pengaruh suhu terhadap laju respirasi ke
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
‘RESPIRASI DAN PERTUMBUHAN’
oleh:
KELOMPOK VI
PRODI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
November, 2014
HALAMAN PENGESAHAN:
‘RESPIRASI DAN PERTUMBUHAN’
oleh:
Kelompok VI
Yogyakarta, 9 November 2014
Nama
Asih Rahayu
Nurul Jannah Yuliani
Rieska Dies Rahmawulan
Setiarti Dwi Rahayu
Linda Indriawati
NIM
13304241009
13304241018
13304241019
13304241031
13304241039
Tanda tangan
Diserahkan pada tanggal …………………………………………………………,
jam ………………………
Mengetahui:
Dosen Pembimbing / Asisten Praktikum
(……………………………………)
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI KECAMBAH
I. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju respirasi kecambah
II. Tinjauan Pustaka
Proses tumbuh merupakan salah satu aktivitas fisiologi. Pada proses pertumbuhan ini
banyak dipengaruhi berbagai faktor lingkungannya salah satunya seperti suhu udara.
Proses pertumbuhan memiliki keterkaitan fungsi dengan aktivitas fisiologi lain yang
merupakan satu kesatuan fungsi. Aktivitas fisiologi yang terkait dengan proses tumbuh
ini antara lain meliputi respirasi, transpirasi, absorbsi, transportasi bahan, fotosintesa, dan
proses biosintesa lainnya.
Semua sel hidup melakukan respirasi secara terus-menerus untuk mencukupi kebutuhan
energinya. Pada umumnya respirasi merupakan proses oksidasi substrat glukosa,
berlangsung dalam rangkaian proses pemecahan (katabolisme) yang melibatkan sistem
enzim pada glikolisis (jalur EMP) dan daur Trikarboksilat (daur krebs). Respirasi
membutuhkan O2 dan menghasilkan zat sisa metabolisme berupa uap air (H 2O),
karbondioksida (CO2), dan panas sebagai entropi (energi panas yang tidak
termanfaatkan). Bila respirasi berjalan sempurna, dari pembakaran substrat (karbohidrat,
lipida, atau protein) akan menghasilkan rasio CO2/O2 tertentu disebut “Respiratory
quotient” [RQ]. Respirasi dengan substrat lipida akan diperoleh RQ suhu rendah
- Suhu Blanko : suhu tinggi > suhu kamar > suhu rendah
Kadar CO2 yang tidak terlarut dapat dilihat dengan volume HCl yang diperlukan
untuk proses titrasi. Adapun perbandingan kadar CO2 yang tidak terikat pada percobaan
ini adalah sebagai berikut :
- Suhu Perlakuan
: suhu tinggi < suhu kamar < suhu rendah
- Suhu Blanko : suhu tinggi < suhu kamar < suhu rendah
VII. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh simpulan
bahwa suhu mempengarhi laju respirasi yaitu semakin tinggi suhu, laju respirasi semakin
cepat. Semakin tinggi suhu jumlah CO2 yang diikat yang merupakan hasil respirasi
semakin banyak persatuan waktu.
VIII. Dikusi/Pembahasan
1. Kelompok manakah yang menunjukkan laju respirasinya paling tinggi atau besar?
Jawab: Semakin tinggi suhu lingkungan, semakin cepat laju reaksinya. Kelompok
dengan suhu KOH paling tinggi adalah kelompok lima, dengan perlakuan
penyimpanan pada inkubator suhu 35oC.
2. Apakah perbedaan kecepatan respirasi yang ditunjukkan dengan perbedaan banyaknya
CO2 yang dihasilkan cukup meyakinkan?
Jawab: Setelah diuji secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
antara tanaman yang diuji.
3. Jelaskan mengapa terjadi gejala yang demikian?
Jawab: Suhu tinggi akan membutuhkan volume HCl yang lebih sedikit untuk proses
titrasi. Volume HCl yang diperlukan dalam proses titrasi tersebut, digunakan untuk
mengetahui KOH sisa (yang tidak mengikat CO2). Hal ini dikarenakan pada suhu
tinggi, enzim katalase dan enzim lainnya bekerja lebih optimal sehingga respirasi
berlangsung lebih cepat. Semakin cepatnya proses respirasi mengakibatkan pengikatan
CO2 lebih besar, sehingga CO2 sisa yang tidak terikat oleh KOH lebih sedikit. Hal
tersebut mengakibatkan pada saat titrasi diperlukan volume HCl yang lebih sedikit
yang ditandai dengan perubahan warna larutan dari warna ungu menjadi putih kembali
seperti semula sebelum ditambah indikator PP. Pada suhu inkubator, keadaan suhunya
dibuat konstan maka kerja enzim katalase dan enzim lainnya yang berperan pada
proses respirasi akan optimal dan tanpa mengalami kerusakan. Karena enzim tidak
mengalami kerusakan atau ter-denaturasi maka enzim akan mempercepat pengubahan
glukosa menjadi karbondioksida. Oleh karena itu, CO2 yang dilepaskan dari respirasi
kecambah pada suhu inkubator menjadi lebih besar. Selain itu, pada suhu yang lebih
tinggi volume CO2 akan lebih banyak diikat oleh KOH, sehingga kadar CO 2 yang
dilepaskan semakin besar.
TUGAS PENGEMBANGAN
1. Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap respirasi jaringan tumbuhan?
Jawab: Faktor yang berpengaruh terhadap respirasi tumbuhan adalah faktor
lingkungan berupa suhu, cahaya, keberadaan CO2 dan O2 di udara, dan faktor internal
berupa usia, ukuran dan genetik tumbuhan.
2. Bagaimana hubungan antara aktifitas respirasi dengan pertumbuhan?
Jawab: Respirasi berpengaruh terhadap pertumbuhan karena proses respirasi
menghasilkan energi yang digunakan untuk tumbuh dan berkembang, menambah
ukuran dan sebagainya.
3. Bagaimana hubungan antara suhu lingkungan dan terhadap laju respirasi?
Jawab: Semakin tinggi suhu lingungan, semakin cepat laju respirasi pada tumbuhan.
4. Apakah pertumbuhan terkait dengan pembelahan sel meristem?
Jawab: Ya, karena pembelahan sel meristem juga mengalami perubahan ukuran, yang
merupakan salah satu contoh nyata dari pertumbuhan.
5. Apakah respirasi terkait dengan pembelahan sel tersebut?
Jawab: Ya, karena respirasi menyediakan energi yang dibutuhkan untuk melakukan
pembelahan.
IX. Daftar Pustaka
Krisdianto, dkk. 2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Banjarbaru: FMIPA
Universitas Lambung Mangkurat.
Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. Jakarta: PT
Gramedia.
Salisbury, Frank and Ross, Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: Penerbit
ITB.
Simbolon, Hubu, dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suyitno. 2007. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakarta: FMIPA
UNY.
Suyitno, Ai. 2014. Petunjuk praktikum Fisiologi Tumbuhan dasar. Yogyakarta: FMIPA
UNY.
X. Lampiran-Lampiran
FISIOLOGI TUMBUHAN
‘RESPIRASI DAN PERTUMBUHAN’
oleh:
KELOMPOK VI
PRODI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
November, 2014
HALAMAN PENGESAHAN:
‘RESPIRASI DAN PERTUMBUHAN’
oleh:
Kelompok VI
Yogyakarta, 9 November 2014
Nama
Asih Rahayu
Nurul Jannah Yuliani
Rieska Dies Rahmawulan
Setiarti Dwi Rahayu
Linda Indriawati
NIM
13304241009
13304241018
13304241019
13304241031
13304241039
Tanda tangan
Diserahkan pada tanggal …………………………………………………………,
jam ………………………
Mengetahui:
Dosen Pembimbing / Asisten Praktikum
(……………………………………)
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI KECAMBAH
I. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju respirasi kecambah
II. Tinjauan Pustaka
Proses tumbuh merupakan salah satu aktivitas fisiologi. Pada proses pertumbuhan ini
banyak dipengaruhi berbagai faktor lingkungannya salah satunya seperti suhu udara.
Proses pertumbuhan memiliki keterkaitan fungsi dengan aktivitas fisiologi lain yang
merupakan satu kesatuan fungsi. Aktivitas fisiologi yang terkait dengan proses tumbuh
ini antara lain meliputi respirasi, transpirasi, absorbsi, transportasi bahan, fotosintesa, dan
proses biosintesa lainnya.
Semua sel hidup melakukan respirasi secara terus-menerus untuk mencukupi kebutuhan
energinya. Pada umumnya respirasi merupakan proses oksidasi substrat glukosa,
berlangsung dalam rangkaian proses pemecahan (katabolisme) yang melibatkan sistem
enzim pada glikolisis (jalur EMP) dan daur Trikarboksilat (daur krebs). Respirasi
membutuhkan O2 dan menghasilkan zat sisa metabolisme berupa uap air (H 2O),
karbondioksida (CO2), dan panas sebagai entropi (energi panas yang tidak
termanfaatkan). Bila respirasi berjalan sempurna, dari pembakaran substrat (karbohidrat,
lipida, atau protein) akan menghasilkan rasio CO2/O2 tertentu disebut “Respiratory
quotient” [RQ]. Respirasi dengan substrat lipida akan diperoleh RQ suhu rendah
- Suhu Blanko : suhu tinggi > suhu kamar > suhu rendah
Kadar CO2 yang tidak terlarut dapat dilihat dengan volume HCl yang diperlukan
untuk proses titrasi. Adapun perbandingan kadar CO2 yang tidak terikat pada percobaan
ini adalah sebagai berikut :
- Suhu Perlakuan
: suhu tinggi < suhu kamar < suhu rendah
- Suhu Blanko : suhu tinggi < suhu kamar < suhu rendah
VII. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh simpulan
bahwa suhu mempengarhi laju respirasi yaitu semakin tinggi suhu, laju respirasi semakin
cepat. Semakin tinggi suhu jumlah CO2 yang diikat yang merupakan hasil respirasi
semakin banyak persatuan waktu.
VIII. Dikusi/Pembahasan
1. Kelompok manakah yang menunjukkan laju respirasinya paling tinggi atau besar?
Jawab: Semakin tinggi suhu lingkungan, semakin cepat laju reaksinya. Kelompok
dengan suhu KOH paling tinggi adalah kelompok lima, dengan perlakuan
penyimpanan pada inkubator suhu 35oC.
2. Apakah perbedaan kecepatan respirasi yang ditunjukkan dengan perbedaan banyaknya
CO2 yang dihasilkan cukup meyakinkan?
Jawab: Setelah diuji secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
antara tanaman yang diuji.
3. Jelaskan mengapa terjadi gejala yang demikian?
Jawab: Suhu tinggi akan membutuhkan volume HCl yang lebih sedikit untuk proses
titrasi. Volume HCl yang diperlukan dalam proses titrasi tersebut, digunakan untuk
mengetahui KOH sisa (yang tidak mengikat CO2). Hal ini dikarenakan pada suhu
tinggi, enzim katalase dan enzim lainnya bekerja lebih optimal sehingga respirasi
berlangsung lebih cepat. Semakin cepatnya proses respirasi mengakibatkan pengikatan
CO2 lebih besar, sehingga CO2 sisa yang tidak terikat oleh KOH lebih sedikit. Hal
tersebut mengakibatkan pada saat titrasi diperlukan volume HCl yang lebih sedikit
yang ditandai dengan perubahan warna larutan dari warna ungu menjadi putih kembali
seperti semula sebelum ditambah indikator PP. Pada suhu inkubator, keadaan suhunya
dibuat konstan maka kerja enzim katalase dan enzim lainnya yang berperan pada
proses respirasi akan optimal dan tanpa mengalami kerusakan. Karena enzim tidak
mengalami kerusakan atau ter-denaturasi maka enzim akan mempercepat pengubahan
glukosa menjadi karbondioksida. Oleh karena itu, CO2 yang dilepaskan dari respirasi
kecambah pada suhu inkubator menjadi lebih besar. Selain itu, pada suhu yang lebih
tinggi volume CO2 akan lebih banyak diikat oleh KOH, sehingga kadar CO 2 yang
dilepaskan semakin besar.
TUGAS PENGEMBANGAN
1. Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap respirasi jaringan tumbuhan?
Jawab: Faktor yang berpengaruh terhadap respirasi tumbuhan adalah faktor
lingkungan berupa suhu, cahaya, keberadaan CO2 dan O2 di udara, dan faktor internal
berupa usia, ukuran dan genetik tumbuhan.
2. Bagaimana hubungan antara aktifitas respirasi dengan pertumbuhan?
Jawab: Respirasi berpengaruh terhadap pertumbuhan karena proses respirasi
menghasilkan energi yang digunakan untuk tumbuh dan berkembang, menambah
ukuran dan sebagainya.
3. Bagaimana hubungan antara suhu lingkungan dan terhadap laju respirasi?
Jawab: Semakin tinggi suhu lingungan, semakin cepat laju respirasi pada tumbuhan.
4. Apakah pertumbuhan terkait dengan pembelahan sel meristem?
Jawab: Ya, karena pembelahan sel meristem juga mengalami perubahan ukuran, yang
merupakan salah satu contoh nyata dari pertumbuhan.
5. Apakah respirasi terkait dengan pembelahan sel tersebut?
Jawab: Ya, karena respirasi menyediakan energi yang dibutuhkan untuk melakukan
pembelahan.
IX. Daftar Pustaka
Krisdianto, dkk. 2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Banjarbaru: FMIPA
Universitas Lambung Mangkurat.
Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. Jakarta: PT
Gramedia.
Salisbury, Frank and Ross, Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: Penerbit
ITB.
Simbolon, Hubu, dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suyitno. 2007. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakarta: FMIPA
UNY.
Suyitno, Ai. 2014. Petunjuk praktikum Fisiologi Tumbuhan dasar. Yogyakarta: FMIPA
UNY.
X. Lampiran-Lampiran