Hand Out Sistem Pertanian Terpadu 2016

PERAN PERTANIAN TERPADU DALAM
PEMBANGUNAN PERTANIAN INDONESIA

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

1

PEMBANGUNAN PERTANIAN MASA DEPAN
• Visi Pertanian tahun 2020:
“SEKTOR PERTANIAN SEBAGAI SEKTOR EKONOMI
MODERN, TANGGUH, DAN EFISIEN” yang dicirikan :
1. Memanfaatkan sumber daya pertanian (lahan, air, kelautan,
plasma nutfah, sumber daya genetik, sumber daya energi)
secara optimal dan memperhatikan lingkungan hidup
2. Menerapkan diversifikasi pertanian secara komprehensif baik
dari dimensi vertikal, horizontal, rgional kunci sukses
teknologi spesifik lokasi dan ketersediaan prasarana
3. Menerapkan rekayasa teknologi maju dan spesifikasi lokasi
4. Meningkatkan efisiensi sistem agrobisnis dan agroindustri
agar menghasilkan produk dengan kandungan iptek yang

berdaya saing tinggi serta mampu meningkatkan
kesejahteraan petani secara berimbang
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

2

PERTANIAN MASA DEPAN
 Pertanian yang akan memberikan manfaat kepada petani kecil
 Menghentikan degradasi sumber daya alam, jika mungkin
meningkatkan sumber daya ini
 Pertanian yang berkelanjutan

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

3

PERTANIAN MASA DEPAN
• Semakin sedikitnya tenaga kerja yang

akan berkiprah dalam pertanian sehingga
dituntut lebih efisien dalam penggunaan
tenga kerja
• Tuntutan teknologi yang lebih maju
• Tantangan pertanian ke depan :
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN
LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKELANJUTAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN MANUSIA YANG
BERKELANJUTAN
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

4

PRINSIP PENGELOLAAN PERTANIAN
BERKELANJUTAN
• Multikultur
• Menghargai keanekaragaman
hayati
• Menghargai kearifan lokal

• Memanfaatkan bahan-bahan
lokal
• Tidak tergantung pada
masukan dari luar
• Tidak mengeksploitasi alam
• Sesuai budaya dan pilihan dan
kemampuan petani

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

5

KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DITINJAU DARI
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

6


GAMBARAN PETANI MASA DEPAN
• SDM Petani yang menguasai iptek
• Memiliki jiwa intreprenuer
• Siap menghadapi kompetisi bisnis baik tataran
lokal, nasional, maupun global
Sosok petani berbudaya modern
 Memiliki kemampuan manajemen modern
 Mampu berkarya secara produktif dan efisien
 Mampu bekerja sama
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

7

PERAN PERTANIAN TERPADU DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
INDONESIA
• Mendukung terwujudnya swasembada pangan secara
berkelanjutan:
 Penyedia pangan yang efektif dan efisien secara deduktif

pertanian terpadu meningkatkan efektivitas dan efisiensi
produksi yang berupa peningkatan produksi dan
penurunan biaya produksi
 Penyediaan pangan secara berkelanjutan siklus dan
keseimbangan nutrisi serta energi yang akan membentuk
suatu ekosistem secara keseluruhan akan terjadi dalam
pertanian terpadu, sehingga berkelanjutan produksi akan
tercapai

Meningkatkan penyediaan pangan yang
beraneka ragam (diversifikasi pangan) pangan
karbohidrat yang beragam, sumber protein dan
lemak, sayuran, buah.
Konsumsi pangan rumah tangga yang berasal
dari pertanian terpadu meningkat
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

8


PERAN PERTANIAN TERPADU DALAM PEMBANGUNAN
PERTANIAN INDONESIA
 Peningkatan kesejahteraan petani
- Integrasi unggas, ikan, jamur dengan
budidaya padi dapat meningkatkan
pendapatan petani (Rangasamy dkk., 1996)
- Pertanian terpadu mempunyai kelayakan
ekonomi (Radhaniam dkk., 2003)
- Integrasi ternak-tanaman meningkatkan
pendapatan petani
• Mempunyai dampak terhadap biodiversitas sehingga
akan meningkatkan produktivitas ekosistem.

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

9

SIKLUS ENERGI, AIR, DAN
MINERAL

PRESENTASI-3

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

10

Pertanian Sebagai Sebuah Ekosistem : Aliran
Energi
• Aliran energi adalah jalur sinar matahari menuju
sistem biologis.
• Dalam hubungannya dengan pertanian, energi
yang ditangkap ditingkatkan dengan cara
memaksimalkan luas area permukaan daun yang
tersedia untuk proses fotosintesis dan melalui
daur ulang simpanan energi melalui rantai
makanan.
• Kita menghasilkan uang dalam sebuah lahan
pertanian dengan cara menangkap sinar matahari
yang esensinya adalah kita memelihara tanah dan

memanfaatkan sinar matahari.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

11

Pertanian Sebagai Sebuah Ekosistem : Aliran Energi

7-4 Energy Flow in Ecosystem.mp4

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

12

Pertanian Sebagai Sebuah Ekosistem : Siklus Air
Siklus air yang efektif : tidak ditemukan erosi tanah, aliran air
yang cepat menuju lahan pertanian, dan kemampuan tanah
untuk menyimpan air.
Pengelolaan lahan yang tepat dengan cara menanam

tanaman pangan dan pemberian pupuk organik akan
menciptakan siklus aliran air.
Dampak pengelolaan air yang efektif:
Mencegah hilangnya lapisan permukaan tanah,
Meminimalisir proses penguapan permukaan tanah,
Mencegah bencana kemarau,
Mencegah bencana banjir, dan
Menguatkan perakaran tanaman dan mencegah
perembesan air tanah menuju kolam/waduk/danau
(Savory and Butterfield, 1999).
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

13

Pertanian Sebagai Sebuah Ekosistem : Siklus Air

Source: United States Climate Change Global Research Program, 2001

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.

Kanjuruhan Malang

14

Pertanian sebagai Sebuah Ekosistem: Siklus Mineral






Di alam, mineral dibutuhkan oleh tanaman dan hewan
untuk tumbuh, secara kontinyu didaur ulang dalam
ekosistem.
Sebuah siklus mineral yang efektif adalah kondisi dimana
terjadi perpindahan zat makanan (nutrisi) dari tanah ke
tanaman dan ternak, kemudian kembali ke tanah.
Demikian seterusnya sehingga menjadi siklus yang
berulang.
Cara untuk mempertahankan siklus mineral dalam usaha

pertanian, melalui:
1) Pemberian pakan pada ternak,
2) Pengelolaan limbah peternakan dan limbah pertanian
yang tepat,
3) Upaya pencegahan erosi.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

15

Pertanian sebagai Sebuah Ekosistem: Siklus Mineral

ESSENTIAL MINERAL ELEMENTS PART 01.mp4

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

16

Pertanian sebagai Sebuah Ekosistem: Siklus Mineral

ESSENTIAL MINERAL ELEMENTS PART 01.mp4

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

17

Pertanian sebagai Sebuah Ekosistem : Keanekaragaman
• Usaha pertanian akan dinamis dan sehat jika didalamnya
ditemukan keanekaragaman tanaman dan hewan yang
tinggi (baik di bawah tanah maupun di atas tanah).
• “Semakin Tinggi Keanekaragaman maka Semakin Tinggi
Tingkat Kestabilannya”

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

18

BAHAN ORGANIK












Residu hijauan tanaman pangan
Feses dan urin dari ternak
Limbah dari rumah potong
Feses dan limbah manusia
Biomasa tanaman pengganggu/gulma
Limbah organik dari tanaman buah dan sayuran
Limbah rumah tangga
Limbah dari tebu
Limbah dari prosesing pegrepresan biji-bijian untuk diambil
minyaknya.
Debu dari asap pembakaran
Limbah-limbah tersebut sebaiknya dilakukan proses dekomposisi
atau vermi kompos (bantuan cacing tanah untuk mendegradasi)

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

19

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
TANAMAN






Tanah 45%
Bahan organik 5%
Udara 25%
Air 25%

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

20

Karakteristik Limbah
• Limbah tanaman memiliki rasio C:N yang sangat
tinggi, sehingga perlu peran mikroorganisme 
jika perlu ditambahkan inokulum
mikroorganisme
• Limbah tebu
– Dalam kondisi segar, limbah tebu mengandung
0,36% N dengan rasio C:N=122:1
– Limbah tebu yang sudah mengalami proses
dekomposisi memiliki kandungan N yang lebih
tinggi, yaitu 1,09% dan terjadi penurunan rasio
C:N=20:1
– Produksi limbah tebu = 6-8 matrik ton.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

21

Karakteristik Limbah
• Slurry biogas :

– Memiliki peran yang penting untuk menjaga kesuburan
tanah
– Biogas dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan slurry
dimanfaatkan sebagai pupuk
– Slurry kering mengandung 1,8% N, 1,10% P2O5, dan 1,5% K2O

• Vermi kompos :

– Kascing memiliki kandungan unsur hara yang tinggi
– Kascing mengandung 1,6% N, 0,54% P2O5, dan 0,80% K2O

• Limbah industri :

– Limbah industri yang memiliki kandungan unsur hara cukup
baik adalah mollases dan bagase (ampas tebu)
– Aplikasi : bagase yang telah mengalami proses dekomposisi
10 ton/ha.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

22

Karakteristik Limbah






Limbah dari saluran pembuangan di perkotaan :
– Terdiri dari fase cair dan fase padatan, mengandung 0,5% N, 0,3% P, dan
0,3% K.
– Perlu kehati-hatian dalam penggunaannya karena mengandung senyawa
yang membahayakan bagi tanaman, ternak, maupun manusia (seperti
kandungan logam berat.
Residu tanaman
– Residu tanaman adalah bagian dari tanaman setelah diambil bagian yang
memiliki nilai ekonomis (disebut juga jerami)
– Jerami tanaman sereal memiliki kandungan N=0,5%, P=0,6%, dan 1,5% K
Sekam Padi
– Merupakan hasil sampingan utama dari industri penggilingan padi.
– Rendah kandungan unsur hara : 0,3% N, 0,2% P, dan 0,3% K
– Diaplikasikan pada tanah becek sebagai salin dan alkalin untuk
meningkatkan kondisi fisik tanah.
– Sebagai alas pada pemeliharaan ternak.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

23

IMPLEMENTASI SISTEM PERTANIAN TERPADU

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

24

PERTANIAN ORGANIK
PRESENTASI 5

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

25

MENGAPA?
• Menurunnya kesuburan dan struktur tanah
• Chemical fertilisers and pesticides pollute our air
and water
• Agricultural chemicals, including hormones and
antibiotics leave residues in food that may cause
cancer or genetic damage.
• Food quality have also changed for the worse.
• soil and energy resources are being depleted

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

26

OBJECTIVES OF ORGANIC AND CONVENTIONAL
FARMING

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

27

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

28

Keanekaragaman hayati

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

29

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

30

Sosial Sustainability
(Keberlanjutan Sosial)
• Menyokong Kebutuhan Masyarakat
• Memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa harus memenuhi
dari luar wilayah.
• Mengajarkan komunitas masyarakat tentang produksi
pangan yang berkelanjutan.
• Pemasaran produk pertanian secara langsung melalui pasar
yang dibangun oleh komunitas dan masyarakat itu sendiri.
• Menjadi edu-wisata dan tempat untuk pelatihan (magang).
• Meningkatkan kualitas hidup dalam kehidupan masyarakat
yang terlibat melaui komunikasi yang jelas dan kegembiraan
suluruh pekerja dalam lahan pertanian tersebut.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

31

Sosial Sustainability
(Keberlanjutan Sosial)

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

32

Economy Sustainability
(Keberlanjutan Ekonomi)





Seleksi terhadap usaha yang menguntungkan
Memerlukan perencanaan finansial yang matang
Pemasaran secara langsung
Manajemen resiko

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

33

Penerapan Prinsip Pemeliharaan Kesuburan Tanah
• Tujuannya adalah untuk :
– Menjaga produktivitas tanaman pangan (sebagai penghasil pangan dan
serat)
– Menjaga kualitas tanaman pangan
– Menjaga kualitas lahan penggembalaan
• Menjaga lahan tertutup hijauan sepanjang tahun melalui penerapan tanaman
pastura, cover crops, dan pupuk hijau.
• Mempertahankan level bahan organik tanah (melalui suplai bahan organik yang
berasal dari kompos dan pupuk hijau).
• Pengolahan tanah yang tepat
• Pengolahan irigasi/pengairan untuk mencegah terjadinya erosi.
• Menerapkan rotasi tanaman dan teknik pemupukan yang sesuai.
• Menjaga keseimbangan unsur hara (nutrisi) dan pH tanah untuk menjaga
pertumbuhan tanaman.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

34

Batasan Istilah
• Annual : Tanaman yang melengkapi seluruh siklus hidup
dalam satu tahun atau satu musim (perkecambahan,
pertumbuhan, berbunga, dan berbiji)
• Perennial : Tanaman tumbuh sepanjang musim (tanaman
pohon)
• Upaya menjaga kesuburan tanah : Tanaman Penutup
• Biennial : Tanaman yang membutuhkan dua tahun atau
paling sedikit lebih dari satu musim untuk melengkapi siklus
hidupnya. Pada tahun pertama, tanaman mengalami
pertumbuhan vegetatif, dan pada tahun kedua berbunga.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

35

Menjaga Kesuburan Tanah :
Tanaman Penutup (Cover Crops)
• Bercocok tanam tanaman perennial, annual dan biennial, pemanfaatan pupuk
hijau. Contohnya : vetch (Vicia sativa), rye (P. graminis), oats (P. graminis), fava
beans, semanggi, buckwheat, sudangrass, dan sunnhemp
• Meningkatkan ketersediaan unsur hara
• Temperatur, kadar air, pengelolaan residu, dan kualitas tanaman penutup juga
mempengaruhi pelepasan unsur hara.
• Tanaman penutup meningkatkan properti fisik tanaman melalui siklus karbon dan
nitrogen
• Beberapa tanaman penutup menekan berbagai nematoda parasit dan penyakit
tanaman, contohnya: rye, triticale, dan mustards.
• Tanaman penutup memiliki efek menghambat perkembangan gulma yang luar
biasa, melalui kompetisi pemanfaatan sinar matahari dan menekan
perkembangbiakan tanaman yang tidak dikehendaki, atau melalui allelopathy.
• Mengurangi kejadian erosi dan menarik serangga yang menguntungkan.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

36

Beberapa Contoh Cover Crop
(Vetch, Peas, and Oats)

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

37

Beberapa Contoh Cover Crop
(Vetch, Bell Bean, and Oats)

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

38

Menjaga Kesuburan Tanah :
Penggunaan Kompos
• Penggunaan kompos dalam budidaya tanaman dan padang rumput
penggembalaan sangat bermanfaat untuk membentuk bahan organik
dalam tanah, menambah unsur hara tanah, dan menahan air.
• Unsur hara yang didapatkan dari kompos (bahan utamanya manure)
memiliki keseimbangan unsur N-P-K berdasarkan uji yang sudah
dilakukan.
• Jumlah kompos dan waktu pemberian berbeda pada masing-masing
lahan pertanian.
• Biaya produksi, ketersediaan sumber daya lokal, dan biaya yang
bervariasi juga mengakibatkan perbedaan kualitas produk.

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

39

Menjaga Kesuburan Tanah :
Manure
• Mengintegrasikan ternak herbivora (merumput) dan jenis ternak yang lain
pada lahan pertanian akan menghasilkan produk sampingan yaitu kompos
yang bermanfaat untuk kesuburan tanah.
• Memanfaatkan manure ternak dalam sebuah sistem pertanian sangat
menguntungkan.
• Terdapat berbagai variasi kandungan unsur hara/nutrisi manure ternak.
• Jika menggunakan manure segar, tidak dapat langsung diaplikasikan pada
lahan pertanian.
• Berdasarkan standar penerapan pertanian organik, penggunaan pupuk
organik kurang lebih 120 hari sebelum pemanenan.

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

40

Proses Dekomposisi
(Out and On-Farm Decomposition)

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

41

Menjaga Kesuburan Tanah :
Manure












Penggunaan kompos dalam budidaya tanaman dan padang rumput penggembalaan sangat
bermanfaat untuk membentuk bahan organik dalam tanah, menambah unsur hara tanah,
dan menahan air.
Unsur hara yang didapatkan dari kompos (bahan utamanya manure) memiliki
keseimbangan unsur N-P-K berdasarkan uji yang sudah dilakukan.
Jumlah kompos dan waktu pemberian berbeda pada masing-masing lahan pertanian.
Biaya produksi, ketersediaan sumber daya lokal, dan biaya yang bervariasi juga
mengakibatkan perbedaan kualitas produk.
Mengintegrasikan ternak herbivora (merumput) dan jenis ternak yang lain pada lahan
pertanian akan menghasilkan produk sampingan yaitu kompos yang bermanfaat untuk
kesuburan tanah.
Memanfaatkan manure ternak dalam sebuah sistem pertanian sangat menguntungkan.
Terdapat berbagai variasi kandungan unsur hara/nutrisi manure ternak.
Jika menggunakan manure segar, tidak dapat langsung diaplikasikan pada lahan pertanian.
Berdasarkan standar penerapan pertanian organik, penggunaan pupuk organik kurang lebih
120 hari sebelum pemanenan.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

42

Kesuburan Tanah: Pengolahan Lahan
• Persiapan lahan untuk persiapan benih penanaman benih
• Menyediakan jarak antar komoditi tanaman yang sesuai
• Memberikan peningkatan produksi yang optimal antara komoditi
tanaman
• Meningkatkan aerasi tanah, memecah bongkahan tanah untuk media
yang baik bagi perkembangan biji dan akar tanaman.
• Meningkatkan aliran air yang masuk dalam sistem
• Meningkatkan laju aktivitas mikroba dan mineralisasi
• Pengolahan lahan yang terlalu berlebihan justru akan merusak
lapisannya.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

43

Pengolahan Tanah (Dengan dan Tanpa)
• Mempercepat laju dan mempertahankan kandungan unsur hara
tanaman
• Meningkatkan kekompakan lapisan tanah.
• Membutuhkan energi tinggi dan biaya tenaga kerja
• Pengolahan tanah yang berlebihan akan mengakibatkan hilangnya
bahan organik yang mengakibatkan tanah menjadi tandus dan menjadi
tidak subur.
• Limbah tanaman dapat memproteksi tanah dari angin dan erosi tanah
• Memungkinkan retensi air pada sistem irigasi yang dibangun.
• Sistem tersebut, lebih mempertahankan kandungan bahan organik pada
tanah pada level tertentu jika dibandingkan dengan program
pengolahan tanah pada lingkungan yang sama
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

44

Pengolahan Tanah (Dengan dan Tanpa)
• Residu tanaman akan menurunkan temperatur tanah,
yang akan menghambat; perkembangan biji,
pertumbuhan tanaman, dan pada akhirnya menjadi
tidak menguntungkan.
• Kontrol gulma sulit dikendalikan tanpa keberadaan
herbisida.
• Memerlukan peralatan khusus
• Meningkatnya kehilangan unsur hara dan herbisida
dapat dihambat melalui teknik ini yang sudah
diterapkan selama bertahun-tahun.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

45

Beberapa Peralatan Pertanian
(Spader,

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

46

Pengolahan Tanah Dengan Row Marker, Rototiller untuk
Mempersiapkan Bantalan Benih

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

47

No-till Roller, Deep Tillage Chisel Plow

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

48

PENGOLAHAN LAHAN-2 (CONTINUED)

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

49

Kesuburan Tanah: Pengolahan Lahan
• Persiapan lahan untuk persiapan benih penanaman benih
• Menyediakan jarak antar komoditi tanaman yang sesuai
• Memberikan peningkatan produksi yang optimal antara komoditi
tanaman
• Meningkatkan aerasi tanah, memecah bongkahan tanah untuk media
yang baik bagi perkembangan biji dan akar tanaman.
• Meningkatkan aliran air yang masuk dalam sistem
• Meningkatkan laju aktivitas mikroba dan mineralisasi
• Pengolahan lahan yang terlalu berlebihan justru akan merusak
lapisannya.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

50

Pengolahan Tanah (Dengan dan Tanpa)
• Mempercepat laju dan mempertahankan kandungan unsur hara
tanaman
• Meningkatkan kekompakan lapisan tanah.
• Membutuhkan energi tinggi dan biaya tenaga kerja
• Pengolahan tanah yang berlebihan akan mengakibatkan hilangnya
bahan organik yang mengakibatkan tanah menjadi tandus dan menjadi
tidak subur.
• Limbah tanaman dapat memproteksi tanah dari angin dan erosi tanah
• Memungkinkan retensi air pada sistem irigasi yang dibangun.
• Sistem tersebut, lebih mempertahankan kandungan bahan organik pada
tanah pada level tertentu jika dibandingkan dengan program
pengolahan tanah pada lingkungan yang sama
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

51

Pengolahan Tanah (Dengan dan Tanpa)
• Residu tanaman akan menurunkan temperatur tanah,
yang akan menghambat; perkembangan biji,
pertumbuhan tanaman, dan pada akhirnya menjadi
tidak menguntungkan.
• Kontrol gulma sulit dikendalikan tanpa keberadaan
herbisida.
• Memerlukan peralatan khusus
• Meningkatnya kehilangan unsur hara dan herbisida
dapat dihambat melalui teknik ini yang sudah
diterapkan selama bertahun-tahun.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

52

Beberapa Peralatan Pertanian
(Spader)

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

53

Pengolahan Tanah Dengan Row Marker, Rototiller untuk
Mempersiapkan Bantalan Benih

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

54

No-till Roller, Deep Tillage Chisel Plow

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

55

Membajak

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

56

Kesuburan Tanah : Penerapan Pengolahan Tanah Secara
Organik dan Pupuk Tambahan
• Organic amendments and fertilizers are useful as long as
they are in balance with the rest of the system.
• Use soil test to find deficiencies.
• Balance nutrient inputs with nutrient outputs each year.
• Inputs>outputs=accumulation.
• Results in risk of an excess nutrients creating nonpoint
source pollution and enhancing disease and pest incidence.
• Inputs8.5) can be reduced with addition of gypsum.
– Application of fresh dung may also reduce high pH in the water.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

84

Aquaculture





Soil of the pond should be tested for N and P content.
If the nutrient content is less, nitrogenous fertilizers like ammonium sulphate and urea and phosphate
fertilizers like super phosphate can be added.
Organic manures such as poultry droppings may also be applied to promote the growth of phyto and
zooplanktons.
Species of fish:
1. Among the major carps, Catla (Catla catla) is the fast growing fish. It consumes a lot of vegetation and
decomposing higher plants. It is mainly a surface and column feeder.
2. Rohu (Labeo rohita) is a column feeder and feeds on growing plants, decomposing vegetation, large
colonial algae, zooplanktons and detritus to a small extent.
3. Calbasu (Labio calbasu) is a common feeder on detritus.
4. Mrigal (Cirrhimus mrigale) is a bottom feeder, taking detritus to a large content, diatoms, filamentous
and other algae and higher plants.
5. Common carp (Cyprinus cario) is a bottom feeder and omnivorous.
6. Silver carp (Hypophthalmichlthys molitrix) is mainly a surface and phytoplankton-feeder and also
feeds on microplants.
7. Grass carp (Cyernus carpia) is a specialized feeder on aquatic plants, cut grass and vegetable matter.
It is also a fast growing exotic fish.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

85

Cyprinus cario

Cirrhimus mrigale

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

86

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

87

PENDAHULUAN
• Penerapan pertanian organik sudah dimulai sejak
tahun 1980’an.
• Terhitung hanya 0,2% dari seluruh aktivitas
pertanian di Indonesia yang menerapkan sistem
pertanian organik (IFOAM, 2011).
• Komoditi utama dari pertanian organik yang
dihasilkan :
– 60% kopi untuk import
– 40% sayuran dan beras untuk konsumsi

• Produsen utama beras organik berlokasi di Jawa
Tengah dan didukung oleh PBB dan pemerintah
daerah
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

88

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT SISTEM
PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA
• Keterbatasan ketersediaan material organik seperti
pupuk organik

– Menanam leguminosa → kurang efisien
– Penggunaan pupuk hijau → kurang efisien
• Kontrol terhadap hama dan penyakit tanaman
menjadi tantangan yang cukup besar dikarenakan
cuaca yang mudah berubah dan biopestisida tidak
begitu efektif untuk menghambat serangan hama
dan penyakit
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

89

NEGARA MAJU Vs NEGARA BERKEMBANG
• Di Eropa, sistem pertanian campuran (Mixed Farming)
diterapkan untuk menurunkan kelebihan nitrogen dari
usaha peternakan dengan jalan mendaur ulang
manure menjadi pupuk organik untuk budidaya
tanaman.
• Di Indonesia, penerapan SPT diterapkan untuk
menjawab masalah terkait keterbatasan ketersediaan
pupuk organik → menggunakan limbah peternakan
menjadi pupuk → menurunkan biaya pembelian pupuk
(Lantinga, Ooman, Schiere, 2004)
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

90

Duck, fish, and azolla fully integration into an organic
rice system in Malang, Indonesia

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

91

Interaction and cycles of elements in the
integrated rice system

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

92

Azzola pinata

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

93

ITIK LOKAL DAN IKAN NILA

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

94

PERLAKUAN PENELITIAN

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

95

WEEDING AND SPRAYING BIO-PESTICIDES

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

96

INTEGRATED FISH FARMING

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

97

INTEGRATED FISH FARMING

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

98

INTEGRATED FARMING SYSTEM

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

99

SISTEM TANAMAN PANGAN-PAKAN
PADA PETERNAKAN SKALA KECIL

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

100

PENDAHULUAN
• Ketersediaan hijauan sepanjang musim merupakan faktor yang
penting untuk petani/peternak skala kecil.
• Beberapa leguminosa yang mampu beradaptasi dan dikembangkan
di daerah tropis, adalah :
– Cowpea (V. unguiculata)
– Stylosanthes ssp.
– Leucaena leucocephala
• Tanaman tersebut mensuplai pangan bagi manusia dan limbah
pertanian bagi ternak.
• Tanaman singkong (Manihot esculenta, Crantz) yang diintegrasikan
dengan tanaman leguminosa memberikan kualitas limbah hijauan
kering dari tanaman singkong yang berkualitas baik (25% PK)
sepanjang musim.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

101

INTERAKSI
• Keberhasilan intercropping antara singkong dengan
tanaman leguminosa disebabkan oleh beberapa faktor :
– Leguminosa meningkatkan kesuburan tanah
– Menurunkan tingkat erosi
– Secara langsung akan meningkatkan produksi
tanaman pangan dan ternak.
• Hasil evaluasi menunjukkan bahwa integrasi tanaman
pangan dan ternak memberikan meningkatan
produktivitas ternak (sapi perah, sapi pedaging, kerbau)
• Kandungan saponin dan tanin pada tanaman
leguminosa berpotensi untuk menurunkan produksi
methane (CH4) pada rumen.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

102

Cassava hay
• Digunakan sebagai suplemen protein untuk ternak ruminansia (sapi
perah, sapi pedaging, dan kerbau)
• Tanaman singkong terdiri atas hijauan dan umbi akar yang dipanen
setelah berumur 2-4 bulan.
• Batang dan daun dipotong 3-5 cm dan dikeringkan di bawah sinar
matahari (kandungan BK=85%, PK=25%, dan condensed
tannin=4% dalam BK
• Pemberian pakan cassava hay 1-2 kg/ekor/hari untuk ternak sapi
dan kerbau akan menurunkan jumlah telur parasit, menurunkan
kebutuhan konsentrat, meningkatkan produksi susu 1-2 kg/ekor/hari
dan lemak susu dari 4 menjadi 4,6%.
• Pemberian cassava hay dalam pakan (0,561,70 kg/ekor/hari)
menurunkan level konsentrat dari 1,6 menjadi 1 kg/ekor/hari tanpa
memberi pengaruh terhadap produksi susu.
• Tanin yang terkondensasi juga menurunkan nematoda pada saluran
pencernaan.
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

103

Cassava diintegrasikan dengan Phaseolus calcaratus
• Limbah hijauan Phaseolus
calcaratus memiliki
kandungan protein yang tinggi
(17-20,4%) dengan produksi
1,9 ton BK/ha.

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

104

Integrasi Cassava dengan Leguminosa
Stylosanthes guyanensis

Vigna unguiculata

Ruzi grass
Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

105

Sumber :
https://www.google.co.id/search?q=Integrated+farming+system&biw=1366&bih=667&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=n61qVOfxCM7
9ugTb4oGIAQ&ved=0CCIQsAQ#tbm=isch&q=Integrated+farming+system+practiced+in+Southeast+Asia.ppt&spell=1&facrc=_&imgdii=_&imgrc=
jF4uEV0mB6b5zM%253A%3Bfolhlyqil4KjPM%3Bhttp%253A%252F%252Fimage.slidesharecdn.com%252F1030panyasirikhamko-111027194034phpapp02%252F95%252Fregional-ca-project-proposal-in-degraded-annual-cropping-systems-areas-in-south-east-asia-panyasiri-khamko-21728.jpg%253Fcb%253D1319762497%3Bhttp%253A%252F%252Fwww.slideshare.net%252Fjohick68%252Fregional-ca-project-proposal-indegraded-annual-cropping-systems-areas-in-south-east-asia-panyasiri-khamko%3B728%3B546

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

106

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

107

PILOT PROJECT PADI-ITIK

Dyah Lestari Yulianti-PS.Peternakan Univ.
Kanjuruhan Malang

108