KORELASI MOTOR EDUCABILITY DENGAN PENGUASAAN TEKNIK JUMP SERVICE PADA ATLET UKM BOLA VOLI UPI :PUTRI.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN………...……... xii
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian... 4
C. Pembatasan Penelitian... 4
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN TEORETIS... 7
A. Sejarah Permainan Bola Voli... 7
1. Awal Mula Permainan Bola Voli... 7
2. Lahirnya Federasi Bola Voli Internasional (FIVB)... 9
3. Perkembangan Permainan Bola Voli di Indonesia... 11
B. Hakikat Permainan Bola Voli... 13
C. Teknik Dasar Bola Voli... 14
(2)
E. Jump Service... 18
F. Motor educability... 22
G. Anggapan Dasar... 25
H. Hipotesis Penelitian... 28
BAB III PROSEDUR PENELITIAN... 29
A. Metode Penelitian... 29
B. Populasi dan Sampel... 31
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 33
D. Desain Penelitian... 35
E. Instrumen Penelitian... 36
1) Tes Motor Educability (Iowa-Brace Test)... 37
2) Tes Jump Service... 44
F. Prosedur Pengumpulan Data... 46
G. Lokasi dan Waktu Penelitian... 47
H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data... 47
1. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku... 47
2. Menguji Normalitas Data dengan menggunakan Uji Liliefors... 49
3. Penghitungan Koefisien Korelasi... 50
4. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi... 52
5. Hipotesis Statistika Penelitian... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 55
A. Pemaparan Hasil Penelitian... 55
B. Analisis Data... 58
1. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku... 58
2. Hasil Pengujian Normalitas Data Menggunakan Uji Liliefors... 59
3. Penghitungan Koefisien Korelasi... 60
4. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi... 61
(3)
C. Analisis Temuan... 63
BABV KESIMPULAN DAN SARAN... 67
A. Kesimpulan... 67
B. Saran... 67
DAFTAR PUSTAKA... 69
LAMPIRAN... 71
(4)
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Iowa Brace Test Batteries ... 24
3.1 Hasil Tes Motor Educability... 39
3.2 10 Jenis Tes Motor Educbility... 39
3.3 Hasil Tes Jump Service... 46
3.4 Interpretasi Nilai Korelasi... 52
4.1 Hasil Tes Motor Educability... 57
4.2 Hasil Tes Jump Service... 57
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Underhand Service... 16
2.2 Overhand Service... 17
2.3 Sidearm / Chage-Up Service... 17
2.4 Jumping Service... 18
2.5 Jump Service ... 19
3.1 Desain Penelitian... 35
3.2 Langkah – langkah Penelitian ... 36
3.3 Lapangan untuk Tes Service... 44
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Data Hasil Tes Motor Educability ... 71
Data Hasil Tes Jump Service ... 72
Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata ... 73
Hasil Perhitungan Simpangan Baku ... 75
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Menggunakan Uji Liliefors ... 78
Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi ... 85
Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Korelasi ... 91
Hasil Penghitungan Koefisien Determinan ... 93
Daftar Tabel Distribusi Z ... 94
Table Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors ... 95
Surat Keputusan……….. 96
Surat Izin Penelitian………... 100
(7)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan aspek kehidupan yang memiliki potensi manusiawi. Potensi tersebut senantiasa dapat diperbaharui dan mendudukui posisi stategis dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan nasional. Konsepsi Pembangunan di Indonesia merupakan pembangunan berpusat pada manusia yang berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan dalam berbagai dimensi. Upaya pembangunan sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil, terdidik, dan terarah, maka pendidikan merupakan instrumen dalam membentuk dan menciptakan manusia-manusia yang profesional.
Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, aman dan sejahtera berdasarkan pancasila serta tergantung kepada kemampuan dan kualitas manusia sebagai subjek sekaligus objek pembangunan lebih berkembang seperti dikemukakan oleh Soeharsono Sagir (1981 : 4 ) yaitu:
Sumber daya manusia membutuhkan pendidikan dan latihan keterampilan, agar dapat bekerja lebih efektif dan produktif. Produktifitas manusia tidak hanya diperoleh oleh peralatan yang digunakan khusus fisik atau latar belakang pendidikannya yang membekali pengetahuan dan keterampilan sebagai modal untuk dapat bekerja efektif.
Kenyataan tersebut menuntut adanya usaha sungguh-sungguh di bidang pendidikan, salah satunya dalam bentuk pelatihan yang dapat mengembangkan keterampilan berwirausaha sebagai salah satu bentuk pembangunan SDM. Oleh
(8)
sebab itu, sikap kewirausahaan merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.
Peningkatan kualitas SDM di upayakan melalui pendidikan berkualitas, baik yang dilakukan di jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah, seperti dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana balajar dalam proses pembelajaran agar peserta didiknya untuk memilkinya kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadiannya, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sehubungan dengan hal diatas, bahwa pendidikan merupakan bagian terpenting dan integral dari pembangunan nasional yang memiliki nilai dan kekutan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia, baik melalui Pendidikan Formal maupun Pendidikan Nonformal yang lebih dikenal (PLS).
Pelatihan merupakan salah satu program Pendidikan Luar Sekolah yang bertujuan mengembangkan dan meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia. Pengertian Pelatihan menurut Mustofa Kamil (2010:4).
Pelatihan yaitu memberikan pelajaran dan praktek, menjadikan berkembang dalam arah yang dikendaki, dan persiapan. Jadi, pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar system pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori. Pelatihan dihubungkan dengan pendidikan. Ini terutama karena secara konseptual pelatihan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan.
Melalui pelatihan, masyarakat mampu meningkatkan kompetensi individu untuk menghadapi pekerjaan dan dapat untuk mencapai keterampilan dan dalam bidang wirausaha. Dengan melalui pelatihan sebagai solusi meningkatkan
(9)
kesejahteraan dengan upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta memperluas wawasan itulah sesungguhnya pendidikan melalui pelatihan.
Dengan mensejahterakan masyarakat dengan pembangunan SDM melalui pelatihan yang akan menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan handal sesuai dengan kebutuhan jaman sekarang serta bertujuan memandirikan perempuan dalam berwirausaha. Dengan mengembangkan sumber daya manusia di LKP Tati Indah mengembangkan ide-ide berwirausahaan melalui tata rias pengantin.
Pembangunan masyarakat merupakan suatu fondasi penting yang dapat memperkuat dan mendorong dalam meningkatnya pembangunan bangsa. Oleh karena, itu pelibatan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan nonformal dapat menjadi suatu makna besar bagi kelancaran pembangunan dalam bidang pendidikan dan perekonomian. Harapan dari pelatiahan usaha ekonomi produktif dalam bidang tata rias pengantin dapat memanfaatkan dan mengaplikasikannya sehingga mereka dapat berwirausaha untuk membuka lapangan kerja sendiri atau mampu berwirausaha berkelompok, serta mengembangkan kepada orang lain dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup baik bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat.
Usaha ekonomi produktif dalam bidang tata rias pengantin ini melakukan sebuah langkah strategis dalam menarik minat dan kemauan masyarakat dengan sebuah kegiatan pelatihan yang diberikan sesuai dengan kultur dan kebutuhan yang dapat memotivasi para masyarakat untuk tergabung didalam wadah mengmbangkan keterampilan di bidang tata rias di LKP Tati Indah.
(10)
Salah satu kegiatan belajar luar sekolah yang dilakasanakan di masyarakat yaitu pelatihan tata rias pengantin di LKP Tati Indah yang bertempat Jl.Riung Arum Raya No.09 Blok A-IV Riung Bandung Peserta yang bergabung dalam pelatihan untuk mengembangkan kemampuan berwirausahaan berjumlah 50 orang. Dengan semakin banyaknya masyarakat memulai dalam mengikuti pelatihan dan menghasilkan usaha sendiri di tempat sendiri maka besar kemungkinan mereka tidak akan migrasi ke kota maupun tenaga kerja wanita keluar negeri. Sehingga semakin berkurangnya jumlah pengangguran di negara kita tetapi sebaliknya semakin bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan yang dibuka.
Sebagaimana pemaparan diatas, masyarakat dalam kegiatan usaha ekonomi produktif terhadap kemampuan berwirausaha ini telah memberdayakan masyarakat khususnya perempuan, untuk itu peneliti merasa tertarik untuk memperoleh gambaran lebih jauh tentang hasil belajar yang di ikuti pelatihan dengan mengmbangkan jiwa wirausaha melalui kegitan usaha ekonomi produktif terhadap kemampuan masyarakat khususnya perempuan yang mengikuti kegiatan tata rias pengantin. Hal ini yang melatar belakangi penelitian untuk membahas lebih dalam lagi tentang “Kontribusi Hasil Pembelajaran Pelatihan Usaha Ekonomi Produktif Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha”.
B. Identifikasi Masalah
Perlunya ditetapkan identifikasi masalah terlebih dahulu adalah untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
(11)
1. Adanya peserta pelatihan sebelumnya kurang memahami proses pembelajaran, sehingga mengalami kesulitan dalam mengaplikasikannya. 2. Peserta 15% memiliki bidang usaha tata rias pengantin dan memiliki
keinginan untuk menambah pengetahuan dengan mengikuti pelatihan serta 85 % belum memiliki bidang usaha.
3. Untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan mengurangi tingat pengangguran, kemiskinan sehingga memberikan keterampilan di bidang tata rias pengantin.
4. Rendah pendapatan keluarga dan sempitnya lapangan kerja.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Batasan masalah diperlukan supaya masalah yang ada dapat dibahas dengan jelas, terarah, dan mendalam serta dapat dilaksanakan dengan keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan kecakapan peneliti.
a. Bagaimana kompetensi pembelajaran yang dapat diterima peserta dalam pelatihan tata rias pengantin sunda putri di LKP Tati Indah?
b. Bagaimana hasil pembelajaran pelatihan dapat diterima peserta selama kegiatan pelatihan berlangsung di LKP Tat Indah?
c. Bagaimana penerapan aspek kewirausahaan sebagai kontribusi dari hasil pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha dari pelatihan tata rias pengantin sunda puti di LPK Tati Indah?
(12)
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka penulis merumuskan permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimana kontribusi hasil belajar pelatihan usaha ekonomi produktif dalam meningkatkan kemampuan dalam berwirausaha?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam usaha ekonomi produktif di LKP Tati Indah yaitu:
1. Menggambarkan kompetensi pembelajaran yang dapat diterima peserta dalam pelatihan tata rias pengantin sunda putri di LKP Tati Indah.
2. Menggambarkan hasil pembelajaran pelatihan dapat diterima peserta selama kegiatan pelatihan berlangsung di LKP Tati Indah.
3. Menggambarkan penerapan aspek kewirausahaan sebagai kontribusi dari hasil pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha dari pelatihan tata rias pengantin sunda puti di LKP Tati Indah.
E.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan dan wawasan kepada semua pihak tentang kegiatan wirausaha untuk menumbuhkan semangat berwiarausaha yang pada nantinya dapat melahirkan wirausahawan-wirausahan baru yang mandiri. Selain itu manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
(13)
1. Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk kepentingan teori dan pengembangan keilmuan Pendidikan Luar Sekolah yang berkaitan dengan masalah metodologi Pendidikan Luar Sekolah. 2. Manfaat Bagi Penulis
Sebagai pengalaman dalam mengaplikasikan metodologi penelitian dan teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan pada jurusan Pendidikan Luar Sekolah dan diperolehnya gambaran mengenai pemberdayaan masyarakat dalam bidang usaha ekonomi produktif.
3. Manfaat Bagi Praktisi
Dapat dijadikan sebagai bahan analisis dan kajian para praktisi dalam memberdayakan masyarakat dengan mengembangkan keterampilan dalam usaha ekonomi produktif dengan membantu perekonomian dalam keluarga.
F. Anggapan Dasar
Berdasarkan judul penelitian di atas, maka yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :
1. Menurut Mustofa Kamil (2010:4) pelatihan yaitu memberikan pelajaran dan praktek, menjadikan berkembang dalam arah yang dikendaki, dan persiapan. Jadi, pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori. Pelatihan
(14)
dihubungkan dengan pendidikan. Ini terutama karena secara konseptual pelatihan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan
2. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur, maka akan semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. wirausahawan merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri (Buchari Alma, 2007:1).
G. Definisi Oprasional
1. Kontribusi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu Pemasaukan atau Penerapan. Sedangkan Menurut Sejarah kontribusi yaitu yaitu contribute, contribution, Maknnya yaitu keikutsertaan, keterlibatan (Wikipedia,2012). Pemasukan atau penerapan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisisensi dan efektivitas untuk meningkatkan keterampilan melalui pelatiahan. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan sedang maupun setalah melakukan pelatihan.
2. Pelatihan
Pelatihan Menurut Robinso (2010:174) pelatihan merupakan pengajaran atau pemberian pengalaman kepada seseorang untuk mengembangkan
(15)
tingkah laku, pengetahuan, Skill, sikap agar mencapai sesuatu yang diinginkan.
Bahwa proses keterampilan kerja timbal balik yang bersifat membantu, oleh karena itu dalam pelatihan seharusnya diciptakan suatu lingkungan di mana para ibu rumah tangga dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan, sehingga dapat mendorong mereka untuk dapat bekerja lebih baik.
3. Hasil Pembelajaran
Menurut Joseph (1993:34), bahwa hasil pembelajaran dari pelatihan adalah menambah pengetahuan dan atau keterampilan peserta dalam bidang-bidang atau kegiatan-kegiatan tertentu.
Hasil pembelajaran adalah berhubungan dengan sejauh mana pemasukan atau penerapan selama proses pembalajaran berlangsung dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat diterima atau dirasakan oleh para peserta maupun setelah mengikuti pelatihan serta implikasinya atau penerapannya dalam kegiatan wirausaha.
4. Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan
Menurut As’ad (2004:7) meningkatkan kemampuan wirausaha adalah sikap yang membuat orang senang terhadap objek, situasi atau ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu. Pola-pola minat sesorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian orang dengan pekerjaannya. Untuk meningkatkan
(16)
orang terhadap jenis pekerjaannyapun berbeda-beda, tingkat prestasi seseorang ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat.
Menurut Herwadi (2001:13) Wiarusaha adalah pelaku-pelaku usaha yang memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan ekonomi secara mandiri dengan dilandasi ide-ide inovatif, kratif dan produktif serta memilki kemampuan mengembangkan usaha ekonominya.
Meningkatkan berwirausaha merupkan kecenderungan atau ketertarikan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk melakukan usaha dengan karakteristik kepribadadian berani mengambil resiko, dapat menerima tantangan, percaya diri, mempunyai kekeuatan usaha, kreatif dan inovatif serta mempunyai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.
5. Usaha ekonomi Produktif
Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), disebutkan bahwa : Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar dengan aset > 50 Juta – 500 Juta dan omset Rp. 300 juta – Rp. 2,5 Milyar per tahun.
Usaha ekonomi produktif merupakan segala jenis usaha ekonomi yang dilakukan oleh individu/kelompok bagi ibu-ibu rumah tangga yang
(17)
mempunyai hasil usaha harian, mingguan, bulanan, musiman maupun tahunan.
H. Sistematika Penulisan
untuk memudahkan pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka penulis kemukakan sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I : Berisi tentang pendahuluan, yang didalamnya membahas tentang latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelititian, manfaat penilitian, anggapan dasar, definisi oprasional.
BAB II : Berupa Landasan Teoritis, yang secara garis besarnya mengikuti
beberapa teori, diantaranya Konsep Pemberdayaan Masyarakat, Konsep Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi), Konsep Kewirausahaan, Konsep Pendidikan Luar Sekolah, Konsep Pendekatan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam berwirausahaan, dll.
BAB III : Membahas tentang metode penelitian, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, prosedur pengolahan dan analisis data serta teknik pengilahan data dan analisis data.
BAB IV : Membahas tentang pembahasan dari hasil penelitian, deskripsi data,
dan sebagainya.
(18)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan jawaban terhadap suatu permasalahan, mengembangkan serta menguji kebenaran dari suatu teori dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Dalam melakukan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan sehingga akan mempermudah peneliti dalam memperoleh data untuk diolah guna memecahkan masalah yang menjadi tujuan akhir suatu penelitian. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan digunakan, karena menyangkut langkah-langakah yang harus dilakukan untuk dapat mengarah proses penelitian dan sebagai dalam kegiatan penelitiannya.
A. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagian prosedur penelitian yang disusun secara sistematis, Menurut Djudju Sudjana (2005:16) bahwa metode mengandung makna lebih luas menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian. Penggunaan metode penelitian harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian. Dengan tujuan untuk mencari informasi data ketelitian dari pertanyaan dapat terungkap secara faktual dan terperinci dengan menggambarkan fenomena yang ada. Adapun penelitian yang penulis lakukan mengenai kontribusi hasil pembelajaran pelatihan usaha
(19)
ekonomi produktif dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha di LKP Tati Indah.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode yang sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. adapun pendekatannya yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan alasan metode ini dianggap tepat, karena hal ini sesuai dengan Winarno S. Surakhmad (Rusmana 2005:140), bahwa yang di maksud dengan metode deskriftif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan gejala-gejala yang ada dan terjadi dimasa sekaranag, pada masalah yang aktual.
Dalam pengolahan data, penulis menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif. Teknik ini digunakan penulis karena dalam pengumpulan data dilakukan penyebaran angket dan cara pengolahannya dengan perhitungan presentase. Menurut Sugiono (2002:147) bahwa yang dimaksud statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Yang termasuk kedalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, presentil, perhitungan penyetaraan data dan standar deviasai serta perhitungan presentase.
Gambaran diatas memberikan suatu kejelasan mengenai metode deskriftif merupakan sutu metode yang menggambarkan masalah-masalah
(20)
secara aktual dengan mengumpulkan informasi dan informasi secara terperinci, jelas selanjutnya menganalisis data-data yang telah terkumpul.
2. Teknik Pengumpulan Data
Setelah metode penelitian ditentukan maka perlu juga di tetapkan teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan dengan maksud untuk mengumpulkan informasi dan atau data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, hal ini akan berkaitan dengan alat (instrumen) yang akan di pergunakan dalam rangka memperoleh data yang diperlukan. Sehubungan dengan hal tersebut Muhammad Nazir, (1985:132) menyatakan teknik penelitian menyangkut dan menyatakan alat-alat pengukur apa yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, salah satunya adalah kualitas pengumpulan data. Kualitas pengumpulan data ini berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
Melalui wawancara (interview), observasi (pengamatan), angket dan studi dokumentasi dan Studi Literatur. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini antara lain :
(21)
a. Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan pengelola/instruktur, responden pelatihan tata rias pengantin, instrument yang dipergunakan adalah Pedoman Wawancara, adapun aspek yang ditanyakan dalam wawancara tersebut mengarah kepada, latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia, ekonomi, daerah tempat tinggal dan keluarga dan berdialog dengan dengan pihak-pihak terkait menggunakan wawancara di lakukan secara terbuka (melalui wawancara langsung).
b. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:30) mengemukakan observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Observasi peneliti terlibat dengan kegiatan pelatihan dengan tujuan dari observasi ini adalah untuk mengadakan pengamatan atau pencatatan secara langsung terhadap latar penelitian termasuk di dalamnya situasi dan kondisi selama kegiatan pelatihan. yang menunjukan hasil belajar selama kegiatan berlangsung dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha. Observasi melakukan pengamatan secara langsung yang di pergunakan yakni Pedoman Observasi, dan Format Pengamatan .
c. Angket
Penggunaan kuestioner atau angket dalam penelitian ini merupakan pengumpulan data. Menurut Kartini Kartono (1990:135) sebagai berikut:
(22)
“Angket Atau kuestioner ialah suatu penyelidikan mengenai suatu masalah yang umum (orang banyak) dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan respon tertulis”.
Angket yang digunakan ialah angket tertutup yang terdiri dari item-item pertanyaan dengan dilengkapi pilihan jawaban, sehingga responden memilih jawaban yang sudah disediakan.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendukung dan mempertegas hasil observasi dan wawancara, pelaksanaan program pelatihan, serta data-data lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi diperoleh melalui lembaga pelatihan, dokumentasi ini sebagai alat dalam mengumpulkan data. Studi dokumenter penulis laksanakan terhadap berbagai kearsipan yang ada di pengelola dan kegiatan pelatihan.
d. Studi Literatur
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan teori dan konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan berpikir dalam hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti. Yang tujuannya adalah untuk memperoleh data dan teori melalui buku dan makalah-makalah.
B. Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (Resthy 2009:69) subjek penelitian adalah “benda, hal atau orang dan tempat dimana data yang dipermasalahkan melekat”. Selanjutnya dijelaskan perbedaan antara respon dan sumber data.
(23)
Responden penelitian adalah “orang yang dapat merespon, memberi informasi tentang data penelitian”. Sedangkan sumber data adalah “benda, hal-hal atau orang dan tempat dimana peneliti mengamati, membaca atau bertanya tentang data”.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan tata rias pengantin. Subjek penelitian yang dijadikan responden dan sumber data berjumlah 50 orang. Adapun sebagai acauan Suharsimi Arikunto (1986:120) bahwa bila di atas 100 responden maka bisa diambil antra 10%-15% atau 20% sampai dengan 50%.
Sesuai dengan karakteristik subjek penelitian ini, populasi penelitian sangat kecil yaitu 50 orang, atas dasar hal tersebut, maka sampel penelitian ini adalah berjumlah 50 peserta pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan dibagi menjadi lima kelompok yaitu satu kelompok terdiri dari sepuluh kelompok.
Subjek penelitian yang dijadikan responden dan sumber data dalam penelitian ini yaitu:
1. Peserta yang mengikuti pelatihan di LKP Tati Indah
2. Peserta yang telah mempunyai usaha dalam bidang tata rias pengantin tetapi dalam bidang tata rias pengantin sunda putri belum mahir.
3. Peserta yang belum memiliki usaha dalam bidang tata rias pengantin serta dalam proses belajar belum mengenail tata rias pengantin .
4. Penerapan hasil pembelajaran selama kegaiatan berlangsung dan pengembanagan usaha setelah mengikuti pelatihan.
(24)
5. Keaktifan, pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam proses belajar.
C. Instrumen atau Alat Penelitian
Instrumen atau alat ukur merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian. Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai. Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Peneliti melakukan pengamatan, pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, mencatat hasil pengamatan dari interaksi bersama responden.
Dalam penelitian ini bahwa manusia sebagai instrumen penelitian yang paling utama untuk mendapatkan informasi sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, analisis data, mengolah data dan membuat kesimpulan atas kesimpulannya.
Untuk mengetahui kontribusi hasil belajar pelatihan tata rias pengantin sunda putri pada peserta yang mengikuti pelatihan tata rias pengantin menggunakan alat pengumpul data dengan menggunakan angket. Untuk memproses data secara tepat yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka dirumuskan instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang dibuat sebagai pedoman untuk mengungkap aspek-aspek yang diteliti yakni mengenai penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta sebagai hasil belajar dari pelatihan, serta kontribusi dari hasil belajar tata rias pengantin dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha di bidang tata rias pengantin sunda puti.
(25)
D. Tahap-Tahap Penelitian
Langkah-langkh penelitian dengan pendekatan kualitatif sifatnya tidak kaku, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution (Fuji 2009:49), yaitu: “Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif tidak mempunyai batas-batas yang tegas oleh sebab itu desain serta fokus penelitian dapat mengalami perubahan, jadi bersifat emergensi”. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Dalam melakukan penelitian ini merupakan tahap awal atau gerbang utama untuk melakukan penelitian dilapangan dengan dalam melakukan studi pendahulauan untuk melihat kemungkinan peneliti dapat melakukan penelitian. Peneliti tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana kontribusi hasil belajar pelatihan tata rias pengantin dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha. Maka dirancanglah proposal penelitian yang diajukan kepada dosen pembimbing I dan pembimbing II untuk dapat disetujui. Setelah mendapatkan persetujuan, kemudian penulis melakukan pengurusan perijinan untuk terjun ke lapangan. Untuk memudahkan proses pengumpulan data, penulis mempersiapkan perlengkapan penelitian yaitu sebagai berikut:
a. penyusunan kisi-kisi penelitian secara sistematis sesuai dengan pertanyaan, kemudian dijabarkan sesuai dengan indikator untuk memudahkan dalam pembuatan alat pengumpulan data.
b. Penyusun alat pengumpulan data yaitu angket, wawancara, dokumentasi. Dengan menyusun daftar pertanyaan dan pilihan jawaban dengan data yang
(26)
diharapkan dan disertai dengan petunjuk pengisian sebagian upaya untuk membantu responden dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan. Untuk wawancara, sebelumnya membuat pedoman wawancara yang berisikan pertanyaan yang akan diajukan kepada responden secara lisan, untuk mempermudah data dan informasi.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap penggalian informasi data secara mendalam dengan mengenal lebih dekat kepada subjek penelitian, mengadakan pengamatan terhadap lingkungan kegiatan, serta melakukan wawancara baik dengan peserta pelatihan maupun dengan instruktur pelatihan maupun dengan penyelenggara pelatihan dan angket selama kegiatan pelatihan di LKP Tati Indah. Tahapan ini merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan melakukan analisis data terhdap hasil pengumpulan data sebagai berikut:
a. Penyusunan angket yang akan diberikan kepada responden makan diadakan uji coba (Try Out) angket, dengan diadakannya uji coba angket dengan maksud untuk menguji cobakan kepada seluruh responden untuk memperoleh masukan tentang kekurangan dan kelemahan anget tersebut. Kemudian direvisi hasil dari uji coba tersebut, sehingga angket tersebut menjadi sempurna sebagai alat pengumpul data.
b. Kemudian memperbanyak angket, setelah ada masukan melalui uji coba dan telah memenuhi syarat sebagai alat pengumpul data, kemudian diperbanyak sesuai dengan banyaknya responden.
(27)
c. Penyebaran angket, sebelum pengisian responden diberi penjelasan yang berkaitan dengan pengisian angket. Setelah diberi penjelasan, maka angket diberikan kepada responden untuk diisi.
3. Pelaporan
Dalam tahap ini, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Triangulasi data menurut Sugiyono (2012:241),sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan menggunakan triangulasi, peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data yaitu mengecek kreadibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Dengan menggunakan sumber data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Dengan menggunakan triangulasi, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara dan angket pelatihan tata rias pengantin yang satu dengan yang lain.
b. Setelah kegiatan triangulasi, kemudian dilakukan laporan hasil pengumpulan data dan menggandalkan laporan yang telah disusun.
E. Teknis Pengolahan dan Analisa Data
Menurut Bogdan (Sugiyono 2012:244), Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara, angket, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainya, sehingga dapat mudah
(28)
dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Setelah tahap penelitian telah ditentukan, maka untuk memperoleh tujuan dan hasil yang telah ditentukan dalam penelitian ini, maka diperlukan pengolahan data dengan mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah diajukan. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Seleksi Data
Seleksi data merupakan proses pengecekan atau menyeleksi data yang terkumpul dari responden, sehingga dapat memudahkan untuk pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Klasifikasi Data
Klasifikasi data merupakan mengelompokan data-data sesuai dengan asfek-asfek yang telah ditentukan dalam penelitian, sehingga mempermudah pengolahan data dari responden.
3. Tabulasi Data
Data dikelompokan kemudian dituangkan dalam bentuk tabel dan mengetahui frekuensi dari tiap-tiap jawaban, serta mempermudah dalam membaca dan membandingkan alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya.
4. Pengolahan Data
Untuk mempermudah dalam pengolahan data dan mengenalisis data penelitian, maka dalam pengelohan data menggunakan analisis teknik perhitungan prosentase (%), data yang disajikan dalam bentuk tabel, serta beser kecil hasil prosentase setiap jawaban dan tidak hanya bentuk tabel,
(29)
tetapi penulis mendeskrifsikan hasil analisis dari tiap tabel tersebut. Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut:
a) Membuat tabel dengan kolom, yang terdiri dari nomor urutan, alternatif jawaban, frekwensi jawaban dan prosentasenya.
b) Mencari jawaban dengan jalan menjumlahkan tally dari setiap alternatif jawaban (f)
c) Mencari frekuensi keseluruhan dengan jalan menjumlahkan frekwensi dari setiaf alternatif jawaban (n).
d) Mencari prosentase dengan rumus:
Keterangan:
P = Prosentase jawaban f = Frekwensi jawaban n = Jumlah seluruh responden 100% = Bilangan Tetap
e) Setelah melakukan pengolahan data dengan teknik prosentase, untuk menfsirkan hasil pengolahan data berdasarkan golongan prosentase dengan kriteria sebagai berikut:
100% = Seluruhnya
75% - 99% = Sebagian besar
59% - 76% = Lebih dari setengahnya
50% = Setengahnya
(30)
26% - 49% = Hampir setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil
0% = Tidak seorangpun
(31)
Pada bab terakhir, penulis mencoba menyimpulkan pembahasan hasil penelitian dalam bentuk kesimpulan dengan beberapa saran menjadi masukan untuk pelaksanaan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam meningkatkan kemampuan dalam berwirausaha.
A. Kesimpulan
Pelatihan dapat menjadikan orang berpotensi untuk belajar merespon terhadap kesempatan dan peluang baru. Pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam meningkatkan kemampuan dalam berwirausaha di LKP Tati Indah yang bersifat praktek langsung dengan harapan agar mereka memiliki pengalaman dalam berwirausaha untuk dapat mengasah potensi-potensi yang dimilikinya kemudian mempraktekkan kemampuan tersebut setelah selesai mengikuti kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri.
Melalui pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha menumbuhkan kesadaran dan kesedian masyarakat untuk melakukan kegiatan wirausaha berdasarkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan yang diperoleh dari kegiatan pelatihan.Kesimpulan ini merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah penulis ajukan. Berikut ini adalah kesimpulan tentang jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah diajukkan yaitu :
(32)
a. Kompetensi pembelajaran yang dapat diterima peserta dalam pelatihan tata rias pengantin sunda putri di LKP Tati Indah
Pelatihan tata rias pengantin sudan putri diawali dengan kompetensi pembelajaran yang dimulai dari tujuan pelatihan yaitu mengembangkan keterampilan dan pengetahuan membuka peluang wirausaha mandiri melalui pelatihan tata rias pengantin. Dengan memahami cara penyampain materi yang disampaikan instruktur dalam proses pembelajaran berlangsung. Sedangan penguasaan materi tentang kewirausahaan yang diterima peserta yaitu mengenai materi motivasi diri dalam wirausaha dengan kesesuaian atau ketepatan terhadap materi yang diberikan dalam pelatihan tata rias pengantin sunda putri tersebut sesuai dengan kebutuhan belajar saudara.
Metode yang sering digunakan dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri yaitu metode demontrasi, pemberian materi dan praktek yang sering instruktur terapkan kepada responden. Ketepatan instruktur dalam menerapakan metode yang digunakan selama dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri. Selanjutnya untuk penggunaan waktu yang tepat dalam proses pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri sesuai dengan kondisi masyarakat yaitu pagi s.da siang. Penggunaan waktu pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri untuk dua jam dalam persatu pertemuan dalam kegiatan pelatihan tata rias penganti sangat efektif.
Pelaksanaan proses belajar mengajar pelatihan tata rias pengantin tersebut dilaksanakan di tempat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan
(33)
stategis serta mudah untuk dijangkau oleh semua peseta yaitu gedung khusus pelatihan tata rias pengantin yang telah disediakan oleh LKP Tati. Kesesuaian penggunaan sarana/prasana pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan memberikan kenyaman untuk belajar dengan sarana yang telah disediakan.
Sarana/prasana pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri yang digunkanan dalam kegiatan pelatihan untuk kelancaran dalam proses pembelajaran sering menggunakan instruktur yaitu pengeras suara secara langsung. Untuk kelengkapan sarana/prasana pembelajaran sangat lengkap selama proses pembelajaran dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri. Pendidikan dan pengetahuan sumber belajar dalam menyapaikan materi pembelajaran dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri yaitu instruktur dalam menyampaikan materinya secara umum dapat diterima serta mudah dipamahi oleh responden. Kemampuan sumber belajar dalam menggunakan sarana belajar dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri, instruktur sudah menguasai dalam penggunaan sarana belajar yang telah disediakan.
Penilaian atau evaluasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pelatihan tata rias pengantin dalam penilaian kemampuan hasil belajar responden sering dilakukan evaluasi untuk mengukur kemampuan responden mengenai pelajar yang sudah diajarkan sebelumnya dan sesudah. Teknik penilian dalam proses pembelajaran selama kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri yang sering dilakukan oleh instruktur dalam proses
(34)
pembelajaran yaitu menggunakan teknik penilaian melalui tes praktek. Selama mengikuti pelatihan responden mulai bisa menggunakan alat-alat selama kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan merancangan model selama proses pembelajaran dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri merupakan hal sulit bagi responden.
b. Hasil pembelajaran pelatihann dapat diterima peserta selama kegiatan pelatihan berlangsung di LKP Tati
Hasil dari pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam segi pengetahuan dari hasil responden banyak menerima materi sangat banyak yang didapat serta banyak perubahan tingkat pengetahuan bagi diri sendiri setelah mengikuti kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri. Selanjutnya Tingkat keterampilan setelah proses pembelajaran kegiatan tata rias pengantin sunda putri yaitu sangat banyak perubahan bagi diri responden. Banyaknya perubahan sikap responden setelah kegiatan tata rias pengantin sunda putri, selama proses pembelajaran dapat diterima secara senang oleh responden dalam mengikuti proses pembelajaran pelatihan tata rias pengantin sunda putri. Perubahan dalam pola pikir dengan semakin menambahnya pengetahuan dalam berwirausaha setelah mengikuti pelatihan tata rias pengantin sunda putri.
Penerapan hasil pembelajaran setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri, dengan respon dari diri responden dengan sikap merasa sangat senang dalam menerapakan hasil dari pelatihan. Cara penerapan hasil pembelajaran setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin
(35)
sunda putri dalam pengetahuan yang mereka dapatkan dengan cara menerapkam secara sungguh-sungguh sesuai dengan kegiatan yang telah diikutinya. Tempat penerapan hasil pembelajaran setelah kegiatan tata rias pengantin sunda putri responden lebih banyak mencoba dalam mempraktekan pengetahuan dan keterampilan yang didapat setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri yaitu melaksanakan dilingkungan rumahnya sendiri.
Hasil yang dicapai dalam penerapan hasil belajaran dalam kegiatan tata rias pengantin sunda putri dapat merasakan hasil yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri untuk bisa mengaplikasikannya dilingkungan sekitarnya. Hasil belajaran yang dirasakan dalam kegiatan tata rias pengantin sunda putri yaitu sangat berguna serta menambah pengetahuan. Keinginan dalam menerapkan hasil pembelajaran dari kegiatan tata rias pengantin sunda putri dengan rasa keinginan untuk mengaplikasikannya atau menerapkannya sesuai dengan keyakinan dari diri sendiri. Kendala dalam materi pembelajaran dalam pelatihan tata rias pengantin sunda putri mengenai materi yang disampaikan yaitu dari segi keterampilan dan wawasan belum menguasi semua materi ketika menerapkan dilapangan. Kendala tingkat kemampuan, keterampilan dan sikap dari hasil pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan memulai usaha baru. Pelatihan tata rias pengantin sunda putri didukungan dari pihak eksternal setelah pelatihan tata rias pengantin sunda putri, banyak yang saling mendukung untuk menerapkan hasil pembelajaran dari pelatihan tata rias pengantin sunda putri.
(36)
c. Penerapan aspek kewirausahaan sebagai kontribusi dari hasil pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha dari pelatihan tata rias pengantin sunda puti di LPK Tati Indah
Jiwa seorang wirausaha dengan penuh keyakinan dalam membangun wirausaha setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri bahwa responden yakin terdapad wirusaha yang akan dirintas setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri, keputusankan suatu usaha dapat terlibat di dalam lingkungan responden dengan memberikan masukan serta keputusan dalam untuk berwirausaha sebagian besar timbul dari diri sendiri dan tidak ketergantunga terhadap orang lain. Pengembangan keterampilan setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dapat terus mengembangakan dalam bidang tata rias pengantin dalam modifikasi pengantin tata rias pengantin berkerudung. Pengelolaan keuangan setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri akan mengatur sistem keuangan pemasukan dan pengaluaran oleh diri sendiri. Motivasi kebutuhan dalam berumah tangga dalam mendirkan wirausaha setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri. Cara penerapan pemasaran usaha setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan cara memberikan diskon kepada konsumen sebagai salah satu alternatif cara tertariknya kepada konsumen.
Penerapan tantangan yang hadapi dalam usaha tata rias pengantin sunda putri ini maka akan semakin terpacu untuk terus kreatif dalam mengambangkan usahanya. Serta penerapan sistem kepemimpinan usaha
(37)
dengan menerapkan sistem kepemimpinan demoktratis, seorang responden sebagai pemimpin memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan ketika menerapakn dalam usaha yang telah di rintis maupun yang belum wirausaha. Hubungan dengan masyarakat lingkungan sekitar usaha setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan dengan menjalin berkomunikasi dengan baik dan sebagai modal utama untuk berwirausaha. Penerapan saran dan kritik dalam wirausaha dari konsumen ketika responden membuka usaha tata rias pengantin sunda putri serta sebagai masukan yang positif untuk terus berkembang dan berkreatif dalam usaha.
Penarapan inovatif dengan terus mengembangkan keterampilan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tata rias pengantin dengan semakin menambah pengetahuan. Pelayanan diluar tata rias pengantin responden pelatihan tata rias pengantin sunda putri menyatakan belum bisa melayani diluar bidang tata rias pengantin sunda putri, sebab belum memiliki bidang keterampilan yang lain. Sumber informasi yang gunakan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang lainya. Pengatahuan lain setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan serta terus berlatih dan bisa menerapkannya dalam usaha. Pandangan kedepan dengan merencanakan kemasa depan untuk usaha dengan lebih menggali kreatifitas dengan membuka cabang usaha selanjutnya.
B. Saran/Rekomendasi
Atas dasar hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, penulis ingin mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
(38)
1. Untuk Lembaga Pelatihan
a. Hendaknya dilakuan pembinaan dan tindak lanjut bagi lulusan peserta yang telah mengikuti pelatihan tata rias pengantin sunda putri sebagai tahap dasar dari tata rias untuk lebih meningkatkan keterampilan selanjutnya sesuai dengan kebutuhan peserta.
b. Hendaknya diberikan buku materi tiap perorangan dengan tampilan dan kata-kata dan gambar yang mudah dipamahi serta tertarik untuk dibaca oleh peserta pelatihan dan tidak monoton.
c. Dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri perlu pengembangan dan pengenalan potensi lingkungan yang menjadi sasaran pelatihan yang mendukung dan memotivasi untuk membuka peluang usaha mandiri dengan cara memanfaatkan sumber daya lingkungan dan sumber daya manusia.
2. Untuk Instruktur Peserta Pelatihan
Bagi Instruktur hendaknya dilibatkan instuktur yang muda-muda untuk lebih menciptakan model-model baru dalam dunia tata rias pengantin.
3. Untuk Penyenggara Pelatihan
Hendaknya dalam penyelenggaraan pelatihan dapat ditambah personil kepanitian sehingga tugas-tugas bisa teratasi misalnya bidang kesekertariatan khusus untuk surat-suat mapun dokumentasi sehingga mudah untuk pengarsipan data dari pelatihan yang sudah dilaksanakan.
(39)
Atmodiwiro, Soebagio. (2002). Manajemen Pelatihan, Jakarta:Ardadizya Jaya. Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Ace, Suryadi (2009). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar, Bandung:Widya Aksara Press.
Gadis, Arivia.(2007). Merayakan Keberagaman Jurnal Perempuan Untuk Pencerahan Kesetaraan,Jakarta Selatan:Penebar Swadaya.
Hanafi,Abdillah. (2004). Memasyarakatkan Ide-ide Baru,Surabaya:Usaha Nasional.
Nazir, Moh. (1983). Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Ihat, Hatimah. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran,Bandung:Andira. Ismail, Nawawi. (2006). Pembangunan dan Problem Masyarakat, Surabaya:
Media Nusantara
Roesmidi, Risyanti Riza. (2006) Pemberdayaan Masyrakat.Sumedang:Alqaprint. Resthy, Putri Prawati. (2009). Pemanfaatan Hasil Belajar Kursus dalam
Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Skripsi PLS UPI Bandung:tidak diterbitkan.
Rusmana. (2005). Upaya Pengelola dalam Meningkatkan Kemampuan Instruktur Menjahit Melalui Pelatihan Di LPK Pelita Massa Cabang Sukabumi Skripsi PLS UPI Bandung:tidak diterbitkan.
Saleh, Marzuki (2010). Pendidikan NonFormal.Bandung:Rosda. Sukmadinata, Syaodih Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Rosda
Sudjana, Djudju. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production. Sudjana, Djudju. (2005). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:
Falah Production.
(40)
Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabet.
Suharsimi, Arrikunto. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Bumi Aksara.
Suharsimi, Arrikunto. (1986). Prosedur Penelitian Pendidikan,Jakarta:Ghalia Indonesia.
Sumarsono, Sonny.(2004). Metode Riset Sumber Daya Manusia.Jember: Graha Ilmu.
Suryono.(2011). Pelatihan Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Kecakapan Berwirausaha dan Peran Sosial Santri Skripsi PLS UPI Bandung:tidak diterbitkan.
Kartono, K.(1990). Pengantar Metodelogi Research Sosial. Bandung:Mandar Maju.
Kamil, Mustofa.(2010). Model Pendidikan dan Pelatihan.Bandung: Alfabeta. Kasmir, (2007). Ciri-ciri Wirausaha, Kewirausahaan, Bandung:Alfabeta. Kaswana. (2011). Pelatihan dan Pengembangan, Cimahi:Alfabeta. UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Wahyu, Suparyanto.(2005). Petunjuk Untuk Memulai Berwirausaha.Bandung: Alfabet.
(41)
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah.
(1)
151
c. Penerapan aspek kewirausahaan sebagai kontribusi dari hasil pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha dari pelatihan tata rias pengantin sunda puti di LPK Tati Indah
Jiwa seorang wirausaha dengan penuh keyakinan dalam membangun wirausaha setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri bahwa responden yakin terdapad wirusaha yang akan dirintas setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri, keputusankan suatu usaha dapat terlibat di dalam lingkungan responden dengan memberikan masukan serta keputusan dalam untuk berwirausaha sebagian besar timbul dari diri sendiri dan tidak ketergantunga terhadap orang lain. Pengembangan keterampilan setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dapat terus mengembangakan dalam bidang tata rias pengantin dalam modifikasi pengantin tata rias pengantin berkerudung. Pengelolaan keuangan setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri akan mengatur sistem keuangan pemasukan dan pengaluaran oleh diri sendiri. Motivasi kebutuhan dalam berumah tangga dalam mendirkan wirausaha setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri. Cara penerapan pemasaran usaha setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan cara memberikan diskon kepada konsumen sebagai salah satu alternatif cara tertariknya kepada konsumen.
Penerapan tantangan yang hadapi dalam usaha tata rias pengantin sunda putri ini maka akan semakin terpacu untuk terus kreatif dalam mengambangkan usahanya. Serta penerapan sistem kepemimpinan usaha
(2)
152
dengan menerapkan sistem kepemimpinan demoktratis, seorang responden sebagai pemimpin memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan ketika menerapakn dalam usaha yang telah di rintis maupun yang belum wirausaha. Hubungan dengan masyarakat lingkungan sekitar usaha setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan dengan menjalin berkomunikasi dengan baik dan sebagai modal utama untuk berwirausaha. Penerapan saran dan kritik dalam wirausaha dari konsumen ketika responden membuka usaha tata rias pengantin sunda putri serta sebagai masukan yang positif untuk terus berkembang dan berkreatif dalam usaha.
Penarapan inovatif dengan terus mengembangkan keterampilan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tata rias pengantin dengan semakin menambah pengetahuan. Pelayanan diluar tata rias pengantin responden pelatihan tata rias pengantin sunda putri menyatakan belum bisa melayani diluar bidang tata rias pengantin sunda putri, sebab belum memiliki bidang keterampilan yang lain. Sumber informasi yang gunakan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang lainya. Pengatahuan lain setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan serta terus berlatih dan bisa menerapkannya dalam usaha. Pandangan kedepan dengan merencanakan kemasa depan untuk usaha dengan lebih menggali kreatifitas dengan membuka cabang usaha selanjutnya.
B. Saran/Rekomendasi
Atas dasar hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, penulis ingin mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
(3)
153
1. Untuk Lembaga Pelatihan
a. Hendaknya dilakuan pembinaan dan tindak lanjut bagi lulusan peserta yang telah mengikuti pelatihan tata rias pengantin sunda putri sebagai tahap dasar dari tata rias untuk lebih meningkatkan keterampilan selanjutnya sesuai dengan kebutuhan peserta.
b. Hendaknya diberikan buku materi tiap perorangan dengan tampilan dan kata-kata dan gambar yang mudah dipamahi serta tertarik untuk dibaca oleh peserta pelatihan dan tidak monoton.
c. Dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri perlu pengembangan dan pengenalan potensi lingkungan yang menjadi sasaran pelatihan yang mendukung dan memotivasi untuk membuka peluang usaha mandiri dengan cara memanfaatkan sumber daya lingkungan dan sumber daya manusia.
2. Untuk Instruktur Peserta Pelatihan
Bagi Instruktur hendaknya dilibatkan instuktur yang muda-muda untuk lebih menciptakan model-model baru dalam dunia tata rias pengantin.
3. Untuk Penyenggara Pelatihan
Hendaknya dalam penyelenggaraan pelatihan dapat ditambah personil kepanitian sehingga tugas-tugas bisa teratasi misalnya bidang kesekertariatan khusus untuk surat-suat mapun dokumentasi sehingga mudah untuk pengarsipan data dari pelatihan yang sudah dilaksanakan.
(4)
Yuslih Rani Farha, 2012
Kontribusi Hasil Pembelajaran Pelatihan Usaha Ekonomi Produktif Dalam Meningkatkan
Kemampuan Berwirausaha (Studi Deskriptif Tentang Keterampilan Tata Rias Pengantin di LKP Tati Indah Jalan Riung Arum Raya No. 09 Blok 4 Riung Bandung.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari (2009). Kewirausahaan, Bandung:Alfabet.
Atmodiwiro, Soebagio. (2002). Manajemen Pelatihan, Jakarta:Ardadizya Jaya. Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Ace, Suryadi (2009). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar, Bandung:Widya Aksara Press.
Gadis, Arivia.(2007). Merayakan Keberagaman Jurnal Perempuan Untuk
Pencerahan Kesetaraan,Jakarta Selatan:Penebar Swadaya.
Hanafi,Abdillah. (2004). Memasyarakatkan Ide-ide Baru,Surabaya:Usaha Nasional.
Nazir, Moh. (1983). Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Ihat, Hatimah. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran,Bandung:Andira. Ismail, Nawawi. (2006). Pembangunan dan Problem Masyarakat, Surabaya:
Media Nusantara
Roesmidi, Risyanti Riza. (2006) Pemberdayaan Masyrakat.Sumedang:Alqaprint. Resthy, Putri Prawati. (2009). Pemanfaatan Hasil Belajar Kursus dalam
Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Skripsi PLS UPI Bandung:tidak
diterbitkan.
Rusmana. (2005). Upaya Pengelola dalam Meningkatkan Kemampuan Instruktur
Menjahit Melalui Pelatihan Di LPK Pelita Massa Cabang Sukabumi
Skripsi PLS UPI Bandung:tidak diterbitkan.
Saleh, Marzuki (2010). Pendidikan NonFormal.Bandung:Rosda. Sukmadinata, Syaodih Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Rosda
Sudjana, Djudju. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production. Sudjana, Djudju. (2005). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:
Falah Production.
(5)
Yuslih Rani Farha, 2012
Kontribusi Hasil Pembelajaran Pelatihan Usaha Ekonomi Produktif Dalam Meningkatkan
Kemampuan Berwirausaha (Studi Deskriptif Tentang Keterampilan Tata Rias Pengantin di LKP Tati Indah Jalan Riung Arum Raya No. 09 Blok 4 Riung Bandung.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Falah Production.
Soewito, S. Dan Heliosa, S. (2011). Panduan Praktis Menyelenggrakan.Pelatihan: Pustakamas.
Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabet.
Suharsimi, Arrikunto. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Bumi Aksara.
Suharsimi, Arrikunto. (1986). Prosedur Penelitian Pendidikan,Jakarta:Ghalia Indonesia.
Sumarsono, Sonny.(2004). Metode Riset Sumber Daya Manusia.Jember: Graha Ilmu.
Suryono.(2011). Pelatihan Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Kecakapan
Berwirausaha dan Peran Sosial Santri Skripsi PLS UPI Bandung:tidak
diterbitkan.
Kartono, K.(1990). Pengantar Metodelogi Research Sosial. Bandung:Mandar Maju.
Kamil, Mustofa.(2010). Model Pendidikan dan Pelatihan.Bandung: Alfabeta. Kasmir, (2007). Ciri-ciri Wirausaha, Kewirausahaan, Bandung:Alfabeta. Kaswana. (2011). Pelatihan dan Pengembangan, Cimahi:Alfabeta. UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Wahyu, Suparyanto.(2005). Petunjuk Untuk Memulai Berwirausaha.Bandung: Alfabet.
(6)
Yuslih Rani Farha, 2012
Kontribusi Hasil Pembelajaran Pelatihan Usaha Ekonomi Produktif Dalam Meningkatkan
Kemampuan Berwirausaha (Studi Deskriptif Tentang Keterampilan Tata Rias Pengantin di LKP Tati Indah Jalan Riung Arum Raya No. 09 Blok 4 Riung Bandung.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah.