POTENSI BUDIDAYA IKAN GURAME DI KECAMATAN DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON.
No Daftar FPIPS : 4609 / UN.40.2.4/PL/2015
POTENSI BUDIDAYA IKAN GURAME DI KECAMATAN DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Geografi
Oleh :
Titi Kholilah 1101872
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
(2)
POTENSI BUDIDAYA IKAN GURAME DI KECAMATAN DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON
Oleh
Titi Kholilah (1101872)
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada fakultas pendidikan ilmu pengetahuan sosial
© Titi Kholilah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta di lindungi undang – undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian. Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
LEMBAR PENGESAHAN Titi Kholilah
1101872
POTENSI BUDIDAYA IKAN GURAME DI KECAMATAN DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
PEMBIMBING 1
Dr. H. Dede Sugandi,M.Si NIP. 19620303 198704 2 010
PEMBIMBING II
Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001
(4)
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi faktor fisik dan faktor sosial yang mendukung budidaya ikan gurame dan menganalisis potensi budidaya ikan gurame dikecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Metode yang digunakan yaitu deskriptif, sampel manusia yang digunakan berjumlah 67 responden petani ikan dan sampel wilayah sebanyak 8 Desa, teknik analisis menggunakan uji laboratorium, pencocokan data, pembobotan dan presentase. Hasil Penelitian menunjukan bahwa faktor fisik budidaya ikan gurame adalah ketinggian tempat, ketersediaan air dan kualitas air meliputi suhu, derajat keasamaan, warna air, rasa air, bau air dan sanitasi. Sedangkan faktor sosial meliputi pengalaman petani, tenaga kerja, modal, kepemilikan lahan, dan pemasaran. Hasil Analisis potensi budidaya ikan gurame menunjukan setiap desa memiliki kategori kelas “Sangat Berpotensi” “Berpotensi”. Selain itu penelitian ini juga menunjukan faktor fisik dan sosial budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon memenuhi kesesuaian dengan prasyarat tumbuh ikan gurame, sehingga kegiatan budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon berpotensi untuk dikembangkan.
(5)
ABSTRACT
The aim of this study is identifying physical and social factors that support raising gourami fish and analyze potential raising gourami fish in District Dukupuntang Cirebon Regency. The methode in this research is descriptive, human samples are used 67 respondents and total sample area 8 village, data analyze techniques using laboratory testing, data checking, scoring and percentages. The study showed physical factors of raising gourami fish is elevation, water availability and water quality including water temperature, acidity, water color, the taste of water, the smell of water and sanitation. Wheares social factors include the experience of farmers, labor, capital, land ownership and marketing. Results analyze potential of raising gourami fish showed every village has a potential
class “ very potentially” and “potentially” Besides this study shows to physical and social factors of raising gourami fish in district Dukupuntang Cirebon regency. So the activity of raising gourami fish in District Dukupuntang Cirebon Regency potentially for development.
(6)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR PETA ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian... 6
B. Manfaat Penelitian ... 6
C. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Faktor Geografi Terhadap Budidaya Ikan Gurame ... 9
B. Ikan Gurame (Osphronemus Gouramy Lac) ... 10
C. Daya Dukung Lingkungan Budidaya Ikan Gurame ... 13
1. Faktor Fisik ... 13
a. Topografi ... 13
b. Air ... 13
2. Faktor Sosial dan Ekonomi ... 15
a. Pendidikan dan Pengetahuan Petani ... 15
(7)
c. Tenaga Kerja ... 17
d. Kepemilikan Lahan ... 17
e. Pemasaran ... 18
f. Kebijakan Pemerintah ... 19
3. Pola Budidaya Ikan Gurame ... 11
a. Pembenihan Ikan Gurame ... 19
b. Pendederan Ikan Gurame masaran ... 22
c. Pendederan Berjenjang ... 22
d. Pendederan Jaring Apung ... 24
e. Pembesaran Ikan Gurame ... 25
f. Proses Pemanenan... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26
A. Lokasi Penelitian ... 26
B. Metode Penelitian ... 26
C. Definisi Operasional ... 27
D. Pendekatan Geografi ... 28
E. Variabel Penelitian... 30
F. Populasi dan Sampel ... 30
1. Populasi ... 30
2. Sampel ... 32
G. Teknik Pengumpulan Data ... 38
1. Data Primer ... 38
2. Data Sekunder ... 39
H. Instrumen Penelitian ... 39
I. Bahan dan Alat Pengumpul Data ... 43
(8)
1. Teknik Pengolahan Data ... 44
2. Teknik Analisis Data ... 45
K. Kerangka Pemikiran ... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian... 54
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 54
a. Letak, Jarak dan Luas Daerah ... 54
b. Kondisi Iklim ... 57
c. Kondisi Hidrologi ... 64
d. Kondisi Geologi ... 67
e. Kondisi Tanah ... 68
f. Kondisi Topografi ... 73
g. Penggunaan Lahan ... 74
2. Faktor Sosial Daerah Penelitian ... 78
a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk... 78
b. Komposisi Penduduk ... 79
1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... 79
2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 82
3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 83
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 84
B. Karakteristik Populasi dan Sampel Penelitian ... 86
C. Hasil Penelitian ... 87
1. Daya Dukung Lingkungan Fisik dan Sosial Budidaya Ikan Gurame ... 87
a. Daya Dukung Lingkungan Fisik ... 87
1. Ketinggian Tempat ... 88
(9)
3. Kualitas Air ... 101
b. Faktor Sosial Ekonomi ... 117
1. Karakteristik Petani Responden ... 117
a . Tingkat Usia dan Jenis Kelamin Petani ... 117
b. Tingkat Pendidikan Petani ... 119
c. Tingkat Pengalaman Petani ... 121
d. Mata Pencaharian Sampingan Petani ... 122
e. Jumlah Tanggungan Petani ... 123
f. Status Kepemilikan Lahan ... 124
g. Luas Lahan Budidaya Ikan Gurame ... 125
h. Tingkat Pendapatan Pokok Petani ... 126
i. Tingkat Pendapatan Sampingan Petani ... 127
j. Besaran Pengeluaran Petani ... 129
2. Input Dalam Budidaya Ikan Gurame ... 141
a . Tingkat Pengalaman Petani ... 141
b. Modal ... 145
c. Tenaga Kerja ... 146
d. Luas Lahan ... 147
e. Kepemilikan Lahan ... 148
f. Bantuan Pemerintah ... 149
3. Proses Budidaya Ikan Gurame ... 150
a. Perolehan Ikan Gurame ... 150
b. Jenis Ikan Gurame yang di Pelihara ... 151
c. Jenis Pakan Ikan Gurame ... 152
d. Periode Pembesaran Ikan Gurame ... 152
(10)
3. Output Budidaya Ikan Gurame ... 154
E. Analisis Budidaya Ikan Gurame ... 157
a. Analisis Faktor Pendukung Ikan Gurame ... 157
b. Analisis Usaha Budidaya Ikan Gurame ... 164
D. Pembahasan ... 165
1. Faktor Pendukung Budidaya Ikan Gurame ... 165
a. Faktor Fisik Pendukung Budidaya Ikan Gurame ... 165
a. Faktor Sosial Ekonomi Pendukung Budidaya Ikan Gurame ... 169
2. Potensi Budidaya Ikan Gurame ... 172
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 175
A. Kesimpulan ... 175
B. Rekomendasi ... 176
(11)
DAFTAR TABEL
1.1 Luas Kolam dan Total Produksi Ikan Gurame ... 3
2.1 Morfologi Induk Betina dan Induk Jantan ... 21
2.2 Klasifikasi Benih Menurut Umur ... 22
2.3 Ketentuan Benih yang Ditebar Pada Pendederan Sistem Berjenjang .... 23
2.4 Pemberian Pakan Gurame Berdasarkan Ukuran ... 23
2.5 Pemberian Pakan Pada Gurame Berdasarkan Umur ... 24
3.1 Variabel Penelitian ... 30
3.2 Populasi Wilayah Penelitian ... 31
3.3 Populasi Manusia ... 32
3.4 Jumlah Populasi Manusia Tiap Desa ... 34
3.5 Jumlah Sampel Manusia Tiap Desa ... 36
3.6 Kisi – Kisi Instrumen Fisik ... 41
3.7 Kisi – Kisi Instrumen Sosial ... 42
3.8 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Ketinggian Tempat ... 47
3.9 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Sumber Air ... 47
3.10 Harkat dan Kriteria Pengharkatan Sanitasi di Sekitar Sumber Air ... 48
3.11 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Suhu Air ... 48
3.12 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Ph Air ... 48
3.13 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Warna Air ... 48
3.14 Harkat Kelas dan Pengharkatan Bau Air ... 49
3.15 Harkat Kelas dan Pengharkatan Rasa Air ... 49
3.16 Nilai Faktor Fisik ... 50
3.17 Penilaian Potensi Faktor Fisik ... 51
(12)
3.19 Kriteria Persentase ... 52
4.1 Wilayah Cakupan Kecamatan Dukupuntang ... 55
4.2 Nilai Q dab Tipe Iklim Schmidt-Ferguson ... 58
4.3 Data Curah Hujan Daerah Penelitian ... 58
4.4 Jumlah Bulan Basah, Bulan Lembab dan Bulan Kering ... 59
4.5 Curah Hujan Minimun dan Curah Hujan Maksimum ... 61
4.6 Hubungan Nilai R dengan Tipe Iklim Schemidt-Ferguson... 61
4.7 Luas dan Curah Hujan di Kecamatan Dukupuntang ... 62
4.8 Mata Air di Kecamatan Dukupuntang ... 64
4.9 Luas Kondisi Geologis Daerah Penelitian ... 67
4.10 Luas Jenis Tanah Daerah Penelitian ... 69
4.11 Luas dan Kelas Kemiringan Lereng ... 73
4.12 Jenis Penggunaan Lahan Daerah Penelitian ... 74
4.13 Jumlah Penduduk Tiap Desa ... 78
4.14 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... 79
4.15 Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Usia ... 80
4.16 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83
4.17 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 83
4.18 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 85
4.19 Sampel Wilayah Penelitian ... 86
4.20 Sampel Manusia Penelitian ... 87
4.21 Perbandingan Ketinggian Tempat Pada Tiap Lokasi Penelitian ... 90
4.22 Perhitungan Luas Penampang Mata Air Citangkurak ... 91
4.23 Perhitungan Kecepatan Mata Air Citangkurak ... 92
4.24 Luas Penampang Mata Air Cidahu ... 93
(13)
4.26 Perhitungan Luas Penampang Mata Air Desa Mandala ... 95
4.27 Perhitungan Kecepatan Mata Air Desa Mandala ... 95
4.28 Perhitungan Luas Penampang Mata Air Cisaat ... 96
4.29 Perhitungan Kecepatan Mata Air Cisaat ... 97
4.30 Perbandingan Debit Aliran Mata Air ... 98
4.31 Sumber Mata Air Tiap Plot ... 101
4.32 Kualitas Air Sungai Kalibangkaderes ... 102
4.13 Kualitas Air Mata Air Citangkurak ... 102
4.34 Kualitas Air Mata Air Cidahu ... 102
4.35 Kualitas Mata Air Cisaat ... 103
4.36 Kualitas Mata Air Mandala ... 103
4.37 Perbandingan Ph Air dengan Syarat Ph Budidaya Ikan Gurame ... 104
4.38 Perbandingan Suhu Air dengan Syarat Suhu Budidaya Ikan Gurame .... 104
4.39 Hubungan Antara pH Sumber Air dengan Suhu Air ... 105
4.40 Kualiatas Air Plot Satu ... 106
4.41 Kualiats Air Plot Dua ... 107
4.42 Kualitas Air Plot Tiga ... 108
4.43 Kualitas Air Plot Empat ... 109
4.44 Kualitas Air Plot Lima ... 110
4.45 Kualitas Air Plot Enam ... 112
4.46 Kualitas Air Plot Tujuh ... 113
4.47 Kualitas Air Plot Delapan ... 114
4.48 Perbandingan pH Air Kolam Pada Tiap Lokasi Penelitian ... 115
4.49 Perbandingan Suhu Air Kolam Pada Tiap Lokasi Penelitian ... 115
4.50 Tabulasi Silang pH Kolam dengan Suhu Kolam ... 116
(14)
4.52 Petani Ikan Gurame Berdasarkan Usia ... 118
4.53 Petani Ikan Gurame Berdasarkan Jenis Kelamin ... 118
4.54 Tingkat Pendidikan Formal Petani Ikan Gurame ... 119
4.55 Tingkat Pendidikan Nonformal Petani Ikan Gurame ... 120
4.56 Tingkat Pengalaman Petani Ikan Gurame ... 121
4.57 Mata Pencaharian Sampingan Petani Ikna Gurame ... 122
4.58 Jumlah Tanggungan Petani Ikan Gurame ... 123
4.59 Status Kepemilikan Lahan ... 124
4.60 Luas Lahan Petani Ikan Gurame ... 125
4.61 Pendapatan Pokok Petani Ikan Gurame ... 126
4.62 Pendapatan Sampingan Petani Ikan Gurame ... 127
4.63 Hasil Pendapatan Patani Ikan Gurame ... 128
4.64 Besaran Pengeluaran Pokok Petani Ikan Gurame ... 129
4.65 Besaran Pengeluaran Kegiatan Budidaya Ikan Gurame ... 130
4.66 Tingkat Pengeluaran Petani Ikan Gurame... 131
4.67 Tabulasi Silang Antara Usia Petani dengan Tingkat Pendidikan... 132
4.68 Tabulasi Silang Antara Usia Petani dengan Jumlah Tanggungan ... 132
4.69 Tabulasi Silang Antara Usia Petani dengan Mata Pencaharian Sampingan Petani ... 133
4.70 Tabulasi Silang Antara Usia Petani dengan Lamanya Budidaya Ikan Gurame ... 134
4.71 Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan dengan Mata Pencaharian Sampingan ... 135
4.72 Tabulasi Silang Antara Jumlah Tanaggungan dengan Mata Pencaharian Sampingan Petani Ikan Gurame ... 136 4.73 Tabulasi Silang Antara Jumlah Tanggungan dengan Status Kepemilikan
(15)
Kolam Budidaya Ikan Gurame... 136
4.74 Tabulasi Silang Antar Jumlah Tanggungan dengan Luas Kolam ... 137
4.75 Tabulasi Silang Antara Pendapatan Kegiatan Budidaya Ikan Gurame dengan Jumlah Tanggungan Petani Ikan Gurame ... 138
4.76 Tabulasi Silang Antara Luas Kolam dengan Pengeluaran Kegiatan Budidaya Ikan Gurame ... 138
4.77 Tabulasi Silang Antara Luas Kolam dengan Pendapatan Kegiatan Budidaya Ikan Gurame ... 139
4.78 Tabulasi Silang Antara Luas Kolam Ikan dengan Status Kepemilikan Kolam Budidaya Ikan Gurame ... 141
4.79 Tingkat Pengalaman Petani Ikan Gurame ... 142
4.80 Perolehan Keterampilan Petani ... 145
4.81 Jenis Modal Budidaya Ikan Gurame ... 146
4.82 Keterlibatan Tenaga Kerja Budidaya Ikan Gurame ... 147
4.83 Luas Kolam Budidaya Ikan Gurame ... 148
4.84 Status Kolam Budidaya Ikan Gurame ... 149
4.85 Bentuk Bantuan Pemerintah ... 150
4.86 Jenis Ikan Gurame yang di Pelihara ... 152
4.87 Alur Pemasaran Ikan Gurame di Kecamatan Dukupuntang ... 153
4.88 Alur Pemasaran Ikan Gurame Tiap Plot ... 154
4.89 Karakteristik Faktor Fisik Budidaya Ikan Gurame di Kecamatan Dukupuntang ... 158
4.90 Hasil Pembobotan Faktor Fisik Budidaya Ikan Gurame di Kecamatan Dukupuntang ... 159
(16)
DAFTAR GAMBAR
3.1 Kerangka Berfikir... 53
4.1 Luas Wilayah Desa di Kecamatan Dukupuntang... 55
4.2 Curah Hujan di Kecamatan Dukupuntang ... 62
4.3 Luas Wilayah Daerah Penelitian Berdasarkan Jenis Batuan... 67
4.4 Luas Wilayah Daerah Penelitian Berdasarkan Jenis Tanah ... 69
4.5 Luas Wilayah Daerah Penelitian Berdasarkan Kemiringan Lereng ... 73
4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... 81
4.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 84
4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 86
4.9 Tingkat Pendidikan Nonformal Petani Ikan Gurame ... 120
4.10 Mata Pencaharian Sampingan Petani Ikan Gurame ... 123
4.11 Status Kepemilikan Lahan ... 124
4.12 Luas Lahan Kolam ... 125
4.13 Pendapatan Pokok Petani Ikan Gurame ... 126
4.14 Pendapatan Sampingan Petani Ikan Gurame ... 127
4.15 Pengeluaran Pokok Petani Ikan Gurame ... 129
4.16 Besaran Pengeluaran Budidaya Ikan Gurame ... 130
4.17 Alur Pemasaran Budidaya Ikan Gurame ... 148
4.18 Skema Pemasaran Ikan Gurame dari Petani ke Tengkulak Kecil ... 149
4.19 Skema Pemasaran Ikan Gurame dari Petani Ke Tengkulak Besar ... 150
(17)
DAFTAR PETA
Peta Sampel Penelitian ... 37
Peta Administratif Kecamatan Dukupuntang... 56
Peta Curah Hujan Kecamatan Dukupuntang ... 65
Peta Hidrografi Kecamatan Dukupuntang ... 66
Peta Geologi Kecamatan Dukupuntang ... 71
Peta Tanah Kecamatan Dukupuntang ... 72
Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Dukupuntang ... 76
Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Dukupuntang... 77
Peta Kelas Potensi Kecamatan Dukupuntang ... 156
(18)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan sektor perikanan merupakan salah satu sektor kebutuhan pangan yang memiliki nilai strategis, hal ini tidak lain didasari karena kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan pendapatan penduduk dan penciptaan lapangan pekerjaan. Berbagai tuntutan pun semakin ikut meningkat sedangkan kondisi lahan yang terus menerus dieksploitasi untuk pemenuhannya luasnya relatif tetap bahkan semakin berkurang . Hal tersbut sesuai dengan pendapat Sitorus (1995, hlm. 1) :
“Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik
untuk kepaerluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya, memerlukan pemikiran yang saksama dalam mengambil keputusan pemanfaatan yang paling menguntungkan dari sumber lahan yang terbatas
dan penggunaan masa mendatang”.
Pendapat tersebut setidaknya tidak jauh berbeda dengan keadaan Kabupaten Cirebon saat ini, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir Kabupaten Cirebon mengalami peningkatan jumlah penduduk. Berasarkan (BPS ) Kabupaten Cirebon dalam angka (2013, hlm. 26 ) menyebutkan bahwa pada tahun 2011 jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon mencapai angka 2.104.313 jiwa dan bertambah pada 2012 dengan jumlah total 2.110.147 jiwa, jumlah penduduk tersebut setidaknya terus bertambah pada tahun 2013 yang mencapai angka 2.246.121, sedangkan bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon tidak diimbangi dengan perluasan luas lahan pangan salah satunya yaitu lahan untuk budidaya perikanan karena justru lahan untuk budidaya perikanan khususnya ikan gurame yang kiranya merupakan salah satu komoditi jenis perikanan air tawar yang dapat menopang kebutuhan pangan untuk masyarakat Kabupaten Cirebon justru semakin berkurang.
Pada dasarnya kegiatan perikanan tidak harus selalu dilakukan di lahan yang luas, tetapi dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang ada disekitar rumah atau biasa disebut dengan lahan pekarangan. Kegiatan perikanan yang dapat dilakukan di lahan pekarangan yaitu budidaya perikanan yang
(19)
2
menggunakan air tawar sebagai medianya. Salah satu jenis ikan kolam air tawar yang dapat dibudidayakan di pekarangan rumah yaitu ikan gurame tentunya kegiatan budidaya ini disesuaikan antara kondisi geografis setempat dengan syarat hidup dan tumbuh ikan gurame yang terdapat dalam literatur.
Ikan gurame merupakan ikan asli perairan Indonesia, (Agus, 2009) menyebutkan bahwa pada tahun 1802 ikan gurame berasal dari kepulauan Sunda Besar. Secara umum ikan gurame dapat tumbuh pada daerah dataran tinggi ataupun daerah dataran rendah, hanya saja hasil yang lebih maksimal akan didapat apabila ikan gurame dibudidayakan pada daerah yang memiliki dataran rendah tentunya dengan memperhatikan syarat tumbuh dari ikan gureme tersebut. Evaluasi kesesuaian fisik sangat diperlukan karena pada dasarnya setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam menilai kesesuaian fisik ikan perlu diamati karakteristik fisik dan hambatan yang mempengaruhi produksi ikan. Selain itu melalui penilaian kesesuaian fisik akan didapat tingkat kecocokan untuk penggunaan tertentu dan diketahui sifat-sifat lain yang dapat menunjang keberhasilan suatu produksi dalam perikanan. Apabila lingkungan untuk budidaya ikan gurame sesuai dengan syarat budidaya ikan gurame maka hasil dari kegiatan budidaya tersebut akan semkin baik, sebaliknya jika lingkungan untuk budidaya ikan gurame mengalami ketidaksesuaian dengan syarat hidup ikan gurame maka hasil yang didapat tentu tidak akan maksimal. Budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang menurut Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Dukupuntang (2009, hlm. 11) kegiatan budidaya ikan gurame mulai dilakukan pada awal tahun 1986 dan hingga saat ini masih tetap berlangsung. Bahkan Kecamatan Dukupuntang sudah dikenal sebagai daerah sentral produksi ikan gurame di Kabupaten Cirebon. Hal ini dibuktikan dengan Kecamatan Dukupuntang memiliki luas lahan untuk budidaya perikanan dan jumlah produksi ikan khususnya ikan gurame banyak jika dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Cirebon yang membudidayakan ikan gurame. Adapun luas lahan dan produksi ikan gurame di kecamatan Dukupuntang dapat dilihat pada tabel 1.1 :
(20)
3
Tabel 1.1
Luas Kolam dan Total Produksi Ikan Gurame di Kabupaten Cirebon
No Nama
Kecamatan
Luas Kolam ikan gurame (dalam Ha)
Total Produksi ikan gurame (dalam Ton)
2011 2012 2013 2011 2012 2013
1 Sumber 1,36 1,48 1,42 0,471 0,620 0,865 2 Dukupuntang 30,06 26,16 24,11 160,78 149,08 121,02 3 Plumbon 1,67 1,82 1,85 0,689 0,633 0,707 4 Weru 1,12 1,23 1,34 0,256 0,283 0,272 5 Kedawung 0,67 0,42 0,52 0,171 0,103 0,132 6 Depok 11,03 12,91 12,77 112,8 116,07 113,04 7 Talun 0,32 0,38 0,38 0,152 0,167 0,543 8 Tengah Tani 0,21 0,77 0,53 0,124 0,148 0,132 9 Palimanan 0,87 0,72 0,74 0,324 0,250 0,321 10 Klangenan 0,06 0,08 0,65 0,154 0,163 0,273 11 Greged 21 25 23 13,33 14,88 15,09 12 Astanajapura 1,2 1,66 1,3 0,345 0,220 0,263 13 Beber 2,2 2,3 1,8 0,453 0,456 0,321
14 Gempol - - 0,04 - - 0,118
15 Kaliwedi 0,07 - - 0,142 - - 16 Susukan 0,004 0,005 0,011 0,102 0,137 0,203 17 Ciwaringin - 0,043 0,053 - 0,134 0,123 18 Sedong - - 0,018 - - 0,101 19 Karangsambung 0,345 0,452 0,321 0,231 0,387 0,223 20 Babakan 0,023 0,189 0,189 0,153 0,365 0,323 21 Lemahabang 0,361 0,375 0,345 0,261 0,289 0,232 22 Susukan Lebak 1,6 1,08 0,76 0,542 0,321 0,926 23 Karangwareng 0,554 0,316 0,113 0,432 0,261 0,174
Total 78,36 84,39 72,26 305,24 285,31 255,20
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan 2013 UPT BP3K Kecamatan Dukupuntang 2013
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kecamatan Dukupuntang memiliki luas dan produksi ikan gurame lebih luas dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Cirebon. Mengacu data dari UPT BP3K Kecamatan Dukupuntang setidaknya budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang tersebar di Desa Bobos, Desa Cangkoak, Desa Cikalahang, Desa Cipanas, Desa Cisaat, Desa Girinata, Desa Dukupuntang dan Desa Mandala. Pada tabel 1.1 juga memperlihatkan bahwa luas lahan budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang mengalami penurunan pada periode tahun 2011 sampai tahun 2013, pada tahun 2011 luas lahan untuk ikan gurame di
(21)
4
Kecamatan Dukupuntang seluas 30,06 Ha dan berkurang menjadi 26,16 Ha pada tahun 2012, penurunan pada tahun 2012 juga terjadi pada tahun 2013 yaitu 24,11. berkurangnya luas lahan untuk kolam ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang tersebut juga mempengaruhi jumlah produksi ikan di Kecamatan Dukupuntang yang pada tahun 2011 dapat menghasilkan 160,78 ton, seiring lahan semakin berkurang pada tiap tahunnya kemudian pada tahun 2013 hanya dapat menghasilkan produksi ikan 121,02 Ton.
Selain faktor luas lahan yang paling luas diantara Kecamatan lain di Kabupaten Cirebon yang membudidayakan ikan gurame, faktor lain yang mendasari penulis ialah budidaya sektor perikanan di Kecamatan Dukupuntang khususnya ikan gurame menjadi unggulan tersendiri. Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Dukupuntang tahun 2013 menyebutkan bahwasanya jenis ikan yang di budidayakan di Kecamatan Dukupuntang terdiri dari ikan gurame,ikan nila,ikan mas dan lele. Dari beberapa jenis ikan yang dibudidayakan di Kecamatan Dukupuntang yang menjadi unggulan untuk dibudidayakan adalah ikan gurame hal ini sendiri disebabkan oleh nilai jual dari ikan gurame untuk satu kilogramnya lebih mahal dan cenderung stabil jika dibandingkan dengan komoditi jenis ikan lain yang dibudidayakan di Kecamatan Dukupuntang. Menurut salah satu petani ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang harga jual ikan gurame di tingkat petani satu kilogramnya mencapai Rp.26.000-Rp.27.000/Kg sedangkan harga ikan gurame di pasar umum relatif bervariasi tetapi tidak begitu jauh perbedaanya, sebagai contoh harga jual ikan gurame di pasar Palimanan mencapai Rp36.000-Rp38.000/Kg sedangkan di pasar Sumber harga jual ikan gurame untuk satu kilogramnya mencapai Rp37.000-Rp40.000. Lebih jelas lagi salah satu petani ikan di kecamatan Dukupuntang mengatakan bahwa harga jual ikan gurame untuk satu kilogramnya cenderung tetap dari tahun ke tahun.
Pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Cirebon yang terus mengalami peningkatan yang mana adanya peningkatan ini tidak diimbangi dengan perluasan lahan sektor perikanan khususnya lahan budidaya ikan di Kecamatan Dukupuntang yang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami penurunan jumlah produksi yang disebabkan penyempitan lahan, Selain itu menurut salah
(22)
5
seorang pedagang ikan gurame di pasar Arjawinangun sejauh ini pasokan ikan gurame di beberapa pasar di Kabupaten Cirebon masih mendatangkan dari Purwakarta. Mengacu dari Dinas Perdagangan Kabupaten Cirebon tahun 2013, Kabupaten Cirebon setidaknya mendatangkan ikan gurame segar dari Kabupaten Purwakarta sebanyak 117 Ton selama kurun waktu tahun 2013. Keadaan ini tentunya dapat menjadi potensi bagi para petani ikan di Kecamatan Dukupuntang untuk dapat mengembangkan budidaya ikan gurame untuk dapat mengembangkan budidaya ikan gurame guna meningkatkan hasil produksi ikan gurame yang kian tahun mengalami penurunan.
Melakukan kegiatan budidaya ikan gurame tidak serta merta dapat dilakukan begitu saja melainkan harus memperhatikan faktor lingkungan baik itu faktor fisik yang meliputi sumber air sebagai media untuk Budidaya Ikan gurame termasuk didalamnya meliputi suhu,tingka keasaman air, ketersediaan air yang mana faktor fisik ini akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang dari ikan gurame itu sendiri. Selain faktor fisik, faktor sosial ekonomi juga merupakan daya dukung lingkungan yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan gurame adapun faktor sosial yang harus diperhatikan antara lain tingkat pengalaman petani, modal, tenaga kerja, kepemilikan lahan, pemasaran dan bantuan pemerintah.
Dengan demikian, melihat keadaan tersebut , maka diperlukan suatu penanganan yang serius terhadap budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang, melalu pola pengembangan budidaya ikan gurame yang mencakup daya dukung lingkungan, potensi , dan upaya peningktan budidaya ikan gurame guna menambah pendapatan petani . maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di wilayah tersebut dengan judul “ Potensi Budidaya Ikan
Gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon” B. Identifikasi Masalah
Peneliti telah memfokuskan penelitian terhadap permasalahan yang terjadi berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, untuk lebih jelas dari maksud dan batasan yang akan diteliti, untuk itu peneliti merumuskan beberapa hal terkait permasalahan mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Petani ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang merupakan objek dalam penelitian ini. Fokus
(23)
6
utama penelitian ini yaitu tentang potensi budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Adapun potensi yang ingin diketahui dapat berupa potensi yang berdasarkan potensi fisik dan potensi sosial yang mendukung budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, untuk potensi fisik dalam penelitian ini meliputi ketinggian tempat untuk budidaya ikan gurame, ketersediaan air, kualitas air meliputi suhu air, derajat keasaman atau Ph air, warna air, rasa air, bau air dan sanitasi yang terdapat di sekitar sumber air, sedangkan untuk potensi sosial meliputi tingkat pengalaman petani, modal untuk budidaya ikan gurame, tenaga kerja dan status kepemilikan lahan, pemasaran dan kebijakan pemerintah. Sehingga berdasarkan aspek fisik dan sosial yang mendukung budidaya ikan gurame tersebut akan diketahui seberapa besar daya dukung lingkungan baik itu lingkungan fisik ataupun lingkungan sosial yang mendukung budidaya ikan ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon dari masing-masing plot di Kecamatan Dukupuntang yang di jadikan sampel dalam penelitian ini.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah dalam penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana faktor pendukung budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon?
2. Seberapa besar potensi aktual budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan : 1. Mengidentifikasi faktor pendukung budidaya ikan gurame dikecamatan
Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
2. Menganalisis potensi budidaya ikan gurame dikecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini dapat bermanfaat baik berupa teoritis maupun tindak lanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
(24)
7
- Bagi pemerintah atau dinas perikanan penelitian ini daharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan program dan kebijakan dalam pembangunan dan pengembangan perikanan selanjutnya.
- Bagi petani ikan penelitian ini daharapkan dapat menjadi salah satu informasi dan pertimbangan dalam melaksanakan usahanya agar lebih berkembang dan maju.
- Bagi investor atau penyedia dana penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan modalnya, sehingga rencana bisnis ini dapat terlaksana.
2. Manfaat Teoris
- Bagi ilmu pengetahuan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan melakukan penelitian lebih lanjut.
F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN
Bab 1 menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional serta struktur skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Menguraikan berbagai teori yang terkait dengan permasalahan yang dibahas, berbagai macam teori yang kiranya memperkuat jalannya penelitian yang meliputi pengertian ikan gurame, faktor fisik dan faktor sosial yang mendukung budidaya ikan gurame, adapun faktor fisik mengenai ketinggian tempat, kualitas air termasuk didalamnya membahas tentang kualitas air baik itu derajat keasaman, suhu dan debit air sedangkan untuk faktor sosial sendiri meliputi pendidikan dan pengalaman petani, modal, status kepemilikan lahan, tenaga kerja, kebijakan pemerintah dan pemasaran,selain itu dalam bab ini juga dibahas upaya peningkatan budidaya ikan gurame.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab III menjelaskan mengenai banyak hal yang berkaitan dengan kegiatan ataupun proses yang ditempuh dalam suatu penelitian. Adapaun bahasan dalam bab ini meliputi penjelasan mengenai lokasi penelitian,
(25)
8
metode penelitian, variabel penelitian,populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisi data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab iv ini berisi mengenai pembahasan dari lokasi penelitian yang diperoleh dari data primer ataupun darta sekunder serta pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan suatu penemuan yang berkaitan dengan kondisi geografis lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon yang dapat dilihat baik itu dari segi fisik ataupun sosial. Sedangkan untuk pembahasan dari variabel penelitian ini diketahui dengan cara pengolahan data yang kemudian dianalisis untuk menghasilkan penemuan dan membuktikan teori yang digunakan dengan hasil temuan dilapangan , menganalisis data responden data potensi budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebondilihat dari potensi fisik dan potensi sosial .
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V memaparkan mengenai pemaknaan peneliti terhadap hasil dari analisis penemuan penelitiandan saran yang diberikan dari hasil penelitian.
(26)
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Kecamatan Dukupuntang ialah kecamatan yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini, yang mana Kecamatan Dukupuntang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Cirebon. Secara administratif Kecamatan Dukupuntang berbatasan dengan Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka disebelah barat, Sebelah Utara dengan Kecamatan Depok dan Kecamatan Palimanan, Sebelah Timur Kecamatan Sumber, dan Sebelah Selatan Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan. Kecamatan Dukupuntang terbagi dalam 13 Desa diantaranya Desa Bobos, Desa Cangkoak, Desa Cikalahang, Desa Kepunduan, Desa Mandala, Desa Balad, Desa Cisaat, Desa Dukupuntang, Desa Sindang Jawa, Desa Cisaat, Desa Sindang Mekar, Desa Girinata, Desa Kedongdong Kidul.
Peneliti mengambil lokasi penelitian di Kecamatan Dukupuntang dikarenakan Kecamatan Dukupuntang memiliki luas kolam dan jumlah produksi ikan gurame yang paling banyak jika dibandingkan dengan Kecamatan lain di Kabupaten Cirebon
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian diperlukan suatu metode, adapun tujuan penggunaan suatu metode dalam penelitian ini yaitu untuk memudahkan penulis dalam pengumpulan dan penampilan data penelitian yang telah dilakukan. Penggunaan metode dalam penelitian sangat penting karena akan berpengaruh terhadap kebutuahan dari suatu penelitian. Menurut Hasan (2010, hlm. 4) mengemukakan bahwa :
“ Penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu atau masalah dengan perlakuan tertentu (seperti memeriksa, mengusut, menelaah, dan mempelajari secara cermat dan sungguh-sungguh ) sehingga diperoleh sesuatu (seperti mencapai kebenaran, memperoleh jawaban atas masalah, pengembangan ilmu pengetahuan, dan sebagainya “.
Selain pendapat yang dikemukakan oleh Hasan mengenai definisi dari penelitian, pendapat lain mengenai definisi dari penelitian juga dikemukakan oleh Suryabrata (2010, hlm. 11) mengemukakan bahwa :
(27)
27
“Penelitian adalah suatu proses yaitu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistemin guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan pemecahan masalah atas pertanyaan-pertanyaan tertentu”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripif. Adapun tujuan dari metode deskriptif ini tidak lain diperuntukan untuk membuat suatu deskripsi atau gambaran secara sistemis dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang akan diteliti lebih lanjut. Lebih jelas lagi Wirartha (2006, hlm. 154) berpendapat bahwa :
“Penelitian deskriptif termasuk salah satu jenis penelitian kategori kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengangkat fakta keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang (ketika penelitian berlangsung) dan menyajikan apa adanya”.
Dalam metode deskriptif hasil dari penelitian yang telah diteliti lebih difokuskan untuk memberikan suatu gambaran atau objek keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Untuk mendapatkan gambaran di lokasi penelitian dalam hal ini penulis melakukan survai di lokasi penelitian.
Pemilihan metode deskriptif sendiri didasari karena perikanan gurame banyak di Kecamatan Dukupuntang, oleh karena itu peneliti membutuhkan data yang terkait dengan ikan gurame dari petani ikan yang ada di Kecamatan Dukupuntang dengan menggunakan wawancara. Jadi dapat disimpulakan bahwasanya penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena menggambarkan pendapat dari para petani ikan yang ada di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
C. Definisi Operasional
Menurut Suryabrata (2010, hlm. 29 ) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap penelitian ini, maka penulis merumuskan beberapa definisi, berikut disajikan beberapa operasional dari penelitian yang berjudul
“Potensi Budidaya Ikan Gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon”.
(28)
28
1. Potensi Budidaya Ikan Gurame
Potensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) “ Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan , kekuatan,
kesanggupan daya.” Dalam hal ini yang terdapat pada suatu wilayah atau kawasan
yang merupakan sumber-sumber alam dan manusia baik yang sudah terwujud atau belum terwujud. Dalam penelitian ini potensi budidaya ikan gurame diartikan sebagai seberapa besar peluang budidaya ikan gurame serta upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang. dalam penelitian ini terdapat dua potensi yang dikaji yaitu :
a. Potensi Fisik merupakan keadaan fisik di Kecamatan Dukupuntang yang mendukung budidaya ikan gurame. Adapun parameter dari potensi fisik dalam penelitian ini meliputi :
- Topografi, dalam hal ini faktor topografi yang mendukung budidaya ikan gurame adalah ketinggian
- Kualitas Air, yang menjadi fokus dalam penelitian ini mengenai kualitas air ialah warna, bau, rasa, suhu, derajat keasaman (Ph) dan sanitasi disekitar lingkungan.
- Ketersediaan Air, dalam penelitian ini ketersediaan air yang akan dikaji ialah sumber air
b. Potensi Sosial merupakan potensi potensi yang berhubungan dengan berbagai kegiatan masyarakat. adapun potensi sosial dalam penelitian ini meliputi : - Tingkat Pendidikan dan Pengalaman petani
- Modal
- Tenaga Kerja - Kepemilikan lahan - Pemasaran
2. Kecamatan Dukupuntang
Kecamatan Dukupuntang ialah salah satu Kecamatan yang temasuk kedalam wilayah administratif Kabupaten Cirebon.
D. Pendekatan Geografi
Pendekatan geografi yang menjadi panutan atau acuan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kelingkungan, sebagaimana Bintarto.Hadisumarno (1978, hlm.
(29)
29
18) “Pendekatan kelingkungan merupakan study atau kajian mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungannya”. Adapun maksud penulis
menggunakan pendekatan ini dikarenakan jenis pendekatan kelingkungan atau pendekatan ekologi merupakan pendekatan yang sesuai hal ini didasari karena melihat fakta yang terdapat dilapangan bahwasanya kegiatan budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon dapat berlangsung karena tidak lepas dari faktor fisik pendukung budidaya ikan gurame yang terdiri dari topografi, kualitas air dan kuantitas air.
E. Variabel Penelitian
Menurut Suwarno (2005, hlm. 1-2) dalam Sunarto dan Riduwan (2012, hlm. 8 ) “Variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dari sesuatu (objek), dan mampu memberikan bermacam-macam nilai atau beberapa kategori”. Mengacu pada rumusan masalah dan pernyataan tersebut, yang menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu berbagai macam faktor yang berkaitan dan memiliki pengaruh terhadap budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang, dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel yang saling berhubungan satu sama lainnya yaitu variabel bebas dan variabel terikat .
a. Variabel Bebas (X) , merupakan variabel yang menunjukan adanya gejala atauperistiwa sehingga diketahui intensitasnya atau pengarungnya terhadap variabel terikat . variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari :
- Faktor fisik dalam penelitian meliputi bentuk topografi yang terdiri dari ketinggian tempat, kualitas air yang meliputi warna air, bau air, rasa air , derajat keasaman air dan kuantitas air yang meliputi dari mana sumber air untuk budidaya ikan gurame beserta seberapa besar debit air dalam perdetiknya.
- Faktor sosial ekonomi dalam penelitian ini terdiri dari input, proses dan output. Faktor sosial dari segi input meliputi modal, tingkat pengalaman petani, tenaga kerja, luas lahan, kepemilikan lahan, dan bantuan pemerintah. Sedangkan dari segi proses meliputi pola budidaya ikan gurame mulai dari tahap persiapan kolam sampai dengan tahap pemanenan. Dan faktor sosial dari segi output terdiri dari pemasaran budidaya ikan gurame.
(30)
30
b. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini yaitu potensi budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
1. Faktor Fisik
a. Topografi b. Kualitas Air c. Kuantitas Air
2. Faktor Sosial Ekonomi
a. Input
- Tingkat Pengalaman Petani - Modal
- Tenaga Kerja - Luas Lahan
- Kepemilikan Lahan - Bantuan Pemerintah b. Proses
- Pola Budidaya ikan gurame c. Output
- Pemasaran
Budidaya Ikan Gurame
- Potensi Budidaya Ikan gurame
Sumber : Olahan Penulis
Seluruh aspek dalam variabel diatas memiliki keterkaitan satu sama lain dalam kegiatan budidaya ikan gurame yang terdapat di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Setiap variabel memiliki nilai dan karakteristik yang bervariasi baik variabel tersebut dapat mendukung sebagai kekuatan dan peluang maupun menghambat sebagai kelemahan dan ancaman bagi budidaya ikan gurame itu sendiri.
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2003, hlm. 07) dalam bukunya memberikan pengertian bahwa :
(31)
31
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya”.
Berdasarkan pengertian diatas, maka populasi dalam penelitian ini mencakup populasi wilayah dan populasi manusia .
1. Populasi Wilayah
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi wilayah yaitu seluruh lahan perikanan kolam ikan gurame yang terdapat di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Berdasarkan data dari UPT BP3K Kecamatan Dukupuntang setidaknya dari 13 desa yang ada dikecamatan Dukupuntang terdapat 8 desa yang menerapkan budidaya ikan gurame. Adapun populasi wilayah dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 :
Tabel 3.2
Populasi Wilayah Penelitian
No Desa LuasKolam (Ha)
1 Bobos 1,1
2 Cangkoak 1,4
3 Cikalahang 2,6
4 Cipanas 5,8
5 Cisaat 2,6
6 Girinata 5,5
7 Dukupuntang 0,91
8 Mandala 4,2
Jumlah 24,11
Sumber : UPT BP3K Kecamatan Dukupuntang 2013
2. Populasi Manusia
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi manusia adalah seluruh penduduk di Kecamatan Dukupuntang yang membudidayakan ikan gurame. Adapun populasi manusia yang ada di Kecamatan Dukupuntang dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah ini :
(32)
32
Tabel 3.3
Populasi Manusia di Kecamatan Dukupuntang
No Desa Jumlah Petani
1 Bobos 11
2 Cangkoak 21
3 Cikalahang 41
4 Cipanas 45
5 Cisaat 20
6 Dukupuntang 9
7 Girinata 29
8 Mandala 31
Jumlah 207
Sumber : BP3K Pertanian Kec Dukupuntang 2013
b. Sampel
Menurut Mardalis (1999, hlm. 55-56) dalam bukunya memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan “sampel” yaitu :
“Sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Tujuan penentuan sampel ialah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi, atau reduksi terhadap jumlah objek penelitian”.
Berdasarkan pengertian diatas, jenis sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitiannya yaitu mencakup sampel wilayah dan sampel manusia.
1. Sampel Wilayah
Sampel wilayah dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah di Kecamatan Dukupuntang yang membudidayakan ikan gurame. Jenis budidaya ikan gurame yang dilakukan di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon sendiri ialah jenis pembesaran ikan gurame. Sampel wilayah dalam penelitian ini terdiri dari 8 di Desa di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam pengambilam sampel wilayah di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon ini sendiri didasari karena populasi petani ikan gurame yang terdapat di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon berjumlah delapan Desa dari jumlah total Desa di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon yang berjumlah 13 Desa. Adapun delapan Desa tersebut antara lain Desa Bobos, Desa Cangkoak, Desa Cikalahang, Desa Cipanas, Desa Cisaat, Desa Dukupuntang,
(33)
33
untuk mendapatkan faktor fisik pendukung budidaya ikan gurame dilakukan dengan mempertimbangkan ukuran luas kolam pada masing – masing Desa di Kecamatan Dukupuntang.
2. Sampel manusia
Sampel manusia dalam penelitian ini yaitu beberapa petani ikan gurame yang ada di kecamatan Dukupuntang. Sampel diambil secara propotionate stratified random sampling. Menurut Riduwan (2011, hlm. 13) dalam bukunya
berpendapat bahwa “propotionate stratified random sampling yaitu pengambilan
sampel secara acak dan berstrata secara proporsional”. Lebih jelas lagi Sujarweni
dan Endrayanto (2012, hlm. 51) mengemukakan dalam bukunya “ jenis sampel
propotionate stratified random sampling digunakan apabila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional”.
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas penulis berpendapat bahwa pemilihan jenis sampel acak berstrata ini merupakan metode yang paling cocok dalam penelitiannya dan akan memudahkan penulis selama melakukan proses penelitian dilapangan, setiap Desa di Kecamatan Dukupuntang memiliki jumlah petani ikan yang berbeda satu sama lainnnya. Adapun jumlah masing-masing petani ikan yang terdapat di Kecamatan Dukupuntang dapat dilihat pada tabel 3.4:
Tabel 3.4
Jumlah Populasi Manusia Tiap Desa di Kecamatan Dukupuntang
No Desa Jumlah petani ikan
1 Bobos 11
2 Cangkoak 21
3 Cikalahang 41
4 Cipanas 45
5 Cisaat 20
6 Dukupuntang 9
7 Girinata 29
8 Mandala 31
Jumlah 207
Sumber : BP3K Kecamatan Dukupuntang
Untuk mengatahui besaran sampel yang diambil dari populasi petani ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Peneliti menggunakan
(34)
34
pendekatan rumus Al-Rasyid yang terdapat dalambuku Riduwan (2011, hlm.28),adapun pendekatan rumusnya yaitu :
[
]
2Dimana :
no = Koefisien Al-Rasyid
= Taraf kesalahan yang besarnya ditetapkan sebesar 0,05 N = Jumlah populasi = 207 petani ikan gurame
BE = Bound of error diambil 10% Z = Nilai dalam tabel Z = 1,99
[
]
2[
]
22
99,0025
Dan
no
= 0,05 N = 0,05 x 207 = 10,35
Karena
no
>
0,05 N atau 99,0025 > 10,35 , maka besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus :Sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah sebagai berikut :
67,21 = 67
Dalam penelitian ini nilai 67,21 dibulatkan menjadi 67 resonden. Dari jumlah sampel tersebut kemudian dilakukan perhitungan lebih lanjut lagi dengan tujuan supaya dapat menentukan jumlah proporsi sampel petani ikan gurame di tiap desa di Kecamatan Dukupuntang, perhitungan sampel petani ikan gurame yang dijadikan responden dilakukan secara proposional dengan rumus :
ni = Ni/N.n
Dimana :ni = jumlah sampel menurut strata n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut strata
(35)
35
N = Jumlah populasi seluruhnya
Berdasarkan rumus tersebut, untuk mengetahui poporsi responden di tiap Desa di Kecamtan Dukupuntang maka dilakukan dnegan melakukan perhitungan, berikut perhitungan Jumlah petani ikan pada tiap Desa di Kecamatan Dukupuntang :
Desa Bobos : 11/207 X 67 = 3,56 = 4 Petani Desa Cangkoak : 21/207 X 67 = 6,79 = 7 Petani Desa Cikalahang : 41/207 X 67 = 13,27 = 13 Petani Desa Cipanas : 45/207 X 67 = 14,56 = 15 Petani Desa Cisaat : 20/207 X 67 = 6,47 = 6 Petani Desa Dukupuntang : 9/207 X 67 = 2,91 = 3 Petani Desa Girinata : 29/207 X 67 = 9,38 = 9 Petani Desa Mandala : 31/207 X 67 = 10,03 = 10 Petani
Tabel 3.5
Jumlah Sampel Manusia Tiap Desa di Kecamatan Dukupuntang
No Desa Jumlah petani
ikan
Proporsi Responden
1 Bobos 11 4
2 Cangkoak 21 7
3 Cikalahang 41 13
4 Cipanas 45 15
5 Cisaat 20 6
6 Dukupuntang 9 3
7 Girinata 29 9
8 Mandala 31 10
Jumlah 207 67
Sumber : BP3K Kecamatan Dukupuntang dan Olahan penulis
Berdasarkan Tabel 3.5 Desa Cipanas memiliki jumlah petani ikan gurame yang dijadikan sampel responden lebih banyak jika dibandingkan dnegan Desa lain di Kecamatan Dukupuntang, hal ini disebabkan karena jumlah petani ikan gurame secara keseluruhan yang terdapat di Desa Cipanas lebih banyak jika dibandingkan dnegan jumlah petani ikan gurame yang terdapat Desa lain yang terdapat di Kecamatan Dukupuntang. Sedangkan Desa yang memiliki sampel responden untuk penelitian paling sedikit ialah Desa Dukupuntang, hal ini
(36)
36
disebakan kerena Desa Dukupuntang merupakan Desa yang cenderung memiliki jumlah petani ikan gurame yang relatif sedikit jika dibandingkan dengan Desa lain di Kecamatan Dukupuntang yang membudidayakan ikan gurame. Adapun teknik pengambilan sampel manusia dilakukan dengan meliha luas kolam untuk budidaya ikan gurame. Sebagai contoh Desa Cisaat memiliki 6 responden, petani yang akan dijadikan sampel responden oleh penulis ialah 2 petani responden dengan kepemilikan kolam yang berukuran kecil, 2 petani responden dengan kepemilikan kolam yang berukuran sedang, dan 2 petani responden dengan kepemilikan kolam yang berukuran luas.
(37)
(38)
38
G. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan merupakan bagian yang sangat penting karena hasil akhir dari teknik pengumpulan data ini akan digunakan untuk menjawab pertanyaan dan mencapai suatu tujuan. Menurut Silalahi (2009, hlm. 280) dalam bukunya mendefinisikan bahwa pengumpulan data adalah :
“Satu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan
menggunakan metode tertentu”.
Sebagaimana telah didefinisikan oleh Silalahi bahwasanya pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data empiris, adapun sumber data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
- Pengamatan / Survei
Pengamatan yaitu melakukan tinjauan secara langsung ke lapangan. Disini peneliti akan mendatangi objek penelitian secara langsung dengan melihat secara lebih jelas dan mengamati aktifitas budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang termasuk menyangkut aspek fisik dan sosial ekonomi. Aspek fisik meliputi topografi, kualitas dan kuantitas air. Sedangkan aspek sosial ekonomi meliputi Input yang terdiri dari modal, tingkat pengalaman petani, tenaga kerja, luas lahan, kepemilikan lahan, bantuan pemerintah. Sedangakan faktor fisik dari segi proses terdiri dari pola budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang dan dari segi output terdiri dari pemasaran ikan gurame.
- Wawancara
Wawancara merupakan salah satu jenis teknik pengumpulan data dengan cara peneliti berhadapan secara langsung dengan responden yang akan diwawancarai. Teknik wawancara ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mendapat informasi secara lebih spesifik mengenai informasi budidaya ikan gurame meliputi kondisi fisik dan sosial ekonomi masyarakat kecamatan Dukupuntang.
- Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan , peraturan-peraturan ,
(39)
39
laporan kegiatan foto-foto, film dokumenter, data yang relevan. Selain itu dokumentasi juga dapat dikatakan sebagai salah satu bukti bagi peneliti bahwa ia telah melakukan observasi. Studi dokumentasi dalam penelitian ini meliputi data-data yang terkait dengan budidaya ikan gurame yang didapat dari lembaga atau instansi terkait seta berupa gambar di lokasi atau daerah penelitian.
b. Data Sekunder
- Studi kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data-data tambahan atau informasi terkait dari berbagai sumber yang valid. Studi kepustakaan meliputi literatur – literatur yang terkait dengan penelitian. Adapun tujuan dilakukannya studi kepustakaan tidak lain agar membantu penulis dalam membangun pemahaman penulis terhadap objek penelitian yang sedang diteliti.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian memiliki peran penting dalam melakukan sebuah penelitian hal ini dikarenakan dengan adanya instrumen penelitian dapat membantu peneliti dalam mencari data yang diinginkan dalam penelitiannya, Sugiyono (2010,Hlm 249) dalam bukunya mengemukakan bahwa “ instrumen merupakan suatu alat yang akan digunakan untuk mengkaji fenomena alam maupun fenomena sosial obyek kajian yang akan diteliti ”. Instrumen penelitian yang gunakan dalam penelitian ini yaitu berupa pedoman observasi dan pedoman wawancara, dimana target dari pedoman observasi ialah pengkuruan mengenai kondisi fisik yang terdapat di lokasi penelitian yaitu Kecamtan Dukupuntang Kabupaten Cirebon sedangkan target dari pedoman wawancara ialah petani ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon yang dijadikan sampel responden.
Sebelum terbentuknya sebuah instrumen yang baku untuk melakukan penetian di lapangan, maka peneliti harus terlebih dahulu melakukan penyusunan instrumen yaitu dengan cara membuat kisi-kisi dari instrumen , kisi-kisi instrumen penelitian mencakup materi pertanyaan, jenis pertanyaan dan jumlah dari pertanyaan.
(40)
40
Penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian berangkat dari variabel dalam penelitian ini yang telah ditentukan dan telah dijabarkan menjadi sub variabel dari sebuah penelitian sehingga akan menjadi sebuah indikator dalam sebuah penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai kisi – kisi instrumen fisik dan instrumen sosial di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.6 dan Tabel 3,7 :
(41)
41
Tabel 3.6
Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Fisik Potensi Budidaya Ikan Gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon
Sumber : Penelitian 2014
Keterangan : Pedoman Observasi dan Pedoman Wawancara Terlampir *)
No Variabel Indikator Jenis Instrumen
yang digunakan Sasaran No. Item
1 Faktor Fisik
a. Topografi - Ketinggian Tempat - Format Observasi - Observasi 7
b. Kualitas Air
- Warna Air - Bau Air - Rasa Air
- Sanitasi disekitar Air - Suhu Air
- Derajat Keasaman Air
- Format Observasi
- Uji Laboratorium - Observasi Lapangan
8 9 10 11 12 13
c. Kuantitas Air
- Sumber Air - Debit Air - Kondisi Air
- Interpretasi Peta - Format Observasi - Studi Literatur
- Observasi Lapangan
14 15 16
(42)
42
Tabel 3.7
Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Sosial Potensi Budidaya Ikan Gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon
No Variabel Indikator Jenis Instrumen
yang digunakan Sasaran No. Item
2
Faktor Sosial Ekonomi
a. Input - Modal
- Tingkat Pengalaman Petani - Tenaga Kerja
- Luas Lahan
- Kepemilikan Lahan - Bantuan Pemerintah b. Proses
- Pola Budidaya ikan gurame c. Output
- Pemasaran
- Wawancara
Petani Ikan Gurame
A1- A6 B1 – B10
C1 – C4 D1 – D6 E1 – E4 G1 – G2
H1-H15 F1 – F11
Sumber : Penelitian 2014
(43)
43
I. Bahan dan Alat Pengumpul Data
1) Bahan yang digunakan untuk membantu mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
a. Peta Digital Administratif Jawa Barat 2010 Skala 1:25.000, yang digunakan untuk membuat peta administrasi Kecamatan Dukupuntang, Peta sampel wilayah penelitian dan peta potensi budidaya ikan gurame yang terdapat di Kecamatan Dukupuntang
b. Peta Administratif Cirebon BAPPEDA 2010 Skala 1:25.000, yang digunakan untuk membuat peta administrasi Kecamatan Dukupuntang, Peta sampel wilayah penelitian dan peta potensi budidaya ikan gurame yang terdapat di Kecamatan Dukupuntang
c. Peta Penggunaan Lahan Jawa Barat BAPPEDA 2010 Skala 1:25.000, yang digunakan untuk membuat peta penggunaan lahan dan peta hidrologi, peta pengambilan sampel sumber air dan petang pengambilan sampel air kolam.
d. Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Cirebon BAPPEDA 2011 Skala 1:70.000, yang digunakan sebagai dasar peta untuk membuat peta kemiringan lereng Kecamatan Dukupuntang
e. Peta Jenis Tanah Jawa Barat BAPPEDA 2010 Skala 1:25.000, digunakan untuk membuat peta tanah Kecamatan Dukupuntang
f. Peta Curah Hujan Kabupaten Cirebon 2007 Skala 1:70.000, digunakan untuk membuat peta curah hujan Kecamatan Dukupuntang.
g. Peta Geologi Lembar Cirebon 1309-5 oleh M.Koesmono,Kusmana Tahun 1996, digunakan untuk membuat peta Geologi Kecamatan Dukupuntang h. Peta Geologi Lembar Cirebon 1309-2 oleh N.Suwarman Tahun 1996,
digunakan untuk membuat peta geologi Kecamatan Dukupuntang. i. Monografi Desa beserta data-data sekunder lain yang diperoleh dari
berbagai yang berisi informasi-informasi untuk menunjang objek kajian yang diteliti.
2) Alat
a. GPS yang digunakan untuk mengetahui titik koordinat pada masing - masing sampel lokasi penelitian.
(44)
44
b. Kamera yang digunakan untuk mendokumentasikan kondisi objek penelitian dilapangan.
c. Botol air obat yang terbuat dari kaca yang digunakan untuk mengambil sampel uji kualitas air.
d. Tali Rafia yang digunakan untuk menghitung debit air e. Meteran yang digunakan untuk mengukur panjang tali
f. Stop Watch yang digunakan untuk menghitung kecepatan laju air g. Botol air mineral plastik yang digunakan sebagai pelampung pada saat perhitungan debit menggunakan metode pelampung
J. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data, ada beberapa langkah-langkah ilmiah yang perlu dilakukan untuk dapat memudahkan proses pengolahan data. Adapun beberapa langkah pengolahan data , yaitu :
a. Tahap persiapan atau mengoleksi data
Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan dari data yang terkumpul melalui instrumen penelitian yaitu angket dan pedoman wawancara. b. Editing data
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu data-data yang sudah terkumpul tersebut dibaca kembali kemudian diperbaiki jika masih terdapat kesalahan dan hal hal yang dianggap meragukan dalam data tersebut maka peneliti wajib untuk melengkapinya.
c. Coding
Proses coding dilakukan agar memudahkan analisis pada jawaban pertanyaan tertutup maka jawaban perlu diberi kode berupa angka maupun huruf.
d. Peneliti
Disini peran peneliti adalah melakukan pekerjaan seperti memperjelas catatan, mengubah singkatan menjadi kata-kata atau kalimat-kalimat yang penuh hinhha menjadi jelas untuk dibaca, mengecek instruksi dalam daftar pertanyaan angket telah yang diikuti oleh secara seksama oleh penjawab atau responden. Selain itu peneliti mengecek pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya tidak cocok.
(45)
45
e. Entry data
Entry data dilakukan setelah data diberi kode dengan memasukkan data ke dalam kolom-kolom yang terdapat pada Ms Exel 2007
f. Tabulasi data
Data-data yang telah terkumpul dibuat dalam bentuk tabel-tabel, dalam proses tabulasi peneliti memasukkan data ke dalam tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel.
g. Interpretasi dan Kompilasi Peta
Langkah ini dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang telah diperoleh berupa peta-peta dengan tujuan dapat memperoleh informasi yang berhubungan dengan karakteristik –karakteristik tententu yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan kualitas dan perkembangan produksi budidaya ikan gurame
2. Teknik Analisis data
Analisis data merupakan kegiatan interpretasi data hasil penelitian yang dilakukan secara sistematis yang kemudian akan menghasilkan suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan peneliti membuat rekomendasinya. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan oleh penulis terdiri dari :
a. Analisis Uji Laboratorium
Analisis uji laboratorium digunakan untuk menganalisis aspek fisik, adapun parareter yang dilakukan uji laboratorium adalah air dimana dalam pengujian air ini meliputi pengujian sampel air sumber air dan sampel air kolam yang mana dari dua kelompok sampel tersebut ditujukan untuk mendapatkan data derajat keasaman atau pH dan suhu air. Setidaknya terdiri dari 13 sampel air yang terdiri dari 8 sampel air kolam, 4 sampel sumber air dan 1 sampel air sungai.
b. Analisis Metode Pencocokan Data (Matching Methode)
Analisis metode pencocokan data digunakan untuk mencocokan data yang telah didapatkan selama penelitian dilapangan dengan ketentuan syarat yang ada dilapangan, dengan tujuan dari adanya pencocokan ini akan dapat diketahui apakah data yang telah diperoleh sesuai atau tidak sesuai.
(46)
46
c. Analisis Pengharkatan atau (scoring)
Pengharkatan (scoring) merupakan teknik analisis data kuantitatif yang tidak lain digunakan untuk memberikan nilai pada masing-masing karakteristik parameter dari sub-sub variabel agar dapat dihitung nilainya.
Parameter dari variabel terdiri dari parameter fisik. Adapun parameter variabel yang dinilai dari aspek fisik meliputi ketinggian tempat, kemiringan lereng, ketersediaan air, dan kualitas air dan jenis penggunaan lahan di lokasi penelitian. Peringkat masing-masing parameter dari sub variabel diturunkan kedalam beberapa kategori yaitu :
- Harkat tertinggi untuk parameter yang memenuhi semua kriteria yang dijadikan indikator
- Harkat terendah untuk parameter yang kurang memenuhi kriteria
Peringkat dari setiap parameter diurutkan berdasarkan kategori, adapun kategori nilai yaitu nilai 5 kelas sangat baik, nilai 4 untuk kelas baik, nilai 3 untuk kelas sedang ,nilai 2 untuk kelas kurang dan nilai 1 untuk kelas sangat kurang.
Pengharkatan ini tidak lain bertujuan untuk melihat nilai atau harkat pada faktor daya dukung lingkungan fisik yang menjadi variabel dan sub-sub variabel dalam penelitian ini yang dianggap menunjang potensi budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang. Aspek pengharkatan dalam penelitian ini terdiri dari ketinggian tempat yang dapat dilihat pada tabel 3.8, ketersediaan air termasuk didalamnya meliputi sumber air dan sanitasi disekitar sumber air, dan curah hujan yang ketiga sub-sub variabel dari ketersediaan air tersebut, masing – masingnya dapat dilihat pada tabel 3.9, 3.10,3.11, dan parameter daya dukung lingkungan lainnya yang dihitung skornya adalah kualitas air, untuk kualitas air sendiri terdiri dari beberapa parameter yang akan dihitung bobotnya yaitu meliputi kualitas sumber air termasuk didalamnya mencakup temperatur atau suhu air, derajat keasaman air atau Ph air, warna air, bau air, dan rasa air. Adapun harkat kelas dari masing-masing sub-sub variabel tersebut dapat dilihat pada tabel, ,3.12,3.13,3.14,3.15,3.16. Untuk harkat pembobotan dari masing – masing sub variabel daya dukung lingkungan fisik dalam penelitian ini yang mendukung kegitan budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon masing – masingnya sebagai berikut :
(47)
47
Ketinggian Tempat
Tabel 3.8
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Ketinggian Tempat (Mdpl)
Harkat Kelas Kriteria
4 Sangat Baik 91 - 120
3 Baik 61 - 90
2 Cukup 31 - 60
1 Kurang <30
Sumber : Hasil Pengolahan 2015
Sumber air
Tabel 3.9
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Sumber Air
Harkat Kelas Kriteria
4 Sangat Baik
Desa yang membudidayakan ikan gurame dengan memanfaatkan sumber air yang memiliki keterjangakuan sumber air mudah karena lokasi dari sumber mata air yang digunakan sebagai sumber air berada di Desa tersebut.
3 Baik
Desa yang membudidayakan ikan gurame dengan memanfaatkan sumber air yang debit air nya besar akan tetapi lokasi mata air yang digunakan sebagai sumber air tidak berada di Desa tersebut atau dengan kata lain berada di Desa tetangga
2 Cukup
Desa yang membudidayakan ikan gurame dengan memanfaatkan sumber air yang debit air nya tidak tidak terlalu besar dan keterjangakuan sumber air tersebut mudah karena lokasi mata air yang digunakan sebagai sumber berada di Desa tersebut
1 Kurang
Desa yang membudidayakan ikan gurame dengan memanfaatkan sumber air yang debit air nya tidak terlalu besar dan keterjangakuan sumber air tersebut tidak begitu mudah karena lokasi mata air yang digunakan sebagai sumber air tidak berada di Desa tersebut atau dengan kata lain berada di Desa tetangga dan aliran dari sumber air tersebut juga harus berbagi dengan Desa lain
(48)
48
Sanitasi disekitar Air
Tabel 3.10
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Sanitasi di Sekitar Sumber Air
Harkat Kelas Kriteria
4 Sangat Baik Tidak ada Limbah dan bersih / dedaunan
3 Baik Tidak ada limbah akan tetapi air tercampur dengan
banyak dedaunan kecil
2 Cukup Sedikit Limbah terdapat beberapa dedaunan kecil
1 Kurang Terdapat limbah dan banyak daun-daun kecil
Sumber : Hasil Pengolahan 2015
Suhu air
Tabel 3.11
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Suhu Air (oC)
Harkat Kelas Kriteria
4 Sangat Baik 27,1 - 28
3 Baik 26,1 - 27
2 Cukup 25,1 – 26
1 Kurang < 25
Sumber : Hasil Pengolahan 2015
Derajat Keasaman atau Ph Air
Tabel 3.12
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Derajat Keasamaan Air
Harkat Kelas Kriteria
4 Sangat Baik 7,01 – 7.5
3 Baik 6,51 – 7,0
2 Cukup 6,01 – 6,5
1 Kurang < 6,0
Sumber : Hasil Pengolahan 2015
Warna air
Tabel 3.13
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Warna Air
Harkat Kelas Kriteria
4 Sangat Baik Tidak Berwarna
3 Baik Sedikit Berwarna tetapi tidak keruh
2 Cukup Sedikit Keruh
1 Kurang Keruh
(49)
49
Bau air
Tabel 3.14
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Bau Air
Harkat Kelas Kriteria
4 Sangat Baik Tidak Berbau Logam
3 Baik Sedikit Berbau Logam
2 Cukup Amat Berbau Logam
1 Kurang Berbau Logam Sekali
Sumber : Hasil Pengolahan 2015
Rasa Air
Tabel 3.15
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Rasa Air
Harkat Kelas Kriteria
4 Sangat Baik Tawar
3 Baik Payau
2 Sedang Sedikit Asin
1 Kurang Asin
Sumber : Hasil Pengolahan 2015
Dalam penelitian ini ditentukan bahwa bobot terbesar untuk daya dukung lingkungan fisik adalah 48 dan bobot terendah adalah 12.Dimana nilai tiap kriteria dalam penelitian ditentukan dengan scoring . Skor terendah untuk keseluruhan aspek adalah 1 dan tertinggi 4. Sedangkan skor berkisar antara 1 sampai 4 dimana besarnya nilai masing-masing kriteria merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap parameter yang berkaitan.
Setelah dilakukan pengharkatan terhadap potensi budidaya ikan gurame langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap wilayah mana saja yang memiliki potensi budidaya ikan gurame dengan berpatokan pada harkat dan parameter-parameter yang telah ditentukan . analisis ini untuk mengetahui seberapa besar potensi budidaya ikan gurame yang terdapat di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Sehingga dapat ditentukan kelas potensi pada masing-masing desa di Kecamatan Dukupuntang. Adapun ketentuan kelas sebagai berikut :
Kelas I : Sangat Berpotensi Kelas II : Berpotensi
(50)
50
Kelas IV : Kurang Berpotensi
Tabel 3.16 dan 3.17 merupakan nilai potensi untuk faktor fisik pendukung budidaya ikan gurame.
Tabel 3.16
Nilai Potensi Faktor Fisik
No Parameter Terendah Tertinggi
Nilai Skor Nilai Skor
1 Ketinggian Tempat 1 8 4 32
2 Sumber Air 1 8 4 32
3 Sanitasi di Sekitar Sumber Air 1 8 4 32
4 Suhu Sumber Air 1 8 4 32
5 pH Sumber Air 1 8 4 32
6 Warna Air 1 8 4 32
7 Bau Air 1 8 4 32
8 Rasa Air 1 8 4 32
Sumber : Hasil Pengolahan (2015)
Penentuan kelas potensi faktor fisik budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon dilakukan dengan cara menentukan panjang interval dan hasil perhitungan skor masing-masing variabel dengan menggunakan rumus interval yang dikemukakan oleh Subana,dkk (2000,hlm 40) dalam bukunya memberikan pernyataan mengenai rumus interval, adapun rumus interval menurut Subana dan kawan –kawan yaitu sebagai berikut:
P =
Keterangan :
P : Panjang Interval R : Rentang Jangkauan K : Banyaknya Kelas
Berdasarkan rumus inteval tersebut kemudian ditentukan kelas-kelas potensi daya dukung lingkungan fisik dengan ketentuan sebagaimana digambarkan pada Tabel 3.17 dan 3.18 dibawah ini :
(51)
51
Tabel 3.17
Penilaian Potensi faktor fisik yang Menunjang Budidaya Ikan Gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon
Kelas Tingkat Penilaian Potensi
Jenjang
Rata-Rata Kelas Pemerian
I Sangat
Berpotensi 28 - 32
Kawasan yang sangat berpotensi dengan dukungan lingkungan fisik berdasarkan parameter yang telah ditetapkan.
II Berpotensi 22 - 27
Kawasan yang berpotensi dukungan
lingkungan fisik berdasarkan
parameter-parameter yang telah
ditetapkan.
III Cukup
Berpotensi 15 - 21
Kawasan yang cukup potensi dengan
dukungan lingkungan fisik
berdasarkan parameter yang telah ditetapkan.
IV Kurang
Berpotensi 8 - 14
Kawasan yang kurang berpotensii dilihat dari kondisi lingkungan fisik berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
Sumber : Hasil Pengolahan 2015
Selain sub variabel fisik yang dihitung, untuk mengetahui apakah suatu kawasan berpotensi atau tidak untuk pembukaan lahan kolam baru, dapat dilakukan dengan menggunakan klasifikasi pada aspek penggunaan lahan yang, dengan tujuan agar dapat menentukan wilayah mana saja yang memiliki potensi pembuatan kolam ikan baru, klasifikasinya dapat dilihat pada Tabel 3.18 :
Tabel 3.18
Penilaian Wilayah Potensi Budidaya Ikan Gurame Kelas Tingkat Potensi Penggunaan Lahan
I Berpotensi
Kawasan yang yang terdiri dari jenis penggunaan lahan sawah, tegalan dan semak belukar serta memiliki ketersediaan air yang cukup
II Cukup
Berpotensi
Kawasan yang terdiri kebun campuran dan memiliki ketersediaan air yang cukup.
III Tidak Berpotensi
Berpotensi
Kawasan yang terdiri dari jenis penggunaan lahan hutan lindung dan pemukiman.
(52)
52
d. Analisis Persentase dan Tabulasi Silang ( Crosstabs)
Analisis persentase tidak lain digunakan untuk menganalisis kondisi sosial para petani ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Santoso (2001, hlm. 299) dalam bukunya mengungkapkan bahwa “Untuk mengetahui kecenderungan jawaban dari masing-masing responden dan fenomena dilapangan yang nyata maka digunakan analisis persentase dengan menggunakan rumus
formula “, adapun rumus formula persentase tersebut sebagai berikut :
P % =
x 100 %
Keterangan :
F = Freakuensi tiap kategori jawaban responden N = Jumlah keseluruhan responden
P = Pesarnya persentase
Selain itu, untuk mengetahui jawaban dari masing-masing responden , penulis menggunakan angka indeks yang digunakan untuk membandingkan suatu objek atau data, baik itu data yang bersifat faktual ataupun perkembangan. Adapun kriteria persentase yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3. :
Tabel 3.19 Kriteria Persentase
No Persentase Keterangan
1 0 Tidak ada
2 1-24 Sebagian kecil
3 25-49 Kurang dari setengahnya
4 50 setengahnya
5 51-74 Lebih dari setengahnya
6 75-99 Sebagian besar
7 100 seleruhnya
(53)
53
K. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 : Gambar 3.1
Kerangka Berfikir
Latar Belakang
- Budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang - Penduduk Kabupaten Cirebon mengalami peningkatan - Produksi ikan mengalami penurunan
- Kebutuhan ikan gurame didatangkan dari Kabupaten Purwakarta
- Potensi budidaya ikan gurame masih bisa dikembangkan
Potensi Budidaya Ikan Gurame di Kecamatan Dukupuntang
Faktor Geografis
Faktor Fisik - Ketinggian - Kualitas Air - Ketersediaan Air
Faktor Sosial
Input - Modal
- Tingkat Pengalaman Petani
- Tenaga Kerja - Luas Lahan
- Kepemilikan Lahan - - Bantuan
Output - Kebijakan
Pemerintah Uji Laboratorium
Analisis kecocokan antara syarat tumbuh dengan kondisi lapangan
Potensi Budidaya
Rekomendasi Proses Pola Budidaya
(1)
B.Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan data yang diperoleh selama penelitian dilapangan baik itu data primer ataupun data sekunder, rekomendasi yang penulis ajukan untuk kegiatan budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, antara lain :
1. Pemerintah Kabupaten Cirebon perlu memperhatikan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang terdapat di wilayah Kabupaten Cirebon dengan tujuan agar kesejahteraan masyarakat meningkat. Salah satu sumberdaya alam yang diperkirakan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat terutama sektor pertanian ialah budidaya ikan gurame. Seperti yang terdapat di Kecamatan Dukupuntang, kegiatan budidaya ikan gurame dilakukan di 8 Desa tepatnya di Desa Bobos, Desa Cangkoak,Desa Cikalahang,Desa Cipanas,Desa Cisaat,Desa Dukupuntang,Desa Girinata dan Desa Mandala yang secara faktor fisik dan sosial berpotensi untuk dikembangkan.
2. Pemerintah Kabupaten Cirebon seharusnya mempermudah pengadaan bibit ikan gurame sehingga para petani ikan gurame tidak harus membeli bibit ikan gurame di tempat yang jaraknya relatif jauh.
3. Pemerintah Kabupaten Cirebon hendaknya lebih sering mengadakan penyuluhan berupa pelatihan-pelatihan teknik budidaya perikanan air tawar di wilayah kabupaten Cirebon, mengingat hingga saat ini pengetahuan masyarakat mengenai teknik budidaya perikanan masih awam, seperti yang terjadi di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon dari 67 responden hanya 11 petani ikan gurame yang mendapatkan penyuluhan dari dinas terkait. 4. Pemerintah Kabupaten Cirebon hendaknya mengadakan pembentukan kelompok-kelompok tani di masyarakat untuk meningkatkan mutu ikan gurame dan membantu dalam segi pemasaran mengingat sejauh ini pola pemasaran ikan gurame yang terdapat di Kecamatan Dukupuntang masih bertahan melalui jasa tengkulak kecil dengan lokasi pemasaran yang didominasi dipasarkan di beberapa wilayah di Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. hal ini dikarenakan hasil panen ikan gurame sulit menembus pasar di Kabupaten Cirebon.
5. Penelitian ini hanya meneliti potensi budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang yang disesuaikan dengan faktor fisik dan lfaktor sosial, maka
(2)
peneliti selanjutya sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar pengembangan dalam bidang perikanan, pertanian, perkebunan, seperti tanaman pangan sebagai alternatif untuk wilayah yang kurang berpotensi tentunya disesuaikan dengan pendapatan penduduk di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
(3)
Daftar Rujukan
Aliyani, Alin (2013). Potensi Pengembangan Produksi Ubi Jalar (Ipomea Batatas L.)di Kecamtan Cilimus Kabupaten Kuningan. Bandung : Skripsi FPIPS UPI. Tidak diterbitkan
Amri, Khairul (2008). Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Jakarta Selatan: PT Agro Media Pustaka
Arikunto ,Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Penekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
Bachtiar,Yusuf.(2010). Budidaya dan Bisnis Gurame.Jakarta: PT Agro Media Pustaka
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon. (2013). Kabupaten Cirebon Dalam Angka. Cirebon: BPS.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon. (2013). Kecamatan Dukupuntang.
Cirebon: BPS.
Bintarto.Hadisumarno (1978). Metode Analisa Geografi.Yogyakarta:LP3ES Cahyono,Bambang (2000). Budidaya Ikan Air Tawar :Ikan Gurame, Ikan Nila,
Ikan Mas. Yogyakarta : Kanisius
Depatemen Pendidikan Nasional (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta :Gramedia Pusat Utama
Dokumen Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2014-2019
Hardjowigeno, Sarwono(2010). Ilmu Tanah. Jakarta : CV Akademika Pressindo
Hasan, Iqbal. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistika. Jakarta : Bumi Aksara
(4)
Kordi,M. Ghufran H (2010). Paduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Yogyakarta: Lily Publisher
Lestari, Aria.(2012). Budidaya Brokoli (Brassica oleracea L) Di Desa Cibodas
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Bandung : Skripsi FPIPS
UPI. Tidak diterbitkan.
Mardalis (1999).Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal).Jakarta: Bumi Aksara
Monografi Kecamatan Dukupuntang Tahun 2013
Murtidjo, Agus Bambang (2001).Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Yogyakarta :Konisius
Nurmala, Tati dkk (2012). Pengantar Ilmu Pertanian .Yogyakarta :Graha Ilmu Rachmat. (2010). Ringkasan Pengetahuan Sosial.Jakarta : Grasindo
Rahmat, Riawan Putra (2013). Budidaya Gurami. Jakarta Selatan : PT Agro Media Pustaka
Riduwan (2011). Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta
Riduwan.Akdon(2013).Rumus dan Data Dalam Analisis. Statistika.Bandung:Alfabeta
Riduwan.Sunarto (2012).Pengantar Statistika untuk Pebelitian : Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis.Bandung :Alfabeta
Rosyidi,Suherman (2006). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Makro dan Mikro. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Rukmana,Rahmat (2005). Ikan Gurame Pembenihan dan Pembesaran.
Yogyakarta : Kanisius
S.Mulyadi (2006).Ekonomi sumberdaya dalam perspektif pembangunan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
(5)
Sitorus,Santun R.P. (1998). Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung:Tarsito Sugiyono.(2003). Statistika untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta
Sujarweni, V Wiratna . Endrayanto,Poly (2012), Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sumaatmadja, Nursyid 1998. Study Geografi : Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan, Bandung: Alumni
Suryabrata, Sumadi (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers Tika, Pabundu (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara
Waluyo,Dkk.(2008).Jakarta.Ilmu Pengetahuan Sosial.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Winardi, Bagus (2011). Produktivitas Buudidaya Padi Organik di Kecamatan
Cianjur Kabupaten Cianjur. Bandung: Skripsi FPIPS UPI. Tidak
diterbitkan.
Wirartha, I Made (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
Sumber Online :
Agri (2013). Jenis- Jenis Ikan Gurame. Diakses dari:
http://forum.pertanianku.com/forum/perikanan/ikan-air-tawar/ikan-kosumsi/gurame/200-jenis-jenis-ikan-gurami.
Anto (2014). Jenis - Jenis Gurami. Diakses dari:: http://www.banyudadi.com/jenis-jenis-gurami/ .
Razi, Fahrur (2013). Jenis dan Keunggulan Gurame. Diakses dari: http ://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2013/03/ada-berapa-jenis-gurame-yang-biasa.html.
Agus (2009).Asal Usul dan Penyebaran Ikan Gurame. Diakses dari :http://info--
(6)
Anonim (2014). Daya Dukung Lingkungan. Diakses dari: http://id.wikibooks.org/wiki/Daya_Dukung_Lingkungan.
Sulistyorini,Ifa (2013) . Jenis – Jenis Ikan Gurame. Diakses dari: http://ifasulistiyorini.blogspot.com/2013/10/ikan-gurami-osphronemus-goramy.html.