Kepemimpinan dalam organisasi id. ppt

KEPEMIMPINAN
DALAM ORGANISASI

Mulyati, SE., M.T.I

KEPEMIMPINAN VS MANAJEMEN
• Kepemimpinan adalah kemampuan
mempengaruhi orang untuk
mencapai tujuan organisasional
• Kekuasaan adalah kemampuan yang
berpotensi untuk mempengaruhi
perilaku orang lain.

KEPEMIMPINAN VS MANAJEMEN
Karakteristik pemimpin dan manajer
JIWA

PIKIRAN

Visioner


Rasional

Penuh gairah

Berkonsultasi

Kreatif

Persisten

Fleksible

Menyelesaikan masalah

Penuh Inspirasi

Berwatak keras

Inovatif


Analitikal

Berani

Terstruktur

Imaginatif

Tenang

Suka mencoba

Berkuasa

Mencetuskan perubahan

Menstabilkan

Kekuatan pribadi


Kekuasaan Posisi

KEPEMIMPINAN VS MANAJEMEN
• Kekuasaan Posisi
Kekuasaan manajer tradisional datang dari organisasi. Posisi
manajer memberinya kekuasaan untuk memberikan penghargaan
atau hukuman.
1. Kekuasaan sah
2. Kekuasaan penghargaan
3. Kekuasaan koersif

• Kekuasaan Pribadi
Kekuasaan pribadi berasal dari sumber-sumber internal seperti
pengetahuan khusus, karakteristik kepribadian.

KEPEMIMPINAN VS MANAJEMEN
•Dua tipe kekuasaan pribadi adalah :
1. kekuasaan ahli : kekuasaan yg berasal dari
pengetahuan khusus atau ketrampilan dalam
tugas-tugas yang dikerjakan oleh para

bawahan.
2. Kekuasaan pengacu : kekuasaan yang
berasal dari karakteristik –karakteristik yang
membangkitkan pengenalan, rasa hormat dan
kekaguman para bawahan.

KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN :
Karakteristik (traits) : karakteristik pribadi yang istimewa, seperti
intelijensi,nilai-nilai dan penampilan.
Karakteritik-karakteristik fisik

Kepribadian

Karakteristik yang
berhubungan dengan
pekerjaan

Energi

Kepercayaan diri


Stamina fisik

Kejujuran dan integritas

Dorongan
keberhasilan,keinginan untuk
unggul

Antusiasme

Sifat berhati-hati dalam
mengejar tujuan-tujuan

Keinginan untuk memimpin

Tekun menghadapi rintanganrintangan,keuletan

Kemandirian
Intelejensi dan kemampuan


Karakteristik sosial

Latar belakang sosial

Intelejensi,kemampuan kognitif

Keramahan,ketrampilan
antarpersonal

Pendidikan

Pengetahuan

Kemauan untuk berkooperatif

Mobilitas

Penilaian, ketegasan


Kemmapuan untuk
bekerjasana
Kebijaksanaan,diplomasi

Pemimpin Otoriter Vs Demokratis
Pemimpin Otoriter adalah seorang pemimpin
yg cenderung memusatkan otoritas dan
mengandalkan kekuasaan sah,penghargaan
dan koersif untuk mengatur bawahannya.
• Pemimpin demokratis adalah seorang
pemimpin yang mendelegasikan otoritas untuk
orang lain,mendorong adanya partisipasi dan
mengandalkan kekuasaan ahli serta kekuasaan
pengacu untuk mengatur para bawahannya.


Univ. Ohio melakukan survey untuk memahami perilaku pemimpin
dalam mempengaruhi bawahan. Hasil survey mengemukakan 2
kategori luas dari demensi perilaku pemimpin, yaitu :


yang
yang menggambarkan
menggambarkan perilaku
perilaku pemimpin
pemimpin yang
yang empati
empati &&
sensitif
sensitif terhadap
terhadap bawahan,
bawahan, menghormati
menghormati ide
ide && perasaan
perasaan
mereka,
mereka, berusaha
berusaha menciptakan
menciptakan kepercayaan
kepercayaan timbal
timbal balik

balik
dengan
denganbawahan.
bawahan.

menggambarkan
menggambarkan perilaku
perilaku pemimpin
pemimpin yang
yang berorientasi
berorientasi pada
pada penyelesaian
penyelesaian
tugas,
mengarahkan
aktivitas
org
secara
ketat
untuk

mencapai
tujuan
tugas, mengarahkan aktivitas org secara ketat untuk mencapai tujuantertinggi
tertinggi

Peneliti UNIV MICHIGAN meneliti demensi perilaku
pemimpin melalui produktivitas kelompok atau
bawahan, sehingga secara langsung membandingkan
mana perilaku pemimpin yg efektif dan mana perilaku
pemimpin yg tdk efektif, hasilnya adalah dua demensi
perilaku pemimpin, yaitu : berpusat pd bawahan
(employee centered) dan berpusat pd tugas (job
centered)

Keyakinan dasar pendekatan kontigensi
adalah perilaku pemimpin yang efektif pada
situasi tertentu belum tentu efektif dalam
situasi lainnya.

FIEDLER cs mencari hubungan antara gaya kepemimpinan dengan

situasi organisasional. Pokok t. Fiedler berfokus pada apakah
seorang pemimpin menekankan pada gaya orientasi hubungan atau
tugas.
Untuk menentukan apakah seorang pemimpin berorientasi pada
tugas atau hubungan.
Jika orientasi hubungan, pemimpin menekankan pada terciptanya
kepercayaan & penghormatan timbal balik, mendengar kebutuhan
bawahan & komunikasi 2 arah.
Jika orientasi tugas, pemimpin menekankan pada penyelesaian
tugas dan prestasi tinggi dari bawahan.

1. Kualitas hubungan pemimpin - bawahan
2. Struktur tugas, yaitu apakah tugas yang
dikerjakan bawahan terdefinisi, melibatkan
prosedur yang spesifik, jelas, mempunyai tujuan
pasti
3. Kedudukan kekuasaan, berhubungan dengan
apakah pemimpin memiliki wewenang formal
yang kuat pada bawahan.
Dari
Dari 33 elemen
elemen didi atas
atas menghasilkan
menghasilkan 88 situasi
situasi kepemimpinan,
kepemimpinan, yang
yang
dibedakan
dibedakan menjadi
menjadi situasi
situasi yang
yang favorable
favorable dan
dan non
non favorable,
favorable, seperti
seperti
berikut
berikut::

1. Pemimpin dengan gaya berorientasi tugas lebih efektif ketika
situasi yang dihadapi sangat favorable atau unfavorable
2. Pemimpin dengan gaya berorientasi hubungan akan efektif
jika situasi yang dihadapi menengah.

1.

Pemimpin harus memahami orientasi seperti apa yang sedang
diperankannya dan

2.

Pemimpin harus mendiagnosa situasi dan menentukan gaya yang
sesuai dengan situasinya

Teori
Teori ini
ini berfokus
berfokus pada
pada karakteristik
karakteristik kematangan
kematangan
bawahan
bawahan sebagai
sebagai kunci
kunci pokok
pokok situasi
situasi yang
yang
menentukan
menentukankeefektifan
keefektifanperilaku
perilakupemimpin
pemimpin

1. Gaya memberitahu (telling)
2. Mempromosikan (selling)
3. Berpartisipasi (partisipating)
4. Mendelegasikan (delegating)

Ditandai dengan komunikasi satu arah, bersifat
instruksi yang mengarahkan bawahan, secara ketat
dalam menyelesaikan tugas.

Ditandai dengan komunikasi dua arah dari pemimpin,
walaupun masih memberikan pengarahan, tetapi
pemimpin masih meminta masukan dari bawahan
sebelum mengambil keputusan.

4. GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
@ Gaya berpartisipasi, ditandai dengan kerjasama
antara pemimpin dan bawahan dalam
pengambilan keputusan melalui komunikasi 2
arah dan memberikan kemudahan akses
informasi penting
@ Gaya mendelegasikan, ditandai dengan
kebebasan dan pendelegasian tugas serta
wewenang yang luas kepada bawahan.
Pemimpin hanya memberikan sedikit pengarahan
dan pengawasan, karena bawahan mempunyai
kemampuan yang tinggi dalam menyelesaikan
tugasnya dengan efektif dan efisien.

TINGGI

ORIENTASI
HUBUNGAN

S3

S2

S4

S1
TINGGI

RENDAH

ORIENTASI PADA TUGAS
KESIAPAN BAWAHAN
TINGGI
R4
R4= MAMPU & MAU

MENENGAH
R3

R2

RENDAH
R1

R1= TDK MAMPU &
TDK MAU

R3= MAMPU TAPI TDK MAU

R2= TDK MAMPU TAPI MAU

TEORI PATH GOAL
Teori ini menekankan tanggung jawab pemimpin untuk
meningkatkan motivasi karyawan agar tujuan personal
dan organisasional tercapai.
Pemimpin meningkatkan motivasi bawahan dengan
cara :
1. Mengklarifikasikan jalan menuju reward yang
tersedia, atau
2. Meningkatkan reward yang diinginkan &
diharapkan bawahan.

TEORI PATH GOAL
Klarifikasi jalan, artinya pemimpin bekerja
dengan bawahan utk menolong mereka
mengidentifikasi dan belajar tentang perilaku apa
saja yang membawa penyelesaian tugas yang
efektif serta mencapai reward organisasi.
Meningkatkan reward, artinya pemimpin
berbicara kepada bawahan untuk belajar
memahami hadiah seperti apa yang diinginkan
bawahan, apakah mereka menginginkan hadiah
intrinsik atau lebih menginginkan hadiah
ekstrinsik, seperti gaji dan promosi.

TEORI PATH GOAL MEMBERIKAN 4 KLASIFIKASI
PERILAKU KEPEMIMPINAN, SBB :

1. Kepemimpinan suportif, digambarkan sebagai pemimpin
yang menunjukkan perhatian besar pada kesejahteraan dan
pemenuhan kebutuihan bawahan.
2. Kepemimpinan direktif, digambarkan sebagai pemimpin
yang menunjukkan dominasi dalam mengarahkan,
mengawasi & mengatur bawahan,
3. Kepemimpinan partisipatif, digambarkan sebagai pemimpin
yang lebih banyak mengkonsultasikan dan mendiskusikan
masalah dengan bawahan sebelum mengambil keputusan.
4. Kepemimpinan orientasi berprestasi, digambarkan sebagai
pemimpin yang menetapkan tujuan yang jelas & mempunyai
tantangan besar untuk bawahan.

PRINSIP PENERAPAN TEORI PATH GOAL :
1. Pemimpin harus memahami kebutuhan
bawahannya dan berusaha merangsang
bawahan mencapai kebutuhan tersebut melalui
reward yang tersedia.
2. Pemimpin berusaha meningkatkan hadiah bagi
bawahannya ketika berhasil mencapai tujuan
kerjanya.
3. Pemimpin berusaha menyediakan jalur/jalan yang
mudah bagi bawahan untuk mencapai tujuannya
dengan memberikan bimbingan dan pengarahan
maksimal.
4. …….

PRINSIP PENERAPAN TEORI PATH GOAL :
4.

Pemimpin harus menolong bawahan
mengklarifikasikan harapannya, agar bawahan
tidak mempunyai harapan yang terlalu tinggi.

5. Pemimpin harus berusaha mengurangi
hambatan yang menimbulkan frustasi bagi
proses pencapaian tujuan kinerja bawahan.
6. Pemimpin harus berusaha meningkatkan
kesempatan pada bawahan untuk merasakan
kepuasan pribadi melalui pencapaian kinerja
yang efektif.