NILAI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM Q.S. AN-NAML AYAT 29-35 (PERSPEKTIF TEORI INTERPRETASI JORGE J. E. GRACIA) - Test Repository

  

NILAI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN

DALAM Q.S. AN-NAML AYAT 29-35

(PERSPEKTIF TEORI INTERPRETASI

JORGE J. E. GRACIA)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

  

Oleh:

WAHYU NUR HIDAYAH

NIM: 21514003

JURUSAN ILMU AL-

  QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

  

MOTTO

ْمِهِسُفْ نَأِب اَم اوُرِّ يَغُ ي َّتََّح ٍمْوَقِب اَم ُرِّ يَغُ ي َلَ َوَّللا َّنِإ

  

“Sesungguhnya Allah Tidak akan merubah nasib suatu kaum, hingga

mereka mengubah diri mereka sendiri”

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Skripsi ini dipersembahkan untuk

Kedua orang tuaku,

Mamakek yang selalu berjuang demi keberhasilan anaknya, berjuang lahir maupun

batin, kerja keras ditengah teriknya matahari, dan melantunkan doa di tengah

sunyinya malam

Bapakek, yang walaupun jauh, tapi ku yakin engkau selalu menyebut nama anakmu

ini dalam setiap doamu Semoga karya ini bisa menjadi salah satu alasan kalian tersenyum

  Guru-guruku Yang telah membirakan ilmu. Ilmu yang ringan dibawa kemana-mana. Ilmu yang

seperti biji yang tumbuh menjadi pohon yang kemudian menghasilkan buah yang segar

dan bermanfaat. Ilmu yang bercahaya menyingkirkan duri dan gelapnya jalan menuju

tujuan sehingga kami akan tahu mana jalan yang benar dan mana yang salah.

  Sahabat-sahabatku Teman seperjuangan yang selalu ada, dan saling menyemangati. Selalu membantu meski jalan terjal harus ditapaki Dan terus menggenggam erat hingga akhir nanti

  Almamater tercinta Tempat ku menuntut ilmu Tempat ku dipertemukan dengan orang-orang ahli ilmu Dan memberiku semangat untuk menuntut ilmu

  Institut Agama Islam Negeri (IAIN Salatiga)

KATA PENGANTAR

  

نيملاعلا بر لله دمحلا

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih juga kepada Nabi Muhammad yang telah mengajarkan kepada saya, cara bagaimana berusaha dengan keras dan sungguh-sungguh. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untukmu.

  Dalam mengerjakan tugas akhir ini, saya banyak mengambil inspirasi dan rujukan utama dari beberapa literatur dalam buku Jorge J. E. Gracia dan Sahiron Syamsuddin, maupun literatur pendukung lainnya. Penulis berusaha sekuat mungkin dalam memaparkan nilai kepemimpinan perempuan dalam Q.S. an-Naml ayat 29-35 perspektif teori interpretasi Jorge J. E. Gracia, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi kekurangan di dalamnya. Karena itu, penulis mohon maaf.

  Akhirnya, usaha dalam menyelesaikan penelitian ini, mulai dari proposal, proses penelitian hingga penulisan skripsi selesai, tidak akan terlepas dari bantuan berbagai pihak. Apa yang menjadi ikhtiar kami ini, mampu memberikan kontribusi bagi pembaca mengenai kepemimpinan perempuan dalam Q.S. an-Naml ayat 29-35 perspektif teori interpretasi Jorge J. E. Gracsia. Setelah melewati proses yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan juga. Untuk itu, kami ingin menyampaikan ucapkan terima kasih kepada: 1.

  Orang tua, Bapakek dan Mamakek yang selalu mendoakan dan mensuport dalam segala hal yang penulis lakukan. Serta adikku satu- satunya, Miftahul Jannah, serta keluarga yang sudah mau saya repotkan dan yang selalu menyayangi dan mensuport penulis.

  2. Jajaran Dekanat fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, Bapak Dr. Benny Ridwan, M. Hum., Bapak Dr. H.Sidqon Maesur, Lc., M.A., dan Bapak Dr. Mubasirun, M.Ag., Bapak Dr. M. Gufron, M.Ag., yang telah memberi dorongan dan motivasi.

  3. Bapak, Dr. Muh Irfan Helmy, Lc., M. A., selaku dosen pembimbing dalam penelitian ini. Yang telah sudi kiranya melakukan proses pembimbingan selama proses penelitian berlangsung berupa koreksi, masukan, kritikan, dan saran yang kontruktif dalam melengkapi penelitian ini.

  4. Ibunda , Tri Wahyu Hidayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Ilmu al- Qur‟an dan Tafsir (IAT), yang telah memberi dorongan dan motivasi.

  5. Teman-teman sehimpunan-seperjuangan di jurusan IAT, baik angkatan 2013, 2014 maupun 2015 yang menjadi patner akademis dan teman diskusi. Untuk teman-teman yang selalu ada ketika saya membutuhkan, mb Novita, mb Triyana dan mb Lida.

  6. Serta kepada semua pihak yang barangkali belum tersebutkan, kami ucapkan terima kasih atas segala kontribusi, baik secara pikiran, waktu, motivasi, saran, materi, dukungan, serta doa. Akhirnya, kami menyadari bahwa, apa yang penulis kerjakan ini, bukanlah suatu hal yang sempurna dan tidak menuai kritik. Justru berbagai masukan berupa kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca, adalah nutrisi bagi kami dalam rangka mendekatkan diri pada kesempurnaan, walaupun hal itu bersifat mustahil. Selamat membaca.

  Salatiga, 12 September 2018

  

ABSTRAK

  Persoalan gender merupakan persoalan aktual dewasa ini, di dalamnya mencakup persoalan mengenai kepemimpinan perempuan. Kepemimpinan perempuan sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Sulaiman AS, akan tetapi kepemimpinan perempuan ini seolah-olah tidak diindahkan bagi sebagian muslim. Hal ini karena sistem relasi laki-laki dan perempuan yang cenderung bias patriarki. Selain itu, dalil yang dipakai ketika memahami kepemimpinan perempuan ini adalah ayat yang menjelaskan kepemimpinan keluarga. Padahal kepemimpinan perempuan ini sebenarnya sudah dibahas dalam al-

  Qur‟an secara gamlang dalam Q.S. an-Naml ayat 29-35, yang berkisah mengenai kepemimpinan Balqis. Dalam rangka memperoleh pesan yang dimaksud al-

  Qur‟an, penulis akan mengupasnya dengan teori interpretasi teks Jorge J. E. Gracia. Sebenarnya pemakaian teori interpretasi teks dalam teks sakral masih menjadi debatable, akan tetapi disini teori interpetasi teks Gracia memiliki relevansi dengan ulumul qur‟an. Teori fungsi interpretasi teks Gracia ini adalah, yang pertama historical function dimana dalam ulumul Qur‟an teori ini relevan dengan asbab an-nuzul. Kemudian yang kedua meaning function yang memiliki relevansi dengan kaidah kebahasaan dalam menafsirkan. Dan yang ketiga implicatif function, yang memiliki relevansi dengan ilmu munasabat dan ilmu sains dan humaniora. Dan ketiga teori fungsi inilah yang akan dipakai untuk menganalisis maksud Q.S. an-Naml ayat 29-35.

  Dengan teori historical function , ditemukan hasil bahwa kepemimpinan itu dipilih bukan karena jenis kelamin, melainkan karena kapabilitas intelektualnya. Kemudian dengan teori meaning function, ditemukan nilai-nilai kepemimpinan dari pengembangan makna ayat. Nilai- nilai kepemimpinan yang terkandung dalam ayat adalah sikap suka musyawarah, tidak otoriter, mendengarkan aspirasi rakyat, memperhatikan nasib rakyat, cinta perdamaian dan cerdas. Dengan teori implicative

  

function , maka penulis mengaitkan dengan keilmuan lain. Musyawarah,

  sesuai dengan perintah Allah dalam al- Qur‟an, tidak otoriter masuk dalam gaya kepemimpinan demokratik yang merupakan gaya kepemimpinan ideal,

  

mau mendengarkan aspirasi dari rakyatnya, ini selaras dengan teori

  manajemen dan kepemimpinan yang disampaikan oleh Petter Drucker, juga selaras dengan perintah Rasulullah

  memperhatikan nasib rakatnya

  SAW serta merupakan cerminan kepemimpinan Umar bin Khaṭab dan sebagai utusan dan pemimpin umat, cinta damai sesuai dengan ajaran al- Qur‟an dan Hadits, bahkan dalam ayat yang berisi perintah perangpun sebenarnya mengandung perintah untuk damai.

  Kemudian, nilai kepemimpinan yang dapat kita teladani dari kisah Balqis dalam Q.S. an-Naml ayat 29-35 tersebut adalah apa yang bisa kita pahami dari hasil aplikasi teori interpretasi teks dengan meaning function, yakni kepemimpinan yang mau diskusi atau musyawarah, sikap pemimpin yang tidak otoriter, mau mendengarkan aspirasi rakyatnya, pemimpin yang memperhatikan nasib rakyatnya, pemimpin yang cerdas dan cinta damai.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN KEASLIAN TULISAN.......................................................... ii HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING........................................ iii HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv HALAMAN MOTTO................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI............................................ vii KATA PENGANTAR................................................................................... x ABSTRAK...................................................................................................... xii DAFTAR ISI.................................................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang....................................................................................

  B.

  6 Rumusan Masalah...............................................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian................................................................................

  D.

  7 Kegunaan Penelitian...........................................................................

  E.

  Tinjauan Pustaka................................................................................

  7 F.

  10 Kerangka Teori...................................................................................

  G.

  12 Metode Penelitian...............................................................................

  H.

  14 Sistematika Penulisan.........................................................................

  BAB II TEORI INTERPRETASI JORGE J. E. GRACIA DAN RELEVANSINYA DENGAN ULUMUL QUR’AN A.

  16 Sketsa Biografi Intelektual Jorge J. E.Gracia.....................................

  B.

  19 Pemikiran Jorge J. E. Gracia Mengenai Hakekat Interpretasi............

  1.

  19 Makna Teks..................................................................................

  2.

  21 Hakekat Interpretasi......................................................................

  C.

  23 Teori Fungsi Interpretasi Jorge J. E. Gracia.......................................

  1.

  23 Historical Function......................................................................

  2.

  24 Meaning Function........................................................................

  25 D.

  3. Implicative Function................................................................

  Relevansi Teori Interpretasi Teks Gracia dengan Ulumul

  27 Qur‟an.................................................................................................

  1.

  27 Relevansi Historical Function dengan Asbab an-Nuzul..............

  2.

  28 Relevansi Meaning Function dengan Kaidah Kebahasaan..........

  3. Relevansi Implicative Function dengan Ilmu Munasabat dan Teori Sain dan Humaniora............................................................

  30 BAB III DESKRIPSI Q.S. AN-NAML AYAT 29-35 DAN PENAFSIRANNYA DALAM KITAB TAFSIR A.

  32 Deskripsi Q.S. an-Naml Ayat 29-35...................................................

  B.

  33 Kisah Ratu Balqis dalam Pustaka Kontemporer.................................

  C.

  38 Pandangan Para Ulama Tafsir............................................................

  1.

  38 Aṭ-Ṭhabari dalam Jami‘ul Bayan.................................................

  42 3.

  2. Az-Zamakhsyari dalam al-Kasyaf................................................

  45 Ibnu Asyur dalam at-Taḥrir wa at- Tanwir..................................

  4.

  48 Al-Maragi dalam Tafsir al-Maragi..............................................

  51

  5. M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah.................................

  D.

  Sikap Memperhatikan Rakyat .....................................................

  Memperhatikan Nasib Rakyat Cermin Kepemimpinan Para Khalifah........................................................................................

  75 5.

  Gaya Kepemimpinan Ideal: Kepemimpinan Demokratik……....

  74 4.

  Mendengarkan Aspirasi Rakyat dalamTeori Manajemen............

  73 3.

  Munasabah Ayat-Ayat Musyawarah............................................

  72 2.

  Kapabilitas Intelektual Sebagai Standar Terpilihnya Pemimpin......................................................................................

  71 1.

  Aplikasi Interpretasi Implicative Function pada Q.S. an-Naml Ayat 29-35 …………………………….......................................................

  69 C.

  Sikap Cinta Damai .......................................................................

  67 5.

  66 4.

  Poin Penafsiran Para Ulama Tafsir.....................................................

  Kapabilitas Intelektual Pemimpin Pada Masa Rasulullah SAW.............................................................................................

  54 BAB IV APLIKASI TEORI FUNGSI INTERPRETASI JORGE J. E.

  GRACIA TERHADAP Q.S. AN-NAML AYAT 29-35 A.

  Aplikasi Interpretasi Historical Function pada Q.S. an-Naml Ayat 29-35...................................................................................................

  56 1.

  Pemimpin Perempuan Pada Masa Kerajaan Saba‟.......................

  56 2.

  58 B.

  Cermin Rakyat yang Patuh ..........................................................

  Aplikasi Interpretasi Meaning Function pada Q.S. an-Naml Ayat 29-35...................................................................................................

  62 1.

  Mau Diskusi atau Musyawarah....................................................

  62 2.

  Sikap Tidak Otoriter dan Mendengarkan Aspirasi Rakyat...........

  64 3.

  78

  6. Cerdas Cermin Sifat Rasulullah................................................... 79 7.

  Cinta Damai dalam al-Qur‟an dan Hadits.................................... 81

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................... 84 B. Saran................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 87

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………….. 91

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan gender merupakan salah satu isu aktual dari kelima isu

  1 aktual dewasa ini, yaitu globalisasi, demokrasi, HAM, ekologi dan gender.

  Pembahasan mengenai pemaknaan gender sampai dampaknya pada kehidupan di dunia ini sangat pelik. Apalagi perempuan sering kali dicap

  2

  sebagai the second class. Salah satu pembahasan yang menarik dari gender ini adalah mengenai kepemimpinan seorang perempuan.

  Kepemimpinan yang dipercayakan kepada perempuan ini, seolah- olah tidak diindahkan oleh sebagian muslim. Hal ini dapat kita amati ketika Indonesia mengangkat presiden seorang perempuan, yakni Megawati Soekarno Putri yang ditolak oleh KUII (Kongres Umat Islam Indonesia) tahun 1998. Selain itu, pengamatan dari peneliti sendiri, dimana pada saat ada pemilihan gubernur Jawa Tengah, dengan pas-lon (pasangan calon) Ganjar-Yasin dan Dirman-Ida, masyarakat desa Balaikambang berasumsi agar tidak memilih pemimpin perempuan karena ditakutkan akan merusak masa depan.

  Padahal, kepemimpinan yang dipercayakan kepada perempuan telah ada sejak zaman nabi Sulaiman AS, yakni seorang Ratu yang memimpim negeri Saba‟. Kemudian, dalam sejarah Islam juga telah merekam para pemimpin perempuan, diantaranya Sittu al-Mulk saudara perempuan al- Hakim bin Amrillah al-Fatimi selama empat tahun pernah berkuasa di 1 Mujiyono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan Persektif al-

  Qur‘an, (Jakarta: Paramadina, 2001), hlm. 23 2 Zulfikri, Konsep Kepemimpinan Perempan (Studi Komparasi atas Penafsiran

  Nasaruddin Umar dan KH. Husein Muhammad) , Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,

  Mesir, demikian pula Sharah ad-Dur istri al-Malik al-Shalih Ayyub yang

  3 menjabat khalifah di Mesir hingga tahun 1357 H.

  Selain itu, lebih aktual lagi pada zaman modern ini, peran perempuan dalam kepemimpinan saat ini semakin banyak bermunculan. Sebagai contoh, Christina Lagarde pemimpin International Monotery Fund (IMF) yang telah mendukung upaya partisipasi tenaga kerja perempuan sebagai cara mengurangi kemiskinan; Joyce Banda presiden perempuan

  4 pertama di negara Malawi yang giat menyuarakan hak perempuan.

  5 Kemudian kiprah perempuan semakin menonjol pada abad ke-21 ini.

  Kepemimpinan perempuan mulai bangkit dari tidur panjang sejak isu hak asasi manusia dan persamaan gender secara lantang disuarakan oleh aktivis feminisme. Di berbagai negara, sebagian besar perempuan mengalami perkembangan dalam berbagai sisi kehidupan, diantaranya pada bidang kepemimpinan publik.

  Alasan kenapa kepemimpinan perempuan ini tidak diindahkan oleh sebgaian muslim adalah karena umat muslim ketika membahas mengenai kepemimpinan dalam bidang publik atau politik ini sering merujuk pada QS. Al-

  Nisa‟ ayat 34 dan QS. Al-Baqarah ayat 228. Yang mana ayat-ayat tersebut tidak menjelaskan kepemimpinan publik atau politik, melainkan kepemimpinan keluarga.

  Padahal dalam al- Qur‟an sudah membahas secara khusus mengenai kepemimpinan perempuan ini dalam Q.S an-Naml ayat 29-35 yang merekam kisah Ratu negeri Saba‟, yakni Ratu Balqis. Disini peneliti percaya bahwa setiap kisah yang diceritakan dalam al-

  Qur‟an pasti memiliki ibroh yang dapat kita ambil pelajaran darinya. Menurut M. Quraish Shihab, kisah 3 Hasjim Abbas, Presiden Perempuan Perspsektif Hukum Islam (Yogyakarta:

  Kutub, 2004), hlm. 173 4 Ima Rahmania Aufa, Gaya Kepemimpinan Perempuan dalam Film Insurgent, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2017), hlm. 2 5 Lita Mewengkang dkk, Peranan Kepemimpinan Perempuan dalam Jabatan Publik (Studi Pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Minahasa Selatan),

  Journal, t.t, adalah salah satu cara al- Qur‟an mengatur manusia menuju arah yang

  6 dikehendaki-Nya.

  Kisah tersebut terekam dalam al-Qur ‟an sebagai berikut:

  92 ِنَْحَّْرلا ِوَّللا ِمْسِب ُوَّنِإَو َناَمْيَلُس ْنِم ُوَّنِإ ) ( ٌيمِرَك ٌباَتِك ََّلَِإ َيِقْلُأ ِّنِِّإ َُلََمْلا اَهُّ يَأ اَي ْتَلاَق

  03

  03 ( ِمي ِحَّرلا ًةَعِطاَق ُتْنُك اَم يِرْمَأ ِفِ ِنِّوُتْ فَأ َُلََمْلا اَهُّ يَأ اَي ْتَلاَق ) ( َينِمِلْسُم ِنِّوُتْأَو َّيَلَع اوُلْعَ ت َّلََأ ) )

  00 09 ( َنيِرُمْأَت اَذاَم يِرُظْناَف ِكْيَلِإ ُرْمَْلْاَو ٍديِدَش ٍسْأَب وُلوُأَو ٍةَّوُ ق وُلوُأ ُنَْنَ اوُلاَق ) ( ِنوُدَهْشَت َّتََّح اًرْمَأ

  03

ٌةَلِسْرُم ِّنِِّإَو ) ( َنوُلَعْفَ ي َكِلَذَكَو ًةَّلِذَأ اَهِلْىَأ َةَّزِعَأ اوُل َعَجَو اَىوُدَسْفَأ ًةَيْرَ ق اوُلَخَد اَذِإ َكوُلُمْلا َّنِإ ْتَلاَق

)

  03 ( َنوُلَسْرُمْلا ُعِجْرَ ي َِبِ ٌةَرِظاَنَ ف ٍةَّيِدَِبِ ْمِهْيَلِإ

  7 Artinya :

  29. Berkata ia (Balqis): "Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia.

  30. Sesungguhnya (surat) itu, dari SuIaiman yang isi nya: "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang.

  31. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".

  32. Dia (Balqis) berkata: "Wahai Para pembesar berilah aku pertimbangan dalam perkaraku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu perkara sebelum kamu hadir dalam majelisku".

  33. Mereka menjawab: "Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa (untuk berperang), tetapi keputusan berada ditanganmu:

Maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan".

  34. Dia (Balqis) berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya, dan 6 7 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), hlm. 319 Departemen Agama RI Al- Qur‟an Dan Terjemahnya Special For Woman, (PT

  menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pula yang akan mereka perbuat.

  35. Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku) akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu".

  Ayat tersebut nyata bercerita mengenai kerajaan yang dipimpin oleh seorang perempuan. Terbukti dalam ayat 29 kata diakhiri dengan

  ta‘ ْتَلاَق

ta‘nis yang menunjukkan bahwa fail dari fiil tersebut adalah perempuan.

  Untuk lebih jelasnya dapat kita rujuk pada ayat 23 dalam surat yang sama.Nama pemimpin perempuan tersebut tidak disebut jelas oleh al- Qur‟an, akan tetapi dari cerita yang sudah menyebar dari generasi ke generasi, ratu tersebut bernama Balqis yang berkuasa di kerajaan Saba‟ pada zaman Nabi Sulaiman AS.

  Ratu Bilqis atau Balqis ini merupakan ratu yang dibilang sukses, karena selama masa kepemimpinannya, kerajaan Saba‟ berada pada

  8

  tingkatan makmur dan peradaban yang terhitung sangat tinggi. Selain itu, Ratu negeri Saba‟ juga dikenal sebagai ratu yang adil dan bijaksana, memiliki kekuasan yang besar, memiliki sumber kekayaan yang berlimpah, sangat dicintai, dibela dan ditaati rakyatnya, karena Ratu sangat

  9 memperhatikan dan membela nasib rakyatnya.

  Maka, disini peneliti merasa perlu mengkaji ayat tersebut, untuk memahami maksud dari firman Allah tersebut. Apakah benar pemimpin perempuan tidak diperbolehkan? Apakah dalam ayat tersebut ada maksud lain yang ingin disampaikan Allah selain mengenai kebolehan atau ketidakbolehan perempuan menjadi pemimpin? Ataukah dari kisah Balqis dalam ayat tersebut akan kita temui nilai-nilai kepemimpinan yang menjadikan kepemimpinannya makmur seperti yang dijelaskan diatas? 8 M. Ishom el-Saha dan Saiful Hadi, Sketsa al-

  Qur‘an: Tempat, tokoh, Nama dan Istilah dalam al-

Qur‘an, Jilid I (Jakarta: Lista Fariska Putra, 2005), hlm. 99 Dalam rangka memperoleh pesan yang dimaksud oleh al- Qur‟an surat an-Naml ayat 29-35 tersebut mengenai kepemimpinan perempuan, maka peneliti berusaha mengupas ayat tersebut dengan menggunakan teori interpretasi teks. Penggunaan teori interpretasi teks dalam memahami teks yang sakral bagi umat muslim, sampai saat ini masih debatable.

  Ada golongan muslim yang secara utuh menolaknya, sebagian lagi menerimanya secara bersyarat, dan ada pula yang berasumsi bahwa sebagian teori dan metode interpretasi teks (salah satunya metode hermeneutik barat) sangat dimungkinkan untuk pengembangan Ulumul Qur‟an, sehingga dapat digunakan dan dimungkinkan pula untuk aktivitas memahami atau menafsiri ayat al-

  Qur‟an.

  Dalam hal ini Sahiron Syamsudin memandang bahwa salah satu tokoh hermeneutik Jorge J. E. Gracia memiliki signifikansi dan relevansi dalam memperkuat

  Ulumul Qur‟an dan dapat digunakan untuk menafsirkan

  10

  al- Jorge J. E. Gracia adalah seorang professor kenamaan pada Qur‟an. departemen Filsafat dan Sastra Perbandingan di Universitas Negeri New

11 York di Buffalo. Gracia juga ahli dalam beberapa bidang filsafat,

  diantaranya metafisika/ontology, historiografi filosofis, filsafat

  12 bahasa/hermeneutika, filsafat skolastik dan filsafat Amerika Latin.

  Gracia dalam beberapa pemikiran juga dipandang memiliki korelasi dengan kaidah-kaidah penafsiran al- Qur‟an. Salah satu yang menjadi bidikan pemikirannya adalah mengenai fungsi umum interpretasi, yaitu menciptakan di benak audien kontemporer pemahaman terhadap teks yang sedang diinterpretasikan melalui tiga macam kesadaran. Secara spesifik tiga kesadaran tersebut erat kaitannya dengan teks yang ditafsirkan. Pertama, 10 M. Nur Kholis, dkk, Upaya Integrasi Hermeneutika dalam Kajian al-

  Qur‘an dan Hadits, Teori dan Aplikasi, cet. II, (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2011), hlm. 143 11 Khoirul Imam, Relevansi Hermeneutika Jorge J. E. Gracia dengan Kaidah-

  Kaidah Penafsiran al- Qur‘an, Vol 177, No. 2, (Yogyakarta: ESENSIA, Oktober 2016), hlm. 252 fungsi historis (historical function), kedua, fungsi makna (meaning function), ketiga fungsi implikatif (implicative function).

  13 Historical function , dipandang memiliki relasi dengan asbab an-

  nuzul. Kemudian meaning function, dipandang memiliki relasi dengan kaidah kebahasaan al- Qur‟an, serta implicative function dipandang memiliki relasi dengan pola keterkaitan teks dengan keilmuan lainnya.

  14 Teori interpretasi teks Jorge J. E. Gracia ini termasuk unik. Dari sini,

  penulis merasa tertarik dan bersemangat untuk membahas nilai kepemimpinan yang tersirat dalam al- Qur‟an surat an-Naml ayat 29-35 dengan metode interpretasi teks yang ditawarkan oleh Jorge J. E. Gracia.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana teori interpretasi teks yang ditawarkan oleh Jorge J.

  E. Gracia? 2. Bagaimana aplikasi teori interpretasi teks Jorge J. E.Gracia terhadap al-Q.S. al-Naml ayat 29-35?

  3. Nilai-nilai kepemimpinan apa saja yang dapat kita teladani dari kepemimpinan Balqis dalam Q.S. an-Naml ayat 29-35 tersebut?

  C. Tujuan Penelitian 1.

  Mengetahui teori interpretasi teks yang ditawarkan oleh Jorge J.

  E. Gracia.

  2. Mengetahui aplikasi teori interpretasi teks Jorge J. E.Gracia terhadap al- Qur‟an surat al-Naml ayat 29-35.

  13 Khoirul Imam, RelevansiHermeneutika Jorge..., hlm. 256

  3. Mengetahui nilai-nilai kepemimpinan yang dapat kita teladani dari kepemimpinan Balqis dalam Q.S. an-Naml ayat 29-35 tersebut.

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Memberikan sebuah informasi tentang teori interpretasi teks Jorge J.E. Gracia dan pengaplikasiannya dalam al- Qur‟an.

  2. Memperoleh nilai-nilai yang konstruktif dari ayat-ayat al- Qur‟an tersebut.

  3. Menambah pengetahuan khususnya tentang dunia penafsiran al- Qur‟an mengenai kepemimpinan perempuan surat al-Naml ayat 29-35 jika dilihat dengan menggunakan teori interpretasi teks milik Jorge J. E. Gracia.

E. Tinjauan Pustaka

  Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dalam tema yang sama, diantaranya adalah skripsi karya Abdul Wahid yang berjudul “Pemimpin

  Perempuan Menurut Pandangan Fatima Mern isi‖ mengatakan bahwa

  memahami pemimpin perempuan semestinya dikembalikan kepada prinsip etis agama yang berkesetaraan dan berkeadilan, karena sejauh pengematannya persoalan memimpin semata-mata tidak dilihat dari unsur jenis kelamin, melainkan tergantung pada kesiapan, kemampuan serta bakat

  15 yang dimilikinya, sehingga mampu menjalankan tugas dengan baik.

  Kemudian ada pula penelitian dengan judul

  ―Nilai Kepemimpinan

Islam Yang Terkandung Dalam Kisah Nabi Sulaiman Surat an-Naml Ayat

15- 19‖. Merupakan karya skripsi dari Muchammad Agus Maulidi,

  mahasiswa jurusan PAI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dari karyanya, beliau memaparkan nilai-nilai kepemimpinan Nabi Sulaiman,

15 Abdul Wahid, Pemimpin Perempuan Menurut Pandangan Fatima Mernisi,

  yakni berilmu, syukur, memiliki kemampuan berkomunikasi, tegas dalam

  16 memimpin dan murah senyum.

  Kemudian penelitian berjudul “Gaya Bahasa Komunikasi Dakwah

  

Nabi Sulaiman Dengan Ratu Negeri Saba‘ dan Para Pembesar dalam al-

Qur‘an.‖ Karya skripsi Nur Padwisana mahasiswa IAT IAIN Surakarta.

  Dalam penelitiannya, ia fokus pada gaya bahasa yang digunakan oleh Nabi Sulaiman dalam mendakwahi kerajaan Saba‟. Gaya bahasa tersebut adalah

  17 gaya kiasan simile, alegori, metonimia, ironi, sinisme, satire dan inuedo.

  Kemudian Farichatul Maftuchah dalam jurnal studi gender dan anak Yin Yang PSG STAIN Purwokerto.

  ―Reposisi Perempuan Dalam

Kepemimpinan‖ menyatakan keterbukaan ruang bagi perempuan untuk

  mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, dan telah memberikan kesempatan melahirkan kemampuan-kemampuan perempuan dalam segala sektor kehidupan yang sebelumnya hanya diklaim milik kaum laki-laki. Realitas mengenai perempuan yang mampu memerankan fungsi kepemimpinan dalam berbagai sektor menunjukkan adanya potensi yang

  

18

sama antara perempuan dan laki-laki.

  Banyak juga penelitian lapangan mengenai efektivitas kepemimpinan perempuan di berbagai wilayah, diantaranya skripsi Suvidian Elytasari yang berjudul Model Kepemimpinan Perempuan Dalam

  19 Mengembangkan Budaya Organisasi di SMP Negeri 1 Kalasan . Kemudian

  skripsi karya Istri Nursholikah yang berjudul Analisis Kepemimpinan

  

Kepala Desa Perempuan dalam Meningkatkan Pelayanan Masyarakat di

16 Muchammad Agus Maulidi, Nilai Kepemimpinan Islam Yang Terkandung Dalam Kisah Nabi Sulaiman Surat an-Naml Ayat 15-19,

  Skipsi, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2016) 17 Nur Padwasana, Gaya Bahasa Komunikasi Dakwah Nabi Sulaiman Dengan Ratu

Negeri Saba‘ dan Para Pembesar Dalam Al-Qur‘an, Skripsi, (Surakarta: IAIN Surakarta,

2017) 18 Farichatul Maftuchah, Reposisi Perempuan dalam Kepemimpinan, Jurnal Studi Gender dan Anak Yin Yang, t.t, t.t, hlm. 6 19 Suvidian Elytasari, Model Kepemimpinan Perempuan Dalam Mengembangkan

  Budaya Organisasi di SMP Negeri 1 Kalasan, Skirpsi, (Yogyakarta:UIN Sunan Kalijaga,

  20 Desa Purworejo Kecamatan Wates Blitar. Kemudian ada juga Sekar Cahyo

  Laksanti termasuk penelitian studi kasus dengan judul Potret Kepemimpinan

  

Perempuan dari Sudut Pandang Laki-Laki (Studi Kasus pada Badan

  21 Penanaman Model Daerah Provinsi Jawa Tengah).

  Dan beberapa tulisan yang membahas mengenai hermeneutika Jorge J. E. Gracia dan beberapa artikel ilmiah yang membahas tentang teori penafsiran diantaranya:

  Pertama,

  “Hermeneutika Jorge J. E. Gracia “ sebuah sub bab yang sudah dirangkum didalam sebuah buku kecil Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur‟an karya Sahiron Syamsudin. Dalam buku tersebut dijelaskan mengenai biografi Jorge J. E Gracia, pemikiran

  22 hermeneutika serta karya-karyanya.

  Kedua,

  “Teori Penafsiran Jorge J. E. Gracia dan Aplikasinya

  terhadap Surat al-Anfal ayat 45-47

  ”, karya Asep Supriyanto salahseorang mahasiswa Tafsir Hadits UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa bigrafi, karya dan pemikirannya serta penerapan

  23 teori penafsiran Jorge J. E. Gracia dalamsurat al-Anfal 45-47.

  Ketiga

  , skripsi dengan judul “Penafsiran al-Qur‘an Surat al-Maidah

  ayat 51 (Aplikasi teori Penafsiran Hermeneutika Jorge J. E. Gracia

  )”, karya M. Dani Habibi, mahasiswa fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2017. Karya ini hadir ketika terjadi kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Pak Ahok yang menggunakan ayat al-Quran surat al-Maidah

  24 ayat 51. 20 Istri Nursolikah, Analisis Kepemimpinan Kepala Desa Perempuan dalam Meningkatkan Pelayanan Masyarakat di Desa Purworejo Kecamatan Wates Blitar,

  Skripsi, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2017). 21 Sekar Cahyo Laksanti, Potret Kepemimpinan Perempuan dari Sudut Pandang Laki-Laki, Skirpsi, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2014). 22 23 Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan ..., hlm. 52-63 Asep Supriyadi, Terori Penafsiran Jorge J. E.Gracia dan Aplikasinya Terhadap Surat Al-Anfal ayat 45-47, 24 Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013) M. Dani Habibi, Penafsiran al-

  Qur‘an Surat al-Maidah ayat 51 (Aplikais Teori Penafsiran Hermeneutika Jorge J. E. Gracia), Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, Dan disini fokus penulis adalah pada penggalian makna bagaimana kepemimpinan Balqis, seorang perempuan yang telah direkam dalam al- Qur‟an surat al-Naml ayat 29-35, dengan menggunakan pisau analisis teori interpretasi Jorge J. E. Gracia. Dan dari pencarian peneliti, penelitian ini belum pernah ada yang melakukan.

F. Kerangka Teori

  Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan pisau analisis dengan menggunakan teori interpretasi teks. Adapun teori yang digunakan penulis adalah teori interpretasi teks yang ditawarkan oleh Jorge J.E. Gracia

  25

  yang menitik beratkan pada hakikat teks , setelah itu dalam konsep pemahaman mendapatkan perhatian kedua setelah teks.

  Sementara itu pendekatan interpretasi historical text dapat dilakukan melalui tiga bentuk, yakni interpretasi yang sesuai dengan fungsi historis (historical function), fungsi makna (meaning function) maupun fungsi implikatif (implicative function). Interpretasi teks yang diperoleh dengan mengusahakan agar contempory audiens dapat memahami teks sebagaimana

  

historical author dan historical audiens memahaminya, disebut oleh Gracia

  26 sebagai fungsi historis teks (historical function).

  Sedang interpretasi yang dilakukan oleh contempory audiens dalam bentuk makna umum dari maksud historical author dan historical

  

audiens, disebutnya sebagai fungsi makna (meaning function). Interpretasi

  ini berfungsi menciptakan pemahaman dibenak audiens kontemporer, sehingga ia dapat menangkap dan mengembangkan makna (meaning) dari teks, atau dalam bahasanya 25 ―concordant with their overall generic function‖.

  Syafa‟atun Almirzanah dan Sahiron Syamsuddin (ed), Upaya Integrasi Hermeneutika dalam Kajian al- Qur‘an dan Hadits: Teori dan Aplikasi (buku 2 Tradisi Barat), (Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2009), hlm.

  147 26 Jorge J. E. Gracia, A Theory of Textuality: The Logic and Epistimology, (Albany:

  Terlepas dari apakah makna itu persis dengan apa yang dimaksudkan

  27 pengarang dan audiens historis, atau tidak.

  Bentuk terakhir interpretasi bias berupa fungsi implikatif

  

(implicative function) dari teks tersebut, yaitu interpretasi yang fungsinya

  adalah sebagai berikut:

  ―to produce in comtempory audiences acts of understanding whereby those audiences understand the implications of the meaning of text, regardless of wether in historical authors and the historical audiences were not aware of those implications.‖

  “untuk menghasilkan pemahaman di benak audiens kontemporer, dimana mereka bisa memahami implikasi dari makna teks, terlepas apakah pengarang historis dan audiens historis menyadari atau tidak, implikasi yang dihasilkan ini.”

  Di kedua fungsi terakhir ini (meaning function and implicative

  

function), contempory context sebagai keadaan yang mempengaruhi

  pemahaman teks yang dilakukan oleh contemporya udiens sangat berpengaruh terhadap interpretasi yang dilakukan olehnya. Dalam

  

contempory context , diharapkan contempory audiens dapat mengambil nilai-

  nilai yang terdapat dalam teks historis dan mengejawantahkannya pada masanya, sehingga tidak terjadi keterputusan interpretasi dengan sejarahnya. Ketiga bentuk interpretasi diatas menunjukkan bahwa truth value (nilai kebenaran) suatu interpretasi bersifat plural dan masing-masing dapat mengklaim kebenarannya sendiri.

  ―textual interpretations have three different functions and these functions lead ti different claims. It is one thing to claim that an interpretation is true because it reproduces in an audience acts of understanding similar to those of the historical author and the

  historical audience, another to claim that it is true because it causes in the contempory audience acts of understanding of the meaning of the text, and still another to claim that it is true because it reproduces acts of understanding of the implications of the meaning of the text. It would make no sense to speak about the truth of textual interpretations without qualification, even if there were no another

  28 objections to it.‖

  Sehingga dari sini Gracia berpendapat bahwa tidaklah relevan menentukan bahwa suatu interpertasi itu benar (correct), dan interpretasi yang lain salah (incorrect) yang tepat adalah mengatakan bahwa sebuah

  29 interpretasi itu efektif dan kurang efektif.

G. Metodologi Penelitian

  Selanjutnya peneliti berupaya memfokuskan penelitian dengan jenis dan cara penyajian deskriptif analitis. Dilanjutkan dengan

  library research

  mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang kisah surat al-Naml ayat 29-35sebagai historical text sekaligus sebagai historical context. Kemudian menuju langkah yang berikutnya yakni menganalisa meaning

  

function , dan kemudian akan dinalisis pula implicative function sesuai

dengan sosio historis saat ini.

  Pendekatan seperti ini perlu dilakukan guna mendapatkan pemahaman yang sesuai mengenai nilai-nilai kepemimpinan perempuan terkhusus pada surat al-Naml ayat 29-35 ini, dengan berbagai pertimbangan, diantaranya: pertama, al-

  Qur‟an sebagai pedoman hidup umat Islam secara khusus dan petunjuk bagi seluruh umat manusia secara umum, sebagai

  hudan li al-nas , kedua, al-

  Qur‟an yang dapat diamati dari sisi teologis maupun linguistik. Ketiga, al- Qur‟an yang senantiasa terbuka untuk interpretasi baru.

  1. 28 Jenispenelitian Jorge J. E. Gracia, A Theory of

  Textuality:……hlm. 173 Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

  research) yaitu penelitian yang menggunakan data dari karya-

  karya kepustakaan, seperti buku, jurnal, hasil penelitian dan media literatur lain yang relevan dengan permasalahan dalam

  30

  penelitian. Sehingga dalam pembahasan an-Naml ayat 29-35 ini akan dirujuk pada kitab-kitab tafsir sebagai tahap awal dan melihat konteks historis dalam buku-buku sejarah.

  2. Sumber Data Penelitian

  Sumber data penelitian ini menggunakan dua jenis kepustakaan, yaitu kepustakaan primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah al-

  Qur‟an dan buku karangan Gracia yakni A Theory of Textuality. Sedangkan data sekundernya adalah data dokumen tidak langsung yang menjelaskan data primer yang telah dikumpulkan sebelumnya. Bahan penunjang penelitian ini adalah buku-buku tentang cerita Balqis dan nabi Sulaiman, sejarah Islam, bahasa Arab dan jurnal-jurnal studi Islam.

  3. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data adalah metode atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian yang sistematik dan standar. Sedangkan data ialah semua keterangan atau informasi mengenai suatu gejala atau

  31

  fenomena yang ada kaitannya dengan penelitian. Data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian harus relevan dengan pokok permasalahan. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperlukan suatu metode yang efektif dan efisien.

  30 31 M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 27 Tantang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press,

  Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan jalan dokumentasi terhadap buku-buku atau kitab-kitab serta kajian yang masih ada kaitannya dengan penelitian ini.