SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN Na

SUMBER BELAJAR DAN MEDIA
PEMBELAJARAN

Nama Kelompok
Harisandi

(201510060311023)

Widyarahmadatul Setiani

(201510060311002)

Nurul Hidayah

( 201510060311009)
MATKOM 3A

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016


ANALISIS KEBUTUHAN SISWA SMP
Berdasar Teori Piaget
Untuk membahas perkembangan kognitif (berpikir) pada anak saat berada di
sekolah menengah pertama (SMP), dikemukakan pandangan dari Piaget, Vigotksy,
dan para ahli psikologi.
Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak
dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan
Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu
pengorganisasian dan penyesuaian (adaptasi).
Untuk siswa SMP, perkembangan kognitif utama yang dialami adalah formal
operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol
tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh
objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis,
kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih
kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari
berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu, ada peningkatan fungsi intelektual,
kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual. Dengan kata lain,
bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif.



Materi yang relevan dengan media dan sumber pembelajaran
Dalam pembelajaran tingkat SMP, siswa diajarkan untuk mengetahui bentuk,
stuktur dan isi dari bangun-bangun. Tiap-tiap bangun ruang siswa disuruh mencari
konsep dasar dari bangun tersebut. Dan memecahkan masalah atau soal yang
diberikan oleh gurubagar siswa dapat mengetahui konsepnya secara matang. Guru
memberikan kontruksi pengetahuan kepada siswa untuk menjelaskan aplikasi yang
dapat digunakan dalam dunia nyata



Contoh media dan sumber pembelajaran, antara lain:
(1) Buku teks
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan
sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar
untuk suatu jenis matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya
berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks
agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
(2) Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para

peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau
mutakhir.

(3) Buku kurikulum
Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena
berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan
dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya
berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok
menjadi bahan ajar yang terperinci.
(4) Internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat
memperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian
untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut
dapat dicetak atau dikopi.
(5) Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)
Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis
mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan
belantara melalui siaran televisi.
(6) Lingkungan (alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni

budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber
bahan ajar.

ANALISIS KEBUTUHAN SISWA SMA


Berdasar Teori Piaget
Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada pada tahap
yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidakjelasan ini
karena mereka berada pada periode transisi, yaitu dari periode kanak-kanak menuju
periode orang dewasa.Pada masa tersebut mereka melalui masa yang disebut masa
remaja atau pubertas.Umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi
jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara rill belum siap menyandang
predikat sebagai orang dewasa.Perubahan-perubahan tersebut akhirnya berdampak
pada perkembangan fisik, kognitif, afektif, dan juga psikomotorik mereka.



Materi yang relevan dengan media dan sumber pembelajaran
Dalam pembelajaran tingkat SMA, siswa diajarkan untuk mengetahui

penggunaan rumus dan teori maupun pembuktian. Pembuktian tersebut menjabarkan
rumus yang ada di dalam matematika sehingga menjadi hasil dari soal.



Contoh media dan sumber pembelajaran
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh.
Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya.
Misalnya, siswa ditugasi untuk mencari koran, majalah, hasil penelitian, dsb. Hal ini
sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita
gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:
(1) Buku teks
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan
sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar
untuk suatu jenis matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya
berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks
agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
(2) Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para

peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau
mutakhir.
(3) Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat
bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut
berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya
masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.
(4) Pakar bidang studi
Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar
tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang
lingkup, kedalaman, urutan, dsb.
(5) Profesional
Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu.
Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.
Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan
dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan.
(6) Buku kurikulum
Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena
berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan
dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya


berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok
menjadi bahan ajar yang terperinci.
(7) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.
Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan
dengan bahan ajar suatu matapelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau
mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik
sekali apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar.
(8) Internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat
memperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian
untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut
dapat dicetak atau dikopi.
(9) Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)
Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis
mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan
belantara melalui siaran televisi.
(10) Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni
budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber

bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir,
gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa
pantai sebagau sumber.

Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, bukubuku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika
hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber abahan ajar. Tidak tepat
pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian
tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan
digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan.
OUTLINE
A. MEDIA
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association Of Education and
Communication Technology/AECT) sebagaimana dikutip Arief S. Sadiman (2006:6)
membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan
pesan atau infomasi.

Ahmad Rohani ( 1997:3) mendefinisikan media sebagai sesuatu yang dapat diindra
yang berfungsi sebagai perantara /saran/alat untuk proses komunikasi (proses belajarmengajar).
Arief S. Sadiman (2006:7) yang menyatakan media sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan unyuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan,perhatian dan minat siswa sedemikan rupa sehingga proses
belajar terjadi.
Smaldino, et.al (2005:5) mengatakan media sebagai sarana komunikasi dan sumber
informasi.

Guru

Media

Siswa

Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap . Dalam pengertian ini guru,
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pegertian
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali
informasi visual atau herbal.
Heinich, Molenida, dan Russel (1993) berpendapat bahwa “teknologi atau media
pembelajaran sebagai penerapan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas

praktis belajar mengajar.
Ali (1992) berpendapat bahwa Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
siswa yang dapar memberikan rangsangan untuk belajar.
Gagne (1990) berpendapat bahwa “Kondisi yang berbasis media meliputi jenis penyajian
yang disampaikan kepada para pembelajar dengan penjadwalan, pengurutan dan
pengorganisasian.
Miarso (2004) berpendapat bahwa “Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Uraian dari definisi :
Dalam suatu proses belajar mengaja, ada dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Salah satu fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu mengejar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa
Sudjana dan Rivai (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam
proses belajar siswa, yaitu :


1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
memulai penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melalukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
B. SUMBER BELAJAR
AECT (1977) mengartikan sumber belajar sebagai semua sumber ( data, manusia, dan
barang ) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu sumber tersendiri atau dalam
kombinasi untuk memperlancar belajar.
Sudjana (2008) bahwa pengertian sumber belajar bisa diartikan secara sempit dan secara
luas. Pengertian secara sempit diarahkan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan secara luas
tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Edgar Dale (1969) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumberbelajar adalah,
segala sesuatu yang dapat di manfaatkan untuk menfasilitasi belajar seseorang
Fatah Syukur NC (2005) menjelaskan bahwa sumber belajar adalah segala apa (daya,
lingkungan, dan pengalaman ) yang dapat digunakan dan dapat mendukung proses
pelajaran secara lebih efektif dan efesian serta dapat memudahkan pencapaian terjadi
pengajaran atau belajar, tersedia langsung maupun tidak langsung baik kongkrit maupun
abstrak.
Cece Wijaya dan A. Thabrani Rusyah (1994) berpendapat bahwa sumber belajar
adalah lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah sebagai sumber pengetahuan,
dapat berupa manusia atau bukan manusia.
Ahmad Sudrajat sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar,
baik secara berpisah maupun secara terkombinasi sehingga memudahkan peserta didik
dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
Uraian tentang definisi :
Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa sumber belajar merupakan segala
sesuatu yang dapat dimanfaatkan atau digunakan seseorang untuk menfasilitasi kegiatan
belajar, baik itu secara terpisah maupun secara terkombinasi agar dapat mempermudah
seseorang dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan
Secara umum sumber belajar dikategorikan kedalam 6 ( enam ) jenis,yaitu :
1. Pesan: informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain; dapat berbentuk
ide, fakta dan data.
2. Orang: yang bertindak sebagai penyimpan dan menyalurkan pesan antara lain:
guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga,
tokoh karier dan sebagainya.

3. Bahan: barang-barang yang berisikan pesan untuk disampaikan dengan
menggunakan peralatan; kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan
bentuk penyajian contohnya buku.
4. Alat/perlengkapan : barang-barang yang digunakan untuk menyampaikan pesan
yang terdapat pada bahan misalnya: perangkat keras atau komputer.
5. Pendekatan/metode/teknik: prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam
menggunakan bahan, alat, tata tempat, dan orang untuk menyampaikan pesan
misalnya: diskusi, seminar dan sejenisnya
6. Lingkungan/latar: lingkungan dimana pesan diterima oleh pelajar. Misalnya:
ruang kelas, studio, perpustakaan dan sebagainya.
C. Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Deskripsi tentang tahapan kognitif Piaget berikut:
Tahapan Kognitif Piaget
1. Tahap sensorimotor menurut Piaget dimulai sejak umur 0 sampai 2 tahun.
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang
sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan
langkah demi langkah. Kemampuan yang dimiliki antara lain :
a) Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di
sekitarnya.
b) Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.
c) Suka memperhatikan sesuat lebih lama.
d) Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.
e) Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.
2. Tahap praopersional Piaget mengatakan tahap ini antara usia 2 - 7/8 tahun. Ciri pokok
perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan
mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu
preoperasional dan intuitif. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu
menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsep nya, walaupun masih sangat
sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap
ini adalah:
a) Self counter nya sangat menonjol.
b) Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan
mencolok.
c) Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria
yang benar.
d) Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan
perbedaan antara deretan.
Tahap intuitif (umur 4 - 7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan
berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak
diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini, anak telah dapat

mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki
pengalaman yang luas. Karakteristik tahap ini adalah :
a) Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang
disadarinya.
b) Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih
kompleks.
c) Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.
d) Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap
sejumlah objek yang teratur dan cara mengelompokkannya. Anak kekekalan
masa pada usia 5 tahun, kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan
volume pada usia 7 tahun. Anak memahami bahwa jumlah objek adalah tetap
sama meskipun objek itu dikelompokkan dengan cara yang berbeda.
3. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun).
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan
aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan.
Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda
yang bersifat konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek
atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses
transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak
sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat
berpikir dengan menggunakan model "kemungkinan" dalam melakukan kegiatan
tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu
menangani sistem klasifikasi. Namun sungguhpun anak telah dapat melakukan
pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah (ordering problems) ia
tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang terkandung di
dalamnya.Namun taraf berpikirnya sudah dapat dikatakan maju.Anak sudah tidak
memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif. Untuk menghindari keterbatasan
berpikir anak perlu diberi gambaran konkret,sehingga ia mampu menelaah persoalan.
Demikian dengan anak usia 7-12 tahun yang masih memiliki masalah
mengenai berpikir
abstrak.
4. Tahap operasi formal (umur 11/12-18 tahun) : Ciri pokok perkembangan pada tahap
ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola
berpikir "kemungkinan".Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-dedutive
dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan,
menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak
sudah dapat :
a) Bekerja secara efektif dan sistematis.
b) Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah diberikan dua
kemungkinan penyebabnya, C1 dan C2 menghasilkan R, anak dapat
merumuskan beberapa kemungkinan.

c) Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam-macam proporsional
tentang C1, C2 dan R misalnya.
d) Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. Pada tahap ini
mula-mula Piaget percaya bahwa sebagian remaja mencapai formal operations
paling lambat pada usia 15 tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi
selanjutnya menemukan bahwa banyak siswa bahkan mahasiswa walaupun
usianya telah melampaui, belum dapat melakukan formal operation.
 Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu akan berbeda
dengan proses belajar yang dialami oleh seorang anak pada tahap preoperasional, dan
akan berbeda pula dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional konkret,
bahkan dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional formal. Secara
umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur
dan semakin abstrak cara berpikirnya. Guru seharusnya memahami tahap-tahap
perkembangan kognitif pada muridnya agar dalam merancang dan melaksanakan
proses pembelajarannya sesuai dengan tahap-tahap tersebut. Pembelajaran yang
dirancang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa
tidak akan ada maknanya bagi siswa.

Deskripsi tentang tahapan perkemnbangan Bruner berikut:
Tahap Pekembangan Bruner
1. Enaktif yaitu seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi-aksi terhadap
suatu objek. Dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan ketrampilan dan
pengetahuan motorik seperti meraba, memegang, mencengkram, menyentuh,
mengggit dan sebagainya. Anak-anak harus diberi kesempatan bermain dengan
berbagai bahan/alat pembelajaran tertentu agar dapat memahami begaimana
bahan/alat itu bekerja.
2. Ikonik yaitu pembelajaran terjadi melalui penggunaan model- model dan visualisasi
verbal. Anak-anak mencoba memahami dunia sekitarnya melalui bentuk-bentuk
perbandingan (komparasi) dan perumpamaan, dan tidak lagi memerlukan manipulasi
objek-objek pembelajaran secara langsung.
Simbolik yaitu siswa sudah mampu menggabarkan kapasitas berpikir dalam istilahistilah yang abstrak. Dalam memahami dunia sekitarnya anak-anak belajar melalui
simbol-simbol bahasa, logika, matematika dan sebagainya. Huruf dan lambing
bilangan merupakan contoh sistem simbol. Fase simbolik merupakan tahap final
dalam pembelajaran.

Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar Prof. 2011.Media Pembelajaran. (Cetakan ke-15). JAKARTA: Penerbit PT
Raja Grafindo Persada.
http://www.kompasiana.com/rofiqohlaila8/piaget-dan-teori-tahap-tahap-perkembangankognitif_5539f9b96ea8348709da42ce
Ahmad, Abdul Karim H. 2007. Media Pembelajara. Makassar: Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar
Effendi, Rusman,2005.kepustakawanan dan masyarakat membaca.UPT Perpustakaan
Universitas Sriwijaya.
Huda, Muh.Nurul,2014.perubahaan parsial di lembaga pendidikan islam.IAIN Tulungagung.
Mudhoffir, 1986.prinsip-prinsip pengelolaan pusat sumber belajar.(cetakan ke-1)Bandung:
CV Remadja Karya.