Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Menjer Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo Sem

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Menjer Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. SD Negeri Menjer merupakan salah SD paralel di gugus Sikarim dengan Kelas 5a sebagai kelas kontrol dengan subyek penelitian siswa sebanyak 27 siswa dan siswa kelas 5b sebagai kelas eksperimen dengan subyek penelitian siswa sebanyak 29 siswa. Letak sekolah ini berada di Jalan Sikarim Km. 06 Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.

  Kedua sekolah ini memiliki posisi tempat duduk 1 meja dan dua kursi untuk 2 siswa, ruangan cukup luas dan terang sehingga para siswa dapat belajar dengan nyaman.

  Langkah awal dari pelaksanaan penelitian di SD Negeri Menjer dengan melakukan permohonan izin di sekolah. Setelah mendapatkan izin, maka dilanjutkan dengan menemui guru kelas 5a dan 5b SD Negeri Menjer sebagai pelaksana penerapan treatment pada subjek penelitian.

  Pada saat pertama kali bertemu dengan guru kelas 5 baik kelas 5a dan 5b SD Negeri Menjer, dimulai dengan perkenalan agar lebih akrab antara guru dengan peneliti. Setelah itu dilanjutkan dengan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan ke sekolah.

  Melakukan observasi dalam pembelajaran IPA yang dilakukan di kelas 5a maupun kelas 5b, yang kemudian peneliti dapat menentukan bahwa siswa kelas 5a digunakan sebagai kelas kontrol dan siswa kelas 5b sebagai kelas eksperimen.

  Alasan yang kedua yaitu berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, penyampaian materi pelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol peneliti anggap lebih baik, selain itu guru dapat menjalin komunikasi guru-siswa dengan baik. Hal tersebut terlihat pada respon siswa dalam mengikuti pembelajaran.

  Pertemuan dengan guru selanjutnya membahas RPP yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar guru sebagai pelaksana treatment benar- menerapkan pembelajaran dan sesuai dengan sintak. Kegiatan yang dilakukan adalah penjelasan secara langsung kepada guru mengenai langkah-langkah dalam pembelajaran, memberi materi yang akan disajikan agar dapat dipelajari sebelumnya.

  Penelitian ini menggunakan metode kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran STAD ini merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa kerjasama dalam kelompok untuk melakukan proses pembelajaran. Pembelajaran STAD dimulai dengan guru menyampaikan materi pelajaran, guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga memperoleh nilai awal kemampuan, siswa membentuk siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5

  • – 6 siswa yang anggotanya heterogen berdasarkan prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain, guru memberikan tugas kepada kelompok berupa LKS untuk didiskusikan / dikerjakan secara berkelompok , siswa melakukan tugas yang diberikan oleh guru, guru kembali memberikan kuis/ tes kepada siswa. dan pemberian penghargaan kelompok.

  Sebelum dilakukan penelitian pada kedua kelas tersebut, sebelumnya dilakukan uji validitas soal tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar dilakukan di SD Negeri Blotongan 2 Salatiga sebagai SD uji validitas soal hasil belajar dengan responden 29 siswa kelas 5. Uji validitas dilakukan untuk mendapatkan data tes hasil belajar untuk menguji validitas dan reliabilitas soal. Dari hasil uji coba soal pretest yang berjumlah 50 butir soal didapat 28 soal valid dan 22 soal tidak valid, dengan reliabilitas 0,921. Soal yang dinyatakan valid tersebut nantinya akan digunakan sebagai soal evaluasi sesudah pembelajaran baik di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  Pelaksanaan penelitian eksperimen dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2015 pukul 07.15

  • –08.25 WIB. Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen membahas materi tentang sifat-sifat cahaya. Guru mulai menyampaikan materi tentang sifat-sifat cahaya. Kemudian guru memberikan kuis untuk mendapatkan skor awal dari siswa. Guru membentuk siswa dalam kelompok yaitu masing-
berdasarkan prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain. Dalam kelompok siswa mendapatkan LKS untuk didiskusikan / dikerjakan secara berkelompok.

  Selama pembelajaran berlangsung siswa benar-benar terlibat langsung dalam mempelajari materi tentang sifat-sifat cahaya. Dengan membagi siswa dalam kelompok yang anggotanya heterogen siswa yang kurang mampu menguasai pelajaran dapat belajar bersama dengan siswa yang lebih menguasai materi. Pembentukan kelompok ini pengetahuan siswa terbangun, dan dengan adanya pembelajaran ini siswa dapat menuangkan pengetahuan yang mereka tangkap selama pelajaran.

  Selama diskusi kelompok guru memberikan bimbingan mengamati kepada siswa. Setelah selesai dengan kegiatan kelompok siswa diberikan tes/kuis. Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan, guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai meningkatan hasil belajar individual dari nilai awal Pemberian penghargaan terhadap kelompok merupakan salah satu bentuk penyemangat untuk siswa agar lebih tertantang mempelajari

  IPA. Siswa diberikan soal individual (soal Posttest) dan diakhiri dengan pemberian salam.

  Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dilakukan pada tanggal 20 Maret 2015 pukul 09.00

  • –10.15 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas 5a dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Pembelajaran terfokus pada guru, di mana guru menjelaskan dan siswa memperhatikan. Selanjutnya dilakukan dengan evalusai hasil belajar siswa.

  Untuk lebih jelasnya, pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat dalam pengamatan yang tertuang dalam lembar observasi pada lampiran 8.

4.2 Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data. Deskripsi data meliputi data hasil belajar IPA dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan selanjutnya dilakukan uji t-test.

4.2.1 Deskripsi Data

  Skor hasil belajar yang diperoleh dari hasil pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masih berupa data mentah. Data mentah yang diperoleh tersebut masih belum dapat ditarik kesimpulan yang berarti. Maka, untuk mendapatkan kesimpulan tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model konvensional maka data tersebut haruslah diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut.

  Data skor hasil belajar IPA yang diperoleh dari kelas ekperimen yaitu 29 siswa kelas 5b SD Negeri Menjer dan kelas kontrol yaitu siswa kelas 5a SD Negeri Menjer disajikan dan dianalisis secara deskriptif. Tujuannya agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkankan secara mudah. Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap. Tabel distribusi frekuensi merupakan cara penyajian umum untuk deskripsi data, yang sering ditampilkan pula secara visual dalam bentuk diagram batang atau histogram.

  Untuk itu sebelum dilakukan analisis deskriptif, terlebih dahulu dibuat tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4.2.1.1 Data Hasil Belajar

  Data hasil belajar diperoleh dari Posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan (treatment). Pada kelas eksperimen yaitu siswa kelas 5b SD Negeri Menjer diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan pada kelas kontrol yaitu siswa kelas 5a SD Negeri Menjer diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model konvensional. Skor yang diperoleh dari hasil Posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah data mentah.

  Berikut ini akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelas eksperimen. Untuk mempermudah membuat tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA, menurut Sugiono (2011:36) pertama menentukan berapa

  • – Skor minimal) +1 = (92 - 48) + 1 = 45

  No. Interval Frekuensi Persentase (%) 1.

  88

  80

  72

  64

  56

  48

  

Tabel 19

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen

  IPA kelas eksperimen disusun seperti yang terlihat pada tabel 19 berikut ini:

  Dari rumus tersebut dapat diketahui banyak kelas (K), jangkauan (Range), dan panjang interval kelasnya (I). Kemudian distribusi frekuensi skor hasil belajar

  Interval (I) = = = 7,5 (dibulatkan menjadi 8)

  Range (R) = (Skor maksimal

  = 1 + 3,3 log 29 = 1 + 3,3 . 1,46 = 1 + 4,81 = 5,81 (dibulatkan menjadi 6)

  banyaknya kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti dibawah ini: Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

  • – 55 3 10% 2.
  • – 63 5 17% 3.
  • – 71 2 7% 4.
  • – 79 7 24% 5.
  • – 87 7 24% 6.
  • – 95 5 17%

  Jumlah 29 100 % Berdasarkan Tabel 19 diketahui distribusi skor hasil IPA pada kelas kontrol dengan banyak siswa yang mendapat skor 48 sampai dengan 55 terdiri dari 3 siswa dengan persentase 10%. Siswa yang mendapat skor antara 56 sampai dengan 63 sebanyak 5 siswa dengan persentase 17%, siswa yang mendapat skor antara 64 sampai dengan 71 sebanyak 2 siswa dengan persentase 7%, siswa yang

  24%, sama halnya dengan banyak siswa yang mendapat skor antara 80 sampai 87 sebanyak 7 siswa dengan persentase 24%. Sedangkan banyak siswa yang mendapat skor 88 sampai dengan 95 sebanyak 5 siswa atau 17% dari 29 siswa.

  Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar IPA kelas eksperimen, berikut ini disajikan pada gambar 4 diagram distribusi frekuensi skor hasil belajar

  IPA kelas eksperimen.

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  48

  • – 55 56 – 63 64 – 71 72 – 79 80 – 87 88 - 95

  

Gambar 5 Diagram Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA

Kelas Eksperimen

  Untuk selanjutnya akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelas kontrol. Tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA, dibuat dengan menentukan banyak kelas (K), jangkauan (Range), dan panjang interval kelas (I) dengan rumus seperti dibawah ini: Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

  = 1 + 3,3 log 27 = 1 + 3,3 . 1,43 = 1 + 4,71 = 5,71 (dibulatkan menjadi 6)

  Range (R) = (Skor maksimal

  • – Skor minimal) +1 = (100 - 36) + 1 = 65
Interval (I) = = = 10,8 (dibulatkan menjadi 11)

  Dari rumus tersebut dapat diketahui banyak kelas (K), jangkauan (Range), dan panjang interval kelasnya (I). Kemudian tabel distribusi frekuensinya disusun seperti yang terlihat pada tabel 20 berikut ini:

  

Tabel 20

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol

  No. Interval Frekuensi Persentase (%) 1.

  36 7 26%

  • – 46 2.

  47 5 19%

  • – 57 3.

  58 7 26%

  • – 68 4.

  69 5 19%

  • – 79 5.

  80 1 4%

  • – 90 6.

  91 2 7%

  • – 100 Jumlah

  27 100% Berdasarkan tabel 20 diketahui distribusi skor hasil IPA pada kelas kontrol dengan banyak siswa yang mendapat skor 36 sampai dengan 46 terdiri dari 7 siswa dengan persentase 26%. Siswa yang mendapat skor antara 47 sampai dengan 57 sebanyak 5 siswa dengan persentase 19%, siswa yang mendapat skor antara 58 sampai dengan 68 sebanyak 7 siswa dengan persentase 26%, siswa yang mendapat skor antara 69 sampai dengan 79 sebanyak 5 siswa dengan persentase 19%, siswa yang mendapat skor antara 80 sampai 90 hanya 1 siswa dengan persentase 4%. Sedangkan banyak siswa yang mendapat skor 91 sampai dengan 100 sebanyak 2 siswa atau 7% dari 27 siswa.

  Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar IPA kelas kontrol, berikut ini disajikan pada gambar 5 diagram distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelas kontrol.

  2

  3

  36

  7

  6

  5

  4

  1

  • – 46 47 – 57 58 – 68 69 – 79 80 – 90 91 – 100

  Gambar 5 Diagram Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Deskriptif

  27 Dari Tabel 21 dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA kelas pada kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 27 mempunyai nilai minimum 36,00

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kontrol 27 36,00 100,00 61,4074 16,89620 Eksperimen 29 48,00 92,00 73,7241 12,49828 Valid N (listwise)

  

Tabel 21

Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar IPA

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

  Data deskriptif disajikan pada tabel 21 yang memuat nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan standar deviasi skor hasil belajar IPA.

  Setelah dilakukan distribusi frekuensi berupa tabel dan diagram, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Data deskriptif statistik skor hasil belajar IPA dari kelas eksperimen yaitu siswa kelas 5b SD Negeri Menjer dan kelas kontrol yaitu siswa kelas 5a SD Negeri Menjer.

  

standart deviation sebesar 16,89620. Sedangkan hasil belajar IPA pada kelas

  eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 29 mempunyai nilai minimum 48,00 dan nilai maximum 92,00. Sedangkan rata-rata/mean pada kelas eksperimen yaitu 73,7241 dan standart deviation yaitu 12,49828.

4.3.2. Uji T

  Uji T digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji T digunakan untuk penelitian yang menguji ada tidaknya perbedaan dan ada tidaknya pengaruh. Untuk melakukan uji t test (Independent Samples TTest) sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas digunakan untuk memastikan data berasal dari kelompok yang sama.

  Uji normalitas ini akan digunakan uji Liliefors dengan melihat skor pada

Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.

Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05.

  Berikut disajikan tabel 22 hasil uji normalitas hasil belajar posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen.

  

Tabel 22

Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tests of Normality

a

  Kelas Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Eksperimen ,158 29 ,061 ,932 29 ,062

  Posttest

  • Kontrol ,108

  27 ,200 ,942 27 ,140 *. This is a lower bound of the true significance.

  a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan tabel 22 data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Nilai signifikansi ini dapat dilihat pada kolom Kolmogorov-

  Smirnova. Dari output yang ditampilkan dari kolom Kolmogorov-Smirnova pada tabel 22 diketahui bahwa signifikasi untuk kelas eksperimen sebesar 0,061 > 0,05 sedangkan signifikansi kelas kontrol sebesar 0,200 > 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa populasi data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Gambar grafik normalitas hasil Posttest kelas eksperimen disajikan pada gambar 6.

  

Gambar 6 Grafik Normalitas Hasil Posttest

Kelas Eksperimen

  Dari gambar 6 dapat diketahui bahwa hasil Posttest kelas eksperimen menunjukkan data tersebar merata di sekitar garis pusat. Artinya bahwa rentang antara kemampuan siswa kelas eksperimen dengan kemampuan rata- rata kelas tidak begitu jauh. Untuk grafik normalitas hasil Posttest kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 7.

  Gambar 7 Grafik Normalitas Hasil Dari gambar 7 dapat diketahui bahwa data hasil Posttest kelas kontrol menunjukkan data tersebar merata di sekitar garis pusat, hal ini menunjukkan bahwa rentang antara kemampuan siswa kelas kontrol dengan kemampuan rata- rata kelas tidak begitu jauh walaupun dengan nilai rata-rata lebih rendah dari kelas eksperimen.

  Setelah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui kesamaan varian. Dalam penelitian ini uji homogenitas varian menggunakan teknik Levene Test. Data homogen apabila nilai signifikansi >0,05 dan tidak homogen apabila nilai signifikansi <0,05.

  Berikut ini adalah rincian data hasil analisis uji homogeitas Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel 23.

  

Tabel 23

Hasil Uji Homogenitas Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

  Posttest Levene df1 df2 Sig.

  Statistic 1,513

  1 54 ,224 Dari tabel 23 menunjukkan bahwa signifikansi uji homogenitas sebesar

  0,224. Kriteria bahwa kelompok dinyatakan homogen apabila signifikansinya > 0,05. Berdasarkan tabel 23 diperoleh hasil bahwa 0,224 > 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen dinyatakan berasal dari kelompok yang homogen.

  Setelah diketahui kedua kelompok dikeataui normal dan homogen maka dilakukan uji t. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji t-test (Independent Samples T-Test) dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22. Dan sebelumnya sudah dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata skor Posttest hasil belajar IPA antara dua kelompok. Berikut ini disajikan tabel 24 rata-rata skor hasil belajar IPA

  

Tabel 24 Rata-rata skor hasil belajar IPA

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelas N Mean Std. Std. Error Deviation Mean Eksperimen 29 73,7241 12,49828 2,32087 Posttest Kontrol 27 61,4074 16,89620 3,25167

  Berdasarkan tabel 24 terlihat rata-rata (mean) pada kelas eksperimen 73,7241 dan rata-rata pada kelas kontrol 61,4074, artinya bahwa rata-rata skor

  

Posttest kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata skor Posttest

  kelompok kontrol. Hasil uji t-test dari skor Posttest hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 25 berikut ini.

  

Tabel 25

Hasil Uji t Skor Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means Variances

  95% Confidence Std. Sig. (2- Mean Error Interval of the F Sig. t df tailed) Difference Differen Difference ce

  Lower Upper Equal variances 1,513 0,224 3,116 54 0,003 12,31673 3,9527 4,3921 20,2413 assumed

  Posttest Equal variances not 3,083 47,735 0,003 12,31673 3,995 4,2831 20,3503 assumed

  Berdasarkan tabel 25 uji independent sample t tes, pada kolom

  Levene’s Tes

For Equality of Variances (tes kesamaan dua varian) terlihat hasil uji f adalah

  1,513 dengan nilai signifikansi (0,224>0,05) memberikan arti bahwa kedua kelompok populasi yang diteliti memiliki variansi yang sama, sehingga untuk analisis lebih lanjut digunakan baris Equal Variances Assumed (kedua kelompok diasumsikan memiliki variansi yang sama). Selanjutnya pada kolom t-test for

  

Equality of Means diketahui nilai t hitung sebesar 3,116, yang artinya t hitung > t tabel

  (3.116 > 2,006647), serta dengan probabilitas signifikansi (< 0,05) diketahui signifikansi sebesar 0,003 (0,003<0,05) dengan perbedaan berkisar antara 20,241

  • 4.392 (lower -upper). Dari hasil uji t-test tersebut, dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan H a diterima, artinya ada perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA. Selanjutnya perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat dari selisih rata –rata antar 2 kelas tersebut adalah sebesar 12,316.

  4.4 Uji Hipotesis

  Pediman pengambilan keputusan pada uji t dengan melihat nilai signifikansi Jika nilai signifikansinya adalah > 0,05 maka H a diterima dan antara kedua kelompok tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan. Sedangkan bila nilai signifikansinya < 0,05 maka H a ditolak dan antara kedua kelompok terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan setelah diberikan perlakuan.

  Dari hasil uji t yang telah dilakukan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,003 atau lebih kecil dari 0,05 (0,003<0,05) serta t > t (3.116 > 2,006647)

  hitung tabel

  maka H o ditolak dan H a diterima. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Achievement Division (STAD) dengan model pembelajaran konvensioanal terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Menjer Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo semester II tahun pelajaran 2014/2015.

  4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

  Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dan disajikan sebelumnya, menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student

  

Teams-Achievement Division (STAD) ada pengaruh terhadap hasil belajar IPA

  siswa kelas 5 SD Negeri Menjer Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo semester II tahun pelajaran 2014/2015.

  Hasil belajar IPA kelas eksperimen dengan jumlah siswa 29 anak mempunyai nilai terrendah 48,00 dan nilai tertinggi 92,00. Sedangkan hasil belajar IPA pada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 27 anak, mempunyai nilai terendah 36,00 dan nilai tertinggi 100,00.

  Pada Group Statistik terlihat rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen adalah 73,7241 dan untuk kelas kontrol adalah 61,4074, artinya bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi rata-rata skor hasil belajar

  IPA kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean deference) sebesar - 12.31673.

  Oleh karena dapat diketahui t hitung sebesar 3.116 yang berarti t >

  hitung

  t tabel (3.116 > 2,006647) dan signifikansi sebesar ,0003 yang menunjukkan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,0003 < 0,05), maka H ditolak dan H a diterima. Itu artinya ada pengaruh penerapan pembelajaran yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD. Perbedaan pengaruh ini dilihat dari hasil uji t dan perbedaan rata-rata dua kelompok. Hal ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Menjer Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo semester II tahun pelajaran 2014/2015.

  Hal ini karena pembelajaran STAD memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan dari pembelajaran tipe STAD menurut Allport (dalam Slavin, 2005:103) setiap siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi yang substansial kepada kelompoknya, dan posisi anggota kelompok adalah setara.

  Menggalakkan interaksi secara aktif dan positif dan kerjasama anggota kelompok menjadi lebih baik (Slavin, 2005:105). Membantu siswa untuk memperoleh hubungan pertemanan lintas rasial yang lebih banyak (Slavin, 2005:105). Melatih siswa dalam mengembangkan aspek kecakapan sosial di samping kecakapan kognitif (Isjoni, 2010:72). Peran guru juga menjadi lebih aktif dan lebih terfokus sebagai fasilitator, mediator, motivator dan evaluator (Isjoni, 2010:62).

  Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Leonard Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Mata P elajaran IPA SD Kelas V Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012”. Dalam penelitian ini bersimpulan, bahwa kemampuan siswa setelah proses pembelajaran dengan nilai tertinggi untuk kelompok eksperimen 95.00 dan kelompok kontrol 65.00. Standar Deviasi kelompok eksperimen adalah 9.119, dan kelompok kontrol adalah 9.232, dan untuk penghitungan Tuji diperoleh 10.007 dengan df 33 pada taraf signifikansi 5% dan apabila dimasukkan dalam rumus uji beda yaitu - t1

  • – 1/2 α < t < t – ½ α pada taraf signifikansi 5% diperoleh -10.007 1,692< 10.007. Jadi berdasarkan hasil tersebut maka H ditolak dan Ha diterima, yang berarti antara ke-dua data tersebut terdapat perbedaan secara signifikan antara kemampuan awal dan setelah melalui proses pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  Dalam penelitian Miftahul Janah (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) tahun 2013 berjudul Pengaruh “Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV” juga bersimpulan Hasil belajar siswa kelompok eksperimen (rata-rata = 83,33 dan simpang baku = 7,80) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (rata-rata = 41,17 dan simpang baku = 11,79) dan setelah sebesar 10,22 sedangkan t tabel pada dilakukan uji “t” diperoleh nilai t hitung taraf signifikasi 0,05 sebesar 1,99 atau > . Maka dapat disimpulkan menolak H .

  o

  Dan Ha yang menyatakan terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran STAD terhadap hasil pembelajaran IPA siswa diterima, hal ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran STAD memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa.

  Selain kedua penelitian tersebut, penelitian lain seperti penelitian skripsi Nofitasari tahun 2013 dengan judul” Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Matapelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SDN Kesongo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013”. Juga menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh terhadap hasil belajar yang sangat signifikan dibandingkan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Batur 1 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Batur 1 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 0 71

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Sema

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Evaluasi Index Card Match dengan Pendekatan Scientific Siswa Kelas 4 SDN Semowo 01 Pabelan Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 91

2.1.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Menjer Keca

0 0 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) ter

0 0 21