311004344 Fokus Dalam Makroekonomi 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu ekonomi merupakan Studi mengenai cara-cara manusia dan masyarakat
menentukan atau menjatuhkan pilihannya, dengan atau tanpa menggunakan sumber-sumber
produktif yang langka yang dapat mempunyai penggunaan alternatif, untuk memproduksi
berhagai barang serta membagikannya untuk dikonsumsi. Baik untuk waktu sekarang
maupun yang akan datang kepada berbagai golongan dan kelompok di dalam masyarakat.
Ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro.
Ekonomi mikro merupakan Pengetahuan ekonomi yang mempelajari unsur – unsur ekonomi
seperti tenaga, modal, alam serta tindakan ekonomi dari individu atau firm. Sedangkan
ekonomi makro merupakan Pengetahuan ekonomi yang mempelajari sel – sel ekonomi secara
keseluruhan, seperti pendapatan Nasional, Produksi Nasional, Investasi Nasional.
Kegiatan dalam perekonomian tidak selalu mengalami pertumbuhan yang teguh.
Adakalanya perkembangan tersebut sangat pesat. Dengan perkembangan yang sepesat ini
tingkat pengangguran semakin menurun dan memungkinkan beberapa negara mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh. Dengan keadaan seperti itu suatu negara akan menghadapi
masalah lain, yaitu inflasi yang juga menimbulkan beberapa akibat kepada masyarakat
walaupun akibatnya tersebut tidaklah seserius seperti apabila yang dihadapi adalah masalah
pengangguran yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi, terutama pertumbuhan yang sangat pesat, tidak akan
berlangsung secara terus menerus. Dalam kondisi lain pertumbuhan ekonomi akan menjadi
semakin lambat. Bahkan sering pula terjadi keadaan di mana kegiatan ekonomi mengalami
kemunduran, yang dapat dilihat dari berlakunya tingkat pertumbuhan yang negatif yang
menggambarkan bahwa pendapatan nasional pada tahun tertentu adalah lebih rendah dari
tahun sebelumnya. Dalam masa-masa seperti itu biasanya tingkat pengangguran semakin
meningkat, yang diakibatkan oleh tindakan perusahaan-perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini diantaranya :
a. Apa itu ekonomi makro?
1
b.
c.
d.
e.
f.
1.3.
Apa fokus pembahasan ilmu ekonomi makro?
Bagaimana tentang masalah inflamasi?
Bagaimana masalah pertumbuhan ekonomi?
Bagaimana masalah pengangguran?
Bagaimana Interaksi dengan Perekonomian Dunia?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :
a. Mengetahui apa itu ekonomi makro.
b. Mengetahui fokus pembahasan ilmu ekonomi makro.
c. Paham tentang masalah inflamasi.
d. Paham tentang masalah pertumbuhan ekonomi.
e. Paham tentang masalah pengangguran.
f. Paham tentang interaksi dengan perekonomian dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ekonomi Makro
Ekonomi Makro adalah pengetahuan ekonomi yang mempelajari sel – sel ekonomi secara
keseluruhan, seperti Pendapatan Nasional, Produksi Nasional,dan Investasi Nasional.
Selain itu, Ekonomi Makro merupakan ilmu yang mempelajari fenomena ekonomi
secara luas, termasuk inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi (Mankiw,2006).
2.2.
Aspek dalam Kegiatan Ekonomi Makro
a) Masalah – masalah utama ekonomi makro.
2
b) Berbagai jenis data utama yang digunakan untuk mengamati dan menilai prestasi
kegiatan suatu perekonomian.
c) Kebijakan pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
2.3.
Fokus Pembahasan Ilmu Ekonomi Makro
a. Masalah inflasi
b. Masalah pertumbuhan ekonomi
c. Masalah pengangguran
d. Interaksi dengan perekonomian dunia ( Neraca Pembayaran )
2.4.
Masalah Inflasi
2.4.1. Definisi Inflasi
Untuk memahami inflasi, secara singkat dapat dikemukakan bahwa inflasi adalah suatu
kondisi perekonomian dimana harga-harga pada umumnya naik. Dari definisi ini ada tiga
komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi : kenaikan harga,
bersifat umum, berlangsung terus menerus.
2.4.2. Penyebab Inflasi
Penyebab inflasi pada umumnya dapat dikelompokkan kedalam dua kategori :
a. Inflasi Tarikan Permintaan ( Demand Pull Inflation )
Inflasi ini disebabkan karena tarikan (dorongan) permintaan. Adapun kenaikan
permintaan itu sendiri diakibatkan karena : naiknya pendapatan, berubahnya selera,
pergantian musim, bertambahnya penduduk, dan faktor lainnya.
b.
Inflasi Desakan Biaya ( Cost Push Inflation )
Inflasi ini terjadi karena adanya peningkatan biaya produksi pada umumnya, sehingga
perusahaan mengurangi jumlah barang yang diproduksi. Misalnya karena naiknya tingkat
upah, suku bunga, harga BBM, tarif dasar listrik, tarif telepon, dst.
Mc Connel dan Brue menyatakan bahwa pengurangan produksi ini terjadi karena dalam
kondisi biaya-biaya faktor produksi naik, biaya produksi ( average cost ) per unitnya
meningkat sehingga berdampak pada turunnya keuntungan atau bahkan mengakibatkan
3
kerugian. Dalam kondisi yang lebih parah, perusahaan menutup usahanya, yang berarti
penawaran agregat berkurang.
Dampak inflasi pada umumnya merugikan masyarakat baik produsen maupun
konsumen. Pemerintah berkewajiban untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan
mengendalikan inflasi. Pada tahun 2008, pemerintah menargetkan inflasi dapat ditekan pada
tingkat 6 %. Melalui Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1999, Bank Indonesia ditugasi
untuk memelihara kestabilan nilai rupiah melalui kebijaksanaan moneter, menjaga kelancaran
sistem pembayaran, dan mengatur atau mengawasi bank.
Faktor penyebab inflasi lainnya sebagai berikut :
a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan – perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
b. Pekerja – pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.
c. Kenaikan harga barang yang diimpor.
d. Penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diimbangi pertambahan produksi dan
penawaran barang.
e. Kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat dari pemerintahan yang kurang bertanggung
jawab.
f. Pengaruh kebijakan moneter.
g. Pengaruh kebijakan fiscal.
2.4.3. Akibat Inflasi
a.
Inflasi biasanya berlaku lebih cepat daripada kenaikan pendapatan, hal ini
menyebabkan pendapatan mengalami kemerosotan dan akhirnya tingkat kemakmuran
segolongan besar masyarakat mengalami penurunan.
4
b.
Investasi berkurang.
c.
Ekspor berkurang dan Impor bertambah.
2.5.
Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi, terutama pertumbuhan yang sangat pesat, tidak akan
berlangsung secara terus menerus. Pada ketika lain pertumbuhan ekonomi akan menjadi
semakin lambat. Bahkan sering pula terjadi keadaan di mana kegiatan ekonomi mengalami
kemunduran, yang dapat dilihat dari berlakunya tingkat pertumbuhan yang negatif yang
menggambarkan bahwa pendapatan nasional pada tahun tertentu adalah lebih rendah dari
tahun sebelumnya. Dalam masa-masa seperti itu biasanya tingkat pengangguran semakin
meningkat, yang diakibatkan oleh tindakan perusahaan-perusahaan mengurangi operasinya
dan mengurangi penggunaan tenaga kerja.
2.6.
Masalah Pengangguran
2.6.1. Definisi Penganguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Berdasarkan
kepada definisi ini, seperti telah dikatakan, ibu-ibu rumah tangga, para mahasiswa, dan anakanak orang kaya yang sudah dewasa tetapi tidak bekerja, tidak digolongkan sebagai
penganggur. Sebabnya adalah karena mereka tidak secara aktif mencari pekerjaan.
Dalam membicarakan mengenai pengangguran yang selalu diperhatikan bukanlah
mengenai jumlah pengangguran, tetapi mengenai tingkat pengangguran yang dinyatakan
sebagai persentasi dari angkatan kerja. Membandingkan jumlah pengangguran di antara
berbagai negara tidak akan ada manfaatnya karena ia tidak akan memberikan gambaran yang
tepat tentang perbandingan masalah yang berlaku.
Tingkat pengangguran = Jumlah yang menganggur
x 100%
Jumlah angkatan kerja
2.6.2. Penyebab Utama Pengangguran :
a.
Kekurangan pengeluaran agregat.
b.
Menganggur karena ingin mencari kerja yang lebih baik.
c.
Perusahaan menggunakan teknologi modern sebagai pengganti tenaga kerja.
5
d.
Ketidaksesuaian antara ketrampilan pekerja dengan ketrampilan yang diperlukan oleh
industri.
2.6.3. Jenis Pengangguran
a.
Pengangguran Alamiah.
Pengertian kesempatan kerja penuh atau full employment selalu disalah tafsirkan orang
artinya. Banyak yang menganggap bahwa hal itu berarti dalam perekonomian tidak terdapat
pengangguran yaitu semua tenaga kerja dalam perekonomian tersebut sepenuhnya bekerja.
Dalam analisis makroekonomi, dan juga dalam praktek penggunaan istilah itu, kesempatan
kerja penuh adalah keadaan di mana di sekitar 95 persen dari angkatan kerja dalam suatu
waktu tertentu sepenuhnya bekerja. Pengangguran yang berlaku pada tingkat kesempatan
kerja penuh ini dinamakan tingkat pengangguran alamiah atau natural rate of unemployment.
Sebagian ahli ekonomi lebih suka menggunakan istilah NAIRU atau Non-Accelerated
Inflation Rate of Unemployment, yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih dapat diartikan
sebagai tingkat pengangguran yang tidak akan mempercepat tingkat inflasi, untuk
menggantikan istilah natural rate of unemployment. Dalam mendefinisikan arti kesempatan
kerja penuh di atas perkataan "di sekitar 95 persen" dinyatakan dalam huruf italic.
Maksudnya, angka 95 persen itu adalah merupakan suatu ukuran kasar saja dan pada
hakikatnya mengatakan apabila pengangguran dalam suatu perekonomian mencapai 5 persen,
maka perekonomian tersebut sudah dapat dianggap mencapai kesempatan kerja penuh.
Pengangguran sebanyak 5 persen inilah yang dinamakan sebagai pengangguran alamiah atau
NAIRU.
b.
Pengangguran Friksional.
Terdapat beberapa istilah lain yang mempunyai arti yang sama dengan pengangguran
friksional. Sebagian ahli ekonomi menggunakan istilah pengangguran mencari (search
unemployment) untuk menggantikan istilah pengangguran friksional. Pada dasarnya konsep
ini dimaksudkan sebagai suatu jenis pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seorang
pekerja untuk meninggalkan kerjanya dan mencari kerja yang lebih baik atau lebih sesuai
dengan keinginannya. Penganguran ini bersifat sementara, biasanya terjadi karena adanya
kesenjangan waktu, informasi, maupun karena kondisi geografis antara pencari kerja dan
kesempatan kerja.
6
Terdapat tiga golongan penganggur yang dapat diklasifikasikan sebagai pengangguran
friksional :
I.
Tenaga kerja yang baru pertama sekali mencari kerja. Setiap tahun terdapat golongan
penduduk yang mencapai usia yang tergolong sebagai angkatan kerja. Disamping itu
pelajar dan sarjana yang baru menyelesaikan pelajarannya juga akan secara aktif
mencari kerja.
II.
Pekerja yang meninggalkan kerja dan mencari kerja baru. Pada ketika perekonomian
mencapai tingkat kegiatan yang sangat tinggi terdapat perusahaan yang menghadapi
masalah untuk mendapatkan pekerja. Ini akan mendorong orang-orang yang sedang
bekerja untuk meninggalkan pekerjaannya, untuk mencari pekerjaan yang lebih sesuai
dengan pribadinya atau untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi.
III.
Pekerja yang memasuki lagi pasaran buruh. Terdapat golongan pekerja yang dahulu
telah bekerja tetapi meninggalkan angkatan kerja, memutuskan untuk bekerja kembali.
c.
Pengangguran Struktural.
Dalam perekonomian yang mengalami pertumbuhan akan selalu berlaku keadaan di
mana beberapa industri dan perusahaan berkembang dengan cepat dan beberapa kegiatan
ekonomi lainnya mengalami kemunduran. Kemunduran yang berlaku di beberapa industri ini
tidaklah dapat dipandang sebagai kemerosotan kegiatan ekonomi secara keseluruhannya,
tetapi diakibatkan oleh kemajuan ekonomi yang berlaku. Pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan ekonomi seperti itu dinamakan pengangguran structural atau structural
unemployment. Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari
kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang
tersedia. Hal ini terjadi dalam perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan
rumitnya proses produksi dan atau teknologi produksi yang digunakan, menuntut persyaratan
tenaga kerja yang juga makin tinggi.
Dalam garis besarnya ada tiga sumber utama yang menjadi penyebab berlakunya
pengangguran structural :
Yang pertama adalah perkembangan teknologi. Contohnya, sebelum industri komputer
berkembang terdapat permintaan yang besar ke atas mesin tik dan permintaan tersebut
mengembangkan industri ini. Dengan penggunaan computer yang semakin meluas,
permintaan ke atas mesin tik berkurang dan industrinya mengalami kemunduran.
Sebagian pekerja dalam industri ini akan menganggur. Pengangguran seperti ini
7
dinamakan juga sebagai pengangguran teknologi yaitu penyebabnya adalah
perkembangan teknologi.
Yang kedua, adalah kemunduran yang disebabkan persaingan dari luar negeri atau dari
luar daerah. Pengangguran struktural yang diakibatkan oleh persaingan dari luar negeri
banyak berlaku di negara-negara maju. Misal, ekspor pakaian, sepatu dan barang
konsumen yang murah dari Asia ke negara-negara Eropa dan Amerika menimbulkan
pengangguran struktural di negara-negara tersebut.
Yang ketiga, adalah kemunduran perkembangan ekonomi sesuatu kawasan sebagai
akibat dari pertumbuhan yang pesat di kawasan lain. Sebagai contoh kasus di
Semenanjung Malaysia. Sebelum dibangun jalan tol di antara Singapura ke perbatasan
Thailand, bus maupun kendaraan lain harus meliputi jalan-jalan yang lama yang
melalui kota-kota kecil di Semenanjung Malaysia. Sebagai akibatnya restoran, penjual
makanan lain dan penjualan kerajinan tangan di berbagai kota berkembang. Dengan
adanya jalan tol tersebut kendaraan yang melakukan perjalanan di Semenanjung
Malaysia pada kebanyakan tidak lagi melalui kota-kota tersebut dan menimbulkan
kemunduran dalam beberapa kegiatan ekonomi. Ini mengakibatkan berlakunya
pengangguran struktural.
d.
Pengangguran Konjungtur.
Dalam analisis modern, yang dimaksudkan sebagai pengangguran konjungtur adalah
pengangguran yang melebihi pengangguran alamiah. Pada umumnya pengangguran konjungtur
berlaku sebagai akibat pengurangan dalam permintaan agregat.
Menurut pandangan ahli-ahli
ekonomi klasik seperti telah ditunjukkan sebelum ini pengangguran ini akan menyebabkan penurunan
dalam tingkat upah.
e.
Pengangguran Musiman
Adalah pengangguran yang terjadi akibat faktor musim, umumnya terjadi pada sector pertanian.
2.7.
Interaksi dengan Perekonomian Dunia
Dimasa ini tidak ada suatu negara pun yang dapat berdiri sendiri , oleh karenanya
kerjasama ekonomi internasonal terutama prdagangan antar negara harus dilakukkan Secara
ekonomis, keuntungan aatau kerugian sebagai daampak kerjasama internasional terdeteksi
melalui analisis neraca bayaran atau nilai tukar mata uang. Neraca pembayaran merupakan
ikhtisar dari segala transaksi yang terjadi antar penduduk satu negara dengan penduduk
8
negara lain selama satu jangka waktu tertentu.Transaksi yang dimaksud meliputi: (1)
transaksai barang dan jasa dalam bentuk eksport dan import barang dan jasa (2) transaksi
finansial seperti pemberian atau penerimaan kredit kepada atau dari luar negara lain (3)
penanaman modal diluar negri dan(4) transaksi “ yang bersifat unilatelar seperti pembayaran
tranfer dari orang orang yang tinggal di luar negri dan bantuan luar negri.
Interaksi dengan perekonomian dunia. Globalisasi ditandai dengan: (Usman, 2004)
Bebas keluar-masuk barang (komoditi) melewati tapal batas negara, dalam arti tarif
atau bea masuk menjadi nol;
Bebas keluar-masuk jasa melewati tapal batas negara dalam arti setiap jasa apa saja
akan bebas diperdagangkan mulai tahun 2020 dan seterusnya. Ini juga terkait dengan
tenaga kerja atau sumberdaya manusia;
Bebas keluar-masuk uang dan kapital melewati tapal batasNegara;
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau intellectual property right diakui
seluruhnya oleh negara-negara anggota World Trade Organization (WTO).
2.8.
Bentuk – Bentuk Kebijakan Ekonomi Makro
a.
Kebijakan Fiscal
Kebijakan memanipulasi pajak dan pengeluarannya dengan tujuan mempengaruhi
tingkat kegiatan ekonomi dalam upaya untuk mencapai tingkat pendapatan atau output
kesempatan kerja penuh serta stabilitas harga (inflasi). Kebijakan fiscal bisa juga disebut
sebagai Kebijakan Anggaran. Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai tindakan yang diambil
oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi
jalannya perekonomian. Anggaran belanja negara terdiri dari penerimaan atas pajak,
pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) dan transfer pemerintah (goverment
transfer). Biaya transfer pemerintah merupakan pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang
tidak menghasilkan balas jasa secara langsung. Contoh pemberian beasiswa kepada
mahasiswa, bantuan bencana alam dan sebagainya. Salah satu pengaruh penerapan kebijakan
fiskal adalah pada pendapatan nasional.
b.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah Kebijakan Bank Sentral (Bank Indonesia) yang ditujukan
untuk mempengaruhi peredaran uang. Kebijakan moneter dibedakan menjadi dua, yaitu :
9
Pertama, kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif, yaitu kebijakan umum yang bertujuan
untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian. Tiga
jenis tindakannya yaitu operasi pasar terbuka, mengubah suku bunga dan suku diskonti, dan
mengubah tingkat cadangan minimum. Kedua, kebijakan moneter yang bersifat kualitatif,
yaitu langkah-langkah Bank Sentral yang bertujuan untuk mengawasi bentuk-bentuk
pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Dua jenis tindakan yaitu
pengawasan pinjaman secara terpilih, dan pembujukan moral.
2.9. Variabel Utama Ekonomi Makro
a.
Tingkat Harga dan Laju Inflasi
Inflasi menunjukkan kenaikan dalam tingkat harga umum. Laju inflasi adalah tingkat
perubahan tingkat harga umum. Lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan tingkat
harga umum. Inflasi menjadi masalah karena Inflasi berkaitan dengan daya beli.
b. Kesempatan Kerja (Employment)
c. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksikan suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional selanjutnya
dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu :
Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu produk keseluruhan yang
dihasilkan oleh warga negara suatu negara tertentu.
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP), yaitu produk keseluruhan
yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara tertentu.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ekonomi Makro adalah pengetahuan ekonomi yang mempelajari sel – sel ekonomi secara
keseluruhan, seperti Pendapatan Nasional, Produksi Nasional,dan Investasi Nasional. Di dalam focus
pembahasan ekonomi makroterdapat berbagai masalah – masalah utama ekonomi makro diantaranya
adalah Masalah inflasi, Masalah pertumbuhan ekonomi, Masalah pengangguran, dan
Interaksi dengan perekonomian dunia ( Neraca Pembayaran ). Dengan mengetahui masalah
masalah yang ada dalam ekonomi makro maka kebijakan ekonomi makro pun dapat dibuat
sehingga masalah seperti inflasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi dapat berkurang.
3.2. Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tentang
“Fokus Pembahasan dalam Makroekonomi” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang
kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak refrensi dari berbagai sumber, baik dari
buku maupun dari internet, sehingga makalah anda akan dapat lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Muchtolifah. “Ekonomi Makro”.Ebook.Unesa University Press:Surabaya
Setiono, Bambang., Sunarto.2007.“Ekonomi Makro”.Pusdiktalwas BPKP: Bogor
Ridwan, Wonny Ahmad.2007. “Teori Makroekonomi”.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina
Niaga: Bogor
Yandri, Pitri.2010. “Pengantar Ekonomi Makro”. STIE MAIJI
12
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu ekonomi merupakan Studi mengenai cara-cara manusia dan masyarakat
menentukan atau menjatuhkan pilihannya, dengan atau tanpa menggunakan sumber-sumber
produktif yang langka yang dapat mempunyai penggunaan alternatif, untuk memproduksi
berhagai barang serta membagikannya untuk dikonsumsi. Baik untuk waktu sekarang
maupun yang akan datang kepada berbagai golongan dan kelompok di dalam masyarakat.
Ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro.
Ekonomi mikro merupakan Pengetahuan ekonomi yang mempelajari unsur – unsur ekonomi
seperti tenaga, modal, alam serta tindakan ekonomi dari individu atau firm. Sedangkan
ekonomi makro merupakan Pengetahuan ekonomi yang mempelajari sel – sel ekonomi secara
keseluruhan, seperti pendapatan Nasional, Produksi Nasional, Investasi Nasional.
Kegiatan dalam perekonomian tidak selalu mengalami pertumbuhan yang teguh.
Adakalanya perkembangan tersebut sangat pesat. Dengan perkembangan yang sepesat ini
tingkat pengangguran semakin menurun dan memungkinkan beberapa negara mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh. Dengan keadaan seperti itu suatu negara akan menghadapi
masalah lain, yaitu inflasi yang juga menimbulkan beberapa akibat kepada masyarakat
walaupun akibatnya tersebut tidaklah seserius seperti apabila yang dihadapi adalah masalah
pengangguran yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi, terutama pertumbuhan yang sangat pesat, tidak akan
berlangsung secara terus menerus. Dalam kondisi lain pertumbuhan ekonomi akan menjadi
semakin lambat. Bahkan sering pula terjadi keadaan di mana kegiatan ekonomi mengalami
kemunduran, yang dapat dilihat dari berlakunya tingkat pertumbuhan yang negatif yang
menggambarkan bahwa pendapatan nasional pada tahun tertentu adalah lebih rendah dari
tahun sebelumnya. Dalam masa-masa seperti itu biasanya tingkat pengangguran semakin
meningkat, yang diakibatkan oleh tindakan perusahaan-perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini diantaranya :
a. Apa itu ekonomi makro?
1
b.
c.
d.
e.
f.
1.3.
Apa fokus pembahasan ilmu ekonomi makro?
Bagaimana tentang masalah inflamasi?
Bagaimana masalah pertumbuhan ekonomi?
Bagaimana masalah pengangguran?
Bagaimana Interaksi dengan Perekonomian Dunia?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :
a. Mengetahui apa itu ekonomi makro.
b. Mengetahui fokus pembahasan ilmu ekonomi makro.
c. Paham tentang masalah inflamasi.
d. Paham tentang masalah pertumbuhan ekonomi.
e. Paham tentang masalah pengangguran.
f. Paham tentang interaksi dengan perekonomian dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ekonomi Makro
Ekonomi Makro adalah pengetahuan ekonomi yang mempelajari sel – sel ekonomi secara
keseluruhan, seperti Pendapatan Nasional, Produksi Nasional,dan Investasi Nasional.
Selain itu, Ekonomi Makro merupakan ilmu yang mempelajari fenomena ekonomi
secara luas, termasuk inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi (Mankiw,2006).
2.2.
Aspek dalam Kegiatan Ekonomi Makro
a) Masalah – masalah utama ekonomi makro.
2
b) Berbagai jenis data utama yang digunakan untuk mengamati dan menilai prestasi
kegiatan suatu perekonomian.
c) Kebijakan pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
2.3.
Fokus Pembahasan Ilmu Ekonomi Makro
a. Masalah inflasi
b. Masalah pertumbuhan ekonomi
c. Masalah pengangguran
d. Interaksi dengan perekonomian dunia ( Neraca Pembayaran )
2.4.
Masalah Inflasi
2.4.1. Definisi Inflasi
Untuk memahami inflasi, secara singkat dapat dikemukakan bahwa inflasi adalah suatu
kondisi perekonomian dimana harga-harga pada umumnya naik. Dari definisi ini ada tiga
komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi : kenaikan harga,
bersifat umum, berlangsung terus menerus.
2.4.2. Penyebab Inflasi
Penyebab inflasi pada umumnya dapat dikelompokkan kedalam dua kategori :
a. Inflasi Tarikan Permintaan ( Demand Pull Inflation )
Inflasi ini disebabkan karena tarikan (dorongan) permintaan. Adapun kenaikan
permintaan itu sendiri diakibatkan karena : naiknya pendapatan, berubahnya selera,
pergantian musim, bertambahnya penduduk, dan faktor lainnya.
b.
Inflasi Desakan Biaya ( Cost Push Inflation )
Inflasi ini terjadi karena adanya peningkatan biaya produksi pada umumnya, sehingga
perusahaan mengurangi jumlah barang yang diproduksi. Misalnya karena naiknya tingkat
upah, suku bunga, harga BBM, tarif dasar listrik, tarif telepon, dst.
Mc Connel dan Brue menyatakan bahwa pengurangan produksi ini terjadi karena dalam
kondisi biaya-biaya faktor produksi naik, biaya produksi ( average cost ) per unitnya
meningkat sehingga berdampak pada turunnya keuntungan atau bahkan mengakibatkan
3
kerugian. Dalam kondisi yang lebih parah, perusahaan menutup usahanya, yang berarti
penawaran agregat berkurang.
Dampak inflasi pada umumnya merugikan masyarakat baik produsen maupun
konsumen. Pemerintah berkewajiban untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan
mengendalikan inflasi. Pada tahun 2008, pemerintah menargetkan inflasi dapat ditekan pada
tingkat 6 %. Melalui Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1999, Bank Indonesia ditugasi
untuk memelihara kestabilan nilai rupiah melalui kebijaksanaan moneter, menjaga kelancaran
sistem pembayaran, dan mengatur atau mengawasi bank.
Faktor penyebab inflasi lainnya sebagai berikut :
a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan – perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
b. Pekerja – pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.
c. Kenaikan harga barang yang diimpor.
d. Penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diimbangi pertambahan produksi dan
penawaran barang.
e. Kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat dari pemerintahan yang kurang bertanggung
jawab.
f. Pengaruh kebijakan moneter.
g. Pengaruh kebijakan fiscal.
2.4.3. Akibat Inflasi
a.
Inflasi biasanya berlaku lebih cepat daripada kenaikan pendapatan, hal ini
menyebabkan pendapatan mengalami kemerosotan dan akhirnya tingkat kemakmuran
segolongan besar masyarakat mengalami penurunan.
4
b.
Investasi berkurang.
c.
Ekspor berkurang dan Impor bertambah.
2.5.
Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi, terutama pertumbuhan yang sangat pesat, tidak akan
berlangsung secara terus menerus. Pada ketika lain pertumbuhan ekonomi akan menjadi
semakin lambat. Bahkan sering pula terjadi keadaan di mana kegiatan ekonomi mengalami
kemunduran, yang dapat dilihat dari berlakunya tingkat pertumbuhan yang negatif yang
menggambarkan bahwa pendapatan nasional pada tahun tertentu adalah lebih rendah dari
tahun sebelumnya. Dalam masa-masa seperti itu biasanya tingkat pengangguran semakin
meningkat, yang diakibatkan oleh tindakan perusahaan-perusahaan mengurangi operasinya
dan mengurangi penggunaan tenaga kerja.
2.6.
Masalah Pengangguran
2.6.1. Definisi Penganguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Berdasarkan
kepada definisi ini, seperti telah dikatakan, ibu-ibu rumah tangga, para mahasiswa, dan anakanak orang kaya yang sudah dewasa tetapi tidak bekerja, tidak digolongkan sebagai
penganggur. Sebabnya adalah karena mereka tidak secara aktif mencari pekerjaan.
Dalam membicarakan mengenai pengangguran yang selalu diperhatikan bukanlah
mengenai jumlah pengangguran, tetapi mengenai tingkat pengangguran yang dinyatakan
sebagai persentasi dari angkatan kerja. Membandingkan jumlah pengangguran di antara
berbagai negara tidak akan ada manfaatnya karena ia tidak akan memberikan gambaran yang
tepat tentang perbandingan masalah yang berlaku.
Tingkat pengangguran = Jumlah yang menganggur
x 100%
Jumlah angkatan kerja
2.6.2. Penyebab Utama Pengangguran :
a.
Kekurangan pengeluaran agregat.
b.
Menganggur karena ingin mencari kerja yang lebih baik.
c.
Perusahaan menggunakan teknologi modern sebagai pengganti tenaga kerja.
5
d.
Ketidaksesuaian antara ketrampilan pekerja dengan ketrampilan yang diperlukan oleh
industri.
2.6.3. Jenis Pengangguran
a.
Pengangguran Alamiah.
Pengertian kesempatan kerja penuh atau full employment selalu disalah tafsirkan orang
artinya. Banyak yang menganggap bahwa hal itu berarti dalam perekonomian tidak terdapat
pengangguran yaitu semua tenaga kerja dalam perekonomian tersebut sepenuhnya bekerja.
Dalam analisis makroekonomi, dan juga dalam praktek penggunaan istilah itu, kesempatan
kerja penuh adalah keadaan di mana di sekitar 95 persen dari angkatan kerja dalam suatu
waktu tertentu sepenuhnya bekerja. Pengangguran yang berlaku pada tingkat kesempatan
kerja penuh ini dinamakan tingkat pengangguran alamiah atau natural rate of unemployment.
Sebagian ahli ekonomi lebih suka menggunakan istilah NAIRU atau Non-Accelerated
Inflation Rate of Unemployment, yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih dapat diartikan
sebagai tingkat pengangguran yang tidak akan mempercepat tingkat inflasi, untuk
menggantikan istilah natural rate of unemployment. Dalam mendefinisikan arti kesempatan
kerja penuh di atas perkataan "di sekitar 95 persen" dinyatakan dalam huruf italic.
Maksudnya, angka 95 persen itu adalah merupakan suatu ukuran kasar saja dan pada
hakikatnya mengatakan apabila pengangguran dalam suatu perekonomian mencapai 5 persen,
maka perekonomian tersebut sudah dapat dianggap mencapai kesempatan kerja penuh.
Pengangguran sebanyak 5 persen inilah yang dinamakan sebagai pengangguran alamiah atau
NAIRU.
b.
Pengangguran Friksional.
Terdapat beberapa istilah lain yang mempunyai arti yang sama dengan pengangguran
friksional. Sebagian ahli ekonomi menggunakan istilah pengangguran mencari (search
unemployment) untuk menggantikan istilah pengangguran friksional. Pada dasarnya konsep
ini dimaksudkan sebagai suatu jenis pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seorang
pekerja untuk meninggalkan kerjanya dan mencari kerja yang lebih baik atau lebih sesuai
dengan keinginannya. Penganguran ini bersifat sementara, biasanya terjadi karena adanya
kesenjangan waktu, informasi, maupun karena kondisi geografis antara pencari kerja dan
kesempatan kerja.
6
Terdapat tiga golongan penganggur yang dapat diklasifikasikan sebagai pengangguran
friksional :
I.
Tenaga kerja yang baru pertama sekali mencari kerja. Setiap tahun terdapat golongan
penduduk yang mencapai usia yang tergolong sebagai angkatan kerja. Disamping itu
pelajar dan sarjana yang baru menyelesaikan pelajarannya juga akan secara aktif
mencari kerja.
II.
Pekerja yang meninggalkan kerja dan mencari kerja baru. Pada ketika perekonomian
mencapai tingkat kegiatan yang sangat tinggi terdapat perusahaan yang menghadapi
masalah untuk mendapatkan pekerja. Ini akan mendorong orang-orang yang sedang
bekerja untuk meninggalkan pekerjaannya, untuk mencari pekerjaan yang lebih sesuai
dengan pribadinya atau untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi.
III.
Pekerja yang memasuki lagi pasaran buruh. Terdapat golongan pekerja yang dahulu
telah bekerja tetapi meninggalkan angkatan kerja, memutuskan untuk bekerja kembali.
c.
Pengangguran Struktural.
Dalam perekonomian yang mengalami pertumbuhan akan selalu berlaku keadaan di
mana beberapa industri dan perusahaan berkembang dengan cepat dan beberapa kegiatan
ekonomi lainnya mengalami kemunduran. Kemunduran yang berlaku di beberapa industri ini
tidaklah dapat dipandang sebagai kemerosotan kegiatan ekonomi secara keseluruhannya,
tetapi diakibatkan oleh kemajuan ekonomi yang berlaku. Pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan ekonomi seperti itu dinamakan pengangguran structural atau structural
unemployment. Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari
kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang
tersedia. Hal ini terjadi dalam perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan
rumitnya proses produksi dan atau teknologi produksi yang digunakan, menuntut persyaratan
tenaga kerja yang juga makin tinggi.
Dalam garis besarnya ada tiga sumber utama yang menjadi penyebab berlakunya
pengangguran structural :
Yang pertama adalah perkembangan teknologi. Contohnya, sebelum industri komputer
berkembang terdapat permintaan yang besar ke atas mesin tik dan permintaan tersebut
mengembangkan industri ini. Dengan penggunaan computer yang semakin meluas,
permintaan ke atas mesin tik berkurang dan industrinya mengalami kemunduran.
Sebagian pekerja dalam industri ini akan menganggur. Pengangguran seperti ini
7
dinamakan juga sebagai pengangguran teknologi yaitu penyebabnya adalah
perkembangan teknologi.
Yang kedua, adalah kemunduran yang disebabkan persaingan dari luar negeri atau dari
luar daerah. Pengangguran struktural yang diakibatkan oleh persaingan dari luar negeri
banyak berlaku di negara-negara maju. Misal, ekspor pakaian, sepatu dan barang
konsumen yang murah dari Asia ke negara-negara Eropa dan Amerika menimbulkan
pengangguran struktural di negara-negara tersebut.
Yang ketiga, adalah kemunduran perkembangan ekonomi sesuatu kawasan sebagai
akibat dari pertumbuhan yang pesat di kawasan lain. Sebagai contoh kasus di
Semenanjung Malaysia. Sebelum dibangun jalan tol di antara Singapura ke perbatasan
Thailand, bus maupun kendaraan lain harus meliputi jalan-jalan yang lama yang
melalui kota-kota kecil di Semenanjung Malaysia. Sebagai akibatnya restoran, penjual
makanan lain dan penjualan kerajinan tangan di berbagai kota berkembang. Dengan
adanya jalan tol tersebut kendaraan yang melakukan perjalanan di Semenanjung
Malaysia pada kebanyakan tidak lagi melalui kota-kota tersebut dan menimbulkan
kemunduran dalam beberapa kegiatan ekonomi. Ini mengakibatkan berlakunya
pengangguran struktural.
d.
Pengangguran Konjungtur.
Dalam analisis modern, yang dimaksudkan sebagai pengangguran konjungtur adalah
pengangguran yang melebihi pengangguran alamiah. Pada umumnya pengangguran konjungtur
berlaku sebagai akibat pengurangan dalam permintaan agregat.
Menurut pandangan ahli-ahli
ekonomi klasik seperti telah ditunjukkan sebelum ini pengangguran ini akan menyebabkan penurunan
dalam tingkat upah.
e.
Pengangguran Musiman
Adalah pengangguran yang terjadi akibat faktor musim, umumnya terjadi pada sector pertanian.
2.7.
Interaksi dengan Perekonomian Dunia
Dimasa ini tidak ada suatu negara pun yang dapat berdiri sendiri , oleh karenanya
kerjasama ekonomi internasonal terutama prdagangan antar negara harus dilakukkan Secara
ekonomis, keuntungan aatau kerugian sebagai daampak kerjasama internasional terdeteksi
melalui analisis neraca bayaran atau nilai tukar mata uang. Neraca pembayaran merupakan
ikhtisar dari segala transaksi yang terjadi antar penduduk satu negara dengan penduduk
8
negara lain selama satu jangka waktu tertentu.Transaksi yang dimaksud meliputi: (1)
transaksai barang dan jasa dalam bentuk eksport dan import barang dan jasa (2) transaksi
finansial seperti pemberian atau penerimaan kredit kepada atau dari luar negara lain (3)
penanaman modal diluar negri dan(4) transaksi “ yang bersifat unilatelar seperti pembayaran
tranfer dari orang orang yang tinggal di luar negri dan bantuan luar negri.
Interaksi dengan perekonomian dunia. Globalisasi ditandai dengan: (Usman, 2004)
Bebas keluar-masuk barang (komoditi) melewati tapal batas negara, dalam arti tarif
atau bea masuk menjadi nol;
Bebas keluar-masuk jasa melewati tapal batas negara dalam arti setiap jasa apa saja
akan bebas diperdagangkan mulai tahun 2020 dan seterusnya. Ini juga terkait dengan
tenaga kerja atau sumberdaya manusia;
Bebas keluar-masuk uang dan kapital melewati tapal batasNegara;
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau intellectual property right diakui
seluruhnya oleh negara-negara anggota World Trade Organization (WTO).
2.8.
Bentuk – Bentuk Kebijakan Ekonomi Makro
a.
Kebijakan Fiscal
Kebijakan memanipulasi pajak dan pengeluarannya dengan tujuan mempengaruhi
tingkat kegiatan ekonomi dalam upaya untuk mencapai tingkat pendapatan atau output
kesempatan kerja penuh serta stabilitas harga (inflasi). Kebijakan fiscal bisa juga disebut
sebagai Kebijakan Anggaran. Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai tindakan yang diambil
oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi
jalannya perekonomian. Anggaran belanja negara terdiri dari penerimaan atas pajak,
pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) dan transfer pemerintah (goverment
transfer). Biaya transfer pemerintah merupakan pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang
tidak menghasilkan balas jasa secara langsung. Contoh pemberian beasiswa kepada
mahasiswa, bantuan bencana alam dan sebagainya. Salah satu pengaruh penerapan kebijakan
fiskal adalah pada pendapatan nasional.
b.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah Kebijakan Bank Sentral (Bank Indonesia) yang ditujukan
untuk mempengaruhi peredaran uang. Kebijakan moneter dibedakan menjadi dua, yaitu :
9
Pertama, kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif, yaitu kebijakan umum yang bertujuan
untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian. Tiga
jenis tindakannya yaitu operasi pasar terbuka, mengubah suku bunga dan suku diskonti, dan
mengubah tingkat cadangan minimum. Kedua, kebijakan moneter yang bersifat kualitatif,
yaitu langkah-langkah Bank Sentral yang bertujuan untuk mengawasi bentuk-bentuk
pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Dua jenis tindakan yaitu
pengawasan pinjaman secara terpilih, dan pembujukan moral.
2.9. Variabel Utama Ekonomi Makro
a.
Tingkat Harga dan Laju Inflasi
Inflasi menunjukkan kenaikan dalam tingkat harga umum. Laju inflasi adalah tingkat
perubahan tingkat harga umum. Lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan tingkat
harga umum. Inflasi menjadi masalah karena Inflasi berkaitan dengan daya beli.
b. Kesempatan Kerja (Employment)
c. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksikan suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional selanjutnya
dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu :
Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu produk keseluruhan yang
dihasilkan oleh warga negara suatu negara tertentu.
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP), yaitu produk keseluruhan
yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara tertentu.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ekonomi Makro adalah pengetahuan ekonomi yang mempelajari sel – sel ekonomi secara
keseluruhan, seperti Pendapatan Nasional, Produksi Nasional,dan Investasi Nasional. Di dalam focus
pembahasan ekonomi makroterdapat berbagai masalah – masalah utama ekonomi makro diantaranya
adalah Masalah inflasi, Masalah pertumbuhan ekonomi, Masalah pengangguran, dan
Interaksi dengan perekonomian dunia ( Neraca Pembayaran ). Dengan mengetahui masalah
masalah yang ada dalam ekonomi makro maka kebijakan ekonomi makro pun dapat dibuat
sehingga masalah seperti inflasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi dapat berkurang.
3.2. Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tentang
“Fokus Pembahasan dalam Makroekonomi” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang
kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak refrensi dari berbagai sumber, baik dari
buku maupun dari internet, sehingga makalah anda akan dapat lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Muchtolifah. “Ekonomi Makro”.Ebook.Unesa University Press:Surabaya
Setiono, Bambang., Sunarto.2007.“Ekonomi Makro”.Pusdiktalwas BPKP: Bogor
Ridwan, Wonny Ahmad.2007. “Teori Makroekonomi”.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina
Niaga: Bogor
Yandri, Pitri.2010. “Pengantar Ekonomi Makro”. STIE MAIJI
12