40 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X SMA NEGERI 01 RASAU JAYA Siti Assma , Raudhatul Fadhilah dan Dini Hadiarti

Vol. 6 No. 1, Februari 2018

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS
MULTIPEL REPRESENTASI PADA MATERI STOIKIOMETRI
KELAS X SMA NEGERI 01 RASAU JAYA
Siti Assma*, Raudhatul Fadhilah dan Dini Hadiarti
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
*
Email: assmasiti95@gmail.com
ABSTRAK
Pemahaman siswa terhadap materi dipengaruhi oleh media dan sumber belajar yang digunakan.
Kurangnya kemampuan menganalisis dan penalaran terhadap materi yang diajarkan khususnya
materi stoikiometri menimbulkan kurangnya minat belajar siswa, siswa tidak memiliki buku
pegangan namun saat pembelajaran berlangsung siswa menggunakan buku paket yang jumlahnya
tidak mencukupi selain itu hanya mencakup satu atau dua representasi saja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan modul pembelajaran kimia berbasis multipel representasi. Penelitian ini

merupakan penelitian R&D yang mengadopsi pengembangan dari Borg & Gall. Pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X
IPA 2 berjumlah 9 siswa pada uji coba lapangan awal dan 30 siswa kelas X IPA 1 pada uji coba
lapangan utamaPengumpulan data menggunkan angket dan tes. Analisis data menggunakan analisis
data skala likert. Hasil penelitian ini yaitu nilai kevalidan modul sebesar 91,5% ahli materi, dan ahli
media sebesar 92,5%; kepraktisan modul dilihat dari angket respon siswa sebesar 88,17 dan 86,89;
serta nilai keefektifan modul dilihat dari nilai ketuntasan belajar siswa sebesar 80,4%. Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan telah layak, praktis
dan efektif digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci: Konsep stoikiometri, Modul Pembelajaran, Multipel representasi, Penelitian dan
Pengembangan

ABSTRACT
Students’ understanding towards learning materials is generally influenced by the learning sources
used. Lack of analytical skills and reasoning of the material taught especially stoichiometric
material leads to a lack of interest in students' learning, students do not have a handbook but while
learning takes place students use an inadequate number of textbooks in addition to covering only
one or two representations. This study aimed to develop a learning module of multiple
representation-based Stoichimetry concept. This study was a R &D method which adopting
development of Brog & Gall. Sampling used purposive sampling. Subject in this research were

students of class X IPA 2 as many as 9 students at initial field trials and 30 students of X IPA 1 at
main field trials. Data collecting technique used were questionnaire and test. The data was analyzed
by using Likert scale. The study revealed that the material validity by the material expert was
91,5%, and the validity by the media expert was 92,5%. The responses from the questionnaire on
the practicality of the module were 88,17% and 86,89%. The effectiveness of the module could be
seen from the students’ learning mastery value by 80,4%. In conclusion, the module that has been
developed is considered feasible, practical, and effective to be used for both teachers and students
in teaching learning process.

Keywords: Stoichimetry Concept, Learning Module, Multiple Representation, Research
and Development
40

Vol. 6 No. 1, Februari 2018

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

PENDAHULUAN
Stoikiometri merupakan ilmu yang
menghitung hubungan kuantitatif dari

reaktan dan produk dalam reaksi kimia
(Alfian, 2009:1). Hal tersebut juga
diperjelas oleh Winarni, dkk (2013:44)
yang
menyatakan
bahwa
materi
stoikiometri merupakan kajian tentang
hubungan-hubungan kuantitatif dalam
reaksi kimia. Pemaknaan lebih luas
menjelaskan
bahwa
stoikiometri
mempelajari aspek kuantitatif rumus dan
reaksi kimia, hal tersebut diperoleh
melalui pengukuran massa, volume,
jumlah dan sebagainya yang terkait
dengan atom, ion atau rumus kimia serta
saling keterkaitannya dalam suatu
mekanisme reaksi kimia (Ernawati,

2015:18).
Siswa dituntut untuk menguasai dan
memahami materi stoikiometri karena
materi ini digunakan untuk menghitung
mol, molaritas, volume, massa molar,
Mr/Ar, persentase komposisi, rumus
empiris dan rumus molekul, pereaksi
pembatas, dan air kristal pada materi
selanjutnya yaitu materi titrasi asam-basa,
hidrolisis garam, larutan penyangga,
termokimia, kelarutan dan hasil kali
kelarutan (Ksp), sifat koligatif, dan
kesetimbangan kimia. Hal itu juga
diperkuat oleh Ernawati (2015: 18) yang
menyatakan bahwa stoikiometri penting
untuk semua aspek dalam kimia, hal ini
dikarenakan
materi
stoikiometri
merupakan materi inti yang mendasari

materi-materi yang lain seperti materi
termokimia, kesetimbangan kimia, dan
asam-basa.
Kurniahayati
&
Syamsurizal
(2012:39) menyatakan bahwa materi
stoikiometri merupakan materi yang
terkesan mudah dan sederhana, namun

ISSN. 2503-4448

memiliki kajian yang cukup luas,
terutama setelah diaplikasikan dalam
mengatasi permasalahan perhitungan
kimia. Perlu banyak latihan soal dan
diskusi yang mendalam baik diskusi
sesama siswa maupun diskusi dengan
guru dan sumber belajar lainnya. Menurut
Rijani (2012: 2) materi stoikiometri

masih dianggap sulit oleh siswa Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas X
dikarenakan materi tersebut cukup
kompleks, abstrak untuk dipahami,
memerlukan penguasaan materi prasyarat
dan
banyak
melibatkan
konsep
matematika dalam pemecahan soal-soal
hitungannya, serta memiliki keterkaitan
materi satu sama lain yang cukup erat.
Pada kurikulum 2013 materi stoikiometri
dipelajari oleh siswa kelas X IPA di
semester dua, berisi rumus-rumus,
simbol-simbol, reaksi-reaksi dan konsepkonsep yang dianggap abstrak oleh siswa.
Kesulitan tersebut juga dialami oleh
siswa-siswi SMA Negeri 01 Rasau Jaya
khususnya
kelas

X.
Berdasarkanwawancara
yang
telah
dilakukan dengan guru kimia SMA
Negeri 01 Rasau Jaya menunjukkan
bahwa masalah yang sering dialami siswa
adalah
kurangnya
kemampuan
menganalisis dan penalaran terhadap
materi
yang
diajarkan,
sehingga
menimbulkan kurangnya minat belajar
siswa terhadap materi kimia khususnya
stoikiometri. Hasil wawancara yang
dilakukan dengan 10 orang siswa kelas
XI IPA yang telah mempelajari materi

stoikiometri menunjukan bahwa materi
ini tergolong sulit dipahami karena
mengandung konsep-konsep yang abstrak
yaitu konsep hukum-hukum dasar kimia
yang perlu dipahami lebih mendalam dan
41

Vol. 6 No. 1, Februari 2018

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

mengandung rumus-rumus perhitungan
kimia untuk memecahkan suatu masalah
yang saling berkaitan satu sama lain,
sehingga membutuhkan daya ingat yang
tinggi.
Keabstrakan yang termuat dalam
materi ini membuat siswa cenderung
menggunakan cara menghafal untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapi.

Misalnya contoh-contoh yang diberikan
guru, siswa merasa asing dengan
senyawa-senyawa
yang
diberikan.
Padahal cara ini menyebabkan siswa
tidak dapat menguasai dan memahami
konsep-konsep yang ada pada materi
stoikiometri berupa hukum-hukum dasar
dan perhitungan kimia. Siswa tidak
memiliki buku pegangan seperti Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) namun saat
pembelajaran kimia berlangsung siswa
hanya menggunakan buku paket tetapi
jumlahnya tidak mencukupi jumlah siswa
karena harus bergantian dengan kelas lain
sehingga siswa sulit memahami materi
ini. Sehingga berpengaruh pada hasil
belajar siswa yang masih di bawah
standar Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 70.
Tabel 1. Persentase Nilai Ulangan
Umum Semester Ganjil Kelas X Tahun
Ajaran 2015/2016 SMA Negeri 01
Rasau Jaya

Kelas

Berdasarkan permasalahan yang
terjadi dalam pembelajaran kimia
khususnya kelas X pada materi
stoikiometri di SMA Negeri 01 Rasau
Jaya, maka diperlukan suatu solusi yang
dapat membuat siswa membangun
pengetahuannya
dengan
cara
mengembangkan
modul
yang

menghubungkan materi dengan ketiga
aspek representasi, yaitu representasi
makroskopik, mikroskopik, dan simbolik
sehingga meningkatkan kemampuan
pemahaman
materi
yang
diajarkan.Lestari (2014:155) berpendapat
bahwa modul merupakan bahan ajar
cetak yang dirancang untuk dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta
pembelajaran. Modul disebut juga media
untuk belajar mandiri karena di
dalamnya telah dilengkapi petunjuk
untuk belajar sendiri. Modul yang
dikembangkan oleh peneliti akan
dirancang dengan tambahan aspek
multipel representasi yang mencakup
representasi makroskopik, mikroskopik,
dan simbolik pada materi stoikiometri.
Hal tersebut didukung oleh Permadi
(2013:110) yang menyatakan bahwa
pemahaman siswa mengenai materi
bukan hanya pada satu representasi saja,
melainkan dalam banyak representasi
yang dapat diperoleh dari percobaan atau
pun buku-buku yang tersedia. Siswa
dituntut untuk menguasai berbagai
representasi berbeda seperti percobaan,
grafik, konseptual/keterangan lisan,
rumus, serta gambar atau diagram secara
bersamaan pada saat siswa mempelajari
materi kimia.
Penelitian yang dilakukan oleh
Nurpratami (2015:354) pada materi laju
reaksi menggunakan bahan ajar berbasis
multipel representasi kimia, bahan ajar

Ulangan Umum Tahun
2015/2016

T (%)
XA
29,04
XB
12,91
XC
21,87
XD
6,67
Rata-rata
17,62
Sumber : Guru Kimia SMA
Rasau Jaya.

ISSN. 2503-4448

TT (%)
70,96
87,09
78,12
93,33
82,37
Negeri 01

42

Vol. 6 No. 1, Februari 2018

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

berorientasi multipel representasi kimia
valid dengan interprestasi nilai kelayakan
sangat layak dalam rentang 80-89%. Dari
hasil uji kelayakan bahan ajar mendapat
respon yang baik sebesar 80%, respon
yang menyatakan sedang 17,78%, dan
menyatakan kurang 2,22%. Sehingga
secara umum dapat disimpulkan bahwa
bahan
ajar
berorientasi
multipel
representasi kimia pada materi laju reaksi
dikategorikan baik dapat digunakan
sebagai sumber belajar.Selain itu,
penelitian dari Susanto (2014: 75)
tentang
“Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran Kimia Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif tipe
STAD Berbasis Multiple Representasi
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi
di Kelas X SMA” menyimpulkan bahwa
perangkat pembelajaran kimia layak
untuk
digunakan
dalam
proses
pembelajaran. Selain itu, rata-rata hasil
belajar siswa pada aspek pengetahuan
yaitu 82,86 dengan rata-rata peningkatan
sebesar 0,79 atau 79%.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
ingin melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Multipel Representasi
pada Materi Stoikiometri Kelas X IPA
SMA Negeri 01 Rasau Jaya”. Modul
kimia berbasis multipel representasi
dikembangkan
untuk
memenuhi
kebutuhan siswa sebagai salah satu
sumber belajar mandiri siswa dan
diharapkan
dapat
memacu
agar
kepemahaman siswa terhadap materi
stoikiometri meningkat.

ISSN. 2503-4448

METODE PENELITIAN
Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah
penelitian dan pengembangan atau
Reasearch and Development menurut
Borg and Gall. Penelitian ini digunakan
untuk mengembangkan atau memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam
pendidikan atau pembelajan. Penelitian
dan pengembangan modul pembelajaran
kimia berbasis multipel representasi ini
dilakukan hanya sampai langkah ke tujuh
dari
sepuluh
langkah,
dengan
mempertimbangkan bahwa melalui tujuh
langkah telah memperlihatkan hasil yang
meningkat berupa instrumen bersifat
valid, praktis dan efektif (Sugiarti,
2015:77).
Langkah-langkah
yang
dilaksanakan dalam penelitian ini, yaitu:
1) Penelitian dan pengumpulan data
(research and information collecting), 2)
Perencanaan
(planning),
3)
Pengembangan draf produk (develop
preliminary form a product), 4) Uji coba
lapangan awal (preliminary field testing),
5) Merevisi hasil ujicoba (main product
revision), 6) Uji coba lapangan
utama(main
field
testing),
7)
Penyempurnaan produk hasil uji lapangan
(operational product revision).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu
kelas X IPA 1 dan kelas X IPA 2 dengan
total siswa keseluruhan sebanyak 60
siswa. Sedangkan, sampel penelitian ini
pada uji coba lapangan awal 9 siswa, dan
pada uji coba lapangan utama sebanyak 30
siswa.

43

Vol. 6 No. 1, Februari 2018

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

Keterangan :
f = frekuensi yang
persentasenya
N = jumlah frekuensi
p = angka persentase

Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik
komunikasi
tidak langsung dan teknik komunikasi
langsung.Alat pengumpul data yang
digunakan adalah angket/kuesioner dan
tes.
Analisis Data
Analisis data pada penelitian modul
pembelajaran kimia berbasis mutipel
representasi ditinjau dari aspek kevalidan,
kepraktisan, dan keefektifan.
1. Analisis Kevalidan
Angket kevalidan modul pembelajaran
kimia berbasis multipel representasi
terdiri dari angket kevalidan ahli materi
dan angket kevalidan ahli media. Angket
yang telah diisi oleh validator dianalisis
dengan cara mencari nilai skor angket
peritem dengan mengalikan jumlah
responden dan skor pilihan jawaban
sesuai dengan pernyataan positif dan
negatif.
Maka skor setiap pilihan jawaban
untuk menghitung nilai skor angket per
item
dapat
dilihat
pada
Tabel
1.(Wicaksono, dkk, 2014:540) :
Tabel 2.
Skor Pilihan Jawaban
Kevalidan

akan

dicari

Hasil yang diperoleh dicocokkan
dengan kriteria kevalidan menurut
Asyhari, & Silvia (2016:7), terdapat
dalam Tabel 3.
Tabel 3. Skor Persentase & Kriteria
Kevalidan

2.

Analisis Kepraktisan
Analisis
kepraktisan
modul
pembelajaran kimia berbasis multipel
representasi
diukur
dari
hasil
keterlaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan modul oleh observer.
Instrumen yang digunakan yaitu lembar
observasi dan angket respon siswa
terhadap modul. Langkah-langkah yang
dilakukan
dalam
menganalisis
kepraktisan modul pembelajaran kimia
berbasis multipel representasi yaitu data
penlilaiansiswa di tabulasi sesuai dengan
pedoman peskoran sesuai dengan Tabel
4.
Tabel 4. Pedoman Penskoran Angket
Respon Siswa

Selanjutnya, mencari hasil dari skor
penilaian menggunakan skala likert
tersebut kemudian dicari rata-ratanya
menurut Sudjiono yang diadopsi oleh
Asyhari, & Silvia, (2016:7) yaitu:

44

Vol. 6 No. 1, Februari 2018

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

digunakan sebagai bahan ajar dan buku
pegangan bagi siswa sehingga dapat
mengatasi kelemahan siswa dalam
memahami
konsep
stoikiometri.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Langkah-langkah yang
dilakukan pada tahap ini yaitu analisis
kebutuhan adalah menganalisis kopetensi
inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang
dijadikan acuan dalam mengembangkan
modul, kajian literatur adalah mengkaji
penelitian-penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan pengembangan
modul pembelajaran berbasis multipel
representasi, identifikasi masalah yaitu
menganalisis
faktor-faktor
yang
menimbulkan permasalahan sehingga
perlu ada pengembangan modul.
b. Perencanaan
Setelah mengidentifikasi masalahmasalah yang ditemui, kemudian
menganalisis solusi untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Ada beberapa
perencanaan yang dilakukan yaitu:
penetapan rancangan produk, perumusan
tujuan pembelajaran, dan penyusunan
Rencana Proses Pembelajaran (RPP).
c. Pengembangan Draf Produk
Melalui tahap ini disusun rancangan
awal modul pembelajaran kimia berbasis
multipel representasi, kemudian pada
tahap ini juga modul yang telah
dikembangkan dilakukan validasi oleh
tim pakar dalam bidangnya yaitu 2 ahli
materi dan 2 ahli media. Instrumen
berupa kisi-kisi juga divalidasi terlebih
dahulu oleh 2 orang tim pakar. Berikut
ini hasil perhitungan validasi yang
dilakukan oleh tim pakar pada instrumen

Jumlah keseluruhan dari nilai skor
angket per item ditentukan terlebih
dahulu, kemudian dicari nilai dengan
rumus yang dimodifikasi dari Masriyah
(Wicaksono, dkk, 2014:541):

Skor maksimum dapat dicari
dengan mengalikan jumlah responden
dan skor pilihan terbaik dari pernyataan
positif dan negatif yaitu 4. Kemudian
menghitung banyaknya kriteria sangat
lemah, kuat, sangat kuat dari seluruh butir
pernyataan. Wicaksono, dkk (2014:540)
menambahkan selanjutnya membuat
kategori untuk seluruh butir pernyataan
yang dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Nilai Respon Siswa

3. Analisis Keefektifan
Modul pembelajaran kimia berbasis
multipel representasi yang dikembangkan
dikatakan efektif jika setelah mempelajari
modul, siswa tuntas secara klasikal atau
lebih besar sama dengan 75% dari jumlah
siswa yang ada di kelas tersebut
(Rahmadi, 2015:142).
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian
dan pengembangan atau Research and
Development (R&D) yaitu menghasilkan
produk berupa modul pembelajaran kimia
berbasis multipel representasi yang layak
45

Vol. 6 No. 1, Februari 2018

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

Perhitungan pada Tabel 6 dan Tabel 7
menggunakan perhitungan skala guttman
sehingga kevalidan lembar kisi-kisi ahli
media dan ahli materi yang digunakan
untuk mevalidasi modul pembelajaran
kimia berbasis multipel representasi
memiliki koefisien validitas 100. Artinya,
kisi-kisi ahli media dan kisi-kisi ahli
materi sangat layak digunakan.

penelitian berupa lembar validasi kisi-kisi
ahli materi, lembar validasi kisi-kisi ahli
media, angket respon siswa, dan soal
posttest.
1. Rekapitulasi validasi kisi-kisi ahli
materi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rekapitulasi validasi kisi-kisi
ahli materi

3. Rekapitulasi validasi angket respon
siswa
Tabel 8. Rekapitulasi validasi angket
respon siswa

2. Rekapitulasi validasi kisi-kisi ahli
media dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rekapitulasi validasi kisi-kisi
ahli media

Perhitungan
pada
Tabel
8.
menggunakan perhitungan skala guttman
sehingga kevalidan lembar angket respon
siswa memiliki koefisien validitas 100.
Artinya, angket respon siswa sangat
layak digunakan.Perhitungan pada Tabel
8.menggunakan perhitungan skala likert
sehingga kevalidan lembar validasi soal
posttest memiliki koefisien validitas 92,5.
Artinya, soal
posttesttelah layak
digunakan.Setelah dilakukan analisis
terhadap intrumen dan dinyatakan
46

Vol. 6 No. 1, Februari 2018

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

d. Uji coba lapangan awal
Uji coba lapangan awal merupakan
tahap yang dilakukan untuk mengetahui
apakah modul pembelajaran kimia
berbasis
multipel
representasiyang
dikembangkan layak digunakan dalam
pembelajaran atau tidak. Uji coba
lapangan awal dilakukan terhadap 9
orang siswa dari kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 01 Rasau Jaya karena kelas
tersebut belum pernah masuk materi
stoikiometri yang terdiri dari materi
hukum-hukum
dasar
kimia
dan
perhitungan kimia. Dipilih 3 orang
berkemampuan
tinggi,
3
orang
berkemampuan sedang dan 3 orang
berkemampuan rendah dalam pelajaran
kimia.
e. Revisi uji coba lapangan awal
Revisi yang dilakukan pada tahap ini
berdasarkan analisis komentar/saran yang
diberikan oleh siswa terhadap modul
pembelajaran kimia berbasis multipel
representasi.
f. Uji coba lapangan utama
Uji coba lapangan utama bermanfaat
untuk melihat sejauh mana produk yang
dihasilkan yaitu modul pembelajaran
kimia berbasis multipel representasi dapat
mencapai sasaran dan tujuan penelitian.
Uji coba lapangan utama dilakukan pada
dua pertemuan karena materi yang
disajikan dalam modul terbagi menjadi
kegiatan belajar pertama dan kegiatan
belajar kedua. Kegiatan belajar pertama
membahas tentang hukum-hukum dasar
kimia dan kegiatan belajar kedua
membahas tentang perhitungan kimia.
Pada tahap ini, siswa juga diminta
memberikan komentar/saran terhadap
modul pembelajaran kimia berbasis
multipel
representasi.
Adapun

instrumen telah layak digunakan maka
tahap selanjutnya.
4. Rekapitulasi validasi soal posttest
dapat dilihat pada Tabel 9.
Hasil akhir analisis penilaian ahli
materi menunjukkan nilai 91,5%. Sesuai
dengan kriteria kevalidan menurut
Asyhari & Silvia, maka nilai tersebut
berada pada kriteria sangat tinggi.
Tabel 9. Rekapitulasi validasi soal
posttest

5. Rekapitulasi validasi ahli media dapat
dilihat pada Tabel 10.
Validasi ahli media dari dua ahli
menunjukkan nilai 92,5%, sesuai dengan
kriteria kevalidan menurut Asyhari &
Silvia, maka nilai tersebut berada pada
kriteria sangat tinggi.
Tabel 10. Rekapitulasi validasi ahli
media

47

Vol. 6 No. 1, Februari 2018

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

Tabel 12. menunjukkan persentase
hasil posttest pada uji coba lapangan awal
dan uji coba lapangan utama. Nilai
ketuntasan dari 9 siswa pada uji coba
lapangan awal sebesar 66,67% sedangkan
ketuntasan dari 30 siswa persentase
ketuntasan posttest sebesar 80%. Modul
pembelajaran kimia berbasis multipel
representasi
yang
dikembangkan
dikatakan efektif jika setelah mengikuti
pembelajaran
menggunakan
modul
pembelajaran kimia berbasis multipel
representasi, siswa tuntas secara klasikal
atau lebih besar sama dengan 75% dari
jumlah siswa yang ada di kelas
(Rahmadi, 2015:142). Dari data tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
modul
pembelajaran kimia berbasis multipel
representasi telah memenuhi aspek
keefektifan.

rekapitulasi hasil analisis angket respon
siswa dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Angket
Respon Siswa

Angket respon siswa pada uji coba
Tabel 11. menunjukkan persentase
hasil angket respon siswa pada uji coba
lapangan awal dan uji coba lapangan
utama. Nilai respon siswa pada uji coba
lapangan awal memiliki nilai 88,17, dan
pada uji coba lapangan utama sebesar
86,89. Dapat dikatakan bahwa modul
pembelajkaran kimia berbasis multiple
representasi praktis diguinakan dalam
proses pembelajaran pada materi
stoikiometri kelas X. Selain mengukur
kevalidan dan kepraktisan modul, peneliti
juga mengukur keefektifan modul
pembelajaran kimia berbasis multiple
representasi ini.
Keefektifan modul pembelajaran
kimia berbasis multipel representasi dapat
diketahui dari hasil posttest siswa pada
uji coba lapangan awal dan uji coba
lapangan utama. Analisis keefektifan
dilakukan dengan menganalisis nilai
sebelum dan sesudah pembelajaran
menggunakan modul pembelajaran kimia
berbasis
multipel
representasi.
Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat
dilihat pada Tabel 12.

SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis kevalidan modul
pembelajaran kimia berbasis multipel
representasi ahli media sebesar 92,5%
dan kevalidan ahli materi sebesar
91,25% dengan kriteria sangat tinggi.
2. Hasil analisis kepraktisan modul
pembelajaran kimia berbasis multipel
representasi pada uji coba lapangan
awal sebesar 88,97 dari 9 responden
dan uji coba lapangan utama sebesar
86,89 dari 30 responden.
3. Hasil analisis keefektifan modul
pembelajaran kimia berbasis multipel
representasi yang didasarkan pada
analisis
hasil
belajar
setelah
menggunakan modul telah memenuhi

Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Post-test
Siswa Uji coba Lapangan Awal dan Uji
Coba Lapangan Utama

48

Vol. 6 No. 1, Februari 2018

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

kriteria ketuntasan minimal yaitu 75
menunjukan nilai sebesar 80%.

ISSN. 2503-4448

Kurniahayati, D.
dan Syamsurizal.
(2013). Kesalahan Konsep Materi
Stoikiometri yang Dialami Siswa
SMA. Jurnal Ilmiah DIDAKTA,
Vol. 9; 1, Hal 43-59.

SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, terdapat beberapa temuan
yang dapat dijadikan sebagai saran,
antara lain:
1. Sebaiknya pada pengembangan modul
pembelajaran kimia berbasis multipel
representasi dilakukan penelitian
anjutan pada tahap penyebaran.
2. Pengembangan modul pembelajaran
kimia berbasis multipel representasu
tidak hanya dikembangkan pada
materi stoikiometri namun diharapkan
dapat dikembangkan untuk materi
kimia lainnya.

Lestari, S. A. (2014). Pembuatan Bahan
Ajar Modul pada Mata Kuliah
Media Pembelajaran di Jurusan
Tarbiyah
STAIN
Sultan
Qaimuddin Kendari. Jurnal AlTa'dib, Vol. 7: 2, 154-176.
Nurpratami, H. (2015). Pengembangan
Bahan Ajar pada Materi Laju
Reaksi Berorientasi Multipel
Representasi Kimia. Prosiding.
Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains.

DAFTAR PUSTAKA

Permadi, D. (2013). Pengembangaan
Modul
Berbasis
Multi
Representasi
pada
Materi
Termodinamika.
Jurnal
Pembelajaran Fisika, Vol. 1: 5,
109-121.

Alfian, Z. (2009). Kimia Dasar. Medan :
USU Press.
Asyhari, A. dan Silvia, H. (2016).
Pengembangan
Media
Pembelajaran berupa Buletin
dalam Bentuk Buku Saku untuk
Pembelajaran
IPA
Terpadu.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika,
Vol. 5: 1, 1-14.

Rahmadi, F. (2015). Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Berbasis
Pemecahan Masalah Berorientasi
pada Kemampuan Penalaran dan
Komunikasi
Matematika.
PYTHAGORAS:
Jurnal
Pendidikan Matematika.
Vol.
10;2, Hal 137-145.

Ernawati, D. (2015). Upaya Peningkatan
Prestasi Belajar dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas X
MIA 7 dengan Menggunakan
Metode Pembelajaran Problem
Solving pada Materi Stoikiometri
di SMA Negeri 1 Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 4;
4, Hal 17-26.

Rijani, W. E. (2012). Implementasi
Metode Latihan Berjenjang untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa
Menyelesaikan
Soal-soal
Hitungan
pada
Materi
Stoikiometri di SMA. E-Jurnal
Dinas Pendidikan Kota Surabaya,
Vol. 1, Hal 1-6.
49

Vol. 6 No. 1, Februari 2018

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

Sugiarti. (2015). Model Pembelajaran
Kimia Konstekstual Berbasis
Lingkungan untuk Meningkatkan
Hasil Belajar dan Kejujuran
Akademik Siswa SMP. Journal of
EST, Vol. 1;1, Hal 75-87.

ISSN. 2503-4448

Wicaksono, P. D, Kusmayadi, A. T. dan
Usodo.,
B.
(2014).
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Matematika
Berbahasa Inggris Berdasarkan
Teori
Kecerdasan
Majemuk
(Multiple Intelligences) pada
Materi Balok dan Kubus untuk
Kelas
VIII
SMP.
Jurnal
Elektronik Pembelajaran, Vol. 2;
5, Hal 534-549.

Susanto, H. (2014). Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Kimia
Menggunakan
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD
Berbasis
Multiple
Representasi untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Pokok
Bahasan Reaksi Reduksi dan
Oksidasi di Kelas X SMA.
Porsiding Seminar Nasional
Kimia.

Winarni, S., Ismayani, A. dan Fitriani.
(2013). Kesalahan Konsep Materi
Stoikiometri yang Dialami Siswa
SMA. Jurnal Ilmiah DIDAKTA,
Vol. 9; 1, Hal 43-59.

50