PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI.

(1)

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

(Studi Eksperimen Pada Pelajaran Ekonomi Materi Tahap Pencatatan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Kelas XI IPS SMAIT As Syifa Boarding

School Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Tri Rahayu, S.Pd

1103353

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

Halaman Hak Cipta

==========================================================

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

(Studi Eksperimen Pada Pelajaran Ekonomi Materi Tahap Pencatatan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Kelas XI IPS SMAIT As Syifa Boarding

School Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh Tri Rahayu S.Pd UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Ekonomi

© Tri Rahayu, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING I

Dr. Dadang Dahlan, M.Pd

NIP. 19571205 198203 1 002

PEMBIMBING II

Dr. Nugraha, SE., M.Si., Ak

NIP. 196612261990011002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS

NIP 196110221986031002


(4)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI (Studi Eksperimen Pada Pelajaran Ekonomi Materi Tahap Pencatatan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Kelas XI IPS SMAIT As Syifa Boarding School Subang Tahun Ajaran 2012/2013)” dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juni 2013

Tri Rahayu, S.Pd NIM. 1103353


(5)

ABSTRAK

Tri Rahayu, 1103353. PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI (Studi Eksperimen Pada Pelajaran Ekonomi Materi Tahap Pencatatan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Kelas XI IPS SMAIT As Syifa Boarding School Subang Tahun Ajaran 2012/2013. Pembimbing I: Dr. Dadang Dahlan, M.Pd dan Pembimbing II: Dr. Nugraha, SE, M.Si, Ak. Tesis. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. 2013.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray (TSTS) terhadap pemahaman konsep ekonomi pada Kelas Sebelas IPS SMAIT As Syifa Boarding School Subang Tahun Ajaran 2012/2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan teknik pengumpulan data berupa pre tes, pos tes dan wawancara. Sebelum tes dilaksanakan, dilakukan pembuatan kisi-kisi dan uji instrumen terlebih dahulu. Penelitian ini dibagi dalam dua kelompok peserta didik, yaitu kelompok kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif teknik TSTS dan kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran langsung teknik ceramah dan latihan.

Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman konsep peserta didik saat pembelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TSTS lebih baik dibandingkan dengan kelas kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung teknik ceramah dan latihan dilihat dari hasil belajarnya.

Kata Kunci :


(6)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

ABSTRACT

Tri Rahayu, 1103353. MODEL EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING TECHNIC TWO STAY TWO STRAY ECONOMIC CONCEPTS OF UNDERSTANDING (Experimental Study On Economic Lesson Materials Accounting Cycle Stage Recording Companies Class XI IPS SMAIT Subang As Syifa Boarding School Academic Year 2012/2013. Supervisor I: Dr. Dadang Dahlan, M . Pd and Advisor II: Dr. Nugraha, SE, M.Si, Ak. Thesis. Economics Education Studies Program, Graduate School of Education University of Indonesia. 2013.

This study was conducted to see the effect of the cooperative learning technic two stay two stay on the understanding of economic concepts in the classroom Eleven IPS SMAIT Subang As Syifa Boarding School Academic Year 2012/2013.

The main objective of this research is to know the difference in understanding the concept of students in the experimental class were given treatment model of cooperative learning with classroom control technic TSTS applying traditional models, namely direct instructional model (lecture). Learners' understanding of the concept of difference can be seen from the results of the test (pre-test and post test).

The method used quasi-experimental methods (quasi-experimental) with data collection techniques such as pre-test, post test and interview. Pretest was conducted prior to the manufacture of the grating and the test instrument first. The research was divided into two groups of students, namely the class of models experiments with cooperative learning technic TSTS and control groups using the model of direct instruction (lectures).

From the analysis of the data it is concluded that learners' understanding of concepts in the classroom when teaching economics experiments that use cooperative learning model TSTS technic is better than the control class learning model that uses direct or lectures seen from the results of their study.

Keywords:


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN …………... i

KATA PENGANTAR ...ii

ABSTRAK ……... ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN……….xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian …... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian …... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

1.5. Sistematika Pembahasan ………... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ……….... 13

2.1. Kajian Pustaka ………... 13

2.1.1. Cooperative Learning ...13

2.1.2. Model Pembelajaran Langsung . ... 32

2.1.3. Pemahaman Konsep Peserta Didik ... 34


(8)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

2.2. Penelitian Terdahulu ... 38

2.3. Kerangka Berfikir ... 43

2.4. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 46

3.1. Metode Penelitian ... 46

3.2. Desain Penelitian ... 47

3.3. Subjek Penelitian ... 48

3.4. Prosedur dan Alur Penelitian ... 48

3.5. Instrumen Penelitian …... 52

3.6. Analisis Soal Tes ... 53

3.7. Teknik Analisis Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …... 63

4.1. Deskripsi Tempat Penelitian ... 63

4.2. Deskripsi Subjek Penelitian ... 65

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66

4.3.1. Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen... 66

4.3.2. Peningkatan Pemahaman Konsep KE-KK………… .72

4.4. Pembahasan hasil Penelitian ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1. Kesimpulan ... 85

5.2. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Prosentase Kelulusan Nilai Berdasarkan KKM ... 6

Tabel 1.2 Analisis Hasil Ulangan Harian Pelajaran Ekonomi ... 7

Tabel 2.1 Fase Pembelajaran Kooperatif ..………..………... 18

Tabel 3.1 Visualisasi Model Desain Penelitian ………... 47

Tabel 3.2 Skenario Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol..49

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes ………... 53

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Pemahaman Konsep ... 54

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pemahaman Konsep ... 56

Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda ….……….. 57

Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Pembeda Pemahaman Konsep …………... 58

Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kesukaran ……... 59

Tabel 3.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Pemahaman Konsep ... 59

Tabel 4.1 Deskripsi Jumlah Peserta Didik SMAIT As Syifa ... 64

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen …... 66

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ……….…...68

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen ………..………..68

Tabel 4.5 Hasil Tes Wilcoxon Matched Pairs Test ………. .69

Tabel 4.6 Klasifikasi Interpretasi Gain ………..70

Tabel 4.7 Peningkatan Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen ………....70


(10)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pre Tes KE-KK ………..…. 74

Tabel 4.10 Uji Homogenitas Hasil Pre Tes KE-KK ...75

Tabel 4.11 Hasil Mann Whitney U Test ………...76


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Pemikiran Model Pembelajaran Kooperatif …………... 23 Gambar 2.2 Visualisasi Pelaksanaan Model CL Teknik TSTS …………...… 32 Gambar 2.3 Struktur Pembelajaran Model Pembelajaran Langsung ……... 34

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir ………. 44

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Nilai Pre Tes –Pos Tes Kelas Eksperimen.67 Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Gain Pada Kelas Eksperimen……….71 Gambar 4.3 Grafik Peningkatan N Gain Pada Kelas Eksperimen ………72 Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Nilai Pre Tes Kelas Eksperimen dan


(12)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus

Lampiran 2 Kisi-kisi Uji Instrumen Tes

Lampiran 3 Soal Pra Penelitian dan Uji Instrumen Tes Lampiran 4 Hasil Uji Instrumen

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Kerja Kelas Eksperimen

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data Pre Tes dan Pos Tes

Lampiran 8 Profil SMAIT As Syifa Boarding School Subang Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG PENELITIAN

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai pemimipin di muka bumi. Untuk mewujudkan dan melaksanakan tugas yang telah Allah berikan dibutuhkan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia secara terus menerus untuk mengembangkan potensi yang telah diberikan oleh Sang Khalik. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang merupakan unsur penting dalam pembangunan suatu bangsa.

Berdasarkan UU RI No.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk pemberdayaan seluruh Warga Negara Indonesia, sehingga dapat berkembang menjadi manusia yang berkualitas dan mampu serta proaktif dalam menjawab tantangan jaman. Sedangkan misi Pendidikan Nasional menurut penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003. dinyatakan sebagai berikut:

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dan bermartabat.

3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas dalam proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kependidikan yang bermoral.


(14)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

4. Meningkatkan profesionalitas dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global.

5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan berdasarkan pinsip otonomi dalam konteks kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan Visi dan Misi Pendidikan Nasional di atas, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan menghantarkan para peserta didik menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Namun dalam kenyataannnya, realisasi dari konsep yang sudah direncanakan diatas masih banyak menghadapi kendala. Sehingga kualitas pendidikan nasional masih jauh dari harapan, dan belum mampu bersaing dalam tataran global.

Menurut Masrul Haq (2013) diperoleh data dari UNESCO tahun 2011 Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau education for all (EFA) di Indonesia menurun tiap tahunnya. Tahun 2011 Indonesia berada diperingkat 69 dari 127 negara dan menurun dibandingkan tahun 2010 yang berada pada posisi 65, ini lebih rendah dibandingkan Brunei Darussalam (34), serta terpaut empat peringkat dari Malaysia (65). Data berikutnya menurut Siagian (2013) berdasarkan Tabel Liga Global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan Pearson, menyebutkan sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil.

Menurut Staf Ahli Kemendikbud Kacung Marijan dalam Setiawan(2012), Indonesia menghadapai masalah pendidikan yang kompleks. Masalah-masalah tersebut diantaranya angka putus sekolah, buruknya infrastruktur dan kurangnya kualitas guru. Rendahnya kualitas guru merupakan masalah pendidikan utama, disamping mutu kurikulum yang belum standard dan infrastruktur yang masih belum memadai.


(15)

Salah satu usaha dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan mengatasi permasalahan di atas, diantaranya adalah perlunya penyelenggaraan pendidikan disesuaikan dengan pembangunan dan perubahan masyarakat yang sedang membangun. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal satu-satunya yang diselenggarakan pemerintah memegang peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui interaksi dalam proses pembelajaran di sekolah yang dilakukan secara sadar, sistematik dan terarah menuju ke arah perubahan tingkah laku peserta didik sesuai dengan yang diharapkan.

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses karena berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai proses pendidikan yang bermutu.

Kualitas peserta didik ditentukan oleh kualitas kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran adalah dengan meningkatkan proses pelaksanaan pembelajaran disekolah yang baik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien sebagaimana disebutkan dalam pasal 39 UU No 20 tahun 2003 Pasal 39 :

(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa guru menduduki posisi tertinggi dalam hal penyampaian informasi dan pengembangan karakter mengingat guru melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas. Disinilah kualitas pendidikan terbentuk dimana


(16)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru ditentukan oleh kualitas guru yang bersangkutan.

Pembelajaran di kelas secara garis besar menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan tradisional (teacher center) dan non tradisional (student center). Pada saat ini umumnya pendekatan tradisional ini justru yang dipraktekan ke dalam pendidikan formal di Indonesia. Pendekataan tradisional dianggap cocok dengan situasi Indonesia dimana satu kelas dapat berisi lebih dari 30 peserta didik. Selain itu pendekatan tradisional juga dianggap lebih murah dan mudah dalam persiapannya.

Dalam situasi pendidikan formal dengan pendekatan tradisional maka interaksi yang muncul antara guru dan peserta didik tentunya interaksi formal. Padahal antara peserta didik satu sama lain memiliki karakteristik yang berbeda. Ditambah lagi perlakuan dari guru terhadap semua peserta didik di kelas ialah bersifat umum walaupun masing-masing dari peserta didik tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Guru masih jarang terlibat pada penyusunan materi yang diajarkan dan hanya terbatas pada aspek menyampaikan apa saja yang terdapat dalam kurikulum.

Untuk menyelenggarakan proses pembelajaran guru perlu merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan berpedoman pada kurikulum yang ada. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana dengan pemberlakukan kurikulum ini guru diberikan kesempatan untuk menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik dan lingkungan dimana aktivitas pembelajaran itu dilaksanakan.

SMAIT As Syifa Boarding School Subang dibangun dalam rangka menjadi bagian dari solusi berbagai macam masalah pendidikan yang berkembang saat ini. SMAIT As Syifa Boarding School Subang dalam implementasi pendidikannya mempunyai visi “membangun peradaban” dengan misi yang sangat baik, diantaranya adalah “pemberdayaan potensi peserta didik, melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan efisien, dan menciptakan suasana yang kondusif bagi guru untuk dapat prigel di


(17)

bidangnya”.

Visi dan misi tersebut di atas, realisasinya sampai dengan saat ini masih mengalami hambatan dalam mewujudkannya. Dalam pelaksanaanya berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, proses pembelajaran yang dilakukan di kelas oleh sebagian besar guru kurang meningkatkan kreativitas peserta didik. Masih banyak guru yang menerapkan model pembelajaran langsung dalam aktivitas pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar menjadi statis atau monoton.

Aktivitas pembelajaran yang saat ini dilaksanakan seperti pada umumnya proses pembelajaran di Indonesia yaitu hanya bertujuan untuk dapat menyampaikan materi kurikulum, lebih mengutamakan hafalan, bukan pada pemahaman konsep dan tujuan pendidikan. Dalam penyampaian materi masih banyak guru yang hanya menggunakan model pembelajaran langsung, dimana peserta didik hanya duduk, mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan atau ditulis oleh guru di papan tulis. Dalam kondisi ini, guru menjadi pusat dalam pembelajaran, dan peserta didik menjadi peserta yang pasif.

Sejalan dengan itu maka dalam pembelajaran idealnya semua peserta didik terlibat dalam proses tersebut. Sehingga dalam proses pembelajaran bukan hanya peserta didik tertentu saja yang aktif, tapi diharapkan seluruh peserta didik terlibat aktif. Dalam pemebelajaran ekonomi di kelas, setiap guru dituntut untuk bisa menjadi teman dalam proses memahami konsep-konsep ekonomi. Salah satu cara untuk mengoptimalkan peran guru sebagai fasilitator adalah dengan mengaplikasikan sebuah model yang akan menggunakan pendekatan peserta didik sebagai pusat aktivitas belajar (student center), dimana hal ini diharapkan akan dapat menaikkan minat dan keaktifan peserta didik dalam aktivitas pembelajaran sehingga hasil belajar pun akan meningkat.

Dari data empiris semester satu tahun ajaran 2012/2013 di SMAIT As Syifa Boarding School Subang , diketahui data akademik berupa prosentase kelulusan (di atas KKM) nilai ulangan harian, nilai UTS dan UAS pada pelajaran ekonomi di kelas XI IPS putra dan XI IPS putri dapat dilihat pada tabel 1.1.


(18)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

Tabel 1.1

Daftar Prosentase Kelulusan Nilai Berdasarkan KKM Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013

(KKM 75) Kelas Jumlah

Murid

Prosentase Kelulusan Berdasarkan KKM

UH 1 UH 2 UTS UAS

ޒKKM ޓKKM ޒKKM ޓKKM ޒKKM ޓKKM ޒKKM ޓKKM

XI IPS Putra

17 Orang

62% 38 % 20% 80 % 76,5% 23, 5% 29% 71 %

XI IPS Putri

32 Orang

59% 41% 21% 79 % 75% 25 % 32,5% 67,5 %

Sumber : Arsip Nilai Guru Ekonomi SMAIT As Syifa Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa pada pembelajaran ekonomi sebagian besar peserta didik belum mencapai standar keberhasilan kurikulum atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh guru.

Rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut, dapat dilihat juga dari analasis pemahaman konsep peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis tes pra penelitian yang dilakukan pada tanggal 2 Maret 2013. Berdasarkan hasil test pra penelitian yang terdiri dari 20 soal yang mencakup ranah kognitif C1 (pengetahuan) dan C2 (pemahaman) diketahui data yang diuraikan pada tabel 1.2.


(19)

Tabel 1.2

Analisis Hasil Ulangan Harian Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS

Materi Struktur Dasar Akuntansi

Nomor Soal Kemampuan Jumlah Soal Persentase Jawaban Benar 1, 2, 3, 4, 5,

10, 12, 13, 15, 16, 17 dan 20

Pengetahuan 12 66 %

6, 7, 8, 9, 11, 14, 18 dan 19

Pemahaman 8 58 %

Jumlah Soal 20

Dari hasil analisis terhadap data diatas dan berdasarkan hasil pengamatan langsung dilapangan (kelas) selama pembelajaran ekonomi, ditemukan beberapa permasalahan utama yang menyebabkan pembelajaran ekonomi pada sebagian peserta didik belum dapat mencapai standar keberhasilan seperti yang diharapkan khususnya dari segi pemamahaman konsep peserta didik. Permasalahan tersebut dapat dilihat dari fenomena yang terdapat di lapangan diantaranya :

1. Guru hanya berfokus pada materi yang ada pada buku paket. 2. Menjelaskan materi secara abstrak.

3. Media yang digunakan kurang variatif

4. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan dari guru 5. Faktor psikologis peserta didik kurang diperhatikan

6. Peserta didik tidak dapat berperan aktif dalam pembelajaran, karena mendengarkan dan mencatat materi dari guru.

7. Hasil belajar kurang baik, karena sebagian peserta didik belum mendapatkan nilai diatas nilai standar keberhasilan yang ditentukan guru (KKM).

Selain kondisi di atas, SMAIT As Syifa merupakan sekolah berasrama (boarding), dimana aktivitas peserta didik cukup padat dan melelahkan. Jika di


(20)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

kelas digunakan model pembelajaran langsung yang membuat peserta didik pasif maka peserta didik akan lebih tidak bersemangat lagi megikuti pembelajaran.

Mata pelajaran ekonomi juga termasuk mata pelajaran yang kurang diminati oleh peserta didik. Mereka beranggapan bahwa mata pelajaran ekonomi terlalu bersifat hafalan sehingga mengundang kebosanan, karena banyak konsep yang harus mereka hafalkan dan dirasa terlalu membebani proses berfikir.

Dalam aktivitas pembelajaran ekonomi belum dapat menciptakan suasana belajar yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar aktif dalam mengkonstruksi pemikirannya, sehingga kemampuan peserta didik untuk memahami konsep dan pemecaham masalah pun sangat rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis mengajukan model cooperative learning teknik two stay two stray untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.

Melalui model pembelajaran koperatif ini setiap peserta didik memiliki peluang yang sama dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal serta dapat tercipta suasana yang menyenangkan. Dengan model ini diharapkan akan melibatkan peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik terhadap materi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Model pembelajaran kooperatif TSTS memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang dibahas di atas. Peserta didik di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan peserta didik untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran teknik Two Stay Two Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, peserta didik dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi pesera didik yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar, sehingga dapat meningkatkan interaksi peserta didik dan membantu peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi.


(21)

Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa model cooperative learning teknik two stay two stray dapat memotivasi belajar peserta didik, dapat membantu pembelajaran ekonomi menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga pada akhirnya pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik pun akan lebih meningkat. Sehingga penulis merencanakan suatu penelitian eksperimen kelas untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran ekonomi di kelas sebelas IPS. Penulis dalam tesis ini mengambil judul “Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Pemahaman Konsep Ekonomi. (Studi Eksperimen Pada Pelajaran Ekonomi Materi Tahap Pencatatan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Kelas XI IPS SMAIT As Syifa Boarding School Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran ekonomi di SMAIT As Syifa Boading School Subang diantaranya adalah peran guru yang terlalu mendominasi proses pembelajaran, hanya berfokus pada buku paket dan tidak melibatkan peserta didik secara aktif.

Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, penulis mengajukan model cooperative learning teknik two stay two stray. Maka dalam penelitian ini dibahas rumusan masalah sebagai sebagai berikut :

1.2.1.Apakah pemahaman konsep ekonomi peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi setelah mendapatkan perlakuan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dibandingkan pemahaman konsep peserta didik sebelum mendapat perlakuan dilihat dari hasil pre test dan post test?

1.2.2.Apakah peningkatan pemahaman konsep peserta didik kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray lebih tinggi daripada pemahaman konsep peserta didik kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung teknik ceramah dan latihan?


(22)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1.3.1. Untuk mengetahui apakah pemahaman konsep peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi setelah mendapatkan perlakuan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dibandingkan pemahaman konsep peserta didik sebelum mendapat perlakuan dilihat dari hasil pre test dan post test.

1.3.2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep peserta didik kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dibandingkan dengan pemahaman konsep peserta didik kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung teknik ceramah dan latihan.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Melalui penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk berbagai kalangan, diantaranya :

1.4.1. Bagi Peseta Didik

a. Meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dalam materi Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa.

b. Bisa bekerjasama, berpikir kritis, dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk menghadapi masalah atau menyelesaikan tugas yang diberikan.

1.4.2. Bagi Guru

a. Menjadi alternatif yang mampu meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan dalam melaksanakan pembelajaran

b. Mengembangkan kreatifitas guru menggunakan model pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi.

c. Mengoptimalkan usaha dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya.


(23)

1.4.3. Bagi sekolah

a. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut khususnya pada kelas yang diteliti.

b. Dapat memotivasi guru-guru agar kegiatan pembelajaran lebih kreatif dengan menggunakan berbagai model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi sekolah.

1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Bab I Pendahuluan

Pada bab pendahuluan ini akan dipaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II Kajian Pustaka

Dalam bab ini menguraikan tentang kajian pustaka yang berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yaitu tinjauan mengenai model cooperative learning teknik two stay two stray. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara teoritik terhadap permasalahan yang disajikan. Selain itu juga akan dipaparkan mengenai penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini penulis memaparkan tentang bagaimana penelitian dilakukan yang meliputi metode penelitian, desain penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dari gambaran objek penelitian mengenai latar belakang SMAIT As Syifa Boarding School Subang yang meliputi sejarah , visi, misi dan tujuan sekolah, struktur organisasi, data guru dan peserta didik, sarana dan prasarana serta memaparkan data hasil penelitian dan pembahasan.


(24)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.

Saran yang ditulis ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian, kepada peneliti berikutnya dan kepada pemecahan masalah di lapangan.


(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen. Definisi eksperimen menurut Nazir (2005 :63) adalah

«

observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti.» Artinya, penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Menurut Sugiyono (2011 : 72) « metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. »

Berdasarkan definisi di atas, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel kontrol inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yang terjadi akibat perbedaan perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda.

Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Menurut Ghozali (2008:17) sebuah penelitian dikatakan menggunakan quasi eksperimen jika datanya diambil dari suatu lingkungan yang telah ada tanpa intervensi langsung dari peneliti. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen karena pengambilan objek penelitian adalah kelas yang sudah ada, dengan kata lain tidak membuat kelas baru sebagai kelas eksperimen. Untuk kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray,


(26)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

sedangkan kelas kontrol menerapkan model pembelajaran langsung teknik ceramah dan latihan.

3.2. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian quasi eksperimen ini menggunakan non equivalen control group design (Sugiyono, 2011 : 79). Menurut Sugiyono ”desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”. Menurut Cook dan Campbell dalam Hastjarjo (2008) desain penelitian ini dinamakan the untreated control group design with pretest and posttest. Dalam penelitian ini dikenakan satu macam perlakuan. Dimana sebelum mulai treatment, kedua kelas diberi tes awal atau pre tes untuk mengetahui kondisi awal . Selanjutnya pada kelas eksperimen diberi perlakuan (X), dan pada kelas kontrol tidak diberi. Sesudah selesai perlakuan, kedua kelas diberi tes atau post test. Adapun model desain penelitiannya pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1

Visualisasi Model Desain Penelitian

Kelas Pre Tes Perlakuan Pos Tes

E O1 X O2

C O3 - O4

(Sugiyono, 2011 :79) Keterangan :

E : Kelas Eksperimen (XI IPS Putri) C : Kelas Kontrol (XI IPS Putra) O1 : Pre Test Pada Kelas Ekperimen O2 : Pre Test Pada Kelas Kelas Kontrol O3 : Post Test Pada Kelas Eksperimen O4 : Post Test Pada Kelas Kelas Kontrol


(27)

3.3.SUBYEK PENELITIAN

Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah kelas sebelas IPS SMAIT As Syifa Boarding School yang berada di Desa Tambak Mekar Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang tahun ajaran 2012/2013. Adapun pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penulis merupakan guru di sekolah tersebut sehingga penulis lebih memahami karakteristik peserta didik, keadaan sekolah dan sekitarnya, serta proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Subjek penelitian dalam penelitian eksperimen ini adalah peserta didik kelas sebelas IPS Putra dan Putri yang berjumlah 49 orang terdiri dari 32 perempuan dan 17 orang laki–laki.

Rencana waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Maret sampai dengan bulan April 2013. Dimana waktu penelitian dilakukan di jam pelajaran ekonomi dengan banyak pertemuan dua kali dalam satu pekan, satu pertemuan selama 2 X 45 menit.

3.4. PROSEDUR DAN ALUR PENELITIAN

Adapun prosedur penelitian yang akan dilaksanakan diuraikan dalam langkah-langkah di bawah ini:

3.4.1. Tahap Pra Eksperimen

a. Melakukan Identifikasi masalah dengan observasi awal peserta didik di kelas XI IPS SMAIT As Syifa Boarding School Subang untuk mendapatkan gambaran terhadap kemampuan peserta didik dalam pemahaman konsep.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

c. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dalam bentuk soal pemahaman konsep 55 Soal bentuk pilihan ganda.

d. Melakukan tes awal pra penelitian dalam uji coba instrumen yang diberikan kepada subjek diluar sampel penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda atas soal tes yang digunakan.


(28)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

e. Merevisi item soal & item tes yang tidak valid dalam perhitungan validitas dan reliabilitasnya.

3.4.2. Tahap Eksperimen

Adapun langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a) Penyiapan model pembelajaran koperatif teknik two stay two stray sesuai

dengan materi yang diajarkan.

b) Penentuan kelas treatment yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

c) Melakukan pre tes. Sebelum perlakuan diberikan, peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pre tes untuk mengukur pemahaman konsep awal.

d) Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran koperatif teknik TSTS.

e) Melakukan proses pembelajaran pada kelas kontrol dengan model pembelajaran langsung teknik ceramah dan latihan.

f) Melakukan pos tes. Setelah perlakuan selesai diberikan, selanjutnya kedua kelompok diberikan tes. Hasil tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah treatment dilakukan.

Perlakuan yang diberikan pada kelas XI IPS berbeda antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. Perlakuan yang diberikan pada kelas yang diteliti adalah seperti pada tabel 3.2. berikut ini:

Tabel 3.2

Skenario Pembelajaran pada kelas ekperimen dan kelas kontrol No Kelas Eksperimen No Kelas Kontrol 1.

2.

Pendahuluan

a. Mengisi absen peserta didik b. Guru memberi apersepsi c. Memotivasi peserta didik Kegiatan inti (CL teknik TSTS)

a. Eksplorasi

Guru menerangkan materi pelajaran sesuai dengan RPP

1.

2.

Pendahuluan

a. Mengisi absen peserta didik b. Guru memberi apersepsi c. Memotivasi peserta didik Kegiatan inti (Pembelajaran Langsung)

a. Guru menerangkan materi pelajaran sesuai dengan


(29)

dilengkapi dengan contoh soal b. Elaborasi

Guru membagi lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap peserta didik dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, peserta didik mempelajarinya dalam kelompok kecil yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari

masing-masing kelompok

meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain secara terpisah, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok

3.

RPP dilengkapi dengan contoh soal

b. Guru memberikan latihan kepada peserta didik kemudian peserta didik mengerjakan latihan secara individu

c. Setelah peserta didik selesai mengerjakan latihan, guru membahas latihan

d. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya hal – hal yang masih kurang dimengerti Penutup

a. Peserta didik bersama guru merangkum pelajaran yang telah dipelajari

b. memberikan tugas rumah kepada peserta didik


(30)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

3.

bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya dari kelompok lain tadi serta

mancocokkan dan

membahas hasil-hasil kerja mereka.

 Setelah belajar dalam

kelompok dan

menyelesaikan

permasalahan yang diberikan, salah satu kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan peserta didik ke bentuk formal c. Konfirmasi

Penutup


(31)

 memberikan tugas rumah kepada peserta didik

3.4.3. Tahap Pasca Eksperimen

a. Mengolah data hasil pre tes dan pos tes untuk selanjutnya dilakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis.

b. Menarik kesimpulan hasil penelitian.

c. Menyusun laporan mengenai penelitian yang telah dilakukan.

3.5. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data adalah dengan Tes Pemahaman Konsep.

Tes ini digunakan untuk mengukur hasil yaitu pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran berupa pemahaman kognitif peserta didik yang dilakukan dengan pre-test dan post-test sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TSTS .

Langkah-langkah menyusun instrumen tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Menentukan tujuan tes

Tujuan tes pada penelitian ini adalah untuk mengukur pemahaman konsep peserta didik dalam memahami materi “Tahap Pencatatan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa”.

b) Menentukan tipe soal

Tipe soal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda 5 opsi (A,B,C,D,E) sebanyak 55 soal.

c) Membuat kisi-kisi soal. d) Melaksanakan uji coba tes.

e) Menganalisis hasil uji coba, baik validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda butir tes.


(32)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

Instrumen tes hasil belajar disusun berdasarkan indikator dari materi eksprimen. Adapun kisi-kisi soal tes pemahaman konsep peserta didik pada pelajaran ekonomi materi tahap pencatatan siklus akuntansi perusahaan jasa disajikan dalam tabel 3.3 di bawah ini :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes

Materi Tahap Pencatatan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

No Sub Materi No Soal Jumlah

1 Definisi dan Ciri-ciri Perusahaan Jasa dan bukti transaksi

1 sd 20 20 soal

2 Jurnal Umum 1 sd 20 20 soal

3 Buku Besar 1 sd 15 15 soal

Jumlah Soal 55 soal

3.6. ANALISIS SOAL TES 3.6.1. Validitas Tes

Sudjana (2012: 12) menjelaskan definisi validitas adalah ”ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.”

Validitas setiap butir soal yang digunakan dalam penelitian diuji dengan menggunakan metode corrected item-total correlation. Menurut Priyatno (2013 : 25) “uji validitas dengan metode corrected item-total correlation dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total item dan melakukan korelasi terhadap efek spurious overlap …”.

Validitas setiap butir soal yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan program SPSS Statistics Version 20.0. Kaidah keputusannya dengan cara melihat output dimana dapat diketahui nilai korelasi antara masing-masing item dengan skor total item yang sudah dikoreksi. Nilai korelasi tersebut kemudian dibandingkan dengan r table. Jika nilai korelasi item lebih besar daripada r table, maka item soal tersebut valid.


(33)

Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r table. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r table atau nilai r hitung nila r table, maka item tersebut adalah valid. (Riduan dan Sunarto, 2012 : 353)

Instrumen atau alat tes yang diuji validitasnya dalam penelitian ini adalah soal pilihan Ganda sebagai alat ukur untuk melihat pemahaman konsep peserta didik. Setelah diujicoba terhadap instrumen soal dalam bentuk pilihan ganda untuk mengukur pemahaman konsep peserta didik, kita bisa melihat mana data yang valid dan tidak valid, prosentase soal yang valid dan tidak valid berdasarkan analisis validitas dapat dilihat pada tabel 3.4. sebagai berikut.

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Pemahaman Konsep

Validitas Item Soal

Valid Tidak Valid Tinggi 1,4,7,21,36,38,48,50 8 - 0

Sedang

5,6,8,9,11,12,15,16,17,19 ,23,24,26,29,31,32,37,39, 42,45,47,49,51,53,54,55

26 - 0

Rendah 14,20,22,25,27,28,33,44 8 3,10,30,35,40,46 6 Sangat Rendah - 0 2,13,18,34,41,43,52 7

Jumlah 42 13

sumber: lampiran 4 Dari tabel 3.4 dapat diketahui bahwa dari 55 item soal yang diujicobakan diperoleh soal yang valid sebanyak 42 soal atau sekitar 76,36 % dari seluruh soal. Sementara soal yang tidak valid adalah sebanyak 13 soal atau sekitar 23,64 % dari seluruh item soal.

Berdasarkan uji validitas pilihan ganda dapat disimpulkan bahwa soal yang dapat digunakan sebagai alat pengumpul data adalah soal yang valid, sebanyak 42 soal. Menurut Sugiyono (2011:126) soal yang tidak valid harus dibuang atau diperbaiki. Dalam penelitian ini, karena kebutuhan penyampaian


(34)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

soal tersebut kepada peserta didik sesuai dengan materi yang diberikan, maka sisa soal yang yang tidak valid diadakan revisi dalam hal redaksi kalimat.

3.6.2. Reliabilitas Instrumen

Menurut Sudjana (2012 : 148) « suatu tes dikatakan reliabel atau ajeg apabila beberapa kali penunjukkan hasil yang relatif sama ». Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok peserta didik yang berbeda, atau tes yang berbeda diberikan pada kelompok yang sama akan memberikan hasil yang sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan tes dengan instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama.

Menurut Priyatno (2013 :30) ”metode iji reliabilitas yang sering digunakan adalah Croncbach’s Alpha.” Sedangkan menurut Uma Sekaran yang dikutip oleh Priyatno (2013), kaidah pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas adalah sebagai berikut :

Cronbach’s alpha 0,6 = reliabilitas buruk

Cronbach’s alpha 0,6 – 0,79 = reliabilitas diterima

Crocbach’s alpha 0,8 = reliabilitas baik

Sedangkan untuk membuat keputusan reliabilitas setiap item soal dapat dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel dengan keputusan sebagai berikut :

Jika rhitung > rtabel berarti reliabel

Jika rhitung < rtabel berarti tidak reliabel

Dalam penelitian alat test atau instrumen yang akan digunakan adalah tes pilihan ganda untuk melihat tingkat pemahaman konsep peserta didik. Sebelum alat ini digunakan untuk pengambilan data, maka terlebih dahulu diujicobakan untuk melihat tingkat reliabilitasnya, sehingga dapat dilihat mana item yang mempunyai reliabilitas yang tinggi. Setelah dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS versi 20.0, maka dapat dilihat dalam tabel besarnya cronbach’s alpha untuk instrumen soal bukti transaksi sebesar 0,726, instrumen soal jurnal umum 0,724, dan instrumen soal buku besar sebesar 0,722.


(35)

Menurut Nunnally dalam Priyatno (2013 :30) alat ukur bisa dikatakan reliabel jika nilai reliabilitas 0,600. Berdasarkan besarnya jumlah cronbach’s alpha, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen soal yang sudah dibuat secara keseluruhan reliabel. Sedangkan reliabilitas untuk masing-masing butir soal, dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pemahaman Konsep Reliabilitas Item Soal

Reliabel Tidak Reliabel Tinggi 1,4,7,21,25,36,38,48,50 9 - 0

Sedang

5,6,8,9,11,12,16,17,19,23 ,24,28,29,31,32,33,37,39, 42,45,47,49,51,53,54,55

26 - 0

Rendah 14,15,22,25,27,44 6 20 1

Jumlah 41 1

sumber: lampiran 4 Berdasarkan tabel 3.5 diatas dapat diketahui bahwa diantara 42 soal valid yang diujicobakan terdapat 41 soal yang reliabel, atau sekitar 98 %.

3.6.3. Daya Pembeda

Menurut Sudjana (2012 : 141) “analisis daya pembeda mengkaji butir soal dengan tujuan mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.” Artinya, bila soal tersebut diberikan kepada anak yang mampu, hasilnya menunjukkan prestasi yang tinggi; dan bila diberikan kepada peserta didik yang lemah, hasilnya rendah.

Cara menentukan daya pembeda untuk kelompok kecil (kurang dari 100) yaitu seluruh kelompok test dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh pengikut tes, dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi dua (Arikunto,2008:212).


(36)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

Analisis daya beda, bertujuan untuk melihat kemampuan soal membedakan antara peserta didik yang kemampuannya di atas rata-rata dengan peserta didik yang kemampuannya di bawah rata-rata, dengan rumus:

Keterangan: J = jumlah peserta

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA= banyaknya peserta kelompok atas yang dapat menjawab soal dengan

benar

BB= banyaknya peserta kelompok bawah yang dapat menjawab soal dengan

benar

Sedangkan untuk melihat apakah daya pembeda jelek, cukup, baik atau baik sekali dapat dilihat pada tabel 3.6. dibawah ini :

Tabel 3.6

Kategori Daya Pembeda Batasan Kategori

0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek

0.20 ≤ D ≤ 0.40 Cukup

0.40 ≤ D ≤ 0.70 Baik

0.70 ≤ D ≤ 1.00 Baik Sekali

D =

= (Arikunto,2008)


(37)

Berdasarkan uji daya pembeda soal terhadap soal pilihan ganda untuk sebagai alat ukur terhadap pemahaman konsep peserta didik dapat dilihat dalam tabel 3.7 berikut ini :

Tabel 3.7

Tabel Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Pemahaman Konsep Kategori Item Soal

Daya Pembeda

Jelek 2,3,10,12,13,14,15,18,22,30,34,40,43,4 5,46,52

16

Cukup 5,11,17,19,20,23,24,25,27,28,29,32,33, 35,44,49,53,54,55

19

Baik 1,6,8,9,16,21,26,31,36,37,39,41,42,47,4 8,50,51

17

Baik Sekali 4,7,38, 3

Jumlah 55 Soal

Sumber : lampiran 4 Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa diantara 55 soal terdapat 3 soal yang mempunyai daya pembeda baik sekali atau 6 %, 17 soal mempunyai daya pembeda baik atau 31%, 19 soal mempunyai daya pembeda cukup atau 35% dan 16 soal mempunyai daya pembeda jelek atau 29%.

3.6.4. Tingkat Kesukaran

Menurut Sudjana (2012:135) mengenai analisis tingkat kesukaran adalah sebagai berikut :

Asumsi yang digunakan untuk mempeoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.

Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(38)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

I = B N

Keterangan :

I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan

(Sudjana, 2012 :137)

Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. kriteria indeks kesulitan soal itu adalah seperti disebutkan pada tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kategori Tingkat Kesukaran Batasan Kategori 0,00 < p < 0,30 Soal Sukar 0,30 < p < 0,70 Soal Sedang 0,70 < p < 1,00 Soal Mudah

(Sudjana, 2012 : 137)

Setelah dilakukan ujicoba terhadap soal pilihan ganda yang nantinya akan digunakan sebagai alat ukur untuk melihat tingkat pemahaman konsep peserta didik didapat beberapa soal yang berkategori sukar, sedang dan mudah seperti yang sudah dirangkum pada tebel 3.9 berikut ini :

Tabel 3.9

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Pemahaman Konsep Kategori Item Soal

Tingkat Kesukaran

Sukar 18,30 2

Sedang 1,3,4,5,6,7,8,9,16,17,19,20,21,23,25,26, 28,31,33,35,36,37,38,39,42,43,46,47,48


(39)

,49,50,51,53,54,55

Mudah 2,10,11,12,13,14,15,22,24,27,29,32,34, 40,41,44,45,52,54

19

Jumlah 55 Soal

sumber: lampiran 4

Hasil uji tingkat kesukaran soal seperti terlihat pada tabel 3.9 menunjukkan bahwa ada sebanyak 2 soal dengan kategori sukar atau sekitar 4 %, sebanyak 34 soal kategori sedang atau sekitar 62 % , sedangkan soal dengan kategori mudah 19 soal atau sekitar 34 %.

Berdasarkan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sebanyak 55 soal tes pilihan ganda dijadikan sebagai alat ukur untuk melihat pemahaman konsep peserta didik setelah diadakan revisi terhadap beberapa soal yang tidak valid. (hasil pengujian terlampir).

3.7. TEKNIK ANALISIS DATA 3.7.1.Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas dapat digunakan analisis chi-kuadrat (X2). Teknik ini digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan frekuensi. Teknik ini juga dapat digunakan untuk mengadakan estimasi dan untuk menguji hipotesis.

Rumus untuk menghitung chi kuadrat adalah sebagai berikut : X2 = (fo – fe)2

fe dimana :

X2 = nilai chi kuadrat

fo = frekuensi yang diobservasi fe = frekuensi yang diharapkan (Riduwan dan Sunarto, 2012 : 68)

Adapun kriteria dalam pengujian ini, jika chi kuadrat dalam table (X2) hitung lebih kecil dari harga chi kuadrat (X2) dalam table pada taraf signifikansi


(40)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

5% atau ƿ 0,05, maka sebaran datanya berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya.

Untuk menguji normalitas data pretest digunakan uji statistik one-sample kolmogorov-smirnov test pada spss ver 20.00. hasilnya dengan membandingkan probabilitas Assymp Sig (2-taled) dengan nilai alpha (α). Kriteria pengujian adalah apabila probabilitas Asymp.Sig (sig 2-tailed) > alpha (α), maka tes dikatakan berdistribusi normal. Hipotesis pengujian normalitas adalah:

Hο : angka signifikansi (Sig) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal H1 : angka signifikansi (Sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal 3.7.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas diketahui untuk menguji apakah sampel berasal dari variansi yang sama atau tidak. Uji yang digunakan dalam menguji homogenitas adalah uji F. rumus homogenitas tersebut sebagai berikut :

F = Varian terbesar Varian terkecil

Adapun kriteria dalam pengujian ini adalah jika f hitung lebih kecil daripada f tabel, maka dapat dikatakan sampel homogen atau sebaliknya.

Dalam peneilitian ini perhitungan homogenitas menggunakan analisis levena statistic dibantu dengan program spss ver 20.00 yang membandingkan nilai hasil pre tes dan pos tes dengan ketentuan jika hitung lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (sig 2-tailed) maka nilai tes tersebut tidak memiliki perbedaan varian/ homogen.

3.7.3 Uji hipotesis

Menurut Riduwan dan Sunarto (2012 : 123) analisis perbandingan satu variable bebas dikenal dengan uji T atau t tes. Tujuan uji t adalah untuk mengetahui perbedaan variable yang dihipotesiskan.

Uji hipotesis dilakukan dengan uji t, model Separated Varian, dengan rumus sebagai berikut :

X1 – X2 T = S12 + S22


(41)

Apabila nilai t hitung table 5%, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya hasil belajar siswa yang diberi proses pembelajaran dengan model koperatif teknik TSTS lebih tinggi daripada peserta didik yang tidak diberi perlakuan tersebut.

Dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Kusnendi (2013a:2) penulis menggunakan uji t dua sampel berhubungan dengan paired sample t test untuk tes parametrik dan dengan menggunakan wilcoxon’s matched pairs test untuk uji non parametrik. Sedangkan untuk uji t dua sampel independen menggunakan independent sample t test untuk uji parametrik atau dengan menggunakan mann whitney u test untuk uji non parametrik dengan aplikasi program spss vers.20.00.

Menurut Kusnendi (2013b:7) kriteria uji jika kita menggunakan paired sample t tes atau wilcoxon’s matched pairs dan independent sample t test atau mann whitney u test adalah “Ho tidak dapat diterima jika : p-value ≤ 0,05 (1-tailed test)”.

Kemudian, untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar, digunakan perhitungan Gain Score (Gs) dan Gain Ternormalisasi (Gn). Menurut Dimitrov & Rumrill dalam Kusnendi (2013c:10) „Gain Score tepat digunakan jika kondisi awal (pre tes) antara kelompok eksperimen dan kontrol nyata berbeda”. Dimana, menurut Savinainen & Scoot dalam Kusnendi (2013d:10) Gs dapat dihitung dengan rumus :

Gs = skor pos tes – skor pre tes

= peningkatan (∆) dari pre tes ke pos tes.

Gn = (Ypost – Ypre)/(Ymax – Ypre)

Langkah terakhir adalah menghitung effect size. Menurut Kusnendi (2013d:15) effect size digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan model pembelajaran terhadap peningkatan prestasi peserta didik.


(42)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir tesis ini, penulis mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. kesimpulan ini dibuat berdasarkan hasil perhitungan dan analisis statistik. Selain itu, penulis juga mengajukan beberapa saran untuk pengembangan pengajaran pada mata pelajaran ekonomi khususnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray.

5.1. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1). Pemahaman konsep ekonomi pada kelas eksperimen lebih tinggi setelah mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dibandingkan pemahaman konsep peserta didik sebelum mendapat perlakuan dilihat dari hasil pre tes dan pos tesnya. 2). Pemahaman konsep peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray signifikan meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung teknik ceramah dan latihan.

5.2. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray di SMAIT As Syifa Boarding School Subang yang dibandingkan dengan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran Ekonomi materi Tahap Pencatatan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

a. Pembelajaran model kooperatif teknik TSTS merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep ekonomi peserta didik. Untuk itu para guru dapat menggunakan model tersebut


(43)

dalam proses pembelajaran sebagai salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik .

b. Pembelajaran model kooperatif teknik TSTS memerlukan alokasi waktu yang lebih banyak dibandingkan model pembelajaran langsung, karena itu guru yang akan menerapkannya diharapkan dapat mengalokasikan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan panduan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

c. Sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif teknik TSTS sebaiknya tujuan dan manfaat yang bisa diambil dapat tersampaikan dan difahami oleh semua peserta didik sehingga mereka dapat berperan lebih aktif dan semangat dalam memahami materi dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

d. Bagi pemegang amanah pimpinan pada suatu sekolah, diharapkan dapat memfasilitasi para guru dengan berbagai pelatihan sehingga guru dapat menjadi lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Dengan guru yang kreatif diharapakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, sehingga prestasi peserta didik pun menjadi lebih meningkat.

e. Pihak sekolah diharapkan untuk lebih memberikan fasilitas dan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri tidak hanya di kelas, tetapi juga di luar kelas untuk mengikuti berbagai lomba akademik dan kegiatan bermanfaat lainnya. Karena dengan peserta didik didorong untuk berkarya dan mencetak prestasi, hal ini akan mendorong mereka untuk belajar lebih giat.

f. Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif teknik TSTS diharapkan bisa lebih dikembangkan dengan mendalam, khususnya dalam hal pemilihan materi yang sesuai, tingkat kepintaran peserta didik dan penggunaaan berbagai media pembelajaran sehingga semua pihak yang terlibat dalam proses ini bisa mengambil manfaat yang lebih besar.


(44)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka cipta.

Arikunto, S. (2009). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Ayuningtyas, A.D. (2012). Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan TSTS Pada Materi Persamaan Garis Lurus Kelas VIII SMP N di Kota Yogyakarta. Tesis Pada Program Pascasarjana UNS Solo : diterbitkan Azhar (2012). Kualitas Pendidikan Indonesia Ranking 69 Tingkat Dunia.

(Online). Tersedia di : http://azharmind.blogspot.com/2012/02/kualitas-pendidikan-indonesia-ranking.html. (14 Juni 2013)

Bajracharya, I.K. (2010). Teaching Mathematics Through ABC Model of Critical thinking. Jurnal : Mathematics Education Forum, Vol. II, Issue 28. Year 14, pp 13-17

Cahya, A. (2011). Model Pembelajaran. (Online). Tersedia di : http://aviandripgsd.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran.html. (11 Maret 2013)

Castingga, E. (2012). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Campuran Siswa Kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 02 Semarang. Tesis.

Dahar, R.W. (1989) Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Faiq, M. (2013). Mengimplementasikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray. (Online). Tersedia :

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-kooperatif-two-stay-two-stray.html. (4 Maret 2013)

Felder, R.M., Brent, R. (2007). Cooperative Learning. Departmen of Chemical Engineering, N.C. State University, Raleigh. (Online). Tersedia di : http://www4.ncsu.edu/unity/lockers/users/f/felder/public/Papers/CLChapter. pdf. (15 Juni 2013)


(45)

Ghozali, I. (2008). Desain Penelitian Ekperimental. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Gredler, Margaret E (2011), Learning and Instruction, Teori dan aplikasi edisi keenam. Jakarta : Jakarta Kencana Prenada Media grup.

Hamiddin (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Puisi Dengan Strategi TSTS Pada Mahasiswa Semester 6 Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Islam Malang : diterbitkan.

Haq, M. (2013). Masalah Pendidikan di Indonesia dan Solusinya. (Online). Tersedia di : http://edukasi.kompasiana.com/2013/01/09/masalah-pendidikan-di-indonesia-dan-solusinya-517913.html. (10 Maret 2013) Hastjarjo, D. (2008). Ringkasan Buku Cook & Campbell (1979). Quasi

Eksperimentation : Design and Analisis Issues for Field Setting. Houghton Mifflin Co.

Huda, M. (2013). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ivie, S.D. (1998). Ausubel Learning Theory : An Aproach To Teaching Higher Order Thinking Skills. Dalam High School Journal (Online), Vol 82.1, p35.1. Tersedia : http//find.galegroup.com/itx/infomark. (14 Juni 2013) Jacobsen, D.A., Eggen, P., dan Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching

Metode-metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Johnson, D.W., Johnson, R., Smith,K. (1998). Active Learning : Cooperation in the College Class Room. Edina, MN : Interaction Book Company.

Kagan, S. (1992). Cooperative Learning. San Juan Capistrano, CA : Resources for Teacher, Inc.

Komisi Nasional Pendidikan. (2008). Profil (Online). Tersedia di : http://www.komnaspendidikan.com/profil.php. (14 Juni 2013)

Kusnendi (2013). Uji Beda Dua Rata-rata dalam Penelitian Kuasi Eksperimen Control Group Pretest-Postest Design. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Lie, A. (2005), Cooperative Learning, Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana.


(46)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

Meltzer, David E (2002), The Relationship beetween Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: “hidden variables” in Diagnistic Pretest Scores”. American Journal of Physics, 70 (12), 1259-1267

Miller, C.K., Peterson, R.L. (2008). Cooperative Learning. Save and Responsive Schools Project. Indiana University.

Napitupulu, E.L. (2013). Indonesia Alami Krisis Pendidikan. (Online). Tersedia : http://edukasi.kompas.com/read/2013/01/27/21175927/Indonesia.Alami.Kri sis.Pendidikan. (3 Maret 2013)

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan.

Priyatno, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Quality Improvement Agency (2008). Teaching and Learning Programme. (Online). 5 Juni 2013

Riduwan dan Sunarto (2012). Pengantar Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta. Riyan (2013). Definisi Ekonomi. (Online). Tersedia di :

http://ipskreatif.pun.bz/definisi-ekonomi.xhtml .(10 Maret 2013)

Samuelson, Paul,A. dan Nordhaus, William,D. (1990) Ekonomi, Jilid 1, Diterjemahkan Oleh Jaka Wasana, Jakarta: Erlangga.

Santoso, E.B. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS). (Online). Tersedia : http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two.html. (11 Maret 2013)

Saraswati, D., Sodjoko, E., Susilo, B.E., (2012). Penerapan Pembelajaran TSTS Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat. Unnes Journal of Mathematics Education. UJME 1 (1) (2012)

Setiawan, R. (2012). Masalah Pendidikan Di Indonesia Dan Solusinya. (Online). Tersedia di : http://positivego.blogspot.com/2012/11/masalah-pendidikan-di-indonesia.html. (3 Maret 2013)


(47)

Siagian, D. (2013). Mimpi Pendidikan Bermutu. (Online). Tersedia di : http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/05/16/29480/mimpi_pen didikan_bermutu. (14 Juni 2013)

Singarimbun, Masri dan Effendi, S. (1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT Pustaka LP3ES

Skemp, R. R. (1989). Mathematics in The Primary School. London : Routledge Slavin, Robert E. (2009), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.

Bandung: Penerbit Nusa Media.

SMP Muhammadiyah 17 Plus (2013). Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran. (Online). Tersedia :

http://smpm17plus.wordpress.com/2013/01/11/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran. (19 Maret 2013)

Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sudrajat, A. (2008). Komponen-komponen Kurikulum. (Online). Tersedia :

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum. (14 Juni 2013)

Sugiyono (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujana, N. (2012), Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sunaryanto, Diana (2010). Penerapan metode pembelajaran kooperatif model two stay two stray (TS-TS) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran akuntansi kelas X akuntansi di SMK Ardjuna 1 Malang. (Jurnal)

Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syifahayati, N. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Lesson Study Terhadap Pemahaman Konsep dan Motivasi (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Konsep Ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan Ekonomi Produsen dan Konsumen pada Peserta didik Kelas X di SMAN 1 Jampangtengah Kab Sukabumi). Tesis Pada Program Pascasarjana UPI : tidak diterbitkan.

Trianto (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(48)

Tri Rahayu, 2013

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI

UU No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Media Wacana Press.

UPI (2012), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Wajdi, M. (2013). Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Beberapa Ahli Ekonomi . (Online). Tersedia : http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/02/pengertian-ilmu-ekonomi-menurut.html. (4 Juli 2013).

Wanasaba, R. (2013). Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) . (Online). Tersedia : http://rohadiwanasaba.vv.si/2013/01/metode-pembelajaran-two-stay-two-stray-tsts. (4 Maret 2013)


(1)

dalam proses pembelajaran sebagai salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik .

b. Pembelajaran model kooperatif teknik TSTS memerlukan alokasi waktu yang lebih banyak dibandingkan model pembelajaran langsung, karena itu guru yang akan menerapkannya diharapkan dapat mengalokasikan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan panduan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

c. Sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif teknik TSTS sebaiknya tujuan dan manfaat yang bisa diambil dapat tersampaikan dan difahami oleh semua peserta didik sehingga mereka dapat berperan lebih aktif dan semangat dalam memahami materi dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

d. Bagi pemegang amanah pimpinan pada suatu sekolah, diharapkan dapat memfasilitasi para guru dengan berbagai pelatihan sehingga guru dapat menjadi lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Dengan guru yang kreatif diharapakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, sehingga prestasi peserta didik pun menjadi lebih meningkat.

e. Pihak sekolah diharapkan untuk lebih memberikan fasilitas dan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri tidak hanya di kelas, tetapi juga di luar kelas untuk mengikuti berbagai lomba akademik dan kegiatan bermanfaat lainnya. Karena dengan peserta didik didorong untuk berkarya dan mencetak prestasi, hal ini akan mendorong mereka untuk belajar lebih giat.

f. Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif teknik TSTS diharapkan bisa lebih dikembangkan dengan mendalam, khususnya dalam hal pemilihan materi yang sesuai, tingkat kepintaran peserta didik dan penggunaaan berbagai media pembelajaran sehingga semua pihak yang terlibat dalam proses ini bisa mengambil manfaat yang lebih besar.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka cipta.

Arikunto, S. (2009). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Ayuningtyas, A.D. (2012). Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan TSTS Pada Materi Persamaan Garis Lurus Kelas VIII SMP N di Kota Yogyakarta. Tesis Pada Program Pascasarjana UNS Solo : diterbitkan Azhar (2012). Kualitas Pendidikan Indonesia Ranking 69 Tingkat Dunia.

(Online). Tersedia di : http://azharmind.blogspot.com/2012/02/kualitas-pendidikan-indonesia-ranking.html. (14 Juni 2013)

Bajracharya, I.K. (2010). Teaching Mathematics Through ABC Model of Critical thinking. Jurnal : Mathematics Education Forum, Vol. II, Issue 28. Year 14, pp 13-17

Cahya, A. (2011). Model Pembelajaran. (Online). Tersedia di : http://aviandripgsd.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran.html. (11 Maret 2013)

Castingga, E. (2012). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Campuran Siswa Kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 02 Semarang. Tesis.

Dahar, R.W. (1989) Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Faiq, M. (2013). Mengimplementasikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray. (Online). Tersedia :

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-kooperatif-two-stay-two-stray.html. (4 Maret 2013)

Felder, R.M., Brent, R. (2007). Cooperative Learning. Departmen of Chemical Engineering, N.C. State University, Raleigh. (Online). Tersedia di : http://www4.ncsu.edu/unity/lockers/users/f/felder/public/Papers/CLChapter. pdf. (15 Juni 2013)


(3)

Ghozali, I. (2008). Desain Penelitian Ekperimental. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Gredler, Margaret E (2011), Learning and Instruction, Teori dan aplikasi edisi keenam. Jakarta : Jakarta Kencana Prenada Media grup.

Hamiddin (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Puisi Dengan Strategi TSTS Pada Mahasiswa Semester 6 Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Islam Malang : diterbitkan.

Haq, M. (2013). Masalah Pendidikan di Indonesia dan Solusinya. (Online). Tersedia di : http://edukasi.kompasiana.com/2013/01/09/masalah-pendidikan-di-indonesia-dan-solusinya-517913.html. (10 Maret 2013) Hastjarjo, D. (2008). Ringkasan Buku Cook & Campbell (1979). Quasi

Eksperimentation : Design and Analisis Issues for Field Setting. Houghton Mifflin Co.

Huda, M. (2013). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ivie, S.D. (1998). Ausubel Learning Theory : An Aproach To Teaching Higher Order Thinking Skills. Dalam High School Journal (Online), Vol 82.1, p35.1. Tersedia : http//find.galegroup.com/itx/infomark. (14 Juni 2013) Jacobsen, D.A., Eggen, P., dan Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching

Metode-metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Johnson, D.W., Johnson, R., Smith,K. (1998). Active Learning : Cooperation in the College Class Room. Edina, MN : Interaction Book Company.

Kagan, S. (1992). Cooperative Learning. San Juan Capistrano, CA : Resources for Teacher, Inc.

Komisi Nasional Pendidikan. (2008). Profil (Online). Tersedia di : http://www.komnaspendidikan.com/profil.php. (14 Juni 2013)

Kusnendi (2013). Uji Beda Dua Rata-rata dalam Penelitian Kuasi Eksperimen Control Group Pretest-Postest Design. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Lie, A. (2005), Cooperative Learning, Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana.


(4)

Meltzer, David E (2002), The Relationship beetween Mathematics Preparation

and Conceptual Learning Gain in Physics: “hidden variables” in

Diagnistic Pretest Scores”. American Journal of Physics, 70 (12),

1259-1267

Miller, C.K., Peterson, R.L. (2008). Cooperative Learning. Save and Responsive Schools Project. Indiana University.

Napitupulu, E.L. (2013). Indonesia Alami Krisis Pendidikan. (Online). Tersedia : http://edukasi.kompas.com/read/2013/01/27/21175927/Indonesia.Alami.Kri sis.Pendidikan. (3 Maret 2013)

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan.

Priyatno, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Quality Improvement Agency (2008). Teaching and Learning Programme. (Online). 5 Juni 2013

Riduwan dan Sunarto (2012). Pengantar Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta. Riyan (2013). Definisi Ekonomi. (Online). Tersedia di :

http://ipskreatif.pun.bz/definisi-ekonomi.xhtml .(10 Maret 2013)

Samuelson, Paul,A. dan Nordhaus, William,D. (1990) Ekonomi, Jilid 1, Diterjemahkan Oleh Jaka Wasana, Jakarta: Erlangga.

Santoso, E.B. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS). (Online). Tersedia : http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two.html. (11 Maret 2013)

Saraswati, D., Sodjoko, E., Susilo, B.E., (2012). Penerapan Pembelajaran TSTS Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat. Unnes Journal of Mathematics Education. UJME 1 (1) (2012)

Setiawan, R. (2012). Masalah Pendidikan Di Indonesia Dan Solusinya. (Online). Tersedia di : http://positivego.blogspot.com/2012/11/masalah-pendidikan-di-indonesia.html. (3 Maret 2013)


(5)

Siagian, D. (2013). Mimpi Pendidikan Bermutu. (Online). Tersedia di : http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/05/16/29480/mimpi_pen didikan_bermutu. (14 Juni 2013)

Singarimbun, Masri dan Effendi, S. (1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT Pustaka LP3ES

Skemp, R. R. (1989). Mathematics in The Primary School. London : Routledge Slavin, Robert E. (2009), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.

Bandung: Penerbit Nusa Media.

SMP Muhammadiyah 17 Plus (2013). Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran. (Online). Tersedia :

http://smpm17plus.wordpress.com/2013/01/11/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran. (19 Maret 2013)

Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sudrajat, A. (2008). Komponen-komponen Kurikulum. (Online). Tersedia :

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum. (14 Juni 2013)

Sugiyono (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujana, N. (2012), Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sunaryanto, Diana (2010). Penerapan metode pembelajaran kooperatif model two stay two stray (TS-TS) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran akuntansi kelas X akuntansi di SMK Ardjuna 1 Malang. (Jurnal)

Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syifahayati, N. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Lesson Study Terhadap Pemahaman Konsep dan Motivasi (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Konsep Ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan Ekonomi Produsen dan Konsumen pada Peserta didik Kelas X di SMAN 1 Jampangtengah Kab Sukabumi). Tesis Pada Program Pascasarjana UPI : tidak diterbitkan.


(6)

UU No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Media Wacana Press.

UPI (2012), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Wajdi, M. (2013). Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Beberapa Ahli Ekonomi . (Online). Tersedia : http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/02/pengertian-ilmu-ekonomi-menurut.html. (4 Juli 2013).

Wanasaba, R. (2013). Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) . (Online). Tersedia : http://rohadiwanasaba.vv.si/2013/01/metode-pembelajaran-two-stay-two-stray-tsts. (4 Maret 2013)


Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER DAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN EKONOMI - repository UPI S PEK 1203749 Title

0 0 3

Keyword: Cooperative Learning, Two Stay Two Stray (TSTS), question card,

0 5 14