PPKI Ulvia Peranan Guru Agama Dalam Meni

PERANAN GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH UMUM
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah
orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di
lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, surau/musalla, di rumah
dan sebagainya.
Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peranan
penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia
pendidikan, figur guru mesti dilibatkan dalam agenda pembicaraan terutama yang
menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak dapat
disangkal, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru.
Sebagian besar waktu guru ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan masyarakat.
Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
proses belajar mengajar. Sehubungan dengan ini, setiap guru sangat diharapkan
memiliki karakteristik (ciri khas) kepribadian yang ideal sesuai dengan
persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis.
Peran guru adalah ganda, disamping ia sebagai pengajar sekaligus sebagai
pendidik. Dalam rangka mengembangkan tugas atau peran gandanya maka oleh
Zakiah Daradjah disarankan agar guru memiliki persyaratan kepribadian sebagai

guru yaitu:
Suka bekerja keras, demokratis, penyayang, menghargai kepribadian
peserta didik, sabar, memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang
bermacam-macam, perawakan menyenangkan dan berkelakuan baik, adil dan
tidak memihak, toleransi, mantap dan stabil, ada perhatian terhadap persoalan
peserta didik, lincah, mampu memuji, perbuatan baik dan menghargai peserta
didik, cukup dalam pengajaran, mampu memimpin secara baik.
Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka guru memegang peranan penting.
Oleh sebab itu guru di sekolah tidak hanya sekedar mentransferkan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi lebih dari itu terutama dalam
membina sikap dan ketrampilan mereka. Untuk membina sikap murid di sekolah,
dari sekian banyak guru bidang studi, guru bidang studi agamalah yang sangat
menentukan, sebab pendidikan agama sangat menentukan dalam hal pembinaan
sikap siswa karena bidang studi agama banyak membahas tentang pembinaan
sikap, yaitu mengenai aqidah dan akhlakul karimah.
Tugas guru tidak terbatas pada memberikan informasi kepada murid
namun tugas guru lebih konprehensif dari itu. Selain mengajar dan membekali
murid dengan pengetahuan, guru juga harus menyiapkan mereka agar mandiri dan
memberdayakan bakat murid di berbagai bidang, mendisiplinkan moral mereka,

membimbing hasrat dan menanamkan kebajikan dalam jiwa mereka. Guru harus
menunjukkan semangat persaudaraan kepada murid serta membimbing mereka
pada jalan kebenaran agar mereka tidak melakukan perbuatan yang menyimpang
dari ajaran agama.
Seperti yang di jelaskan oleh Zakiah Daradjah bahwa: Pendidikan agama
dalam sekolah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan
kepribadian anak didik, karena pendidikan agama mempunyai dua aspek
terpenting. Aspek pertama dari pendidikan agama adalah yang ditujukan kepada
jiwa atau pembentukan kepribadian. Anak didik diberikan kesadaran kepada
adanya Tuhan lalu dibiasakan melakukan perintah-perintah Tuhan dan
meninggalkan larangan Nya. Dalam hal ini anak didik dibimbing agar terbiasa
berbuat yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama. Aspek kedua dari
pendidikan agama adalah yang ditujukan kepada pikiran yaitu pengajaran agama
itu sendiri. Kepercayaan kepada Tuhan tidak akan sempurna bila isi dari ajaranajaran Tuhan tidak diketahui betul-betul. Anak didik harus ditunjukkan apa yang
disuruh, apa yang dilarang, apa yang dibolehkan, apa yang dianjurkan
melakukannya dan apa yang dianjurkan meninggalkannya menurut ajaran agama.
Dari kutipan dan uraian diatas menunjukkan bahwa pendidikan agama
mutlak diperlukan di sekolah apalagi di sekolah umum. Oleh sebab itu guru yang
mengajar pelajaran agama sangat bertanggung jawab dalam pembinaan sikap
mental dan kepribadian anak didiknya. Guru agama harus mampu menanam nilai-


nilai agama kepada setiap siswa dengan berbagai cara. Akan tetapi tujuan itu tidak
akan tercapai apabila tidak ada kerjasama dengan semua pihak terutama dengan
sesama guru dan antara guru dengan orang tua siswa. Sebab pendidikan agama
dapat terbina apabila adanya kesinambungan atau keterpaduan antara pembinaan
orang tua didalam keluarga, masyarakat dan guru di sekolah.
Demikian juga dengan guru agama di SMP Negeri Kecamatan Sakti
Kabupaten Pidie dalam membina sikap mental dan kepribadian anak didiknya
tidak terlepas dari peran guru di sekolah, orang tua di rumah dan masyarakat di
lingkungannya. Akan tetapi pada kenyataannya sekarang masih banyak diantara
siswa yang ada di SMP Negeri Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie yang bertingkah
laku kurang baik diantara mereka dalam bergaul sesama temannya atau pun dalam
berbicara dengan orang tua, konon lagi dengan anggota masyarakat.
Melalui peranannya sebagai pendidik guru diharapkan mampu mendorong
siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui bermacammacam sumber dan media. Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa untuk
secara efektif dapat mempergunakan berbagai kesempatan belajar dari berbagai
sumber serta media belajar.
Kegiatan siswa dalam bersikap dan bertingkah laku yang baik di sekolah
karena kurangnya pengetahuan siswa tentang budi pekerti. Oleh karena itu perlu
penambahan jam dan mata pelajaran agama di SMP Negeri Kecamatan Sakti

Kabupaten Pidie, seperti mata pelajaran akidah akhlak, fiqh dan Al-Qur’an hadits.
Selain itu juga faktor guru sangat mendukung dalam mendidik prilaku siswa. Jika
seorang guru agama itu bertingkah laku yang baik maka siswanya juga akan
mencontoh prilaku tersebut atau sebaliknya. Karena seorang guru adalah suri
tauladan bagi siswanya.
Dari latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa saja kegiatan guru agama dalam meningkatkan mutu pendidikan
agama di SMP Negeri Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie?
2. Apa saja hambatan guru agama dalam meningkatkan mutu pendidikan
agama di SMP Negeri Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie?

Untuk mengetahui jawaban dari permasalahan diatas, penulis mengadakan
suatu penelitian dengan judul : “Peranan Guru Agama Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Agama di Sekolah Umum” (Studi Kasus SMP Negeri
Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie).
B. Penjelasan Istilah
Setiap

penelitian


menimbulkan

bermacam-macam

pengertian

dan

penafsiran, begitu pula istilah yang terdapat dalam skripsi ini yang
berjudul “Peranan Guru Agama dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama di
Sekolah Umum”, oleh karena itu untuk mencegah kesimpangsiuran pengertian
serta pemahaman dari pembaca, maka penulis merasa perlu menjelaskan istilahistilah sebagai berikut.
a. Peranan
Peranan artinya: “Suatu bagian memegang pimpinan yang terutama
( terjadinya suatu hal atau peristiwa)” misalnya tenaga ahli dan buruh yang
memegang peranan penting dalam pembangunan negara”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa peranan
merupakan “seperangkat tingkat yang diharapkan untuk dimiliki oleh seseorang
yang berkedudukan dalam masyarakat atau yang merupakan bagian utama yang

harus dilakukan”.
Adapun peranan yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah peran atau
keikutsertaan guru agama dalam membina sikap atau tingkah laku siswanya,
ketingkat yang lebih baik dan sempurna. Dengan kata lain diartikan bahwa
pengertian peranan adalah peran serta atau usaha guru agama dalam mendidik,
membina, membimbing serta mengarahkan siswa kepada yang lebih baik dan
sempurna.

b. Guru Agama

Guru agama adalah: seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain
atau orang yang dicontoh dan ditiru, artinya dicontoh perkataannya dan ditiru
perbuataannya.
Adapun guru agama yang penulis maksud dalam pembahasan ini yaitu
seseorang yang berprofesi sebagai pengajar sub bidang studi agama Islam di SMP
Negeri Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie dan menjadi contoh teladan bagi
muridnya.
c. Pendidikan Agama
Pendidikan agama yang dimaksud disini adalah pendidikan agama Islam,
yang pengertiannya sebagai mana dirumuskan oleh: Ahmad D.Marimba: yaitu

“Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum ajaran Islam menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam“.
Kemudian Abdurrahman Saleh menyatakan pendidikan Islam adalah
“sebagai usaha berupa bimbingan dan usaha terhadap anak didik/murid agar kelak
setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran
agama Islam, serta dapat menjadikannya sebagai jalan kehidupan“.
Dengan mengutip dari beberapa pendapat para tokoh pendidikan tersebut,
penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa pendidikan agama adalah suatu
proses pembinaan dan pengajaran yang dilaksanakan dalam segala segi, yang
dapat membimbing dan mengarahkan seseorang menjadi manusia yang bertakwa
kepada Allah SWT dan berpegang teguh terhadap ajaran agama Allah, yaitu
agama Islam.
d. Sekolah Umum
Sekolah merupakan “suatu lembaga yang terdapat dalam masyarakat yang
sungguh-sungguh melibatkan orang untuk mengamatinya”.
Sekolah Umum artinya: suatu lembaga belajar dan memberi pelajaran atau tempat
pertemuan dan usaha untuk menuntut kepandaian atau ilmu pengetahuan ketika
murid diberi pelajaran.

Adapun sekolah umum yang penulis maksud dalam pembahasan ini adalah: suatu

lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (P dan K) seperti SD, SMP dan SMU atau sekolah umum lainnya
yang sederajat khususnya di SMP Negeri Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie.
e. SMP Negeri
SMP (Sekolah Menengah Pertama) Negeri merupakan suatu Lembaga
Pendidikan formal yang dikelola atau dibawah tanggung jawab Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dan juga sebagai lembaga
pendidikan lanjutan dari sekolah dasar dan mempersiapkan siswanya untuk
pendidikan yang lebih tinggi.
SMP Negeri yang penulis maksud dalam pembahasan ini adalah SMP
Negeri yang ada di Kabupaten Pidie dan terletak di Kecamatan Sakti, yang terdiri
dari empat SMP Negeri yaitu, SMP Negeri I Kota Bakti, SMP Negeri 2 Lingkok,
SMP Negeri 3 Kota Bakti, dan SMP Negeri 4 Cot Radi.
f. Kecamatan Sakti
Kecamatan Sakti merupakan salah satu kecamatan yang terdapat ditengahtengah kabupaten Pidie Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan pusat
kecamatannya di Kota Bakti. kecamatan Sakti berbatasan dengan: sebelah timur
berbatasan dengan kecamatan Mutiara, sebelah barat berbatasan dengan
kecamatan Mila, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Mutiara, dan
sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Keumala.
g. Kabupaten Pidie

Pidie atau kabupaten Pidie adalah salah satu daerah pemerintahan tingkat
II yang termasuk bagian dari Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan yang
dikepalai oleh seorang Bupati, dengan Ibu Kotanya Sigli.
C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan dalam tindakan yang dilakukan manusia mempunyai
tujuan tertentu, begitu pula halnya dengan penelitian ini mempunyai tujuan
tersendiri, adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa saja usaha guru agama dalam meningkatkan mutu
pendidikan agama di SMP Negeri Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie.
2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dialami guru agama dalam
meningkatkan mutu pendidikan agama di SMP Negeri Kecamatan Sakti
Kebupaten Pidie.
D. Postulat dan Hipotesis
“Postulat” adalah suatu yang menjadi tumpuan pandangan dan segala
kegiatan terhadap masalah yang dihadapi. Postulat ini menjadi titik pangkal, titik
mana tidak lagi menjadi keraguan bagi penyelidik. Adapun yang menjadi postulat
(anggapan dasar) dalam penelitian ini adalah ” Pendidikan agama merupakan
kebutuhan dalam kehidupan manusia untuk mencapai kebahagian dunia-akhirat,
dan mengarahkan seseorang menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah”.

Sedangkan hipotesa adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah, yang
kebenarannya perlu dibuktikan melalui suatu penelitian, maka yang menjadi
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam meningkatkan mutu pendidikan agama di SMP Negeri Kecamatan
Sakti Kabupaten Pidie guru selalu mengadakan evaluasi pada akhir
pembelajaran serta guru selalu memberi bimbingan dan arahan pada setiap
siswa.
2. Hambatan yang dialami guru agama dalam meningkatkan mutu
pendidikan agama di SMP Negeri Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
adalah keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya minat belajar
dari siswa.
E. Populasi dan Sampel
Yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan
objek yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sedangkan yang dimaksud

dengan sampel adalah sebahagian yang diambil dari populasi sebagai bahan objek
penelitian.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh SMP Negeri yang ada di Kecamatan Sakti Kabupaten
Pidie yang terdiri dari empat SMP Negeri, yaitu SMP Negeri 1 Kota Bakti, SMP

Negeri 2 Lingkok, SMP Negeri 3 Kota Bakti dan SMP Negeri 4 Cot Radi.
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIa
dari SMP Negeri 1 Kecamatan Sakti dengan jumlah siswa 48 orang. Dipilih kelas
IIa sebagai sampel dari lima ruang yang ada di SMP Negeri I Kecamatan Sakti
karena nilai rata-rata mata pelajaran agama lebih menonjol. Alasan mengapa
dipilih kelas II, karena mereka dianggap sudah lebih setahun menerima materi
pelajaran sehingga lebih matang dibanding kelas I. dan alasan tidak dipilih kelas
III sebagai subjek penelitian karena dikhawatirkan dapat mengganggu proses
belajar yang sedang ditekuni disebabkan mereka akan menempuh ujian akhir.
F. Metode Penelitian
Setiap penulisan karya ilmiah memerlukan bermacam-macam metode.
Metode yang penulis gunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah metode
“ Deskriptif Analisis“,yaitu pembahasan yang bertujuan untuk memecahkan
masalah dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasikan dan
menganalisa.
1. Tehnik Pengumpulan Data
Sedangkan pengumpulan data ditempuh dengan metode sebagai berikut:
a. Library Research (penelitian kepustakaan)
Penelitian ini penulis tempuh dengan jalan penalaahan sejumlah
buku, artikel atau karya ilmiah lain yang berhubungan dengan
pembahasan skripsi.
b. Field Research (penelitian lapangan)
Penelitian lapangan dilakukan yaitu pengumpulan data di lapangan
(lokasi penelitian). Adapun teknik atau alat pengumpulan data yang
digunakan sebagai berikut:

1) Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung untuk memperoleh
gambaran yang jelas tentang objek penelitian, penulis
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek
penelitian itu. Adapun yang akan menjadi sasaran dalam
observasi adalah lingkungan sekolah termasuk didalamnya
antara lain sarana ibadah, perpustakaan, kebersihan serta
aktivitas di sekolah yang berhubungan dengan peranan guru
agama.
2) Angket
Angket adalah sejenis alat dengan jalan mengajukan
pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu secara
tertulis dan responden menjawabnya langsung pada kertas
tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket
terbuka alasannya untuk mencegah kemungkinan yang
tidak terduga oleh responden, dalam hal ini penulis
menyediakan ruangan kosong atau titik-titik untuk diisi
pendapat responden yang tidak sesuai dengan kemungkinan
jawaban yang penulis sediakan. Angket ini akan disebarkan
kepada siswa dan wali murid.
3) Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan kepala
sekolah, guru agama dan wali murid yang ada di SMP
Negeri Kecamatan Sakti. Hal yang di wawancarai
menyangkut dengan proses belajar mengajar sub bidang
studi pendidikan agama, serta hal-hal yang berkaitan
dengan peranan guru agama dalam meningkatkan mutu
pendidikan agama.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Banda

Aceh Tahun 2002“. Sementara pedoman penterjemahan ayat-ayat Al-Qur’an
penulis gunakan Al-Qur’an dan Terjemahan yang diterbitkan oleh Departemen
Agama Republik Indonesia tahun 2004.