“PERBANDINGAN STRATEGI PEMASARAN TERHADAP MINAT WISATAWAN MENGUNJUNGI MUSEUM ULLEN SENTALU DAN BENTENG VREDEBURG YOGYAKARTA”

LAPORAN PENELITIAN RISET DAN STRATEGI PEMASARAN

Judul Penelitian : “PERBANDINGAN STRATEGI PEMASARAN TERHADAP MINAT WISATAWAN MENGUNJUNGI MUSEUM ULLEN SENTALU DAN BENTENG VREDEBURG YOGYAKARTA”

Disusun Oleh :

  1. Meylinda Dwi Nurfalah

  (14611122)

  2. Afandi Ahmad Rahmawan (14611136)

  3. Tri Wahyuni

  (14611139)

  4. Aufa Praba Raditya

  (14611151)

JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2017

DAFTAR ISTILAH

  DIY = Daerah Istimewa Yogyakarta DKI = Daerah Khusus Ibukota

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Rekreasi atau wisata merupakan kebutuhan rohani manusia yang digolongkan dalam kebutuhan manusia berdasarkan sifatnya. Kebutuhan akan rekreasi terkadang tidak semua orang dapat memenuhinya. Selain karena dapat tertutupi oleh hal lain yang tidak memerlukan biaya, juga memerlukan waktu yang lama untuk menyempatkan diri untuk rekreasi ditengah kesibukan beraktifitas.

  Indonesia merupakan salah satu tujuan destinasi rekreasi atau wisata di dunia karena keindahan alam dan kekayaan budayanya. Tempat-tempat wisata di Indonesia didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali sekitar lebih dari 3,7 juta disusul DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat. Sekitar 59 turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara

  38 untuk tujuan bisnis. Pada posisi ketiga setelah Bali dan DKI Jakarta, DIY memiliki banyak destinasi menarik yang dapat dikunjungi oleh wisatawan baik local maupun mancanegara.

  DIY merupakan peleburan Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman. DIY memiliki luas 3.185,80 km 2 ini terdiri atas satu kotamadya dan empat

  kabupaten yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa atau kelurahan. Pariwisata merupakan sector utama karena berpengaruh sangat signifikan terhadap perekonomian DIY. Tidak heran mengapa DIY terdapat di posisi ketiga provinsi yang sering dikunjungi oleh para turis karena DIY memiliki 27 wisata alam dan outdoor, 22 pantai, 10 candi, 15 tapak tilas (tempat sejarah), 8 wisata seni budaya dan masih banyak tempat lain yang belum termasuk pada kategori yang disebutkan. Selain yang masuk kedalam kategori tersebut, DIY memiliki banyak sekali museum kabupaten yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa atau kelurahan. Pariwisata merupakan sector utama karena berpengaruh sangat signifikan terhadap perekonomian DIY. Tidak heran mengapa DIY terdapat di posisi ketiga provinsi yang sering dikunjungi oleh para turis karena DIY memiliki 27 wisata alam dan outdoor, 22 pantai, 10 candi, 15 tapak tilas (tempat sejarah), 8 wisata seni budaya dan masih banyak tempat lain yang belum termasuk pada kategori yang disebutkan. Selain yang masuk kedalam kategori tersebut, DIY memiliki banyak sekali museum

  Kedua museum ini dipilih sebagai bahan penelitian terhadap strategi pemasaran masing-masing maseum dengan alasan Museum Ullen Sentalu dan Museum Benteng Vredeburg memiliki koleksi-koleksi yang unik dan mengandung sejarah yang besar terkait terbentuknya negara Indonesia. Museum Ullen Sentalu menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram beserta koleksi bermacam-macam batik, dan tokoh-tokoh raja-raja beserta permaisurinya dengan berbagai macam pakaian yang dikenakan sehari-harinya. Museum Benteng Vredeburg memiliki koleksi bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang dipugar sesuai dengan bentuk aslinya, diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan Masa Orde Baru, koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto dan lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, dan mempertahankansertamengisikemerdekaan Indonesia. Selainitukedua museum ini juga diminati oleh para wisatawan baik local maupun mancanegara seperti yang tercantum dalam buku Statistik Kepariwisataan 2016 bahwa sebanyak 86.901 wisatawan mengunjungi Museum Ullen Sentalu dan 448.545 mengunjungi Museum Benteng Vredeburg pada tahun 2016. Maka dari itu, peneliti akan melihat perbandingan strategi pemasaran kedua museum dengan menggunakan analisis SWOT.

  Analisis SWOT dalam hal ini adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Analisis ini dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada, bagaiman acara mengatasi kelemahan dengan keuntungan dari peluang yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman, dan bagaimana cara mengatasi kelemahan yang dapat menjadi kelemahan yang nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui strategi seperti apa untuk menarik pelanggannya, mengetahui penyebab banyak atau sedikitnya pelanggan dari kelebihan dan kelemahan kedua museum sehingga dapat mencari cara untuk Analisis SWOT dalam hal ini adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Analisis ini dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada, bagaiman acara mengatasi kelemahan dengan keuntungan dari peluang yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman, dan bagaimana cara mengatasi kelemahan yang dapat menjadi kelemahan yang nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui strategi seperti apa untuk menarik pelanggannya, mengetahui penyebab banyak atau sedikitnya pelanggan dari kelebihan dan kelemahan kedua museum sehingga dapat mencari cara untuk

1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Faktor apa yang menyebabkan pengunjung datang ke Museum Ullen Sentalu dan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta?

  2. Bagaimana perbandingan strategi pemasaran yang dilakukan Museum Ullen Sentalu dan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai upaya meningkatkan minat pada pengunjung untuk berkunjung?

1.3. Tujuan

  1. Untuk menganalisis faktor apa yang menyebabkan pengunjung datang ke Museum Ullen Sentalu dan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

  2. Mendiskripsikan strategi pemasaran yang dilakukan Museum Ullen Sentalu dan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta guna meningkatkan jumlah pengunjung.

1.4. Manfaat

  1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dan dasar dalam hal pengembangan strategi pemasaran oleh pihak pengelola Museum Ullen Sentalu dan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

  2. Melakukan analisis pemasaran, dengan menggunakan SWOT danmarketing mix (bauranpemasaran) sebagai upaya meningkatkan jumlah pengunjung pada Museum Ullen Sentalu dan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Kondisi Museum Benteng Vredeburg dan Museum Ullen Sentalu

  Secara resmi institusi Museum Benteng Vredeburg Yogyakartaberdiri pada tanggal 23 November 1992 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 047501992. Dalam Surat Keputusan tersebut dinyatakan bahwa Benteng Vredeburg Yogyakarta diresmikan menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis) di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nama Museum Benteng Yogyakarta. Namun dalam perkembangannya nama yang populer dan dikenal adalah Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

  Sebelum resmi berdiri sebagai UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 11 Maret 1987 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tersebut telah dibuka untuk umum setelah mengalami pemugaran yang dimulai sejak tahun 1981. Waktu itu dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Departeman Pendidikan dan Kebudayan Prof. Dr. Haryati Subadio Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta hanya terdapat 30 diorama yang terdiri dari 11 diorama di ruang diorama I, yang mengisahkan peristiwa sejarah sejak Perang Diponegoro sampai dengan masa Pendukuan Jepang. Dan sebanyak 19 diorama di ruang diorama II, yang mengisahkan peristiwa sejarah sejak proklamasi kemerdekaan hingga agresi militer Belanda I tahun 1947.

  Sampai dengan diresmikan tahun 1992, jumlah diorama di Museum Benteng Vredeburg Yogykarta berjumlah 55 buah. Tambahan sebanyak 25 buah terdiri dari 18 buah diorama di ruang diorama III yang mengisahkan tentang peristiwa sejarah sejak ditandatanganinya perjanjian Renville sampai dengan pelantikan presiden RIS hingga hijrahnya Ir. Soekarno dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menjabat presiden RIS. Dan sebanyak 7 buah diorama di ruang diorama IV yang mengisahkan peristiwa-peristiwa sejarah di Yogyakartahun tahun 1951 yang ditandai dengan pemilu I di Yogyakarta sampai dengan tahun 1974 (orde baru) yang ditandai dengan pencangan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

  (P4).Saat ini, tahun 2015, sebagai sebuah museum khusus sejarah perjuangan nasional bangsa Indonesia di Yogyakarta, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta memiliki koleksi unggulan berupa bangunan benteng Vredeburg, diorama peristiwa sejarah di Yogyakarta, dan koleksi-koleksi yang terkait dengan tokoh-tokoh nasional seperti Jenderal Soedirman, R.M. Suryopranoto, Marskal Budiharja, maupun Kolonel TB. Simatupang, serta tokoh-tokoh pejuang lainnya.

  Museum Ullen Sentalu adalah sebuah museum yang menawarkan keunikan perpaduan kebudayaan Jawa dan keindahan alam kaki pegunungan Merapi.Terletak di Jalan Boyong, Kaliurang, Museum Ullen Sentalu menyimpan aneka koleksi menawan mengenai budaya Jawa peninggalan Kerajaan Mataram.Menjejak di Museum Ullen Sentalu wisatawan akan disambut dengan hawa sejuk yang berkisar antara 15 – 25 derajat celcius. Suasana hening yang menyatu dengan alam pegunungan semakin menambah damai suasana. Arsitektur vernakular yang menyatu dengan alam serta dikelilingi rimbun pepohonan menjadi tempat yang asyik untuk mengambil gambar.

  Sebagai museum terbaik, tentu saja layanan dan tata kelola di Ullen Sentalu terbilang prima. Setiap wisatawan yang berkunjung ke Museum Ullen Sentalu akan dipandu oleh seorang pemandu berpengalaman yang menjelaskan secara rinci mengenai isi museum.Koleksi museum dibagi dalam beberapa ruang. Yang pertama adalah Ruang Seni dan Gamelan yang menyimpan seperangkat koleksi gamelan. Selanjutnya Guwo Selo Giri yang menjadi ruang pamer lukisan tokoh- tokoh yang mewakili 4 figur Dinasti Mataram.

2.2. Pemasaran

  Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.Tujuan pemasaran adalah membuat kegiatan menjual berjalan lancar. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mengaktualisasikan potensial dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia (Pamungkas,2006).

2.3. Segmentasi

  Segmen pasar atau market segments adalah kelompok orang atau kelompok organisasi yang memiliki kesamaan karakteristik sehingga mereka juga memiliki kebutuhan produk dan jasa yang sama. Segmen pasar yang ideal harus memenuhi semua kriteria.Suatu segmen harus dapat dibedakan dari segmen-segmen lainnya. Kebutuhan customer yang ada di dalam satu segmen harus sama.

  Menurut Saladin (2003), pengertian segmentasi pasar adalah sebagai berikut: “Segmentasi pasar adalah proses pengelompokkan-pengelompokkan pasar ke dalam kelompok pembeli yang potensial dengan kebutuhan yang sama, dan atau karakteristik yang disukai serta memperlihatkan hubungan pembelian yang sama pula”. Sedangkan menurut Kotler (2006) mengatakan bahwa: “Segmentasi pasar membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah”. Dan menurut Kasali (2000) adalah: “Suatu proses untuk membagi-bagi atau mengelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogeny.”

  Homogen, Customer di dalam satu segmen menunjukkan kebutuhan yang sama.Customer di dalam satu segmen menunjukkan kebutuhan yang sama.Customer di dalam satu segmen akan merespon suatu stimulus pasar dengan cara yang sama.Customer di dalam satu segmen dapat ditembus dengan suatu intervensi pasar. Tujuan perusahaan melakukan segmentasi pasar adalah untuk mengelompokkan customer yang memiliki karakteristik, perilaku, dan kebutuhan yang sama, sehingga mereka akan ditawari produk dengan harga, metode distribusi, dan metode promosi yang berbeda antara segmen pasar yang satu dengan segmen pasar lainnya.Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu untuk memandang pasar berdasarkan variabel geografis (lokasi), demografis (seperti umur,latar belakang , status perkawinan, suku, agama dan kelas sosial), psikografis (seperti gaya hidup ,minat dan sikap masyarakat dalam penggunaan barang).

2.4. Targeting

  Setelah perusahaan memilih segmen pasar yang akan dimasuki, strategi selanjutnya adalah menentukan target pasar atau pasar sasaran. Definisi umum dari targeting adalah proses memilih target market yang tepat bagi produk dan jasa perusahaan. Kotler (2003) dalam bukunya Rethinking Marketing, Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif.Tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan dalam mengevaluasi dan menentukan segmen yang akan ditarget yaitu:memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan.Strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan itu memiliki kekuatan untuk mendominasi segmen pasar yang dipilih.Segmen pasar yang dibidik itu harus didasarkan pada situasi persaingannya yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik target segmen.

2.5. Positioning

  Positioning adalah unsur ketiga dari strategi STP (Segmentation, Targeting, dan Positioning), di manapemasar mencoba memutuskan posisi produk di pasar yang hendak disasar. Pemasar menjelaskan pada konsumen dan mencoba menancapkannya di benak mereka tentang keunggulan produk dan bagaimanakeunikannya dibandingkan produk pesaing. Cara produk, merk, atau organisasi perusahaan dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan para pesaing oleh pelanggan saat ini maupun calon pelanggan. Positioning terdiri dari 3 langkah yaitu:

  1. Memilih konsep positioningdalam rangka memposisikan produk atau organisasi, pemasar harus dapat menentukan apa yang penting atau yang utama bagi pasar sasaran.

  2. Merancang dimensi atau fitur yang paling efektif dalam mengkomunikasikan posisi. Suatu posisi dapat dikomunikasikan dengan nama merk, slogan, penampilan atau fitur produk, tempat penjualan produk, penampilan karyawan, dan cara-cara lain.

  3. Mengkoordinasikan komponen bauran pemasaran untuk menyampaikan pesan yang konsisten.

2.6. Kualitas Layanan

  Sebagian besar pengguna akan setuju bahwa pemeriksaan yang komprehensif dan menyeluruh tentang kebutuhan layanan dan kualitas layanan memberikan pendekatan yang sangat berharga untuk meningkatkan kualitas layanan. Servqual memberikan informasi rinci tentang persepsi pelanggan tentang layanan (patokan yang ditetapkan oleh pelanggan sendiri), kinerja tingkat seperti yang dirasakan oleh pelanggan, komentar dan saran konsumen, kesan dari karyawan sehubungan dengan harapan pelanggan dan kepuasan. Dimana Zeithaml, Bitner dan Dwayne (2009) mengungkapkan ada lima faktor paling dominan atau penentu kualitas jasa dari konsep servqual yaitu:

  1. Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan handal dan akurat. Dalam arti luas, keandalan berarti bahwa perusahaan memberikan janji-janjinya tentang penyediaan, penyelesaian masalah dan harga. Apabila dikaitkan dengan bidang usaha jasa restoran, maka karyawan yang handal adalah karyawan yang selalu tepat menyajikan menu makanan sesuai dengan pesanan pelanggan.

  2. Responsiveness (daya tanggap) yaitu kesadaran dan keinginan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan ketepatan ketika berurusan dengan permintaan, pertanyaan, dan keluhan pelanggan. Bila dikaitkan dalam bidang JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12 jasa restoran maka sebagai contohnya konsumen tidak harus menunggu pelayanan yang lama dan kecepatan dalam menangani keluhan dari konsumen.

  3. Assurance (kepastian) yaitu pengetahuan, sopan santun, dan kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan. Dimensi ini mungkin akan sangat penting pada jasa layanan yang 3. Assurance (kepastian) yaitu pengetahuan, sopan santun, dan kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan. Dimensi ini mungkin akan sangat penting pada jasa layanan yang

  4. Empathy (empati) yaitu kepedulian dan perhatian secara pribadi yang diberikan kepada pelanggan. Inti dari dimensi empati adalah menunjukkan kepada pelanggan melalui layanan yang diberikan bahwa pelanggan itu special, dan kebutuhan mereka dapat dipahami.

  5. Tangible (berwujud) yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan material yang dipasang. Dimensi ini menggambarkan wujud secara fisik dan layanan yang akan diterima oleh konsumen. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memberikan impresi yang positif terhadap kualitas layanan yang diberikan tetapi tidak menyebabkan harapan pelanggan yang terlalu tinggi. Hal ini meliputi lingkungan fisik seperti exterior dan interior bangunan, penampilan personil yang rapi dan menarik saat memberikan jasa. Contohnya dalam jasa restoran, maka karyawannya memakai seragam yang rapi dan seluruh peralatan makan seperti meja dan kursi tertata rapi dan bersih.

2.7. Konsep Kepuasan Konsumen

  Menurut Kotler yang dituliskan oleh (Tjiptono,1997) menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan atau menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan didalam usaha memenuhi harapan konsumen.

2.8. Uji Validitas

  Azwar (1987) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur.

  Tinggi rendahnya validitas instrumen akan menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Secara umum ada dua rumus atau cara Uji Validitas yaitu dengan Korelasi Bevariate Pearson dan Correlated Item-Total Correlation. Korelasi Bevariate Pearson adalah salah satu rumus yang dapat digunakan untuk melakukan uji validitas data dengan program SPSS dengan demikian penulis menggunakan Rumus Bivariate Pearson (Korelasi Pearson Product Moment) dalam melakukan Uji Validitas.

  ∑ − (∑ ) (∑ )

  √{ ∑ 2 − (∑ ) 2 }{ ∑ 2 − (∑ ) 2 } (2.1)

  Keterangan:

  X : Skor variabel

  Y

  : Skor total variabel

  n

  : Jumlah responden

2.9. Uji Reliabilitas

  Uji Reliabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kehandalan yang menyangkut kekonsistenan jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda. Metode Alpha sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4, 1-5) atau skor rentangan (misal 0-

  20, 0-50). Rumus dari metode Alpha (Cronbach’s) adalah:

  11 = Reliabilitas instrument = Jumlah item pertanyaan yang diuji ∑ 2 = Jumlah varian skor tiap item

  2 = Varian total

2.10. Statistika Deskriptif

  Statistika deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus dll. Dalam program SPSS digunakan juga ukuran skewness dan kurtosis untuk menggambarkan distribusi data apakah normal atau tidak, selain ada beberapa pengujian untuk mengetahui normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Dalam pembahasan ini hanya akan dilakukan analisis deskriptif dengan memberikan gambaran data.

2.11. Analisis SWOT

  Bisnis yang baik jika bisnis tersebut memiliki strategi yang baik pula dalammenjalankan usahanya. Menurut Rangkuti (2009) analisis SWOT adalahidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths)dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkankelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusanstrategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakanperusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harusmenganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, danancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

  Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan olehkombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkandalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan

  Internal Strenghtsdan Weaknesses serta lingkungan Eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses).

  Menurut Kotler (2009) analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity, Threaths) merupakan cara untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal. Menurut Gitosudarmo (2001) kata SWOT merupakan pendekatan dari Strenghts, Weakness, Opportunity, and Threats, yang dapat diterjemahkan menjadi:Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Terjemahan tersebut sering disingkat menjadi “KEKEPAN”. Dalam metode atau pendekatan ini kita harus memikirkan tentang kekuatan apa saja yang kita miliki, kelemahan apa saja yang melekat pada diri atau perusahaan kita kemudian kita juga harus melihat kesempatan atau opportunity yang terbuka bagi kita dan akhirnya kita harus mampu untuk mengetahui ancaman, gangguan, hambatan serta tantangan (AGHT) yang menghadang di depan kita.

  Pendekatan kualitatif matriks SWOT menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (peluang dan tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (kekuatan dan kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.

  Tabel 2.1. Matriks SWOT

  Dari diatas dapat diketahui bagaimana Matriks SWOT yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Sel A: Comparative Advantages Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

  2. Sel B: Mobilization Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.

  3. Sel C: Divestment atau Investment Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

  4. Sel D: Damage Control Sel ini merupaka kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan. Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce and Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.

  Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor

  a. Masing-masing poin faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah poin faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap poin faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang paling tinggi.

  b. Masing-masing poin faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu poin faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan poin faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya poin faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah poin faktor).

  2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y.

  3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.

  Gambar 2.1 Matriks Kuadran SWOT

  Dari Gambar diatas dapat diketahui bagaimana Matriks kuadran SWOT yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Kuadran I (positif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

  2. Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

  3. Kuadran III (negatif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

  4. Kuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

  Analisis seluruh faktor internal dan eksternal yang ada. Dari gambar diatas dapat dihasilkan empat macam strategi organisasi dengan karakteristiknya masing- masing, yakni sebagai berikut:

  Tabel 2.2 SWOT Strategic Issues

  Analisis seluruh faktor internal dan eksternal yang ada. Dari matriks tiga dapat dihasilkan empat macam strategi organisasi dengan karakteristiknya masing- masing, yakni sebagai berikut:

  1. Strategi SO adalah strategi yang harus dapat menggunakan kekuatan sekaligus memanfaatkan peluang yang ada.

  2. Strategi WO adalah strategi yang harus ditunjukkan untuk mengurangi kelemahan yang dihadapi dan pada saat yang bersamaan memanfaatkan peluang yang ada.

  3. Strategi ST adalah strategi yang harus mampu menonjolkan kekuatan guna mengatasi ancaman yang mungkin timbul.

  4. Strategi WT adalah strategi yang bertujuan mengatasi hambatan serta meminimalkan dampak dari ancaman yang ada.

2.12. Uji Mann Whitney

  Uji Mann-Whitney, atau U test merupakan bagian dari statistic nonparametrik yang digunakan pada analisis komparatif untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang saling independen yang tidak mengasumsikan distribusi normal. Adapun cara menentukan nilai uji statistik Mann-Whitney (nilai U) adalah sebagai berikut (Siegel, 1997:145 dan Wijaya, 2010:51-52):

  Uji Mann Whitney merupakan bagian dari statistik non parametrik yang bertujuan untuk membantu peneliti di dalam membedakan hasil kinerja kelompok yang terdapat dalam sampel ke dalam dua kelompok dengan dua kriteria yang berbeda (Sujarweni, 2007:40) Persyaratan

   Data berskala ordinal, interval atau rasio.  Terdiri dari 2 kelompok yang independent atau saling bebas.  Data kelompok I dan kelompok II tidak harus sama banyaknya harus sama banyaknya.  Data tidak harus berdistribusi normal. sehingga tidak perlu uji normalitas

  Susetyo (2010: 236) mengemukakan langkah-langkah dalam pengujian uji Mann Whitney U-Test adalah sebagai berikut:

  1) Menggabungkan data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian memberi ranking pada data terkecil hingga data terbesar atau sebaliknya.

  2) Hitunglah jumlah ranking pada masing-masing kelompok data

  3) Jumlah ranking yang terkecil di ambil atau U dijadikan dasar untuk pengujian hipotesis dengan melakukan perbandingan dengan tabel yang dibuat khusus untuk uji Mann-Whitney. Apabila sampel besar (lebih dari 20), maka menggunakan rumus z, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  Pada bab ini, peneliti menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi objek, populasi dan sampel penelitian diambil, tempat dan waktu penelitian, sumber data, kuesioner penelitian, varibel dan definisi operasional variabel, teknik sampling, metode analisis data dan tahapan penelitian yang dilakukan.

3.1 Objek Pengamatan

  Objek penelitian adalah wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya ke Museum Benteng Vredeburg dan Ullen Sentalu.

3.2 Populasi dan Sampel

  Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawa yang berkunjung ke wisata- wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Museum Benteng Vredeburg dan Ullen Sentalu. Target sampel dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 86 responden dengan menggunakan rumus Slovin. Berdasarkan Buku Statistik Kepariwisataan DIY Tahun 2016 didapatkan bahwa jumlah pengunjung wisatawan nusantara ke Museum Benteng Vredeburg adalah sebanyak 7540 di tahun 2016. Sedangkan jumlah pengunjung wisatawan nusantara ke Museum Ullen Sentalu adalah sebanyak 4912. Pengkuran sampel menggunakan dengan menggunakan rumus Slovin dengan α=10. Untuk itu perhitungan jumlah sampel dalam penelitian ini

  menggunakan rumus Slovin adalah sebagai berikut:

  a. Sampel Museum Benteng Vredeburg N = 7540 dibulatkan menjadi 7500 : 12 (perbulan) = 625 α = 10

  b. Sampel Museum Ullen Sentalu N = 4912 dibulatkan menjadi 5000 : 12 (perbulan) = 416 α = 10

  Berdasarkan kesimpulan dari perhitungan Slovin diatas, maka peneliti menaksir sampel sebesar 85 sampel dalam sebulan untuk kedua tempat wisata tersebut. Namun untuk laporan sendiri digunakan sebanyak 104 responden yang diteliti.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilaksanankan dengan memberikan kuesioner kepada wisatawan yang pernah berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg dan Museum Ullen Sentalu. Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober – Desember 2017.

3.4 Sumber Data

  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan penyebaran kuesioner atau angket. Kuesioner ini bersifat tertutup, berisi daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk mendapatkan informasi tentang perbandingan strategi pemasaran pada Museum Benteng Vredeburg dan Museum Ullen Sentalu.

3.5. Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

  Penelitian dilakukan dengan mengambil data secara primer dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa Universitas Islam Indonesia melalui suatu kuesioner.Prosedur pengambilan dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut :

  1. Kuesioner, yaitu pengedaran pertanyaan mengenai penilaian terhadaplayanan fasilitas di Museum Benteng Vredeburg dan Museum Ullen Sentalu dengan menggunakan skala penilaian model Likert,dengan rentang penilaian dari 1 untuk sikap yang sangat tidak disetujui sampai dengan 4 untuksikap yang sangat disetujui.

  2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak atau pegawai kedua museum yang diteliti terkait informasi asal mula atau sejarah museum tersebut.

3.6. Teknik Sampling

  Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non- probability sampling. Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan insidental sampling. Insidental sampling ialah teknik penentuan sampling berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan itu cocok sebagai sumber data.

3.7. Atribut Pernyataan

  Tabel 3.1. Atribut Pernyataan

  No.

  Pernyataan

  1 Tersedianya layanan dan fasilitas kesehatan yang memadai 2 Kebersihan lingkungan tempat dan area museum terjaga 3 Interior dan eksterior yang bagus dan menarik. Nyaman dan tersedia fasilitas umum (toilet, area parker,

  tempat istirahat, tempat ibadah, kantin, dan lain-lain) 5 Tersedianya layanan transportasi umum. Informasi museum dan petunjuk lokasi museum mudah

  ditemukan dari informasi publik. Penampilan dari petugas bagus (keramahan, kesantunan,

  penampilan tour guide) Tersedia layanan petunjuk dan informasi yang memadai untuk

  pengunjung 9 Kualitas dan variasi koleksi museum lengka. Pegawai museum dapat menjelaskan dan berkomunikasi

  dengan baik. Penjaminan keselamatan, kenyamanan dan keamanan museum

  terjaga. 12 Memiliki daya tarik dengan nilai edukasi yang tinggi. 13 Harga tiket masuk relatif terjangkau.

3.8. Tahapan Penelitian

  Gambar 3.1. Algoritma Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas

  Uji validitas digunakan untuk menguji kelayakan butir-butir pertanyaan pada suatu kuesioner.

4.1.1. Uji Validitas (Museum Benteng Vredeburg)

  Hipotesis dalam laporan kali ini ialah H 0 : tidak terdapat korelasi antar atribut atau butir tidak valid sedangkan untuk H 1 : terdapat korelasi antar atribut

  atau butir valid. Dengan tingkat signifikansi α = 0.1 menghasilkan Statistik uji sebagai berikut.

  Tabel 4.1. Statistik Uji Validitas (Museum Benteng Vredeburg)

  UJI VALIDITAS (Corrected Item-Total Correlation = R Hitung) Vredeburg

  r hitung

  r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  Valid

  Menggunakan tingkat signifikansi 0.1 dengan membandingkan antara r tabel dan r hitung maka dapat disimpulkan bahwa semua atribut pernyataan(Museum Benteng Vredeburg) dinyatakan valid.Karena nilai r hitung lebih besar daripada r tabel 0.162.

4.1.2. Uji Validitas (Museum Ullen Sentalu)

  Hipotesis dalam laporan kali ini ialah H 0 : tidak terdapat korelasi antar atribut atau butir tidak valid sedangkan untuk H 1 : terdapat korelasi antar atribut

  atau butir valid. Dengan tingkat signifikansi α = 0.1 menghasilkan Statistik uji sebagai berikut.

  Tabel 4.2. Statistik Uji Validitas (Museum Ullen Sentalu)

  UJI VALIDITAS (Corrected Item-Total Correlation = R Hitung)

  Sentalu

  r hitung

  r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  r hitung > r tabel

  Valid

  Menggunakan tingkat signifikansi 0.1 dengan membandingkan antara r tabel dan r hitung maka dapat disimpulkan bahwa semua atribut pernyataan (Museum Ullen Sentalu) dinyatakan valid. Karena nilai r hitung lebih besar daripada r tabel 0.162.

4.2. Uji Reliabilitas

  Uji reliabilitas digunakan untuk melihat seberapa handal atributbutir pertanyaan yang digunakan.

  4.2.1. Uji Reliabilitas (Museum Benteng Vredeburg)

  Hipotesis dalam laporan kali ini ialah H 0 : skor butir pertanyaan tidak

  berkorelasi dengan skor atributnya atau butir pertanyaan tidak reliable sedangkan

  H 1 : skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan skor atributnya atau butir

  pertanyaan reliable. Dengan tingkat signifikansi α = 0.1 menghasilkan Statistik uji.

  Tabel 4.3. Statistik Uji Reliabilitas (Museum Benteng Vredeburg)

  Cronbach’s

  Minimum

  Alpha

  Cronbach’s Alpha

  Menggunakan tingkat signifikansi 0.1 dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan harapan responden dalam kuesioner reliabel. Karena nilai Cronbach’s Alpha0.861> Minimum Cronbach’s Alpha 0.7.

  4.2.2. Uji Reliabilitas (Museum Ullen Sentalu)

  Hipotesis dalam laporan kali ini ialah H 0 : skor butir pertanyaan tidak

  berkorelasi dengan skor atributnya atau butir pertanyaan tidak reliable sedangkan

  H 1 : skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan skor atributnya atau butir

  pertanyaan reliable. Dengan tingkat signifikansi α = 0.1 menghasilkan Statistik uji.

  Tabel 4.4. Statistik Uji Reliabilitas(Museum Ullen Sentalu)

  Cronbach’s

  Minimum

  Alpha

  Cronbach’s Alpha

  Menggunakan tingkat signifikansi 0.1 dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan harapan responden dalam kuesioner reliabel. Karena nilai Cronbach’s Alpha0.815> Minimum Cronbach’s Alpha 0.7.

4.3. Analisis Deskriptif

  Setelah pernyataan pada kuesioner dilakukan uji validitas dan realibilitas dan didapatkan hasil bahwa semua pernyataan kuesioner yang diujikan valid dan realibel. Selanjutnya peneliti melakukan analisis deskriptif terhadap data yang didapatkan.Analisis deskriptif, digunakan untuk melihat penggambaran data hasil kuesioner mengetahui penyebaran data yang dianalisis. Berikut gambaran data yang diperoleh berdasarkan data kuesioner yang telah diisi responden.

  Gambar 4.1 Data Responden menurut Jenis Kelamin

  Pada perolehan kuesioner yang telah disebar peneliti yaitu didapatkan total 130 data perolehan responden, namun setelah dilakukan seleksi berdasarkan keseriusan dalam mengisi kuesioner peneliti menggunakan 104 data. Gambar diatas menunjukkan bahwa dari 104 data responden yang mengisi kuesioner, 72 diantaranya didominasi oleh responden berjenis kelamin perempuan, sedangkan sisanya yaitu sebesar 28 berjenis kelamin laki-laki.

  Gambar 4.2 Data Responden Menurut Usia

  Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat mayoritas responden yang mengisi kuesioner berumur 21 tahun yaitu sebesar 42 responden, lalu dilanjutkan oleh umur

  20 sebesar 29 responden, umur 22 tahun sebesar 15 responden, umur 23 tahun dan

  24 tahun masing-masing memiliki nilai yang sama yaitu 6 responden, umur 29 24 tahun masing-masing memiliki nilai yang sama yaitu 6 responden, umur 29

  25 tahun sebesar 1 responden.

  Gambar 4.3 Hasil dari Variabel Pernyataan 1

  Berdasarkan Gambar 4.3 didapatkan hasil untuk museum benteng vredeburg pada variabel tersedianya layanan dan fasilitas kesehatan yang memadai, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum vredeburg karena tersedianya layanan dan fasilitas kesehatan yang memadai yaitu sebesar 91 orang, kemudian tidak setuju sebesar 25, 10 responden menjawab sangat setuju dan sisanya menjawab sangat tidak setuju. Sedangkan hasil untuk museum ulen sentalu, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum ulen sentalu karena tersedianya layanan dan fasilitas kesehatan yang memadai yaitu sebesar 94 orang, 26 menjawab tidak setuju, 6 orang menjawab sangat setuju dan sisanya menjawab sangat tidak setuju sebesar 4 orang.

  Gambar 4.4 Hasil dari Variabel Pernyataan 2

  Berdasarkan Gambar 4.4 didapatkan hasil untuk museum benteng

  vredeburg pada variabel kebersihan lingkungan tempat dan area museum terjaga, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum vredeburg karena kebersihan lingkungan tempat dan area museum terjaga yaitu sebesar 110 orang, 14 responden menjawab sangat setuju, 5 orang menjawab tidak setuju dan sisanya menjawab sangat tidak setuju sebesar 1 orang. Sedangkan hasil untuk museum ulen sentalu, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum ulen sentalu karena kebersihan lingkungan tempat dan area museum terjaga yaitu sebesar 104 orang, 17 menjawab sangat setuju, 7 orang menjawab tidak setuju dan sisanya menjawab sangat tidak setuju sebesar 2 orang.

  Gambar 4.5 Hasil dari Variabel Pernyataan 3

  Berdasarkan Gambar 4.5 didapatkan hasil untuk museum benteng vredeburg pada variabel interior dan eksterior yang bagus dan menarik, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum vredeburg karena interior dan eksterior yang bagus dan menarik yaitu sebesar 85 orang, 37 responden menjawab sangat setuju dan sisanya menjawab tidak setuju sebesar 8 orang. Sedangkan hasil untuk museum ulen sentalu, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum ulen sentalu karena interior dan eksterior yang bagus dan menarik yaitu sebesar 85 orang, 38 Berdasarkan Gambar 4.5 didapatkan hasil untuk museum benteng vredeburg pada variabel interior dan eksterior yang bagus dan menarik, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum vredeburg karena interior dan eksterior yang bagus dan menarik yaitu sebesar 85 orang, 37 responden menjawab sangat setuju dan sisanya menjawab tidak setuju sebesar 8 orang. Sedangkan hasil untuk museum ulen sentalu, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum ulen sentalu karena interior dan eksterior yang bagus dan menarik yaitu sebesar 85 orang, 38

  Gambar 4.6 Hasil dari Variabel Pernyataan 4

  Berdasarkan Gambar 4.6 didapatkan hasil untuk museum benteng vredeburg pada variabel nyaman dan tersedia fasilitas umum, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum vredeburg karena nyaman dan tersedia fasilitas umum yaitu sebesar 102 responden, 15 responden menjawab sangat setuju, 11 responden tidak setuju dan sisanya menjawab sangat tidak setuju sebesar 2 responden. Sedangkan hasil untuk museum ulen sentalu, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum ulen sentalu karena nyaman dan tersedia fasilitas umum yaitu sebesar 100 responden, 15 menjawab sangat setuju, 12 responden menjawab tidak setuju dan sisanya menjawab sangat tidak setuju sebesar 3 responden.

  Gambar 4.7 Hasil dari Variabel Pernyataan 5

  Berdasarkan Gambar 4.7 didapatkan hasil untuk museum benteng vredeburg pada variabel tersedianya layanan transportasi umum, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum vredeburg karena tersedianya layanan transportasi umum yaitu sebesar 101 responden, 17 responden menjawab tidak setuju, dan sisanya menjawab sangat setuju sebesar 12 responden. Sedangkan hasil untuk museum ulen sentalu, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum ulen sentalu karena tersedianya layanan transportasi umum yaitu sebesar 89 responden,

  33 menjawab tidak setuju, 5 responden menjawab sangat setuju dan sisanya menjawab sangat tidak setuju sebesar 3 responden

  Gambar 4.8 Hasil dari Variabel Pernyataan 6

  Berdasarkan Gambar 4.8 didapatkan hasil untuk museum benteng vredeburg pada variabel informasi museum dan petunjuk lokasi museum mudah ditemukan dari informasi publik, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum vredeburg karena informasi museum dan petunjuk lokasi museum mudah ditemukan dari informasi publik yaitu sebesar 105 responden, 17 responden menjawab sangat setuju dan sisanya menjawab tidak setuju sebesar 8 responden. Sedangkan hasil untuk museum ulen sentalu, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum ulen sentalu karena informasi museum dan petunjuk lokasi museum mudah ditemukan dari informasi publik yaitu sebesar 101 responden, 18 menjawab Berdasarkan Gambar 4.8 didapatkan hasil untuk museum benteng vredeburg pada variabel informasi museum dan petunjuk lokasi museum mudah ditemukan dari informasi publik, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum vredeburg karena informasi museum dan petunjuk lokasi museum mudah ditemukan dari informasi publik yaitu sebesar 105 responden, 17 responden menjawab sangat setuju dan sisanya menjawab tidak setuju sebesar 8 responden. Sedangkan hasil untuk museum ulen sentalu, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum ulen sentalu karena informasi museum dan petunjuk lokasi museum mudah ditemukan dari informasi publik yaitu sebesar 101 responden, 18 menjawab

  Gambar 4.9 Hasil dari Variabel Pernyataan 7

  Berdasarkan Gambar 4.9 didapatkan hasil untuk museum benteng vredeburg pada variabel penampilan dari petugas bagus, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum vredeburg karena informasi museum dan petunjuk lokasi museum mudah ditemukan dari informasi publik yaitu sebesar 105 responden, 12 responden menjawab sangat setuju, 12 responden menjawab tidak setuju dan sisanya menjawab tidak setuju sebesar 1 responden. Sedangkan hasil untuk museum ulen sentalu, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang merasa setuju dengan pernyataan bahwa mereka yang mengunjungi museum ulen sentalu karena penampilan dari petugas bagus yaitu sebesar 104 responden, 13 menjawab tidak setuju, 12 responden menjawab sangat setuju dan sisanya menjawab sangat tidak setuju sebesar 1 responden.

  Gambar 4.10 Hasil dari Variabel Pernyataan 8

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25