Penerpan model pembelajarana kooperatif tipr cooperative integrated reading and composition (circ) untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa (penelitian tindakan kelas di SMAN 86 jakarta)

(1)

(2)

(3)

(4)

i

Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter. Program Studi Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Instrumen yang digunakan berupa tes dan non-tes. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah: ketuntasan belajar kelas dan peningkatan persentase siswa yang mendapat nilai minimal 66 mencapai 100% melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Dari hasil penelitian dari siklus pertama ketuntasan belajar yang dicapai yaitu sebanyak 70,51% dan siklus kedua sebanyak 100%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Siswa berharap agar model pembelajaran CIRC dapat digunakan pada materi Ekonomi berikutnya.

Kata Kunci:

Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar Siswa, Model Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC).


(5)

ii

ABSTRACT

Lestary Permata Sari. “ The Aplication ofCooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Learning Models in Improving Students’ Achievement in Understanding the Concept of “Money, Bank and Monetary Policy”. Study Program Economic Strata I (S1) Departement of Education and Social Science, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2011.

The research is a classroom action research. The research has two cycles. Each cycle consists of planning, applying, observing and reflecting. The subjects of the research are students of the class 10.5 at SMAN 86 Jakarta of the year of 2010/2011. The aims of this research are to know the improvement of students’

learning results and to know the students’ response to the application of Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) learning models. In this research, researcher had used two instruments: the test and non-test instruments. The success of the research was indicated by the success of the class completed the learning process and the increase numbers of students reaching minimum score of 66 up to 100%. In the first cycle that learning completeness of learning is 70,51% and in the second cycle is 100%. Based on the result of the research it can be concluded that concept Money, Bank, and Monetary Policy with Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) learning models. The students expect that the CIRC models can be used for the next Economic concept.

Key word:


(6)

iii

Puji syukur yang tiada terkira penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeCooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 86 Jakarta)”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telah mendidik umatnya dengan tarbiyah keimanan, ilmu pengetahuan serta akhlakul karimah.

Skripsi ini tidak lepas dari banyak kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu dibutuhkan masuka-masukan dari berbagai pihak khususnya dosen pembimbing untuk dapat membantu memperbaiki dan merevisi kesalahan dalam skripsi ini agar dapat diselesaikan dengan baik dan benar.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari beberapa pihak yang telah membantu sehingga dalam kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Drs. H. Nurochim, M.M, Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Sekertaris Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

4. Bapak Drs. H. Syaripulloh, M.Si dan Ibu Maila Dinia Husni Rahim, MA, S.Pd dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan ilmu untuk memberikan pengarahan.

5. Ibu Dra.Tumiar Sihotang, M.Si kepala sekolah SMAN 86 Jakarta.

6. Ibu Lilis Nurmaryati, S.E guru pamong mata pelajaran Ekonomi di SMAN 86 Jakarta.


(7)

iv

7. Bapak Oom Komara dan Ibu Eli Rusiati Aprilia orang tua tercinta yang

selalu mencurahkan do’a dan dukungannya baik secara moril maupun

materil.

8. Adikku tercinta Junda Lazuardhi Komara yang selalu memberikan keceriaan pada penulis.

9. Almh.Asmirah nenek tercinta yang yang telah memberikan motivasi yang selalu terkenang agar terus maju dan pantang menyerah untuk menjadi lebih baik lagi.

10. Keluarga besarku Alm. Edi Durgi Supriadi, dan Alm. Majenah yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasihatas dukungan dan do’anya.

11. Sahabat tercinta “esacu”, Suhar, Adiey, Jossie, dan Uchy yang selalu memberikan semangat dan dukungannya.

12. Sahabat tercinta , Siti Aisah, Rahma Sofia, Dina Mayasari, dan Zulhanita yang berjuang bersama selama kuliah.

13.Someone, yang selalu ada dan memberikan motivasi, semangat, do’a, dan

dukungannya selama ini.

14. Teman-teman Pendidikan IPS khususnya Prodi Ekonomi Angkatan 2007. 15. Kepala Sekolah dan Guru-guru MA ANNAJAH, yang selalu memberikan

dukungan dan motivasi kepada penulis.

16. Murid-muridku di MA ANNAJAH yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis.

17. Kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk semua pihak yang dan dapat memberikan kontribusi dalam pendidikan.

Jakarta, 05 Desember 2011

Penulis


(8)

v

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan Masalah ... 13

D. Perumusan Masalah ... 13

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 15

A. Model Pembelajaran Kooperatif... 15

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

2. Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 17

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 19

4. ModelCooperative Integrated Reading and Composition(CIRC)... 19

a. Dasar Pemikiran ... 19

b. Unsur-unsur Program CIRC ... 21


(9)

vi

B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar... 25

1. Pengertian Belajar ……… 25

2. Prinsip-prinsip Belajar ... 26

3. Tujuan Belajar ... 27

4, Hubungan Belajar dan Berpikir... 29

5. Hasil Belajar... 30

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 31

1. Pengertian IPS... 31

2. Pengertian Ekonomi ... 33

D. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang relevan ... 35

E. Kerangka Berpikir... 36

F. Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 38

B. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian... 39

C. Subjek Penelitian... 44

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian... 44

E. Tahapan Intervensi Tindakan... 45

1. Pra Penelitian ... 45

2. Siklus I... 46

3. Siklus II ... 47

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan... 48

G. Data dan Sumber Data ... 49

H. Instrumen Penelitian ... 49

1. Instrumen Tes ... 49

2. Instrumen Non Tes... 51

I. Teknik Pengumpulan Data... 52

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trusworthiness) Studi... 53


(10)

vii

K. Analisis Data dan InterpretasiHasil Analisis... 63

L. Tindak Lanjut/ Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Temuan Hasil Penelitian ... 66

1. Penelitian Pendahuluan ... 66

2. Tindakan yang Dilakukan... 70

B. Pembahasan ... 94

C. Keterbatasan Penelitian... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 96

A. Kesimpulan... 96

B. Saran ... 98


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Hasil Uji Validitas Soal ... 55

Tabel 3. 2 Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 61

Tabel 3. 3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 62

Tabel 4. 1 Nilai N-Gain Siklus I... 74

Tabel 4. 2 Hasil Perolehan NilaiPre TestSiklus I ... 77

Tabel 4. 3 Hasil Perolehan NilaiPost TestSiklus I ... 80

Tabel 4. 4 Nilai N-Gain Siklus II ... 86

Tabel 4. 5 Hasil Perolehan NilaiPre TestSiklus II ... 89


(12)

ix

Bagan 3. 1 Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis

dan Tenggart ... 41 Bagan 3. 2 Prosedur Penelitian CIRC... 42 Bagan 3. 3 Proses Penelitian Validitas Wawancara ... 56


(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Frekuensi Nilai Pre Test Siklus I... 77

Gambar 2 Frekuensi Nilai Post Test Siklus I ... 80

Gambar 3 Frekuensi Nilai Pre Test Siklus II ... 90

Gambar 4 Frekuensi Nilai Post Test Siklus II ... 92

Gambar 5 Foto kegiatan siswa dengan menggunakan model CIRC ... 180

Gambar 6 Foto kegiatan siswa dengan menggunakan model CIRC ... 181

Gambar 7 Foto kegiatan siswa dengan menggunakan model CIRC ... 182

Gambar 8 Foto kegiatan siswa dengan menggunakan model CIRC ... 183

Gambar 9 Foto kegiatan siswa dengan menggunakan model CIRC ... 184


(14)

xi

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 102

Lampiran 2 Lembar Observasi Proses Belajar Mengajar Pra Penelitian. 114 Lampiran 3 Catatan Lapangan Siklus I... 115

Lampiran 4 Catatan Lapangan Siklus II ... 116

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Aktivitas Peneliti Siklus I ... 117

Lampiran 6 Lembar Pengamatan Aktivitas Peneliti Siklus II... 119

Lampiran 7 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I... 121

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 122

Lampiran 9 Hasil Wawancara Saat Observasi Responden Siswa ... 123

Lampiran 10 Hasil Wawancara Setelah Tindakan Responden Siswa ... 131

Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru Ekonomi Pra Penelitian... 137

Lampiran 12 Hasil Observasi Sikus I ... 139

Lampiran 13 Hasil Observasi Siklus II... 140

Lampiran 14 Kisi-Kisi Instrumen... 141

Lampiran 15 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I ... 161

Lampiran 16 Soal Tes Hasil Belajar Siklus II... 164

Lampiran 17 Profil Sekolah ... 167

Lampiran 18 Hasil Data Anatest ... 172


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk Allah SWT yang memiliki kelebihan dibandingkan mahluk lainnya, oleh karena itu manusia diciptakan Allah SWT dengan tujuan untuk beribadah, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Salah satu ciri khusus manusia adalah memiliki akal dan pikiran. Melalui pendidikan lah manusia mengaplikasikan akal dan pikirannya, karena dalam pendidikan berlangsung proses belajar yang melibatkan akal dan pikiran seseorang dalam menerima ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi dirinya sehingga kelak akan mengangkat harkat dan martabatnya menjadi mahluk yang terhormat dan sempurna di sisi Allah SWT.

Pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, oleh karena itu pendidikan mutlak harus ada dalam kehidupan manusia. Jadi pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

“Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan bangsa dan merupakan kegiatan belajar yang berlangsung secara terus menerus. Dalam


(16)

arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya”.1

Dalam hidup manusia tidak terlepas dari adanya pendidikan, baik yang berasal dalam keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Seorang anak pertama kali memperoleh pendidikan dari keluarga walaupun tidak berlangsung secara formal seperti pada institusi pendidikan.

Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar atau awal bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tua dan keluarga yang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari anak belajar dari lingkungannya atau dalam kata lain di dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan yang di dapat dalam masyarakat ini di mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah.

“Kemudian, pendidikan di sekolah. Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, dan juga sebagai lanjutan dari pendidikan dalam keluarga, serta sebagai jembatan bagi anak yang menghubungkan antara kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan di masyarakat kelak”.2

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang di dalamnya terdapat proses belajar mengajar yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen dalam proses belajar di sekolah diantaranya : guru, peserta didik, proses belajar mengajar (PBM), serta model pembelajaran merupakan salah satu yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk mewujudkan keberhasilan pendidikan tersebut, diperlukan adanya usaha-usaha serius dari setiap unsur yang terlibat di dalam dunia pendidikan.

1

Hasbullah ,Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada : 2008 ), hal. 1

2


(17)

3

“Dalam proses kegiatan belajar dan mengajar siswa dijadikan sebagai student centered atau dalam kata lain pembelajaran berpusat pada siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung lebih mengaktifkan siswa dibandingkan guru. Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik”.3 Dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari peranan seorang guru yang merupakan sentral dalam kegiatan belajar mengajar. Dan mengajar adalah tugas seorang guru, mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran pada peserta didik, akan tetapi sebagai suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Jadi dalam proses pembelajaran, guru merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar, karena guru merupakan orang yang berhadapan langsung dengan siswa atau peserta didik.

“Kegiatan belajar yang terjadi di sekolah tidak akan berjalan tanpa adanya siswa atau peserta didik, karena peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran, bukan guru. Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya”.4Setiap siswa memiliki kemampuan, dan latar belakang yang berbeda-beda yang pada dasarnya memiliki potensi yang harus dikembangkan. Guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada siswa, oleh karena itu siswa atau peserta didik lah yang belajar.

Inti dari kegiatan suatu sekolah atau kelas adalah proses belajar mengajar (PBM). Kualitas belajar siswa banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan belajar mengajar tersebut atau dengan kata lain banyak ditentukan oleh interaksi antara guru, siswa, dan sarana yang mendukung proses pembelajaran di kelas.

Pembelajaran dikatakan efektif, adalah sesuatu yang sangat esensial dalam proses pembelajaran. Pembelajaran harus bermakna sehingga berdampak positif, terutama bagi peserta didik. “Sedangkan pembelajaran dikatakan efisien adalah pembelajaran yang menyenangkan, dan mampu

3

Hamzah. B. Uno,Profesi Kependidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara : 2009 ), hal. 15

4

Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta : Kencana, 2007 ), hal. 52


(18)

memberikan motivasi bagi siswa dalam belajar dan memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar dikelas memilki efisien yang sangat tinggi, tidak hanya terkait dengan hambatan waktu, tempat, ataupun biaya”.5 Oleh karena itu diperlukan pengelolaan kelas yang baik, yang dapat menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan menyenangkan, serta efektif dan efisien, yang akan bermuara pada pemahaman konsep dari setiap siswa atau peserta didik, dan hasil belajar yang meningkatlah yang akan diperoleh nantinya.

Berbagai masalah yang muncul dari pengalaman mengajar mengharuskan para pendidik mencari solusinya. Di antara berbagai masalah tersebut adalah masalah model pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk pintar dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dikelas, yang dapat mengaktifkan kegiatan belajar siswa, serta agar siswa dapat memahami dan menguasai setiap konsep materi pelajaran.

Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif diperlukan model pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.

“Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa atau suku yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama”.6 “Model pembelajaran Kooperatif memiliki tujuan untuk memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa untuk mengembangkan

5

Rochmat Wahab, Pembelajaran Yang Efektif, Efisien, dan Menarik Sesuai dengan Perkembangan Teknologi Modern. Pdf diakses 15 Desember 2010, hal. 5

6

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006 ), hal. 240


(19)

5

keterampilan-keterampilan proses kelompok serta pemecahan masalah-masalah”.7

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca dan tulis adalah dengan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yakni model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis. Seperti yang telah disinggung di atas tentang model pembelajaran kooperatif yakni model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang siswa. Model pembelajaran ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal ini akan membuat belajar siswa menjadi menyenangkan dan lebih menarik, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa diberikan kebebasan untuk berpikir kreatif dan aktif dalam mengembangkan kemampuan mengenai materi yang diajarkan.

”Pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting”.8

“Tujuan dari model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini adalah untuk jauh lebih meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca mereka dengan membuat para siswa membaca untuk teman satu tim atau kelompoknya dan dengan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespons kegiatan membaca mereka”.9

7

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, ( Jakarta : Kencana, 2010 ), hal.57

8

Hijau Daun, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRCArtikel diakses 28 Januari 2010 at 3:11 pm

9

Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, ( Bandung : Nusa Media, 2005 ), hal. 202


(20)

Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini berbeda dengan pembelajaran kooperatif lainnya, karena pada dasarnya setiap pembelajaran kooperatif masing-masing tipe berbeda-beda. Yang membedakan pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini adalah dalam hal menganalisa wacana atau artikel berdasarkan konsep, yaitu dengan membaca dengan keras yang nantinya akan didengarkan oleh teman satu kelompok, kemudian kemampuan siswa dalam setiap kelompok dalam memahami bacaan, lalu menulis berdasarkan artikel atau wacana, serta menemukan kata-kata penting dalam wacana yang berhubungan dengan konsep. Di sinilah kerja sama dalam kelompok sangat ditentukan.

Ilmu yang membahas hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan manusia dengan alam semesta merupakan bahasan dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran ilmu sosial. Paduan dari sejumlah pelajaran ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan antropologi. IPS menjadi mata pelajaran wajib yang selalu ada dari berbagai jenjang sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai keperguruan tinggi. Tentunya dengan bobot materi yang berbeda-beda sesuai dengan jenjangnya masing-masing. Dan yang secara khusus di bahas dalam penelitian ini adalah mata pelajaran ekonomi.

“Istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos, yang berarti peraturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga”.10Ilmu ekonomi mempelajari bagaimana manusia (sering juga disebut sebagai agen ekonomi/economic agen) melakukan pembagian sumber daya yang tersedia secara efisien dalam memenuhi kebutuhan manusia. Dalam melakukan ini, manusia terkendala oleh waktu, keterbatasan sumber daya, keinginan manusia yang tak terbatas, dan ketidakpastian. Secara umum,

10


(21)

7

subjek dalam ekonomi dapat dibagi menjadi dua cabang, yaitu ekonomi mikro berhadapan dengan keputusan ekonomi di tingkat individu, dan ekonomi makro melihat ekonomi secara keseluruhan (termasuk inflasi, pengangguran, produksi industri, dan peran pemerintah).Ilmu ekonomi sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang dipelajari dalam mata pelajaran ekonomi meliputi produksi, distribusi, konsumsi, tenaga kerja, pengangkutan, sistem moneter dan keuangan, perdagangan, dunia usaha, serta menyangkut kemakmuran manusia di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

Berdasarkan observasi pra penelitian yang telah saya lakukan pada siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011, di temukan beberapa permasalahan, diantaranya :

Pada saat kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Ekonomi di kelas, masih menemukan banyak kendala terutama masalah penggunaan metode membaca dan mencatat yang diberikan oleh guru yang belum menunjang motivasi siswa untuk belajar. Untuk menumbuhkan minat membaca dan menulis dalam diri siswa diperlukan suatu strategi belajar yang tepat agar siswa terbiasa untuk membaca suatu tulisan (wacana) dan terbiasa untuk menulis dan menjadikannya sebuah bacaan agar para siswa paham apa yang mereka baca dan mengerti apa yang mereka tulis.

Selain itu ditemukan juga permasalahan berupa siswa nampak malas dan kurang bersemangat untuk membaca dan merangkum hasil bacaan. Padahal materi pembelajaran IPS terutama Ekonomi banyak memberikan teori-teori yang menuntut pemahaman siswa dengan banyak memaparkan wacana wacana sosial.

Masalah lain adalah hasil belajar ekonomi masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan peneliti melihat ledger hasil belajar siswa pada ulangan harian sebelumnya kepada guru mata pelajaran ekonomi. Dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Atau dapat dikatakan hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu sebesar 66.


(22)

Selain itu ada berbagai hambatan yang dihadapi oleh Siswa Kelas X-5 SMAN 86 Jakarta, diantaranya yaitu : kondisi kelas yang gaduh, yang mengurangi daya konsentrasi siswa dalam belajar, metode pembelajaran yang digunakan pun masih konvensional, yakni metode ceramah, serta pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat text book, mengacu pada buku atau LKS. Dan dapat dikatakan seperti mendikte kan kalimat-kalimat, serta pembelajaran tidak berpusat pada siswa yang dapat mengaktifkan siswa, sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran, karena siswa tidak dapat menemukan sendiri materi pokok serta kata kunci (key word) yang penting.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa orang siswa yang terlihat malas untuk belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda gurau dengan teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran ekonomi.

Tidak hanya observasi, penulis melaksanakan wawancara pra penelitian, berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi SMAN 86 Jakarta, Ibu Lilis Nurmaryati, S,E. pada hari Jumat 13 Mei 2011 bertempat di ruang guru pada pukul 10.45 WIB. “Hambatan yang ditemui pada saat kegiatan belajar mengajar adalah semangat belajar siswa kurang, tidak memperhatikan saat guru menerangkan, dan gaya belajar siswa yang berbeda-beda sehingga kesulitan untuk menggunakan metode yang cocok”.11

Selain wawancara pra penelitian dengan guru mata pelajaran Ekonomi, penulis melakukan wawancara dengan siswa. Jenis wawancaranya adalah wawancara terstruktur. Adapun wawancara terstruktur maksudnya adalah wawancara dimana telah disiapkan model-model pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti. Pertanyaan tersebut telah disusun secara urut dan sistematis dan kemudian ditanyakan secara langsung kepada responden untuk dijawabnya.

11

Wawancara, Ibu Lilis Nurmaryati, S.E, Jumat 13 Mei 2011, Pukul : 10.15 WIB, Ruang Guru


(23)

9

Tujuan wawancara pra penelitian pada responden siswa adalah untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran Ekonomi di kelas. Berdasarkan hasil wawancara terstruktur dengan 15 orang siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011 pukul 13.05 WIB di ruang kelas X-5. Ketika diajukan pertanyaan “Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran ekonomi di kelas ?”. sembilan siswa mengatakan bahwa pembelajaran ekonomi, pembelajaran yang membosankan, sulit dalam materi perhitungannya, dan terlalu banyak mnecatat. Empat orang siswa mengatakan biasa saja dalam pembelajaran ekonomi, dan 2 orang siswa mengatakan pembelajaran ekonomi menyenangkan”.12

Sementara ketika diajukan pertanyaan “Bagaimana hasil belajar ekonomi kamu ?”. Delapan siswa mengatakan kurang dari KKM, lima siswa mengatakan lebih dari KKM, dan dua siswa mengatakan sesuai dengan KKM. Dan ketika diajukan pertanyaan “Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru dalam menerangkan pelajaran Ekonomi ?. sepuluh siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi dengan mencatat, dua siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi dengan ceramah dan diskusi, dan 3 siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi biasa saja, mudah mengerti, dan mengerti pada materi tertentu saja”.13

Berdasarkan hasil observasi, serta wawancara yang telah dilakukan, beberapa hambatan yang telah di paparkan diatas dapat menjadikan siswa menjadi malas untuk mempelajari pelajaran ekonomi, karena pembelajaran yang dilakukan masih konvensional dengan metode ceramah, pembelajaran yang tidak berpusat pada siswa, yang dapat mengaktifkan siswa, dan pembelajaran yang bersifat text book serta tugas-tugas yang banyak. Oleh karena itu tugas guru untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dengan melakukan pembelajaran secara bervariasi, agar tidak terjadi kebosanan pada diri siswa karena merasa mata pelajaran ekonomi sulit untuk dipelajari. Serta perbaikan pada pengelolaan kelas serta model pembelajaran yang diterapkan

12

Wawancara, 15 Responden Siswa, Jumat 13 Mei 2011, Pukul : 12.35, Ruang Kelas X-5

13


(24)

sangat baik dilakukan oleh guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.

Beberapa penelitian yang relevan, yang membahas model pembelajaran CIRC, seperti yang dilakukan oleh Hafsah Syarifah, Jurusan Pendidikan IPA (Kimia) Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidatullah Jakarta pada tahun 2006 dengan judul skripsi : “Pengaruh Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran “. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Kimia siswa. Selain itu hasil belajar siswa yang diberi pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak diberi pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC)”.14

Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Azizah Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010 dengan judul skripsi : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238“. Hasil penelitian ini menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika khususnya pada materi aritmetika sosial dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sebanyak 84 % siswa telah mampu menyelesaikan soal

14

Hafsah Syarifah , Pengaruh Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC) terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran, ( Jakarta : 2006), hal. 53


(25)

11

cerita matematika secara urut dan sistematis. Siswa juga mampu memahami, menafsirkan dan menyelesaikan soal cerita matematika”.15

Sedangkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, hanya 52 % saja siswa yang telah mampu menyelesaikan soal cerita secara urut dan mampu memahami makna dari isi soal cerita. Selebihnya masih harus selalu di bimbing dalam setiap langkah untuk menyelesaikan soal cerita dan siswa belum mampu menafsirkan sendiri isi dari soal cerita tersebut.

Dengan hasil penelitian yang relevan, serta berdasarkan hasil observasi, dan wawancara yang telah dilakukan pada guru mata pelajaran ekonomi SMAN 86 Jakarta serta siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011, penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut sebagai penelitian dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa “.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi awal yang telah saya lakukan di SMAN 86 Jakarta kelas X-5, pada tanggal 13 Mei 2011 pada pukul 08.40 WIB, maka dari itu dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut : 1. Semangat belajar siswa kurang.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, semangat belajar siswa masih kurang, hal ini dapat terlihat dari sikap dan gaya belajar siswa di dalam kelas. Saat guru menjelaskan materi ada beberapa siswa yang tidur di dalam kelas, dan terlihat tidak bersemangat sekali belajar Ekonomi. Selain itu ada beberapa siswa yang bercanda dan mengobrol dengan teman

15

Azizah, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipeCooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238, (Jakarta, 2010 ), hal. 68


(26)

nya saat guru menerangkan, kondisi seperti sangat menganggu dalam proses pembelajaran Ekonomi di kelas.

2. Pemahaman konsep dan hasil belajar siswa rendah.

Berdasarkan data yang diperoleh dari guru Ekonomi, pemahaman terhadap konsep dan hasil belajar siswa rendah. Hal ini terbukti dengan nilai Ulangan Harian sebelumnya pada materi Konsumsi dan Investasi, dari 39 orang siswa, yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 22 siswa, dan yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 17 siswa. Dengan nilai terendah 42, dan nilai tertinggi 95. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep dan hasil belajar siswa rendah dan kurang memuaskan.

3. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran Ekonomi membosankan.

Dari wawancara dengan 15 orang siswa, 8 orang siswa mengatakan bahwa pembelajaran Ekonomi merupakan pembelajaran yang membosankan, 5 orang siswa mengatakan biasa saja, dan 2 orang siswa mengatakan menyenangkan. Banyaknya siswa yang mengatakan pembelajaran Ekonomi membosankan salah satu faktor penyebabnya adalah cara pembelajaran Ekonomi di kelas, karena metode pembelajaran Ekonomi di kelas berupa metode ceramah, pembelajaran tidak berpusat pada siswa atau dalam kata lain siswa pasif dalam pembelajaran di kelas.

4. Minimya pengetahuan guru mengenai model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan wawancara dengan guru ekonomi, Ibu Lilis Nurmaryati mengatakan bahwa dalam pembelajaran Ekonomi jarang menggunakan model pembelajaran kooperatif, karena beliau sendiri tidak mengetahui model-model pembelajaran kooperatif. Kalaupun ada yang digunakan hanya metode demonstrasi, dan metode diskusi, bukan model pembelajaran kooperatif.


(27)

13

5. Cara mengajar masih dilakukan secara konvensional.

Dari observasi pra penelitian yang dilakukan penulis, proses pengajaran yang berlangsung hanya berupa metode ceramah dan tanya jawab saja. Siswa pasif dalam pembelajaran di kelas. Kalaupun ada materi yang sulit, jarang siswa yang bertanya kepada guru.

6. Pembelajaran bersifattext book, serta tugas LKS.

Berdasarkan observasi pra penelitian, pembelajaran yang dilakukan masih bersifat text book atau guru seperti mendiktekan kalimat-kalimat pada siswa, kemudian siswa menuliskannya dalam buku tulisnya masing-masing. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, siswa banyak yang mengatakan bahwa tugas yang diberikan sangat banyak, seperti tugas LKS dan merangkum.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMAN 86 Jakarta pada kelas X-5, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya di batasi pada :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

2. Hasil belajar yang dimaksud adalah peningkatan hasil belajar Ekonomi siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari nilaiPost Test.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. “Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipeCooperative Integrated Reading and Composition(CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi Siswa pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter? “


(28)

2. “Apakah hasil belajar Ekonomi siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipeCooperative Integrated Reading and Composition(CIRC) ?”

E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian ini bertujuan :

1. Untuk meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeCooperative Integrated Reading and Composition(CIRC).

2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran Ekonomi pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter .

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa, serta meningkatkan kemampuan siswa, dan membangun daya imajinasi pikiran siswa dengan strategi penyelesaian soal cerita yang sistematis pada model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sehingga dapat memahami makna yang tersirat dalam soal.

2. Guru, diharapkan dapat dijadikan alternatif model pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.

3. Sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolah, melalui model pembelajaran kreatif dan inovatif.


(29)

15

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,

DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Sebelum mengetahui tentang model pembelajaran kooperatif, terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian dari model pembelajaran. “Menurut Soekamto dkk mengemukakan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang


(30)

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”.1

Jadi model pembelajaran merupakan seperangkat prosedur yang sistematis tentang cara dan gaya belajar. Adanya model pembelajaran ini dimaksudkan untuk memudahkan pengajar atau guru dalam menentukan strategi belajar di kelas. Biasanya model pembelajaran yang ada lebih mengaktifkan siswa, atau dapat dikatakan siswa yang berperan aktif dalam pembelajaran dari pada guru. Guru hanya sebagai fasilitator membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar.

Menurut Trianto dalam bukunya Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, bahwa dalam model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur, yakni sebagai berikut : “Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya”.2 Maksudnya model pembelajaran harus berdasarkan pemikiran yang rasional dan logis, tidak asal-asalan, dan melalui pengetahuan terkini. Karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa pembelajaran dari waktu ke waktu selalu mengalami perkembangan, namun dalam kurun waktu perkembangannya tidak asal-asal an, tetapi berdasarkan pemikiran yang rasional dan teoritis yang disusun oleh pengembangnya.

Selanjutnya, “Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar”.3 Dalam proses pembelajaran pastilah yang diharapkan adalah tujuan akhir pembelajaran, oleh karena itu sebagai fondasi awal dalam proses pembelajaran adalah bagaimana siswa belajar dan menerima materi yang disampaikan oleh guru. Jika berdasarkan paparan yang di jelaskan di atas, landasan pemikiran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif, yakni model pembelajaran yang terdiri dari

1

Trianto, Model-model Pembelajran Inovatif Berorientasi Konstriktivistik, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), hal. 5

2

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group ,2009 ), hal.270

3


(31)

17

kelompok heterogen antara 5-6 orang siswa, yang masing-masing kelompok saling bekerja sama dalam memecahkan permasalahan.

Kemudian “Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil”.4. Dalam kegiatan belajar yang memiliki kegiatan sentral adalah seorang guru, karena guru lah yang memberikan input atau masukan kepada siswa. Tingkah laku mengajar yang dimaksud adalah bagaimana seorang pendidik atau guru menyampaikan materi kepada peserta didik yang terdiri dari berbagai latar belakang dengan menggunakan model pembelajaran kreatif dan inovatif yang membangkitkan minat siswa dalam belajar. Sehingga siswa merasa nyaman dan senang dalam belajar yang akan berakhir pada hasil belajar yang baik.

Dan ciri yang keempat adalah “lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai”.5Salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah lingkungan belajar. Oleh karena itu tugas guru dan siswa menciptakan lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan. Lingkungan belajar yang kondusif, dan menyenangkan lah yang dapat membangkitkan siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Unsur Pembelajaran Kooperatif

Selain memiliki ciri-ciri, pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur pembelajaran. Menurut Prof.Dr.Yatim Riyanto dalam bukunya Paradigma Baru Pembelajaran, unsur-unsur yang terkandung dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

“Mengembangkan interaksi yang saling asih antar sesama sebagai latihan hidup masyarakat”.6 Maksudnya bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengatasnamakan kerja sama

4

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group ,2009 ), hal.270

5

Yatim Riyanto,Paradigma Baru…, hal.270

6


(32)

tim atau kelompok. Dengan belajar bersama tim atau kelompok dapat menghasilkan interaksi bersama antar anggota kelompok dalam belajar, atau dapat dikatakan seperti tutor sebaya. Siswa belajar dari teman-teman satu kelompok nya, saling membantu, menghargai pendapat masing-masing anggota.

Selanjutnya “Saling ketergantungan positif antar individu”.7 Maksudnya tiap individu mempunyai kontribusi dalam pencapaian tujuan, atau dalam kata lain individu-individu dalam satu kelompok belajar saling bergantung ke arah positif yang menginginkan adanya pencapaian tujuan akhir yang dicapai.

Lalu“Tanggung jawab secara individu”.8Setiap individu dalam satu kelompok memiliki peranan dan tanggung jawab masing-masing dalam kelompoknya, karena ini adalah pembelajaran kelompok dimana masing-masing individu memiliki tanggung jawab besar terhadap kelompoknya.

Kemudian “Temu muka dalam proses pembelajaran”.9 Dalam model pembelajaran yang melibatkan masing-masing individu dalam satu kelompok pastilah ada temu muka dalam proses pembelajaran, karena proses pembelajaran tidak akan berlangsung tanpa adanya temu muka. Selain itu tanggung jawab serta komunikasi antar individu di bangun untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu dapat mengerjakan tugas sesuai dengan yang diperintahkan oleh guru yang akan menghasilkan hasil belajar yang meningkat, dan diperoleh lah evaluasi pembelajaran kelompok.

Dari unsur-unsur pembelajaran yang telah dipaparkan di atas, jelas sekali bahwa dalam pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama kelompok, dimana masing-masing individu dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab yang besar serta kontribusi terhadap kemajuan kelompoknya dalam mencapai tujuan pembelajaran.

7

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group ,2009 ), hal.270

8

Yatim Riyanto,Paradigma Baru…, hal.270 9


(33)

19

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif :

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Prof.Dr.H.Yatim Riyanto, M.Pd yang berjudul Paradigma Baru Pembelajaran, ada beberapa tujuan dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya :

“Individual, yaitu keberhasilan sesorang ditentukan oleh orang itu sendiri tidak dipengaruhi oleh orang lain”.10 Maksudnya masing-masing anggota kelompok dapat memahami materi melalui kerja sama tim, namun hasil akhirnya ditentukan oleh siswa sendiri, pembelajaran tim atau kelompok hanya sebagai pengubung dalam memahami materi pelajaran.

Kemudian “Kompetitif, yaitu keberhasilan seseorang dicapai karena kegagalan orang lain (ada ketergantungan negatif)”.11 maksudnya keberhasilan seseorang dicapai karena kegagalan orang, ini bukan berarti harus mengorbankan teman satu kelompok,. Namun bagaimana kerja suatu kelompok dalam mempertahankan serta mengungguli dari kelompok lain.

Dan “Kooperatif yaitu keberhasilan seseorang karena keberhasilan orang lain, orang tidak dapat mencapai keberhasilan dengan sendirian”.12 Maksudnya keberhasilan seseorang karena keberhasilan orang lain, orang tidak dapat mencapai keberhasilan dengan sendirian. Atau dalam kata lain kerja sama antar tim atau kelompok atau masing-masing anggota kelompok dalam mencapai tujuan yang diharapkan yakni pemahaman materi serta peningkatan hasil belajar dari setiap anggota kelompok.

4. ModelCooperative Integrated Reading and Composition( CIRC ) a. Dasar Pemikiran

CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) adalah suatu metode pembelajaran yang merupakan bagian dari metode cooperatif learning yang bertujuan untuk meningkatkan daya paham

10

Yatim Riyanto,Paradigma Baru Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group ,2009 ), hal.271

11

Yatim Riyanto, Paradigma Baru…., hal.271

12


(34)

dan daya ingat siswa tentang materi yang mereka baca dengan cara memadukan membaca dan menulis.

Pengembangan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran pelajaran membaca, menulis, seni berbahasa. Isu-isu prinsipil ini ditujukan dalam proses pengembangan dibahas dalam kepribadian berikutnya.

”Pembelajaran kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC) dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin dan Farnish. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting”.13

Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah Para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman saling membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim.

“Tujuan utama dari model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Para siswa dalam CIRC juga membuat penjelasan terhadap prediksi mengenai bagaimana masalah-masalah akan diatasi dan merangkum unsur utama dari cerita kepada satu sama lain, yang mana keduanya merupakan kegiatan-kegiatan yang ditemukan dapat meningkatkan pemahaman dalam membaca”.14

13

Robert E Slavin,Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik,( Bandung : Nusa Media, 2005 ), hal. 200

14


(35)

21

Salah satu tujuan dari program Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah untuk jauh lebih meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dan menulis serta menerima umpan balik dari kegiatan mereka dengan membuat para siswa membaca dan menulis untuk teman satu timnya dan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespons kegiatan membaca dan menulis mereka.

Secara garis besar, model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) menekankan pada kerja sama tim atau kelompok dalam memecahkan masalah atau tugas yang diberikan oleh guru dengan membaca dan menulis secara bergantian dari masing-masing anggota, serta menemukan kata-kata dan materi pokok yang penting dalam pembelajaran, kemudian mempresentasikannya di depan kelas, agar seluruh siswa dapat memahami materi yang dibahas oleh setiap tim atau kelompok.

b. Unsur-unsur Program Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC)

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terdiri dari dua unsur penting kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu. Dalam semua kegiatan ini, para siswa bekerja dengan tim-tim yang heterogen. Semua kegiatan mengikuti siklus regular yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan independen, dan tes. Unsur-unsur utama dari Cooperative Integrated Reading and Composition( CIRC ) adalah sebagai berikut :

“Kelompok Membaca. Jika menggunakan kelompok membaca para siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang terdiri lebih dari dua orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka, yang


(36)

dapat ditentukan oleh guru mereka. Atau jika tidak, diberikan pengajaran kepada seluruh siswa”.15

Maksud dari unsur CIRC yang pertama yaitu kelompok membaca yang merupakan kelompok belajar. Sebelum pembelajaran kooperatif di mulai, terlebih dahulu guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, yang terdiri dari 5-6 orang siswa. Masing-masing individu dalam satu kelompok bertanggung jawab terhadap kelompoknya.

“Tim. Para siswa dibagi kedalam pasangan atau trio dalam kelompok membaca dan menulis mereka”.16

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di tarik kesimpulan, bahwa dalam pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan teman dan lingkungan.

c. Langkah-langkah Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Dengan mengadopsi model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC untuk melatih siswa meningkatkan keterampilannya dalam menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi Ekonomi tentang Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter, langkah-langkah yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Guru membentuk kelompok belajar siswa secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 6 siswa.

15

Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, ( Bandung : Nusa Media, 2005 ), hal. 205

16


(37)

23

2. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan artikel yang berhubungan dengan materi dengan langkah-langkah penyelesaiannya kepada setiap kelompok.

3. Guru memberitahukan kepada setiap siswa agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC yang spesifik sebagai berikut :

a) Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota kelompok saling membaca bergantian artikel yang telah diberikan oleh guru.

b) Membuat prediksi atau menganalisis artikel yang telah diberikan termasuk menuliskan kalimat atau kata-kata penting dalam artikel.

c) Masing-masing kelompok saling membuat rencana penyelesaian analisis artikel tersebut.

d) Setiap kelompok saling menulis secara bergantian penyelesaian artikel.

e) Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.

4. Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola CIRC (team study). Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok.

5. Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami oleh anggota kelompoknya. Jika diperlukan guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.

6. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota kelompok telah memahami dan dapat menganalisis artikel yang diberikan oleh guru.

7. Guru meminta perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikannya di depan kelas.


(38)

8. Guru bertindak sebgai narasumber dan fasilitator jika diperlukan.

9. Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara klasikal tentang strategi pemecahan permasalahan atau dalam kata lain menarik kesimpulan bersama.

10. Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan kompetensi yang diperlukan.17

Bila diperhatikan, langkah-langkah model pembelajaran CIRC ini sebenarnya mendorong siswa lebih aktif, kritis, dan sistematis dan bertujuan menghadapi bacaan secara berkelompok, sehingga pembaca lebih bisa lama mengingat setiap gagasan pokok suatu bacaan dan kemampuan menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi diharapkan lebih memuaskan. Karena dengan model pembelajaran CIRC ini, siswa bekerja sama untuk menjadi pembaca aktif dan terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam teks.

Keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif merupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Dengan demikian siswa tidak hanya menerima materi pengajaran yang diberikan guru, melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri dalam kelompoknya.

Melalui pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini, setiap anggota siswa dalam kelompoknya akan belajar memilih point-point bacaan yang penting lalu berdiskusi untuk merencanakan bagaimana menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi, sehingga masing-masing siswa akan paham dan mampu untuk menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi.

17

Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, ( Bandung : Nusa Media, 2005 ), hal. 207


(39)

25

B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kata yang paling sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Belajar menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan menuntut ilmu baik di lembaga pendidikan formal maupun informal. Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang belajar, diantaranya :

1. “Wittig dalam bukunya Psycology of Learning yang mendefinisikan belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”.18

2. “Berbeda dengan Wittig, Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psycology, mengemukakan bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap akibat latihan dan pengalaman”.19

3. “Hintzman dalam bukunya The Psycology of Learning and Memory, berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism, manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi organism tersebut”.20 4. Dan “Skinner dalam bukunya Educational Psycology,

mengemukakan belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung secara progresif”.21

Dari definisi belajar yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang berlangsung secara progresif sebagai hasil dari sebuah pengalaman.

Secara umum belajar dapat diartikan“kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap

18

Muhibbin Syach, M.Ed,Psikologi Belajar, ( Jakarta : Logos Wacana, 2001 ), hal.61

19

Muhibbin Syach, M.Ed,Psikologi …, hal.60

20

Muhibbin Syach, M.Ed,Psikologi …, hal.61

21


(40)

jenis jenjang pendidikan”.22 Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Belajar merupakan istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah, karena belajarlah maka manusia dapat berkembang. Kualitas hasil proses perkembangan manusia banyak tergantung pada apa dan bagaimanabelajar.

Dengan demikian dengan belajar akan menghasilkan hasil belajar yang dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama. Suatu proses belajar harus besifat praktis dan langsung, artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang harus melakukannya, tanpa melalui perantara orang lain. Karena individu itu tidak pernah lepas hubungannya dengan lingkungan.

2. Prinsip-Prinsip Belajar

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Drs.Sumiati, dan Asra, M.Ed, yang berjudul Metode Pembelajaran, menjelaskan prinsip belajar diantaranya adalah : “Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi”.23 Maksudnya dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar. yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi respons yang positif

22

Muhibbin Syach,Psikologi Belajar, ( Jakarta : Logos Wacana, 2001 ), hal.59

23


(41)

27

terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.

Kemudian “Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman”.24 Maksudnya Pemahaman dan struktur kognitif dapat diperoleh seseorang melalui pengalaman melakukan suatu kegiatan. Pemahaman itu sendiri bersifat abstrak. Sesuatu yang abstrak akan mudah diperoleh dengan jalan melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata atau kongkret, sehingga orang yang bersangkutan memperoleh pengalaman yang menuntun pada pemahaman yang bersifat abstrak.

Lalu “Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan”.25 Maksudnya dalam proses belajar, apa yang ingin dicapai sepatutnya dirasakan dan dimiliki setiap siswa. Tujuan belajar bukan berarti tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran merupakan tujuan dan harapan yang ingin dicapai guru dari kegiatan yang dilakukan.

Berdasarkan prinsip-prinsip belajar yang telah dikemukakan secara gamblang diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa belajar diperoleh dari sebuah proses dari mengenal, mengerti hingga memahami. Belajar juga diperoleh dari sebuah pengalaman yang nantinya akan berakhir pada hasil belajar. Dengan belajar siswa dapat mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya.

3. Tujuan Belajar

Dalam buku yang ditulis oleh Dr. J.J Hasibuan, dan Drs, Moedjiono yang berjudul Proses Belajar Mengajar. Robert M Gagne mengelompokkan kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. “Gagne mengemukakan delapan macam, yang kemudian disederhanakan menjadi

24

Sumiati, dan Asra,Metode Pembelajaran( Bandung : Wacana Prima 2008 ), hal. 41

25


(42)

lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar”.26 Kelima macam kemampuan belajar tersebut antara lain :

Pertama, “Keterampilan intelektual”.27 Maksudnya adalah kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik, setiap peserta didik memilki kemampuan dan latar belakang yang berbeda-beda, oleh karena itu tugas seorang guru adalah memahami masing-masing peserta didik, dan tidak membeda-bedakan masing-masing peserta didik.

Kedua, “Strategi Kognitif”.28 Mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. Masing-masing peserta didik diberikan anugerah berupa akal dan pikiran, bagaimana mengatur cara belajar dan berpikir seseorang adalah tergantung dari masing-masing peserta didik, dalam pendidikan formal di sekolah seorang guru hanyalah sebagai perantara dalam menghubungkan kemampuan yang dimiliki siswa dengan ilmu yang di berikan.

Ketiga, “Informasi Verbal”.29 Pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang. Yakni kemampuan siswa dalam menangkap informasi yang disampaikan oleh guru baik secara verbal maupun non verbal.

Keempat,“Keterampilan motorik yang diperoleh sekolah antara lain keterampilan menulis, mengetik, dan sebagainya”30. Setelah seorang siswa berada di lingkungan pendidikan formal, dapat memiliki pengetahuan, karena semua di ajarkan oleh guru, dari jenjang pendidikan dasar, menengah, dan atas.

26

JJ.Hasibuan, dan Moedjiono,Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008 ), hal.4

27

JJ.Hasibuan, dan Moedjiono,Proses Belajar..., hal.4

28

JJ.Hasibuan, dan Moedjiono,Proses Belajar..., hal.4

29

JJ.Hasibuan, dan Moedjiono,Proses Belajar..., hal.4

30


(43)

29

Kelima, “Sikap dan Nilai”.31 Berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian.

Kelima macam hasil belajar tersebut di atas menyarankan, bahkan mempersyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu sehingga dapat dijabarkan strategi-strategi belajar yang sesuai. Dan pada dasarnya akan menghasilkan tujuan yang diharapkan yakni keberhasilan dalam belajar. 4. Hubungan Belajar dan Berpikir

Belajar dan berpikir merupakan 2 proses yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun demikian, keduanya merupakan proses-proses yang berbeda. Belajar adalah suatu proses terjadinya perubahan perilaku, tetapi berpikir tidak selalu menghasilkan perubahan perilaku.

Berpikir merupakan suatu proses mental yang kasat mata. Proses ini hanya dapat diamati dari perilaku yang nampak. Dengan kata lain, proses berpikir hanya dapat disimpulkan dari perilaku yang diperkirakan diarahkan oleh pikiran sebagai perilaku yang terorganisasi, bukan perilaku yang terjadi sembarangan.

“Berpikir tidak dapat diamati langsung karena merupakan suatu representasi simbolis baik dari suatu objek, peristiwa, ide atau hubungan-hubungan antara hal-hal tersebut. Representasi simbolis dalam kerangka mental itu kemudian diolah sedemikian rupa sehingga terjadi suatu proses berpikir. Berpikir tidak selalu memecahkan suatu masalah, tetapi juga untuk memebentuk suatu konsep tertentu, serta menimbulkan ide-ide kreatif. Bila pengertian-pengertian diperoleh dari proses berpikir, dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang relative

31

JJ.Hasibuan, dan Moedjiono,Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008 ), hal.4


(44)

permanen, maka proses berpikir tersebut menimbulkan proses belajar”.32

Pada dasarnya belajar dan berpikir tidak dapat dipisahkan, belajar tidak akan terjadi tanpa adanya berpikir, begitupun sebaliknya. Jadi keduanya sama-sama saling berkaitan dan berhubungan.

5. Hasil Belajar

Setelah melakukan aktivitas belajar, seseorang berhasil atau tidaknya mengalami suatu proses belajar, dapat diukur oleh hasil belajar. Hasil belajar sangat penting untuk diidentifikasi agar kita dapat mengetahui seberapa besar perubahan yang dialami oleh seseorang setelah melakukan aktivitas belajar.

”Hasil belajar atau evaluasi hasil belajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa”.33Jadi hasil belajar adalah prestasi yang dapat dihasilkan oleh anak dalam usaha belajarnya, dalam tingkat yang sangat menggembirakan prestasi tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara, dimana cara tersebut dapat ditempuh melalui beberapa usaha.

Dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan, yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, hasil belajar tidak semata-mata didapatkan dengan sendirinya, tetapi melalui usaha yang dilakukan oleh seseorang, usaha yang dilakukan ada yang berasal dari dalam diri seseorang ,bahwa secara psikologis ada dua macam faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar yakni faktor kognitif dan afektif siswa.

Jika ditinjau dari faktor kognitif yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah“(a) persepsi, (b) perhatian, (c) mendengarkan, (d) ingatan (e)

32

Zikri Neni Iska,Psikologi ( Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan ,( Jakarta : Kizi Brother’s, 2006 ), hal. 77

33


(45)

31

kesiapan, (f) struktur kognitif, (g) intelegensi, (h) kreativitas, dan (i) gaya kognitif. Sedangkan jika ditinjau dari factor afektif yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah (a) motivasi dan kebutuhan, (b) minat, (c) konsep diri, (d) aspirasi, (e) kecemasan, (f) sikap”.34

Dengan demikian peranan faktor-faktor kognitif dan afektif tersebut sangat mempengaruhi dalam hasil belajar siswa dapat berbentuk pengaruh sendiri-sendiri maupun bersama-sama dan dapat secara langsung maupun tidak langsung, bahkan ada salah satu faktor yang mempengaruhi satu faktor yang mempengaruhi faktor lain.

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Pengertian IPS

IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal yang menyangkut dengan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya, hubungannya antara manusia dengan manusia lain,hubungan antara manusia sebagai individu dengan masyarakat sekitarnya, atau hubungan antara manusia dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Menurut buku karangan Drs. H.Sapriya, M.Ed, dkk, yang berjudul Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Ada beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian IPS, diantaranya :

Charles R Keller, yang mengatakan bahwa“IPS adalah suatu paduan daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan disiplin ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan, dan memajukan hubungan kemanusiaan dan masyarakat”.35Maksudnya adalah IPS adalah disipln ilmu sosial yang erat

34

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pebdidikan Nasional, Vol.IX Edisi Desember 2006. Hal. 897

35

Sapriya, dkk,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, ( Bandung : UPI Press, 2006 ),hal.11


(46)

kaitan nya dengan hubungan bermasyarakat atau dengan kata lain IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dari masalah dasar hingga masalah kompleks dalam masyarakat.

Selanjutnya, Muhammad Nu’man Somantri mengatakan bahwa “IPS merupakan penyederhanaan displin ilmu-ilmu social, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya”.36Maksudnya IPS mengkaji masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan di sekolah baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan atas.

Berbeda dengan A. Kosasih Djahiri, yang mengemukakan bahwa “IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu dan ilmu lainnya kemudian di olah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan”.37

Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan penyederhanaan dari sekelompok ilmu-ilmu sosial yang diajarkan pada tingkat sekolah, baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan atas yang mempelajari tentang serba-serbi manusia sebagai mahluk social.

Melalui pembelajaran IPS diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan didalam masyarakat tapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial. IPS adalah perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu soial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya, dan sebagainya yang diperuntukkan sebagai pembelajaran tingkat sekolah.

36

Sapriya, dkk,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS( Bandung : UPI Press, 2006 ),hal.11

37


(47)

33

2. Pengertian Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu cabang dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana usaha manusia memenuhi berbagai kebutuhan dengan sebaik-baiknya.

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani aikonomia. “Oikos berarti rumah tangga, sedangkan nomos berarti aturan. Oikonomia mengandung arti aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga”.38

Berikut adalah pendapat para ahli yang mengemukakan tentang pengertian Ekonomi, diantaranya :

1) Adam Smith, yang mengemukakan “ekonomi adalah ilmu yang menyelidiki sebab musabab kemakmuran bangsa”.39

2) Berbeda dengan Richrad G.Lipsey yang mengatakan “ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.40

3) Selanjutnya Lionell Bobbins mengemukakan “ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia sebagai kaitan antara tujuan dengan sarana yang langka dan memiliki berbagai alternatif penggunaan”.41

4) Dan Paul A Samuelson, yang mengungkapkan bahwa “ekonomi adalah suatu studi tentang bagaimana kita memilih cara menggunakan sumber daya produktif terbatas yang memiliki

38

Sukwiaty, dkk,Ekonomi SMA Kelas X, ( Bandung : Yudhistira, 2006 ), hal. 112

39

Syafril dan Jasni Salim ,Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000 ), hal.13

40

Syafril dan Jasni Salim ,Ilmu Pengetahuan…, hal.13

41


(48)

berbagai alternatif penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai komoditi”.42

Dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli dapat simpulkan bahwa ilmu ekonomi erat kaitannya dengan kemakmuran. Apabila manusia dapat memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam dengan sebaik-baiknya tanpa banyak mengalami kesulitan, dan setelah terpenuhi kebutuhannya merasa puas, aman, dan tentram maka orang tersebut dapat dikatakan makmur. Jadi kemakmuran dapat dicapai apabila memenuhi kebutuhan dengan sebaik-baiknya. Untuk mencapai kemakmuran diperlukan peran aktif dari inividu, pemerintah, dan swasta dalam mengusahakan masyarakat yang adil dan makmur.

Ekonomi erat kaitannya dengan kemakmuran dan masalah-masalah ekonomi yang muncul akibat tidak terpenuhinya kebutuhan. Untuk melihat apa yang menjadi masalah ekonomi kita dapat mengamatinya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana manusia harus bekerja untuk mencari nafkah. Bila kita perhatikan, hampir seluruh anggota masyarakat sibuk dengan pekerjaannya. Para petani bekerja di sawah, pedagang menjajakan dagangannya, serta guru mengajar muridnnya. Dari berbagai usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan manusia itu banyak. Ini terbukti dengan banyaknya bidang pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia. Jika dilihat dari tujuan pekerja, mereka bekerja untuk mencari penghasilan guna membeli berbagai kebutuhan yang tidak dapat dihentikan, bahkan sifanya selalu bertambah. Jadi dapat disimpulkan bahwa disatu pihak kebutuhan manusia itu banyak dan di pihak lain alat untuk memenuhi kebutuhan terbatas, dalam ekonomi disebut dengan kelangkaan.

42


(49)

35

D. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pertama yang dilakukan oleh Hafsah Syarifah, Jurusan Pendidikan IPA (Kimia) UIN Syarif Hidatullah Jakarta tahun 2006 dengan judul : “Pengaruh Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran “. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC) terhadap hasil belajar Kimia siswa. Selain itu hasil belajar siswa yang diberi pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak diberi pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaan dengan menggunakan model Kooperatif tipeCooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) sangat efektif digunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) , siswa diberikan kesempatan untuk menemukan ide pokok kemudian dibahas dan dipresentasikan secara berkelompok. Peran guru dalam model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini yakni sebagai kolaborator, memberi penguatan serta memberi bimbingan pada siswa dalam berdiskusi, sehingga diharapkan siswa tidak hanya berpikr sendiri dan mempertanggungjawabkannya, tetapi juga saling berbagi dalam proses transfer pengetahuan. Keuntungan dari model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini antara lain : kebergantungan positif, menghargai perbedaan, dan meningkatkan partisipasi siswa serta motivasi siswa dalam belajar.


(50)

Yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Azizah Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 dengan judul : “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238“. Hasil penelitian ini menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika khususnya pada materi aritmetika social dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sebanyak 84 % siswa telah mampu menyelesaikan soal cerita matematika secara urut dan sistematis. Siswa juga mampu memahami, menafsirkan dan menyelesaikan soal cerita matematika.

Sedangkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, hanya 52 % saja siswa yang telah mampu menyelesaikan soal cerita secara urut dan mampu memahami makna dari isi soal cerita. Selebihnya masih harus selalu di bimbing dalam setiap langkah untuk menyelesaikan soal cerita dan siswa belum mampu menafsirkan sendiri isi dari soal cerita tersebut.

E. Kerangka Berpikir

Konsep mata pelajaran ekonomi merupakan konsep yang memerlukan pemahaman lebih mendalam dari masing-masing siswa. Rendahnya penguasaan konsep ekonomi tidak terlepas dari strategi pembelajara di kelas serta model pembelajaran yang dikembangkan.

Proses belajar mengajar di kelas harus optimal supaya siswa mampu menguasai, mengembangkan, dan memanfaatkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari, terutama mata pelajaran ekonomi. Untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa, serta minat siswa dalam belajar di kelas. Starategi pembelajaran di kelas kadang menjadi momok yang menakutkan bagi guru dalam pembelajaran di kelas, ini dikarenakan gaya belajar tiap siswa berbeda-beda, oleh karena itu diperlukan strategi pembelajaran di kelas yang aktif, kreatif, dan menyenangkan tanpa


(51)

37

mengesampingkan pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dibantu melalui model pembelajaran kooperatif, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipeCooperative Integrated Reading and Composition(CIRC).

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC), yakni merupakan pembelajaran terpadu membaca dan menulis, dimana terjadi proses belajar dengan teman sebaya, atau dengan kata lain siswa yang lebih aktif dibandingkan guru dalam memperoleh ilmu. Guru berperan hanya sebagai fasilitator, moderator dan pembimbing. Yang membedakan pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan model pembelajaran lainnya adalah dalam hal menganalisa wacana atau artikel berdasarkan konsep, yaitu dengan membaca dengan keras yang nantinya akan didengarkan oleh teman satu kelompok, kemudian kemampuan siswa dalam setiap kelompok dalam memahami bacaan, lalu menulis berdasarkan artikel atau wacana, serta menemukan kata-kata penting dalam wacana yang berhubungan dengan konsep. Di sinilah kerja sama dalam kelompok sangat ditentukan.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, dan kerangka berpikir yang telah di paparkan di atas, maka rumusan hipotesis tindakan sebagai berikut : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa pada konsep “ Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter “.


(52)

38 A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 86 Jakarta. Penelitian ini berlangsung selama 3 minggu sejak tanggal 13 Mei 2011–27 Mei 2011. Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta, sebanyak 39 siswa pada tahun ajaran 2010/2011.

Alasan penentuan lokasi penelitian di SMAN 86 Jakarta adalah SMAN 86 Jakarta merupakan SMAN yang sedang berkembang dan menjadi salah satu SMAN unggulan di Jakarta Selatan. Selain itu SMAN 86 Jakarta Selatan memiliki sistemmoving classatau pergantian kelas, ini berlaku untuk kelas X dan kelas XI, sedangkan untuk kelas XII tidak ada sistem moving class, ini dikarenakan agar siswa lebih berkonsentrasi dalam menempuh Ujian Akhir Nasional. Alasanmoving class ini agar pembelajaran tidak jenuh, oleh karena itu dibuatkan variasi moving class. Namun kekurangan dari sistem moving classini adalah sedikit waktu yang tersita karena perpindahan kelas.

Dengan alasan inilah penelitian ini menjadikan SMAN 86 Jakarta Selatan sebagai tempat penelitian agar lebih luas memilih subjek penelitian


(53)

39

yang akan dikaitkan dengan pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar Ekonomi siswa.

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara terhadap guru mata pelajaran Ekonomi yang telah dilakukan pada tanggal 13 Mei 2011 dan melalui beberapa pertimbangan baik teknis maupun teori maka penelitian ini mengambil kelas X-5 sebagai subjek penelitian alasan penelitian dilakukan pada kelas X-5 adalah pertimbangan dari nilai ekonomi yang di peroleh siswa lebih rendah di banding kelas lainnya, selain itu menurut wawancara dengan guru Ekonomi dan observasi langsung di kelas X-5, penulis sedikit tertantang karena sebagian besar siswa sedikit nakal, walaupun sebenarnya mereka pintar, dengan memilih kelas ini diharapkan pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar Ekonomi siswa dapat signifikan terlihat dibandingkan dengan siswa-siswa kelas lain yang memiliki kemampuan akademis yang tinggi.

B. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus

Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan aktual pembelajaran di kelas.“Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut”.1

Berbeda dengan Prof.Dr Rochiati Wiriaatmadja dalam bukunya Metode Penelitian Tindakan Kelas. “Penelitian Tindakan Kelas yakni bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”.2

1

Trianto,Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ), ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 13

2

Rochiati Wiriaatmadja,Metode Penelitian Tindakan Kelas, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006 ), hal. 13


(1)

(2)

Lampiran 19

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Lestary Permata Sari

NIM : 107015001087

Jurusan : Pendidikan IPS (Ekonomi)

Judul Skripsi :Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa

No Referensi Paraf

Pembimbing

1 2

1

2

3

4

BAB I

Azizah. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238.Jakarta. 2010

B. Uno, Hamzah. Profesi Kependidikan, Jakarta : Bumi Aksara. 2009

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2008.

Hijau Daun,Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Artikel diakses 28 Januari 2010 at 3:11 pm


(3)

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Kusumah, Wijaya. Artikel diakses 15 Desember 2010 dari http://wijayalabs.wordpress.com/2008/06/23/model CIRC-2/

Muchith, Saekhan. Pembelajaran Kontekstual, Semarang : Rasail Media Group. 2008.

Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2007.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2007.

Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung : Nusa Media. 2005

Sukwiaty, dkk, Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta : Yudhistira. 2006

Syarifah , Hafsah. Pengaruh Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran. Jakarta : 2006.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta : Kencana. 2010

Wahab, Rochmat. Pembelajaran Yang Efektif, Efisien, dan Menarik Sesuai dengan Perkembangan Teknologi Modern. Pdf


(4)

diakses 15 Desember 2010.

1

2

3

4

5

6

7

8

BAB II

Anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan-inovatif.html,11 september 2009,at 2:03pm

Asra dan Sumiati. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima. 2008.

Dosen Stain Ponorogo, “ Beberapa Faktor Pendukung dalam Mengantar Keberhasilan Belajar “, dalam Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan Volume 4 No.2 Juli-Desember 2006, hal. 23-24

E Slavin, Robert. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik,.Bandung : Nusa Media.2005

Hasibuan, JJ, dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2008

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pebdidikan Nasional, Vol.IX Edisi Desember 2006.

Neni Iska, Zikri. Psikologi ( Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan ).Jakarta : KiziBrother’s.2006.

Rasyad, Aminuddin.Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UHAMKA Press. 2003.


(5)

9

10

11

12

13

14

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2009.

Salim,Jasni, dan Syafril.Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara. 2000.

Sapriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung : UPI Press. 2006.

Sukwiaty, dkk. Ekonomi SMA Kelas X. Bandung : Yudhistira. 2006.

Syach, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Logos Wacana, 2001.

Trianto, M.Pd., Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta : Kencana, 2010.

1

2

3

4

BAB III

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran ( Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung : Remaja Rosdakarya. 2009

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ). Jakarta : Bumi Aksara.2006

Physiclastate.edu/per/docs/addendrum_0n_normalized_gain.pdf diakses tanggal 16 Maret 2011

Sudjiono, Anas. Pengantar Statisitik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2006


(6)

Jakarta, November 2011

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. H. Syaripulloh, M.Si Maila Dinia Husni Rahim, M.A, S.Pd

(196709092007011033) (197803142006042002)

5

6

7

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ). Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011

Wiriatmadja, Rochiati.Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakaya. 2006

Yamin, Martinis.Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Press. 2009.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative integrated and reading composition (circ) dan metode think pair share (tps) di MTs Jam'iyyatul khair Ciputat

3 27 138

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP 5 KUDUS

0 6 163

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 23

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesi

0 0 16

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

6 21 57

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC).

0 4 38

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERINGKAS ISI BUKU CERITA.

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF.

0 0 5