PERBANDINGAN ANTARA KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI DAN SMP SWASTA DI KECAMATAN SUKASARI.

(1)

PERBANDINGAN ANTARA KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI DAN KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP

SWASTA DI KECAMATAN SUKASARI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

TRIANI FITRIATIN

0901214

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PERBANDINGAN ANTARA KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI DAN SMP SWASTA DI KECAMATAN SUKASARI

Oleh

Triani Fitriatin

0901214

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

© Triani Fitriatin 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Na: Triani Fitriatin

Nim : 0901214

Judul Skripsi : PERBANDINGAN ANTARA KINERJA GURU

PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI DAN KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP SWASTA DI KECAMATAN SUKASARI

Disetujui dan disahkan oleh, Pembimbing I

Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed.

NIP. 195003111978101001

Pembimbing II

Dra. Lilis Komariyah, M.Pd

NIP. 195906281989012001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd.


(4)

ABSTRAK

Nama :Triani Fitriatin. Judul : Perbandingan Antara Kinerja Guru Pendidikan Jasmani SMP Negeri Dan SMP Swasta Di Kecamatan Sukasari. Pembimbing I : Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed. Pembimbing II : Dra. Lilis Komariyah, M.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan SMP Swasta di Kecamatan Sukasari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif komparatif dengan menggunakan lembar observasi kinerja menurut Permendiknas No.35 Tahun 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani SMP Negeri dan SMP Swasta di Kecamatan Sukasari sejumlah 20 sekolah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling, dengan jumlah sampel tiga guru penjas dari tiga SMP Negeri yaitu SMPN 12 Bandung, SMPN 15 Bandung, SMPN 29 Bandung dan tiga guru penjas dari tiga SMP swasta yaitu SMP Pasundan 12 Bandung, SMP Bina Dharma, SMP Al-Innayah. Hasil penelitian dengan menggunakan kategori penilaian kinerja bahwa kinerja guru penjas SMPN memperoleh skor rata-rata 17,62 dengan ketercapaian kinerja 93,65% kategori kinerja guru Baik, sedangkan guru penjas SMP swasta memperoleh skor rata-rata 12,73 dengan ketercapaian kinerja sebesar 69,96 % dengan kategori Cukup.


(5)

PERFORMANCE COMPARISON BETWEEN PHYSICAL EDUCATION

TEACHER AND JUNIOR SECONDARY SCHOOLS IN DISTRICT SUKASARI PRIVATE

Triani Fitriatin

Supervisor I: Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed Supervisor II: Dra. Lilis Komariyah, M.Pd

ABSTRACT

This study aims to determine the performance of the physical education teachers at the Junior High School and Junior High School in District Sukasari Private. The research method used is descriptive research method uses observation sheets comparative performance by Permendiknas 35 in 2010. The population in this study were junior high school physical education teacher and junior high school in the District Sukasari Private school number 20. The sampling technique used is random sampling, a sample of three teachers physical education of the State ninth SMP 12 Bandung, Bandung SMP 15, SMP 29 Bandung and three physical education teachers from three public junior high school the Pasundan SMP 12 Bandung, Bina Dharma SMP, SMP Al-Innayah. The results using the categories that the physical education teacher performance appraisal Junior High School scored an average of 17.62 with a 93.65% performance achievement categories Neither teacher performance, while private junior high school physical education teachers earn an average score of 12.73 with the achievement of the performance of 69 , 96% to the category of Self.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASI ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Pertanyaan Penelitian ... 6

F. Batasan Penelitian ... 7

G. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 7

H. Batasan Istilah ... 8

I. Anggapan Dasar ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 12

A. Deskripsi Kinerja Guru Pendidikan Jasmani ... 12

B. Kompetensi Guru ... 23

C. Pendidikan Jasmani ... 25

D. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani ... 33

E. Sekolah Menengah Pertama ... 35

F. Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi Penelitian ... 40


(7)

C. Populasi dan Sampel ... 41

D. Metode Penelitian... 42

E. Langkah-Langkah Penelitan... 44

F. Instrumen Penelitian... 45

G. Teknik Pengumpulan Data ... 49

H. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 51

B. Diskusi Temuan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Rekomendasi ... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Kompetensi yang Harus Dimiliki Oleh Guru... 34

3.1 Sub Kompetensi dari Empat Kompetensi Dasar ... 45

3.2 Kriteria Penilaian Indikator Kinerja ... 47

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penilian Kinerja Guru... 47

4.1 Kategori Nilai Kinerja ... 51

4.2 Hasil Perbandingan Kategori Kinerja Guru SMP Negeri dan SMP Swasta ... 52

4.3 Persentase Hasil Penilaian Kinerja Guru Berdasarkan Indikator Penilaian ... 53


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Alur Kinerja, Motivasi dan Abilitas Guru... 22 3.1 Desain Penelitian ... 41


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas sebuah Negara bergantung kepada kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM dapat dilihat dari suatu proses yaitu pendidikan. Melalui pendidikan seseorang akan mengetahui lebih luas tentang dirinya, lingkungannya, bahkan sampai kepada negaranya. Dengan pendidikan dapat membedakan kualitas seseorang yang dapat menunjukkan harkat dan martabat serta tingkat intelektual seseorang.

Dalam prosesnya, suatu pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan serta membentuk watak seseorang. Maka pendidikan yang berkualitas lah yang akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Sebagaimana yang tercantum dalam Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas : Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam UU No.20 Tahun 2003, bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Dengan demikian produk yang dihasilkan dari sebuah proses pendidikan harus jelas dan terarah serta dapat dikembangkan dan mengembangkan kembali potensi yang dimiliki agar nilai-nilai afektif yang diharapkan pun dapat tercapai. Dalam proses pendidikan yang diharapkan dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional harus ada yang menunjang dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini


(11)

2

diperlukan lembaga yang berkualitas dalam segala aspek, baik itu kualitas sekolah, guru atau pendidik, maupun sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan pembelajaran efektif dan juga lingkungan sekolah yang kondusif.

Jenjang pendidikan yang ditempuh akan mempengaruhi karakteristik seseorang, semakin tinggi jenjang pendidikan yang dicapai maka semakin luas cara pandang dan pada kenyataannya akan dianggap lebih baik daripada individu yang tidak mengikuti pendidikan. Salah satunya ialah jenjang pendidikan dasar Sekolah Menengah Pertama yang disingkat dengan SMP yang merupakan jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Saat ini Sekolah Menengah Pertama menjadi program Wajar 9 Tahun (SD, SMP) dalam (www.kemdiknas.go.id). Maka penghargaan atas derajat sosial individupun akan dengan terlihat dari jenjang pendidikan yang ditempuh.

Menentukan sekolah menengah pertama (SMP) harus disertai dengan ketelitian dan disesuaikan dengan tujuan dari setiap individu yang akan menempuh jenjang pendidikan ini. Sekolah dengan kualitas baik yang didalamnya terdapat tenaga pengajar atau guru yang berkualitas serta sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar lah yang senantiasa menjadi sorotan utama sebagai sekolah yang dikategorikan baik dan menjadi pillihan karena secara tidak langsung sekolah tersebut akan membentuk karakter anak.

Sekolah di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu sekolah Negeri dan Sekolah Swasta. Sekolah negeri merupakan sekolah milik umum yang didirikan dan dibiayai Negara dengan tujuan memberikan layanan pendidikan ke masyarakat dan mencerdaskan anak bangsa tanpa biaya ataupun dengan biaya yang relatif lebih terjangkau, hal tersebut sesuai dengan telah tertera dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 4, bahwa :


(12)

3

Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional, sedangkan sekolah swasta adalah sekolah milik perseorangan atau sekelompok orang tertentu yang bertujuan memberikan layanan pendidikan ke masyarakat dengan memungut uang untuk pembiayaan operasional sekolah, pembayaran gaji guru dan perolehan laba bagi pemilik sekolah tersebut. Oleh karena itu biaya pendidikan di sekolah swasta relatif lebih mahal dibandingkan dengan sekolah negeri.

Pendidikan yang berkualitas berdampak terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan upaya mewujudkan manusia atau sumber daya manusia yang sehat, kuat, terampil dan bermoral dengan melalui berbagai pendidikan salah satunya ialah dengan melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan salah satu upaya menjadikan manusia menjadi manusia yang seutuhnya baik jiwa maupun raga dan itu artinya tidak terpisah antara kualitas fisik dan mentalnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mahendra (2009:3) bahwa :

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai satu kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Dengan melalui pendidikan jasmani, siswa tidak hanya mengasah kemampuan intelektualnya saja, melainkan siswa dapat memahami dirinya sebagai manusia yang seutuhnya dengan kesadaran atas kemampuan intelektual, kemampuan gerak serta kemampuan sosial yang dimiliki serta dapat dikembangkan oleh siswa.


(13)

4

Dalam sebuah pendidikan, diperlukan seorang pendidik atau guru dapat menjadi panutan, baik itu dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Karena kualitas dari suatu proses pendidikan dan ketercapaian pembelajaran bergantung kepada kualitas guru. Latar belakang pendidikan dan kemampuan yang dimiliki guru serta motivasi dalam melaksanakan suatu pengajaran akan memberikan dampak terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran.

Termasuk guru penjas yang pada kenyataannya selalu menjadi guru yang paling dekat dengan siswanya. Karena seorang pendidik bukan hanya bertugas sebagai pengajar saja, melainkan bertugas sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran maupun diluar pembelajaran seperti halnya memberikan bimbingan diluar jam belajar karena biasanya guru pendidikan jasmani dianggap sebagai figur yang santai namun bisa mendengarkan keluh kesah siswa dengan memposisikan diri bukan hanya sebagai guru, namun dapat memposisikan diri sebagai teman bahkan orang tua.

Kemampuan guru penjas dalam menciptakan komunikasi yang baik dengan siswa menjadi modal yang baik dalam mengenal karakteristik siswa. Sebagai seorang guru, memiliki kemampuan atau kompetensi adalah sebuah keharusan. Karena selain akan memudahkan dan memberi banyak peluang dalam membrikan kontribusi dalam pendidikan, hal tersebut sesuai dengan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Ketika seorang guru penjas memiliki kompetensi professional, guru penjas akan dengan mudah dalam menyampaikan materi pelajaran dengan penggunaan strategi serta metode ataupun gaya mengajar saat menyampaikan materi pembelajaran serta mampu memanfaatkan sumber belajar untuk menunjang pembelajaran.

Dengan demikian seorang guru dapat dikatakan profesional bilamana memiliki dan memenuhi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Dengan kemampuan yang dimiliki seorang guru serta motivasi


(14)

5

yang dimiliki dalam melaksanakan kinerjanya sebagai seorang guru akan menjadikan dirinya seorang profesional dibidangnya.

Permasalahan yang ditemukan dilapangan menunjukkan, bahwa kualitas kinerja guru pendidikan jasmani belum bisa dikatakan baik apabila guru pendidikan jasmani tersebut belum memenuhi standar kompetensi guru yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan profesinya.

Dari pemaparan diatas, maka peneliti ingin mengatahui kinerja guru pendidikan jasmani SMP Negeri dan kinerja guru SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung, untuk mengetahui dampaknya terhadap hasil pengajaran pendidikan jasmani serta dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi para guru pendidikan jasmani tentang standarisasi menjadi guru pendidikan jasmani serta lebih inovatif dan kreatif ketercapaian tujuan pembelajaran.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut,

1. Apakah terdapat perbedaan antara kinerja guru pendidikan jasmani SMP Negeri dan kinerja guru pendidikan jasmani SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung ?

2. Apabila terdapat perbedaan, faktor apa saja yang mempengaruhi adanya perbedaan antara kinerja guru pendidikan jasmani SMP Negeri dan kinerja guru pendidikan jasmani SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antara kinerja guru pendidikan jasmani SMP Negeri dan kinerja guru pendidikan jasmani SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung.


(15)

6

D.Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya bagi penulis sendiri, guru-guru pendidikan jasmani di Kecamatan Sukasari khususnya umumnya bagi semua guru pendidikan jasmani.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dari Segi Teoritis

Dapat menjadi sumbangan pemikiran yang berguna dalam ranah pendidikan. Terutama bagi guru pendidikan jasmani, bahwa guru yang mengajar pendidikan jasmani harus berlatar belakang pendidikan jasmani pula, agar adanya kesinambungan antara tujuan pembelajaran dengan kinerja yang dilakukan guru.

2. Dari Segi Praktis

a. Dapat memberi gambaran mengenai pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan SMP Swasta.

b. Dengan penelitian yang dilakukan, peneliti berharap dapat memberikan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dengan SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi

sekolah untuk lebih memperhatikan kinerja guru pendidikan jasmani dalam pelaksanaaan pembelajaran.

d. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani.

E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, adapun pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini ialah :


(16)

7

1. Apakah terdapat perbedaan antara kinerja guru penjas SMP Negeri dan SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan kinerja guru penjas di SMP Negeri dan SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung ?

F. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah, baik keluasan maupun kedalaman ruang lingkup masalah, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini penulis fokuskan pada guru pendidikan jasmani di SMP

Negeri dan di SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. 2. Indikator yang diteliti meliputi:

a. Kinerja guru pendidikan jasmani SMP Negeri dan SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung,

b. Sumber data dan populasi adalah guru pendidikan jasmani SMP Negeri dan guru pendidikan jasmani SMP swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

c. Sampel yang digunakan adalah tiga guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan tiga guru pendidikan jasmani di SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

d. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 12 Bandung, SMP Negeri 15 Bandung, SMP Negeri 29 Bandung, SMP Bina Dharma Bandung, SMP Pasundan 12 Bandung, dan SMP Al-Innayah.

F. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif komparatif. Arikunto (2010:312) menjelaskan bahwa, “Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu


(17)

8

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.

Sedangkan komparatif dijelaskan Sugiyono (2009:36) dalam Sulaeman (2011:66) menyatakan bahwa komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.

Dengan demikian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan antara kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan SMP Swasta karena dalam penelitian ini peneliti ingin mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil yang hendak diteliti yaitu “apakah terdapat perbedaan antara kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung”.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ialah dengan pengamatan secara langsung dengan dilengkapi penggunaan format penilaian lembar observasi menurut Permendiknas No. 35 Tahun 2010 dan dokumentasi.

G.Batasan Istilah

Agar tidak terjadi salah tafsir pada istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini, maka penulis mendefinisikan istilah- istilah sebagai berikut:

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai satu kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang


(18)

9

terpisah kualitas fisik dan mentalnya seperti yang telah dikemukakan oleh Mahendra (2009:3).

2. Kinerja guru

Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan profesional selama melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah.

3. Proses Belajar Mengajar

Proses Belajar Mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

4.Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Swasta adalah sekolah yang merupakan jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat).

5. Sekolah Negeri

Sekola Negeri adalah sekolah milik pemerintah yang didirikan dan dibiayai Negara dengan tujuan memberikan layanan pendidikan ke masyarakat dan mencerdaskan anak bangsa tanpa biaya ataupun dengan biaya yang relatif lebih terjangkau dan guru yang mengajar berstatus pegawai negeri sipil (PNS).

6. Sekolah Swasta

Sekolah swasta adalah sekolah milik perseorangan atau sekelompok orang tertentu yang bertujuan memberikan layanan pendidikan ke masyarakat dengan memungut uang untuk pembiayaan operasional sekolah dan manajemen sekolah dikelola oleh pemilik sekolah sendiri.


(19)

10

H.Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan pendapat dari peneliti sebagai titik tolak dalam melakukan penelititan. Sesuai dengan yang disampaikan

Arikunto (1993:19) dalam Yogi (2011:9) bahwa “anggapan dasar adalah

sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam

pelaksanaan penelitian”.

Seperti yang telah dipaparkan dalam latar belakang mengenai kinerja guru pendidikan jasmani yang melakukan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah negeri dan sekolah swasta, maka penulis beranggapan bahwa :

1. Proses Belajar Mengajar berkaitan dengan kualitas dan profesionalisme guru. Ketika seorang guru memiliki kualitas yang tinggi maka guru tersebut cenderung akan bekerja secara profesional. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Glikman (Bafadal) dalam Wahyudi (2012:4) yang mengemukakan bahwa seseorang akan bekerja secara profesional bila orang tersebut memiliki kemampuan (ability) dan motivasi (motivation), seorang guru dapat dikatakan profesional bilamana memiliki kemampuan tinggi dan motivasi kerja tinggi.

2. Proses Belajar Mengajar berkaitan dengan ketersediaan dan kelaiakan sarana dan prasarana. berkembang tidaknya suatu pembelajaran berkaitan dengan ketersediaan sarana dan prasarana. Seperti yang disampaikan Lutan (2001:19) berbagai sebab yang membuat pendidikan jasmani kurang berkembang. Selain karena tidak didukung oleh sarana dan prasarana olahraga yang memadai, seperti pekarangan sekolah yang sempit, alokasi waktunya juga sangat terbatas.

3. Kualitas proses belajar mengajar berhubungan dengan kreativitas dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 28, yang mengemukakan bahwa:


(20)

11

sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki keampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.” Sejalan dengan hal tersebut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 menjabarkan tentang kualitas akademik dan kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Hal tersebut dikemukakan sebagai standar kompetensi yang perlu dimiliki oleh guru dalam melaksanakan profesinya agar proses belajar mengajarnya lebih berkualitas dan tercapainya tujuan pembelajaran.

4. Kinerja guru berkaitan dengan motivasi dan kemampuan. Teori dasar yang digunakan sebagai landasan untuk menilai kualitas kinerja guru menurut T.R. Mithcell (1978) dalam Depdiknas Tahun 2012 bahwa :

Dari formula tersebut dapat dikatakan bahwa, motivasi dan kemampuan adalah unsur – unsur yang berfungsi membentuk kinerja guru dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.


(21)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Di tiga

SMP Negeri, yaitu :

1. SMP Negeri 12 Kota Bandung yang beralamatkan di Jalan Dr.Setiabudhi No. 195. Telp.(022)2013947

2. SMP Negeri 15 Kota Bandung yang beralamatkan di Jalan Dr.Setiabudhi NO.89 Kel. Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Telp. (022) 2034914

3. SMP Negeri 29 Bandung beralamatkan di Jalan Geger Arum No. 11A Bandung Telp. 022 2012579

SMP Swasta, yaitu :

1. SMP Pasundan 12 Bandung beralamatkan di Jalan. Sarirasa No. 130/04 Sarijadi Kecamatan Sukasari

2. SMP Bina Dharma 3-1 Bandung terletak di Jl. Gegerkalong Hilir no 18 kel. Gegerkalong kec. Sukasari Kota Bandung.

3. SMP Al-Inayyah terletak di Jln. Cijerokaso No. 63 kel. Sarijadi Kec. Sukasari Bandung 40151 - (022) 2004104

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu kinerja guru pendidikan jasmani dan enam sampel yang terbagi atas dua populasi yaitu guru SMP Negeri dan Guru SMP Swasta Kecamatan Sukasari. Jadi sampel yang pertama yaitu tiga guru SMP Negeri dan sampel yang kedua ialah tiga guru SMP Swasta. Dapat dilihat pada Bagan 3.1 berikut :


(22)

41

Bagan 3.1 Desain Penelitian

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Untuk menentukan sumber data, terlebih dahulu harus menentukan populasi dan sampel yang merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syara-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Nawawi (1985:141) dalam Riduwan (2011:54) menjelaskan bahwa, “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap.”

Populasi dalam penelitian ini adalah Para Guru Penjas SMP Negeri dan SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung berjumlah 20

Kompetensi Dasar Guru

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007

Kompetensi Pedagogi

Kompetensi Profesional

Kompetensi Sosial

Kompetensi Kepribadian

Guru di SMP Negeri

Guru di SMP Swasta

KINERJA GURU


(23)

42

orang. Diantaranya yaitu SMP Negeri 12 Bandung, SMP Negeri 15 Bandung, SMP Negeri 29 Bandung, SMP Pasundan 12 Bandung, SMP Dharma Bakti, dan SMP Al-Innayah.

2. Sampel Penelitian

Dalam suatu penelitian, mutu tidak hanya ditentukan dari besarnya sampel, seperti halnya yang dikemukakan oleh Nasution (1991:135) dalam Riduwan (2011:57) bahwa,“mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah para guru penjas SMP Negeri dan SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung sejumlah 20 orang dari 20 Sekolah. Namun, karena dalam panelitian ini ingin mengetahui perbandingan antara kinerja guru penjas di SMP Negeri dan SMP Swasta, sedangkan jumlah sekolah Negeri hanya ada 3 sekolah, maka untuk mendapatkan perbandingan yang seimbang ditentukan tiga sekolah swasta dari 17 sekolah dengan menggunakan random sampling. Maka, guru penjas yang dijadikan sampel diperoleh dari enam sekolah yaitu yang mengajar di tiga sekolah Negeri dan tiga sekolah swasta.

Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 6 orang guru pendidikan jasmani yang terdiri dari tiga guru di SMP Negeri meliputi SMP Negeri 12 Bandung, SMP Negeri 15 Bandung, SMP Negeri 29 Bandung dan tiga guru SMP Swasta meliputi SMP Pasundan 12 Bandung, SMP Dharma Bakti, dan SMP Al-Innayah.

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan ialah metode deskriptif. Dasar dari pemilihan metode ini karena berdasarkan atas pertimbangan dari tujuan peneilitian itu sendiri, yaitu untuk mendapatkan gambaran mengenai perbedaan kinerja guru pendidikan jasmani di SMP


(24)

43

Negeri dan kinerja guru pendidikan jasmani SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

Dijelaskan oleh Arikunto (2002:309) dalamTaupiqurohman (2012) bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi”. Pernyataan tersebut serupa dengan yang dikemukakan oleh Sumanto (1995:75) yang menjelaskan bahwa :

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu. Penelitian deskriptif ditujukan untuk memaparkan dan menggambarkan dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berfikir tertentu. Metode ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada, bisa mengenai kondisi dan hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi,atau kecenderungan yang tengah berkembang.

Sedangkan komparatif dijelaskan Sugiyono (2009:36) dalam Sulaeman (2011:66) menyatakan bahwa : “komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda”.

Dengan demikian,metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan antara kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan SMP Swasta karena dalam penelitian ini penelitiingin mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil yang hendak diteliti yaitu “ apakah terdapat perbedaan antara kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung.”


(25)

44

E. Langkah-Langkah Penelitian

Dalam penelitian dilakukan beberapa tahap dalam pelaksanaannya, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2009:127) yaitu : 1) Tahap Pra-Lapangan; 2) Tahap Pekerjaan Lapangan ; 3) Tahap Analisis Data.

Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data yang baik, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Persiapan, yang meliputi informasi dengan cara :

a. Mempersiapkan rancangan desain proposal penelitian dengan studi pustaka dan informasi dari berbagai pihak

b. Orientasi lapangan, yaitu menghubungi instansi dinas pendidikan Kecamatan Sukasari untuk menyampaikan maksud dan tujuan penelitian serta meminta data mengenai jumlah dan lokasi SMP yang ada di Kecamatan Sukasari serta memperoleh izin penelitian c. Melakukan pengamatan dan wawancara untuk memperoleh data

banyaknya responden yang akan dijadikan sampel penelitian dengan melihat jumlah dan karakteristik guru pendidikan jasmani. d. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan, berkaitan

dengan variabel yang akan diteliti. 2. Menentukan sampel

Sampel penelitian ini diambil dari guru pendidikan jasmani SMP yang ada di wilayah kerja Kecamatan Sukasari.

3. Menentukan instrument penelitian

a. Menentukan kisi-kisi instrumen penelitian b. Menentukan butir-butir item

4. Melaksanakan pengumpulan data dan menyebarkan format penilaian kinerja sebagai instrument penelitian kepada pihak sekolah yang berfungsi sebagai supervisi

5. Menganalisa data dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat 6. Mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian


(26)

45

F. Instrumen Penelitian

Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru.Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher

performanceassessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh

Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru,meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching

plans and materials) atau disebutdengann RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran), (2) prosedur pembelajaran (classroom procedure), dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonalskill).

Ketiga butir penilaian kinerja guru di atas lebih dirincikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan ialah dengan lembar format penilaian kinerja dan pengamatan secara langsung oleh peneliti. Lembar format penilaian menggunakan format penilaian yang dikeluarkan oleh Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010, yang terdiri dari 14 kompetensi(telah ditetapkan oleh BSNP), diantaranya ialah Pedagogi dengan tujuh kompetensi, Kepribadian dengan tiga kompetensi, Sosial dengan dua kompetensi, dan Profesional dengan dua kompetensi. 14 kompetensi yang menjadi butir penilaian kinerja dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1

14 Sub Kompetensi dari Empat Kompetensi Dasar

NO KOMPETENSI DASAR

SUB KOMPETENSI

1 Kompetensi Pedagogi

1. Mengenal karakteristik anak didik

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik


(27)

46

4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik 5. Memahami dan mengembangkan potensi 6. Komunikasi dengan peserta didik

7. Penilaian dan evaluasi

2 Kompetensi Kepribadian

8. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia

9. Menunjukkan pribadi yang dewasadan teladan 10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa

bangga menjadi guru

3 Kompetensi Sosial

11. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, sertatidak diskriminatif

12. Komunikasi dengan sesama guru, tenagapendidikan, orang tua peserta didik, danmasyarakat

4 Kompetensi Profesioanal

13.Penguasaan materi struktur konsep danpola pikir keilmuan yang mendukungmata pelajaran yang diampu

14.Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan reflektif

Dari 14 kompetensi yang dijadikan sebagai butir penilaian tersebut, kemudian disusun dalam sebuah lembar penilaian yang ditetapkan dalam PERMENDIKNAS Nomor 35 Tahun 2010. Adapunformat lembar penilaian dapat dilihat pada Lampiran 1.

Penilaian atau pengisian nilai pada format penilaian kinerja tersebut, di isi oleh Guru Pendidikan Jasmani Senior yang tidak mengajar sebagai pengamat kedua selain dari pengamat utama yaitu peneliti.Pemilihan guru senior di setiap sekolah sebagai pengamat dan mengisi format penilaian ialah atas dasar pengalaman mengajar dan pengenalan lebih dalam terhadap sampel, dalam hal ini adalah guru pendidikan jasmani yang diteliti di enam sekolah yang dijadikan populasi dalam penelitian ini.Jumlah pengamat sesuai dengan jumlah sampel dan


(28)

47

sekolah yaitu tiga pengamat dari tiga SMP Negeri dan tiga pengamat dari tiga SMP Swasta di kecamatan Sukasari. Adapun skala penilaian atau rentangnya ialah dari skor 1 sampai skor 4 dengan kriteria seperti yang tertera pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Indikator Kinerja

NO KRITERIA NILAI

1 Nilai maksimum untuk kompetensi kinerja guru Guru menunjukkan semua indikator kinerja yang positif

4 2 Guru menunjukkan hampir semua indikator kinerja positif dan

tidak ada indikator negatif yang potensial dapat merugikan siswa

3

3 Guru mempunyai kompetensi, namun belum digunakan secara sistematis dan efektif, lebih banyak indikator negatif dan potensial merugikan siswa

2

4 Nilai Kinerja untuk Kompetensi Kinerja, guru menunjukkan semua indikator kinerja negatif

1

Indikator yang digunakan untuk menentukan nilai pada lembar penilaian kinerja disusun dalam bentuk kisi-kisi untuk mempermudah penentuan nilai, seperti tercantum pada Tabel 3.3berikut :

Tabel. 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penilian Kinerja Guru Sumber : Depdiknas-Penilaian Kinerja.pdf

NO SKOR INDIKATOR

1 4 - Kinerja di atas standar

- Kinerja yang sangat baik, menunjukkan konsistensi terhadap semua indikator kinerja positif, tidak menunjukkan indikator kinerja negatif

- Guru dapat mengembangkan kompetensinya dan melaksanakan tanggung jawabnya melebihi yang diminta

- Kinerja guru memberikan contoh yang baik dalam melaksanakan kompetensinya untuk melaksanakan pembelajaran


(29)

48

- Guru dapat diberikan tugas untuk membimbing guru lain 2 3 - Kinerja di atas standar

- Kinerja hamper semua menunjukkan indikator positif,namun ada beberapa indikator negative tetapi tidak merugikan pengalaman belajar siswa

- Guru dan memelihara dan memanfaatkan kompetensinya dengan baik.

- Guru dapat melaksanakan semua tanggungjawabnya dengan baik. - Namun selama pengamatan dan pemabtauab, penilai masih belum

menihat pemanfaatan semua indikator positif tersebut.

- Kinerja guru sebenarnya sudah bagus , tetapi masih terdapat peluang bahwa guru dapat melakukannya dengan lebih baik lagi. - Guru dapat diberikan tugas untuk membimbing guru lain dalam

bidang terkait.

3 2 - Kinerja dibawah standar

- Kinerja guru menunjukkan adanya indikator kinerja positif, namun lebih banyak indikator kinerja negative yang dapat merugikan pengalaman belajar siswa.

- Guru sebenarnya telah memanfaatkan kompetensinya, namun belum cukup efentif, belum lengkap, belum sistematis, dan seringkali tidak tepat dalam kaitannya dengan struktur dan tujuan pembelajaran.

- Guru sering gagal malaksanakan tugasnya dan memerlukan supervise untuk mengarahkan penggunaan kompetensinya secara tepat

- Kinerja guru masih dapat ditingkatkan pada satu atau dua bidang terkait

- Kinerja guru masih memerlukan integrasi secara konsisten sesuai - aktivitas pembelajaran

- Kompetensi guru bukan merupakan hal yang dilakukan sehari-hari 4 1 - Kinerja yang tidak diterima

- Kinerja guru menunjukan hampir semua indikator kinerja negatif - Guru hampir selalu gagal dalam melaksanakan tugasnya dan

sangat membahayakan proses belajar siswa

- Kemungkinan terlihat satu atau dua indikator positif, tetapi ketika kompetensi tersebut digunakan, justru menimbulkan masalah pada peserta didik.

- Guru menyajikan isi pelajaran secara tidak jelas, kuno, dan tidak jelas. Akhirnya siswa menjadi bingung, menjadi tidak tertarik, dan / atau bahkan menjadi salah paham tentang topik yang sedang dipelajari.

- Secara keseluruhan, siswa tidak mendapat keuntungan dari aktivitas belajar yang dilakukan

- Guru memerlukan supervise secara frekuentif untuk meningkatkan kompetensinya terkait dengan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya.


(30)

49

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi peranserta, wawancara mendalam,dan dokumentasi. Berkaitan dengan observasi, Sutrisno (1986) dalam Sugiyono (2012:203)

mengemukakan bahwa, “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”

Dengan demikian, dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi secara langsung menggunakan lembar observasi sebagai instrument pemenilitian yaitu Format Penilaian Kinerja dari Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 seperti pada Tabel 3.2 Dan untuk melengkapi data, digunakan dokumentasi untuk memperkuat hasil penelitian.

H. TeknikAnalisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data merupakan proses mencari dan mnyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarakan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (1980:286) yang menyatakan bahwa :

Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu


(31)

50

Dalam penelitian ini, analisis data diakukan dengan cara mengobservasi penampilan guru saat pembelajaran mulai dari perencaaan pembelajaran sampai pembelajaran ditutup dengan berpegangan kepada butir-butir yang menjadi indikator penilaian kinerja guru yang tercantum dalam format lembar observasi.(Lampiran 1)

Untuk mendapatkan hasil dari penilaian yang dilakukan, penulis memunculkan makna dari setiap data yang diperoleh dari format penilaian dengan kriteria nilai yang telah ditentukan yaitu nilai 1 sampai 4 seperti yang tertera pada Tabel 3.3, setelah itu hasil dari perhitungan nilai rata-rata yang didapat dari format penilaian kinerja dengan kriteria nilai sesuai dengan yang tercantum dalam Permediknas No.35 tahun 2010, dan penulis menentukan presentase ketercapaian kinerja guru berdasarkan hasil dari pengolahan data yang dihasilkan dengan menggunakan penghitungan yang tecantum dalam Permendiknas tersebut, kemudian hasil yang diperoleh di deskripsikan hasilnya dalam sebuah uraian dari berbagai sudut pandang.

Penulis sebagai observer pertama berfungsi pula sebagai pengamat penelitian untuk menguatkan hasil dari penilaian yang dilakukan oleh observer kedua yaitu guru penjas senior di masing-masing sekolah. Jadi, data yang dihasilkan bukan hanya berupa symbol semata melainkan disertai deskripsi hasil pengamatan sehinggahasil pengolahan data memiliki makna atau dapat menunjukkan gambaran mengenai Kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan Kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Swasta di Kecamatan Sukasari sebagaimana yang telah dipaparkan didalam tujuan penelitian.


(32)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbandingan antara kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

Adapun yang mendasari pengambilan kesimpulan tersebut ialah diperolehnya temuan-temuan penelitian yang dianggap menjadi dasar dan jawaban atas pertanyaan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan yang antara kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung dilihat dari kategori kinerja yang didapatkan oleh guru. Bahwa, kinerja guru penjas di SMP negeri masuk kedalam kategori Baik, sedangkan pada kinerja guru penjas di SMP swasta masuk kedalam kategori cukup.

2. Kinerja guru pendidikan jasmani dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ialah latar belakang pendidikan guru pendidikan jasmani yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Ketersediaan serta kelaiakan sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar juga mempengaruhi kinerja guru dan itu artinya proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan efektif dan kondusif. Faktor lainnya ialah kebijakan sekolah yang sangat mempengaruhi kinerja guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani.


(33)

58

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan penulis, ada hal penting untuk direkomendasikan yang berkaitan dengan kinerja guru pendidikan jasmani, diantaranya adalah :

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, diharapkan setiap guru memahami secara mendalam dan luas mengenai ruang lingkup pendidikan jasmani serta kompetensi-kompetensi yang harus dimiiliki oleh guru pendidikan jasmani untuk mencapai tujua pembelajaran yang diharapkan dapat terpenuhi.

2. Diharapkan dengan adanya pemahaman mengenai bagaimana fungsi serta tanggung jawab guru pendidikan jasmani dalam kinerjanya serta kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampunya, pendidikan jasmani akan menjadi mata pelajaran yang senantiasa menjadi contoh yang baik bagi guru pendidikan yang lainnya. 3. Bukan hanya guru yang berstatus sipil saja yang harus memiliki

kompetensi guru, namun semua guru harus memiliki komopetensi guru tersebut. Untuk dapat dijadikan sebagai acuan untuk lebih mengembangkan pendidikan jasmani secara lebih luas lagi.

4. Rekomendasi untuk studi lanjutan

Untuk peneliti sejenis hendaknya dilakukan dengan sampel yang lebih besar, untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat bagaimana kinerja guru pendidikan jasmani di sekolah Negeri dan kinerja guru pendidikan jasmani di sekolah Swasta.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Adminsidiknas, (2012). Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama, [Online]. Tersedia http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-menengah-pertama.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan.(2011). Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(PK Guru)

Buku 2, Jakarta: Kemendiknas.

Djojonegoro,W. (2009). Model Pengkajian pembelajaran kolaboratif. Jawa Barat Sayagatama Press.

Jati, R. P. (2012). Tujuan Pendidikan (Nasional & UNESCO. [Online ]. Tersedia :

http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2012/04/14/tujuan-pendidikan-nasional-unesco/.[ 14 april 2012]

Juliantine, T., et al. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Lubay, L. H, (2008). Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Pengalaman

Kerja, Dan Intensitas Pelatihan Dengan Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Tingkat Sd. Tesis pada Sekolah PASCASARJANA UPI. Bandung: tidak

diterbitkan

Lutan, R., et al. (2002). Supervisi Pendidikan Jasmani–Konsep dan Praktik. Jakarta:

Depdiknas

Mahendra, A. (2009). Asas dan filsafah pendidikan jasmani. Bandung: FPOK UPI. Muchlisin, (2011). Profesionalisme Kinerja Guru Menyongsong Masa Depan.

[Online]. Tersedia : http://muhlis.files.wordpress.com.[5 Agustus 2012] Pendidikan dan Pelatihan Perhitungan Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru.

(2011). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010. Pemerintah Kota Bandung: Dinas Pendidikan

Ririn, R. (2012). Konsep Kinerja Guru.[online]. Tersedia:

http://risnawatiririn.wordpress.com/2012/01/17/konsep-kinerja-guru/html [17 Januari 2012]

Riza, F. (2012). Perbandingan kinerja guru bersertifikasi profesi dengan guru belum


(35)

60

besar di SMA Negeri Kabupaten Cirebon. Skripsi pada FPOK UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Sagala, (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.Bandung: Alfabeta.

Sasmito, T. (2010), Standar Kualifikasi Akademik.Pdf, [ Online ]. Tersedia : http : mitosdp1.files.wordpress.com/2010/05/standar-kualifikasi akademik.pdf Soemosasmito, S.(1998). Dasar, Proses dan Efektivitas Belajar Mengajar

Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.Jakarta.

Subroto, T.,Carsiwan, dkk (2008). Modul mata kuliah Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI Bandung Sugiono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susi, (2011). Perbedaan Sekolah Negeri dengan Sekolah Swasta, [online]. Tersedia: http://blog.intisari-online.com/2011/05/perbedaan-sekolah-negeri-dengan-sekolah-swasta-4/.[26 Mei 2011]

Taupiqurohman, (2012). Perbedaan kompetensi pedagogi guru yang berlatar

belakang penjas dengan guru yang berlatar belakang non penjas(guru kelas) pada pelaksanaan penjas dikecamatan malausma kabupaten majalengka.

Skripsi pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Usman, U.M (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya http://permenpan-no-16-th-2009-tentang-jafungi guru.pdf

Wahyudi, I (2012). Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wijaya, C. dan Rusyan. T.A(1994). Kemampuan dasar guru dalam proses belajar

mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

http://gurupembaharu.com/sekolah/negeri/dan/sekolah/swasta.html

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2013/03/definisi-pendidikan-jasmani-menurut_9.html


(1)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi peranserta, wawancara mendalam,dan dokumentasi. Berkaitan dengan observasi, Sutrisno (1986) dalam Sugiyono (2012:203) mengemukakan bahwa, “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”

Dengan demikian, dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi secara langsung menggunakan lembar observasi sebagai instrument pemenilitian yaitu Format Penilaian Kinerja dari Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 seperti pada Tabel 3.2 Dan untuk melengkapi data, digunakan dokumentasi untuk memperkuat hasil penelitian.

H. TeknikAnalisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data merupakan proses mencari dan mnyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarakan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (1980:286) yang menyatakan bahwa :


(2)

50

Triani Fitriatin, 2013

Perbandingan Antara Kinerja Guru Pendidikan Jasmani SMP Negeri Dan SMP Swasta Di Kecamatan Sukasari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, analisis data diakukan dengan cara mengobservasi penampilan guru saat pembelajaran mulai dari perencaaan pembelajaran sampai pembelajaran ditutup dengan berpegangan kepada butir-butir yang menjadi indikator penilaian kinerja guru yang tercantum dalam format lembar observasi.(Lampiran 1)

Untuk mendapatkan hasil dari penilaian yang dilakukan, penulis memunculkan makna dari setiap data yang diperoleh dari format penilaian dengan kriteria nilai yang telah ditentukan yaitu nilai 1 sampai 4 seperti yang tertera pada Tabel 3.3, setelah itu hasil dari perhitungan nilai rata-rata yang didapat dari format penilaian kinerja dengan kriteria nilai sesuai dengan yang tercantum dalam Permediknas No.35 tahun 2010, dan penulis menentukan presentase ketercapaian kinerja guru berdasarkan hasil dari pengolahan data yang dihasilkan dengan menggunakan penghitungan yang tecantum dalam Permendiknas tersebut, kemudian hasil yang diperoleh di deskripsikan hasilnya dalam sebuah uraian dari berbagai sudut pandang.

Penulis sebagai observer pertama berfungsi pula sebagai pengamat penelitian untuk menguatkan hasil dari penilaian yang dilakukan oleh observer kedua yaitu guru penjas senior di masing-masing sekolah. Jadi, data yang dihasilkan bukan hanya berupa symbol semata melainkan disertai deskripsi hasil pengamatan sehinggahasil pengolahan data memiliki makna atau dapat menunjukkan gambaran mengenai Kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan Kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Swasta di Kecamatan Sukasari sebagaimana yang telah dipaparkan didalam tujuan penelitian.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbandingan antara kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

Adapun yang mendasari pengambilan kesimpulan tersebut ialah diperolehnya temuan-temuan penelitian yang dianggap menjadi dasar dan jawaban atas pertanyaan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan yang antara kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Negeri dan kinerja guru pendidikan jasmani di SMP Swasta di Kecamatan Sukasari Kota Bandung dilihat dari kategori kinerja yang didapatkan oleh guru. Bahwa, kinerja guru penjas di SMP negeri masuk kedalam kategori Baik, sedangkan pada kinerja guru penjas di SMP swasta masuk kedalam kategori cukup.

2. Kinerja guru pendidikan jasmani dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ialah latar belakang pendidikan guru pendidikan jasmani yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Ketersediaan serta kelaiakan sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar juga mempengaruhi kinerja guru dan itu artinya proses belajar mengajar tidak dapat berjalan


(4)

58

Triani Fitriatin, 2013

Perbandingan Antara Kinerja Guru Pendidikan Jasmani SMP Negeri Dan SMP Swasta Di Kecamatan Sukasari

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan penulis, ada hal penting untuk direkomendasikan yang berkaitan dengan kinerja guru pendidikan jasmani, diantaranya adalah :

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, diharapkan setiap guru memahami secara mendalam dan luas mengenai ruang lingkup pendidikan jasmani serta kompetensi-kompetensi yang harus dimiiliki oleh guru pendidikan jasmani untuk mencapai tujua pembelajaran yang diharapkan dapat terpenuhi.

2. Diharapkan dengan adanya pemahaman mengenai bagaimana fungsi serta tanggung jawab guru pendidikan jasmani dalam kinerjanya serta kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampunya, pendidikan jasmani akan menjadi mata pelajaran yang senantiasa menjadi contoh yang baik bagi guru pendidikan yang lainnya. 3. Bukan hanya guru yang berstatus sipil saja yang harus memiliki

kompetensi guru, namun semua guru harus memiliki komopetensi guru tersebut. Untuk dapat dijadikan sebagai acuan untuk lebih mengembangkan pendidikan jasmani secara lebih luas lagi.

4. Rekomendasi untuk studi lanjutan

Untuk peneliti sejenis hendaknya dilakukan dengan sampel yang lebih besar, untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat bagaimana kinerja guru pendidikan jasmani di sekolah Negeri dan kinerja guru pendidikan jasmani di sekolah Swasta.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adminsidiknas, (2012). Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama, [Online]. Tersedia http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-menengah-pertama.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan.(2011). Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(PK Guru)

Buku 2, Jakarta: Kemendiknas.

Djojonegoro,W. (2009). Model Pengkajian pembelajaran kolaboratif. Jawa Barat Sayagatama Press.

Jati, R. P. (2012). Tujuan Pendidikan (Nasional & UNESCO. [Online ]. Tersedia :

http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2012/04/14/tujuan-pendidikan-nasional-unesco/.[ 14 april 2012]

Juliantine, T., et al. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Lubay, L. H, (2008). Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Pengalaman

Kerja, Dan Intensitas Pelatihan Dengan Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Tingkat Sd. Tesis pada Sekolah PASCASARJANA UPI. Bandung: tidak

diterbitkan

Lutan, R., et al. (2002). Supervisi Pendidikan Jasmani–Konsep dan Praktik. Jakarta:

Depdiknas

Mahendra, A. (2009). Asas dan filsafah pendidikan jasmani. Bandung: FPOK UPI. Muchlisin, (2011). Profesionalisme Kinerja Guru Menyongsong Masa Depan.

[Online]. Tersedia : http://muhlis.files.wordpress.com.[5 Agustus 2012] Pendidikan dan Pelatihan Perhitungan Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru.

(2011). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010. Pemerintah Kota Bandung: Dinas Pendidikan


(6)

60

Triani Fitriatin, 2013

Perbandingan Antara Kinerja Guru Pendidikan Jasmani SMP Negeri Dan SMP Swasta Di Kecamatan Sukasari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

besar di SMA Negeri Kabupaten Cirebon. Skripsi pada FPOK UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Sagala, (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.Bandung: Alfabeta.

Sasmito, T. (2010), Standar Kualifikasi Akademik.Pdf, [ Online ]. Tersedia : http : mitosdp1.files.wordpress.com/2010/05/standar-kualifikasi akademik.pdf Soemosasmito, S.(1998). Dasar, Proses dan Efektivitas Belajar Mengajar

Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.Jakarta.

Subroto, T.,Carsiwan, dkk (2008). Modul mata kuliah Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI Bandung Sugiono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susi, (2011). Perbedaan Sekolah Negeri dengan Sekolah Swasta, [online]. Tersedia: http://blog.intisari-online.com/2011/05/perbedaan-sekolah-negeri-dengan-sekolah-swasta-4/.[26 Mei 2011]

Taupiqurohman, (2012). Perbedaan kompetensi pedagogi guru yang berlatar

belakang penjas dengan guru yang berlatar belakang non penjas(guru kelas) pada pelaksanaan penjas dikecamatan malausma kabupaten majalengka.

Skripsi pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Usman, U.M (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya http://permenpan-no-16-th-2009-tentang-jafungi guru.pdf

Wahyudi, I (2012). Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wijaya, C. dan Rusyan. T.A(1994). Kemampuan dasar guru dalam proses belajar

mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

http://gurupembaharu.com/sekolah/negeri/dan/sekolah/swasta.html

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2013/03/definisi-pendidikan-jasmani-menurut_9.html


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KREATIVITAS MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI : Studi Deskriptif terhadap Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

0 3 41

PERBANDINGAN KINERJA GURU YANG SUDAH LULUS SERTIFIKASI DAN YANG BELUM DISERTIFIKASI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI KABUPATEN BANDUNG.

2 13 37

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI SE-KABUPATEN MAJALENGKA.

0 4 40

Persepsi Guru Mata Pelajaran Non Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Olahraga di SMP Negeri Se-Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2008/2009.

0 0 1

Persepsi Guru Non Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Terhapdap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Tingkat SMP Se-Kecamatan Bandar Kabupaten Batang.

0 0 81

Persepsi Guru Non Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan terhadap Kompetensi Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTS di Kecamatan Demak Kabupaten Demak tahun 2009.

0 0 1

SURVEI PERSEPSI GURU NON PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TINGKAT SMP SE KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI.

0 0 66

PERSEPSI GURU – GURU NON PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KINERJA GURU – GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

0 0 94

KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI YANG LULUS SERTIFIKASI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN MAGELANG.

0 2 112

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI SE-KABUPATEN MAJALENGKA

0 0 23