Wanita dalam Perspektif al Quran

TUGAS
MATERI AL-QUR’AN
WANITA DALAM PERPEKTIF AL’QURAN

Disusun Oleh:
Anggri Sahna Primadani

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III (TIGA) 2017

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim…..
Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam, karna berkat karunianyalah kami
dapat menyusun makalah yang berjudul “Wanita Dalam Perpektif Al Qur’an”
Sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kekhilafan, demi perbaikan makalah
ini selalu di harapkan kritik dan saran dari semua pihak. Semoga makalah ini bermafaat
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Akhirul kalam semoga segala usaha kita dalam peningkatan mutu pendidikan
mendapat ridho dari Allah SWT aamiin

Ambon, 28 Desember 2017


Anggri Sahna Primadani

WANITA DALAM PERPEKTIF AL-QUR’AN
Anggri Sahna Primadani
160301030
Jurusan Pendidikan gama islam
Fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan
Insitut agama islam negeri ambon
Email; anggrisahnaprimadani01@gmail.com

Abtrak
Karya ilmiah dengan judul “Wanita Dalam Prespektif Al-Qur’an” adalah upaya untuk
menyanjung keberadaan wanita, karna banyak pula yang meremehkan kaum wanita
dan memandang wanita dengan sebelah mata saja. Bahkan di zaman terdahulu wanita
tak dihargai bahkan wajib dibunuh karna banyak yang beranggapan wanita adalah aib
bagi kaum lelaki. Tujuan pembuatan karya ilmiah ini agar dapat mengetahu kedudukan
wanita, dan wanita bukanlah musuh bagi kaum laki-laki.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kedudukan seorang wanita sangat mempengaruhi lingkungan
masyarakat, wanita sering dianggap remeh dan sering di kucilkan. Masyarakat
menganggap bahwa wanita tidak memliki peran dan hak apapun bagi dunia ini,
karena mereka menganggap bahwa wanita adalah sosok yang lemah dan tak
mampu berbuat apa-apa. Bahka pada zaman terdahulu di tanah Arab wanita
sangat tak dihargai dan tak memiliki hak apa pun.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimankah Asal- usul Kejadian Wanita
2. Apa saja hak dan kewajiban perempuan

PEMBAHASAN
A. Asal -usul Kejadian Perempuan
Wanita menurut KBBI adalah perempuan dewasa, sendangkan menurut KBBI
perempuan sendiri yakni orang yang mempunyai vagina, dapat menstuasi, hamil,
melahirkan anak, dan menyesui.1
Praktek anti emanispasi masih sering ditemukan dengan dalil doktrin agama.
Kaum perempuan masih sering dipandang tidak “sejajar” dengan liki-laki. Kalaupun
diantara mereka ada yang kelihatanya menempati posisi itu, mereka masih sering

dibayangi semacam rasa bersalah, rasa menyimpang, dan rasa bukan muslimah yang baik.
Feminism masih lebih sering diidentikan dengan rasa rendah diri dan kelembutan yang
lebih beraksentuasi sebagai objek yang menjadi sasaran dari sesuatu yang memiliki
superioritas.
Perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dari laki-laki dan
penyebab langsung terjadinya Adam dari surge ke bumi menjadi salah satu factor
timbulnya sikap androsentrisme, yang menempatkan laki-laki sebagai titik sentral dalam
hidup masyarakat: bahkan terkadang menimbulkan sikap missogini, yaitu rasa benci dan
pelecehan terhadap perempuan.
Al-Qur’an menempatkan laki-laki dan perempuan sebagai dua jenis makhluk
yang mempunyai status sama sebagai abid dan sebagai khalifah. Antara satu dengan
lainnya tidak terdapat superioritas, baik dari segi asal-usul maupun dari segi statusnya.
Dengan begitu, konsep feminism dalam al-Quran tidak harus mengandung konotasi
bahwa perempuan berada dibawah otoritas dan superioritas laki-laki.2
Al-qur’an menyamakan kedudukan kaum wanita dan laki-laki dalam hal ibadah,
dan wanita pun mempunyai hak hak tersendiri yang diberikan kepada mereka, lelakipun
sebaliknya, Seperti dalam firman Allah Swt:
Artinya:
Wahai manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari diri yang satu ,(Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari

(diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan
1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama 2012), cet 6. Hlm 1054-1556.
2
Abudin Nata, Kajian Tematik Al-Qur’a Te ta g Ke asyarakata , (Bandung: Angkasa Bandung
2008), Cet I, hlm 232.

yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan Nama-Nya kamu saling meminta,
dan (peliharalah) hubungan keluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu. (Qs. An-Nisa: 1)3

Tafsir:
Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, yakni adam atau jenis yang sama, tidak ada
perbedaan dari segi kemanusiaan antara seorang manusia dan yang lain, dan Allah
menciptakan dirinya, yakni dari diri yang satu itu pasangannya, dan dari keduanya,
yakni dari Adam dan istrinya atau dari lelaki dan perempuan yang berpasangan itu
Allah memperkembang biakan laki-laki yang banyak dan perempuanpun demikian.

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan Nama-Nya kamu saling meminta dan
plihara pula hubungan silahturahmi.4
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah tidak membedakan kaum lelaki dan kaum
perempuan, Allah menyamakan antara prinsip laki-laki dan wanita.
Selama kaum wanita hidup dalam kondisi dogmatis demikian itu terutama
dihembuskan oleh para teologi dan pemimpin agama, selama itu pula kaum wanita sulit
menjadi manusia seutuhnya, dalam arti benar-benar memiliki dirinya sendiri. Pesan
dokmatik yang paling sering mereka terima adalah soal hijab dan pembatasanpembatasan lainnya. Dalam sejarah kontiporer, sesuatu negara atau pemerintahan dalam
dunia Islam yang kembali mengembangkan islamisasi, seperti Ziaul haq di Pakistan,
dewan revolusi di Iran, CIS di Aljazair, yang pertama-tama mereka lakukan adalah
mmbatasi gerak dan kebebasan wanita, misalnya memaksa mereka untuk menutup
seluruh tubuh, membuat peraturan membatasi tingkah laku individu yang pada umumnya
cendrung “ merumahkan” mereka, bahkan menyusun konsep-konsep yang cendrung
adrosentris dan patriarchal.5

Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’a 20 baris & terje aha 2 uka, hlm 40
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah volume II,(Tanggerang:Lentera Hati), hlm 397
5
Abudin Nata, Kajian Tematik Al-Qur’a Te ta g Ke asyarakata , (Bandung: Angkasa Bandung
2008), Cet I, hlm 232

3

4

B. Bentuk Kemuliaan Wanita dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an menjadi rahmatan lil’alami bagi seluruh umat, dan Islam sebagai Agama
yang memuliakan seorang wanita, jika zaman terdahulu kaum wanita dilakukan seperti
barang, dan tidak dihargai sama sekali. namu berbanding terbalik dengan al-Qur’an,
Islam menyamakan kedudukan wanita dan laki-laki dalam hal ketakwaan dan Ibadah.
Sebagaimana Allah Swt berfirman:
Artinya:
Dan Sesungguhnya, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, dan kami beri mereka rezeki dari yang baikbaik dan Kami lebihkan mereka atas banyak dari siapa yang Kami ciptakan, dengan
kelebihan yang sempurna 6

Tafsir:
Sesungguhnya telah kami muliakan anak cucu Adam dengan bentuk tubuh yang
bagus, kemampuan bebicara dalam berpikir, serta berpengetahuan dan kami beri juga
mereka kebebasan memilah dan memilih. Dan
kami angkut mereka di dataran dan di lautan dengan aneka alat transport yang kami

ciptakan dan tundukan bagi mereka, atau yang Kami ilhami mereka pembuatannya,
agar mereka dapat menjelajahi bumi dan angkasa yang kesemuanya Kami ciptakan
untuk mereka. Dan kami juga beri mereka rezeki dari yang baik-baik sesuai kebutuhan
mereka lagi lezat dan bermanfaat untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa
mereka dan kami lebihkan mereka atas banyak makhluk dari siapa yang telah kami
ciptakan dengan kelibah yang sempurna. Kami lebihkan mereka dari hewan dengan
akal dan daya cipta sehingga menjadi makhluk bertanggung jawab. Kami ciptakan
dengan kelebihan yang sempura. 7
Di dalam Islam al-Qur’an menyeru untuk menghargai wanita, memulikan
wanita, memberikan hak- hak kepada wanita. Islam pun memberikan hak- hak kepada
wanita seperti :

1. Hak dalam bidan politik
Surah yang berkaitan dengan hak berpolitik:
Artinya:

6
7

Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’a 20 baris & terje aha 2 uka, hlm 146

M.Qurais Shihab, Tafsir Al-Misbah volume 7, ( Jakarta: Lentera Hati 2002), Cet IV, hlm 149-150

Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian
mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan
shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya . Mereka akan
diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha bijaksana.8 (Qs.
At-Taubah:71)

Tafsir:
Dan orang-orang mukmin yang mantap imannya dan terbukti
kemantapannya melalui amal-amal saleh mereka, lelaki dan perempuan,
sebagai mereka dengan sebagaian yang lain, yakni menyatu hati mereka, dan
senasib serta sepenanggungan mereka sehingga sebagian mereka menjadi
penolong bagi sebagian yang lain, dalam segala urusan dan kebutuhan mereka.
Bukti kemantapan iman mereka adalah mereka menyuruh melakukan yang
maruf, mencegah perbuatan yang mungkar, melaksanakan shalat dengan
khusuk dan bersinambung, menunaikan zakat dengan sempurna dan mereka
taat kepada Allah dan Rasul-Nya menyangkut segala urusannya. Mereka itu
pasti akan dirahmati Allah dengan rahmat khusus; sesungguhnya Allah

mahaperkasa tidak dapat dikalahkan atau dibatalkan kehendak-Nya oleh siapa
pun lagi mahabijaksana dalam semua ketetapannya.9
2. Hak-hak dalam memilih pekerjaan
Di dalam al-Qur’an dibebaskan seorang wanita bekerja asalkan dengan
pekerjaan yang baik dan dalam syaria’t Islam, di dalam al-Qur’an tidak terdapat
surah yang melarang atau membedakan oekerjaan wanita. Adapu firman Allah
Swt.
Artinya:
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan
berfirman), “sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang
beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian
kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain.10 (Q.s Al-Imran: 195)

Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’a 20 baris & terje aha 2 uka, hlm 100
M.Qurais Shihab, Tafsir Al-Misbah volume 5, ( Tanggerang: Lentera Hati 2016), Cet I, hlm 163
10
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’a 20 baris & terje aha 2 uka, hlm 39

8


9

Tafsir:
Maka Tuhan mereka benar-benar memperkenankan buat mereka
permohonan mereka dengan berfirman, sesungguhnya aku tidak menyianyiakan ganjaran amal orang-orang yang beramal di antara kamu, wahai ulul
al-Albab, atau semua yang bermohon dengan tulus, baik seorang lelaki atau
perempuan, Allah tidak membeda-bedakan kamu, hai lelaki dan perempuan,
karena sebagian kamu dari sebagian yang lain.11

3. Hak belajar
Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. (Q.s
Al-alaq : 1)12
Tafsir: Bacalah wahyu-wahyu Ilahi yang sebentarlagi akan banyak yang kau
terima dan baca juga Alam dan masyarakatmu. Bacalah agar engkau membekali
dirimu dengan kekuatan pengetahuan. Bacalah semua itu tetapi dengan syarat
hal tersebut engkau lakukan dengan atau demi nama Tuhan Yang selalu
memelihara dan membimbingmu dan Yang mencipta semua mahluk kapan dan
dimanpun.13


11

M.Qurais Shihab, Tafsir Al-Misbah volume 2, ( Jakarta: Lentera Hati 2002), Cet V, hlm 380
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’a 20 baris & terje aha 2 uka, hlm 302
13
M,Qurais Shihab,Tafsir Al-Misbah volume 15 , ( Jakarta: Lentera hati 2002), cet IV,hlm 454
12

PENUTUB
Kesimpulan
Di dalam al-Quran terdapat banyak surah yang berkaitan dengan kaum
wanita hingga didalam Islam wanita sangat dihargai dan dihormati, bahkan
swanita adalah bagian dari seorang lelaki dan laki laki adalah bagian dari
seorang wanita. Didalam Islam tidak pernah terjadi penindasan, penganiyayaan,
dan membatasi hak seorang wanita. Bahkan wanita sangat di muliakan.

DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Kajian Tematik Al-Qur’a Te ta g Ke asyarakata , (Bandung:
Angkasa Bandung 2008), Cet I, hlm 232.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama 2012), cet 6.
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’a 20 baris & terje aha 2
muka,
M.Qurais Shihab, Tafsir Al-Misbah volume 5, ( Tanggerang: Lentera Hati
2016), Cet I,