KASUS ETIKA PROFESIONAL Studi Kasus 4 22

KASUS ETIKA PROFESIONAL
(Pembahasan Soal Studi Kasus 4-22)

KELOMPOK 3

Disusun Oleh:
No.

Nama

NPK

1

Affan Riansyah

111171088

2

Azhar Hidayatika


11090336

3

Bayu Sektiaji

111000222

4

Budi Catur Nugroho

111170404

5

Hamzah

1112701244


6

Harno

11080691

7

Irna Tri JUliani

111000261

8

Paundra Adi

1112701241

9


Priscilla

11090390

10

Ratna Hening Pitaloka

1112700267

11

Robby Widrianto

111000862

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


JAKARTA 2014
ETIKA PROFESIONAL
Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Masingmasing orang memiliki perangkat nilai tersebut antara lain: kejujuran, integritas, mematuhi
janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain,menghargai orang lain,menjadi warga
yang bertanggung jawab,mencapai yang terbaik,dan lain-lain. Kebutuhan akan etika dalam
masyarakat cukup penting karena pada dasarnya berhubungan dengan hukum. Sebagian
besar orang mendefinisikan perilaku tidak etis sebagai perilaku yang berbeda dari sesuatu
yang seharusnya dilakukan .Terdapat dua alasan mengapa orang bertindak tidak etis :
a) Standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum.
Contoh orang yang perilakukan melanggar hampir semua standar etika yang dianut
oleh setiap orang setiap orang adalah para pengedar obat terlarang, perampok bank,
dan pencuri.Sebagian besar orang yang melakukan tindakan tersebut tidak
menunjukkan rasa penyesalan saat mereke tertangkap, karena standar etika merke
berbeda dengan yang berlaku di masyarakat secara keseluruhan.
b) Orang memilih untuk bertindak mementingkan diri sendiri.
Contoh si EF menemukan sebuah koper di bandar udara yang berisi dokumendokumen penting dan uang senilai Rp 5.000.000,-. Si EF mengambil uang dalam
koper tersebut dan meletakkan koper di keadaan yang mencolok. Berbeda dengan GH
dengan keadaan yang sama dia mengambil uang dalam koper tersebut dan membuang
kopernya. Selanjutnya GH membual tentang keberuntungannya hari ini memperoleh
uang Rp 5.000.000,-. Kedua tindakan tersebut bertindak mementingkan dirinya

sendiri.
Arti istilah profesional adalah tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekedar
memenuhi tanggung jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peratuan masyarakat.
Akuntan publik , sebagai profesional mengakui adanya tanggung jawab kepada masyarakat ,
klien, serta rekan praktisi , termasuk perilaku yang terhormat, meskipun berarti pengorbanan
diri.
Dalam perilaku etika profesional terdapat beberapa penerapan peraturan perilaku dari
AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) sebagai berkut:
1. Peraturan 101- Independensi.
Seorang anggota yang berpraktek untuk perusahaan publik harus bersikap
independen dalam melaksanakan jasa profesionalnya sebagaimana oleh disyaratkan
menurut standar yang dirumuskan lembaga yang dibentuk oleh dewan .
Interpretasi Peraturan 101 melarang anggota yang terlibat untuk memiliki saham atau
investasi langsung lainnya dalam klien audit karena hal itu berpotensi merusak independensi
audit aktual (independensi dalam fakta), dan pasti akan mempengaruhi persepsi pemakai atas
independensi auditor (independensi dalam penampilan). Investasi tidak langsung, contohnya
kepemilikan saham dalam perusahaan klien oleh kakek auditor, juga dilarang, tetapi hanya
jika jumlahnya materiaal bagi auditor.

2


Anggota yang tercakup. Peraturan 101 berlaku untuk anggota yang terlibat yang
mempengaruhi penugasan atestasi. Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat
atau pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang
menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan
untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah
adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Selanjutnya, anggota yang tercakup meliputi:
a.
b.
c.
d.

Orang-orang pada tim penugasan atestasi
Orang-orang yang dapat mempengaruhi penugasan atestasi
Partner atau manajer yang memberikan jasa nonatestasi kepada klien
Patner di kantor partner yang bertanggung jawab atas bertanggung jawab atas
penugasan atestasi
e. Kantor akuntan dan program tunjangan karyawannya

f. Entitas yang dapat dikendalikan oleh setiap anggota yang terlibat tersebut di atas atau
oleh dua orang atau lebih anggota yang terlibat atau entitas yang beroperasi bersama.
Beberapa konflik independensi yang biasa timbul :
a. Kepentingan keuangan .
Peraturan ini berlaku bagi partner atau pemegang saham tetapi untuk non partner
berlaku jika mereka terlibat dalam penugasan
Berlaku bagi Pemilikan langsung dan untuk pemilikan tidak langsung jika
jumlahnya material
Materialitas harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan kekayaan pribadi
anggota dan penghasilannya.
b. Interpretasi dari independensi adalah sebagai berikut :
Pinjaman antara KAP dengan klien dilarang kecuali jumlahnya kecil, hipotek
rumah, atau pinjaman tanpa agunan .
Kepentingan keuangan pada hubungan saudara dilarang kecuali kontak jarang
terjadi atau letaknya yang terpisah secara geografis .
Hubungan investor atau investee bersama dengan klien dilarang kecuali jumlahnya
maksimal 5 % dari total aktiva .
Mantan partner atau pemegang saham boleh mengadakan hubungan dengan klien
Tidak diperkenankan seorang anggota menjadi direktur atau pengurus perusahaan
klien kecuali untuk organisasi nirlaba atau sepanjang profesinya bersifat

kehormatan.
Tuntutan antara sebuah KAP dengan kliennya dilarang
Jasa pembukuan dan audit untuk klien yang sama oleh sebuah KAP diijinkan
dengan syarat :
1) Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan keuangan .
2) Akuntan publik tidak berperan sebagai pegawai atau manajemen perusahaan
3) Dalam pemeriksaan harus sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum
3

Honor audit tidak boleh dibayar oleh manajemen kecuali auditor pemerintah atau
komite audit
2. Peraturan 102 - Integritas dan Obyektifitas
Dalam melaksanakan setiap jasa profesionalnya,seorang anggota harus
mempertahankan objektivitasnya dan integritas, bebas dari konflik kepentingan, dan tidak
secara sengaja membuat kesalahan penyajian data atau menyerahkan pertimbangannya
kepada pihak lain.
Contoh penggambaran arti objektivitas, asumsi auditor percaya bahwa piutang usaha
mungkin tidak dapat ditagih tetapi menerima pendapat manajemen tanpa evaluasi independen
atas kolektibilitas atau ketertagihan objektivitas, maka terjadi pelanggaran objektivitas.
Contoh penggambaran arti integritas, jika akuntan publik mendorong klien untuk membuat

potongan pajak yang tidak sah tetapi kecil kemungkinannya ditemukan oleh Dinas Pajak
(IRS), pelanggaran telah terjadi. Ini merupakan kesalahan penyajian fakta; karenanya,
intergritas akuntan publik terancam. Selanjutnya, auditor staf tidak boleh menyerahkan
penilaiannya kepada penyelia dalam suatu penugasan audit. Auditor staf bertanggung jawab
atas penilaian mereka sendiri yang didokumentasikan dalam arsip audit, dan tidak boleh
mengubah kesimpulan tersebut atas permintaan penyelia kecuali auditor staf tersebut setuju
dengan kesimpulan penyelia.
Interpretasi atas Peraturan 102 menyatakan bahwa konflik kepentingan yang terlihat
mungkin tidak melanggar peraturan perilaku jika informasinya diungkapkan kepada klien
anggota atau yang memperkerjakannya. Contoh, jika partner dari sebuah kantor akuntan
publik merekomendasikan kepada klien agar keamanan Web site Internetnya dievaluasi oleh
perusahaan konsultan teknologi yang dimiliki oleh pasangan hidup dari partner tersebut,
maka ada konflik kepentingan. Tidak ada pelanggaran atas Peraturan 102 jika partner
memberi tahu manajemen klien tentang hubungan itu dan manajemen melanjukan
evaluasinya dengan pengetahuan tersebut. Interpretasi menjelaskan bahwa persyaratan
independensi menurut Peraturan 101 tidak dapat dihilangkan dengan pengungkapan tersebut.

3. Peraturan 201 - Standar umum
Seorang anggota harus mematuhi standar berikut dan interpretasinya yang
ditetapkan oleh lembaga yang ditunjuk Dewan.

a) Kompetensi profesional. Hanya mengerjakan jasa profesional di mana anggota atau
kantor anggota menganggap secara wajar dapat diselesaikan dengan kompetensi
profesional
b) Keseksamaan profesional (due profesional care). Menggunakan kemahiran
profesional dalam pelaksanaan jasa profesional
c) Perencanaan dan supervisi. Merencakanan dan mencukupi pelaksanaan jasa
profesional
d) Data relevan yang mencukupi. Memperoleh data relevan yang mencukupi sebagai
dasar yang layak untuk membuat kesimpulan atau rekomendasi dalam hubungannya
dengan jasa profesional yang dilaksanakan.
4

4. Peraturan 202 - Ketaatan pada standar
Seorang anggota yang melaksanakan audit, review, kompilasi, konsultasi
manajemen, perpajakan, atau jasa profesional lainnya harus mematuhi standar yang
ditetapkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Dewan.

5. Peraturan 203 - Prinsip Akuntansi
Seorang anggota tidak boleh:
a) Memberikan pendapat atau menyatakan secara tegas bahwa laporan keuangan atau

data keuangan lainnya milik suatu entitas telas disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum atau;
b) Menyatakan bahwa ia menyadari tidak adanya modifikasi yang material yang harus
dibuat pada laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum, jika laporan atau data tersebut mengandung penyimpangan dari
prinsip akuntansi yang dirumuskan oleh badan yang ditunjuk oleh Dewan untuk
menetapkan prinsip semcam itu, yang mempunyai dampak material terhadap laporan
atau data yang diambil secara keseluruhan. Namun, jika laporan atau data tersebut
mengandung penyimpangan dan anggota dapat memperlihatkan bahwa akibat
keadaan yang tidak biasa maka tanpan penyimpangan tersebut, laporan keuangan atau
data itu justru akan menyesatkan, anggota dapat mematuhi peraturan dengan
menjelaskan penyimpangannya, dampaknya bila dapat diperkirakan, dan alasan
mengapa kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut di atas akan menghasilkan
laporan yang menyesatkan.
6. Peraturan 301 – Informasi Rahasia Klien
Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh mengungkapkan setiap informasi
rahasia klien tanpa persetujuan.
Peraturan ini tidak boleh diartikan:
a) Untuk membebaskan seorang anggota dari kewajiban profesionalnya menurut
Peraturan 202 dan 203
b) Untuk mempengaruhi dengan cara apapun kewajiban anggota memenuhi panggilan
pengadilan yang dibuat secara sah dan dapat diberlaukan
c) Untuk menghambat review atas praktik profesional anggota menurut AICPA atau
perkumpulan akuntan publik negara bagian atau otorisasi Dewan akuntansi, atau
d) Untuk menghalangi seorang anggota mengajukan keluhan dengan, atau menanggapi
suatu
penyelidikan yang dilakukan oleh, devisi etika profesional atau dewan
pengadilan insitut atau badan investigatif atau disipliner dari perkumpulan akuntan
publik negara bagian atau Dewan Akuntansi.
Pengecualian atas kerahasian adalah sebagai berikut:
5

1. Kewajiban yang berhubungan dengan standar teknis. Andaikan bahwa 3 bulan setelah
laporan audit wajar tanpa pengecualian dikeluarkan auditor menemukan bahwa laporan
keuangan tersebut mengandung salah saji material. Ketika CEO dikonfrontasikan, ia
menanggapi namun persyaratan kerhasiaan mencegah akuntan publik untuk memberi tahu
siapapun. Namun, tanggung jawab auditor lebih besar daripada kerahasian. Dalam kasus
tersebut, laporan audit yang telah direvisi dan benar harus dikeluarkan.
2. Panggilan pengadilan dan ketaatan pada hukum serta peraturan.
3. Peer review. Apabila akuntan publik lainnya melakukan review atas pengendalian mutu
kantor publik lainnya dan sudah mendapat izin dari AICPA, masyarakat akuntan publik
negara bagian, atau Dewan Akuntansi negara bagian, ijin dari klien untuk menguji
dokumentasi audit tidak diperlukan.
4. Respon terhadap devisi etika.
7. Peraturan 302 – Fee Kontijensi
Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh:
a) Melaksanakan jasa profesional apapun dengan fee kontijensi, atau menerima fee
semacam itu, dan klien dimana anggota atau kantor akuntan anggota melakukan:
audit atas review atas laporan, atau
kompilasi laporan keuangan ketika anggota menduga, atau secawa wajar dapat
menduga, bahwa pihak ketiga akan menggunakan laporan keuangan itu dan
laporan kompilasi anggota tidak mengungkapkan kurangnya independensi; atau
pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif; atau
b) Menyiapkan SPT pajak yang asli atau yang telah diperbaiki atau klaim atas restitusi
pajak agar mendapatkan fee kontijensi dari klien.
Larangan (a) di atas berlaku selama periode di mana anggota atau kantor anggota
ditugaskan untuk memberikan salah satu jasa di atas, dan periode yang dicakup oleh setiap
laporan keuangan historis yang terlibat pada salah satu jasa di atas.
Kecuali dinyatakan dalam kalimat berikut, fee kontijensi adalah fee yang diperoleh
dari pelaksanaan suatu jasa sesuai dengan perjanjian di mana tidak ada fee yang diperoleh
dari pelaksanaan suatu jasa seperti itu. Hanya untuk tujuan peraturan ini, fee tidak dianggap
sebagai kontijensi bila ditetapkan oleh pengadilan atau otoritas publik lainnya, atau dalam
masalah pajak, bila ditentukan berdasarkan hasil dari proses hukum atau temuan instansi
pemerintahan. Fee anggota dapat bervariasi tergantung pada, misalnya kerumitan jasa yang
diberikan.

8. Peraturan 501 – Tindakan yang Dapat Didiskreditkan
Seorang anggota tidak akan melakukan tindakan yang dapat didiskreditkan bagi
profesinya.
Interpretasi dari tindakan tersebut diatas adalah sebagai berikut :
a)

Menahan catatan klien.
6

b)
c)
d)
e)
f)
g)

Melakukan diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin dan lainnya
Standar tentang audit pemerintah dan persyaratan badan serta agen pemerintahan.
Kelalaian dalam penyiapan laporan atau catatan keuangan.
Jika melakukan audit atas badan pemerintah yang prosedurnya lain dari GAAS , auditor
tidak mengikuti keduanya kecuali dinyatakan dan beserta alasannya pada laporan .
Permohonan atau pengungkapan pertanyaan dan jawaban ujian akuntan publik.
Kelalaian mengisi SPT pajak atau membayar kewajiban pajak.

9. Peraturan 502- Iklan dan Bentuk Permohonan Lainnya
Semua anggota dalam praktik publik tidak boleh berusaha memperoleh klien dengan
iklan atau bentuk permohonan lainnya dengan cara palsu, menyesatkan , atau menipu.
Permohonan dengan menggunakan paksaan, melampaui batas atau menggangu sangat
dilarang.

10. Peraturan 503- Komisi dan Fee Referal
a) Komisi yang dilarang. Seorang akuntan dalam praktik publik tidak boleh menerima
komisi untuk merekomendasikan atau mereferensikan produk atau jasa kepada klien, atau
meenrima komisi untuk merekomendasikan suatu produk atau jasa yang dipasok oleh
klien, atau menerima komisi, apabila anggota atau kantor anggota tersebut juga
melakukan untuk klien tersebut:
Audit atau review atas laporan keuangan; atau
Kompilasi laporan keuangan bila anggota itu menduga, ata bila secara wajar dapar
diduga, bahkan pihak ketiga akan menggunakan laporan keuangan itu, dan laporan
kompilasi anggota tidak mengungkapkan kurangnya independensi; atau
Pameriksaan atas informasi keuangan prospektif.
Larangan ini berlaku selama periode di mana anggota ditugaskan untuk melaksanakan
setiap jasa di atas dan periode yang tecakup oleh laporan keuangan hostoris yang terlibat
dalam jasa tersebut di atas.
b) Pengungkapan komisi yang diizinkan. Anggota dalam praktik publik yang tidak dilarang
oleh peraturan ini untuk melaksanakan jasa atau menerima komisi dan bayaran, atau
berharap mendapat komisi, harus mengungkapkan fakta tersebut kepada orang atau
entitas di mana anggota itu merekomendasikan atau merefensikan suatu produk atau jasa
yang berkaitan dengan komisi ini.
c) Fee referal. Setiap angota yang menerima fee referal untuk merekomendasikan atau
merefensikan jasa akuntan publik kepada orang atau entitas atau membayar fee referal
untuk memperoleh klien harus mengungkapkan penerimaan atau pembayaran semacam
itu kepada klien.

7

11. Peraturan 504- Bentuk dan Nama Organisasi
a) Anggota dapat berpraktik dalam bidang akuntansi publik hanya dalam bentuk organisasi
yang diizinkan oleh hukum atau peraturan negara bagian yang karakteristiknya sesuai
dengan resolusi Dewan.
b) Seorang anggota tidak boleh berpraktik dalam bidang akuntansi dengan nama kantor yang
menyesatkan. Nama dari satu atau lebih pemilik lama bisa disertakan dalam nama kantor
organisasi penerus.
c) Sebuah kantor akuntan tidak boleh menunjuk dirinya sendiri sebagai,” anggota dari
AICPA’ kecuali semua pemilik kantor akuntan publiknya adalah anggota dari institute
itu.

8

KASUS ETIKA PROFESI
4-22. Masing – masing situasi berikut melibatkan kemungkinan pelanggaran atas Kode
Perilaku Profesional AICPA. Untuk setiap situasi, nyatakan apakah ini merupakan
pelanggaran atas Kode Etik. Dalam aksus terjadi pelanggaran, jelaskan sifat pelanggaran itu
dan dasar pemikiran untuk peraturan yang ada.
a. Pickens and Perkins, CPA, bergabung untuk membuka praktik akuntan publik. Satu –
satunya pemegang saham dalam perusahaan adalah karyawan organisasi itu yang
mencakup partner, anggota staf yang berstatus akuntan publik, anggota staf yang bukan
akuntan publik, dan personil administrasi.
b. Fenn and Company, CPA, mempunyai server komputer berbasis-jaringan canggih yang
mendukung teknologi sistem dan database kantor itu. Karena tersedia kapasitas berlebih
pada server, Fenn and Company setuju untuk menyelenggarakan catatan akuntansi pada
servernya bagi salah satu klien audit Fenn, yaitu Delta Equipment Company.
c. Godette, CPA, terjun dalam praktik hukum. Godette telah merekomendasikan salah satu
kliennya kepada Doyle, CPA. Doyle setuju untuk membayar Godette 10% dari fee atas
jasa yang diberikan Doyle kepada klien Godette.
d. Theresa Barnes, CPA, mempunyai klien audit, Smith,Inc., yang menugaskan akuntan
publik lainnya untuk melakukan pekerjaan jasa manajemen. Barnes mengirimkan literatur
kantornya yang mencakup kemampuan jasa manajemen kepada Smith,Inc. setiap bulan
tanpa diminta.
e. Sebuah bank menerbitkan suatu pemberitahuan kepada para nasabahnya bahwa bank itu
sedang diaudit dan meminta mereka untuk membantu usaha akuntan publik guna
memperoleh konfirmasi tentang saldo simpanan. Bank mencetak nama dan alamat akuntan
publik itu dalam pemberitahuan tersebut. Akuntan publik tersebut telah mengetahui
pemberitahuan itu.
f. Myron Jones,CPA, adalah anggota dari kantor akuntan publik nasional. Dalam kartu
namanya tercantum nama, nama kantornya, alamat, dan nomor telepon, serta gelar
konsultan TI.
g. Gutowski, seorang akuntan publik, menulis artikerl yang berhubungan dengan ecommerce yang diterbitkan dalam sebuah publikasi profesional. Publikasi itu ditujukan
untuk menginformasikan pembacanya tentang latar belakang Gutowski. Informasi tersebut
yang telah disetujui Gutowski, meliputi gelar akademisnya, artikel lain yang telah
diterbitkannya dalam jurnal profesional, dan sebuah pernyataan bahwa ia adalah pakar ecommerce.
h. Ralph Williams adalah partner pada audit atas sebuah organisasi sosial nirlaba. Ia juga
merupakan anggota dari dewan direksi, tetapi ini adalah posisi kehormatan dan tidak
melibatkan pelaksanaan fungsi manajemen.
i. Poust,CPA, telah menjual praktik akuntansi publiknya, yang meliputi jasa pembukuan,
jasa perpajakan, dan audit kepada Lyons,CPA. Poust telah memperoleh izin dari semua
9

klien bahwa kertas kerja yang berhubungan dengan audit sebelumnya diberikan kepada
Lyons. Ia tidak mendapatkan izin sebelum melepaskan kertas kerja yang berkaitan dengan
jasa perpajakan dan manajemen.
j. Murphy adn Company, CPA, adalah auditor utama dari laporan keuangan konsolidasi
Lowe,Inc. dan anak perusahaannya. Lowe bertanggungjawab atas sekitar 98% dari aktiva
konsolidasi dan laba bersih konsolidasi. Kedua anak perusahaannya diaudit oleh Trotmant
and Company,CPA, yaitu sebuah kantor akuntan dengan reputasi profesional yang sangat
bagus. Murphy bersikeras mengaudit kedua anak perusahaan itu karena menganggap perlu
untuk menjamin pendapat yang dikeluarkan.

10

PEMBAHASAN
No
.

Peraturan yang
dilanggar

a.

Tidak Ada
Pelanggaran

b.

101
Independency

c.

503
Komisi dan Fee

Penjelasan
Dalam situasi diatas, Tidak melanggar etika profesi. Karena
kepemilikan kantor akuntan publik oleh bukan akuntan
public sekarang diizinkan menurut kondisi berikut :
Akuntan publik harus mempunyai mayoritas kepentingan
keuangan dan hak pengambilan suara pada kantor itu.
Seorang akuntan public harus mempunyai tanggung
jawab akhir atas semua atestasi laporan keuangan,
kompilasi, dan jasa lain yang diberikan oleh kantor itu
yang diatur oleh Statemnets on Auditing Standards atau
Statements on Standards for Accounting and Review
Services.
Pemilik harus selalu mempunyai ekuitas dalam hak
mereka sendiri.
Peraturan berikut berlaku bagi semua pemilik yang bukan
akuntan publik :
a. Mereka secara aktif harus memberikan jasa kepada
klien kantor akuntan sebagai pekerjaan utamanya.
b. Mereka tidak dapat menyebut dirinya sebagai akuntan
publik tetapi dapat menggunakan gelar yang diizinkan
oleh hukum negara bagian seperti ketua, pemilik,
pejabat, anggota, atau pemegang saham.
c. Mereka tidak dapat memikul tanggung jawab akhir
atas setiap atestasi laporan keuangan atau penugasan
kompilasi.
Mereka tidak meenuhi syarat dalam keanggotaan AICPA
tetapi harus memenuhi Kode Perilaku Profesional AICPA.
Untuk menjaga independensi auditor, Sarbanes-Oxley Act
dan peraturan SEC tidak memperkenankan Akuntan publik
untuk melakukan jasa pembukuan dan akuntansi lain serta
melakukan perancangan dan implementasi sistem informasi
keuangan bagi kliennya.
Apabila layanan yang diberikan sesuai dengan peraturan
terkait yang sah, maka tidak terjadi pelanggaran. CPA tidak
diperkenankan untuk membayar komisi untuk pelayanan sah
yang terkait (Peraturan 503). Peraturan ini diperlukan untuk
mencegah mendapatkan pelanggan sesuai dalam komisi
untuk pengambilan keputusan, daripada berdasarkan basis
kualitas dari pelayanan yang sah atau biaya kepada
pelanggan.

11

d.

No
.

101
Independency

Peraturan yang
dilanggar

e.

Tidak ada
pelanggaran

f.

Tidak ada
pelanggaran

g.

Tidak ada
pelanggaran

h.

Tidak ada
pelanggaran

i.

j.

Tidak ada
Pelanggaran

502
Iklan dan bentuk
permohonan lain

Akuntan publik tidak hanya diharuskan untuk independeni
dalam fakta, tetapi juga harus independensi dalam
penampilan (independenci in appearance). Bila auditor
independen dalam fakta tetapi pemakai yakin bahwa mereka
menjadi penasihat untuk klien, sebagian besar nilai fungsi
audit telah hilang. Dalam peraturan Sarbanes-Oxley Act dan
SEC, ada beberapa jasa non audit yang tidak diperkenankan
untuk diberikan oleh auditor kepada kliennya, salah satunya
adalah fungsi manajemen dan sumber daya manusia.
Penjelasan
Selama pemberitahuan tersebut hanya ditujukan kepada
nasabah bank yang bersangkutan, hal tersebut tidak
melanggar. Ini praktek normal dan hampir dilakukan
sebagai bagian audit agar konfirmasi dari nasabah dapat
segera diterima guna memenuhi syarat audit.
Karena kartu nama hanya sebagai identitas, dan bukan
bagian dari unsur periklanan. Selama data yang tercantum
pada identitas tersebut adalah benar, tidak palsu,
menyesatkan, dan menipu.
Selama informasi yang dipublikasikan oleh Gutowski
adalah benar, tidak palsu, menyesatkan, dan menipu, maka
hal itu tidak melanggar etika profesi sebagai auditor.
Ralph Williams menurut kami tidak terjadi pelenggaran
Peraturan 101 tentang Independensi. Intrepestasi dari
peraturan 101 tersebut
mengizinkan akuntan publik
menjadi direktur atau komisaris kehormatan bagi orgnisai
nirlaba. Jelas pada kasus tersebut disebutkan jabatan Ralph
Williams merupakan anggota dari dewan direksi, tetapi ini
adalah posisi kehormatan dan tidak melibatkan pelaksanaan
fungsi manajemen.
Poust telah memperoleh izin dari semua klien audit bahwa
kertas kerja yang berhubungan dengan audit sebelumnya
diberikan kepada Lyons. Dan Poust harus mengizinkan
auditor penerus untuk menguji dokumentasi audit yang
disiapkan untuk mantan kliennya.
Akuntan publik tidak boleh melakukan permohonan dengan
paksaan, melampaui batas, atau cara – cara yang
mengganggu terhadap klien. Tindakan Murphy bersikeras
mengaudit kedua anak perusahaan itu karena menganggap
perlu untuk menjamin pendapat yang dikeluarkan termasuk
melakukan permohonan dengan paksaan.

12

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52