NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AN-NISᾹ’ AYAT 1 - Test Repository
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AL- QUR‟AN SURAT AN-NIS Ᾱ‟ AYAT 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh
MUSTAKIMAH
11113286
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AL- QUR‟AN SURAT AN-NIS Ᾱ‟ AYAT 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan, S. Pd.
Oleh
MUSTAKIMAH
11113286
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018 Prof. Dr. H. Budihardjo M. Ag. Dosen IAIN Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah Skripsi
: Mustakimah Kepada: Yth.Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu „alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Mustakimah NIM : 11113286 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan ProgamStudi : Pendidikan Agama Islam Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AL-
QUR‟AN SURAT AN-NIS
Ᾱ‟ AYAT 1 Dengan ini mohon skripsi saudara di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu „alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 12 Maret 2018 Pembimbing Prof. Dr. H. Budihardjo M. Ag.
NIP : 19541002 198403 1 0001
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR‟AN SURAT AN-NIS Ᾱ‟ AYAT 1
MUSTAKIMAH
NIM : 11113286
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal 28 Maret 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Mufiq, S. Ag., M. Phil.
Sekretaris Penguji : Muh. Hafidz., M. Ag. Penguji I : Rasimin, M. Pd. Penguji II : Prof. Dr. Budihardjo, M. Ag.
Salatiga, 28 Maret 2018 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.
NIP: 19670121 199903 1 002
DEKLARASI DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
ميحّرلا نمحّرلا الله مسب
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : MUSTAKIMAH NIM : 11113286 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AL- QUR‟AN SURAT AN-NIS Ᾱ‟ AYAT 1Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplak dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan saya bersedia apabila skripsi ini dipublikasikan. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 21 Maret 2018 Penulis
MUSTAKIMAH NIM: 11113286
MOTTO
ُوَمِحَر ْلِصَيْلَ ف ِهِرَثَأ ْيِف ُوَل َأَسْنُ ي ْنَأَو ِوِقْزِر ْيِف ُوَل َطُسْبَ ي ْنَأ ُهَّرَس ْنَم
“Barangsiapa yang senang dilapangkan rezekinya dan
dikenang baik namanya hingga setelah ketiadaannya, maka
hendaklah dia bersilaturahmi ”
(HR. Bukhari)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1.
Kedua orang tua penulis Bapak Rapuan (Alm) & Ibu Sumiati yang telah membesarkan dengan penuh cinta dan kesabaran serta menjadi motivasi dalam setiap langkah hidupku.
2. Kepada kakak dan adik-adik penulis (Nur Yanto dan Nur Hidayah serta Muhammad Nur Sodiq) yang sangat penulis sayangi, terimakasih atas dukungan dan motivasinya. Semoga kita bisa membahagiakan Bapak dan Ibu.
3. Kepada keluarga besar Pondok Pesantren An-nida Kota Salatiga.
Terimakasih motivasi dan semangatnya.
4. Kepada teman-temanku Mbak Nurul Anifah, Mbak Niqmatul Istiqomah, Mbak Reza, Mbak Via, Mbak Isti Komariah, Bu Puji, Dek Nana, Dek Zizi, Dek Dewi, dek Rifqi dan teman-teman seperjuangan di Ponpes Annida Salatiga terimakasih telah memberikan motivasi serta semangatnya, sukses buat kita semua.
5. Kepada anak-anakku di SD PTQ Annida dan TPQ Al-Hikmah yang sudah mendo‟akan saya dengan setulus hati.
6. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2013 terimakasih untuk semangat dan motivasi yang telah diberikan. Sukses buat semuanya.
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Alhamdulillairabbil‟alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada uswah khasanah kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir. Aamiin
Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi de ngan judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AL-
QUR‟AN SURAT AN-NISᾹ‟ AYAT 1” Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana progam studi Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M, Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
4. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Qi Mangku Bahjatullah, Lc., M.S.I. selaku dosen pembimbing akademik (PA).
6. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga besar penulis terutama Ibu saya yang senantiasa mendampingi ketika saya berjuang, atas segala motivasi, dukungan, do‟a restu kepada penulis, sehingga dapat terselesaikan.
8. Kepada Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. dan bapak Ali Zamroni sekeluarga yang telah memberi dukungan moril maupun materiil sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah di Iain Salatiga.
9. Seluruh santriwan-santriwati Pondok Pesantren An-Nida Pondok Pesantren An-Nida dan segenap ustadz-ustadzah SD PTQ An-Nida terimakasih untuk motivasi dan semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Teman-teman satu angkatan tahun 2013 yang telah memberikan semangat belajar dan motivasi.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis yakin bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. untuk itu saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca semua, aamin.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb
Salatiga, 21 Maret 2018 Penulis
MUSTAKIMAH NIM : 11113286
ABSTRAK
Mustakimah, 2018. NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AL-
QUR‟AN
SURAT AN-NIS Ᾱ‟ AYAT 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing Prof. Dr. H. Budihardjo, M. Ag.
Kata Kunci : Nilai Pendidikan dan Surat An-Nis ā‟ Ayat 1
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan dalam Surat an- Nisā‟ ayat 1 dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : (1) Apa sajakah nilai-nilai pendidikan yang diajarkan dalam surat an-
Nisā‟ ayat 1?, (2) Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan yang diajarkan dalam surat an- Nisā‟ ayat 1 dalam kehidupan sehari-hari?.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Metode yang digunakan adalah, metode grounded research, deskripsi dan metode analisis. Sumber data dalam penelitian ini meliputi Al-
Qur‟an dan terjemahnya Depag RI dan data-data yang diperoleh dari ahli tafsir yang relevan yang dijadikan sebagai rujukan dalam membantu menganalisis permasalahan yang muncul, Tafsir Ibnu Katsir, serta buku-buku yang relevansinya berkaitan dengan pembahasan.
Hasil penelitian menunjukkah bahwa terdapat nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam al- Qur‟an surat an-Nisā‟ ayat 1 meliputi: pertama, pendidikan akidah yang ditandai dengan perintah untuk bertakwa kepada Allah Swt. Kedua, pendidikan sosial yang ditandai dengan perintah menyambung hubungan silaturrahim, baik dengan saudara yang ada hubungannya dengan nasab (sedarah) maupun yang tidak sedarah. Adapun implemetasi nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam al-
Qur‟an surat an-Nisā‟ ayat 1 adalah: pertama, nilai pendidikan akidah kita harus bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Kedua, implementasi nilai pendidikan sosial yaitu silaturrahim dengan cara mengamalkan adab-adab/ etika dalam bersilaturrahim.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………... i HALAMAN BERLOGO ………………………………………………………... ii HALAMAN JUDUL
…………………………………………………………… iii HALAMAN PERSETUJUAN
PEMBIMBING ………………………………... iv PENGESAHAN KELULUSAN
……………………………………………….... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
……………………………………… vi MOTTO
…………………………………………………………………..……. vii PERSEMBAHAN ……………………………………………………………... viii KATA PENGANTAR
………………………………………………………….. ix ABSTRAK
…………………………………………………………………...… xii DAFTAR ISI
…………………………………………………………………... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 4 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 4 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………. 4 E. Penegasan Istilah ………………………………………………………… 5 F. Metode Penelitian …………………………………………………..……. 8 G. Sistematika Penulisan …………………………………………………... 10 BAB II KOMPILASI AYAT A. Redaksi Surat An-Nisā‟Ayat 1 dan Terjemahannya …………………… 12 B. Arti Kosa Kata (Mufrodat) …………………………………...………… 12
C.
Pokok-Pokok Kandungan Surat An-Nisā‟ Ayat 1 …………..…………. 16
BAB III DESKRIPSI SURAT AN-NIS Ᾱ‟ AYAT 1 A. Sejarah Turunnya Surat An-Nisā‟ …………………………………….... 19 B. Tema dan Tujuan Utama ……………………………………………….. 20 C. Munasabah ……………………………………………………………... 21 D. Tafsir Surat An-Nisā‟ Ayat 1 ………………………………………..…. 24 BAB IV ANALISIN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT AN- NIS Ᾱ‟ AYAT 1 A. Nilai-nilai Pendidikan dalam Surat An- Nisā‟ Ayat 1 ……………… 29 B. Implementasi Nilai-nilai Pendidkan yang diajarkan dalam Surat An- Nisā‟ Ayat 1 dalam Kehidupan Sehari-hari ……………..……………... 33 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan …………………………...……………………………. 50 B. Saran ………………………………..……………………………… 50 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang datang membawa kedamaian untuk
alam semesta ini. Islam bisa tersebar ke seluruh penjuru bumi tidak lepas dari perjuangan dakwah utusan Allah yang agung yaitu nabi Muhammad Saw. Dalam menyampaikan dakwahnya Rasulullah tidak serta merta menggunakan akalnya untuk menjawab permasalahan umat Islam saat itu.
Oleh sebab itu Allah menurunkan al- Qur‟an sebagai kitab pedoman umat
Islam dalam kehidupan sehari-hari yang telah diturunkan kepada nabi Muhammad Saw.
Al- Qur‟an merupakan firman Allah yang bersifat (berfungsi) mukjizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad Saw.) yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw., yang tertulis di dalam mushaf- mushaf, yang dinukil (diriwayatkan) dengan jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang beribadah (Zuhdi, 1997: 1).
Al- Qur‟an tersebut diberikan kepada nabi Muhammad Saw. dengan perantara malaikat Jibril yang di dalamnya mengandung petunjuk, panduan, aqidah, akhlak, hukum, kisah, ibadah serta janji dan ancaman (Mahmud, 2004: 178).
Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar bisa menjalin hubungan baik dengan sesama manusia, tidak memandang ras atau suku, agama, maupun strata sosial yang mungkin masih ada di dalam masyarakat. Islam juga mengajarkan kepada pemeluk-pemeluknya untuk saling mengenal antara satu orang dengan orang lain, satu suku dengan suku yang lain, serta satu bangsa dengan bangsa lain. Seperti termaktub dalam Qur‟an surat al-Hujuraat ayat 13 yang berbunyi:
ُُْىََِش ْوَأ َِّْإ اُٛفَسبَؼَزٌِ ًَِئبَجَلَٚ بًثُٛؼُش ُُْوبٍََْٕؼَجَٚ َٝضُْٔأَٚ ٍشَوَر ِِْٓ ُُْوبَْٕمٍََخ بَِّٔإ ُطبٌَّٕا بَُّٙ٠َأ بَ٠
ٌش١ِجَخ ٌُ١ٍَِػ َ َّاللَّ َِّْإ ُُْوبَمْرَأ ِ َّاللَّ َذِْٕػArtinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Rasulullah sebagai suri tauladan yang baik bagi manusia juga senantiasa memberikan contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Banyak perilaku Rasulullah yang mencerminkan sikap sosial dalam masyarakat, diantaranya beliau mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga hubungan kekeluargaan, saling mengasihi terhadap anak yatim, dan sebagainya.
Jika kita lihat realita di masyarakat sekarang, nilai-nilai sosial bermasyarakat sedikit demi sedikit mulai memudar. Seperti contoh tradisi silaturrahim ketika lebaran untuk menjalin hubungan baik dengan keluarga maupun masyarakat pada umumnya sudah mulai ditinggalkan. Tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih mengunjungi tempat-tempat rekreasi yang menarik bagi mereka. Padahal jika kita tahu keutamaan pahala orang yang berilaturrahim pasti kita tidak akan meninggalkannya.
Rasulullah dalam menjalankan rutinitas sehar-hari selalu memberikan suri tauladan yang baik bagi umatnya dalam berperilaku terutama berakhlak, salah satunya yaitu berkehidupan dalam masyarakat. Tentu saja, jika ingin meniru Rasulullah kita harus melihat bagaimana Rasululullah dulu hidup.
Pakar pendidikan Islam, Abdullah Nashih Ulwan pernah merumuskan bahwa pendidikan sosial dalam Islam, adalah pendidikan anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan adab sosial yang baik dengan dasar-dasar psikis yang mulia serta bersumber pada aqidah Islamiyah yang abadi dengan diiringi perasaan keimanan yang mendalam agar di dalam masyarakat nanti ia terbiasa dengan pergaulan dan adab yang baik, keseimbangan akal yang matang serta tindakan yang bijaksana (Ulwan, 1997: 273).
Adapun alasan peneliti mengambil judul tersebut adalah karena peneliti merasa di dalam al- Qur‟an surat an-Nisā‟ ayat 1 tersebut sepertinya terdapat nilai-nilai pendidikan yaitu perintah untuk bertaqwa kepada Allah, menjalin hubungann silaturrrahim dengan keluarga maupun masyarakat, dan sebagainya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis berkeinginan untuk meneliti permasalahan dengan judul sebagai berikut:
“Nila-Nilai Pendidikan dalam Al- Qur‟an Surat An-Nisā‟ Ayat 1.”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa sajakah nilai-nilai pendidikan yang diajarkan dalam surat an-Nisā‟ ayat 1?
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan yang diajarkan dalam surat an- Nisā‟ ayat 1 dalam kehidupan sehari-hari? C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh deskripsi tentang nilai-nilai pendidikan yang diajarkan dalam surat an- Nisā‟ ayat 1.
2. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai pendidikan yang diajarkan dalam surat an- Nisā‟ ayat 1 dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan ide-ide baru atau pemikiran tentang nilai pendidikan dalam Islam terutama dalam al- Qur‟an yang terkandung dalam surat an-Nisā‟ ayat 1.
2. Manfaaat Praktis
Penelitian ini berguna untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan Islam. Bagi pendidik dapat dijadikan sebagai acuan dalam penanaman nilai-nilai pendidikan Islam.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini antara lain: 1.
Nilai Pendidikan a.
Pengertian Nilai Nilai artinya sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Purwadaminta, 1999: 677). Selain itu terdapat juga pengertian lain dari nilai, yaitu nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama) (Setiadi, 2006: 31).
b.
Pendidikan Secara bahasa pendidikan berasal dari kata didik (kata kerja), mendidik (kata kerja) memelihara dan memberi latihan
(ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Contoh: “Seorang ibu wajib mendidik anaknya baik-baik; didikan (kata benda) artinya hasil mendidik, yg dididik, cara mendidik; sedangkan pendidikan itu sendiri merupakan kata benda hal (perbuatan, cara, dsb) yang berarti mendidik (KBI, 2008: 352).
Sedangkan secara istilah pendidikan menurut Undang- undang Sisdiknas No.20 Th. 2003 menyebutkan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang Sisdiknas, 2009:3).
Pendidikan ialah bimbingan atau pertolongan secara sadar yang diberikan oleh pendidik kepada si terdidik dalam perkembangan jasmaniah dan rohaniah ke arah kedewasaan dan seterusnya ke arah kepribadian muslim ( Marimba, 1962: 31).
Sehingga pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi muda agar memiliki kepribadian yang utama.
2. Al-Qur‟an Surat An-Nisā‟ Ayat 1
Ditinjau dari segi bahasa, al- Qur‟an merupakan bentuk masdar dari kata kerja yang berarti bacaan
بٔأشلٚ حأشل أشم٠ أشل – – – atau yang dibaca ( dengan makna
اٍٛز٠) isim maf‟ul al maqru
(Khon, 2009: 14). Sebagaimana firman Allah Swt.:
)
81
81 ( َُٗٔبَ١َث بَْٕ١ٍََػ َِّْإ َُُّص ) ( َُٗٔاَءْشُل ْغِجَّربَف ُٖبَْٔأَشَل اَرِئَف
Artinya: “Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas atanggungan kamilah penjelasannya.”(QS. Al-Qiyamah: 18-19)
Ayat di atas menjelaskan bahwa kata “qur‟anah” disini berarti „qira‟atahu” (bacaannya).
Menurut M. Quraish Shihab (2007: 3) al- Qur‟an secara bahasa berarti “bacaan sempurna” merupakan satu nama pilihan
Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al- Qur‟an al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.
Sedangkan menurut istilah para ulama berbeda pendapat mengenai pengertian al- Qur‟an. Menurut M. Quraish Shihab
(2008: 13) al- Qur‟an adalah kalam Allah yang bersifat mu‟jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. melalui perantara
Jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.
Sementara menurut Abdul Wahhab al-Khallaf (2005: 17), al- Qur‟an adalah firman Allah yang diturunkan melalui ruhul amin
(Jibril) kepada nabi Muhammad Saw. dengan bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya dan sebagai hujjah kerasulannya, undang- undang bagi seluruh manusia, petunjuk dalam beribadah, serta dipandang ibadah membacanya, terhimpun dalam mushaf yang dimulai surat al-Fatihah dan diakhiri surat an-Nas dan diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawatir
Selanjutnya surat an- Nisā‟ menempati urutan ke empat dalam al-
Qur‟an dan merupakan golongan surat Madaniyyah karena diturunkan di Madinah. Surat an- Nisā‟ merupakan surat terpanjang setelah surat al-Baqarah. Dinamakan an-
Nisā‟ karena dalam surat ini banyak dibicarakan hal yang berhubungan dengan perempuan serta merupakan surat yang paling banyak membicarakan hal itu dibanding surat-surat al-
Qur‟an yang lain. Dalam penelitian ini penulis membatasi pembahasan surat an-
Nisā‟ hanya ayat 1, karena ayat tersebut ada kaitannya dengan pendidikan.
F. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, digunakan beberapa tehnik untuk sampai pada tujuan penelitian. Tehnik tersebut meliputi:
1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan
(library research), karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka (Sutrisno Hadi, 1981: 9).
2. Sumber Data
Sumber data di sini penulis golongkan menjadi dua macam yaitu: a. Sumber Data Primer
Yang dimaksud sumber data primer di sini adalah sumber data yang langsung berkaitan dengan penelitian, yaitu al- Qur‟an surat an-
Nisā‟ ayat 1 beserta tafsirnya menurut ulama‟-ulama‟ tafsir.
b.
Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder yang penulis maksud adalah buku- buku yang membahas pokok permasalahan secara tidak langsung.
Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku- buku karangan ilmiah, majalah, artikel yang berhubungan dengan pokok permasalahan.
3. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan atau mengadakan penelitian kepustakaan (library research), maka metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka pikir pada penelitian adalah sebagai berikut: a.
Metode Grounded Research Metode grounded research adalah suatu metode penelitian kualitatif yang menekankan penemuan teori dari data observasi empirik di lapangan dengan metoda induktif (menemukan teori dari sejumlah data), generatif yaitu penemuan atau konstruksi teori menggunakan data sebagai evidensi, konstruktif menemukan konstruksi teori atau kategori lewat analisis da proses mengabstraksi, da subyektif yaitu merekstruksi penafsiran dan pemaknaan hasil penelitian berdasarkan konseptualisasi masyarakat yang dijadikan subyek studi (Sudira, 2009: 4).
Langkah-langkah pokok dari grounded research adalah sebagai berikut: pertama tentukan masalah yang ingin diselidiki, kedua kumpulkan data, ketiga analisa dan penjelasan, keempat membuat laporan penelitian. Dalam penelitian ini masalah yang ingin diteliti yaitu kandungan al- Qur‟an surat an- Nisā‟ayat 1.
b.
Metode Deskripsi Metode deskripsi adalah suatu metode penelitian dengan mendeskripsikan realita-realita, fenomena sebagaimana adanya yang dipilih dari perspektif subyektif (Winarno, 1989: 132). Maka penulis mendeskripsikan pemikiran al-
Qur‟an khususnya surat an- Nisā‟ayat 1.
c.
Metode Analisis Metode analisis adalah metode yang digunakan untuk menganalisis bab perbab guna mencari nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam al- Qur‟an khususnya surat an-Nisā‟ayat 1.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah kerangka dari isi skripsi secara umum yang bertujuan untuk memberikan petunjuk atau gambaran bagi pembaca tentang permasalahan yang akan dibahas. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan menyeluruh maka diperlukan diperlukan sistematika yang runtut dari satu bab ke bab selanjutnya. Berikut sistematika penulisan dalam skripsi ini:
Bab I Pendahuluan akan dipaparkan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi Kompilasi Ayat, pada bab ini berisi tentang surat an- Nisā‟ ayat 1, kosa kata (mufrodat) dan pokok-pokok isi kandungan serta ayat-ayat dan hadis yang mendukung penelitian. Bab III berisi Deskripsi Surat An- Nisā‟, meliputi sejarah turunnya
surat an- Nisā‟, tema dan tujuan utama surat an-Nisā‟, munasabah surat an-
Nisā‟ yaitu hubungan surat an-Nisā‟ dengan surat sebelumnya (Ali „Imran) dan surat sesudahnya (al-Maidah) serta dilanjutkan penafsiran Q.S. An- Nisā‟ ayat 1.
Bab IV Analisis. Akan dikemukakan tentang nilai-nilai pendidikan
sosial yang terkandung dalam surat an- Nisa‟ ayat 1 dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Bab V berisi Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II KOMPILASI AYAT A. Redaksi Surat An-Nisā‟ Ayat 1 dan Terjemahanya. Sesuai dengan judul bab ini, maka penulis menyajikan kompilasi
ayat-ayat yang menjadi tema pembahasan dalam skripsi ini. Adapun ayat yang dikaji adalah ayat 1 dari surat an- Nisā‟.
ِِ ُُْىَمٍََخ ِٞزٌَّا ُُُىَّثَس اُٛمَّرا ُطبٌَّٕا بَُّٙ٠َأ بَ٠ بَُِِّْٕٙ َّشَثَٚ بََٙجَْٚص بَِِْٕٙ َكٍََخَٚ ٍحَذِداَٚ ٍظْفَٔ ْٓ بًج١ِلَس ُُْىْ١ٍََػ َْبَو َ َّاللَّ َِّْإ ََبَدْسلأاَٚ ِِٗث ٌََُْٛءبَغَر ِٞزٌَّا َ َّاللَّ اُٛمَّراَٚ ًءبَغَِٔٚ اًش١ِضَو لابَجِس ﴾ ١ :ءبغٌٕا﴿
Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (Q.S. an-Nisa‟/4: 1)
B. Mufradat/ Kosa Kata
Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahnya, perlu bagi penulis untuk menyajikan beberapa kosakata penting agar lebih mudah memahami kandungan surat an-
Nisa‟ ayat 1, diantaranya: berasal dari kata artinya manusia, orang-orang (Yunus,
ُطبٌَّٕا ٌطبَٔ 2009: 436).
- – َّلَٚ ٝ
- –
ًخَ١ِلاَٚ
- بً١ْلَٚ
- – ِٝمَ٠
- – ًخَ٠بَلِٚ
- بًمٍَْخ
- – ُكٍُْخَ٠
yang artinya menyiarkan, menebarkan, mengembangbiakkan (Yunus, 2009: 56).
asal katanya
ٌذَدَأ yang artinya satu atau esa (Yunus, 2009: 35). بََٙجَْٚص
berasal dari kata
ٌطَْٚص ج طاَْٚصَأ
yang artinya suami, istri, sepasang (Yunus, 2009: 159).
َّشَث
berasal dari kata
َّشَث
لابَجِس
merupakan bentuk
merupakan bentuk
jama‟ taksir dari kata ج ٌيبَجِس ًُُجَس
yang artinya laki-laki, jantan (Yunus, 2009: 138).
ًءبَغِٔ / ٌحَأَشِِْا
artinya perempuan-perempuan, wanita (Yunus, 2009: 448).
ٌََُْٛءبَغَر
berasal dari kata
َيَأَع
mu‟annats (perempuan) dari kata ٌذِداَٚ
ٍحَذِداَٚ
artinya meminta, menanyakan (Yunus, 2009: 161). Dalam ilmu sharaf kata
yang artinya roh, nyawa, tubuh diri seseorang, darah, niat, orang, kehendak (Yunus, 2009: 462).
اُٛمَّرا
berasal dari kata
َٝلَٚ
artinya memelihara,
َاللَّ ِكَّرِا
artinya takutlah akan Allah. Kata
اُٛمَّرا
merupakan bentuk jama‟ dari kata
ِكَّرِا (Yunus, 2009: 505). ُُىَمٍََخ
merupakan
fi‟il madhi dari kata
َكٍََخyang artinya membuat atau menjadikan . Kemudian lafadz
َكٍََخ
bertemu dengan
isim dhomir ُُو yang artinya kamu semua (Yunus, 2009: 120).
ٍظْفَٔ
berasal dari kata
ٌظْفَٔ ج ظُفَْٔأ - طُْٛفُٔ
- ُجَ٠ ُّش - بًّضَث
- – ًلااَؤُع
- – ُيَأْغَ٠
َخٌََأْغَِ
fi‟il tsulasi mazid yang mendapat tambahan dua ٌََُْٛءبَغَر huruf, maka artinya menjadi saling meminta.
berasal dari kata yang artinya peranakan, rahim
ج
ٌُِدَس ََبَدْسأ ََبَدْسأ ibu, tali perkauman, persaudaraan (Yunus, 2009: 139).- asal katanya yaitu artinya yang menjaga,
بًج١ِلَس ٌتِلاَشُِ ٌتْ١ِلَس
pengawas, penilik yang merupakan bentuk isim masdar dari
fi‟il madhi
artinya mengintip, melihat, menjaga (Yunus, 2009:
- – –
ًخَثبَلَس ُتُلْشَ٠ َتَلَس 145).
Berdasarkan kosakata penting di atas maka perlu diketahui tentang kosakata dalam surat an- Nisā‟ ayat 1 yang harus dijabarkan lebih mendalam. Seperti kata
nafsun wāhidah dipertegas lagi secara bahasa
berarti “jiwa yang satu”. Mayoritas ulama memahami istilah ini dalam arti “Adam”. Pemahaman tersebut menjadikan kata zaujahā (pasangannya) adalah istri Adam a.s. yang biasa disebut dengan nama Hawa. Karena ayat ini menyatakan bahwa pasangan itu diciptakan dari
nafsun wāhidah, yaitu
Adam, maka sebagian mufasir memahami bahwa istri Adam diciptakan dari Adam sendiri. Pemahaman ini melahirkan pandangan negatif terhadap perempuan dengan menyatakan bahwa perempuan adalah bagian dari laki- laki. Sebagian ulama lain memahami
nafsun wāhidah dalam arti jenis
manusia laki-laki dan perempuan. Pemahaman demikian melahirkan pendapat bahwa pasangan Adam diciptakan dari jenis manusia juga, kemudian dari keduanya lahirlah manusia yang ada di bumi ini (Depag RI, 2010: 110).
Yā ayuhan nāsu (wahai sekalian manusia). Seruan ini bisa berlaku umum, tapi bisa juga berlaku khusus.
Ittaqū rabbakum (bertakwalah kepada Rabb kalian), yakni hendaklah kalian taat kepada Rabb kalian.
Alladzī khalaqakum (yang telah Menciptakan kalian) melalui proses reproduksi.
Min nafsiw wāhidatin (dari satu diri), yakni dari Adam a.s. saja, karena Hawa juga berasal dari Adam a.s.
Wa khalaqa minhā (dan Allah Menciptakan darinya), yakni dari Adam a.s..
Zaujahā wa bats-tsa minhumā (istrinya, dan dari keduanya itulah
Allah Mengembangbiakkan), yakni Allah Ta„ala Menciptakan dari Adam a.s. dan Hawa melalui proses reproduksi.
Rijālang katsīraw wanisā-an (laki-laki dan perempuan yang banyak), yakni makhluk yang banyak, baik laki-laki maupun perempuan.
Wat taqullāha (dan bertakwalah kepada Allah), yakni hendaklah kalian taat kepada Allah Ta„ala.
Alladzī tasā-alūna bihī (yang kalian saling meminta dengan-Nya),
yakni atas nama Hak Allah satu sama lain saling meminta berbagai keperluan dan harta benda.
Wal arhām (dan silaturahmi). Apabila huruf mim (pada lafazh wal
arhām) diberi harakat kasrah (dibaca wal arhāmi), maka artinya “dan atas
nama hak kekerabatan dan silaturahmi.” Namun, jika diberi harakat fathah
(dibaca
wal arhāma), mengikuti lafazh wattaqullāha, maka artinya “dan
hendaklah kalian memelihara hubungan silaturahmi, dan janganlah memutuskannya”.
Innallāha kāna „alaikum raqībā (sesungguhnya Allah senantiasa
Menjaga dan Mengawasi kalian), yakni Allah Ta„ala senantiasa Menjaga dan Mengawasi kalian. Meminta kalian agar melaksanakan ketaatan dan silaturahmi sebagaimana yang Dia Perintahkan kepada kalian (Al-
Kalām Digital, 2009: 77).
C. Pokok-Pokok Kandungan Surat An-Nisā‟ Ayat 1
Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahnya, serta pokok-pokok kandungan surat an- Nisā‟ serta mufrodadnya selanjutnya penulis akan menyajikan pokok-pokok kandungan surat an-
Nisā‟ ayat 1. Menurut Quraish Shihab (2012: 166) surat an-
Nisā‟ ini dimulai dengan ajakan kepada seluruh manusia untuk bertakwa kepada Allah Swt.
Tuhan Yang Memelihara mereka. Dia yang menciptakan manusia seluruhnya dari satu jenis ciptaan (tanah) atau keturunan yang sama, dan dari lelaki dan perempuan, Allah Swt. mengembangbiakkan keturunannya. Ajakan ini diakhiri dengan pesan untuk bertakwa kepada-Nya dan memelihara hubungan silaturrahmi sambil mengingatkan tentang pengawasan Allah Swt. kepada mereka.
Dalam pokok-pokok isi kandungan yang terdapat dalam surat an- Nisā‟ ayat 1 di atas penulis menyimpulkan bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk bertakwa kepada-Nya dan dilanjutkan dengan perintah untuk menjaga hubungan silaturrahim.
Selain surat an- Nisā‟ ayat 1 di atas, terdapat ayat-ayat al-Qur‟an dan hadis yang menerangkan tentang perintah bersilaturrahim, diantaranya yaitu: 1.
Qur‟an Surat Muhammad/47: 22-23 Ayat ini menerangkan tentang ancaman bagi seorang memutus silaturrahim. Maka silaturrahim merupakan kewajiban yang sangat ditekankan, tidak ada yang memutuskannya dan mengingkarinya kecuali orang yang telah rusak fitrahnya, buruk akhlaknya, dan ia sudah pantas mendapat kutukan dari Allah. Seperti yang tertera dalam firman-Nya:
22 َٓ٠ِزٌَّا َهِئٌَُْٚأ ) ِإ ُُْزْ١َغَػ ًََْٙف ( ُُْىَِبَدْسَأ اُٛؼِّطَمُرَٚ ِضْسَلأْا ِٟف اُٚذِغْفُر َْأ ُُْزْ١ٌَََّٛر ْ
)
22 ( َُُْ٘سبَصْثَأ َّْٝػَأَٚ ََُُّّْٙصَأَف ُاللَّ ََُُُٕٙؼٌَ
Artinya: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?. Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.
”(QS. Muhammad/47: 22-23) 2. Hadis nabi tentang silaturrahim yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., ia berkata:
ِٟثَأ َْٓػ ٍخٌِبَص ِٟثَأ َْٓػ ٍسبَٕ٠ِد ُْٓث ِ َّاللَّ ُذْجَػ بََٕصَّذَد ُْبَّْ١ٍَُع بََٕصَّذَد ٍذٍَْخَِ ُْٓث ُذٌِبَخ بََٕصَّذَد ِِْٓ ٌخَْٕجَش َُِدَّشٌا َِّْإ َيبَل ٍَََُّعَٚ ِْٗ١ٍََػ ُ َّاللَّ ٍََّٝص ِِّٟجٌَّٕا َْٓػ َُْٕٗػ ُ َّاللَّ َِٟضَس َحَشْ٠َشُ٘ ُُٗزْؼَطَل ِهَؼَطَل ََِْٓٚ ُُٗزٍَْصَٚ ِهٍََصَٚ َِْٓ ُ َّاللَّ َيبَمَف َِّْٓدَّشٌا Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad telah menceritakan kepada kami Sulaiman telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Dinar dari Abu Shalih dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Saw. beliau bersabda: "Sesungguhnya penamaan rahim itu diambil dari (nama Allah) Ar-Rahman, lalu Allah berfirman: Barangsiapa menyambungmu maka Akupun menyambungnya dan barangsiapa memutuskanmu maka Akupun akan memutuskannya"(Al-Albani, 2012: 103).
Hadis tersebut menerangkan bahwa orang yang memutus hubungan silaturrahim maka Allah pun akan memutuskan hubungan dengannya.
3. Bahkan Allah mengancam bagi orang yang memutus hubungan silaturrahim yaitu tidak akan dimasukkan ke dalam surganya, sebagaimana sabda Nabi Saw:
ٌغِطبَل َخََّٕجٌْا ًٌُخْذَ٠ َلا :ُيُْٛمَ٠ .َ.ص َِّٟجٌَّٕا َغَِّع ََُّٗٔأ ,ٍُِؼْطُِ ِْٓث ِشْ١َجُج َْٓػ
Artinya: Dari Jubair bin Muth‟im, bahwa dia mendengar Nabi Saw. bersabda,
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (hubungan keke rabatan)”(Al-Albani, 2012: 102-103).
Karena pentingnya silaturrahim sebagai bagian dari ibadah dan pemersatu umat, maka jangan sekali-kali membuat pagar untuk membatasi hubungan dengan sesama, apapun alasannya. Bukankah kebersamaan dan keharmonisan itu sesuatu yang indah dan diidam-idamkan semua orang.
BAB III DESKRIPSI SURAT AN- NISA‟ AYAT 1 A. Sejarah Turunnya Surat An- Nisā‟ Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa surat an- Nisā‟
diturunkan di Madinah dan terdiri dari 176 ayat. Surat a- Nisā‟ merupakan surat terpanjang sesudah surat al-Baqarah. Dinamakan surat an-
Nisā‟ karena dalam surat ini banyak dibicarakanhal-hal yang berhubungan degan wanita serta merupakan surat yang paling banyak membicarakan hal itu dibanding dengan surat-surat yang lain. Surat yang lain yang banyak juga membicarkan tentang hal wanita ialah surat at-Thalaq. Dalam hubungan ini biasa disebut surat an-
Nisā‟ dengan sebuta “Surat an-Nisā‟ al-Kubrā (surat an-
Nisā‟ yang Besar), sedang surat at-Thalaq disebut “Surat an-
Nisā‟ as-Sugrā (surat an-Nisā‟ yang Kecil) (Al-Qur‟an dan Terjemah, 1420 H: 113).