PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA MUSEUM TERHADAP KEPUTUSAN MENGUNJUNGI MUSEUM SRIBADUGA BANDUNG: Survei PadaPengunjung Museum Sribaduga Bandung.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR……….. iii

DAFTAR ISI….……… vi

DAFTAR TABEL……….………... ix

DAFTAR GAMBAR……… xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Penelitian………... 1

1.2 Identifikasi Masalah………... 9

1.3 Rumusan Masalah………. 10

1.4TujuanPenelitian………. 1.5 Keunggulan Penelitian………. 10 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 KajianPustaka………... 12

2.1.1 Konsep Pemasaran Jasa………... 12

2.1.2 Pariwisata... 15

2.1.3 Museum………. 19

2.1.4 Konsep Bauran Pemasaran……….. 22

2.1.5 Keputusan Pembelian……… 33

2.1.6 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 36

2.1.7 Hubungan Bauran Pemasaran Jasa Museum dengan Keputusan Pembelian 39 2.2 Penelitian Terdahulu……… 41

2.3 Kerangka Pemikiran………. 42

2.4 Hipotesis……… 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 ObjekPenelitian……… 48


(2)

3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian………... 48

3.2.1 Metode Penelitian……… 48

3.2.2 Desain Penelitian………. ... 50

3.3 OperasionalisasiVariabel……….. 51

3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 55

3.4.1 Sumber Data... 55

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data... 56

3.5 Populasi dan Sampel………...…... 58

3.5.1 Populasi ... 58

3.5.2 Sampel ... 58

3.6 Uji Validitas dan Realiabilitas………... 59

3.6.1 Uji Validitas………... 59

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 64

3.7 Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis……….. 66

3.7.1 Teknik Analisis Data……….. 66

3.7.2 Rancangan Uji Hipotesis... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1HasilPenelitian………..………... 76

4.1.1 GambaranUmum Objek Penelitian ... 76

4.1.2 Karakteristik Responden ... 80

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………….. 80

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………. 81

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status………... 82

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Trakhir…….. 82

4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan………. 83

4.1.3 Pengalaman Responden……….. ...…... 84 4.1.3.1 Penilaian Responden Terhadap Museum yang Ada di Kota

Bandung


(3)

4.1.3.2 Pernyataan Dari Mana Responden Mengetahui Keberadaan Museum Sribaduga

85

4.1.3.3 Pernyataan Dengan Siapa Responden Berkunjung ke Museum Sribaduga

86

4.1.3.4 Pernyataan Berapa Lama Responden Berkunjung di Museum Sribaduga

88

4.1.4.1 Pengujian Asumsi Regresi... 85 4.1.4 Gambaran Hasil Penelitian……….

4.1.4.1 Tanggapan Responden Mengenai Bauran Pemasaran Jasa Museum

4.1.4.2 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Beuran Pemasaran Jasa Museum

4.1.4.3 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Mengunjungi Museum

4.1.4.4 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Mengunjungi Museum

4.1.5 Hasil Pengujian Statistik………. 4.1.5.1 Pengujian Asumsi Regresi………... 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian………..

88 89

97

101

108

111 112 118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………. 119 5.2 Saran………... 121

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kunjungan Wisata menurut Pintu Masuk Bandara di Indonesia... 3 Tabel 1.2 Jumlah Kunungan Wisatawan Ke Objek Wisata Di Provinsi Jawa

Barat

4

Tabel 1.3 Perkembangan Jumlah Wisatawan di Kota Bandung………... 4

Tabel 1.4 Tingkat Kunungan Museum di Kota Bandung……… 5

Tabel 1.5 Rekapitulasi Hasil Survey Prapenelitian Mengenai Bauran Pemasaran Jasa Museum

8

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel………...………... 52

Tabel 3.2 Sumber Data dan Jenis Data ………... 56 Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Bauran Pemasaran Jasa Museu... 62 Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Keputusan Mengunjungi Museum…….. 63 Tabel 3.5 Hasil Pengujian Realibilitas Bauran Pemasaran Jasa Museum dan

Keputusan Mengunjungi Museum

66

Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden……… 67

Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Skor………... 67

Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Korelasi…………... ... 70 Tabel 3.9 Pedoman Untuk Memberikan Klasifikasi Pengujian Pengaruh....… 74 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Klamin …………... 80

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….. 81

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status……… 82

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir……… 82

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan………. 83

Tabel 4.6 Pengalaman Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Museum

yang ada di Kota Bandung 85

Tabel4.7 Pernyataan Dari Mana Responden Mengetahui Keberadaan Museum Sribaduga


(5)

Tabel 4.8 Pernyataan Dengan Siapa Responden Berkunjung ke Museum Sribaduga

87

Tabel 4.9 Pernyataan Berapa Lama Respinden Berkunjung di Museum Sribaduga

88

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Bauran Pemasaran Jasa Museum Berdasarkan Product

90

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Bauran Pemasaran Jasa Museum Berdasarkan price

91

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Bauran Pemasaran Jasa Museum Berdasarkan Place

93

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Bauran Pemasaran Jasa Museum Berdasarkan Promotion

94

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Bauran Pemasaran Jasa Museum Berdasarkan People

96

Tabel 4.15 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Bauran Pemasaran Jasa Museum

97

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Mengunjungi Museum Berdasarkan Pilihan Produk atau Jasa

102

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Mengunjungi Museum Berdasarkan Pilihan Merek

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Mengunjungi Museum Berdasarkan Pilihan Waktu Kunjungan

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Mengunjungi Museum Berdasarkan Jumlah Kunjungan

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Mengunjungi Museum Berdasarkan Metode Pembayaran

Tabel 4.21 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Mengunjungi Museum 103 105 106 107 108


(6)

Tabel 4.22 Output Kotelasi Tabel 4.23 Interpretasi Nilai r

Tabel 4.24 Output Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Museum Terhadap Keputusan Mengunjungi Museum

Tabel 4.25 Output Koefisien Regresi Tabel 4.26 Output ANOVA

Tabel 4.27 Nilai Signifikan Uji t

113 114 115

115 117 117


(7)

Daftar Gambar

Gambar 2.1 The Sevices Marketing Triangle……… 14

Gambar 2.2 Pengelompokan Pengunjung……….……….. 17

Gambar 2.3 Element of The Museum Marketing.……… 25

Gambar 2.4 Tingkatan Produk………..……….. 26

Gambar 2.5 Product Concepts in Museum Marking……… 27

Gambar 2.6 Model Proses Keputusan Pembelian Konsumen………. 37

Gambar 2.7 Hubungan Antara Bauran Pemasaran Jasa Museum Dengan Keputusan Pembelian 41 Gambar 2.8 Kerangka Penelitian ……….…. 46

Gambar 2.8 Pradigma Penelitian ………..……….…… 47

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Museum Sribaduga ………..……….. 79

Gambar 4.2 Hasil Kontinum Bauran Pemasaran Jasa Museum ………. 100

Gambar 4.3 Hasil Kintinum Keputusan Mengunjungi Museum……….

Gambar 4.4 Probability Plot………...

110 112


(8)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bauran pemasaran jasa museum serta pengaruhnya terhadap keputusan berkunjung ke museum Sribaduga Bandung. Penelitian ini akan meneliti dua variable, yaitu variabel bebas dan vaiabel terikat. Variabel bebas (Independent variable) yang diteliti adalah bauran pemasaran jasa dan variabel terikat (Dependent variable) yang diteliti adalah keputusan berkunjung ke museum Sribaduga Bandung. Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah para pengunjung yang datang ke museum Sribaduga Bandung.

3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan penelitian verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:86) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain”. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat. Melalui penelitian deskriptif ini, maka dapat diperoleh


(9)

gambaran mengenai pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan mengunjungi objek wisata museum Sribaduga Bandung.

Sedangkan penelitian verifikatif menurut Mashuri (2008:45) “penelitian verifikatif adalah memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”. Dalam penelitian yang dilakukan ini akan diuji mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan, mengenai pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan mengunjungi objek wisata museum Sribaduga Bandung.

Berdasarkan jenis penelitian yang di lakukan yaitu penelitian deskriptif dan penelitian verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2012:11) yang dimaksud dengan metode survey adalah “metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditentukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun pisikologis”. Penelitian ini menggunakan metode explanatory survet karena mengumpulkan informasi dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian melalui penyebaran kusioner dengan tujuan untuk mengatahui pendapat dari sebagian populasi yang akan diteliti terhadap pemasalahan penelitian.


(10)

Penelitian ini dilakukan pada jangka waktu tertentu, maka penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Menurut Aziz Firdaus (2012:17) cross sectional merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan pada suatu waktu tertentu,

dimana dilakukan pengamatan terhadap suatu objek yang selanjutnya objek tersebut dianalisis dan diambil suatu kesimpulan”.

3.2.2 Desain Penelitian

Menurut Moh. Nazir dalam Umi Narimawati (2010:30) menyatakan bahwa:

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian”. Desain penelitian ini dilakukan guna mengumpulkan, mengukur dan melakukan analisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian serta membantu dalam memudahkan pelaksanaan penelitian.

Menurut Husein Umar (2003:62), terdapat tiga jenis desain penelitian, yaitu : 1. Desain deskriptif

Desain deskriptif adalah desain riset yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu.

2. Desain kausal

Desain kausal yaitu desain riset yang digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat.


(11)

Desain eksplanatori yaitu desain riset yang berusaha mencari ide-ide atau hubungan-hubungan baru.

Tipe desain penelitian ini berhubungan dengan tingkat analisis yang direncanakan oleh peneliti terhadap data yang dikumpulkan.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausalitas. Desain Kausalitas ini bertujuan untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat, sehingga diketahui mana yang menjadi variabel yang mempengaruhi, mana variabel yang dipengaruhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan mengunjungi objek wisata museum Sribaduga Bandung.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel-variabel dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan atau mengarahkan dalam menyusun alat ukur data yang diperlukam berdasarkan konseptual penelitian yang telah dikemukakan dan batasan operasional dari masing-masing variabel penelitian. Pengertian variabel menurut Sugiyono (2012:59) adalah ”suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu bauran pemasaran jasa (X) sebagai variabel bebas (independent variabel), dan keputusan mengunjungi objek wisata museum Sri


(12)

Baduga (Y) sebagai variabel terikat (dependent variabel). Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Bauran Pemasaran Jasa

Museum (X)

Suatu alat dalam strategi pemasaran untuk menciptakan hubungan dan komunikasi dengan pengunjung. Bauran pemasaran jasa museum merunut kotler, et al (2008:28) meliputi product,

place, price, promotion, dan people.

Product - Tingkat keragaman benda-benda

peninggalan yang dipamerkan

- Tingkat keragaman prorgam acara/event dilakukan pihak museum

- Tingkat keragaman penjualan souvenir - Tingkat keterawatan koleksi

- Tingkat keterawatan kondisi bangunan - Tingkat keunikan tata letak ruang


(13)

pameran

- Tingkat keunikan nama museum

Price - Tingkat harga tiket masuk museum

Ordinal

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Place - Tingkat

kestrategisan lokasi - Tingkat kemudahan transportasi umum -Tingkat keleluasaan tempat parkir - Tingkat kebersihan fasilitas lainnya seperti toilet, dan mushola

- Tingkat rekomendasi konsumen mengenai fasilitas lainnya, seperti kantin

Ordinal

Promotion - Tingkat intensitas iklan yang diketahui pengunjung melalui


(14)

media cetak - Tingkat intensitas iklan yang diketahui pengunjung melalui media elektronik - Tingkat kelengkapan berita tenteang

museum di website

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

People - Tingkat keramahan petugas

- Tingkat kesigapan petugas

- Tingkat kemudahan mendapatkan

informasi dari petugas

Ordinal Keputusan Pembelian (Y) Menurut Kotller dan Keller (2012:160) pengertian keputusan pembelian: ”Consumer behavior is the buying behavior of the final

Pilihan Produk atau Jasa

Pilihan Merek

- Tingkat keunggulan koleksi Museum - Tingkat kepuasan dalam melihat koleksi museum

- Tingkat citra objek wisata Sribaduga - Tingkat pengalaman terhadap merek melalui jasa yang

Ordinal


(15)

consumer- individuals anf household who buy goods and services for personal consumption”. Pilihan Waktu Kunjungan diberikan.

- Tingkat kemenarikan berkunjung pada saat

weekend

- Tingkat kemenarikan berkunjung pada saat

weekday

Ordinal

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Jumlah Kunjungan

- Tingkat frekuensi kunjungan ke museum secara rombongan

- Tingkat frekuensi kunjungan ke museum secara individu Ordinal Metode Pembayaran Tingkat kemudahan dalam melakukan pembayaran Ordinal

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan sumber data yang diperlukan dalam

kegiatan penelitian. Menurut Sugiyono (2012:137), “ Sumber data penelitian


(16)

data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data”.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari :

1. Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari responden penelitian melalui kuesioner yang telah dipersiapkan.

2. Data sekunder, yaitu data-data yang mendukung data primer , diperoleh melalui dokumen-dokumen atau laporan yang bersumber dari Museum Sri Baduga, Dinas Pariwisata dan kebudayaan Jawa Barat, dan media elektronik.

Tabel 3.2

Sumber Data dan Jenis Data

No Jenis Data Sumber Data Kategori Data

1 Kunjungan wisatawan ke Indonesia Badan pusat statistika Sekunder 2 Jumlah kunjungan wisatawan ke

objek wisata di provinsi Jawa Barat

Dinas pariwisata dan kebudayaan Jawa Barat

Sekunder

3 Perkembangan jumlah wisatawan di kota Bandung

Dinas pariwisata dan kebudayaan kota Bandung dan BPS Kota Bandung

Sekunder

4 Tingkat Kunjungan Museum di Kota

Bandung

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung (2012) dan Modifikasi Laporan Jumlah Pengunjung Museum

Sekunder

5 Hasil Pra penelitian Masyarakat Bandung Primer


(17)

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Untuk mendapatkan data diperlukan cara yang dapat mendukung pengumpulan data itu. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan diperpustakaan dengan cara membaca, mengumpulkan dan mencatat serta mempelajari buku-buku, literatur-literatur, serta sumber data lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yangbersifat teoritis untuk yang diteliti, sehingga penelitian ini mempunyai landasan yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah dan bukannya hanya sekedar coba-coba (Trial Error).

2. Studi lapangan, yang terdiri dari :

a. Observasi dengan cara mengadakan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk melengkapi data yang diperlukan dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti yaitu mengamati secara langsung pada Museum Sri Baduga.


(18)

b. Wawancara peneliatian yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung, dengan pihak yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Pertanyaan yang diajukan bersifat bebas dan terbuka, orang- orang yang dipilih yakni orang- orang yang mempunyai wewenang dan mampu menjelaskan serta memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

3. Kuisioner

Kuisioner merupakan daftar pertanyan yang telah di siapkan oleh peneliti untuk disampaikan kepada responden yang akan di isi sendiri oleh reponden. Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada seluruh responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/sebjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Penentuan populasi harus dimulai dengan

penentuan yang jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang dimana populasi yang akan menjadi cangkupan kesimpulan penelitian.


(19)

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah rata- rata kunjungan setiap bulan Museum Sribaduga dalam satu tahun terakhir sebanyak 6.647 orang. Museum Sri Baduga berlokasi di Jl. BKR No. 185 Bandung.

3.5.2 Sampel

Pengertian sampel menurut sugiyono (2012:62) menyatakan bahwa : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu”.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode teknik sampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel insidental terhadap siapa saja yang secara kebetulan / insidental mengunjungi museum Sribaduga. Ukuran sampel akan ditentukan berdasarkan metode pengukuran sampel yang dikemukakan oleh Slovin dengan rumus sebagai berikut,

� �

+ ��² � + . 4. 4 , ²

n= 98,51 Keterangan :


(20)

N : Ukuran Populasi

e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolelir (0,1)

Maka berdasarkan teknik slovin tersebut didapatkan jumlah sampel minimal sebanyak 98 orang yang berkunjung ke museum Sribaduga, dan dibulatkan menjadi 100 orang responden sebagai sampel nya.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.6.1 Uji Validasi

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian karena menggunakan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai bentuk hipotesis, oleh karena itu perlu dilakukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Benar tidaknya data tergantung dari instrumen pengumpulan data, sedangkan insrtumen yang baik memiliki dua persyaratan yaitu validitas dan reliabilitas.

Menurut Sastradiputra (2005:302), validitas merupakan derajat hingga sejauh mana ketepatan dan ketelitian suatu alat ukur dalam mengukur gejala. Sedangkan menurut Arikunto (2006:144), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sugiyono (2012:121) berpendapat bahwa hasil penelitian valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.. Pada penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrument bauran pemasaran jasa museum sebagai variabel X dan keputusan mengunjungi museum sebagai variabel Y.


(21)

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji validitas dari suatu insrumen adalah rumus korelasi product moment atau pearson’s product moment coefficient of

correlation,yaitu:

Suharsimi Arikunto (2010:2013)

Keterangan:

r = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjek dalam setiap item Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item X = jumlah skor dalam distribusi X

Y = jumlah skor dalam distribusi Y

X² = jumlah kuadrat masing-masing skor X Y² = jumlah kuadrat masing-masing skor Y n = banyaknya responden

Menurut Sugiyono (2012:126), syarat minimum untuk dianggap suatu butir

instrument valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3, maka semua pernyataan yang

dimiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus diperbaiki atau diulang karena dianggap tidak valid.

Keputusan pengujian validitas reponden menggunakan taraf signifikan sebagai berikut:


(22)

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden dikatakan valid jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung ≥ rtabel)

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung ≤ rtabel)

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS 19.0 for

windows, maka diketaahui dari 19 pernyataan tentang beuran pemasaran jasa museum

seluruh pernyataan dinyatakan valid. Secara lebih jelas bias dilihat dari hasil uji validitas pada tabel 3.3

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validasi Bauran Pemsaran Jasa Museum

No. Item Pernyataan r hitung r tabel Keputusan

Bauran Pemasaran Jasa Museum ( X )

1 Keragaman benda-benda

peninggalan yang dipamerkan

0,481 0,374 Valid

2 Keragaman program acara/event

yang dilakukan pihak museum

0,480 0,374 Valid

3 Keragaman penjualan souvenir 0,427 0,374 Valid

4 Keterawatan koleksi museum 0,381 0,374 Valid

5 Keterawatan kondisi bangunan 0,765 0,374 Valid

6 Keunikan tata letak ruang pameran 0,452 0,374 Valid


(23)

8 Harga tiket masuk museum 0,521 0,374 Valid

9 Kestrategisan lokasi museum 0,693 0,374 Valid

10 Kemudahan trasportasi umum 0,554 0,374 Valid

11 Keleluasaan tempat parker 0,677 0,374 Valid

12 Kebersihan fasilitas museum 0,506 0,374 Valid

13 Rekomendasi konsumen mengenai

fasilitas lainnya, seperti kantin

0,463 0,374 Valid

14 Intensitas iklan yang diketahui pengunjung melalui media cetak

0,609 0,374 Valid

15 Intensitas iklan yang diketahui pengunjung melalui media elektronik

0,610 0,374 Valid

16 Kelengkapan berita tentang museum

di website/internet

0,484 0,374 Valid

17 Keramahan petugas museum 0,770 0,374 Valid

18 Kesigapan petugas museum 0,455 0,374 Valid

19 Kemudahan mendapatkan informasi

dari petugas museum

0,619 0,374 Valid

Sumber: hasil pengolahan data 2014 menggunakan SPSS 19for Windows

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan bantuan program SPSS for

windows, maka diketahui dari 9 pernyataan tentang keputusan mengunjungi museum

seluruh pernyataan dinyatakan valid. Secara lebih jelas bisa dilihat dari hasil uji validitas pada tabel 3.4

Tabel 3.4


(24)

No. Item Pernyataan r hitung r tabel Keputusan Keputusan Mengunjungi Museum ( Y )

1 Keunggulan koleksi museum 0,378 0,374 Valid

2 Kepuasan dalam melihat koleksi

museum

0,537 0,374 Valid

3 Citra objek wisata museum 0,520 0,374 Valid

4 Pengalaman terhadap merek melalui

jasa yang diberikan

0,622 0,374 Valid

5 Kemenarikan berkunjung pada ssat

weekend

0,600 0,374 Valid

6 Kemenarikan berkunjung pada ssat

weekend

0,655 0,374 Valid

7 Frekuensi kunjungan ke museum

secara rombongan

0,409 0,374 Valid

8 Frekuensi kunjungan ke museum

secara individu

0,740 0,374 Valid

9 Kemudahan dalam melakukan

pembayaran

0,485 0,374 Valid

Sumber: hasil pengolahan data 2014 menggunakan SPSS 19for Windows

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2012:121) reliabilitas adalah tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur, alat ukur yang reilabel adalah alat ukur yang mampu mengunkap data yang cukup dapat dipercaya. Alat ukur yang mantap dengan


(25)

sendirinya akan dapat diandalkan, hasilnya bisa diramalkan dan dapat menunjukka tingkat ketepatan. Rerialibel artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan.

Setelah melakukan uji validitas langkah selanjutnya adalah kuesioner diuji dengan uji realibilitas. Pengujian reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan oleh responden. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Apabila suatu alat ukur telah dinyatakan valid maka selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji.

Untuk menguji tingkat reliabilitas dapat digunakan rumus Alpha Croanbach yang merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Rumus Alpha Croanbach adalah sebagai berikut :

R11= ⌈ �

� − ⌉ [ −∑ ��� ] Keterangan:

r11 = Reabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal Sr2 = Deviasi Standar Total

∑Sb2 = Jumlah deviasi standar bulir Sedangkan rumus variansnya adalah:

S

2

=

∑� �


(26)

Keterangan:

N = Jumlah sampel

n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih S2 = Nilai varians

Ketentuan uji reabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika �ℎ� > � maka item pertanyaan dikatakan realiabel. 2. Jika �ℎ� ≤ � maka item pertanyaan dikatakan tidak realiabel.

Perhitungan reliabilitas item pada penelitian ini menggunakan bantuan dari SPSS 19for windows.

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Realibilitas Bauran Pemasaran Jasa Museum dan Keputusan Mengunjungi Museum Sribaduga

No Variabel Alpha Cronbrach Kesimpulan

1 Bauran Pemasaran Jasa Museum 0,743 Reliable

2 Keputusan Mengunjungi Museum 0,733 Reliable

Sumber: hasil pengolahan data 2014 menggunakan SPSS 19for Windows

3.7Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 3.7.1Teknik Analisis Data


(27)

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner, yang dimana kuesioner tersebut disusun penulis atas dasar veriabel – variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan data maupun keterangan mengenai pengaruh bauran pemasaran jasa museum terhadap keputusan mengunjungi museum Sribaduga. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal. Penganalisaan data dalam penelitian ini dikelompokan ke dalam tiga langkah, yaitu:

1. Menyusun data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kelengkapan identitas responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Tabulasi data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Memberi skor pada setiap item

b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Menyusun rangking skor pada setiap variabel 3. Menganalisis data

Yaitu proses pengolahan data yang menggunakan rumus-rumus statistik,

menginterprestasi data agar diperoleh suatu kesimpulan. Untuk

mengkategorikan hasil perhitungan digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai dengan 100%. Penafsiran hasil pengolahan data berdasarkan batas-batas, sebagai berikut:

Tabel 3. 6


(28)

No Kriteria Penafsiran Keterangan

1 0% Tidak Seorangpun

2 1%-15% Sebagian Kecil

3 26%-49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51%-75% Sebagian Besar

6 76%-99% Hampit Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sedangkan untuk mengkategorikan skor ideal digunakan penafsiran kriteria interpretasi skor yang diambil dari 0% sampai dengan 100%. Penafsiran kriteria interpretasi skor berdasarkan batas-batas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Interpretasi Skor

No Kriteria Penafsiran Keterangan

1 0% - 20% Sangat Lemah

2 21% - 40% Lemah

3 41% - 60% Cukup

4 61% - 80% Kuat

5 81% - 100% Sangat Kuat

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi dan regresi linier sederhana, karena penelitian ini hanya menganalisis dua variabel, yaitu Bauran pemasaran jasa museum sebagai variabel bebas (X), dan


(29)

keputusan mengunjungi museum sebagai variabel terikat (Y), adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Method Of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Method Of Successive Interval. Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagi berikut :

a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban.

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut :

Scale Value = �� � � � � �� �� � − �� � � � � � �� �


(30)

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data varibel independent dengan variabel dependent serta ditentukan persamaan yang berlaku utnuk pasangan-pasangan tersebut.

2. Analisis Korelasi

Setelah data yang terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka langkah selanjutnya adalah menghitungnya dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan antara kedua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif.

Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan X) pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunanY). Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan X dan Y disebut koefisien korelasi (r) Nilai koefisien paling sedikit –1 dan paling besar 1 (-1 < r < 1), artinya jika :

r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekat 1, hubungan sangat kuat dan positif)

r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati –1, hubungan sangat kuat dan negatif)

r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan

Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson (Pearson’s Product Moment Coefficient Of Correlation), yaitu :


(31)

r = N ∑ XY − ∑ X ∑ Y

√(N ∑ X − ∑ X ) (N ∑ Y − ∑ Y ) (Sugiyono. 2012:248)

Tabel 3.8

Klasifikasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi

Linier Sederhana. Dalam analisis regresi sederhana ini terdapat dua variabel yang

diramalkan (dependent variable) yaitu Brand Image, dengan satu variabel bebas (independent variable) yang mempengaruhi yaitu strategi Communal Activation. Maka bentuk umum persamaannya adalah:

Ŷ = + �

Dimana:

Ŷ = Subjek variabel dependent yang diprediksikan (variable keputusan konsumen) X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu (variable


(32)

a = Harga Y jika X = 0

b = Angka arah koefisien regresi (Sugiyono, 2012:270)

Untuk menghitung nilai a dan b maka digunakan metode kuadrat terkecil dengan rumus sebagai berikut:

= ∑ ∑ − ∑− ∑

= ∑ − ∑− ∑ ∑ (Sugiyomo, 2012:272)

X (Bauran Pemasaran Jasa Museum) dikatakan mempengaruhi Y (Keputusan

Mengunjungi Museum), jika berubahnya X (Bauran Pemasaran Jasa Museum) akan

menyebabkan adanya perubahan nilai Y (Keputusan Mengunjungi Museum), artinya naik turunnya X (Bauran Pemasaran Jasa Museum) akan membuat nilai Y (Keputusan Mengunjungi Museum) juga naik atau turun.

3.7.2 Rancangan Uji Hipotesis

Hipotesis umum yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Terdapat pengaruh antara bauran pemasaran jasa museum terhadap keputusan mengunjungi museum Sribaduga. Sebelum membuat kesimpulan, terlebih dahulu melakukan pengujian atas tingkat keberartian korelasi hasil perhitungan tersebut. Tingkat keberartian ini di uji dengan uji hipotesis. Rumus yang digunakan adalah uji signifikan dengan korelasi (uji t student), yaitu :

(Riduwan, 2005:137) N


(33)

Keterangan:

t = Distribusi student

rs = Koefisien korelasi dari uji independent (kekuatan korelasi)

N = Banyaknya sampel

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : Jika hitung t > tabel t , maka maka Ha diterima dan H0 ditolak

Jika hitung t < tabel t , maka H0 diterima dan Ha ditolak

Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau pengolahan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut :

Ho: ρ < 0 : Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Bauran pemasaran jasa museum dengan Keputusan mengunjungi museum Sribaduga

Ha : ρ > 0 : Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Bauran pemasaran jasa museum dengan keputusan mengunjungi museum Seibaduga

Untuk menguji keberartian koefisien arah regresi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini :

� = ����


(34)

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan, adalah : Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak

Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang satu dan dk penyebut (k-2) serta pada uji satu pihak, yaitu pihak kanan. Secara statistik, pengujian hipotesis keberartian koefisien arah regresi adalah :

Ho: ρ < 0 : Artinya koefisien arah regresi antara Bauran pemasaran jasa museum dengan Keputusan mengunjungi museum Sribaduga tidak berarti atau bernilai negatif

Ha : ρ > 0 : Artinya koefisien arah regresi antara Bauran pemasaran jasa museum dengan keputusan mengunjungi museum Sribaduga berarti atau bernilai positif

Untuk menguji kelinieran regresi dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini: � =

Dimana:

b = koefisien regresi s(b ) = standar error

Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik pengujian hipotesis kelinieran regresi adalah :


(35)

Ho : ρ < 0 : artinya antara Bauran pemasaran jasa museum terhadap keputusan mengunjungi museum Sribadugakoefisien arah regresinya tidak linier.

Ha : ρ > 0 : artinya antara Bauran pemasaran jasa museum terhadap Keputusan mengunjungi museum Sribaduga koefisien arah regresinya linier. Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan, adalah :

Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Adapun pedoman untuk memberikan klasifikasi pengujian pengaruh dari X (Bauran pemasaran jasa museum) terhadap Y (Keputusan mengunjungi museum) yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.9

Pedoman Untuk Memberikan Klasifikasi Pengujian Pengaruh

Besar Koefisien Klasifikasi

<20 Sangat Rendah/Lemah/Dapat Diabaikan

0,20 – 0,40 Rendah/lemah

0,40 – 0,70 Sedang

0,70 – 0,90 Tinggi/kuat

0,90 – 1,00 Sangat Tinggi/Sangat Kuat

Secara statistik, hipotesis yang digunakan akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis.


(36)

Ho = tidak terdapat pengaruh antara Bauran pemasaran jasa museum terhadap Keputusan mengunjungi museum Sribaduga

Ha = terdapat pengaruh antara Bauran pemasaran jasa museum terhadap Keputusan mengunjungi museum Sribaduga

2. Kriteria pengujian hipotesis

Ho diterima bila t hitung lebih kecil dari t tabel, dan Ha diterima bila t hitung lebih besar dari harga t tabel.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh bauran pemasaran jasa museum terhadap keputusan mengunjungi museum Sribaduga Bandung, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran bauran pemasaran jasa museum yang terdiri dari product, price,

place, promotion, dan people menurut pengunjung museum Sribaduga

Bandung berada pada kategori tinggi.. Dilihat dari perolehan skor tertinggi bserta harga yang merupakan dimensi bauran pemasaran museum yang paling baik, karena tiket masuk museum dinilai murah oleh pengunjung. Sedangkan promosi merupakan dimensi bauran pemasaran museum yang kurang baik dikarenakanrada pada indikator product yaitu salah satu indikator yang sangat penting dalam museum Sribaduga agar menarik para pengunjung yang datang ke museum Sribaduga.

2. Gambaran keputusan mengunjungi museum Sribaduga Bandung yang terdiri dari lima indikator yaitu pilihan produk atau jasa, pilihan merek, pilihan waktu kunjungan, jumlah kunjungan, dan metode pembayaran menurut pengunjung museum Sribaduga Bandung berada pada kategori tinggi. Dilihat dari perolehan skor tertinggi berada pada indikator jumlah kunjungan, jumlah


(38)

mengunjungi museum Sribaduga yang ingin menambah ilmu pengetahuan dan memberikan pengalaman kepada pengunjung.

3. Bauran pemasaran jasa museum yang terdiri dari lima indikator yakni

product, price, place, promotion, dan people memiliki pengaruh terhadap

keputusan mengunjungi museum Sribaduga Bandung yang terdiri dari lima indikator yakni pilihan produk atau jasa, pilihan merek, pilihan waktu kunjungan, jumlah kunjungan, dan metode pembayaran. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukan terdapat pengaruh yang kuat antara bauran pemasaran jasa museum terhadap keputusan mengunjungi museum Sribaduga.

5.2 Saran

1. Agar museum Sribaduga dikenal oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, pihak museum Sribaduga harus lebih intens mempromosikan lewat media cetak, dan juga pada jaman jaman sekarang ini berita lebih cepat di tangkap oleh masyarakat luas adalah lewat website atau internet, maka pihak museum harus lebih meng update berita tentang museum lewat website atau internet.

2. Museum Sribaduga disarankan untuk sering mengadakan acara atau event yang beragam agar semakin banyak wisatawan yang mengunjungi museum Sribaduga.

3. Saran untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian terhadap faktor – faktor lain yang mempengaruhi keputusan mengunjungi museum


(39)

Sribaduga sehingga dapat memberikan hasil dan kontribusi maksimal baik itu bagi peneliti maupun bagi museum yang ada di kota Bandung agar wisatawan lebih memilih untuk mengunjungi museum di Kota Bandung yang banyak memberikan manfaat untuk kedepannya.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Fitzsimmons. 2011. Service Management Operations, Strategy and Information Technology. New York : Mc Graw Hill

Kotler. P., Bowen, J., &Makens, J. (2010) Marketing for Hospitality and Tourism. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip and Armstrong, Gary. (2009). Priciples of Marketing, Pearson Prentice Hall: New Jersey.

Kotler, Philip and Armstrong, Gary. (2001). Priciples of Marketing, Pearson Prentice Hall: New Jersey.

Kotler, Neil G, and Kotler, Philip. (2008). Museum Marketing & Strategy. United States of America: Jossy-Bass.

Lovelock, H. Christopher, 2004. Managing Service: Marketing Operation and Humans---Resources, New Jersey, Prentice Hall International, Inc. Museum di Jawa Barat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. 2010 Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.


(41)

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit Andi Zeithaml, Valerie and Binner. (2003). Services Marketing. New York: the McGraw

Hill Companies, Inc. Jurnal

Abubakar, Rusydi. 2005. Pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada jamu di Banda Aceh.

Fatonah, Siti. 2010. Analisis faktor-faktor marketing mix yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli banih jagung hibrida pioneer P21 dikabupaten Bantul.

Kalsum, Eka. 2008. Analisis pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa memilih fakultas ekonomi Universitas Al-Azhar Medan.

Literatur Internet http://okezone.com

www.museumsribaduga.com

Literatur Lainnya

Undang-undang Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009 Bab 1 Pasal 1 Butir 1

International Council of Museum (ICOM)


(1)

76

Ho = tidak terdapat pengaruh antara Bauran pemasaran jasa museum terhadap Keputusan mengunjungi museum Sribaduga

Ha = terdapat pengaruh antara Bauran pemasaran jasa museum terhadap Keputusan mengunjungi museum Sribaduga

2. Kriteria pengujian hipotesis

Ho diterima bila t hitung lebih kecil dari t tabel, dan Ha diterima bila t hitung lebih besar dari harga t tabel.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh bauran pemasaran jasa museum terhadap keputusan mengunjungi museum Sribaduga Bandung, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran bauran pemasaran jasa museum yang terdiri dari product, price, place, promotion, dan people menurut pengunjung museum Sribaduga Bandung berada pada kategori tinggi.. Dilihat dari perolehan skor tertinggi bserta harga yang merupakan dimensi bauran pemasaran museum yang paling baik, karena tiket masuk museum dinilai murah oleh pengunjung. Sedangkan promosi merupakan dimensi bauran pemasaran museum yang kurang baik dikarenakanrada pada indikator product yaitu salah satu indikator yang sangat penting dalam museum Sribaduga agar menarik para pengunjung yang datang ke museum Sribaduga.

2. Gambaran keputusan mengunjungi museum Sribaduga Bandung yang terdiri dari lima indikator yaitu pilihan produk atau jasa, pilihan merek, pilihan waktu kunjungan, jumlah kunjungan, dan metode pembayaran menurut pengunjung museum Sribaduga Bandung berada pada kategori tinggi. Dilihat dari perolehan skor tertinggi berada pada indikator jumlah kunjungan, jumlah kunjungan di museum Sribaduga diramaikan oleh para rombongan yang


(3)

121

mengunjungi museum Sribaduga yang ingin menambah ilmu pengetahuan dan memberikan pengalaman kepada pengunjung.

3. Bauran pemasaran jasa museum yang terdiri dari lima indikator yakni product, price, place, promotion, dan people memiliki pengaruh terhadap keputusan mengunjungi museum Sribaduga Bandung yang terdiri dari lima indikator yakni pilihan produk atau jasa, pilihan merek, pilihan waktu kunjungan, jumlah kunjungan, dan metode pembayaran. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukan terdapat pengaruh yang kuat antara bauran pemasaran jasa museum terhadap keputusan mengunjungi museum Sribaduga.

5.2 Saran

1. Agar museum Sribaduga dikenal oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, pihak museum Sribaduga harus lebih intens mempromosikan lewat media cetak, dan juga pada jaman jaman sekarang ini berita lebih cepat di tangkap oleh masyarakat luas adalah lewat website atau internet, maka pihak museum harus lebih meng update berita tentang museum lewat website atau internet.

2. Museum Sribaduga disarankan untuk sering mengadakan acara atau event yang beragam agar semakin banyak wisatawan yang mengunjungi museum Sribaduga.

3. Saran untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian terhadap faktor – faktor lain yang mempengaruhi keputusan mengunjungi museum


(4)

121

Sribaduga sehingga dapat memberikan hasil dan kontribusi maksimal baik itu bagi peneliti maupun bagi museum yang ada di kota Bandung agar wisatawan lebih memilih untuk mengunjungi museum di Kota Bandung yang banyak memberikan manfaat untuk kedepannya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Fitzsimmons. 2011. Service Management Operations, Strategy and Information Technology. New York : Mc Graw Hill

Kotler. P., Bowen, J., &Makens, J. (2010) Marketing for Hospitality and Tourism. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip and Armstrong, Gary. (2009). Priciples of Marketing, Pearson Prentice Hall: New Jersey.

Kotler, Philip and Armstrong, Gary. (2001). Priciples of Marketing, Pearson Prentice Hall: New Jersey.

Kotler, Neil G, and Kotler, Philip. (2008). Museum Marketing & Strategy. United States of America: Jossy-Bass.

Lovelock, H. Christopher, 2004. Managing Service: Marketing Operation and Humans---Resources, New Jersey, Prentice Hall International, Inc. Museum di Jawa Barat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. 2010 Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.


(6)

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit Andi Zeithaml, Valerie and Binner. (2003). Services Marketing. New York: the McGraw

Hill Companies, Inc.

Jurnal

Abubakar, Rusydi. 2005. Pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada jamu di Banda Aceh.

Fatonah, Siti. 2010. Analisis faktor-faktor marketing mix yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli banih jagung hibrida pioneer P21 dikabupaten Bantul.

Kalsum, Eka. 2008. Analisis pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa memilih fakultas ekonomi Universitas Al-Azhar Medan.

Literatur Internet

http://okezone.com

www.museumsribaduga.com

Literatur Lainnya

Undang-undang Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009 Bab 1 Pasal 1 Butir 1 International Council of Museum (ICOM)