Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 5 Kota Bandung Tahun 2015.
i
ABSTRAK
Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 5 Kota Bandung Tahun 2015
Oleh : Sulastri 1100065
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah guru PAI yang kebanyakan masih belum paham secara menyeluruh bagaimana mengimplementasikan pendekatan saintifik yang menjadi ciri khas kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI di sekolah. Pendekatan saintifik memiliki beberapa langkah yang harus dilaksanakan diantaranya adalah mengamati, menanya, mencari informasi, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan. Langkah-langkah tersebut harus ada dalam perencanaan dan pelaksanaannya, pengimplementasian langkah-langkah inilah yang menjadi fokus utama pembahasan penelitian ini. Adapun sekolah yang menjadi objek penelitian, yaitu SMPN 2 dan SMPN 5 Bandung dengan guru PAI sebagai subjek penelitiannya. Peneliti akan membahas perencanaan pembelajaran saintifik dalam RPP yang telah dibuat oleh guru PAI dan implementasinya dalam pembelajaran PAI di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pembelajaran saintifik pada RPP berdasarkan kurikulum 2013 dan implementasi pelaksanaan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun teknik analisis data menggunakan teknik menurut pendapat Miles and Hubermen, yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi/kesimpulan. Data yang diperoleh dari lapangan menunjukan bahwa RPP yang telah dibuat sudah sesuai berdasarkan sistematika kurikulum 2013. Data hasil observasi juga menunjukan bahwa guru PAI telah melaksanakan langkah-langkah saintifik dengan baik. Mereka menggunakan media untuk proses mengamati, menggunakan teknik motivasi dan reward untuk menstimulasi siswa agar aktif bertanya dan berkomunikasi, serta guru menggunakan teknik presentasi dan konsep student center saat pembelajaran agar siswa aktif berbicara dan mengemukakan pendapat, sehingga diakhir pembelajaran siswa dapat menyimpulkan sendiri pembelajaran pada pertemuan itu. Guru juga terus membimbing dan melakukan penilaian terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
(2)
ii
ABSTRACT
The Implementation of Scientific Approach in the Teaching and Learning of Islamic Education in SMP Negeri 2 and SMP Negeri 5 Bandung City 2015
By: Sulastri 1100065
The research is prompted by the problems encountered by Islamic education teachers who in majority have not comprehensively understood how to implement scientific approach as the special characteristic of 2013 Curriculum in the teaching and learning of Islamic education in schools. The scientific approach consists of several stages, namely observation, inquiry, searching for information, communication, and inference. These stages should be included in the planning and implementation. Hence, it is the implementation of these stages that becomes the main focus of the research. The schools taken as research objects were SMPN (State Junior Secondary School) 2 and 5 Bandung, with Islamic education teachers as the subjects. The researcher will discuss the planning of scientific instruction in the lesson plans made by Islamic education teachers and its implementation in the teaching and learning of Islamic education in the classroom. The research specifically aims to find scientific instructional planning in the 2013 Curriculum-based lesson plans and the implementation of the stages of scientific approach in Islamic education teaching and learning. The research employed qualitative approach with descriptive method. Data were gathered through observation, interview, and documentary analysis. Meanwhile, data analysis employed the techniques proposed by Miles and Huberman, namely data reduction, data display, and verification/inference. It is found that the lesson plans have been made in accordance with the framework of 2013 Curriculum. In addition, results of observation prove that Islamic education teachers have conducted scientific stages appropriately. They use media for observation, motivation technique and reward to stimulate students to actively inquire and communicate, and presentation technique and the student-centered concept during teaching and learning to engage students to talk and express their opinion; thus, at the end of the instruction, students can make inferences about the instruction by themselves. Teachers also continuously supervise and evaluate students during the teaching and learning process.
Keywords : Scientific Approach, Islamic Education Teaching and Learning, Scientific Stages
(3)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran harus mengacu pada kurikulum yang telah ditentukan, agar dapat tercapainya suatu tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Pemerintah telah mempersiapkan perangkat yang dinamakan kurikulum, sebagai acuan dan dasar dari proses pembelajaran. Dalam sistem pendidikan, kurikulum sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tntangan zaman. Sehubungan dengan hal itu, pemerintah menggulirkan kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013 (Mulyasa, 2014, hal. 59).
Dinamika tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan bernegara, sebab kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis. Sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Dengan berlangsungnya kurikulum baru yakni kurikulum 2013 maka otomatis terdapat perubahan-perubahan dalam struktur pendidikannya, baik dalam segi administrasi, tata cara pelaksanaan, maupun penilaian pendidikan juga akan berubah. Tidak mudah untuk mensosialisasikan kurikulum yang baru ke seluruh penjuru Indonesia, namun tidak menutup kemungkinan ada beberapa sekolah atau daerah di Indonesia yang telah paham dalam mengimplemetasikan kurikulum baru. Kurikulum yang baru tidak hadir begitu saja tanpa dasar yang kuat. Pemerintah telah mencantumkan beberapa landasan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, berikut dasar yuridis dari adanya pengembangan kurikulum 2013 :
Landasan pengembangan kurikulum 2013 juga tercantum dalam RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang Perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penatan Kurikulum. Kemudian dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan yang terakhir tercantum
(4)
2
dalam INPRES Nomor 1 tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. Berdasarkan landasan tersebut, maka kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 harus diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar mereka dapat memiliki kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional di atas (Mulyasa, 2014, hal. 64).
Untuk mencapai kualitas pembelajaran, diperlukan berbagai inovasi baru agar proses pembelajaran lebih efektif dan berkualitas. Pembelajaran harus mampu mengembangkan kreativitas peserta didik, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang dalam pembelajaran, bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika. Pembelajaran juga harus menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu, kurikulum 2013 menyajikan pendekatan yang baru untuk proses pembelajaran yang diharapkan dapat merubah proses pembelajaran yang berbentuk klasikal. Secara umum, proses pembelajaran yang dilakukan dimulai dari KI-3 dan KI-4, sedangkan KI-1 dan KI-2 merupakan dampak yang diharapkan muncul dari proses pembelajaran. Pembelajaran untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dapat memberikan contoh, keteladanan, dan pembiasaan agar siswa memiliki KI-1 dan KI-2 (Sani, 2014, hal. 49).
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik untuk proses pembelajaran dengan aktivitas mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Aktivitas mengamati dan bertanya dapat dilakukan di kelas, sekolah, atau di luar sekolah sehingga kegiatan belajar tidak hanya terjadi di dalam ruang kelas. Dalam pendekatan ini, setiap siswa harus terlibat dalam sebuah proses ilmiah yang pada umumnya melibatkan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk pengumpulan data.
Belajar Pengetahuan
Belajar
Keterampilan Belajar Sikap
Skema 1.1.Urutan Proses Pembelajaran sesuai Kompetensi (Kemdikbud, 2013)
(5)
3
Pendekatan saintifik memang sangat identik dengan metode ilmiah. Misalnya, perolehan data, pengolahan data, dan penyampaian informasi juga membutuhkan kerja sama. Aktivitas utama tersebut merupakan ciri dari pembelajaran saintifik, menurut Dyer yang dikutip oleh Ridwan Sani (2014 : 53), keterampilan inovatif dalam pembelajaran saintifik meliputi, observasi, bertanya, melakukan percobaan, asosiasi, dan membangun jaringan. Berdasarkan teori Dyer tersebut (Sani, 2014, hal. 53), pendekatan saintifik dapat dikembangkan dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran antara lain: mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar/asosiasi, dan membentuk jejaring/melakukan komunikasi. Berikut ini dijabarkan masing-masing aktivitas yang dilaksanakan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik (Sani, 2014, hal. 54) :
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, semua perubahan tersebut dilaksanakan agar siswa lebih mudah dalam memahami dan mengaplikasikan teori yang ia pelajari di sekolah. Tidak hanya secara kognitif, tetapi juga dalam segi sikap dan keterampilan yang dituntut harus baik. Dalam aplikasi kurikulum sebelumnya, siswa hanya dijadikan sebagai objek yang hanya dapat mendengarkan ceramah dari gurunya dan guru sebagai pusat ilmu yang hanya mentransferkan ilmunya melalui pembelajaran di dalam kelas saja (teacher
centre). Sedangkan kurikulum 2013 lebih menuntut perubahan pada hal tersebut.
Dimana bukan guru yang menjadi pusat ilmu, tetapi siswalah yang aktif sendiri Komunikasi
Menalar/Asosiasi
Mencoba/Mengumpulkan Informasi
Menanya
Mengamati
Skema 1.2.Komponen Pendekatan Pembelajaran Saintifik
(6)
4
dalam mencari ilmu tersebut. Dengan kata lain siswa di sini menjadi subjek (student centre). Inilah inti perubahan dalam pembelajaran yang dituntut dari kurikulum 2013, sehingga pendekatan yang dipilih untuk merealisasikan itu semua merupakan pendekatan saintifik. Inti dari pendekatan saintifik ini adalah siswa mengamati objek, bertanya, menalar, mencari informasi, dan langkah-langkah yang lainnya.
Jika dilihat dari langkah-langkah pendekatan saintifik, sepertinya akan mudah jika pendekatan ini diterapkan dalam mata pelajaran sains karena di dalamnya memang merupakan langkah-langkah yang sering digunakan dalam sains, seperti mengamati objek, mencari informasi, menalar, mencoba, dan seterusnya. Namun, bagaimana penerapan pendekatan ini pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI)? Apakah pendekatan ini akan sulit diterapkan pada mata pelajaran PAI? Ataukah pendekatan ini akan efektif untuk pembelajaran PAI? Berawal dari pertanyaan tersebut, peneliti sangat tertarik untuk mengobservasi tentang penerapan pendekatan ini pada mata pelajaran PAI. Bagaimana cara guru yang sesungguhnya dalam menerapkan kurikulum yang baru ini karena berdasarkan fakta di lapangan, ternyata masih banyak guru yang merasa kesulitan dalam implementasi kurikulum 2013 ini. Sebagaimana tertulis pada sebuah artikel yang berjudul Tiga Masalah Guru dalam Implementasi Kurikulum
2013 yang diambil dari news okezone.com, bahwa:
“... masih banyak guru yang merasa kesulitan menerapkan pendekatan tersebut dalam mengajar. Pendapat tersebut disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKMP3), Agnes Tuti Rumiati, dalam
Dialog dan Konsultasi Nasional terkait Kurikulum 2013. Dia menyebut,
terdapat banyak hal yang belum dipahami tenaga pendidik terkait
kurikulum 2013.” (Puspitarini, 2014)
Masih dalam kutipan artikel tersebut, disebutkan juga bahwa masalah pertama para guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 adalah proses penilaian yang dianggap rumit. Kedua, para guru masih kesulitan menerapkan
scientific approach dalam kegiatan belajar mengajar. Kendala ketiga adalah guru
masih merasa kesulitan dalam membuat siswa aktif dalam pembelajaran.
Melihat fakta tersebut, ternyata tidak mudah dalam menerapkan pendekatan model terbaru ini sehingga penerapannya belum berhasil pada semua
(7)
5
sekolah yang menggunakan kurikulum 2013. Oleh karena itu, penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah yang telah menggunakan kurikulum 2013 dan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Hal ini akan menjadi contoh atau model bagi sekolah lain yang masih belum paham tentang penerapan pendekatan ini. Peneliti telah memilih dua sekolah yang masih menggunakan kurikulum 2013 dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan yang dilakukan oleh guru PAI di salah satu sekolah, dalam upayanya menerapkan pola pendekatan saintifik ini. Penelitian ini bukan untuk memberikan judgement baik atau buruk, tetapi untuk mendeskripsikan bagaimana guru tersebut mampu mengembangkan pola pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI, sehingga dapat menjadi tambahan referensi untuk setiap guru PAI dalam menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran di kelas. Berdasarkan pengalaman peneliti sendiri, mengimplementasikan pendekatan saintifik khususnya dalam mata pelajaran PAI, memang tidak mudah ketika peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Melalui penelitian ini, diharapkan akan bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi para pembaca untuk lebih mendalami lagi bagaimana implementasi pendekatan saintifik ini dengan baik.
Di dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai lima langkah utama dalam pendekatan saintifik yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran. Berdasarkan beberapa referensi yang peneliti dapatkan, ada yang menyebutkan lima-delapan langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Tetapi, peneliti akan mengerucutkannya menjadi lima langkah utama yang akan diobservasi kepada beberapa guru di sekolah yang telah dipilih yaitu, SMP Negeri 2 Bandung dan SMP Negeri 5 kota Bandung.
Berdasarkan uraian di atas, sangat penting bagi seorang guru khususnya guru PAI untuk lebih memahami kembali cara penerapan pendekatan saintifik pada proses pembelajaran, sehingga tujuan dari adanya pendekatan saintifik ini dapat terealisasi dengan baik dan benar. Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti tentang bagaimana cara guru PAI mengimplementasikan pendekatan
(8)
6
saintifik yang diangkat dalam judul Implementasi Pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran PAI di SMPN 2 dan SMPN 5 Kota Bandung Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Pertanyaan utama penelitian ini adalah bagaimana implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran PAI di SMPN 2 dan SMPN 5 Kota Bandung tahun 2015. Permasalahan pokok tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa submasalah yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan langkah-langkah pendekatan saintifik pada RPP PAI berdasarkan kurikulum 2013?
2. Bagaimana pelaksanaan langkah-langkah pendekatan saintifik pada pembelajaran PAI?
a. Bagaimana guru menstimulasi siswa terhadap konsep yang diajarkan? b. Bagaimana guru menstimulasi siswa untuk bertanya tentang konsep
yang diajarkan?
c. Bagaimana guru memfasilitasi siswa dalam mengajarkan konsep yang diajarkan?
d. Bagaimana guru membimbing siswa untuk membangun argumentasi dari konsep yang diajarkan?
e. Bagaimana guru membimbing siswa untuk menyimpulkan konsep yang diajarkan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pokok penelitian ini adalah memperoleh informasi tentang bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SMPN 2 dan SMPN 5 kota Bandung Tahun 2015. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana perencanaan langkah-langkah pendekatan saintifik pada RPP PAI berdasarkan kurikulum 2013.
2. Mengetahui bagaimana pelaksanaan langkah-langkah pendekatan saintifik pada pembelajaran PAI.
(9)
7
a. Mengetahui bagaimana guru menstimulasi siswa terhadap konsep yang diajarkan.
b. Mengetahui bagaimana guru menstimulasi siswa untuk bertanya tentang konsep yang diajarkan.
c. Mengetahui bagaimana guru memfasilitasi siswa dalam mengajarkan konsep yang diajarkan.
d. Mengetahui bagaimana guru membimbing siswa untuk membangun argumentasi dari konsep yang diajarkan.
e. Mengetahui bagaimana guru membimbing siswa untuk menyimpulkan konsep yang diajarkan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat dijadikan sumber data bagi para pembaca khususnya guru PAI yang sedang melaksanakan kurikulum 2013 pada pembelajarannya.
b. Dapat memberikan sumbangan inovasi terhadap para guru PAI untuk memperluas keterampilannya dalam implemetasi pendekatan saintifik ini pada mata pelajaran PAI.
2. Manfaat Praktis a. Bidang Pendidikan
Memberikan gambaran kepada guru PAI, tentang bagaimana cara mengimplementasikan pendekatan saintifik pada mata pelajaran PAI untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar.
b. Prodi IPAI
Memberikan informasi tentang sejauh mana pendekatan saintifik pada mata pelajaran PAI ini diterapkan oleh para guru PAI, sebagai acuan untuk mempersiapkan “calon pendidik” yang lebih baik dalam pola pengajarannya dan berkualitas dalam pengembangan cara mengajarnya.
(10)
8
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II merupakan kajian teoritis dari judul yang diambil peneliti, yaitu meliputi teori tentang pendekatan saintifik dan pembelajaran PAI.
BAB III merupakan metode penelitian yang meliputi pendekatan penelitian, pengembangan instrumen, dan prosedur pengumpulan dan analisis data. BAB IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V merupakan kesimpulan dan saran, daftar pustaka, lampiran, serta riwayat hidup.
(11)
95
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa guru PAI mengimplementasikan pendekatan saintifik pada proses pembelajaran menggunakan konsep student
center artinya guru hanya membimbing, menilai dan mengawasi, sementara siswa
harus aktif selama pembelajaran berlangsung. Media adalah alat yang digunakan untuk mengimplementasikan proses mengamati, melalui pengamatan terhadap media akan menstimulasi siswa untuk bertanya dan berargumentasi berdasarkan pengamatannya. Guru memfasilitasi siswa untuk mencari berbagai data dan informasi terkait materi dan seputar pertanyaannya, sehingga tidak hanya guru yang dapat menjawab, tapi siswa juga mampu mencari tahu sendiri informasinya melalui buku atau internet. Setelah data di dapat, siswa berdiskusi dan mengasosiasi secara berkelompok untuk menganalisis data, kemudian data hasil diskusi dipresentasikan dan disimpulkan. Upaya guru untuk dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik ini dapat dilihat dari bagaimana cara menyusun perencanaan pembelajaran (RPP) dan bagaimana melaksanakan pembelajaran saintifik proses. Hasil keduanya dapat dilihat dari simpulan penelitian ini, yaitu :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru PAI di SMPN 2 dan SMPN 5 kota Bandung telah sesuai dengan susunan RPP berdasarkan kurikulum 2013 yang tercantum dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam RPP juga telah diuraikan perencanaan langkah-langkah pendekatan saintifik pada setiap pertemuannya, meliputi proses mengamati, menanya, mencari informasi, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan.
2. Pembelajaran yang dikembangkan oleh guru PAI di SMPN 2 dan SMPN 5 kota Bandung telah memunculkan langkah-langkah pendekatan saintifik
(12)
96
pada proses pembelajarannya. Berikut upaya-upaya yang dilakukan guru PAI untuk mengimplementasikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI :
a. Cara guru dalam mengimplementasikan proses mengamati adalah dengan melaksanakan kegiatan: a) melihat tayangan video, b) menyimak presentasi kelompok atau penjelasan guru, c) mengamati power point materi, d) melihat atau mengamati gambar, dan e) membaca buku.
b. Cara guru dalam mengimplementasikan proses menanya adalah dengan melaksanakan kegiatan:a) tanya jawab setelah presentasi selesai, dilakukan antara siswa dengan siswa atau per kelompok siswa, b) siswa bertanya kepada guru saat pembelajaran berlangsung (pada proses mengamati dan pemaparan materi dari guru), dan c) menstimulasi siswa untuk bertanya dengan reward. c. Cara guru dalam mengimplementasikan proses mencari informasi
adalah dengan memfasilitasi siswa untuk mencari data dan informasi melalui buku dan internet atau lingkungan sekitar siswa yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Kegiatan ini dapat dilakukan secara mandiri atau berkelompok.
d. Cara guru dalam mengimplementasikan proses mengkomunikasikan adalah dengan cara presentasi kelompok atau individual. Presentasi adalah cara yang utama dan paling sering dilakukan oleh guru ketika proses mengkomunikasikan berlangsung. Melalui kegiatan presentasi, guru dapat melihat kemampuan berbicara siswa di depan umum dan membelajarkan mereka tampil berani bicara serta terampil dalam berkomunikasi. e. Cara guru dalam mengimplementasikan proses menyimpulkan
adalah dengan membimbing siswa membuat kesimpulan secara mandiri pada setiap presentasi kelompok. Setiap kelompok diajarkan untuk menyimpulkan sendiri tentang pembahasan materi kelompoknya. Guru juga membimbing siswa menyimpulkan pada saat akhir pembelajaran atau kegiatan penutup pembelajaran.
(13)
97
B. Implikasi
Implikasinya bahwa pembelajaran saintifik ini sudah bisa dijalankan oleh guru PAI di SMPN 2 dan SMPN 5 kota Bandung. Guru telah berupaya untuk mengimplementasikan pembelajaran saintifik dengan baik. Terlaksananya pendekatan saintifik di SMPN 2 dan SMPN 5 kota Bandung pada proses pembelajaran menunjukan bahwa tidak semua guru masih kebingungan dalam ruang kurikulum 2013 ini. Dengan adanya beberapa sekolah yang masih menggunakan kurikulum 2013, menandakan bahwa sebenarnya guru-guru mampu melaksanakan kurikulum 2013, sehingga pemerintah tidak harus mengembalikan ke KTSP. Adapun dalam pelaksanannya pasti terdapat kesulitan-kesulitan, tetapi sejauh ini para guru dapat mengatasinya dengan cara bermusyawarah dalam MGMP PAI atau lebih banyak sharing dengan rekan guru lain yang lebih tahu.
C. Rekomendasi
1. Prodi IPAI
Sesuai dengan salah satu tujuan Prodi IPAI yaitu mencetak calon guru PAI untuk sekolah-sekolah maka dalam hal ini, Prodi IPAI harus senantiasa memfasilitasi mahasiswa dalam kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan sebagai guru PAI. Terutama mahasiswa diikutsertakan dalam seminar-seminar atau pelatihan tentang kependidikan atau tata cara mengimplementasikan kurikulum baru untuk meningkatkan kompetensi guru PAI. Serta lebih banyak mengadakan praktik mengajar, seperti cara mengajar pola kurikulum 2013, cara mengajar praktik mengurus jenazah, praktik manasik haji/umrah, praktik salat jenazah, dll.
2. Dewan Evaluasi Kurikulum 2013 / Reviewer Kurikulum 2013
Meskipun pada awalnya menemukan banyak kesulitan pada praktik pendekatan saintifik, tetapi dengan adanya penelitian ini menunjukan bahwa guru mampu melaksanakan pembelajaran saintifik apabila kurikulum 2013 terus digunakan. Tidak semua guru kebingungan dengan pendekatan saintifik ini sehingga pemerintah tidak perlu mengembalikan kepada kurikulum lama atau
(14)
98
KTSP. Guru hanya perlu diberi banyak waktu untuk melaksanakan dan mengembangkannya. Terlebih jika sosialisasi dan pelatihan kurikulum 2013 terus dilaksanakan secara berkala setiap tahunnya maka guru akan lebih terlatih dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini. Sebagaimana SMPN 2 dan SMPN 5 kota Bandung yang tetap menggunakan kurikulum 2013 maka para guru disana lebih sering mengikuti pelatihan hingga mereka mampu mengimplementasikan pembelajaran kurikulum 2013 beberapa tahun ini. Sebagai pembaharuan dalam pendidikan, akan tepat jika kurikulum 2013 diberlakukan kembali.
3. Guru PAI
Guru adalah salah satu sumber daya manusia yang sangat penting dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan, kecerdasan guru dalam mengajar akan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan menghasilkan siswa yang terampil serta memiliki kemampuan. Untuk itu, apapun kurikulum yang sedang digunakan, guru haruslah terus mengasah kemampuannya dalam mengajar dan memperbanyak ilmu serta pemahaman dalam bidang pendidikan yang dibawakannya maupun pengetahuan tentang kependidikannya. Selain siswa yang harus memenuhi kompetensi, guru juga harus memiliki kompetensi yang tinggi. Oleh karena itu, akan lebih baik jika seorang guru tidak lelah untuk terus mengikuti setiap pelatihan, seminar, ataupun program lain untuk meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru.
(1)
7
Sulastri, 2015
Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 5 Kota Bandung Tahun 2015
a. Mengetahui bagaimana guru menstimulasi siswa terhadap konsep yang
diajarkan.
b. Mengetahui bagaimana guru menstimulasi siswa untuk bertanya
tentang konsep yang diajarkan.
c. Mengetahui bagaimana guru memfasilitasi siswa dalam mengajarkan konsep yang diajarkan.
d. Mengetahui bagaimana guru membimbing siswa untuk membangun
argumentasi dari konsep yang diajarkan.
e. Mengetahui bagaimana guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
konsep yang diajarkan. D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat dijadikan sumber data bagi para pembaca khususnya guru
PAI yang sedang melaksanakan kurikulum 2013 pada
pembelajarannya.
b. Dapat memberikan sumbangan inovasi terhadap para guru PAI untuk memperluas keterampilannya dalam implemetasi pendekatan saintifik ini pada mata pelajaran PAI.
2. Manfaat Praktis
a. Bidang Pendidikan
Memberikan gambaran kepada guru PAI, tentang bagaimana cara mengimplementasikan pendekatan saintifik pada mata pelajaran PAI untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar.
b. Prodi IPAI
Memberikan informasi tentang sejauh mana pendekatan saintifik pada mata pelajaran PAI ini diterapkan oleh para guru PAI, sebagai acuan untuk mempersiapkan “calon pendidik” yang lebih baik dalam pola pengajarannya dan berkualitas dalam pengembangan cara mengajarnya.
(2)
8
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II merupakan kajian teoritis dari judul yang diambil peneliti, yaitu meliputi teori tentang pendekatan saintifik dan pembelajaran PAI.
BAB III merupakan metode penelitian yang meliputi pendekatan penelitian, pengembangan instrumen, dan prosedur pengumpulan dan analisis data. BAB IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V merupakan kesimpulan dan saran, daftar pustaka, lampiran, serta riwayat hidup.
(3)
95
Sulastri, 2015
Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 5 Kota Bandung Tahun 2015
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa guru PAI mengimplementasikan pendekatan saintifik pada proses pembelajaran menggunakan konsep student
center artinya guru hanya membimbing, menilai dan mengawasi, sementara siswa
harus aktif selama pembelajaran berlangsung. Media adalah alat yang digunakan untuk mengimplementasikan proses mengamati, melalui pengamatan terhadap media akan menstimulasi siswa untuk bertanya dan berargumentasi berdasarkan pengamatannya. Guru memfasilitasi siswa untuk mencari berbagai data dan informasi terkait materi dan seputar pertanyaannya, sehingga tidak hanya guru yang dapat menjawab, tapi siswa juga mampu mencari tahu sendiri informasinya melalui buku atau internet. Setelah data di dapat, siswa berdiskusi dan mengasosiasi secara berkelompok untuk menganalisis data, kemudian data hasil
diskusi dipresentasikan dan disimpulkan. Upaya guru untuk dalam
mengimplementasikan pendekatan saintifik ini dapat dilihat dari bagaimana cara menyusun perencanaan pembelajaran (RPP) dan bagaimana melaksanakan pembelajaran saintifik proses. Hasil keduanya dapat dilihat dari simpulan penelitian ini, yaitu :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru PAI di SMPN 2 dan SMPN 5 kota Bandung telah sesuai dengan susunan RPP berdasarkan kurikulum 2013 yang tercantum dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam RPP juga telah diuraikan perencanaan langkah-langkah pendekatan saintifik pada setiap pertemuannya, meliputi proses mengamati, menanya, mencari informasi, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan.
2. Pembelajaran yang dikembangkan oleh guru PAI di SMPN 2 dan SMPN 5
(4)
96
pada proses pembelajarannya. Berikut upaya-upaya yang dilakukan guru
PAI untuk mengimplementasikan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran PAI :
a. Cara guru dalam mengimplementasikan proses mengamati adalah dengan melaksanakan kegiatan: a) melihat tayangan video, b) menyimak presentasi kelompok atau penjelasan guru, c) mengamati power point materi, d) melihat atau mengamati gambar, dan e) membaca buku.
b. Cara guru dalam mengimplementasikan proses menanya adalah dengan melaksanakan kegiatan:a) tanya jawab setelah presentasi selesai, dilakukan antara siswa dengan siswa atau per kelompok siswa, b) siswa bertanya kepada guru saat pembelajaran berlangsung (pada proses mengamati dan pemaparan materi dari guru), dan c) menstimulasi siswa untuk bertanya dengan reward. c. Cara guru dalam mengimplementasikan proses mencari informasi
adalah dengan memfasilitasi siswa untuk mencari data dan informasi melalui buku dan internet atau lingkungan sekitar siswa yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Kegiatan ini dapat dilakukan secara mandiri atau berkelompok.
d. Cara guru dalam mengimplementasikan proses
mengkomunikasikan adalah dengan cara presentasi kelompok atau individual. Presentasi adalah cara yang utama dan paling sering
dilakukan oleh guru ketika proses mengkomunikasikan
berlangsung. Melalui kegiatan presentasi, guru dapat melihat kemampuan berbicara siswa di depan umum dan membelajarkan mereka tampil berani bicara serta terampil dalam berkomunikasi.
e. Cara guru dalam mengimplementasikan proses menyimpulkan
adalah dengan membimbing siswa membuat kesimpulan secara mandiri pada setiap presentasi kelompok. Setiap kelompok diajarkan untuk menyimpulkan sendiri tentang pembahasan materi kelompoknya. Guru juga membimbing siswa menyimpulkan pada saat akhir pembelajaran atau kegiatan penutup pembelajaran.
(5)
97
Sulastri, 2015
Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 5 Kota Bandung Tahun 2015
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Implikasi
Implikasinya bahwa pembelajaran saintifik ini sudah bisa dijalankan oleh guru PAI di SMPN 2 dan SMPN 5 kota Bandung. Guru telah berupaya untuk mengimplementasikan pembelajaran saintifik dengan baik. Terlaksananya pendekatan saintifik di SMPN 2 dan SMPN 5 kota Bandung pada proses pembelajaran menunjukan bahwa tidak semua guru masih kebingungan dalam ruang kurikulum 2013 ini. Dengan adanya beberapa sekolah yang masih menggunakan kurikulum 2013, menandakan bahwa sebenarnya guru-guru mampu melaksanakan kurikulum 2013, sehingga pemerintah tidak harus mengembalikan ke KTSP. Adapun dalam pelaksanannya pasti terdapat kesulitan-kesulitan, tetapi sejauh ini para guru dapat mengatasinya dengan cara bermusyawarah dalam MGMP PAI atau lebih banyak sharing dengan rekan guru lain yang lebih tahu. C. Rekomendasi
1. Prodi IPAI
Sesuai dengan salah satu tujuan Prodi IPAI yaitu mencetak calon guru PAI untuk sekolah-sekolah maka dalam hal ini, Prodi IPAI harus senantiasa memfasilitasi mahasiswa dalam kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan sebagai guru PAI. Terutama mahasiswa diikutsertakan dalam seminar-seminar atau pelatihan tentang kependidikan atau tata cara mengimplementasikan kurikulum baru untuk meningkatkan kompetensi guru PAI. Serta lebih banyak mengadakan praktik mengajar, seperti cara mengajar pola kurikulum 2013, cara mengajar praktik mengurus jenazah, praktik manasik haji/umrah, praktik salat jenazah, dll.
2. Dewan Evaluasi Kurikulum 2013 / Reviewer Kurikulum 2013
Meskipun pada awalnya menemukan banyak kesulitan pada praktik pendekatan saintifik, tetapi dengan adanya penelitian ini menunjukan bahwa guru mampu melaksanakan pembelajaran saintifik apabila kurikulum 2013 terus digunakan. Tidak semua guru kebingungan dengan pendekatan saintifik ini sehingga pemerintah tidak perlu mengembalikan kepada kurikulum lama atau
(6)
98
KTSP. Guru hanya perlu diberi banyak waktu untuk melaksanakan dan mengembangkannya. Terlebih jika sosialisasi dan pelatihan kurikulum 2013 terus dilaksanakan secara berkala setiap tahunnya maka guru akan lebih terlatih dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini. Sebagaimana SMPN 2 dan SMPN 5 kota Bandung yang tetap menggunakan kurikulum 2013 maka para guru disana lebih sering mengikuti pelatihan hingga mereka mampu mengimplementasikan pembelajaran kurikulum 2013 beberapa tahun ini. Sebagai pembaharuan dalam pendidikan, akan tepat jika kurikulum 2013 diberlakukan kembali.
3. Guru PAI
Guru adalah salah satu sumber daya manusia yang sangat penting dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan, kecerdasan guru dalam mengajar akan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan menghasilkan siswa yang terampil serta memiliki kemampuan. Untuk itu, apapun kurikulum yang sedang digunakan, guru haruslah terus mengasah kemampuannya dalam mengajar dan memperbanyak ilmu serta pemahaman dalam bidang pendidikan yang dibawakannya maupun pengetahuan tentang kependidikannya. Selain siswa yang harus memenuhi kompetensi, guru juga harus memiliki kompetensi yang tinggi. Oleh karena itu, akan lebih baik jika seorang guru tidak lelah untuk terus mengikuti setiap pelatihan, seminar, ataupun program lain untuk meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru.