STUDI REALITAS DAN EKSPEKTASI GURU DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SMP KOTA BANDUNG.

(1)

No. Daftar FPIPS: 2055/ UN. 40. 2. 6.1/ PL/ 2014 STUDI REALITAS DAN EKSPEKTASI GURU DALAM PENGGUNAAN

MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SMP KOTA BANDUNG SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

NOVA AULIA RAHMAN 1008959

PROGAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SMP KOTA BANDUNG

Oleh

Nova Aulia Rahman

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Nova Aulia Rahman2014 UniversitasPendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

NOVA AULIA RAHMAN

STUDI REALITAS DAN EKSPEKTASI GURU DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI SMP DI KOTA BANDUNG

disetujuidandisahkanolehpembimbing : Pembimbing I,

Drs. H. Udin Supriadi, M.Pd. NIP. 195906171986011001

Pembimbing II,

Saepul Anwar, S.Pd.I, M.Ag. NIP. 198111092005011001

Mengetahui,

Ketua Prodi IlmuPendidikan Agama Islam,

Dr. H. EndisFirdaus, M. Ag. NIP.195703031988031001


(4)

Hari, tanggal : Rabu, 27 Agustus 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI

PanitiaUjian :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.

NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. H. EndisFirdaus, M.Ag.

NIP. 19570303 198803 1 001

3. Penguji :

Prof. Dr. H. Makhmud Syafe’i, M.Ag.,M.Pd.I.

NIP. 19550428 198803 1 001

Dr. H. A. Syamsu Rizal, M.Pd.

NIP. 19551002 198601 1 001

Drs. H. Wahyu, M.Pd.


(5)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

UCAPAN TERIMA KASIH... ii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR BAGAN... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

PEDOMAN TRANSLITERASI DARI BAHASA ARAB KE LATIN INDONESIA... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Rumusan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian...7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II MEDIA PEMBELAJARAN PAI... 10

A. Pendidikan Agama Islām pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama... 10

1. Konsep Pendidikan Agama Islām di Sekolah... 10

2. Landasan Pendidikan Agama Islām di Sekolah... 14

3. Kurikulum Pendidikan Agama Islām di Sekolah Menengah Pertama... 18

B. Media Pembelajaran... 28

1. Pengertian Media Pembelajaran... 28

2. Kedudukan Media dalam Pembelajaran... 31

3. Fungsi Media Pembelajaran... 33


(6)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Manfaat Media Pembelajaran... 36

C. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islām... 38

1. Karakteristik Pendidikan Agama Islām... 38

2. Karakteristik Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islām... 38

3. Media Pembelajaran PAI yang Dapat Digunakan di SMP... 41

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 43

E. Kerangka Pemikiran... 44

F. Hipotesis... 47

BAB III METODE PENELITIAN... 48

A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 48

B. Desain Penelitian... 50

C. Metode Penelitian...51

D. Definisi Operasional... 52

E. Instrumen Penelitian... 53

F. Proses Pengembangan Instrumen... 54

G. Teknik Pengumpulan Data ... 59

H. Analisis Data... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 63

A. Hasil Penelitian... 63

B. Pembahasan... 92

BAB V PENUTUP... 129

A. Simpulan... 129

B. Saran... 132


(7)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PAI di SMP Kota Bandung

Oleh

Nova Aulia Rahman

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang optimalnya pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Salah satunya ditandai dengan kurangnya penggunaan media pembelajaran PAI. Masalah utama dalam penelitian ini, adalah:

“Bagaimana realitas dan ekspektasi penggunaan media pembelajaran oleh guru

PAI di SMP Kota Bandung?”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik probalility sampling berdasarkan cluster rayon dengan total sampel 52 guru PAI. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan penyebaran angket, yang terdiri atas angket realitas dan angket ekspektasi serta studi dokumen tentang Satndar Isi PAI dan buku Media Pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Dari studi dokumen diperoleh hasil bahwa media pembelajaran PAI yang dapat digunakan di SMP ialah media audio, visual, audio visual, dan multimedia. Adapun realitas media yang digunakan, pada umumnya guru menggunakan media visual dan audio visual dalam pembelajaran PAI. Sementara ekspektasinya, pada umumnya guru PAI menyatakan media visual dan audio visual lebih tepat untuk pembelajaran PAI. Hasil penelitian tentang kemampuan guru PAI dalam penggunaan media pembelajaran menyatakan bahwa pada umumnya guru PAI SMP di Kota Bandung telah memiliki kemampuan yang cukup baik (74%) dalam penggunaan media pembelajaran PAI. Adapun untuk ekspektasinya, rata-rata guru PAI menyatakan bahwa kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI perlu terus ditingkatkan. Selanjutnya untuk manfaat dari penggunaan media, seperti: proses pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian dan antusias siswa; siswa selama proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan interaktif; materi dan pesan pembelajaran tersampaikan lebih optimal; dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran meningkat, pada realitasnya telah dirasakan oleh guru dan pada ekspektasinya agar dapat lebih terasa bagi guru. Kendala dalam pemanfaatan media pembelajaran PAI diantaranya adalah kurangnya kemampuan guru dalam teori media pembelajaran PAI, kurangnya kemampuan dalam penggunaan media serta fasilitas media yang kurang memadai di sekolah.


(8)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A Study of Teacher’s Realities and Expectation of the Use of Islamic Education Instructional Media in Junior Secondary Schools in Bandung City

By

Nova Aulia Rahman

ABSTRACT

The background to the research was the less optimal teaching and learning process of Islamic Education. This was marked, among other, by the lack of the use of

Islamic Education instructional media. The research focused on: “How are the

realities and expectations of the use of Islamic Education instructional media in junior secondary schools in Bandung City?”. The approach emplyed in this research was quantitative with descriptive method. The sampling technique used was probability sampling based on cluster of districs with a total sample of 52 Islamic education teachers. Data were collected by distributing questionnaries, consisting of reality questionnaire and expectation questionnaire and a documentary study of the Standard Content of Islamic Education and books on Instructional Media. The data analysis technique used was descriptive. From documentary study, it was found that Islamic education instructional media that could be used in junior secondary schools were audio, visual, audio-visual, and multimedia. Meanwhile, in reality the media used by teachers in the teaching and learning of Islamic Education were in majority visual and audio-visual. For the expectation, the average Islamic Education teachers stated that visual and audio-visual media were more appropriate for the teaching and learning of Islamic Education. Result of research on the abilities of Islamic Education teachers in using instructional media revealed that average junior secondary school teachers in Bandung City had sufficient abilities (74%) in using Islamic Education instructional media. As for the expectation, the average Islamic Education instructional media should be continously improved. Meanwhile, the benefits of media, such as: teaching and learning process became more interesting and students were enthusiastic; during teaching and learning process students became more active and interactive; the materials and messages of the teaching and

learning were delivered more optimally; and the levels of students’ understanding

were improved; had been perceived by teachers. And their expectation was for the benefits to be increasingly perceived. The obstacles in using Islamic Education

instructional media were: the lack of teachers’ abilities in the theories of Islamic

Education instructional media and in using the media, as well as less approriate media facilitated by the schools.


(9)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tidaklah ada satupun yang kurang dari semua anugerah dan fitrah yang

telah Allāh berikan kepada manusia. Potensi akal salah satunya, yang tidak

diberikan-Nya kepada makhluk yang lain. Menjadikan diri sebagai manusia yang bersyukur sudah sepatutnya dilakukan, dengan menjaga dan mengembangkan potensi yang telah diberikan melalui upaya yang baik dan benar. Salah satu upaya menjaga serta mengembangkan potensi akal tersebut ialah melalui pendidikan. Pendidikan juga merupakan salah satu upaya dan cara yang baik dalam mewujudkan rasa syukur atas pemberian-Nya.

Pendidikan di Indonesia selalu menjadi salah satu fokus pemerintah dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan mutu. Berangkat dari kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi setiap diri yang ada di bumi pertiwi ini, pemerintah tidak pernah berhenti mengupayakan yang terbaik untuk itu semua. Mulai dari anggaran pendidikan yang semakin ditingkatkan beberapa persen dari awal angka 20% yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam berita koran Republika online hari Jum’at, 16 Agustus 2013: “Dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) 2014, anggaran pendidikan sebesar Rp 371,2 triliun, naik 7,5 persen dari anggaran pendidikan 2013 yang sebesar Rp 345,3 triliun”. Adanya kenaikan atau penambahan alokasi anggaran tersebut dimaksudkan untuk pemerataan pendidikan, upaya perbaikan fasilitas dan masih banyak lagi. Semua itu dilakukan dalam upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Karena sejatinya tujuan pendidikan di Indonesia sudah idealnamun upaya perwujudan dan pelaksanaannya yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.


(10)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengenai tujuan pendidikan di Indonesia, mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional. Pada Bab II pasal 3, dijabarkan tentang fungsi dan tujuan pendidikan, yaitu: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlāq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Selain itu, penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah mengacu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlāq mulia, dan berkepribadian luhur,berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif,sehat, mandiri, dan percaya diri,toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

Apabila ditelaah dari Undang-Undang No.20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 yang telah disebutkan di atas, jelas disebutkan bahwa salah satu tujuan utama pelaksanaan pendidikan ialah untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang beriman dan bertakwa serta berakhlāq mulia. Salah satu upaya dalam mewujudkan tujuan yang ideal tersebut ialah melalui Pendidikan Agama Islām. Pendidikan Agama Islām (PAI) merupakan salah satu muatan pendidikan yang wajib diajarkan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.Syahidin (2009, hlm. 1) mengungkapkan bahwa Pendidikan Agama

Islām adalah suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islām melalui proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.Maka mata pelajaran Pendidikan Agama Islām dapat didefinisikan sebagai suatu mata


(11)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran yang memuat pendidikan dengan memusatkan pada penanaman nilai-nilai Islām yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

Di samping itu, fenomena kenakalan remaja yang ada di Indonesia juga semakin marak terjadi. Disebutkan juga bahwa akhir-akhir ini kenakalan remaja di Indonesia cenderung meluas dan semakin beragam (Wiguna 2014, hlm. 1). Masalah-masalah yang munculsaat ini, seperti kenakalan remaja, tawuran pelajar, penyalahgunaan obat terlarang dan pergaulan bebas yang menjerumuskan hingga korupsi itu semuanya dikaitkan dengan kurang optimalnya Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di sekolah sehingga akhlāq yang dimiliki pun memunculkan perilaku yang jauh dari tuntunan agama.Dalam sebuah makalah (Sianturi, 2014) juga disebutkan bahwa kurangnya pembinaan agama menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Pendidikan Agama Islām memegang peranan penting dalam pendidikan untuk pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlāq mulia. Dalam proses pendidikan itu sendiri berlangsung salah satunya dalam sebuah lingkungan formal yang dinamakan sekolah. Mengerucut pada tingkat yang lebih kecil lagi, yaitu pada proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

Proses pembelajaran hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Daryanto (2010, hal. 5) menyebutkan bahwa pesandalam proses pembelajaran berupa isi atau ajaran yang dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal. Pembelajaran yang berlangsung efektif tentunya akan membuahkan hasil pembelajaran yang baik. Namun, untuk mencapai suatu pembelajaran yang efektif dibutuhkan komponen pembelajaran yang terintegrasi secara baik. Salah satu komponen dalam pembelajaran itu adalah media pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dimaknai sebagai proses komunikasi yakni penyampaian pesan dari pengantar (guru) ke penerima


(12)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(murid) maka proses interaksi dan komunikasi tersebut memerlukan media yang tepat agar pesan dapat tersampaikan secara optimal.

PAI sebagai mata pelajaran yang terus diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi, hendaknya mampu untuk disampaikan kepada siswa dengan penyajian yang dikemas dengan baik. Salah satunya ialah dengan penggunaan media yang tepat sertavariatif dan juga mengikuti perkembangan teknologi, agar tidak membosankan bagi yang mempelajarainya. Karena proses pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran yang tepat dan variatif akan semakin mendukung keterserapan materi, penghayatan dan pengalaman individu, serta pengamalan sikap yang lebih baik.

Berdasarkan pengalaman beberapa mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama

Islām (IPAI) yang telah menjalani masa Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang mampu beinteraksi secara baik dengan para siswanya tidak jarang mendengar keluhan mengenai proses pembelajaran PAI. Salah satu yang menjadi keluhan dari para siswa tersebut ialah mengenai kurangnya guru PAI yang menggunakan media dalam proses pembelajaran. Para siswa tersebut mengeluhkan seringnya guru menjelaskan dengan cara ceramah tanpa menggunakan media dalam penyampaian materi. Hal tersebut berdampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dan rasa jenuh yang dirasakan selama proses pembelajaran. Sehingga ketika mahasiswa PPL PAI menggunakan media yang cukup bervariasi, hal tersebut sangat disambut baik oleh para siswa juga guru. Namun demikian, mahasiswa PPL hakikatnya hanya sementara saja praktik mengajar di sekolah. Sejatinya ialah para siswa tersebut merupakan peserta didik dari guru PAI tetap di sekolahnya masing-masing. Maka, pendidikan dan perkembangan dari peserta didik tersebut berada dan bergantung pada guru tetapnya masing-masing.

Melihat realitas di atas, semakin terlihat jelas bahwa penggunaan media dalam pembelajaran PAI ternyata menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan.


(13)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena, bukan tidak mungkin siswa yang menjalani proses pembelajaran di dalam kelas itu merasa jenuh dengan guru karena dalam pembawaan guru dalam pembelajaran tersebut cenderung monoton dan kurang memberdayakan penggunaan media dalam pembelajarannya. Ketika rasa ketertarikan dan semangat belajar berkurang, akan berdampak pada penyerapan dan pemahaman materi pembelajaran. Muatan nilai-nilai agama yang terdapat dalam pembelajaran PAI yang seharusnya dapat tersampaikan optimalmenjadi kurang. Sehingga proses pembelajaran dan pendidikan menjadi kurang efektif serta memungkinkan menghasilkan output siswa yang kurang memahami nilai-nilai Pendidikan Agama Islām.

Peran satu komponen dalam pembelajaran yang bernama media memiliki dampak yang cukup penting terhadap keefektifan proses pembelajaran dan keberhasilan pendidikan yang ditempuh siswa. Selain guru yang harus mampu menjadi teladan yang baik bagi para siswanya, guru juga harus mampu mengemas dan menyajikan materi dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan gairah serta semangat belajar siswa. Pepatah yang

sering diungkapkan, bahwa “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa” dan pernyataan bahwa guru merupakan sosok yang mulia dan menjadi panutan muridnya masih lestari hingga kini. Pepatah dan pernyataaan tersebut menjadi motivasi bagi setiap guru untuk menjaga dan semakin mengembangkan kompetensinya dalam mengajar.

Keterampilan dalam penggunaan dan pengembangan media merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi guru PAI yang mumpuni dalam penguasaan materi, kemudian ditunjang dengan kemampuan penggunaan media pembelajaran yang baik, akan semakin menjadikan pembelajaran PAI yang ideal sehingga benar-benar mampu menyampaikan pesan dari materi pembelajaran PAI serta pendidikan akhlāq yang baik. Pemilihan dan penggunaan media yang tepat akan mempermudah proses pembelajaran dan mendukung ketercapaian kompetensi


(14)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari materi yang diberikan. Semua itu, dimaksudkan untuk menunjang pendidikan yang berkualitas, dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan.

Berangkat dari permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran PAI di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini dirumuskan dalamStudi Realitas dan Ekspektasi Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMPKota Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah dijabarkan di atas, terlihat pentingnya peran Pendidikan Agama Islām dalam menunjang ketercapaian tujuan pendidikan sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, problematika yang terjadi di kehidupan bermasyarakat yang semakin kompleks, seperti: taruran pelajar, kekerasan, korupsi, penyalahgunaan obat terlarang, serta pergaulan bebas yang menjerumuskan, itu tidak lain merupakan tanda kemerosotan akhlāq dan moral bangsa ini. Semua problematika tersebut tentunya dikaitkan pula dengan keberadaan Pendidikan Agama Islām di setiap jenjang pendidikan. Tidak sedikit masyarakat yang mempertanyaakan dan meragukan pelaksanaan PAI di sekolah karena melihat semakin banyaknya problematika ini.Tentunya evaluasi dan perbaikan dalam segala bidang pendidikan perlu dilakukan, termasuk PAI di dalamnya.

Akan tetapi dalam kenyataannya, terdapat permasalahan pada proses pembelajaran PAI itu sendiri. Pembelajaran PAI yang ada selama ini cenderung menitikberatkan pada aspek kognitif dan dengan pembawaan yang kurang menarik, yakni kurangnya penggunaan media yang berdampak pada kurang efektifnya pembelajaran PAI yang dirasakan oleh siswa. Padahal respon siswa terhadap suatu kegiatan pembelajaran itu menentukan keberhasilannya dalam proses pendidikan. Ketika hal tersebut terus dibiarkan


(15)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka bukan tidak mungkin siswa menjadi bosan dan tidak antusias dalam pembelajaran PAI, yang mana dapat berdampak pada kurangnya keterserapan ilmu serta pemahaman tentang agama untuk bekal kehidupannya kelak. Terkait permasalahan tersebut, peneliti memfokuskan arah penelitian yang akan dilakukan ini pada penggunaan media pembelajaran PAI yang dilakukan

oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islām. Adapun yang akan diteliti

ialah mengenai keadaan di lapangan dan juga harapan dari penggunaan media pembelajaran PAI di SMP.

C. Rumusan Masalah

Untuk lebih mempermudah peneliti dalam pelaksanaan penelitian, perlu adanya penjabaran mengenai masalah yang akan diteliti. Secara umum, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:Bagaimana Realitas dan Ekspektasi Guru dalam Penggunaan Media PembelajaranPAI di SMP kota Bandung?. Adapun rumusan masalah secara khususnya adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran apa saja yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP?

2. Media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP dan ekspektasinya?

3. Bagaimana kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMP dan ekspektasinya?

4. Apa saja manfaat yang diperoleh guru dengan penggunaan media pembelajaran PAI di SMP dan ekspektasinya?

5. Apa saja kendala yang dialami guru dalam pemanfaatan media pembelajaran PAI di SMP dan ekspektasinya?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui realitas dan


(16)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ekspektasi guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMP Kota Bandung. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui media pembelajaran apa saja yang dapat digunakan

dalam pembelajaran PAI di SMP.

2. Untuk mengetahui media pembelajaran apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP dan ekspektasinya.

3. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMP dan ekspektasinya.

4. Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh guru dengan menggunakan media pembelajaran PAI di SMP dan ekspektasinya.

5. Untuk mengetahui kendala yang dialami guru dalam pemanfaatan media pembelajaran PAI di SMP dan ekspektasinya.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoriris, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif, baik bagi peneliti dan guru PAI secara khusus serta bagi pembaca secara umum. Setelah mengetahui bagaimana realitas penggunaan media pembelajaran PAI di Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta ekspektasi dari penggunaan media pembelajaran PAI di SMP, guru PAI diharapkan semakin termotivasi untuk meningkatkanpenggunaan media pembelajaran PAI yang lebih bervariasi. Selain itu, pentingnya peran media dalam pembelajaran PAI diharapkan dapat dipahami dengan baik oleh guru PAI. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sebuah sumbangsih ide maupun referensi bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas.

2. Manfaat Praktis

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan, seperti:


(17)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan masukan untuk para calon guru PAI khususnya, dan mahasiswa umumnya. b. Bagi mahasiswa Program Ilmu Pendidikan Agama Islām, hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber literatur untuk penelitian selanjutnya yang masih terkait dengan tema skripsi ini. c. Bagi lembaga yang diteliti, dapat memberi masukan bagi

penyelenggara pendidikan/sekolah, serta guru-guru PAI dalam penentuan dan pengembangan media pembelajaran PAI di sekolah. d. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan

rujukan dalam memahami proses pembelajaran PAI di sekolah, khususnya di SMP.

e. Bagi peneliti, adanya penelitian yang telah dilakukan ini diharapkan menjadi acuan bagi peneliti untuk memperkaya dan memperluas pengetahuan seputar media pembelajaran PAI di SMP serta menambah pengalaman untuk diterapkan dalam kehidupan nyata di lingkungan dunia pendidikan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam skripsi ini, peneliti akan menjabarkan stuktur organisasi dari isi skripsi dalam lima bab, yaitu:

BabI: Pendahuluan. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan stuktur organisasi skripsi.

Bab II: Media Pembelajaran PAI. Bab ini berisi tentang pemaparan materi pokok dalam penelitian, yaitu tentang Pendidikan Agama Islām di SMP, Media Pembelajaran, dan Media Pembelajaran PAI. Kemudian juga dipaparkan mengenai Kerangka Pemikiran serta Hipotesis.

Bab III: Metode Penelitian. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian; desain penelitian; metode


(18)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian; definisi operasional; instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian; teknik pengumpulan data; serta analisis data dalam penelitian.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan serta analisis dan pembahasan terkait data hasil penelitian.

Bab V: Simpulan dan Saran. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran atau rekomendasi.


(19)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Lokasi memiliki arti tempat, maka lokasi penelitian dapat diartikan sebagai tempat dimana peneliti melakukan kegiatan penelitiannya. Pada penelitian ini, tempat yang lokasi utama penelitian ialah di kota Bandung, provinsi Jawa Barat. Hal tersebut disebabkan oleh sasaran objek penelitian, yakni guru-guru Pendidikan Agama Islām di Sekolah Menengah Pertama di kota Bandung. Adapun lebih spesifiknya, peneliti akan mengunjungi beberapa SMP yang ada di kota Bandung ini untuk penelitian dan pengumpulan data. Selain itu, Universitas Pendidikan Indonesia kampus Bumi Siliwangi juga menjadi lokasi penelitian pendukung. Adapun gambaran dari lokasi penelitian ini, akan peneliti gambarkan melalui peta kota Bandung sebagaimana di bawah ini:

Sumber: www.mapbandungblogspot.com Gambar 3.1


(20)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada pelaksanaan penelitian di lapangan, peneliti berkesempatan terlibat dalam acara Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI kota Bandung, yang mana berlangsung pada tanggal 12 April 2014 dan bertempat di SMP Negeri 44 Bandung. Dengan demikian, sekolah tersebut termasuk dalam salah satu lokasi penelitian ini. Adapun lokasi lainnya, peneliti berkesempatan mengunjungi beberapa SMP Negeri maupun SMP Swasta, diantaranya sebagai berikut: SMP Negeri 11, SMP Negeri 25, SMP Negeri 9, SMP Negeri 15, SMP Negeri 12, SMP Negeri 43, SMP Negeri 7, SMP Angkasa, SMP Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA), SMP Laboratorium Percontohan UPI, dan SMP Indonesia Raya.

2. Populasi Penelitian

Suatu penelitian tentunya memerlukan populasi dan sampel sebagai sarana pelaksanaan dan sumber data dari penelitian tersebut. Populasi merupakan keseluruhan atau wilayah luas dari kemungkinan objek yang akan diteliti sementara sampel adalah bagian dari populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 80), populasi dalam penelitian ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Kemudian menurut Sudjana dalam buku Metode Penelitian Bidang Sosial (Nawawi, 1993, hlm. 141),populasi itu adalah totalitas semua nilai yang mungkin daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.

Populasi sendiri tidak terbatas pada manusia ataupun makhluk hidup saja. Sebagaimana Nawawi (1993, hlm.141) menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai test, atau peristiwa, yang berperan sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud ialah manusia.Adapun populasi dalam penelitian ini ialah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islām yang


(21)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ada di kota Bandung yang berjumlah sebanyak 245 orang guru, berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari Kementerian Agama kota Bandung.

3. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Setelah mengetahui populasi penelitian maka langkah selanjutnya ialah penentuan sampel untuk penelitian. Sampel adalah bagian dari populasi. Sugiyono (2012, hlm. 118) mengartikan sampel sebagai bagian dari jumlah karakteristik populasi. Sementara itu, Wirartha (2005, hlm. 44) menyebutkan bahwa sampel merupakan himpunan bagian dari populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Berdasarkan apa yang telah disebutkan diatas terkait populasi dari penelitian ini, rasanya cukup merepotkan apabila peneliti mengambil data dari seluruh populasi yang ada. Selain itu, karena latar penelitian ini yang bersifat kuantitatif maka peneliti hanya perlu menentukan sampel untuk dijadikan sumber pengumpulan data yang utama. Sugiyono (2012, hlm. 118) juga menjelaskan bahwa untuk penelitian dengan populasi yang besar, peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi. Dengan catatan, sampel yang di ambil harus betul-betul representatif (mewakili) dari populasi tersebut.

Maka dari itu, penentuan sampel ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Penentuan sampel harus ditempuh dengan teknik sampling, yakni cara penentuan sampel. Sebagaimana Sugiyono (2012, hlm. 118) menyebutkan bahwa teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Selain itu, beberapa pertimbangan seperti tingkat kesalahan, waktu, dana, dan tenaga juga menjadi penting untuk dipertimbangkan secara matang. Untuk masalah waktu, dana dan tenaga, semuanya itu tentunya bergantung pada peneliti sebagai orang yang akan melaksanakan penelitian ini. akan tetapi, untuk masalah tingkat kesalahan dari hasil penelitian, itu tidak hanya menyangkut peneliti saja melainkan juga pada output atau hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Ketika peneliti menentukan jumlah


(22)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampelnya terlalu sedikit maka hal tersebut akan berdampak pada tingkat kesalahan dari penelitian yang dilakukan. Sebagaimana Sugiyono (2012, hlm. 126) mengatakan bahwa semakin besar tingkat kesalahan maka semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, begitupun sebaliknya, semakin kecil tingkat kesalahan maka akan semakin besar jumlah sampel yang diperlukan sebagai sumber data di penelitian tersebut.

Dalam menentukan jumlah sampel untuk penelitian ini, peneliti mengacu dua teori dari Ezmir dan Nazir. Apabila pada teori dari Ezmir (2009, hlm. 41), dimana beliau menyebutkan bahwa sampel untuk studi korelasional atau survey itu dipilih dengan menggunakan metode sampling yang dapat diterima, dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran sampel minimal yang dapat diterima. Peneliti bisa saja mengambil sampel dengan kisaran angka 30. Akan tetapi, setelah mencari referensi lain, yang dihubungkan juga dengan jenis skala pengukuran yang akan digunakan oleh peneliti, yakni skala Guttman. Peneliti merujuk pula pada teori dari Nazir (2005, hlm. 341), dimana beliau mengatakan bahwa sampel yang digunakan minimal 50.

Kemudian peneliti akhirnya mengambil angka 21% dari total 100% populasi atau 21% dari 245 guru. Sehingga didapatkan hasil 52 orang guru, jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 orang guru PAI di SMP kota Bandung. Pada awalnya, peneliti menetapkan dan juga menargetkan untuk mendapatkan sampel sebanyak 20% atau sejumlah 49 guru saja, mengingat faktor waktu, dana dan tenaga. Akan tetapi setelah mempertimbangkan kembali teori tentang sampel dengan skala Guttman (dalam Nazir, 2005, hlm. 341) serta menjalani proses di lapangan akhirnya jumlah tersebut di ubah menjadi 21% atau sebanyak 52 guru. Jumlah tersebut dirasa cukup untuk dapat merepresentatifkan populasi guru PAI SMP yang ada di kota Bandung ini. Adapun dalam penentuan pengambilan sampelnya, peneliti menggunakan teknik probability sampling dengan berdasarkan


(23)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cluster rayon. Sehingga sampel pada penelitian ini diambil secara acak dari SMP di setiap rayon atau sub-wilayah di Kota Bandung.

B. Desain Penelitian

Desain ialah rancangan dari apa yang akan dilakukan. Melakukan pembuatan rancangan itu sendiri merupakan salah satu tahapan perencanaan. Dimana sebelum melakukan sesuatu hendaknya melekukan perencanaan yang matang terlebih dahulu. Desain penelitian menurut Umar (2008, hlm. 6) adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan antar variabel secara komprehensif agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan riset. Sama halnya dengan penelitian ini. Desain penelitian sendiri merupakan rancangan mengenai penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.

Menurut Umar (2008, hlm. 7) ada beberapa macam desain penelitian, diantaranya: desain eksploratif, desain deskriftif dan desain kausal. Dalam penelitian ini akan digunakan ialah desain deskriptif, dimana peneliti harus memaparkan setiap variabel yang diteliti untuk mendapatkan gambaran hasil yang komprehensif mengenai variabel yang diteliti. Adapun variabel dalam penelitian ini tunggal, yakni media pembelajaran. Lebih tepatnya ialah peneliti bermaksud untuk mengetahui realitas dan ekspektasi penggunaan media pembelajaran PAI di SMP kota Bandung ini. Peneliti kemudian akan mengembangkan setiap komponen penunjang penelitian untuk mendapatkan data dan hasil yang optimal.

Komponen yang akan dirumuskan meliputi penentuan lokasi penelitian, penentuan populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, perumusan definisi operasional, pembuatan instrumen penelitian berupa angket yang dilanjutkan dengan kegiatan penelitian di lapangan, mengumpulkan dan menganalisis data hasil penelitian.


(24)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2012, hlm. 3) mengartikan metode penelitian sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti ini akan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Adapun penelitian ini akan dikembangkan dengan metode deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan metode deskriptif merupakan penelitian yang sifatnya memaparkan serta menjelaskan dari keadaan di lapangan yang ada.

Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2012, hlm. 7), penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Maka tentunya dalam proses perencanaan kemudian pelaksanaan penelitian ini harus mengacu pada kaidah penelitian kuantitatif sebagaimana mestinya. Peneliti disini harus memperhatikan betul prosedur dalam pelaksanaan penelitian kuantitatif. Lebih lanjut lagi, Sugiyono (2012, hlm. 14)mengungkapkan bahwa penelitian kuantitatif sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitaif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian ini akan dikembangkan dalam bentuk deskriptif dan dengan pendekatan kuantitatif ini maksudnya, data yang diperlukan dalam penelitian ini tidak hanya dalam bentuk kata-kata saja namun juga dalam pengolahann datanya nanti akan dibutuhkan serta menghasilkan sata dalam bentuk angka. Kemudian semua data tersebut diuraikan atau dijelaskan kembali oleh peneliti dalam bentuk kata-kata atau deskripsi serta angka untuk memperjelasnya. Itulah mengapa penelitian ini berlatarkan deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun mengenai teknik atau cara yang akan


(25)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan oleh peneliti dalam upaya pengumpulan data adalah dengan cara penyebaran instrumen penelitian kepada sampel tujuan, yang kemudian hasilnya diolah dan dianalisis sebagai sumber data penelitian.

D. Definisi Operasional

Untuk memberikan kemudahan bagi peneliti juga pembaca nantinya dalam melaksanakan penelitian dan membaca penelitian ini maka perlu dijalaskan mengenai definisi operasional dari beberapa istilah penting di dalam penelitian ini. Adapun yang akan dijelaskan disini ialah mengenai: 1. Studi realitas, yang dimaksud dengan studi realitas dalam penelitian ini

ialah studi atau mempelajari dengan cara melihat gambaran kenyataan dan apa yang menjadi keadaan sebenarnya dari penggunaan media pembelajaran PAI di SMP se-kota Bandung. Studi dilakukan dengan cara merumuskan pernyataan-pernyataan tentang bagaimana penggunaan media pembelajaran PAI yang dilakukan guru selama ini, yang nantinya disebarkan dalam bentuk angket kemudian hasilnya dideskripsikan.

2. Studi ekspektasi, yang dimaksud studi ekspektasi disini ialah studi atau mempelajari apa dan bagaimana yang menjadi harapan serta apa yang dibutuhkan dari guru PAI mengenai penggunaan media pembelajaran PAI ini. Studi dilakukan dengan cara merumuskan pernyataan-pernyataan ideal tentang penggunaan media pembelajaran yang nantinya disebarkan dalam bentuk angket kemudian hasilnya dideskripsikan.

3. Media pembelajaran PAI, yang dimaksud disini ialah segala sesuatu yang dijadikan dan digunakan oleh guru PAI sebagai media dalam pembelajaran PAI yang dibawakannnya. Dalam penelitian ini, peneliti bermasud ingin mengungkap dan mendeskripsikan tentang realitas dan ekspektasi dari penggunaan media pembelajaran PAI di SMP Kota Bandung.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, instrumen penelitian yang dapat digunakan cukup beragam. Sebagaimana Sugiyono (2012, hlm. 222) mengungkapkan


(26)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa instrumen dalam peenelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuisioner. Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan kuisioner dalam bentuk angket dalam penelitiannya. Menurut Riduwan (2003, hlm. 25) angket (questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (sampel) sesuai dengan permintaan pengguna. Kemudian, Nawawi (1997, hlm. 117) juga menyebutkan bahwa kuisioner adalah usahan mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis, untuk di jawab secara tertulis pula oleh sampel.

Dalam penggunaannya, angket untuk penelilian ini harus mampu memudahkan peneliti dalam memperoleh data yang dibutuhkan. Untuk itu, peneliti juga harus senantiasa memperhatikan teknik perumusan angketnya. Angket dalam penelitian ini harus dirumuskan dengan cermat agar mampu mengungkap keadaan nyata di lapangan atau realitas dan juga mengungkap bagaimana harapan dan kebutuhan seputar penggunaan media pembelajaran PAI di SMP. Untuk itu, dalam hal ini peneliti akan merumuskan dua macam angket, yakni angket realitas dan angket ekspektasi untuk mempermudah pelaksanaan penelitiannya.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Ketika seorang peneliti telah menetapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitiannya maka langkah selanjutnya ialah merumuskan tahapan untuk pengembagan instrumen penelitian. Dalam hal ini, peneliti mengacu pada teori skala psikologi yang diungkapkan oleh Azwar (2003, hlm.11). dimana terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam proses pengembangan instrument, diantaranya: 1) identifikasi tujuan ukur; 2) operasionalisasi konsep; 3) penskalaan dan penulisan format stimulus; 4) penulisan item dan reviu aitem; 5) uji-coba; 6) analisis item; 7) kompilasi I (seleksi aitem); 8) pengujian reliabilitas; 9) validasi; 10) kompilasi II (format


(27)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

final).Dari pendapat tersebut, kemudian peneliti melakukan pengembangan instrumen penelitiannya sebagai berikut:

1. Identifikasi Tujuan Ukur

Dalam bukunya sendiri, Azwar (2003, hlm.12) menjelaskan bahwa identifikasi alat ukur, ialah memilih suatu definisi dan mengenali teori yang mendasari kontsrak psikologi atribut yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, yang digunakan oleh peneliti sebagai alat ukur adalah dengan menggunakan angket. Karena penelitian ini membahas tentang realitas dan ekspektasi penggunaan media pembelajaran PAI di SMP Kota Bandung, maka angket dijadikan sebagai alat pengumpul data dan juga alat ukur utama. Adapun karena yang menjadi fokus adalah realitas dan ekspektasi, maka angket dalam penelitian ini dirumuskan menjadi dua bagian, yakni angket realitas dan angket ekspektasi.

2. Operasionalisasi Konsep

Langkah selanjutnya yang ditempuh dalam pengembangan instrumen ini adalah operasionalisasi konsep. Pada tahapan operasionalisasi konsep ini, yang pertama peneliti lakukan ialah menentukan variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menyebutnya aspek yang akan diteliti. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui bagaimana realitas dan ekspektasi penggunaan media pembelajaran PAI di SMP kota Bandung. Dengan demikian, peneliti hanya akan merumuskan aspek-aspek yang berkenaan dengan media pembelajaran PAI yang mana diungkapkan untuk mengetahui kenyataan penggunaan di lapangan dan harapan mengenai penggunaannya tersebut. Peneliti kemudian menyusun merumuskan beberapa rumusan masalah untuk dapat mengungkap pertanyaan utamanya tersebut.

Adapun rumusan masalah tersebut kemudian dianalisis kembali untuk lebih mengerucutkan pada aspek yang akan diteliti dalam penelitian ini. Setelah menentukan aspek-aspek yang akan diteliti, peneliti melakukan studi pustaka untuk lebih merincikan kembali penjabaran dari aspek-aspek tersebut.


(28)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian setelah dirasakan cukup maka selanjutnya peneliti merumuskan indikator-indikator sebagai turunan dari aspek-aspek penelitian itu dan setelahnya, peneliti berkonsultasi dengan pembimbing terkait perumuskan indikator dari setiap aspek tersebut. Adapun aspek penelitian dan indikator tersebut dirincikan ke dalam bentuk kisi-kisi penelitian.

Setelah aspek dan indikator penelitian dijabarkan dalam bentuk kisi-kisi penelitian. Maka kemudian peneliti merumuskan aspek-aspek dan indikator-indikator penelitian tersebut ke dalam bentuk peryataan pada angket. Adapun angket yang akan dirumuskan oleh peneliti terdiri dari dua, yaitu angket realitas dan angket ekspektasi. Semua indikator yang telah ditentukan kemudian dijabarkan ke dalam bentuk kisi-kisi penelitian dan kisi-kisi angket (Lampiran 2 dan 3).

3. Penskalaan dan Pemilihan Format Stimulus

Setelah melakukan identifikasi tujuan ukur dan operasionalisasi konsep, langkah selanjutnya ialah penskalaan dan pemilihan format stimulus. Maksud penskalaan disini ialah peneliti harus menentukan skala yang akan digunakan dalam perumusan angket yang akan digunakan. Dalam penelitian ini, kedua angket yang dirumuskan itu menggunakan skala Guttman. Riduwan (2003, hlm.16) mengungkapkan bahwa skala Guttman merupakan skala yang digunakan untuk mengukur satu dimensi saja dari suatu variabel yang multi dimensi. Pada skala Guttman terdapat beberapa pertanyaan yang diurutkan secara hieraskis untuk melihat sikap tertentu seseorang.

Skala Guttman pada penelitian ini dibuat dengan daftar pertanyaan pilihan ganda dengan alternatif jawaban Ya dan Tidak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Riduwan (2003, hlm.17) jawaban responden berupa skor tertinggi bernilai (1) dan skor terendah (0). Misalnya, dalam jawaban benar maka mendapat skor 1 dan apabila jawabannya salah maka mendapat skor 0.

Kemudian setelah menentukan penskalaan, pemilihan format stimulus juga perlu dirmumuskan. Adapun maksud dari pemilihan format stimulus


(29)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menurut Azwar (2003, hlm.12) adalah hal-hal yang dipertimbangkan menyangkut keadaan responden, materi yang duji, dan tujuan pengukuran, serta penentuan skala yang disesuaikan dengan alat ukur.Adapun yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah guru PAI SMP PAI Kota Bandung, dengan karakteristik identitas responden sebagai berikut : a) Jenjang pendidikan; b) Spesialisasi pendidikan; c) Perguruan tinggi; d) Keikutsertaan dalam organisasi keguruan; e) Lama mengajar; f) Sertifikasi guru; g) Tempat mengajar.

Materi yang akan diujikan adalah mengenai penggunaan media pembelajaran PAI di SMP Kota Bandung, yang meliputi: jenis media yang digunakan, kemampuan dalam penggunaan, manfaat media, dan kendala yang dialami dalam pemanfaatan media pembelajaran PAI. Adapun tujuan pengukuran dalam penelitian ini adalah mengetahui realitas dan ekspektasi penggunaan media pembaelajaran oleh guru PAI SMP.

4. Penulisan Item dan Reviu Item

Setelah alat ukur, penentuan konsep (dimensi/indikator), serta penentuan skala dan format stimulus ditentukan, selanjutnya peneliti mulai merumuskan item-item angket.Azwar (2003, hlm.12) menyatakan bahwa penulisan item dapat dilakukan apabila komponen-komponen atribut telah jelas identifikasinya atau indikator tersebut telah dirumuskan dengan benar.Adapun dalam hal ini total item yang dibuat oleh peneliti adalah 38 butir item pertanyaan angket bernilai satu positif dan satu negatif, ditambah dengan 10 item bernilai positif dengan jawaban terbuka. Setiap item tersebut mewakili untuk angket realitas dan angket ekspektasi. Hanya saja untuk angket ekspektasi, pernyataan bersifat terbuka agar dapat mendapatkan hasil nyata dari ekspektasi responden.

Setelah item tersebut dirumuskan, langkah selanjutnya adalah reviu item. Azwar (2003, hlm.13) mengungkapkan bahwa reviu item, yaitu memeriksa ulang setiap item yang baru saja ditulis apakah telah sesuai dengan indikator


(30)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perilaku yang hendak diungkap dan apakah tidak keluar dari pedoman penulisan item.

Dalam hal ini, reviu item dilakukan oleh dua dosen pembimbing skripsi. Dimana semua item yang telah dibuat peneliti, diperiksa secara detail serta dikoreksi oleh dosen pembimbing tersebut. Selanjutnya dilakukan judgement instrumen oleh dua dosen evaluasi pembelajaran atas rekomendasi dosen pembimbing, yaitu :

a. Bapak Cepi Riyana, M.Pd. (Dosen Media Pembelajaran Kurtekpen) b. Bapak Ayi Olim, M.Ag. (Dosen Media Pembelajaran Pendidikan Luar

Sekolah)

Proses reviu yang dilakukan oleh dua dosen ahli tersebut disebut juga proses judgement instrumen penelitian.

5. Analisis Item

Azwar (2003, hlm.14) analisis item merupakan proses pengujian parameter item guna mengetahui apakah item tersebut memenuhi persyaratan psikometris untuk disertakan sebagai bagian dari skala. Item yang tidak memenuhi persyaratan psikometris akan disingkirkan atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat menjadi bagian dari skala. (Azwar, 2003, hlm.14). Setelah item diuji cobakan, maka selanjutnya dianalisis. Analisis keterbacaan item ini dilakukan bersama dosen pembimbing.

6. Kompilasi I (Seleksi Item)

Proses kompilasi item menurut Azwar (2003, hlm.14) akan menentukan mana diantara item tersebut yang akhirnya terpilih.Proses ini merupakan pemilihan atau seleksi setiap item yang telah dianalisis oleh dosen judgment instrumen. Hasil analisis dan konsultasi dengan dosen judgement, ada beberapa item yang diperbaiki susunan katanya serta pembagian angket menjadi dua bentuk (angket realitas dan angket ekspektasi). Setelah diperbaiki item yang asalnya berjumlah 48 menjadi 51 item. Namun


(31)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komposisi dari 51 butir angket ini berbeda dengan yang sebelumnya, karena adanya pengelompokkan angket realitas dan angket ekspektasi

7. Pengujian Realibilitas

Menurut Surnanto, dkk. (2006, hlm 24), pengukuran data yang reliabel merupakan salah satu syarata mutlak yang harus dipenuhi dalaam penelitian. Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana pengukuran instrumen yang dilakukan itu diukur secra ajeg sehingga dapat digunakan di waktu yang berlainan. Kemudian menurut Suryabrata (2012, hlm 58), ada tiga cara mengestimasi reliabilitas instrumen itu, yakni: metode uji ulang, metode bentuk paralel, dan metode pengujian satu kali. Dalam hal ini, peneliti melakukan uji reliabilitas dengan metode yang ketiga, yaitu dengan metode pengujian satu kali, menggunakan Statistical Passage for Social Science (SPSS). Hasil pengujian diperoleh bahwa instrumen penelitian ini memiliki angka koefisien reliablitas yang tinggi, yaitu sebesar 0,841. Maka instrumen penelitian ini dinyatakan reliabel.

8. Validasi

Validitas instrumen menurut Suryabrata (2012, hlm.60)didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen tersebut mampu mengukur apa yang dimaksudkan untuk di ukur. Ada tiga macam validitas instrumen, yaitu: validitas isi, validitas konstruk, dan validitas berdasarkan kriteria. Adapun dalam penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan ialah validitas isi dan validitas konstruk. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan instrumen kepada dua dosen ahli untuk kemudian di-judgementkesesuaian instrumen yang dirumuskan dengan teori yang berkaitan (validitas isi) dan kesesuaian antara rancangan kisi-kisi instrumen dengan isi instrumen (validitas konstruk).

9. Kompilasi II (Format Final)

Tahapan kompilasi II atau format final ini merupakan langkah terakhir dalam menyusun sebuah instrumen. Menurut Azwar (2003, hlm.15), format


(32)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

final skala atau instrumen tersebut harus dirakit dalam tampilan yang menarik dan memudahkan bagi responden untuk membaca dan menjawabnya. Dalam hal ini, instrumen yang telah di-judgement oleh dua dosen ahli disusun kembali oleh peneliti agar benar rapi dan layak untuk di sebar kepada responden di lapangan. Adapun jumlah butir akhir dari angket ialah 28 butir untuk angket realitas dan 23 butir untuk angket ekspektasi.

Pada angket realitas, peneliti akhirnya menggunakan 5 butir pertanyaan tertutup dan 5 butir pertanyaan terbuka kemudian 18 butir sisanya dalam bentuk pernyataan positif. Adapun pada angket ekspektasi, 23 butir yang dirumuskan tersebut berupa pernyataan positif.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data tentunya diperlukan dalam sebuah penelitian. Akan tetapi, seorang peneliti yang baik tentunya harus mengetahui data apa yang ia butuhkan untuk penelitiannya. Hal tersebut tentunya penting dilakukan agar peneliti dapat mengetahui dan membedakan mana data yang ia butuhkan dan mana data yang sebenarnya tidak ia butuhkan.Wirartha (2005, hlm. 35) menyebutkan bahwa data menurut cara memperolehnya itu dibedakan menjadi dua macam, yakni data primer dan data sekunder. Yang dimaksud data primer disini ialah data yang diperoleh langsung dari sumber data penelitian (sampel). Sementara data sekunder ialah data yang diperoleh dari dokumen, yang artinya sudah dalam bentuk jadi.dengan kata lain, data primer merupakan data utama yang diperlukan dan data sekunder merupakan data pendukung yang juga penting untuk semakin memperjelas serta mendapatkan hasil penelitian yang baik.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan penyebaran angket dan studi dokumen. Dimana kedua teknik tersebut dirasa cukup untuk dapat menggali informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Penyebaran angket ini merupakan cara peneliti untuk mendapatkan data primer yang diperlukan dalam penelitian. Penyebaran


(33)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

angket dilakukan selamapenelitian berlangsung di lapangan, dengan sasaran yakni guru-guru PAI di SMP kota Bandung. Angket yang disebar merupakan hasil penyusunan peneliti yang telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan di-judgement oleh dua dosen ahli.

Selanjutnya, data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini juga dilakukan dengan studi dokumen. Studi dokumen ini dilakukan karena peneliti memerlukan cukup banyak data sekunder yang dapat mempermudah dalam penelitiannya ini. Sebagaimana disebutkan oleh Nawawi (1997, hlm. 95) bahwa studi dokumenter merupakan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan ketegorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun dari buku-buku. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan studi dokumen dengan merujuk pada Standar Isi PAI di SMP dan juga buku-buku referensi seputar media pembelajaran.

H. Analisis Data

Analisis secara sederhana dapat diartikan sebagai memilah data yang sudah terkumpul yang kemudian dapat diolah. Wirartha (2005, hlm. 45) mengungkapkan bahwa analisis penelitian itu ialah bagaimana memanfaatkan data yang telah terkumpul untuk digunakan dalam memecahkan masalah penelitian. Untuk itu, sebelum melakukan analisis data, tentunya data yang diperlukan harus dipastikan sudah terkumpul, terutama data primer atau data utama. Analisis data menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm. 65) merupakan tahap terakhir sebelum penarikan kesimpulan. Pada penelitian dengan subyek tunggal, analisisnya menggunakan statistik deskriptif sederhana.

Senada dengan pendapat di atas, Sugiyono (2012, hlm. 207) mengungkapkan, dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Menurut Purwanto (2007, hlm. 75). dalam penelitian kuantitatif, data dianalisis dengan alat yang bernama statistika. Tergantung metode penelitiannya, analisis data


(34)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat berupa statistik penelitian deskriptif, korelasi atau perbandingan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif ini berupa analisis statistik deskriptif.

Sugiyono (2012, hlm. 207) mengungkapkan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah tekumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membua kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis datayang telah dikumpulkan selama proses penelitian untuk kemudian ditafsirkan dan dideskripsikan.

Data dari penyebaran angket dan hasil studi dokumen, juga data-data lain yang mendukung merupakan sumber data yang kemudian akan diolah untuk menemukan jawaban serta simpulan dari penelitian yang telah dilakukan ini. Setidaknya ada tiga tahapan menurut Wirartha (2005, hlm. 45) yang perlu dilakukan dalam menganalisis data penelitian, yaitu: editing, coding, dan pembuatan tabel. Namun pada penelitian ini tentunya perlu ada tahap selanjutnya berupa descriptionatau mendeskripsikan mengenai hasil data yang telah diperoleh dalam penelitian.

Pada tahapan awal atau athap editing, data yang telah didapatkan perlu di cek atau diperiksa oleh peneliti agar dapat diketahui mana saja data yang lengkap dan memenuhi kriterian untuk dijadikan data yang akan di olah selanjutnya. Wirartha (2005, hlm. 45) dalam hal ini menjelaskan bahwa dalam tahap awal, data mentah perlu di edit terlebih dahulu sehingga kesalahan-kesalahan dapat diperbaiki dan tidak ada keragu-raguan. Adapun peneliti pada tahapan awal ini melakukan pengecekan terhadap semua angket yang telah terkumpul dan kemudian memeriksa kelengkapan isi dari masing-masing angket tersebut.

Selanjutnya ialah tahapan coding atau pengkodean data. Pada tahapan ini, setelah angket-angket tersebut diperiksa kelengkapannya maka selanjutnya


(35)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti mulai memisahkan angket yang dapat digunakan dan tidak. Pemeriksaan terhadap jawaban angket juga dilakukan dengan mencocokan pada kunci jawaban angket yang telah dirumuskan sebelumnya. Kemudian peneliti memberikan kode pada masing-masing angket untuk mempermudah dalam tahapan pengolahan data yang selanjutnya.

Tahap ketiga ialah pembuatan tabel. Disini peneliti menyebutnya dengan tahapan pengolahan data dalam statistika. Dimana peneliti melakukan penilaian dari angket yang telah disebarkan secara per-butir angket kemudian dimasukkan ke dalam rumus excel untuk kemudian dapat diketahui hasilnya. Tidak hanya penyataan angket saja yang dijabarkan namun mencangkup semua komponen yang ada di dalam angket tersebut, seperti identitas responden. Analisis data dari hasil sebaran angket juga dilakukan oleh peneliti pada tahapan ini. Analisis dalam penelitian ini dengan memberikan interpretasi hasil sebaran angket, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kategori Persentase menurut Arikunto (1998:246)

Baik 76 % - 100 %

Cukup 56 % - 75 %

Kurang Baik 40 % - 55 %

Tidak Baik Kurang dari 40 %

Selain itu, untuk memudahkan dalam membaca persentase, dalam hal ini peneliti menggunakan acuan umum yang dijelaskan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008, hlm. 36) yaitu:

Tabel 3.2

Interpretasi Data Penelitian

No Persentase Interpretasi/ Penafsiran

1 0 Tidak ada sama sekali

2 1 – 9 Sedikit sekali

3 10 – 39 Sebagian kecil

4 40 – 49 Hampir setengahnya

5 50 Setengahnya


(36)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 60 – 89 Sebagian besar

8 90 – 99 Hampir seluruhnya

9 100 Seluruhnya

Kemudian tahapan yang terakhir ialah tahapan pendeskripsian. Maksud pendeskripsian disini tentunya ialah penjabaran dari gambaran hasil sebaran angket dan juga studi dokumen yang telah peneliti lakukan. Penjabaran tersebut dilakukan sesuai dengan apa yang didapatkan dan juga sesuai pada kemampuan peneliti untuk menjabarkan hasil penelitiannya tersebut. Adapun untuk lebih lengkap dan jelas, mengenai penjabaran dari hasil penelitian ini akan di bahas pada bab selanjutnya.


(37)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

PENUTUP A. Simpulan

Setelahmelakukanpenelitiandanmendapatkanhasilsepertiapa yang telahdipaparkanpadababsebelumnya,

makapenelitidapatmengambilkesimpulansebagaiberikut.

BerdasarkanhasilkajianpenelitimengenaiStandar Isi Pendidikan Agama

Islāmdi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 dan Kurikulum 2013

yang dipetakan per-aspek materi kemudian

digabungkandenganteorikriteriapemilihan media

dariArsyadAzharmakadiperolehempat jenis media yang dapatdigunakandalampembelajaran PAI di SMP, yaitu: media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia.

Kemudian untukrealitaspenggunaan media pembelajaran PAI di SMP Kota Bandung, diketahuibahwa hampir seluruhnya dari sampel guru yang ada itu menggunakan media visual dan audio visual dalam setiap pembelajaran PAI. AdapununtukaspekmateriAl-Qurān dan Al- adīṡ, sebagianbesar guru menggunakan media visual, seperti: Al-Qurān, papantulisdanbuku paketpelajaran. SementarauntukaspekmateriAqida , hampirseluruhnya guru PAI tersebutmenggunakan media visual seperti: gambar, bukupelajaran, papantulis, power point, infocusdan laptop.

Untuk aspek materi Aqida dan Akhlāq, guru lebihbanyakmeggunakan media jenis visual, seperti: gambardanpower pointtentangmateri yang diajarkan. SelanjutnyauntukaspekmateriFiqh, hampirseluruhnya guru yang menjadisampeltersebutmenggunakan media visual, seperti: power pointtentangtatacarashalatdanjuga media audio visual, seperti: video gerakandanbacaanshalat.

KemudianuntukaspekmateriTarikhdanKebudayaanIslām, media pembelajaran yang paling banyakdigunakanialah media visual, seperti: power


(38)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pointdanbukupelajaranserta media audio visual, seperti: video dan film dokumenter.

Untuk ekspektasi media pembelajaran PAI yang dapat digunakan di SMP, didapatkan hasil bahwa media visual dan media audio visual, seperti Al-Qurān, power point, dan video bacaan Al-Qurān lebih mampu mengoptimalkan penyampaian aspek materi Al-Qurān dan Al- adīṡ. Untuk aspek materi Aqida , media visual dan audio visual, seperti gambar dan video tentang keajaiban ciptaan Allah lebih dapat mengoptimalkan penyampaian materi.

Selanjutnya untuk aspek materi Akhlāq, media visual dan audio visual seperti foto dan gambar serta video tentang Akhlāq terpuji dinyatakan lebih dapat mengoptimalkan pembelajaran pada aspek materi ini. Untuk aspek materi Fiqh, media audio visual, seperti: video tata cara shalat dan video tata cara penyambelihan hewan lebih dapat membantu dan mengoptimalkan penyampaian materi dalam pembelajaran. Untuk aspek materi Tarikh dan Kebudayaan Islām, media audio visual seperti film dokumenter tentang sejarah pengeyabaran Islām di masa lampau dinyatakan lebih mampu mengoptimalkan penyampaian materi pada pembelajaran tersebut.

Untukhasilsebaranangkettentangkemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI, diperolehhasilbahwa dari 52 responden guru PAI yang ada rata-rataguru PAI yang mengajar di SMP Kota Bandung tersebut telah memiliki kemampuan yang cukup (74%) dalam penggunaan media pembelajaran PAI. Hal tersebut diperkuat dengan hasil analisis angket berdasarkan indikator. Didapatkan hasil bahwa sebagian besar atau sebesar 74%responden guru PAI SMP di Kota Bandung telah melaksanakan aspek-aspek dalam penggunaan media pembelajaran PAI, yaitu: aspek-aspek pemilihan media; aspek kemampuan penggunaan media; dan aspek usaha inovasi media. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa guru PAI SMP di Kota Bandung telah memiliki kemampuan yang cukup dalam penggunaan media pembelajaran PAI.


(39)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun untuk ekspektasi dari kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI ini, diperoleh hasil bahwa hampir seluruhnya sampel menyatakan bahwa guru PAI harus memilki kemampuan penggunaan media pembelajaran yang baik. Adapun 11 indikatortersebut, ialah: pengetahuan tentangpenggunaan media; pemilihan media yang sesuaidenganmateri; penyesuaian media denganmetode yang digunakan; pengetahuan tentangapayang digunakannyasebagai media; penyesuaian media dengankondisisiswa; penguasaan penggunaan media denganbaik, penggunaan media individual, kelompok, danmassal; kemampuanmembuatsendiri media

yang digunakan; sertakemampuanmengembangkan media

menjadilebihinovatif.

Selanjutnya, mengenairealitasdanekspektasimanfaat yang dirasakan guru daripenggunaan media pembelajaran PAI di SMP Kota Bandung.Adapunempatmanfaatpenggunaan media pembelajaran PAI yang dijadikanindikatorolehpenelitiialahsebagaiberikut: guru merasakan proses pembelajaranmenjadilebihmenarikperhatiandanantusiassiswa; siswaselama

proses pembelajaranmenjadilebihaktifdaninteraktif;

materidanpesanpembelajarantersampaikanlebih optimal; dantingkatpemahamansiswaakanmateripembelajaranmeningkat.Dalamrealitas

nya, hampirseluruhnyadari 52 sampel guru

tersebuttelahmerasakandenganbaikmanfaatdaripenggunaan media

pembelajaran PAI. Kemudiandalamhalekspektasinya,

semuasampelsetujudanmengharapkanbahwakeempatmanfaattersebutmemang seharusnyadirasakanoleh guru.

Untukrealitaskendaladalampenggunaan media pembelajaran PAI di SMP Kota Bandung, dapatdisimpulkanbahwaadatigahal yang menjadikendalabagi

guru dalampenggunaan media pembelajaran PAI.

Masalahkurangnyapengetahuanteorimengenai media

pembelajaranmenjadikendalapertama, terlihatdari 14 sampel guru yang menyatakandemikian. Sementaraitu, mengenaikemampuan guru


(40)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalampenguasaan media pembelajaran yang adasertafasilitas media pembelajaran di sekolahjugamenjadi dual halkendala yang samadialamioleh

guru. Hal initerlihatdari 21 guru yang

masing-masingmenyatakanuntukkeduahaltersebut.

Adapununtukekspektasinya, sebanyak 50 guru

menyatakansetujubahwapenguasaan guru akanteoritentang media

pembelajaranitupenting. Namundemikian,

dalamhalpenguasaanpenggunaannyajugalebihpenting, di lihatdari 51 guru yang meyatakandemikiandanmengenaipenyediaanfasilitas media pembelajaran PAI olehsekolahitumenjadiharapan yang paling utamadari 52 sampel guru PAI tersebut.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa harapan atau ekpektasi guru terhadap apa yang menjadi kendala dalam penggunaan media pembelajaran PAI selama ini, seperti: fasilitas media pembelajaran di sekolah; tingkat kemampuan guru dalam penggunaan media; dan penguasaan guru akan teori mengenai media pembelajaran itu dapat diperbaiki untuk optimalisasi kinerja guru dalam pembelajaran PAI.

B. Saran

1. Untukpenelitiselanjutnya,

adabaiknyauntukmelakukanpenelitiandengankonteks yang samanamundenganjumlahsampel yang lebihbanyakdanpadajenjang yang berbeda, seperti: SMA, SMK, SLB, danPerguruanTinggi agar data untukpengetahuansertarekomendasisemakinmenyeluruhdanberagam. Dapatjugamelakukanpenelitian di Madrasah Tsanawiyah, yang kemudiandapatdijadikanperbandingandenganpenelitianini.

2. Untukpenelitiselanjutnya,

adabaiknyajugaapabilamampumenindaklanjutihasildaripenelitianiniuntuk kemudianlebihdikembangkan.

3. Untuk guru PAI di SMP,


(41)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

zanahpengetahuan,

baikdalamspesialisasibidangnyamaupundalamduniapendidikandanpembe lajaran, terutamadalamhalpenggunaan media pembelajaran.

4. Untuksekolah, sebaiknyamemberikanperhatianlebihpadapembelajaran PAI. Salah satunyadenganpenyediaanfasilitas media pembelajaran yang memadaibagipembelajaran PAI.

5. UntukPemerintah, khususnyaKementerianPendidikandanKebudayaan, agar lebihmemperhatikandanmembantumeningkatkankompetensi guru PAI dengancaramengadakan seminar ataupelatihan yang berkaitandengan media pembelajaran


(42)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

_______. (2011). Al-Qurān dan Terjemahannya. Yayasan Penyelenggera Penterjemah Al-Qurān Departemen Agama RI. Bandung: CV Diponegoro. Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.

Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Darmawan, D., & Permasih. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2008. Pengolahan Data dan Analisis Data Hasil Penilaian.

Ezmir. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:Rajawali Pers.

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 211 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah.

Kustandi, C., Sutjipto, B. (2013). Media Pembelajaran. Bogor:Ghalia Indonesia.

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Majid, A., & Andayani, D. (2005). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nawawi, H. (1997). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


(1)

123

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun untuk ekspektasi dari kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI ini, diperoleh hasil bahwa hampir seluruhnya sampel menyatakan bahwa guru PAI harus memilki kemampuan penggunaan media pembelajaran yang baik. Adapun 11 indikatortersebut, ialah: pengetahuan tentangpenggunaan media; pemilihan media yang sesuaidenganmateri; penyesuaian media denganmetode yang digunakan; pengetahuan tentangapayang digunakannyasebagai media; penyesuaian media dengankondisisiswa; penguasaan penggunaan media denganbaik, penggunaan media individual, kelompok, danmassal; kemampuanmembuatsendiri media yang digunakan; sertakemampuanmengembangkan media menjadilebihinovatif.

Selanjutnya, mengenairealitasdanekspektasimanfaat yang dirasakan guru daripenggunaan media pembelajaran PAI di SMP Kota Bandung.Adapunempatmanfaatpenggunaan media pembelajaran PAI yang dijadikanindikatorolehpenelitiialahsebagaiberikut: guru merasakan proses pembelajaranmenjadilebihmenarikperhatiandanantusiassiswa; siswaselama proses pembelajaranmenjadilebihaktifdaninteraktif; materidanpesanpembelajarantersampaikanlebih optimal; dantingkatpemahamansiswaakanmateripembelajaranmeningkat.Dalamrealitas

nya, hampirseluruhnyadari 52 sampel guru

tersebuttelahmerasakandenganbaikmanfaatdaripenggunaan media pembelajaran PAI. Kemudiandalamhalekspektasinya, semuasampelsetujudanmengharapkanbahwakeempatmanfaattersebutmemang seharusnyadirasakanoleh guru.

Untukrealitaskendaladalampenggunaan media pembelajaran PAI di SMP Kota Bandung, dapatdisimpulkanbahwaadatigahal yang menjadikendalabagi guru dalampenggunaan media pembelajaran PAI. Masalahkurangnyapengetahuanteorimengenai media pembelajaranmenjadikendalapertama, terlihatdari 14 sampel guru yang menyatakandemikian. Sementaraitu, mengenaikemampuan guru


(2)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalampenguasaan media pembelajaran yang adasertafasilitas media pembelajaran di sekolahjugamenjadi dual halkendala yang samadialamioleh guru. Hal initerlihatdari 21 guru yang masing-masingmenyatakanuntukkeduahaltersebut.

Adapununtukekspektasinya, sebanyak 50 guru menyatakansetujubahwapenguasaan guru akanteoritentang media

pembelajaranitupenting. Namundemikian,

dalamhalpenguasaanpenggunaannyajugalebihpenting, di lihatdari 51 guru yang meyatakandemikiandanmengenaipenyediaanfasilitas media pembelajaran PAI olehsekolahitumenjadiharapan yang paling utamadari 52 sampel guru PAI tersebut.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa harapan atau ekpektasi guru terhadap apa yang menjadi kendala dalam penggunaan media pembelajaran PAI selama ini, seperti: fasilitas media pembelajaran di sekolah; tingkat kemampuan guru dalam penggunaan media; dan penguasaan guru akan teori mengenai media pembelajaran itu dapat diperbaiki untuk optimalisasi kinerja guru dalam pembelajaran PAI.

B. Saran

1. Untukpenelitiselanjutnya,

adabaiknyauntukmelakukanpenelitiandengankonteks yang samanamundenganjumlahsampel yang lebihbanyakdanpadajenjang yang berbeda, seperti: SMA, SMK, SLB, danPerguruanTinggi agar data untukpengetahuansertarekomendasisemakinmenyeluruhdanberagam. Dapatjugamelakukanpenelitian di Madrasah Tsanawiyah, yang kemudiandapatdijadikanperbandingandenganpenelitianini.

2. Untukpenelitiselanjutnya,

adabaiknyajugaapabilamampumenindaklanjutihasildaripenelitianiniuntuk kemudianlebihdikembangkan.

3. Untuk guru PAI di SMP,


(3)

125

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

zanahpengetahuan,

baikdalamspesialisasibidangnyamaupundalamduniapendidikandanpembe lajaran, terutamadalamhalpenggunaan media pembelajaran.

4. Untuksekolah, sebaiknyamemberikanperhatianlebihpadapembelajaran PAI. Salah satunyadenganpenyediaanfasilitas media pembelajaran yang memadaibagipembelajaran PAI.

5. UntukPemerintah, khususnyaKementerianPendidikandanKebudayaan, agar lebihmemperhatikandanmembantumeningkatkankompetensi guru PAI dengancaramengadakan seminar ataupelatihan yang berkaitandengan media pembelajaran


(4)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

_______. (2011). Al-Qurān dan Terjemahannya. Yayasan Penyelenggera Penterjemah Al-Qurān Departemen Agama RI. Bandung: CV Diponegoro. Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.

Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Darmawan, D., & Permasih. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2008. Pengolahan Data dan Analisis Data Hasil Penilaian.

Ezmir. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:Rajawali Pers.

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 211 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah.

Kustandi, C., Sutjipto, B. (2013). Media Pembelajaran. Bogor:Ghalia Indonesia. Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Majid, A., & Andayani, D. (2005). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nawawi, H. (1997). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


(5)

xv

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bandung:Ghalia Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Agama Islam.

Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar PendidikanNasional. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 tentang Kurikulum

SMP-MTs Tahun 2013.

Pitakasari, A. (2013). Anggaran Pendidikan Naik 7,5 Persen. [Online]. Tersedia di: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/08/17/mrnqm1-naik-75-persen-anggaran-pendidikan-2014-jadi-rp-3712-triliun.htm. Diakses 17 Agustus 2014.

Ramayulis. (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Riduwan. (2003). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rizal, A.S. (2013). Landasan Filsafat Pendidikan Islam. Bandung.

Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sianturi. (2014). Uraian Makalah Sosiologi Fenomena Kenakalan Remaja.

[Online]. Tersedia di:http://hukum-dps.blogspot.com/2014/04/uraian-makalah-sosiologi-fenomena-kenakalan-remaja.htm. Diakses 17 Agustus 2014.

Sirait, B. (1989). Bahan Pengajaran untuk Mata Kuliah Evaluasi Hasil Belajar Siswa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.


(6)

Nova Aulia Rahman, 2014

Studi Realitas Dan Ekspektasi Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran Pai Di Smp Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunanto, J. dkk. (2006). Penelitian dengan Subyek Tunggal. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia Press.

Suryabrata, S. (2012).Metodologi Penelitian. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada. Susilana, R., & Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran (Hakikat,

Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian). Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam al Quran. Bandung: Alfabeta.

Umar, H. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT Rajawali Pers.

Undang – Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.

Wiguna, D, D. (2014). Studi Deskriptif Tentang Kenakalan Siswa dalam Pengajaran Penjas di SMP Negeri Se-Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wirartha, M. (2005). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: CV Andi Offset.