PERAN KEBERADAAN OBJEK WISATA MAKAM BUNG

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF
PERAN KEBERADAAN OBJEK WISATA MAKAM BUNGKARNO UNTUK
MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KECAMATAN
SANANWETAN
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“SEMINAR PROPOSAL”
Dosen Pengampu:
Rokhmat Subagiyo, SE, MEI

Disusun Oleh:
Nama

: Mita Zuhriyah

NIM

: 17402153261

Kelas

: ES 6G


EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MEI 2018

ABSTRAK
Di kota Blitar sektor pariwisata sangat penting bagi pendapatan masyarakat. Salah
satunya adalah objek wisata makam Bungkarno yang terkemuka, hal ini ditandai dengan
perkembangan perpustakaan dan musium yang berada di wilayah makam Bungkarno. Jumlah
wisatawan yang datang setiap tahunnya mengalami kenaikan hal ini membuka peluang bagi
komunitas lokal untuk meningkatkan kesejahteraan. Tujuan penelitian ini adalah 1)upaya
pengelola makam bungkarno untuk meningkatkan perekonomian masyarakat ; 2)menjelaskan
dampak keberadaan objek wisata makam Bungkarno; 3) mengidentifikasi kendala dalam
peningkatan ekonomi masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data primer dikumpulkan melalui
wawancara mendalam dengan 40 responden, dengan asumsi data dapat mewakili populasi.
Responden dipilih secara acak, dari populasi pelaku bisnis. Data sekunder di peroleh dari
kantor makam Bungkarno dan kantor pemerintah lainnya. Pengukuran peran objek wisata
terhadap kondisi perekonomian sebelum dan sesudah pembangunan objek wisata makam

Bungkarno.

Analisis peran objek wisata makam bungkarno terhadap perekonomian

menggunakan analisis domain, hasil penelitian menunjukkan bahwa objek wisata bagi
meningkatnya perekonomian sangat signifikan, kebanyakan masyarakat sekitar wisata
berprofesi sebagai pedagang, penarik becak dan juru parkir karena faktor jarak dari rumah
ketempat usaha.
Faktor lain lain adalah banyaknya masyarkata yang tidak memilki keterampilan lain
untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan, peluang bisnis
dan dorongan dari keluarga. Hasil penelitian menunjukkan objek wisata makam bungkarno
berperan signifikan terhadap perekonomian masyarakat sekitar, tapi berdasarkan surbey
masih banyak tingkat pengemis disekitar wisata makam Bungkarno yang membuktikan
bahwa peningkatan perekonomian belum rata kepada seluruh masyarakat sekitar wisata.
A.

Judul Penelitian
“Peran keberadaan objek wisata makam Bungkarno terhadap meningkatkan
perekonomian masyarakat di kecamatan sananwetan”
B. Latar belakang


Pemerintah harus mencari alternatif Sektor ekonomi yang dianggap pas untuk
mempercepat penanggulangan kemiskinan di Indonesia, salah satu sektor ekonomi yang
dianggap cukup perspektif adalah sektor pariwisata, sektor pariwisata diyakini tidak hanya
sekedar mampu menjadisektor andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa untuk
pembangunan yang sekarang sedang giat-giatnya dilakukan pemerintah, akan tetapi juga
mampu mengentaskan kemiskinan.1 pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki
perananan penting bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism
Organization (WTO) sektor pariwisata mampu memberikan sumbangan kepada PDB dunia
sebesar 10 persen pada tahun 2007. Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi dunia,
peningkatan pendapatan penduduk dunia, dan kemajuan teknologi komunikasi pada
dasawarsa terakhir mendorong industri pariwisata berkembang semakin pesat. Industri
pariwisata memang terus berkembang karena memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Hal
ini didukung oleh data wisatawan internasional dari WTO yang jumlahnya menunjukkan tren
selalu meningkat. Pada tahun 2010 jumlah wisatawan internasional mencapai 940 juta
wisatawan, sedangkan pada tahun 2011 jumlahnya meningkat menjadi 983 juta wisatawan
atau bertambah 4,6%. Jumlah wisatawan internasional pada tahun 2020 diperkirakan akan
mencapai 1,4 miliar dan meningkat menjadi 1,8 miliar pada tahun 2030. Industri pariwisata di
Indonesia menunjukkan perkembangan positif, jika dilihat dari jumlah kedatangan wisatawan
asing. Perkembangan industri pariwisata yang semakin besar diharapkan mampu mengambil

peranan sebagai penyumbang pendapatan negara. Sektor pertambangan mineral dan gas yang
selama ini menjadi sumber utama pendapatan negara perlu dikelola dengan efisien karena
ketersediaannya semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui.2

Pembangunan wilayah tidak dapat dilepaskan dari upaya mengembangkan ekonomi
lokal wilayah tersebut. Pengembangan sumberdaya ekonomi lokal adalah salah satu strategi
pembangunan ekonomi dengan cara optimalisasi sumberdaya ekonomi dan sumberdaya
masyarakatnya. Sektor pariwisata dianggap sebagai sektor ekonomi yang berorientasi pada
pembangunan berkelanjutan. Dampak lingkungan yang dihasilkan dari sektor pariwisata lebih
kecil apabila dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lainnya seperti industri, pertambangan,
maupun pertanian. Total karbon yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata dunia (akomodasi
1 Oka A Yoety, Ekonomi Pariwisata: introduksi, informasi dan Aplikasi, (Jakarta: Kompas,2008) hal 14
2 R Winantyo, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). (Jakarta: PT ElexMedia Komputindo Kelompok
Kompas Gramedia, 2008) hal 114

dan transportasi), hanya menyumbang 5% dari total emisi yang dihasilkan manusia. Selain
itu, sektor pariwisata juga menjadi salah satu alternatif sumber pendapatan daerah bagi
daerah yang tidak memiliki sumberdaya alam melimpah. Kota Blitar secara umum tidak
memiliki sumberdaya alam yang melimpah untuk dijadikan sumber pendapatan daerah.Oleh
karena itu salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan daerah yaitu dengan

mengembangkan sektor pariwisata. Kota Blitar merupakan salah satu daerah tujuan wisata
(DTW) di Jawa Timur karena memiliki keunikan budaya dan keindahan alam sebagai asset
wisata yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini.
Pengembangan sektor pariwisata diharapkan mampu memunculkan multiplier effect atau efek
pengganda pada sektor-sektor pendukung pariwisata seperti perdagangan, jasa, perhotelan,
dan sebagainya seperti industri rumah tangga. Industri pariwisata di Kota Blitar dapat
dikatakan berkembang dengan baik dilihat dari sisi pengembangan fisik obyek wisata yang
ada dan juga dari sisi pengelolaanya. Salah satunya adalah pengembangan obyek wisata
Makam Bung Karno yang dilakukan dengan menambah luas kawasan wisata tersebut yang
semula luasnya2.970 m2 menjadi 4.852 m2.
Pengembangan obyek wisata Makam Bung Karno tidak terbatas pada penambahan
luas kawasan wisata, namun pemerintah juga membangun Perpustakaan Bung Karno di
kawasan wisata ini pada tahun 2003. Perpustakaan Bung Karno yang letaknya bersebelahan
dengan Makam Bung Karno menyediakan arsip-arsip dan buku-buku yang menggambarkan
sejarah perjuangan Bung Karno dalam upaya meraih kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pembangunan Perpusatakaan tersebut bertujuan untuk menambah daya tarik wisata Makam
Bung Karno yang berperan sebagai salah satu obyek wisata religi andalan di Kota Blitar.
Jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara ke
kawasan wisata Makam dan Perpustakaan Bung Karno dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Berdasarkan tabel 1.1. jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2006 mencapai

672.669 wisatawan, dan meningkat 12,67 % menjadi 1.029.511 wisatawan pada tahun 2011.
Persentase pertambahan jumlah wisatawan paling besar adalah pada tahun 2008, yakni
mencapai

22,97

%

bila

dibandingkan

dengan

periode

sebelumnya.

Besaran


perkembanganjumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2006 hingga 2011 mencapai
wisatawan atau meningkat sejumlah 356.842 wisatawan apabila dibandingkan dengan tahun
2006. Peningkatan jumlah wisatawan cenderung fluktuatif atau tidak sama dari tahun ke
tahun, namun rata-rata Peningkatan jumlah kunjungan wisata tiap tahunnya mencapai 89.210
wisatawan. Jumlah ini menunjukkan daya tarik wisata kawasan Makam dan Perpustakaan

BungKarno cukup positif. Jumlah kunjungan wisatawan apabila dilihat dari jenis wisatawan
juga menunjukkan pola peningkatan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara. Dari jumlah kunjungan wisatawan tahun 2010 sebesar 1.029.522, diketahui
rata-rata per minggu jumlah wisatawan yang berkunjung ke Makam Bung Karno adalah
19.798 wisatawan per minggu. Jumlah tersebut jika dirinci lagi maka diketahui bahwa
kunjungan wisatawan paling tinggi terdapat pada akhir pekan, yaitu hari sabtu dan minggu.
Sedangkan dalam satu tahun, kunjungan per bulan paling tinggi terjadi pada bulan Juni,
dimana pada bulan ini bertepatandengan HAUL Bung Karno sehingga terdapat banyak acara
untuk mengenang jasajasa beliau.
Adanya perkembangan jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah pedagang di sekitar
Kawasan Wisata Makam dan Perpustakaan Bung Karno memunculkan kondisi yang menarik
untuk diteliti. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Keberadaan
Obyek Wisata Makam Dan Perpustakaan Bung Karno Terhadap Kondisi Ekonomi
Masyarakat Di Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan Kota Blitar untuk menjelaskan

kondisi tersebut. Kajian ini menitikberatkan pada analisis mengenai faktor yang mendorong
masyarakat memilih profesi sebagai pedagang di kawasan wisata Makam dan Perpustakaan
Bung Karno. Analisis mengenai kondisi ekonomi para pelaku usaha ini juga akan
menggambarkan pengaruh perkembangan sektor pariwisata terhadap kondisi ekonomi
masyarakat. Kedua analisis tersebut kemudian dapat digunakan untuk menyusun arahan
kebijakan pengembangan obyek wisata Makam dan Perpustakaan Bung Karno pada
khususnya, dan pengembangan industri di Kota Blitar pada umumnya. Menurut Francois
ferroux (1955), berdasarkan fakta dasar perkembangan keruangan (spesial), pertumbuhan
tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak; pertumbuhan ini
terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub perkembangan, dengan intensitas yang berubah-ubah;
dan pertumbuhan ini menyebar sepajang saluran-saluran yang beraneka ragam terhadap
keseluruhan perekonomian. Makam Bung Karno sebagai daerah tujuan wisata terjadi tujuan
wisata menjadi kutub perkembangan wilayah dan masyarakat disekitranya. Hal ini dapat
menjadikan Makam Bung Karno memiliki peran yang besar bagi perkembangan wilayah dan
masyarakat yang ada di sekitarnya Perkembangan kegiatan wisata disekitar kawasan makam
memunculkan beberapa pertanyaan terkait dengan kondisi ekonomi masyarakat disekitarnya.
Belum diketahuinya faktor yang mendorong peningkatan jumlah pedagang dikawasan
tersebut dan dampaknya pada kondisi sosial ekonomi masyarakat memunculkan
permasalahan yang menark untuk diteliti.


C. Fokus Penelitian
1. Bagaimana upaya pengelola makam bungkarno untuk meningkatkan perekonomia
n masyarakat?
2. Bagaimana dampak keberadaan objek wisata makam Bungkarno untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat?
3. Bagaimana kendala pengembangan Objek

wisata

untuk

meningkatkan

perekonomian masyarakat sekitar?
D. Tujuan Penelitian
1. memahami upaya pengelola makam bungkarno untuk meningkatkan perekonomia
n masyarakat
2. mengidentifikasi dampak keberadaan objek wisata makam Bungkarno untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat?
3. Untuk memaparkan kendala pengembangan Objek wisata untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat sekitar?
E. Kajian Teori
Agar pembaca lebih mudah dalam memahami serta menafsirkan dan mengartikan
istilah-istilah yang ada dalam judul “Peran keberadaan objek wisata makam
Bungkarno terhadap meningkatkan perekonomian masyarakat di kecamatan
sananwetan”maka akan dipaparkan definisi dari istilah-istilah tersebut, yaitu:
1. Objek Wisata
Objek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri
pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan (something to
see). Di luar negri objek wisat disebut tourist atraction, sedangkan di Indonesia
lebih dikenal dengan objek wisata. Mengenai pengertian objek wisata, dapat kita
lihat dari beberapa sumber lain yaitu
a. peraturan pemerintah No.24/1979 yaitu objek wisata adalah perwujudan dari
ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat
keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi
b. Surat keputusan Depraemen Pariwisata No.KM 98/PW:102/MPPT-87
mengatakan bahwa objek wisata adalah tempat atau suatu keadaan alam yang

memiliki sumber wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga
mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi

wisatawan.
Menurut pendapat yoeti yang dikutip dalam jurnal ini yaitu suatu daerah untuk
menjadi daerah tujuan wisata yang baik harus mengembangkan tiga hal agar daerah
tersebut menarik untuk dikunjungi yaitu:
a. Adanya sesuatu yang dapat dilihat, maksud adanya sesuatu yang menarik
untuk dilihat, dalam hal ini objek wisata yang berbeda dengan tempat-tempat
lain, disamping itu juga perlu mendapat perhatian terhadap atraksi wisata yang
dapat dijadikan sebagai entertaiment bila orang berkunjung.
b. Adanya sesuatu yang dapat dibeli, sesuatu yang dapat dibeli yang menarik dan
khas harus ada disebuah tempat wisata karena menjadi sebuah objek kenangkenangan dan cendramata untuk dibawa pulang.
c. Ada sesuatu yang dapat dilakukan, suatu aktivitas yang dapat dilakukan
ditempat itu yang bisa membuat orang berkunjng merasa betah. 3
Maka dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu objek
wisata selain harus baik dan menarik juga harus mempunyai ciri khas agar mudah
dikenang sehingga wisatawan akan selalu ingat dengan objek wisata tersebut, hal ini
juga

dapat

meningkatkan

wisatawan

yang

berkunjung

dan

meningkatkan

pembangunan wisata.
Definisi wisata menurut UU no 10 tahun 2009 adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi , atau mempelajari keunikan
tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara, definisi kata wisata
sendiri adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung sebagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
Jika ditinjau dari segi ekonomi, menurut nyoman erawan pengaruh ekonomi
atau keuntungan yang paling jelas akibat adanya industri pariwisata adalah
3 Ilham Junaid, Optimalisasi peran pemerintah dalam kebijakan dan perencanaan pariwisata, (2016),
Vol 10 No.02, hal 51

mendatangkan devisa serta terciptanya kesempatan kerja bagi masyarakat luas.
Negara penerima wisatawan tersebut untuk meningkatkan tingkat pendapatan dan
standar hidup mereka4
Dampak

objek

wisata

terhadap

ekonomi

pariwisata

hendaknya

juga

membangkitkan ekonomi rakyat, objek dan lokasi wisata yang hanya dimiliki atau
dikuasai oleh sekelompok individu atau hanya dimiliki pihak luar tidak hanya
memakmurkan penduduk setempat. Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi 8 kelompok yaitu:5
 Dampak penerimaan devisa
 Dampak terhadap pendapatan masyarakat
 Dampak terhadap kesempatan kerja
 Dampak terhadap harga-harga
 Dampak terhadap distribusi pemanfaatan/ keuntungan
 Dampak pembanguna pada umumnya
 Dampak terhadap pendapatan pemerintah
2. Sosial Ekonomi
kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani: nomos-oikos berarti rumah tangga
(hause hold), sedangkan nomos berarti aturan, kaidah-kaidah, aturan-aturan atau cara
pengelolaan. Dengan demikian secara sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai
kaidah-kadah. Definisi yang lebih populer yang sering digunakan untuk menerangkan
ilmu ekonomi tersebut adalah salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari
tingkah laku manusia atau golongan masyarakat dalam usahanya memenuhi

4 Erawan, I nyoman, Pariwisata dan Pembangunan Ekonomi, ( Denpasar: UPADA sastra
2007) hal 56
5Yesser Priono, “Studi Dampak Pariwisata Dari Tinjau dari aspek Ekonomi, (2011) Vol.6
No.2 hal 25

kebutuhan yang relatif tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas
adanya.6
Pariwisata dampak dalam perekonomian lokal sangat terasa terhadap
masyarakat lokal. Secara umum pemerintah pusat atau nasional menerima dampak
dari berkembangnya pariwisata, seperti menambahkan devisa negara serta menjadi
trend positif dikedepannya terutama bagi negara-negara tetangga, negara indonesia
menjadi daya tarik wisata yang sangat kuat, maka berkembangnya pariwisata disuatu
daerah dapat menambah pendapatan daerah yang dapat digunakan untuk kepentingan
masyarakat.
3. Pengaruh wisata
Pengaruh menurut KBBI adalah daya yang ada atau timbul dari suatu ( orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
Menurut spilane, dampak positif pariwisata terhadap pembangunan ekonomi
adalah antara lain, dampak terhadap penciptaan lapangan kerja, sumber devisa negara
dan distribusi pembanguan secara spiritual. Sedangkan dampak negatif pariwisata
terhadap

pembangunan

ekonomi

adalah

vulnerability

ekonomi,

kebocoran

pendapatan, polarisasi spasial, sifat pekerjaan yang musiman dan terhadap alokasi
sumberdaya ekonomi7.
Perkembangan ndustri wisata pada akhirnya akan mendatangkan beberapa pengaruh
pada tiga hal yaitu ekonomi, sosial dan budaya.
Pariwisata sebagai sebuah industri wisata mampu menghasilkan pertumbuhan
ekonomi dengan cepat terutama dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan
penghasilan standar hidup, serta menstimulasi sektor-sektor produktifitas lain terkait
termasuk lingkungan sekitar.8

6 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: PT praja Grafindo Persada.2003)
hal 22
7 Ansofino. “Potensi daya tarik objek dalam pembangunan ekonomi sumatra barat (2012) Vol 1
No.01, hal 22
8 Muhammad Afdi Nizar. Pengaruh Wisata terhadap perekonomian Indonesia, (2009) hal 59

F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitati adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang ilmiah diaman peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisi data
bersifak induktif dan hasil penelitian lebih menekan makna dari pada generalisasi9
2. Tempat Penelitian
Objek penelitian berupa tempat wisata Makam Bung Karno yaitu makam
presiden pertama yaitu Ir. Soekarno terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan
Sanan wetan Kota Blitar.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Pada dasarnya ada tiga teknik pengumpulan data yang lazim digunakan dalam
penelitian kualitatif, yaitu Observasi, wawancara, studi dokumentasi.
a. Observasi
Pengamatan deskriptif yaitu pengamatan dimana saat memasuki situasi sosial
tertentu sebagai objek penelitian, pada tahap ini peneliti belum membawa
masalah yang akan diteliti. Yang dimaksud adalah penelitian data hanya
meneliti secara umum tentang letak geografis makam Bung Karno, apa saja
fasilitas yang ada di Makam Bungkarno, dan bagian bagian serta meneliti
secara umum letak desa bendogenit, serat keadaan penjual disekitar makam.
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
wawancara an kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi
tidak terbatas pada orang.10
b. Studi Dokumentasi
9 Rohmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam(konsep dan penerapan), ( Jakarta: Alim’s
Publishing, 2017), hal 232
10 Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D , (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 138

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber
non insani yaitu berupa dokumentasi atau arsip arsip terkait dengan fokus dan
sub fokus penelitian. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karaya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan perekonomian sekitar makam. Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto. Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni.
Dokumen dapat menjadi bukti yang baik dalam penelitian apabila
dokumen tersebut memiliki tingkat kebenaran yang tinggi. Tujuan digunakan
metode ini untuk memperoleh tambahan data serta kejelasan dan sebagai arsip
penelitian tentang Optimalisasi keberadaan objek wisata Makam Bungkarno
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar tahun 2017.
c. Wawancara
Wawancara adalah cara mengumpulkan data dengan mengadakan tatap
muka langsung antara orang yang bertugas mengumpulkan data dengan orang
yang menjadi sumber data atau objek penelitian. Dengan wawancara maka
informasi yang diperoleh dapat diketahui secara lebih mendalam dari hal-hal
yang tidak tampak ketika observasi.
Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi secara
langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu, untuk
melengkapi suatu penyelidikan ilmiah, dan untuk memperoleh data.
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian hingga penulis dapat memperkarya teori yang digunakan dalam mengkahi
penelitian yang dilakukan, dari penelitian terdahulu penulis tidak menemukan
penelitian dengan judul yang sama seperti judul peneltian penulis.

Perbedaan: penelitian Adabi sholik berjudul “ pengaruh keberadaan obyek
wisata makam dan perpustakaan Bungkarno terhadap kondisi masyarakat pelaku
usaha perdagangan disekitar” sedangkan penulis membahas tidak hanya pedagang
tapi seluruh pelaku ekonomi yang ada di makam Bungkarno selain itu peneliti tida
hany memfokuskan pada perpustakaanya saja tapi seluh fasilitas yang ada di makam

Bungkarno, penelitian yang dilakukan Adabi Sholik menggunakan metode kuantitif
sedangkan penulis menggunakan metode kualitatif,
Penulis menemukan permasalahan yaitu masih banyaknya tingkat masyarakat yang
berprofesi menjadi pengemis di area wisata
Persamaan: sama sama meneliti objek wisata

DAFTAR PUSTAKA
1. Ansofino. 2012. Potensi daya tarik objek dalam pembangunan ekonomi sumatra
barat . Vol 1 No.01.
2. Deliarnov. 2008. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT praja Grafindo
Persada.
3. Junaid Ilham. 2016. Optimalisasi peran pemerintah dalam kebijakan dan
perencanaan pariwisata. Vol 10 No.02
4. Nizar Muhammad Afdi. 2009. Pengaruh Wisata terhadap perekonomian Indonesia.
5. Nyoman Erawan I. 2007. Pariwisata dan Pembangunan Ekonomi. 2008. Denpasar:
UPADA sastra.
6. Priono Yesser. 2011. Studi Dampak Pariwisata Dari Tinjau dari aspek Ekonomi. Vol.6
No.2
7. Subagiyo Rohmat. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam(konsep dan penerapan).
Jakarta: Alim’s Publishing.
8. Sugiono. 2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D . Bandung: Alfabeta.
9. Winantyo R. 2008. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jakarta: PT ElexMedia
Komputindo Kelompok Kompas Gramedia
10. Yoety. Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata: introduksi, informasi dan Aplikasi. Jakarta:
Kompas