PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA PENGUSAHA TANAMAN HIAS MAWAR POTONG DESA CIHIDEUNG BANDUNG BARAT.

(1)

Merlin Yolla Hasendi, 2013

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA PENGUSAHA TANAMAN HIAS MAWAR POTONG DESA CIHIDEUNG

BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Di tujukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen

Merlin Yolla Hasendi 0806482

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA PENGUSAHA TANAMAN HIAS MAWAR POTONG DESA CIHIDEUNG

BANDUNG BARAT

Oleh :

Merlin Yolla Hasendi

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sidang Sarjana pada Program Studi Manajemen

© Merlin Yolla Hasendi

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

Merlin Yolla Hasendi, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA PENGUSAHA TANAMAN HIAS MAWAR POTONG DESA CIHIDEUNG

BANDUNG BARAT

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Suryana, M.Si Rofi Rofaida, SP, M.Si NIP. 19600602 198601 1 002 NIP.19730205 200501 2 003

Mengetahui:

Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Vanessa Gaffar, SE.AK, MBA NIP. 19740307 200212 2 001


(4)

ABSTRAK

Merlin Yolla Hasendi (0806482), “ Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan

Usaha Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat”. Di bawah bimbingan Prof. Dr. H.Suryana, M.Si dan Rofi Rofaida, SP, M.Si

Meningkatnya usaha bisnis dibidang agraris menyebabkan permintaan tanaman hias meningkat. Tingginya peningkatan permintaan tanaman hias, khususnya mawar potong, tidak diimbangi dengan produksi tanaman mawar potong tersebut. Rendahnya pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki para pengusaha mawar potong menyebabkan bisnis agraris ini kurang berkembang dan rendahnya motivasi dianggap menjadi salah satu permasalahan yang terjadi. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya jumlah pengusaha pembudidaya mawar potong.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi , gambaran keberhasilan usaha dan bagaimana pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif. Metode sensus digunakan dalam penelitian ini, sehingga seluruh anggota populasi yang berjumlah 68 orang pengusaha menjadi responden penelitian.

Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Hasil perhitungan regresi sederhana didapat persamaan Ŷ = (- 0,114) +1,0658 X, dengan R-square sebesar 64,8% yang berarti bahwa besarnya pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 64,8% sedangkan sisanya 35,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Hasil penelitian memberikan kesimpulan, semakin tinggi motivasi maka semakin meningkat juga keberhasilan usaha para pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung kota Bandung.


(5)

Merlin Yolla Hasendi, 2013

ABSTRACT

Merlin Yolla Hasendi (0806482). “ The Influence of Motivation the Business Success of Ornamental Plants of Roses Flower Company at Cihideung Village, West Bandung”. Under the guidance of Prof. Dr. H. Suryana, M.Si and Rofi Rofaida, SP, M.Si

The business volume increased in the sector of agriculture led to increased demad for onamental plants. The high increase in the demand for ornamental plants, especially roses flower, not in balance with the production of roses flower. Lack of education and knowledge that employers have about roses flower have caused agricultural business is less developed and low motivation is considered to be one of the problems that occured. This is showed by the reduced number of farmers employers of roses flower.

The purpose of this study was to describe the motivation, the success of the business and the extent of the influence of motivation on the success of the business. Type of the research is descriptive research and verification. The research was conducted in the city of Bandung at Cihideung village with a population of 68 people entrepreneurs, the sample used by census method, so that the sample used is entire population.

The result showed that the motivational effected on how far the business can be successfull. The result of simple regression analysis showed equation Y = (- 0,114) + 1,0658 X with R-square of 64,8% which means that the impact of the effect motivation to the business success amounted 64,8% while the rest percentage 35.2% were influenced by other. The result lead to the the conclusion that the higher business motivation effect to the how success the business of ornamental plants roses flower entrepreneurs at Cihideung village of Bandung.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ………. i

ABSTRAK……… ii

ABSTRACT………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GAMBAR ……… xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian………..…... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah……….………… 12

1.2.1 Identifikasi Masalah………..……… 12

1.2.2 Rumusan Masalah………...….…. 13

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian……….………….…..… 13

1.3.1 Tujuan Penelitian……….. 13

1.3.2 Kegunaan Penelitian……… 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka……….. 15

2.1.1 Kewirausahaan………. 15

2.1.1.1 Konsep Kewirausahaan………. 15

2.1.1.2 Model Kewirausahaan……….. 17

2.1.2 Keberhasilan Usaha……… 18

2.1.2.1 Konsep Keberhasilan Usaha………. 18

2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha……… 19

2.1.2.3 Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Usaha……….. 20

2.1.2.4 Indikator Keberhasilan Usaha………... 23


(7)

Merlin Yolla Hasendi, 2013

2.1.3.1 Konsep Motivasi……….….. 26

2.1.3.2 Konsep Motif Kewirausahaan……… 29

2.1.3.3 Motif Berprestasi Kewirausahaan………. 30

2.1.3.4 Fungsi Motivasi……… 34

2.2 Kerangka Pemikiran……….. 34

2.3 Hipotesis……… 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………. 39

3.2 Metode dan Desain Penelitian………. 40

3.2.1 Metode Penelitian……….. 40

3.2.2 Desain Penelitian……… 41

3.3 Operasionalisasi Variabel……… 42

3.4 Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data………. 44

3.4.1 Jenis dan Sumber Data………. 44

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data……… 45

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel………. 45

3.5.1 Populasi……….. 45

3.5.2 Sampel……… 46

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis……… 46

3.6.1 Rancangan Analisis Data……… 46

3.6.1.1 Pengujian Validitas……… 48

3.6.1.2 Pengujian Reliabilitas………. 55

3.6.2 Teknik Analisis Data……… 58

3.6.2.1 Method Of Successive Interval (MSI)……… 58

3.6.2.2 Analisis Regresi Linier Sederhana……… 61

3.6.2.3 Uji Hipotesis……… 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……… 65

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian………..… 65


(8)

4.1.2.1 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin….… 67

4.1.2.3 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan……… 69

4.2 Hasil Pengukuran Variabel Yang di Teliti………. 71

4.2.1 Analisis Deskriptif Keberhasilan Usaha ( Variabel Y)……… 71

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Indikator Peningkatan Akumulasi Modal……… 73

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Indikator Peningkatan Pendapatan……….. 77

4.2.1.3 Analisis Deskriptif Indikator Peningkatan Volume Penjualan……... 79

4.2.1.4 Analisi Deskriptif Indikator Peningkatan Output Produksi……….... 82

4.2.1.5 Analisi Deskriptif Indikator Peningkatan Jumlah Tenaga Kerja…… 86

4.2.2 Analisis Deskriptif Motivasi (Variabel X)………. 89

4.2.2.1 Analisis Deskriptif Indikator Motif Berprestasi (n-Ach)……… 91

4.2.2.2 Analisis Deskriptif Indikator Motif Kekuasaan (n-Pow)……… 95

4.2.2.3 Analisis Deskriptif Indikator Motif Berafiliasi (n-Aff)………. 99

4.2.3 Hasil Pengujian Statistik………. 103

4.2.3.1 Uji Normalitas………. 103

4.2.3.2 Koefisien Korelasi………..… 104

4.2.3.3 Analisis Regresi Linier Sederhana……… 106

4.2.3.4 Uji Hipotesis……… 108

4.3 Pembahasan Penelitian……….. 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………. 114

5.2 Saran……….. 116 DAFTAR PUSTAKA


(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kota Bandung salah satu kota besar yang ada di Indonesia, merupakan kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari 70% mata pencaharian warga Bandung bermata pencaharian dari sektor agraris. Usaha ini berkembang pesat ketika tahun 1980 hingga 1990. Pertanian yang ada di Bandung pun berbagai macam, mulai dari sayuran, tanaman hias serta buah buahan.

Keberhasilan usaha tanaman hias disamping tepat dan cepat mengambil peluang, juga harus mempunyai kemampuan dalam budidayanya. Budidaya yang efisien dan teknik penjualan yang tepat akan memberikan keuntungan yang baik. Dapat diketahui, bahwa trend penggunaan tanaman hias selalu berubah setiap waktu sehingga para pengusaha tanaman hias perlu mengikuti perkembangan trend pasar. Tanaman hias terbukti berpotensi untuk menjadi suatu sektor penggerak bagi pengembangan berbagai usaha yang sangat bermanfaat dalam memberikan kontribusi terhadap PDB dan pendapatan para pengusaha tanaman hias. Perdagangan komoditas tanaman hias yang tinggi menunjukan penerimaan masyarakat yang tinggi. Sehingga semakin tinggi kontribusi yang didapatkan dari sektor agraris tanaman hias, maka semakin terlihat keberhasilan yang dicapai.


(10)

Dapat dilihat dalam Tabel 1.1 mengenai kontribusi output tanaman hias terhadap PDB indonesia.

Tabel 1.1

Kontribusi Output Tanaman Hias Terhadap PDB Indonesia Tahun 1995 – 2010

Tahun Output Tanaman Hias (juta rupiah )

Total PDB Indonesia (milyar)

Koefisien

1995 3.167.509 210.866,2 1,5

2000 9.550.051 542.755,5 1,76

2005 51.377.070 1.389.769,8 3,7

2010 1.415.324 2.772.281,1 0,06

Sumber: Data Tahunan Biro Pusat Statistik Indonesia

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa output kontribusi tanaman hias terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia memiliki nilai yang cukup besar. Hal tersebut diakibatkan meningkatnya permintaan tanaman hias yang melonjak karena sering digunakan untuk upacara keagamaan, dan juga tanaman hias pun mulai digunakan untuk dekorasi kegiatan keluarga. Dengan meningkatnya permintaan tanaman hias diikuti pula dengan meningkatnya biaya faktor produksi sehingga terlihat muncul adanya penurunan.

Salah satu daerah di Bandung yang memiliki kemajuan dalam usaha tanaman hias yaitu Desa Cihideung Bandung Barat. Desa Cihideung memulai usaha dibidang pertanian pada tahun 1986. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perkembangan desa Cihideung ini adalah ketika era ekonomi orde baru dalam puncak gelombang tinggi.


(11)

Menurut Ahmad, salah satu anggota DPRD setempat,” selain menjadi

sentra tanaman hias untuk kawasan Bandung Raya, Desa Cihideung juga dijadikan barometer tanaman hias di Indonesia. "Jika ada jenis bunga hias baru, banyak orang dari luar Bandung yang datang ke Cihideung. Dengan begitu, memang menjadi patokan untuk berbagai jenis bunga yang tengah diminati

masyarakat”.

Terdapat beberapa jenis tanaman yang cocok ditanam didaerah ini dan yang populer dari desa Cihideung adalah tanaman hiasnya, lebih dari 20 jenis tanaman hias ditanam dan dibudidayakan di desa Cihideung. Ada beberapa jenis tanaman hias di Indonesia yang tersedia di Desa Cihideung yaitu anggrek (batang), kuping gajah (batang), pisang pisangan (batang), krisan (batang), sedap malam, melati, anyelir, dan mawar. Dari beberapa tanaman hias yang dibudidayakan di desa Cihideung, salah satunya adalah bunga mawar. Bunga mawar merupakan tanaman hias yang menjadi komoditi utama dan primadona.

Mawar merupakan salah satu tanaman yang memiliki bunga yang indah serta nilai jual yang tinggi, mawar dapat dibudidayakan sebagai bunga potong, tanaman penghias taman, dan sebagai bunga pot. Di desa Cihideung banyak terdapat varian warna dan bibit dari jenis jenis bunga mawar. Bunga mawar dari Cihideung sangat populer dikalangan masyarakat kota Bandung dan para turis baik domestik maupun mancanegara. Keanekaragaman dan keunikan dari bunga mawar yang dibudidayakan oleh para pengusaha desa Cihideung adalah jenis tanaman hias mawar potong.


(12)

Secara keseluruhan jenis tanaman hias mawar potong yang dibudidayakan ada berjumlah 13 jenis mawar. pembudidayaan tanaman hias mawar potong ini dilakukan oleh 68 pengusaha yang berkonsentrasi pada mawar potong saja dan dikelola oleh suatu kelompok tani. Untuk desa Cihideung ini, tanaman hias mawar potong yang telah dikemas di kirimkan ke beberapa kota yang menjadi partner usahanya diantaranya adalah Jakarta, Solo, Kalimantan, dan Bali.

Pada umumnya hasil pembudidayaan tanaman hias mawar potong desa Cihideung dijual atau disalurkan kepada para pengecer untuk dijual kembali, dikirimkan ke hotel-hotel untuk keperluan dekorasi ataupun restoran-restoran.

Para pengusaha tersebut melakukan panen yaitu setiap hari, tanaman hias mawar potong alami umumnya memiliki daya tahan sekitar 4-5 hari. Hasil panen yang didapatkan untuk kemudian dikumpulkan dipenadah untuk dipaket atau di paket berdasarkan ukuran untuk kemudian ditentukan harga jual per ikat atau per kodi. 1 kodi berisi 20 tangkai mawar potong. Khusus untuk tanaman mawar potong sendiri ditetapkan harga per ikat atau perkodi yaitu seharga Rp.30.000,00. Kebijakan penetapan harga tersebut dari tahun ke tahun tidak berubah, sehingga apabila biaya produksi tinggi maka harga jual tetap, kebijakan tersebut menjadi salah satu polemik yang dihadapi para pengusaha bunga mawar potong didesa Cihideung dari segi biaya produksi.


(13)

Gambar 1.1 merupakan data mengenai jumlah produksi bunga mawar yang cenderung fluktuatif yang diakibatkan oleh nilai output budidaya mawar yang mengalami kenaikan sedangkan nilai biaya input yang tidak seimbang.

Gambar 1.1

Produksi Tanaman Hias Mawar Potong Sumber : diolah dari data penelitian observasi

Tanaman hias mawar potong di Cihideung ini pun memiliki berbagai macam ukuran, baik dari ukuran kelopak bunga yang dimiliki mawar potong tersebut ataupun dari panjang dan diameter tangkai yang dimiliki. Mawar potong ini dikategorikan menjadi beberapa klasifikasi untuk kemudian ditentukan harga jualnya per kodi atau per ikat sesuai dengan kriteria yang dilihat dari ukuran bunga mawar potong tersebut.


(14)

Tabel 1.2 ini adalah kategori tanaman hias mawar potong berdasarkan harga jual dari penadah di Desa Cihideung.

Tabel 1.2

Klasifikasi Bunga Mawar Potong

Klasifikasi Mawar Potong Berdasarkan Harga

Grade A Rp. 40.000,00 / kodi (20 tangkai)

Grade B Rp. 30.000,00/ kodi (20 tangkai)

Grade C Rp. 20.000,00/ kodi (20 tangkai)

Sumber : Data hasil wawancara

Warna-warna yang beragam dari tanaman hias mawar potong tersebut bisa didapatkan dari beberapa cara yaitu melalui rekayasa genetika yaitu dengan cara okulasi yang biasa disebut tempel tunas, mutasi buatan atau mutasi gen dan juga perkawinan silang. Namun di Cihideung sendiri para pengusaha mawar potong ini untuk mendapatkan warna warna yang beragam tersebut adalah dengan cara pengembangbiakan secara generatif buatan, yaitu dengan cara perkawinan silang dimana para pengusaha proses menanam sebagian potongan atau bagian tubuh dari tanaman tersebut baik berupa cabang ataupun batang.

Dari tahun ke tahun penjualan tanaman hias potong mawar mengalami kenaikan seiring dengan banyaknya permintaan akan mawar dari berbagai daerah baik itu dari daerah didalam kota Bandung ataupun luar kota Bandung. Namun, ternyata penjualan bunga mawar potong mengalami penurunan dibeberapa tahun terakhir.


(15)

Berikut dalam gambar 1.2 menjelaskan mengenai pendapatan penjualan tanaman hias mawar potong dari tahun 2007 – 2011.

Sumber : Data diolah dari hasil penelitian

Gambar 1.2

Data Pendapatan Usaha Tanaman Hias Mawar Potong

Berdasarkan gambar 1.2 diatas dapat diketahui bahwa pendapatan usaha pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung berada dikondisi yang tidak tetap atau fluktuatif. Ditahun 2008 mengalami kenaikan menjadi Rp. 40.000.000,00, hingga ditahun 2009 mengalami kenaikan yang sama menjadi Rp. 60.000.000,00. Namun, ditahun 2010 pendapatan usaha mawar potong mengalami penurunan menjadi Rp. 55.000.000,00 dan ditahun 2011 turun kembali menjadi Rp. 45.000.000,00.

Menurut Bapak Saeful, selaku pengusaha dan penadah tanaman hias mawar potong sekaligus sebagai karyawan pada dinas pertanian mengatakan bahwa, naik turunnya penjualan tanaman hias mawar potong disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jika dilihat dari motivasi untuk berwirausaha yang


(16)

dimiliki para pengusaha tanaman hias mawar potong ini mengalami penurunan, dilihat dengan banyaknya pengusaha yang berkurang dikelompok usaha tani di Cihideung, disebabkan tidak adanya penyuluhan-penyuluhan khusus dari badan-badan pertanian mengenai pembudidayaan mawar, biaya produksi yang tinggi tidak diimbangi tingkat penjualan yang harusnya ikut meningkat, lahan untuk pembudidayaan tanaman hias mawar potong pun dari tahun ke tahun mengalami penyempitan. Hal tersebut terbukti dari adanya pembelian lahan-lahan warga asli Desa Cihideung oleh para pengusaha dari luar daerah Bandung.

Berikut ini adalah Tabel 1.3 menunjukan berkurangnya lahan untuk pembudidayaan tanaman hias mawar potong dari tahun 2008-2010.

Tabel 1.3

Data Luas Lahan Budidaya Mawar Potong Luas Lahan Budidaya Mawar Potong

2008 13 Ha

2009 11 Ha

2010 6 Ha

Sumber: Buku tahunan IV tahun 2008,2009 dan 2010 desa Cihideung

Data pada Tabel 1.3 tersebut bahwa pada tahun 2008 luas lahan pertanian untuk membudidaya bunga mawar potong yaitu 13 Ha menurun ditahun 2009, dan terus menurun hingga di ketahui data terakhir pada tahun 2010 menjadi 6 Ha. Penyebab dari mengurangnya lahan pertanian tersebut disebabkan oleh banyaknya investor asing yang membeli lahan di Cihideung untuk dibuka usaha seperti penginapan, resort ataupun rumah makan. Keputusan para warga asli desa Cihideung untuk menjual lahannya tersebut menunjukan bahwa motivasi berwirausaha yang dimiliki berkurang, sebagian dari mereka menganggap bahwa


(17)

bisnis pembudidayaan bunga mawar potong memiliki kontribusi yang rendah dan kurang menjanjikan.

Dengan berkurangnya lahan untuk pembudidayaan bunga mawar potong tersebut, maka para pengusaha budidaya mawar potong pun berkurang jumlahnya. Menurut Bapak Saeful, selaku penadah sekaligus pengkoordinasi seluruh para pengusaha tanaman hias mawar potong yang ada di Cihideung menyatakan bahwa, pengurangan lahan serta para pembudidaya mawar potong tersebut diakibatkan oleh kurangnya akan pengetahuan usaha yang mereka miliki.

Bahkan untuk sebagian pengusaha, mereka kini mengambil bibit pembudidayaan mawar dari desa tetangga yang masih berada disatu kawasan kecamatan. Desa Cihideung yang berada di kecamatan Parongpong memiliki tiga tetangga desa yang bermata pencaharian sama , yaitu ketiga desa tersebut adalah desa Cigugur, desa Karyawangi dan desa Cihanjuang Rahayu. Namun, dari keempat desa ini yang bermata pencaharian dari budidaya tanaman hias, Desa Cihideung merupakan satu satunya desa sentra bunga. Ketiga desa tersebut dan desa Cihideung memiliki saluran distribusi dan penyaluran bunga potong mawar kedaerah tujuan yang sama, yaitu ke Jakarta, Aceh, Bali, Solo, Jogja dan Kalimantan. Dengan memiliknya tempat pemasaran yang sama maka semakin tinggi persaingan yang terjadi dikeempat desa tersebut agar tetap dapat bertahan dalam usaha pembudidayaan dan perdagangan tanaman hias mawar potong tersebut.

Di desa Cihideung sendiri pembudidayaan mawar terpusat hanya pada pembudidayaan tanaman hias mawar potong saja, hasil panen mawar yang di


(18)

dapat oleh para pengusaha tidak di kembangkan atau tidak adanya diversifikasi dari tanaman hias mawar potong tersebut. Lain halnya, dengan daerah daerah lain yang telah mengalami kemajuan pembudidayaan mawar. Mereka melakukan diversifikasi pengolahan tanaman hias mawar dengan hasil ekstrasi lemak dingin sebagai usaha meningkatkan pendapatan para petani didaerah tersebut. Hasil ekstrasi lemak jenuh tanaman hias mawar tersebut dibuat menjadi minyak mawar murni yang memiliki nilai jual yang tinggi per gram nya. Hal tersebut menunjukan bahwa para pengusaha di desa Cihideung belum melakukan diversifikasi pada tamanan hias mawar potong yang mereka budidayakan, sedangkan pada kenyataannya diversifikasi pada suatu usaha merupakan salah satu langkah atau pembuktian dari adanya kemampuan dan keterampilan yang dimiliki para pengusaha tanaman hias mawar potong yang berkembang.

Pembudidayaan bunga mawar potong di Cihideung memberikan kontribusi yang positif bagi pemasukan daerah desa Cihideung sendiri, karena 70% sumber mata pencaharian masyarakat desa Cihideung adalah dari hasil sektor agraris yaitu pembudidayaan tanaman hias dan komoditi utamanya adalah tanaman hias mawar potong.

Dari hasil survey dan wawancara dengan para pengusahatanaman hias mawar potong setempat, maka tanaman hias mawar potong memberikan efek yang sangat tinggi bagi pendapatan warga desa Cihideung, dimana jika penjualan mawar potong tersebut tinggi maka akan berimbas semakin tingginya kesejahteraan para pengusaha tersebut dan memiliki pengaruh sebaliknya


(19)

Menurut MC.Clelland dalam Suryana (2003 : 32-33), Motif berwirausaha lahir dari motif ingin berprestasi (achievment motive). Terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien di banding sebelumnya yaitu mengutamakan hasil, semangat yang tinggi, kreatif. Motif berwirausaha dianggap mampu meningkatkan keberhasilan usaha, Mc.Clelland dalam penelitiannya terhadap usahawan menunjukan bukti yang bermakna bahwa motivasi berprestasi jika diterapkan pada usahawan mempunyai n-ACH yang lebih tinggi dibandingkan profesi lainnya.

Menurut Mc.Clelland, dalam Alma (2009: 27), Mc. Clelland dalam bukunya The Achieving Society (1961), mengungkapkan bahwa dorongan untuk mencapai keberhasilan merupakan motif yang penting sekali, bukan hanya terhadap keberhasilan seseorang namun juga keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan. Mc.Clelland dalam hasil penelitiannya mengemukakan bahwa berhasil atau tidaknya suatu bangsa melaksanakan pembangunan tergantung kepada jumlah penduduknya yang mempunyai motif untuk berhasil.

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis mengambil topik mengenai pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung Bandung Barat.

Maka penulis mengambil judul penelitian, “Pengaruh Motivasi

Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat”.


(20)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan ini adalah melihat bagaimana perkembangan dan kemajuan para pengusaha desa Cihideung dalam usaha pembudidayaan tanaman hias mawar potong tersebut, yang tetap mempertahankan metode dan cara tradisionalnya, sebagaimana diketahui bahwa pembudidayaan tanaman hias mawar potong ini adalah sumber mata pencaharian mayoritas penduduk desa Cihideung tersebut. Jika dilihat dari survey lapangan, bahwa dalam pembudidayaan tanaman hias mawar potong, para pengusaha tersebut cenderung memiliki kemampuan dan kemauan berwirausaha yang dari waktu ke waktu cenderung menurun, tekad yang kuat dan kerja keras yang rendah, serta kurang memanfaatkan kesempatan dan peluang yang ada.

Hal ini tentunya mempengaruhi berjalannya kegiatan usaha yang menjadi komoditas utama di desa Cihideung ini, dapat diketahui, dari segi produk, tanaman hias mawar potong yang di budidaya di desa Cihideung dari tahun ke tahun tidak ada perubahan yang menonjol, contohnya para pengusaha hanya melakukan perkawinan silang saja yang merupakan metode yang kini dianggap metode lama, dalam proses pembudayaannya pun mereka tidak memiliki pembaharuan baik dari tata cara ataupun teknologi yang digunakan sehingga biaya proses produksi yang semakin meninggi sulit untuk ditekan dan di efisiensikan.


(21)

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan identifikasi masalah diatas , maka rumusan permasalahan ini adalah

1. Bagaimana gambaran tingkat motivasi yang di miliki para pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung Bandung Barat.

2. Bagaimana gambaran tingkat keberhasilan usaha para pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung Bandung Barat.

3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha para pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung Bandung Barat.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan penulis untuk mengetahui dan mempelajari : 1. Gambaran tingkat motivasi yang di miliki para pengusaha tanaman hias

mawar potong desa Cihideung Bandung Barat.

2. Gambaran tingkat keberhasilan usaha yang di miliki para pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung Bandung Barat.

3. Pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung Bandung Barat.


(22)

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu Manajemen, khusunya mengenai Manajemen Kewirausahaan yang terkait dengan pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis dalam hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung Bandung Barat. Selain itu, hasil penelitian ini juga di harapkan dapat meberikan manfaat bagi penelitian selanjutnya.


(23)

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini akan menganalisis mengenai pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah motivasi sebagai variabel X dan keberhasilan usaha sebagai variabel Y). Adapun yang merupakan variabel bebas adalah motivasi yang terdiri dari, motif berprestasi, motif kekuatan dan motif afisiliasi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan usaha yang terdiri dari akumulasi modal, pendapatan, volume penjualan, output produksi, jumlah tenaga kerja.

Yang menjadi objek penelitian adalah pengusaha tanaman hias mawar potong Desa Cihideung Bandung Barat. Berdasarkan objek penelitian diatas, maka akan dianalisis mengenai gambaran motivasi yang di miliki para pengusaha tanaman hias mawar potong, gambaran keberhasilan usaha yang di miliki pengusaha tanaman hias mawar potong Desa Cihideung, dan pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu dari bulan Mei 2012 hingga Januari 2013, maka metode yang digunakan adalah

cross sectional method, yaitu yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari

objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang.


(25)

3.2 Metode dan Disain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono, (2005:21) menerangkan penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Fenomena yang diselidiki dalam penelitian ini adalah motivasi dan keberhasilan usaha.

Kausalitas metode penelitian verifikatif menurut Mashuri (2008:45), yaitu metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan. Penelitian verifikatif ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yaitu melalui pengumpulan data dilapangan, dalam penelitian ini akan diuji apakah terdapat pengaruh antara motivasi terhadap keberhasilan usaha.

Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif, maka metode yang digunakan adalah survey explanatory yaitu penelitian yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Berdasarkan jenis penelitian yang telah disebutkan, maka metode yang digunakan adalah metode explanatory survey. Sugiyono (2009:11) bahwa metode survey (metode explanatory survey) digunakan untuk mendapatkan data dari tempat


(26)

tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen).

3.2.2 Desain Penelitian

Menurut Arikunto (2006:90) “Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancang-ancang kegiatan, yang akan

dilaksanakan”. Desain penelitian mencangkup rencana, struktur, dan strategi. Sebagai rencana dan struktur, desain penelitian merupakan perencanaan penelitian, yakni penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian yang dimulai dari perumusan masalah, tujuan, gambaran pengaruh antar variabel, perumusan hipotesis sampai rencana analisis data. Sebagai strategi, desain penelitian merupakan penjelasan rinci tentang apa yang akan dilakukan penelitian dalam rangka pelaksanaan penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2009:56), desain kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi). Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Oleh karena itu desain kausalitas pada penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung.


(27)

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep definisi operasional tersebut membantu kita untuk mengklasifikasikan gejala disekitar ke dalam kategori khusus dari variabel (Arikunto, 2006:91).

Variabel penelitian ini terdiri atas variabel motivasi (X) dan variabel keberhasilan usaha (Y).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Tingkat pengukuran skala

Motivasi (X)

Motivasi di

pandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia

atas dasar

kebutuhan.

Dalam motivasi, terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap

dan perilaku

individu. Mc.Clelland dalam Suryana (2003:33)

1. Need for

achievement/

n-Ach

Motif berprestasi

 Tingkat keinginan

pencapaian target

 Tingkat keinginan dalam perencanaan usaha

 Tingkat keinginan untuk berprestasi

 Tingkat kemampuan untuk

bertanggung jawab

terhadap usaha

 Tingkat keinginan untuk pemenuhan kepuasan diri

ordinal

2. Need of power/

n-Pow

Motif kekuasaan

 Tingkat keinginan untuk lebih maju

 Tingkat keinginan untuk menghadapi resiko

 Tingkat keinginan mandiri dalam menjalankan usaha

ordinal

3. Need of affiliation/n-

Aff

Motif berafiliasi

 Tingkat keinginan untuk memperluas pasar

 Tingkat keinginan untuk bekerja sama dengan


(28)

pengusaha lain

 Tingkat keinginan untuk berkomunikasi dengan pengusaha lain

 Tingkat keinginan untuk berkomunikasi dengan konsumen

 Tingkat keinginan untuk menjaga lingkungan usaha dengan daerah sekitar Keberhasilan usaha

(Y)

Keberhaasilan usaha menunjukan suatu keadaan yang lebih baik atau

ungguldaripada masa sebelumnya, melalui proses dan usaha yang telah di lakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tetapkan. Henry

Faizal Noor

(2007:397)

1. Peningkatan akumulasi modal

 Tingkat frekuensi

penambahan jumlah modal secara periodik

 Tingkat frekuensi

penambahan jumlah aset penunjang produksi

 Tingkat ke efektifan penggunaan modal

Ordinal

2. Pendapatan  tingkat kenaikan laba usaha

 tingkat pendapatan omzet usaha

Ordinal

3. volume penjualan  tingkat penjualan usaha

 tingkat kenaikan volume penjualan

Ordinal

4. output produksi  tingkat frekuensi output produksi

 tingkat frekuensi

pengembangan output produksi

 tingkat kenaikan kualitas output produksi

Ordinal

5. jumlah tenaga kerja  tingkat frekuensi penambahan jumlah tenaga kerja

 tingkat frekuensi

pengembangan tenaga kerja


(29)

3.4 Jenis Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis dan Sumber Data

Menurut Arikunto (2006 :172) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Ada dua jenis data berdasarkan sumbernya, yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu (Umar,2002:64). Data primer ini berupa objek/person yang memiliki hubungan langsung dengan objek penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan penyebaran angket kepada seluruh pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel, dan ilmiah-ilmiah (Umar, 2002:84). Saat ini, data sekunder dapat diperoleh dari data yang diperoleh dari pihak lain dan sumber umum seperti internet, buku, surat kabar, majalah, dan jurnal.


(30)

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. Wawancara, yaitu dialog langsung dengan pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung Parongpong Bandung Barat yang akan di teliti.

2. Melalui internet, untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian berupa data hasil survey pra penelitian, data pendukung variabel motivasi dan keberhasilan usaha.

3. Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu dengan cara mempelajari bahan-bahan yang diangggap perlu dan berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh bahan-bahan yang dapat dijadikan landasan teori. 4. Penggunaan kuesioner (angket), yaitu cara pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti atau kepada orang-orang yang mengetahui persoalan dari objek yang sedang diteliti. Daftar pertanyaan ini disebarkan pada pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung Bandung Barat.

3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009:115) “Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi


(31)

adalah pengusaha tanaman hias mawar potong desa Cihideung Bandung Barat. Adapun jumlah keseluruhan pengusaha tersebut di desa Cihideung Bandung Barat berjumlah 68 orang.

3.5.2 Sampel

Definisi sampel menurut Sugiyono (2009:116), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Menurut Sugiyono, bila populasi tersebut besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut sebanyak 10% - 30% dari jumlah populasi. Di karenakan populasi penelitian kurang dari 100, yaitu 68 pengusaha. Maka seluruh populasi yang ada akan dijadikan sampel, sehingga penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 68 pengusaha tanaman hias mawar potong.

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha pada tanaman hias mawar potong desa Cihideung Bandung Barat maka dilakukan melalui analisis data dengan menggunakan angket (kuesioner) yang disebarkan kepada responden. Alat statistik juga digunakan untuk menganalisa data sehingga memudahkan penafsiran data mentah yang diperoleh yang akhirnya akan menghasilkan jenis data ordinal.


(32)

Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel motivasi (X) yang diteliti terdapat pengaruhnya atau tidak terhadap variabel keberhasilan usaha (Y).

Dalam melaksanakan pengolahan data ini prosedur analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Mengecek jawaban yang telah diisi oleh responden untuk mengetahui kelengkapan hasil jawaban responden yang akan menentukan layak tidaknya jawaban tersebut diolah lebih lanjut.

2. Menghitung bobot nilai dengan menggunakan skala interval dalam 5 pilihan jawaban skala pengukuran Likert.

3. Rekapitulasi nilai angket variabel X (motivasi) dan variabel Y (keberhasilan usaha).

4. Tahap uji coba kuesioner, untuk menguji layak atau tidaknya kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka penulis melakukan dua tahap pengujian yaitu uji validitas dan uji realibilitas. Keberhasilan mutu hasil penelitian dipengaruhi oleh data yang valid dan reliable. Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen penelitian yang juga valid dan reliable. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan

reliable berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2009:109). 5. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji statistik dengan menggunakan analisis


(33)

atau hubungan sebab akibat (kausal) antara satu variabel bebas (X) motivasi terhadap variabel (Y) keberhasilan usaha.

3.6.1.1Pengujian Validitas

Mengingat pengumpulan data atau informasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu harus valid dan reliable.

Sugiyono (2009:172), menyatakan bahwa hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang di teliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang di gunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti, instrumen tersebut dapat di gunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur.

Dengan kata lain, dengan menggunakan instrumen yang valid dalam pengumpulan data, maka di harapkan hasil penelitian akan menjadi valid.

Bagian kuesioner dapat berupa butir-butir pertanyaan secara sendiri-sendiri, dapat pula berupa faktor, yaitu kumpulan beberapa butir yang memiliki keterkaitan. Salah satu cara untuk mengukur validitas adalah dengan cara analisis butir.

Prosedur analisis butir sebetulnya sama saja dengan analisis faktor. Caranya, skor butir-butir pertanyaan (sebagai variabel X) dikorelasikan dengan


(34)

skor total (sebagai variabel Y). Dari koefisien korelasi yang dihasilkan dapat ditentukan butir pertanyaan mana yang valid dan mana yang tidak valid dan harus diganti. Syarat sebuah butir pertanyaan dianggap valid adalah jika koefisien korelainya dianggap signifikan. Apabila korelasi antar faktor rendah, seperti telah dikatakan, masing-masing faktor mengukur variabel yang berbeda. Oleh karena itu validitas butir pertanyaan dicari dengan mengkorelasikan setiap butir pertanyaan dengan faktor masing-masing.

Adapun untuk menghitung korelasi (r) secara manual dapat menggunakan rumus di bawah ini:

Dimana :

rxy = Koefisien Korelasi

X = Jumlah skor tiap item

Y = Jumlah total skor seluruh item N = Jumlah responden

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrument angket tersebut adalah sebagai berikut :

1. Memberikan nomor pada angket yang masuk

2. Memberikan skor pada setiap item sesuai dengan bobot yang telah ditentukan, yakni dengan menggunakan kategori 5 Skala Likert

3. Membuat tabel untuk mendapatkan harga ∑ xy, x2, dan ∑ y2, sesuai

dengan rumus diatas, dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. Meng-input data skor setiap item angket


(35)

b. Menghitung harga ∑ x2, dengan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut :

(1) Menghitung mean untuk setiap angket

(2) Mengurangkan skor setiap item dengan mean tiap item, sehingga diperoleh harga x

(3) Mengkuadratkan harga x untuk tiap-tiap item, sehingga mendapatkan harga x2

(4) Menjumlahkan harga x2, sehingga diperoleh harga ∑ x2

c. Menghitung harga , dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Menjumlahkan skor setiap responden, sehingga mendapatkan skor total untuk tiap responden

(2) Menghitung mean skor total

(3) Mengurangkan skor total tiap-tiap responden dengan mean skor total, sehingga diperoleh harga y

(4) Mengkuadratkan harga y tiap-tiap responden, sehingga mendapatkan harga y2

(5) Menjumlahkan harga y2, sehingga diperoleh harga ∑ y2

d. Menghitung harga ∑ xy, dengan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

(1) Mengalikan harga x untuk setiap item angket dengan harga y, sehingga mendapatkan harga xy


(36)

(3) Mensubstitusikan harga-harga ∑ xy, x2, dan ∑ y2 ke dalam rumus, sehingga diperoleh harga rxy untuk tiap-tiap item angket (4) Mengkonsultasikan harga rxy dengan kriteria pengujian validitas

4. Menghitung Uji-t dengan rumus :

Dimana :

t = Nilai thitung

r = Koefisien Korelasi hasil thitung

N = Jumlah Responden dengan

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0.05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) 5. Keputusan pengujian validitas instrument :

 Jika rhitung ≥rtabel berarti valid

 Jika rhitung ≤ rtabel berarti tidak valid

Untuk mempermudah proses pengujian validitas indikator pertanyaan, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS 20.

Dalam Tabel 3.2 yang menjadi acuan dalam memutuskan besarnya keeratan hubungan suatu indikator pertanyaan, terhadap skor total indikator pertanyaan, yang dikorelasikan.


(37)

Tabel 3.2

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Proses dalam melakukan uji validitas, dilakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel dan SPSS 20. Setelah diketahui nilai r hitung dari masing – masing indikator pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel yang diperoleh dari tabel r, yang mana n dari variabel x sebesar 68, dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05, maka dk = n-k-1 (dk = 68 – 1 – 1 = 66 ), sehingga didapatkan nilai r tabel sebesar 0,245. Syarat dalam uji validitas yaitu jika nilai r hitung > r tabel, maka indikator pertanyaan valid, begitu juga sebaliknya, jika r hitung < r tabel, maka indikator pertanyaan tidak valid.


(38)

Tabel 3.3 adalah rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel dan SPSS 20.

Tabel 3.3

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi

No. Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

1 Tingkat keinginan untuk mencapai target

usaha 0,732 0,245 Valid

2 Tingkat keinginan untuk memiliki rancangan

usaha 0,825 0,245 Valid

3 Tingkat keinginan untuk selalu berprestasi 0,365 0,245 Valid

4 Tingkat kemampuan untuk bertanggung jawab

terhadap usaha yang di jalani 0,795 0,245 Valid

5 Tingkat kepuasan dalam menjalani usaha 0,376 0,245 Valid

6 Tingkat keinginan untuk lebih maju dalam

berusaha 0,515 0,245 Valid

7 Tingkat keinginan untuk menghadapi resiko

usaha 0,723 0,245 Valid

8 Tingkat keinginan untuk mandiri dalam usaha 0,595 0,245 Valid

9 Tingkat keinginan untuk memperluas pasar 0,634 0,245 Valid

10 Tingkat keinginan untuk bekerja sama dengan

pengusaha lainnya 0,603 0,245 Valid

11 Tingkat keinginan untuk menjaga komunikasi

yang baik dengan pengusaha lainnya 0,315 0,245 Valid

12 Tingkat keinginan untuk menjaga komunikasi

yang baik dengan pelanggan dan konsumen 0,462 0,245 Valid

13 Tingkat keinginan untuk menjaga lingkungan

sekitar usaha 0,569 0,245 Valid


(39)

Berdasarkan tabel 3.3, dapat diketahui bahwa seluruh pertanyaan variabel x (motivasi) sebanyak 13 butir pertanyaan, dinyatakan valid dan lolos uji validitas, dikarenakan seluruh butir pertanyaan, memiliki nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel. Pada tabel 3.4 berikutnya, akan dijabarkan mengenai hasil pengolahan uji validitas, pada variabel Y ( keberhasilan usaha ).

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Keberhasilan Usaha

No. Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

1 Tingkat frekuensi untuk meningkatkan modal

secara periodik 0,869 0,245 Valid

2 Tingkat frekuensi penambahan jumlah aset

penunjang 0,797 0,245 Valid

3 Tingkat keefektifan penggunaan modal 0,905 0,245 Valid

4 Tingkat kenaikan laba usaha 0,869 0,245 Valid

5 Tingkat kenaikan pendapatan omzet usaha 0,783 0,245 Valid

6 Tingkat kenaikan penjualan bunga mawar

potong 0,606 0,245 Valid

7 Tingkat volume penjualan usaha mawar

potong 0,801 0,245 Valid

8 Tingkat frekuensi penambahan jumlah

budidaya mawar potong 0,869 0,245 Valid

9 Tingkat frekuensi pengembangan budidaya

mawar potong 0,475 0,245 Valid

10 Tingkat kenaikan kualitas budidaya mawar

potong 0,791 0,245 Valid

11 Tingkat frekuensi untuk penambahan tenaga

kerja 0,741 0,245 Valid

12 Tingkat frekuensi untuk melakukan

pengembangan tenaga kerja 0,883 0,245 Valid


(40)

Berdasarkan tabel 3.4, dapat diketahui bahwa seluruh pertanyaan variabel Y ( keberhasilan usaha ) sebanyak 12 butir pertanyaan, dinyatakan valid dan lolos uji validitas, dikarenakan seluruh butir pertanyaan, memiliki nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel.

3.6.1.2Pengujian Reliabilitas

Setelah menguji validitas kuesioner, langkah selanjutnya adalah uji reliabilitas. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data tersebut menunjukkan tingkat ketetapan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkap gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Sugiyono (2009 : 172), menyatakan bahwa hasil penelitian realibel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen yang realibel adalah instrumen yang bila di gunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Asumsinya, tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal.

Dalam penelitian ini teknik yang dipakai untuk mengukur reliabilitas dari instrumen penelitian yaitu dengan menggunakan menggunakan cara analisis reliabilitas internal.


(41)

Reliabilitas internal diperoleh dengan menganalisis data yang berasal dari satu kali pengujian kuesioner. Salah satu teknik menghitung reliabiltas internal yaitu rumus Alpha Croanbach.

Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan teknik dengan rumus Alpha Croanbach sebagai berikut :

Dimana :

= Croanbanch Alpha (Reliabilitas Instrumen) k = Banyaknya item angket

∑αb2 = Jumlah varian bulir

αt2 = Varian total

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut adalah sebagai berikut:

1. Membuat daftar distribusi nilai untuk setiap item angket dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Memberikan nomor pada angket yang masuk

b) Memberikan nomor pada setiap item sesuai dengan bobot yang telah ditentukan yakni kategori 5 Skala Likert

c) Menjumlahkan skor untuk setiap responden dan kemudian jumlah skor tersebut dikuadratkan

d) Menjumlahkan skor yang ada pada setiap item dari setiap jawaban yang diberikan responden. Total dari setiap jumlah skor setiap item harus sama dengan total skor dari setiap responden


(42)

e) Mengkuadratkan skor-skor jawaban dari tiap-tiap responden untuk setiap item, dan kemudian menjumlahkannya

2. Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas instrument terlebih dahulu setiap

item tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah varians item ∑αb2, langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mendapatkan

varians total (αt2) dengan rumus sebagai berikut:

Dimana :

αt2 = harga varians total

∑Y2

= jumlah kuadrat skor total

(∑Y)2

= jumlah kuadrat dari jumlah skor total N = jumlah responden

3. Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika rhitung > rtabel, berarti item pertanyaan dikatakan reliabel

 Jika rhitung≤ rtabel, berarti item pertanyaan dikatakan tidak reliable

 Atau, jika nilai croanbach alpha 0.6, maka instrumen penelitian dianggap reliabel

Dalam penelitian kali ini uji reliabilitas yang digunakan adalah uji reliabilitas internal dengan menggunakan teknik Croanbanch Alpha, dengan syarat lolos uji reliabilitas jika nilai croanbach’s alpha memiliki nilai ≥ 0.6 (Sekaran 2003 :78) .


(43)

Untuk mempermudah proses pengujian reliabilitas indikator pertanyaan, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS 20, agar dalam proses pengujian reliabilitas indikator pertanyaan.

Pada tabel 3.5 berikut ini, adalah hasil dari pengujian reliabilitas variabel X ( motivasi) dan variabel Y ( keberhasilan usaha ).

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Reliabilitas Motivasi dan Keberhasilan usaha

No Variabel Alpha cronbrach Kesimpulan

1 Motivasi ( X ) 0,8341 Reliable

2 Keberhasilan Usaha ( Y ) 0,9233 Reliable

Sumber : hasil pengolahan data 2013 menggunakan SPSS 20 for windows

Tabel 3.5 menunjukan bahwa nilai croanbach’s alpha pada variabel motivasi sebesar 0,8341 dan lebih besar dari nilai 0,6. Ini artinya bahwa variabel motivasi lolos uji reliabilitas, karena memiliki nilai reliabilitas yang tinggi. Untuk

variabel keberhasilan usaha, nilai croanbach’s alpha sebesaar 0,9233 dan lebih

besar dari 0,6. Ini artinya bahwa variabel keberhasilan usaha lolos uji reliabilitas, karena memiliki nilai reliabilitas yang sangat tinggi.

3.6.2 Teknik Analisis Data

3.6.2.1Method of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti yang telah dijelaskan dalam Tabel 3.1 operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu harus ditransformasi menjadi skala interval dengan


(44)

menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan data transformasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban

responden pada setiap pernyataan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan

penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap

pilihan jawaban.

5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Scale Value =

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.


(45)

Langkah-langkah di atas jika dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat dalam Tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6

Proses Pengubahan Data Ordinal ke Interval

Kriteria/Unsur 1 2 3 4 5

Frekuensi

Proporsi

Proporsi Kumulatif

Nilai

Scale Value

Catatan: Skala terkecil dibuat sebesar 1 maka SV terkecil adalah +1

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan variabel X dan variabel Y dengan cara analisis deskriptif untuk menjawab permasalahan tentang bagaimana gambaran pengaruh dari variabel-variabel tersebut. Kuesioner yang telah disebarkan diolah dengan langkah sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:


(46)

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket untuk variabel dengan jumlah skor kriterium variabel untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan menggunakan rumus:

∑xi = x1 + x2 + x3+ … xn Dimana:

xi = Jumlah skor hasil angket variabel Y

x1-xn = Jumlah skor angket masing-masing responden

c. Membuat daerah kategori kontinum

Tinggi = ST x JB x JR Sedang = SD x JB x JR Rendah = SR x JB x JR Dimana:

SR = Skor tertinggi SD= Skor terendah JB = Jumlah bulir JR = Jumlah responden

d. Menentukan daerah kontinum variabel

3.6.2.2Analisis Regresi Linier Sederhana

Menurut Sugiyono (2009:270) menyatakan bahwa regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan dan memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel


(47)

bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari hubungan oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Persamaan regresi sederhana X atas Y adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2009 : 270).

Ŷ = a + bX Dimana:

Ŷ = Keberhasilan usaha (Variabel dependen, subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan)

a = Harga Y, jika X = 0

b = Angka arah atau koefisien regresi

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan yang akan digunakan dalam analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut :

1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a

dan b, yaitu : ∑X ∑Y dan ∑XY ∑ ∑

2. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus sebagai berikut : (Sugiyono, 2009:272)

(Sugiyono, 2008:272)

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.


(48)

Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Dalam penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas,

dengan asumsi 0 ≤ r2 ≥ 1

KP = r2x 100% ………. (Riduwan, 2006:136) Keterangan:

KP = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi

3.6.2.3Uji Hipotesis

Untuk menentukan apakah H0 diterima atau ditolak maka digunakan model uji statistik yang digunakan untuk mengukur pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha.

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesisnya sebagai berikut : 1. Membuat hipotesis penelitian yang akan diuji sebagai berikut:

H0 : motivasi tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha HI : motivasi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha

Mengambil taraf signifikasi sebesar 5% (∝ = 5% ) dan df = n-2 untuk menentukan t tabel.

2. Menentukan uji statistik t yaitu dengan menggunakan rumus distribusi student (tstudent). Rumus dari distribusi student adalah :


(49)

Keterangan :

t = distribusi student

r = Koefisien korelasi Product Moment

n = Banyaknya data

3. Menentukan H0 diterima atau ditolak

Jika , maka H0 ditolak dan HI diterima. Jika , maka H0 diterima dan HI ditolak. atau

Jika p-v < 0,05, maka tolak Ho dan terima HA Jika p-v > 0,05, maka terima Ho dan terima HA

Untuk mengetahui nilai besaran regresi linear dan penerimaan hipotesis, maka digunakan alat bantu berupa software SPSS 20, agar proses penghitungan lebih mudah dilakukan.


(50)

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis linier sederhana mengenai pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha mawar potong Desa Cihideung Bandung Barat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Persepsi secara keseluruhan mengenai motivasi yang dimiliki para pengusaha mawar potong desa Cihideung berada di kategori tinggi. Berdasarkan penelitian ini, dapat di ketahui bahwa motif berprestasi(n-Ach) yang di miliki para pengusaha mawar potong desa Cihideung adalah tinggi, dimana para pengusaha merasa bahwa mereka telah mendapatkan kepuasan dalam usaha yang dijalaninya sebab semangat dan kerja keras tinggi yang selalu mereka pertahankan dan kembangkan. Motif kekuasaan (n-Pow) yang di miliki para pengusaha mawar potong tinggi, di mana para pengusaha bunga mawar potong ini telah memiliki keunggulan di bandingkan dengan pengusaha lainnya, dan motif afiliasi (n-Aff) yang di miliki para pengusaha tersebut tinggi, hal tersebut menunjukan bahwa para pengusaha tersebut telah berinergi baik dalam menjaga hubungan bisnis dengan pengusaha lainnya maupun dengan konsumen yang mereka miliki.

2. Persepsi secara keseluruhan mengenai keberhasilan usaha yang dimiliki para pengusaha mawar potong desa Cihideung berada dikategori sedang.


(52)

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa indikator peningkatan akumulasi modal berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukan bahwa para pengusaha tersebut tidak melakukan penambahan modal secara rutin, dimana mereka hanya menambahkan modal ketika di perlukan saja. Indikator pendapatan berada pada tingkatan tinggi, hal ini menunjukan bahwa para pengusaha mampu memberikan kontribusi positif serta peluang yang menjanjikan bagi usaha ini terlihat dengan adanya kenaikan pendapatan yang mereka hasilkan. Indikator volume penjualan berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukan bahwa tidak ada kenaikan volume penjualan yang dilakukan secara signifikan hal tersebut disebabkan oleh permintaan bunga mawar potong yang cenderung fluktuatif. Indikator peningkatan output produksi yang berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukan bahwa, terdapat kenaikan output produksi meskipun tidak tinggi dan tidak sama dalam setiap periodenya. Indikator peningkatan jumlah tenaga kerja berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukan bahwa para pengusaha tersebut melakukan penambahan tenaga kerja hanya jika diperlukan, terutama penambahan di lakukan jika ada pemesanan bunga mawar potong dalam jumlah banyak da penambahan jumlah tenaga kerja tersebut biasanya dalm bentuk kontrak atau hanya untuk beberapa waktu saja.

3. Motivasi yang terdiri dari indikator motif berprestasi, motif kekuasaan dan motif afiliasi memberikan pengaruh kuat dan positif terhadap keberhasilan usaha para pengusaha mawar potong desa Cihideung dengan menunjukan tingkat korelasi yang sangat tinggi.


(53)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pengolahan penelitian yang telah diperoleh dan temuan yang telah dihasilkan, maka penulis menyatakan hal-hal sebagai berikut dengan harapan dapat memberikan banyak manfaat dan menjadi masukan bagi para pengusaha mawar potong desa Cihideung Bandung Barat adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian, di ketahui bahwa motivasi yang di miliki para pengusaha mawar potong di desa Cihideung adalah tinggi, maka dari itu motivasi yang tinggi tersebut hendaknya tetap di pertahankan dan dikembangkan untuk keberlangsungan dan kemajuan usaha yang kini tengah dijalani.

2. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa keberhasilan usaha yang dimiliki para pengusaha mawar potong desa Cihideung adalah sedang sehingga diharapkan para pengusaha tersebut untuk dapat lebih memperhatikan dari berbagai faktor kajian kewirausahaan agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha yang tengah di jalani.

3. Indikator motivasi yang terdiri dari motif berprestasi, motif kekuasaan dan motif berafiliasi mempunyai pengaruh yang sangat tinggi dan signifikan terhadap keberhasilan usaha, maka dari itu motivasi yang dimiliki saat ini oleh pengusaha mawar potong desa Cihideung perlu dipertahankan bahkan diharapkan terus meningkat, sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberhasilan usaha yang dijalani saat ini.


(54)

4. Dikarenakan penelitian ini hanya terbatas pada satu faktor saja, maka diperlukan penelitian pada beberapa faktor lainnya.


(55)

Merlin Yolla Hasendi, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari.2009. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta..

Basrowi. 2011. Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia. Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Laporan Buku Tahunan, Profil Desa Cihideung Bandung Barat 2008,2009,2010.

Muhammad, Nasir . 2003. Metode Penelitian. Jakarta :Ghalia Indonesia

Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Robbins,Stephen P. Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba empat.

Rye, David E. 1995. The Vest-Pocket Entrepreneur: Everything You Need to Start

and Run Your Own Business. New jersey: Prentice Hall.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.


(56)

Suryana. 2008. Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba empat.

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.

Winardi, J. 2008. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana.

Zimmerer, Thomas W. Norman Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen

Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.

Sumber lain:

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/526/jbptunikompp-gdl-riskariast-26277-5-unikom_r-i.pdf

http://public.dhe.ibm.com/software/analytics/spss/documentation/statistics/20.0/en/cli ent/Manuals/IBM_SPSS_Statistics_Brief_Guide.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196909291994 122.DEWI_RACHMATIN/MODUL_PELATIHAN_SPSS_16/MODUL_PELATIH AN_SPSS.pdf

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0119107-145721

http://tutorial-triktips.blogspot.com/2010/03/faktor-faktor-keberhasilan-wirausaha.html


(57)

(1)

115

Merlin Yolla Hasendi, 2013

Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa indikator peningkatan akumulasi modal berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukan bahwa para pengusaha tersebut tidak melakukan penambahan modal secara rutin, dimana mereka hanya menambahkan modal ketika di perlukan saja. Indikator pendapatan berada pada tingkatan tinggi, hal ini menunjukan bahwa para pengusaha mampu memberikan kontribusi positif serta peluang yang menjanjikan bagi usaha ini terlihat dengan adanya kenaikan pendapatan yang mereka hasilkan. Indikator volume penjualan berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukan bahwa tidak ada kenaikan volume penjualan yang dilakukan secara signifikan hal tersebut disebabkan oleh permintaan bunga mawar potong yang cenderung fluktuatif. Indikator peningkatan output produksi yang berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukan bahwa, terdapat kenaikan output produksi meskipun tidak tinggi dan tidak sama dalam setiap periodenya. Indikator peningkatan jumlah tenaga kerja berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukan bahwa para pengusaha tersebut melakukan penambahan tenaga kerja hanya jika diperlukan, terutama penambahan di lakukan jika ada pemesanan bunga mawar potong dalam jumlah banyak da penambahan jumlah tenaga kerja tersebut biasanya dalm bentuk kontrak atau hanya untuk beberapa waktu saja.

3. Motivasi yang terdiri dari indikator motif berprestasi, motif kekuasaan dan motif afiliasi memberikan pengaruh kuat dan positif terhadap keberhasilan usaha para pengusaha mawar potong desa Cihideung dengan menunjukan tingkat korelasi yang sangat tinggi.


(2)

116

Merlin Yolla Hasendi, 2013

Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pengolahan penelitian yang telah diperoleh dan temuan yang telah dihasilkan, maka penulis menyatakan hal-hal sebagai berikut dengan harapan dapat memberikan banyak manfaat dan menjadi masukan bagi para pengusaha mawar potong desa Cihideung Bandung Barat adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian, di ketahui bahwa motivasi yang di miliki para pengusaha mawar potong di desa Cihideung adalah tinggi, maka dari itu motivasi yang tinggi tersebut hendaknya tetap di pertahankan dan dikembangkan untuk keberlangsungan dan kemajuan usaha yang kini tengah dijalani.

2. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa keberhasilan usaha yang dimiliki para pengusaha mawar potong desa Cihideung adalah sedang sehingga diharapkan para pengusaha tersebut untuk dapat lebih memperhatikan dari berbagai faktor kajian kewirausahaan agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha yang tengah di jalani.

3. Indikator motivasi yang terdiri dari motif berprestasi, motif kekuasaan dan motif berafiliasi mempunyai pengaruh yang sangat tinggi dan signifikan terhadap keberhasilan usaha, maka dari itu motivasi yang dimiliki saat ini oleh pengusaha mawar potong desa Cihideung perlu dipertahankan bahkan diharapkan terus meningkat, sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberhasilan usaha yang dijalani saat ini.


(3)

117

Merlin Yolla Hasendi, 2013

Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Dikarenakan penelitian ini hanya terbatas pada satu faktor saja, maka diperlukan penelitian pada beberapa faktor lainnya.


(4)

Merlin Yolla Hasendi, 2013

Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari.2009. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta..

Basrowi. 2011. Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia. Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Laporan Buku Tahunan, Profil Desa Cihideung Bandung Barat 2008,2009,2010. Muhammad, Nasir . 2003. Metode Penelitian. Jakarta :Ghalia Indonesia

Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Robbins,Stephen P. Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba empat.

Rye, David E. 1995. The Vest-Pocket Entrepreneur: Everything You Need to Start and Run Your Own Business. New jersey: Prentice Hall.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.


(5)

Merlin Yolla Hasendi, 2013

Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Suryana. 2008. Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba empat.

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.

Winardi, J. 2008. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana.

Zimmerer, Thomas W. Norman Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.

Sumber lain:

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/526/jbptunikompp-gdl-riskariast-26277-5-unikom_r-i.pdf

http://public.dhe.ibm.com/software/analytics/spss/documentation/statistics/20.0/en/cli ent/Manuals/IBM_SPSS_Statistics_Brief_Guide.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196909291994 122.DEWI_RACHMATIN/MODUL_PELATIHAN_SPSS_16/MODUL_PELATIH AN_SPSS.pdf

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0119107-145721

http://tutorial-triktips.blogspot.com/2010/03/faktor-faktor-keberhasilan-wirausaha.html


(6)

Merlin Yolla Hasendi, 2013

Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat