Uji Iritasi Akut Dermal Losio Minyak Rosmarini (Rosmarinus officinalis L.) pada Kelinci Albino (Oryctolgus cuniculus).

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

UJI IRITASI AKUT DERMAL

LOSIO MINYAK ROSMARINI (Rosmarinus officinalis L.) PADA KELINCI ALBINO (Oryctolagus cuniculus)

Elvarette L. A., 2015; PembimbingI :Rosnaeni, Dra., Apt.

PembimbingII :Dr.Savitri Restu Wardhani, dr.,SpKK

Iritasi akut kulit dapat disebabkan oleh berbagai faktor karena adanya paparan zat pada pemakaian secara dermal, contohnya pada pemakaian losio minyak rosmarini (LMR) bila dikembangkan menjadi repelen perlu dilakukan uji keamanan melalui uji iritasi akut dermal. Tujuan penelitian untuk menilai keamanan LMR dengan parameter timbulnya eritema dan edema.

Metode penelitian bersifat eksperimental laboratorik in vivo, menggunakan hewan coba kelinci albino (Oryctolagus cuniculus) jantan sebanyak empat ekor dengan parameter pengamatan terhadap terjadinya eritema dan edema setelah pemaparan LMR kadar 40%, 60%, 80%, dan kontrol basis dalam interval waktu 1 jam, 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.

Data yang diukur adalah timbulnya eritema dan edema setelah pemaparan LMR selama interval waktu 1 jam, 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Analisis data skor timbulnya eritema dan edema dengan uji Kruskal Wallis, α = 0,05. Kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan timbul eritema pada interval waktu ≥ 24 jam pada semua kadar LMR dengan tingkat keparahan yang tidak berbeda bermakna (p>0,05). Sedangkan edema tidak timbul pada semua kadar dan interval waktu. Simpulan. LMR kadar 40%, 60%, dan 80% menimbulkan eritema tetapi tidak menimbulkan edema.

Kata kunci : iritasi akut dermal, losio minyak rosmarini, eritema, edema


(2)

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

ACUTE DERMAL IRRITATION TEST

OF ROSEMARY (Rosmarinus officinalis L.) OIL LOTION ON ALBINO RABBIT (Oryctolagus cuniculus)

Acute irritation of the skin can be caused by several factors due to exposure of substances used on the skin, for example the use of rosemary oil lotion (ROL) as repellent safety has to be tested through acute dermal irritation test. Purpose the objective of this study was to determine the safety of ROL with parameters of erythema and edema emergence.

Method of this study was an in vivo laboratory experiment, with four male albino rabbit (Oryctolagus cuniculus) as experimental animals with observational parameters of erythema and edema emergence after exposure to ROL with doses of 40%, 60%, 80%, and negative control within one hour, twenty-four hours, forty-eight hours and seventy-two hours intervals.

Measured data was the emergence of erythema and edema after ROL exposure within one hour, twenty-four hours, forty-eight hours and seventy-two hours intervals. Analyzed data was the score of erythema and edema emergence with Kruskal-Wallis test, α = 0.05. Significance based on p < 0.05.

Result. The analysis showed there was erythema within ≥ 24 hours intervals on all ROL doses with insignificant severity level (p > 0.05). Edema did not emerge on all doses and time intervals.

Conclusion. The 40%, 60% and 80% ROL caused erythema but not edema. Keywords: acute dermal irritation, rosemary oil losio, erythema, edema

Elvarette L. A., 2015; Tutor 1 : Rosnaeni, Dra., Apt.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat Akademik ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Histologi Kulit ... 5

2.1.1 Epidermis ... 5

2.1.2 Dermis ... 8

2.2 Fisiologi Kulit ... 9

2.3 Inflamasi ... 9

2.3.1 Definisi dan Gambaran Umum Inflamasi ... 9

2.3.2 Perubahan Vaskular ... 10

2.4 Dermatitis Kontak ... 12

2.4.1 Dermatitis Kontak Alergi... 12


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.5 Rosmarini (Rosmarinus offincinalis L.) ... 15

2.5.1 Taksonomi ... 15

2.5.2 Minyak Atsiri Rosmarini ... 16

2.5.3 Kandungan Kimia ... 16

2.6 Obat Topikal ... 17

2.6.1 Farmakokinetik Obat Topikal ... 17

2.7 Uji Iritasi Akut Dermal ... 18

2.7.1 Prinsip Uji Iritasi Akut Dermal ... 20

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Alat dan Bahan ... 21

3.1.1 Alat: ... 21

3.1.2 Bahan: ... 21

3.2 Subjek Penelitian ... 22

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.4 Metode Penelitian ... 22

3.4.1 Desain Penelitian ... 22

3.4.2 Variabel Penelitian ... 22

3.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 23

3.4.4 Perhitungan Besar Sampel ... 23

3.5 Prosedur Kerja ... 24

3.5.1 Pengumpulan Bahan ... 24

3.5.2 Persiapan Bahan Uji... 24

3.5.3 Persiapan Hewan Coba ... 25

3.5.4 Prosedur Penelitian ... 25

3.6 Metode Analisis ... 27

3.6.1 Bila sediaan uji diduga bersifat mengiritasi/korosif ... 27

3.6.2 Bila sediaan uji diduga tidak bersifat mengiritasi/korosif ... 27

3.6.3 Periode Pengamatan ... 28

3.6.4 Pengamatan Klinis dan Penilaian dari Reaksi Kulit ... 29

3.7 Hipotesis Statistik ... 29


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 30

4.1 Analisis Data ... 30

4.2 Perbandingan Eritema Pada LMR 40%, LMR 60% dan LMR 80% ... 32

4.3 Pengujian Hipotesis ... 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 35

5.1 Simpulan ... 35

5.2 Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

LAMPIRAN ... 39


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Histologi Kulit Tebal... 7

2.2 Histologi Kulit Tipis ... 8

2.3 Pembuluh Darah Normal... 11

2.4 Pembuluh Darah Mengalami Inflamasi ... 11

2.5 Tanaman Rosmarini...15

3.1 Lokasi Pemaparan Sediaan...23


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Gambar Halaman

2.1 Kriteria penggolongan sediaan uji yang bersifat korosif/iritan pada

kulit ... 19

3.2 Skor Eritema dan Edema...28

4.1 Data Percobaan Uji Iritasi Akut Dermal ... 30


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kandungan Minyak Rosmarini Lansida Herbal Technology Yogyakarta ... 39

2 Surat Keputusan Komisi Etik...40

3 Hasil Statistik Pengolahan Data ... ..41


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Iritasi kulit merupakan cedera kulit secara reversibel, akibat adanya pemaparan secara dermal suatu zat iritan, yang dapat menimbulkan gangguan pada kulit. Gejala yang muncul akibat adanya iritasi kulit berupa rasa panas, bercak-bercak kemerahan, muncul ruam, kulit kering, bersisik dan peradangan (Skin Allergy, 2014).

Iritasi kulit dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti karena suhu ekstrim panas maupun dingin, paparan deterjen / sabun, produk pembersih rumah tangga. Selain itu, iritasi kulit juga dapat disebabkan oleh basis / vehikulum maupun bahan/ zat kimia yang terkandung dalam produk sediaan topikal seperti repelen (Phillips, 2013).

Repelen yang beredar di pasaran pada umumnya mengandung senyawa kimia N,N-diethyl-m-toluamide (DEET). Penggunaan DEET secara terus menerus dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan bila tertelan dapat mengakibatkan gangguan pada saluran pencernaan, seperti mual dan muntah (Saraswati, 2009). Untuk menghindari hal ini, perlu dikembangkan obat-obat baru, yaitu repelen alami dengan herbal, salah satunya tanaman rosmarini ( Rosmarinus officinalis L.). Tanaman rosmarini telah banyak digunakan sejak dahulu untuk berbagai tujuan, baik digunakan dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang budaya. Dalam bidang kesehatan, tanaman rosmarini dapat digunakan sebagai bahan obat untuk antikanker, dispepsia, dan rambut rontok maupun dengan memanfaatkan minyak atsiri yang terkandung di dalam rosmarini (Nordqvist, 2015).

Minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan bunga atau ranting berdaun Rosmarinus officinalis L. disebut minyak rosmarini atau oleum rosmarini. Bunga tanaman rosmarini mengandung minyak atsiri dengan kandungan utama camphor (15-25%), cineole (15-50%), α-pinene (10-25%), dan borneol, sedangkan daun yang digunakan dalam penelitian telah diuji terlebih


(10)

2 Universitas Kristen Maranatha dahulu kandungan bahan aktifnya oleh Lansida Herbal Technology, dari hasil uji tersebut didapatkan kandunganmya adalah 1,8-cineole (49.15%), camphre (10.23%), α-pinene (11.16%), β-pinene (7.23%), camphene (4.31%), β -caryophyllene (3.35%), borneol (2.67%), α-terpineol (1.68%), bornyl acetate (0.87%), dan sabinene (0.14%). Minyak rosmarini ini selain digunakan untuk aroma terapi, juga banyak digunakan untuk merawat kecantikan kulit, meremajakan kulit, membantu menyembuhkan jerawat, mempercepat pertumbuhan rambut, mengatasi ketombe dan sebagai repelen (Laseduw, 2012).

Minyak rosmarini memiliki aroma yang menarik sehingga banyak digunakan secara topikal, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti keamanan minyak rosmarini untuk memperoleh data ilmiah keamanan minyak rosmarini. Dalam penelitian ini, digunakan bahan uji losio minyak rosmarini yang pararel dengan penelitian efek repelen rosmarini. Bentuk sediaan obat yang dipilih losio, dengan alasan supaya konsentrasi minyak rosmarini lebih rendah sehingga meminimalisir efek iritasi pada kulit dan minyak rosmarini sebagai repelen memiliki duration of action yang lebih panjang daripada minyak atsiri (Agoes, 2007).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

- Apakah timbul eritema pada kulit hewan coba setelah pemaparan secara topikal losio rosmarini kadar 40%, 60%, dan 80% minimal pada salah satu kadar

- Apakah timbul edema pada kulit hewan coba setelah pemaparan secara topikal losio rosmarini kadar 40%, 60%, dan 80% minimal pada salah satu kadar


(11)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian untuk mengetahui keamanan dari sediaan repelen terhadap kulit.

Tujuan penelitian

- Menilai keamanan pemakaian losio rosmarini (Rosmarinus officinalis L.) dengan parameter eritema

- Menilai keamanan pemakaian losio rosmarini (Rosmarinus officinalis L.) dengan parameter edema

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademik

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang toksikologi dan dermatologi khususnya dalam pemakaian repelen.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan informasi secara ilmiah tentang keamanan penggunaan losio repelen rosmarini (Rosmarinus officinalis L.).

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Repelen bekerja pada indra taktil nyamuk dan sistem saraf tepi nyamuk ketika terjadi kontak, yang menyebabkan confusional state sehingga nyamuk terhindar dari permukaan yang terpapar repelen (Cox, 2005). Pemakaian repelen yang cenderung dalam waktu lama dapat menimbulkan efek pada kulit. Untuk menimbulkan efek, zat harus diabsorpsi terlebih dahulu dan masuk ke sirkulasi


(12)

4 Universitas Kristen Maranatha darah atau sirkulasi sistemik. Faktor-faktor yang berpengaruh pada jumlah dan kecepatan suatu zat untuk dapat diabsorpsi adalah rute pemberian atau jalan paparan, konsentrasi dan lamanya kontak dengan tempat absorpsi, serta sifat fisika dan kimia dari xenobiotik (zat asing atau zat yang berasal dari luar tubuh). Zat kimia di tempat kerjanya atau reseptornya berinteraksi dan dampaknya mungkin menimbulkan efek, baik efek positif maupun efek samping dari zat kimia tersebut (Yanhendri & Yenny, 2012).

Minyak atsiri rosmarini (Rosmarinus officinalis L.) mengandung senyawa linalool, terpineol, borneol, champene, camphor, dan cineole yang berguna sebagai penolak nyamuk (Cox, 2005). Repelen alami harus lebih aman tanpa menimbulkan eritema dan edema pada kulit daripada repelen kimia (Yanhendri & Yenny, 2012). Oleh sebab itu, sebelum penggunaan repelen perlu dilakukan uji keamanan terhadap bahan sediaan obat tersebut. Uji awal yang dilakukan adalah uji iritasi akut dermal berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2014.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

- Timbul eritema pada kulit hewan coba setelah pemaparan secara topikal losio rosmarini kadar 40%, 60%, dan 80% minimal pada salah satu kadar

- Timbul edema pada kulit hewan coba setelah pemaparan secara topikal losio rosmarini kadar 40%, 60%, dan 80% minimal pada salah satu kadar


(13)

35 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

- Timbul eritema pada kulit hewan coba setelah pemaparan secara topikal losio rosmarini kadar 40%, 60%, dan 80% minimal pada salah satu kadar

- Tidak timbul edema pada kulit hewan coba setelah pemaparan secara topikal losio rosmarini kadar 40%, 60%, dan 80% minimal pada salah satu kadar

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian perlu dilanjutkan dengan

- Menggunakan dosis minyak rosmarini lebih rendah dari 40% tapi berefek repelen.

- Pemeriksaan histopatologi dari penelitian uji iritasi akut dermal losio rosmarini.


(14)

36 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G. (2007). Teknologi Bahan Alam. Bandung: Penerbit ITB.

Asmara, A., Daili, S. F., Noegrohowati, T., & Zubaedah, I. (2012). Vehikulum Dalam Dermatoterapi Topikal. 39(1), 25-35.

Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Tahun. 2014. Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Secara In Vivo. .Jakarta:65-72.

Bruneton J. 1999. Pharmacognosy, Phytochemistry, Medicinal Plants. 2nd ed. - retirage broch. Paris(FR): Lavoisier. P249-250.

Chairman, Bergfeld, W. F., Belsito, D. V., Hill, R. A., & Klaassen, C. D. (2013, Agustus 16). Savety Assessment of Rosmarinus Officinalis (Rosemary)-Derived Ingredients as Used in Cosmetics. Dipetik Desember 5, 2015, dari cirinfo@cir-safety.org.

Cox, C. (2005). Plant-bassed Mosquito Repellents: Making A Careful Choice. Journal of Pesticide Reform, 25(3), 6-7.

Eroschenko, V. P. (2013). Atlas Histologi difiore (11 ed.). Jakarta: EGC.

Gartner, L. P., & Hiatt, J. L. (2007). Color Textbook of Histology 3rd Edition. New York: Elsevier.

Global Biodiversity Information Facility. (2013, Juli 01). Rosmarinus officinalis L. Dipetik Oktober 01, 2015, dari http://www.gbif.org/species/2926634: http://www.gbif.org/

Hidayat, M., Rosnaeni, & Hendranata, K. F. (2010). Reppelent Effect Of Lavender, Rose and Rosemary Oil On Aedes aegypti Mosquitoes. Jurnal Medika Planta, 1(1), 67-74.

Hogan, D. J. (2015, April 22). Allergic Contact Dermatitis. Dipetik Oktober 02, 2015, dari http://emedicine.medscape.com/article/1049216-overview#a2: http://emedicine.medscape.com/

Irsan, Manggau, M. A., Pakki, E., & Usmar. (2013). Uji Iritasi Krim Antioksidan Ekstrak Biji Lengkeng (Euphoria longana Stend) Pada Kulit Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Majalah Farmasi dan Farmakologi, 55-60.


(15)

37 Universitas Kristen Maranatha Khuntia, A., & Baldwin, J. (2004, Agustus 25). Contact Dermatitis. Dipetik

Oktober 03, 2015, dari

https://www.med.umich.edu/intmed/allergy/edu/syllabus/TOPICS/Contact %20Dermatitis/contactderm.htm: https://www.med.umich.edu/

Kierszenbaum, A. L., & Tres, L. L. (2012). Histology And Cell An Introduction to Pathology Third Edition. New York: Elsevier.

Kumar, V., Abbas, A. K., & Fausto, N. (2009). Robbins & Cotran Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. Jakarta: EGC.

Laseduw, J. (2012, November 24). Kandungan Dan Manfaat Rosemary. Dipetik Desember 2015, dari http://www.necturajuice.com/kandungan-dan-manfaat-rosemary/

Martsiano. (2014, Desember 27). Penggunaan minyak atsiri pada tubuh.

Retrieved November 2015, from ano.web.id:

http://ano.web.id/penggunaan-minyak-atsiri-pada-tubuh/

Nerio, L. S., Verbel, J., & Stashenko, E. (2010). Repellent Activity of Essential Oils Bioresource Technology.

Nordqvist, J. (2015, September 15). Rosemary: Health Benefits, Precautions, Drug Interactions. Dipetik November 2015, dari Medical News: http://www.medicalnewstoday.com/articles/266370.php

Phillips, N. (2013, September 11). Dipetik Desember 06, 2015, dari Healthline: www.healthline.com/health/rashes

Remington The Science and Practice of Pharmacy. (2006). Lippincott Williams & Wilkins.

Saraswati, J. (2009, September). Info POM. Dipetik 2015, dari http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Info%20POM/ 0509.pdf

Schulte, P., & Dotson, G. S. (2015). Skin Notation (SK) Profile. Centers for Disease Control and Prevention, 1-22.

Skin Allergy. (2014). Dipetik Desember 06, 2015, dari American College of Allergy, Asthma, & Immunology: http://acaai.org/allergies/types/skin-allergies


(16)

38 Universitas Kristen Maranatha The Herb Society of America. (2009). The Herb Society of America's Essential

Facts for Rosemary Rosmarinus officinalis. Dipetik Oktober 02, 2015, dari www.herbsociety.org/factsheets/rosemaryfactsheet.pdf:

www.herbsociety.org/

Topical Analgesics Introduction. (2007). Dipetik Desember 6, 2015, dari

Bandolier :

http://www.medicine.ox.ac.uk/bandolier/booth/painpag/topikal/topintro.ht ml

Wolff, K., Goldsmith, L. A., Katz, S. I., Gilchrest, B. A., Paller, A. S., & Leffell, D. J. (2008). Fitzpatrick's Dermatology In General Medicine (7th ed.). USA: Mc Graw Hill.

Yanhendri, & Yenny, S. W. (2012). Berbagai Bentuk Sediaan dalam Dermatologi, 36(6), hal. 423-430.


(1)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian untuk mengetahui keamanan dari sediaan repelen terhadap kulit.

Tujuan penelitian

- Menilai keamanan pemakaian losio rosmarini (Rosmarinus officinalis L.) dengan parameter eritema

- Menilai keamanan pemakaian losio rosmarini (Rosmarinus officinalis L.) dengan parameter edema

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademik

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang toksikologi dan dermatologi khususnya dalam pemakaian repelen.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan informasi secara ilmiah tentang keamanan penggunaan losio repelen rosmarini (Rosmarinus officinalis L.).

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Repelen bekerja pada indra taktil nyamuk dan sistem saraf tepi nyamuk ketika terjadi kontak, yang menyebabkan confusional state sehingga nyamuk terhindar dari permukaan yang terpapar repelen (Cox, 2005). Pemakaian repelen yang cenderung dalam waktu lama dapat menimbulkan efek pada kulit. Untuk menimbulkan efek, zat harus diabsorpsi terlebih dahulu dan masuk ke sirkulasi


(2)

4 Universitas Kristen Maranatha darah atau sirkulasi sistemik. Faktor-faktor yang berpengaruh pada jumlah dan kecepatan suatu zat untuk dapat diabsorpsi adalah rute pemberian atau jalan paparan, konsentrasi dan lamanya kontak dengan tempat absorpsi, serta sifat fisika dan kimia dari xenobiotik (zat asing atau zat yang berasal dari luar tubuh). Zat kimia di tempat kerjanya atau reseptornya berinteraksi dan dampaknya mungkin menimbulkan efek, baik efek positif maupun efek samping dari zat kimia tersebut (Yanhendri & Yenny, 2012).

Minyak atsiri rosmarini (Rosmarinus officinalis L.) mengandung senyawa

linalool, terpineol, borneol, champene, camphor, dan cineole yang berguna

sebagai penolak nyamuk (Cox, 2005). Repelen alami harus lebih aman tanpa menimbulkan eritema dan edema pada kulit daripada repelen kimia (Yanhendri & Yenny, 2012). Oleh sebab itu, sebelum penggunaan repelen perlu dilakukan uji keamanan terhadap bahan sediaan obat tersebut. Uji awal yang dilakukan adalah uji iritasi akut dermal berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2014.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

- Timbul eritema pada kulit hewan coba setelah pemaparan secara topikal losio rosmarini kadar 40%, 60%, dan 80% minimal pada salah satu kadar

- Timbul edema pada kulit hewan coba setelah pemaparan secara topikal losio rosmarini kadar 40%, 60%, dan 80% minimal pada salah satu kadar


(3)

35 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

- Timbul eritema pada kulit hewan coba setelah pemaparan secara topikal losio rosmarini kadar 40%, 60%, dan 80% minimal pada salah satu kadar

- Tidak timbul edema pada kulit hewan coba setelah pemaparan secara topikal losio rosmarini kadar 40%, 60%, dan 80% minimal pada salah satu kadar

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian perlu dilanjutkan dengan

- Menggunakan dosis minyak rosmarini lebih rendah dari 40% tapi berefek repelen.

- Pemeriksaan histopatologi dari penelitian uji iritasi akut dermal losio rosmarini.


(4)

36 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G. (2007). Teknologi Bahan Alam. Bandung: Penerbit ITB.

Asmara, A., Daili, S. F., Noegrohowati, T., & Zubaedah, I. (2012). Vehikulum Dalam Dermatoterapi Topikal. 39(1), 25-35.

Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Tahun. 2014. Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Secara In Vivo. .Jakarta:65-72.

Bruneton J. 1999. Pharmacognosy, Phytochemistry, Medicinal Plants. 2nd ed. - retirage broch. Paris(FR): Lavoisier. P249-250.

Chairman, Bergfeld, W. F., Belsito, D. V., Hill, R. A., & Klaassen, C. D. (2013, Agustus 16). Savety Assessment of Rosmarinus Officinalis

(Rosemary)-Derived Ingredients as Used in Cosmetics. Dipetik Desember 5, 2015, dari

cirinfo@cir-safety.org.

Cox, C. (2005). Plant-bassed Mosquito Repellents: Making A Careful Choice.

Journal of Pesticide Reform, 25(3), 6-7.

Eroschenko, V. P. (2013). Atlas Histologi difiore (11 ed.). Jakarta: EGC.

Gartner, L. P., & Hiatt, J. L. (2007). Color Textbook of Histology 3rd Edition. New York: Elsevier.

Global Biodiversity Information Facility. (2013, Juli 01). Rosmarinus officinalis L. Dipetik Oktober 01, 2015, dari http://www.gbif.org/species/2926634: http://www.gbif.org/

Hidayat, M., Rosnaeni, & Hendranata, K. F. (2010). Reppelent Effect Of Lavender, Rose and Rosemary Oil On Aedes aegypti Mosquitoes. Jurnal

Medika Planta, 1(1), 67-74.

Hogan, D. J. (2015, April 22). Allergic Contact Dermatitis. Dipetik Oktober 02, 2015, dari http://emedicine.medscape.com/article/1049216-overview#a2: http://emedicine.medscape.com/

Irsan, Manggau, M. A., Pakki, E., & Usmar. (2013). Uji Iritasi Krim Antioksidan Ekstrak Biji Lengkeng (Euphoria longana Stend) Pada Kulit Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Majalah Farmasi dan Farmakologi, 55-60.


(5)

37 Universitas Kristen Maranatha Khuntia, A., & Baldwin, J. (2004, Agustus 25). Contact Dermatitis. Dipetik

Oktober 03, 2015, dari

https://www.med.umich.edu/intmed/allergy/edu/syllabus/TOPICS/Contact %20Dermatitis/contactderm.htm: https://www.med.umich.edu/

Kierszenbaum, A. L., & Tres, L. L. (2012). Histology And Cell An Introduction to

Pathology Third Edition. New York: Elsevier.

Kumar, V., Abbas, A. K., & Fausto, N. (2009). Robbins & Cotran Dasar

Patologis Penyakit Edisi 7. Jakarta: EGC.

Laseduw, J. (2012, November 24). Kandungan Dan Manfaat Rosemary. Dipetik Desember 2015, dari http://www.necturajuice.com/kandungan-dan-manfaat-rosemary/

Martsiano. (2014, Desember 27). Penggunaan minyak atsiri pada tubuh.

Retrieved November 2015, from ano.web.id:

http://ano.web.id/penggunaan-minyak-atsiri-pada-tubuh/

Nerio, L. S., Verbel, J., & Stashenko, E. (2010). Repellent Activity of Essential Oils Bioresource Technology.

Nordqvist, J. (2015, September 15). Rosemary: Health Benefits, Precautions,

Drug Interactions. Dipetik November 2015, dari Medical News:

http://www.medicalnewstoday.com/articles/266370.php

Phillips, N. (2013, September 11). Dipetik Desember 06, 2015, dari Healthline: www.healthline.com/health/rashes

Remington The Science and Practice of Pharmacy. (2006). Lippincott Williams &

Wilkins.

Saraswati, J. (2009, September). Info POM. Dipetik 2015, dari http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Info%20POM/ 0509.pdf

Schulte, P., & Dotson, G. S. (2015). Skin Notation (SK) Profile. Centers for

Disease Control and Prevention, 1-22.

Skin Allergy. (2014). Dipetik Desember 06, 2015, dari American College of

Allergy, Asthma, & Immunology: http://acaai.org/allergies/types/skin-allergies


(6)

38 Universitas Kristen Maranatha The Herb Society of America. (2009). The Herb Society of America's Essential

Facts for Rosemary Rosmarinus officinalis. Dipetik Oktober 02, 2015, dari

www.herbsociety.org/factsheets/rosemaryfactsheet.pdf: www.herbsociety.org/

Topical Analgesics Introduction. (2007). Dipetik Desember 6, 2015, dari

Bandolier :

http://www.medicine.ox.ac.uk/bandolier/booth/painpag/topikal/topintro.ht ml

Wolff, K., Goldsmith, L. A., Katz, S. I., Gilchrest, B. A., Paller, A. S., & Leffell, D. J. (2008). Fitzpatrick's Dermatology In General Medicine (7th ed.). USA: Mc Graw Hill.

Yanhendri, & Yenny, S. W. (2012). Berbagai Bentuk Sediaan dalam