PENGGUNAAN MEDIA KERTAS LIPAT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PERKALIAN PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI 4 CIBADAK.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untukmemenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

MARIA WULANSARI NIM. 1307315

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

v

Penelitian in di latarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar dan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika tentang konsep perkalian pecahan. Pada kenyataan di lapangan proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah sehingga hasil belajar siswa pada indikator menentukan perkalian pecahan pada tes awal hanya mencapai rata-rata 46,88 sedangkan KKM (Krtiteria Ketuntasan Minimum) adalah 69. Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurang kreatifnya guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran matematika tentang konsep pecahan menggunakan media kertas lipat di Kelas V SDN 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan guru dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, meningkatkan hasil belajar siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perkalian pecahan menggunakan media kertas lipat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian yang dilaksanakan di kelas dalam bentuk praktek pembelajaran dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu secara kolaboratif dan sistematis melalui perencanaan tindakan observasi dan refleksi. Model penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari tiga siklus. Intrumen yang digunakan adalah tes kemampuan kinerja guru dan siswa. hasil penelitian pada perencanaan pembelajaran siklus I diperoleh 2.88 atau 70, 83% . pada siklus II dinyatakan tuntas dengan nilai rata-rata 3,375 atau 84,375%. pada siklus III terjadi peningkatan signifikan dan dinyatakan tuntas dengan nilai rata-rata 3,63 atau 90,63%. Proses pembelajaran hasil : aktifitas guru dalam pembelajaran siklus I dengan skor rata-rata 3,5 atau 87,5%. Pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 3,25 atau 81,25%. Pada Siklus III memperoleh nilai rata-rata 3.58 atau 89,38 %. Aktifitas siswa dalam pembelajaran siklus I dengan skor rata – rata 2.5 atau 63,75%. Pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 3 atau 75%. Pada Siklus III memperoleh nilai rata-rata 3.5 atau 87,5 %.Pemahaman siswa dalam konsep perkalian pecahan telah menggunakan alat peraga media kertas lipat di kelas V SDN 4 Cibadak, memperoleh nilai pada siklus I dengan skor rata – rata 64,77 atau 64,77%. Pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 74,44 atau 74,44%. Pada Siklus III memperoleh nilai rata-rata 83,33 atau 83,33%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kertas lipat pada pembelajan matematika dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perkalian pecahan.

Kata Kunci : Peningkatan pemahaman siswa, perkalian pecahan, media kertas lipat.


(3)

vi LEMBAR PERSETUJUAN

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Rumusan Masalah ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G.Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 11

B. Kerangka Pemikiran ... 27


(4)

vii

A. Setting Penelitian ... 30

B. Metode Penelitian ... 31

C. Desain Penelitian ... 32

D. Definisi Operasional ... 38

E. Instrumen Penelitia ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah ... 42

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 98

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94


(5)

viii

Tabel 4.1 Hasil Belajar siswa Pra KBM ... 44

Tabel 4.2 Klasifikasi Peringkat Siswa kelas V ... 46

Tabel 4.3 Kinerja guru merancang RPP Siklus I... 51

Tabel 4.4 Kinerja guru melaksanakan pembelajaran Siklus I ... 54

Tabel 4.5 Pengamatan Kinerja Kelompok ... 56

Tabel 4.6 Hasil LKS siklus I ... 57

Tabel 4.7 Hasil pembelajaran siswa siklus I ………. 58

Tabel 4.8 Refleksi Kinerja guru merancang RPP Siklus I ... 60

Tabel 4.9 Refleksi Kinerja guru melaksanakan pembelajaran Siklus I. 61

Tabel 4.10 Refleksi Pengamatan Kinerja Kelompok ……….. 65

Tabel 4.11 Kinerja guru merancang RPP Siklus II ………. 71

Tabel 4.12 Kinerja guru melaksanakan pembelajaran Siklus II ……….. 73

Tabel 4.13 Pengamatan Kinerja Kelompok II ……….74

Tabel 4.14 Hasil LKS siklus II ………. 74

Tabel 4.15 Hasil pembelajaran siswa siklus II ………. 75

Tabel 4.16 Refleksi Kinerja guru merancang RPP Siklus II ………... 76

Tabel 4.17 Refleksi Kinerja guru melaksanakan pembelajaran Siklus II.. 77

Tabel 4.18 Refleksi Pengamatan Kinerja Kelompok II ……….. 79


(6)

ix

Tabel 4.24 Refleksi Kinerja guru merancang RPP Siklus III ………... 91

Tabel 4.25 Refleksi Kinerja guru melaksanakan pembelajaran Siklus III. 92 Tabel 4.26 Refleksi Pengamatan Kinerja Kelompok III ……….. 93


(7)

x

Gambar 3.1 Model Media Kertas Lipat ... 11 Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas

(Model Kemmis dan Me) ... 30 Gambar 3.3 Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus 1, 2 dan 3 ... 34 Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Siklus 1 dengan Siklus 2 81


(8)

xi

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 1 dan 2

Lampiran 3 Kunci Jawaban LKS dan Tes Evaluasi Siklus 1 dan 2

Lampiran 4 Lembar Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus 1 dan 2 Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus 1 dan 2

Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus 1 dan 2

Lampiran 7 Kumpulan Hasil Pekerjaan Siswa Siklus 1 dan 2 Lampiran 8 SK Pengangkatan Dosen Pembimbing

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 11 Foto-foto Kegiatan Siswa


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab I Pasal 1 Ayat 1dijelaskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan dianggap bermutu jika dapat menghasilkan para generasi muda sebagai peserta didik yang sesuai dengan sasaran pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas No 22 Tahun 2002

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Matematika sebagai salah satu pengetahuan yang memiliki struktur hierarkis dan memiliki objek kajian bersifat abstrak dianggap sulit dipahami oleh siswa.Kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika menjadi salah satu tujuan yang dikembangkan di Sekolah Dasar.Tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar adalah untuk melatih siswa dalam kemampuan


(10)

berpikir.Kemampuan berpikir siswa akan berkembang dengan baik jika proses belajar mengajar dilaksanakan secara efektif.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) “Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia”. (Depdiknas, 2006 hlm. 2).

Bidang studi matematika yang diajarkan pada siswa SD mencakup tiga cabang, yaitu aritmatika, aljabar, dan geometri.Dari ketiga cabang itu, aljabar khususnya pokok bahasan pecahan adalah salah satu cabang yang dirasa sulit karena memerlukan penguasaan konsep yang lebih mendalam.

Mempelajari mata pelajaran matematika tidak terlepas dengan bilangan.Salah satu bagian dari klasifikasi bilangan adalah bilangan pecahan.Secara teoritis, konsep pecahan merupakan topik yang lebih sulit dibandingkan dengan bilangan bulat, karena dalam mempelajarinya konsep pecahan sering terjadi kesalahan pemahaman konsep pada diri siswa. Selain materi pecahan yang memang sulit, secara umum usia anak Sekolah Dasar cenderung mempunyai keinginan-keinginan untuk bermain.

Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah pada umumnya belum optimal dalam pencapaian tujuan.Salah satu faktornya adalah penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat. Alasannya antara lain: guru tidak mempunyai cukup referensi mengenai beberapa pendekatan matematika yang dapat digunakan, waktu yang terbatas dan alat pembelajaran yang terbatas jumlahnya.


(11)

Berdasarkan data yang ditemukan di lapangan, permasalahan yang terjadi adalah pemahaman siswa terhadap materiperkalian pecahan. Hal ini terbukti dari hasil belajar awal siswa pada materi perkalian pecahan pada mencapai 46,88%, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika di SD Negeri 4 Cibadak sebesar 69.

Faktor penyebab hasil belajar yang kurang optimal adalah penyampaian materi tidak menggunakan media dan alat peraga yang tepat,faktor persiapan pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran kurang efektif, pembelajaran yang dikembangkan guru belum melibatkan siswa secara aktif dan kreatif, pertanyaan yang diajukan kepada siswa kurang tepat, tidak adanya waktu khusus interaksi guru dengan siswa.

Penggunaan alat peraga kertas lipatdapat membantu untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadapkonsep perkalian pecahan.Oleh sebab itu, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kertas lipat pada materi perkalian pecahan dianggap tepat untuk membantu mempermudah pemahaman siswa.

Pada usia siswa kelas V Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta perseptual, artinya anak mampu berpikir logis, tetapi masih terbatas pada objek-objek konkrit, dan mampu melakukan konservasi.

Anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, dimana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama.


(12)

Bertitik tolak pada perkembangan intelektual dan psikososial siswa sekolah dasar, hal ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai karakteristik sendiri, dimana dalam proses berpikirnya mereka belum dapat dipisahkan dari dunia konkrit atau hal-hal yang faktual, sedangkan perkembangan psikososial anak usia sekolah dasar masih berpijak pada prinsip yang sama dimana mereka tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang dapat diamati, karena mereka sudah diharapkan pada dunia pengetahuan.

Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dengan baik, tentunya dengan menitikberatkan kepada pengalaman siswa. Seperti menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk proaktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul :“PENGGUNAAN MEDIA KERTAS LIPAT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PERKALIAN PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas V SDN 4Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis).


(13)

Berdasarkan pada masalah-masalah yang dikemukakan dalam latar belakang, peneliti kemukakan beberapa alasan yang lebih mendorong untuk mengadakan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

1. Perencanaanpembelajaran matematika tentang materi perkalian pecahan di kelas V SDN 4 Cibadak belum memadai.

2. Proses pembelajaran matematika tentang penanaman konsep perkalian pecahan di SDN 4 Cibadak belum optimal karena proses pembelajaran jarang menggunakan media dan alat peraga.

3. Masih rendahnya hasil belajar matematika tentang penanaman konsep perkalian pecahan di SDN 4 Cibadak.

4. Dalam Pembelajaran terjadi komunikasi satu arah.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalahmaka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimanakah penggunaan media kertas lipat untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang perkalian pecahan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis ?”

Agar penelitian terarah maka rumusan masalah tersebut dirinci dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana model perencaan pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman peserta didik tentang perkalian pecahan dengan menggunakan kertas lipat di kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis?


(14)

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang perkalian pecahan menggunakan kertas lipat kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis ?

3. Bagaimanapeningkatan pemahaman siswa tentang konsep perkalian pecahan dengan menggunakan kertas lipat kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis ?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang perkalian pecahan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui model perencanaan pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman peserta didik tentang perkalian pecahan dengan menggunakan kertas lipat di kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang perkalian pecahan menggunakan kertas lipat kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis.

3. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran meningkatkan pemahaman peserta didik tentang perkalian


(15)

pecahan menggunakan kertas lipat kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis.

E. Metode Penelitian

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan melakukan tindakan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.Adapun model PTK yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Tagart yang terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari Penelitian Tindikan Kelas (PTK) Sangat berarti bagi guru, pembelajaran, peserta didik, maupun bagi pendidikan pada umumnya. Adapun manfaat yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi guru

a. Memberikan gambaran pengalaman yang baru tentang perencanaan dan pelaksanaan suatu pembelajaran perkalian pecahan dengan menggunakan alat peraga kertas lipat.

b. Membantu memperbaiki pembelajaran yang dikelola, sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.


(16)

c. Membantu guru dalam mewujudkan kinerja professionalyang mampu meningkatkan diri dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. 2. Manfaat bagi peserta didik

Memperoleh pengalaman belajar dan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui pencapaian suasana belajar yang menyenangkan dalam menemukan suatu konsep matematika tentang materi perkalian pecahan.

3. Manfaat Bagi sekolah

Memperoleh metode atau cara mengajar yang dipandang efektif melalui optimalitas penggunaan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika tentang perkal di kelas V.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Bab I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan alasan peneliti melaksanakan penelitian, pentingnya masalah itu untuk diteliti, dan pendekatan untuk mengatasi masalah. Identifikasi dan rumusan masalah menjelaskan tentang analisis dan rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, tujuan penelitian dirumuskan


(17)

dalam bentuk kalimat kerja operasional.Metode penelitian dalam Bab I hanya sebatas penyajian secara umum tentang metode apa yang akan digunakan.Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi siswa, guru, peneliti sendiri dan bagi peneliti lain.

Bab II berisi kajian pustaka.Kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis.Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah dan tujuan.

Bab III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian.Komponen dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data penelitian.

Bab IV berisi hasil penelitian dari analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan kajian pustaka.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.Penulisan kesimpulan untuk skripsi berupa butir demi butir hasil penelitian.Saran dapat ditujukan kepada para praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.


(18)

Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi.Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian.


(19)

30 A. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Waktu pelaksanan penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2013-2014, yaitu pada bulan April sampai dengan Juni 2014 yang dilaksanakan di kelas V.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan berlangsung selama duabulan, adapun tempat penelitianya yaitu di Sekolah Dasar Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2013/2014. Alasan lokasi penelitian ini antara lain: (1) Baik guru dan kepala sekolah maupun pejabat yang terkait memberikan izin dilaksanakannya penelitian di SD tersebut, (2) Peneliti sekaligus sebagai tenaga pengajar di sekolah tersebut.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik di kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 27 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Penelitian ini dilakukan kolaboratif dengan teman sejawat yang kemudian disebut guru mitra. Dalam tahap tindakan pembelajaran, peneliti berperan sebagai pelaksana pada saat pembelajaran.


(20)

31

baik bagi guru untuk meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas.

Penelitian tindakan kelas adalah bagian sistematika dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan tersebut. (dalam Rochmiati,Yulianti 2008, hlm. 19).

Sedangkan menurut Wardani dkk (dalam Yulianti, 2008 hlm. 19) menyatakan bahwa: penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan melakukan tindakan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun model PTK yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Tagart yang terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan


(21)

32

penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Kemmis dan Taggart (dalam Kunandar, 2008, hlm. 71). Teknik pemantauan pada tahap penelitian dengan menggunakan format observasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), alat evaluasi, lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini kertas lipat digunakan sebagai media untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang perkalian pecahan di Sekolah Dasar. Alur umum pelaksanaanya sebagai berikut :

Gambar 3.1


(22)

33 penelitian-pun dihentikan.

Gambar 3.2


(23)

34 a. Perencanaan

1) Peneliti dan mitra melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan pada siswa dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang perkalian pecahan dengan menggunakan kertas lipat dalam pembelajaran matematika;

2) Membuat rencana pembelajaran (RPP); 3) Membuat lembar kerja siswa (LKS);

4) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK; 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1) Mengkondisikan siswa untuk siap belajar; 2) Membagikan LKS dan kertas lipat;

3) Menggali pemahaman siswa tentang perkalian; 4) Menggali pemahaman siswa tentang pecahan;

5) Membimbing siswa melalui LKS untuk menyebutkan suatu pecahan; 6) Membimbing siswa mencari konsep perkalian pecahan;

7) Mengarahkan pemikiran siswa;

8) Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama; 9) Melakukan tes akhir/evaluasi;


(24)

35 2) Keaktifan siswa;

3) Kemampuan siswa dalam mengikuti langkah-langkah dalam LKS. d. Refleksi

Mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2013/2014 bahwa nilai minimal untuk mata pelajaran matematika adalah 69, maka dari itu seorang siswa dapat dikatakan tuntas pelajaran apabila memperoleh nilai 69.

Berdasarkan dari KKM tersebut dapat diperoleh persentase pemahaman siswa dengan berdasar kepada pendapat Sadijah (dalam Patonah, 2008: 9). Tingkat pemahaman ditunjukan oleh rata-rata nilai dalam persen yang diperoleh siswa dalam evaluasi. Dikatakan rendah apabila dibawah 60 % sedang apabila mencapai 60 % sampai dengan 80 % dan dikatakan tinggi apabila di atas 80 %.

Adapun aspek-aspek yang menentukan keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pemahaman siswa terhadap perkalian 2) Pemahaman siswa terhadap pecahan


(25)

36

kedua-pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Peneliti bersama mitra membuat rencana pembelajaranberdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

b. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kertaslipat berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

c. Observasi

Peneliti bersama mitra melakukan pengamatan terhadapaktivitas pembelajaran peningkatan pemahaman siswa menggunakan kertas lipat.

d. Refleksi

Peneliti bersama mitra melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran peningkatan pemahaman siswa tentang perkalian pecahan di Sekolah Dasar.


(26)

37

ketiga ini sama dengan siklus pertama dan kedua yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Peneliti bersama mitra membuat rencana pembelajaranberdasarkan hasil refleksi pada sikius kedua berupa pengembangan dan kekurangan dari siklus satu dan dua.

b. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kertaslipat berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua pengembangan dan kekurangan dari siklus satu dan dua.

c. Observasi

Peneliti bersama mitra melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran peningkatan pemahaman siswa menggunakan kertas lipat.

d. Refleksi

Peneliti bersama mitra melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran peningkatan pemahaman siswa tentang perkalian pecahan di Sekolah Dasar.


(27)

38

Kemampuan awal guru untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi tentang konsep perkalian pecahan.

b. Variabel proses pada penelitian ini adalah kemampuan guru menggunakan media kertas lipat, sub variabel terdiri dari kemampuan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kemampuan menggunakan media kertas berpetak. Variabel tersebut dengan instrumen observasi terukur. Hasil observasi dinilai oleh observer yaitu kepala sekolah dan teman sejawat. c. Variabel hasil pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menguasai

perkalian pecahan. 2. Definisi Konseptual

Penggunaan media dalam pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik lebih memahami dan mengikuti pelajaran matematika dengan senang, sehingga minatnya dalam matematika menjadi lebih besar, karena penyajian materi matematika dengan menggunakan media lebih menarik bagi peserta didik.

a) Pengertian Media

Media pembelajaran adalah semua alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru atau sumber lain) kepada penerima pesan (anak didik atau warga negara).


(28)

39

jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Ruseffendi (1988 : 260) mengemukakan bahwa matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Selain itu, matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. c) Pengertian Perkalian Pecahan

Perkalian pecahan adalah penjumlahan suatu bagian secara berulang. Perkalian pecahan merupakan gabungan dari dua konsep perkalian dan konsep pecahan.

E. Instrument Penelitian 1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data perencanaan dan kinerja guru dalam proses pembelajaran serta penilaian kinerja siswa dalam penggunaan media kertas lipat untuk meningkatkan pemahaman terhadap konsep perkalian pecahan. Data hasil pengamatan kinerja siswa meliputi beberapa aspek yaitu: keterampilan menggunakan alat peraga, keterampilan mengkomunikasikan pembelajaran Matematika, keaktifan, dan kedisiplinan


(29)

40 3. Tes kognitif

Tes ini digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa. Tes ini dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dengan menggunakan lembar penilaian, dan diskusi. Sebagai acuan dalam pengumpulan data yang diharapkan, ditetapkan rambu-rambu pengumpulan data sebagai berikut:

a. Teknik tes

Teknik ini digunakan dan dilaksanakan setiap akhir tindakan pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran serta melihat perkembangannya. Bentuk tes menggunakan bentuk uraian singkat dengan tujuan agar dapat diketahui secara pasti penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Untuk mengukur keterampilan siswa melakulan operasi perkalian pecahan, diukur meliputi ranah kognitif, afektip, dan psikomotor. Ranah kognitif dilihat dari hasil tes, ranah afektif dilihat dari keaktivan siswa pada saat mengerjakan LKS, dan ranah psikomotor dilihat dari kemampuan siswa dalam menggunakan kertas lipat sebagai media pembelajaran.


(30)

41

rencana pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran peningkatan pemahaman siswa tentang perkalian pecahan menggunakan kertas lipat. Hasil observasi tersebut digunakan sebagai bahan analisis serta refleksi data hasil tindakan.

c. Teknik catatan lapangan

Teknik ini merupakan catatan tertulis tentang peristiwa yang dipandang penting dan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

d. Teknik angket

Teknik ini diberikan kepada semua siswa pada akhir pembelajaran silklus ketiga. Angket diberikan dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran peningkatan pemahaman siswa tentang perkalian pecahan menggunakan kertas lipat di Sekolah Dasar.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknis Pengolahan Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu pola Hopkins (1993)

a. Penetapan atau pengelompokan jenis kinerja yang diobservasi dan direfleksi pada setiap siklus tindakan, meliputi kinerja merancang rencana dan instrumen pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran perkalian pecahan melalui media kertas lipat.


(31)

42

juga dijadikan salah satu teknik validasi data. Dengan teknik ini peneliti memastikan bahwa tindakan dan hasil perbaikan ditetapkan dengan batas optimal keberhasilan tindakan yang realistis dan pragmatis.

2. Teknis Analisis Data

Rumus yang digunakan adalah mencari rata-rata atau mean. “Mean

diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek”. (Sujana, 2005 hlm, 109).

Secara sederhana rumusnya adalah :

X =

N x

Keterangan :

X = Rata-rata (Mean) ∑ x = Jumlah skor N = Banyaknya subjek


(32)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis serta data yang telah dianalisis dan diolah sesuai teknik yang telah ditentukan dengan penjelasan Bab IV, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan penggunaan media kertas lipat pada pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perkalian pecahan. dapat ditingkatkan dengan optimal. Siklus I mencapai persentase sebesar 70,83%, siklus II mencapai persentase sebesar 84,38%, siklus III mencapai persentase 90,63%. Peningkatan hasil perencanaan pembelajaran pada penelitian ini merupakan hasil kerja keras peneliti beserta saran dari observer selaku peneliti mitra yang telah menyertai peneliti pada saat penelitian.

2. Pelaksanaan penggunaan media kartu lipat pada pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa konsep perkalian pecahan, memberikan perubahan positif pada perkembangan pelaksanaan pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kemampuan guru dalam melaksanakan atau mengelola pembelajaran dimana pembelajaran lebih mementingkan kebermaknaan dan hasil yang realistik.


(33)

3. Hasil pelaksanaan proses pembelajaran siswa pada pembelajaran tiap siswa dianggap tuntas. Hal ini terbukti pada kemampuan guru dalam menggunakan penilaian unjuk kerja dalam pembelajaran memperoleh hasil yang memuaskan, yaitu pada siklus I mencapai 70,83%, siklus II mencapai 84,38%, siklus III mencapai 90,63% . Kemampuan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan hasil pada aktivitas siswa pada siklus I mencapai 63,75%, siklus II mencapai 75% dan siklus III mencapai 87,5%. Hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 64,77%, siklus II mencapai 74,44% dan siklus III mencapai 83,33%. Pada penelitian ini dianggap berhasil karena pembelajaran berjalan dengan aktifitas belajar mengajar yang efektif, efisien dan menyenangkan.

4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat pada Pembelajaran a. Faktor Pendukung

Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk berkreasi dalam menemukan konsep menciptakan susasana belajar yang efektif dan meneyenangkan.

b. Faktor Penghambat

Guru dan siswa belum terbiasa menciptakan pembelajaran melalui media kertas lipat.


(34)

B. Saran

Untuk menindak lanjuti peningkatan pada pembelajaran Fun Teaching

untuk meningkatkan kemampuan siswa menaksir dan menentukan besar sudut melalui alat peraga sudut, dapat dikemukakan rekomendasi sebagai berikut :

1. Dengan mencermati temuan-temuan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran Penggunaan media kertas lipat, ternyata telah menghasilkan suatu perubahan terhadap meningkatnya pemahaman siswa tentang kemampuan siswa perkalian pecahan melalui langkah-langkah pembelajaran sistematis dan terus menerus sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2. Setiap guru yang mengajar di kelas V, hendaknya mampu menggali dan menggunakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum, salah satu media yang bisa digunakan adalah media kertas lipat.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk semua pihak, terutama bagi para pendidik sebagai bahan perbandingan, dalam mengatasi masalah yaitu bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep perkalian pecahan melalui media kertas lipat.

4. Rekomendasi untuk Guru

Guru harus cerrmat terhadap setiap proses pembelajaran sehingga dapat mengidentifikasi setiap kekurangan dan kelebihan dari penyelenggaraan pembelajaran yang di laksanakan. Apabila terdapat kekurangan sebaiknya segera melakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas. Selain dari itu kerjasama antar guru harus terus ditumbuhkembangkan dalam mengembangkan dan memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Dengan


(35)

tumbuhnya kerjasama yang baik antara guru diharapkan akan terjadi peningkatan profesionalisme guru yang juga akan berdampak pada peningkatan pemahaman siswa yang ditunjukan dengan pencapaian hasil belajar siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).


(36)

Ismail, J. (2006). Ensiklopedi Matematika untuk Anak. Jakarta Selatan: CV. Ricardo.

Karina, D.Y. S.Pd. (2006). Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Operasi Penjumlahan Pecahan Beda Penyebut Melalui

Penggunaan Media Kartu Pecahan. Proposal Skripsi pada FIP

UPIKampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

Kusnandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.

Muhtar.A.K. (1996). Pendidikan Matematika. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Patonah. S.Pd. (2008). Penerapan Pendekatan Luas Daerah dalam Upaya Peningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Pecahan di Sekolah

Dasar. Skripsi pada FIP UPI Kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

Rostika. R.D. (2005). Peningkatan Kreativitas Mahasiswa dengan Menggunakan

Media. Jurnal Pendidikan dasar, 2, (7), 27.

Saduloh. U. (2007). Pedagogik. Bandung: Cipta Utama.

Septiasari, A. (2008). Ensiklopedia Tentang Matematika. Bandung: PT. Indah Jaya Adipratama.

Untoro. J. (2006). Matematika SD untuk Kelas 4,5, dan 6.Jakarta: PT. Wahyu Media.

Yulianti. S.Pd. (2008). Penggunaan Media Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Melakukan Operasi Perkalian Bilangan Bulat

Negatif: Skripsi pada FIP UPIKampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

Zulkifly. E. (2005). Media Elektronik Audio-Visual sebagai Alternatif Media


(37)

(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 4 Cibadak Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis serta data yang telah dianalisis dan diolah sesuai teknik yang telah ditentukan dengan penjelasan Bab IV, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan penggunaan media kertas lipat pada pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perkalian pecahan. dapat ditingkatkan dengan optimal. Siklus I mencapai persentase sebesar 70,83%, siklus II mencapai persentase sebesar 84,38%, siklus III mencapai persentase 90,63%. Peningkatan hasil perencanaan pembelajaran pada penelitian ini merupakan hasil kerja keras peneliti beserta saran dari observer selaku peneliti mitra yang telah menyertai peneliti pada saat penelitian.

2. Pelaksanaan penggunaan media kartu lipat pada pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa konsep perkalian pecahan, memberikan perubahan positif pada perkembangan pelaksanaan pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kemampuan guru dalam melaksanakan atau mengelola pembelajaran dimana pembelajaran lebih mementingkan kebermaknaan dan hasil yang realistik.


(2)

97

3. Hasil pelaksanaan proses pembelajaran siswa pada pembelajaran tiap siswa dianggap tuntas. Hal ini terbukti pada kemampuan guru dalam menggunakan penilaian unjuk kerja dalam pembelajaran memperoleh hasil yang memuaskan, yaitu pada siklus I mencapai 70,83%, siklus II mencapai 84,38%, siklus III mencapai 90,63% . Kemampuan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan hasil pada aktivitas siswa pada siklus I mencapai 63,75%, siklus II mencapai 75% dan siklus III mencapai 87,5%. Hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 64,77%, siklus II mencapai 74,44% dan siklus III mencapai 83,33%. Pada penelitian ini dianggap berhasil karena pembelajaran berjalan dengan aktifitas belajar mengajar yang efektif, efisien dan menyenangkan.

4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat pada Pembelajaran a. Faktor Pendukung

Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk berkreasi dalam menemukan konsep menciptakan susasana belajar yang efektif dan meneyenangkan.

b. Faktor Penghambat

Guru dan siswa belum terbiasa menciptakan pembelajaran melalui media kertas lipat.


(3)

B. Saran

Untuk menindak lanjuti peningkatan pada pembelajaran Fun Teaching untuk meningkatkan kemampuan siswa menaksir dan menentukan besar sudut melalui alat peraga sudut, dapat dikemukakan rekomendasi sebagai berikut :

1. Dengan mencermati temuan-temuan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran Penggunaan media kertas lipat, ternyata telah menghasilkan suatu perubahan terhadap meningkatnya pemahaman siswa tentang kemampuan siswa perkalian pecahan melalui langkah-langkah pembelajaran sistematis dan terus menerus sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2. Setiap guru yang mengajar di kelas V, hendaknya mampu menggali dan menggunakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum, salah satu media yang bisa digunakan adalah media kertas lipat.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk semua pihak, terutama bagi para pendidik sebagai bahan perbandingan, dalam mengatasi masalah yaitu bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep perkalian pecahan melalui media kertas lipat.

4. Rekomendasi untuk Guru

Guru harus cerrmat terhadap setiap proses pembelajaran sehingga dapat mengidentifikasi setiap kekurangan dan kelebihan dari penyelenggaraan pembelajaran yang di laksanakan. Apabila terdapat kekurangan sebaiknya segera melakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas. Selain dari itu kerjasama antar guru harus terus ditumbuhkembangkan dalam mengembangkan dan memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Dengan


(4)

99

tumbuhnya kerjasama yang baik antara guru diharapkan akan terjadi peningkatan profesionalisme guru yang juga akan berdampak pada peningkatan pemahaman siswa yang ditunjukan dengan pencapaian hasil belajar siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).


(5)

Ismail, J. (2006). Ensiklopedi Matematika untuk Anak. Jakarta Selatan: CV. Ricardo.

Karina, D.Y. S.Pd. (2006). Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Operasi Penjumlahan Pecahan Beda Penyebut Melalui Penggunaan Media Kartu Pecahan. Proposal Skripsi pada FIP UPIKampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

Kusnandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.

Muhtar.A.K. (1996). Pendidikan Matematika. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Patonah. S.Pd. (2008). Penerapan Pendekatan Luas Daerah dalam Upaya Peningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Pecahan di Sekolah Dasar. Skripsi pada FIP UPI Kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan. Rostika. R.D. (2005). Peningkatan Kreativitas Mahasiswa dengan Menggunakan

Media. Jurnal Pendidikan dasar, 2, (7), 27. Saduloh. U. (2007). Pedagogik. Bandung: Cipta Utama.

Septiasari, A. (2008). Ensiklopedia Tentang Matematika. Bandung: PT. Indah Jaya Adipratama.

Untoro. J. (2006). Matematika SD untuk Kelas 4,5, dan 6.Jakarta: PT. Wahyu Media.

Yulianti. S.Pd. (2008). Penggunaan Media Tabel Perkalian Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Melakukan Operasi Perkalian Bilangan Bulat Negatif: Skripsi pada FIP UPIKampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan. Zulkifly. E. (2005). Media Elektronik Audio-Visual sebagai Alternatif Media


(6)

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA KOPER-X (KOTAK PERKALIAN) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI PERKALIAN SISWA KELAS II DI SD NEGERI MOJOLANGU 2

8 90 18

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN REALITA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV Pengaruh Penggunaan Media Blok Pecahan Dan Media Realita Terhadap Pemahaman Konsep Pecahan Siswa Kelas Iv SD Negeri Pilang 1 Masaran Sragen Tahun Pelajar

1 11 16

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN REALITA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV Pengaruh Penggunaan Media Blok Pecahan Dan Media Realita Terhadap Pemahaman Konsep Pecahan Siswa Kelas Iv SD Negeri Pilang 1 Masaran Sragen Tahun Pelajar

0 0 19

Penggunaan Media Realia Untuk Meningkatkan Pemahaman Penggunaan Media Realia Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Jenis-jenis Tanah Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Purworejo 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 15

PENGGUNAAN MEDIA KERTAS LIPAT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN : Penelitian Tindakan Kelas akan dilaksanakan terhadap siswa kelas V di SDN 1 Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

1 2 37

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN MEDIA KERTAS LIPAT UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 4 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 19

PENGGUNAAN MEDIA KERTAS ORIGAMI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN.

0 0 18

PENGGUNAAN MEDIA KARTU ULAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN BILANGAN PADA SISWA KELAS II DI SD NEGERI PONOWAREN 02 KECAMATAN TAWANGSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 1 190

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI RAU KEDUNG JEPARA PADA MATERI PERKALIAN PECAHAN

0 0 5

Penggunaan alat peraga mika pecahan pada pembelajaran topik operasi hitung pecahan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa : studi kasus siswa kelas V SD Negeri Malangrejo, Sleman - USD Repository

0 1 435