STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS RUMPUT LAUT (Kappaphycus Alvarezii) (Studi Kasus : KUB Mitra Bahari di Desa Jumiang Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan Madura)
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS RUMPUT LAUT
(Kappaphycus Alvarezii)
(Studi Kasus : KUB Mitra Bahari di Desa Jumiang Kecamatan Pademawu
Kabupaten Pamekasan Madura)
Product Development Strategy Based On Seaweed
(Kappaphycus Alvarezii) (Case Study: KUB Mitra Bahari in Jumiang Village,
Pademawu District, Pamekasan Regency Madura)
Apriliany Sugiarti1, Fuad FM1, M. Sidan Millatul Ulya1
1
Program Studi Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Pertanian-Universitas Trunojoyo Madura
Jl. Raya Telang, Kecamatan Kamal, Bangkalan, Madura 69162
*Email: [email protected]
Abstrak
Pada setiap unit usaha membutuhkan suatu strategi dalam menjalankan usahanya dengan
harapan usaha yang dilakukan dapat berkembang. Begitu juga dengan KUB Mitra Bahari yang juga harus
mengetahui strategi apa yang baik digunakan dalam mengembangkan usahanya. Oleh karena itu akan
dilakukan analisis pengembangan usaha dodol, minuman dan keripik berbasis rumput laut dengan metode
matriks IE, matriks BCG, Space Matriks dan QSPM. Hasil analisis strategi dengan metode IE diperoleh
strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada analisis strategi dengan
metode matriks BCG diperoleh strategi pengembangan pasar atau pengembangan produk. Pada analisis
dengan metode Space matriks diperoleh strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan
produk. Sementara pengambilan strategi akhir dengan metode QSPM dari beberapa dengan metode yang
telah digunakan maka strategi yang baik digunakan oleh KUB Mitra Bahari dalam mengembangkan
usaha dodol, minuman dan keripik yang berbasis rumput laut yaitu pengembangan pasar yang diikuti
dengan penetrasi pasar.
Kata Kunci : Pengembangan Usaha, Matriks IE, Matriks BCG, Space Matriks, dan QSPM.
Abstract
In each business unit required a strategy in running the business in the hope that business can
be developed. So also with KUB Mitra Bahari who also must know what good strategy used in developing
their business. Therefore we will analyze the business development of dodol, beverages and chips based
on seaweed using IE matrix method, BCG matrix, Space Matrix and QSPM. The results of strategy
analysis with the IE method obtained the strategy of market development, market penetration and product
development. In strategy analysis with BCG matrix method obtained strategy of market development or
product development. In the analysis with Space matrix method obtained the strategy of market
penetration, market development or product development. While the last strategy with QSPM method with
several methods that have been used, good strategy used by KUB Mitra Bahari in developing dodol
business, beverage and chips based on seaweed is market development followed by market penetration.
Keywords: Business Development, IE Matrix, BCG Matrix, Space Matrix, and QSPM.
PENDAHULUAN
Rumput laut merupakan salah satu komoditas pruduk unggulan dalam program
peningkatan hasil produksi perikanan budidaya untuk ekspor. Menurut Utami (2010)
usaha produksi rumput laut juga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Di Kota
Pamekasan tepatnya di desa Jumiang yaitu di KUB Mitra Bahari juga merupakan
180
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
penghasil rumput laut.Banyaknya sumber daya yang melimpah maka KUB Mitra
Bahariberinisiatif untuk mengolah rumput lautmenjadi beberapa produk yaitu berupa
dodol, minuman serta keripik yang berbasis rumput laut.
Dapat kita ketahui dalam mengembangkan usaha diperlukan adanya strategi
dengan tujuan agar suatu industri dapat berjalan secara optimal. Oleh karena itu dalam
penelitian ini akan dilakukan beberapa analisis strategi yaitu analisis IE, analisis BCG,
analisis SPACE matriks. Selanjutnya yaitu akan dilakukan tahap pengambilan
keputusan yang dihasilkan dari beberapa strategi dengan menggunakan analisis QSPM.
Rumusan Masalah
Apa saja faktor internal, eksternal dan Bagaimana strategi yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan usaha pengembangan usaha dodol, minuman dan keripik
berbasis rumput laut.
Tujuan
Mengetahui faktor apa saja yang menjadi faktor lingkungan internal dan
lingkungan eksternal dan Mengetahui strategi yang dapat dilakukan dalam
pengembangan usaha dodol, minuman dan keripik berbasis.
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Januari-02 Februari 2017 di KUB
Mitra Bahari Kecamatan Pademawu Pamekasan Madura.
Pengumpulan Data
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu interview dan observasi. Metode
interview atau wawancara dilakukan secara langsung kepada ketua produksi di KUB
Mitra Bahari tersebut.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pada metode pengolahan dan analisis data pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan AnalisisMatriks IFE (Internal Factor Evaluation), AnalisisMatriks EFE
(Eksternal Factor Evaluation) dimana pada analisis IFE dan EFE digunakan untuk
mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal suatu industri. Analisis matriks IE
(Internal-Eksternal) digunakan untuk menampilkan posisi perusahaan dalam diagram
skematis atau disebut juga sebagai matriks portofolio. Analisis BCG (Boston Consulting
Group) digunakan untuk mengetahui posisi suatu industri dilihat dari peluang relatif
dan tingkat pertumbuhannya.Analisis Space matriks digunakan untuk mengetahui posisi
suatu industri dilihat dari kekuatan keuangan dan kekuatan dari industri. Selanjutnya
yaitu analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)menurutDavid (2009)
matrik perencanaan strategi kuantitaif Quantitative Strategic Planning Matrik (QSPM)
adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi hasil berbagai
strategi alternatif secara obyektif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting
eksternal dan internal yang telah diidentifikasi sebelumnya.Penentuan nilai daya tarik
(Attractiveness Scores – AS) dengan menggunakan skala sebagai berikut : 1= tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Matriks IE
Identifikasi faktor-faktor internal merupakan suatu proses dimana perencanaan
strategi mengkaji mengenai beberapa faktor yang terdapat di dalam suatu perusahaan.
Pada analisis lingkungan internal perusahaan dapat meningkatkan kekuatan dan
181
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
meminimalkan kelemahan untuk data memanfaatkan peluang dan dapat menangani
ancaman dalam suatu lingkungan usaha.
Faktor-faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar perusahaan
sehingga sulit untuk dikendalikan oleh suatu perusahaan. Perkembangan perusahaan
juga dipengaruhi oleh dampak peristiwa, perkembangan dan perubahan yang terjadi di
lingkungan begitu juga di KUB Mitra Bahari juga terdapat beberapa faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi perkembangannya dalam mengembangkan usahanya.
Berikut merupakan tabel IFAS dan EFAS berdasarkan faktor internal dan eksternal
KUB Mitra Bahari dalam mengembangkan usaha dodol, minuman dan keripik berbasis
rumput laut :
Tabel 1. Pembobotan Faktor Kekuatan KUB.
No
Kekuatan
Bobot
Rating
Rasio
Pembobotan
(RxB)
1
Tenaga kerja yang terampil
0,05
3
0,16
2
Pekerja yang ada merupakan
0,07
2
0,14
masyarakat sekitar
3
Loyalitas pekerja terhadap
0,10
3
0,30
industri tinggi
4
Kemudahan dalam memperoleh
0,10
3
0,30
bahan baku
5
Tidak adanya bahan pengawet
0,07
3
0,21
6
Pengaturan keuangan dilakukan
0,10
3
0,30
oleh anggota KUB Mitra Bahari
Jumlah
1,41
Dari tabel diatas dapat dilihat beberapa faktor kekuatan yang dimiliki oleh
KUB Mitra Bahari. Selanjutnya dilakukan perhitungan rasio pembobotan yang
diperoleh dari nilai bobot dikalikan dengan rating. Rating diatas diperoleh dari
hasil wawancara dengan pemilik KUB dengan ketentuan 1= sangat kurang, 2=
kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. Sehingga diperoleh total
keseluruhan rasio pembobotan pada faktor kekuatan yaitu sebesar 1,41.
Tabel 2. Pembobotan Faktor Kelemahan KUB.
Kelemahan
1 Cenderung kurang mengusai pangsa
pasar
2 Dalam memasarkan harga yang
ditetapkan terlalu mahal
3 Tingkat pendidikan tertinggi rata-rata
SMA
4 Mesin dan peralatan yang digunakan
masih tradisional
Bobot
Rating
0,1
3
Rasio
Pembob
otan
(R x B)
0,3
0,07
3
0,21
0,07
3
0,21
0,07
3
0,21
182
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
5 Produksi produk dilakukan jika terjadi
permintaan
0,1
3
0,3
6 Keterbatasan modal dalam
0,1
3
0,3
pengembangan usaha
Jumlah
1
1,53
Dari tabel diatas dapat dilihat beberapa faktor kelemahan yang dimiliki
oleh KUB Mitra Bahari. Selanjutnya dilakukan perhitungan rasio pembobotan
yang diperoleh dari nilai bobot dikalikan dengan rating. Rating diatas diperoleh
dari hasil wawancara dengan pemilik KUB dengan ketentuan 1= sangat kurang,
2= kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. Sehingga diperoleh total
keseluruhan rasio pembobotan pada faktor kekuatan yaitu sebesar 1,53.
Tabel 3 Pembobotan Faktor Peluang KUB.
No
Peluang
Bobot
Rasio
Pembobo
Rating
tan
(RxB)
1
Mengurangi pengangguran
0,08
4
0,32
2
Peluang bisnis terbesar di Pamekasan
Dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat pesisir
Meningkatkan nilai ekonomis dari
rumpu laut
Adanya dukungan dari pemerintah
setempat
Pertumbuhan sektor industri makanan
dan minuman ringan
Jumlah
0,11
4
0,44
0,11
3
0,33
0,11
4
0,44
0,11
3
0,33
0,08
4
0,32
3
4
5
6
2,18
Dari tabel diatas dapat dilihat beberapa faktor kelemahan yang dimiliki
oleh KUB Mitra Bahari. Selanjutnya dilakukan perhitungan rasio pembobotan
yang diperoleh dari nilai bobot dikalikan dengan rating. Rating diatas diperoleh
dari hasil wawancara dengan pakar dengan ketentuan 1= sangat kurang, 2=
kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. Sehingga diperoleh total
keseluruhan rasio pembobotan pada faktor kekuatan yaitu sebesar 2,18.
Tabel 4. Pembobotan Faktor Peluang KUB.
1
2
Ancaman
Bobot
Rating
Tingkat persaingan semakin tinggi
Kecenderungan perubahan kultur sosial
masyarakat pesisir
0,08
2
Rasio
Pembob
otan
(R x B)
0,24
0,05
2
0,1
183
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
Bahan baku utama pembuatan dodol,
minuman dan keripik rumput laut
0,05
3
0,15
musiman
Teknologi informasi semakin
4
0,05
2
0,1
berkembang
Perkembangan teknologi pengolahan
5
0,08
2
0,16
produk rumput laut
Perkembangan teknologi pemasaran
6
0,08
2
0,16
produk rumput laut
Jumlah
1
0,91
Dari tabel diatas dapat dilihat beberapa faktor kelemahan yang dimiliki
oleh KUB Mitra Bahari. Selanjutnya dilakukan perhitungan rasio pembobotan
yang diperoleh dari nilai bobot dikalikan dengan rating. Rating diatas diperoleh
dari hasil wawancara dengan pakar dengan ketentuan 1= sangat kurang, 2=
kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. Sehingga diperoleh total
keseluruhan rasio pembobotan pada faktor kekuatan yaitu sebesar 0,91
3
Tabel 5 Matriks IE.
Berdasarkan hasil matriks IFAS 2,94, nilai ini diperoleh dari penjumlahan
nilai keseluruhan rasio pembobotan pada kekuatan dan kelemahan. Sementara
hasil matriks EFAS 3,09, nilai ini diperoleh dari penjumlahan nilai keseluruhan
rasio pembobotan pada peluang dan ancaman. Hal ini menunjukkan bahwa KUB
Mittra Bahari bernilai sedang atau tinggi yang terletak pada kuadran II. Strategi
yang sebaiknya digunakan bagi perusahaan yang terletak di kuadran II yaitu
pengembangan pasar, penetrasi pasar dan pengembangan produk.
184
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
Analisis Matriks BCG
Pada analisis BCG tingkat pertumbuhan produksi pada KUB Mitra Bahari dapat
dilihat dari tingkat produksi tiap tahunnya. Pada penelitian ini diambil dari hasil
produksi 2 tahun terakhir yaitu 2015 dan 2016. Pada BCG matriks, peluang relatif
yang menjadi standar pasar relatif yaitu hasil bagi peluang suatu industri dengan
pangsa pasar terbesar yang juga bergerak di bidang yang sama. Dalam hal ini
diperoleh data dari KUB Mitra Bahari bahwasannya KUB ini mempunyai anggota
sebanyak 32 orang. Hal ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini:
Gambar 2. Posisi KUB Mitra Bahari dalam Matriks BCG.
Berdasarkan matriks BCG, KUB Mitra Bahari berada pada posisi question
marks dengan ketentuan nilai 61% dan 65,3%. hal ini menandakan bahwa KUB
Mitra Bahari memiliki tingkat persaingan antar bisnis masih tergolong rendah.
Posisi ini memberikan kesan bahwa KUB Mitra Bahari harus memutuskan apakah
185
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
akan memperkuat devisi dengan menjalankan strategi pengembangan pasar atau
pengembangan produk.
Analisis Space Matriks
Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (SPACE) pada KUB Mitra
Bahari diperoleh koordinat diagram matriks space yaitu pada sumbu X sebesar
1,41-1,53 = -0,12. Nilai tersebut diperoleh dari jumlah keseluruhan bobot x rating
pada aspek kekuatan dikurangi jumlah keseluruhan bobot x rating pada aspek
kelemahan. Sementara pada sumbu Y sebesar 2,18 – 0,91 = 1,27. Nilai tersebut
diperoleh dari jumlah keseluruhan nilai bobot x rating pada aspek peluang
dikurangi jumlah keseluruhan bobot x rating pada aspek ancaman. Hal ini dapat
dilihat dari gambar posisi KUB Mitra Bahari dibawah ini :
Dari hasil yang diperoleh dinyatakan bahwa KUB Mitra Bahari terletak
pada kuadran I yaitu pada kuadran konservatif (kuadran kiri atas) dimana nantinya
KUB Mitra Bahari dapat menggunakan strategi penetrasi pasar, pengembangan
pasar, dan pengembangan produk.
Analisis QSPM
Pada matriks QSPM beberapa strategi yang diperoleh dari matriks IE,
Matriks BCG dan Space Matriks yaitu pengembangan pasar, penetrasi pasar, dan
pengembangan produk.
Tabel 6. Analisis QSPM.
Pengembangan
Pengembangan
Penetrasi
Pasar
Pasar
Produk
QSPM Internal
2,47
3,01
2,6
QSPM Eksternal
2,51
3,16
3
Total
4,98
6,17
5,6
Dari hasil alternatif strategi yang diperoleh terlihat bahwa dari 3 strategi
yang ada, jika diurutkan dari total nilai daya tarik terbesar, maka strategi
pengembangan pasar adalah urutan pertama dengan total nilai daya tarik yaitu
6,17, penetrasi pasar yaitu 5,6, pengembangan produk yaitu 4,98. Pada urutan
strategi yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa strategi alternatif yang
baik digunakan oleh KUB Mitra Bahari dalam pengembangan usaha dodol,
181
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
minuman dan keripik berbasis rumput laut yaitu pengembangan pasar dengan total
nilai 6,17 yang diikuti dengan melakukan penetrasi pasar dengan total nilai 5,6.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengembangan Usaha Dodol,
Minuman dan Keripik Berbasis Rumput Laut di KUB Mitra Bahari, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Faktor-faktor yang menjadi faktor lingkungan internal dan ekternal di dalam
KUB Mitra bahari dilihat dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yaitu :
a. Faktor internal meliputi aspek pemasaran, SDM, operasional dan aspek
keuangan
b. Faktor eksternal meliputi pertimbangan ekonomi, hukum, sosial dan
teknologi.
2. Berdasarkan beberapa alternatif strategi yang diperoleh dengan menggunakan
beberapa metode yaitu KUB Mitra Bahari dapat menggunakan strategi
pengembangan pasar yang diikuti dengan melakukan penetrasi pasar.
Saran
1. Bagi KUB Mitra Bahari sebaiknya dalam mengembangkan usaha dodol,
minuman dan keripik berbasis rumput laut sebaiknya memanfaatkan kekuatan
dan peluang yang ada serta meminimalkan ancaman dimasa yang akan
datang.
2. Pengembangan usaha dodol, minuman, dan keripik berbasis rumput laut di
KUB Mitra Bahari sebaiknya menggunakan strategi yang telah dibahas
sebelumnya yaitu menggunakan alternatif strategi pengembangan pasar yang
diikuti dengan melakukan penetrasi pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan. M. K., Herdiani. F. 2004. Pemanfaatan Rumput Laut (Euchemacottonii)
Untuk Meningkatkan Kadar Iodium dan Serat Pangan Pada Selai dan
Dodol. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. Vol. XV (1)
Buckle, K.A., R. Edwards, G. H. Flee & Woothon, M. 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia. Jakarta.
Furchan. A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset. Hal. 54.
David, F. R. 2011. Strategic Management. Edisi 13. Penerbit Prentice Hall.
California.
Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid 3. Edisi kelima. Terjemahan Soetarmi. T dan
Nawangsari S. Erlangga. Jakarta.
Kotler, P., & Keller, K. L. 2009. ManajemenPemasaran. Edisi 13, Jilid 1 dan 2,
Erlangga, Jakarta.
Murniyati. 2009. Pemanfaatan rumput laut dan daging ikan sebagai alternatif
bahan pembuatan mie bernutrisi.Prosiding Seminar Nasional Pengolahan
Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Jakarta, 13 Agustus
2009. Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan.
182
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
Pearce,. J. A.& Robinson, R. B. 1997. Management Strategic,
FormulasiImplementasidanPengendalian.
Terjemahan
jilidkesatu,
BinarupaAksara, Jakarta.
Rangkuti,
F.
2001.
Analisis
SWOT
TeknikMembedahKasusBisnis.
ReorientasiKonsepPerencanaanStrategisuntukMenghadapi Abad 21. PT.
GramediaPustakaUtama. Jakarta.
Rangkuti, F. 2004. Analisis SWOT TeknikMembedahKasusBisnis. Indonesia
Finance Today, Fisheries & Farming. PT. Gramedia,Jakarta.
Sahat, H. J. 2013. RumputLaut Indonesia. Jakarta: Warta Ekspor.
Saladin, H. D. 1990. StrategidanKebijakan Perusahaan. Ganeca Exact Bandung.
Siregar, S&Mutaqin, Z. 2011.ProduksiRumputLautNasional di atas Target.
PenerbitSalembaEmpat, Jakarta.
Steiner, G.
A. & John, B. M. 1997. KebijakandanStrategiManajemen.
EdisiKedua. PenerbitErlangga, Jakarta Selatan.
Swastha, B &Irawan. 2010. ManajemenPemasaran Modern. Edisi ke-2, cetak ke2. Liberty, Yogyakarta.
Utami,
A.
T.
2010.
Analisis
Usaha
danFaktor
yang
MempengaruhiPengambilanKeputusanPetanipada
Usaha
BudidayaRumputLaut
(EucheumaCottoniii)
di
KecamatanBlutoKabupatenSumenep.
Bangkalan:
Program
StudiAgribisnisFakultasPertanianUniversitasTrunojoyo
Madura.
JurnalSosialEkonomidanKebijakan Pertanian.Vol. 1 (2) : 103.
Widyatmini&Fajar,
M.
F.
2008.AnalisisMatriks
BCG
padaStrategiPemasaranProduk. PT. GramediaPustakaUtama. Jakarta.
183
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS RUMPUT LAUT
(Kappaphycus Alvarezii)
(Studi Kasus : KUB Mitra Bahari di Desa Jumiang Kecamatan Pademawu
Kabupaten Pamekasan Madura)
Product Development Strategy Based On Seaweed
(Kappaphycus Alvarezii) (Case Study: KUB Mitra Bahari in Jumiang Village,
Pademawu District, Pamekasan Regency Madura)
Apriliany Sugiarti1, Fuad FM1, M. Sidan Millatul Ulya1
1
Program Studi Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Pertanian-Universitas Trunojoyo Madura
Jl. Raya Telang, Kecamatan Kamal, Bangkalan, Madura 69162
*Email: [email protected]
Abstrak
Pada setiap unit usaha membutuhkan suatu strategi dalam menjalankan usahanya dengan
harapan usaha yang dilakukan dapat berkembang. Begitu juga dengan KUB Mitra Bahari yang juga harus
mengetahui strategi apa yang baik digunakan dalam mengembangkan usahanya. Oleh karena itu akan
dilakukan analisis pengembangan usaha dodol, minuman dan keripik berbasis rumput laut dengan metode
matriks IE, matriks BCG, Space Matriks dan QSPM. Hasil analisis strategi dengan metode IE diperoleh
strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada analisis strategi dengan
metode matriks BCG diperoleh strategi pengembangan pasar atau pengembangan produk. Pada analisis
dengan metode Space matriks diperoleh strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan
produk. Sementara pengambilan strategi akhir dengan metode QSPM dari beberapa dengan metode yang
telah digunakan maka strategi yang baik digunakan oleh KUB Mitra Bahari dalam mengembangkan
usaha dodol, minuman dan keripik yang berbasis rumput laut yaitu pengembangan pasar yang diikuti
dengan penetrasi pasar.
Kata Kunci : Pengembangan Usaha, Matriks IE, Matriks BCG, Space Matriks, dan QSPM.
Abstract
In each business unit required a strategy in running the business in the hope that business can
be developed. So also with KUB Mitra Bahari who also must know what good strategy used in developing
their business. Therefore we will analyze the business development of dodol, beverages and chips based
on seaweed using IE matrix method, BCG matrix, Space Matrix and QSPM. The results of strategy
analysis with the IE method obtained the strategy of market development, market penetration and product
development. In strategy analysis with BCG matrix method obtained strategy of market development or
product development. In the analysis with Space matrix method obtained the strategy of market
penetration, market development or product development. While the last strategy with QSPM method with
several methods that have been used, good strategy used by KUB Mitra Bahari in developing dodol
business, beverage and chips based on seaweed is market development followed by market penetration.
Keywords: Business Development, IE Matrix, BCG Matrix, Space Matrix, and QSPM.
PENDAHULUAN
Rumput laut merupakan salah satu komoditas pruduk unggulan dalam program
peningkatan hasil produksi perikanan budidaya untuk ekspor. Menurut Utami (2010)
usaha produksi rumput laut juga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Di Kota
Pamekasan tepatnya di desa Jumiang yaitu di KUB Mitra Bahari juga merupakan
180
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
penghasil rumput laut.Banyaknya sumber daya yang melimpah maka KUB Mitra
Bahariberinisiatif untuk mengolah rumput lautmenjadi beberapa produk yaitu berupa
dodol, minuman serta keripik yang berbasis rumput laut.
Dapat kita ketahui dalam mengembangkan usaha diperlukan adanya strategi
dengan tujuan agar suatu industri dapat berjalan secara optimal. Oleh karena itu dalam
penelitian ini akan dilakukan beberapa analisis strategi yaitu analisis IE, analisis BCG,
analisis SPACE matriks. Selanjutnya yaitu akan dilakukan tahap pengambilan
keputusan yang dihasilkan dari beberapa strategi dengan menggunakan analisis QSPM.
Rumusan Masalah
Apa saja faktor internal, eksternal dan Bagaimana strategi yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan usaha pengembangan usaha dodol, minuman dan keripik
berbasis rumput laut.
Tujuan
Mengetahui faktor apa saja yang menjadi faktor lingkungan internal dan
lingkungan eksternal dan Mengetahui strategi yang dapat dilakukan dalam
pengembangan usaha dodol, minuman dan keripik berbasis.
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Januari-02 Februari 2017 di KUB
Mitra Bahari Kecamatan Pademawu Pamekasan Madura.
Pengumpulan Data
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu interview dan observasi. Metode
interview atau wawancara dilakukan secara langsung kepada ketua produksi di KUB
Mitra Bahari tersebut.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pada metode pengolahan dan analisis data pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan AnalisisMatriks IFE (Internal Factor Evaluation), AnalisisMatriks EFE
(Eksternal Factor Evaluation) dimana pada analisis IFE dan EFE digunakan untuk
mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal suatu industri. Analisis matriks IE
(Internal-Eksternal) digunakan untuk menampilkan posisi perusahaan dalam diagram
skematis atau disebut juga sebagai matriks portofolio. Analisis BCG (Boston Consulting
Group) digunakan untuk mengetahui posisi suatu industri dilihat dari peluang relatif
dan tingkat pertumbuhannya.Analisis Space matriks digunakan untuk mengetahui posisi
suatu industri dilihat dari kekuatan keuangan dan kekuatan dari industri. Selanjutnya
yaitu analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)menurutDavid (2009)
matrik perencanaan strategi kuantitaif Quantitative Strategic Planning Matrik (QSPM)
adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi hasil berbagai
strategi alternatif secara obyektif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting
eksternal dan internal yang telah diidentifikasi sebelumnya.Penentuan nilai daya tarik
(Attractiveness Scores – AS) dengan menggunakan skala sebagai berikut : 1= tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Matriks IE
Identifikasi faktor-faktor internal merupakan suatu proses dimana perencanaan
strategi mengkaji mengenai beberapa faktor yang terdapat di dalam suatu perusahaan.
Pada analisis lingkungan internal perusahaan dapat meningkatkan kekuatan dan
181
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
meminimalkan kelemahan untuk data memanfaatkan peluang dan dapat menangani
ancaman dalam suatu lingkungan usaha.
Faktor-faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar perusahaan
sehingga sulit untuk dikendalikan oleh suatu perusahaan. Perkembangan perusahaan
juga dipengaruhi oleh dampak peristiwa, perkembangan dan perubahan yang terjadi di
lingkungan begitu juga di KUB Mitra Bahari juga terdapat beberapa faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi perkembangannya dalam mengembangkan usahanya.
Berikut merupakan tabel IFAS dan EFAS berdasarkan faktor internal dan eksternal
KUB Mitra Bahari dalam mengembangkan usaha dodol, minuman dan keripik berbasis
rumput laut :
Tabel 1. Pembobotan Faktor Kekuatan KUB.
No
Kekuatan
Bobot
Rating
Rasio
Pembobotan
(RxB)
1
Tenaga kerja yang terampil
0,05
3
0,16
2
Pekerja yang ada merupakan
0,07
2
0,14
masyarakat sekitar
3
Loyalitas pekerja terhadap
0,10
3
0,30
industri tinggi
4
Kemudahan dalam memperoleh
0,10
3
0,30
bahan baku
5
Tidak adanya bahan pengawet
0,07
3
0,21
6
Pengaturan keuangan dilakukan
0,10
3
0,30
oleh anggota KUB Mitra Bahari
Jumlah
1,41
Dari tabel diatas dapat dilihat beberapa faktor kekuatan yang dimiliki oleh
KUB Mitra Bahari. Selanjutnya dilakukan perhitungan rasio pembobotan yang
diperoleh dari nilai bobot dikalikan dengan rating. Rating diatas diperoleh dari
hasil wawancara dengan pemilik KUB dengan ketentuan 1= sangat kurang, 2=
kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. Sehingga diperoleh total
keseluruhan rasio pembobotan pada faktor kekuatan yaitu sebesar 1,41.
Tabel 2. Pembobotan Faktor Kelemahan KUB.
Kelemahan
1 Cenderung kurang mengusai pangsa
pasar
2 Dalam memasarkan harga yang
ditetapkan terlalu mahal
3 Tingkat pendidikan tertinggi rata-rata
SMA
4 Mesin dan peralatan yang digunakan
masih tradisional
Bobot
Rating
0,1
3
Rasio
Pembob
otan
(R x B)
0,3
0,07
3
0,21
0,07
3
0,21
0,07
3
0,21
182
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
5 Produksi produk dilakukan jika terjadi
permintaan
0,1
3
0,3
6 Keterbatasan modal dalam
0,1
3
0,3
pengembangan usaha
Jumlah
1
1,53
Dari tabel diatas dapat dilihat beberapa faktor kelemahan yang dimiliki
oleh KUB Mitra Bahari. Selanjutnya dilakukan perhitungan rasio pembobotan
yang diperoleh dari nilai bobot dikalikan dengan rating. Rating diatas diperoleh
dari hasil wawancara dengan pemilik KUB dengan ketentuan 1= sangat kurang,
2= kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. Sehingga diperoleh total
keseluruhan rasio pembobotan pada faktor kekuatan yaitu sebesar 1,53.
Tabel 3 Pembobotan Faktor Peluang KUB.
No
Peluang
Bobot
Rasio
Pembobo
Rating
tan
(RxB)
1
Mengurangi pengangguran
0,08
4
0,32
2
Peluang bisnis terbesar di Pamekasan
Dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat pesisir
Meningkatkan nilai ekonomis dari
rumpu laut
Adanya dukungan dari pemerintah
setempat
Pertumbuhan sektor industri makanan
dan minuman ringan
Jumlah
0,11
4
0,44
0,11
3
0,33
0,11
4
0,44
0,11
3
0,33
0,08
4
0,32
3
4
5
6
2,18
Dari tabel diatas dapat dilihat beberapa faktor kelemahan yang dimiliki
oleh KUB Mitra Bahari. Selanjutnya dilakukan perhitungan rasio pembobotan
yang diperoleh dari nilai bobot dikalikan dengan rating. Rating diatas diperoleh
dari hasil wawancara dengan pakar dengan ketentuan 1= sangat kurang, 2=
kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. Sehingga diperoleh total
keseluruhan rasio pembobotan pada faktor kekuatan yaitu sebesar 2,18.
Tabel 4. Pembobotan Faktor Peluang KUB.
1
2
Ancaman
Bobot
Rating
Tingkat persaingan semakin tinggi
Kecenderungan perubahan kultur sosial
masyarakat pesisir
0,08
2
Rasio
Pembob
otan
(R x B)
0,24
0,05
2
0,1
183
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
Bahan baku utama pembuatan dodol,
minuman dan keripik rumput laut
0,05
3
0,15
musiman
Teknologi informasi semakin
4
0,05
2
0,1
berkembang
Perkembangan teknologi pengolahan
5
0,08
2
0,16
produk rumput laut
Perkembangan teknologi pemasaran
6
0,08
2
0,16
produk rumput laut
Jumlah
1
0,91
Dari tabel diatas dapat dilihat beberapa faktor kelemahan yang dimiliki
oleh KUB Mitra Bahari. Selanjutnya dilakukan perhitungan rasio pembobotan
yang diperoleh dari nilai bobot dikalikan dengan rating. Rating diatas diperoleh
dari hasil wawancara dengan pakar dengan ketentuan 1= sangat kurang, 2=
kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. Sehingga diperoleh total
keseluruhan rasio pembobotan pada faktor kekuatan yaitu sebesar 0,91
3
Tabel 5 Matriks IE.
Berdasarkan hasil matriks IFAS 2,94, nilai ini diperoleh dari penjumlahan
nilai keseluruhan rasio pembobotan pada kekuatan dan kelemahan. Sementara
hasil matriks EFAS 3,09, nilai ini diperoleh dari penjumlahan nilai keseluruhan
rasio pembobotan pada peluang dan ancaman. Hal ini menunjukkan bahwa KUB
Mittra Bahari bernilai sedang atau tinggi yang terletak pada kuadran II. Strategi
yang sebaiknya digunakan bagi perusahaan yang terletak di kuadran II yaitu
pengembangan pasar, penetrasi pasar dan pengembangan produk.
184
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
Analisis Matriks BCG
Pada analisis BCG tingkat pertumbuhan produksi pada KUB Mitra Bahari dapat
dilihat dari tingkat produksi tiap tahunnya. Pada penelitian ini diambil dari hasil
produksi 2 tahun terakhir yaitu 2015 dan 2016. Pada BCG matriks, peluang relatif
yang menjadi standar pasar relatif yaitu hasil bagi peluang suatu industri dengan
pangsa pasar terbesar yang juga bergerak di bidang yang sama. Dalam hal ini
diperoleh data dari KUB Mitra Bahari bahwasannya KUB ini mempunyai anggota
sebanyak 32 orang. Hal ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini:
Gambar 2. Posisi KUB Mitra Bahari dalam Matriks BCG.
Berdasarkan matriks BCG, KUB Mitra Bahari berada pada posisi question
marks dengan ketentuan nilai 61% dan 65,3%. hal ini menandakan bahwa KUB
Mitra Bahari memiliki tingkat persaingan antar bisnis masih tergolong rendah.
Posisi ini memberikan kesan bahwa KUB Mitra Bahari harus memutuskan apakah
185
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
akan memperkuat devisi dengan menjalankan strategi pengembangan pasar atau
pengembangan produk.
Analisis Space Matriks
Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (SPACE) pada KUB Mitra
Bahari diperoleh koordinat diagram matriks space yaitu pada sumbu X sebesar
1,41-1,53 = -0,12. Nilai tersebut diperoleh dari jumlah keseluruhan bobot x rating
pada aspek kekuatan dikurangi jumlah keseluruhan bobot x rating pada aspek
kelemahan. Sementara pada sumbu Y sebesar 2,18 – 0,91 = 1,27. Nilai tersebut
diperoleh dari jumlah keseluruhan nilai bobot x rating pada aspek peluang
dikurangi jumlah keseluruhan bobot x rating pada aspek ancaman. Hal ini dapat
dilihat dari gambar posisi KUB Mitra Bahari dibawah ini :
Dari hasil yang diperoleh dinyatakan bahwa KUB Mitra Bahari terletak
pada kuadran I yaitu pada kuadran konservatif (kuadran kiri atas) dimana nantinya
KUB Mitra Bahari dapat menggunakan strategi penetrasi pasar, pengembangan
pasar, dan pengembangan produk.
Analisis QSPM
Pada matriks QSPM beberapa strategi yang diperoleh dari matriks IE,
Matriks BCG dan Space Matriks yaitu pengembangan pasar, penetrasi pasar, dan
pengembangan produk.
Tabel 6. Analisis QSPM.
Pengembangan
Pengembangan
Penetrasi
Pasar
Pasar
Produk
QSPM Internal
2,47
3,01
2,6
QSPM Eksternal
2,51
3,16
3
Total
4,98
6,17
5,6
Dari hasil alternatif strategi yang diperoleh terlihat bahwa dari 3 strategi
yang ada, jika diurutkan dari total nilai daya tarik terbesar, maka strategi
pengembangan pasar adalah urutan pertama dengan total nilai daya tarik yaitu
6,17, penetrasi pasar yaitu 5,6, pengembangan produk yaitu 4,98. Pada urutan
strategi yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa strategi alternatif yang
baik digunakan oleh KUB Mitra Bahari dalam pengembangan usaha dodol,
181
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
minuman dan keripik berbasis rumput laut yaitu pengembangan pasar dengan total
nilai 6,17 yang diikuti dengan melakukan penetrasi pasar dengan total nilai 5,6.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengembangan Usaha Dodol,
Minuman dan Keripik Berbasis Rumput Laut di KUB Mitra Bahari, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Faktor-faktor yang menjadi faktor lingkungan internal dan ekternal di dalam
KUB Mitra bahari dilihat dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yaitu :
a. Faktor internal meliputi aspek pemasaran, SDM, operasional dan aspek
keuangan
b. Faktor eksternal meliputi pertimbangan ekonomi, hukum, sosial dan
teknologi.
2. Berdasarkan beberapa alternatif strategi yang diperoleh dengan menggunakan
beberapa metode yaitu KUB Mitra Bahari dapat menggunakan strategi
pengembangan pasar yang diikuti dengan melakukan penetrasi pasar.
Saran
1. Bagi KUB Mitra Bahari sebaiknya dalam mengembangkan usaha dodol,
minuman dan keripik berbasis rumput laut sebaiknya memanfaatkan kekuatan
dan peluang yang ada serta meminimalkan ancaman dimasa yang akan
datang.
2. Pengembangan usaha dodol, minuman, dan keripik berbasis rumput laut di
KUB Mitra Bahari sebaiknya menggunakan strategi yang telah dibahas
sebelumnya yaitu menggunakan alternatif strategi pengembangan pasar yang
diikuti dengan melakukan penetrasi pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan. M. K., Herdiani. F. 2004. Pemanfaatan Rumput Laut (Euchemacottonii)
Untuk Meningkatkan Kadar Iodium dan Serat Pangan Pada Selai dan
Dodol. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. Vol. XV (1)
Buckle, K.A., R. Edwards, G. H. Flee & Woothon, M. 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia. Jakarta.
Furchan. A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset. Hal. 54.
David, F. R. 2011. Strategic Management. Edisi 13. Penerbit Prentice Hall.
California.
Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid 3. Edisi kelima. Terjemahan Soetarmi. T dan
Nawangsari S. Erlangga. Jakarta.
Kotler, P., & Keller, K. L. 2009. ManajemenPemasaran. Edisi 13, Jilid 1 dan 2,
Erlangga, Jakarta.
Murniyati. 2009. Pemanfaatan rumput laut dan daging ikan sebagai alternatif
bahan pembuatan mie bernutrisi.Prosiding Seminar Nasional Pengolahan
Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Jakarta, 13 Agustus
2009. Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan.
182
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017
Pearce,. J. A.& Robinson, R. B. 1997. Management Strategic,
FormulasiImplementasidanPengendalian.
Terjemahan
jilidkesatu,
BinarupaAksara, Jakarta.
Rangkuti,
F.
2001.
Analisis
SWOT
TeknikMembedahKasusBisnis.
ReorientasiKonsepPerencanaanStrategisuntukMenghadapi Abad 21. PT.
GramediaPustakaUtama. Jakarta.
Rangkuti, F. 2004. Analisis SWOT TeknikMembedahKasusBisnis. Indonesia
Finance Today, Fisheries & Farming. PT. Gramedia,Jakarta.
Sahat, H. J. 2013. RumputLaut Indonesia. Jakarta: Warta Ekspor.
Saladin, H. D. 1990. StrategidanKebijakan Perusahaan. Ganeca Exact Bandung.
Siregar, S&Mutaqin, Z. 2011.ProduksiRumputLautNasional di atas Target.
PenerbitSalembaEmpat, Jakarta.
Steiner, G.
A. & John, B. M. 1997. KebijakandanStrategiManajemen.
EdisiKedua. PenerbitErlangga, Jakarta Selatan.
Swastha, B &Irawan. 2010. ManajemenPemasaran Modern. Edisi ke-2, cetak ke2. Liberty, Yogyakarta.
Utami,
A.
T.
2010.
Analisis
Usaha
danFaktor
yang
MempengaruhiPengambilanKeputusanPetanipada
Usaha
BudidayaRumputLaut
(EucheumaCottoniii)
di
KecamatanBlutoKabupatenSumenep.
Bangkalan:
Program
StudiAgribisnisFakultasPertanianUniversitasTrunojoyo
Madura.
JurnalSosialEkonomidanKebijakan Pertanian.Vol. 1 (2) : 103.
Widyatmini&Fajar,
M.
F.
2008.AnalisisMatriks
BCG
padaStrategiPemasaranProduk. PT. GramediaPustakaUtama. Jakarta.
183