Peranan Tembok Penyengker di Dalam Mereduksi Kebisingan Akibat Suara Kendaraan Bermotor di Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.

(1)

LAPORAN PENELITIAN

PERANAN TEMBOK PENYENGKER DIDALAM MEREDUKSI

KEBISINGAN AKIBAT SUARA KENDARAAN BERMOTOR DI

KELURAHAN PANJER KECAMATAN DENPASAR SELATAN

KOTA DENPASAR

Oleh :

1. Ir. I Made Suarya, MT NIP. 19561015 1986011001 Ketua Tim Pengusul 2. I Nyoman Susanta,ST.M.Erg NIP.196909231995031002 Anggota Tim Pengusul

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

UNIVERSITAS UDAYANA


(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

USULAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN JURUSAN

ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2015

=================================================================== Judul :: Peranan Tembok Penyengker Didalam Mereduksi Kebisingan Akibat Suara

Kendaraan Bermotor Di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar

Ketua Tim Peneliti :

a. Nama Lengkap : Ir. I Made Suarya, MT

b. NIDN / NIP : 0015105602 / 19561015198601 001 c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

d. Nomor HP / email : (+62) 8123651246 / mdsuarya@yahoo.com

Anggota Tim Peneliti (1) :

a. Nama Lengkap : I Nyoman Susanta, ST., MErg b. NIDN / NIP : 0023096902 / 196909231995031002 c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

d. Nomor HP / email : (+62) 8123978858 / susanta.nyoman@yahoo.com

Personalia:

a. Jumlah Anggota Pelaksana : 1 orang

b. Ju Jumlah Personalia : 1 orang

Jangka Waktu Kegiatan : 2,5 bulan

Bentuk Kegiatan : Pengukuran Kebisingan

Tempat Kegiatan : Di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar

Tempat Kegiatan : Rp.10.000.000,-(Sepuluh Juta Rupiah)

Bukit Jimbaran, 3 September 2015 Menyetujui,

Ketua Jurusan Arsitektur FT-UNUD Ketua Tim Pelaksana

Ir. I Made Suarya, MT

NIP. 19561015 198601 1 001

Ir. I Made Suarya, MT


(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Daftar Isi ... iii

Abstrak ... 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 2

1.2. Tujuan Khusus ... 3

1.3. Urgensi (Keutamaan Penelitian)……… 3

1.4 Manfaat Penelitian……….. 4

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Kebisingan……….. 5

2.2. Intensitas Kebisingan ……… 5

2.3. Nilai Ambang Batas Kebisingan…...………. 6

2.4. Kriteria Kebisingan…..………. 7

2.5. Tingkat Kebisingan Sinambung Setara (Leq)………... 8

2.6. Tingkat Polusi Bising (LNP)……… 9

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian……… 12

3.2. Lokasi Penelitian……… 12

3.3. Jenis dan Sumber Data………... 12

3.4. Teknik Sampling………...………... 12

3.5. Instrumen Penelitian……….. 13

3.6. Teknik Analis Data……… 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Kelurahan Panjer ... 14

4.2. Pengambilan Sampel ... 14

4.3. Prosedur Pengukuran ... 15

4.4. Jenis-jenis tembok penyengker sebagai penghalang ... 15

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan………. 18

5.2. Saran……….. 18

Daftar Pustaka... 19

Lampiran : 1. Anggaran Biaya……….. 20

2. Jadwal Kegiatan………. 21


(4)

1 ABSTRAK

Jumlah kendaraan bermotor di Kota Denpasar semakin meningkat 6,7 % pertahun. Polusi udara diakibatkan oleh asap dan suara kendaraan bermotor. Kebisingan dapat diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor yang melampaui ambang batas yaitu melebihi 55 dB. Pagar penyengker yang dibuat dapat berfungsi sebagai pengaman dan mereduksi suara-suara yang masuk kedalam pekarangan, termasuk suara kendaraan bermotor. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan mereduksi suara dari tipologi pagar penyengker yang ada, maka diperlukan pendalaman melalui penelitian. Penelitian ini sebagai penelitian kunatitatif dengan menggunakan stratified propursional sampling, didapatkan 8 sampel dengan tipologi pagar penyengker yang berbeda-beda. Sampel penelitian terletak di Kelurahan Panjer Denpasar Selatan. Hasil penelitian menunjukkan ternyata tembok penyengker dapat mereduksi kebisingan suara rata-rata 7,9 dB. Tingkat kebisingan setelah melewati tembok penyengker sebesar 78,54 dB, dimana angka tersebut masih melampaui batas ambang yang seharusnya yaitu kurang dari 55dB. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya lain agar dapat menurunkan kebisingan sampai dibawah ambang batas yang diijinkan.


(5)

2 BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada manusia, namun dilain pihak dapat memberikan dampak negative. Dampak negative ini dapat berupa ketidak nyamanan, lebih jauh lagi dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Transportasi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Salah satu komponen transportasi adalah kendaraan bermotor. Kehadiran kendaraan bermotor di masyarakat memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat didalam melakukan pergerakan. Namun disisi lain kendaraan bermotor ini memberikan dampak negative berupa kebisingan yang ditimbulkan akibat suara kendaraan bermotor tersebut. Pada level tertentu gangguan kebisingan ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis. Kebisingan ini memberikan dampak negative kepada manusia seperti : gangguan pendengaran,mengejutkan dan pertahanan reaksi,sakit aural, ketidak nyamanan telinga, gangguan bicara, gangguan tidur, efek kardiovaskular, penurunan kinerja dan respon jengkel. Efek kesehatan ini pada gilirannya dapat menyebabkan cacat social, mengurangi produktifitas, penurunan kinerja dalam belejar, absen di tempat kerja dan sekolah, peningkatan penggunaan narkoba dan kecelakaan,(Berglund et al.1999, dalam Jian Kang). Sehingga gangguan kebisingan ini harus direduksi setidak-tidaknya sampai sampai pada level yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

Kebisingan kendaraan bermotor disebabkan knalpot mesin, ban, turbolensi udara Dalam hal mereduksi gangguan kebisingan ini secara garis besar dapat dilakukan pada tiga tempat yaitu : pertama, pada sumber suara, yaitu kendaraan bermotor tersebut. Kedua, adalah yang menjadi ranah penelitian ini, yaitu pada media merambatnya suara, yang berkaitan dengan elemen-elemen ruang maupun elemen-elemen alam yang dapat mereduksi gangguan kebisingan termasuk jarak antara sumber suara dan pendengar. Ketiga, adalah pada pendengar. Pendengar dapat menutup telinga bila merasa terganggu oleh kebisingan.

Sejalan dengan perkembangan perkembangan teknologi dan industry kendaraan bermotor dan perkembangan ekonomi masyarakat kususnya masyarakat Kota Denpasar menyebabkan Kota Denpasar dibanjiri kendaraan bermotor terutama mobil dan sepeda motor. Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan jumlah kendaraan bermotor tahun 2013 : 1.654.313 buah, dengan peningkatan 6,7 % pertahun. Perbandingan antara jumlah penduduk dengan jumlah


(6)

3 kendaraan bermotor adalah 1 : 1,96. Ini lebih tinggi kalau dibandingkan dengan Jakarta yang 1 : 1,28. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor ini tidak diimbangi dengan penambahan panjang jalan, sehingga kendaran di jalan semakin padat. Sehingga kebisingan yang ditimbulkannya semakin meningkat. Tentunya kondisi ini mengganggu kenyamanan penduduk yang bermukim di kiri kanan jalan.

Rumah Tinggal masyarakat Bali dikelilingi Tembok Penyengker. Disamping sebagai penyembunyi dan perlindungan, tembok penyengker diduga dapat megurangi kebisingan. Sehingga dipandang perlu dilakukan penelitian ini. Berdasarkan material yang di gunakan terdapat beberapa jenis tembok penyengker antara lain: tembok penyengker style Bali dengan material bata dan paras, material batak, batu bata. Diduga masing-masing tembok penyengker ini mempunyai daya reduksi yang berbeda pula.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, sebagai berikut : a. Belum diketahui seberapa besar tembok penyengker dengan material bata pripihan dan

paras (style Bali) dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor.

b. Belum diketahui seberapa besar tembok penyengker dengan material bata diplester dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor.

c. Belum diketahui seberapa besar tembok penyengker dengan material batako diplester dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui seberapa besar tembok penyengker dengan material bata pripihan dan paras (style Bali) dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor.

b. Untuk mengetahui seberapa besar tembok penyengker dengan material bata diplester dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor.

c. Untuk mengetahui seberapa besar tembok penyengker dengan material batako diplester dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor.


(7)

4 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini akan dapat digunakan oleh masyarakat sebagai acuan didalam membuat tembok penyengker,sehingga dapat memberikan kenyamanan


(8)

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebisingan

Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan memggamggu manusia. Berdasarkan SK Mentri Negara Lingkungan Hidup No: Kep Men-48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, termasuk ternak, satwa dan sistem alam.

Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan adalah :

a. Kebisingan kontinyu dengan spectrum frekwensi luas (steady state, wide band noice), misalnya suara yang ditimbulkan oleh kipas angin.

b. Kebisingan kontinyu dengan spectrum frekwensi sempit (steady state, narrow band noice), misalnya suara yang ditimbulkan oleh gergaji sirkuler dan katup gas.

c. Kebisingan putus putus (intermitten), misalnya suara lalu-lintas dan suara kapal terbang di lapangan udara.

d. Kebisingan Impulsif (impact or impulsive noice),misalnya suara tembakan atau meriam; e. Kebisingan Impulsif berulang, misalnya suara yang ditimbulkan oleh mesin pompa.

2.2. Intensitas Kebisingan

Intensitas kebisingan (bunyi) adalah arus energy persatuan luas, yang dinyatakan dengan satuan desibel (dB), dengan membandingkannya dengan kekuatan dasar 0,0002 dyne/cm2 yaitu kekuatan dari bunyi dengan frekwensi 1000 Hz, yang dapat didengar oleh manusia normal. Desibel adalah satu per sepuluh bel, sebuah satuan yang dinamakan untuk menghormati Alexander Graham Bell. Satuan Bell terlalu besar untuk digunakan dalam kebanyakan keperluan, maka digunakan satuan desibel yang disingkat dengan dB. Tabel berikut adalah skala intensitas kebisingan yang dikelompokkan berdasarkan sumber kebisingan.


(9)

6 Skala Intensitas (dB) Sumber Kebisngan

Kerusakan alat pendengaran 120 Batas pendengaran tertinggi

Menyebabkan tuli 100 - 110 Halilintar, meriam, mesin uap

Sangat hiruk 80 - 90 Hiruk pikuk jalan raya, persahaan yang sangat gaduh, peluit polisi

Kuat 60 - 70 Kantor bising, jalan pada umumnya,

radio, perusahaan.

Sedang 40 - 50 Rumah gaduh, kantor pada umumnya,

percakapan kuat, radio perlahan.

Tenang 20 - 30 Rumah tenang, kantor perorangan,

auditorium, percakapan.

Sangat tenang 10 - 20 Uara daun berisik, batas pendengaran

terendah.

2.3. Nilai Ambang Batas Kebisingan

Nilai Ambang Batas ( NAB ) atau baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang kelingkungan dari usaha atau kegiatan, sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

Alat standar yang digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan adalah Sound Level Meter (SLM). Intensitas kebisingan dinyatakan dengan satuan decibel (dB). Alat ini mengukur penyimpangan tekanan atmosfir yang disebabkan oleh getaran partikel udara karena adanya gelombang yang dinyatakan sebagai amplitude dari fluktuasi tekanan. SLM menunjukkan skala A, B dan C, yang merupakan tiga jenis resfon dari alat tersebut terhadap frekwensi yang diterima. Skala a merupakan skala yang paling sesuai dengan batasan pendengaran manusia terhadap kebisingan. Jadi dB(A) adalah satuan tingkat kebisingan dalam kelas A, yaitu kelas yang sesuai dengan resfon telinga manusia normal.

Tabel 1 : Skala Intensitas Kebisingan Dan Sumbernya


(10)

7 No. Peruntukan Kawasan /

Lingkungan Kegiatan

Tingkat Kebisingan (dBA)

1 Peruntukan Kawasan :

a Perumahan dan Permukiman 55

b Perdagangan dan Jasa 70

c Perdagangan dan Perkantoran 65

d Ruang Terbuka Hujau 50

e Industri 70

f Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60

g Rekreasi 70

2 Lingkungan Kegiatan :

a Rumah Sakit atau sejenisnya 55

b Sekolah atau sejenisnya 55

c Tempat Ibadah atau sejenisnya 55

Kebisingan di lingkungan rumah tinggal dapat mengurangi kenyamanan dan ketenangan bagi penghuninya. Selain gangguan pendengaran, kebisingan juga menimbulkan akibat lain seperti: tekanan darah meningkat, denyut jantung dipercepat, kontraksi pembuluh darah kulit, meningkatkan metabolisme, menurunnya aktivitas alat pencernaan, tensi otot bertambah sehingga mempercepat timbulnya kelelahan yang pada akhirnya menurunkan produktivitas kerja (Suma’mur, 1996; Vce, 1991; Kroemer dan Grandjean, 2000).

2.4 Kriteria Kebisingan

Persepsi manusia terhadap bunyi bervariasi, tergantung pada frekuensi dari bunyi tersebut (Wilson, 1989). Untuk menentukan tingkat kebisingan, dapat diukur melalui intensitas bunyinya. Intensitas bunyi, yaitu perbandingan tekanan suara yang datang dan tekanan suara standar yang dapat didengar oleh manusia normal pada frekuensi 1000 Hz, dengan satuan decibell, disingkat dB (Wardhana, 1999).

Tabel 2 : Baku Tingkat Kebisingan


(11)

8 Gambar 1. Perbandingan Tingkat Bising Aktivitas Jalan Kendaraan

Bermotor dan Pesawat Udara (Shaheen, 1992).

Penggunaan skala dBA adalah untuk tingkat bising lingkungan luar dan dalam bangunan, seperti misalnya bising lalu lintas, bising lingkungan perumahan, bising ruangan kantor, dan sebagainya. (Lawrence dan Agustina, 2000).

Gambar 2. Respon Telinga Manusia untuk Pembebanan A. (Lawrence, dan Agustina, 2000).

2.5 Tingkat Kebisingan Sinambung Setara (Leq)

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kep-48/MENLH/11/1996 yang dimaksud dengan tingkat kebisingan sinambung setara adalah nilai tingkat kebisingan dari kebisingan yang berubah-ubah (fluktuatif) selama waktu tertentu yang setara dengan tingkat kebisingan yang ajeg (steady) pada selang waktu yang sama, dengan persamaan matematis sebagai berikut :


(12)

9

nk LK

nt

Leq 10log 1 .100.1 ... (2.1) Rumus di atas diolah lagi dalam bentuk:

LK

nt nk Leq10log

.100.1

………. (2.2) fi

nt nk

 dan Lk = Li

Leq 10log

fi.100.1Li ………. (2.3) dimana:

Leq : Tingkat Kebisingan Sinambung Setara (dBA)

nt : Jumlah data total

nk : Jumlah data interval tingkat tertentu Lk = Li : Nilai tengah

2.6 Tingkat Polusi Bising (LNP)

Tingkat polusi bising adalah salah satu kriteria kebisingan yang biasanya digunakan untuk menilai tanggapan terhadap paparan bising. Tingkat polusi kebisingan dapat dirumuskan sebagai berikut :

LNP = Leq+ 2,56 α ... (2.4)

                 

2 2 . . n Li f n Li f

 ... (2.5)

dimana:

α : standar deviasi, dBA

f : frekuensi dari kelas yang mengandung nilai tengah Li : nilai tengah dari kelas


(13)

10 Gambar 3. Tingkat Bising, dengan Satuan dBA

(Lawrence dan Agustina, 2000).

Menurut kriteria kebisingan US Department of Housing and Urban Development (HUD), kriteria bising yang dapat diterima untuk lingkungan bising di luar ruangan digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4. Tingkat Kebisingan di Luar Ruangan

menurut US Department of Housing and Urban Development (HUD) Kriteria tingkat kebisingan di luar ruangan adalah:

LNP  62 dBA selalu dapat diterima

62 LNP 74 dBA umumnya dapat diterima

74  LNP 88 dBA umumnya tidak dapat diterima


(14)

11 Demi tercapainya kehidupan masyarakat yang sehat, pemerintah telah mengatur batas tingkat kebisingan yang diperkenankan untuk lingkungan perumahan, yaitu sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor 718/MENKES/XI/1987 adalah 45 – 55 dBA. Sedangkan Kriteria Baku Tingkat Kebisingan sesuai dengan Keputusan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007, untuk perumahan dan permukiman adalah 50 dBA (siang, 06.00-22.00) dan 40 dBA (malam, 22.00-06.00) dan US Department of Housing and Urban Development menjelaskan kriteria tingkat kebisingan di luar ruangan adalah  62 dBA selalu dapat diterima. Sedangkan tingkat polusi bising di ruang dalam rumah tradisional di Desa Pengotan adalah 49,2 dBA, yang sudah mendekati nilai ambang batas (NAB) yang diperkenankan. Keputusan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007, untuk perumahan dan permukiman mensyaratkan NAB adalah 50 dBA pada siang hari.


(15)

12 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang meneliti kemampuan tembok penyengker untuk mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor. Sehingga metode yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada rumah tinggal penduduk yang berada di pinggir jalan umm yang berada di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar.

3.3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

Jenis data yang akan dikumpulkan berupa data angka kuantitataif) yang titunjukkan oleh alat ukur kebisingan (Sound Level Meter). Kebisingan akan diukur pada 2 (dua) titik pada bagian luar dan bagian dalam tembok penyengker dan dilakukan 5 kali pada saat kendaraan lewat. Selanjutnyan nilai rata-rata akan dilakukan dengan bantuan statistik. Disamping itu juga akan dikumpulkan data yang bersifat kualitatif dengan cara menyebarkan kuesioner kepada penghuni rumah yang diteliti. Data ini diperlukan untuk mengetahui tingkat ketergangguan dan rentang waktu ketergangguan yang disebabkan oleh suara kendaraan bermotor yang lewat didepan rumahnya.

b. Sumber Data

Data akan diperoleh langsung dari sumbernya (primer) yaitu dengan pengukuran tingkat kebisingan dan melalui kuesioner yang dibagikan kepada pemilik rumah.

3.4. Teknik Sampling.

Penelitian ini meneliti kemampuan tembok penyengker untuk mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor Sehingga populasinya adalah jenis-jenis tembok penyengker berdasarkan material yang digunakan. Jadi populasi dapat dikelompokkan berdasarkan material yang umum digunakan sebagai material tembok penyengker yaitu kombinasi antara paras dan bata pripihan, batu bata dan batako. Sampel diambil secara purposive (purposive sampling) pada masing-masing kelompok populasi.

Mengenai jumlah sampel pada masing-masing kelompok populasi tidak menjadi penting, karena satu sampelpun sudah mewakili selama material yang digunakan sama baik ketebalan maupun kerapatannya.


(16)

13 3.5. Instumen Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

- Sound Level Meter (SLM)

- Kamera

- Meteran.

3.6. Teknik Analisis Data

Data data yang didapat akan diolah dengan bantuan statistic untuk mndapatkan kemampuan tembok penyengker dalam mereduksi tingkat kebisingan akibat kendaraan bermotor.


(17)

14 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Kelurahan Panjer

Kelurahan Panjer merupakan bagian dari Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar. Kelurahan Panjer terbagi menjadi 9 banjar pekraman yaitu :

1. Banjar Kaja 2. Bajar Celuk 3. Banjar antap 4. Banjar Sasih 5. Banjar Kangin 6. Banjar Bekul 7. Banjar Tegalsari

8. Banjar Maniksaga

9. Banjar Kertasari

Kelurahan Panjer terletak kurang lebih 2 km dari pusat Kota Denpasar,dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Desa Yang Batu dan Renon

- Sebelah timur : Desa Renon

- Sebelah selatan : Desa Sidakarya

- Sebeh Barat : Desa Sesetan

Pada Kelurahan Panjer terdapat 3 jalan yang menjadi litasan atau jalan penghubung yaitu :

1. Jalan Tukad Yeh Aya yang menghubungkan Desa Renon dengan Desa Sesetan.

2. Jalan Tukad Pekerisan, yang menghubungkan Desa Renon dengan Desa Sidakarya.

3. Jalan Tukad Buaji dan jalan Tukad Irawadi, yang menghubungkan Desa Sesetan dengan jalan Tukad Yeh Aya

4. Jalan Tukad Melangit, Jalan Tukad Languan, jalan Tukad Pancoran, jalan Tukad Banyu Poh, walaupun jalan-jalan tersebut tidak sebagai jalan penghubung,tetapi kepadatan lalu-lintasnya cukup tinggi.

Lalu-lintas pada jalan-jalan tersebut diatas sangat padat sehingga menimbulkan kebisingan.

4.2 Pengambilan Sampel

Sampel diambil secara purposive pada jalan-jalan tersebut di atas, dengan pertimbangan tingkat kebisingan dan kondisi dilapangan (Memungkinkan untuk melakukan pengukuran sesuai dengan prosedur pengukuran).


(18)

15 4.3 Prosedur Pengukuran.

Pengukuran pada jam puncak tingkat kebisingan yaitu pukul 07.00 – 08.00 wita. Pada masing-masing sampel dilakukan pengukuran pada 2 titik, yaitu satu titik pengukuran pada jarak 1,50 dari sumber suara, tanpa penghalang. Satu titik lagi pengukuran pada jarak 1,50 m dari sumber suara dengan penghalang tembok penyengker. Kedua pengukuran ini pada ketinggian 1 M dari permukaan tanah.

4.4 Jenis-jenis tembok penyengker sebagai penghalang.

Jenis-jenis material tembok penyengker sebagai penghalang adalah batu bata, batu tabas ex. Karangasem (batu hitam),batako, batu alam.

Tabel 4 : Tipologi Penyengker Penghalang

No Fungsi Tipologi Penyengker Bahan Foto

1 Pura/

Tempat ibadah

Pasangan masip ekspose, tebal 0.8 M

Batu bata ex. Badung

2 Bale Banjar/ Fasilitas sosial

Pasangan masip diasab, tebal 0.4 M

Bata Pripihan ex. Tulikup

3 Pura/

Tempat ibadah

Pasangann masip ekspose, tebal 0.47 M

Batu Tabas ex. Karangasem

4 Rumah tinggal/

Hunian Pasangan masip ekspose, tebal 0.2 M

Batu Alam/ batu candi ex. Jogyakarta


(19)

16

5

Rumah tinggal/ Hunian

Pasangan masip diplester dan cat,

tebal 0.16 M

Batako Diplester berbahan pasir PC

6

Rumah tinggal/

Hunian Pasangan masip ekspose, tebal 0,5 M

Batu Cadas ekspose 7 Sekolah TK/ Fasilitas Pendidikan

Pasangan masip ekspose, tebal 0.12 M

Batako ekspose, berbahan pasir dan PC

8 Rumah tinggal/

Hunian Pasangan masip ekspose, tebal 0.2 M

Batu Paras ex. Jogyakarta

Tabel 5 : Tabulasi Hasil Pengukuran Kebisingan

N0 .

Lokasi Pengukuran

Tipologi Tembok

Penyengker Tinggi Pengu kuran (M) Jarak Penguk uran dari Sumber suara (M)

Tingkat Kebisingan dB

Material Tinggi (M) Tebal (M) Tanpa Penghal ang Dengan Penghal ang Selisih 1 Pura Kukuh,.

Jl.Tukad Irawadi

Batu bata

ekspose 2.2 0.8 1 1.5 86.6 78.1 8.5

2 Bale Banjar Celuk, Jl. Tukad Irawadi

Bata

Pripihan 1.7 0.4 1 1.5 87.5 79.8 7.7

3 Pura Botoh, Jl.Tukad Melangit

Batu Tabas

3.7 0.47 1 1.5 87.2 79 8.2

4 Rumah

Tinggal,Jl Tukad Languan No.6

Batu Alam

2.1 0.2 1 1.5 88.3 79.6 8.7

5 Rumah Tinggal,Jl. Tukad Banyu Poh No.95

Batako

Diplester 1.7 0.16 1 1.5 84.3 77.3 7

6 Rumah Tinggal,Jl. Tukad Banyu Poh No.77

Batu


(20)

17

7 Paud Widya Kumara Sari, JlJl Tukad Banyu Poh

Batako

Ekspose 130 0.12 1 1.5 87.5 78.8 8.7

8 Rumah Tinggal, Jl. Tukad Pancoran No.24

Batu Palimana n

1.7 0.2 1 1.5 85.1 80.4 4.7

Jumlah 691.5 628.3 63.2

Rerata

86.437 5

78.537

5 7.9

Seluruh objek pengamatan memiliki tingkat kebisingan rata-rata 86,44 dB, yang melewati ambang batas yang ditetapkan yaitu 50 dB, (Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor 718/MENKES/XI/1987 adalah 45 – 55 dBA. Sedangkan Kriteria Baku Tingkat Kebisingan sesuai dengan Keputusan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007, untuk perumahan dan permukiman adalah 50 dBA (siang, 06.00-22.00)). sehingga seluruhnya termasuk kategori bising. Pagar pembatas dapat menurunkan kebisingan rata-rata 7,9 dB, sehingga tingkat kebisingan rata-rata dengan penghalang yang ada menjadi 78,54 dB. Kebisingan ini terdapat di dalam pekarangan dengan titik pengukuran 1,5 M dasi sumber suara.

Kebisingan dapat direduksi paling besar oleh material dengan pola pemasangan yang masip dan relative lebih tebal. Material batu cadas dengan ketebalan 0,5 M dapat mereduksi kebisingan 9.7 dB. Pemilihan bahan-bahan yang memiliki permukaan yang tidak memantulkan bunyi dapat membantu mengurangi kebisingan, (Nur Metawati, dkk., 2013, hal. 147).

Jenis pagar penghalang yang berbeda (bahan, tipologi, tebal dan tinggi) mengakibatkan perbedaan kemampuan mereduksi kebisingan. Ini sesuai yang dengan hukum refraksi bunyi, bahwa bunyi dapat diserap, dipantulkan dan sebagaian diteruskan oleh material penghalang yang berupa tembok penyengker pembatas pekarangan rumah (Putri R., 2012, hal. 17)


(21)

18 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal sebgai berikut :

a. Tembok penyengker dengan material bata pripihan dan paras (style Bali) dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor sebesar 7,7 dB. b. Tembok penyengker dengan material bata ekspose dapat mereduksi kebisingan yang

diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor sebesar 8,5 dB.

c. Tembok penyengker dengan material batako diplester dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor sebesar 7 dB..

5.2 Saran

Strategi Umum Penanganan Kebisingan :

a. Dalam mengatasi masalah kebisingan, maka yang pertama dapat dilakukan sebaiknya menghilangkan sumber kebisingan dengan jalan memastikan produk seperti kendaraan bermotor menghasilkan bunyi yang tidak melampaui ambang batas.

b. Bila hal diatas tidak dapat dilakukan maka harus diatasi dengan mengolah media perambatan bunyi baik dengan jarak, pengaturan bentuk dan bahan penghalang. Langkah ini dilakukan dengan penghitungan desain pagar penyengker dan landscape untuk memastikan bunyi yang diterima tidak melampaui ambang batas.

c. Bila kedua hal tersebut tidak dapat mengatasi maka upaya dapat dilakukan pada penerima bunyi.


(22)

19 Daftar Pustaka

Grandjean, E. 1988. Fitting the Task to the Man. A textbook of Occupational Ergonomics. 4th Edition. London : Taylor & Francis.

Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga. Mc. Guenness, W.J & Stein, B. 1971. Mechanical and Electrical Equipment for Building.

Fifth Edition. New York, London, Sydney, Toronto, John Wiley and Sons, Inc.

Nur Metawati, dkk., 2013, Evaluasi Pemenuhan Standar Tingkat Kebisingan Kelas di SMPN 23 Bandung, INVOTEC, Volume IX. No. 2. Agustus 2013. Bandung. hal. 147.

Pembangunan Perumahan, PT. 2006. Dokumen Menara Kuningan, Jakarta.

Pheasant, S. 1991. Ergonomics Work and Health. First Published Houndmills. London : Macmillan Academic and Propesional LTD.

Poerbo, H.. (2000), Struktur dan Konstruksi Bangunan Tinggi, Djambatan, Jakarta. Poerbo, H. 1992. Utilitas Bangunan. Jakarta : Penerbit Djambatan

Ratanawisesa, P. 2012, Penilaian Keadaan Akustik dan Pencahayaan Ruang Auditorium Sebagi Ruang Perkuliahan di Universitas Indonesia, Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.

Saito, H.& Arismunandar, W. 1981. Penyegaran Udara. Cetakan ke-2. Jakarta : Penerbit PT Pradnya Paramita.

Schuller, Wolfgang, (1977), High Rise Building Structures, John Wiley & Son, New York. Soetiadji S., S. 1996. Anatomi Ultilitas. Jakarta : Penerbit Jambatan

Susanta, I Nyoman. 1997. Pengaruh Tata letak Lubang Ventilasi Terhadap Kenyamanan Ruang. Fakultas Pasca Sarjana Universitas Udayana. Denpasar.


(23)

20 Lampiaran 1. Anggaran Biaya

Kegiatan penelitian ini didanai melalui HIBAH Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana dengan total biaya Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). Ringkasan dari anggaran yang diajukan dapat dilihat pada Tabel 6. Justifikasi dan rincian dari anggaran yang diajukan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 6. Anggaran Biaya

Kegiatan Penelitian “Peranan Tembok Penyengker Didalam Mereduksi Kebisingan Akibat Suara Kendaraan Bermotor Di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar”

No. Jenis Pengeluaran Biaya yang

Diusulkan (Rp)

1. Persiapan/Inisisasi Kegiatan (12,00 %) 1.200.000

2. Honor (8,00 %) 800.000

3. Penunjang (20,00 %) 2.000.000

4. Bahan habis pakai (42,50 %) 4.250.000

5. Perjalanan (10,00%) 1.000.000

6. Lain-lain (7,50 %) 750.000


(24)

21 Lampiran 2. Jadual Kegiatan

Keseluruhan kegiatan penelitian ini akan dimulai pada minggu ke 2 bulan Mei dan berakhir pada akhir bulan Agustus. 2015. Rincian kegiatan dan jadwal ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 7. Jadual Kegiatan Penelitian

“Peranan Tembok Penyengker Didalam Mereduksi Kebisingan Akibat Suara Kendaraan ermotor

Di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar”

No KEGIATAN WAKTU

JUNI JULI AGUSTUS

II III IV I II III IV I II III IV

1 Persiapan 2 Pendataan 3 Analisis

4 Penyusunan Laporan 5 Penggandaan dan Penjilidan 6 Penyerahan Laporan


(25)

22

Lampiran 3. Justifikasi Anggaran

A. Bahan Habis

I. ATK dan bahan habis pakai Volume Satuan Harga Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp)

1. Amplop folio coklat isi 100 10 Kotak 28.000 280.000

2. Kertas HVS A4 80 gr. 10 Rim 45000 450.000

3. Lim kertas UHU 2 Bh 5.000 10.000

4. Map box file Bantek 15 Kotak 24.000 360.000

5. Potocopy 1 Ls 550.000 550.000

6. Tinta HP. Laser Jet P 1006 black 2 Bh 300.000 600.000

Jumlah A. I. 2.250.000

II. Konsumsi Volume Satuan Harga Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp)

1. Konsumsi Nasi Kotak 30 Kotak 20.000 1.000.000

2. Konsumsi Snack 35 Kotak 10.000 350.000

Jumlah A. II. 1.350.000

B. Perjalanan

No Keterangan/Transportasi local Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1. Sewa kendaraan untuk survey 3 hari 3 Ls 500.000 1.500.000

Jumlah B 1.500.000

C. Penggandaan Laporan Penelitian

No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp)

1. Penggandaan draft laporan penelitian 10 Bh 25.000 250.000

2. Penggandaan draft final laporan penelitian

10 Bh 25.000 250.000

Jumlah C 500.000

D. Penyelenggaraan Seminar

No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp)

1. Snack peserta 40 Kotak 6.500 260.000

2. Penggandaan makalah seminar 40 Eks 6.000 240.000

Jumlah D 500.000

E. Honorarium

No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp)

1. Peneliti Utama 40 OJ 50.000 2.000.000

2. Peneliti Madya 76 OJ 25.000 1.900.000


(1)

7 Paud Widya Kumara Sari, JlJl Tukad Banyu Poh

Batako

Ekspose 130 0.12 1 1.5 87.5 78.8 8.7

8 Rumah Tinggal, Jl. Tukad Pancoran No.24

Batu Palimana n

1.7 0.2 1 1.5 85.1 80.4 4.7

Jumlah 691.5 628.3 63.2

Rerata

86.437 5

78.537

5 7.9

Seluruh objek pengamatan memiliki tingkat kebisingan rata-rata 86,44 dB, yang melewati ambang batas yang ditetapkan yaitu 50 dB, (Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor 718/MENKES/XI/1987 adalah 45 – 55 dBA. Sedangkan Kriteria Baku Tingkat Kebisingan sesuai dengan Keputusan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007, untuk perumahan dan permukiman adalah 50 dBA (siang, 06.00-22.00)). sehingga seluruhnya termasuk kategori bising. Pagar pembatas dapat menurunkan kebisingan rata-rata 7,9 dB, sehingga tingkat kebisingan rata-rata dengan penghalang yang ada menjadi 78,54 dB. Kebisingan ini terdapat di dalam pekarangan dengan titik pengukuran 1,5 M dasi sumber suara.

Kebisingan dapat direduksi paling besar oleh material dengan pola pemasangan yang masip dan relative lebih tebal. Material batu cadas dengan ketebalan 0,5 M dapat mereduksi kebisingan 9.7 dB. Pemilihan bahan-bahan yang memiliki permukaan yang tidak memantulkan bunyi dapat membantu mengurangi kebisingan, (Nur Metawati, dkk., 2013, hal. 147).

Jenis pagar penghalang yang berbeda (bahan, tipologi, tebal dan tinggi) mengakibatkan perbedaan kemampuan mereduksi kebisingan. Ini sesuai yang dengan hukum refraksi bunyi, bahwa bunyi dapat diserap, dipantulkan dan sebagaian diteruskan oleh material penghalang yang berupa tembok penyengker pembatas pekarangan rumah (Putri R., 2012, hal. 17)


(2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal sebgai berikut :

a. Tembok penyengker dengan material bata pripihan dan paras (style Bali) dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor sebesar 7,7 dB. b. Tembok penyengker dengan material bata ekspose dapat mereduksi kebisingan yang

diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor sebesar 8,5 dB.

c. Tembok penyengker dengan material batako diplester dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor sebesar 7 dB..

5.2 Saran

Strategi Umum Penanganan Kebisingan :

a. Dalam mengatasi masalah kebisingan, maka yang pertama dapat dilakukan sebaiknya menghilangkan sumber kebisingan dengan jalan memastikan produk seperti kendaraan bermotor menghasilkan bunyi yang tidak melampaui ambang batas.

b. Bila hal diatas tidak dapat dilakukan maka harus diatasi dengan mengolah media perambatan bunyi baik dengan jarak, pengaturan bentuk dan bahan penghalang. Langkah ini dilakukan dengan penghitungan desain pagar penyengker dan landscape untuk memastikan bunyi yang diterima tidak melampaui ambang batas.

c. Bila kedua hal tersebut tidak dapat mengatasi maka upaya dapat dilakukan pada penerima bunyi.


(3)

Daftar Pustaka

Grandjean, E. 1988. Fitting the Task to the Man. A textbook of Occupational Ergonomics. 4th Edition. London : Taylor & Francis.

Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga. Mc. Guenness, W.J & Stein, B. 1971. Mechanical and Electrical Equipment for Building.

Fifth Edition. New York, London, Sydney, Toronto, John Wiley and Sons, Inc.

Nur Metawati, dkk., 2013, Evaluasi Pemenuhan Standar Tingkat Kebisingan Kelas di SMPN 23 Bandung, INVOTEC, Volume IX. No. 2. Agustus 2013. Bandung. hal. 147.

Pembangunan Perumahan, PT. 2006. Dokumen Menara Kuningan, Jakarta.

Pheasant, S. 1991. Ergonomics Work and Health. First Published Houndmills. London : Macmillan Academic and Propesional LTD.

Poerbo, H.. (2000), Struktur dan Konstruksi Bangunan Tinggi, Djambatan, Jakarta. Poerbo, H. 1992. Utilitas Bangunan. Jakarta : Penerbit Djambatan

Ratanawisesa, P. 2012, Penilaian Keadaan Akustik dan Pencahayaan Ruang Auditorium Sebagi Ruang Perkuliahan di Universitas Indonesia, Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.

Saito, H.& Arismunandar, W. 1981. Penyegaran Udara. Cetakan ke-2. Jakarta : Penerbit PT Pradnya Paramita.

Schuller, Wolfgang, (1977), High Rise Building Structures, John Wiley & Son, New York. Soetiadji S., S. 1996. Anatomi Ultilitas. Jakarta : Penerbit Jambatan

Susanta, I Nyoman. 1997. Pengaruh Tata letak Lubang Ventilasi Terhadap Kenyamanan Ruang. Fakultas Pasca Sarjana Universitas Udayana. Denpasar.


(4)

Lampiaran 1. Anggaran Biaya

Kegiatan penelitian ini didanai melalui HIBAH Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana dengan total biaya Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). Ringkasan dari anggaran yang diajukan dapat dilihat pada Tabel 6. Justifikasi dan rincian dari anggaran yang diajukan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 6. Anggaran Biaya

Kegiatan Penelitian “Peranan Tembok Penyengker Didalam Mereduksi Kebisingan Akibat Suara Kendaraan Bermotor Di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar”

No. Jenis Pengeluaran Biaya yang

Diusulkan (Rp) 1. Persiapan/Inisisasi Kegiatan (12,00 %) 1.200.000

2. Honor (8,00 %) 800.000

3. Penunjang (20,00 %) 2.000.000

4. Bahan habis pakai (42,50 %) 4.250.000

5. Perjalanan (10,00%) 1.000.000

6. Lain-lain (7,50 %) 750.000


(5)

Lampiran 2. Jadual Kegiatan

Keseluruhan kegiatan penelitian ini akan dimulai pada minggu ke 2 bulan Mei dan berakhir pada akhir bulan Agustus. 2015. Rincian kegiatan dan jadwal ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 7. Jadual Kegiatan Penelitian

“Peranan Tembok Penyengker Didalam Mereduksi Kebisingan Akibat Suara Kendaraan ermotor Di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar”

No KEGIATAN WAKTU

JUNI JULI AGUSTUS

II III IV I II III IV I II III IV 1 Persiapan

2 Pendataan 3 Analisis

4 Penyusunan Laporan 5 Penggandaan dan Penjilidan 6 Penyerahan Laporan


(6)

Lampiran 3. Justifikasi Anggaran A. Bahan Habis

I. ATK dan bahan habis pakai Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1. Amplop folio coklat isi 100 10 Kotak 28.000 280.000 2. Kertas HVS A4 80 gr. 10 Rim 45000 450.000

3. Lim kertas UHU 2 Bh 5.000 10.000

4. Map box file Bantek 15 Kotak 24.000 360.000

5. Potocopy 1 Ls 550.000 550.000

6. Tinta HP. Laser Jet P 1006 black 2 Bh 300.000 600.000

Jumlah A. I. 2.250.000

II. Konsumsi Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1. Konsumsi Nasi Kotak 30 Kotak 20.000 1.000.000

2. Konsumsi Snack 35 Kotak 10.000 350.000

Jumlah A. II. 1.350.000

B. Perjalanan

No Keterangan/Transportasi local Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1. Sewa kendaraan untuk survey 3 hari 3 Ls 500.000 1.500.000

Jumlah B 1.500.000

C. Penggandaan Laporan Penelitian

No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1. Penggandaan draft laporan penelitian 10 Bh 25.000 250.000 2. Penggandaan draft final laporan

penelitian

10 Bh 25.000 250.000

Jumlah C 500.000

D. Penyelenggaraan Seminar

No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1. Snack peserta 40 Kotak 6.500 260.000

2. Penggandaan makalah seminar 40 Eks 6.000 240.000

Jumlah D 500.000

E. Honorarium

No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1. Peneliti Utama 40 OJ 50.000 2.000.000

2. Peneliti Madya 76 OJ 25.000 1.900.000