PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN KEARSIPAN

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi

Perkantoran

di SMK Negeri 3 Bandung)

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

Cevy Mardiantri M 1005716

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN KEARSIPAN

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi

Perkantoran

di SMK Negeri 3 Bandung)

Oleh

Cevy Mardiantri M

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

© 2014 Cevy Mardiantri M Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang,

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

CEVY MARDIANTRI M

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN KEARSIPAN

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi

Perkantoran

di SMK Negeri 3 Bandung)

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing,

Drs. H. Ade Sobandi M.Si. M.Pd. NIP. 195704011984031003

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr.Rasto, M.Pd. NIP.197207112001121001


(4)

Skripsi ini diajukan pada

Hari/Tanggal : Rabu

Tanggal : 30 April 2014

Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Prodi Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Susunan Panitia

Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 196004121986031002

Sekretaris : Dr. Rasto, M.Pd.

NIP. 197207112001121001

Penguji : 1. Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE., M.Pd NIP. 195309121979032001

2. Drs. Budi Santoso, M.Si.

NIP. 196008261987031001 3. Adman, S.Pd., M.Pd.,


(5)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED

READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN KEARSIPAN

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung)

CEVY MARDIANTRI M (1005716)

Skripsi ini dibimbing oleh :

Drs. H. Ade Sobandi M.Si. M.Pd.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 bandung yang ditandai dengan hasil ulangan harian yang dibawah kriteria kelulusan minimal (KKM).

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dalam proses pembelajaran, yang dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang dianalisis berdasarkan nilai N-Gain.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental design) dengan desain non-equivalent control group design. Eksperimen dilakukan pada siswa-siswi kelas X Program keahlian Administrasi perkantoran (X AP 2 dan X AP 3) di SMK Negeri 3 Bandung pada standar kompetensi Mengelola Sistem Kearsipan pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Kearsipan. Penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelompok eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dan kelompok kontrol yang menerapkan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan jumlah masing- masing kelas sebanyak 38 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaraan kooperatif Numbered Heads Together (NHT). Hal ini didapat dari perolehan nilai rata – rata nilai N-Gain pada masing – masing kelas yaitu pada kelas eksperimen diperoleh rata – rata nilai N-Gain sebesar 0.70069714, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata- rata nilai N-Gain sebesar 0.526937282. Berdasarkan hasil nilai N-Gain dan hasil uji hipotesis dengan menggunakan Uji-t (T-Test) yang menyatakan bahwa thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan model pembelajaran CIRC dengan penerapan model pembelajaran kooperatif NHT..


(6)

THE APPLICATION OF LEARNING MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TO IMPROVING THE STUDENTS LEARNING OUTCOMES ON BASIC

COMPETENCE “DESCRIBING FILING”

(Quasi Experimental Study In 10th Grade Students of Office Administration Program Expertise in SMK Negeri 3 Bandung)

This Thesis is Guided By : Drs. H. Ade Sobandi. M.Si. M.Pd. ABSTRACT

The Issues examined in this research is about the low of student learning outcomes in classs X Office Administration Expertise in SMK Negeri 3 Bandung which characterized by daily test results are below the minimun passing criteria.

The aims of this research was to obtain data on the effectiveness of the application of learning model Cooperative Integrated Reading And Composition in the learning process, which is seen from the improvement of students learning outcomes were analyzed based on the value of N-Gain.

The method used in this research is quasi – experimental methods and used the non – equivalent control group design. The experiments conducted on the 10th Grade (X AP 2 and X AP 3) students of office administration program expertise at

SMK Negeri 3 Bandung on competency standars “Managing The Filing System” in basic competence “Describing Filing”. This research consisted two groups,

which is the experimental group and the control group. The experimental group apply the learning model Cooperative Integrated reading And Composition and the control group apply the cooperative learning model Numbered Heads Together. Both of the group have 38 students.

The results showed that the improvement of students learning outcomes which apply the learning model Cooperative Integrated Reading and Composition is higher than the improvement of students learning outcomes which apply the cooperative learning model Numbered Heads together. It is showed from the average value of N-Gain which is the experimental group was gained average value of N-Gain in the amount of 0.70069714, whereas the control group was gained average value of N-Gain in the amount of 0.526937282. Based on the value of N-Gain and the results of hypotheses test with the T-Test stating that thitung>ttabel, so based on the statement it means there are significant difference between the application of learning model cooperative integrated reading and composition and the application of cooperative learning model Numbered Heads Together.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI...Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK...Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR ... 6 BAB I PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Error! Bookmark not defined.

2.1 Pengertian Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pengertian Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Pengertian Model Pembelajaran... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC) ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT)Error! Bookmark

not defined.

2.2 Hasil Belajar... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Pengertian Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.


(8)

2.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .. Error! Bookmark not defined.

2.3 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined. 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Perhitungan Skor Tes Individu ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Perhitungan Skor Gain Ternormalisasi (N-Gain). Error! Bookmark not

defined.

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Profil Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Hasil Pengujian Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Uji Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Uji Daya Pembeda Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Deskripsi Proses Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.


(9)

4.4 Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined. 4.6.1 Hasil Pre-test ... Error! Bookmark not defined. 4.6.2 Hasil Post-Test ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Hasil pengujian Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.6.1 Perhitungan N-Gain ... Error! Bookmark not defined. 4.6.2 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.6 Pembahasan... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran... Error! Bookmark not defined.


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Produktif...Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 2 Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 3 Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 1 Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2 Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 3 Operasionalisasi Variabel... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 4 Kriteria nilai validitas... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 5 Kriteria nilai reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 6 Klasifikasi Indeks Kesukaran... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 7 Klasifikasi Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 8 Klasifikasi Nilai N – Gain... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 9 Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 10 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 11 Skenario Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1 Ringkasan Uji Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Ringkasan Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ...Error! Bookmark not defined.


(11)

Tabel 4. 3 Ringkasan Uji Daya Pembeda Instrumen ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4 Nilai Pre-test... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 5 Ringkasan Uji Normalitas Data Pre-test ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6 Ringkasan Uji Homogenitas Data Pre-test...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 7 Hasil Uji-t Data Pre-test ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 8 Tabel Nilai Post-test ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 9 Ringkasan Uji Normalitas Data Post- Test ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 10 Ringkasan Uji Homogenitas Data Post-Test...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 11 Hasil Uji-t Data Post-Test ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 12 Nilai N-Gain Kelas Eksperimen... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 13 Nilai N-Gain Kelas Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 14 Ringkasan Uji Normalitas N-Gain ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 15 Ringkasan Uji Homogenitas N-Gain .. Error! Bookmark not defined.


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.1 Kerangka Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1 Persentase kelulusan Pre-test ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Nilai rata – rata Pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3 Persentase kelulusan post-test ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.4 Nilai rata – rata Post-Test kelas eksperimen dan kelas kontrol... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.5 Presentase N-Gain Kelas Eksperimen Error! Bookmark not defined.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang umum ditemukan dalam pembelajaran di sekolah dalam lingkup mikro adalah adanya dugaan tentang rendahnya hasil belajar peserta didik. Rendahnya hasil belajar peserta didik ini mengakibatkan kualitas pendidikan di Indonesia bisa dikatakan buruk. Hal ini tercermin dalam data yang di ungkapkan UNESCO pada tahun 2013 melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka mengerti huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender, angka bertahan peserta didik hingga kelas VI Sekolah Dasar. (sumber : http://en.unesco.org/themes/monitoring-and-coordinating-education-development ).

Sementara itu The United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2011 juga telah melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM ) atau Human Development Index (HDI) Indonesia mengalami penurunan dari peringkat 108 pada 2010 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara. Dan pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik tiga peringkat menjadi urutan ke-121 dari 185 negara. Data ini meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan. (sumber :


(14)

Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan masyarakat Indonesia masih rendah. Mutu pendidikan sering dinilai berdasarkan kualitas hasil keluarannya (output pendidikan), apakah output yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau tidak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai apakah output sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum adalah melalui pengukuran hasil belajar peserta didik yang diperoleh setelah melalui proses belajar dan pembelajaran. Jika kondisi ini tetap berlangsung maka sudah dapat dipastikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin merosot dan impian Indonesia untuk menjadi negara maju akan sulit untuk diwujudkan.

Inti dari kegiatan sekolah atau kelas adalah proses belajar mengajar (PBM). Dalam UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang pendidikan berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyatakan: SMK adalah suatu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa memiliki kemampuan sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, terdidik, dan profesional, serta dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Speri halnya dijelaskan dalam Permendikbud No.70 tahun 2003 tentang struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terdapat tiga kelompok mata pelajaran yaitu kelompok mata pelajaran adaptif, normatif dan produktif. Kelompok mata pelajaran adaptif adalah kelompok mata pelajaran kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki


(15)

dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Program adaptif berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok mata pelajaran normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, baik sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga negara dunia. Program normatif berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan pada peserta didik disamping kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Kemudian yang terakhir adalah kelompok mata pelajaran produktif yang memiliki fungsi untuk membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha dan industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.

Dalam rumpun bidang keahlian SMK Bisnis dan Manajemen terdapat banyak program keahlian salah satunya adalah program keahlian administrasi perkantoran. Program keahlian administrasi perkantoran memiliki beberapa tujuan yaitu menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerapkan


(16)

kemampuan teknologi informasi, menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola dokumen sesuai standar operasi dan prosedur. Untuk itu maka siswa SMK Program keahlian administrasi perkantoran harus memiliki kompetensi untuk mencapai tujuan tersebut.

Namun, pada kenyatannya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran produktif tidak sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan hasil belajar peserta didik agar tidak terjadi kemerosotan kompetensi lulusan SMK.

Upaya pembelajaran yang dilakukan khususnya pada mata pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan seharusnya mampu membantu peserta didik agar mampu meningkatkan hasil belajarnya. Seperti halnya di SMK Negeri 3 Bandung yang menjadi SMK negeri unggulan di kota Bandung, serta prestasi di bidang akademik yang cukup banyak diraih. SMK Negeri 3 Bandung juga telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008 sebagai jaminan kualitas mutu lulusan yang memperoleh pembelajaran disana. Namun, pada kenyataannya masih terdapat masalah rendahnya hasil belajar khususnya di Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Seperti data yang diperoleh peneliti pada saat melakukan pra penelitian berikut ini.


(17)

Tabel 1. 1

Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Produktif Kelas 10 Program Administrasi Perkantoran SMK Negeri 3 Bandung

Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas KKM

Mata Pelajaran Produktif Komunikasi

dan Surat Menyurat Teknologi Perkantoran Mengelola Sistem Kearsipan Manajemen Administrasi Perkantoran

X AP 1 75 81.3 81.5 75.49 80.61

X AP 2 75 79.75 81.99 70.44 83.26

X AP 3 75 77.42 81.62 70.57 82.56

X AP 4 75 79.21 82.04 73.89 81.71

X AP 5 75 77.57 79.37 72.25 80.8

X AP 6 75 79.97 81.46 71.65 84.12

Rata-rata 79.20333 81.33 72.38 82.17

Rata-rata Mata Pelajaran Produktif

78.77

(Sumber : Arsip SMK Negeri 3 Bandung (data diolah))

Tabel 1 memberikan penjelasan bahwa nilai rata-rata pada mata pelajaran produktif sudah mencapai KKM namun belum dapat dikatakan peserta didik memperoleh hasil yang memuaskan. Dari seluruh nilai rata-rata mata pelajaran produktif, peserta didik memiliki kelemahan pada mata pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan, dimana peserta didik mencapai nilai KKM namun dengan jumlah yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mata pelajaran produktif lainnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh di setiap kompetensi dasar pada mata pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan pada tabel di bawah ini :


(18)

Tabel 1. 2

Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Kelas 10 Program Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung

Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas KKM

Nilai Rata-rata Mengelola Sistem Kearsipan

KD 1 KD 2 KD 3

X AP 1 75 71.08 70.23 75.19

X AP 2 75 69.45 72.55 73.94

X AP 3 75 72.25 73.5 71.97

X AP 4 75 70.37 72.66 72.63

X AP 5 75 67.23 71.38 71.15

X AP 6 75 68.56 76.86 72.54

Rata-rata 69.8233 72.8633 72.9033

(Sumber : Arsip SMK Negeri 3 Bandung (data diolah))

Tabel 2 memberikan informasi bahwa terdapat satu kompetensi dasar yang berada di bawah nilai KKM yaitu Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Kearsipan, sehingga menggambarkan bahwa peserta didik kurang dalam memahami materi pada Kompetensi Dasar kesatu yaitu Mendeskripsikan Kearsipan di mata pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan.

Tabel 1. 3


(19)

Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Kearsipan Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas KKM

Nilai Rata – Rata Kompetensi Dasar Mendeskripsikan kearsipan

Pengetahuan Keterampilan Sikap

X AP 1 75 72,73 72,69 80,00

X AP 2 75 69,45 72,48 80,00

X AP 3 75 69,58 75,65 80,00

X AP 4 75 71,25 78,36 80,00

X AP 5 75 70,68 70,01 80,00

X AP 6 75 70,73 76,94 80,00

Rata-rata 70,06 74,35 80,00

(Sumber : Arsip SMK Negeri 3 Bandung (data diolah))

Pada Tabel 3 menggambarkan bahwa pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Kearsipan peserta didik belum memahami konsep yang diajarkan, hal ini dapat terlihat dari rata-rata nilai pengetahuannya yang masih jauh dari KKM, maka akan berpengaruh pula dengan keterampilan peserta didik dalam mempraktekkan kompetensi tersebut. Pemahaman peserta didik yang masih rendah mengenai materi Mendeskripsikan Kearsipan mengindikasikan bahwa peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran belum optimal. Peserta didik seharusnya dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam dunia kearsipan secara faktual dan berdasarkan analisis yang mendalam. Namun pada kenyataannya banyak peserta didik yang belum mampu memecahkan masalah secara komprehensif dan terarah, masih banyak peserta didik yang memecahkan masalah dengan pemikiran yang dangkal dan hanya bersifat common sense atau tidak berdasarkan data yang akurat. Salah satu hal yang mencerminkan kondisi mengenai hasil belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Bandung tergolong rendah adalah nilai rata-rata peserta didik dalam Kompetensi Dasar Mendeskripsikan


(20)

Kearsipan pada ranah pengetahuan yang belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan.

Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap peserta didik tidak sama, sehingga kecepatan peserta didik dalam mencerna dan memahami pelajaran yang diterima berbeda. Hal itu berkaitan juga dengan model pembelajaran atau cara yang digunakan oleh guru bidang studi tersebut dalam mengajar atau menyampaikan materi pelajaran.

Umumnya di sekolah, proses pengajaran masih mengarah pada paradigma lama yakni cenderung berpusat pada guru (teacher centered), konsep yang diajarkan guru hanya digambarkan di papan tulis dan disampaikan secara lisan. Guru berperan mentransfer materi namun terkadang kurang melibatkan keaktifan peserta didik yang akhirnya peserta didik hanya menerima secara pasif dan sibuk mencatat materi yang disampaikan guru.

Anita Lie (2004:2) menyatakan:

Paradigma yang lama adalah guru memberikan pengetahuan pada peserta didik yang pasif. Dia tidak perlu tahu mengenai proses belajar mengajar yang tepat. Dia hanya perlu menuangkan apa yang diketahuinya kedalam botol kosong yang siap menerimanya. Mengajar dengan model pembelajaran ceramah dan mengharapkan peserta didik duduk, diam, dengar, catat, dan hafal.

Proses belajar mengajar dengan paradigma lama cenderung menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik. Menghindari hal itu tidak terjadi, tuntutan dalam dunia pendidikan harus mengalami perubahan. Kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama tersebut .

Perkembangan dalam kegiatan proses belajar mengajar diharapkan peserta didik mengalami perubahan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Salah


(21)

satu faktor utama yang mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar mengajar yaitu model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Ketika model pembelajaran yang digunakan tidak tepat terhadap peserta didik, maka tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal.

Kenyataan dan pandangan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang timbul adalah bagaimana upaya pendidik atau guru untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Dengan diterapkannya suatu model pembelajaran yang inovatif, diharapkan mampu membangkitkan motivasi para peserta didik untuk belajar.

Pada proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi peserta didik yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran salah satunya ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Salah satu proses pembelajaran yang baik dilakukan oleh guru pada saat ini salah satunya adalah pembelajaran kelas secara kooperatif.

Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berinteraksi secara aktif dalam kelompok belajarnya karena tujuan kelompok adalah untuk menghasilkan suatu penyelesaian tugas yang telah diberikan. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan


(22)

pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi yang telah diajarkan. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.

Menurut Bloom dalam (Nana S, 2010:23) mengatakan:

Ada dua faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristik intern peserta didik yang meliputi (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya dan motivasi) serta karakteristik ekstern kualitas pengajaran yang meliputi (guru, model pembelajaran dan fasilitas belajar).

Model pembelajaran merupakan faktor eksternal dalam mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Oemar Hamalik (2005:120) mengemukakan bahwa

“Cara guru memberikan pelajaran sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yang bersumber dari lingkungan sekolah.” Pendapat tersebut diperjelas oleh Etin Solihatin (2007:5) yang menyatakan bahwa “Salah satu model yang dianggap efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran yaitu

model pembelajaran kooperatif”.

Model pembelajaran kooperatif menitikberatkan pada proses belajar dalam kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.


(23)

Ada banyak jenis model pembelajaran kooperatif, salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) yang merupakan sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi dari sekolah tingkat menengah agar konsep yang disampaikan dapat terserap dengan sempurna oleh peserta didik .(Robert E. Slavin, 2008 : 200).

Salah satu Mata Pelajaran Produktif yaitu Standar Kompetensi mengelola Sistem Kearsipan adalah salah satu keahlian yang harus dikuasai oleh peserta didik, dikarenakan kearsipan merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah organisasi. Seperti yang dikemukakan oleh Mykland (Madiana : 75) “Dunia tanpa arsip adalah dunia tanpa memori, tanpa kepastian hukum , tanpa sejarah, tanpa

kebudayaan dan tanpa ilmu pengetahuan”. Mengingat betapa pentingnya

kearsipan dalam sebuah organisasi maka pemahaman peserta didik mengenai kearsipan haruslah dipahami dengan baik. Dalam Mata Pelajaran Produktif Mengelola Sistem Kearsipan Khususnya dalam Kompetensi Dasar Mendeksripsikan Kearsipan didalamnya mempelajari mengenai pengertian kearsipan, pengertian arsip, mengetahui jenis-jenis arsip, mengetahui fungsi dan kegunaan arsip dan mengetahui ruang lingkup arsip. Dalam mempelajari hal tersebut diperlukan sebuah teknik membaca dan memahami yang baik karena pada Kompetensi Dasar Kearsipan menjelaskan mengenai suatu konsep baru disertai istilah-istilah baru yang sulit untuk dihafal dan dipahami. Dengan teknik membaca dan menulis yang baik peserta didik dapat dengan mudah mengingat sebuah konsep dan istilah baru dengan cepat dan tepat, sehingga peserta didik


(24)

dapat memahami dan dapat mendeskripsikan kearsipan dengan tepat. Dengan karakteristik Kompetensi Dasar yang telah dijelaskan diatas maka penulis memilih model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). Model pembelajaran CIRC sangat tepat diterapkan dalam Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Kearsipan karena dalam kompetensi dasar ini lebih banyak membahas mengenai pemahaman konsep yang bersifat hafalan dan banyak istilah baru yang perlu diingat dan dipahami sehingga membutuhkan sebuah teknik membaca dan menulis yang baik, jika peserta didik belajar dengan Model CIRC maka peserta didik dapat memahami konsep yang disampaikan secara cepat dan tepat karena Model CIRC ini para peserta didik yang bekerja dalam tim-tim kooperatif dikoordinasikan dengan kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan.

Model pembelajaran CIRC adalah teknik pembelajaran yang menggunakan wacana/teks dimana peserta didik dibagi dalam bentuk berpasangan untuk membaca dan membuat ringkasan. Salah satu peserta didik berperan sebagai pembicara/mempresentasikan, sedangkan pasangannya mendengarkan hasil ringkasannya. Hal ini dilakukan secara bergantian, yang semula sebagai pembicara bertukar peran sebagai pendengar.( Agus Suprijono, 2009 : 130-131)

Dikarenakan penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen kuasi maka peneliti mengambil satu model pembelajaran lagi yang berada di dalam rumpun model pembelajaran kooperatif untuk diterapkan di kelas kontrol yaitu Model pembelajaran Number Heads Together (NHT). Menurut Trianto (2007: 62)


(25)

Number Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Number Heads Together (NHT) sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan variasi diskusi kelompok dengan ciri khas dari Number Heads Together (NHT) adalah guru memberi nomor dan hanya menunjuk seorang peserta didik yang mewakili kelompoknya.

Alasan pemilihan model pembelajaran Numbered Heads Tgether (NHT) dalam penelitian ini karena dilihat dari proses pembelajarannya model pembelajaran ini memiliki struktur dan kesamaan tujuan dengan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) yaitu lebih menitikberatkan kepada penguasaan konsep dan penguasaan pemahaman dalam ranah kognitif. Oleh karena itu, model pembelajaran ini dijadikan sebagai model pembelajaran yang diterapkan dalam kelas kontrol.

Dalam upaya memahami dan memecahkan masalah atau fenomena mengenai hasil belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Bandung dan hubungannya dengan masalah model pembelajaran, maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut. Agar permasalahan yang ditinjau pada penelitian ini tidak terlalu luas dan tidak terjadi pembiasan masalah, perlu adanya pembatasan masalah untuk menentukan ruang lingkup penelitian.


(26)

1) Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)

2) Penelitian ini hanya dilakukan pada kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung.

3) Penelitian ini hanya dilakukan pada mata pelajaran mengelola sistem kearsipan kompetensi dasar mendeskripsikan kearsipan pada ranah kognitif.

Mengacu pada keseluruhan paparan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dalam meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Kearsipan (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Bandung )”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah mengenai rendahnya hasil belajar peserta didik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003 : 54) :

“Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

lingkungan sekolah yaitu model pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas

ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah.”

Penelitian ini hanya mengkaji salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu model pembelajaran. Dan menurut pendapat Etin


(27)

Solihatin (2007:5) yang menyatakan bahwa “salah satu model yang dianggap efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran yaitu model pembelajaran

kooperatif”. Selanjutnya Slavin (205 : 200) menyatakan bahwa “model

pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam lingkup konsep salah satunya adalah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)”

Dengan demikian , sesuai dengan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian yaitu : Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dengan model pembelajaran Number Head Together (NHT) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) terhadap hasil belajar peserta didik.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah menganalisis peningkatan hasil belajar peserta didik dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition


(28)

(CIRC) dibandingkan dengan Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan berguna antara lain:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pendidikan yang berhubungan dengan bidang model pembelajaran, khususnya tentang model pembelajaran kooperatif Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC), serta pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik.

2. Secara praktis dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak guru dan sekolah mengenai model pembelajaran, sebab dengan pembendaharaan model pembelajaran yang tinggi, dapat menentukan model pembelajaran yang tepat dan sesuai terhadap tujuan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan sebagai kontribusi positif untuk memacu kreatifitas dalam penerapan strategi pengajaran dengan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dari tiap standar kompetensi pada program produktif.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen diartikan sebagai pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, artinya memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian cukup khas. Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat (Syaodih, 2006:194).

Metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2009:72). Penelitian eksperimen memiliki 3 jenis yang masing-masing memiliki kekhasan, yakni pre-eksperimen, quasi-eksperimen dan true-eksperimen. Berikut perbedaan dari ketiga jenis penelitian eksperimen:


(30)

Tabel 3. 1

Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen

(Muhibbin Syah, 2006:79) Dari ketiga jenis penelitian eksperimen, penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment). Metode eksperimen kuasi untuk memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar peserta didik. Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design. Menurut Sugiyono (2009:116) “ Non-equivalent control group design hampir sama dengan Pre-test Post-Test control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak No Pre eksperimen Quasi eksperimen True eksperimen

1.

Hanya 1 kelas (kelas eksperimen)

Ada dua kelas (kelas kontrol dan kelas

eksperimen)

Ada dua kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen)

2.

Sampel dipilih secara random

Sampel tidak dipilih secara random

Sampel dipilih secara random

3.

Hanya Pre-test atau Post-Test saja yang

diberikan

Dilakukan Pre-Test dan Post-Test

Dilakukan Pre-Test dan Post-Test

4.

Tidak diberikan evaluasi tes

Diberikan evaluasi tes saat awal dan akhir model

pembelajaran

Pemberian evaluasi tes diberikan secara berkala


(31)

dipilih secara random. Kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan tes awal. Perlakuan pada kedua kelompok berbeda, dimana kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan diakhiri dengan tes akhir untuk masing-masing kelompok.

Tabel 3. 2 Desain Penelitian

Kelompok Eksperimen O1 X1 O2

Kelompok Kontrol O3 X2 O4

Keterangan :

O1 : Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen O2 : Tes Akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen O3 : Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol O4 : Tes Akhir (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol X1 : Penerapan pembelajaran kooperatif Cooperative Integrated

Reading And Composition (CIRC)

X2 : Penerapan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) E : Kelas Eksperimen

K : Kelas Kontrol

Untuk melakukan metode kuasi eksperimen, maka peneliti menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang terdapat pada kerangka eksperimen dibawah ini:


(32)

Gambar 1 Kerangka Eksperimen

Langkah - langkah metode kuasi eksperimen :

a. Mengujikan soal Pre-test kepada siswa pada kelas treatment dan juga kelas kontrol

b. Hasil dari Pre-test kelas treatment dan kelas control diujikan dengan uji beda yaitu uji-t. untuk mengetahui tidak adanya perbedaan yang signifikan.

Pre test Pre test

Post test Post test

A2 (Kelas Kontrol) A1 (Kelas

Treatment)

Uji Beda

Proses Pembelajaran Kelas Kontrol Gain

Uji Beda

=

Proses Pembelajaran Kelas Treatment

Uji Beda


(33)

c. Setelah teruji kelas treatment dan kelas control tidak memiliki perbedaan maka kedua kelas tersebut dapat dilakukan proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajran masing-masing kelas. Bila hasil tes uji beda menyatakan adanya perbedaan maka eksperimen tidak bisa dilanjutkan. d. Setelah kelas treatment dan kelas control diberikan perlakuan model

pembelajaran. Langkah selanjutnya melakukan mengujikan Post-Test. e. Hasil dari Post-Test kelas treatment dan kelas kontrol diujikan kembali

dengan skor Gain untuk melihat peningkatan hasil belajar setelah perlakuan dan dilakukan kembali pengujian uji beda (uji-t) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan secara signifikan

f. Langkah yang terakhir adalah mengujikan proses pembelajaran dengan menghitung skor Gain dan uji beda Pre-test dan Post-Test untuk mengetahui bahwa proses bermakna secara signifikan dapat tidaknya meningkatkan hasil belajar.

3.2 Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut , kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009:60).

Penelitian ini mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) terhadap hasil belajar peserta didik pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Kearsipan di SMK Negeri 3 Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran


(34)

kooperatif Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). Kemudian yang menjadi variabel terikat atau dependent variable adalah hasil belajar peserta didik. Adapun subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung.

Objek penelitian yaitu orang yang dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti selama melakukan penelitian. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) terhadap hasil belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Bandung pada kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran pada Standar Kompetensi Mengelola Sistem Kearsipan.

Penelitian ini melibatkan satu variabel yang diberi perlakuan (treatment) pada objek penelitian kemudian dilakukan perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah treatment pada kelas eksperimen dan dibandingkan pula antara objek yang diberikan treatment dengan objek yang tidak diberikan treatment (kelas kontrol). Berikut operasionalisasi variabel penelitian :

Tabel 3. 3

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala

Hasil belajar peserta didik pada kelas yang menerapkan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)

Nilai rata-rata Pre-test dan

Post-Test setelah treatment Interval Hasil belajar peserta didik

pada kelas yang menerapkan model pembelajaran

Nilai rata-rata Pre-test dan


(35)

Variabel Indikator Skala

Numbered Heads Together (NHT)

3.3 Objek dan Subjek Penelitian

Objek eksperimen dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran yang terdapat di SMK Negeri 3 Bandung.

Sedangkan subjek eksperimen dalam penelitian ini kelas X AP 2 menjadi kelas eksperimen sedangkan X AP 3 menjadi kelas kontrol. Karena berdasarkan observasi penulis kedua kelas ini memiliki kemampuan yang setara.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan melalui teknik tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok” (Arikunto, 2010:193).

Bentuk soal tes dalam penelitian ini berbentuk uraian, pemilihan soal dengan bentuk uraian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik dapat memahami dan mendeskripsikan kearsipan. Instrumen tes ini digunakan pada saat Pre-test dan Post-Test dengan karakteristik setiap soal pada masing-masing tes adalah identik, perbedaan hanya terletak pada nominalnya saja baik untuk soal Pre-test maupun soal Post-Test.


(36)

3.4.1 Instrumen Penelitian

Instrumen tes dibuat dengan mempelajari terlebih dahulu Standar Kompetensi Mengelola Sistem Kearsipan serta Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Kearsipan. Kemudian instrumen tes tersebut di uji coba terhadap kelas X SMK Negeri 3 Bandung untuk mengukur atau mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi serta layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak.

Instrumen tes yang diberikan kepada peserta didik adalah tes kemampuan pemahaman konsep peserta didik berupa soal pilihan ganda dan soal uraian yang akan dijadikan sebagai soal Pre-test dan Post-Test. Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan Post-Testt dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan (treatment). Adapun langkah-langkah untuk menganalisis instrumen sebagai berikut :

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Oleh karena itu untuk mengetahui instrumen penelitian ini valid atau tidak maka dilakukan analisis validitas empirik untuk mengetahui validitas tiap butir soal menggunakan bantuan software spss 17.0 for windows.


(37)

Nilai validitas dapat ditentukan dengan koefisien produk momen. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan perumusan sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 200: 72) Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X : Skor tiap item X

Y : Skor tiap item Y N : Jumlah responden

Adapun kriteria acuan untuk validitas menggunakan kriteria nilai validitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 4 Kriteria nilai validitas


(38)

0,80 ≤ ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ≤ ≤ 0,80 Tinggi

0,40 ≤ ≤ 0,60 Cukup

0,20 ≤ ≤ 0,40 Rendah

0,00 ≤ ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2008:75)

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Untuk mengetahui suatu instrumen reliabel atau tidak maka harus diketahui koefisien reliabilitasnya. Menurut Arikunto (2008:60) suatu tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali, sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan ketetapan masalah hasil tes atau seandainya hasil tes berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen penelitian ini, peneliti menggunakan software spss 17.0 for windows. Untuk mengukur reliabilitas, pada program SPSS digunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:


(39)

Keterangan:

= Reliabilitas Instrumen k = Banyaknya pernyataan ∑ 2

= Jumlah varian butir 2 = Varian total

Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3. 5

Kriteria nilai reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 ≤ ≤ 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi

0,60 ≤ ≤ 0,80 Reliabilitas Tinggi

0,40 ≤ ≤ 0,60 Reliabilitas Cukup

0,20 ≤ ≤ 0,40 Reliabilitas Rendah

0,00 ≤ ≤ 0,20 Reliabilitas Sangat Rendah


(40)

c. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Tingkat kesukaran dipandang dari kemampuan peserta didik dalam menjawab soalsoal tersebut, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penetuan proporsi dan kriterian soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Soal yang baik adalah yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:207) bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan peserta didik yang menjawab benar pada soal tersebut. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

(Suharsimi arikunto, 2006 : 100) Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Banyak peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar Js : jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria sebagai berikut :


(41)

Tabel 3. 6

Klasifikasi Indeks Kesukaran Nilai Indeks

Kesukaran Interpretasi

0,00 Soal terlalu sukar

0,00 - 0,30 Soal sukar

0,30 - 0,70 Soal sedang

0,70 - 1,00 Soal mudah

1,00 Soal terlalu mudah

d. Daya Pembeda Instrumen

Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

BA = Jumlah jawaban benar kelompok atas BB = Jumlah jawaban kelompok bawah JA = Jumlah siswa kelompok atas JB = Jumlah siswa kelompok bawah

Selanjutnya koefisien daya pembeda yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sesuai dengan tabel dibawah ini (Arikunto, 2003:161).


(42)

Kriteria interpretasi yang digunakan untuk daya pembeda adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 7

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 ≤ ≤ 0,40 Cukup

0,40 ≤ DP ≤ 0,70 Baik

0,70 ≤ DP ≤ 1,00 Sangat Baik

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berupa data kuantitatif. Maka teknik analisis data yang digunakan juga menggunakan teknik analisis data kuantitatif. “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data terkumpul dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul” (Sugiyono, 2012: 207).

Setelah data hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh, maka dilakukan analisis statistik untuk mengetahui perbedaan kedua kelompok tersebut. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

3.5.1 Perhitungan Skor Tes Individu

Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Data tersebut diperoleh dari tes awal (Pre-test) sebelum pembelajaran dan tes akhir


(43)

(post-test) setelah pembelajaran dilaksanakan. Hasil Pre-test dan post-test peserta didik dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan.

3.5.2 Perhitungan Skor Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Perhitungan skor Gain diperoleh dari selisish skor tes awal (Pre-test) dengan skor tes akhir (Post-Testt). Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:200), “Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari treatment. Perhitungan yang digunakan untuk menghitung nilai Gain adalah sebagai berikut:

G =

Dengan G sebagai Gain, sebagai skor tes awal dan sebagai skor tes akhir.

Setelah nilai hasil Pre-test dan post-test diperoleh dari hasil penskoran, maka selanjutnya akan dihitung rata-rata peningkatan hasil belajar peserta didik yaitu dengan perhitungan N-Gain. Hal ini dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Selanjutnya, perolehan normalisasi N-Gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:


(44)

Tabel 3. 8

Klasifikasi Nilai N – Gain

3.5.3 Uji Persyaratan Analisis Data 1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut normal atau tidak. Hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan digunakan. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini yaitu uji Liliefors Test.

Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Ating dan Sambas, 2006:289), sebagai berikut:

a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatimya.

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). e. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoretical Proportion pada table z f. Menghitung Theoretical Proportion.

g. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

h. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi

Rentang Nilai Klasifikasi

g > 0,70 Tinggi

0,30 ≥ (g) < 0,70 Sedang


(45)

Dibawah ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas data:

Tabel 3. 9

Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X F Fx Z -

-

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, ( ) = fk/n Kolom 5 : Nilai Z, formula, ̅

Dimana : ̅ ∑ dan S = √∑

(∑ )

Kolom 6 : Theoretical Proportion (label z): Proporsi Kumulalif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada label distribust normal. Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion dengan cara

mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut Adalah D hitung.


(46)

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara

√ . Kemudian

membuat kesimpulan dengan kriteria :

 D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.

 D hitung ≥ D tabel, maka HO ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji Homogenitas merupakan uji perbedaan varians kelompoknya. Asumsi uji homogenitas adalah untuk kepentingan akurasi data dan keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Dengan kata lain, uji homogenitas ini untun menguji apakah sampel yang diambil telah homogenitas atau telah memiliki karakteristik sifat yang sama.

Uji statistika yang akan digunakan adalah Uji Burlett. Kriteria yang digunakannnya adalah apabila bila nilai hitung > nilai tabel , maka menyatakan varians skornya homogeny ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus:

(∑ )

(Sambas Ali Muhidin, 2010:96) Dimana :


(47)

= n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = (Log

= Varians gabungan = =

(Sambas Ali Muhidin, 2010:96)

Sambas Ali Muhidin (2010:97), menjelaskan mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:

a. Menentukan kolompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses peritungan, dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 10 Model Tabel Uji Barlett

Sampel db = n-1

1 2 3 … … ∑

c. Menghitung varians gabungan

d. Menghitung log dari varians gabungan e. Menghitung nilai Barlett

f. Menghitung nilai g. Membuat kesimpulan


(48)

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diambil dari hasil Pre-test dan hasil Post-Testt sedangkan data kualitatif diambil dari lembar observasi aktivitas guru dan juga aktivitas siswa.

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Menurut (Sambas Ali Muhidin, 2010:43), pengujian hipotesis dapat memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Nyatakan hipotesis statistik ( dan yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan.

2. Menentukan taraf kemaknaan/nyata α (level of significance α).

3. Gunakan statistic uji yang tepat.

4. Tentukan titik kritis dan daerah kritis (daerah penolakan) 5. Apakah nilai statistik uji berdasarkan data yang dikumpulkan. 6. Berikan kesimpulan.

̅̅̅ ̅̅̅

(Sugiyono, 2006:118) Keterangan:

: rata-rata skor gain kelompok eksperimen : rata-rata skor gain kelompok kontrol : jumlah siswa kelas eksperimen

: jumlah siswa kelas eksperimen

: varians skor kelompok eksperimen : varians skor kelompok kontrol

Kemudian hasil t hitung dihubungkan dengan t tabel. Cara untuk menghubungkan dengan adalah sebagai berikut :


(49)

1. Menentukan dejat kebebasan (dk) = N1 + N2 - 2

2. Melihat tabel distribusi t untuk tes satu skor pada taraf signifikasi tertentu, misalnya pada taraf 0,05 atau tingkat kepercayaan 95 %, sehingga akan diperoleh nilai t dari Tabel distribusi t dengan persamaan Bila nilai t unluk dk yang diinginkan tidak ada pada Tabel, maka dilakukan proses interpolasi.

Dengan hipotesis uji sebagai berikut :

: Tidak Terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Integration Reading and Composition (CIRC) dengan Model pembelajaran Numbered Heads Together(NHT).”.

: Terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Integration Reading and Composition (CIRC) dengan Model pembelajaran Numbered Heads Together(NHT).”.

Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut :


(50)

3.6 Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) (kelas eksperimen) dan penerapan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol) adalah sebagai berikut: Sugiyono (2006: 80) menyatakan bahwa metode penelitian eksperimen digunakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Adapaun langkah-langkah penelitian ekperimen, sebagai berikut :

a) Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian. b) Mengidentifikasi dan membatasi masalah

c) Merumuskan hipotesis

d) Menyusun rencana secara lengkap dan operasional, meliputi :

 Menentukan variabel bebas dan terikat

 Memilih desain yang digunakan

 Menentukan sampel

 Menyusun alat

 Membuat outline prosedur pengumpulan data

 Merumuskan hipotesis statistik e) Melaksanakan eksperimen

f) Menyusun data untuk memudahkan pngolahan

g) Menentukan taraf signifikan yang akan digunakan dalam menguji hipotesis

h) Mengolah data dengan menggunakan metode statistika (menguji hipotesis berdasarkan data yang terkumpul)

i) Menjelaskan penafsiran j) Membuat kesimpulan


(51)

Tabel 3. 11 Skenario Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

(Kelas Eksperimen)

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Kelas Kontrol)

1. Tahap Persiapan

• Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) • Guru menyiapkan materi yang akan

dibahas

• Menyiapkan soal-soal untuk Pre-test dan Post-Test

1. Tahap Persiapan

• Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) • Guru menyiapkan materi yang akan

dibahas

• Menyiapkan soal-soal untuk Pre-test dan Post-Test

a. Pelaksanaan b. Pendahuluan

a. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.

b. Guru dan siswa bertanya jawab berkaitan dengan identitas diri

yang dibutuhkan sebagai warga negara yang baik.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran. d. Guru menyampaikan

pokok-pokok/cakupan materi

pembelajaran.

e. Guru menjelaskan langkah – langkah pembelajaran dengan model CIRC

a. Pelaksanaan b. Pendahuluan

a. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.

b. Guru dan siswa bertanya jawab berkaitan dengan identitas diri

yang dibutuhkan sebagai warga negara yang baik.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran. d. Guru menyampaikan

pokok-pokok/cakupan materi

pembelajaran.

e. Guru menjelaskan langkah – langkah pembelajaran dengan model NHT


(52)

f. Guru membagi kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang perserta didik yang heterogen

c. Kegiatan Inti MENGAMATI :

1. Siswa mengamati dan membaca bahan yang telah dibagikan oleh tiap guru kepada tiap kelompok mengenai pengertian arsip dan kearsipan dari berbagai referensi. MENANYA :

2. Siswa mendiskusikan mengenai

pengertian arsip dan kearsipan dan saling bertanya jawab dengan anggota kelompoknya dengan menghargai pendapat teman dalam bahasa yang santun

MENGUMPULKAN INFORMASI / MENALAR :

3. Ketua kelompok membagi tugas dalam kelompok siapa yang membaca (reading),

mengidentifikasi apa yang

ditanyakan, siapa yang mencatat apa yang diketahui dalam tugasnya,

f. Guru membagi kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang perserta didik yang heterogen dan masing- masing peserta didik di dalam kelompok memiliki nomor

c. Kegiatan inti MENGAMATI :

1. Siswa mengamati dan membaca bahan yang telah dibagikan oleh tiap guru kepada tiap kelompok mengenai pengertian arsip dan kearsipan dari berbagai referensi. MENANYA :

2. Siswa mendiskusikan pertanyaan yang diberikan oleh guru mengenai

pengertian arsip dan kearsipan dan

saling bertanya jawab dengan anggota kelompoknya dengan menghargai pendapat teman dalam bahasa yang santun.

MENGUMPULKAN INFORMASI / MENALAR :

3. Siswa secara berkelompok

mendiskusikan pemecahan masalah berdasarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru


(53)

sedangkan guru bertindak sebagai nara sumber dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan.

MENGASOSIASI / MENCOBA :

4. Siswa secara individual mengamati dan mengidentifikasi kemudian

semua anggota kelompok

merancang, menyelesaikan tugas, (integrasi) lalu mengkomposisikan (composition) hasil temuan di tulis di kertas.

MENGKOMUNIKASIKAN /

JEJARING :

5. Perwakilan kelompok

menampilkan presentasi hasil kerja di depan kelas dan terjadi proses tanya jawab di dalam presentasi tersebut.

MENGASOSIASI / MENCOBA :

4. Siswa secara individual mengamati dan mengidentifikasi pertanyaan yang diberikan oleh guru .dan memastikan semua kelompok mampu untuk memecahkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

MENGKOMUNIKASIKAN /

JEJARING :

5. Salah satu perwakilan kelompok yang telah dipanggil nomor nya oleh guru memberikan jawaban mengenai pertanyaan yang telah diberikan sebelumnya dan terjadi proses tanya jawab di dalam proses pemberian jawaban tersebut.

2. Penutupan

1. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. 2. Siswa merenungkan aktivitas

pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan mengisi lembar internalisasi sikap berkaitan dengan kemampuan dalam mengelola sistem kearsipan

2. Penutupan

1. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

2. Siswa merenungkan aktivitas

pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan mengisi lembar internalisasi sikap berkaitan dengan kemampuan dalam mengelola sistem kearsipan yang


(54)

yang dijadikan sebagai alat penyampai mengenai pengertian arsip dan kearsipan.

3. Siswa merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi.

4. Siswa mengerjakan evaluasi.

5. Siswa saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang telah dicapai. Siswa menyepakati tugas yang harus dilakukan berkaitan dengan pengertian arsip dan kearsipan

dijadikan sebagai alat penyampai mengenai pengertian arsip dan kearsipan.

3. Siswa merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi.

4. Siswa mengerjakan evaluasi.

5. Siswa saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.

Siswa menyepakati tugas yang harus dilakukan berkaitan dengan pengertian arsip dan kearsipan


(55)

(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) lebih tinggi dan memberikan peningkatan hasil belajar siswa yang telah diterapkan pada kompetensi dasar mendeskripsikan kearsipan. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan (treatment), terdapat perbedaan nilai rata-rata peningkatan hasil belajar antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) pada kelas eksperimen dengan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) pada kelas kontrol.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk pada nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen masih terdapat siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh pihak sekolah, maka saran yang dapat dikemukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pengajar yang belum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC maka ada baiknya untuk mencoba menerapkan model pembelajaran tersebut untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(57)

2. Guru hendaknya dapat mencoba menerapkan berbagai macam model pembelajaran lainnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan kearsipan sehingga dapat terjadi interaksi antara satu dengan yang lainnya supaya dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien.


(58)

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi.(2001). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Bina Aksara

Arikunto, Suharsimi.(2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pemdidikan. Jakarta: Bina Aksara

Baharuddin. (2009). “Pendidikan dan psikologi perkembangan”. Jogjakarta: Ar-Ruz Media

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Airlangga.

Djafar, Tengku (2001). Kontribusi Strategi Pembelajaran.Yogyakarta: Andi. Djamarah, Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta

Farokhatun, Umi. (2009). di MA Darul Ullum. “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik melalui Model Pembelajaran CIRC Materi Fikih Pokok Bahasan Makanan dan Minuman Di MA Darul Ulum”. Skripsi. Semarang : Institut Agama Islam Walisongo.dalam

http://digilib.IAIW.ac.id [Online]

Hamalik, Oemar. (2002). “Psikologi Belajar dan Mengajar”. Jakarta : Bumi Aksara.

Isjoni. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kuncoro, Sugih. “Kualitas Pendidikan Indonesia”. (Online). Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html. [19 Desember 2013]

Leni, Fitri Laili. (2010). “Efektivitas Model Pembelajaran CIRC Terhadap Hasil Belajar Peserta didik SMA pada Materi Pencemaran Lingkungan”. Skripsi. Surabaya : UNTAN. dalam http://digitallibrary.UNTAN.ac.id [Online]

Lie, Anita. (2004). Cooperatif Learning. Jakarta:Gramedia.

Muhibbin Syah, (2010), Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung:

Karya Adhika Utama

Mulyasa, E. ( 2006). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosda Karya


(1)

Cevy Mardiantri M, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) D alam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi D asar Mendeskripsikan Kearsipan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) lebih tinggi dan memberikan peningkatan hasil belajar siswa yang telah diterapkan pada kompetensi dasar mendeskripsikan kearsipan. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan (treatment), terdapat perbedaan nilai rata-rata peningkatan hasil belajar antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) pada kelas eksperimen dengan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) pada kelas kontrol.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk pada nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen masih terdapat siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh pihak sekolah, maka saran yang dapat dikemukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pengajar yang belum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC maka ada baiknya untuk mencoba menerapkan model pembelajaran tersebut untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(2)

106

Cevy Mardiantri M, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) D alam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi D asar Mendeskripsikan Kearsipan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Guru hendaknya dapat mencoba menerapkan berbagai macam model pembelajaran lainnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan kearsipan sehingga dapat terjadi interaksi antara satu dengan yang lainnya supaya dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien.


(3)

107

Cevy Mardiantri M, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) D alam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi D asar Mendeskripsikan Kearsipan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

Cevy Mardiantri M, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) D alam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi D asar Mendeskripsikan Kearsipan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi.(2001). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Bina Aksara

Arikunto, Suharsimi.(2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pemdidikan. Jakarta: Bina Aksara

Baharuddin. (2009). “Pendidikan dan psikologi perkembangan”. Jogjakarta: Ar-Ruz Media

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Airlangga.

Djafar, Tengku (2001). Kontribusi Strategi Pembelajaran.Yogyakarta: Andi. Djamarah, Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta

Farokhatun, Umi. (2009). di MA Darul Ullum. “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik melalui Model Pembelajaran CIRC Materi Fikih Pokok Bahasan Makanan dan Minuman Di MA Darul Ulum”. Skripsi. Semarang : Institut Agama Islam Walisongo.dalam

http://digilib.IAIW.ac.id [Online]

Hamalik, Oemar. (2002). “Psikologi Belajar dan Mengajar”. Jakarta : Bumi Aksara.

Isjoni. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kuncoro, Sugih. “Kualitas Pendidikan Indonesia”. (Online). Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html. [19 Desember 2013]

Leni, Fitri Laili. (2010). “Efektivitas Model Pembelajaran CIRC Terhadap Hasil Belajar Peserta didik SMA pada Materi Pencemaran Lingkungan”. Skripsi. Surabaya : UNTAN. dalam http://digitallibrary.UNTAN.ac.id [Online]

Lie, Anita. (2004). Cooperatif Learning. Jakarta:Gramedia.

Muhibbin Syah, (2010), Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung:

Karya Adhika Utama

Mulyasa, E. ( 2006). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosda Karya


(5)

Cevy Mardiantri M, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) D alam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi D asar Mendeskripsikan Kearsipan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purwanto, Ngalim. 2007. “Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis”. Bandung : Rosda Karya

Riyanto, Agus. 2010. “Psikologi Perkembangan Peserta Didik”. Yogyakarta : Maha Medika

Sagala, Syaiful.2007. “Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sanjaya, Wina. 2006. “Strategi Pembelajaran Berstandar Proses”. Yogyakarta : Media Abadi

Sappaile, B.I. “Pengaruh Metode Mengajar Dan Ragam Tes Tehadap Hasil Belajar”. Makassar : Bina Pustaka

Schunk, Dale. H. 2012. “Teori – Teori Pembelajaran : Perspektif Pendidikan’. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Slavin, Robert. E. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Rineka Cipta Solihatin, Etin. 2008. “Cooperative Learning”. Jakarta : Bumi Aksara

Somantri, Ating dan Sambas Ali M. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Sontani, Uep T & Sambas Ali M. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama

Sudjana, Nana. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugianto,H. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Yuma Pressindo.

Sugihartono,dkk. (2007).Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press. Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta


(6)

Cevy Mardiantri M, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) D alam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi D asar Mendeskripsikan Kearsipan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suhenah. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : IKIP Jakarta.

Suprijono, Agus. 2009. “Cooperative Learning : Teori Dan Aplikasi PAIKEM”. Yogyakarta : Pustaka Abadi

Syah, Muhibbin. (2000). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syamsudin, Abin. 2002. “Psikologi Pendidikan”. Bandung : Rosda Karya Syaodih, Nana. 2009. “Landasan Psikologi Proses Pendidikan”. Bandung :

Rosda Karya

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

UNESCO. 2013. “Education Development Index”. Dalam

“ http://en.unesco.org/themes/monitoring-and-coordinating-education-development . [Online]


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative integrated and reading composition (circ) dan metode think pair share (tps) di MTs Jam'iyyatul khair Ciputat

3 27 138

Penerpan model pembelajarana kooperatif tipr cooperative integrated reading and composition (circ) untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa (penelitian tindakan kelas di SMAN 86 jakarta)

0 4 199

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 31

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesi

0 0 16

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE LEARNING TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI : Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK W

0 0 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI :Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cireb

0 3 36

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA: Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa SMK di Lembang.

0 3 44

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI KARAKTERISTIK ZAT

0 2 19