Makalah Sistem Pengendalian Manajemen (1)

Makalah Sistem Pengendalian Manajemen
PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA ORGANISASI JASA
BAB 1
PENDAHULUAN
Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur saja.
Sistem pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa. Dalam proses
pengendaliannya, sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda
dibanding sektor manufaktur. Sistem pengendalian manajemen yang akan dibahas
adalah dikhususkan pada organisasi jasa profesional (konsultan hukum, pengacara,
akuntansi dan profesi sejenis), rumah sakit, nirlaba (yayasan), pemerintah dan
organisasi dagang (agen, distributor, pengecer).
Selain membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada sector jasa,
makalah ini juga membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada
perusahaan jasa keuangan. Perusahaan jasa keuangan merupakan perusahaan
yang bidang utamanya adalah mengelola uang. Pada dasarnya perusahaan ini
bertindak sebagai penengah yakni ia memperoleh uang dari para deposan atau
penabung dan meminjamkannya pada perorangan atau perusahaan. Tindakan
lainnya adalah pemindah resiko (risk shifters), yakni memperoleh uang dalam
bentuk premi, menginvestasikan premi tersebut dan menerima resiko terjadinya
peristiwa tertentu seperti kematian atau kerusakan. Tindakan lainnya adalah
sebagai pedagang yakni membeli dan menjual sekuritas baik untuk mereka sendiri

ataupun nasabahnya. Melihat bidang usaha yang dijalankan, maka perusahaan jasa
keuangan mempunyai beberapa masalh terhadap pengendalian manajemennya
yang berbeda dari perusahaan jasa lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengendalian Manajemen Pada Organisasi Jasa
2.1.1 Perusahaan Jasa Secara Umum
Beberapa hal yang membedakan sektor manufaktur dan sektor jasa :
1. Tidak adanya persediaan penyangga
Persediaan pada perusahaan manufaktur dimaksudkan untuk menjamin kontinuitas
produksi, serta untuk menjamin produk jadi selalu tersedia pada saat dibutuhkan
oleh konsumen. Namun karakteristik persediaan ini tidak ditemukan dalam industri
jasa. Perusahaan jasa harus berupaya meminimalkan kapasitas yang tidak terpakai.
Biaya yang terjadi pada organisasi jasa merupakan biaya tetap dalam jangka
pendek. Variabel kunci untuk organisasi jasa adalah seberapa besar kapasitas yang
dipunyai oleh perusahaan jasa untuk dibandingkan dengan permintaan akan jasa
yang ada.
2. Kesulitan dalam pengawasan kualitas
Perusahaan manufaktur bisa memeriksa produknya sebelum dikirimkan ke
pelanggan, dan kualitas barang yang dikirim bisa diukur secara kasat mata atau

dengan instrument tertentu. Sedangkan perusahaan jasa tidak bisa melakukan hal

yang sama seperti barang. Penilaian atas kualitas jasa terjadi pada saat jasa itu
diberikan dan seringkali subyektif.
3. Penggunaan tenaga kerja yang intensif
Perusahaan manufaktur menambah peralatan dan otomasi alat produksinya dengan
maksud menggantikan tenaga kerja dan mengurangi biaya.perusahaan jasa tidak
melakukan itu, tetapi dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pelayanan.
4. Organisasi dengan multi unit
Beberapa organisasi jasa mengoperasikan beberapa unit di lokasi yang berbeda
yang masing-masing relatif kecil. Karena unit-unit tersebut berbeda dalam
menyediakan pelayanan, perhatian khusus diperlukan untuk memperbandingkan
kinerja masing-masing unit. Teknik seperti menyesuaikan perbedaan seperti ini
disebut data envelopment analysis. Teknik ini mengidentifkasi unit yang paling
efsien dengan menggunakan metode statistic atas berbagai perbedaan yang
diizinkan.
2.1.2 Organisasi Profesional
Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah organisasi litbang, lembaga hukum,
rumah sakit, arsitek, konsultan,biro iklan usaha seni, dan olahraga dimana
produknya merupakan jasa professional.

• Karakteristik khusus:
1. Tujuan
Perusahaan profesional mempunyai relative sedikit asset yang dapat dilihat, asset
utamnya adalah kemampuan professional stafnya, dimana nilai ini tidak tampak
dalam laporan keuangan. Tujuan keuangan utamanya adalah menyediakan
kompensasi yang sepadan pada para profesionalnya. Pada banyak organisasi,
Tujuan yang hendak dicapai biasanya berkaitan dengan ukuran organisasi.
Kecenderungan alamiah yang terjadi adalah ukuran sukses suatu organisasi
biasanya juga dilihat dari besar kecilnya organisasi. Tujuan ini menunjukkan skala
ekonomi dalam penggunaan berbagai usaha dari staf kantor pusat organisasi dan
unit-unit pertanggunjawaban agar tidak kalah dalam persaingan.
2. Profesional
Organisasi professional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja, dan tenaga kerja
dalam hal ini merupakan bentuk khusus. Professional biasanya cenderung tidak
membebani keputusannya dari sudut pengaruh keuangannya, mereka ingin
mengerjakan sebaik mungkin dengan mengabaikan biayanya. Karena profesional
merupakan sumber daya terpenting dalam suatu perusahaan.
3. Ukuran Output
Output dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan ukuran fsik,
seperti unit, ton dan lain-lain. Output dalam hal ini adalah efektivitas kerja.

Pendapatan yang diperoleh biasanya merupakan ukuran output pada sejumlah
organisasi profesi, namun ukuran seperti ini lebih berhubungan pada jumlah jasa
yang dilakukan, tidak berkaitan dengan mutu, walau kualitas yang jelek dalam
jangka panjang akan mengurangi pendapatan. Pekerjaan yang dilakukan oleh
banyak profesionaltidak repetitive atau berulang-ulang. Hal ini menyulitkan dalam

perencanaan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu tugas, dan juga
penilaian atas kinerja yang telah dilakukan. Beberapa pekerjaan biasanya
repetitive, misalnya mencatat kontrak penjualan dan membuat draft tugas.
4. Ukuran Kecil
Dengan beberapa pengecualian, seperti kantor lembaga hokum, akuntan,
organisasi professional biasanya relative kecil dan berlokasi pada satu tempat saja.
Manajer puncak pada organisasi seperti ini bisa mengawasi dan memotivasi
pegawainya secara langsung dan pendekatan pribadi saja. Sehingga, kebutuhan
untuk sistem pengendalian manajemen tidaklah merupakan hal yang mendesak.
5. Pemasaran
Pada perusahaan manufaktur, pemilihannya jelas antara kegiatan produksi dan
pemasaran. Pada organisasi profesi pemilihan tersebut tidak ada. Pemasaran pada
dasarnya merupakan kegiatan inti pada semua organisasi.
• Sistem Pengendalian Manajemen

1. Penentuan Harga
Harga jual dari pekerjaan yang dilakukan pada organisasi profesi biasabya
ditetapkan secara tradisional. Tarif biasanya didasrkan pada jam kerja untuk
kompensasi dengan tingkat profesionalnya, ditambah biaya overhead dan laba.
Biasanya juga dibebankan biaya tetapnya.
2. Pusat laba dan harga transfer
Organisasi nirlaba biasanya menggunakan pusat laba. Unit pendukung, seperti
pemeliharaan,proses informasi,transformasi, telekomunikasi, percetakan dan
sejumlah material dan jasa, membebankan uang yang dikonsumsinya pada jasa
yang diberikannya.
3. Perencanaan strategi dan pengangaran
Pada umumnya, sistem perencanaan strategi dibuat tidak sebaik pada perusahaan
manufaktur. Pada organisasi profesi, asset utamanya adalah orang, dan walaupun
terjadi fluktuasi jangka pendek pegawainya, perubahan ukuran dan
kompensasiuntuk stafnya lebih mudah dibuat dan direvisi dimana perlu.
4. Pengawasan operasi
Perhatian yang besar hendaknya diberikan pada penjadwalanwaktu dan
professional tersebut. The billed time ratio adalah rasio jumlah jam yang dipakai
terhadap total jam kerja yang tersedia dari professional tersebut, diawasi dengan
cermat. Ketidakmampuan untuk menciptakan standar kerja dan ukuran prestasinya,

akan membawa dampak terhadap perencanaan dan pengendalian tugas seharihari.
5. Ukuran prestasi dan penghagaan
Kinerja professional cukup mudah dinilai. Namun ada juga kinerja professional yang
cukup sulit dunilai. Untuk beberapa kondisi, ukuran prestasi biasanya tersedia.
2.1.3 Organisasi Perawatan Kesehatan
Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah rumah sakit,klinik, rumah sakit
bersalin, laboratorium kesehatan, dan organisasi sejenis lainnya. Pada dasarnya

ciri-ciri organisasi seperti ini merupakan organisasi nirlaba, tapi banyak juga
diantaranya yang merupakan perusahaan yang berorientasi laba.
• Ciri-ciri khusus:
1. Kesulitan dalam masalah sosial
Masyarakat sering dihadapkan dengan pelayanan rumah sakit yang tidak bagus,
tingginya tarif rumah sakit, tingginya obat dan masalah-masalah lainnya. Dilain sisi
jumlah orang sakit terus bertambah karena kemajuan pengobatan memperpanjang
harapan hidup manusia, yang pada gilirannya membutuhkan perawatan. Pihak yang
menyediakan layanan kesehatan sebenarnya sadar akan masalah ini, namun
diperlukan mekanisme tertentu yang tidak saling merugikan antara penyedia dan
pemakai perawatan kesehatan.
2. Perubahan penyedia jasa perawatan kesehatan

Dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, perubahan signifkan terjadi
dalam hal pelayanan perawatan, yang dulunya dilakukan oleh beberapa penyedia
perawatan kesehatan. Banyak jasa yang sebelumnya dilakukan oleh rumah
sakit,sekarang cukup dilakukan oleh klinik tertentu saja.
3. Profesional
Pengaruh pengendalian manajemen pada professional ini sama dengan yang terjadi
pada organisasi profesional lainnya. Loyalitas mereka biasanya lebih mengarah
pada profesi, tidak pada organisasi.manajer bagian pada dasarnya merupakan
seorang professional yang melakukan fungsi manajemennya hanya pada paruh
waktu.
4. Pentingnya pengendalian mutu
Industri kesehatan banyak berkaitan dengan kehidupan manusia, sehingga kualitas
jasa yang diberikan harus benar-benar diperhatikan. Pada periode tertentu
diperlukan pengkajian ulang tentang prosedur operasi atau pembedahan,
pengkajian ulang terhadap dokter pribadi.
2.1.4 Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba menurut defnisi hukumnya merupakan organisasi yang tidak
bisa mengalihkan aktiva, pendapatan, atau keuntungannya kepada anggota,
pegawai atau direktur oeganisasi tersebut.Tetapi dalam hal ini, organisasi tentu
saja bisa memberi semacam kompensasi atas jasa ataupun barang yang diberikan

oleh pegawai maupun anggota organisasi tersebut. Defnisi ini juga tidak berarti
organisasi dilarang memperoleh pendapatan yang diperhitungkan sebagai labanya.
Yang dilarang adalah distribusi laba tersebut. Organisasi nirlaba memerlukan laba
yang tinggi untuk menyediakan modal kerja dan sebagai penjagaan di masa
paceklik perolehan dana.
• Ciri-ciri khusus :
1. Tidak ada ukuran dana
Tujuan utama dari kebanyakan usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan
bagi pemiliknya. Laba dalam hal ini merupakan ukuran prestasi terhadap tujuan
yang telah ditetapkan. Tujuan dan ukuran seperti ini tidak kita jumpai pada
organisasi nirlaba. Ketiadaan ukuran kuantitas dalam penghargaan kinerja

manajemen merupakan masalah yang serius bagi penerapan pengendalian
manajemen pada organisasi nirlaba. Laporan keuangan merupakan laporan yang
sangat bermanfaat pada organisasi nirlaba, sama seperti pada dunia usaha.
Walaupun kinerja keuangan tidak merupakantujuan dominan pada orgaisasi nirlaba,
tapi tujuan seperti ini tetap perlu karena tanpa pendapatan yang sedikit melebihi
biaya sulit bagi suatu organisasi nirlaba untuk bertahan hidup.
2. Kontribusi modal
Hanya sedikit perbedaan utama pada pencatatan transaksi akuntansi pada unit

usaha dan organisasi nirlaba, yakni yang berkaitan dengan modal pada neraca.
Sedangkan persamaannya adalah baik organisasi laba maupun nirlaba menyatakan
peningkatan modal jika terjadi peningkatan pendapatan labanya. Ada dua kategori
kontribusi modal yaitu dalam bentuk bangunan dan sumbangan. Penerimaan
kontribusi aktiva modal tidak merupakan pendapatan. Organisasi nirlaba
mempunyai dua bentuk laporan keuangan, bentuk pertama berkaitan dengan
kegiatan operasional dan termasuk di dalamnya adalah laporan operasional,
neraca, dan laporan cash flow, semuanya sama seperti yang ditemui di dunia usaha
umumnya. Bentuk kedua berkaitan dengan kontribusi modal, dan lapran ini
berisikan laporan kontribusi modal inflow dan outflow selama satu periode dan
neraca yang melaporkan kontribusi aktiva modal dan yang berkaitan dengan
hutang dan modal.
3. Akuntansi dana
Banyak organisasi nirlaba menggunakan pencatatan system akuntansinya dengan
cara akuntansi dana. Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang
masing-masing seimbang dengan sendirinya.
4. Aturan
Organisasi nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan penyantun (trustee).
Biasanya dewan ini tidak mampu mengidentifkasi masalah sebenarnya. Untuk
itulah diperlukan dewan yang mengatur secara kuat dan bekerja secara efektif.

• Sistem Pengendalian Manajemen
1. Penentuan harga pokok
Kebanyakan organisasi nirlaba tidak memperhatikan dengan serius tentang
kebijakan harga. Harga atas jasa biasanya ditetapkan dengan system biaya penuh
(full cost system). Prinsip ini diterapkan pada jasa-jasa yang berkaitan dengan
tujuan organisasi. Pada umunya pengendalian manajeman ditetapkan apabila
harganya telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum ditetapkannya kinerja atas jasa
yang diberikan.
2. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategi
Pada organisasi nirlaba yang harus memutuskan alokasi sumber daya yang terbatas
secara bijaksana, perencanaan strategi lebih penting dan lebih banyak memakan
waktu dari pada jenis usahanya itu sendiri. Alat pengendalian manajemen yang
paling penting dalam organisasi seperti ini adalah berkaitan dengan aktivitas
keuangan organisasi yakni anggaran (baik itu pendapatan maupun pengeluaran.)
3. Operasi dan evaluasi
Pada kebanyakan organisasi nirlaba, tidak ada cara untuk mengetahui biaya

operasional yang optimum. Banyak organisasi mengalami kesulitan untuk
memperoleh dana terutama dari sumber pemerintah. Hal ini membawa konsekuensi
makin diperlukannya pengendalian manajemen.

2.1.5 Organisasi Pemerintahan
Organisasi pemerintah merupakan organisasi jasa dan kegiatan semacam ini
merupakan salah satu contoh organisasi nirlaba.
• Karakteristik Khusus :
1. Pengaruh politik
Pada organisasi pemerintah, keputusan dihasilkan melalui proses yang berjenjang
dan sering disertai dengan konflik. Tekana politik seperti ini tidak dapat
dihindarkan. Tekana berupa konflik seperti ini biasanya tidak menghasilkan
keputusan yang optimum.
2. Informasi publik
Pemerintah biasanya membatasi jumlah informasi yang sensitive dan kontreoversial
yang mengalir melalui sistem pengendalian manajemen formal. Hal ini mengurangi
efektivitas sistem.
3. Sikap yang mengutamakan pelanggan
Pada dasarnya perusahaan yang berorientasi laba maupun nirlaba didukung oleh
pelanggannya dimana ia memperoleh penghasilan dari pelanggannya tersebut.
Organisasi pemerintah juga didukung oleh masyarakat,mereka memperoleh
penghasilan melalui masyarakat luas.
4. Peraturan pemerintah (Red tape)
Pemerintah telah mengumumkan sejumlah aturan dan regulasi. Beberapa aturan ini
sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pemerintah.
5. Kompensasi manajemen
Manajer dan profesional lainnya di organisasi pemerintah biasanya cenderung
sedikit mendapatkan kompensasi dibandingkan yang diperolejh profesional lainnya
di swasta. Kompensasi disini tidak hanya dalam bentuk materi, penghargaan atau
yang lebih konkret kenaikan pangkat secara otomatis adalah beberapa contoh
kompensasi yang dapat diberikan.
6. Akuntansi
Hingga saat ini sistem akuntansi yang dipakai pada organisasi pemerintah sudah
kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Disini perlu dilakukan perombakan
sistem akuntansi yang lebih mengacu pada kebutuhan saat ini.
• Sistem Pengendalian Manajemen
1. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategis
Perencanaan strategis di organisasi pemerintahan merupakan faktor penting.
Keputusan yang diambil biasanya juga melibatkan pertimbangan politik. Keputusan
yang diambil biasanya dengan mempertimbangkan berbagai faktor tidak hanya
faktor ekonomi tapi juga faktor lainnya.
2. Ukuran kerja
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Biaya pada organisasi pemerintah

dapat diukur sama akuratnya dengan yang di swasta. Pada organisasi pemerintah
pendapatan tidak merupakan output. Karena tidak merupakan ukuran moneter,
maka ukuran pendapatan disoini bisa dilihat dari kualifkasi yang dilakukan.
Kualifkasi yang biasanya dilakukan adalah:
1. Ukuran Hasil (A Result Measure) adalah ukuran output yang menurut dugaan
berhubungan dengan tujuan organisasi.
2. Ukuran Proses (A Proces Measure) adalah ukuran yang berkaitan dengan
kegiatan yang dijalankan oleh pemerintah.
3. Indikator Sosial adalah ukuran yang lebih luas dimana output yang dihasilkan
menunjukkan hasil kerja dari organisasi pemerintah tersebut.
2.1.6 Organisasi Usaha Dagang
Tidak seperti pada organisasi jasa, persediaan merupakan faktor penting pada
perusahaan dagang. Sebenarnya kepala departemen pada organisasi seperti ini
disebut “pembeli”, tidak hanya sekedar manajer, yang menunjukkan pentingnya
fungsi pengadaan. Alat pengawasan yang prinsip adalah dimungkinkannya untuk
membeli yakni jumlah maksimum yang boleh dibeli oleh pembeli kapan saja.
Pengawasan modal kerja merupakan faktor penting dalam perusahaan dagang.
Saat ini organisasi dagang dan organisasi swasta telah mengembangkan sistem
informasi yang memungkinkan satu perusahaan membandingkan pendapatan,
biaya dan elemen lainnya dengan perusahaan lainnya.
2.2 Pengendalian Manajemen Pada Perusahaan Jasa Keuangan
2.2.1 Perusahaan Jasa Keuangan Secara Umum
• Karakteristik Umum:
1. Aset Moneter
kebanyakan asset perusahaan jasa keuangan adalah moneter. Nilai asset moneter
saat ini lebih mudah diukur dari pada aset fsik lainnya, seperti gedung dan
peralatan serta hak patent dan aktiva tak berwujud lainnya. Mata uang merupakan
contoh ekstrem komoditi fungible. Setiap saat pada suatu waktu rupiah yang
dimiliki oleh seluruh perusahaan mempunyai nilai yang sama dengan nilai
nominalnya atau daya belinya. Daya beli rupiah berubah menurut waktu, tetapi
pada masa depan, semua rupiah mempunyai nilai yang seimbang. Hal ini berarti
rupiah yang dipunyai setiap orang mempunyai kualitas yang sama pada saat
diberikan. Aset keuangan juga bisa ditransfer dari satu pemilik ke pemilik lain
dengan cepat dan mudah.
2. Jangka Waktu Untuk Transaksi
Kesuksesan atau kegagalan pengeluaran obligasi, pinjaman hipotik pada seseorang
atau kebijakan asuransi jiwa mungkin tidak diketahui selama 30 tahun atau lebih.
Selama periode ini, ketepatan dari pinjaman ataupun kebijakannya mungkin
berubah, daya beli uang tersebut tentu saja berubah. Ini berarti kinerja akhir
meliputi otorisasi dan penyusutan pinjaman, atau penjualan dan penetuan harga
kebijakan asuransi, tidak bisa diukur pada saat keputusan awal dibuat. Hal ini
berarti pengawasan membutuhkan suatu alat yang mensurvei keabsahan secara

berkala transaksi selama periode tertentu, termasuk pemeriksaa berkala semua
pinjaman yang beredar.
3. Risiko dan penghargaan
Banyak perusahaan jasa keuangan dalam bisnis menerima risiko dalam bentuk
penghargaan, kebanyakan keputusan usaha melibatkan keseimbangan risiko dan
penghargaan. Makin besar risiko, makin besar penghargaan yang diterima. Pada
perusahaan jasa keuangan, keseimbangan ini nampak jelas pada investasi usaha,
seperti melibatkan pembelian mesin atau pengenalan produk baru. Tarif bunga atas
pinjaman dan premi pada polis asuransi didasari asumsi risiko yang akan terjadi.
4. Regulasi
Perusahaan jasa keuangan diatur secara ketat. Bank dan pedagang sekuritas diatur
oleh undang-undang dan peraturan lainnya. Walaupun regulasi ini diperlukan,
beberapa aturan ini melarang praktik usaha tertentu dan aturan akuntansi khusus
lainnya berbeda dari akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Untuk keputusan
tertentu, pengaruh baik akuntansi GAAP maupun akuntansi pada regulasi tersebut
harus dipertimbangkan.
2.2.2 Bank Komersial dan Lembaga pembiayaan
• Karakteristik Umum :
1. Modal Yang Diatur
Kemampuan suatu bank untuk meminjamkan atau menginvestasikan uang diatur
oleh pemerintah dimana modal setidaknya harus seimbang dengan persentase
tertentu dari asetnya
2. Produk Baru
Hingga saat ini kegiatan bank komersial umumnya berkaitan dengan kegiatan
menyimpan dan meminjamkan uang, dengan jumlah pendapatan yang relative kecil
dihasilkan dari fee yang dibebankan untuk mengelola dana trust dan pengamanan
asset konsumen. Bank melengkapi beberapa jasa untuk nasabahnya tanpa beban
atau dengan beban tidak langsung yang dihasilkan dari perolehan perusahaan
dalam menjaga keseimbangan minimum tertentu.
3. Risiko
Bank dihadapkan dengan 3 bentuk risiko:
1. Risiko kredit, yakni risiko dimana suatu pinjaman tidak bisa kembali.
2. Risiko tingkat bunga, yakni selisijh antara bunga yang dibayarkan pada deposito
dan tarif yang diperoleh atas pinjaman dan investasi, akan berubah dengan cara
yang tak tampak.
3. Risiko transaksi, yakni risiko kesalahan dalam proses transaksi.
4. Otomasi
Di semua bank fungsi penabungan dan penarikan biasanya otomatis.untuk jumlah
transaksi yang besar dilakukan melalui Automatic Teller Machine (ATM). Banyak
keputusan peminjaman juga terotomatisasi. Bahkan fungsi-funsi seperti ini
terotomatisasi diman para ahli percaya bahwa dalam waktu dekat hanya fungsi
karyawan pada kantor cabang yang masih melayani kepuasan pelanggan.
• Implikasi Pengendalian Manajemen

Jika cabang-cabang diperlakukan sebagai pusat laba masalah-masalah berikut perlu
diperhatikan :
1. Hubungan tarif dan jangka waktu deposito terhadap tarif dan jangka waktu
pinjaman
2. Volume deposit
3. Kerugian pinjaman
4. Biaya
5. Pendapatan bersama
6. Harga transfer
2.2.3 Perusahaan Sekuritas
Karakteristik perusahaan sekuritas yang relevan dengan pengendalian manajemen
cukup berbeda dari beberapa organisasi terdahulu.
Perbedaaan tersebut adalah :
1. Kepentingan hubungan pelanggan
Produk dari perusahaan sekuritas adalah tidak tampak, dan mutunya sulit diukur. Isi
kualitas prinsipnya adalah kemampuan professional perusahaan. Sikap langganan
terhadap perusahaan terutama dipengaruhi oleh penilaian mereka tentang
professional yang biasa berhubungan dengan mereka
2. Stars dan kerjasama tim
Pelaku bintang struktur organisasi perusahaan sekuritas relative mempunyai
tingkatan yang sedikit, dan hubungan antara atasan dan bawahan lebih bersifat
informal dan tidak terstruktur. Bintang-bintang yang berdagang sekuritas biasanya
dibantu professional lain, yang beberapa diantaranya merupakan bintang juga.
Untuk suatu tugas yang penting, professional terdepan mungkin mengadopsi suatu
tim yang bekerja pada suatu proyek, terkadang full time tapi lebih sering paruh
waktu.
3. Kebutuhan akan aliran informasi yang cepat
Banyak sekuritas dan komoditi yang didaftarkan pada bursa-bursa dunia yang
masing-masing wilayah mempunyai zona waktu yang berbeda. Oleh karenanya
perusahaan sekuritas menjalankan usaha perdagangan 24 jam per hari. Setiap
trader mempunyai sebuah buku yang menunjukkan posisi perubahan pada masingmasing sekuritas dimana ia bertanggung jawab. Setiap trader juga mempunyai
layer computer yang menunjukkan informasi tentang perkembangan seluruh dunia
yang mungkin saja mempengaruhi harga. Pengembangan dan pemeliharaan system
informasi pada perusahaan sekuritas merupakan fungsi yang sangat penting.
4. Fokus pada kinerja jangka pendek
Perusahaan sekuritas cenderung memfokuskan pada kinerja jangka pendek, dan
jangka pendek yang mereka maksudkan adalah kuartalan. Bukti merupakan kelas
investor terbesar dan mereka mempunyai sedikit keuntungan pada kelas berjalan,
karena tujuan meeka adalahj menyediakan dana untuk pembayaran yang harus
dilakukan sepanjang waktu para pensiunan. Focus jangka pendek ada karena tidak
seorang pun tau apa yang akan terjadi dimasa depan dan terutama karena bukti
jangka pendek ini telah menjadi tradisi.

5. Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan sekuritas dan manajer atau professional lainnya
terutama diukur atas dasar pendapatan dan kedua berdasarkan laba kotor. Sedikit
upaya yang diperlukan untuk mengukur laba bersih dari berbagai aktivitas atau
perseorangan.
2.2.4 Perusahaan Asuransi
Ada dua bentuk perusahaan asuransi yaitu asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan.
Perusahaan asuransi jiwa mengumpulkan premi dari pemegang polis,
menginvestasikan premi ini, dan membayarkan sejumlah tertentu apabila
pemegang polis meninggal. Seluruh kontrak asuransi jiwa biasanya memasukkan
suatu tampilan investasi yakni bagian dari premi yang membawa pengembangan
dari nilai kas polis tersebut. Perusahaan asuransi kecelakaan mengumpulkan premi,
menginvestasikan, dan membayarkan kepad apemegang polis sejumlah kerugian
tertentu.
Masalah pengendalian manajemen dalam perusahaan asuransi khususnya asuransi
jiwa adalah mereka tidak mengetahui laba dari penjualan polis saat ini sampai
beberapa tahun berikutnya. Mereka membuat premi didasarkan estimasi terbaik
dari aluran masuk dan keluaran dari polis tersebut. Walaupun laba tidak segera
diketahui, manajemen tidak bias menunggu terlalu lama untuk menghasilkan
keputusan pengendalian sehingga diperlukan informasi saat ini.
Aktuaris menghitung suatu premi tentatif, dan premi akhir menunjukkan penilaian
orang pemasaran tentang bagusnya polis tersebut dan premi yang dibebankan oleh
pesaing. Perhitungan aktuaris mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
• Biaya akuisisi
• Biaya pemberian jasa
• Laba
• Kemungkinan kehilangan
• Pendapatan investasi
• Kemungkinan pembayaran
• Pajak penghasilan
• Tingkat laba yang diinginkan
Pengukuran kinerja penjualan lebih difokuskan pada volume penjualan dan tidak
hanya sekedar tingkat laba. Komisi didasarkan atas premi tahun pertama atau awal
tahun, atau atas jumlah polis yang tertulis.
BAB III
KESIMPULAN
Pengendalian manajemen pada organisasi jasa berbeda bila dibandingkan dengan
organisasi manufaktur. Hal ini disebabkan ketiadaan persediaan penyangga pada
organisasi jasa, kesulitan mengukur kualitas, dan pada umumnya perusahaan jasa
cenderung merupakan padat karya. System pengendalian manajemen pada
organisasi jasa umumnya sama dengan system pengendalian manajemen pada
organisasi dagang.

Organisasi jasa keuangan berbeda dalam dua hal dibandingkan perusahaan lainnya.
Pertama, bahan bakunya adalah uang. Kedua, tingkat laba dari banyak transaksi
tidak bisa diukur hingga bertahun-tahun setelah komitmen yang dilakukan. Yang
utama, perusahaan akan mendapat laba jika pendapatan masa depan diperoleh
dari pinjaman saat ini, investasi, dan premin asuransi yang melebihi biaya dana
yang berkaitan dengan pendapatan ini. Masalah pengendalian manajemen lebih
kompleks dalam investasi perbankan, perdagangan sekuritas, dan beberapa
organisasi lainnya karena fakta bahwa laba ataupun rugi bisa dihasilkan dari satu
transaksi tunggal.