LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN MEDIA DAN ST
LAPORAN PRAKTIKUM
“PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI”
OLEH:
NAMA
: MUH. APRIYANTO S
NIM
: Q1A1 15 265
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS
: Q1A1-C
ASISTEN
: MUH. SUL
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sekarang ini, dengan berkembangannya ilmu pengetahuan, maka semakin
tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai
pada mikroorganisme yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang. Dari hal
inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme
tersebut
yang
disebut
dengan
mikrobiologi.
Dalam
bidang
penelitian
mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara khusus untuk
mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti
mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, dan diperlukan pula
pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik atau cara
penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan
khususnya mikrobia dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium.
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses atau kegiatan untuk
membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan (termasuk
virus). Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila
panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila
tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi kering. Selain sterilisasi secara fisik
dengan menggunakan tekanan uap air,dan pembakaran sterilisasi dapat dilakukan
secara kimia yaitu penggunaan bahan kimia yang berpengaruh mematikan
mikroba seperti alkohol, halogen, senyawa fenol, surfanctants, dan ethylene oxide
dengan menggunakan bahan kimia banyak hal yang perlu di perhatikan karena
bahan yang digunakan dapat membahayakan diri sendiri dan mempengaruhi hasil
praktikum.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan praktikum “Pembuatan
Media dan Sterilisasi” ini guna memberikan pemahaman kepada kita tentang halhal yang berkaitan dengan sterilisasi dan pembuatan media serta menambah
pengetahuan dan keterampilan tentang teknik atau tata cara sterilisasi dan
pembuatan media dalam mikrobiologi.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum in yaitu untuk menyiapkan media tumbuh
mikroorganisme yang steril
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisma yang
berukuran mikroskopis dengan objek yang dipelajari meliputi virus, bakteri,
ragi/jamur, dan beberapa organisma kecil yang harus dilihat dengan menggunakan
mikroskop. Organisme tersebut melimpah di sekitar kita dan bahkan hidup
sebagai flora normal pada permukaan tubuh manusia, tidak terkecuali sejenis
jamur Candida albicans yang sering menimbulkan masalah seperti gatal pada
organ kewanitaan (Prahatamaputra, 2009).
Media Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang umum
digunakan untuk menganalisis jenis dan jumlah kapang pada produk makanan.
Masalah yang sering dihadapi dengan penggunaan media ini adalah seringnya
terjadi kegagalan dalam pengamatan morfologi dan penghitungan jumlah koloni
kapang akibat tumbuhnya koloni yang menyebar sehingga menghambat atau
menutupi koloni yang lain (Indriati, 2010).
Banyaknya koloni yang tumbuh pada suatu substrat sangat dipengaruhi
oleh tersedianya kondisi fisik, nutrisi, dan sifat hidupnya. Nutrisi yang tersedia
memberikan
pertumbuhan
kedua
bakteri
tersebut.
kemampuan
bakteri
mendegradasi substrat di alam selain dipengaruhi lingkungan yang memenuhi
syarat bagi pertumbuhan bakteri tersebut juga jumlah bakteri secara kuantitatif
harus sebanding atau lebih besar dari jumlah senyawa kompleks yang tersedia
(Priyani, 2006).
Mikrobiologi berasal dari kata mikro (kecil atau renik), bio (hidup) dan
logos (ilmu). Jadi mikrobiologi merupakan bidang ilmu biolgi yang mengkaji
tentang mikroba yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme
mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel seperti
bakteri, alga, protozoa dan fungi mikroskopik, bahkan virus meskipun virus tidak
termasuk sel sebab materi genetiknya hanya dibungkus oleh protein dan tidak
memiliki kemampuan tumbuh secara mandiri (Hafsah, 2009).
Praktek sterilisasi medium dan alat-alat secara umum dapat dilakukan
secara fisik (misalnya pemanasan, pembekuan, penge-ringan, liofilisasi, radiasi),
secara kimiawi (misalnya antiseptik, disinfektan), secara bio-logis (dengan
antibiotika). Sterilisasi dengan antibiotika tidak umum digunakan, tetapi lebih
banyak digunakan untuk tujuan khemoterapi (pegobatan). Pemilihan cara
sterilisasi yang akan dipakai tergantung dari beberapa hal misalnya macam bahan
dan alat yang disterilkan, ketahanan terhadap panas, dan bentuk bahan yang
disterilkan (padat, cair, atau berbentuk gas) (Fitri, 2014).
Dalam bidang mikrobiologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifatsifat mikroorganisme diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan
mikroorganisme. Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang
dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme (Atlas, 2004). Nutrisi yang dibutuhkan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non
logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K,Cu, Mn, Mg,
dan Fe, vitamin, air, dan energi (Anisah, 2015).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Unit Proteksi
Tanaman Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian Universitas Halu Oleo
Kendari, Pada hari Sabtu pukul 13:00 WITA – selesai.
III.2
Bahan dan Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum pembuatan media dan
sterilisasi adalah botol schoot, gelas kimia, pengaduk magnetik (magneic stirrer),
tabungreaksi, hot plate, dan autoclave.
Bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan media dan sterilisasi
adalah nutrien agar (NA), potato dextrosa, starch/pati, skim milk, aquades, kapas,
aluminium foil, dan cling wrap/selotip kertas.
III.3
Prosedur Kerja
Persiapan Media Media NA Menimbang media sintesis Nutrien Broth
sebanyak 9 gr, Menimbang Agar sebanyak 20 gr, Nutrient Broth dan Agar
dicampur dalam gelas kimia 1000 ml, Menambahkan akuades sebanyak 1000 ml,
Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic stirrer,
setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisaikan media tersebut
menggunakan Autoclave.
Pada Media PDA Menimbang media sintesis Potato Dextrosa Broth
sebanyak 24 gr, Menimbang Agar sebanyak 20 gr, Potato Dextrosa Broth dan
Agar dicampur dalam gelas kimia 1000 ml, Menambahkan akuades sebanyak
1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic
stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan media
tersebut menggunakan Autoclave.
Pada Media EMBA Menimbang media sintesis EMBA sebanyak 37,5 gr,
Media EMBA dimasukan ke dalam gelas kimia 1000 ml, Menambahkan akuades
sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan
magneticstirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan
media tersebut menggunakan Autoclave.
Pada Media Uji Aerob dan Anaerob Menimbang pepton 2,0 g; NaCl 5,0 g;
KH2PO4 0,3 g; Agar 3,0-5,0 g; Bromothymol blue (1%) 3,0), Mencampur bahanbahan tersebut ke dalam gelas kimia 1000 ml, lalu menambahkan akuades
sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan
magnetic stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan
media tersebut menggunakan Autoclave.
Pada Media Uji Amilolitik Menimbang Nutrien Broth sebanyak 9 gr,
Menimbang Agar sebanyak 10 gr, lalu menambahakn 15% Starch/pati,
Mencampur bahan-bahan tersebut ke dalam gelas kimia 1000 ml, lalu
menambahkan akuades sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media
tersebut menggunakan magnetic stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol
Schoot, Mensterilisasikan media tersebut menggunakan Autoclave.
Pada Media Uji Proteolitik Menimbang Nutrient Broth sebanyak 9 gr,
Menimbang Agar sebanyak 10 gr, lalau tambahkan 15% Skim Milk, Mencampur
bahan-bahan tersebut ke dalam gelas kimia 1000 ml, lalu tambahkan akuades
sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan
magnetic stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan
media tersebut menggunakan Autoclave.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
Adapun hasil peraktikum pembuatan media dan sterilisasi adalah sebagai
berikut
Media NA
sebagai pemadat,
karenasifatnya yang
mudah membeku dan
mengandung
karbohidrat yang berupa
galaktam sehingga
tidak mudah diuraikan
oleh mikroorganisme.
untuk pertumbuhan
jamur dan yeast
Media PDA
Media EMBA
untuk memilih mikroba
yang memfermentasikan
laktosa seperti
staphylococcus aureus
Media Uji Aerob dan
Anaerob
Media uji Amilolitik
Media uji Proteolitik
IV.2
aerob adalah bakteri
yang membutuhkan
oksigen
Bakteri anaerob
fakultatifadalah bakteri
yang dapat hidup
dengan oksigen atau
tanpa oksigen. Anaerob
obligat tidak dapat
hidup tanpa oksigen
mikroorganisme yang
mampu memecah pati
menjadi menjadi
senyawa yang lebih
sederhana, terutama
dalam bentuk glukosa
bakteri yang
memproduksi enzim
protease ekstraseluler
Pembahasan
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA
dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar
sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karenasifatnya
yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam
sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Nutrien Agar (NA)
digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri, Pembuatan medium percobaan ini
dengan
menggunakan NA
(Nutrien
Agar), di
mana
dalam
pembuatanya adalah menimbang media sintetis Nutrien Broth sebanyak 9 gr,
kemudian menimbang agar sebanyak 20 gr setelah menimbang selanjutnya
mencampurkan kedua bahan kedalam gelas kimia berukuran 1000 ml yang telah
terisi air aquades sebanyak 1000 ml, kemudian aduk larutan dengan
menggunakan magnetic stirrer guna menghomogenkan kedua bahan, setelah bahan
homogen
masukkan
kedalam
botol schoot dan
sterilisasi
dengan
menggunakan Autoclave. Hasil yang didapatkan yaitu larutan agar tampak bening
agak keemasan seperti terlihat pada gambar. Di karnakan NA sifatnya yang mudah
membeku dan mengandunga karbohidrat yang berupa glaktam sehingga tdak
mudah di uraikan oleh mikroorganisme dalam hal ini ektrak beef dan pepton di
gunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumbar perotein, nitrogen vitamin
serta karbohidrat yang sangat di butuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembang. Medium nutrient agar (NA) merupakan media yang berwarna coklat
muda yang memiliki konsistensi yang padat di mna medium ini berasal dari sintetik
dan memiliki kegunaan sebgai medium untuk menumbuhkan bakteri.
Potato Dextrose Agar (PDA) Merupakan media komplek dan media
diferensiasi untuk pertumbuhan jamur dan yeast sehingga sering digunakan sebagai
uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast dengan menumbuhkan mikroba pada
permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat diikat dan dihitung
(Fardiaz, 1993). Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar) juga digunakan untuk
pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir pada bahan makanan
dan bahan lainnya.Pengujuan ke dua yang di lakukan adalah pengujian media PDA
(Potato Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuh kancendawan. Pada
pembuatan PDA menggunakan media sintetis Potato Dekstrosa Broth sebanyak 24
gr dana agar sebanyak 20 gr, kemudian kedua bahan dicampurkan kedalam gelas
kimia 1000 ml yang telah berisi aquades sebanyak 1000 ml selanjutnya
homogenkan kedua bahan dengan menggunakan magnetic stirrer setelah itu
masukan kedalam botol schoot dan sterilisasi dengan mengunakan Autoclave.Hasil
yang didapatkan yaitu larutan bening serta kuning kemerahan seperti pada gambar.
Media EMBA ( Eosin Methylen Blue Agar ) mempunyai keistimewaan
mengandung
laktosa
dan
berfungsi
untuk
memilih
mikroba
yang
memfermentasikan laktosa seperti staphylococcus aureus, P.aerugenosa dan
salmonella. Mikroba yang memfermentasikan laktosa akan menghasilkan koloni
dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang
dapat tumbuh koloninyan tidak berwarna. Adanya eosin dan methylen blue
membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini
digunakan pada tahap awal Karena kuman lainnya juga tumbuh terutama
P.aerugenosa dan salmonella sp. Dan dapat menimbulkan keraguan. Emba yang
menggunakan eosin dan methylen blue sebagai indicator memberikan perbedaan
yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan tidakmeragikanlaktosa.
Hasil yang di dapatkan dalam Media EMBA ini adalah stelah hasil
perlakuan warna yang di dapatkan adalah berwarna gelap dengan kilap
logam seperti pada gambar ini di karnakan Media Eosin Methylene Blue Agar ini
mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk membedakan
mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa,
dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan
inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat
tumbuh koloninya tidak berwarna. Fungsi dari eosin dan metilen blue membantu
mempertajam perbedaan warna. Namun demikian, jika media ini digunakan pada
tahap awal, kuman lain bisa juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella
sp. Hal ini dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik
untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Media ini
berbentuk padat berguna untuk menjaga sel tidak berpindah tempat sehingga akan
mudah dihitung dan dipisahkan jenisnya ketika tumbuh menjadi koloni. Media
padat juga menampakkan difusi hasil metabolit bakteri sehingga memudahkan
dalam pengujian suatu hasil metabolit.
Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidupnya.
Jika tidak ada oksigen, bakteri akan mati. Bakteri aerob menggunakan glukosa atau
zat organik lainnya seperti etanol untuk dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan
sejumlah energi. Contoh-contoh bakteri aerob adalah Nitrobacter, Nitrosomonas,
Methanimonas (pengoksidasi metan), Nitrosococcus, Acetobacter, Hydrogemonas,
Nocardiaasteroides (penyebab penyakit paru-paru), Thiobacillus thiooxidans.
Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik. baik
itu dengan oksigen atau tanpa oksigen. Contoh-contoh bakteri anaerbo fakultatif
adalah Streptococcus, Aerobacter aerogenes, Escherichia coli, Lactobacillus,
Alcaligenesis. Sedangkan Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tidak
membutuhkan oksigen dalam hidupnya, Jika ada oksigen bakteri tersebut akan
mati. Contoh-contoh bakteri anaerob obligat adalah Prevotella melaninogenica
(menyebabkan
abses
pada
rongga
mulut
dan
faring), Clostridium
tetani (menyebabkan kejang otot), Peptostreptococcus (menyebabkan abses otak
dan abses saluran kelamin wanita), Methanobacterium (menghasilkan gas metana),
danBacteroides fragilis (menyebabkan abses atau tumpukan nanah di usus). Hasil
yang di dapatkan dala uji airib dan anaerob iyalah larutan berwarna hitam
kecoklatan ini dikarnakan
Bakteri Amilolitik merupakan mikroorganisme yang mampu memecah pati
menjadi menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk glukosa.
Kebanyakan mikroorganisme Amilolitik tumbuh subur pada bahan pangan yang
banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada berbagai jenis tepung.
Kebanyakan jenis mikroorganisme amilolitik adalah kapang, tetapi beberapa jenis
bakteri
juga
ada,
jenis
yang
mempunyai
spesies
bersifat
Amilolitik
misalnya Clostridium butyriciumdan Bacillus subtilis.
Adapun hasil yang di daptakan dalam uji amilolitik ini larutan berwarna
tampak jernihagak kekuningan seperti pada gambar. terbentuknya zona bening
disekitar koloni disebabkan karena adanya aktivitas hidrolisis substrat skim milk
agar dan pati yang di dalamnya mengandung substrat kasein dan pati. Skim milk
agar ini dapat menghidrolisis protein sedangkan starch agar akan menghidrolisis
pati menjadi gula yang sederhana.
Bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease
ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel
kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim protease di
dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraseluler.
Dekomposisi protein oleh mikroorganisme lebih kompleks daripada pemecahan
karbohidrat dan produk akhirnya juga lebih bervariasi. Hal ini disebabkan struktur
protein yang lebih kompleks. Mikroorganisme melalui suatu sistem enzim yang
kompleks, memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Terbentuknya zona bening pada amilolitik dan proteolitik disebabkan oleh
aktivitas bakteri proteolitik yang memblock daerah pada cawan petri untuk
mendapatkan makanan yang berasal dari amilolitik berupa pati dan makanan yang
berasal dari proteolitik kasein. Pada daerah zona bening kita dapat melihat
pertumbuhan bakteri amilolitik dan proteolitik dibandingkan dengan daerah yang
tidak terdapat zona beningnya terbentuknya zona bening disekitar koloni
disebabkan karena adanya aktivitas hidrolisis substrat skim milk agar dan pati
yang di dalamnya mengandung substrat kasein dan pati. Skim milk agar ini dapat
menghidrolisis protein sedangkan starch agar akan menghidrolisis pati menjadi
gula. Itulah kenpa larutan yang di dapatkan dalam uji proteolitik larutan berwarna
larutan berwarna kuning keruh
V.
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh mikroorganisme yang
ada pada atau dalam suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunaan
khususnya
pada
dunia
kesehatan
maupun
pada
percobaan-percobaan
mikrobbiologi. Suatu bahan atau alat dikataan steril apabila terbebas dari mikroba,
baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora.
V.2 Saran
Saran yang saya berikan mungkin mengenai kelengkapan alat-alat yang
belum memadai untuk melakukan praktikum agar dapat dilengkapi
DAFTAR PUSTAKA
Anisah, dan Rahayu, T., 2015. Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri
Menggunakan Sumber Karbohidrat yang Berbeda. Jurnal Pendidikan
Biologi FKIP UNS.
Fitri, A., Wiranto, A., Karina, Hawaidah, N., Lestari, D. E., Nurhidayati, A., dan
Jut, I., 2014. Peralatan, Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Mikroba.
Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar. FMIPA Unmul.
Hafsah, P., 2009. Mikrobiologi .Penerbar swadaya. Jakarta.
Indriati, S., 2010. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Mata
Air
Panas
Di
Songgoriti
Setelah
Dua
Hari
Inkubasi. JurnalTeknikPomits. Vol. 1, No. 1.
Prahatamaputra. 2009. Karakteristik Jamur Candida Albicans Berbasis Fermentasi
Karbohidrat Pada Air Bak Wc Sekolah Menengah Di Kelurahan Alalak
Utara. Jurnal Wahana-Bio Volume II.
Priyani, S., 2006. Pengolahan Citra Digital Dan Analisis Kuantitatif Dalam
Karakterisasi Citra Mikroskopik. Jurnal Mikroanalisis.Vol. 13 No.1.
“PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI”
OLEH:
NAMA
: MUH. APRIYANTO S
NIM
: Q1A1 15 265
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS
: Q1A1-C
ASISTEN
: MUH. SUL
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sekarang ini, dengan berkembangannya ilmu pengetahuan, maka semakin
tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai
pada mikroorganisme yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang. Dari hal
inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme
tersebut
yang
disebut
dengan
mikrobiologi.
Dalam
bidang
penelitian
mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara khusus untuk
mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti
mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, dan diperlukan pula
pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik atau cara
penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan
khususnya mikrobia dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium.
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses atau kegiatan untuk
membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan (termasuk
virus). Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila
panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila
tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi kering. Selain sterilisasi secara fisik
dengan menggunakan tekanan uap air,dan pembakaran sterilisasi dapat dilakukan
secara kimia yaitu penggunaan bahan kimia yang berpengaruh mematikan
mikroba seperti alkohol, halogen, senyawa fenol, surfanctants, dan ethylene oxide
dengan menggunakan bahan kimia banyak hal yang perlu di perhatikan karena
bahan yang digunakan dapat membahayakan diri sendiri dan mempengaruhi hasil
praktikum.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan praktikum “Pembuatan
Media dan Sterilisasi” ini guna memberikan pemahaman kepada kita tentang halhal yang berkaitan dengan sterilisasi dan pembuatan media serta menambah
pengetahuan dan keterampilan tentang teknik atau tata cara sterilisasi dan
pembuatan media dalam mikrobiologi.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum in yaitu untuk menyiapkan media tumbuh
mikroorganisme yang steril
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisma yang
berukuran mikroskopis dengan objek yang dipelajari meliputi virus, bakteri,
ragi/jamur, dan beberapa organisma kecil yang harus dilihat dengan menggunakan
mikroskop. Organisme tersebut melimpah di sekitar kita dan bahkan hidup
sebagai flora normal pada permukaan tubuh manusia, tidak terkecuali sejenis
jamur Candida albicans yang sering menimbulkan masalah seperti gatal pada
organ kewanitaan (Prahatamaputra, 2009).
Media Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang umum
digunakan untuk menganalisis jenis dan jumlah kapang pada produk makanan.
Masalah yang sering dihadapi dengan penggunaan media ini adalah seringnya
terjadi kegagalan dalam pengamatan morfologi dan penghitungan jumlah koloni
kapang akibat tumbuhnya koloni yang menyebar sehingga menghambat atau
menutupi koloni yang lain (Indriati, 2010).
Banyaknya koloni yang tumbuh pada suatu substrat sangat dipengaruhi
oleh tersedianya kondisi fisik, nutrisi, dan sifat hidupnya. Nutrisi yang tersedia
memberikan
pertumbuhan
kedua
bakteri
tersebut.
kemampuan
bakteri
mendegradasi substrat di alam selain dipengaruhi lingkungan yang memenuhi
syarat bagi pertumbuhan bakteri tersebut juga jumlah bakteri secara kuantitatif
harus sebanding atau lebih besar dari jumlah senyawa kompleks yang tersedia
(Priyani, 2006).
Mikrobiologi berasal dari kata mikro (kecil atau renik), bio (hidup) dan
logos (ilmu). Jadi mikrobiologi merupakan bidang ilmu biolgi yang mengkaji
tentang mikroba yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme
mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel seperti
bakteri, alga, protozoa dan fungi mikroskopik, bahkan virus meskipun virus tidak
termasuk sel sebab materi genetiknya hanya dibungkus oleh protein dan tidak
memiliki kemampuan tumbuh secara mandiri (Hafsah, 2009).
Praktek sterilisasi medium dan alat-alat secara umum dapat dilakukan
secara fisik (misalnya pemanasan, pembekuan, penge-ringan, liofilisasi, radiasi),
secara kimiawi (misalnya antiseptik, disinfektan), secara bio-logis (dengan
antibiotika). Sterilisasi dengan antibiotika tidak umum digunakan, tetapi lebih
banyak digunakan untuk tujuan khemoterapi (pegobatan). Pemilihan cara
sterilisasi yang akan dipakai tergantung dari beberapa hal misalnya macam bahan
dan alat yang disterilkan, ketahanan terhadap panas, dan bentuk bahan yang
disterilkan (padat, cair, atau berbentuk gas) (Fitri, 2014).
Dalam bidang mikrobiologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifatsifat mikroorganisme diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan
mikroorganisme. Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang
dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme (Atlas, 2004). Nutrisi yang dibutuhkan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non
logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K,Cu, Mn, Mg,
dan Fe, vitamin, air, dan energi (Anisah, 2015).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Unit Proteksi
Tanaman Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian Universitas Halu Oleo
Kendari, Pada hari Sabtu pukul 13:00 WITA – selesai.
III.2
Bahan dan Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum pembuatan media dan
sterilisasi adalah botol schoot, gelas kimia, pengaduk magnetik (magneic stirrer),
tabungreaksi, hot plate, dan autoclave.
Bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan media dan sterilisasi
adalah nutrien agar (NA), potato dextrosa, starch/pati, skim milk, aquades, kapas,
aluminium foil, dan cling wrap/selotip kertas.
III.3
Prosedur Kerja
Persiapan Media Media NA Menimbang media sintesis Nutrien Broth
sebanyak 9 gr, Menimbang Agar sebanyak 20 gr, Nutrient Broth dan Agar
dicampur dalam gelas kimia 1000 ml, Menambahkan akuades sebanyak 1000 ml,
Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic stirrer,
setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisaikan media tersebut
menggunakan Autoclave.
Pada Media PDA Menimbang media sintesis Potato Dextrosa Broth
sebanyak 24 gr, Menimbang Agar sebanyak 20 gr, Potato Dextrosa Broth dan
Agar dicampur dalam gelas kimia 1000 ml, Menambahkan akuades sebanyak
1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic
stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan media
tersebut menggunakan Autoclave.
Pada Media EMBA Menimbang media sintesis EMBA sebanyak 37,5 gr,
Media EMBA dimasukan ke dalam gelas kimia 1000 ml, Menambahkan akuades
sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan
magneticstirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan
media tersebut menggunakan Autoclave.
Pada Media Uji Aerob dan Anaerob Menimbang pepton 2,0 g; NaCl 5,0 g;
KH2PO4 0,3 g; Agar 3,0-5,0 g; Bromothymol blue (1%) 3,0), Mencampur bahanbahan tersebut ke dalam gelas kimia 1000 ml, lalu menambahkan akuades
sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan
magnetic stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan
media tersebut menggunakan Autoclave.
Pada Media Uji Amilolitik Menimbang Nutrien Broth sebanyak 9 gr,
Menimbang Agar sebanyak 10 gr, lalu menambahakn 15% Starch/pati,
Mencampur bahan-bahan tersebut ke dalam gelas kimia 1000 ml, lalu
menambahkan akuades sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media
tersebut menggunakan magnetic stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol
Schoot, Mensterilisasikan media tersebut menggunakan Autoclave.
Pada Media Uji Proteolitik Menimbang Nutrient Broth sebanyak 9 gr,
Menimbang Agar sebanyak 10 gr, lalau tambahkan 15% Skim Milk, Mencampur
bahan-bahan tersebut ke dalam gelas kimia 1000 ml, lalu tambahkan akuades
sebanyak 1000 ml, Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan
magnetic stirrer, setelah itu dimasukan ke dalam botol Schoot, Mensterilisasikan
media tersebut menggunakan Autoclave.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
Adapun hasil peraktikum pembuatan media dan sterilisasi adalah sebagai
berikut
Media NA
sebagai pemadat,
karenasifatnya yang
mudah membeku dan
mengandung
karbohidrat yang berupa
galaktam sehingga
tidak mudah diuraikan
oleh mikroorganisme.
untuk pertumbuhan
jamur dan yeast
Media PDA
Media EMBA
untuk memilih mikroba
yang memfermentasikan
laktosa seperti
staphylococcus aureus
Media Uji Aerob dan
Anaerob
Media uji Amilolitik
Media uji Proteolitik
IV.2
aerob adalah bakteri
yang membutuhkan
oksigen
Bakteri anaerob
fakultatifadalah bakteri
yang dapat hidup
dengan oksigen atau
tanpa oksigen. Anaerob
obligat tidak dapat
hidup tanpa oksigen
mikroorganisme yang
mampu memecah pati
menjadi menjadi
senyawa yang lebih
sederhana, terutama
dalam bentuk glukosa
bakteri yang
memproduksi enzim
protease ekstraseluler
Pembahasan
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA
dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar
sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karenasifatnya
yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam
sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Nutrien Agar (NA)
digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri, Pembuatan medium percobaan ini
dengan
menggunakan NA
(Nutrien
Agar), di
mana
dalam
pembuatanya adalah menimbang media sintetis Nutrien Broth sebanyak 9 gr,
kemudian menimbang agar sebanyak 20 gr setelah menimbang selanjutnya
mencampurkan kedua bahan kedalam gelas kimia berukuran 1000 ml yang telah
terisi air aquades sebanyak 1000 ml, kemudian aduk larutan dengan
menggunakan magnetic stirrer guna menghomogenkan kedua bahan, setelah bahan
homogen
masukkan
kedalam
botol schoot dan
sterilisasi
dengan
menggunakan Autoclave. Hasil yang didapatkan yaitu larutan agar tampak bening
agak keemasan seperti terlihat pada gambar. Di karnakan NA sifatnya yang mudah
membeku dan mengandunga karbohidrat yang berupa glaktam sehingga tdak
mudah di uraikan oleh mikroorganisme dalam hal ini ektrak beef dan pepton di
gunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumbar perotein, nitrogen vitamin
serta karbohidrat yang sangat di butuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembang. Medium nutrient agar (NA) merupakan media yang berwarna coklat
muda yang memiliki konsistensi yang padat di mna medium ini berasal dari sintetik
dan memiliki kegunaan sebgai medium untuk menumbuhkan bakteri.
Potato Dextrose Agar (PDA) Merupakan media komplek dan media
diferensiasi untuk pertumbuhan jamur dan yeast sehingga sering digunakan sebagai
uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast dengan menumbuhkan mikroba pada
permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat diikat dan dihitung
(Fardiaz, 1993). Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar) juga digunakan untuk
pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir pada bahan makanan
dan bahan lainnya.Pengujuan ke dua yang di lakukan adalah pengujian media PDA
(Potato Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuh kancendawan. Pada
pembuatan PDA menggunakan media sintetis Potato Dekstrosa Broth sebanyak 24
gr dana agar sebanyak 20 gr, kemudian kedua bahan dicampurkan kedalam gelas
kimia 1000 ml yang telah berisi aquades sebanyak 1000 ml selanjutnya
homogenkan kedua bahan dengan menggunakan magnetic stirrer setelah itu
masukan kedalam botol schoot dan sterilisasi dengan mengunakan Autoclave.Hasil
yang didapatkan yaitu larutan bening serta kuning kemerahan seperti pada gambar.
Media EMBA ( Eosin Methylen Blue Agar ) mempunyai keistimewaan
mengandung
laktosa
dan
berfungsi
untuk
memilih
mikroba
yang
memfermentasikan laktosa seperti staphylococcus aureus, P.aerugenosa dan
salmonella. Mikroba yang memfermentasikan laktosa akan menghasilkan koloni
dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang
dapat tumbuh koloninyan tidak berwarna. Adanya eosin dan methylen blue
membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini
digunakan pada tahap awal Karena kuman lainnya juga tumbuh terutama
P.aerugenosa dan salmonella sp. Dan dapat menimbulkan keraguan. Emba yang
menggunakan eosin dan methylen blue sebagai indicator memberikan perbedaan
yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan tidakmeragikanlaktosa.
Hasil yang di dapatkan dalam Media EMBA ini adalah stelah hasil
perlakuan warna yang di dapatkan adalah berwarna gelap dengan kilap
logam seperti pada gambar ini di karnakan Media Eosin Methylene Blue Agar ini
mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk membedakan
mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa,
dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan
inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat
tumbuh koloninya tidak berwarna. Fungsi dari eosin dan metilen blue membantu
mempertajam perbedaan warna. Namun demikian, jika media ini digunakan pada
tahap awal, kuman lain bisa juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella
sp. Hal ini dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik
untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Media ini
berbentuk padat berguna untuk menjaga sel tidak berpindah tempat sehingga akan
mudah dihitung dan dipisahkan jenisnya ketika tumbuh menjadi koloni. Media
padat juga menampakkan difusi hasil metabolit bakteri sehingga memudahkan
dalam pengujian suatu hasil metabolit.
Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidupnya.
Jika tidak ada oksigen, bakteri akan mati. Bakteri aerob menggunakan glukosa atau
zat organik lainnya seperti etanol untuk dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan
sejumlah energi. Contoh-contoh bakteri aerob adalah Nitrobacter, Nitrosomonas,
Methanimonas (pengoksidasi metan), Nitrosococcus, Acetobacter, Hydrogemonas,
Nocardiaasteroides (penyebab penyakit paru-paru), Thiobacillus thiooxidans.
Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik. baik
itu dengan oksigen atau tanpa oksigen. Contoh-contoh bakteri anaerbo fakultatif
adalah Streptococcus, Aerobacter aerogenes, Escherichia coli, Lactobacillus,
Alcaligenesis. Sedangkan Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tidak
membutuhkan oksigen dalam hidupnya, Jika ada oksigen bakteri tersebut akan
mati. Contoh-contoh bakteri anaerob obligat adalah Prevotella melaninogenica
(menyebabkan
abses
pada
rongga
mulut
dan
faring), Clostridium
tetani (menyebabkan kejang otot), Peptostreptococcus (menyebabkan abses otak
dan abses saluran kelamin wanita), Methanobacterium (menghasilkan gas metana),
danBacteroides fragilis (menyebabkan abses atau tumpukan nanah di usus). Hasil
yang di dapatkan dala uji airib dan anaerob iyalah larutan berwarna hitam
kecoklatan ini dikarnakan
Bakteri Amilolitik merupakan mikroorganisme yang mampu memecah pati
menjadi menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk glukosa.
Kebanyakan mikroorganisme Amilolitik tumbuh subur pada bahan pangan yang
banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada berbagai jenis tepung.
Kebanyakan jenis mikroorganisme amilolitik adalah kapang, tetapi beberapa jenis
bakteri
juga
ada,
jenis
yang
mempunyai
spesies
bersifat
Amilolitik
misalnya Clostridium butyriciumdan Bacillus subtilis.
Adapun hasil yang di daptakan dalam uji amilolitik ini larutan berwarna
tampak jernihagak kekuningan seperti pada gambar. terbentuknya zona bening
disekitar koloni disebabkan karena adanya aktivitas hidrolisis substrat skim milk
agar dan pati yang di dalamnya mengandung substrat kasein dan pati. Skim milk
agar ini dapat menghidrolisis protein sedangkan starch agar akan menghidrolisis
pati menjadi gula yang sederhana.
Bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease
ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel
kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim protease di
dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraseluler.
Dekomposisi protein oleh mikroorganisme lebih kompleks daripada pemecahan
karbohidrat dan produk akhirnya juga lebih bervariasi. Hal ini disebabkan struktur
protein yang lebih kompleks. Mikroorganisme melalui suatu sistem enzim yang
kompleks, memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Terbentuknya zona bening pada amilolitik dan proteolitik disebabkan oleh
aktivitas bakteri proteolitik yang memblock daerah pada cawan petri untuk
mendapatkan makanan yang berasal dari amilolitik berupa pati dan makanan yang
berasal dari proteolitik kasein. Pada daerah zona bening kita dapat melihat
pertumbuhan bakteri amilolitik dan proteolitik dibandingkan dengan daerah yang
tidak terdapat zona beningnya terbentuknya zona bening disekitar koloni
disebabkan karena adanya aktivitas hidrolisis substrat skim milk agar dan pati
yang di dalamnya mengandung substrat kasein dan pati. Skim milk agar ini dapat
menghidrolisis protein sedangkan starch agar akan menghidrolisis pati menjadi
gula. Itulah kenpa larutan yang di dapatkan dalam uji proteolitik larutan berwarna
larutan berwarna kuning keruh
V.
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh mikroorganisme yang
ada pada atau dalam suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunaan
khususnya
pada
dunia
kesehatan
maupun
pada
percobaan-percobaan
mikrobbiologi. Suatu bahan atau alat dikataan steril apabila terbebas dari mikroba,
baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora.
V.2 Saran
Saran yang saya berikan mungkin mengenai kelengkapan alat-alat yang
belum memadai untuk melakukan praktikum agar dapat dilengkapi
DAFTAR PUSTAKA
Anisah, dan Rahayu, T., 2015. Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri
Menggunakan Sumber Karbohidrat yang Berbeda. Jurnal Pendidikan
Biologi FKIP UNS.
Fitri, A., Wiranto, A., Karina, Hawaidah, N., Lestari, D. E., Nurhidayati, A., dan
Jut, I., 2014. Peralatan, Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Mikroba.
Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar. FMIPA Unmul.
Hafsah, P., 2009. Mikrobiologi .Penerbar swadaya. Jakarta.
Indriati, S., 2010. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Mata
Air
Panas
Di
Songgoriti
Setelah
Dua
Hari
Inkubasi. JurnalTeknikPomits. Vol. 1, No. 1.
Prahatamaputra. 2009. Karakteristik Jamur Candida Albicans Berbasis Fermentasi
Karbohidrat Pada Air Bak Wc Sekolah Menengah Di Kelurahan Alalak
Utara. Jurnal Wahana-Bio Volume II.
Priyani, S., 2006. Pengolahan Citra Digital Dan Analisis Kuantitatif Dalam
Karakterisasi Citra Mikroskopik. Jurnal Mikroanalisis.Vol. 13 No.1.