dianalisa untuk menguji hipotesis yang diajukan.
BAB II LANDASAN TEORI A. KEBIASAAN MENCONTEK Mencontek menjadi suatu dilema yang selalu membayangi dunia
pendidikan kita saat ini. pada satu sisi tolok ukur keberhasilan pendidikan secara nasional maupun di daerah-daerah (Propinsi, Kabupaten atau Kota) adalah nilai yang dapat melewati batas minimal yang telah ditentukan, tanpa adanya penelitian lebih mendalam mengenai bagaimana latar belakang atau cara seorang siswa memperoleh nilai yang dapat dikategorikan melewati batas minimal yang ada.
Sedangkan disisi lain banyak siswa-siswi yang selalu berusaha untuk dapat menyelesaikan soal ujian atau ulangan dengan benar-benar mengandalkan kemampuan yang dimiliki, meskipun disini tidak semuanya dapat melewati batas nilai minimal yang telah ditentukan. Namun disisi pendidikan dapat dinyatakan mencapai keberhasilan dari sisi yang lain.
Seorang siswa yang tidak mencontek, berarti dia telah menjaga dirinya untuk selalu berbuat jujur, meskipun ada kesempatan, namun dia
13 Dari beberapa hal tersebut di atas, dapat kita pahami bahwa keberhasilan suatu proses pendidikan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Yang pertama secara akademis, yaitu pengukuran keberhasilan terhadap teori-teori ilmu pengetahuan yang diperoleh dan bangku sekolah.
Dalam hal ini pengukuran menggunakan standar nilai. Sedangkan yang kedua adalah keberhasilan dalam perilaku, kedewasaan berpikir, atau dapat disebut dengan istilah akhlaq. Ini diperoleh melalui proses panjang suatu pendidikan. Tetapi dalam hal ini akan sangat sulit untuk mengukurnya dengan pasti dan tidak ada standar untuk hal ini.
Sedangkan kebiasaan mencontek, kemungkinan besar dari segi nilai akan dapat meiicapai keberhasilan, tetapi dari segi akhlaq hal tersebut merupaka kegagalan suatu proses pendidikan.
Sainpai saat ini belum bahyak teori-teori yang mengungkap permasalahan seputar kebiasaan mencontek yang sering dilakukan oleh pdta pelajar, bahkan oleh para mahasiswa ang nata bene lebih dewasa dalam berpikir. ' i i ! 1 i
B. KEPERCAYAAN Dlftl
Kebiasaan mencontek yang dilakukan oleh para pelajar saat
14 Banyak hal yang mempengaruhi kepercayaan diri seorang siswa, dalam hal ini siswa-siswi menengah ke atas yang setara, yang dalam istilah psikologi mereka sedang mengalami masa pubertas. Kata pubertas berarti usia kedewasaan.18 Dalam hal ini berarti suatu periode dimana anak dipersiapkan untuk mampu menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunannya atau berkembang biak.19
Pada masa pubertas ini anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan jati dirinya (akunya), serta mencari pedoman hidup, untuk bekal kehidupana mendatang.20 2 Mereka mulai mencoba mencari jati
1 dirinya melalui berbagai kegiatan yang mereka ikuti, baik berupa kegiatan di sekolah maupun kegiatan dalam masyarakat. Pada kondisi ini anak mulai menyadari akan keberadaan dirinya, ia juga mulai merasakan pentingnya ikut serta dalam berbagai aktifitas (kegiatan) dalam masyarakat dimana ia berada. Akan tetapi dalam proses bersosialisasi ini akan dalam usia
pubertasi masih dipenuhi dengan rasa canggung. Oleh karena itu anak
menjadi bersikap tertutup (introvert) dan lebih senang mengungkapkan
21 pengalamannya itu pada buku hariannya. Masa pubertas ini dialami oleh para remaja yang berusia antara 15 sampai 18 tahun, yang dalam istilah psikologi disebut sebagai masa remaja
15 awa. Pada masa pubertas ini remaja mengalami perubahan dari segi fisik dan psikis.
Ciri-ciri perubahan dari segi fisik terhadap anak yang sedang mengalami masa pubertas terbagi menjadi dua, yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Ciri-ciri seks primer adalah matangnya organ- organ seksual baik pria maupun wanita. Kematangan organ seksual ini, pada pria ditandai dengan adanya mimpi basah. Sedangkan petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid.2
23 Yang kedua adalah ciri-ciri seks sekunder. Perkembangan seks sekunder membedakan pria dari wanita dan membuat anggota seks tertentu tertarik pada organ jenis kelamin yang lain. Ciri ini tidak berhubungan dengan reproduksi, meskipun secara tidak langsung ada juga hubungannya, yaitu karena pria tertarik pada wanita dan begitu pula sebaliknya.24 Ciri-ciri seks sekunder misalnya pada laki-laki otot-otot bertambah besar dan kuat, suara mehjadi berubah, serta tumuh rambut pada kemaluan. Sedangkan pada wanita milsanya pinggul bertambah besar, dan payudara mulai membesar.
2
Berbagai perubahan yang terjadi pada masa puber ini sangat perubahan tubuh cenderung disertai kelelahan, kelesuan dan gejala-gejala buruk lainnya.25 Perubahan-perubahan yang terjadi pada semua bagian tubuh baik internal maupun ekstemal sangat berpengaruh pada perubahan kondisi psikologi remaja, meskipun keadaan sosial dalam kehidupan remaja yang berperan dalam perubahan psikologi remaja.
Akibat perubahan masa puber pada sikap dan perilaku yang paling umum, serius serta kuat yaitu:
1. Kalau perubahan-perubahan pada masa puber mulai terjadi, anak-anak biasanya ingin menyendiri, metiarik diri dari teman-teman dan berbagai kegiatan keluarga. Ia akan sering bertengkar dengan teman-temannya maupun anggota keluarga (misalnya: adik, kakak dan lain-lain). Anak pada masa pubertas sering melamun, dan merasa betapa seringnya Ia tidak dimengerti dan diperlakukan dengan kurang baik. Gejala menarik diri ini mencakup ketidak inginan berkomunikasi dengan orang lain.
2. Anak remaja pada masa puber, biasanya akan mengalami rasa bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial, serta kehidupan pada umumnya. Hal ini berakibat pada menurunnya prestasi diberbagai bidang, karena anak menjadi sedikit sekali bekerja, sehingga anak akan menjadi terbiasa untuk tidak mau berprestasi khususnya karena sering timbul perasaan
17
3. Pertumbuhan yang pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan, dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu (inkoordinasi). Setelah pertumbuhan mulai melambat, koordinasi akan mulai membaik kembali secara bertahap.
4. Anak yang sedang memasuki masa puber sering kali tidak mau bekerja sama, sering kali membantah dan menentang (Antagonisme Sosial).
Namun dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi lemah ramah, lebih dapat bekerjasama dan lebih sabar kepada orang lain.
5. Pada masa puber, anak memiliki tingkat emosi yang tinggi.
Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan suasana hati yang negatif sangat sering terjadi terutama bagi wanita selama masa pra-haid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik anak, ketegangan laitibat laun berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.
6. Akibat perubahan yang terjadi pada masa puber, anak remaja yang
18 teman-temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan, setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.
7. Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya, hal ini disebabkan karena takut orang-orang yang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk.26 2
7 Salah satu akibat yang muncul karena perubahan pada masa puber adalah hilangnya rdsa kepercayaan diri pada seorang anak remaja, sehingga mereka mengalami sebuah krisis kepercayaan diri, yang apabila tidak mendapat perhatian dari orang yang sudah dewasa maka dampaknya pada kehidupan dimasa yang akan datang akan sangat buruk.
Seorang remaja yang akan kehilangan kepercayaan dirinya akan merasa kecemasan (Anxiety). Kecemasan ini terjadi karena individu tidak mampu mengadakan penyesuaian diri terhadap diri sendiri di dalam
27 lingkungan pada umumnya.
Ketika kecemasan ini terjadi seorang remaja akan mencari kompensasi yang dapat mengurangi rasa cemas yang terjadi pada dirinya tersebut. Sebagai contoh seorang remaja yang kehilangan kepercayaan dirinya akan merasa cemas terhadap ujian atau tes yang akan dihadapi di
19 Krisis kepercayaan diri ini akan menjadi sebuah dilema yang berkepanjangan apabila remaja yang sedang mengalami hal tersebut tidak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari orang yang lebih dewasa (misalnya: guru atau orang tua). Bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh orang yang lebih dewasa diharapkan dapat membantu para remaja usia pebertas akan membentuk konsep diri, yaitu membuat persepsi terhadap diri sendiri. Dan pembentukan konsep diri ini akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seorang manusia. Jika seorang itu menganggap dirinya tidak bisa melakukan sesuatu, maka ketika dia melakukan sesuatu yang dianggapnya dirinya tidak bisa tersebut dia akan kehilangan rasa percaya diri, dan akhirnya dia akan benar-benar tidak mampu untuk melakukan “sesuatu” tersebut.
Maka seorang manusia teriitama anak yang sedang mengalami masa puber harus mampu membentuk konsep diri yang positif. Karena dari konsep diri yang positif akan lahir pola perilaku komunikasi interpersonal yang positif pula yaitu dengan melakukan persepsi yang lebih cermat, dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat pula.28
Dengan konsep diri yang positif maka akan lahir perilaku yang
20 keinginan remaja untuk menutup diri, di samping penyeba yang paling utama adalah kurangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri.
Orang yang kurang percaya diri akan memiliki kecederungan sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain dengan mengejeknya atau menyalahkannya. Ketakutan melakukan komunikasi ini dikenal sebagaiKomunikation Apprehension29
Begitu juga yang terjadi pada seorang siswa yang dalam hal ini sedang dalam masa puber, ketika dia mempunyai konsep diri yang negatif, akan dia akan kehilangan rasa percaya diri. Ketika dia sudah kehilangan rasa percaya diri, maka dia akan mencari kompensasi-kompensasi untuk menyelamatkan dirinya dari berbagai kesalahan dan masalaha yang dihadapinya.
Akan tetapi tidak sedikit dari kompensasi para remaja yang sedang mengalami masa puber ini leih menjerumuskan dirinya kepada sesuatu yang leih buruk lagi bagi dirinya dan masa depannya kelak.
Sebagai contoh, banyak remaja yang senang bermain musik dan memiliki bakat dalam bidang tersebut. Sebenamya mereka mampu untuk menciptakan karya-karya yang sangat bagus. Akan tetapi tidak sedikit diantara mereka yang sangat kurang rasa percaya dirinya, sehingga ketika
21 sesaat, tetapi akibat dari kesalahan mereka tersebut mereka menjadi kecanduan alkohol maupun obat-obatan terlarang.
Contoh lain yang menjadi pembahasan pada penelitian ini adalah masalah kebiasaan mencontek yang dilakukan oleh para pelajar. Tidak semua pelajar yang mencontek tidak mampu untuk mengerjakan seal ujia, tetapi ada diantara mereka yang mencontek karena merasa kurang percaya atau yakin akan kemampuan dirinya. Sehingga ketidakjujuran sebagai jalan pintas dan pada akhimya perilaku tidak jujur itu akan membawa dampak yang sangat bunlk dalam kehidtipan.
Dari uraidn di atas dapat kita cermati bahwa sangat pehting sekali komunikasi, bimblngan dan pengatahan dari orang yang sudah dewasa agar seorang anak yartg sedang metigalami atau menjalani proses pematangan diti baik dari segi fisik dan psikis dapat membentuk pribadl yang baik dan selalu berpikir yang positif terhadap segala hal termasuk terhadap diri sendiri. Dengan demikian proses pendewasaan seorang anak tidak akah mengalami salah jalan yang pada akhirnya akan tetbentuk pribadi yartg sempurna sesuai dengan tujuan pendidikan.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITlAN A. Gambaran Umum SMK Negeri I Tengaran Kab. Semarang1. Letak Geografis SMK Negeri I Tengaran terletak di sebuah lingkungan yang sangat kondusif bagi sebuah tempat belajar. Selain udaranya yang sejuk karena terletak di kaki Gunung Merbabu, SMK Negeri I Tengaran juga terletak di lingkungan yang masih cukup tenang meskipun tidak terlalu jauh dari pasar Kembang Sari Baru.
SMK Negeri I Tengaran terletak di Jalan Darun Na’im, RT. 05 RW. 01, Kelurahan Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
Sekolah ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah timur berbatasan dengan ladang penduduk.
Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk. - Sebelah barat berbatasan dengan jalan desa (Jl. Darun na’im).
Sebelah barat laut berbatasan dengan rumah penduduk. - Sebelah utara berbatasan dengan ladang penduduk.
23 Negeri I Tengaran terdapat SMP Negeri 2 Tengaran. Jadi dapat dikatakan wilayah ini merupakan lingkungan pendidikan.
2. Sejarah berdirinya SMKI Tengaran Pada awalnya sekolah yang berdiri sejak tanggal 11 Maret 2004 ini memiliki ijin pendirian sebagai SMK Kecil. SMK Kecil ini adalah sebuah sekolah yang ditujukan untuk menampung siswa-siswi dari
SMP terbuka yang kurang mampu untuk melanjutkan ke sekolah yang lain. SMK Kecil biasanya hanya menampung siswa yang jumlahnya sedikit dan hanya menempati gedung yang menginduk pada sekolah yang memiliki SMP Terbuka tersebut dengan program keahlian tertentu. Namun ketika dibuka SMK Kecil ini, temyata animo masyarakat sekitar terhadap sekolah ini sangat besar, sehingga diputuskan untuk menjadikan sekolah ini bukan lagi SMK Kecil tetapi menjadi SMK Besar.
Pada tahun pertama, siswa SMK ini mencapai 4 kelas dengan jumlah keseluruhan 144 orang anak. Dan pada tahun pertama sekolah ini masih menempati gedung SMP Negeri 2 Tengaran yang merupakan sekolah yang diberikan wewenang untuk mengelola SMK Kecil ini. sehingga pada tahun pertama sekolah ini mulai masuk siang hari pukul
24 tanah kas Desa Karangduren yang telah diserahkan untuk keperluan pengembangan dunia pendidikan di wilayah Karangduren.
Dan akhirnya pada tahun ajaran 2005/ 2006 sekolah ini mampu menerima siswa lebih banyak lagi, karena melihat animo masyarakat yang sangat tinggi. Yaitu menerima lima kelas Jurusan Teknik Mesin Otomotif dan dua kelas Jurusan Tata Busana dengan jumlah siswa sebanyak 304 anak.
Dengan bertambahnya jumlah siswa maka sekolah ini terns melakukan pembangunan dan pembenahan baik dari segi sarana dan prasarana untuk metlunjang kemajuan sekolah ini, dan juga sebagai proses untuk menjadi SMK Besar.
3. Keadaan siswa
^
l i KEADAAN SISWA s M k NEGERII TENGARANi A b
TAHUN AJARAN 1005 / 2006
JURUSAN : TEKNIK MESIN OTOMOTIF
KELAS L P j UM l a r- 44
44
1
1 M,
2
42
2
44 1 m 3 42 -
42 1 m
4
42 -
42
m
N EG Ekl I TENGARAN TAHUN AJARAN 2005/ 2006 NO NAMA GURU MATA PELAJAkAN 1 Sudaryanto, S Pd, M Or.
37
I i i DAFTAR GURU SMk
t All E
l
4. Keadaan guru dan karyawan
3. Total jumlah anak murid SMK Negeri I Tengaran pada tahun ajaran 2005/ 2006 sejumlah 448 anak.
2. Siswa kelas 2 sejumlah 144 anak.
Dari dua tabel di atas dapat dilihat secara rinci sebagai berikut: 1. Siswa kelas 1 sejumlah 304 anak.
37 Jumlah
- - 126 126
1 TBi -
25
44
2
- - 44
1 1 b
45
45
1 TBi -
TABEL II KEADAAN SISWA SMK NEGERII TENGARAN TAHUN AJARAN 2005 / 2006 JURUSA TATA BUSANA i------------------------------------- 1------------------------------------- 1------------------------------------- 1--------------------------------------1 KELAS L P JUMLAH
- Pendidikan Jasmani dan Olahraga
1. Pemeriksaan Kemudi
9 Mujaddid Kurniawan,
14 Siswanto, S.Pd
13 Widi Haryani, S.Pd
Pengelolaan Data
12 Mulkani, S.Ag
2. Matematika
1 Kimia
11 Siswanti ST
Sejarah
10 Titik Sifriyanti, S.Pd
S.Pd.I
4. Pemeliharaan/ Service Poros Penggerak Roda
26
3. Perakitan dan Pemasangan Sistem Rem dan Komponen
2. Pemeliharaan/ service transmisi manual
1. Praktek Las, Patri, Potongan dengan Pemanasan
8 Sartono, S.Pd
7 Istiqlaliyah Irawati, S.Psi - Bimbingan dan Konseling
6 Riyanti, S Pd - Bahasa Indonesia
5 Arif Subagiono, S.Pd - Matematika
2. Prosedur Kesehatan dan Keselamatan kerja
1. Kewirausahaan
4 Dra. Siti Rohatun
- Pendidikan Agama Islam
- Pendidikan Kewarganegaraan dan
- Keterampilan Komputer dan
- Kewirausahaan
27
16 Siti Pujiati
1. Menjahit dengan Mesin
2. Mengukur Tubuh
3. Pola Busana Sesuai dengan Konstruksi
1 Praktek Dasar Teknik Mesin
17 Trisno Dirgantoro, S.Pd
2. Praktek Las, Patri, Potong dengan Pemanas
18
1 Pemeliharaan Sistem Bahan Bakar Joko Sukamto ST
Bensin
2. Pemeliharaan Bahan Bakar Diesel
1. Pemeliharaan/ Servis Pedingin
19 Misbahul Mujib, S.Pd dan Komponen-komponennya
2. Pemeliharaan/ servis kopling, komponen dan operasionalnya
- Bimbingan dan Konseling
20 Wahyu Pagiarsih, S Pd Nuzul Nazkin, S.Pd
1. Hand Sewing (Menjahit dengan
21 Tangan)
2. Finishing
3. Memelihara Alat Mesin
4. Memilih Bahan Baku
5. Memo tong Bahan
1 Menggambar Busana/ Desain
22 Sa’diyah Woro Asih,
2. Sewing (Menjahit dengan tangan) S.Pd
3. Memotong Bahan
4. Pola Busana sesuai dengan
28
Kepala Tata Usaha
Petugas Kebersihan
7 Karyanto
6 Sumardi Penjaga Malam
Pesuruh
5 Rumini
4 Minarsih Petugas Koperasi
3 Ani Widiastuti Tata Usaha
2 Nanik Setyaningsih Tata Usaha
TABEL IV
; .iDA^tAtt KARYAWAN SMK NEGERl I TENGAkAN
TAHUN AJARAN 2005/ 2006
N O n a m a JABAtAN/ TUGAS26 Ununi Musta’anah S.P.M.P
29 Heni Wahyutisari, SE - Bahasa Indonesia
28 Lukman S.T. - Pengetahuan Dasar Teknik Mesin
3. Penggunaan Alat Ukur
2. Membaca/ Pemahaman Gambar Teknik
1. GambarTeknik
27 Hem Setyawan Prasgunanto S.T.
2. Matematika
1 Fisika
1 Djunaedi
30
TABEL VI
DAFTAR WALI KELAS
SMk NEGERII TENGARAN
TAHUN AJARAN 2005 / 2006
NAMA KELAS NO1 Titik Sifriyani, S.Pd
I Mi
2 Trisno Dirgantoro, S.Pd i m
2
3 Sintauli Sulistiyawati, S.Pd I m
3 I m
4
4 Umi Musta’ana, S.D.M.P
I Ms
5 Riyanti, S.Pd
ITB, Dra. Siti Rochatun
6
i t b
Widi Haryani, S.Pd
2
7
i t b
3
8 Siswati, ST
2 M i
9 Siswanto, S.Pd
2 M2
10 Mujaddid Kurniawan, S.Pd
2TBi Sa’diyah Woro Asih, S.Pd
31
6. Keadaan fisik dan non fisik sekolah SMK Negeri I Tengaran menempati tanah seluas 700 m , dengan total luas bangunan 3.000 m2. bangunan yang telah dimiliki adalah:
a. 11 Ruang Kelas
b. 1 Kantor Guru dan Tata Usaha
c. 1 Bengkel Praktek Mesiii Otomotif
d. 1 Ruang Praktek Tata Busana
e. 1 Tempat Palkir Halaman
f. 1 Dapur
g. 1 WC Siswa
h. 1 Lokal Kantin dan Koperasi
32
1. Ruang Bengkel Mesin
5
m 3 1 Iv^i 1 m
2 Mi 2 M2 2 M 3 1
7. DapUr
6. Katitih
5. Koperasi
4. Parkir
3. Kantor Guru dan TU
2. Ruang Praktek Tata Busana
Keterangan:
DENAH GEDUNG SMK ttEGERI I TENGARAN
WC
i
IM 2
I M i
ITB2
4 I TBi
7
3
u
1
2 T B
33 Untuk sarana praktek siswa, sekolah ini memiliki peralatan utama sebagai berikut:
!• i ' , ;?
1. Data Responden
2. Misi : Menciptakan manusia yang beriman, trampil dan profesional dalam bekerja.
7. Yisi dan Misi Sekolah 1. Visi : Beriman, trampil, profesional.
e. peralatan praktek lainnya (alat-alat pendukung)
d. 6 patung peraga
c. 2 mesin bordir
b. 8 mesih obras
1. Peralatall teknik otomotif
a. 25 mesin jahit
2. Peralatan tata busana
f. Perkakas praktek lainnya (alat-alat pendukung)
c. 3 buah blok mesin
b. 2 buah sepeda motor e. 2 panel kelistrikan
d. Seperangkat peralatan las
a. 3 buah mobil
B. LAPORAN HASIL ANGKET
34 tidak diungkapkan data diri responden maka diharapkan jawaban atas angket yang diberikan merupakan jawaban yang sejujur-jujumya sesnai dengan keadaan sebenarnya.
Oleh karena itu responden yang ada dalam penelitian ini hanya diberikan nomor urut responden, yaitu dari nomor 1 sampai dengan 76.
Keseluruhan responden merupakan siswa-siswi kelas 1 SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006.
2. Penyajian data penelitian
a. Data mengenai jawaban terhadap angket tentang kepercayaan diri dan kebiasaan meticotttek.
35
1
9
1
2
2
1
3
3
2
3
2
2
10
1
2
1
3
3
1
2
2
2
2
3
1
3
3
2
2
8
2
2
3
2
3
2
1
1
7
2
1
3
3
2
2
13
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
3
1
1
11
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
12
2
3
1
TABEL VII
JAWABAN HASIL ANGKET TENTANG KEPERCAYAAN DIRI SISWA
NO RESPO SKOR3
2
2
2
2
2
2
1
3
2
2
1
2
3
2
2
2
2
1
8
1
2
3
4
5
6
7
9
1
10
1
3
2
2
2
3
1
2
1
6
3
1
3
3
2
2
2
1
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
2
2
3
2
1
4
1
2
1
3
1
1
2
3
2
2
5
3
36
3
3
29
2
2
2
2