EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ETA

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ETAP
PADA ORGANISASI SEKOLAH DASAR
STUDI KASUS SEKOLAH DASARULIL ALBAB PALEMBANG
Abdul Rohman SE, MSi
Masamah, SE, MSi
Fakultas Ekonomi Universitas IBA
Abstrak
Penelitian Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Etap Pada Organisasi Sekolah
Dasar Studi Kasus Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang merupakan
penelitian deskriptif komparatif. Penelitian ini ingin mengungkapkan hasil pendalaman
perlakuan akuntansi yang diterapakan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab
Palembang. Penelitian dilaksanakan dengan metodologi penelitian deskripti komparatif.
Peneliti menelaah perlakukan akuntansi pada obyek penelitian secara mendalam.
Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi dan pengumpulan data
yang terkait serta melakukan studi pustaka. Wawancara dilakukan dengan para pemangku
yang terkait dengan penyelenggaraan Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab
Palembang. Hasil Yang diperoleh antara lain menyataan bahwa sistem pengelolaan
keuangan telah dilaksanakan dengan baik yaitu mencatat penerimaan dan pengeluaran
secara periodik namun demikian pencatatan masih dalam bentuk pencatatan
administrative belum secara akuntansi. Buku catatan yang digunakan adalah rekapitulasi

penerimaan dan pengeluaran. Laporan yang dihasilkan adalah laporan penerimaan dan
pengeluaran. Entitas belum menyusun laporan keuangan baku yang dihasilkan dari proses
akuntansi regular yaitu laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas dan laporan
arus kas dan catatan atas laporan keuangan seperti yang diamanahkan oleh SAK ETAP.
Keywords: Dokumen, Jurnal, Sistem dan Prosedur, Laporan Keuangan, SAK ETAP
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pemerintah
Republik
Indonesia
merumuskan tujuan jangka panjang
pembangunan nasional dalam bentuk
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasioal (RPJP). Sasaran pokok dalam RPJP
bertujuan untuk memajukan masyarakat
Indonesia dalam segenap aspek termasuk
pendidikan (Bappenas, 2010). Disamping
itu pemerintah jga membuka kesempatan
seluas-luasnya
bagai

swasta
dalam
berpartisipasi
dalam
penyelenggaraan
proses
pendidikan.
Perkembangan
penyelenggaraan oleh swasta pada satuan
pendidikan PAUD atau pendidikan anak
usia dini dan sekolah dasar di wilayah
sumatera selatan sangat baik. Peningkatan
satuan pendidikan naik pada bulan mei
2015 dari 465 100 menjadi 465300.

Sementara itu di Sumatera Selatan jumlah
TK 1.183 swasta dan 69 negeri dan jumlah
SD/MI negeri 4.342 dan swasta 798
(Pendidikan, 2015). Hal ini mengalami
peningkatan dari tahun tahun sebelumnya.

IAI
memberikan
batasan
implementasi SAK-ETAP efektif per 1
January 2011, namun, penerapan dini per 1
Januari 2010 diperbolehkan(IAI, Official
Website IAI Global, 2015). Entitas yang
laporan keuangannya mematuhi SAK
ETAP harus membuat suatu pernyataan
eksplisit dan secara penuh (explicit and
unreserved statement) atas kepatuhan
tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan tidak boleh
menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali
jika mematuhi semua persyaratan dalam
SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai
SAK ETAP, maka auditor yang akan

67


Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK
ETAP.
Mengingat kebijakan akuntansi SAK
ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK, maka ketentuan transisi
dalam SAK ETAP ini cukup ketat. Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada
tahun awal penerapan SAK ETAP, yakni 1
January 2011, Entitas yang memenuhi
persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP
dapat menyusun laporan keuangan tidak
berdasarkan SAK ETAP, tetapi berdasarkan
PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan
secara konsisten. Entitas tersebut tidak
diperkenankan
untuk
kemudian
menerapkan SAK ETAP ini untuk

penyusunan laporan keuangan berikutnya.
Oleh sebab itu per 1 January 2011,
perusahaan yang memenuhi definisi Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik harus memilih.
Apakah akan tetap menyusun laporan
keuangan menggunakan PSAK atau beralih
menggunakan SAK ETAP. Diharapkan
dengan adanya SAK ETAP, perusahaan
kecil,
menengah,
mampu
untuk
melaksanakan
beberapa
halmenyusun
laporan keuangan secara mandiri,dengan
demikian akan dapat membantu untuk
memperoleh pendanaan bagi usaha dari luar
perusahaan, dapat diaudit (auditable) dan
mendapatkan opini audit, sehingga dapat

menggunakan laporan keuangannya untuk
mendapatkan dana (misalnya dari Bank)
untuk
pengembangan
usaha,
lebih
sederhana dibandingkan dengan PSAK –
IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya dengan tetap memberikan
informasi yang handal dalam penyajian
laporan keuangan(Martini, 2011).
Dari latar belakang diatas yaitu
pendidikan sebagai sasaran utama rencana
dan kegiatan pembangunan di Indonesia
pada umumnya, pertumbuhan organisasi
berupa satuan pendidikan khususnya yang
terjadi di lingkungan provinsi Sumatera
Selatan, masa pemberlakuan ETAP, dan
karakteristik ETAP maka peneliti tertarik
untuk meneliti penerapan ETAP pada

entitas sekolah dengan judul “Evaluasi

Penerapan Standar Akuntansi ETAP Pada
Organisasi Sekolah Dasar Studi Kasus
Sekolah Dasar Ulil Albab Palembang”.
1.2 Rumusan Permasalahan Penelitian
Penelitian yang kami laksanakan
dengan memperhatikan latar belakang
permasalahan yang telah kami uraikan
diatas dapat kmai rumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah
system
dan
prosedur
pengelolaan keuangan pada Sekolah
Dasar Islam Terpadu Ulil Albab
Palembang sudah mampu menunjang
diterapkannya system akuntansi berbasis
ETAP.

2. Apakah sistem akuntansi penerimaan
Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab
Palembang sudah mampu menunjang
diterapkannya system akuntansi berbasis
ETAP.
3. Apakah sistem akuntansi pengeluaran
Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab
Palembang sudah mampu menunjang
diterapkannya system akuntansi berbasis
ETAP.
1.3 Tujuan dan manfaat penelitian
Adapun tujuan atas penelitian yang
kami susun dan yang akan laksanakan
antara lain:
1.3.1 Tujuan penelitian
a. Meneliti apakah sistem dan prosedur
pengelolaan keuangan pada SD Islam
Terpadu Ulil Albab Palembang sudah
menunjang implementasi ETAP.
b. Apakah sistem akuntansi penerimaan

pada SD Islam Terpadu Ulil Albab
Palembang sudah menerapkan sistem
akuntansi berbasis ETAP.
c. Apakah sistem akuntansi pengeluaran
pada SD Islam Terpadu Ulil Albab
Palembang sudah menerapkan sistem
akuntansi berbasis ETAP.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dari penelitian
Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi
ETAP Pada Organisasi Sekolah Dasar Studi
Kasus Sekolah Dasar Ulil Albab Palembang
diharapakan akan bermnafaat bagi berbagai
pihak antara lain bagi Sekolah Dasar Islam
68

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
Terpadu Ulil Albab Palembang, Peneliti,
Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi Ikatan
Akuntan Indonesia,

Pemerintah dan
Peneliti Selanjutnya
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Obyek Penelitian
Obyek penelitian kami adalah berupa
organisasi Sekolah Dasar Islam terpadu Ulil
Albab Palembang. Sekolah Dasar Islam
Terpadu Ulil Albab berada dibawah
yayasan CM Nusantara dengan Akta
Notaris Dian Saraswati,S.H. Nomor 07
Taggal 7 Juli 2006. Sekolah dasar Ulil
Albab berlokasi di Simpang Borang,
Kecamatan Sako. Didirikan pada 2004 oleh
Hj. Siti Munfaridah, S.Sos. dan Dr. H. Cris
Kuntadi, MM, CPA. SIT Ulil Albab
beralamat: Jl. Sematang Borang, Lr.
Lumban Meranti, Sako, Palembang.
1.4.2 Batasan Permasalahan
a. Penelitian berfokus pada deskripsi
sistem dan prosedur pengelolaan

keuangan yang terdapat pada Sekolah
Dasar Islam terpadu Palembang.
b. Penelitian berfokus pada deskripsi pada
karakteristik
atau
kaidah
sistem
akuntansi penerimaan yang berbasis
ETAP dan membandingkannya pada
system akuntansi penerimaan pada
Sekolah Dasar Islam terpadu Palembang.
c. Penelitian berfokus pada deskripsi pada
karakteristik atau kaidah system
akuntansi pengeluaran yang berbasis
ETAP dan membandingkannya pada
system akuntansi penerimaan pada
Sekolah Dasar Islam terpadu Palembang.
2. Landasan Teori
Landasan teori yang kami bangun
adalah penelitian kami ingin meneliti
tentang suatu implementasi regulasi pada
suatu organisasi. Regulasi yang dimaksud
adalah standar akuntansi dalam hal ini
ETAP. Fundamen dari ETAP itu sendiri
yaitu akuntansi, sistem akuntansi, sistem
dan prosedur, laporan keuangan dan
karakteristik organisasi dari sisi regulasi.
Untuk itu maka berikut kami uraikan secara
urut satu persatu dari komponen tersebut.

2.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi
didefinisikan
sebagai
proses identifikasi, pengumpulan dan
penyimpanan
data
serta
proses
pengembangan,
pengukuran
dan
komunikasi informasi(Steinbart, 2014).
Definisi lain akuntansi adalah sistem
informasi yang menyediakan laporan untuk
para pemangku kpentingan mengenai
aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan
(James M. Reeve, 2013). Selai itu akuntansi
juga didefinisikan sebagai sistem infromasi
yang mengukur aktivitas bisnis, memproses
data
menjadi
laporan,
dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada para
pengambil keputusan (Charles T Hongren,
2007). Dengan demikian proses akuntansi
secara umum menghasilkan ouput berupa
laporan keuangan bagi pengguna laporan
untuk mengambil keputusan. Laporan
keuangan yang disusun manajemen harus
dipertanggungjawabkan.
2.1.1 Standar Akuntansi
Standar akuntansi adalah prinsip
akuntansi. Standar akuntansi digunakan
untuk proses penyusunan laporan keuangan
Standar akuntandi memiliki tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah
menyajikan infromasi mengenai posisi
keuangan, laba rugi, arus kas dan kinerja
keuangan suatu entitas yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumberdaya. Secara khusus tujuan standar
akuntansi adalah menyajikan informasi
yang
berguna
untuk
pengembalian
keputusan dan menunjukkan akuntabilitas
entitas pelaporan atas sumber daya. yang
dipercayakan kepadanya dengan berbagai
bentuk laporan.
2.1.2 Sistem Akuntansi
Sistem
akuntansi
merupakan
kumpulan sistem dan prosedur yang
diterapkan oleh organisasi untuk digunakan
sebagai sarana pengelolaan transaksi dan
proses penyusunan laporan keuangan bagi
perusahaan.Sistem akuntansi terdiri dari
dua atau lebih komponen yang saling terkait
dan berinteraksi untuk mencapai tujuan
69

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
(Steinbart, 2014). Komponen penyusunan
berupa sub sistem akuntansi. Sistem
akuntansi adalah rumah besar dari berbagai
macam sub sistem akuntansi penyusunnya.
Sub
sistem
akuntansi
berdasarkan
pendekatan kas antara lain terdiri dari sub
sistem akuntansi penerimaan kas, sub
sistem pengeluaran kas, dan sub sistem
akuntansi non kas. Jika menggunakan
pendekatan akrual tentunya akan lain lagi,
dan bergantung dari jenis industrinya.
Untuk sektor industri jasa pendidikan
terkait dengan obyek penelitian jika kita
gunakan
pendekatan
akrual
desain
komponen penyusun sistem akuntansi dapat
berupa sub sistem yang khusus. Misalnya
sub sistem pendapatan, sub sistem beban
gaji, sub sistem beban administrasi dan
umum, sub sistem asset,
dan lain
sebagainya.
2.1.3 Prosedur
Sistem terdiri dari
sub sistem
akuntansi. Sistem adalah jaringan kerja dari
prosedur-prosedur
yang
saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu
(Jerry Fitz Gerald, 1981). Sub sistem
terdiri dari rangkaian prosedur atau tahapan
dalam proses pelaksanaan pencatatan,
ikhtisar catatan dan proses penyusunan
laporan keuangan. Sistem merupakan suatu
urutan jaringan prosedur yang dibuat
menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kgiatan pokok perusahaan.
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan
klerikal bisanya melibatkan berapa orang
dalam satu departemen atau lebih, yang
dibuat untuk menjamin penangan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang. Kegiatan klerikal adalah
kegiatan untuk mencatat informasi dalam
formulir, buku jurnal dan buku besar berupa
kegiatan
menulis,
menggandakan,
menghitung, memberi kode, mendaftar,
memilih
(sortasi),
memindah
dan
membandingkan
(Mulyadi,
1997).
Rangkaian prosedur ini yang kemudian
dikenal sebagai sistem dan prosedur.

2.2 Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik:
Standar Akuntansi Keuangan untuk
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) dimaksudkan untuk digunakan
entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP).
Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah
entitas yang memiliki dua kriteria yang
menentukan apakah suatu entitas tergolong
entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP)
yaitu tidak memiliki akuntabilitas publik
yang signifikan,suatu entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas yang signifikan
jika(Martini, 2011):
a. Entitas telah mengajukan pernyataan
pendaftaran atau entitas dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran pada
otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK)
atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal. Oleh
sebab itu Bapepam sendiri telah
mengeluarkan surat edaran (SE)
Bapepam-LK
No.
SE-06/BL/2010
tentang larangan penggunaan SAK
ETAP bagi lembaga pasar modal,
termasuk emiten, perusahaan publik,
manajer investasi, sekuritas, asuransi,
reksa dana, dan kontrak investasi
kolektif.
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas
sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas
asuransi, pialang dan/atau pedagang
efek, dana pensiun, reksa dana, dan bank
investasi.
Organisasi dengan kategori ETAP
harus menggunakan SAK ETAP. Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud
dalam SAK ETAP yaitu sebuah entitas
yang tidak mempunyai akuntabilitas publik
signifikan dan menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general
purpose) bagi pengguna eksternal.Dengan
demikian entitas tanpa akuntabilitas publik
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Tidak terdaftar dan sedang mendaftar
ke Bursa Efek Indonesia UKM,
Perseroan privat, dll.

70

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
b. Tidak punya kendali atas asset dalam
fungsi fidusia bukan Bank, Asuransi,
lembaga keuangan lainnya
IAI
memberikan
batasan
implementasi SAK-ETAP efektif per 1
January 2011, namun, penerapan dini per 1
Januari
2010
diperbolehkan(Pratama,
2012). Diharapkan dengan adanya SAK
ETAP, perusahaan kecil, menengah,
mampu untuk(Martini, 2011):
1. Menyusun laporan keuangannya sendiri,
sehingga dapat membantu untuk
memperoleh pendanaan.
2. Dapat diaudit dan mendapatkan opini
audit, sehingga dapat menggunakan
laporan
keuangannya
untuk
mendapatkan dana (misalnya dari Bank)
untuk pengembangan usaha.
3. Lebih sederhana dibandingkan dengan
PSAK – IFRS sehingga lebih mudah
dalam
implementasinya
Tetap
memberikan informasi yang handal
dalam penyajian laporan keuangan.
2.3 Laporan Keuangan
Akuntansi sebagai disiplin keilmuan
telah menggariskan bahwa ujung proses
akuntansi adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah catatan informasi
keuangan suatu perusahaan pada periode
akuntansi yang menggambarkan kinerja
prusahaan tersebut. Laporan keuangan
berguna bagi para pemangku kepentingan
perusahaan antara lain bank, kreditor,
pemilik, pemerintah, karyawan dan pihakpihak lain yang berkepentingan terhadap
laporan
untuk
menganalisis
serta
mengintpretasikan kinerja keuangan dan
kondisis perusahaan (IAI, 2009). Tujuan
dari penyusunan laporan kuangan adalah
untuk menyediakan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan dan
laporan arus kas pada suatu entitas atau
organisasi yang akan bermanfaat bagi
pengguna laporan keuangan dalam proses
pengambilan keputusan bisnis atau
ekonomi.
Laporan
keuangan
bagi
manajemen suatu entitas atau organisasi
merupakan bentuk pertanggungjawaban
(stewardship) atas sumberdaya yang
diserahkan pemilik kepada manajemen

untuk mencapai tujuan perusahaan (SAK
ETAP, 2009). Laporan keuangan yang
harus disusun oleh organisasi dalam
kelompok tanpa akunbilitas publik atau
organisasi yang mendasarkan dirinya pada
SAK ETAP adalah:
1. Laporan laba rugi,
2. Laporan perubahan Ekuitas
3. Neraca,
4. Laporan arus kas dan
5. Catatan atas laporan keuangan
Masing-masing laporan keuangan
memiliki Komponen Laporan keuangan
berupa rekening penyusunnya. Tiap laporan
memiliki rekening yang berbeda. Untuk itu
SAK ETAP telah memberikan pedoman
perlakuan
akuntansi
masing-masing
rekening pada tiap laporan keuangannya.
2.4 Yayasan
Yayasan menurut undang-undang
nomor 16 tahun 2001 adalah badan hokum
yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan
tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai
anggota (Negara, 2001). Yayasan dapat
menyelenggarakan kegiatan berupa jasa
penyelenggaraan pendidikan baik di tingkat
pendidikan anak usia dini, menengah
maupun pendidikan tinggi. Pemakai laporan
keuangan yayasan memiliki kepentingan
bersama yaitu untuk menilai Jasa yayasan
dan
kemampuan
yayasan
untuk
memberikan jasa secara berkesinambungan
dan mekanisme pertanggungjawaban dan
aspek kinerja pengelola.
2.5 Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil dalam UU
No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
kecil dan menengah, adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan, atau badan
usaha yang bukan
merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, atau menjadi bagian
langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar.
Berdasarkan hukum peraturan tentang
UKM (2008), pengertianUsaha Kecil dan
71

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
Menengah diI ndonesiaakan dijelaskan

seperti

table

berikut

ini

:

Tabel 2.1
Tipe UMKM
TipeUsaha
Mikro
ecil
Menengah

Jumlah
Total Asset
Penjualan per Tahun (Rp)
Pegawai
(Rp)
≤4
≤300 juta
≤50 juta
5 – 19
>300jts/d ≤2.500 jt
50jts/d≤500j t
20 – 99
>2.500jts/d ≤50Milyar 500jt s/d≤10milyar

Sumber: Data diolah

Dari gambaran diatas skolah dasar
islam terpadu Ulil Albab Palembang masuk
kategori yayasan yang membuka usaha di
bidang jasa pendidikan. Dari karakateristik
usaha kecil dan menengah diatas maka SD
IT Ulil Albab masuk kategori usaha kecil.
Dengan demikian maka pedoman dalam
proses penyusunan laporan keuangan
menggunakan SAK-ETAP.
2.6 Pelaporan Keuangan
Setiap entitas memiliki kewajiban
untuk menyusun laporan keuangan.
Laporan keuangan harus disusun dengan
metode yang benar. Laporan keuangan
harus disusun dengan mendasarkan dirinya
pada prinsip akuntansi berterima umum.
Usaha kecil yang berbadan hukum
perorangan seperti Usaha Dagang (UD),
CV, atau Yayasan dari gambaran diatas
memiliki mandatory untuk melakukan
penyusunan laporan keuangan. Proses
penyusunan laporan keuangan (pelaporan
keuangan)
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban
dari
manajemen
kepada pemilik perusahaan atau organisasi.
Laporan
keuangan
yang
disusun

berdasarkan standar akuntansi keuangan
yang telah disusun dan dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia. SAK ada
beberapa kelompok yaitu SAK Umum,
SAK ETAP, SAK Syari’ah. Untuk
kelompok usaha mikro, kecil dan menengah
menggunakan SAK ETAP. SAK ETAP
digunakan bagi entitas usaha yang tidak
memiliki akuntabilitas publik. Laporan
keuangan yang harus disusun antara lain
Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan
Catatan atas Laporan keuangan.
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian kami berfokus pada tema
ETAP dengan obyek penelitian pada
sekolah dasar. Penelitian yang ada sebelum
kami cukup beragam meskipun tema yang
ada kurang lebih sama yaitu tentang ETAP.
Agar dapat membedakan antara penelitian
kami dengan penelitian sebelumnya dan
melihat benang merah serta pengembangan
masa depannya maka berikut kami
sampaikan penelitian kami terhadap
penelitian terdahulu sebagai berikut:

Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No.
1

2

Peneliti
Mulyani

Tahun
2012

Hermon Adhy
Putra, Elisabeth

2012

Judul
Analisis Penerapan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
Pada Koperasi Mandiri Jaya Tanjungpinang
Dan Koperasi Karyawan Plaza Hotel Tanjung
Pinang
Penyusunan Laporan keuangan untuk usaha
kecil dan menengah (UKM) berbasis Standar
72

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
Penti kurniawati
3

Iim
Ma’rifatullah
Mia Hapsari

2012

Lilya Andriani,
Anantawikrama
Tungga
Atmadja,
Ni
Kadek
Sinarwati
Nurhayati
Sofiah, Aniek
Murniati

2014

7

Delviana Sagala

2014

8

Nikmatuniayah

2014

9

AdityaRizqi
Senoaji

2014

10

RK. Musyafa’ah

2014

4

5

6

2013

2014

akuntansi
keuangan
Entitas
Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Penerapan Akuntansi berdasarkan ETAP pada
UKM Kampung Batik di Sidoarjo
Implementasi Laporan Keuangan Sesuai SAK
ETAP (StandarAkuntansi Keungan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik) Pada CV.Sapta
Putra Mekar
Analisis Penerapan Pencatatan Keuangan
Berbasis SAK ETAP Pada Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) (Sebuah Studi
Intrepetatif Pada Peggy Salon)

Persepsi Pengusaha UMKM Keramik Dinoyo
Atas Informasi Akuntansi Keuangan Berbasis
Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Penerapan Akuntansi Berdasarkan Sak-Etap
Study KasusPada Home Industry Otak-Otak
Bandeng Mulya Semarang
Penerapan Teknologi Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK ETAP Dan PSAK 45 IAI
Pada Yayasan Daruttaqwa Kota Semarang
GapAnalysis Penerapan SakEtap Pada
Penyusunan
Laporan
KeuanganUKMDi
Kabupaten
Kudus
(StudiPadaUKM
PadurenanJaya)
Studi Komparatif Pencatatan Akuntansi Sesuai
SAK ETAP dengan Pencatatan UMKM di
Sidoarjo

Sumber: Data diolah
3. Metodologi Penelitian
Adapun variabel metodologi yang
kami gunakan dalam penelitian ini yang
dapat kami uraikan secara berurutan adalah
sebagai berikut:
3.1 Jenis Data
Pada penelitian yang kami lakukan
ini kami memerlukan beberapa jenis data
antara lain:
a. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber
data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Data
sekunder diperlukan untuk melihat
gambaran umum tentang perusahaan.
Data sekunder merupakan data berupa
hasil laporan yang sudah ada dan

dihasilkan oleh pihak-pihak yang terkait
dengan obyek penelitian. Data yang
kami perlukan pada jenis data sekunder
antara lain laporan keuangan Sekolah
Dasar Islam Terpadu Ulil Albab
Palembang, data pustaka terkait dengan
akuntansi, Data Pustaka terkait dengan
SAK ETAP, Data Akuntansi terkait
dengan Sistem dan Prosedur Akuntansi,
Jurnal Akuntansi dan data lainnya yang
terkait dengan tema penelitian kami.
b. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data jenis primer ini
bersumber dari manajer atau pemilik
Sekolah serta pihak yang melakukan
73

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
pencatatan
laporan
keuangan.Data
primer merupakan jenis data yang
dihasilkan dari
obyek penelitian
langsung
dengan
menggunakan
mekanisme
seperti
wawancara,
kuesioner, observasi, scanning dan lain
sebagainya. Pada jenis data primer ini
kami akan menggunakan data primer
dengan cara observasi dan wawancara
langsung pada pengelola Sekolah Dasar
Islam Terpadu Ulil Albab Palembang.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang kami terapkan dalam
penelitian ini untuk
memperoleh data
antara lain:
a. Observasi
merupakan suatu proses
yang komplek, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis (Sugiyono, 1999).Dua di
antara yang terpenting adalah prosesproses pengamatan dan ingatan”. Proses
observasi merupakan cara pengumpulan
data
dengan
mendatangi
obyek
penelitian kemudian melakukan berbagai
tindakan
pengamatan.
Tindakan
pengamatan dapat menggunakan cara
scanning,
pengumpulan
data
,

pengumpulan dokumen, pengumpulan
laporan
yang
terkait
dan
lain
sebagainya.Data penelitian lain berupa
profile organisasi, sarana dan prasarana
yang dimiliki dalam proses penyusunan
laporan keuangan seperti computer,
jaringan, sistem atau aplikasi yang
digunakan dan lan sebagainya
b. Wawancara
merupakan
proses
pemngumpulan data yang dilakukan
secara
terstruktur
maupun
tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui
tatap muka (face to face) maupun
dengan
menggunakan
telpon.
Wawancara dilakukan untuk menggali
informasi
mengenai
permasalahan
penelitian dalam ruang lingkup yang
telah ditetapkan dalam penelitian
ini.Wawancara
yang
dilakukan
direncanakan akan ditujukan kepada
Ketua Yayasan, sekretaris bendahara,
dan tatausaha keuangan sekolah. Hal ini
sangat penting bagi peneliti karena
infromasi yang diperoleh ari mereka
sangat berguna untuk menyusun hasil
laporan
penelitian
kami.

3.3 Desain Penelitian
Proses penelitian yang akan kami
laksanakan yaitu membandingkan antara
karakteristik akuntansi atau implementasi
akuntansi yang ada pada Sekolah Dasar

Islam Terpadu Ulil Albab Palembang
dengan Karakteristik Akuntansi menurut
SAK ETAP.Desain penelitian yang kami
laksanakan dapat kami gambarkan dalam
ilustrasi
sebagai
berkut:

74

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015

Gambar 1. Desain Penelitian

3.4 Jenis penelitian
Jenis penelitian yang kami laksanakan
dari sisi jenis penelitian termasuk dalam
kategori penelitian deskriptif. Untuk
menilai jenis penelitian yang kami
laksanakan dapat dilihat dari beberapa
aspek. Pertama dari sisi arah penelitian.
Arah penelitian kami adalah berupaya
menguraikan
atau
mendeskripsikan
permasalahan dan menemukan solusi bagi
penerapan SAK ETAP pada Sekolah Dasar
Islam Terpadu Ulil Albab Palembang. Pada
sisi ini penelitian kami dikategorikan
sebagai penelitian deskripsi. Kedua dari sisi
metodologi penelitian yang digunakan,
maka penelitian kami termasuk penelitian
kualitatif. Disebut Kualitatif karena
instrument peneliti menjadi instrument
kunci dalam penelitian ini. Dari sisi jenis
data yang yang kami gunakan penelitian
kami termasuk kategori penelitian deskriptif
kualitatif. Deskriptif kualitatif karena
menggunakan kata, kalimat, skema dan
gambar sebagai bahan masukan dalam
proses penelitian (Sugiyono, 1999).
3.5 Teknik Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan dan
diperoleh maka tahap selanjutnya adalah
tahapan pengolahan data. Agar pengolahan
data mampu menghasilkan kesimpulan
yang baik dan benar maka harus
menggunakan teknik pengolahan data.
Teknik pengolahan data yang kami
laksanakan adalah dengan menggunakan
teknik komparatif. Komparatif yang kami

maksud adalah membandingkan antara data
yang kami peroleh pada obyek penelitian
dalam hal ini pengelolaan keuangan pada
Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab
Palembang dengan Karakateristik SAK
ETAP yang kami pahami dan kami peroleh
dari studi pustaka yang kami laksanakan.
4. Pembahasan
Penelitian kami mengenai evaluasi
penerapan standar akuntansi ETAP pada
organisasi sekolah dasar studi kasus
Sekolah Dasar Ulil Albab Palembang ingin
meneliti apakah pengelolaan keuangan pada
sekolah
tersebut
telah
memenuhi
karakteristik yang menunjang penyusunan
laporan berbasis SAK ETAP dan laporan
keuangan yang dihasilkan juga sudah
memenuhi karakteristik SAK ETAP atau
belum memenuhi karakteristik SAK ETAP.
4.1 Profile SD Islam Terpadu Ulil Albab
Penelitian yang kami laksanakan
memiliki obyek penelitian berupa Sekolah
Dasar. Tepatnya Sekolah Dasar Islam
Terpadu yang menyelenggarakan layanan
jasa pendidikan sebagai outputnya. Layanan
jasa pendidikan yang diselenggarakan
antara lain pada kelompok Pendidikan anak
usia dini yaitu penitipan anak, taman kanakkanak dan sekolah dasar. Sekolah Dasar
Islam Terpadu Ulil Albab berada dibawah
yayasan CM Nusantara dengan Akta
Notaris Dian Saraswati,S.H. Nomor 07
Taggal 7 Juli 2006. Sekolah dasar Ulil
Albab berlokasi di Simpang Borang,
75

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
Kecamatan Sako. Didirikan pada
2004 oleh Hj. Siti Munfaridah, S.Sos. dan
Dr. H. Cris Kuntadi, MM, CPA. SIT Ulil
Albab beralamat: Jl. Sematang Borang, Lr.
Lumban Meranti, Sako, Palembang Telp.
0711-820758, Hp 085367134819. Email:
sit_ulilalbab.palembang@yahoo.com,
Facebook: SIT Ulil Albab Palembang.
Usaha yang dijalankan dan dikelola pada
saat ini oleh Yayasan yang menaungi SD IT
Ulil Albab Palembang antara lain:
1. Program play group,
2. Taman Kanak-kanak
3. Sekolah Dasar Islam Terpadu.
Kegiatan lain yang diselenggarakan
antara lain membaca dan menghafal,
manasik haji, berenang, eksperimen,
komputer, jaritmatika dan sempoa, sholat
dhuha, story telling, tilawah dan wisata.
4.2 Aktivitas Pengelolaan Keuangan
Aktivitas pengelolaan keuangan pada
Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab
Palembang pada umumnya dibagi menjadi
dua bagian. Bagian pertama yaitu aktivitas
penerimaan pendapatan berupa sumbangan
pendidikan dan sumbangan lainnya. Bagian
kedua yaitu aktivitas pengeluaran kas
berupa beban penyelenggaraan sekolah.
Beban yang ada dibagi menjadi beberapa
kelompok bagian beban. Kedua kelompok
ini dikelola dan dilaksanakan oleh bagian
bendahara Yayasan
dan tata usaha
keuangan pada Sekolah Dasar.
.

4.3 Sistem dan prosedur Pengelolaan
Keuangan SD Ulil Albab
Dalam pandangan kesisteman maka
aktivitas diatas dapat dikatakan sebagai
sistem pengelolaan keuangan yang dibagi
menjadi sub sistem penerimaan dan sub
sistem pengeluaran.
4.3.1 Sistem dan Prosedur Penerimaan
Aktivitas penerimaan atau sub sistem
penerimaan merupakan sub sistem yang
berisi rangkaian kegiatan untuk menangani
penerimaan kas dari pihak ketiga dalam hal
ini wali siswa (murid) atau lainnya atas
sumbangan yang diserahkan kepada
sekolah. Aktivitas atau sub sistem ini dibagi
menjadi dua kelompok yaitu penerimaan
tunai kas dan penerimaan bank. Penerimaan
tunai
digunakan
untuk
mengelola
pembayaran dari wali murid kepada sekolah
secara langsung tunai phisik. Pembayaran
tunai bank dimaksudkan untuk mengelola
bagi wali murid yang membayar biaya
sekolah murid melalui transfer bank yang
ditunjuk dalam hal ini Bank Syari’ah
Mandiri. Para pihak yang terkait dalam
penanganan ini antara lain wali murid atau
pihak ketiga lainnya, bagian tata usaha
keuangan
dan
bank.

76

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015

Gambar 2. Prosedur Penerimaan Kas
Tugas pihak ketiga (wali murid atau sesuai permintaan Sekolah Dasar Islam
lainnya) adalah melakukan pembayaran Terpadu Ulil Albab Palembang.
tunai atau melalui bank. Wali murid
Tugas Bagian keuangan adalah
mengisi blangko atau formulir pembayaran menyiapkan slip pembayaran kepada para
Sumbangan pembangunan dan pendidikan pembayar, menerima uang pembayaran,
(SPP). Jika tunai pada bagian keuangan menyimpan uang pembayaran, menyetor
maka uang langsung diserahkan kepada kas ke bendahara yayasan serta melakukan
bagian keuangan. Jika wali murid pembukuan
penerimaan.
Bendahara
membayar melalui bank maka uang disetor Yayasan, kas dari tata usaha keuangan,
ke bank dan ditujukan pada rekening menyetor
kas
ke
bank
persepsi,
Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab membukukan ke dalam pembukuan yayasan
Palembang. Slip setoran
keumdian dan menyusun laporan keuangan yang
diserahkan kepada sekolah melalui bagian diperlukan. Dokumen yang digunakan
keuangan.
dalam proses pengelolaan penerimaan kas
Tugas Bank adalah menerima kas adalah slip pembayaran tunai, slip setoran
pembayaran dari wali murid dan melakukan bank, rekening Koran. Slip pembayaran
kredit pada buku bank Sekolah Dasar Islam digunakan untuk pengakuan dan pencatatan
Terpadu Ulil Albab Palembang. Tugas bank pembayaran tunai dari wali murid ke
lainnya adalah menerbitkan rekening Koran sekolah. Slip setoran bank digunakan
sebagai bukti pembayaran wali murid
77

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
kepada sekolah melalui bank. Rekening
Koran digunakan untuk melakukan
pemeriksaan saldo rekening bank sekolah
(yayasan).
Buku
catatan
yang
diselenggarakan dalam rangka penerimaan
kas adalah buku rekap harian. Buku ini
digunakan untuk mencatat secara harian
penerimaan yang terjadi. Buku ini
diselenggarakan oleh bagian keuangan
yayasan. Buku ini berbentuk rekap dengan
menyedikan kolom penerimaan dan
pengeluaran sesuai penerimaan dan
pengeluarn yang terjadi tiap hari.
Laporan yang disusun oleh bagian
keuangan
adalah
laporan
realisasi
penerimaan periodik. Pencatatan dengan
dasar kas. Laporan yang dibuat merinci
penerimaan kas ke dalam beberapa item
penerimaan
sesuai
jasa
yang
diselenggarakan oleh sekolah.
4.3.2 Sistem dan Prosedur Pengeluaran
Sub sistem yang kedua adalah sub
sistem pengeluaran kas. Sub sistem

pengeluaran kas adalah rangkai prosedur
yang
digunakan
untuk
menangani
pengelolaan
pengeluaran
kas
atas
pembayaran berbagai beban sekolah.
Pengeluaran
kas
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
pembayaran
langsung dan penggunaan kas kecil. Kas
kecil diserahkan dari bendahara yayasan
kepada tata usaha keuangan sekolah. Kas
besar digunakan pembayaran yang sifatnya
kepada pihak ketiga dan langsung ditangani
oleh tata usaha keuangan sekolah setelah
mengajukan kepada bendahara yayasan.
Pembayaran kas kecil digunakan untuk
pembayaran kas yang sifatnya kecil dan
dapat dibayar oleh tata usaha keuangan
sekolah. Para pihak telah memiliki tugas
dan
tanggungjawab
masing-masing

.

Gambar 3. Prosedur Pengeluaran Kas
Tata Usaha Keuangan sekolah membukukan
dan
menyusun
memiliki tugas mengajukan permohonan pertanggungjawaban. Untuk pengeluaran
kas kecil sesuai batasan yang ditentukan, yang besar juga dapat mengajukan dana
menerima kas kecil, membelanjakan, kepada
bendahara
yayasan. Bagian
78

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
keuangan dalam memiliki tugas dan
tanggungjawab melakukan pembayaran kas
kecil dan kes besar sesuai permintaan
bendahara sekolah, dan memeriksa
pertanggungjawaban bendahara sekolah,
memeriksa permintaan pembayaran kas
besar (langsung) dan membayar kas
langsung pada pihak ketiga dan atau ke tata
usaha keuangan sekolah serta menyusun
laporan pengeluaran.
Dokumen yang digunakan dalam
proses pengelolaan pengeluaran kas adalah
bukti pengeluaran kas atau kwitansi. Bukti
pembayaran digunakan untuk melakukan
pembayaran
kepada
pihak
ketiga
(menggunakan
mekanisme
langsung).
Dokumen pengeluaran bukti kas kecil
digunakan untuk pengeluaran kas kecil
kepada tata usaha keuangan sekolah. Tata
Usaha
Keuangan
sekolah
dalam
mempertanggungjawabkan kas kecil hanya
menyerahkan bukti pengeluaran sebesar
jumlah kas kecil yang diterima setiap
bulannya.
4.4 Penyusunan Laporan Keuangan
Proses
akuntansi
yang
diselenggarakan pada Sekolah Dasar Islam
Terpadu Ulil Albab Palembang (Yayasan)
menggunakan basis kas. Dengan basis kas
maka pencatatan mendasarkan pada
realisasi penerimaan dan pengeluaran kas
saat diterima dan dibayar.
Laporan keuangan disusun pada
periode tertentu. Laporan keuangan yang
disusun merupakan rekapitulasi penerimaan
dan pengeluaran selama periode waktu
tertentu. Laporan keuangan yang sekarang
disusun berupa laporan penerimaan yang
ditandingkan dengan laporan pengeluaran.
Penandingan
kedua
komponen
menghasilkan saldo kas. Laporan keuangan
disusun
berdasarkan
rekapitulasi
penerimaan bulanan dan pengeluaran
bulanan tatausaha keuangan sekolah.
Rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran
diterima bendahara yayasan kemudian
dicatat dalam buku catatan yayasan. Dari
pembukuan yayasan kemudian disusun
laporan. Laporan yang sudah disusun
adalah laporan peneriman dan pengeluaran

berdasarkan kas. Laporan keuangan lainnya
seperti neraca, aliran arus kas dan
perubahan ekuitas belum disusun. Hal ini
terjadi karena sumberdaya manusia yang
ada belum cukup jumlahnya dan kapasistas
sumberdaya manusianya perlu ditingkatkan.
Pengelolaan keuangan sudah menggunakan
aplikasi keuangan yang digunakan untuk
merekap penerimaan dan pengeluaran.
Namun demikian transaksi ini tidak dijurnal
dan disusun laporan keuangan. Pengelola
yayasan bertekad untuk menyusun laporan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi
dengan cara menugaskan beberapa personel
untuk pelatihan akuntansi.
4.5 Jenis dan Komponen Laporan
Keuangan Menurut SAK ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) dimaksudkan untuk digunakan
entitas tanpa akuntabilitas publik.
Laporan keuangan yang harus disusun
oleh entitas tanpa akuntabilitas publik
antara lain Neraca, Laporan Laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus
kas dan catatan atas laporan keuangan.
Berikut
penjelasan
masing-masing
laporan.
4.5.1 Definisi Posisi keuangan suatu
entitas (neraca)
Terdiri dari aset, kewajiban, dan
ekuitas pada suatu waktu tertentu. Unsur
laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aset, kewajiban, dan
ekuitas. Unsur-unsur ini didefinisikan
sebagai berikut:
1. Aset adalahsumber daya yang dikuasai
entitas sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh entitas
2. Kewajiban adalah merupakan kewajiban
masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa
masa
lalu,
yang
penyelesaiannya
diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya entitas yang mengandung manfaat
ekonomi.

79

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
3. Ekuitas adalah hak residual atas aset
entitas
setelah
dikurangi
semua
kewajiban.
Kinerja Keuangan (laba rugi)
Adalah hubungan antara penghasilan
dan beban dari entitas sebagaimana
disajikan
dalam
laporan
laba
rugi.Penghasilan dan beban didefinisikan
lebih lanjut sebagai berikut:
1. Penghasilan (income) adalah kenaikan
manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau
peningkatan aset, atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.
2. Beban (expenses) adalah penurunan
manfaat ekonomi selama suatu periode
pelaporan dalam bentuk arus keluar atau
penurunan
aset,
atau
terjadinya
kewajiban
yang
mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak terkait
dengan distribusi kepada penanam
modal.
4.5.2 Pengakuan
Pengakuan adalah proses pemasukan
dalam neraca atau laporan laba rugi
terhadap seluruh pos yang sesuai definisi
unsur dan memenuhi ciri yaitu besar
kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait
dengan pos tersebut akan mengalir dari atau
ke entitas dan pos tersebut memiliki biaya
atau nilai yang dapat dikukur dengan
andal.Pengakuan penghasilan dan beban
dalam laporan laba rugi dihasilkan secara
langsung dari pengakuan dan pengukuran
aset dan kewajiban.
4.5.3 Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan
jumlah uang yang digunakan entitas untuk
mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan
beban dalam laporan keuangan. Proses ini
termasuk pemilihan dasar pengukuran
tertentu. Dasar pengukuran yang umum
adalah biaya historis dan nilai wajar.
4.5.4 Pencatatan
Dasar pencatatan akuntansi yang
digunakan dalam SAK ETAP menggunakan
basis akrual. Basis akrual mendasarkan

dirinya pada pengakuan terjadinya peristiwa
ekonomi bukan pada realisasi kas baik
penerimaan
maupun
pengeluaran.
Pendapatan diakui pada saat terjadinya
peristiwa ekonomi meskipun belum
menerima kas. Beban diakui pada saat
peristiwa pengorbanan atau kewajiban
terjadi meksipun kas belum dibayar atau
dikeluarkan.
1. Pencatatan Aset, aset dicatat pada saat
perolehan dengan pengakuan dan
pengukuran yang sudah kami jelaskan
diatas. Proses pencatatan dengan
menggunakan buku catatan berupa
jurnal. Setelah dijurnal kemudian
diposting
dikelompokkan
kedalam
masing-masing
buku
besar
asset.Pencatatan yang dilakukan atas
perolehan asset meliputi perolehan.
Asset diperoleh dengan berbagai macam
cara. Cara perolehan asset antara lain:
pembelian, pembangunan, pertukaran
dan leasing. Aset diperoleh dengan cara
pembelian memiliki komponen harga
perolehan antara lain; harga perolehan,
biaya-biaya yang dapat diatribusikan
(Adapun biaya-biaya seperti biaya
pengiriman, bongkar muat, biaya
pemasangan, biaya profesional, bea
masuk, PPN masukan yg tidak dapat
direstitusi, dll ditambahkan ke dalam
harga perolehan, sementara setiap
potongan harga dan rabat dikurangkan
dari harga perolehan).
2. Pencatatan Kewajiban,
1. Timbulnya Kewajiban
Kewajiban timbul akibat transaksi
non tunai yang dilakukan oleh entitas.
Dengan demikian maka entitas
memiliki kewajiban antas transasksi
tersebut
kepada
pihak
yang
berkomitmen.
2. Pelunasan Kewajiban
3. Pencatatan Pendapatan,
1. Perolehan Pendapatan
Pendapatan pada entitas SD Islam
Ulil ALab berupa jasa pelayanan
pendidikan
berupa
sumbangan
pendidikan (SPP). SPP dibayar pawa

80

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
awal masuk dan setiap bulan tahun
ajaran berjalan.
2. Tunggakan SPP
Transaksi pembayaran dari orang tua
kadang kala ada yang tidak lancer
sehingga timbul tunggakan (piutang)
SPP.
3. Pencatatan
Cadangan
Kerugian
Piutang
Berdasarkan pengalaman entitas
piutang memiliki potensi tidak
tertagih. Dengan pengalaman tersebut
entitas dapat menetapkan cadangan
kerugian piutang dengan metode
cadangan kerugian piutang.
4. Pencatatan Beban adalah ketika terjadi
penurunan manfaat ekonomi selama
suatu periode pelaporan dalam bentuk
arus keluar atau penurunan aset, atau
terjadinya
kewajiban
yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak terkait dengan distribusi kepada
penanam modal. Entitas menyajikan
suatu anaisis beban dalam suatu
klasifikasi berdsarkan sifat atau fungsi
beban dalam entitas, mana yang
mmberikan informasi yang lebih andal
dan relevan. Untuk SD Islam Terpadu
Ulil ALbab analisis beban lebih sesuai
dengan
metode
analisis
beban
berdasarkan sifat beban seperti beban
pegawai,beban bahan habis pakai, beban
jasa, beban transportasi,beban makan
minum beban iklan dan lain sebagainya)
1. Timbulnya Beban
Beban timbul manakala terdapat arus
keluar kas atau penurunan asset atau
terjadinya
kewajiban
yang
mengakibatkan penurunan ekuitas.
2. Koreksi Beban
Koreksi beban terjadi manakala
terdapat kesalahan pencatatan. Misal
terjadi kesalahan catat semula dicatat
makan minum ternyata yang benar
Alat tulis kantor (ATK).

Pada saat pencatatan memerlukan kode
rekening. Pada saat ini pihak Yayasan
belum memiliki standar kode rekening.
Untuk itu peneliti mengusulkan solusi
untuk menyusun kode rekening baku yang
terlampir pada lampiran 3 dari tulisan ini.
4.5.5 Penyajian Laporan Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
memiliki kewajiban menyusun laporan
keuangan entiitas antara lainLaporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca,
Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan
Keuangan.
4.5.6 Pengungkapan Komponen Laporan
Keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
dalam arti yang luas memiliki makna bahwa
manajemen
melakukan
penyampaian
kandungan informasi suatu laporan kepada
pihak
lain.
Sedangkan
pengertian
khususnya dari pengertian pengungkapan
adalah penyampaian infromasi mengenai
laporan keuangan pada suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi tertentu.
Pengungkapan laporan keuangan dapat
dilakukan dalam bentuk penjelasan
mengenaikebijakan akuntansi, peristiwa
yang memerlukan suatu syarat untuk
terjadinya peristiwa lain yang harus
diungkapkan dalam laporan keuangan,
metode yang digunakan untuk mengakui,
mengukur nilai persediaan, metode
pengakuan dan pencatatan yang digunakan
untuk mengukur nilai saham yang beredar,
ukuran alternatif, misalnya pos-pos yang
dicatat berdasarkan historical cost.
Hasil pembahasan diatas dapat kami
ringkas menjadi table ringkasan untuk
memudahkan pemahaman terhadap hasil
penelitian yang telah kami laksanakan
sebagai
berikut:

81

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
Parameter
1.
Basis
akuntansi
a Aset
b Kewajiban
c Pendapatan
d Beban
2. Pengakuan
a

Aset

b

Kewajiban

c

Pendapatan

d

Beban

3. Pengukuran
a Aset
b Kewajiban
c Pendapatan
d Beban
4. Pencatatan

SD Ulil Albab

Cash Basis
Cash Basis
Cash Basis
Cash Basis
Saat Diterima,
Perolehan
Saat
Ditagih,
Nominal
Saat
Diterima,
Nominal
Saat Dikeluarkan,
Nominal

Acrual Basis
Acrual Basis
Acrual Basis
Acrual Basis
Harga
Nilai
Nilai
Nilai

Rupiah, Biaya Historis
Rupiah, Nilai Tagihan
Rupiah, Nilai Wajar
Rupiah, Biaya Historis

a

Aset

Off Balance Sheet, Rekap

b

Kewajiban

Off Balance Sheet, Rekap

c

Pendapatan

Single, Rekapitulasi

d

Beban

Single, Rekapitulasi

5. Penyajian
a Aset
b Kewajiban
c

Pendapatan

d Beban
6. Pengungkapan

SAK ETAP

Sesuai Jenis, Nilai Wajar
Saat
Terjadi,
Nilai
Nominal Tagihan
Saat Terjadi Transaksi,
Nilai Bersih
Saat Terjadi Transaksi,
Nilai Bersih
Rupiah, Biaya Historis
Rupiah, Nilai Wajar
Rupiah, Nilai Wajar
Rupiah, Biaya Historis
On

Balance
Accrual
On
Balance
Accrual
On
Balance
Accrual
On
Balance
Accrual

Invetaris Aset
Daftar Hutang

Neraca
Neraca

Rekapitulasi Pendapatan

Laba Rugi

Rekapitulasi Pengeluaran

Laba Rugi

a

Aset

Tidak Ada Pengungkapan

b

Kewajiban

Tidak Ada Pengungkapan

c

Pendapatan

Tidak Ada Pengungkapan

d

Beban

Tidak Ada Pengungkapan

82

CALK
Sukarela
CALK
Sukarela
CALK
Sukarela
CALK
Sukarela

Sheet,
Sheet,
Sheet,
Sheet,

Wajib

dan

Wajib

dan

Wajib

dan

Wajib

dan

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
Parameter
diatas
menunjukkan
hampir secara keseluruhan belum sesuai
dengan karakteristik yang diinginkan dalam
Standar Akuntansi ETAP.
5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Sistem pengelolaan keuangan pada
Sekolah Dasar Ulil Albab Palembang telah
dilaksanakan dengan baik yaitu mencatat
penerimaan dan pengeluaran secara
periodik namun demikian pencatatan masih
dalam bentuk pencatatan administratif belum
secara akuntansi. Buku catatan yang
digunakan adalah rekapitulasi penerimaan
dan pengeluaran. Laporan yang dihasilkan
adalah
laporan
penerimaan
dan
pengeluaran. Entitas belum menyusun
laporan keuangan baku yang dihasilkan dari
proses akuntansi regular yaitu laporan laba
rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan seperti yang diamanahkan oleh
SAK ETAP.
5.2 Saran
Berdasarkan penjelasan tersebut di
atas, sebaiknya Sekolah Dasar Ulil Albab
Palembang menerapkan SAK ETAP dalam
sistem pengelolaan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA
Auliyah, I. M. (2012). Penerapan
Akuntansi berdasarkan SAK ETAP
pada UKM Kampung Batik Di
Sidoarjo. Sidoarjo: STIE Perbanas.
Charles T Hongren, W. T. (2007).
Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
ETAP, S. (2009). SAK ETAP. Jakarta: IAI.
HAM, M. H. (2007). Undang-undang
Nomor 17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka
Panjang
Nasional
2005-2025.
Jakarta: Menkumham.
Hapsari, M. (2013). Implementasi Laporan
keuangan sesuai SAK ETAP Pada
CV Sapta Putra Mekar. Bandung:
Universitas Komputer Indonesia
Bandung.

Hermon Adhy putra, E. P. (2012).
Penyusunan Laporan Keuangan
Untuk Usaha Kecil dan Menangah
(UKM) berbasis Standar Akuntansi
Keuangan ETAP. Salatiga: UKSW.
IAI. (2009). Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: IAI.
IAI. (2015). Official Website IAI Global.
Jakarta: IAI.
James M. Reeve, C. S. (2013). Principle
Accounting - Indonesia Adaptation.
Jakarta: Salemba Empat.
Jerry Fitz Gerald, A. F. (1981).
Fundamentals System Analysis.
New york: John Willey & Son.
Lilya Andriani, A. T. (2014). Analisis
Penerapan pencatatan keuangan
berbasis SAK ETAP pada Usaha
Mikro kecil menengah (sebuah study
interpretatif pada Peggy Salon).
Bali:
Universitas
Pendidikan
Ganesha.
Martini, D. (2011). Standar Akuntansi
Keuangan
Entitas
Tanpa
Akuntabilitas Publik. Riau: IAI.
Mulyadi. (1997). Sistem Akuntansi.
Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN.
Musyafa’ah, R. (2014). Studi komparatif
pencatatan akuntansi sesuai SAK
ETAP dengan Pencatatan UMKM di
Sidoarjo. Sidoarjo: Universitas
Negeri Surabaya.
Negara, S. (2001). Undang-undang nomor
nomor 16 tahun 2011. Jakarta:
Sekretariat Negara.
Nikmatuniayah. (2014). Penerpan teknologi
laporan keuangan berdasarkan SAK
ETAP dan PSAK 45 IAI pada
Yayasan
Daruttaqwa
Kota
Semarang. Semarang: Politeknik
Negeri Semarang.
Nurhayati Sofiah, A. M. (2014). Persepsi
Pengusaha UMKM Keramik Dinoyo
Atas Informasi Akuntansi Keuangan
Berbasis
Entitas
Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Sidoarjo: JIBEKA.
Pratama, A. (2012). SAK-ETAP, SAK nya
Perusahaan Kecil . Jakarta: STAN.

83

Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 2, Juli- Desember 2015
Sagala, D. (2014). Penerapan Akuntansi
Berdasarkan Sak-Etap Study Kasus
Pada Home Industry Otak-Otak
Bandeng
Mulya
Semarang.
Semarang:
Universitas
Dian
Nuswantoro.
Senoaji, A. R. (2014). Gap Analysis
Penerapan SAK ETAP pada
Penyusunan Laporan Keuangan
UKM di Kabupaten Kudus (studi

kasus UKM Padurenan Jaya).
Semarang: UNDIP.
Sri Rejeki, T. (1999). Akuntansi Yayasan.
Jakarta: Shinraemun.blog.
Steinbart, M. B. (2014). Accounting
information Systm. Jakarta: Salemba
Empat.
Sugiyono. (1999). Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: Alfabeta.

84