Analisa Usah Budidaya Pembesaran Ikan Ni

Analisa Usah Budidaya Pembesaran Ikan Nila Merah
Super
o SUKA ARTIKEL INI?
o Retweet Link Ini
o Bagikan di Facebook
Ikan nila merupakan jenis Ikan air tawar yang banyak disukai masyarakat, bahkan dari
kalangan pemulung sampai Presiden suka dengan segala jenis olahan dari ikan nila. Oleh
karena itu, saai ini ikan nila begitu populer sehingga banyak dibudidayakan oleh masyarakat.
Disamping Hoby dan bisnis, ikan nila ini banyak disukai karena rasanya yang enak dan
memiliki gizi yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan, bahkan banyak
meningkatkan kecerdasan.

Cara budidaya ikan Nila merah super tidaklah sulit & keuntunganyapun menjanjikan sangat
besar kebanyakan orang mengalami kegagal di karenakan:
1. Tidak di perhatikan setingan kolam

2. Pemula/pemain baru yang terburu buru akan hasil yang besar tanpa
mempertimbangkan resiko
3. Kurang matangnya informasi bagai mana cara budidaya
Kunci sukses budidaya ikan nila adalah SETINGAN KOLAM buat senyaman mungkin air
kolam untuk beradaptasi, caranya:



Persiapan lahan



Pemupukan lahan



Persiapan awal tebar benih ikan Nila merah super



Penebaran benih

Cara Perawatan Lahan Budidaya Ikan Nila


Keringkan kolam sebelum kolam di isi air




Taburkan garam grasak untuk membasmi jamur saat penjemuran kolam



Gemburkan tanah sebelum di isi air bila kolam tanah

Cara Pemupukan Lahan


Jemurlah pupuk kandang yang sudah di fermentasi mengunakan cairan gula dan ragi
tape



Setelah pupuk di jemur 2 hari masukan ke dalam karung




Setelah pupuk di masukan karung lubangi karung mengunakan paku



Setelah di lubangi barulah masukan kolam di beri pemberat batu



Isi air sampai ketinggian 50cm dan berikan pupuk UREA satu sendok makan kedalam
kolam



Diamkan air selama 4 hari sebelum di tebar benih

Cara Persiapan Penebaran Benih ikan Nila


Siapkan ember untuk perendaman benih ikan sebelum di tebar




Isi air ke dalam ember secukupnya ( usahakn air dari kolam yang akan di tebari benih
Guramih )



Rendamlah benih ikan Nila merah selama 15 menit untuk adaptasi dengan air kolam
yang baru

Cara Penebaran Benih Ikan Nila


Masukan benih yang sudah di adaptasikan ke dalam kolam



Masukan pelan pelan


Untuk menampung benih ikan untuk di jual kembali sebaiknya lakukan sepertu di atas
kuncinya pada diri kita niat ketelitian semangat untuk maju semoga bermanfaat amin

Data Usaha Budidaya Ikan Nila Merah Super
Kolam ukuran 7 x 10 meter dengan kedalaman air 120 cm dengan air mengalir
1. Ukuran bibit 3cm sebesar kuku jari tengah sebanyak 6.000 ekor
2. Pakan apung merek pf.1000 isi 10kg/sak. harga persak 130 ribu/sak membutuhkan 3
sak
3. Pakan apung merek 781-2 isi 30kg/sak.harga 200 ribu/sak membutuhkan 2 sak
4. Pakan tambahan alami bisa di berikan limbah rumah tangga, daun pisang,daun
singkong, kangkung dan sayur busuk dari pasar

Modal:
No
Data Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Super
1

Bibit ikan 3 cm

Rp. 300.000

Rp.

2

50

50 x 6.000

Pakan apung pf.1000 – 3 sak

Rp. 390.000
Rp.130.000

3

Pakan apung 781-2

3 sak x 130.000
2 sak x 200.000


Rp. 400.000

Rp. 200.000
4

Obat

Rp.

25.000

Rp. 25.000
x

Jumlah modal

Total modal keseluruhan Rp.1.315.000 meliputi sebagai berikut :


Benih Nila merah Rp.300.000




Pakan pf.1000 Rp.390.000

Rp. 1.315.000



Pakan 781-2 Rp.600.000



Obat Rp.25.000

Keuntungan


Harga konsumsi ikan Nila merah Rp.14.000




Prakiraan hasil penghitungan umum selama 7 bulan,panen 1kg isi 3 ekor .jadi 6.000
ekor ikan Nila merah super di bagi 3 ekor = 2.000 kg dikalikan harga konsumsi
Rp.14.000/kg =Rp.28.000.000



Pendapatan jual = Rp.28.000.000 di kurangi modal Rp.1.315.000



Keuntungan = Rp.26.685.000

Ikan Nila merah super ini paling mudah untuk di budidayakan serta bisa hidup di segala
cuaca dan lingkungan lahan gambut dan payau, pemberian pakanpun tidak mengeluarkan
modal banyak ,dan harga jualnya pun rumayan mengiyurkan, ikan Nila merah super ini
memang lebih cepat panenya di bandigkan nila yang lain, tapi inilah peluang usaha investasi
yang nyata dan telah terbukti hasilnya.sistem pemasaranya juga sangat mudah.


Mudah mudahan informasi ini bermanfaat untuk kita semua amin
Apakah di tempat anda harga konsumsi ikan nila
Jauh lebih menguntungkan Dari Analisa usaha di atas ini?

CARA BUDI DAYA IKAN NILA DAN KEUNTUNGAN YANG
DIDAPAT
Dunia Pengetahuan, sekarang ini banyak sekali peluang bisnis yang mungkin tidak kita
sadari. peluang bisnis yang mungkin bisa membawa kita kedalam dunia bisnis besar.
peluang bisnis itu iyalah berbudidaya ikan nila. dalam berbudidaya ikan nila tidak begitu sulit
seperti apa yang selalu kita pikirkan. dalam berbudidaya ikan nila kita tidak harus
menggunakan lahan yang luas untuk membuwat kolam yang besar cukup menggunakan
kolam yang terbuat dari terpal kita sudah dapat berbudidaya ikan nila.
tidak hanya itu waktu yang kita perlukan pun sangat sedikit hanya memerlukan waktu ketika
kita santai. penghasilan yang didapatkan pun begitu menggiurkan tak tanggung-tanggung
kisaran 68 jutaan/panen. bagi yang minat budidaya ikan nila, kali ini dunia pengetahuan
memberikan sedikit pengetahuan tentang car budidaya ikan nila. untuk lebih jelasnya
langsung saja ya sobat.

Cara Budidaya Ikan Nila - Ikan nila merupakan jenis ikan untuk konsumsi dan
hidup di air tawar. Ikan ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta

sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling
sering dikonsumsi sehari-hari oleh Masyarakat. Dengan teknik budidaya yang
sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, sehingga budidaya ikan
nila sangat layak dilakukan, baik skala rumah tangga maupin skala besar atau
perusahaan.

Jenis

Jenis

Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:


Kelas : Osteichthyes



Sub-kelas : Acanthoptherigii

Ikan

Nila



Crdo : Percomorphi



Sub-ordo : Percoidea



Famili : Cichlidae



Genus : Oreochromis



Spesies : Oreochromis niloticus

Terdapat beberapa jenis nila yang dikenal di masyarakat, antara lain: nila biasa, nila merah
(nirah), nila albino, nila gesit, dan nila gift

Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan Nila


Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.



Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.



Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).



Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang
disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya
bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat
berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung
Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan.
Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan
alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka
kecerahan yang baik antara 20-35 cm.



Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan
bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.



Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan
keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.



Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30o C.



Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

Cara

Budidaya

Ikan

Nila
Cara budidaya ikan nila terdiri dari beberapa tahapan yang sangat penting untuk
diketahui, yaitu mulai dari persiapan kolam, penerbaran benih ikan, pencegahan
penyakit, dan masa pemanenan. Untuk mengetahi secara detail tentang
langkah-langkah tersebut diatas, maka berikut akan diberikan penjelasannya
secara spesifik kepada Anda.

1.
Persiapan
Kolam
Kolam adalah salah satu hal yang paling penting untuk membudidayakan ikan nila. Kolam
sebagai tempat pembiakan ikan nila perlu dipersiapakan secara maksimal, dengan tahapantahapan sebagai berikut:


Pengeringan kolam;



Perbaikan pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran;



Pengapuran dengan ukuran 25-1000 gram/m2;



Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan TSP
gram/ m2.;



Pengisian air kolam;



Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida;



Untuk mencegah h.ewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu
masuk air;



Masukkan air sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukkan
dan pengeluarannya, biarkan air tergenang;



Penebaran Ikan Nila dilakukan setelah 5 - 7 hari pengisian air kolam.

2.
Penerban
Benih
Ikan
Nila
Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik, maka pada hari yang

kelima samapai hari ketujuh setelah masa pengisian air kolam dilakukan akan dilakukan
penebaran benih ikan nila. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan
yang disebarkan hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30
gram/ekor dengan pada tebar sekitar 5-10 ekor/m2. Pemeliharaan ikan nila dilakukan
selama 6 bulan atau hingga ukuran berat ikan nila sudah mencapai 400-600 gram/ekor.
Untuk mengetahui cara membuat bibit ikan nila unggulan silahkan lihat DISINI.
3.
Pemberian
Makanan
Dalam pemberian makanan ikan nila diberikan setiap hari dengan komposisi makanan alami
dan juga makanan tambahan. Makanan ikan nila ini bisa terdiri dari dedak, ampas kelapa,
pelet
dan
juga
sisa-sisa
makanan
dapur.
Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini:
1.
Protein
20-30%;
2.
Lemak
70%
(maksimal.);
3.
Karbohidrat
63
73%.
4.
Pakanyaberupa
hijau-hijauan
diantaranya
adalah
:
Kaliandra
Kalikina
atau
kecubung;
Kipat
Kihujan
4.
Penyakit
Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit serius yang disebabkan oleh lingkan
dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti populasi yang terlalu padat, kekurangan
makanan, penanganan yang kuran baik dan sebagainya. Penanggulangan yang paling
efektif dilakukan adalah dengan memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan
tersebut.
Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah kolam ikan nila, maka semua upaya
yang dilakukan akan terlambat dan sia-sia. Penyembuhan dengan memberikan antibiotic
atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang cukup mahal.
Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang paling umum dilakukan adalah
melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan pengobatan,
yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari
permulaan.
4. Pemanenan Ikan Nila
Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan.
Ikan nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat yang bevariasi, yaitu antara
400-600
gram/ekor.
Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka pemanenan bisa
juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar).
Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara

bertahap.
Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga dilakukan dengan cara
mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan,
maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka
hanya sebagian air yang dibuang.
dalam budi daya ikan nila tidak hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kolam yang
terbuat dari semen taupun langsung menggunakan tanah melainkan juga dapat
menggunakan kolam yang terbuat dari terpal.

menggunakan

Berikut ini cara membuat kolam untuk budidaya ikan nila
terpal

Bahan:


Terpal (ukuran sesuai dengan keinginan anda)



Sekam



Batako / Bata Merah

Cara pembuatan kolam terpal







Cari posisi tanah yang langsung terkena sinar matahari dan cukup luas untuk pembuatan
kolam.
Gali tanah sesuai dengan luas kolam yang anda inginkan dengan kedalaman ± 50 cm.
Tanah hasil galian tadi digunakan untuk tanggul di sisi kolam dan dipadatkan supaya
tanggul tersebut kuat lalu permukaan tanggul diberi batako / bata merah supaya
permukaannya rata.
Setelah penggalian selesai, selanjutnya dasar kolam diberi sekam secar merata.




Terpal siap dipasang dan diisi air.
Diatas terpal diberi batako / bata merah lagi supaya aman dan rapi. Hal ini dimaksudkan
juga supaya terpal tidak gampang berubah posisi, terutama saat angin berhembus lumayan
kencang.

Budidaya ikan nila memerlukan kualitas air yang bagus

Setelah kolam terpal jadi, hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan nila adalah air. Sumber air
yang akan kita gunakan haruslah air yang bersih, dapat berupa air sumur, air PAM, air hujan yang
ditampung, dan lain-lain yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal mendapat pasokan
dari sungai, saluran irigasi, waduk, atau danau.

Analisa
Pembesaran Ikan Nila

KeuntunganUsaha

Pembesaran nila mulai dari benih berumur dua bulan (ukuran jempol) sampai nila berukuran
4-5 kg/ekor selama 4 bulan. perhitungan yang digunakan dalam usaha pembesaran nila
sebagai berikut:
-

Luas kolam 1000 m persegi merupakan lahan sewa

-

Benih yang akan dibesarkan sebanyak 60.000 ekor

-

Jumlah tenaga kerja dua orang. Rp 750.000/bln/org

-

Pembesaran ini selama empat bulan berukuran 200-300 g/ekor.

-

Total produksi nila konsumsi yang dipanen kurang lebih 10 ton.

Modal sarana pembesaran
Kola
m
1000
meter
perse
gi
sela
ma
empa

Rp.
1.200.
000

t
bulan
Benih
nila
60.00
0
ekor

Rp.
9.000.
000

- Alat
perik
anan

Rp.
500.00
0

Total

Rp.
10.700
.000

Biaya operational
Pak
an
buat
an
sen
diri

Rp.
42.000
.000

Rp.
Ten 6.000.
aga 000
kerj
a
dua
oran
g
Oba
tobat
an
dan
kep
erlu
an
lain

Rp.10.
000.00
0

Tota Rp.
l 58.000
.000

Total Pengeluaran=Modal Sarana Pembesaran + Biaya Operational
= Rp. 10.700.000 + Rp. 58.000.000
= Rp. 68.700.000

CARA CEPAT MEMBUDIDAYAKAN IKAN NILA

Budidaya Ikan Nila adalah ikan yang pertumbuhan dan perkembangan
biakannya paling cepat dibandingkan ikan lain. Ikan nilan dapat tumbuh sampai
1 kg per ekornya dengan rasa dagingnya yang enak. Ikan nila merupakan ikan
favorit bagi para peternak ikan karena nilai jualnya yang relatif tinggi dan
sekaligus masa pertumbuhannya yang pesat menyebabkan waktu panen yang
lebih pendek. Ikan nila juga mudah sekali pembudidayaannya, bahkan ikan ini
dapat dibudidayakan dengan berbagai macam cara menggunakan kolam, jarring
apung , atau karamba, di sawah, bahkan di kolam yang berair payau ikan ini
mampu tumbuh dan berkembang.

CARA
NILA

CEPAT

Perkembangbiakan

MEMBUDIDAYAKAN

IKAN

Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan
mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2
tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya mencapai
800g dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali ia memijah.
Dan dapat berlangsung selama 6 – 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan
nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga
dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan Nila jantan menjadi agresif saat
musim ini

Kebiasaan makan ikan Nila
Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat
berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila
saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia
sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai
makanan lain yaitu daun talas.

Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah : pertumbuhan
dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya.
Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air
akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak
langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepar
tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam
dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam
yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya
menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat
pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila juga akan lebih pesat
pertumbuhannya.
Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina.
Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat dibandingkan dengan yang
betina. Terlebih jika dipelihara dalam kolam yang dibedakan. Atau monosex

Pembenihan Ikan Nila

Lahan atau kolam untuk pembenihan ikan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu
kolam pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan
pematang yang kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian pematang aman
( minimal 30 cm dari permukaan air ), sumber pemasukan air yang terjamin
kelancarannya, dan luas kolam masing – masing 200 m2. Di samping itu perlu di
perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung
hantu, kucing dan lain-lain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan
perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar
matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.
Induk ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300 g/ekor. perbandingan betina dan
jantan untuk pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor /m2. Pemberian
pakan berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan

tiga kali dalam sehari. Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi
yang melakukan seleksi dan pemuliaan calon induk diantaranya Balai Penelitian
Perikanan Air Tawar Sukamandi, sehingga kualitas kemurnian dan keunggulannya
terjamin.
Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina
menghasilkan larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g
sebanyak 250-300 ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900
ekor larva sesuai dengan pertambahan bobot induk betina ( 900 g ). Setelah
selesai masa pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ), induk-induk betina
diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan
selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %.
Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk
betina mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada
dalam pengasuhan induknya. Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara
diserok memakai serokan yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya
ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3. Pengumpulan larva dilakukan
beberapa kali dari pagi sampai sore, dan duusahakan larva yang terkumpul satu
hari ditampung minimal dalam satu happa.

Jantanisasi Benih ikan nila
Untuk mendapatkan benih ikan nila tunggal kelamin jantan ( monoseks ) maka
dilakukan proses jantanisasi. Untuk keperluan ini diperlukan minimal 24 buah
happa ukuran masing-masing 2 x 2 x 2 m3 yang ditempatkan dalam kolam
dengan luas kurang lebih 400 m2 dan kedalam air minimal 1,5 m. Kedalam
setiap hapa dapat diisi larva ikan sebanyak 20.000-30.000 ekor . Larva diberi
pakan berbentuk tepung yang telah dicampur dengan hormon 17 Alpha Methyl
Testosteron sampai masa masa pemeliharaan selama 17 hari.
Larva hasil proses jantanisasi selanjutnya dipelihara dalam kolam pendederan
berukuran 200 m2. Kolam sebelumnya harus dikeringkan, lumpurnya dikeduk,
diberi kapur sebanyak 50 g/m2, dan diberi pupuk kotoran ayam sebanyak 250
g/m2. Setelah pengapuran dan pemupukan, kolam diisi secara perlahan-lahan
sampai ketinggian air sekitar 70 cm, digenangi selama 3 hari, diberi pupuk urea
dan TSP masing -masing sebanyak 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2. Setelah kolam
pendederan terisi air selam 7 hari, benih ikan hasil proses jantanisasi
dimasukkan dengan kepadatan 250 ekor/m2. Pemberian pakan tambahan dapat
dilakukan dengan pakan berbentuk tepung yang khusus untuk benih ikan.
Pemupukan ulang dengan urea dan dan TSP dilakukan seminggu sekali dengan
takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 kolam dan diberikan selama
pemeliharaan ikan.
Setelah masa pemeliharaan 21 hari, ikan denga bobot rata-rata 1,25 g ( ukuran
panjang 3-5 cm ) bisa dipanen. Untuk panen benih ikan nila sebaiknya digunakan
jaring eret pada pengankapan awal. Bila jumlah ikan dalam kolam diperkirakan

tinggal sedikit baru dilakukan pengeringan airnya.
Cara Budidaya Ikan Nila
Ikan mempunyai daya tahan yang baik selama diangkut apabila perutnya dalam
keadaan kosong dan suhu air media relatif dingin. Karena itu apabila akan panen
dan diangkut sebaiknya ikan tidak diberi makan minimal 1 hari. Pengangkutan
menggunakan kantong plastik, dimana seper empat bagian berisi air dan tiga
per empat bagian berisi oksigen murni yang diberi es balok ukuran 20 x 20 x 20
cm3 ( es balok berada dalam media air bersama benih ikan ). Kantong plastik
dengan volume 20 L bisa diisi ikan ukuran 5 cm maksimal 1.500 ekor/kantong,
dengan lama masa toleransi dalam kantong sekitar 10 jam.

Pembesaran ikan nila di Tambak
Usaha pembesaran ikan nila di tambak dengan sistem monokultur, mempunyai
sasaran produksi untuk pasar domestik maupun ekspor.
Untuk pembesaran nila di tambak, yang pertama dilakukan adalah tambak
diperbaiki pematangnya, saluran air dan pintu-pintu airnya. Lumpur dasar
tambak diangkat, selanjutnya tambak dikeringkan, sehingga semua hama ikan
yang suka mengganggu bisa musnah. Pengapuran dilakukan dengan takaran 50
g/m2 dan pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 250 g/m2. Kemudian
tambak diisi air sampai ketinggian 70 cm, setelah tiga hari dilakukan pemupukan
dengan urea dan TSP dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.
Pada awal pengisian air diusahakan kadar garamnya sekitar 5 ppt dan
selanjutnya bisa dinaikan selam masa pemeliharaan sampai 15 ppt.
Benih yang ditebar sebaiknya berukuran + 1,25 g ( panjang 3-5 cm ) dengan
ukuran yang seragam dan sehat ditandai dengan warna cerah, gerakan yang
gesit dan responsif terhadap pakan. Untuk target panen ukuran rata-rata 15
g/ekor (+ 1 bulan ), padat penebaran sebanyak 20 ekor/m2. Sedangkan untuk
terget panen ukuran 500 g/ekor (+ 6 bulan pemeliharaan), padat penebaran
sebanyak 4 ekor/m2.
Selama masa pemeliharaan ini ikan diberi pakan tambahan berbentuk pelet
sebanyak 3%-5% per hari dari biomassa, dan diberikan dengan frekuensi tiga kali
sehari, pakan tersebut harus berkualitas dengan komposisi protein minimal 25%
( Lampiran 2 ).
Pada awal pemeliharaan, ketinggian air dipertahankan minimal 70 cm, dan bila
masa pemeliharaan telah telah mencapai dua bulan ketinggian air dinaikan,
sehingga menjelang pemeliharaan empat bulan ketinggian diusahakan mencapai
1,5 m.
Pemupukan ulang dengan pupuk kandang dilakukan dua bulan sekali dengan
takaran 250 g/m2, sedangkan pemupukan ulang urea dan TSP dilakukan setiap
minggu dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 selama masa
pemeliharaan.

Dengan target produksi ukuran 500 g atau lebih per ekor terutama diperlukan
untuk produksi fillet, maka masa pemeliharaan adalah sekitar enam bulan.
Pemanenan dilakukan dengan cara disusur dari ujung menggunakan jaring seser.
Bila dirasakan populasi ikan dalam tambak sudah tinggal sedikit, baru air tambak
dikeringkan. Diusahakan ikan hasil tangkapan harus dalam keadaan segar dan
prima. Selainitu, untuk pasar ekspor komoditas nila ini diperlukan penanganan
yang lebih hati-hati terutama sekali dari aspek higienis dan penampilan produk.
Untuk keperluan konsumsi lokal umumnya ikan dengan ukuran rata-rata 200
g/m2 sudah dapat dipasarkan dalam keadaan segar. Dalam proses penyimpanan,
pengankutan dan pemasaran dapat menggunakan es sebagai media untuk
mempertahankan kesegaran ikan.

Panduan lengkap budidaya ikan nila
alamtani.com

Budidaya ikan nila tidaklah sulit. Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair. Kedua
ikan ini mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang biak dan mempunyai kemampuan
adaptasi yang baik.
Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar seperti sungai, danau, waduk
dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25-30oC dengan pH air 7-8.
Ikan nila termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton,
plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Pakan buatan untuk budidaya ikan
nila sebaiknya berkadar protein sekitar 25%. Biaya pakan untuk budidaya ikan nila relatif
lebih murah. Tidak seperti budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan
dengan kadar protein tinggi, sekitar 30-45%.
Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan,
yakni pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit.

Memilih benih ikan nila
Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya
ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan.
Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.
Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif dibanding campuran.
Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melakukan perkawinan). Sehingga bila

budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan
pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.
Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit mendapatkannya, bibit
ikan nila monosex bisa dibuat sendiri. Caranya bisa dilihat dalam artikel budidaya
pembenihan ikan nila.

Persiapan kolam budidaya
Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam
semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam
tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup mudah dan
biaya konstruksinya murah. Silahkan lihat cara membuat kolam tanah.
Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan
hewan yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya
pembelian pakan buatan atau pelet.
Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah persiapan
pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan
hingga pengairan. Berikut langkah-langkahnya:


Langkah pertama adalah pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan
dengan cara dijemur. Penjemuran biasanya berlangsung selama 3-7 hari,
tergantung kondisi cuaca. Sebagai patokan, penjemuran sudah cukup bila
permukaan tanah terlihat retak-retak, namun tidak sampai membatu. Bila
diinjak masih meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm.



Selanjutnya, permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang
lebih 10 cm. Sampah, kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari dasar
kolam. Bersihkan juga lumpur hitam yang berbau busuk, biasanya berasal
dari sisa pakan yang tidak habis.



Kolam yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH
rendah), kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan
nila ada pada kisaran 7-8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran
dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis pengapuran disesuaikan
dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH
tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3
ton/ha. Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa masuk ke
dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3
hari.



Setelah itu lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik sebagai pupuk
dasar. Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk
organik berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah.
Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar merata di dasar
kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila dipandang perlu bisa
ditambahkan pupuk kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha,
diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi
hewan dan tumbuhan renik yang ada di lingkungan kolam. Sehingga

hewan atau tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami
ikan.


Langkah selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan
secara bertahap. Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm.
Diamkan selama 3-5 hari. Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam
dengan sempurna, untuk memberikan kesempatan pada ganggag atau
organisme air lainnya tumbuh. Setelah itu isi kolam hingga ketinggian air
mencapai 60-75 cm.

Cara pengolahan kolam tanah secara lebih mendetail bisa dilihat di persiapan kolam tanah
untuk budidaya ikan.

Penebaran benih ikan nila
Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar
kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih
sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.
Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar
benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan.
Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama
beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas
dengan sendirinya.

Pemeliharaan budidaya ikan nila
Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam,
langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling penting
dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah pengelolaan air, pemberian pakan dan
pengendalian hama penyakit.

a. Pengelolaan air
Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter
penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan pemantauan
kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.
Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar
aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan
bau busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar
⅓ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2
atur debit air sebesar 1 liter/detik.

b. Pemberian pakan
Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan
komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan
kadar protein 20-30%.

Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian
pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan
nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus
diberikan.
Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila:
Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.

c. Pengendalian hama dan penyakit
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada
situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila budidaya ikan
nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai.
Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang menular.
Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih kawasan kolam.
Untuk penjelasan lebih jauh silahkan baca hama dan penyakit

Budidaya Ikan Nila Dengan Keramba Jaring Apung,
Menghasilkan Produksi Yang Lebih Tinggi
o SUKA ARTIKEL INI?
o Retweet Link Ini
o Bagikan di Facebook
Bila dikelola dengan benar, sungai Pulau Banyak memiliki potensi yang luar biasa dan bisa
menghasilkan uang dalam jumlah besar. Peluang yang sangat baik ini membuat lapangan
pekerjaan bagi warga setempat juga.
“Sungai Pulau Banyak memiliki potensi fisik alam dengan kondisi aliran air secara pasang
surut. Sungai itu memiliki kondisi surut pinggir sedalam 3 meter dan pasang dengan
kedalaman 10 meter dengan kelebaran sungai berkisar 50- 60 meter,” jelas Saiful.
Saat ini, keramba jaring apung (KJA) yang dikelola Saiful menjadi pusat percontohan bagi
desa-desa lainya khususnya di Kecamatan Tanjungpura sendiri. Bahkan bagi desa yang
berada di luar Kecamatan Tanjungpura juga ikut meniru teknik budidaya keramba jaring
apung yang dilakukan Saiful. “Produksi ikan yang kami peroleh cukup besar dibanding
budidaya ikan yang dilakukan menggunakan kolam tanah,” ujarnya.
Selain harga jualnya yang berbeda, rasa ikan nila juga tidak berbau lumpur atau tanah. Sebab,
keramba tersebut jauh menyentuh ke dasar tanah serta airnya juga berganti. “Sejauh ini kami
tidak menemukan kendala baik dari segi budidaya maupun pemasaran ikan nila ini,” akunya.
“Ikan yang kami panen sudah ada agen penampungannya, baik agen yang berada di Kota
Medan maupun agen yang datang dari Kabupaten Langkat sendiri,” ucap Saiful lagi.
Menurut dia, agen yang datang dari berbagai kecamatan di Langkat sering ‘membooking’
duluan agar ikan nila mereka dijual kepadanya, yang selanjutnya ikan tersebut dijual lagi ke
berbagai daerah.
“Untuk agen yang datang langsung ke kolam. Kami jual berkisar Rp16.000-Rp18.000 per kg
dengan jumlah ikan sebanyak 3 – 4 ekor tiap kilogramnya,” kata Saiful sembari
menambahkan setiap agen yang datang rata-rata membeli ikan sebanyak 50 kg per hari.
Saiful yang didampingi rekan-rekannya di antaranya Khairuddin Tanjung, M Nasip, Karman,
Abdul Kadir mengatakan, awalnya modal yang mereka keluarkan untuk budidaya ikan nila
dengan KJA ini berkisar Rp157 juta untuk membuat 6 plong KJA.
Keramba yang mereka disain itu memiliki ukuran berkisar 10 x 4 meter per segi untuk tiap
lubang. Dari hasil uji coba pertama yang mereka lakukan secara intensif di Desa Pulau Pulau
Banyak ternyata membuahkan hasil yang cukup mengembirakan.
“Hasilnya sangat memuaskan. Dari penjualan ikan itu, kami terus menambah jumlah keramba
dari 5 plong menjadi 12 plong dan sekrang menjadi 36 plong saat ini,” kata Saiful.

Keramba yang mereka gunakan itu menghabiskan dana berkisar Rp 157 juta untuk 6 plong.
Dana tersebut untuk pembuatan fisik konstruksi keramba, seperti pembelian jaring madang,
besil L (besi siku dan besi U), serta pembelian drum besi dan drum plastik dengan total dana
berkisar Rp 37 juta.
Kemudian untuk biaya pembelian benih ikan, mereka mengeluarkan biaya berkisar Rp18 juta
-Rp20 juta untuk 6 plong (lubang) keramba. Selain itu, mereka juga membeli pakan berupa
pellet sebanyak 21 ton untuk kebutuhan pakan selama 6 bulan, dengan total biaya berkisar
Rp137 juta. “Pakan inilah yang kami gunakan mulai benih ikan ditebarkan hingga panen atau
dalam waktu antara 4mpat sampai lima bulan,” tutur Saiful.
Nah, untuk benih ikan yang mereka kembangkan, menurut Saiful, sebanyak 42 ribu ekor
untuk 6 plong atau masing-masing lubang sebanyak 7.000 ekor dengan ukuran ikan antara 34 inci atau dengan berat benih ikan berkisar 7-8 gram per ekor ikan.
“Syukurlah, ikan yang kami kembangkan ini hingga sekarang sangat bersahabat dengan
kondisi alam khususnya air Sungai Pulau Banyak ini. Ini bisa dilihat dari tingkat kematian
ikan yang terbilang sedikit berkisar 10 persen dari jumlah benih yang ditaburkan sebanyak 42
ribu ekor ikan,” ucap Saiful.
Tadinya, mereka menargetkan keberhasilan ikan yang mereka budidayakan hanya berkisar
80% saja atau 20% tingkat kematian ikan. “Rendahnya tingkat kematian itu membuat kami
lebih bersemangat lagi untuk mengembangkan ikan nila ini dalam jumlah yang banyak. Dan,
alasan itu pula yang membuat budidaya ikan dengan keramba jaring apung di Desa Pulau
Banyak semakin menjamur,” aku Saiful.
“Dengan budidaya keramba yang kami lakukan ini sedikitnya ada 20 orang yang ikut
melakukan usaha yang sama. Dan, semuanya dilakukan dengan dana sawadana masyarakat
itu sendiri meskipun keramba yang mereka buat hanya satu polong atau tiga plong per
orangnya,” kata Saiful.
Dari hasil usaha itu, menurut dia, jelas menambah pendapatan ekonomi mereka.
“Pengembangan ikan yang kami lakukan di Desa Pulau Banyak ini, sebelumnya kami
mencontoh dan mempelajari dari hasil pengembangan ikan budidaya air tawar di daerah
Danau Toba,” aku Khairudin Tanjung.
Pada tahun 2009 lalu, kata dia, untuk keramba intensif sebesar ini baru ada di Kabupaten
Langkat tepatnya di wilayah Kecamatan Tanjungpura.
Namun, pengembangan budidaya ikan secara tradisionil cukup banyak yang dilakukan di
dalam kolam atau menggunakan pengapungan dengan bahan bambu betung/bambu tali
(keramba apung rakit).

5 Keunggulan Ikan Nila Best (Bogor Enhanced Strain
Tilapia)
o SUKA ARTIKEL INI?
o Retweet Link Ini
o Bagikan di Facebook
Ikan Nila mempunyai jenis-jenis yang beraneka ragam, diantaranya adalah ikan nila merah
super, ikan nila gesit, ikan nila chitralada, ikan nila gift, dll. Diantara jenis-jenis ikan nila
yang ada, tentunya masing-masing mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Untuk kali ini, kami mencoba berbagi tentang keunggulan jenis ikan nila best.

ikan nila best
Berikut ini adalah 5 keunggulan nila best dibanding ikan nila lainnya untuk budidaya :
1. MAMPU MENGHASILKAN TELUR DAN BENIH LEBIH BANYAK
Fekunditas 1.500-2.800 butir per ekor dengan berat induk antara 280-400 gram. Ukuran
telurnya relative lebih besar dan seragam dibanding ikan nila yang ada di masyarakat. Bisa
memproduksi anakan 3-5 kali lebih banyak dibanding varietas lainnya.
2. UKURAN LARVA YANG LEBIH BESAR
Selama 40 hari, larva ikan nila BEST mampu tumbuh sebesar87,5 kali dibanding bbit awal.
Sedangkan nila lain hanya mampu tumbuh sebesar 17 kali dibandingkan bobot awal.

3. RATA-RATA PERTUMBUHAN BADANNYA LEBIH TINGGI
Pertumbuhan ikan nila BEST pada KJA berdasarkan hasil penelitian memiliki nilai rata-rata
yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan nila merah (red NIFI).
4. TAHAN DAN TUMBUH BAIK PADA MEDIA SALINITAS
Pada salinitas 15 ppt, Nila BEST menurut hasil penelitian mempunyai tingkat kelangsungan
hidup dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan ikan nila hitam uang berasal dari
Kuningan dan Ikan Nila Lokal Merah dan Hitam yang berasal dari Bogor.
5. TAHAN TERHADAP SERANGAN PENYAKIT
Kelangsungan hidup ikan Nila BEST berdasarkan hasil penelitian adalah sebesar 57,5% dan
ikan nila lain (dari pembudidaya) sebesar 37,5 %. Pada uji tentang ketahanan penyakit
streptococcus data tersebut memperlihatkan bahwa kelangsungan hidup ikan nila BEST lebih
besar 140% dibanding nila jenis lain.

Budidaya Ikan Nila

Ikan nila
merupakan jenis ikan konsumsi yang hidup di air tawar. Ikan nila ini cenderung sangat
mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis
iklan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari. Dengan teknik dan cara budidaya ikan nila
yang sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, menjadikan budidaya ikan nila ini
sebagai peluang usaha yang bagus untuk didilakukan, baik skala rumah tangga maupun skala
besar. Didukung aplikasi produk Nasa (Natural Nusantara) seperti TON (pupuk khusus
perikanan), Viterna, POC Nasa, Hormonik yang telah banyak dibuktikan keunggulannya
oleh para petani pada budidaya ikan nila. Produk Nasa tersebut mampu meningkatkan
produktivitas budidaya ikan nila serta mampu mempercepat masa panen.
Berikut ini adalah cara budidaya ikan nila dengan dukungan produk Natural Nusantara
untuk mempercepat masa panen. Cara budidaya ikan nila berikut ini meliputi kegiatan
pembenihan ikan nila dan pembesaran ikan nila.
A. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:
Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan. Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan.
Kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan
kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar
antara 20-22 derajat C, kedalaman air 40-60 cm, dasar kolam sebaiknya berpasir.
Kolam pemeliharaan benih atau kolam pendederan. Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter
persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter
persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan atau ipukan antara 3-4 minggu, pada
saat benih ikan berukuran 3-5 cm.

Kolam pembesaran. Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan
membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Ada kalanya dalam pemeliharaan ini
diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:


Kolam pembesaran tahap pertama berfungsi untuk memelihara benih ikan
selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4
buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran
tahap pertama ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih
ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi
gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau
langsung dijual kepada pera Petani.



Kolam pembesaran tahap kedua berfungsi untuk memelihara benih
gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah.
Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm.
Jumlah penebaran pembesaran tahap kedua sebaiknya tidak lebih dari 10
ekor/meter persegi.



Kolam pembesaran tahap ketiga berfungsi untuk membesarkan benih.
Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter
persegi.

Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m
sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan
kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk
pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam
dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan
kedalaman 60-75 cm.
2. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala,
waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar
(kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain
adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan
penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak,
fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang
bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadangkadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok
(untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco
(untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segi empat (untuk menangkap induk
ikan atau ikan konsumsi).
3. Persiapan Media

Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan
ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media
pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah :
Pengeringan kolam selama beberapa hari. Lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas
hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi.
Pemupukan dengan Pupuk Organik Nasa yang berupa TON + Pupuk makro, yaitu urea dan
TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi.
B. Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Induk
Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:


Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas
yang tinggi.



Pertumbuhannya sangat cepat.



Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.



Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.



Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.

Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur
sekitar 4-5 bulan. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a. Betina


Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang
pengeluaran telur dan lubang urine.



Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.



Warna perut lebih putih.



Warna dagu putih.

Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan


Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang
sperma merangkap lubang urine.



Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.



Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.



Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.



Jika perut distriping mengeluarkan cairan.

Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya, kepadatan kolam
meningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga
diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan.
Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggal
kelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila
jantan yang tumbuh lebih cepat daripada ikan nila betina.


Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu:



Secara manual (dipilih)



Sistem hibridisasi antarjenis tertentu



Merangsang perubahan seks dengan hormon



Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara.



Perendaman



Perlakuan hormon melalui pakan

2. Pembenihan dan Pemeliharaan Benih
Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :


Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan burayak
(anak ikan).



Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang
lebih besar.

Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal ini
berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang baru lepas dan mulut
induknya disebut “benih kebul”. Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut
benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm. Selanjutnya benih
kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu akan
dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini disebut
gelondongan kecil. Benih nila merah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm. Gelondongan
kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1- 1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah
mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut gelondongan besar.
3.Pemeliharaan Pembesaran

Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan,
dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul
dan pintu air diperbaiki jangan sampai teriadi kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan air
lancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Dan untuk
selanjutnya adalah :
a. Pemupukan
Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur. Cara
pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh dinas
perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah. Beberapa hari
sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu. Pematang dan pintu air
kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan. Setelah itu, dasar kolam
ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan nilai pH
kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit.
Selanjutnya kolam diberi pupuk organik Nasa yang berupa TON dengan di tambahkan Pupuk
Urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur
terlebih dahulu dengan TON tadi lalu ditebarkan merata di dasar kolam. Selesai pemupukan
kalam diairi sedalam 10 cm dan dibiarkan 3-4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam
pupuk dan kapur dengan tanah. Han kelima air kolam ditambah sampai menjadi sedalam 50
cm, lalu masukkan Produk Nasa yang berupa POC NASA kedalam kolam dan diamkan
selama 2 hari 2 malam . Setelah itu, air kolam tersebut ditebari benih ikan nila. Pada saat itu
fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning
kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air,
jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, air
kolam diatur sedalam 75- 100 cm.
b . Pemberian Pakan
Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang
yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua
itu dapat menjadi makanan ikan nila. Untuk pakan tambahan bisa juga di tambahkan pakan
buatan yang berupa pelet dengan ukuran kecil yang bisa di makan oleh bibit ikan
tersebut.Jangan lupa di campurkan dengan produk nasa yang berupa Viterna + POC Nasa +
Hormonik ke dalam pelet tersebut. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng
(Hydrilla) dlsb.
c. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat pemeliharaan dan input
yang tersedia.Target produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya
konsumen menghendaki jumlah dan ukuran ikan yang berbeda-beda. Intensitas usaha dibagi
dalam tiga tingkat, yaitu :
a) Sistem ekstensif (teknologi sederhana)
Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Input
produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat pula dilakukan
di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya kolam

pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Sistem
pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah dipopulerkan di wilayah desa miskin.
Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa bahan makanan yang
terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.).
Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu-waktu.
Hasil