Efek Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Berat Badan Mencit Swiss Webster Jantan.

(1)

vi

ABSTRAK

EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH

(Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN

MENCIT Swiss Webster JANTAN

Sylvia Sari Dewi, 2012. Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt.

Pembimbing II: Sylvia Soeng, dr., M.Kes.

Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan dunia yang termasuk faktor risiko diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Prevalensi obesitas makin meningkat di berbagai strata masyarakat. Salah satu penanganan obesitas secara empiris adalah menggunakan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.).

Tujuan penelitian untuk menilai efek jus buah belimbing wuluh (JBBW) terhadap Berat Badan (BB) mencit Swiss Webster jantan dan membandingkan potensinya dengan orlistat.

Desain penelitian eksperimental laboratorik sungguhan, dengan hewan coba 30 ekor mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak selama 2 minggu, kemudian dibagi dalam 5 kelompok secara acak (n=6). Selama 2 minggu kelompok I, II, dan III diberi JBBW 16,80 g/kgBB, 33,60 g/kgBB, dan 67,10 g/kgBB, kelompok IV diberi aquades sebagai kontrol, dan kelompok V diberi orlistat dosis 46,80 mg/kgBB sebagai pembanding. Data yang diukur adalah berat badan mencit (gram) pada akhir minggu pertama dan kedua. Analisis data persentase penurunan berat badan menggunakan ANAVA satu arah dilanjutkan dengan Tukey HSD (α = 0,05).

Hasil penelitian penurunan BB kelompok I (35,02%), II (29,91%), dan III (20,10%) berbeda sangat bermakna (p<0,01) dibandingkan IV (-18,64%), sedangkan dengan kelompok V (15,33%) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05) setelah 2 minggu perlakuan.

Simpulan jus buah belimbing wuluh berefek menurunkan berat badan mencit Swiss Webster jantan yang potensinya setara dengan orlistat.

Kata kunci : belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), berat badan, mencit Swiss Webster jantan, obesitas


(2)

vii

ABSTRACT

THE EFFECT OF

BILIMBI FRUIT JUICE (Averrhoa bilimbi L.) TOWARD

MALE SWISS WEBSTER MICE BODY WEIGHT

Sylvia Sari Dewi, 2012. 1st tutor : Rosnaeni, Dra., Apt. 2nd tutor : Sylvia Soeng, dr., M.Kes.

Obesity is one of worldwide health problems which is a risk factor of diabetes mellitus, hypertension, and cardiovascular disease. Its prevalence has been increased among the society. Bilimbi fruits (Averrhoa bilimbi L.) has been used empirically to treat obesity.

The aim of this research was to know the effect of bilimbi fruit juice toward male Swiss Webster mice body weight and comparing its potency to orlistat.

This research was a real laboratoric experimental study, 30 male Swiss Webster mice were induced with high fat food for 2 weeks then divided randomly into 5 groups (n=6). Group I, II, III were given 16,80 g/kgBW, 33,60 g/kgBW, and 67,10 g/kgBW bilimbi fruit juice, group IV was given distilled water as negative control, group V was given orlistat 46,80 mg/kgBW as positive control, . The data measured was mice body weight in gram at the end of first and second week. The data of weight reducing percentage was analyzed using one way ANOVA and continued with Tukey HSD (α = 0,05).

The result showed highly significant (p<0,01) differences of weight reduction between group (35,02%), II (29,91%), and III (20,10%) compared to group IV (-18,64%) , and there was no significant difference (p>0,05) compared to group V (15,33%) after 2 weeks of treatment.

The conclusion was bilimbi fruit juice has weight reducing effect toward male Swiss Webster mice and as potent as orlistat.

Keywords : bilimbi (Averrhoa bilimbi L.), body weight, male Swiss Webster mice, obesity


(3)

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1 Maksud Penelitian ... 2

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat akademis ... 3

1.4.2 Manfaat praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obesitas ... 5


(4)

ix

2.1.2 Epidemiologi ... 8

2.1.3 Diagnosis ... 9

2.1.4 Tipe ... 12

2.1.5 Patogenesis ... 13

2.1.6 Manifestasi klinis ... 14

2.1.7 Komplikasi ... 15

2.1.8 Penatalaksanaan ... 19

2.1.8.1 Non-farmakologis ... 19

2.1.8.2 Farmakologis ... 20

2.1.9 Pencegahan ... 22

2.2 Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) ... 22

2.2.1 Taksonomi ... 23

2.2.2 Habitat dan deskripsi ... 24

2.2.3 Bagian yang digunakan dan manfaat ... 24

2.2.4 Kandungan ... 25

2.2.5 Belimbing wuluh sebagai penurun berat badan ... 26

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 27

3.1.1 Alat-alat Penelitian ... 27

3.1.2 Bahan Penelitian ... 27

3.1.3 Subjek penelitian ... 28

3.2 Metodologi Penelitian ... 28

3.2.1 Desain Penelitian ... 28

3.2.2 Variabel Penelitian ... 28

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 30

3.3 Prosedur Kerja ... 30

3.3.1 Persiapan Hewan Coba ... 30

3.3.2 Persiapan Bahan Uji ... 30

3.3.3 Cara Pemeriksaan ... 31


(5)

x

3.5 Aspek Etik Penelitian ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian dan pembahasan ... 33

4.1.1 Berat badan mencit setelah diinduksi ... 33

4.1.2 Berat badan mencit setelah perlakuan ... 35

4.2 Pengujian hipotesis penelitian ... 38

BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan ... 40

5.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 45


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori BMI menurut WHO………...10

Tabel 2.1 Kategori BMI untuk Asia menurut WHO………...11

Tabel 2.3 Persentase lemak tubuh……….12

Tabel 4.1 Hasil uji t setelah mencit diinduksi………...33

Tabel 4.2 Hasil ANAVA mencit setelah induksi………..34

Tabel 4.3 Rerata berat badan (gram) mencit dan hasil ANAVA setelah perlakuan minggu ke-1……….35

Tabel 4.4 Rerata berat badan (gram) mencit dan hasil ANAVA setelah perlakuan minggu ke-2……….36

Tabel 4.5 Hasil uji Tukey HSD presentase perubahan rerata berat badan setelah perlakuan minggu ke-2………37


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan dosis bahan uji dan pembanding………45

Lampiran 2 Data pengukuran Berat Badan………...46

Lampiran 3 Dokumentasi………...………....56


(9)

45

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun berat badan untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).

2 buah belimbing wuluh = 43 gram Pemakaian 3x sehari = 129 gram

Faktor konversi dosis untuk manusia dengan BB 70kg pada mencit dengan berat badan 20 gram adalah 0,0026 (Paget&Barnes, 1964).

Dikonversi x 0,0026 = 0,3354 gram/ 20 gram mencit/hari Dosis 1 = 1000 : 20 x 0,3354 = 16,77 → 16,80 gram/kgBB/hari

Dosis pemberian untuk 1 hewan coba dengan rerata BB 37,79 gram : 37,79 : 20 x 16,80 = 31,74 g/1ml

Dosis 2 = 2 x dosis 1 = 33,54 → 33,60 gram/kgBB/hari

Dosis pemberian untuk 1 hewan coba dengan rerata BB 37,79 gram : 31,74 x 2 = 63,48 g/1ml

Dosis 3 = 2 x dosis 2 = 67,08 → 67,10 gram/kgBB/hari

Dosis pemberian untuk 1 hewan coba dengan rerata BB 37,79 gram : 63,48 x 2 = 126,96 g/1ml

Orlistat® = 120 mg

Pemakaian 3x sehari = 360 mg

Dikonversi x 0,0026 = 0,936 → 0,936 mg/20 g mencit/hari x 1000/20 = 46,8 mg/kgBB/hari dalam volume 1 ml


(10)

46

LAMPIRAN 2 Data Hasil Pengukuran Berat Badan

Data Berat Badan Sebelum Dan Setelah Induksi Pakan Tinggi Lemak No tikus Sebelum induksi (mg/dl) Setelah induksi (mg/dl)

1 37,26 41,00

2 33,68 40,53

3 27,56 34,99

4 33,73 37,38

5 33,16 40,33

6 33,47 45,13

7 28,64 39,53

8 32,77 40,28

9 27,76 32,45

10 28,58 35,82

11 24,69 41,40

12 27,18 41,23

13 29,71 38,96

14 26,69 44,89

15 28,81 41,23

16 20,75 30,61

17 30,77 34,60

18 28,53 32,71

19 20,15 39,66

20 22,04 35,50

21 22,72 35,91

22 20,31 36,76

23 20,35 35,67

24 21,38 31,34

25 30,15 41,64

26 20,00 39,23

27 30,25 35,06

28 29,92 32,95

29 28,19 44,33


(11)

47

Hasil Uji-t Berpasangan Rerata Berat Badan Sebelum Dan Setelah Induksi T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean Pair

1

BB sebelum induksi 27.4047 30 4.86885 .88893 BB setelah induksi 37.7903 30 4.07179 .74340

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 BB sebelum induksi & BB

setelah induksi

30 .376 .040

Paired Samples Test BB sebelum induksi dan

BB setelah induksi Paired

Differences

Mean -10.39

Std. Deviation 5.04

Std. Error Mean 0.92

95% Confidence Interval of the Difference

Lower -12.27 Upper -8.51

t -11.30

df 29


(12)

48

Data Berat Badan Sebelum Dan Setelah Dialokasikan Ke Dalam 5 Kelompok No tikus Sebelum dialokasikan (gram) Setelah dialokasikan (gram)

1 37,26 Kelompok I 37,26

2 33,68 33,68

3 27,56 27,56

4 33,73 33,73

5 33,16 33,16

6 33,47 33,47

7 28,64 Kelompok II 28,64

8 32,77 32,77

9 27,76 27,76

10 28,58 28,58

11 24,69 24,69

12 27,18 27,18

13 29,71 Kelompok III 29,71

14 26,69 26,69

15 28,81 28,81

16 20,75 20,75

17 30,77 30,77

18 28,53 28,53

19 20,15 Kelompok IV 20,15

20 22,04 22,04

21 22,72 22,72

22 20,31 20,31

23 20,35 20,35

24 21,38 21,38

25 30,15 Kelompok V 30,15

26 20,00 20,00

27 30,25 30,25

28 29,92 29,92

29 28,19 28,19


(13)

49

Hasil Uji Normalitas Dengan MetodeShapiro-Wilk

Shapiro-Wilk Statistic df Sig. BB setelah induksi 0.959 30 0.292


(14)

50

Hasil ANAVA Berat Badan Setelah Dialokasikan ke Dalam 5 Kelompok Descriptives

BB setelah induksi

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Min Max Lower

Bound

Upper Bound

kelompok I 6 39.89 3.45 1.40 36.27 43.51 34.99 45.13 kelompok II 6 38.45 3.57 1.45 34.70 42.20 32.45 41.40 kelompok III 6 37.16 5.45 2.22 31.44 42.89 30.61 44.89 kelompok IV 6 35.80 2.67 1.09 32.99 38.61 31.34 39.66 kelompok V 6 37.63 4.84 1.97 32.54 42.71 32.59 44.33 Total 30 37.79 4.07 0.74 36.26 39.31 30.61 45.13

Test of Homogeneity of Variances BB setelah induksi

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

2.121 4 25 0.108

ANOVA BB setelah induksi

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 55.25 4 13.81 0.811 0.530

Within Groups 425.55 25 17.02


(15)

51

Data Berat Badan Setelah Perlakuan Berat Badan Minggu ke-1

(gram)

Minggu Ke-2 (gram)

Kelompok I 1 23,35 16,99

2 28,14 26,22

3 32,19 30,14

4 27,65 24,51

5 31,67 30,37

6 37,54 25,60

Rerata 30,09 25,63

Kelompok II 1 33,26 30,41

2 34,34 32,18

3 25,12 23,01

4 24,85 23,65

5 24,83 26,10

6 39,39 26,28

Rerata 30,29 26,93

Kelompok III 1 33,75 28,03

2 22,29 20,11

3 38,07 28,84

4 26,33 28,24

5 20,05 39,53

6 20,84 28,18

Rerata 26,88 28,82

Kelompok IV 1 36,89 36,22

2 33,77 39,08

3 24,78 40,17

4 23,97 51,51

5 23,74 44,92

6 22,36 41,54

Rerata 27,58 42,24

Kelompok V 1 26,08 31,12

2 25,00 36,92

3 23,78 33,63

4 23,52 29,54

5 25,66 29,05

6 23,35 28,70


(16)

52

Hasil ANAVA % Penurunan Berat Badan Setelah Perlakuan Minggu ke-1

Descriptives % penurunan BB minggu ke-1

N Mean

Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower

Bound

Upper Bound

JBBW dosis I 6 24.32 12.02 4.91 11.70 36.94 8.00 43.05 JBBW dosis II 6 21.38 12.61 5.14 8.15 34.61 4.46 40.02 JBBW dosis III 6 27.28 17.81 7.27 8.59 45.97 7.66 50.35 kontrol negatif 6 23.28 13.62 5.56 8.98 37.58 4.87 34.78 kontrol

pembanding

6 34.14 5.41 2.20 28.46 39.82 28.34 42.12 Total 30 26.08 12.83 2.34 21.29 30.87 4.46 50.35

Test of Homogeneity of Variances % penurunan BB minggu 1

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

3.278 4 25 .027

ANOVA % penurunan BB minggu 1

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. Between Groups 596.73 4 149.18 0.892 0.483 Within Groups 4179.70 25 167.18


(17)

53

Hasil ANAVA % Penurunan Berat Badan Setelah Perlakuan Minggu ke-2

Descriptives % penurunan BB minggu ke-2

N Mean

Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower

Bound

Upper Bound

JBBW dosis I 6 35.02 15.34 6.26 18.92 51.12 13.86 58.56 JBBW dosis II 6 29.91 7.07 2.88 22.48 37.33 20.11 36.96 JBBW dosis III 6 20.10 23.52 9.60 -4.57 44.79 -14.25 55.20 kontrol negatif 6 -18.64 17.73 7.24 -37.26 -0.03 -40.13 8.67 kontrol

pembanding

6 15.33 11.97 4.88 2.76 27.89 4.08 34.47 Total 30 16.34 24.29 4.43 7.27 25.41 -40.13 58.56

Test of Homogeneity of Variances % penurunan BB minggu ke-2

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.570 4 25 .213

ANOVA % penurunan BB minggu ke-2

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. Between Groups 10634.53 4 2658.63 10.252 0.000 Within Groups 6483.43 25 259.33


(18)

54

Hasil Uji Tukey HSD

Multiple Comparisons % penurunan BB minggu ke-2

Tukey HSD (I) kelompok perlakuan (J) kelompok perlakuan Mean Differen ce (I-J) Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound JBBW dosis I JBBW dosis II 5.11 9.29 0.981 -22.19 32.41

JBBW dosis III 14.91 9.29 0.509 -12.39 42.21 kontrol negatif 53.66* 9.29 0.000 26.36 80.97 kontrol

pembanding

19.69 9.29 0.244 -7.61 46.99 JBBW dosis II JBBW dosis I -5.11 9.29 0.981 -32.41 22.19 JBBW dosis III 9.80 9.29 0.828 -17.50 37.10 kontrol negatif 48.55* 9.29 0.000 21.25 75.86 kontrol

pembanding

14.57 9.29 0.530 -12.72 41.88 JBBW dosis III JBBW dosis I -14.91 9.29 0.509 -42.21 12.39 JBBW dosis II -9.80 9.29 0.828 -37.10 17.50 kontrol negatif 38.75* 9.29 0.003 11.44 66.06 kontrol

pembanding

4.77 9.29 0.985 -22.52 32.08 kontrol negatif JBBW dosis I -53.66* 9.29 0.000 -80.97 -26.36 JBBW dosis II -48.55* 9.29 0.000 -75.86 -21.25 JBBW dosis III -38.75* 9.29 0.003 -66.06 -11.44 kontrol

pembanding

-33.97* 9.29 0.010 -61.28 -6.67 kontrol

pembanding

JBBW dosis I -19.69 9.29 0.244 -46.99 7.61 JBBW dosis II -14.57 9.29 0.530 -41.88 12.72 JBBW dosis III -4.77 9.29 0.985 -32.08 22.52 kontrol negatif 33.97* 9.29 0.010 6.67 61.28 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.


(19)

55

% penurunan BB minggu 2 Tukey HSDa

kelompok perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

kontrol negatif 6 -18.64

pembanding 6 15.33

JBBW dosis III 6 20.10

JBBW dosis II 6 29.91

JBBW dosis I 6 35.02

Sig. 1.00 0.244

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.


(20)

56

LAMPIRAN 3 Dokumentasi

Mencit yang digunakan Timbangan digital

Proses penimbangan mencit Penomoran mencit


(21)

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia yang menurut World Health Organisation (WHO) berisiko membahayakan kesehatan dan terkena diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker. Obesitas didefinisikan sebagai peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan rangka dan fisik, sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh (Dyah Nuswantari, 2008).

Obesitas secara global telah menjadi pandemi, kurang lebih 1,6 milyar orang dewasa termasuk overweight dan setidaknya ada 300 juta orang obesitas (Queensland Health, 2011). Obesitas menjadi ancaman serius karena melanda berbagai strata masyarakat baik dari segi ekonomi, pendidikan, dan tempat tinggal. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, 14% balita termasuk gizi lebih. Prevalensi obesitas pada kelompok usia diatas 15 tahun mencapai 19.1% (Depkes RI, 2011). Obesitas berdampak buruk bagi tubuh, baik dari segi kesehatan maupun estetika, sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengatasinya dengan menurunkan berat badan.

Penurunan berat badan dapat dilakukan dengan berbagai upaya, antara lain pengaturan diet dan olahraga teratur. Jika tidak berhasil, maka dapat digunakan bahan kimia sintetik atau bahan alam yang dapat digunakan sendiri-sendiri atau sebagai terapi komplementer, terutama bahan alam yang saat ini banyak diminati masyarakat (Bambang Mursito, 2005).

Bahan alam yang banyak digunakan untuk menurunkan berat badan cenderung mengikuti tradisi yaitu membuat ramuan herbal atau minum jamu. Jenis bahan alam yang umumnya digunakan untuk menurunkan berat badan antara lain belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk), jeruk nipis (Citrus aurantifolia L.), jintan hitam (Nigella sativa L.),


(23)

2

kemuning (Murraya paniculata L.), mengkudu (Morinda citrifolia L.), dan lain-lain (Hery Soeryoko, 2011).

Belimbing wuluh banyak digunakan untuk menurunkan berat badan, selain mudah didapat juga telah banyak dimanfaatkan sebagai penyedap masakan, campuran jus buah, dan dibuat manisan. Belimbing wuluh selain digunakan untuk menurunkan berat badan, secara empiris digunakan sebagai obat tradisional, misalnya daun untuk meredakan rasa sakit, mengobati rematik, mengobati gondongan, dan buahnya dapat digunakan untuk mengobati gusi berdarah, sakit gigi, mengobati diabetes melitus, menurunkan tekanan darah, menghilangkan jerawat, dan menurunkan kolesterol darah (Bambang Mursito, 2005; Setiawan Dalimartha, 2008).

Penelitian mengenai efek buah belimbing wuluh terhadap berat badan belum pernah dilakukan, hal ini menginspirasi penulis untuk melakukan penelitian. Bahan uji yang digunakan adalah buah belimbing wuluh masak dengan bentuk sediaan jus. Pertimbangan menggunakan bentuk sediaan jus karena, minum jus telah menjadi kebiasaan masyarakat, mudah dibuat, dan praktis, serta absorbsi jus lebih baik daripada bentuk utuh (Wied Harry Apriadji, 2006).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian adalah sebagai berikut :

- Apakah jus buah belimbing wuluh berefek menurunkan berat badan mencit jantan.

- Apakah potensi penurunan berat badan oleh jus buah belimbing wuluh setara dengan pembanding (Orlistat®)

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud : Mengetahui bahan alam terutama buah-buahan yang berefek menurunkan berat badan


(24)

3

Tujuan : Menilai efek jus buah belimbing wuluh terhadap penurunan berat badan mencit jantan dan dibandingkan dengan Orlistat® 1.4Manfaat KTI

1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah pengetahuan farmakologi tanaman obat untuk menurunkan berat badan, terutama belimbing wuluh.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberi informasi pada masyarakat bahwa belimbing wuluh dapat digunakan sebagai alternatif penurun berat badan.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

Sekresi pankreas mengandung banyak enzim untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak. Enzim utama pankreas untuk mencerna lemak adalah lipase pankreas, kolesterol esterase, dan fosfolipase. Lipase pankreas berfungsi menghidrolisis lemak netral menjadi asam lemak dan monogliserid (Guyton & Hall, 2008).

Obat antiobesitas digolongkan menjadi golongan noradrenergik, serotonergik, campuran noradrenergik dan serotonergik, dan lipase inhibitor. Contoh obat golongan noradrenergik adalah fentermin, golongan serotonergik adalah fenfluramin, campuran noradrenergik dan serotonergik adalah sibutramin, dan lipase inhibitor adalah Orlistat® (Wallace, 2011).

Mekanisme kerja inhibitor lipase adalah mengikat secara kovalen bagian aktif dari lipase pankreas dan membentuk kompleks yang stabil. Kompleks tersebut menginduksi perubahan pada lipase sehingga menjadi inaktif. Lipase inaktif ini tidak mampu menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan


(25)

4

monogliserid, sehingga akhirnya terbuang melalui feses (A.K. Al-Suwailem et al., 2006). Hal ini menyebabkan absorbsi lemak berkurang sehingga menurunkan berat badan.

Buah belimbing wuluh mengandung saponin, flavonoid, kalium, serat, vitamin A, B, dan C (BPOM RI, 2006), tanin (Mario Parikesit, 2011). Kandungan flavonoid diduga berefek inhibisi enzim lipase pankreas (Zhang et al., 2008), saponin diduga juga berperan dalam menginhibisi enzim lipase pankreas seperti flavonoid (Han et al., 2006), vitamin C secara tidak langsung berefek memperlancar oksidasi asam lemak (Johnston et al., 2006), dan serat kasar yang berefek memperlambat pengosongan lambung dan absorbsi karbohidrat (FAO, 1998).

Hipotesis Penelitian

- Jus buah belimbing wuluh berefek menurunkan berat badan mencit jantan. - Potensi penurunan berat badan oleh jus buah belimbing wuluh setara

dengan pembanding (Orlistat®). 1.6Metodologi Penelitian

Desain penelitian eksperimental laboratorik sungguhan. Data yang diukur adalah berat badan mencit dalam satuan gram setelah induksi dan perlakuan.

Analisis data presentasi penurunan berat badan mencit menggunakan uji ANAVA satu arah, α=0,05, dilanjutkan dengan uji Tukey HSD, kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p<0,05 menggunakan perangkat lunak komputer. 1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Klinik Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung mulai bulan Desember 2011 hingga November 2012.


(26)

40

BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

- Jus buah belimbing wuluh berefek menurunkan berat badan mencit jantan. - Potensi penurunan berat badan oleh jus buah belimbing wuluh setara

dengan pembanding (Orlistat®). 5.2 Saran

Penelitian “Efek Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap

Berat Badan Mencit Swiss Webster Jantan”perlu dilanjutkan dengan :

- Menggunakan hewan coba selain mencit

- Dosis bahan uji yang lebih rendah dari standar BPOM - Uji toksisitas belimbing wuluh

- Menggunakan bentuk sediaan lain selain jus

 Jus buah belimbing wuluh dapat digunakan sebagai salah satu terapi komplementer untuk obesitas


(27)

41

DAFTAR PUSTAKA

Al-Suwailem, A.K., A.S. Al-Tamimi, M.A. Al-Omar & M.S. Al-Suhibani. 2006. Safety and mechanism of action of orlistat (tetrahydrolipstatin) as the first local antiobesity drug. JASR, 2 : 205-208.

Anonymous1. Body fat percentage.

http://en.wikipedia.org/wiki/Body_fat_percentage. 24 Juli 2012.

anonymous2. Khasiat buah belimbing wuluh. khasiatbuah.com. 8 Oktober 2012. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006. Acuan Sedian

Herbal, edisi I, vol. 2. Jakarta. h. 68-70.

Balentine, J. R. Obesity. http://www.medicinenet.com/obesity_weight_loss/ . 8 Juli 2012.

Bambang Mursito. 2005. Ramuan Tradisional untuk Pelangsing Tubuh, edisi 3. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 3-19.

BUPA. 2010. Healthy weight for adults. http://www.bupa-intl.com/health/factsheets/H/Healthy-weight. 22 Juli 2012.

CDC. 2011. Healthy Weight.

http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/adult_bmi/index.html. 18 Juli 2012.

Depkes RI. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia jilid 2. Jakarta. h. 37. Depkes RI. Gizi Lebih Merupakan Ancaman Masa Depan Anak.

htt://www.bppsdmk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=artic

le&id=144:gizi-lebih-merupakan-ancaman-masa-depan-anak&ncatid=38:berita& Itemid=82. 11 Desember 2011.

Dome Clinic. Mengenal Obesitas.


(28)

42

Dyah Nuswantari (Ed.). 2008. Kamus saku kedokteran dorland , edisi 28. Jakarta: EGC. h. 790.

FAO. 1998. Carbohydrates in Human Nutrition. Rome : FAO.

Galletta, G.M.. Obesity. http://www.emedicinehealth.com/obesity/page2_em.htm. 8 Juli 2012.

Guyton, A. C. & Hall, J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 1. Jakarta: EGC. h. 917-918.

Han, L.K., R. Nose, W. Li, X. J. Gong, Y. N. Zheng, M. Yoshikawa, et al. 2006. Reduction of Fat Storage in Mice Fed a High-Fat Diet Long Term by Treatment with Saponin Prepared from Kochia scoparia Fruit. Phytoter, 20:877-882.

Herry Soeryoko. 2011. Tanaman Obat Terpopuler Untuk Pelangsing dan Penurun Kolesterol. Yogyakarta: Andi. h.49.

Jensen, M.D.. 2007. Obesity. In L. G. Ausiello : Cecil Medicine. Philadelphia: Saunders Elsevier. p.1643-1652.

Johnston , C.S., C. Corte, & P.D. Swan. 2006. Marginal Vitamin C Status is Associated with Reduced Fat Oxidation during Submaximal Excercise in Young Adults. Nutrition & Metabolism, 3:35.

Flier, J.S. & E.M. Flier. 2008. In D.L. Kasper et al, Harrison's Principle of Internal Medicine 17th ed. McGraw-Hill Professional. p. 462-473.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan Percobaan Aplikatif. Jakarta : PT. Raya Grafindo Persada, h. 12.

Litbangkes RI. 2010. Riskesdas 2010 . Jakarta.

Mario Parikesit. 2011. Khasiat dan Manfaat Belimbing Wuluh. Surabaya: Stomata. h. 1-18, 65-73.

Mycek, R.D.H. & Mary J. 2005. Pharmacology 3rd Ed.. Philadelphia: Lippincot. p. 339.


(29)

43

National Heart, Lung, & Blood Institute. 1998. Clinical guidelines on the identification, evaluation, and treatment of overweight and obesity in adults. NIH publication, 98 : 42-50.

Nguyen, D.M. & H.B. El-Serag. 2010. The Epidemiology of Obesity. Gastroenterol Clin North Am, 39(1) : 1-7.

NHS. 2010. Obesity. http://www.nhs.uk/Conditions/Obesity/Pages/Causes.aspx. 8 Juli 2012.

Ogden, C.L., M.D. Carroll, & B.K. Kit. 2012. Prevalence of Obesity in the United States, 2009–2010. http://www.cdc.gov/nchs/data/databriefs/db82.htm. 8 Juli 2012.

Paget G.E. & Barnes J.M.. 1964. Toxicity tests. In Laurence DR, Bacharach AL (ed.), Evaluation of Drug Activities Pharmacometrics 1st vol.. London : Academic Press.

Peter, J.V.S. & M.A. Khan. 2008. Obesity. In T. R. Dipiro J. T., Pharmacotherapy : a pathophysiology approach 7th ed.. New York: Mc Graw Hill. p. 2659-2674.

Phyto Medica. 1993. Penapisan farmakologi, pengujian fitokimia, dan pengujian klinik. Jakarta. h.38, 53-55.

Queensland Health. 2011. Overweight and Obesity 2011. Brisbane: Queensland Government.

Redaksi Trubus. Herbal Indonesia Berkhasiat Vol. 8. Trubus.

Setiawan Dalimartha. 2008. 1001 Resep Herbal. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wallace, J.P. 2011. Obesity Treatment Medication.

http://www.iub.edu/~k536/meds.html. 9 januari 2012.

Wied Harry Apriadji. 2006. 180 Jus Buah dan Sayuran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

WHO. BMI classification.


(30)

44

_____. Obesity. http://www.who.int/topics/obesity/en/, 9 Desember 2011. Yekti Mumpuni dan Ari Wulandari. 2010. Cara Jitu Mengatasi Kegemukan.

Yogyakarta: Andi. h.1-57.

Zhang, J., M.J. Kang, M.J. Kim, M.E. Kim, J.H. Song, Y.M. Lee, et al. 2008. Pancreatic lipase inhibitory activity of taraxacum officinale in vitro and in vivo. Nutrition Research and Practice, 2(4) : 200-203.


(1)

4

monogliserid, sehingga akhirnya terbuang melalui feses (A.K. Al-Suwailem et al., 2006). Hal ini menyebabkan absorbsi lemak berkurang sehingga menurunkan berat badan.

Buah belimbing wuluh mengandung saponin, flavonoid, kalium, serat, vitamin A, B, dan C (BPOM RI, 2006), tanin (Mario Parikesit, 2011). Kandungan flavonoid diduga berefek inhibisi enzim lipase pankreas (Zhang et al., 2008), saponin diduga juga berperan dalam menginhibisi enzim lipase pankreas seperti flavonoid (Han et al., 2006), vitamin C secara tidak langsung berefek memperlancar oksidasi asam lemak (Johnston et al., 2006), dan serat kasar yang berefek memperlambat pengosongan lambung dan absorbsi karbohidrat (FAO, 1998).

Hipotesis Penelitian

- Jus buah belimbing wuluh berefek menurunkan berat badan mencit jantan. - Potensi penurunan berat badan oleh jus buah belimbing wuluh setara

dengan pembanding (Orlistat®).

1.6Metodologi Penelitian

Desain penelitian eksperimental laboratorik sungguhan. Data yang diukur adalah berat badan mencit dalam satuan gram setelah induksi dan perlakuan.

Analisis data presentasi penurunan berat badan mencit menggunakan uji ANAVA satu arah, α=0,05, dilanjutkan dengan uji Tukey HSD, kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p<0,05 menggunakan perangkat lunak komputer.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Klinik Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung mulai bulan Desember 2011 hingga November 2012.


(2)

40

BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

- Jus buah belimbing wuluh berefek menurunkan berat badan mencit jantan. - Potensi penurunan berat badan oleh jus buah belimbing wuluh setara

dengan pembanding (Orlistat®).

5.2 Saran

Penelitian “Efek Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Berat Badan Mencit Swiss Webster Jantan” perlu dilanjutkan dengan :

- Menggunakan hewan coba selain mencit

- Dosis bahan uji yang lebih rendah dari standar BPOM - Uji toksisitas belimbing wuluh

- Menggunakan bentuk sediaan lain selain jus

 Jus buah belimbing wuluh dapat digunakan sebagai salah satu terapi komplementer untuk obesitas


(3)

41

DAFTAR PUSTAKA

Al-Suwailem, A.K., A.S. Al-Tamimi, M.A. Al-Omar & M.S. Al-Suhibani. 2006. Safety and mechanism of action of orlistat (tetrahydrolipstatin) as the first local antiobesity drug. JASR, 2 : 205-208.

Anonymous1. Body fat percentage.

http://en.wikipedia.org/wiki/Body_fat_percentage. 24 Juli 2012.

anonymous2. Khasiat buah belimbing wuluh. khasiatbuah.com. 8 Oktober 2012.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006. Acuan Sedian Herbal, edisi I, vol. 2. Jakarta. h. 68-70.

Balentine, J. R. Obesity. http://www.medicinenet.com/obesity_weight_loss/ . 8 Juli 2012.

Bambang Mursito. 2005. Ramuan Tradisional untuk Pelangsing Tubuh, edisi 3. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 3-19.

BUPA. 2010. Healthy weight for adults. http://www.bupa-intl.com/health/factsheets/H/Healthy-weight. 22 Juli 2012.

CDC. 2011. Healthy Weight.

http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/adult_bmi/index.html. 18 Juli 2012.

Depkes RI. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia jilid 2. Jakarta. h. 37.

Depkes RI. Gizi Lebih Merupakan Ancaman Masa Depan Anak. htt://www.bppsdmk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=artic

le&id=144:gizi-lebih-merupakan-ancaman-masa-depan-anak&ncatid=38:berita& Itemid=82. 11 Desember 2011.

Dome Clinic. Mengenal Obesitas.


(4)

42

Dyah Nuswantari (Ed.). 2008. Kamus saku kedokteran dorland , edisi 28. Jakarta: EGC. h. 790.

FAO. 1998. Carbohydrates in Human Nutrition. Rome : FAO.

Galletta, G.M.. Obesity. http://www.emedicinehealth.com/obesity/page2_em.htm. 8 Juli 2012.

Guyton, A. C. & Hall, J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 1. Jakarta: EGC. h. 917-918.

Han, L.K., R. Nose, W. Li, X. J. Gong, Y. N. Zheng, M. Yoshikawa, et al. 2006. Reduction of Fat Storage in Mice Fed a High-Fat Diet Long Term by Treatment with Saponin Prepared from Kochia scoparia Fruit. Phytoter, 20:877-882.

Herry Soeryoko. 2011. Tanaman Obat Terpopuler Untuk Pelangsing dan Penurun Kolesterol. Yogyakarta: Andi. h.49.

Jensen, M.D.. 2007. Obesity. In L. G. Ausiello : Cecil Medicine. Philadelphia: Saunders Elsevier. p.1643-1652.

Johnston , C.S., C. Corte, & P.D. Swan. 2006. Marginal Vitamin C Status is Associated with Reduced Fat Oxidation during Submaximal Excercise in Young Adults. Nutrition & Metabolism, 3:35.

Flier, J.S. & E.M. Flier. 2008. In D.L. Kasper et al, Harrison's Principle of Internal Medicine 17th ed. McGraw-Hill Professional. p. 462-473.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan Percobaan Aplikatif. Jakarta : PT. Raya Grafindo Persada, h. 12.

Litbangkes RI. 2010. Riskesdas 2010 . Jakarta.

Mario Parikesit. 2011. Khasiat dan Manfaat Belimbing Wuluh. Surabaya: Stomata. h. 1-18, 65-73.

Mycek, R.D.H. & Mary J. 2005. Pharmacology 3rd Ed.. Philadelphia: Lippincot. p. 339.


(5)

43

National Heart, Lung, & Blood Institute. 1998. Clinical guidelines on the identification, evaluation, and treatment of overweight and obesity in adults. NIH publication, 98 : 42-50.

Nguyen, D.M. & H.B. El-Serag. 2010. The Epidemiology of Obesity. Gastroenterol Clin North Am, 39(1) : 1-7.

NHS. 2010. Obesity. http://www.nhs.uk/Conditions/Obesity/Pages/Causes.aspx. 8 Juli 2012.

Ogden, C.L., M.D. Carroll, & B.K. Kit. 2012. Prevalence of Obesity in the United States, 2009–2010. http://www.cdc.gov/nchs/data/databriefs/db82.htm. 8 Juli 2012.

Paget G.E. & Barnes J.M.. 1964. Toxicity tests. In Laurence DR, Bacharach AL (ed.), Evaluation of Drug Activities Pharmacometrics 1st vol.. London : Academic Press.

Peter, J.V.S. & M.A. Khan. 2008. Obesity. In T. R. Dipiro J. T., Pharmacotherapy : a pathophysiology approach 7th ed.. New York: Mc Graw Hill. p. 2659-2674.

Phyto Medica. 1993. Penapisan farmakologi, pengujian fitokimia, dan pengujian klinik. Jakarta. h.38, 53-55.

Queensland Health. 2011. Overweight and Obesity 2011. Brisbane: Queensland Government.

Redaksi Trubus. Herbal Indonesia Berkhasiat Vol. 8. Trubus.

Setiawan Dalimartha. 2008. 1001 Resep Herbal. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wallace, J.P. 2011. Obesity Treatment Medication. http://www.iub.edu/~k536/meds.html. 9 januari 2012.

Wied Harry Apriadji. 2006. 180 Jus Buah dan Sayuran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

WHO. BMI classification.


(6)

44

_____. Obesity. http://www.who.int/topics/obesity/en/, 9 Desember 2011.

Yekti Mumpuni dan Ari Wulandari. 2010. Cara Jitu Mengatasi Kegemukan. Yogyakarta: Andi. h.1-57.

Zhang, J., M.J. Kang, M.J. Kim, M.E. Kim, J.H. Song, Y.M. Lee, et al. 2008. Pancreatic lipase inhibitory activity of taraxacum officinale in vitro and in vivo. Nutrition Research and Practice, 2(4) : 200-203.


Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

6 112 90

Pengaruh Pemberian Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) Terhadap Kadar Kadmium (Cd) Pada Kerang (Bivalvia) Yang Berasal Dari Laut Belawan Tahun 2010

7 59 114

Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet

4 103 73

Uji Aktivitas Antibiofilm Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Terhadap Biofilm Pseudomonas aeruginosa Secara In Vitro

7 24 91

Pengaruh Ekstrak Air Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa Blimbi L.) Terhadap Penurunan Berat Badan Mencit Swiss Webster Jantan yang Diikduksi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 21

Efek Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Wistar Jantan.

0 0 35

Efek Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Wistar Jantan.

0 2 26

Efek Antihiperkolesterol Jus Buah Belimbing Wuluh (Averhoa Bilimbi L.) Terhadap Mencit Galur Swiss Webster Hiperkolesterolemia - Anti-Hypercholesterol Effect Of Averhoa Bilimbi L Fruit Juice On Swiss Webster Strain Male Mice Hypercholesterolemia.

0 1 13

Efek Antihiperkolesterol Jus Buah Belimbing Wuluh (Averhoa bilimbi L.) terhadap Mencit Galur Swiss Webster Hiperkolesterolemia | Surialaga | Majalah Kedokteran Bandung 113 478 1 PB

0 0 5

POTENSI EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa Blimbi L.) SEBAGAI ANTIHIPERGLIKEMIA PADA HEWAN MENCIT SWISS WEBSTER

0 0 5