NASKAH PUBLIKASI ILMIAH UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Storybook Readingdi Kelompok B Tk Aisyiyah I Kacangan Andong Tahun Pelajaran 2012/2013.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
MELALUI METODE STORYBOOK READINGDI KELOMPOK B
TK AISYIYAH I KACANGAN ANDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1 PAUD

YANNI PARWANTI
A53C090021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
MELALUI METODE STORYBOOK READING
DI KELOMPOK B TK AISYIYAH 1 KACANGAN ANDONG


Yanni Parwanti, A53C090021, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini,
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2012,124 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca
permulaan melalui metode storybook reading di kelompok B TK Aisyiyah 1
Kacangan Andong. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek
penelitian ini adalah anak didik di kelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong
Tahun Pelajaran 2012/2013 berjumlah 19 anak didik. Obyek penelitian ini adalah
penerapan metode storybook reading untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan anak. Metode pengumpulan data kemampuan membaca permulaan di
peroleh melalui observasi , wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Data
di analisis melalui hasil membandingkan data hasil kemampuan membaca
permulaan anak dengan indikator setiap siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa metode storybook reading mampu meningkatkan kemampuan membaca
permulaan anak. Hal ini dapat di tunjukkan dari hasil evaluasi terhadap anak
sebelum dan sesudah penelitian serta minat atau respon anak didik terhadap buku
setelah penelitian tindakan kelas selesai dilaksanakan. Kemampuan membaca
permulaan anak dalam hal mengenal huruf, menyebutkan suku kata awal dan
suku kata akhir yang sama, membuat gambar dan menceritakan gambarnya sendiri

serta menghubungkan dan menyebut tulisan dengan gambar yang sesuai dan
menulis namanya sendiri semakin meningkat tiap putarannya. Dari hasil observasi
prasiklus kemampuan membaca permulaan anak menunjukkan 41,3%, siklus 1
56,1%, siklus II 72,8% dan siklus III 82,8%. Ini berarti kemampuan membaca
permulaan anak mengalami peningkatan melalui metode storybook reading dan
mendapat tanggapan yang positif dari anak didik karena pembelajaran lebih
berkesan, menarik dan bermakna.
Kata kunci : Metode storybook reading, membaca permulaan

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan wahana pendidikan
yang sedang digalakkan oleh pemerintah dan sedang menjadi suatu lahan yang
sangat menguntungkan baik dari pihak penyelenggara PAUD atau sekolah
maupun dari pihak orang tua. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat
menguntungkan karena semakin banyaknya anggapan tentang betapa
pentingnya pendidikan anak usia dini yang merupakan periode awal yang
paling penting dan mendasar sepanjang

rentang pertumbuhan


dan

perkembangan kehidupan manusia, maka sangat membutuhkan berbagai situasi
pendidikan yang mendukung, baik situasi pendidikan di keluarga, masyarakat,
maupun sekolah. Pengertian PAUD Indonesia secara eksplisit dan yuridis
tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.
Dalam pasal 1 butir 14 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD)
adalah :
Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.

Pola pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang lebih banyak
memerlukan pola pengasuhan dan penumbuhkembangan kemampuan dasar
peserta didik. Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan
yang dipersiapkan guru atau pendidik untuk meningkatkan kemampuan dan
kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak yang meliputi berbagai

aspek berbahasa kognitif, fisik atau motorik, perkembangan moral dan nilainilai agama, serta aspek perkembangan sosial dan kemandirian. Dalam proses
pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan
tujuan memberikan pengetahuan yang bermakna bagi anak melalui pengalaman
yang nyata. Dengan pengalaman yang nyata akan memungkinkan anak

menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan
posisi guru atau pendidik sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator
bagi anak, dan diharapkan anak akan menggali semua potensinya yang sedang
berkembang pesat.
Seperti yang terjadi di TK Aisyiyah I Kacangan Andong, yaitu
mempunyai permasalahan tentang kemampuan membaca anak didik yang
masih rendah. Dari 19 anak didik, baru 3 anak yang masuk kategori lancar
membaca permulaan,yaitu anak sudah mampu menyebutkan huruf A – Z baik
diurutkan atau diacak, anak mampu membaca kata berdasarkan gambar, anak
mampu menulis dan menyebutkan huruf pada namanya sendiri, anak mampu
menarik garis antara gambar dengan tulisan yang dimaksud yang lainnya masih
kesulitan walaupun hanya untuk membedakan suku kata badan da masih
banyak yang terbalik.
Untuk mengatasi masalah-masalah kesulitan membaca yang dihadapi
oleh anak-anak kelompok B TK Aisyiyah I Kacangan Andong tersebut di atas,

maka peneliti mencoba memberikan solusi tentang upaya peningkatan
kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan media buku cerita
bergambar dengan metode membacakan cerita (storybook reading). Menurut
pendapat Adhim (2004:92) membacakan cerita/storybook reading merupakan
kegiatan pemberian “pengertian” kepada anak bahwa buku tidaklah sekedar
benda mati yang tidak mempunyai gerak apa-apa. Sebaliknya melalui
membacakan cerita anak akan mengerti manfaat dan keuntungan membaca.
Membacakan cerita untuk anak merupakan sarana yang tepat untuk
mengayakan kosakata anak tanpa harus menyebabkan anak merasa terbebani.
Anak yang memiliki kosakata lebih banyak akan mampu memahami masalah
dengan baik, dapat mengomunikasikan gagasan secara lebih terampil serta
terdorong untuk mengembangkan wawasan berpikir yang lebih baik. Menurut
peneliti cara ini mempunyai banyak keunggulan dan daya tarik yang tinggi
untuk menarik minat anak melihat gambar pada buku cerita dan mendengarkan
cerita yang dibacakannya. Karena memang buku cerita dan mendengarkan
cerita adalah benda dan kegiatan yang disukai anak-anak karena dunia anak

yang suka berfantasi dan mengkhayal menjadi bagian dari dunianya sehingga
akan menimbulkan rasa ingin tahu anak yang sangat berpengaruh pada anak
untuk belajar membaca tanpa rasa beban dan bosan karena dilakukan dengan

menyenangkan sesuai kesukaan anak-anak.
Fakta tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian sebagai
upaya peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui metode storybook
reading agar proses belajar membaca lebih disukai dan dikuasai anak-anak

secara menyeluruh.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
membaca siswa di kelompok B TK Aisyiyah I Kacangan.
2. Tujuan khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan membaca permulaan anak dengan metode storybook readingdi
kelompok B TK Aisyiyah I Kacangan.

LANDASAN TEORI
Kemampuan Membaca Permulaan
Pengertian kemampuan dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002:707)
kata mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu. Sedangkan
kemampuan artinya : 1) kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita berusaha dengan

diri sendiri, 2) kekayaan : karenanya sudah memadai.
Sedangkan pengertian membaca menurut beberapa pakar di antaranya
sebagai berikut :
Anderson (dalam Tarigan, 2008:7) menyatakan bahwa :
“Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
pembaca sandi (a recording and decoding process) , berlainan dengan
berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).
Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan katakata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language

meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang

bermakna”.
Masih dalam sumber yang sama, Hodgson (dalam tarigan, 2008:7)
menyatakan bahwa :
“Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan,yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu
pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang akan tersurat dan yang

tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak
terlaksana dengan baik”.
Berdasarkan beberapa pendapat pakar di atas, peneliti menyimpulkan
pengertian membaca adalah proses penangkapan dan memahami tulisan yang
tertuang dalam bacaan yang bertujuan untuk mencari informasi yang ada dalam
bacaan tersebut.
Sedangkan pengertian membaca permulaan menurut

Putra (2008:4-5)

adalah :
“Membaca permulaan lebih menekankan pada pengondisian siswa masuk
dan mengenal

bahan bacaan belum sampai pada pemahaman yang

mendalam akan materi bacaan,apalagi dituntut untuk menguasai secara
menyeluruh,lalu menyampaikan perolehannnya dari membaca”.

Membaca permulaan merupakan tahap atau proses belajar membaca bagi

anak usia prasekolah dan bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk
memperoleh kemampuan dan mengusai teknik-teknik membaca dan menangkap
isi bacaan dengan baik.Oleh karena itu guru perlu

merancang pembelajaran

membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca
sebagai suatu yang menyenangkan.(sumber:http://mbhbrata-edu.blogspot.com)

Dari beberapa pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pengertian
membaca permulaan adalah merupakan suatu pengenalan huruf-huruf yang sudah
sering dilihat anak (A-Z) tetapi anak belum memahami tentang bunyi huruf-huruf
tersebut kemudian anak diberi ketrampilan dengan berbagai cara untuk memahami
huruf-huruf tersebut antara lain dengan cara dieja satu per satu per huruf, ada pula
yang mengenalkan langsung dengan rangkaian kata, dan dengan menggunakan
macam-macam metode untuk menarik minat anak agar anak tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran membaca ini.

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(PTK). Secara harfiah atau terjemahan, penelitian tindakan kelas berasal dari
bahasa Inggris yaitu Classroom Action Research yang berarti action research
(penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Menurut Burn (dalam
Sanjaya, 2011:25) menyatakan bahwa penelian tindakan kelas adalah penerapan
berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial
untuk menguatkan

kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan

kolaborasi dan kerjasama pada peneliti dan praktisi.
Menurut Arikunto (dalam Sanjaya 2011:25-26) mengemukakan bahwa
secara etimologis ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan
kelas (PTK), yaitu :
Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara
sistematis (proses yang runtut sesuai dengan aturan), empiris (didasarkan pada
fakta-fakta tertentu) dan terkontrol (prosedur kerja yang jelas) sehingga orang lain
dapat membuktikan hasil temuan penelitian yang diperoleh.
Tindakan adalah perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yaitu guru
karena adanya keinginan untuk memperbaiki kinerja agar mencapai hasil belajar
yang maksimal.

Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. PTK
dilakukan di dalam kelas yang tidak disetting untuk kepentingan penelitian secara
khusus, tetapi PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang nyata

tanpa direkayasa. Oleh karena itu kewajaran kelas dalam penelitian merupakan
kekhasan dalam PTK. PTK dilakukan oleh dan melibatkan secara penuh guru
yang bertanggung jawab terhadap kelasnya.
Peneliti menggunakan PTK karena beberapa alasan sebagai berikut: pertama
PTK adalah proses rangkaian kegiatan mulai dari menyadari adanya masalah,
kemudian tindakan untuk memecahkan masalah dan refleksi terhadap tindakan
yang telah dilakukan. Kedua masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran
yang terjadi di dalam kelas yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh anak didik dan guru. Ketiga PTK dimulai dan diakhiri dengan
kegiatan refleksi diri yang artinya, yang melaksanakan PTK itu adalah guru
sebagai pemeran utama PTK. Keempat PTK dilakukan dalam berbagai tindakan,
artinya PTK bukan hanya sekedar untuk mengetahui sesuatu akan tetapi adanya
aksi dari guru untuk proses perbaikan. Kelima PTK dilakukan dalam situasi nyata,
yaitu dilakukan guru yang dilaksanakan dalam setting pembelajaran yang
sebenarnya tidak menggangu program pembelajaran yang sudah dirancang.
Menurut Suyadi (2011:30) Penelitian tindakan kelas (PTK) harus
dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang alamiah.Artinya, PTK harus
dilakukan tanpa mengubah situasi dan jadwal pelajaran.Dengan kata lain PTK
tidak perlu dilakukan dalam situasi yang khusus, apalagi sampai mengubah
kebiasaan pembelajaran yang normal, karena dengan mengubah situasi
pembelajaran demi kepentingan PTK, justru bertentangan dengan tujuan PTK,
yaitu memperbaiki proses pembelajaran. PTK bertujuan untuk memperbaiki
proses pembelajaran secara terus menerus, siklus demi siklus di dalamnya harus
mencerminkan perbaikan demi perbaikan yang di capai. Siklus sebelumnya
merupakan dasar bagi siklus selanjutnya jauh lebih baik daripada siklus
sebelumnya.
Penelitian dilakukan di kelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong.
Alasan peneliti memilih tempat ini adalah karena peneliti bekerja pada tempat
tersebut sehingga memudahkan perolehan data dan mempunyai waktu yang luas
untuk melakukan penelitian. Selain itu di Tk Aisyiyah 1 Kacangan Andong ini
belum pernah dilakukan penelitian yang sama dengan penelitian ini.

Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik di kelompok B TK
Aisyiyah I Kacangan Andong yang berjumlah 19 anak didik. Terdiri dari 8
anak didik putra dan 11 anak didik putri.Peneliti memilih kelompok B karena
anak-anak ini dipersiapkan untuk masuk sekolah dasar dan masih memiliki
kemampuan membaca yang rendah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, pada siklus 1
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, siklus II tiga kali pertemuan dan siklus
III direncanakan dalam dua kali pertemuan, tetapi ternyata pada pertemuan
pertama di siklus III, pencapaian prosentase keberhasilan sudah mencapai 80%,
maka pelaksanaan tindakan cukup pada pertemuan pertama saja di siklus III.
Penelitian ini di laksanakan melalui empat tahap pada setiap siklusnya yang
meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan
terakhir yaitu tahap refleksi. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan
survei awal untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dan kondisi yang ada di
lapangan yaitu pada rendahnya kemampuan membaca anak-anak kelompok B TK
Aisyiyah I Kacangan Andong yang dari 19 anak didiknya baru terdapat 3 anak
yang sudah mampu membaca permulaan

pada semester I tahun pelajaran

2012/2013 ini dan setelah di adakan tindakan penelitian dengan menggunakan
metode storybook reading telah terjadi peningkatan kemampuan membaca
permulaan anak di kelompok B TK Aisyiyah 1Kacangan Andong yaitu terdapat
16 anak didik yang sudah masuk dalam kategori mampu membaca permulaan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu :
1. Sumber data primer/pokok adalah data yang langsung keluar dari mulut,
dikatakan oleh orang atau pihak yang menjadi sumber data. Ucapan subjek
tindakan yang oleh peneliti di tanya melalui wawancara atau perilakunya
diamati langsung oleh peneliti merupakan data yang diperoleh langsung dari
instrumen yaitu anak didik dikelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong
dan guru sebagai sumber informasi yang mengenal seluk beluk dan kondisi
anak didiknya.

2. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari sumber
data, merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dukumen yang ada yaitu
lembar observasi yang digunakan dalam mengamati proses pembelajaran
membaca permulaan dengan metode storybook reading, arsip/dokumentasi
khususnya materi membaca permulaan, foto-foto dalam kegiatan pelaksanaan
pembelajaran dan lembar catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat
kejadian – kejadian diluar perencanaan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa metode storybook reading
atau membacakan cerita dengan media buku cerita bergambar sebelum tindakan
sampai dengan siklus III menunjukkan peningkatan, bahwa dengan metode
storybook reading dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari setiap siklus menunjukkan
bahwa kemampuan anak selalu berubah antara siklus I sampai siklus III. Hal ini
disebabkan karena adanya metode pembelajaran yang mendukung kegiatan
belajar mengajar. Inilah yang mempengaruhi perubahan tingkat kemampuan
pencapaian setiap siklusnya. Dari hasil penelitian ini didapat hasil prosentase
peningkatan secara jelas, yaitu sebelum tindakan diperoleh hasil 41,3%.
Kemudian pada siklus I menjadi 56,1%, pada siklus II meningkat menjadi 72,8%
dan pada siklus III mencapai 82,8% dari jumlah rata-rata kemampuan anak dalam
satu kelas. Dari hasil ini membuktikan bahwa target pencapaian hasil belajar yang
diharapkan oleh peneliti telah berhasil.
Berdasarkan hasil tindakan dari siklus I sampai siklus III guru berhasil
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode storybook reading.
Dalam menerapkan metode storybook reading dapat meningkatkan kemampuan
membaca permulaan anak. Peningkatan tersebut mengalami kenaikan yang
signifikan yaitu pada kondisi prasiklus yang hanya 41,3% menjadi 56,1% di siklus
I, 72,8% di siklus II, dan 82,8% di siklus III, dan terdapat 16 anak yang belum

mampu membaca permulaan di kondisi prasiklus menjadi 9 anak di siklus I, 6
anak di siklus II, dan 3 anak di siklus III.
Dari angka tersebut dapat dijelaskan bahwa dari kondisi 16 anak yang
belum mampu menjadi 3 anak yang belum mampu. Hal ini sesuai dengan target
yang akan dicapai bahwa 80% anak mampu mencapai target yang ditetapkan
peneliti, maka penelitian ini disebut berhasil.

SIMPULANDAN SARAN
A. Simpulan
Dari Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan kemampuan
membaca permulaan anak kelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong
dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesimpulan Teoritis
Kemampuan Membaca Permulaan di TK adalah kegiatan belajar
mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan inilah anak didik di tuntut untuk
menyuarakan lambang-lambang bunyi tersebut. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan membaca permulaan anak adalah metode yang
di gunakan guru dalam mengajar. Guru perlu merancang pembelajaran
membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan
membaca anak sebagai suatu yang menyenangkan. Metode storybook
reading yang di sajikan secara menarik akan sangat bermanfaat karena

dapat membantu menumbuhkan minat baca pada anak usia dini. Pada usia
ini anak mulai mengembangkan daya fantasinya, mereka membutuhkan
media untuk belajar yang menarik dan tidak membosankan salah satunya
adalah dengan metode storybook reading yang sudah terbukti mampu
menumbuhkan minat baca pada anak, anak yang mendengarkan cerita dan
melihat tulisan dan gambar yang menarik akan berusaha untuk dapat
membaca tulisan di buku tersebut.
2. Kesimpulan Penelitian
Penerapan metode storybook reading mampu meningkatkan
kemampuan membaca permulaan anak di kelompok B TK Aisyiyah 1

Kacangan Andong semester I tahun pelajaran 2012/2013. Peningkatan itu
terjadi mulai dari siklus 1 sampai siklus III. Keberhasilan rata-rata
membaca permulaan anak kelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong
meningkat dari hanya sebesar 41,3% di kondisi pra siklus menjadi 56,1%
di siklus I, 72,8% di siklus II dan 82,8% di siklus III. Sesuai dengan
indikator keberhasilan penelitian yaitu 80%

maka penelitian tindakan

kelas ini dianggap telah berhasil meningkatkan

kemampuan membaca

permulaan anak kelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong.

B. Saran
Setelah mengamati dan menganalisa dari hasil penelitian ini dan
berdasarkan kesimpulan maupun implikasi di atas, terdapat beberapa saran
sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
akan datang diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi guru
a. Guru perlu melakukan tindakan untuk mengurangi kejenuhan dan
meningkatkan motivasi belajar anak didik denga metode yang
bervariasi sehingga anak didik terangsang untuk beraktivitas secara
optimal dalam pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan yang
menjadika guru lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam menyampaikan
pembelajaran.
b. Guru

hendaknya

menggunakan

media

dalam

melaksanakan

pembelajaran agar lebih menarik untuk menarik untuk meningkatkan
kemampuan membaca anak.
c. Guru dapat merefleksi hasil pembelajaran dan harus mengadakan
perbaikan pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
anak didik.
d. Guru hendaknya membimbing anak yang kemampuannya kurang.
2. Bagi orang tua
Disarankan kepada orang tua hendaknya dalam membimbing anak untuk
belajar di rumah dengan menggunakan metode yang sesuai dengan minat

dan kebutuhan anak, salah satunya adalah metode storybook reading
sehingga dapat sejalan dengan pembelajaran di sekolah, supaya
kemampuan membaca permulaan anak lebih baik.
3. Bagi sekolah
a. Sekolah hendaknya mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan
inovasi dan kreativitas baru dalam upaya peningkatan kemampuan
membaca anak didik.
b. Sekolah memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga
kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

4. Bagi peneliti berikutnya
Peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian yang sesuai dengan
penelitian ini, tetapi dalam tema dan tempat yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Adhim, Mohammad Fauzil. 2004. Membuat Anak Gila Membaca . Bandung:
Mizan Media Utama (MMU).
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk guru, kepala sekolah
danpengawas. Yogyakarta: Aditya Media.
Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Pembuatan Cerita Anak
untuk Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia .
Jakarta: Depdiknas.
Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta.
Hurlock, Elizabeth B. 1993. Perkembangan Anak Jilid Asli. Judul asli (child
development) Terjemahan : Med Meitasari Tjanadrasa. Jakarta: Erlangga.
Majid, Abdul Aziz. 2002. Mendidik dengan Cerita . Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa. 2005. Praktik Penelitian Tindakan Kelas . Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Pajarwati, Wistri. 2011. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Awal
dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language pada Anak Kelompok
B2 TK Waru 1 Kebakramat” (Skripsi S-1 Progdi PAUD). Surakarta: FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Purwani, Dwi. 2010. “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Anak dengan
Metode Mind Mapping di Kelompok B3 TK Islam Bakti XI
Surakarta”.(Skripsi S-1 PAUD).
Surakarta: FKIP
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Putra, R. Masri Sareb. 2008. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta:
Indeks.
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian
PrenadaMedia Group.

Tindakan

Kelas.

Jakarta:

Kencana

Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca. Bandung: Angkasa.
Tim Kreatif SPA. 2009. Mendidik Anak-Anak dengan Memanfaatkan Metode
BCM (Bermain, Cerita, dan Menyanyi). Yogya: Pustaka Syahida.
Yuliningrum. 2011. “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
Anak Melalui Media Pancing Pintar di Kelompok B TK Pertiwi 2
Gantiwarno, Matesih, Karanganyar”.(Skripsi S-1 PAUD). Surakarta: FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://mbhbrata-edu.blogspot.comdiakses tanggal 8 Juli 2012.
http://blog.elearning.unesa.ac.iddiakses tanggal 8 Juli 2012.
Perpusmas.blogspot.comdiakses tanggal 10 Juli 2012
Majalah UMMIedisi Juni 2006.