HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN PENY
ISSN 20880030
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT
HIPERTENSI DI PUSKESMAS KUOK
TAHUN 2014
M.NIZAR SYARIF HAMIDI
Dosen tetap prodi D3 Keperawatan STIKes Tuanku tambusai Riau
ABSTRAK
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥
90 mmHg. Hipertensi perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang baik,
mengingat prevalensi yang tinggi dan komplikasi yang ditimbulkan cukup berat.
Saat ini diperkirakan 1 milyar penduduk dunia menderita hipertensi dengan
prevalensi 26,4%. Di Negara maju prevalensi mencapai 37,3%. Masalah terbesar
dalam menghadapi penyakit hipertensi adalah pada pola makan pasien yang
cenderung mengkonsumsi makanan yang berlemak dan kolesterol yang tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya hubungan pola makan
dengan kejadian penyakit hipertensi di puskesmas kuok tahun 2014. Desain
penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional Tehnik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu tekinik
pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel yaitu sebanyak 95 orang.
Analisa data yang di gunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini
diperoleh bahwa pola makan berada dalam kategori tidak sehat sebanyak 56
responden ( 58,9%), dan menderita hipertensi sebanyak 53 responden (55,8%).
Berdasarkan uji statistic chi_square yaitu 0,001 (p 18 tahun
adalah sebesar 38,8% (berdasarkan
pengukuran). Terdapat 10 provinsi
mempunyai prevalensi hipertensi pada
penduduk umur > 18 tahun yaitu,
Riau, Bangka Belitung, Jawa Tengah,
D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah,
dan Sulawesi Barat. Di Indonesia,
prevalensi hipertensi cukup tinggi,
menurut Nasional Basic Health Survey
Tahun 2013, kejadian
hipertensi
paling tinggi pada usia 45-64 tahun
adalah 81,5% (Depkes RI, 2013).
Berdasarkan laporan tahunan
DINKES Provinsi Riau, prevalensi
kasus hipertensi pada tahun 2013
sebesar 25,01/100.000 (Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Riau, 2013).
Data
kesakitan
kejadian
hipertensi dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar tahun 2013 dari 28
Puskesmas dapat di lihat pada tabel
berikut:
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Tabel 1.1 Laporan Data Kesakitan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar
Penderita Hipertensi
Tahun 2013
NO
1
2
3
4
5
6
7
PUSKESMAS
Kuok
Bangkinang
Kampar
Tambang
Rumbio Jaya
Kampar Kiri Tengah
Siak Hulu II
JUMLAH
2180
1158
778
728
746
423
521
%
17,2
9,15
6,15
5,75
4,90
3,34
4,12
8
Kampar Utara
590
4,66
9
Bangkinang Seberang
589
4,65
10
Siak Hulu III
582
4,60
11
Gunung sahilan
475
3,75
12
Tapung II
460
3,63
13
XIII Koto Kampar I
338
1,67
14
XIII Koto Kampat III
314
2,48
15
Siak Hulu I
287
2,27
16
XIII Koto Kampar II
375
2,95
17
Kampar kiri Hulu I
364
2,86
18
Penghentian Raja
290
2,29
19
Kampar Timur
284
2,24
20
Tapung Hulu I
267
1,11
21
Kampar kiri
243
1,92
22
Tapung Hilir II
240
1,89
23
Tapung Hilir I
236
1,86
24
Kampar Kiri Hilir
120
0,94
25
Tapung I
110
0,87
26
Kampar Kiri Hulu II
169
1,33
27
Tapung Hulu II
152
1,20
28
Salo
31
0,24
12642
100
Jumlah
Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten
Kampar Tahun 2013
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 29
ISSN 20880030
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Berdasarkan tabel 4.2 di
atas dapat dilihat bahwa sebagian
besar pola makan responden yang
berobat ke Puskesmas Kuok yaitu
Tidak Sehat sebanyak 56 orang
(58,9%).
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian
kuantitatif
dengan
desain study potong lintang (cross
sectional) yaitu untuk mengetahui
hubungan antara pola makan
Penyakit hipertensi
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi
Kejadian Hipertensi Di Puskesmas
Kuok.
HASIL PENELITIAN
No
1
2
3
No
Tabel
4.1
:
Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Umur
Responden Yang Berobat Di
Puskesmas Kuok
Umur
Frekuensi Persentase (%)
(tahun)
46 – 50
30
31,6%
51 – 60
48
50,5%
61 – 64
17
17,9%
95
100%
Total
1
2
1
2
Total
Frekuensi
Persentase
(%)
56
58,9%
39
95
41,1%
100%
Tidak Hipertensi
Hipertensi
Total
42
53
95
Persentase
(%)
44,2%
55,8%
100%
Berdasarkan tabel 4.3 di atas
dapat dilihat bahwa sebagian
besar
responden
mengalami
Hipertensi sebanyak 53 responden
(55,8%).
Tabel 4.4 : Hubungan Pola Makan
Dengan Kejadian Penyakit
Hipertensi Di Puskesmas
Kuok Tahun 2014
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi
Pola Makan Responden Yang
Berobat Di Puskesmas Kuok.
Pola
maka
n
Tidak
Sehat
Sehat
Frekuensi
A. Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini melihat
ada tidaknya hubungan antara
variabel independen (Pola Makan )
dengan
Variabel
dependen
(kejadian Hipertensi).
Berdasarkan tabel 4.1 di
halaman sebelumnya dapat
dilihat bahwa sebagian besar
umur responden yang berobat ke
Puskesmas Kuok umur 51-60
tahun, yaitu sebanyak 48
responden (50,5%).
No
Hipertensi
Kejadian Hipertensi
N
o
Pola
Makan
1
Tidak
Sehat
Sehat
2
Jlh
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Hipertensi
N
40
13
53
Tidak Hipertensi
%
42,1
%
13,7
%
55,8
%
N
16
26
42
%
16,8
%
27,4
%
44,2
%
Jl
h
N
56
39
95
X²
hitu
ng
%
58,9
%
41,1
%
100
%
Page 30
P
Value
13,5
0,00
1
ISSN 20880030
Dari tabel 4.4 diatas, dapat
dilihat bahwa dari 95 responden
terdapat 56 responden yang lebih
dominan masalah pola makan
dalam kategori tidak sehat, dan
sebagian
besar
responden
mengalami hipertensi sebanyak 53
responden.
Untuk melihat ada tidaknya
hubungan pola makan dengan
kejadian
penyakit
hipertensi
dilakukan uji statistic diperoleh
nilai P value= 0,001 jadi nilai (P
value
<
0,05).
Hal
ini
menunjukkan bahwa terdapat
hubungan
bermakna
antara
hubungan pola makan dengan
kejadian penyakit hipertensi di
Puskesmas Kuok Tahun 2014.
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 4.2 diatas
dapat dilihat bahwa sebagian
besar responden, pola makan
tidak sehat sebanyak 56
responden (68,9%).
Peneliti berasumsi pola makan
berhubungan erat dengan kejadian
hipertensi, karena apa yang kita
makan mempengaruhi terjadinya
hipertensi. Pola makan yang tidak
sehat akan cenderung terkena
penyakit hipertensi atau penyakit
lainnya. Pola makan yang banyak
mengandung asupan garam, pola
makan tinggi lemak dan pola
makan yang banyak mengandung
kolesterol
akan
berpengaruh
terhadap tubuh atau tekanan darah.
Berdasarkan
hasil
penelitian
responden yang pola makan tidak
sehat lebih banyak menderita
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
hipertensi
di
bandingkan
responden yang memiliki pola
makan yang sehat. Hal ini
membuktikan
bahwa
dengan
menerapkan pola makan yang
sehat akan mengurangi resiko
terjadinya penyakit hipertensi,
karena pola makan yang tidak
sehat salah satu faktor terjadinya
penyakit hipertensi.
Seperti yang telah di
kemukakan diatas bahwa sebagian
besar responden pola makan
dalam kategori tidak sehat. Hal
dikarenakan masyarakat kurang
menjaga pola makan yang baik.
Hasil penelitian Tiara (2008)
pada 250 pasien hipertensi rentan
usia
45-65
tahun
yang
menunjukan bahwa faktor risiko
yang signifikan berhubungan
adalah hipertensi dengan OR
sebesar 6,8 dan 95% CI= 2,3-11,5.
Peluang risiko 6,8 kali akan
dimiliki orang dengan pola makan
yang tidak sehat.
Penelitian yang dilakukan
Roni (2008) dalam penelitiannya
yang
berhubungan
dengan
hipertensi menunjukkan orang
dengan pola makan yang tidak
sehat berisiko 6,7 kali terserang
hipertensi daripada orang yang
memiliki pola makan yang sehat.
Menurut teori dari buku
karangan Beaver (2008) yang
menyatakan bahwa konsumsi
makanan yang sehat seperti,
buah-buahan,
sayuran
dan
konsumsi garam memiliki efek
langsung terhadap tekanan darah.
Konsumsi garam yang tinggi
Page 31
ISSN 20880030
selama
bertahun-tahun
kemungkinan
meningkatkan
tekanan
darah
karena
meningkatkan kadar sodium dalm
sel-sel otot halus pada dinding
arteriol. Kadar sodium yang
tinggi, memudahkan masuknya
kalsium kedalam sel-sel tersebut,
menyebabkan
arteriol
berkontraksi dan menyempit pada
lingkar dalamnya.
Selain itu menurut teori dari
buku karangan Dorothy M.
Russel (2011) yang menyebutkan
bahwa
sebaiknya
kurangi
pemakaian garam sampai kurang
dari 2,3 gram natrium atau 6 gram
natrium klorida setiap harinya
untuk mencegah hipertensi.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka
dapat ditarik kesimpulan pada
penelitian ini sebagian besar pola
makan responden berada pada
kategori tidak sehat, sebagian
besar
responden
menderita
hipertensi, ada hubungan yang
signifikan antara pola makan
dengan
kejadian
penyakit
hipertensi
Saran
a. Diharapkan bagi peneliti lain
yang tertarik dengan penelitian
tentang Hipertensi dan dapat
menjadikan penelitian ini
sebagai acuan awal dan
melanjutkan dengan variabelvariabel lain yang terkait.
b. Diharapkan
bagi
petugas
kesehatan
dapat
mengembangkan upaya-upaya
untuk meningkatkan perilaku
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
hidup sehat bagi penderita
Hipertensi
dan
memberi
penyuluhan
tentang
pola
makan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Ade Dian, dkk. (2008).
Faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kejadian
Hipertensi pada pasien yang
berobat di Poliklinik dewasa
Puskesmas Bangkinang Periode
Januari sampai Juni 2008.
http://yayanakhyar.files.wordpre
ss.com/2010/2/files-of-drsmedfaktor-faktor-yang-berhubungandengan-kejadian-hipertensi.pdf.
Diakses tanggal 27 Maret 2014.
Andika. (2009). Faktor risiko
hipertensi. http://www. Faktor
risiko hipertensi.com. Diakses 1
Juni 2014.
Armilawati, dkk, (2007). Hipertensi
dan faktor resikonya dalam
kajian epidemiologi, bagian
epidemiologi FKM UNHAS.
http://www.CerminDuniaKedokt
eran.com/index.php?option=com
_content&task=view&artid=38&
Itemid=12. Diakses tanggal 27
Februari 2014.
Astawan,M,M.S. Cegah Hipertensi
dengan
pola
makan.
http//www.depkes.go.id/index.ph
p?Option=article&task=viewacti
cles&artid=20&Itimed=3.
Diakses tanggal 1 Maret 2014
Depkes RI. (2013). Pharmaceutical
Care untuk Penyakit Hipertensi,
http//www.4shared.com/get/1157
15476/eb9ce97e/HIPERTENSI.h
tml;jsessionid=67C47F96C77AC
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 32
ISSN 20880030
E2B964F4B9723863FA9.dc156.
.........Hipertensiwww.litbang.dep
kes.go.id/Simnas4?Day
_2/HIPERTENSI.pdf. Diakses
tanggal 1 Maret 2014.
Dinkes Prov. Riau, (2013) Profil
Kesehatan
Provinsi
Riau
Tahun
2010.
http://dinkesriau.net. Diperoleh
tanggal 14 Mei 2014.
Dorothy.M.Russel. (2011). 6 Bebas
dari
Penyakit
paling
mematikan. MesPress (Anggota
IKAPI). Yogyakarta.
Feigin,V. (2009). Stroke, Panduan
bergambar tentang pencegahan
dan pemulihan Strok. Jakarta:
PT. Buana Ilmu Populer.
Hartono Andry. (2004). Terapi Gizi &
Diet Rumah Sakit. Jakarta:
EGC.
Hendri. (2008). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada pasien yang
berkunjung ke Puskesmas
Benteng Hilir. Skripsi tidak
diterbitkan, Program Sarjana
Kesehatan
Masyarakat,
Pekanbaru.
Http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal
Kesehatan
Andalas.
2013.diakses
tanggal
18
November 2013.
Muhammadun. (2010). Pola Makan
Untuk Hipertensi. Jakarta : PT.
Agromedia Pustaka
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Notoatmodjo,
soekidjo
(2010).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2002). Ilmu
Perilaku Kesehatan. PT Rineka
Cipta; Jakarta.
Sani, A. (2008).
Hypertension
Current Perspective. Jakarta:
Medya Crea.
Smetzer, B. (1994). Psikologi
Kesehatan.
Jakarta:
PT
Gramedia
Widiasarana
Indonesia.
Suharto, I. (2004). Penyakit Jantung
Koroner
Dan
Serangan
jantung. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Susalit, E, dkk. (2001). Hipertensi
Primer. dalam Buku Ajar
Penyakit Dalam Edisi III Jilid
II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Tambayong,
Kany.
(2002).
Patofisiologi
Hipertensi.
Jakarta: EGC
Tiara. (2008). Beberapa faktor risiko
yang berhubungan dengan
kejadian
hipertensidi
kelurahan jagakarsa tahun
2008.
http;//www.digilib.ui.ac.id/.
Diakses 24 Mei 2014.
Wiliam, dkk. (2005). Pengukuran
Tekanan Darah. Jakarta : PT.
Mitra Media Pustaka.
Wan Asrul, A. (2010). Analisis
Peningkatan
Kejadian
Hipertensi
di
Puskesmas
Serasan.
Skripsi
tidak
diterbitkan, Program Sarjana
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 33
ISSN 20880030
Kesehatan
Masyarakat,
Pekanbaru.
Yamuharudin. (2010). Hubungan
Pengetahuan,
Sikap
dan
Pekerjaan terhadap Kasus
Hipertensi Usia Lanjut di
Puskesmas Harapan Raya.
Skripsi
tidak
diterbitkan,
Pekanbaru.
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Yusuf, I. (2008). Hipertensi Sekunder
Vol.21,
No.3.
http//www.dexamedia.com/ima
ges/publication_upload0809269
54234001222419609FA%20M
EDICINUS%20JULI%SEPTE
MBER%202008.pdf. Diakses
tanggal 8 Maret 2014.
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 34
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT
HIPERTENSI DI PUSKESMAS KUOK
TAHUN 2014
M.NIZAR SYARIF HAMIDI
Dosen tetap prodi D3 Keperawatan STIKes Tuanku tambusai Riau
ABSTRAK
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥
90 mmHg. Hipertensi perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang baik,
mengingat prevalensi yang tinggi dan komplikasi yang ditimbulkan cukup berat.
Saat ini diperkirakan 1 milyar penduduk dunia menderita hipertensi dengan
prevalensi 26,4%. Di Negara maju prevalensi mencapai 37,3%. Masalah terbesar
dalam menghadapi penyakit hipertensi adalah pada pola makan pasien yang
cenderung mengkonsumsi makanan yang berlemak dan kolesterol yang tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya hubungan pola makan
dengan kejadian penyakit hipertensi di puskesmas kuok tahun 2014. Desain
penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional Tehnik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu tekinik
pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel yaitu sebanyak 95 orang.
Analisa data yang di gunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini
diperoleh bahwa pola makan berada dalam kategori tidak sehat sebanyak 56
responden ( 58,9%), dan menderita hipertensi sebanyak 53 responden (55,8%).
Berdasarkan uji statistic chi_square yaitu 0,001 (p 18 tahun
adalah sebesar 38,8% (berdasarkan
pengukuran). Terdapat 10 provinsi
mempunyai prevalensi hipertensi pada
penduduk umur > 18 tahun yaitu,
Riau, Bangka Belitung, Jawa Tengah,
D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah,
dan Sulawesi Barat. Di Indonesia,
prevalensi hipertensi cukup tinggi,
menurut Nasional Basic Health Survey
Tahun 2013, kejadian
hipertensi
paling tinggi pada usia 45-64 tahun
adalah 81,5% (Depkes RI, 2013).
Berdasarkan laporan tahunan
DINKES Provinsi Riau, prevalensi
kasus hipertensi pada tahun 2013
sebesar 25,01/100.000 (Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Riau, 2013).
Data
kesakitan
kejadian
hipertensi dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar tahun 2013 dari 28
Puskesmas dapat di lihat pada tabel
berikut:
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Tabel 1.1 Laporan Data Kesakitan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar
Penderita Hipertensi
Tahun 2013
NO
1
2
3
4
5
6
7
PUSKESMAS
Kuok
Bangkinang
Kampar
Tambang
Rumbio Jaya
Kampar Kiri Tengah
Siak Hulu II
JUMLAH
2180
1158
778
728
746
423
521
%
17,2
9,15
6,15
5,75
4,90
3,34
4,12
8
Kampar Utara
590
4,66
9
Bangkinang Seberang
589
4,65
10
Siak Hulu III
582
4,60
11
Gunung sahilan
475
3,75
12
Tapung II
460
3,63
13
XIII Koto Kampar I
338
1,67
14
XIII Koto Kampat III
314
2,48
15
Siak Hulu I
287
2,27
16
XIII Koto Kampar II
375
2,95
17
Kampar kiri Hulu I
364
2,86
18
Penghentian Raja
290
2,29
19
Kampar Timur
284
2,24
20
Tapung Hulu I
267
1,11
21
Kampar kiri
243
1,92
22
Tapung Hilir II
240
1,89
23
Tapung Hilir I
236
1,86
24
Kampar Kiri Hilir
120
0,94
25
Tapung I
110
0,87
26
Kampar Kiri Hulu II
169
1,33
27
Tapung Hulu II
152
1,20
28
Salo
31
0,24
12642
100
Jumlah
Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten
Kampar Tahun 2013
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 29
ISSN 20880030
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Berdasarkan tabel 4.2 di
atas dapat dilihat bahwa sebagian
besar pola makan responden yang
berobat ke Puskesmas Kuok yaitu
Tidak Sehat sebanyak 56 orang
(58,9%).
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian
kuantitatif
dengan
desain study potong lintang (cross
sectional) yaitu untuk mengetahui
hubungan antara pola makan
Penyakit hipertensi
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi
Kejadian Hipertensi Di Puskesmas
Kuok.
HASIL PENELITIAN
No
1
2
3
No
Tabel
4.1
:
Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Umur
Responden Yang Berobat Di
Puskesmas Kuok
Umur
Frekuensi Persentase (%)
(tahun)
46 – 50
30
31,6%
51 – 60
48
50,5%
61 – 64
17
17,9%
95
100%
Total
1
2
1
2
Total
Frekuensi
Persentase
(%)
56
58,9%
39
95
41,1%
100%
Tidak Hipertensi
Hipertensi
Total
42
53
95
Persentase
(%)
44,2%
55,8%
100%
Berdasarkan tabel 4.3 di atas
dapat dilihat bahwa sebagian
besar
responden
mengalami
Hipertensi sebanyak 53 responden
(55,8%).
Tabel 4.4 : Hubungan Pola Makan
Dengan Kejadian Penyakit
Hipertensi Di Puskesmas
Kuok Tahun 2014
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi
Pola Makan Responden Yang
Berobat Di Puskesmas Kuok.
Pola
maka
n
Tidak
Sehat
Sehat
Frekuensi
A. Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini melihat
ada tidaknya hubungan antara
variabel independen (Pola Makan )
dengan
Variabel
dependen
(kejadian Hipertensi).
Berdasarkan tabel 4.1 di
halaman sebelumnya dapat
dilihat bahwa sebagian besar
umur responden yang berobat ke
Puskesmas Kuok umur 51-60
tahun, yaitu sebanyak 48
responden (50,5%).
No
Hipertensi
Kejadian Hipertensi
N
o
Pola
Makan
1
Tidak
Sehat
Sehat
2
Jlh
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Hipertensi
N
40
13
53
Tidak Hipertensi
%
42,1
%
13,7
%
55,8
%
N
16
26
42
%
16,8
%
27,4
%
44,2
%
Jl
h
N
56
39
95
X²
hitu
ng
%
58,9
%
41,1
%
100
%
Page 30
P
Value
13,5
0,00
1
ISSN 20880030
Dari tabel 4.4 diatas, dapat
dilihat bahwa dari 95 responden
terdapat 56 responden yang lebih
dominan masalah pola makan
dalam kategori tidak sehat, dan
sebagian
besar
responden
mengalami hipertensi sebanyak 53
responden.
Untuk melihat ada tidaknya
hubungan pola makan dengan
kejadian
penyakit
hipertensi
dilakukan uji statistic diperoleh
nilai P value= 0,001 jadi nilai (P
value
<
0,05).
Hal
ini
menunjukkan bahwa terdapat
hubungan
bermakna
antara
hubungan pola makan dengan
kejadian penyakit hipertensi di
Puskesmas Kuok Tahun 2014.
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 4.2 diatas
dapat dilihat bahwa sebagian
besar responden, pola makan
tidak sehat sebanyak 56
responden (68,9%).
Peneliti berasumsi pola makan
berhubungan erat dengan kejadian
hipertensi, karena apa yang kita
makan mempengaruhi terjadinya
hipertensi. Pola makan yang tidak
sehat akan cenderung terkena
penyakit hipertensi atau penyakit
lainnya. Pola makan yang banyak
mengandung asupan garam, pola
makan tinggi lemak dan pola
makan yang banyak mengandung
kolesterol
akan
berpengaruh
terhadap tubuh atau tekanan darah.
Berdasarkan
hasil
penelitian
responden yang pola makan tidak
sehat lebih banyak menderita
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
hipertensi
di
bandingkan
responden yang memiliki pola
makan yang sehat. Hal ini
membuktikan
bahwa
dengan
menerapkan pola makan yang
sehat akan mengurangi resiko
terjadinya penyakit hipertensi,
karena pola makan yang tidak
sehat salah satu faktor terjadinya
penyakit hipertensi.
Seperti yang telah di
kemukakan diatas bahwa sebagian
besar responden pola makan
dalam kategori tidak sehat. Hal
dikarenakan masyarakat kurang
menjaga pola makan yang baik.
Hasil penelitian Tiara (2008)
pada 250 pasien hipertensi rentan
usia
45-65
tahun
yang
menunjukan bahwa faktor risiko
yang signifikan berhubungan
adalah hipertensi dengan OR
sebesar 6,8 dan 95% CI= 2,3-11,5.
Peluang risiko 6,8 kali akan
dimiliki orang dengan pola makan
yang tidak sehat.
Penelitian yang dilakukan
Roni (2008) dalam penelitiannya
yang
berhubungan
dengan
hipertensi menunjukkan orang
dengan pola makan yang tidak
sehat berisiko 6,7 kali terserang
hipertensi daripada orang yang
memiliki pola makan yang sehat.
Menurut teori dari buku
karangan Beaver (2008) yang
menyatakan bahwa konsumsi
makanan yang sehat seperti,
buah-buahan,
sayuran
dan
konsumsi garam memiliki efek
langsung terhadap tekanan darah.
Konsumsi garam yang tinggi
Page 31
ISSN 20880030
selama
bertahun-tahun
kemungkinan
meningkatkan
tekanan
darah
karena
meningkatkan kadar sodium dalm
sel-sel otot halus pada dinding
arteriol. Kadar sodium yang
tinggi, memudahkan masuknya
kalsium kedalam sel-sel tersebut,
menyebabkan
arteriol
berkontraksi dan menyempit pada
lingkar dalamnya.
Selain itu menurut teori dari
buku karangan Dorothy M.
Russel (2011) yang menyebutkan
bahwa
sebaiknya
kurangi
pemakaian garam sampai kurang
dari 2,3 gram natrium atau 6 gram
natrium klorida setiap harinya
untuk mencegah hipertensi.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka
dapat ditarik kesimpulan pada
penelitian ini sebagian besar pola
makan responden berada pada
kategori tidak sehat, sebagian
besar
responden
menderita
hipertensi, ada hubungan yang
signifikan antara pola makan
dengan
kejadian
penyakit
hipertensi
Saran
a. Diharapkan bagi peneliti lain
yang tertarik dengan penelitian
tentang Hipertensi dan dapat
menjadikan penelitian ini
sebagai acuan awal dan
melanjutkan dengan variabelvariabel lain yang terkait.
b. Diharapkan
bagi
petugas
kesehatan
dapat
mengembangkan upaya-upaya
untuk meningkatkan perilaku
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
hidup sehat bagi penderita
Hipertensi
dan
memberi
penyuluhan
tentang
pola
makan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Ade Dian, dkk. (2008).
Faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kejadian
Hipertensi pada pasien yang
berobat di Poliklinik dewasa
Puskesmas Bangkinang Periode
Januari sampai Juni 2008.
http://yayanakhyar.files.wordpre
ss.com/2010/2/files-of-drsmedfaktor-faktor-yang-berhubungandengan-kejadian-hipertensi.pdf.
Diakses tanggal 27 Maret 2014.
Andika. (2009). Faktor risiko
hipertensi. http://www. Faktor
risiko hipertensi.com. Diakses 1
Juni 2014.
Armilawati, dkk, (2007). Hipertensi
dan faktor resikonya dalam
kajian epidemiologi, bagian
epidemiologi FKM UNHAS.
http://www.CerminDuniaKedokt
eran.com/index.php?option=com
_content&task=view&artid=38&
Itemid=12. Diakses tanggal 27
Februari 2014.
Astawan,M,M.S. Cegah Hipertensi
dengan
pola
makan.
http//www.depkes.go.id/index.ph
p?Option=article&task=viewacti
cles&artid=20&Itimed=3.
Diakses tanggal 1 Maret 2014
Depkes RI. (2013). Pharmaceutical
Care untuk Penyakit Hipertensi,
http//www.4shared.com/get/1157
15476/eb9ce97e/HIPERTENSI.h
tml;jsessionid=67C47F96C77AC
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 32
ISSN 20880030
E2B964F4B9723863FA9.dc156.
.........Hipertensiwww.litbang.dep
kes.go.id/Simnas4?Day
_2/HIPERTENSI.pdf. Diakses
tanggal 1 Maret 2014.
Dinkes Prov. Riau, (2013) Profil
Kesehatan
Provinsi
Riau
Tahun
2010.
http://dinkesriau.net. Diperoleh
tanggal 14 Mei 2014.
Dorothy.M.Russel. (2011). 6 Bebas
dari
Penyakit
paling
mematikan. MesPress (Anggota
IKAPI). Yogyakarta.
Feigin,V. (2009). Stroke, Panduan
bergambar tentang pencegahan
dan pemulihan Strok. Jakarta:
PT. Buana Ilmu Populer.
Hartono Andry. (2004). Terapi Gizi &
Diet Rumah Sakit. Jakarta:
EGC.
Hendri. (2008). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada pasien yang
berkunjung ke Puskesmas
Benteng Hilir. Skripsi tidak
diterbitkan, Program Sarjana
Kesehatan
Masyarakat,
Pekanbaru.
Http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal
Kesehatan
Andalas.
2013.diakses
tanggal
18
November 2013.
Muhammadun. (2010). Pola Makan
Untuk Hipertensi. Jakarta : PT.
Agromedia Pustaka
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Notoatmodjo,
soekidjo
(2010).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2002). Ilmu
Perilaku Kesehatan. PT Rineka
Cipta; Jakarta.
Sani, A. (2008).
Hypertension
Current Perspective. Jakarta:
Medya Crea.
Smetzer, B. (1994). Psikologi
Kesehatan.
Jakarta:
PT
Gramedia
Widiasarana
Indonesia.
Suharto, I. (2004). Penyakit Jantung
Koroner
Dan
Serangan
jantung. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Susalit, E, dkk. (2001). Hipertensi
Primer. dalam Buku Ajar
Penyakit Dalam Edisi III Jilid
II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Tambayong,
Kany.
(2002).
Patofisiologi
Hipertensi.
Jakarta: EGC
Tiara. (2008). Beberapa faktor risiko
yang berhubungan dengan
kejadian
hipertensidi
kelurahan jagakarsa tahun
2008.
http;//www.digilib.ui.ac.id/.
Diakses 24 Mei 2014.
Wiliam, dkk. (2005). Pengukuran
Tekanan Darah. Jakarta : PT.
Mitra Media Pustaka.
Wan Asrul, A. (2010). Analisis
Peningkatan
Kejadian
Hipertensi
di
Puskesmas
Serasan.
Skripsi
tidak
diterbitkan, Program Sarjana
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 33
ISSN 20880030
Kesehatan
Masyarakat,
Pekanbaru.
Yamuharudin. (2010). Hubungan
Pengetahuan,
Sikap
dan
Pekerjaan terhadap Kasus
Hipertensi Usia Lanjut di
Puskesmas Harapan Raya.
Skripsi
tidak
diterbitkan,
Pekanbaru.
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Yusuf, I. (2008). Hipertensi Sekunder
Vol.21,
No.3.
http//www.dexamedia.com/ima
ges/publication_upload0809269
54234001222419609FA%20M
EDICINUS%20JULI%SEPTE
MBER%202008.pdf. Diakses
tanggal 8 Maret 2014.
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Page 34