EKONOMI MAKRO PENGARUH SEKTOR KELAUTAN I

EKONOMI MAKRO
PENGARUH SEKTOR KELAUTAN INDONESIA
TERHADAP KETAHANAN EKONOMI NASIONAL

Disusun oleh:
1. Fakhrudin Hidayat
2. Johan Teguh Pambudi
3. Sri Rahmad Santoso

(41183402130180)
(41183402130151)
(41183402130053)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI
2014

“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 1 |
Page


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengaruh Peningkatan Sektor
Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia
sebagai Negara Maritim dimana sebagian besar wilayah merupakan daerah kelautan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir katakami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Bekasi, 14 Juli 2014

Penyusun

“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 2 |
Page


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................................5
1.3 TUJUAN...............................................................................................................................5

BAB II...................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................6
2.1 POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA.....................................................6
2.1.1

Ikan...........................................................................................................................7

2.1.2

Terumbu Karang........................................................................................................7

2.1.3


Rumput laut...............................................................................................................8

2.1.4

Mangrove..................................................................................................................8

2.1.5

Garam........................................................................................................................9

2.1.6

Minyak Bumi dan Gas.............................................................................................10

2.2 KENDALA YANG MENGHAMBAT..................................................................................11
2.2.2 Lemahnya Penegakan Hukum......................................................................................13
2.3 UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MELALUI SEKTOR................................14
KELAUTAN...............................................................................................................................14
2.3.1 Empat Faktor Upaya Yang Harus Dibangun :...............................................................14

2.3.2 Strategi Yang Harus Dilakukan Pemerintah Dalam Pembangunan Kelautan Perikanan
................................................................................................................................................15

BAB III................................................................................................................................19
PENUTUP...........................................................................................................................19
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................................19
3.2 SARAN.................................................................................................................................19
3.3 HARAPAN UNTUK MASA DEPAN...................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................21

“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 3 |
Page

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia dengan 17.504 pulau yang
tersebar dari Sabang (Aceh) hingga Merauke (Papua) dengan panjang garis pantai kurang

lebih 81.000 km. Rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara.
Luas wilayah Indonesia secara keseluruhan mencapai 5.193.252 , dimana dua pertiga luas
wilayahnya merupakan lautan.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi laut yang
berlimpah. Selain ikan, berbagai sumberdaya lain terdapat di sini. Seperti pertambangan,
rumput laut, terumbu karang, dan sebagainya. Potensi-potensi tersebut perlu dikelola
secara terpadu agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Namun, selama ini potensi
laut tersebut belum termanfaatkan dengan baik dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa
pada umumnya, dan pemasukan devisa negara khususnya. Bahkan, sebagian besar hasil
pemanfaatan laut selama ini justru “lari” atau “tercuri” ke luar negeri oleh para nelayan
asing yang memiliki perlengkapan modern dan beroperasi hingga perairan Indonesia
secara ilegal.
Dalam konteks inilah upaya pemanfaatan laut Indonesia secara maksimal tidak saja
tepat tetapi juga merupakan suatu keharusan. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah
pemanfaatan laut yang bagaimana? Seharusnya adalah pemanfaatan laut yang dapat
memberikan manfaat sebesar-besarnya pada masyarakat secara lestari. Dalam konteks
inilah kerjasama dalam pengelolaan potensi sumberdaya tersebut sangat diperlukan, karena
yang diinginkan bukan saja peningkatan hasil pemanfaatan laut, tetapi juga pemerataan
hasil pemanfaatan yang dinikmati seluas-luasnya oleh masyarakat. Maka diperlukan
upaya-upaya dari berbagai pihak untuk berkerjasama dalam pemanfaatan kekayaan laut

yang maksimal dan terarah.
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 4 |
Page

RUMUSAN MASALAH
1.1.1.
1.1.2.

Apa saja kekayaan hasil laut Indonesia?
Kendala apa saja yang menghambat dalam pemanfaatan hasil laut

1.1.3.

Indonesia?
Upaya apa saja yang harus dilakukan untuk peningkatan perekonomian dari
hasil laut?

TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1.1.4. Untuk mengetahui kekayaan hasil laut Indonesia.

1.1.5. Untuk mengetahui kendala-kendala yang menghambat pemanfaatan hasil
1.1.6.

laut Indonesia.
Untuk mengetahui upaya-upaya yang harus dilakukan untuk peningkatan
perekonomian dari hasil laut.

BAB II
PEMBAHASAN

“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 5 |
Page

2.1 POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA
Dengan 17.504 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Garis
pantainya mencapai 81.000 , terpanjang di dunia setelah Kanada, Amerika Serikat dan
Rusia. Enam puluh lima persen dari total 467 kabupaten/kota yang ada di Indonesia berada
di pesisir. Pada 2010 populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 237 juta jiwa,
dimana lebih dari 80% hidup di kawasan pesisir.
Laut Indonesia dapat dirinci sebagai berikut:

No.
1.
2.
3.

Perairan
Perairan kepulauan
Perairan teritorial
Perairan ZEE Indonesia
Jumlah keseluruhan

Luas
2,3 juta
0,8 juta
2,7 juta
5,8 juta

Berdasarkan konvensi hukum laut (United Nations Convention on the Law of the
Sea/UNCLOS 1982), perairan dibagi dalam beberapa zona. Di dalam zona yang sudah
ditetapkan, suatu negara memiliki hak pemanfaatan penuh untuk mengolah sumberdaya

yang ada. Namun, kewajiban dalam hal konservasi menjadi tanggungjawab negara yang
bersangkutan.

Gambar 2.1 Pembagian Zona Perairan
Beberapa sumber daya kelautan yang dapat dimanfaatkan diantaranya:

 Sumberdaya pulih : ikan, terumbu karang, rumput laut, hutan mangrove dan garam.
 Sumberdaya tidak dapat pulih : minyak bumi, gas, hasil tambang dan mineral.
 Energi : gelombang dan angin.
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 6 |
Page

 Transportasi, komunikasi dan keindahan alam.

2.1.1 Ikan
Sumberdaya ikan yang hidup di wilayah perairan Indonesia dinilai memiliki tingkat
keragaman hayati (bio-diversity) paling tinggi. Sumberdaya tersebut paling tidak
mencakup 37% dari spesies ikan di dunia (Kantor Menteri Negara Lingkungan
Hidup, 1994). Di wilayah perairan laut Indonesia terdapat beberapa jenis ikan
bernilai ekonomis tinggi antara lain : tuna, cakalang, udang, tongkol, tenggiri,

kakap, cumi-cumi, ikan-ikan karang (kerapu, baronang, udang barong/lobster), ikan
hias dan kekerangan termasuk rumput laut (Barani, 2004).
Potensi ikan yang diperkirakan terdapat sebanyak 6,26 juta ton pertahun yang dapat
dikelola secara lestari dengan rincian sebanyak 4,4 juta ton dapat ditangkap di
perairan Indonesia dan 1,86 juta ton dapat diperoleh dari perairan ZEEI.

2.1.2 Terumbu Karang
Kepulauan Indonesia terbentang antara Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Luas terumbu karang di Indonesia mencapai 50.875 , atau sekitar 18% dari
total kawasan terumbu karang dunia. Sebagian besar terumbu karang ini berlokasi
di bagian timur Indonesia, di wilayah yang lazim disebut segitiga karang (coral
triangle).
Terumbu karang Indonesia di kawasan segitiga karang adalah salah satu
yang terkaya dalam keanekaragaman hayati di dunia, rumah bagi sekitar 590
spesies karang keras. Terumbu di Kepulauan Raja Ampat diakui para ilmuwan
sebagai “pusat” keanekaragaman hayati terumbu karang dunia.
Selain membawa keuntungan ekonomi, ekosistem terumbu karang
melindungi pantai dari hantaman gelombang, sehingga mengurangi abrasi dan
kerusakan. Terumbu karang juga berkontribusi kepada sektor penangkapan ikan
dengan menyediakan daerah pemijahan dan asuhan, penyediaan makanan dan

tempat berlindung beragam jenis mahluk laut.

2.1.3 Rumput laut
Rumput laut atau makro algae dikenal sebagai bahan makanan tambahan,
sayuran dan obat tradisional. Pemanfaatannya kemudian berkembang untuk
kebutuhan bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan kedokteran.
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 7 |
Page

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman jenis
rumput laut yang sangat tinggi, bahkan oleh para ahli rumput laut mengatakan
Indonesia sebagai lumbung rumput laut. Daerah penghasil rumput laut meliputi
perairan pantai yang mempunyai paparan terumbu (reef flats), seperti Kepulauan
Riau, Bangka-Belitung, Seribu, Karimunjawa, Selat Sunda, pantai Jawa bagian
selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, pulau-pulau di Sulawesi
dan Maluku. Perairan ini merupakan tempat tumbuh dari semua jenis rumput laut
yang ada di Indonesia.

2.1.4 Mangrove
Indonesia mempunyai sebaran ekosistem mangrove yang luas, bahkan
terbesar di dunia (FAO, 2007). Menurut Spalding et al. pada 2010 diperkirakan luas
mangrove di Indonesia sekitar 3.189.359 hektar, hampir mencapai 60% luas total
mangrove Asia Tenggara. Jumlah ini juga merupakan 20% dari total tutupan
mangrove yang ada di dunia. Menurut FAO, ada 48 spesies mangrove di Indonesia,
membuat Indonesia menjadi pusat penting keanekaragaman hayati mangrove
dunia.

2.1.5 Garam
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan merupakan potensi yang tinggi
untuk menghasilkan produksi garam dalam jumlah besar. Beberapa pulau yang
terkenal dengan produksi garamn antara lain Madura dan NTT. Data dari
Kementrian Perindustrian menyebutkan bahwa pada tahun 2009, produksi garam
nasional mencapai 1.265.600 ton.
Di dalam 1000 gr air laut, terdapat 96,6% air murni dan sekitar 3,5% zat
terlarut yang meliputi zat-zat anorganik, senyawa organik yang berasal dari
makhluk hidup dan gas-gas yang terlarut. Zat-zat anorganik utama yang terdapat
dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%),
kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat,
bromida, asam borak, strontium dan florida. Zat-zat anorganik ini bersumber dari
pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang
hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 8 |
Page

Berdasarkan fungsinya, garam terbagi menjadi dua jenis yaitu garam
konsumsi dan garam industri. Garam konsumsi merupakan jenis garam yang biasa
dikonsumsi sebagai pemberi rasa asin dan gurih pada makanan. Garam jenis ini
sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk mendukung fungsi organ tubuh. Menurut Ahli
Gizi, di dalam tubuh manusia keberadaan garam berguna untuk membantu
kontraksi otot, membantu sel-sel saraf bekerja, membantu konsentrasi otak dan
menjaga tubuh agar tidak lemas. Selain itu, konsumsi garam dalam batas normal
dapat membantu mempertahankan cairan dalam tubuh untuk proses sirkulasi dalam
darah.
Garam jenis kedua adalah garam industri yaitu garam yang digunakan baik
sebagai bahan baku maupun sebagai bahan tambahan untuk industri lain. Di dalam
industri klor-alkali, garam digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan gas
klorin, soda kaustik, dan berbagai produk lainnya. Selain itu, garam juga digunakan
di industri pengolahan logam sebagai pemurni alumunium, di industri sabun
sebagai pemisah gliserol dari air, di industri karet sebagai pemisah karet dari
getahnya, dan industri-industri lain seperti industri tekstil, minyak, keramik,
farmasi dan kertas.

2.1.6 Minyak Bumi dan Gas
Sumur minyak sebagian besar menghasilkan minyak mentah, dan terkadang ada
juga kandungan gas alam di dalamnya. Karena tekanan di permukaan bumi lebih rendah
daripada di permukaan tanah, beberapa gas akan keluar dalam bentuk campuran. Sumur
gas sebagian besar menghasilkan gas. Tapi, karena tekanan suhu dan tekanan di bawah
tanah .
Gas bumi sebagai sumber energi dan sumber bahan baku memiliki peran penting di
Indonesia saat ini dan masa mendatang. Potensi gas bumi yang dimiliki Indonesia
berdasarkan status tahun 2008 mencapai 170 TSCF dan produksi pertahun mencapai 2,87
TSCF, dengan komposisi tersebut Indonesia memiliki reserve to production (R/P)
mencapai 59 tahun .
Minyak bumi diproduksi dan didistilasi menjadi berbagai jenis frasksi sebelum
digunakan sebagai bahan bakar. Saat ini di Indonesia, minyak bumi menjadi sumber energi

“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 9 |
Page

yang paling besar, hampir setengah dari konsumsi energi nasinal ditopang oleh suplai
minyak bumi.
Indonesia saat ini memiliki cadangan minyak sebesar 7,7 miliar barel. Angka ini
terdiri dari 4,039 miliar barel cadangan proven dan 3,692 miliar barel cadangan berpotensi.
Indonesia merupakan anggota OPEC, sebagai salah satu pengekspor minyak bumi.
Pada tahun 2008 Indonesia resmi keluar dari keanggotaan OPEC karena produksi dalam
negeri masih belum dapat tercukupi. Rata-rata kebutuhan dalam negeri adalah 1,3 juta
barel per hari. Permintaan ini tidak diiringi dengan produksi minyak yang hanya sebesar
804.000 barel per hari.
Upaya untuk mencari sumur produksi baru, para ahli perminyakan berusaha
mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produksi minyak yang lebih maksimal.
Cadangan minyak bumi terbesar di Indonesia terdapat di Sumatera bagian tengah dengan
nilai 3,847 miliar barel cadangan
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK
Migas) menyatakan kegiatan eksplorasi merupakan solusi untuk menggenjot lifting atau
produksi minyak bumi yang saat ini menurun. Dalam APBD 2014 ditetapkan target lifting
minyak sebesar 870.000 barel oil per day (bopd). Namun, SKK Migas memperkirakan
lifting tahun ini hanya dapat tercapai sekitar 804.000 bopd.
Gas bumi masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Untuk itu, maka
pemerintah dalam rangka mendukung perencaanan pasokan gas untuk pemenuhan
kebutuhan dalam negeri melakukan kajian dan menetapkan Neraca Gas Bumi Indonesia
tahun 2010-2025 dan menetapkan rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas
Bumi Nasional serta memprioritaskan pemanfaatan melalui Kebijakan Penetapan Alokasi
dan Pemanfaatan Gas Bumi dalam Negeri.
Terkait dengan pemanfaatan gas bumi untuk domestik, pemerintah telah
mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 03 Tahun 2010 tentang Alokasi dan
Pemanfaatan Gas Bumi dalam Negeri. Menteri ESDM menetapkan alokasi gas bumi yang
bertujuan untuk menjamin ketersediaan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri secara
optimal dengan mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur dan keekonomian
pengembangan lapangan gas bumi.
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 10 |
Page

Selain itu dalam Permen ESDM No. 3 Tahun 2010 Pasal 4 dijelaskan bahwa dalam
rangka mendukung pemenuhan Gas Bumi untuk kebutuhan dalam negeri, kontraktor wajib
ikut memenuhi kebutuhan Gas Bumi dalam negeri dengan menyerahkan sebesar 25% dari
hasil produksi Gas Bumi. Sekiranya pemenuhan kebutuhan domestik belum terpenuhi
dengan kuota 25% maka Menteri ESDM menetapkan kebijakan alokasi dan Pemanfaatan
Gas Bumi dari cadangan Gas Bumi yang dapat diproduksi dari setiap lapangan Gas Bumi
pada suatu wilayah kerja.

2.2 KENDALA YANG MENGHAMBAT
Menurut UU No.5/1983 sumber daya alam laut dibagi atas dua kelompok, yakni
sumber daya alam hayati dan non-hayati. Ikan adalah sumber daya alam hayati yang paling
dominan di ZEE. Disamping banyak pula ragam kekayaan alam hayati lain yang dapat
dimanfaatkan untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor.
Sayangnya tingkat pemanfaatan Indonesia masih sangat terbatas. Bahkan bila
melihat angka ekspor tergolong rendah dibanding dengan negara ASEAN lainnya memiliki
sedikit wilayah perairan laut.
Sessungguhnya terdapat dua aspek yang jadi kendala bagi Indonesia, yakni:

2.2.1 Aspek Kultural
Aspek ini yang merupakan kendala utama, yakni tercermin pada rendahnya
perhatian masyarakat terhadap dunia maritim (kelautan). Kenyataanya sebagian besar
masyarakat Indonesia hingga kini masih kuat terbelenggu budaya agraris yang berorientasi
daratan. Sedangkan reorientasi ke kawasan maritim sangat lamban.
Disinilah letak ironi Indonesia sebagai bangsa yang mendiami negara kepulauan.
Memang pengelolaan ZEE jelas tak akan efektif jika hanya mengandalkan armada nelayan
tradisional dan teknologi seadanya. Karena itu Indonesia perlu membangun armada laut
nasional yang kuat dan modern agar mampu menjangkau semua sudut wilayah ZEE secara
efektif. Artinya perlu kesiapan modal dan teknologi tinggi.

“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 11 |
Page

Keterbatasan armada laut, serta berbagai sarana penunjang operasional lainnya
merupakan kendala serius bagi Indonesia baik dalam konteks pemanfaatan, maupun dalam
kerangka pengawasan sumber daya alam laut di kawasan ZEEI.
Menyadari keterbatasan modal dan teknologi, pemerintah dengan memperhatikan
UU No.5/1983, akhirnya memberikan kesempatan bagi swasta nasional mau pun asing
untuk ikut menggarap kekayaan dikawasan tersebut. Namun masalahnya, akibat lemahnya
pengawasan, sering terjadi penyimpangan dan pengingkaran terhadap ketentuan
perundang-undangan yang ada. Fakta lapangan menunjukkan, betapa banyak armada
nelayan asing beroperasi di ZEEI tanpa seijin pemerintah RI. Bahkan sebagian diantaranya
berani memasuki wilayah perairan teritorial dan mengganggu nelayan tradisional kita
seperti terjadi di Aceh, Pekalongan, Sulawesi Utara, Maluku dan sebagainya.
Meski sebagian kasus pelanggaran berhasil ditindak –melalui operasi penegakkan
hukum diperairan laut–, namun tampaknya belum menunjukkan hasil maksimal. Sebab
selain keterbatasan kapal, tingginya biaya operasional, juga minimnya sumber daya
manusia penegak hukum yang secara khusus menangani kawasan perairan laut.

2.2.2 Lemahnya Penegakan Hukum
Tak dapat disangkal salah satu tantangan serius bagi Indonesia saat ini adalah
masalah penegakan hukum di laut. Baik dalam hal kemampuan tenaga aparat hukumnya,
mau pun aspek sarana operasionalnya. Ketentuan perundang-undangan menegaskan bahwa
“Aparat Penyidik” atas pelanggaran hukum di kawasan ZEEI adalah “Perwira TNI-AL
yang ditunjuk Panglima TNI”.
Ini berarti untuk kepentingan penegakkan hukum di laut, Indonesia memerlukan
ribuan personil perwira Angkatan Laut yang berkemampuan melakukan tugas penyidikan.
Dan hal ini tampak masih sulit dipenuhi. Padahal disisi lain untuk efektivitas penegakan
hukum para perwira penyidik tersebut seyogyanya disebar diberbagai pulau. Terutama di
kawasan yang potensial bagi kasus pelanggaran, misalnya, Kawasan Timur Indonesia.
Menyiapkan ribuan perwira penyidik, selain membutuhkan pendidikan dan pelatihan
khusus, juga membutuhkan waktu relatif lama. Selain itu perlu diatur penempatannya
dengan dukungan fasilitas kerja yang memadai. jika Indonesia memang benar-benar ingin
menjadikan laut sebagai sumber penghidupan nasional dan sektor unggulan bagi
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 12 |
Page

pendapatan negara, maka perlu kebijakan politik strategi mengatasi berbagai kendala
tersebut.
Patut dipahami kemampuan mengawasi dan memanfaatkan ZEE memiliki makna
penting, baik bagi Indonesia sendiri maupun bagi dunia internasional. Pasalnya, ZEE
sebagai “specific legal regime” senantiasa berkaitan erat dengan ketentuan internasional
dalam bidang kelautan. Artinya ketentuan internasional tentang ZEE tidak hanya mengatur
hak kedaulatan dan yurisdiksi suatu negara pada kawasan tersebut, tetapi juga tentang
kewajiban yang berhubungan dengan pelestarian alam, kebersihan lingkungan dan
penelitian ilmiah.
Mengawasi dan mengendalikan kawasan ZEE yang mencakup beragam aspek dan
dua dimensi tadi jelas satu tantangan yang serius bagi Indonesia, sebab secara riil
kemampuan Indonesia masih sangat terbatas, termasuk jumlah tenaga ahli kelautan yang
sangat langka. Akibatnya, banyak pelanggaran hukum dilaut terutama di ZEE tidak
tertangani dengan baik.

2.3 UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MELALUI SEKTOR
KELAUTAN

Untuk menjawab segala tantangan dan permasalahan yang ada , pemerintah perlu
melakukan usaha yang lebih signifikan guna menjadikan sektor kelautan dan perikanan
sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi bangsa.

2.3.1 Empat Faktor Upaya yang harus dibangun :
 Pertama, pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan berkelanjutan dan berbasis
masyarakat. Pengelolaan ini berupa proses yang terintegrasi mulai dari pengumpulan
informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan kesimpulan, alokasi sumber
dan implementasinya menyangkut segenap potensi baik renewable maupun non
renewable resource kelautan dan perikanan. Pengelolaan ini harus mengarah pada
bagaimana sumberdaya yang ada saat ini mampu memenuhi kebutuhan sekarang dan
kebutuhan generasi yang akan datang, dimana aspek keberlanjutan harus meliputi
aspek ekologi, ekonomi dan sosial.
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 13 |
Page

 Kedua, mendorong peningkatan nilai investasi kelautan dan perikanan dari penanaman
modal dalam negeri. Hal ini dimaksudkan agar besarnya potensi sumberdaya kelautan
dan perikanan yang dimiliki bangsa ini dapat dinikmati oleh warga negaranya sendiri.
Selain itu pemerintah perlu untuk melakukan kajian lebih detail tentang usaha-usaha
perikanan yang dapat dikembangkan di Indonesia di tahun-tahun yang akan datang.
 Ketiga, memperbaiki daya saing produk kelautan dan perikanan di pasar Internasional.
Pemerintah industri dan masyarakat hendaknya dapat bekerjasama secara sinergis guna
meningkatkan nilai daya saing produk tersebut. Pola kemitraan antara ketiga elemen
tersebut sangat berarti dalam mendorong kualitas produk kelautan dan perikanan.
Selain itu perlu juga adanya program peningkatan SDM berupa pelatihan, penyuluhan
dan keterampilan yang lebih terpadu kepada masyarakat perikanan.

 Keempat, pemerintah perlu membuat regulasi yang tepat untuk mengoptimalkan
potensi kelautan dan perikanan. Peraturan dan birokrasi yang dibuat ini mampu
hendaknya menyelesaikan segenap permasalahan dunia kelautan dan perikanan, seperti
sengketa perbatasan dan pulau terluar, persoalan desentralisasi dan otonomi daerah,
illegal fishing dan penggunaan alat tangkap, regulasi yang mendukung peningkatan
iklim investasi serta berbagai tata peraturan lainnya yang mampu menyentuh
kesejahteraan masyarakat nelayan.

2.3.2 Strategi yang harus dilakukan pemerintah dalam pembangunan
kelautan perikanan

 Meningkatkan Kemampuan SDM Kelautan Perikanan
Pengembangan sumberdaya manusia pada sektor perikanan dan kelautan ditujukan
tidak saja kepada pembudidaya ikan/nelayan atau masyarakat perikanan pada umumnya,
tetapi juga termasuk pada pemerintah untuk pembinaan perikanan dan kelautan itu sendiri.
Pengembangan sumberdaya yang dilakukan, tidak hanya mencakup aspek teknis,
seperti penciptaan Iptek, manajemen atau peningkatan keterampilan dan produktivitas,
tetapi mencakup juga aspek yang lebih mendasar, yaitu peningkatan harkat, martabat dan
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 14 |
Page

kepercayaan terhadap diri sendiri, kemampuan berwira swasta serta tanggung jawab baik
sebagai anggota keluarga, warga masyarakat ataupun pribadi mandiri.
Oleh karena itu pembinaan terhadap pembudiya ikan/nelayan tidak hanya ditujukan
kepada fungsi mereka sebagai faktor produksi atau tenaga kerja, tetapi juga kepada fungsi
mereka sebagai sumberdaya insani yang memerlukan keseimbangan kesejahtraan rohani
dan jasmani.
Sedangkan terhadap aparat pembina diharapkan akan tetap mau dan mampu
meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta wawasan sesuai perkembangan yang
terjadi melalui berbagai kesempatan baik dalam negeri maupun di luar negeri.

 Memanfaatkan Sumberdaya Kelautan Perikanan Secara Optimal, Efisien dan
Berkelanjutan (Suistainable)
Potensi lahan kelautan dan perikanan cukup besar dan berpeluang untuk dikembangkan
secara optimal tanpa mengganggu kelestariannya dengan tingkat efektifitas melalui usaha
ekstensifikasi, identifikasi, diverifikasi dan rehabilitasi serta dengan menggunakan
teknologi tepat guna dan memberikan prioritas utama terhadap komoditas ekonomis
penting serta komoditas unggulan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Disamping itu usaha pemgembangan kelautan perikanan juga memungkinkan untuk
ekstensifikasi dengan mendorong kearah penagkapan jarak jauh serta pengembangan usaha
budidaya laut pada lokasi potensial
Dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan tetap
berorientasi pada pembangunan perikanan yang ramah lingkungan serta mengutamakan
kelestarian sumberdaya hayati. Selain itu juga perlu diarahkan untuk pencapaian
produktifitas yang optimal, pemanfaatan secara rasional, peningkatan pendapatan serta
pembangunan struktur usaha yang seimbang antara usaha skala besar maupun usaha kecil.

 Meningkatkan Mutu Hasil Perikanan
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 15 |
Page

Pembangunan kelautan dan perikanan merupakan salah satu kegiatan yang ekonomis
dan mempunyai nilai strategis dan sangat prospektif. Hal ini mengingat kecendrungan
semakin meningkatnya permintaan dunia akan produk hasil perikanan
Sehubungan dengan meningkatnya permintaan tersebut maka selain pencapaian target
produksi, upaya peningkatan pengawasan mutu hasil perikanan juga merupakan faktor
utama dalam meningkatkan hasil produksi. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Dinas
adalah penanganan dan pengolahan pasca panen yang dilaksanakan oleh petani ikan sesuai
anjuran teknis serta peningkatan teknologi dan pemrosesan produk. Peningkatan akses
pasar yang tidak hanya lokal tetapi juga nasional bahkan internasional (distribusi ekspor)
sesuai dengan jenis komoditas yang diusahakan dan diperlukan pasar.

 Meningkatkan Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam perlu dilaksanakan sesuai dengan
peraturan pemerintah yang berlaku. Peraturan-peraturan di bidang kelautan dan perikanan
lebih mengarah dalam upaya menjaga kelestarian sumberdaya kelautan perikanan, agar
pelaksanaan sejalan dengan peraturan yang berlaku perlu adanya pengawasan dan
pengendalian di lapangan.
Dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian sebagai upaya penegakan
peraturan di bidang kelautan dan perikanan, perlu didahului oleh pembinaan dan sosialisasi
tentang hukum kepada pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan khususnya
pembudidaya ikan dan nelayan serta masyarakat pada umumnya.
Untuk lebih mengoptimalkan pengawasan, akan dilakukan pembinaan sistem
pengawasan mandiri oleh masyarakat melalui penggalangan SISWASMAS (Sistem
Pengawasan Masyarakat) dan POKWASMAS (Kelompok Pengawas Masyarakat).

 Merehabilitasi Ekosistem Habitat pesisir, Laut, dan Perairan Umum

“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 16 |
Page

Potensi lahan kelautan dan cukup besar dan berpeluang untuk dikembangkan dan
dimanfaatkan secara optimal tanpa menggangu lingkungannya dengan mengutamakan
kelestarian sumberdaya hayati. Dilakukan peningkatan rehabilitasi dan konservasi
sumberdaya kelautan dan perikanan dengan cara Penanaman mangrove (pohon bakau) di
wilayah pesisir yang mengalami abrasi.

 Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Dalam Rangka Pemanfaatan Sumberdaya
Kelautan Perikanan
Dalam rangka peningkatan pengembangan kegiatan usaha kelautan perikanan yang
turut berpengaruh terhadap pemasaran. Pembangunan infrastruktur dan rehabilitasi
prasarana serta peningkatan sarana menjadi hal yang utama dalam rangka pemanfaatan
sumberdaya kelautan perikanan.

 Menciptakan Lapangan Kerja Baru Di Bidang Usaha Kelautan Perikanan
Adanya pertambahan penduduk dari tahun ke tahun akan mengakibatkan semakin
sempitnya lahan pekerjaan di segala sektor. Dan selaras dengan komitmen pemerintah
untuk menanggulangi penganguran maka Pembangunan Infrastruktur pada sektor Kelautan
Perikanan sangat mendukung dalam menciptakan lapangan kerja baru.

 Memberdayakan Sosial Ekonomi Masyarakat Kelautan Perikanan
Dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa masyarakat pesisir merupakan
masyarakat yang sangat tertinggal atau mempunyai pendapatan yang relative rendah dan
merupakan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki strata sosial terendah.
Oleh karena itu Dana Penguatan Modal Perikanan adalah salah satu langkah awal
dalam rangka peningkatan sosial ekonomi masyarakat kelautan perikanan.

 Mengembangkan dan Memperkuat Sistem Informasi Kelautan Perikanan
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 17 |
Page

Pengetahuan, Penguasaan dan Penerapan Teknologi terhadap masyarakat perikanan
umumnya terbatas, oleh karena itulah peran Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Perikanan
dalam hal ini sebagai media dalam mengembangkan dan memperkuat sistem informasi
yang berguna dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, inovasi dan motivasi
masyarakat perikanan, terutama dalam rangka meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan.

Dengan adanya dukungan semua pihak serta usaha yang lebih komprehensif dan nyata
dari pemerintah, diharapkan sektor kelautan dan perikanan mampu menjadi sektor basis
yang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi negara. Sehingga dengan
pertumbuhan tersebut akan menciptakan efek pengganda (multiplier effect) yang pada
akhirnya akan meningkatkan pendapatan negara secara keseluruhan serta memacu
pertumbuhan sektor-sektor lainnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang sangat kaya akan sumber
daya alam, adapun sumberdaya yang ada di sektor kelautan meliputi :
 Sumberdaya pulih : ikan, terumbu karang, rumput laut, hutan mangrove dan garam.
 Sumberdaya tidak dapat pulih : minyak bumi, gas, hasil tambang dan mineral.
 Energi : gelombang dan angin.Transportasi, komunikasi dan keindahan alam.
Melihat besarnya Kekayaan alam di Indonesia terutama di sektor kelautan apabila bisa
digali dan dimanfaatkan secara proposional maka diharapkan sektor kelautan dan
perikanan mampu menjadi sektor basis yang menjadi motor penggerak pertumbuhan
ekonomi negara. Sehingga dengan pertumbuhan tersebut akan menciptakan efek
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 18 |
Page

pengganda (multiplier effect) yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan negara
secara keseluruhan serta memacu pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Sehingga memicu
meningkatnya perekonomian Negara Indonesia.

3.2 SARAN
 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (Aparatur dan Masyarakat Perikanan)
 Pemerintah harus menyediakan armada laut, serta berbagai sarana penunjang
operasional lainnya agar pemanfaatan kekayaan sumber daya laut dapat maksimal.
 pemerintah perlu membuat regulasi yang tepat untuk mengoptimalkan potensi kelautan
dan perikanan .
 Pemerintah harus bekerjasama dengan TNI-AL dalam upaya Mengawasi dan
mengendalikan kawasan ZEE yang mencakup beragam aspek .
 Pemerintah , industri dan masyarakat hendaknya dapat bekerjasama secara sinergis
guna meningkatkan nilai daya saing dari produk-produk hasil dari kelautan dan
perikanan .

3.3 HARAPAN UNTUK MASA DEPAN
Masa depan adalah era kehidupan bahari. Ini antara lain ditandai dengan
menguatnya dinamika di kawasan Pasific. Karena itu sudah saatnya Indonesia
memperhatikan pembangunan disektor kelautan secara sungguh sungguh. Pada tahap
pertama, sasaran pembangunan ditujukan kepada aspek pemecahan pelbagai kendala
keterbatasan yang ada.
Sementara untuk jangka panjang, pembangunan harus mampu mengembalikan
orientasi basis kehidupan masyarakat Indonesia sesuai dengan fitrahnya sebagai bangsa
bahari yang tumbuh dan berkembang seirama dengan ritme globalisasi. Orientasi kelautan
ini penting sebab di masa mendatang, sektor kelautan semakin vital dan penting bagi
kehidupan ummat manusia.
Dimasa mendatang bagi bangsa Indonesia laut akan berfungsi sebagai, sebagai
faktor integrasi wilayah nasional; sebagai tempat sumber daya alam dominan; sebagai
faktor transportasi massal dan murah; sebagai elemen Strategis dalam Pertahanan dan
Keamanan Negara. Mengingat berbagai aspek vital dan strategis itu, maka sudah saatnya
kita membangun bangsa dan negara ini dalam sosok citra sebagai bangsa bahari.
“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 19 |
Page

DAFTAR PUSTAKA

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Eafm-indonesia.net
Lontar.ui.ac.id
Oceanografi.loipi.go.id
Esdm.go.id
Merdeka.com
www.dekin.kkp.go.id
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Kelautan_dan_Perikanan_Indonesia
8. Arikunto, S. (1990) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rhineka Cipta
9. Milen, Anneli. (2006) Capacity Building Meningkatkan Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta,
Pembaharuan

“Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional“ 20 |
Page