KORELASI ANTARA INTELELLIGENCE QUOTIENT (IQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N 1 BRINGINTAHUN PELAJARAN 2005 2006

  

KORELASI ANTARA INTELELLIGENCE QUOTIENT

(IQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III

SMU N 1 BRINGINTAHUN PELAJARAN 2005 / 2006

  KRIPSI Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam IlmuTarbiyah

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN)

SALATIGA

2 0 0 6

DEPARTEMEN AGAMA

  SEKOLAH TINGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) SALATIGA

  JL.Tentara pelajar 02 Tip (0298)323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : -m ail: atministrasi @ stainsalatiga.ac.ad PENGESAHAN

  Skripsi saudari : EMA ROCHIBAH dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11101052 yang beijudul: KORELASIANTARAINTELLEGENCE QUOTIENT (IQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2005/2006.telah di munaqosahkan dalam sidang panitia ujiaajurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga pada hari: selasa,tanggal 28 Febuari 2006.dan telah diterima sebagai sarat-syarat untuk memperoleh Gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 28 Febuari 2006 M PANITIA UJIAN

  Drs.Badwan, M.Ag Nip:l 5 0 1 9 8 7 4 3

  Penguji I rs.H.M.Banany Nip: 1 5 0 1 7 0 1 3 4

  Dra.Siti Asdiqoh N ip :150267136 ii

  DEPARTEMEN AGAMA

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN ) SALATIGA JL.Tentara pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : E-mail :atministrasi @ stainsalatiga.ac.id NOTA PEMBIMBING Lam : l(satu) eksempiar Salatiga ,7 Febuari 2006 Hal : Naskah skripsi Kepada Sdr : EMA ROCHIBAH Yth . Ketua NIM : 11101052 STAIN Salatiga di- T empat Assalamu’alaikum .w.b.

  

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,maka

bersamaan ini ,kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama EMA ROCHIBAH NIM 11101052 Jur/ prodi Tarbiyah /PAI

Judul KORELASI ANTARA INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ)

DENGANPRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N 1

  BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2005/ 2006 Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera di munaqosahkan. Demikian harap menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum .w.b. Pembimbing Dra.Siti Asdiqoh N ip : 150267136

  m

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax.323433 Salatiga 50721 W ebside :

  Bismilahirrahmanirrahim

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Adapun di kemudian hari jika ternyata terdapat materi atau fikiran-fikiran orang lain di luar referensi peneliti, maka peneliti sanggup mempertanggimg jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, .ll.Februari 2006 Peneliti

  Ema Rochibah

  NIM: 11101052

  

(Barang siapa ingin susses di akherat, henda^CaH dengan tfmu.

  M O T T O

<Barang siapa ingin susses di dunia, henda^Cah dengan ihnu.

  

1Van Sarang siap ingin susses di dunia dan a^fierat,

JfendafiCafi dengan iCmu.

  

( (Bubfiori dan MusCim)

  • v -

PERSEM BAH AN

  I ❖ ALLAH S.W.T.

  

❖ Ibu Asdiqoh selaku pembimbing,terima kasih atas arahannya.

❖ Ayah dan ibu yang telah memberikan motivasi dan segala yang di miliki untuk kebahagiaan penulis.

  

♦ > Nenek ku (Almrhm )yang selalu mendoakan ku sampai akhir

Hayatnya.

  Adik ku ( anif), kakak ku ( mastur irfan )dan keponakan ku ( A1 - khafid ) yang slalu membantu. ❖ Buat temanku (Iin) dan keponakan ku (eni) yang selalu memberikan motivasi.

  

Buat keponakan ku ( fahmi) dan keluarga besar ku,yang

selalu menghibur.

  

❖ Seluruh dewan guru,staff dan siswa siswi SMU N 1 Bringin,

atas partisipasinya.

  ❖ Keluarga besar Andi S ( AN COMP 101115.P ) atas kesabaran dan pelayanannya. vi

  KATAPENGANTAR Alhamdulillah,penulis senantiasa tak henti-hentinya memanjatkan

Syukur kehadirat illahi robbi Allah SWT yang telah memberikan rahmat -

Dan nikmat-Nya sehingga penyusunan skripsi tersebut di maksudkan,untuk

memenuhi kewajiban dan syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam -

ilmu tarbiyah di STAIN Salatiga.

  Saya menyadari sepenuhnya, terselesaikannya penyusunan skripsi

ini adalah berkat bantuan berbagai pihak, terutama dari Yth Dra . Siti -

Asdiqoh ,yang penuh kesabaran dalam membimbing sehingga penulis me -

nyeiesaikan skripsi ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih •

Kepada:

  1. Bapak Drs.Badwan, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.

  

2. Bapak Drs.Agus Susilo Utomo selaku kepala kantor Kesbang dan

Linmas kabupaten Semarang,yang telah memberikan izin penelitian.

  3. Ibu Dra.Mus.Sriyanti Utami selaku kepala sekolah SMU N 1 Bringin, yang telah memberikan izin penelitian.

  

4. Siswa - siswi kelas tiga, selaku siswa-siswi di SMU N 1 Bringin,

kabupaten semarang, yang banyak membantu dalam penggalian data.

  5. Seluruh dewan guru beserta staf nya,SMU N 1 Bringin,yang banyak membantu dalam penggalian data.

  6. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

  vii

  Semoga semua amal dan jerih payah bapak dan ibu serta rekan - rekan mendapat balasan dan limpahan karunia dari Allah SWT.Amin. harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pern -

baca dan sedikit menyumbang pemikiran dari pihak pihak terkait, serta

dapat membantu perkembangan pengetahuan dunia pendidikan.

  Akhirnya sebagai mahasiswa yang sedang belajar tentunya di -

sana-sini banyak dijumpai kekurangan.untuk itu kritik dan saran yang -

membangun demi perbaikan karya sederhana ini,akan saya terima dengan

tangan terbuka. Salatiga, Febuari 2006 Penulis Ema Rochibah

  DAFTARISI

  

Kata pengantar ........................................................................................ vii-viii

Daftar isi .................................................................................................. ix -xi

  

  BAB 1.1. PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  BAB II LANDASAN TEORI A. Masalah Intelegensi

  

  • ix-

  BAB II LANDASAN TEORI A.masalah intelegensi

  

  

  

   B . PRESTASI BELAJAR

  

  2. Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi belajar..............22 -24

  3. Cara meningkatkan prestasi belajar ........................................ 24 -26

  

  

  

  

  

  

   BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN.

  A.Gambaran umum SMU N 1 Bringin

  

  

  

  x

  4. Keadaan siswa 36-37

  

  

  

  

  BAB IV ANALISIS DATA

  xi

  

DAFTAR TABEL

TABEL

  I SARANA PRASARANA TABEL

  II KEADAAN SISWA TABEL

  III KEADAAN GURU TABEL

  

IV DATA TINGKAT IQ SISWA KELAS III SMU N 1

BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006.

  TABEL

  V DATA PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN JUMLAH NILAI RAPOR SEMESTER 2 PADA KELAS II TAHUN PELAJARAN 2004 /2005. TABEL

  VI INTERVAL PRESTASI BELAJAR TABEL

  VII FREKUENSIPROSENTASE TENTANG BELAJAR SISWA TABEL VIII FREKUENSI PROSENTASE TENTANG BELAJAR SISWA. TABEL

  IX ANALISIS IQ SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR NILAI X DAN Y.

  xii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap siswa menginginkan dan mengharapkan bahwa mereka dapat

  berprestasi dalam segala hal. Khususnya berprestasi dalam belajar. Agar prestasi itu terwujud salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu tingkat inteligensi. Untuk mengetahui cepat tidaknya dan terselesaikan atau tidaknya suatu permasalahan tergantung pada kemampuan intelegensinya.

  Intelegensi secara umum menurut Terman adalah " kemampuan berfikir secara abstrak."1 Sedangkan menurut Wiliam Sterm mengemukakan batasan sebagai berikut : "kesanggupan untuk menyesuaikan diri, kepada kebutuhan barn, dengan menggunakan alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya." 2

  Pada umumnya orang berpendapat bahwa intelegensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar. Pada gilirannya akan memberikan hasil yang optimal. Hal ini didukung oleh fakta bahwa lembaga - lembaga pendidikan lebih bersedia menerima calon siswa yang menampakkan indikasi kemampuan intelektual tinggi dari pada yang tidak.

  1 Sumadi Suryabrata, B. A, Drs., Ph.D UGM, Psikologi Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta, 1984 him. 131.

  2 Drs. M Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Karya, Bandung, 1986. him. 56.

  • 1-
Belajar secara umum adalah " mencari ilmu dan menuntut ilmu." Sedangkan secara khusus belajar adalah " menyerap pengetahuan".3 Sedangkan pengertian belajar menurut James O. Whittaker, belajar dapat didefmisikan sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.4 Pengertian inilah yang merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah atau lembaga pendidikan yang memiliki program terencana, tujuan instruksional dan diikuti oleh para siswa sebagai suatu kegiatan yang sistematis.

  Prestasi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu internal seperti keadaan fisik, bakat dan juga intelegensi, dan yang kedua adalah faktor ekstemal meliputi aspek fisik dan sosial. Meliputi tempat belajar, sarana prasarana, perlengkapan belajar, materi pelajaran dan lain-lain. Sedang dukungan sosial dan pengaruh budaya termasuk aspek sosial.

  Disamping tingkat intelegensi ( IQ ) siswa, yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar seseorang yaitu kecerdasan emosi ( EQ ). Menurut Goleman kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan seta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.5

  Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang berbeda tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik, yaitu kemampuan kognitif mumi yang diukur dengan IQ. Dari keterangan di atas maka dapat diasumsikan bahwa orang yang memiliki intelegensi tinggi diharapkan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Dari data empirik ada juga orang yang memiliki IQ tinggi, namun 3 Drs. Wasty Soemanto. M. Pd., Psikologi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Malang, 1990. him. 98.

  4 Ibid. him. 99.

  5 Daniel Goleman, Intelegen Emotional, PT Gramedia, Pustaka Utama, Jakarta, 1996. him. XIII.

  • 2-
prestasi belajamya rendah. Sedang orang yang memiliki IQ sedang, memiliki prestasi belajar yang tinggi.

  Dari uraian dan pemikiran tersebut, penulis terdorong untuk meneliti hubungan IQ dengan prestasi belajar dengan melakukan penelitian di SMU N I Bringin dengan ju d u l:

  INTELLEGENCE QUOTIENT ( IQ ) KORELASINYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SMU N I BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006.

B. RUMUSAN MASALAH

  Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah tingkat IQ pada siswa kelas III SMU N I Bringin ?

  2. Bagaimanakah tingkat prestasi belajar siswa kelas III SMU N I Bringin ?

  3. Adakah hubungan antara IQ dengan prestasi siswa kelas III SMU N I Bringin Tahun 2005 / 2006 ?

  C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat IQ pada siswa kelas III SMU N I Bringin.

  2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar pada siswa kelas III SMU N I Bringin.

  

3

  3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara IQ dengan prestasi belajar siswa, pada siswa kelas III SMU N I Bringin Tahun 2005 / 2006.

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan IQ dengan prestasi belajar siswa.

  Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritik, yaitu:

  1. Secara praktis, apabila temyata ada hubungan, dalam hal ini berarti guru dan murid dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya IQ dalam menentukan prestasi belajar siswa.

  2. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan.

E. HIPOTESIS

  Hipotetis adalah " suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul."6 Hipotetis adalah " dugaan sementara yang mungkin benar, atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah dan akan diterima jika benar bila fakta - fakta itu membenarkan ".7

  

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Rineka

Cipta, Jakarta, 1999. him 67.

  

7 Sutrisno Hadi, Metodelogi Research 1. Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta,

1981. him 63.

  • 4-
Dari kedua pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa hipotetis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang mungkin benar atau mungkin salah, hipotetis ini akan diterima jika benar dan ditolak jika salah.

  Adapun hipotetis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: " Ada hubungan positif antara IQ dengan prestasi belajar "dengan kata lain "seorang murid yang memiliki IQ yang tinggi maka akan mudah meraih prestasi di dalam belajar."

F. METODOLOGI PENELITIAN

  Dalam pembicaraan metodologi, dibahas komponen yang meliputi populasi, sampel dan teknik sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data, sebagaimana berikut:

1. POPULASI DAN SAMPEL

  Populasi adalah " keseluruhan subjek penelitian "8 sedang Sutrisno Hadi mengatakan " semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan, disebut populasi".9

  Sampel adalah " kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam penelitian". Sampel ini terdiri dari sekelompok individu yang dipilih

  Suharsimi Arikunto, Op. cit., him. 15. Sutrisno Hadi, Op. cit. hlm70.

  • 5-
dari kelompok yang lebih besar dimana pemahaman dari hasil penelitian akan dilakukan.10 Penulis melakukan penelitian lapangan, dalam menentukan populasi dan sampel. Sesuai dengan pendapat Suharsini Arikunto, bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua, sedangkan apabila lebih dari seratus orang maka diambil sampel antara 10 - 20 % atau 20 - 25 % atau lebih sesuai kemampuan peneliti. 11

  Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SMU N 1 Bringin Tahun 2005 / 2006 adalah 168 orang, maka penulis mengambil sampel 25 % yaitu 40 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Random Sampling agar setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.

  Adapun rincian populasi dan sampel adalah sebagai berikut:

  No Kelas / Kelompok Populasi Sampel

1 III IPA

  42

  10

  2 III IPS I

  42

  10

  3 III IPS II

  42

  10

  5 III IPS III

  42

  10 J U M L A H 168

  40

  10 Drs. Ibnu Hadjar, M. Ed, Dasar - Dasar Metodelogi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Raja Grafmdo Persada, Jakarta, 1986, him. 133.

  

11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakiek, Rinika Cipta, Jakarta, 1998.

him. 112.

  • 6-

2. DEFINISIOPERASIONAL

  Untuk menghindari kemungkinan teijadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitan ini, perlu penjelasan pada istilah pokok maupun kata - kata yang menjadi variabel penelitian.

  a. IQ ( kcccrdasan )

  Yang dimaksud dengan IQ adalah satu indeks relatif kecemerlangan anak, setelah ia dibandingkan dengan anak - anak lain yang seusia.12 Intelligence Quotient ditentukan indikator berikut in i: - dapat menunjukkan pemahaman dalam berbahasa.

  • dapat menunjukkan kecepatan berpersepsi.
  • kefasihan kata-kata yang memungkinkan memikirkan kata-kata secara cepat.
  • ingatan asosiatif.
  • dapat berfikir dalam bilangan. Dari indikator di atas maka penulis mengambil data pada dokumentasi dariTes IQ yang sudah dilaksanakan.

  b. Prestasi Belajar

  Yang dimaksud prestasi adalah hasil yang telah dicapai.13 Belajar menurut Ernest R. Hilfard adalah suatu proses perubahan kegiatan reaksi

  12 Chaplin, Penerjemah : Dr. Kartini Kartono, Kamus Lengkap. Psikologi, Rajawali Pers, Jakarta, 1989, him. 253.

  13 M. Dahlan A1 Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, Arkola, Yogyakarta, 1994, him. 534

  • 7-
terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seorang seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan.14 Untuk mengukur prestasi belajar, peneliti menggunakan indikator sebagai berikut:

  • Jumlah nilai rapor

  Dari indikator di atas maka penulis mengambil data pada dokumentasi dari jumlah nilai rapor kelas II semester 2 SMU N 1 Bringin Kab. Semarang.

3. METODE PENGUMPULAN DATA

  Dalam pengumpulan data penelitian, penulis menggunakan beberapa metode pendekatan antara lain : a. Metode Dokumentasi

  Yaitu "metode penelitian yang menggunakan sekumpulan data yang verbal yang berupa tulisan, dokumen, sertifikat dll.15 Metode ini digunakan oleh penulis untuk mengetahui data tentang IQ dan nilai rapor siswa kelas II SMU N 1 Bringin.

  

14 Drs. A. Noerhadi Djamal, Ilmu Jiwa Pendidikan, Fakultas Institut Agama Islam Negeri, Semarang,

1985, him. 26-27.

  

15 Sutrino Hadi, Metodelogi Research 2, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981,

him. 136.

  • 8 -
b. Metode Observasi Sebagai teknik ilmiah, observasi sering diartikan sebagai "pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.16 Metode ini digunakan sebagai pelengkap dalam mencari data penelitian.

  4. ANALISIS DATA Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap berikut yang harus dimasuki adalah tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian. Proses penyusunan, pengaturan dan pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesa disebut pengolahan dan analisa data. Untuk menganalisa data pertama penulis menggunakan rumus prosentase. Untuk mengetahui tingkat IQ dalam menentukan prestasi belajar.

  K e t: P = Prosentase

  F

  = — = 1 0 0 % N = Jumlah Obyek

  P N

  F = Frekuensi lb Koentjoronigrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1994, him. 46.

  • 9 -
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara IQ dengan prestasi belajar siswa penulis menggunakan teknik : Korelasi product moment dengan rum us sebagai berkut :17

  £ » ( 2 » x y ----- 2 > ------- N

  Ket: rxy : Koofisien korelasi antar x dan y. xy : Perkalian antara x dan y x : Variabel tentang IQ y : Variabel tentang prestasi belajar. N : Jumlah responden.

5. SISTEMATIKA PENULIS AN SKRIPSI

  Skripsi ini disusun terdiri dari lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut: BAB

  I PENDAHULUAN Pada pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis, metodologi penelitian serta sistematika penulisan skripsi.

  

Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA, Statistik II, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta,

1994. him. 294.

  • 10-
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini, diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, yaitu tentang pengertian Intelegensi, teori tentang intelegensi, tingkatan intelegensi, faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi, pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, cara meningkatkan prestasi belajar, hubungan intelegensi dengan prestasi belajar, pengertian kecerdasan emosi, ciri-ciri kecerdasan emosi, pengelompokan emosi, pengertian kecerdasan spiritual, faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual, perbandiann antara IQ, EQ dan SQ.

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini laporan penelitian tentang SMU N 1 Bringin, gambaran umum SMU N 1 Bringin, sejarah umum berdirinya SMU N 1 Bringin, Visi dan Misi SMU N 1 Bringin, sarana- prasarana, keadaan guru, keadaan siswa, kegiatan siswa (ekstra kurikuler) dan struktur organisasi.

  BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini meliputi analisa pertama, kedua dan analisa hipotesa. BAB V PENUTUP Dalam bab ini diakhiri dengan kesimpulan, saran dan penutup.

  • 11 -

BAB II LANDASAN TEORI A. MASALAH INTELEGENSI

1. PENGERTIAN INTELEGENSI

  Pada umumnya orang berpendapat bahwa intelegensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar, karena intelegensi merupakan salah satu dari beberapa gejala kejiwaan yang sulit dipahami, sebagaimana peranannya dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya dalam bidang pendidikan, yang mana peranan intelegensi itu merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya belajar.

  Untuk mengetahui apakah intelegensi itu, maka Lewis Madison Terman yang mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir secara abstrak.1 Sedangkan menumt Wiliam Serm menggemukakan batasan sebagai berikut : “Kesanggupan untuk menyesuaikan diri, kepada kebutuhan barn, dengan menggunakan alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya.”2

  

1 Drs. Saifuddin Azwar, MA, Pengantar Psikologi Intelegensi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999,

him. 5-6

2 Drs. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Karya, Bandung, 1986, him. 56

  • 12-

  FIRMAN ALLAH SWT Q.S AL-JAATSIYAH : 13 ^ j i l ^ j L)Y ^ 3 (jl ^ AxelxXeak ^ i L a j t-lll ^ iL a

  “ Dan Dia menundukan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang

  ada di bumi semuanya ( sebagai rahmat) dari pada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda ( kekuasaan

  ( Al-Qur’an : Al-Jaatsiyah (45) : 13 ) 3

  Allah ) bagi kaum berfikir. ”

  Dari Hadist di atas penulis menyimpulkan bahwa: Orang yang mampu menyelesaikan kesulitan dalam segala hal dengan waktu yang relatif singkat maka orang tersebut dikatakan cerdas, dan kecerdasan itu sebagai bentuk tanda kebesaran Allah, melalui proses dalam berfikir.

2. TEORI TENTANG INTELEGENSI

  Untuk lebih jelasnya pengertian dari intelegensi, berikut ini dapat dikemukakan beberapa teori tentang intelegensi yaitu : a. TEORI UNI-FACTOR

  Teori ini diperkenalkan oleh Wilhelm Stem, menurut teori ini, intelegensi merupakan atau kapasitas umum karena itu cara kerja intelegensi juga bersifat umum. Reaksi atau tindakan seseorang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau memecahkan sesuatu masalah adalah bersifat umum pula. Kapasitas umum itu timbul akibat pertumbuhan fisiologis ataupun akibat belajar. Kapasitas umum *

  

Departemen Agama RI, Al Q ur’an dan Terjemah, Departemen Agama R1 Pelita III / Tahun ke II,

Jakarta, 1981, him. 816

  • 1 3 -

  (general capacity) yang ditimbulkan itu lazim dikemukakan dengan kode g. 4 Dari penjelasan di atas teori ini dikenal sebagai teori kapasitas atau kemampuan umum, karena cara keija intelegensi bersifat umum dari kapasitas umum yang ditimbulkan itu lazim dikemukakan dengan kode g. Dimana faktor g berfungsi dalam setiap tingkah laku individu.

  Dan orang yang mempunyai faktor g ini, memiliki kemampuan sedang untuk mempelajari bidang study. Karena luas faktor g ditentukan dengan kerjanya otak secara unit atau keseluruhan.

b. TEORI DWI FAKTOR ( TWO FACTOR THEORY)

  Teori ini dikemukakan oleh Charles Spearman yang menyatakan bahwa intelegensi tiap orang terdiri dari kemampuan umum ( general ability) yang bekeijasama dengan kemampuan khusus (special abilities).

  Dasar dari intelegensi umum ( general factor ) dilambangkan dengan huruf g dan faktor khusus ( special factor) digambarkan dengan huruf s. faktor itu berfungsi pada tingkah laku mental individu atau kemampuan umum, sedangkan faktor s berfungsi sebagai tingkah laku mental individu yang khusus.

  Teori dwi faktor Spearman juga mendapatkan kritikan-kritikan seperti yang dikemukakan oleh Craw bahwa teori Spearman semata- mata menekankan segi warisan atau bawaan intelek individu sedangkan

4 Drs. Wasty Soemanto, M. Pd, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 143

  faktor g nampaknya sudah tidak diperlukan lagi dalam menjelaskan faktor-faktor tingkah laku dalam kemampuan khusus.5 Teori dwi faktor dapat dikatakan teori dwi faktor ini dikarenakan terdiri dari dua faktor yaitu faktor mental umum yang diberi nama kode ”g“ dan faktor spesifik yang diberi tanda “s”.

  Apabila faktor “g” mewakili kekuatan mental pada tingkah laku individu sedangkan faktor “s” menentukan tindakan-tindakan mental untuk mengatasi permasalahan.

  c. TEORI MULTI-FAKTOR Teori ini dikembangkan oleh E. L Thondike. Teori ini tidak berhubungan dengan konsep general ability atau faktor “g” menurut teori ini, intelegensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural antara stimulus dan respon, hubungan inilah yang mengarahkan tingkah laku individu, ketika seseorang dapat menyebutkan sebuah kata, menghafalkan sajak, menjumlahkan bilangan, atau melakukan pekerjaan berarti ia dapat melakukan itu karena terbentuk koneksi- koneksi di dalam sistem syaraf akibat belajar dan latihan, jadi intelegensi menurut teori ini adalah koneksi aktival dan potensial di dalam sistem syaraf.6

  Teori Multi Factors tidak ada hubungannya dengan faktor “g” yang digunakan oleh teori sebelumnya. Teori ini menggambarkan

5 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, PT Tiara Wacana, Yogya, 1993, him. 49 6 Drs. Wasty Soemanto. Op. Cit. him 144-145.

  • 15-
bahwa intelegensi terdiri dari bentuk hubungan antara stimulus dan respon yang mengarah pada tingkah laku individu. Dengan belajar atau latihan maka terbentuklah koneksi-koneksi di dalam sistem saraf. Sehingga dapat mempelajari pola dalam berfikir.

  d. TEORI PRIMARY - MENTAL - ABILITIES L. L Thurstone dengan menggunakan tes-tes mental serta tehnik-tehnik statistik khusus membagi intelegensi menjadi tujuh kemampuan primer yaitu:

  1) . Kemampuan matematis 2) . Kemampuan verbal ( bahasa) 3) . Kemampuan abstrak berupa visualisasi atau berfikir 4) . Kemampuan menghubungkan kata 5) . Kemampuan membuat keputusan baik induktif atau deduktif 6) . Kemampuan mengenal atau mengamati 7) . Kemampuan mengingat.7

  Di dalam teori ini intelegensi ( kecerdasan ) itu digambarkan dari ketujuh kemampuan primer yang berdiri sendiri, yang membagi menjadi tujuh kemampuan di atas yang terpisah-pisah. Sehingga penulis berpendapat alangkah baiknya apabila ketujuh kemampuan itu saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Tidak hanya satu atau dua saja kemampuan yang dimiliki, karena arti dari intelegensi adalah cerdas dalam segala hal.

7 Ibid. him. 145

e. TEORI SAMPLING

  Teori ini diperkenalkan oleh Godfrey H. Thomson. Menurut teori ini, intelegensi merupakan 'oerbagai bidang pengalaman, berbagai bidang pengalaman itu terkuasai oleh fikiran manusia tetapi tidak semuanya.

  Intelegensi beroperasi dengan terbatas pada sampel dari berbagai kemampuan atau pengalaman dunia nyata sebagai gambaran, misalnya saja dunia nyata terdapat kemampuan atau bidang-bidang pengalaman.8

  Teori yang diperkenalkan oleh Godfrey H. Thomson yang menjelaskan bahwa intelegansi adalah berbagai kemampuan sampel yang berisikan dalam bidang pengalaman, yang mana bidang hanya terkuasai sebagian saja. Jadi penulis mencoba menggambarkan bahwa teori ini tidak berdasarkan kemampuan secara menyeluruh ( hanya setengah - setengah ) menurut penulis hal ( pengalaman atau bidang ) yang dilakukan setengah - setengah maka hasilnya juga berhasil dengan sempuma. Karena kurangnya penguasaan dalam suatu bidang.

3. TINGKATAN INTELEGENSI

  Berdasarkan hasil pengukuran atau tes intelegensinya terdapat sampel yang dipandang mencerminkan populasinya, maka dikembangkan suatu sistem ukuran kecerdasan atau intelegensi sebagai berikut.9

  Ibid. him. 146

9 Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M. Pd., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja Rosdakarya. Bandung, 2001, him. 111.

  • 17-
menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi.10 Faktor-faktor tersebut di atas saling berhubungan antara satu dengan yang lain, guna menentukan cerdas atau tidaknya seorang anak, maka tidaklah berpedoman salah satu faktor saja tetapi secara keseluruhan dalam menentukan perbuatan intelegensi seseorang.

10 Drs. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, him. 188-189.

  • - 1 9 -

    Klasifikasi

  IQ ( Intelegensi Quotion )

  ke atas jenius

  140 -

  sangat cerdas

  130 - 139 120 - 129 cerdas

  di atas normal

  110 - 119

  90 -

  109 normal

  • - 80

  89 di bawah normal

  • - 70

  79 bodoh

  • - 50

  69 terbelakang ( moron / debil )

  • - Ukuran atau tingkatan kecerdasan diatas adalah pendapat dari Dr. H.

  ke bawah 49 terbelakang ( imbecile / dan idiot).

B. PRESTASI BELAJAR

1. Pengertian Prestasi Belajar

  Prestasi dinilai secara instrumental sebagai cara untuk mencapai tujuan itu sendiri maka dari itu untuk lebih jelasnya kita terlebih dahulu mengetahui pengertian atau definisi dari prestasi belajar itu sendiri. Prestasi adalah "hasil yang telah dicapaf'. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. 11

  Menurut pendapat ahli pendidikan tradisional, belajar itu adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini yang dipentingkan adalah pendidikan intelektual sedangkan belajar menurut para ahli pendidikan modem merumuskan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara tingkah laku yang bam berkat pengalaman dan latihan. 12

  Adapun definisi belajar menurut para tokoh diantaranya yaitu :

  a. Menurut Gage ( 1984) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisasi bembah perilakunya sebagai akibat pengalaman.13 b. Menumt Hilgard dan Bower dalam bukunya “Teories of Learning”

  (1975) mengemukakan : “belajar berhubungan dengan pembahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya berulang-ulang dalam situasi itu, di mana pembahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

  11 Drs. Wasty Soemanto, M. Pd, Op. Cit. him. 103.

  12 Drs. H. Abu Ahmadi, Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses, CV Aneka, Solo, 1993, him. 20.

  13 Prof. Dr. Ratna Wilis Dahar, M. Sc, Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta, 1989, him. 11.

- - kecenderungan respon pembawaan, kelelahan, pengaruh obat, kematangan dan keadaan seseorang.” 14 c. Morgan dalam bukunya “Introction Psychology” mengemukakan,

  “Belajar adalah setiap perubahan di dalam kepribadiannya yang telatif menetapkan dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.” 15

  Dari uraian definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah : a. Proses tingkah laku, mengarah kepada yang lebih baik dari pada sebelumnya.

  b. Belajar ini terjadi melalui proses latihan dan pengalaman.

  c. Tingkah laku mengalami perubahan dalam aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.

  Firman Allah SWT Q. S. Azzumar ayat: 9

  l j ai ( ^ ^ J

  I I

  I J jTlmj (JS

  Katakanlah : “Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang

  tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat

  .” 16

  menerima pelajaran

  Maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam kehidupan manusia, karena manusia

  

14 Prof. Dr. H. Chalijah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, A1 Ikhlas, Surabaya, 1994,

him. 85.

  15 Ibid. him. 86. 1(1 Departemen Agama RI Op. Cit., him. 747.

  • 21 -
selalu mengejar prestasi sesuai dengan bidang dan kemampuan masing- masing. Demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dapat memberikan kepuasan, khususnya manusia yang masih berada di bangku sekolah sebagai lambang pemuasan hasrat rasa ingin tahu dan sebagai bahan informasi dalam inovasi dalam pendidikan, maka dari itu prestasi belajar berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis dan bimbingan kepada anak didik.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

  \

  Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor yang berasal dari dirinya (internal) atau pun dari luar dirinya (ekstemal) sehingga pengenalan guru terhadap faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa sangat penting sekali.

  Jadi faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:

  a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal) 1) . Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang dimaksudnya panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.

  2) . Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas : a) . Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.

  b) . Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri. 3). Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b. Faktor yang berasal dari luar diri (ekstemal)

  1) . Faktor sosial yang terdiri atas :

  a) . Lingkungan keluarga

  b) . Lingkungan sekolah

  c) . Lingkungan masyarakat

  d) . Lingkungan kelompok 2) . Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

  3) . Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas dan fasilitas belajar. 4) . Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.17

  Demikianlah, beberapa faktor internal dan ekstemal yang mana saling berinteraksi, baik itu secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang sangat penting sekali

17 Drs. Moh. Uzer Usman dan Dra. Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 193, him. 9-10.

  • 2 3 -
untuk diperhatikan bagi siswa yang ingin berprestasi atau sukses didalam belajamya.

3. Cara Meningkatkan Prestasi Belajar

  Untuk meningkatkan prestasi belajar, melalui proses yaitu belajar mengajar yang memungkinkan. Murid terangsang untuk ikut aktif berpartisipasi didalamnya adalah proses belajar mengajar yang berorientasi pada pendakatan cara belajar siswa aktif. Yang memiliki komponen- komponen dasar yang menekankan. Pentingnya keterlibatan siswa secara aktif baik secara fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial dalam keseluruhan proses belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Di samping itu pendekatan ini memusatkan perhatian pada upaya membangkitkan minat, semangat dan kreatifitas serta kemampuan peserta didik untuk menemukan dan memecahkan masalah dengan upayanya sendiri dan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu para guru berperan sebagai pemberi motivasi dan inspirasi yang dangat diperlukan oleh para siswa dalam menemukan dan memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri.

  Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi keterlibatan siswa, maka semakin tergugah perhatiannya, keinginannya, semangatnya dan motivasi didalam belajamya. Dengan bimbingan para guru maka akan semakin optimal pula hasil belajamya, baik hasil belajar secara langsung ataupun tidak langsung.

  Disamping siswa belajar di sekolah, di luar sekolah peserta didik juga dianjurkan untuk belajar yang berguna untuk menunjang belajamya sehingga memperoleh hasil yang optimal.

  Untuk melancarkan belajar, dan meningkatkan prestasi belajar, maka hal-hal dibawah ini perlu diperhatikan : 18 a. Hendaknya dibentuk kelompok belajar, karena dengan belajar bersama peserta didik yang kurang paham dapat diberitahu oleh peserta didik yang sudah faham dan peserta didik yang sudah faham karena menerangkan kepada temannya menjadi lebih menguasai.

  b. Semua pekeijaan dan latihan yang diberikan oleh guru hendaknya dikerjakan segera dengan sebaik-bainya, ingat bahwa maksud dari guru memberi tugas tersebut adalah untuk latihan ekspresi dan latihan ekspresi adalah cara terbaik untuk menguasai ilmu.

  c. Mengesampingkan perasaan negatif dalam membahas atau berdebat mengenai suatu masalah atau pelajaran. Karena perasaan negatif dapat menghambat ekspresi dan menghambat serta mengurangi kejemihan pikiran.

  d. Rajin membaca buku atau majalah yang bersangkutan dengan pelajaran.

  Dengan banyak membaca, maka batas pandangan mengenai suatu pelajaran akan tambah jauh dan luas.

18 Dr. E. Mulyasa, M. Pd., Emplementasi Kurikulum 2004, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, him. 197-198.

  • 2 5 -
e. Berusaha melengkapi dan merawat dengan baik alat-alat belajar. Walau kelihatan soal sepele tetapi alat-alat yang tidak lengkap atau tidak baik akan mengganggu belajar.

f. Selalu menjaga kesehatan agar dapat belajar dengan baik, tidur teratur, makan bergizi serta cukup istirahat.

  g. Waktu rekreasi gunakan sebaik-baiknya, terutama untuk menghilangkan kelelahan.

  h. Untuk mempersiapkan dan mengikuti ujian haras melakukan persiapan minimal seminggu sebelum ujian berlangsung. Dalam hal ini antara lain perlu disiapkan: 1) . Persiapan yang matang untuk menguasai isi pelajaran.

  2) . Mengenal jenis pertanyaan tes yang akan ditanyakan. 3) . Berlatih untuk mengkombinasikan isi dan bentuk tes.

  Dengan memperhatikan hal-hal diatas tadi, siswa diharapkan dapat menumbuhkan motivasi dalam belajar serta memiliki sikap tanggung jawab didalam belajamya. Karena belajar adalah kewajiban mereka untuk memperoleh prestasi yang setinggi-tingginya untuk menggapai angan beserta cita-cita yang diinginkan bagi masa depannya. C .l. HUBUNGANINTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR

  Intelegensi adalah untuk menganalisa sejauh mana kemampuan individu dapat berhasil dalam kegiatan akademis di sekolah. Dengan pertimbangan dari beberapa variabel-variabel diantaranya yaitu : motivasi anak, kesehatan, keadaan keluarga dan kesempatan dari lingkuangan, apabila seseorang yang ingin berprestasi atau berhasil di dalam akademis di sekolah, selain mempunyai taraf intelegensi yang cukup tentu pula memperhatikan variabel-variabel di atas.19

  Orang mengira dan berpendapat bahwa kerendahan hasil pretasi belajar anak di sekolah disebabkan karena kerendahan dari segi intelegensinya.

  Pendapat demikian tidak seluruhnya benar. Sehingga keadaan itu tidaklah mutlak. Dengan demikian maka kerendahan prestasi belajar dapat disebabakan karena faktor lain, salah satu sebab adalah kurang tepatnya cara atau teknik belajamya. Sehingga dengan demikian tidaklah pada tempatnya memandang secara aprioris bahwa kerendahan prestasi belajar disebabkan karena kerendahan intelegensi.20

  Maka dengan demikian orang yang memiliki intelegensi yang tinggi memang sangat mempengaruhi prestasi belajar tapi tidak secara keseluruhan.

  Karena disamping intelegensi masih ada faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seperti kecerdasan emosional dan spiritual siswa. Karena prestasi itu sendiri harus ada keseimbangan antara intelegensi atau ingatan, usaha dan doa (ikhtiar) yang dimiliki oleh siswa yang ingin berprestasi dalam belajamya.

  Untuk lebih jelasnya maka kita harus mengetahui apa itu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) maka tidak ada salahnya kalau

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK SMU NEGERI III MALANG

0 4 2

HUBUNGAN ANTARA FASILITAS BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA SMU KELAS I CATUR WULAN I DI SMU NEGERI 1 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 1995 /1998

0 18 17

HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI CAWU 3 SISWA SMU NEGERI 1 ARJASA JEMBER TAHUN PELAJARAN 1999/2000

0 4 38

KORELASI ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAGAR DEWA TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 68

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 14 72

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

1 39 47

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 12 57

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 BELALAU TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 7 42

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA SISWA KELAS III SMKN I SAMARINDA

0 0 28

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN PRAKTEK IBADAH SHOLAT SISWA KELAS II MTs. ASRORUL ISLAM KLUWAN PENAWANGAN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 103