METODE PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI (STUDI KASUS SDIT ADZKIA PADANG)

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 1

  METODE PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI (STUDI KASUS SDIT ADZKIA PADANG) Oleh: Sri Wahyuni, MA (Dosen Politekni Unand Padang) Abstrak Dalam Islam, pendidikan karakter itu sendiri bersumber dari al-Qurân dan as- Sunnah. Setiap ajaran yang terdapat dalam Islam pada prinsipnya untuk kesempuranaan akhlak seseorang. Bukan hanya sekedar teori tetapi figure Nabi Muhammad SAW tampil sebagai (uswatun hasanah) ataua suri tauladan. Maka sudah sepatutnyalah setiap pengajaran yang diberikan selalu dikaitkan dengan ibadah anak. Perlu perencanaan, pembiasaan, pengulangan, dan pengawasan dilakukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan mampu memberikan kegiatan yang menunjang pembentukan karakter tersebut. Sehingga tidak lagi hanya sebatas knowledge saja, tetapi anak juga cakap dalam bertingkah laku Sekolah Dasar Islam Terpadi (SDIT) hadir sebagai Pembelajaran terpadu yang memperhatikan kebutuhan siswa dengan perkembangan yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya. SDIT Adzkia mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum dengan agama. Setia kegiatan yang dilakukan selalu dikaitkan dengan pengetahuan dan keyakinan beragama anak. Tidak hanya dalam tingkah laku setiap materi umum yang diberikan disekolah selalu dikaitkan dengan pemahaman agama anak. Sehingga dengan kegiatan yang dilakukan di sekolah ini diharapkan karakter Islami yang diharapkan dapat tercapai.

A. Pendahuluan

  Akhir-akhir ini, pendidikan karakter tengah menadi topic perbincangan yang menarik. Hal ini terjadi karena adanya perageseran tatanan nilai dan gejala memudarnya nilai-nilai luhur bangsa yang menjadi perhatian serius bagi segenap bangsa Indonesia. Oleh karena itu pendidikan karakter, diharapkan bisa hadir sebagai solusi problem moralitas dan karakter bangsa. Meski bukan sebagai sesuatu yang baru, pendidikan karakter cukup menjadi semacam “greget” bagi dunia pendidikan pada khususnya untuk membenahi moralitas generasi muda.

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 2 Menurut Mulyasa, Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mamapu secara mandiri meningkatkan dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

  Berdasarkan perspektif yang berkembang dalam sejarah pemikiran manusia, dini sampai dewasa. Setidaknya berdasarkan pemikiran psikolog Kohlberg (1977) terdapat empat tahap pendidikan karakter yang perlu dilakukan yaitu (a) tahap pembiasaan, sebagai awal perkembangan karakter anak; (b) tahap pemahaman dan penalaran terhadap nilai, sikap, perilaku dan karakter siswa; (c) tahap penerapan berbagai perilaku dan tindakan siswa dalam kenyataan sehari-hari; (d) tahap pemaknaan, yaitu suatu tahap refleksi dari para peserta didik melalui penilaian terhadap seluruh sikap dan perilaku yang telah mereka pahami dan lakukan dan bagaimana dampak dan kemanfaatannya dalam kehidupan baik bagi dirinya maupun orang lain.

  Untuk mengaplikasikan tahapa-tahapan yang dimaksud perlu prencanaan yang matang dalam mendidik anak. Sekolah sebagi lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan kegiatan-kegiatan yang menunjang karakter anak. Unutk itu Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) hadir dengan bertujuan untuk pembentukan karakter dengan penambahan materi agama. Penekanan keagamaan yang diterapkan merupakan hal berbeda dari sekolah lainnya, yang hanya memberikan pelajaran agama dua jam sekali seminggu. Sedangkan di SDIT Adzkia ditambah dengan pelajaran dan setiap pelajaran selalu dikaitkan dengan agama. Kemudian pada setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah selalu dikaitkan dengan keagaman. Mulai dari siswa tiba di lingkungan sekolah sampai mereka pulang selalu diberikan penekanan-penekanan tentang keagamaan, sehingga anak-anak selalu dituntut untuk bertindak dan bertingkah laku yang Islami.

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 3

B. Hakikat Pendidikan Karakter

  Menurut Thomas Lickona, karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merspon situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya.

  Sebagian sejarawan mengatakan bahwa, dalam dunia Islam sendiri pembahasan tentang karekater sudah jauh lebih dulu dibicarakan sebelum sebelum teori karakter Akhlak atau karakter Islam ini, terbentuk atas dasar prinsip “ ketundukkan, kepasrahan, dan kedamainan” sesuai dengan makna dasar dari kata Islam. Defenisi akhak menurut bahasa berasal dari kata – قﻼﺧا - ﻖﻠﺨﺋ ﻖﻠﺧا artinya perangai, kebiasaan, watak, peradaban yang baik, agama.

  Ajaran Islam tentang pendidikan karakter bukan hanya sekedar teori, tetapi figure Nabi Muhammad SAW tampil sebagai contoh (uswatun hasanah) atau suri tauladan. Menurut salah satu riwayat, istri beliau ‘Aisyah r.a, pernah berkata bahwa akhlak nabi Muhammad SAW itu adalah al-Qurân; atau singkatnya Nabi Muhammad itu adalah al-Qurân yang berjalan. Menurut salah satu hadis, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

  “Aku tidak diutus oleh Allah SWT kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang baik” (H.R Malik). Dengan begitu, realisasi akhlak yang mulia merupakan inti risalah nabi Muhammad

  SAW. Berbagai ibadah dalam agama Islam diantaranya, dimaksudkan untuk menggapai akhlak yang mulia. Seperti ibadah Shalat misalnya, antara lain dimaksudkan untuk mentarbiyahkan atau mendidik manusia agar berhenti dari segala perbuatan keji dan munkar (QS al-Ankabut ; 45). Ibadah puasa dimaksudkan, diantaranya menggapai tingkatan takwa (Q.S al-Baqarah; 183). Berkaitan dengan ibadah puasa ini, Nabi Muhammad SAW bersabda, “siapa yang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan palsu (bohong), maka idak ada

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 4 keperluan bagi Allah SWT terhadap puasa seseorang yang hanya sekedar meninggalkan makan dan minum.” (H.R Bukhari).

  Ibadah zakat, infak dan sedekah diantara rahasianya adalah untuk menyucikan dan membersihkan jiwa dari berbagai sifat buruk dan tercela (Q.S at-Taubah ; 103). Sedangkan ibadah haji, selain merupakan penyempurnaan dari rukun Islam, juga mengandung simbolisme tauladan dan kental akan nilai-nilai kemanusiaan. Masih banyak lagi amalan- amalan yang diajarkan oleh Nabi yang pada prinsipnya untuk kebaikan semua makhluk yang ajarannya mencakup semua kabaikan untuk alam.

  Kemuliaan akhhlak itu, menunjukkan kesempurnaan iman. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad yang artinya:

  “orang-orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik

  akhlaknya, dan manusia yang paling baik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap istrinya ” (hadits shahih, diriwayatkan oleh Ahmad dan at-Tirmizi).

C. Metode Pembentukan Karakter Islami Di SDIT Adzkia Padang

  Kegiatan yang berulang-ulang dilakukan, dan terjadi setiap hari dengan waktu yang cukup lama secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku anak. Oleh karena itu perencanaan dan program yang matang dengan pengawasan dan kontrol yang baik tentunya akan mempermudah tujuan yang diinginkan tercapai. SDIT Adzkia hadir dengan mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum dengan agama. Kegiatan sekolah di atur bagaimana anak belajar penuh disekolah dengan tingkah laku yang baik. Berikut beberapa kegiatan SDIT Adzkia yang dapat penulis paparkan di antaranya:

  1. Pembentukan keyakinan dan pengetahuan keberagamaan pada anak

  a. Bentuk kurikulum Dalam mengembangkan keyakinan dan pengetahuan anak, SDIT Adzkia sebagai ciri dari Sekolah Islam Terpadu pada setiap pelajaran yang ada selalu

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 5

  1

  dikaitkan/ dihubungkan dengan agama. Meskipun pelajaran umum seperti Matematika, IPA, IPS, PKn, Bahasa Indonesia dan lain sebagainya selalu dikaitkan dengan agama. Sehingga setiap pelajaran yang diberikan kepada anak meskipun pelajaran umum selalu di masukkan nilai-nilai Islami. Tentunya hal ini sedikit demi sedikit akan mempengaruhi pola pikir siswa, mereka akan terbiasa dengan semua kegiatan dan yang dipelajari selalu dikaitkan dengan agama.

  Penambahan kekhasan kurikulum ini disusun oleh JSIT, dalam buku Standar pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu: Tabel I

  Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penambahan/Khas SIT

  1. Menerapkan hidup

1.1 menjelaskan perbedaan

QS al-Hujurat (49) ayat

   rukun dalam jenis kelamin, agama, dan 13: Hai manusia, perbedaa suku bangsa Sesungguhnya kami 1.2 memberikan contoh menciptakan kamu dari hidup rukun melalui seorang laki-laki dan egitan di rumah dan seorang perempuan dan disekolah menjadikan kamu

1.3 menerapkan hidup rukun

berbangsa - bangsa dan di rumah dan disekolah bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Cerita : contoh sikap

   toleransi Islam ditunjukkan sangat indah oleh Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya saat penaklukan kota Mekkah atau Fathul Makkah. Dalam peradaban manapun penaklukan Mekkah adalah penaklukan sebuah kota yang sangat damai tanpa ada 1 kekerasan sama sekali.

  Satria, Koordinator Bidang Kesiswaan, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung, (18

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 6

  Setelah Nabi Muhammad dan pengikutnya berhasil masuk kota Mekkah, Nabi tidak menyuruh atau memaksa penduduk Mekkah yang belum beragama Islam untuk memeluk Islam, Nabi membiarkan mereka dan menghormati mereka untuk memeluk dan agama mereka. Perlu dikelahui bahwa pada saat penaklukan Mekkah penduduk Mekkah terdiri dari berbagai macam agama dan keyakinan. Ada agama Nasrani maupun Yahudi Cerita : bukti nyata

   lainnya yang tercatat dalam sejarah Islam adalah keterangan yang diriwayatkan oleh Bukhari bin Jabir bin Abdullah. Ketika iring- iringan jenazah melewati Nabi SAW, beliau bangkit berdiri. Ada yang member tahu nabi jenazah itu orang Yahudi. Lalu, Nabi menjawab, “bukankah dia juga manusia” QS al-Baqarah ayat 285

   2

  Sumber Data : Dokumentasi SDIT Adzkia Padang Dalam proses belajar mengajar, di sekolah ini para guru dituntut untuk memberikan materi baik itu materi agama maupun umum selalu dikaitkan dengan 2 nilai-nilai Islamnya. Ini adalah salah satu cara penanaman akidah kepada anak, bahwa

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 7 anak terbiasa setiap yang ada disekeliling dan yang dipelajari ada kaitannya dengan Tuhan. Untuk itu setiap minggunya pada hari sabtu sekolah libur, dan pada saat itulah kita sekali seminggu para guru mengevaluasi proses belajar mengajar, bagian mana

  3 atau siapa yang proses mengajarnya yang kurang dan perlu perbaikan.

  Selain dalam proses pembelajaran upaya guru SDIT Adzkia dalam pengembangan pengetahuan keagamaan anak akan tampak dari berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah. Karena merupakan sekolah Islam terpadu setiap kegiatan oleh SDIT Adzkia Padang dalam menunjang pengetahuan keagamaan anak adalah: b. Shalat

  Kebiasaan adalah cara bertindak atau berbuat seragam. Pembentukan kebiasaan menurut Wetherington yang dikutip oleh Jalaluddin ada dua cara. Pertama,

  4

  dengan cara mengulang, Kedua, dengan cara disengaja atau direncanakan. Dengan adanya kegiatan yag direncanakan dengan baik dan pengulangannya setiap hari, maka akan menjadi kebiasaan bagi siswa. Cara inilah yang dipakai oleh SDIT Adzkia, dengan berbagai kegiatan rutin untuk pembiasaan-pembiasaan terhadap siswa. Salah satu kegiatan itu adalah salat berjamaah yang dilakukan di sekolah.

  Diantara salat yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang adalah salat Dhuha, salat Zuhur, dan salat Ashar. Ketiga salat ini selalu dilakukan setiap harinya di sekolah. Khusus untuk kelas kecil diantaranya, kelas satu, dua dan tiga salat dilaksanakan hanya di dalam kelas saja. Hal ini dimaksudkan untuk mudah mengontrol anak dalam salat. Siswa yang kelas kecil tentunya masih banyak

3 Aswandi, Tata Usaha SDIT Adzkia Padang dan Guru Pendidikan Agama Islam, di SDIT

  Adzkia Padang, 20 Januari 2012 4

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 8 yang belum hafal bacaan salat, jadi ketika salat tersebut khusus kelas kecil bacaannya

  5 di keraskan dan dibaca sama-sama oleh siswa.

  Berdasarkan observasi penulis ketika melaksanakan salat kelas kecil, lebih khususnya penulis sebut kelas satu. Mereka telah mampu malaksanakan salat berjamaah dengan baik. Dengan pengawasan guru kelas, salah seorang dari mereka ditunjuk untuk menjadi imam. Kemudian yang lainnya mengikuti apa yang dibaca dan dilakukan imam. Tidak hanya itu selesai salat pun mereka telah mampu berzikir

6 Kemudian untuk kelas besar diantaranya kelas empat, lima, dan enam salat

  dilaksanakan di masjid dan diawasi oleh guru. Pelaksanaan salat di mesjid, untuk

  7

  pengawasannya ditunjuk guru yang piketnya. Guru piket yang akan mengatur berbagai keperluan salat dan lancarnya kegiatan salat. Akan tetapi peran semua guru juga dibutuhkan, setiap guru harus menyebar diberbagai syaf siswa untuk melihat perilaku anak selama salat. Siswa yang baik salatnya akan diberi reward sebuah Pin, yang dalam pin tersebut bertulis kata-kata yang memotivasi, contohnya Ahlul Jannah.

  c. Hafalan al-Qurân Menciptakan generasi yang qur’ani menjadi tujuan utama SDIT Adzkia

  Padang. Oleh karena kegiatan hafal al-Qurân merupakan kegiatan yang selalu ada setiap harinya di sekolah ini. Setiap siswa mulai dari kelas satu sampai kelas enam diwajibkan untuk menghafal al-Qurân. Hal ini dibenarkan oleh Satria wakil bidang kesiswaan, di sini setiap anak diwajibkan hafalan al-Qurân. Setidaknya tamatan dari

  8 5 Adzkia hafal Juz 30 dan hadis-hadis yang sudah ditentukan. Batasan tentang materi Musrida Nengsih, guru al-Quran SDIT Adzkia Padang, di Taratak Paneh, wawancara langsung, (14 Januari 2012) 6 7 Observasi, Pelaksanaan Salat di Kelas satu, di SDIT Adzkia Padang, 9 Januari 2012 Aswandi, Tata Usaha SDIT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, wawancara Langsung,

  (20 Januari 2012) 8 Satria, Wakil Bidang Kesiswaan, di SDIT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, 12 Januari

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 9 hafalan sendiri sudah ada diatur dan ditentukan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu,

  9

  dan bagaimana pelaksanaan hafalan di atur oleh Koordinator bidang al-Qurân Kewajiban dalam hafalan ini ternyata tidak hanya diwajibkan terhadap siswa saja, akan tetapi para guru pun harus menyetor hafalannya setiap harinya. Sebelum

  10

  pulang para guru menyetor hafalannya minimal dua baris. Satu hal yang menjadi hal menarik di sekolah ini adalah setiap kegiatan yang ada selalu reward yang diberikan oleh sekolah untuk memotivasi anak maupun guru yang ngajar di sekolah ini. Setiap Setidaknya satu kali sebulan dilihat siapa yang hafalan yang banyak dan yang pantas untuk mendapatkan reward yang disediakan sekolah d. Mentoring

  Setiap satu kali dalam seminggu ada kegiatan liqa’ atau biasa juga disebut

  11

  sebagai mentoring. Pada pelaksanaan mentoring ini anak akan dibagi berkelompok-

  12

  kelompok. Setiap kelompok berkisar enam sampai sepuluh orang siswa. Materi yang

  13

  diberikan disusun dan ditetapkan oleh Koordinator bidang Diniyah. Mentoring merupakan wadah untuk bisa memperdalam ilmu umum siswa tentang agama. Juga merupakan kegiatan untuk mengevaluasi kegiatan ibadah siswa yang dilakukan selama seminggu. Boleh dikatakan mentoring merupakan kegiatan evaluasi siswa. Jadi dalam satu lokal guru pembimbing mentoring terdiri dari beberapa orang, karena 9 siswa maksimal hanya sepuluh orang untuk satu orang pembimbing. Mentoring yang

  Koordinator Bidang al-Qurân merupakan Koordinator ysng mengatur sistem hafalan di sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang. 10 11 Aswandi, Op.Cit Rospiadi, Guru Agama dan Guru Pendidikan Agama Islam, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung, (22 Januari 2012) 12 Murniyanita, Wakil Bidang Kurikulum, di SDIT Adzkia Padang, wawancara Langsung, 18

  Januari 2012 13 Koordinator Diniyah adalah koordinator khusus untuk mengatur segala kegaiatan keagamaan,

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 10

  14 dilakukan dilaksanakan di Masjid atau dimanapun yang bisa membantu kegiatan.

  Jadi kegiatan mentoring ini proses belajar mengajarnya tidak terpaku di dalam kelas.

  e. Pembiasaan Pembentukan karakter anak salah satunya yang dilakukan di sekolah dasar

  Islam Terpadu Adzkia adalah pembiasaan. Setiap hari dari jam 07.25 sampai 07.45 Wib dilakukan kegiatan siswa yang di pandu oleh wali kelas atau guru yang mengajar

  15

  di jam pertama. Berikut agenda kegiatan pembiasaan SDIT Adzkia Padang adalah:

  No Hari Kegiatan Keterangan

  1 Senin Upacara atau Apel dilakukan setiap  Upacara Pagi senin pertama (setiap awal bulan)  Upacara/apel pagi diikuti oleh semua siswa dan guru (untuk apel pagi dilkasi masing- masing)  Persiapan upacara oleh guru yang ditentukan  Pengumuman siswa teladan dan guru piket teladan dilakukan pada waktu upacara bendera atau apel pagi awal bulan  Pembina upacar digilirkan sesuai jadwal

  2 Selasa Evaluasi akhlak  Walas mengevaluasi kegiatan (buku penghubung) harian siswa yang terdapat dan nasehat dari dalam buku penghubung walas  Walas memberikan nasehat sesuai temuan pada saat evaluasi tersebut (dalam kelas 14 masing-masing) untuk

  Observasi, Proses Belajar mengajar Mentoring, di SDIT Adzkia Padang, Rabu, 11 Januari 2012 15

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 11 mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa itu

   Walas mencatat kasus tersebut ke dalam buku anekdot  Walas menindak lanjuti dan melaporkan kepada wakasi/ koorbid diniya/ koorbid al- Qur’an dan orang tua

  3 Rabu Kebersihan terlebih dahulu  Walas lingkungan mengumpulkan dan memberikan arahan terhada siswa di kelas masing-masing mendapingi siswa  Walas melaksanakan kegiatan sesuai lokasi yang telah ditentukan  Walas mengarahkan siswa untuk mengembalikan alat yang dipakai ketempat semula setelah selesai

  4 Kamis Pemeriksaan  Walas dan siswa berbaris di depan kelas masng-masing kebersihan, atribut  Walas memeriksa kerapian, dan kerapian siswa dan kebersihan siswa menindak lanjuti  Walas pelanggarna siswa pada hari itu misalnya memotong kuku, rambut dan sebgainya  Walas mencatat kasus yang ditemukan ke dalam buku anekdot siswa

  5 Jum’at Evaluasi akhlak  Walas mengevaluasi kegiatan harian siswa yang terdapat

  (buku penghubung) dalam buku penghubung dan nasehat dari

   Walas memberikan nasehat sesuai temuan pada saat walas evaluasi tersebut (dalam kelas masing-masing) mencatat kasusu  Walas tersebut ke dalam anekdot  Walas menindak lanjuti dan Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 12 melaporkan kepada wakasiswa/ koorbid diniyah/ koorbid al-Quran dan orang tua

  Sumber Data: Dokumentasi SDIT Adzkia Padang

  f. Muhasabah Pagi Jum’at Kegiatan ini hanya dilakukan satu kali dalam seminggu, yaitu pada pagi hari

  Jum’at dari jam 07.30 wib sampai jam 09.00 wib. Kegiatan ini hanya diikuti oleh kelas besar yaitu kelas empat, lima dan kelas enam.

  16 Materi yang diberikan pada pagi

  jum’at ini bermacam-macam, zikir bersama, penyampaian materi oleh Ustadz yang ditentukan atau bisa juga menjadi waktu untuk mengulang hafalan atau tahsin al- Quran. Selesai kegiatan dilaksakan semua siswa diharuskan untuk salat Dhuha sebelum kembali lagi ke kelas masing-masing.

  2. Pembentukan Sikap dan Tingkah Laku Anak Sesuai dengan tujuan didirikannya Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang mewujudkan generasi yang berakhlak Qurâni, berprestasi dan cinta lingkungan, jadi sekolah menuntut siswa-siswi untuk selalu bersikap dan tingkah laku yang Islami, baik di lingkungan sekolah, rumah maupun lingkungan masyarakat. Berdasarkan hal ini juga dibuat peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh siswa (khusunya dalam bertingkah laku) diantaranya:

  Bukan hanya tingkah laku anak dalam belajar saja yang diperhatikan oleh guru, setiap kegiatan yang dilakukan anak selalu diawasi dan dibimbing oleh guru, Diantaranya kegiatan tersebut adalah: a. Ketika mengambil wudhu, anak dituntut bagaimana cara mengambil wudhu yang baik.

  Dalam observasi yang penulis lihat anak-anak sudah mampu mengambil wuduk dengan baik. Menjadi kebiasaan juga bagi mereka saling mengingatkan, hal ini terbukti

  16

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 13 siapa yang tidak baik wuduknya diberi tahukan kepada guru, kemudian disuruh ulang kembali dengan dibimbing oleh gurunya.

  b. Selalu membaca do’a ketika akan memulai suatu pekerjaan. Misalnya makan, anak dibimbing bersama untuk membaca doa. Untuk kelas kecil dibaca bersama dengan suara keras dan kelas besar hanya diingatkan dan mereka senantiasa membacanya dengan baik.

  c. Mempraktekkan hadis-hadis yang sudah dihafal dalam kehidupan sehari-hari. Salah berdiri misalnya mahasiswa Perguruan Tinggi yang kebetulan ada dilantai empat dalam gedung yang sama, mereka akan bilang langsung “kak kenapa makan berdiri,

  17 kalau makan itu duduk”.

  d. Selalu berkata jujur dan bersikap lemah lembut. Setiap harinya anak dituntut untuk selalu berkata jujur. Dalam hal ini guru sangat berperan sekali, di SDIT Adzkia guru dituntut untuk mengajar dengan lemah lembut. Salah seorang guru juga bilang, ketika ada anak yang punya masalah kita tidak akan marah. Tetapi tindakan kita melakukan pendekatan bertanya baik-baik kenapa dia melakukan hal itu, kemudian baru kita beri

  18

  nasehat. Sehingga dengan hal seperti anak merasa senang dan tidak tertekan. Tita Aulia salah seorang siswa kelas enam juga berkata demikian, saya senang sekolah di sini, karena gurunya tidak ada yang pemarah, kalau kita melakukan kesalahan kita

  19 dinasehati dan kita tidak pernah dibentak.

  e. 5 S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun), merupakan budaya pergaulan yang

  20

  diharuskan di sekolah. Setidaknya kelima S itu dilakukan anak setiap harinya tiga

  17 18 Rospiadi, wawancara langsung, (23 Januari 2012) 19 Rospiadi, Op.CIt Tita Aulia, Siswi Kelas Enam, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung, (25 Januari 2012) 20

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 14

  21

  puluh orang. Berikut merupaka aturan yang idtetapkan oleh sekolah tentang 5S adalah sebagai berikut: 1) Senyum ramah dan tulus menunjukkan persaudaraan dan ketulusan hati 2) Salam jika bertemu teman, guru, orang tua, saudara seiman dan sebagainya 3) Sapa atau tegur dengan ramah setelah ucapkan salam atau bersalaman 4) Sopan dalam bertutur kata/ berbicara (lemah lembut dan tidak kasar) tegas dan tidak penakut

  22

  tua) Jadi setiap hari anak diharuskan bergaul dan bersosialisasi dengan lingkunga, baik itu teman, guru maupuan siapa saja yang ditemuinya siswa setiap harinya.

  Kegiatan ini di control guru berdasarkan buku penghubung siswa.

  f. Dalam pergaulan sehari-hari interaksi antara siswa dengan guru memakai, panggilan

  Ustadz/Ustadzah untuk guru, dan Ana bagi panggilan untuk diri anak. Kemudian

  antara siswa mereka memanggil dengan kata Ana dan Antum. Hal ini kita lakukan untuk memperhalus bahasa pergaulan dalam sehari-hari dan juga agar lebih Islami, karena sekolah kita adalah sekolah yang islami juga (ungkapan salah seorang guru). Semua peraturan disiplin akan menjadi kebiasaan-kebiasaan yang baik bila dalam melaksanakan berbagai peraturan terwujud kondisi yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berkembang dan berbuat sesuatu sesuai kemampuannya. Bahkan akan berkembang menjadi disiplin diri (self discipline) bila peraturan itu dipegang secara konsisten.

g. Porses belajar mengajar, Pendekatan yang digunakan guru Adzkia dalam belajar

  berbagai macam, salah satunya Asril guru kelas II. Untuk melihat dan menilai sikap 22 siswa waktu belajar saya memakai kartu. Kartu tersebut ada tiga warna, diantaranya

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 15 merah, kuning, dan hijau. Kartu hijau untuk siswa yang pintar, kartu kuning diberikan ketika siswa melakukan satu kesalahan, jika sudah banyak kesalahannya kartu merah

  23

  dan nantinya kartu tersebut kita tempel di dinding. Namun ketika kita kasih kartu kuning saja siswa akan tahu dengan sendirinya, kita tidak perlu marah tetapi mereka akan merasa dan menghukum dirinya sendiri. Dengan demikian siswa tahu dia salah dan akan berusaha untuk mengubah. Kartu yang tertempel di dinding merupakan bukti

  24

  bagi orang tua yang mau tahu tentang perkembangan anaknya di sekolah. Berbagai disiplin siswa. SDIT Adzkia tidak menekankan peraturan atau disiplin yang bisa membuat anak tertekan. Kesan lemah lembut dan mengajar dengan kasih sayang tetap dikemukan. Di SDIT ada yang namanya buku kontrol hafalan al-Qurân, buku ini diisi sejauh mana hafalan anak dalam menghafal al-Qurân. Guru yang mendengarkan bacaan hafalan anak harus menandatangani dan menilai kemampuan anak. Kemudian di buku ini kita juga bisa mengontrol perkembangan dan prestasi Tadarus al-Qurân anak setiap harinya.

  Hasil wawancara penulis dengan guru, setiap harinya anak wajib baca al-Qurân minimal dua baris. Ketika ada anak yang lupa membaca al-Qurân dalam sehari, maka untuk

  25

  hari berikutnya disuruh membaca al-Qurân dua kali lipat di depan kita. Untuk buku ini akan dikontrol/ diparaf oleh guru di sekolah dan orang tua di rumah. Diantara urgensi pengisian paraf guru, orang tua dan laporan kegiatan harian ini adalah:

  1. Pengisian kolom ini berfungsi memantau kemampuan, keterampilan dan kerajinan siswa selama mengikuti BBM

  2. Pengisian ini merupakan wujud perhatian dan sarana motivasi dalam meningkatkan perkembangan dan kemampuan anak 23 Di SDIT Adzkia Padang, setiap kelasnya ada papan yang bertuliskan nama siswa dan hal-hal yang bersangkutan dengan siswa. 24 Asril Yusuf BTR, IT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung, (23 Januari 2012) 25

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 16

  3. Orang tua dapat mengetahui kualitas dan kuantitas bacaan anak

  4. Terjalin komunikasi antara otang tua dan guru dalam mengatasi permasalahan dan perkembangan siswa

  5. Menentukan keberhasilan anak atas kerjasama orang tua dan guru Kedua, buku yang disediakan sekolah adalah buku penghubung kegiatan harian siswa. Buku penghubung ini berisikan tentang ketentuan tata tertib SDIT Adzkia, diantara isi dari buku ini adalah: apa saja konsekwensi pelanggaran/ sangsi yang akan diberikan

  2. Keterlambatan karena bermain

  3. Kedisiplinan, kerapian dan kebersihan

  4. Perilaku sosial

  5. Makan dan minum

  6. Beribadah/ salat di sekolah

  7. Izin keluar kelas

  8. Ketentuan orang tua mengantar, menjemput atau menunggu anak

  9. Kemudian dibuku ini ada juga kolom pesan/ informasi/ tugas dari guru dan untuk tugas dirumah kita juga menyediakan kolom pesan yang hendak disampaikan orang tua kepada guru.

  Sumber Data: Dokumnetasi SDIT Adzkia Dalam buku ini dijelaskan berbagai pelanggaran yang dilakukan siswa dan konsekwensi/ sangsi yang akan didapat anak setiap kali melakukan kesalahan. Adanya buku yang disediakan ini diharapkan kita bisa menjaga anak agar selalu melaksanakan amalan- amalan ibadah setiap harinya. Pendidikan agama dikatakan berhasil, ketika nilai kognitif dan psikomotor itu berjalan dengan baik. Dengan pembiasaan-pembiasaan yang senantiasa dilakukan setiap harinya diharapkan bisa melahirkan siswa yang berkarakter yang kita inginkan.

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 17 Kegiatan menarik lainnya yang menarik di SDIT Adzkia adalah bahwa dalam setiap pembelajaran guru dibiarkan kreatif. Kreatif yang dimaksudkan pembelajran tidak hanya

  26

  dilakukan di kelas saja, tetapi juga dilakukan di luar kelas, mesjid dan lain sebagainya. Hal yang baru atau akan dilaksanakan di sekolah ini adalah rencana kegiatan kelas enam yang akan pergi ke Lembah Anai, di sana anak di ajak belajar mengenal alam dan anak-anak juga di ajak bermain outbond. Tetapi kata bapak Rospiadi sebelum anak beramin outbond terlebih dahulu kita suruh setor ayat, mereka semangat menyetor karena terbayang senangnya main.

  KESIMPULAN

  Pendidikan karakter dalam Islam didasarkan pada al-Qurân dan as-Sunnah. Setiap ibadah atau amalan yang dianjurkan dalam Islam bertujuna untuk perbaikan akhlak umat manusia. Oleh karena itu penerapan pendidikan karakter , sebaiknya melalui proses berkelanjutan, tidak berakhir (neverending proses). Sekolah sebagi lingkngan pembudayaan peserta didik dan guru sebagai “perekayasa” kultur sekolah, pada kenyataanya terikat oleh regulasi, kebijakan, dan birokrasi. Oleh karena itu kebijakandan birokrasi harus ditata serta disipakan sedemikian rupa guna mendukung terwujudnya pendidikan karakter.

  Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang, merupakan sekolah yang mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum dengan agama. Perencanaan dan kegaiatan yang dilakukan bertujuan untuk mencipatakan karakter anak yang Islami. Banyak kegiatan yang telah dialkukan oleh sekolah ini diantaranya ; shalat berjamaah, hafal al-Qurân dan hadis, mentoring, muhasbah jumat, dan menetapakan aturan tata cara bertingakah laku setiap harinya. Semua kegiatan tersebut dibina dan diawasi oleh guru, dan setia minggunyapun diberikan pencerehan kepada guru, baik tentang materi, permasalahan PBM dan lain sebagainya.

  26

  Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 18

DAFTAR KEPUSTKAAN

  Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Rineka Cipta, 1991 Abu Ahmadi dan Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1991 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2005

  • , Perspektif Islam tentang Pola hubungan Guru Murid, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2001

  Agus Wibowo, Pendidikan Karakter, Strategi Membangun Karakter Bangsa, Yogyakarta: Dharma Kesuma dkk, Pendidikan Karakter, Kajian Teori Pendidikan Praktik di Sekolah,

  Bandung: Rosda Karya, 2012 Elizabet B Hurlock, Developmental Psycology, terj. Istiwidayanti & Soedjarwo, Psikologi

  Perkembangan, Jakarta : Erlangga, 1998 http://www.Psychology Tarbiyah.co.id http://www . SDIT Adzkia.co.id

  Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004 JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu), Sekolah Islam Terpadu Konsep dan aplikasinya,

  Jakarta : JSIT, 2006 Lyen kennet, dkk, Pendidikan Moral Anak, Yogyakarata : Indek Kelompok Media, 2003 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,

  1993

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 STUDI KASUS PENGONTROL SUHU ALIRAN AIR DALAM PIPA DENGAN METODE KONTROL FUZZY LOGIK

28 240 1

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENGARUH PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN TERHADAP KINERJA SALURAN DRAINASE DI SUB DASAMPRONG (STUDY KASUS DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG)

7 130 1

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

55 262 32

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50