IDENTITAS NASIONAL Tugas ke 2 Mata Kulia

IDENTITAS NASIONAL
Tugas ke 2 Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan

Nama : Syifa Nadita Utami
NPM : 200110150285
Kelas : Fapet E

Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran

A.Keterkaitan Identitas Nasional dengan Globalisasi
Identitas Nasional pada hakikatnya merupakan “manifestasi nilai-nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dengan
ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan
bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya”( Koento:2005) .
Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau jaman yang ditandai dengan
perubahan tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
teristimewa teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit, dunia
tanpa ruang.
Adanya Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa

Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka atau tidak suka telah datang
dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-nilai tersebut baik yang bersifat positif
maupun yang bersifat negatif. Ini semua merupakan ancaman,

tantangan

dan

sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi, dan berinovasi di
segala aspek kehidupan.
Di Era Globalisasi pergaulan antar bangsa semakin ketat. Batas antar
negara

hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi

penghalang. Di dalam pergaulan antar bangsa yang semakin kental itu
akan terjadi proses alkulturasi, saling meniru dan saling mempengaruhi
antara budaya masing-masing. Yang perlu kita cermati dari proses
akulturasi


tersebut

apakah dapat melunturkan tata nilai yang

merupakan jati diri bangsa Indoensia

Pengaruh negatif akibat proses akulturasi tersebut dapat merongrong nilai-nilai
yang telah ada di dalam masyarakat kita. Jika semua ini tidak dapat dibendung maka
akan mengganggu ketahanan di segala aspek bahkan mengarah kepada kreditabilitas
sebuah ideologi. Untuk membendung arus globalisasi yang sangat deras tersebut kita
harus berupaya untuk menciptakan suatu kondisi (konsepsi) agar ketahanan nasional

dapat terjaga. Dengan cara membangun sebuah konsep nasionalisme kebangsaan
yang mengarah kepada konsep Identitas Nasional
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara
dengan negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian kecenderungan
munculnya kejahatan yang bersifat transnasional menjadi semakin sering terjadi.
Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain terkait dengan masalah narkotika, pencucian
uang (money laundering), peredaran dokumen keimigrasian palsu dan terorisme.
Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang

selama ini dijunjung tinggi mulai memudar. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
merajalelanya peredaran narkotika dan psikotropika sehingga sangat merusak
kepribadian dan moral bangsa khususnya bagi generasi penerus bangsa. Jika hal
tersebut tidak dapat dibendung maka akan mengganggu terhadap ketahanan nasional
di segala aspek kehidupan bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai identitas
nasional.

B.Keterkaitan Identitas Nasional dengan Integrasi Nasional
Indonesia
Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakatmasyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Integrasi nasional
tidak lepas dari pengertian integrasi sosial yang mempunyai arti perpaduan dari
kelompok-kelompok masyarakat yang asalnya berbeda menjadi suatu kelompok besar
dengan cara melenyapkan perbedaan dan jatidiri masing-masing, dalam arti ini
integrasi sosial sama artinya dengan asimilasi atau pembauran.
Integrasi masyarakat dalam negara dapat tercapai apabila :
a.

Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanya terhadap nilai-nilai


social tertentu yang bersifat fundamental dan krusial.
b.

Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit social yang saling

mengawasi dalam aspek-aspek sosia yang potensial.
c.

Terjadinya saling ketergantungan diantara kelompok-kelompok social yang

terhimpun didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi secara menyeluruh.
Pentingnya Membangun Integrasi Nasional
Untuk mewujudkan cita-cita, dan tujuan negara serta memelihara rasa kebersamaan.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun integrasi nasional:
1.

Adanya kemampuan dan kesadaran bangsa dalam mengelola perbedaan SARA

dan keanekaragaman budaya serta adat istiadat.
2.


Adanya kemampuan untuk mereaksi penyebaran ideologi asing

3.

Adanya kemampuan untuk mereaksi dan mencegah dominasi ekonomi asing

4.

Mampu berperan aktif dalam percaturan dunia di era globalisasi dalam

berbagai aspeknya
5.

Bertekad untuk membangun sistem budaya sesuai dengan Pancasila dan UUD

1945
6.

Menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya dengan cara melakukan


pengkajian kritis dan sosialisasi terhadap identitas nasional.
Perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya
keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia
merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya.
Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan
sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita
ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan
karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam
keutuhan bangsa Indonesia.
Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu
terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya
pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakekatnya
integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan
bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah
yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan tentram.
Jika melihat konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat dan Papua
merupakan cermin dan belum terwujudnya Integrasi Nasional yang diharapkan.

Sedangkan kaitannya dengan Identitas Nasional adalah bahwa adanya integrasi
nasional dapat menguatkan akar dari Identitas Nasional yang sedang dibangun.

C.Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdayaan Identitas
Nasional
Revitalisasi Pancasila adalah pemberdayaan kembali kedudukan, fungsi dan
peranan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, ideologi dan sumber nilainilai bangsa Indonesia. (Koento W, 2005)
Revitalisasi Pancasila dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan Pancasila
kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan.
Untuk merevitalisasi, maka Pancasila perlu diajarkan dalam kaitannya dengan
pembuatan atau evaluasi atas kebijakan publik selain dibicarakan sebagai dasar
negara. Pancasila dapat dihidupkan kembali sebagai nilai-nilai dasar yang memberi
orientasi dalam pembuatan kebijakan publik yang pro terhadap aspek-aspek agama,
kemanusiaan, nasionalisme, demokrasi dan keadilan sebagaimana yang termaktub
dalam Pancasila.
Berangkat dari konsep tersebut, bangsa Indonesia kemudian dituntut untuk
tidak bersikap pasif lagi terhadap arus globalisasi. Bangsa Indonesia harus aktif
dalam tiap episode perubahan sosial dengan memposisikan globalisasi sebagai
tantangan zaman. Dalam kaitannya dengan demokrasi, globalisasi juga melahirkan
paradoksnya sendiri: di satu sisi globalisasi demokrasi mengakibatkan kebangkrutan

banyak paham ideologi, di sisi yang lain juga mendorong bangkitnya nasionalisme

lokal,

bahkan

dalam

bentuknya

yang

paling

dangkal

dan

sempit


semacam ethnonationalism, atau bahkan tribalism. Gejala ini yang terus mengancam
integrasi Indonesia sebagai negara majemuk dari sudut etnis, sosiokultural, dan
agama. Pasca reformasi, gelombang globalisasi tersebut melanda Indonesia
bersamaan dengan krisis moneter, ekonomi, dan politik membuat Pancasila seolah
kehilangan relevansinya.
Jawaban dari permasalahan ini adalah dengan kembali memperkuat identitas
nasional bangsa Indonesia yang termanifestasikan dalam nilai-nilai Pancasila.
Sebagai negara yang bersifat majemuk, tantangan globalisasi tersebut bukan berarti
dijawab dengan cara menghapuskan pluralitas sebagai sikap atas sentimen kesukuan,
akan tetapi dijawab dengan cara mengembalikan mindset manusia Indonesia ke
falsafah dasar bangsa Indonesia, Pancasila, sebagai pemersatu bangsa. Konsekuensi
logisnya adalah, ketika persatuan dan kesatuan bangsa tercipta dibawah naungan
Pancasila, maka bangsa Indonesia dapat melepaskan kepentingan personal dengan
memajukan kepentingan umum dalam rangka menjawab krisis global.
Revitalisasi sebagai manifestasi Identitas Nasional mengandung makna bahwa
Pancasila harus diposisikan sebagai satu keutuhan yang sejalan dengan dimensidimensi yang melekat padanya, seperti realitas, Idealitas, dan Fleksibilitas. Dimensi
realitas yang bermakna bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
merupakan cerminan kondisi obyektif yang sedang terjadi di masyarakat, dimana
seharusnya dimaknai dengan semakin sejalannya jalan hidup kita sesuai dengan
Pancasila itu sendiri, yang memiliki persatuan, penyelesaian dengan bermusyawarah,

serta rasa keadilan yang mempunyai nilai kemanusiaan. Kemudian dimensi Idealitas
kita posisikan sebagai salah satu cara untuk membangkitkan gairah optimisme warga
masyarakat yang melihat masa depan secara prospektif. Selain itu Pancasila bukanlah
sesuatu yang kaku dan sakral, namun bersifat fleksibel dan terbuka dengan hal-hal
baru. Dengan demikian tanpa menghilangkan nilai hakikatnya, Pancasila menjadi
tetap aktual, relevan, dan fungsional sebagai tiang-tiang penyangga semangat berBhinneka Tunggal Ika.

Kandungan sila-sila Pancasila jika dimaknai secara utuh juga akan menunjang
pemberdayaan Identitas Nasional. Sila pertama yang bermakna bangsa Indonesia
beragama dan berketuhanan akan semakin menguatkan moral masyarakat serta
kehidupan yang beretika. Selain itu sila kedua dan ketiga sebagai wujud persatuan
bangsa dan kemanusiaan yang bersifat adil dan memiliki tata kelakuan yang beradab
juga otomatis akan mendorong terwujudnya masyarakat yang beridentitas.
Revitalisasi Pancasila semakin terasa penting kalau diingat kita tengah gigih
menerapkan prinsip-prinsip “good governance”, dimana tiga aktor yaitu pemerintah
(state), swasta (private sector) dan masyarakat (civil society) harus bersinergi secara
konstruktif mewujudkan pemerintahan yang lebih baik. Antara lain terwujud dalam
bentuk pelayanan publik (public services) yang optimal. Dalam kaitannya dengan
ancaman atau pengaruh globalisasi harus dihadapi dengan sikap mental dan karakter
yang kuat sebagai jatidiri bangsa Indonesia. Akhirnya revitalisasi Pancasila menjadi

penting karena kita masih menghadapi ancaman disintegrasi nasional dengan
semangat separatisme dari Daerah yang merasa diperlakukan secara tidak adil oleh
Pemerintah Pusat.

Daftar Pustaka
Siswomihadjo Koento Wibisono, 2005. Identitas Nasional Aktualisasi
Pengembangannya Melalui Revitalisasi Pancasila . Jakarta
Ruyadi Yadi, 2003, Pendidikan Pancasila, CV Maulana, Bandung.
Winarno, 2009. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Bumi
Aksara , Jakarta.
Zubaidi,M.Si,Achmad.2007.Pendidikan
Perguruan Tinggi.Paradigma, Yogyakarta.

Kewarganegaraan

untuk