PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING MELALUI METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DASAR AKUNTANSI.

(1)

Ika Rostika, 2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING MELALUI METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DASAR AKUNTANSI (Studi Kuasi Eksperimen Materi Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa pada Siswa Kelas XI IPS SMA Muslimin

Cililin Tahun Ajaran 2012/2013)

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Di Susun oleh : Ika Rostika

1102602


(2)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING MELALUI

METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN

KONSEP DASAR AKUNTANSI

Oleh Ika Rostika, S.E.

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Ekonomi pada Program Studi Ekonomi

© Ika Rostika 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Disman, M.Si. NIP 195902091984121001

Pembimbing II

Dr. Hj. Meta Arif, MS. NIP 196402061988032001

Mengetahui


(4)

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS NIP 196110221986031002

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI :

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M. Si. Dr. H. Edi Suryadi, M. Si.

PEMBIMBING :


(5)

Prof. Dr. H. Disman, M.Si. Dr. Hj. Meta Arif, M. Si. NIP. 195902091984121001 NIP. 196402061988032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS NIP 196110221986031002

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN

MODEL COOPERATIVE LEARNING MELALUI METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DASAR AKUNTANSI (Studi Kuasi Eksperimen Materi Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa pada

Siswa Kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin Tahun Ajaran 2012/2013)” ini dan seluruh isinya

adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,


(6)

Ika Rostika NIM. 1102602


(7)

Abstrak

Ika Rostika. NIM 1102602. (2013). Pengaruh Penggunaan Model Cooperative

Learning melalui Metode STAD Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi

(Studi Kuasi Eksperimen Materi Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa pada Kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin Tahun Ajaran 2012/2013). Pembimbing I: Prof. Dr. H. Disman, M.Si. Pembimbing II: DR. Hj. Meta Arif, MS.

Penelitian ini tentang pengaruh penggunaan model Cooperative Learning melalui metode STAD terhadap pemahaman konsep dasar akuntansi. Latar belakang masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik pada materi pelajaran akuntansi kelas sebelas dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Cooperative Learning melalui metode STAD terhadap pemahaman konsep peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan design penelitian The Non Ekuivalen Pre-test Post-test Control Group Design. Berdasarkan uji normalitas, homogentias, dan uji-t dari data pretes-postest pemahaman konsep peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dapat disimpulkan ; pertama, terdapat perbedaan pemahaman konsep dasar akuntansi peserta didik kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative learning melalui metode STAD pada pengukuran awal (pretest) dan pada pengukuran akhir (postest). Kedua, terdapat perbedaan pemahaman konsep peserta didik kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori pada pengukuran awal (pretest) dan pada pengukuran akhir (postest). Ketiga, terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep dasar akuntansi kelompok peserta didik kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative learning melalui metode STAD lebih tinggi daripada pemahaman konsep dasar akuntansi kelompok peserta didik kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori pada pengukuran akhir (postest). Penggunaan model cooperative learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep kompetensi dasar membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa khususnya materi jurnal penyesuaian dan neraca saldo.

Kata Kunci : Kuasi Eksperimen, Model Cooperative Learning metode STAD, Pemahaman Konsep.


(8)

Abstract

IkaRostika. NIM 1102602. (2013). Influence Using of Cooperative Learning Models through STAD Method On Understanding The Basic Accounting of Concepts. (Quasi-Experiments Study On Basic Competencies Cycle Accounting Creating Company Services on Class XI IPS SMA Muslimin Cililin Academic Year 2012/2013). Supervisor I: Prof. Dr. H. Disman, M.Si. Supervisor II : DR. Hj. MetaArif, MS.

This Research on influence using of cooperative learning models through STAD method on understanding the basic accounting of concepts. Focus issue in this research is the low study result of learners in the subject accounting class eleventh with the purpose to know the effect of the use of cooperative learning models through STAD method on understanding the concept of learners. The research method used was a quasi-experiment with the Non Equivalent Pre-test - Post-test Control Group Design. Based on tests of normality, homogentias, and t-test from data of pretest-posttest understanding learners the experiment class and the control class, then a summary of the research : first, there are differences in understanding the basic accounting of concepts learners classroom experiments using cooperative learning models through STAD method at measurement the beginning (pretest) and at the final measurement (posttest). second, there are differences in understanding the basic accounting of concepts learners classroom control using expository teaching model at measurement the beginning (pretest) and at the final measurement (posttest). Third, there are differences increased understanding the basic accounting of concept learners classroom experiment using cooperative learning models through STAD method is higher than understanding the basic accounting of concepts classroom control of learners using expository teaching model at the end of the measurement (posttest). Using of STAD method will increase Understanding concepts on basic competencies cycle accounting creating company services specially journal adjustment and balance sheet .

Keywords: Quasi-Experiments, CooperativeLearning through STAD Methods, Understanding Concepts.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Subhanahuwata’ala yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini. Sholawat serta salam saya haturkan kepada Nabi Besar jungjungan Alam

Nabi Muhammad Shollollahu’alaihiwasallam.

Tulisan ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi di Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.yang bejudul “Pengaruh penggunaan model Cooperative

Learning melalui metode Stad terhadap pemahaman konsep dasar Akuntansi (Studi Kuasi Eksperimen Materi Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa pada Siswa Kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin

Tahun Ajaran 2012/2013)”

Tesis ini disusun untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Cooperative Learning melalui metode Stad terhadap pemahaman konsep dasar Akuntansi. Tesis ini diselesaikan dengan berbagai perjuangan, doa dan usaha serta berbagai rintangan yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Alloh akhirnya tesis ini dapat diselesaikan oleh penulis.

Semoga tesis ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas khususnya kepada penulis sendiri, umumnya kepada para pembaca dan penulis berharap dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya para pendidik mata pelajaran ekonomi untuk tingkat SMA dan sederajat. Seandainya tesis ini memiliki kelebihan, tapi penulis sangat sadar masih banyak kekurangannya yang masih memerlukan kritik, masukan dan saran dari para pembaca dan semua pihak untuk menuju kesempurnaan tulisan ini, agar lebih bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri umumnya bagi dunia pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu hingga terselesaikannya tesis ini.


(10)

(11)

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur bagi Allah Azza wa jalla yang telah memberikan kekuatan, kemudahan, kelapangan, dan ketaatan.

1. Terimakasih kepada orang tua tercinta yaitu Ayahanda H. Ili Lesmana dan Ibunda

Hj. Siti Hasanah atas dukungan dan motivasi semoga Alloh SWT memberikan kesehatan, kebahagian dunia dan akhirat.

2. Terimakasih untuk anakku tersayang Fairuz Nuzula Karioka yang selalu mengerti

dan sabar dengan kesibukan ibunya serta Alm Suamiku Rio Sudharma semoga tenang di sisi-Nya.

3. Terimakasih kepada Yadin Sehabudin yang telah memberikan dukungan, dan

keluarga besar. Terimakasih atas semangat dan doanya.

4. Terimkasih kepada yang terhormat Prof. Dr. H. Disman, MS dan juga Dr. Hj.

Meta Arif, M.Si yang telah memberikan bimbingan terbaik dan motivasi.

5. Terimkasih kepada yang terhormat Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. dan Dr. H.

Edi Suryadi, M.Si sebagai penguji yang telah memberikan saran terbaik.

6. Terimkasih kepada yang terhormat bapak dan ibu dosen Pendidikan Ekonomi

Pascasarjana UPI yang bersedia membimbing dan mengajarkan.

7. Terimakasih kepada kepala sekolah dan teman-teman guru SMA Negeri 1

Cipongkor yang telah memberikan kesempatan untuk menjalankan kuliah.

8. Terimakasih kepada yang terhormat ibu kepala sekolah, guru ekonomi, dan

guru-guru SMA Muslimin Cililin yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

9. Terimakasih kepada semua teman-teman pascasarjana Universitas Pendidikan


(12)

Hanya berharap kepada-Nya, semoga semua pihak yang telah mendoakan, memberi dukungan materil dan moril, serta arahan dan bimbingan akan dibalas oleh-Nya dengan kebaikan yang banyak, barokah, dan melimpah.


(13)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 9

1.4Manfaat Penelitian ... 10

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 11

2.1Kajian Pustaka ... 11

2.1.1Pemahaman Dasar Akuntansi ... 11

2.1.2Model Cooperative Learning Metode STAD ... 21

2.1.3Teori Belajar yang melandasi Metode STAD ... 29

2.1.4Model Pembelajaran Ekspositori ... 31

2.1.5Penelitian Terdahulu ... 35

2.2Kerangka Pemikiran... 38

2.3Hipotesis Penelitian ... 42

III. METODELOGI PENELITIAN ... 43

3.1Metode Penelitian ... 43

3.2Desain Penelitian ... 43

3.3Obyek Penelitian ... 44

3.4Prosedur Penelitian ... 44

3.5Skenario Penelitian Penelitian ... 47

3.6Instrument Penelitian ... 49

3.7Analisis Uji Alat Test ... 50


(14)

3.7.2Reliabilitas ... 52

3.7.3Tingkat Kesukaran ... 54

3.7.4Daya Pembeda ... 55

3.8Tehnik Pengolahan Data ... 57

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1Deskripsi Tempat Penelitian ... 61

4.2Deskrisi Subjek Penelitian ………...62

4.2.1Pembelajaran Kelas Eksperimen... 62

4.2.2Pembelajaran Kelas Kontrol ... 62

4.3Perbedaan Pemahaman Konsep Peserta Didik Antara Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada Kelas Eksperimen ... 63

4.3.1Analisis Data Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen ... 63

4.3.2Pengujian Hipotesis 1... ... 65

4.3.3Pembahasan Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen ... 67

4.4Perbedaan Pemahaman Konsep Peserta Didik Antara Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada Kelas Kontrol ... 69

4.4.1 Analisis Data Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... 69

4.4.2 Pengujian Hipotesis 2 ... 71

4.4.3 Pembahasan Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... 72

4.5Perbedaan Peningkatan Pemahaman Konsep Peserta Didik Antara Pada Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol ... 75

4.5.1 Analisis Postest Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 75

4.5.2 Pengujian Hipotesis 3 ... 77

4.5.3 Pembahasan Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 79

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 83

5.1Kesimpulan ... 83

5.2Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ...


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Tes Formatif Pemahaman Dasar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS

SMA Muslimin Cililin ………. 4

Tabel 2.1 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Ekonomi Akuntansi Perusahaan Jasa Semester 2 ... 12

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif ………. ... 24

Tabel 2.3 Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu …………... . 27

Tabel 2.4 Lembar Penghargaan Kelompok ………. ... 28

Tabel 3.1 Desain Quasi Eksperimen ... 43

Tabel 3.2 Kriteria Validitas & Harga Koefisien Korelasi …………... ... 51

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi ... 52

Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas ………. ... 53

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi ... 54

Tabel 3.6 Interprestasi Tingkat Kesukaran ………... 55

Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi ... 55

Tabel 3.8 Kategori Daya Pembeda ... 56

Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi. 57 Tabel 3.10 Kriteria Peningkatan Gain …... 58


(16)

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Dan Homogenitas Pemahaman Konsep Kelas

Eksperimen ... . 64

Tabel 4.3 Paired Samples Test Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen …. ... 66

Tabel 4.4 Peningkatan Pemahaman Konsep Kelas Eksperiman ……….. ... 66

Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ………... 69

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ………... 70

Tabel 4.7 Paired Samples Test Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... 71

Tabel 4.8 Peningkatan Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ……….... ... 72

Tabel 4.9 Deskripsi Statistik Postest Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………... 75

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Dan Homogentias Postest Pemahaman Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………... 76

Tabel 4.11 Independent Samples Test Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. ... 77


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ……….. ... 41

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ……….... 42

Gambar 3.1 Alur Penelitian ………... 46


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Bimbingan Tesis.

Lampiran 2 Surat Izin Melakukan Penelitian.

Lampiran 3 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian.

Lampiran 4 Silabus Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI Semester 2.

Lampiran 5 RPP Mata Pelajaran Ekonomi Materi Akuntansi.

Lampiran 6 Kisi-kisi Instrument Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi.

Lampiran 7 Soal-soal Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi.

Lampiran 8 Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda.

Lampiran 9 Rekapitulasi Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan


(19)

Lampiran 10 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Lampiran 11 Rekapitulasi Pretest-Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Lampiran 12 Rangkuman Pengolahan Data Statistik SPSS Ver. 13.00

Lampiran 13 Foto-foto Aktivitas Pembelajaran.


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam Pembangunan Nasional adalah pembangunan pendidikan pada berbagai jenjang, mulai jenjang pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah sampai jenjang pendidikan tinggi. Diharapkan semua jenjang tersebut dapat melakukan fungsi dan tujuannya sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 (Bab II Pasal 3) fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia adalah

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pendidikan merupakan sarana yang paling ampuh, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah, sejalan dengan yang dikatakan Gaffar ( Riduwan, 2010 :405) bahwa keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh faktor manusia, dan manusia yang menentukan keberhasilan ini haruslah manusia yang mempunyai kemampuan membangun yang hanya dapat dibina melalui pendidikan.

Kabupaten Bandung Barat (KBB) merupakan Pemerintah Daerah Tingkat II di Propinsi Jawa Barat yang baru berdiri kurang lebih empat tahun. Pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah KBB salah satunya bidang pendidikan, mulai pembangunan sarana prasarana sampai program-program pendidikan yang sesuai dengan Program Pendidikan Nasional mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai jenjang pendidikan tinggi.

Sekolah merupakan salah satu wadah pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga tujuan Pembangunan Nasional tercapai. Keberhasilan


(21)

2

tujuan pendidikan di sekolah tergantung pada warga sekolah mulai kepala sekolah, guru, siswa, pegawai tata usaha, komite, dan partisipasi orang tua sebagai warga masyarakat. Selain itu didukung pula oleh sarana dan prasarana yang memadai.

Peserta didik merupakan sumber daya yang harus dijadikan sumber daya yang

berkualitas. Untuk menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya

terletak dalam proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam proses pembelajaran, pertumbuhan, perkembangan, dan

pengembangan kemampuan – kemampuan peserta didik harus dilakukan secara

menyeluruh, artinya seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran bukan saja menyampaikan materi pelajaran sesuai bidang studinya untuk mencapai kognitif, tetapi juga harus memperhatikan dari segi sikap dan psikomotor/kemampuannya dalam pembelajaran.

Guru sebagai tenaga professional harus memiliki kemandirian dalam keseluruhan kegiatan pendidikan baik dalam jalur sekolah maupun luar sekolah, guru memegang posisi yang paling strategis. Dalam tingkatan operasional, guru penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat institusional, instruksional, dan eksperiensial (Surya, 2005 : 4). Guru merupakan sumber daya manusia yang mampu mendayagunakan factor-faktor lainnya sehingga tercipta PBM yang bermutu dan menjadi factor utama yang menentukan mutu pendidikan. (Riduwan, 2010 : 55)

Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu jenjang pendidikan menengah yang harus dilalui oleh Peserta Didik sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Begitu pula merupakan sekolah yang mendapatkan perhatian dari pemerintah KBB saat ini, yang sesuai dengan Program Pemerintah tentang Wajib Belajar 12 tahun. Pemerintah KBB mempunyai enam belas kecamatan, diantaranya Kecamatan Cililin.

Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran pada tingkat SMA yang diberikan dari kelas X sampai kelas XII. Akuntansi merupakan materi pelajaran ekonomi yang diberikan kepada kelas XI semester 2 dan kelas XII semester satu Program Studi IPS.


(22)

3

Pada kelas XI semester 2 diberikan akuntansi perusahaan jasa sedangkan kelas XII semester 1 diberikan akuntansi perusahaan dagang.

Akuntansi merupakan materi pelajaran yang penting atau pokok (di UN kan) dalam Program studi IPS di tingkat SMA sehingga hasil belajar akuntansi merupakan salah satu materi pelajaran penentu kelulusan di tingkat SMA.

Standar Kompetensi kelas XI IPS pada semester 2 adalah memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa. Kompetensi dasar Akuntansi perusahaan jasa mulai dari peserta didik harus mendeskripsikan Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi, menafsirkan persamaan dasar akuntansi, mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit kredit, mencatat transaksi/dokumen ke jurnal umum, melakukan posting dari jurnal umum ke buku besar, dan membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa yang meliputi penyusunan neraca saldo, kertas kerja, laporan keuangan, jurnal pembalik dan penutup.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Akuntansi tersebut jelas bahwa akuntansi selain merupakan mata pelajaran pokok dan penting bagi peserta didik kelas XI IPS untuk tingkat SMA, juga akuntansi dalam proses pembelajarannya membutuhkan bukan saja pengetahuan dasar akuntansi, sikap siswa dalam pembelajaran, tetapi juga membutuhkan pemahaman dasar dalam mata pelajaran akuntansi seperti melakukan penjurnalan, posting, menyusun neraca saldo, kertas kerja, laporan keuangan dan seterusnya.

Kompetensi dasar pertama adalah mendeskripsikan Akuntansi sebagai Sistem Akuntansi dan kompetensi dasar kedua adalah menafsirkan persamaan akuntansi. Tujuan dari kedua kompetensi dasar tersebut adalah siswa harus bisa menjelaskan sejarah, pengertian, bidang, kegunaan, prinsip-prinsip akuntansi, membedakan perkiraan dalam aktiva dengan hutang, memahami perubahan harta, utang, dan modal dengan adanya transaksi, mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit serta mencatat transaksi ke dalam persamaan akuntansi.


(23)

4

Kompetensi dasar tersebut merupakan materi pokok dan dasar yang harus dipahami siswa dalam proses pembelajaran akuntansi. Karena dalam dua kompetensi dasar tersebut terdapat konsep-konsep dasar yang harus dipahami oleh siswa. Persamaan akuntansi merupakan materi pertama dan dasar yang harus dipahami oleh siswa dalam memahami penyusunan siklus akuntansi, artinya siswa tidak akan bisa melanjutkan ke materi jurnal selanjutnya jika siswa belum memahami konsep-konsep dasar yang ada pada materi persamaan akuntansi seperti debit-kredit, golongan harta, golongan utang, golongan modal serta perubahan ketiga perkiraan tersebut, dimana siswa harus bisa menerapkan dengan melakukan pencatatan transaksi ke dalam persamaan dasar akuntansi.

Tes formatif 1 yang dilakukan oleh kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA Muslimin Cililin, yaitu mengenai Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi dan Persamaan Dasar Akuntansi dengan jumlah siswa sebanyak 77 orang siswa. Tetapi pada saat tes formatif ini siswa yang hadir dari kedua kelas tersebut adalah sebanyak 70 orang siswa. Tes formatif ini berupa tes pilihan ganda dan tes uraian dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep dasar akuntansi. Berikut hasil tes formatif dari kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA Muslimin Cililin sebagai berikut :

Tabel 1.1

Hasil Tes Formatif Pemahaman Dasar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 dan 2 SMA Muslimin Cililin

Skor Kelas Jumlah

XI IPS 1 XI IPS 2

0 - 10 1 0 1

11 - 20 26 13 39

21 - 30 8 16 24

31 - 40 2 4 6


(24)

5

Jumlah 37 33 70

Sumber : Tes Formatif Pra penelitian Semester 2 tahun 2012/2013

Tabel 1.1. menjelaskan tentang hasil tes formatif yang dicapai oleh kelas XI IPS 1 dan 2 SMA Muslimin Cililin mengenai konsep-konsep dasar yang harus dipahami oleh siswa dalam proses pembelajaran akuntansi. Skor yang dicapai oleh siswa kedua kelas XI

IPS mencapai 1,43% skor 0 -10, 55,71% skor 11 – 20, 34,29% skor 21 – 30, dan 8,57%

skor 31 – 40. Sedangkan untuk skor maksimal tes formatif ini adalah 50.

Dari 70 orang siswa yang mengikuti tes formatif ini tidak ada seorang siswa pun

yang mencapai skor 41 – 50. Untuk skor 31 – 40 hanya 6 orang siswa, skor 21 – 30

terdapat 24 orang, skor 11 – 20 terdapat 39 orang sedangkan skor 0 -10 hanya 1 orang.

Sebagian besar siswa yaitu sebesar 55,71% mencapai skor 11 – 20 hal menunjukkan

bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 2 sampai dengan 4, 34,29% mencapai

skor 21 – 30 dengan nilai rata-rata yang dicapai siswa 4 sampai 6.

Dengan melihat hal tersebut di atas jelas bahwa siswa kelas XI IPS SMA Muslimin mencapai nilai masih jauh di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM yang ditentukan oleh sekolah tersebut untuk mata pelajaran Akuntansi adalah 70. Ini berarti bahwa siswa tersebut belum bisa melanjutkan ke materi selanjutnya berhubung konsep-konsep dasar akuntansi belum dipahami oleh sebagian besar siswa kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin.

Peneliti menduga bahwa rendahnya hasil tes formatif yang dicapai oleh peserta didik kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin disebabkan oleh (1) metode pembelajaran yang digunakan. (2) pendekatan masih bersifat teacher oriented. (3) Guru jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan teman sejawat atau dalam upaya

memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar akuntansi. (4) kurang

memperhatikan tujuan pembelajaran. (5) Guru lebih memperhatikan latihan-latihan dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa, sedangkan untuk akuntansi harus lebih pada


(25)

6

pemahaman dari proses akuntansi. (6) Guru lebih menekankan hasil akhir tugas dan latihan tanpa melihat siklus akuntansi yang dikerjakan.

Kurikulum SMA/MA 2013 dirancang untuk memberikan kesempatan pada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat dan/atau pilihan Pendalaman Minat. Notodiputro (2013 ; 5) Berdasarkan Struktur Kurikulum SMA/MA 2013 menunjukkan bahwa peserta didik pada saat/mulai kelas X diberikan kebebasan untuk memilih Kelompok Peminatan sesuai dengan minat dan keinginan dari peserta didik.

Ekonomi merupakan salah satu Kelompok Peminatan Sosial selain Geografi, Sejarah dan Sosiologi. Ekonomi selain mata pelajaran pokok atau yang diUNkan juga merupakan mata pelajaran Kelompok Peminatan Sosial yang harus bersaing dengan Kelompok Peminatan Sains dan Matematika, Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat. Diharapkan Ekonomi menjadi mata pelajaran yang banyak diminati oleh siswa kelas X, baik sebagai mata pelajaran Kelompok Peminatan, Lintas Minat dan atau Pendalaman Minat.

Salah satu hal kecil yang harus dilakukan oleh guru ekonomi di setiap sekolah adalah dengan menggunakan berbagai pendekatan, model, metode, tehnik dan taktik yang beragam sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa, sehingga mempunyai nilai lebih dan diharapkan siswa tertarik untuk masuk mata pelajaran ekonomi.

Guru selain mempunyai posisi strategis dan penentu dalam proses pembelajaran di sekolah yang bertujuan membentuk watak siswa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Juga mempunyai peranan yang sulit digantikan oleh yang lain dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran di kelas, guru bukan hanya mempunyai pengetahuan berhubungan dengan bidang studi yang diajarkan (kompetensi pedagogic), akan tetapi perlu juga mempunyai


(26)

aspek-aspek/kompetensi-7

kompetensi lain seperti kompetensi profesi, kompetensi social, dan kompetensi professional dalam pembelajaran guna mendukung terwujudnya pengembangan potensi-potensi peserta didik.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Hal utama yang harus diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah penggunaan model, pendekatan, strategi, tehnik, atau metode yang digunakan guru.

Melihat kondisi tersebut jelas, harus ada solusi yang harus dilakukan oleh guru. Salah satunya adalah menggunakan model dan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam metode dan model pembelajaran juga harus diperhatikan seperti metode yang digunakan harus bervariasi, sifat materi, tujuan pembelajaran dan tentunya kondisi siswa dalam proses pembelajaran, jangan sampai pembelajaran itu bersifat membosankan bagi siswa.

Penggunaan model, pendekatan, strategi, tehnik dan metode dalam pembelajaran harus sesuai dengan materi-materi akuntansi. Sebagai guru seharusnya paham terhadap berbagai macam model pembelajaran, karena penggunaan model atau metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi siswa dan materi pelajaran akan menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam pendidikan.

Keberhasilan belajar peserta didik ditentukan oleh berbagai hal, mulai guru dari segi performance, pendekatan, model pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran yang digunakan, sampai sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran. Peserta didik mulai dari segi motivasi belajar, tujuan belajar, sampai lingkungan-lingkungan yang mempengaruhi peserta didik yaitu lingkungan-lingkungan sekolah, lingkungan-lingkungan


(27)

8

sosial atau masyarakat, pergaulan sampai lingkungan sosial ekonomi keluarga (Mursyid, 2010: 2).

Salah satu penentu keberhasilan belajar ditentukan oleh pendekatan, strategi, model, dan metode atau tehnik pembelajaran yang digunakan oleh guru. Untuk menentukan model atau metode pembelajaran yang cocok untuk materi akuntansi diperlukan pengetahuan dan pemahaman guru baik terhadap materi, situasi, kondisi, dan terutama model pembelajaran yang akan digunakan.

Model Cooperatif Learning tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions) /Tim Peserta didik Kelompok Prestasi). Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu : Saling ketergantungan positif, Tanggung jawab perseororangan, Tatap muka, Komunikasi antar anggota, Evaluasi proses kelompok. Sedangkan penerapan model ini ditunjang tipe STAD, dimana peserta didik berprestasi atau mengerti dikelompok secara heterogen dengan peserta didik lainnya sehingga diharapkan berhasil dalam belajar.

Model Ekspositori merupakan strategi pembelajaran dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada guru (oriented teacher), karena dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai oleh siswa dengan baik. Dalam Rusmono (2012:66).

Prosedur pembelajaran model pembelajaran Ekspositori terdiri atas kegiatan awal pembelajaran yang mencakup : pemberian motivasi, menarik perhatian dan melakukan apersepsi kepada siswa. Kegiatan penyajian bahan pelajaran mencakup : penjelasan materi pelajaran, pemberian contoh-contoh dan latihan kepada siswa. Kegiatan diakhiri


(28)

9

dengan menutup pelajaran yaitu mengadakan tes, baik lisan maupun tertulis dan menentukan kegiatan tindak lanjut biasanya dengan pemberian tugas atau pekerjaan rumah.

Dari dua model pembelajaran tersebut, manakah model pembelajaran yang paling efektif terhadap pembelajaran peserta didik, baik model Cooperative Learning tipe STAD maupun model Ekspositori dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik ke arah yang lebih baik. Peningkatan lebih baik dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa yang meningkat, peningkatan kemampuan berfikir, peningkatan sikap dan keterampilan social yang akan terlihat saat peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya dan bermanfaat bagi kehidupannya. (Masturoh, 2010 : 50-51)

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan melakukan penelitian terhadap dua model pembelajaran, yaitu model Cooperative Learning tipe STAD dan model Pembelajaran Ekspositori dengan cara dibandingkan, sehingga manakah yang mampu meningkatkan pemahaman dasar akuntansi atau yang mempunyai pengaruh positif dalam pembelajaran akuntansi. Sehingga judul penelitian ini adalah Pengaruh Penggunaan Model cooperative Learning melalui Metode STAD terhadap Pemahaman Dasar Akuntansi (Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa pada Siswa Kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin Tahun Ajaran 2012-2013).

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang mendasar adalah rendahnya tes formatif materi dasar-dasar akuntansi yang dilakukan oleh siswa kelas XI IPS 1 dan 2 SMA Muslimin Cilillin. Berdasarkan praduga peneliti, hal ini disebabkan oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru ekonomi bersifat monoton dan tidak bervariasi sehingga


(29)

10

mengakibatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dasar akuntansi sangat rendah.

Salah satu hal yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran adalah dalam menggunakan model-model pembelajaran yang digunakan. Pemilihan model pembelajaran selain melihat dari kondisi siswa, sifat materi juga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Penelitian ini mengkaji permasalahan rendahnya hasil belajar yang akan diantisipasi oleh penggunaan model-model pembelajaran dalam akuntansi yaitu Model Cooperative Learning tipe STAD dan Model Ekspositori. Dengan demikian penelitian ini akan membahas beberapa permasalahan diantaranya :

1. Apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa

kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) pada pengukuran awal (pre-test) dan pada pengukuran akhir (post-test) ?

2. Apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa

kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Ekspositori pada pengukuran awal (pre-test) dan pada pengukuran akhir (post-test) ?

3. Apakah peningkatan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi daripada Pemahaman Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas kontrol yang mengikuti model pembelajaran ekspositori pada pengukuran akhir (post-test) ?


(30)

11

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat keefektifan Model Cooperative Learning tipe STAD terhadap pemahaman dasar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin.

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Menganalisis perbedaan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) pada pengukuran awal (pre-test) dan pada pengukuran akhir (post-test).

2. Menganalisis perbedaan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas

kontrol yang menggunakan model pembelajaran Ekspositori pada pengukuran awal (pre-test) dan pada pengukuran akhir (post-test).

3. Menganalisis peningkatan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa

kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi daripada Pemahaman Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas kontrol yang mengikuti model pembelajaran ekspositori pada pengukuran akhir (post-test).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis sebagai berikut :

1. Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi

pengembangan ilmu-ilmu model dan strategi pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran peserta didik. Penggunaan model dan strategi pembelajaran yang tepat akan meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh guru yang bersangkutan, dan sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh sekolah.


(31)

12

2. Secara praktis, penelitian ini bagi guru ekonomi akuntansi khususnya, yaitu hasil

penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi penggunaan model Cooperative Learning berbantu metode Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran akuntansi akan meningkatkan pemahaman dasar akuntansi peserta didik.

3. Bagi guru umumnya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar atau acuan untuk

menyelesaikan permasalahan yang sama yaitu rendahnya keberhasilan belajar peserta didik. Dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) pemahaman dasar akuntansi peserta didik dalam pembelajaran akuntansi meningkat.


(32)

43 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan eksperimen. Penelitian Eksperimen menurut

Taniredja & Mustafiah (2011:52) mengutip Best (1977:76), merupakan “suatu metode

yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan, “Jika sesuatu dilakukan pada

kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang akan terjadi?” Dalam

hubungan ini peneliti memanipulasi sesuatu stimuli, treatment, atau kondisi-kondisi ekperimental, kemudian mengobservasi pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja dan logis.

Adapun rancangan eksperimen dalam penelitian ini adalah Rancangan Quasi

Eksperimental, yang membantu peneliti untuk melihat hubungan kausal dari berbagai

macam situasi yang ada disebut kuasi karena merupakan variasi dari penelitian eksperimen klasik (Prasetyo, B. dan Lina Miftahul Jannah, 2005:160).

Penelitian ini dibagi dalam dua kelompok siswa, yaitu kelompok kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif dengan penerapan metode STAD dan kelompok kontrol melalui pembelajaran Ekspositori.

3.2 Desain Penelitian

Sesuai dengan jenis rancangan penelitian yang digunakan, maka desain dalam

penelitian ini adalah The Non Ekuivalen Pre-test Post-test Control Group Design.

Dimana desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok Kontrol.

Tabel 3.1. Desain Penelitian


(33)

44

Kelas Eksperimen 01 X1 03

Kelas Kontrol 02 - 04

Keterangan :

01 : Pre-test kelompok kelas eksperimen

02 : Pre-test kelompok kelas kontrol

03 : Post-test Kelompok Kelas Eksperimen

04 : Post-test Kelompok Kelas kontrol

X1 : Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD

3.3 Objek Penelitian

Subjek Penelitian adalah peserta didik kelas XI IPS 1 dan 2 SMA Muslimin Cililin semester 2 Tahun pelajaran 2012/2013. Peserta didik kelas XI IPS 2 sebagai Kelompok Kelas Eksperimen dengan Jumlah Siswa sebanyak 37 Orang. Sedangkan peserta didik kelas XI IPS 1 sebagai kelompok Kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang.

Dalam menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen, peneliti tidak menggunakan teknik sampling tetapi semua siswa kelas XI IPS dijadikan subyek. Dimana kelompok kelas eksperimen menggunakan Model Cooperative Learning dengan penerapan Metode STAD sedangkan kelompok kelas control menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori dalam pembelajaran akuntansi.

3.4 Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pra eksperimen, tahap eksperimen dan tahap pasca eksperimen dengan langkah-langkah diuraikan sebagai berikut :


(34)

45

3.4.1 Tahap Pra Eksperimen :

1) Membuat surat ijin penelitian.

2) Mengadakan observasi ke sekolah yang dituju sebagai tempat penelitian

Dengan melakukan identifikasi masalah dengan observasi awal peserta didik di kelas XI IPS SMA Muslimin Cililin untuk mendapatkan gambaran selain situasi dan kondisi juga terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran akuntansi.

3) Mengadakan tes formatif terhadap peserta didik kelas XI IPS 1 dan 2 untuk

menentukan mana kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol.

4) Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berhubungan

dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

5) Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dalam bentuk soal tes objektif sebanyak

70 Soal, dan menyusun lembar observasi terhadap siswa dalam aktivitas kegiatan pembelajaran akuntansi.

6) Judgement terhadap instrument penelitian (kisi-kisi dan soal tes objektif ) kepada

dosen dan guru-guru yang terkait dengan materi yang akan di uji coba.

7) Melakukan test awal pra penelitian dalam uji coba instrumen yang diberikan

kepada subjek diluar sampel penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda atas tes yang digunakan

8) Merevisi item soal & item tes yang tidak valid dalam perhitungan validitas dan

reliabilitasnya. 3.4.2 Tahap Eksperimen

Berdasarkan desain penelitian, langkah-langkah penelitian ini adalah :

1) Melakukan pretest kepada kelas eksperimen yaitu kelas XI IPS 2 dan kelas

kontrol yaitu kelas XI IPS 1 selama 60 menit.

2) Melakukan penelitian eksperimen sebanyak tiga kali eksperimen dengan materi


(35)

46

menggunakan Model Cooperative Learning dengan penerapan metode STAD, untuk kelas Kontrol menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori.

3) Mengadakan Postest terhadap Kedua kelompok (kelas eksperimen dan kelas

kontrol)

3.4.3 Tahap Pasca Eksperimen

1) Mengolah data hasil pretest dan postest untuk selanjutnya dilakukan pengujian

statistik untuk menguji hipotesis

2) Menarik Kesimpulan hasil penelitian

3) Menyusun laporan mengenai penelitian yang telah dilakukan.

Dari Prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan alur penelitian dalam bagan dibawah ini :

Tahap Pra Eksperimen  Observasi awal.  Tes formatif.  Menyusun perangkat

pembelajaran.

 Menyusun instrument.  Uji coba Instrumen  Analisis hasil uji coba  Perbaikan hasil analisis

Tahap Pelaksanaan Penelitian Pre-test untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kegiatan pembelajaran Model Ekspositori Kegiatan cooperative

learning dengan STAD

Pertemuan 1 :

 Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 :


(36)

47

Gambar 3.1. Alur Penelitian

3.5 Skenario Penelitian

3.5.1 Kelas Eksperimen : Model Cooperative Learning dengan penerapan metode

STAD.

Adapun langkah langkah Pembelajaran Kooperatif tipe STAD selama di kelas eksperimen sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal :

Guru membahas untuk mengingatkan kembali materi-materi sebelumnya. Kemudian guru memberi penjelasan yang singkat dan jelas tentang hal-hal penting yang berkaitan dengan materi sebelum siswa dibawa ke materi pokok. Pemahaman mengenai materi sebelumnya sangat penting karena akuntansi

Tahap 3. Analisis data  (Hasil pre test dan post

test).

 Pembahasan Penelitian.  Kesimpulan dan Saran.


(37)

48

merupakan materi yang bersifat berkesinambungan yang dapat mempermudah pemahaman materi selanjutnya.

b. Kegiatan Inti :

- Siswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok, di mana masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 orang (disesuaikan dengan jumlah siswa). Pembagian kelompok dibagi rata sesuai kemampuan siswa yang adil di tiap anggota.

- Siswa secara berkelompok mengerjakan latihan jurnal penyesuaian yang

ada di LKS.

- Siswa yang merupakan wakil kelompok mempersentasikan tugasnya di

depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi.

- Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan.

- Berdasarkan kesimpulan, kemudian membahas dan menjelaskan tentang

hal-hal yang belum diketahui.

c. Kegiatan Akhir:

- Guru dan siswa melakukan refleksi

- Penilaian :Hasil kerja kelompok (kognitif), Lembar pengamatan (afektif),

Lembar pengamatan (psiko motorik)

- Siswa mengerjakan salah satu soal latihan menjurnal dari LKS (Lembar

Kerja Siswa).

3.5.2 Kelas kontrol : Pembelajaran Ekspositori. Dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas sebagai berikut:

a. Kegiatan pendahuluan, yang mencakup tiga komponen kegiatan yakni :

- Guru memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa, dengan

memberikan contoh tentang orang-orang yang berkompetensi akuntansi sehingga berhasil bekerja dalam bidang akuntansi. Kemudian guru


(38)

49

memperlihatkan alat bantu pembelajaran akuntansi berupa power point dengan materi jurnal penyesuaian.

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari

siswa, sehingga mereka telah mempunyai pedoman dalam mengikuti pelajaran.

- Guru memberikan apersepsi, kemudian guru memberikan pre-tes untuk

mengetahui seberapa jauh materi yang telah dipelajari sebelumnya, kesiapan mempelajari materi baru, dan pengalaman berhubung dengan materi pelajaran, sebelum mereka mengikuti pelajaran. Hal ini perlu dilakukan agar guru memulai pelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

b. Kegiatan inti atau penyajian isi pelajaran, tahap ini terdiri dari empat kegiatan,

yakni :

- Guru menjelaskan isi pelajaran dengan menggunakan alat bantu

pembelajaran berupa power point agar siswa lebih mudah menangkap isi atau materi pelajaran.

- Guru memberikan contoh-contoh yang berhubungan dengan materi jurnal

penyesuaian.

- Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan sekitar materi jurnal

penyesuaian kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui hingga manakah materi jurnal penyesuaian yang telah dikuasai, materi jurnal penyesuaian manakah yang kurangi dipahami.

- Untuk lebih meningkatkan pemahaman terhadap materi jurnal

penyesuaian, guru memberikan latihan kepada siswa secara berkelompok. agar mereka mampu menguasai isi atau materi pelajaran lebih mendalam.

c. Kegiatan penutup, pada tahap ini guru memberikan tes kepada siswa. Jika tes


(39)

50

tertentu. Sebagai kegiatan tindak lanjut, guru memberikan pekerjaan rumah tentang materi jurnal penyesuaian kepada seluruh siswa.

3.6 Instrument Penelitian

Menurut (Arikunto, 2006: 151) “instrument penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah”.

Sesuai dengan jenis penelitian dan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini, maka digunakan beberapa instrumen penelitian diantaranya :

a. Tes Objektif

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Sungguh pun demikian, dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotor (Sudjana, 2001: 35).

Tes objektif dilakukan terhadap peserta didik baik terhadap peserta didik kelompok kelas ekperimen maupun peserta didik kelompok kelas kontrol. Pre test dilakukan untuk melihat kemampuan peserta didik sebelum dilakukan model pembelajaran baik Model Cooperative Learning tipe STAD maupun Model Ekspositori dengan soal berupa pilihan ganda. Post Test diberikan setelah dilakukan model Cooperative Learning tipe STAD dan Model Ekspositori untuk mengukur pemahaman konsep-konsep dasar akuntansi, berupa soal pilihan ganda.

b. Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistemastis. Data-data yang diperoleh


(40)

51

dalam observasi itu dicatat dalam suatu catatan observasi. Kegiatan pencatatan dalam hal ini adalah merupakan bagian daripada pengamatan (Nurkancana dan Sumartana, 1986:46).

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yakni tehnik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi yang sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakaan (Surakhmad, 1994:162).

Observasi penelitian dilakukan terhadap peserta didik untuk melihat aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD dan model Ekspositori.

3.7 Analisis Uji Alat Test (Instrument)

Sebelum digunakan, tes tertulis ini dicobakan terlebih dahulu pada kelompok siswa yang bukan kelompok penelitian, yaitu siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cipongkor. Berikut ini adalah perhitungan uji coba instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Menguji indeks validitas soal

b. Menguji reliabilitas soal

c. Menguji tingkat kesukaran soal

d. Menguji daya pembeda

3.7.1 Validitas

Untuk instrument yang berbentuk test, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2011:353). Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrument. Dalam kisi-kisi itu


(41)

52

terdapat variabel yang diteliti, indicator sebagai tolok ukur dan nomor butir item pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indicator. Dengan kisi-kisi instrument itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.

Pengujian validitas butir-butir instrument lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis dengan analisis item. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrument dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat.

Adapun untuk menghitung koefisisen korelasi digunakan Pearson Product Moment ( Pearson r) :

keterangan:

ΣXY : merupakan jumlah skor X dikali Skor Y

ΣX : merupakan jumlah skor X

ΣY : merupakan jumlah skor Y

ΣX2

: merupakan jumlah kuadrat skor X

ΣY2

: merupakan jumlah kuadrat skor Y

Sebuah tes dikatakan mempunyai koefisien korelasi jika terdapat korelasi antara -1,00 sampai +-1,00. Koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan, sedangkan koefisien positif menunjukkan kesejajaran. Kriteria koefisien korelasi menurut Arikunto (2006) adalah:

Tabel 3.2.

Kriteria Validitas & Harga Koefisien Korelasi Harga Koefisien

Korelasi Kriteria Validitas

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi


(42)

53

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

Instrument yang diuji dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang berupa tes objektif atau tes pilihan ganda untuk melihat tingkat pemahaman dasar akuntansi siswa dalam belajar akuntansi. Hasil uji coba instrument dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi

Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Indikator No. Soal Kriteria Kategori

Rendah Cukup Tinggi

Menyusun Neraca Saldo

1, 2, 5-12, 14, 15, 18-20.

Valid 2 dan 5

1, 7, 11, 12, 15, 18, 20. 6, 8-10, 14, 19. Membuat Jurnal Penyesuaian 21-23, 25-30, 34-38, 40-43, 45.

Valid 22, 23, 30,

35, 40. 21, 27-29, 34, 36-38, 42, 43, 45. 25, 26, 41.

Menyusun Kertas Kerja

47-50, 53-55, 58, 60, 61, 63-67, 69.

Valid 48, 60, 63,

67, 69. 49, 50, 53-55, 61, 64, 66. 47, 58, 65.

∑ 50 12 26 12

Tabel 3.3 menunjukkan hasil uji validitas pemahaman konsep dasar akuntansi.

Dari 70 soal diperoleh soal yang valid sebanyak 50 soal atau sekitar 71% yang digunakan sebagai instrument yang mewakili indikator penelitian untuk mengukur


(43)

54

tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi dengan kompetensi dasar membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa.

3.7.2. Reliabilitas

Selain uji validitas sebuah tes juga perlu diuji reliabilitas. Sebagaimana Anderson

dkk. (Arikunto, 2006 : 87) menyatakan bahwa “persyaratan bagi sebuah tes yaitu

validitas dan reliabilitas ini penting. Validitas dan reliabilitas ini sangat penting untuk menyokong terbentuknya validitas. Lebih lanjut dikatakan bahwa sebuah tes yang valid

biasanya reliable.”

Reliabilitas tes kemampuan ditentukan melalui perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha. Rumus ini digunakan mengingat jawaban siswa bervariasi dan bukan hanya benar atau salah (Ruseffendi, 1998). Adapun rumusnya sebagai berikut:

dengan :

r = koefisien reliabilitas

n = banyak soal

Si 2 = variansi skor soal tertentu (soal ke-i)

ΣSi2

= jumlah varians skor seluruh soal menurut skor soal tertentu

St 2 = varians skor seluruh soal menurut skor siswa perorangan

Tabel 3.4

Klasifikasi Tingkat Reliabilitas

Besarnya r Tingkat Reliabilitas

0,90 < r ≤1,00 Sangat tinggi


(44)

55

0,40 < r ≤0,70 Sedang

0,20 < r ≤0,40 Rendah

r ≤0,20 Sangat rendah

Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan menggunakan interpretasi nilai r dari Guilford (Suherman &Kusumah, 2003) dan data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS 13.00 untuk mengetahui nilai Alpha.

Tes pilihan ganda sebagai instrument penelitian selain digunakan dalam analisis validitas juga untuk analisis reliabilitas untuk melihat tingkat pemahaman dasar akuntansi. Sebelum instrument ini digunakan, maka terlebih dahulu diujicobakan untuk melihat tingkat reliabilitasnya, sehingga dapat dilihat item instrument mana yang mempunyai reliabilitas rendah, sedang, tinggi ataupun sangat tinggi. Adapun hasil uji reliabilitas, menunjukkan tingkat reliabilitas instrument. Instrument yang diujicobakan sebanyak 70 soal tersebut hanya 50 soal yang digunakan sebagai indicator penelitian untuk melihat tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi.

Perhitungan reliabilitas menurut Akdon (2008) dalam Syifahayati (2013), reliabilitas soal dihitung dengan menggunakan metode pembelahan ganjil genap. Berdasarkan uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa tingkat reliabiltas menurut metode ganjil mencapai 0.936, jika dibandingkan dengan tabel Pearson 0.329 mempunyai kriteria reliabel dengan kategori sangat tinggi. Begitu juga dengan metode genap mencapai 0,967 dibandingkan tabel Pearson 0.329 mempunyai kriteria reliabel dengan kategori sangat tinggi.

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Reliabilitas Tingkat

Reliabilitas

r – tabel Pearson

Kriteria Kategori

Metode Ganjil 0,936 0,329 Reliabel Sangat Tinggi


(45)

56

Uji reliabilitas baik menggunakan metode ganjil maupun metode genap menghasilkan reliabiltas sangat tinggi. Ini berarti bahwa instrument soal bisa digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dasar akuntansi siswa melalui model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini.

3.7.3. Tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal, besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Indeks Kesukaran.

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar. JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan interpretasi tingkat kesukaran dikemukakan oleh Suherman dan Kusumah (2003). Interpretasi tersebut disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.6

Interpretasi Tingkat kesukaran

Harga TK Klasifikasi

TK = 0,00 Soal terlalu sukar


(46)

57

0,30 < TK ≤0,70 Soal sedang

0,70 < TK < 1,00 Soal mudah

TK = 1,00 Soal terlalu mudah

Instrument penelitian selain di analisis Validitas dan Reliabilitas, juga dilakukan Tingkat Kesukaran. Tingkat kesukaran dilakukan terhadap soal yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah dilakukan ujicoba terhadap 50 soal pilihan ganda akuntansi yang akan digunakan dalam penelitian menunjukkan bahwa dari 50 soal pemahaman dasar akuntansi yang akan digunakan dalam penelitian ini terdapat 13 soal atau 26% soal berkategori mudah, 31 soal atau 62% soal berkategori sedang, 6 soal atau 12% soal berkategori sukar.

Tabel 3.7

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrument Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Harga Tingkat

Kesukaran

Kategori No. Soal Jumlah Soal

TK = 0,00 Soal terlalu sukar - -

0,00 < TK ≤0,30 Soal sukar 26, 30, 48, 58, 64, 67. 6

0,30 < TK ≤0,70 Soal sedang

2,5,6,9-12, 14, 18-20, 23, 27,28,34,35, 40-43, 45, 47, 49, 50, 53, 55, 60-61,65,66,69.

31

0,70 < TK < 1,00 Soal mudah

1,7,8,15,21,22,25,29,36-38, 54, 63.

13

TK = 1,00 Soal terlalu mudah -

3.7.4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah untuk membedakan dan mengelompokan data, setiap butir soal tes hasil belajar siswa yang diawali dengan cara mengurutkan skor total seluruh butir soal, dengan cara mengelompokannya dari yang terbesar ke yang terkecil seperti pada perhitungan tingkat kesukaran soal. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan kelompok


(47)

58

atas dan kelompok bawah. Perhitungan daya pembeda soal menggunakan skor kelompok atas dan kelompok bawah. Adapun harganya dihitung dengan rumus berikut:

Keterangan:

DP = daya pembeda

JBA = Jumlah jawaban benar untuk kelompok atas JBB = Jumlah jawaban benar untuk kelompok bawah

N = Jumlah siswa kelompok atas atau kelompok bawah

Penentuan jawaban benar dan salah dari soal tes pemahaman dasar yang berbentuk pilihan ganda sama seperti pada perhitungan tingkat kesukaran butir soal tes. Jumlah jawaban benar untuk masing-masing kelompok selanjutnya digunakan untuk menghitung harga DP dengan rumus di atas. Untuk mengklasifikasikan daya pembeda soal, diggunakan interpretasi daya pembeda yang dikemukakan oleh Suherman dan Kusumah (2003). Interpretasi daya pembeda dari tes yang dilakukan itu disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.8

Interpretasi Daya Pembeda

Nilai DP Klasifikasi

DP ≤0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤0,20 Jelek

0,20 DP ≤0,40 Cukup

0,40 < DP ≤0,70 Baik

0,70 < DP ≤1,00 Sangat baik

Uji daya pembeda juga dilakukan terhadap soal pilihan ganda sebagai salah satu instrument dalam penelitian ini sebagai alat ukur terhadap pemahaman dasar siswa


(48)

59

dalam pembelajaran akuntansi. Hasil Uji Daya Pembeda dapat diketahui bahwa diantara 50 soal terdapat 10 soal atau 20% soal yang mempunyai daya pembeda sangat baik, 23 soal atau 46% soal yang mempunyai daya pembeda baik, dan ada 17 soal atau 34% soal yang mempunyai daya pembeda cukup. Dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.9

Hasil Uji Daya Pembeda Instrument Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Nilai Daya

Pembeda

Kategori No. Soal Jumlah

Soal

DP ≤0,00 Sangat jelek - -

0,00 < DP ≤0,20 Jelek - -

0,20 DP ≤0,40 Cukup 1,2,5,7,22,23,29,30,35,38,40,48,49,54,60, 61,63.

17

0,40 < DP ≤0,70 Baik 8,

11,12,15,18-21,25-28,34,36,37,42,43,47,53,55,64,67,69.

23

0,70 < DP ≤1,00 Sangat baik 6,9,10,14,41,45,50,58,65,66. 10 Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitau 71% yang valid dan reliabel yang bisa mewakili indicator penelitian untuk mengukur tingkat pemahaman dasar akuntansi. Hasil uji tingkat kesukaran terhadap 50 soal menunjukkan 26% soal berkategori mudah, 62% soal berkategori sedang, dan 12% soal berkategori sukar. Sedangkan hasil uji daya pembeda soal menunjukkan 20% soal yang mempunyai daya pembeda sangat baik, 46% soal yang mempunyai daya pembeda baik, dan 34% soal yang mempunyai daya pembeda cukup.

Berdasarkan hasil uji coba tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini ada 50 soal yang akan dijadikan instrument dalam penelitian ini dengan tujuan untuk melihat pemahaman dasar siswa dalam belajar akuntansi. (Hasil analisis uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda soal terlampir).

3.8 Tehnik Pengolahan Data a. Data Hasil Belajar


(49)

60

Pengolahan data hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model cooperative learning dengan penerapan metode STAD dan model Ekspositori diuji secara statistik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1 Menskor tiap lembar jawaban tes siswa sesuai dengan kunci jawaban.

2 Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pre test dan post test 1. Jawaban yang

benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban salah diberi nilai 0 (nol).

3 Mengubah nilai ke dalam bentuk persentase dengan cara:

4 Menghitung nilai rata-rata keseluruhan dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa untuk

masing-masing kelompok, yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah.

5 Menghitung Normalisasi Gain antara nilai rata-rata pre test dan nilai rata-rata post

test. Secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus (David E. Meltzer, 2002).

Tabel 3.10

Kriteria Peningkatan Gain

Gain Ternormalisasi (G) Kriteria Peningkatan

G < 0,5 Peningkatan rendah

0,5 ≤G ≤0,7 Peningkatan sedang


(50)

61

6. Melakukan uji normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Jika hasil uji tidak normal dan tidak homogen, dilakukan uji non parametrik. Untuk menguji normalitas data pretest-postest digunakan uji statistik one-sample kolmogorov-smirnov test pada spss ver 13.00, hasilnya dengan membandingkan probabilitas Assymp Sig (2-taled)

dengan nilai alpha (α). Kriteria pengujian adalah apabila probabilitas Asymp.Sig (sig 2-tailed) > alpha (α), maka tes dikatakan berdistribusi normal.

Hipotesis pengujian normalitas adalah:

Hο : angka signifikansi (Sig) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal

H1 : angka signifikansi (Sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal

7. Melakukan uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data sampel pada setiap kelompok dapat dikatakan homogen atau tidak, dan bisa atau tidaknya digabung untuk dianalisis lebih lanjut. Dalam hal ini, untuk menguji homogenitas data normalisasi gain pretest-postest digunakan uji statistik test of homogeneity of variance pada spss versi 13.00, hasilnya dengan membandingkan probabilitas Assymp Sig (2-taled)

dengan nilai alpha (α). Kriteria pengujian adalah apabila probabilitas Asymp.Sig (sig

2-tailed) > alpha (α), maka data sampel dikatakan bervariansi homogen. Hipotesis pengujian homogenitas adalah:

Hο : angka signifikansi (Sig) < 0,05 maka data tidak bervariansi homogen.

H1 : angka signifikansi (Sig) > 0,05 maka bervariansi homogen. dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:


(51)

62

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data nilai pre test dan data Normalized Gain (N-Gain). Menurut Sugiyono (2008), untuk sampel independen (tidak berkorelasi mempunyai ketentuan, jika kedua data berdistribusi normal dan variansnya homogen maka dilanjutkan dengan uji t (test t). Adapun langkah-langkah uji t sebagai berikut :

1) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat

2) Membuat Ha dan Homodel statistik

3) Mencari rata-rata (x), standar deviasi (s), varians (s2) dan korelasi

4) Mencari nilai t dengan rumus:

(Sugiyono, 2011 : 138)

Keterangan:

n = jumlah sampel

1 = Rata-rata sampel ke-1

2 = Rata-rata sampel ke-2

S12 = varians sampel ke-1

S22 = varians sampel ke-2

5) Menentukan kaidah pengujian - Taraf signifikansinya (α=0,05)

- Derajat kebebasan (dk) dengan rumus: dk = n1 + n2 - 2 - Kriteria pengujian dua pihak

jika :-t tabel ≤ thitung ≤ + t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak


(52)

63

Jika kedua data terdistribusi normal tetapi variansnya tidak homogen maka

dilanjutkan dengan uji t’ (test t) dengan rumus sebagai berikut :

(Sugiyono,2011:138) Keterangan :

x1 = rata-rata skor pre test x2 = rata-rata skor pos test

S1 = standar deviasi data skor pre test

S2 = standar deviasi data skor post test

n1 = jumlah siswa pada saat pre test

n2 = jumlah siswa pada saat post test

Jika salah satu atau kedua data terdistribusi tidak normal maka langkah selanjutnya digunakan tes Mann-Whitney. Tes ini dipilih karena kajian ini menggunakan dua sampel independen dan bila data tidak berdistribusi normal (Sugiyono, 2008).

b. Data Hasil Observasi

Data lembar observasi terhadap peserta didik untuk melihat aktivitas belajar dengan menggunakan model Cooperative Learning dengan penerapan metode STAD dan model Ekspositori dianalisis dengan mengunakan metode deskriptif.


(53)

83 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah peneliti melakukan penelitian dan eksperimen di lapangan, menjelaskan beberapa temuan, melakukan pengolahan dan analisis data, kemudian peneliti melakukan pembahasan hasil penelitiannya. Pada akhirnya membuat kesimpulan, kesimpulan merupakan ringkasan jawaban dari pertanyaan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:

Pertama, terdapat perbedaan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi siswa kelas eksperimen yang menggunakan Model Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada pengukuran awal (pretest) dan pada pengukuran akhir (postest). Perbedaan dapat terlihat dalam nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep dasar siswa antara sebelum dan sesudah perlakukan pada kelas eksperimen yang terlihat pada nilai pretest dan postest yang dihasilkan siswa dan dibuktikan dengan uji hipotesis. Dengan tingkat keberhasilan peserta didik dalam menguasai bahan pelajaran materi akuntansi dengan baik atau maksimal.

Kedua, terdapat perbedaan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Ekspositori pada pengukuran awal (pretest) dan pada pengukuran akhir (postest). Perbedaan dapat terlihat dalam nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep dasar siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas control yang terlihat pada nilai pretest dan postest yang dihasilkan siswa dan dibuktikan dengan uji hipotesis. Dengan tingkat keberhasilan peserta didik dalam menguasai bahan pelajaran materi akuntansi dengan kurang baik atau kurang maksimal.

Ketiga, terdapat peningkatan Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi daripada Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi kelompok siswa kelas kontrol yang mengikuti model


(54)

84

pembelajaran Ekspositori pada pengukuran akhir (post-test). Perbedaan dapat terlihat pada pengukuran akhir (postest), nilai gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang dibuktikan dengan uji hipotesis. Kelas eksperimen dengan menggunakan model Cooperative Learning metode STAD memiliki tingkat pemahaman konsep materi neraca saldo maksimal, tingkat pemahaman konsep materi jurnal penyesuaian optimal, sedangkan tingkat pemahaman konsep materi kertas kerja kurang maksimal.

5.2 SARAN

Penelitian telah dilakukan melalui metode eksperimen. Metode eksperimen dilakukan di SMA Muslimin Cililin Kabupaten Bandung Barat dengan menerapkan model Cooperative Learning metode STAD yang dibandingkan dengan model pembelajaran Ekspositori pada materi pelajaran Akuntansi. Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut :

Model Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep dasar peserta didik pada kompetensi dasar membuat ikhtisar hasil pencatatan transaksi akuntansi perusahaan jasa khususnya materi jurnal penyesuaian dan neraca saldo.

Guru harus memahami tahapan Model Cooperative Learning metode STAD dengan benar dalam proses pembelajaran agar dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep dasar akuntansi peserta didik.

Proses pembelajaran dengan menggunakan Model Cooperative Learning metode STAD memerlukan waktu yang banyak dan guru harus memperhatikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sehingga pembelajaran terjadi secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Peneliti lain yang menggunakan Model Cooperative Learning metode STAD dalam melakukan penelitiannya harus memperhatikan aspek lain seperti aspek afektif dan aspek psikomotor sehingga hasil penelitian lebih baik dan sempurna.


(55)

84

Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan/tidak berlaku untuk semua mata pelajaran, semua aspek kognitif, semua tingkatan sekolah, dan pendidik, karena adanya perbedaan objek dan waktu penelitian.


(56)

85

Ika Rostika, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Amir, T.M. (2010). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta. Kencana Prenada Media group.

Anwar, K. (2009). Ekonomi Bilingual untuk SMA/MA kelas XI semester 1 dan 2. Bandung. YramaWidya.

Blog. Keefektifan Penerapan Paduan Model Pembelajaran Problem Solving dan kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis.

Tersedia Online

http://blog.tp.ac.id/keefektifan-penerapan-paduan-model-pembelajaran-problem-solving

dankooperatif-tipe-stad-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-dan-berpikir kritis#ixzz1ngeIEYrr. Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta. Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Kerjasama Depdikbud dan Rineka Cipta.

Djahura, Dirman. (2012). Pemahaman sebagai Pernyataan Hasil Belajar. [Online]

Tersedia :

http://dirman-djahura.blogspot.com/2012/09/pemahaman-sebagai-pernyataan-hasil.html. Diakses 9 Mei 2013.

Djazari dan Sagoro. (2011). Evaluasi Prestasi Belajar Mahasiswa Program Kelanjutan Studi Jurusan Pendidikan Akuntansi Ditinjau dari IPK D3 dan Asal Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 2 - Tahun 2011,

Hlm. 103 – 112.

Gredler, Margaret E (2011), Learning and Instruction, Teori dan aplikasi edisi keenam. Jakarta. Jakarta Kencana Prenada Media grup.

Hakim, Lukmanul. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung. CV Wacana Prima. Huriah, R. (2005). Penerapan Model Pembelajaran Kooperative Learning Tipe STAD

pada mata pelajaran Akuntansi. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Imas Masturoh. (2010). Pengaruh Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD terhadap Peningkatan Kemampuan Berfikir Rasional Siswa. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.


(57)

86

Ika Rostika, 2013

Kaushal Kishore and N.N Pandey. Effect of Cooperative Learning on Cognitive

Achievement in Science.Journal of Science and Mathematics Education In S.E.

ASIA Vol. 26, No. 2. Hlm. 52-60. Diakses 2 Juli 2013.

Lan. (2010). Pengertian Pemahaman. [Online] tersedia :

http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/. Diakses 6 Mei 2013.

Mulyatiningsih dan Endang. (2011). Metode Penelitian Terapam Bidang Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Mursyid. (2010). Penentu Keberhasilan Belajar Peserta Didik bukan hanya Guru. [Online] Tersedia : http://mmursyidpw.wordpress.com/2010/01/30/penentu-keberhasilan-belajar-peserta didik-bukan-hanyaguru/

Nanda, D.A. (2010). Ekonomi untuk SMA/MA. Bogor. Arya Duta.

Nurlaila, dkk. (2013). Perbedaan Peningkatan Prestasi belajar IPS melalui pembelajaran Kooperatif dan Ekspositori pada Motivasi belajar Berbeda. Jurnal Teknologi

Informasi Komunikasi Pendidikan.1.(2). Tersedia Online :

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JTP/article/view/1053. Diakses tanggal 11 Juni 2013.

Riduwan. (2010). Metode dan Tehnik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung. Alfabeta. Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta; Rineka Cipta.

Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu. Ghalia Indonesia Anggota IKAPI. Jakarta.

Sudjana, Nana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algesindo:

…… . (2010). Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

…… . (2010). Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah. Falah Production Bandung. Bandung.

…… . (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya.


(1)

Ika Rostika, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran Ekspositori pada pengukuran akhir (post-test). Perbedaan dapat terlihat pada pengukuran akhir (postest), nilai gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang dibuktikan dengan uji hipotesis. Kelas eksperimen dengan menggunakan model Cooperative Learning metode STAD memiliki tingkat pemahaman konsep materi neraca saldo maksimal, tingkat pemahaman konsep materi jurnal penyesuaian optimal, sedangkan tingkat pemahaman konsep materi kertas kerja kurang maksimal.

5.2 SARAN

Penelitian telah dilakukan melalui metode eksperimen. Metode eksperimen dilakukan di SMA Muslimin Cililin Kabupaten Bandung Barat dengan menerapkan model Cooperative Learning metode STAD yang dibandingkan dengan model pembelajaran Ekspositori pada materi pelajaran Akuntansi. Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut :

Model Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep dasar peserta didik pada kompetensi dasar membuat ikhtisar hasil pencatatan transaksi akuntansi perusahaan jasa khususnya materi jurnal penyesuaian dan neraca saldo.

Guru harus memahami tahapan Model Cooperative Learning metode STAD dengan benar dalam proses pembelajaran agar dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep dasar akuntansi peserta didik.

Proses pembelajaran dengan menggunakan Model Cooperative Learning metode STAD memerlukan waktu yang banyak dan guru harus memperhatikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sehingga pembelajaran terjadi secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Peneliti lain yang menggunakan Model Cooperative Learning metode STAD dalam melakukan penelitiannya harus memperhatikan aspek lain seperti aspek afektif dan aspek psikomotor sehingga hasil penelitian lebih baik dan sempurna.


(2)

Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan/tidak berlaku untuk semua mata pelajaran, semua aspek kognitif, semua tingkatan sekolah, dan pendidik, karena adanya perbedaan objek dan waktu penelitian.


(3)

Ika Rostika, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amir, T.M. (2010). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta. Kencana Prenada Media group.

Anwar, K. (2009). Ekonomi Bilingual untuk SMA/MA kelas XI semester 1 dan 2. Bandung. YramaWidya.

Blog. Keefektifan Penerapan Paduan Model Pembelajaran Problem Solving dan kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis. Tersedia Online http://blog.tp.ac.id/keefektifan-penerapan-paduan-model-pembelajaran-problem-solving dankooperatif-tipe-stad-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-dan-berpikir kritis#ixzz1ngeIEYrr.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta. Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Kerjasama Depdikbud dan Rineka Cipta.

Djahura, Dirman. (2012). Pemahaman sebagai Pernyataan Hasil Belajar. [Online] Tersedia : http://dirman-djahura.blogspot.com/2012/09/pemahaman-sebagai-pernyataan-hasil.html. Diakses 9 Mei 2013.

Djazari dan Sagoro. (2011). Evaluasi Prestasi Belajar Mahasiswa Program Kelanjutan Studi Jurusan Pendidikan Akuntansi Ditinjau dari IPK D3 dan Asal Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 2 - Tahun 2011, Hlm. 103 – 112.

Gredler, Margaret E (2011), Learning and Instruction, Teori dan aplikasi edisi keenam. Jakarta. Jakarta Kencana Prenada Media grup.

Hakim, Lukmanul. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung. CV Wacana Prima. Huriah, R. (2005). Penerapan Model Pembelajaran Kooperative Learning Tipe STAD

pada mata pelajaran Akuntansi. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Imas Masturoh. (2010). Pengaruh Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD terhadap Peningkatan Kemampuan Berfikir Rasional Siswa. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.


(4)

Kaushal Kishore and N.N Pandey. Effect of Cooperative Learning on Cognitive Achievement in Science.Journal of Science and Mathematics Education In S.E. ASIA Vol. 26, No. 2. Hlm. 52-60. Diakses 2 Juli 2013.

Lan. (2010). Pengertian Pemahaman. [Online] tersedia : http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/. Diakses 6 Mei 2013.

Mulyatiningsih dan Endang. (2011). Metode Penelitian Terapam Bidang Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Mursyid. (2010). Penentu Keberhasilan Belajar Peserta Didik bukan hanya Guru. [Online] Tersedia : http://mmursyidpw.wordpress.com/2010/01/30/penentu-keberhasilan-belajar-peserta didik-bukan-hanyaguru/

Nanda, D.A. (2010). Ekonomi untuk SMA/MA. Bogor. Arya Duta.

Nurlaila, dkk. (2013). Perbedaan Peningkatan Prestasi belajar IPS melalui pembelajaran Kooperatif dan Ekspositori pada Motivasi belajar Berbeda. Jurnal Teknologi

Informasi Komunikasi Pendidikan.1.(2). Tersedia Online :

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JTP/article/view/1053. Diakses tanggal 11 Juni 2013.

Riduwan. (2010). Metode dan Tehnik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung. Alfabeta. Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta; Rineka Cipta.

Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu. Ghalia Indonesia Anggota IKAPI. Jakarta.

Sudjana, Nana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algesindo:

…… . (2010). Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

…… . (2010). Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah. Falah Production Bandung. Bandung.

…… . (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.


(5)

Ika Rostika, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

…… . (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D. Bandung. Alfabeta:

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

…… . (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sulo dan Tirtarahardja. (2005). Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta. Kerjasama Rineka Cipta dan Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.

Surayin. (2010). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: C.V. Yrama Widya. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung. CV.Cakra.

Syifahayati, Nency. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Berbasis Lesson Study terhadap Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar. (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Konsep Ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan Ekonomi Produsen dan Konsumen pada Peserta didik Kelas X di SMAN 1 Jampangtengah Kab Sukabumi). Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Taniredja dan Mustafidah. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung. Alfabeta.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta. Kencana Prenada Media group.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

http://zaifbio.wordpress.com/2012/10/01/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-student-teams-achievement-divisions-stad/


(6)

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Penerapan Cooperative Learning Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) PTK Pada Siswa Kel

0 3 15

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams–Achievement Division (STAD

0 1 19

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams–Achievement Division (STAD

0 1 15

PENGARUH METODE BLENDED LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP.

2 9 51

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI.

0 0 48

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI COOPERATIVE LEARNING MODEL : STAD

0 1 11